PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Kook
duduk dengan wajah lesu didalam ruangan "Diskusi Bersama Kandidat Yang
Jung Gook" semua sudah duduk dengan rapih, Joo Myung berdiri di samping
menatap dengan tak yakin. Jung Kook memulai dengan mengucapkan “Terima kasih
sudah mengundangnya ke acara luar biasa ini.”
“Terima
kasih ba... Maafkan aku. Aku merasa kurang sehat hari ini.” Ucap Jung Kook yang
mengeluarkan suara angin dari mulutnya.
“Baiklah,
aku akan menerima pertanyaan.” Kata Jung Kook. Akhirnya salah seorang berdiri.
“Kami
dengar akan dibangun perumahan untuk masyarakat kurang mampu. Sejujurnya, kami tidak
menginginkan itu di sini. Aku yakin Anda tahu alasannya. Bagaimana cara Anda
memecahkan masalah ini?” kata seorang wanita.
“Aku
mengikuti pemilu untuk Majelis karena aku juga warga Inbuk-dong. Dan aku ingin
menyuarakan pendapat kalian di Majelis.” Kata Jung Kook. Si wanita menganguk mengerti.
“Masalah
mengenai perumahan masyarakat kurang mampu yang kalian semua tentang menurutku
harus dievaluasi kembali.” kata Si Pria. Jung Kook membenarkan.
“Seharusnya
mereka tidak membangun itu... Lalu Pertanyaan berikutnya... Ya. Pria dengan
mantel hitam.” Kata Jung Kook yang terlihat santai.
“Aku Chun
Sang Hoon dengan komite Inbuk-dong untuk perluasan jalur kereta bawah tanah.”
Kata Tuan Chun. Jung Kook menyapa dengan ramah.
“Karena
Anda juga warga Inbuk-dong, maka aku tidak akan bertele-tele. Kami lebih memilih
pembangunan apartemen mewah daripada perumahan untuk masyarakat kurang mampu. Dan
kami ingin jalur kereta bawah tanah datang ke sini. Jika Anda terpilih, bisakah
Anda melakukan semua itu untuk kami?” kata Tuan Chun.
"Bisakah
Anda melakukan itu untuk kami" adalah perkataan yang salah. Itu sebabnya
aku mengikuti pemilu, dan alasan kehadiranku di sini hari ini. Pilih saja aku,
Warga Pemberani, Yang Jung Gook.” Kata Jung Kook dengan penuh semangat.
“Lalu aku
akan mendatangkan sebuah apartemen mewah dan meminta agar konstruksi jalur
kereta bawah tanah dimulai dalam beberapa tahun. Tidak ada pihak berwenang yang
bisa menang melawan penduduk. Mari kita menjadi bukti akan hal itu. Itulah
harapanku... Terima kasih!” ucap Jung Kook akhirnya mendapatkan applouse
Jung
Kook berbicara dengan Joo Myung bertanya
mereka boleh membohongi masyarakat seperti ini. Joo Myung menegaskan kalau Jung
Kook tidak berbohong tapi mengatakan
yang sebenarnya dan bisa melihat betapa
gembiranya mereka.
“Bagaimana
mungkin itu yang sebenarnya? Aku tidak mengatakan yang sebenarnya... Aku pakar
real estate, Orang-orang khawatir nilai properti akan jatuh jika perumahan masyarakat
kurang mampu dibangun. Dan karena itu mereka menentangnya” jelas Jung Kook
“Tapi itu
tidak benar. Walaupun perumahan masyarakat kurang mampu dibangun, nilai
properti akan naik jika memang sudah seharusnya. Banyak unit rumah untuk
masyarakat kurang mampu meningkat nilainya seperti apartemen di sekitarnya. Dan
membangun apartemen mewah tidak ada artinya.” Ucap Jung Kook
“Itu
tidak berguna sekarang... Ada terlalu banyak apartemen. Kenapa membangun satu
lagi? Itu tidak akan meningkatkan nilai properti. Nilai properti di sini sudah
mencapai puncaknya.”komentar Jung Kook. Joo Myung pun ingin tahu apa rencana
Jung Kook.
“Oleh
karena itu, kita juga tidak butuh jalur kereta bawah tanah. Menambahkan semua
ini hanya akan membuat orang-orang bermimpi besar. Mereka akan menggelembungkan
harga properti di sini dan jika ada yang menawarkan kurang dari itu, mereka
akan melaporkannya karena membuat penawaran palsu.” Jelas Jung Kook
“Begitulah
cara mereka menghancurkan ekonomi di sini. Jika aku memikirkan tentang warga, strategi
kampanyeku tidak bagus. Itu hanya terdengar bagus. Serta, kebanyakan orang di
sini sudah kaya. Mereka punya banyak mobil.”kata Jung Kook terus mengoceh.
Joo Myung
seperti setengah mendengar menerima pesan dari Hoo Ja “ Mari bertemu di
kantorku.” Jung Kook bertana apakah bisa mereka mengizinkan Inseo-dong punya
kereta bawah tanah tapi menurutnya Mereka tidak perhatian.
“Apa kau
sudah selesai bicara?”tanya Joo Myung. Jung Kook menganguk.
“Baik. Aku
sudah mendengar perkataanmu... Tapi lakukan kampanye sesuai perintahku dan kau Pergilah
ke kantor.” Ucap Joo Myung lalu berjalan pergi.
“Jika kau
mendengar pendapatku, kita harus mendiskusikan...Kau tidak mendengarkan, kan?
Kau jahat, Kim Joo Myung... Kau jahat.” Kata Jung Kook kesal.
Hoo Ja
melihat siaran di TV di ruangan menonton tentang Jung Kook yang sedang
berkampanye.
“Pada
hari keempat kampanye, kandidat independen Yang Jung Gook, yang mengunjungi komplek
apartemen di Inbuk-dong, berjanji untuk mengembalikan pilihan distrik untuk
mendapatkan perluasan Jalur Sinbundang... Hanya satu orang! Kandidat nomor
lima! Itu aku, Yang Jung Gook... Pilihlah aku!”
Joo Myung
akhirnya datang, Hoo Ja pun menyapanya lalu duduk disofa bersama. Joo Myung ingin tahu alasan Hoo Ja yang ingin
bertemu di sini. Hoo Ja mengaku membutuhkan bantuannya. Joo Myung bertanya apa
itu. Hoo Ja menceritakan Sebelumnya, saat mereka datang dengan surat perintah
penggeledahan.
“Siapa
koneksimu di kepolisian?” tanya Hoo Ja. Joo Myung menjawab Ajun Brigadir Polisi Choi.
“Kami
akrab. Dia belajar di SMA-ku... Kenapa? Apa Kau ingin menyerahkan klaim
kepadanya?” kata Joo Myung
“Beri
tahu dia untuk menyingkirkan seseorang untukku. Pemindahan tidak masalah, tapi
skors lebih bagus. Dan pemecatan pilihan terbaik, kan?” ucap Hoo Ja. Joo Myung
membenarkan.
“Siapa
polisi yang membuatmu kesal?” tanya Joo Myung. Hoo Ja menyebut nama Kim Mi
Young.
“Aku tidak
suka melihatnya terus mendekatiku. Aku mencoba mengatakan dia bersikap manis
karena dia istri kandidat kita. Tapi dia tidak manis lagi, dia mengganggu. Dia
terus mengganggu seperti nyamuk.” Ungkap Hoo Ja kesal
“Apakah
Jung Gook tahu tentang ini?” tanya Joo Myung. Hoo Ja pikir itu Tentu tidak.
“Dia
tidak akan diam jika tahu. Jika dia tahu, itu mungkin akan merusak
kesempatannya di pemilu.” Kata Hoo Ja. Joo Myung memastikan apakah Hoo Ja yakin
dengan rencana ini.
“Aku
melakukan ini untuk mencegah hal itu. Itu yang terbaik untuknya jika istrinya
dan aku tidak bertemu lagi. Bagaimana jika dia menggigitku atau semacamnya? Apa
Kau pikir aku akan mati seorang diri?” ucap Hoo Ja menyindir. Joo Myung hanya
bisa diam saja.
“Kalau
begitu, akan ada masalah dengan kehidupan, bukan pemilu. Untukku, Mi Young, dan
Jung Gook... Benar. Kita tidak bisa melupakanmu.” Komentar Hoo Ja
“Kau
mahir berbicara tidak sopan. Bagaimana kau bisa sekasar itu dengan perut
kosong? Dibutuhkan keterampilan untuk bersikap tidak sopan pada pukul 10.00... Baik,
aku akan memberi tahu Ajun Brigadir Polisi Choi untuk berbuat semampunya...
Tapi mungkin dia akan menolak. Jangan berharap terlalu banyak.” Ucap Joo Myung
“Dahulu
orang-orang seperti kita mempertahankan secercah harapan dan memohon bantuan...
Tapi tidak lagi... Aku sudah dirugikan oleh begitu banyak orang di
pemerintahan... Aku sendiri sudah menyiapkan sesuatu. Jadi Ini Tidak masalah...
Aku tidak peduli walau dia menolak.” Kata Hoo Ja yakin
“Jadi Kau
menginginkan bantuanku atau tidak?!! Terserah. Akan kutangani.” Ucap Joo Myung
akan pergi. menyuruh agar Hoo Ja bisa berkerja.
“Aku
harus berkampanye sepanjang hari ini.” Tegas Joo Myung lalu teringat sesuatu
kalau Hoo Ja pasti tahu itu keluar hari ini yaitu Poling prapemilu.
Di
ruangan
Wang Go
dkk berkumpul di ruangan kemenangan Jung Kook, terlihat suasana tegang. Wang Go
mengeluh karena lama sekali polling
keluar karena seharusnya sudah keluar sekarang. Charles yakin kalau Itu akan
keluar jadi memintanya agar jangan gugup.
“Mengatakan
jangan gugup tidak akan membuatku berhenti gugup. Ini membuat tertekan.” Ucap
Wang Go
“Apa kau
punya pacar?” tanya Seung Yi, Wang Go kaget melihat sekeliling memastikan kalau
tak memang bicara denganya. Seung Yi membenarkan.
“Aku tidak
punya... Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?” kata Wang Go binggung
“Bagaimana
denganku? Aku wanita yang cukup baik. Aku dengar kau tidak bisa mengemudi, Aku
pengemudi yang andal... Kita serasi. Satu mahir mengemudi, dan yang lainnya
tidak bisa. Kita ditakdirkan bersama. Berkencanlah denganku. Aku akan baik
kepadamu. Aku ingin berpacaran dengan orang yang belajar di luar negeri.” Ucap
Seung Yi menyakinkan.
“Maaf, tapi
aku menolak dengan hormat.” Kata Wang Go. Seung Yi heran kenapa Wang Go tidak
menyukainya.
“Menurutku
bukan saatnya bagiku untuk berpacaran. Aku tetap memilih belajar.” Ucap Wang Go
“Kita
bisa belajar bersama. Aku akan menggarisbawahi informasi untukmu, dan meraut
pensilmu...” ucap Seung Yi
“Aku hanya
menggunakan pensil mekanik. Dan Serta, aku belum pernah sekali pun belajar
dengan wanita. Aku minta maaf sekali lagi.” Ucap Wang Go polos
Seung Yi
tak percaya ditolak dengan wajah tertunduk berpikir lebih baik mati saja.
Charles hanya bisa menahan tawa Jung Kook akhirnya datang, lalu bertanya Kenapa
suasananya seperti ini. Charles memberitahu kalau Seung Yi baru saja ditolak oleh Tuan Park...
“Baik...
Apa Kamu mengajaknya berkencan lagi? Kamu melakukan itu tiap tiga bulan.” Ucap
Charles
“Tidak!”
ucap Seung Yi mengelak tapi Charles yakin kalau itu pasti tinga bulan lalu
menanyakan tentang polingnya?
“Kamu
tahu Dong Il, mahasiswa sukarelawan itu. Aku mengirim dia ke sana. Dia akan
menelepon begitu keluar.” Ucap Charles
“Aku
yakin kau akan mendapatkan setidaknya 20 persen.”ucap Wang Go.
“Tidak...
Jangan berharap terlalu banyak sejak awal... Menurutku aku akan mendapatkan 15
persen.”kata Jung Kook, mereka pun terlihat bahagia.
Saat itu
ada telp masuk, Dong Il menelp mereka bergegas ingin tahu hasilnya. Charles
menjawabnya mengetahui kalau Kang Soo Il, 35 persen. Tuan Kang dan tim
suksesnya berteriak bahagia mengelu-elukan
"1, Kang Soo Il"
“Han Sang
Jin, 28 persen.” Ucap Charles. Sang Jin
dkk pun terlihat bahagia.
“Yang
Jung Gook... 39... Yang Jung Gook... Apa itu diPosisi pertama? Apa Kita di
posisi pertama?” tanya Charles.
Semua
yang ada diruangan berteriak gembira karena Jung Kook berhasil di posisi
pertama. Jung Kook tiba-tiba menghitung kalau dihitung semuanya artinya lebih
dari 100 persen. Seung Yi membenarkan tapi menurutnya tak peduli sambil
menjerit-jerit bahagia.
“Han Sang
Jin, 28, Kang Soo Il, 35, Yang Jung Gook, 39... Totalnya 102 persen”kata Jung
Kook merasa ada yang salah
“Mungkin
yang bukan warga pun ikut memilh. Jangan khawatir.” Kata Seung Yi yakin. Jung
Kook merasa tak percaya
“Aku akan
mengantarmu... Aku akan membuka pintu gedung Majelis.” Ucap Charles yakin. Jung
Kook akhirnya menerlp Dong Il lagi.
“Hei,
tapi bukankah jumlahnya lebih dari 100 persen? Apa Aku akan membawamu ke sana?
Apa maksudmu? Apa Kau salah melihatnya? 3,9
persen?” kata Jung Kook.
Semua
langsung jatuh lemas dan tiba-tiba kepala terasa pusing, Jung Kook tak percaya
kalau Dong Il melupakan desimalnya lalu menahan amarah dan merasa kalau semua
orang membuat kesalahan jadi meminta segera pulang saja.
“Pulanglah
dan jangan datang ke sini!” teriak Jung Kook akhirnya tak bisa menahan amarah
“Dari semua
hal yang bisa dilupakan... Sialan... Bagaimana mungkin bedebah itu melupakan
desimal? Itu membuat perbedaan besar. Dasar Orang bodoh itu.” Ucap Jung Kook
marah
“Tapi
tetap saja, itu hanya survei dengan realibilitas 95 persen, dengan deviasi plus
atau minus 4,4 persen.” Kata Wang Go menenangkan. Charles pikir memang itu
cukup tepat.
“Benar.
Setelah mengatakannya dengan lantang, aku menyadari itu survei yang paling
tepat” ucap Wang Go
“Kalau
begitu, kemungkinan hasilnya adalah dari maksimal 8,3 persen hingga minus 0,5
persen.” Kata Charles. Wang Go pikir kalau ini buruk.
“Jung
Gook. Jangan khawatir... Kau tidak bisa mendapatkan minus karena aku akan
memilihmu.” Kata Seung Yi yakin
“Kau
bahkan tidak tinggal di lingkungan ini.”keluh Charles. Seung Yi pikir tetap bisa
memilih. Charles menegaskan Seng Yi tetap tidak bisa memilih.
“Aku
punya banyak teman di sini” ucap Seung Yi. Charles meminta Wang Go agar
menjelaskan pada Seung Yi
Wang Go
tak ingin banyak adu mulut menyuruh Seung Yi memilih saja tapi Charles yakin Seung
Yi tak bisa melakukanya. Keduanya saling adu mulut,Saat itu Jung Kook
mengangkat telp dari adiknya lalu berteriak memarahi semuanya agar diam.
Min Ji
yang ada di rumah pun memarahi Ha Roo yang berlari-lari sambil berteriak.
Akhirnya mulai bicara dengan kakaknya, kalau Ayah... Jung Kook akhirnya
bergegas pergi.
Charles
pikir Jung Kook pasti sangat terluka. Seung Yi pun berpikiran yang sama karena
Jung Kook mendapatkan 3,9 persen lalu merasa kalau merkea bisa bersikeras bahwa
itu 39 karena Lagi pula itu hanya survei. Charles pikir Bersikeras tidak akan
mencapai apa-apa... Wang Go yang mendengarnya hanya bisa berkomentar keduanya
memang bodoh. Seung Yi yang mendengarnya langsung marah.
Di sebuah
ruangan
Sepasang
pria dan wanita melihat rumah yang bagus, dan kaan menjadi rumah baru mereka.
Sang Wanita menegaskan kalau masih punya
banyak utang dan bisa melunasi itu tapi menurutnya Jika kita berdua bekerja,
itu tidak akan lama.
“Apa ada
orang di sini?” ucap Tuan Yang masuk ruangan, Keduanya binggung tiba-tiba ada
orang yang datang.
“Kami
petugas kebersihan untuk gedung 212... Kurasa masing-masing gedung punya
petugas kebersihan sendiri. Ada banyak perusahaan yang membersihkan secara
separuh hati dan meminta biaya tinggi.” Ucap Tuan Yang.
“Jika
satu perusahaan membersihkan seluruh gedung, mereka bisa memberikan diskon. Itu
sebabnya kami dipilih secara resmi lewat manajemen sebagai petugas kebersihan
resmi untuk penghuni baru. Itu yang dilakukan semua apartemen sekarang.” Jelas Tuan
Yang. Keduanya menganguk mengerti,
“Jika
kalian memberi tahu kami kapan kalian akan pindah ke sini, dan mengirim 200 dolar
ke rekening yang terdaftar, maka karyawan kami akan datang dan membersihkan
tempat ini. Kami juga akan menyingkirkan bau catnya.” Ucap Tuan Yang
“Kami akan
pindah ke sini Senin depan. Bisakah Anda membersihkannya sebelum itu?” ucap Si
wanita. Tuan Yang menyanggupinya.
“Kami akan
mengirim uangnya malam ini... Tolong pastikan tempat ini bersih.” Ucap Si Wanita.
Tuan Kang menganguk mengerti. Saat itu tiba-tiba Jung Kook datang
“Ayah.. Apa
yang Ayah lakukan di sini? Sudah kubilang diamlah di rumah. Ibu menelepon
polisi dan mengatakan Ayah menghilang...” kata Jung Kook dengan memperlihatkan
menahan wajah amarahnya pada sang ayah.
“Maaf.
Ayahku menderita demensia... Dia bersikeras perlu pergi dan bekerja... Dahulu
dia memberikan pelayanan kebersihan untuk penghuni baru sebelum menderita
demensia.” Ucap Jung Kook menjelaskan pada keduanya.
“Apakah
dia seringkali bingung? Karena itukah dia mendatangi kami...” ucap Si wanita.
Jung Kook langsung meminta maaf dan mengajaknya pergi.
“Tinggallah
di rumah dan menonton "Jugglers"... Ayo. Ayo pergi.” kata Jung Kook.
“Dia
putra yang baik... Aku merasa kasihan kepadanya. Bukankah itu sangat
menyedihkan?” kata Si pria. Si wanita pun berpikira yang sama.
Akhirnya
Jung Kook dan ayahnya makan jajangmyun bersama, Tuan Yang dengan nada kesal
merasa Jung Kook senang menjadikan ayahnya pasien demensia. Jung Kook bertanya
balik apakah ayahnya senang menipu orang saat putranya mengikuti pemilu untuk
Majelis.
“Ayah
hanya berusaha mendapatkan uang saku. Kalian tidak memberiku uang Dan ayah naik
kereta bawah tanah ke kota lain karenamu. Untuk menipu orang-orang yang tidak
mengenalmu. Ayah pindah dua kali dan datang ke Uijeongbu.” Tegas Tuan Yang
“Bagaimana
jika Mi Jin tidak memberitahuku? Terlepas dari pemiluku untuk Majelis, maka Ayah
akan berakhir di penjara.” Jelas Jung Kook
“Siapa
yang peduli jika ayah dipenjara setua ini? Lalu kenapa kau membangunkan insting
ayah? Kenapa kau meminta ayah melakukan itu di bank? Kau membuat ayah ingin
kembali bekerja.” Kata Tuan Yang menyalahkan anaknya.
“Kenapa
Ayah mengatakan... Mulai sekarang, jangan kembali bekerja.” Tegas Jung Kook
“Jika
seorang penipu tidak menipu, apa yang bisa ayah lakukan? Insting ayah sudah
kembali.” tegas Tuan Yang marah. Semua pengunjung restoran menatapnya. Jung
Kook akhirnya meminta maaf
“Bagaimana
kampanyemu? Apakah kau mendapatkan empat persen?” tanyaTuan Yang
“Aku
mendapatkan 3,9 dalam poling prapemilu.” Ucap Jung Kook. Tuan Yang pikir
dugaanya benar kalau semuanya akan baik-baik saja.
“Ayah
akan memilihmu.” Ucap Tuan Yang yakin. Jung Kook pikir kalau Tuan Yang sangat
tidak peduli nyawa putranya sedang dipertaruhkan.
“Serta,
..Ayah tidak bisa memilih lagi... KTP Ayah dicabut.” Tegas Jung Kook
“KTP ayah
yang dicabut, bukan hidup ayah... Dan ayah melihat janji kampanyemu. "Warga
Pemberani akan mengubah keadaan dengan berani." Kata Tuan Yang bangga.
“Apa Ayah
melihat itu? Bagaimana menurut Ayah?” tanya Jung Kook. Tuan Yang melihat kalau
itu tidak menarik.
“Dengar...
Begini, saat ayah dan putra lain duduk dan makan bersama, sang Ayah akan
memberikan putranya nasihat tentang kehidupan atau hal-hal yang mendalam. Tidak
adakah sesuatu yang bisa Ayah katakan kepadaku? Ada banyak hal yang dipikirkan
putra Ayah.” Keluh Jung Kook
“Walaupun
dunia kiamat besok, ayah akan...” Ucap Tuan Yang, Jung Kook tak peduli akhirnya
meminta agar memesan minum saja bahkan
yang paling kuat.
Jung Kook
menelp supir penganti untuk mengantarnya menuju Innam-dong di Seowo dan meminta
seger datang. Lalu melihat ayahnya sudah duduk ditangga dan memberikan jasnya
agar tak kedinginan.
“Ayah
tidak boleh tidur di sini. Ayah akan sakit... Ayah akan menderita Bell's
palsy... Tunggulah di mobil. Aku sudah menelepon sopir... Ayah! Bangun.” Ucap Jung
Kook
“Jangan
ganggu ayah.” Kata Tuan Yang. Jung Kook akhirnya duduk disamping ayahnya
memberitahu kalau harus terpilih jika ingin hidup dan melindungi Mi Young.
“Menurut
Ayah, apa yang harus kulakukan berikutnya? Apa yang harus kulakukan agar
orang-orang berpikir aku pria yang baik dan memutuskan untuk memberiku suara
mereka?” kata Jung Kook
“Ayah
tidak bisa mengatakan sesuatu yang keren karena ayah tidak berpendidikan. Tapi
Jangan membohongi para pemilih.” Kata Tuan Yang
“Itu bukan
sesuatu yang harus dikatakan oleh ayah penipu kepada putra penipunya.” Keluh Jung
Kook
“Mungkin
itu bukan sesuatu yang harus dikatakan oleh ayah penipu kepada putra penipunya.
Tapi itu sesuatu yang bisa ayah katakan kepada putranya yang mengikuti
pemilihan untuk Majelis dan menghadapi masalah dalam pernikahannya.”kata Tuan
Yang
“Itu sama
saja... Jangan bersikap seakan kau menyukai sesuatu yang tidak kau sukai.” Ucap
tegas Tuan Kang. Jung Kook teringat saat kencan dengan Mi Young.
Flash Back
Mi Young
duduk tersenyum bahagia merasa Pemandangan di sini sangat indah, Jung Kook
seperti tak peduli hanya memainkan ponsel menganguk setuju kalau memang indah
tapi mengeluh kalau begitu banyak debu halus di sini.
“Jangan
mengatakaan hal yang tidak sungguh-sungguh hanya untuk menyenangkan mereka.” Ucap
Tuan Yang
Jung Kook
yang sedang berkerja mengaku mencintai Mi Young dan merindukanya. Tuan Yang berpesan agar Jung Kook Jangan
membodohi orang-orang untuk menghindari situasi yang menyulitkan.
Saat Jung
Kook pulang tak bisa dihubungi oleh Mi Young mengaku baterainya mati. Mi Young
tak percaya karena Jung Kook tidak punya pengisi daya di kantornya.
“Jangan
menipu orang, Berandal, jika hidupmu bergantung padanya.” Kata Tuan Yang
Jung Kook
sudah siap-siap tidur, Mi Young berada disampingnya meminta izin untuk mengunjungi
kantornya besok. Jung Kook menolaknya karena tka ada yang bisa dilihat dan
mengajak untuk tidur saja.
“Kau
mungkin bisa menghasilkan uang lewat kebohongan, tapi kau tidak bisa memikat
orang. Mereka akan kecewa dan terluka oleh kebohonganmu. Mereka semua akan meninggalkanmu...
Semua orang.” Ucap Tuan Yang. Jung Kook tak tega melihat ayahnya menyuruh agar
bisa bersandar pada bahunya.
Jung Kook
kembali ke kantor, Joo Myung sudah menunggu di ruangan kemenangan. Jung Kook
heran melihat semua masih di sini padahal sudah larut. Joo Myung bertanya
kenapa Jung Kook tidak menjawab teleponnya. Joo Myung mengaku sibuk.
“Kau
sudah mendengar hasil poling prapemilu, kan?” ucap Joo Myung. Jung Kook mengaku
sudah.
“Apa kau
kecewa? Coba Lihat dia. Dia tampak seakan-akan dunia sudah kiamat... Tidak
perlu kecewa... Jadi, sadarlah.” Kata Joo Myung. Jung Kook seperti masih
terlihat kecewa
“Kang Soo
Il mendapatkan 35, dan Han Sang Jin mendapat 28. Dan para independen termasuk
dirimu.. mendapatkan 10, 2 persen. Bagaimana dengan 26,8 persen sisanya? Mereka
belum memutuskan. Mereka tidak mau memilih dan tidak punya kandidat yang mereka
dukung. Kau hanya perlu memikat mereka. Lalu kau bisa menang.”jelas Joo Myung
“Aku
mengerti maksudmu, tapi bagaimana kita bisa mendapatkan mereka? Haruskah aku mengejar
setiap orang dari merek dan memohon suara mereka?” tanya Jung Kook
“Kau akan
tampil di debat yang disiarkan di televisi.” Kata Joo Myung. Jung Kook melotot
kaget.
“Lihat
apa kau?!!! Kau akan tampil di debat yang disiarkan di televisi.” Tegas Joo
Myung
Di dalam
sebuah mobil
Hoo Ja
mengajak mereka untuk membuat tiga orang agar terlihat imbang dan menurutnya utu
juga tampak terbaik. Akhirnya Tuan Choi pun memasukan uang ke dalam bagasi
mobil yang ada disebelahnya.
“Aku
memasukkan sebanyak nomor kandidatku... Lima.” Ucap Hoo Ja.
Joo Myung
memberitau kalau Jung Kook dan Kang Soo Il... Sementara Tuan Kang sibuk
memasukan kaos kaki ke jari-jarinya. Sek memberitahu kalau ada debat yang
disiarkan di televisi. Tuan Kang kaget akhirnya meminta agar mencari diploma
Han Sang Jin dan bukti wajib militernya. Sekarang!
Joo Myung
pun tahu kalau Han Sang Jin akan ikut. Sang Jin meminta timnya untuk bersiap
menghadapi debat dan harus membalikkan ini. Anak buahnya bertanya apakah ada debat
yang disiarkan di televisi. Sang Jin membenarkan.
“Siapkan
semua info tentang kampanye Kang Soo Il.” Kata Si wanita pada Tim Sang Jin.
“Mereka
bertiga... Lusa pukul 19.00... Beri tahu aku sekarang jika menurutmu kau tidak bisa.”
Ucap Joo Myung
“Jika
siarannya buruk, maka keadaannya akan makin buruk.” ucap Hoo Ja di telp
memperingatkan
“Lalu aku
akan menghentikanmu mengikuti pemilu... Lalu? Apa jawabmu? Lanjutkan atau
berhenti?” kata Joo Myung
Semua
binggung, Wang Goo meminta Jung Kook agar
meLanjutkan. Jung Kook masih tetap diam. Joo Myung pikir Jung Kook tidak
bisa melakukannya dan berpikir akan memberi tahu mereka kalau mereka akan berhenti.
“Tidak...
Bukan begitu, tapi...” kata Jung Kook ragu lalu melihat berita di TV "Poling
dipimpin oleh Kang Soo Il dan Han Sang Jin" Sementara Wang Go meminta agar
Jung Kook terus lanjut saja.
Nyonya
Kim diruanganya, setelah melihat berkas memastikan pada Mi Young kalau Park Hoo
Ja membunuh Ma Sang Bum atas pembalasan karena mengadukannya. Mi Young pikir seperti
itu. Nyonya Kim pikir akan melihat nama Oh Sung Taek.
“Ibu
melihatnya. Pria di pemandian di Inseo-dong. Kau bilang dia membunuhnya atas
perintah Park Hoo Ja. Intinya, kamu ingin menangkap Oh Sung Taek, kan? Bersama
orang-orang dari Kejahatan dengan kekerasan?” ucap Nyonya Kim. Mi Young
membenarkan.
“Kami
ingin menahannya.. dan mengusik Park Hoo Ja.”kata Mi Young. Nyonya Kim pikir
ini terlalu terburu-buru jadi lebih baik tunda dahulu.
“Tidak,
kita tidak punya waktu untuk menundanya. Seperti yang Ibu ketahui, suamiku...”
ucap Mi Young
Jung Kook
melihat berita dirinya di TV "Kandidat Independen Yang Jung Gook dengan
3,9 persen" seperti masih memikirkan tentang kelanjutan dirinya.
“Dia
diseret ke dalam sesuatu dan dipaksa melakukannya di luar kehendaknya. Aku
harus menangkap Park Hoo Ja untuk menyelamatkannya dari sana” ucap Mi Young
menegaskan
“Apa Kau
yakin bisa menangkap dia? Dia tidak terlihat semudah itu.” Kata Nyonya Kim
“Aku bisa
menangkap dia. Apa Aku juga tidak mudah?”
ucap Mi Young yakin.
Jung Kook
melihat berita di TV lagi berjudul "Apakah Kekalahan Warga Pemberani Sudah
Diramalkan?" lalu berdiri menegaskan kalau akan melakukanya dan
mencobanya. Ia tak peduli dengan survei
karena itu bukan perhitungan resmi.
“Apa Kau
pikir bisa menang?” tanya Joo Myung. Jung Kook tak peduli
“Aku
hanya perlu menang. Beri tahu Kang Soo Il dan Han Sang Jin untuk menunggu. Aku
akan merobek-robek mereka.” Tegas Jung Koo yakin
Bersambung
ke episode 15
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar