PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Duk Mi
yang masih kecil asik mengambar di lapangan lalu di dinding, wajahnya terlihat
bahagia mengambar sebuah roket. Seperti mencerminkan tentang luar angkasa.
“Semua
anak adalah seniman. Namun, masalahnya adalah bagaimana caranya agar tetap jadi
seniman saat dewasa.”
Duk Mi
yang sudah dewasa membersihkan karya seni dari kayu dengan kuasnya, terlihat
bentuk seperti kotak-kotak yang rumit. Pengunjung seorang anak kecil menatap
bingung, Duk Kim hanya tersenyum dan akhinya si anak pun pergi dengan tatapan binggung
bersama ibunya.
Yoo Kyung
Ah datang memberitahu Duk Mi kalau ada masalah dengan wajah panik. Duk Mi
bertanya masalah tentang apa. Kyung Ah memberitahu kalau Pesawat didelay, jadi
diserahkan ke bea cukai. Duk Mi bertanya
Kapan diperkiran tiba.
“Pukul
7... Delay-nya sembilan jam. Haruskah pameran ditunda?” kata Kyung Ah panik
“Apa yang
kau bicarakan? Kita harus mengadakan pameran besok pukul 10 pagi, bagaimana pun
juga” kata Duk Mi
Kim Yoo
Sub mengantar tamu yang terakhir keluar dari gallery, Duk Mi dan Kyung Ah sudah
berjalan di lorong dan bersiap-siap. Yoo
Sub memberitahu kalau Tamu terakhir sudah keluar. Duk Mi memuji Kerja Yoo Sub
yang bagus.
Akhirnya
mereka menganti baju dengan pakaian traning, dan saat itu sebuah mobil box
akhirnya datang ke gallery. Duk Mi sudah siap menerimanya dan meminta Kyung Ah
agar memeriksa kesesuaian jumlah. Dan mereka pun akan memulainya.
“Mundurlah
pelan-pelan.... Ini Item nomor K-10... Hati-hati.” Ucak Duk Mi melihat mobil
box mendekat lalu menyuruh Yoo Sup untuk memindahkan semua barang.
Duk Mi
penuh semangat melihat semua barang yang turun, Yoo Sup dan petugas mulai
mendorong barang, tapi saat itu barang akan jatuh. Duk Mi dengan sigap langsung
menahanya.
“Yoo Sup,
atur semuanya.” Ucap Duk Mi lalu membuka semua lukisan memastikanya. Ia
memeriksa dengan sangat teliti lalu mengecat semua ruangan dan menyusun semua
lukisan di dalam gallery.
“Siapkan
pameran dalam satu hari sebisa mungkin.”perintah Bos Duk Mi. Akhirnya Spanduk
pun dibentangkan didepan gedung sebagai pemarean lukisan pun akan dibuka.
Di meja
receptionist sudah ada selebran [DISKON POSTER SENIMAN EUN HYE] Duk Mi melihat
semua tamu sudah datang dan akan memulai, lalu memberitahu kalau Chaeum Gallery
merasa terhormat atas Pameran Seniman Choi Eun Hye hari ini.
“Biarkan
aku perkenalkan bintang hari ini, Choi Eun Hye.” Ucap Duk Mi. Nyonya Choi pun
naik ke podium.
“Pertama-tama,
aku ingin mengucapkan terima kasih kepada orang yang bekerja keras di belakang
panggung.” Kata Nyonya Choi melirik ke arah Duk Mi tapi menyuruhnya
bergeser.
“Ketua
Eom So Hye.. Dengan tulus kuucapkan terimakasih kepada Ketua Eom” ucap Nyonya
Choi akhirnya melihat So Hye yang berdiri dibelakang Duk Mi.
“Selamat
pagi... Aku Direktur Chaeum Gallery, Eom So Hye. Suatu hari, suamiku membawa
pulang sebuah lukisan lalu memberitahuku...” ucap Soo Hye memberikan sambutan.
Kyung Ah melihatnya hanya mengeluh kalau Soo Hye tidak melakukan apa pun.
“... dia
menemukan seniman baru yang menarik perhatiannya. Kami sudah menjaga hubungan
dekat sejak saat itu, dan itulah cara kami dapat memamerkan lukisannya di
Chaeum Gallery. Terima kasih.” Kata Soo Hye memberikan sambutan. Duk Mi
terlihat gugup berdiri melihat jam tanganya.
Seorang
pria datang bertanya apa yang ingin dikirimkan. Duk Mi menjawab dirinya dan
memperlihatkan alamat di ponselnya meminta agar membawanya dalam 15 menit. Si
pria pikir kalau sekrang hampir jam sibuk.
“Ongkos 4
kali lipat.” Kata Duk Mi memberikan bonus. Si pria akhirnya setuju akan
membawanya 10 menit.
Duk Mi
pun sudah siap mengunakan helm dan langsung pergi meninggalkan gedung. Kyung Ha dan Yoo Sub
melihat dari depan gedung, Yoo Sub pun bertanya kemana Duk Kan akan pergi
buru-buru seperti tu. Kyung Ah tak percaya Duk Mi gila kerja dan menurutnya
Betapa membosankan hidup Duk Mi itu.
Akhirnya
Duk Mi sampai di sebuah loker lalu mengambil sebuah koper besar, terlihat
berjalan dengan penuh semangat dan senyuman lalu sudah berganti pakaian dengan
jaketnya serta masker yang menutupi wajahnya. Ia membuka koper dengan lensa
panjang lalu naik ke atas tangga.
Beberapa
fans sudah menunggu di pintu masuk merasa tak sabar. Duk Mi sudah siap
mengambil gambar, didepanya sudah ada Sindy yang memegang kameranya. Semua
sudah tak sabar dan akhirnya mobil van datang.
“1, 2, 3.
Halo... Kami White Ocean.” Ucap empat pria menyapa semua penggemar dan salah
satunya Shi Ah. Semua fans menjerit histeris.
Duk Mi
mengambil gambar dengan cepat, begitu juga Sindy. Fans berteriak histeris
memanggil Shi An dan Shi An dengan senyumanya memberikan lambaian tangan pada
fansnya lalu masuk studio.
Shi An
mulai syuting, menari dan menyanyi diatas panggung. Fans mulai memanggil
namanya grupnya “White Ocean!” lalu Duk Mi terlihat sangat bahagia menikmati
lagu idolanya. Shi Ah selesai menyanyi mengambil botol minum lalu meminumnya
dan lempar ke arah penggemar.
Semua
panik langsung mengambil botol minum bekas bibir Shi Ah. Duk Mi bersiap-siap
berebutan dan akhirnya melompat, tanganya pun berhasil mendapatkan botol air
minum bekas Shi An.
[EPISODE
1: KAU TAHU APA ARTINYA JADI PENGGEMAR?]
Duk Mi
memasukan botol air minum di dalam lemari, wajahnya terlihat bahagia menurutnya
itu sangat sempurna. Dalam lemari terlihat koleksi Duk Mi dengan barang-barang
yang pernah didapat dari Shi An. Setelah itu berbaring di sofa ingin tahu
berapa banyak like yang didapatkan.
“1.578
like? Lumayan.. Tapi Omong-omong, Shi An. Apa kau lelah? Apa ada orang yang
mengganggumu? Haruskah aku memarahinya?” ucap Duk Mi melihat foto yang berhasil
di uploudnya.
“Dia sangat
imut... Yang bisa kulakukan hanya berkata aku menyukaimu... Tidak ada yang bisa
kulakukan untukmu. Tapi Setidaknya aku harus beri sesuatu yang bagus untuk
ulang tahunnya.” Ucap Duk Mi mencari sesuatu dan terlihat kaget.
“Tagar:
Hadiah ulang tahun Shi An... Tagar: Edisi terbatas. Tagar: Merek mewah... Aku
akan beli ini.” Sindy memposting setelan jas seragam sekolah.
“Bagaimana
Sindy dapat ini.. Aku harus bagaimana ?” ucap Duk Mi binggung akhirnya melihat
video tentang Shi An.
Shi An
membuat video sambil mengendong anjingnya lalu berkata “Orang tuaku sangat
tertarik pada seni. Jadi aku dikelilingi oleh seni sejak kecil. Sesudah bisa
cari nafkah, aku mulai beli karya seni dengan seleraku sendiri. Dan ini
koleksiku.”
“Oh, ada
di sini.. Ini lukisan karya seorang seniman bernama Lee Sol. Dan aku jatuh
cinta saat aku melihatnya. Ini salah satu edisi terbatas. Bukankah sangat
indah?” ucap Shi An menunjukan lukisanya.
“Ya,
benar ini.. Ini wajah ketika dia dalam suasana hati yang sangat baik... Dia
sangat Imut.” Puji Duk Mi melihat Shi An membahas lukisa dengan wajah bahagia.
“Tapi
Lukisan apa ini? Aku benar-benar ingin membelikannya. Aku akan membeli ini
untuk ulang tahun dia.. Aku akan membelikannya untukmu.” Kata Duk Mi melihat
lukisan yang dimiliki oleh Shi An dan akan membelinya.
Di sebuah
ruangan terlihat lukisan dengan gaya yang sama, Ryan Gold seorang pria tampan
keluar dari ruangan. Di sebuah ruangan terlihat sudah banyak orang berkumpul,
seorang wanita mengeluh menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
“Katanya
dia akan datang hari ini. Jika Ryan tidak datang hari ini, kenapa aku di sini?”
keluh si wanita.
“Jangan
terlalu dramatis, sayang.” Komentar si pria. Si wanita pikir dirinya bukan
dramatis.
“Tapi
buang-buang waktu... Aku sedang menunggu...” kata Si wanita dan saat itu Ryan
Gold pun datang. Semua langsung tertuju pada Ryan Gold seperti sangat
terkesima.
“Direktur
Ryan, hai... Aku sudah menunggumu.” Sapa si wanita. Ryan Gold dengan sikapnya
berpikir kalau akan lukisannya terlebih dahulu.
“Maka
kita bisa memutuskan apa perlu saling menyapa.”kata Ryan Gold. Seorang wanita
lain melihat kerumunan bertanya apa yang dilakukan orang-orang itu.
“Apa ini Pertama
kalinya kau di New York?” tanya si pria. Si wanita membenarkan.
“Menurutmu
kenapa semua direktur galeri dan kolektor seni ini ada di sini untuk melihat
seniman baru ini? Itu semua karena orang yang di sana. Ryan Gold. Mereka di
sini untuk mencuri perspektif Ryan.” Jelas si pria
“Jika
Ryan melihat lukisan selama satu detik, itu artinya buruk.” Ucap Si pria dan
Ryan terlihat berjalan dengan cepat itu tandanya lukisan yang buruk.
“Jika
Ryan melihat lukisan selama dua detik... Itu artinya Lumayan.” Kata si pria.
Ryan Gold sempat berhenti sebentar melihat lukisan yang menurutnya tak buruk.
“Jika
Ryan melihat lukisan selama tiga detik...” kata si pria. Si wanita pikir itu
tandanya bagus. Si pria membenarkan.
“Hanya
ada satu waktu di mana Ryan melihat sebuah lukisan selama lima detik. Itu Tahun
lalu... Pelukisnya adalah Rachael Schuman.” Kata Si pria
“Aku tahu
dia... Dia pelukis terpopuler tahun ini. Lalu Bagaimana jika dia tersenyum? Apa
artinya?” kata si wanita melihat Ryan Gold tertawa didepan lukisan.
“Tidak
berbakat... Tidak ada masa depan... Itu senyuman iblis.” Ucap Si pria.
Mereka
pun ingin tahu Lukisan siapa itu. Si pria akan melihat lukisan yang dinilai tak
berbakat setelah Ryan Gold pergi. Ia terlihat panik ternyata itu lukisan
dirinya yang dianggap tak ada masa depan.
Ryan Gold
akan pergi, Seorang wanita menghampirinya meminta tanda tangan sebagai
penggemarnya. Ryan Gold memperbolehkanya lalu menanyakan namanya. Si wanita
menjawab Yivanna lalu bertanya Kapan bisa
melihat Ryan sebagai seniman. Ryan hanya diam saja.
“kau akan
mulai bekerja lagi, kan?” kata Yivanna. Ryan tak menjawab memilih untuk pergi
saja dengan senyuman.
Joo Hyuk
memberitahu “Sindrom stendhal.” Yaitu Saat terkena karya seni yang luar biasa,
dia mungkin mengalami... Dia mungkin mengidap gejala psikologis termasuk syok
atau skizofrenia. Ryan Gold seperti tak peduli malah melempar bola tenis ke
atas lukisan.
“Hentikan!
Apa Kau tahu berapa harga ini?” ucap Joo Hyuk marah melindungi lukisanya.
“89.990
won? Dan pajak sekitar 12.000 won. Apa Kau membelinya karena benar-benar
menyukainya Atau kau membelinya karena murah?” kata Ryan Gold menyindir.
“Aku
membelinya karena menyukainya. Kenapa? Lalu, aku akan melanjutkannya.” Ucap Joo
Hyuk kembali duduk, menurunkan lukisanya.
“Sesudah melihat
lukisan tertentu, maka kau tidak hanya bisa melukis, tapi bahkan tidak bisa
memegang kuas. Dan itu sebabnya aku mendiagnosismu dengan Sindrom Stendhal.”
Ucap Joo Hyuk
“Aku
mencoba konsultasi psikologis, perawatan obat dan hipnosis selama tiga tahun
penuh. Tapi tidak ada perkembangan, berkat dokterku yang tidak kompeten.” Komentar
Ryan.
“Itu
kuakui, tolong berhenti datang padaku. Aku menyerah. Mengerti?” kata Joo Hyuk.
“Kenapa?
Kau menyerah padaku,tapi aku tidak mau. Aku tidak bisa membiarkanmu dikenal sebagai
dokter yang tidak kompeten. Kau bisa! Hwaiting!” ucap Ryan dan kembali melempar
bola tenisnya.
“Jadi, apa
kau sudah cari tahu lukisannya?” tanya Joo Hyuk. Ryan bertanya apakah tahu
bintang K-pop Cha Shi An.
“Anggota
White Ocean? Ya, keponakanku suka grup itu!” kata Joo Hyuk bangga. Ryan
memberitahu kalau Shi An mempunyainya. Joo Hyuk tak percaya mendengarnya.
“Selama
tiga tahun, kau hampir tidak tahu siapa yang melukisnya, tapi penyanyi K-pop
mempunyainya? Mungkin oleh seniman terkenal. Pokoknya, ini adalah kabar baik. Tanyakan
apa kau dapat melihatnya.” Kata Joo Hyuk. Ryan binggung harus dirinya.
“Yah...
Kau... Lalu, siapa?.. Alasan kenapa kau tidak bisa melukis? Lukisan itu adalah
penyebabnya, jadi datang padaku tidak ada gunanya. Kau harus lebih Santai... Ini
saran terakhirku sebagai doktermu. Berhenti menggangguku dan temukan lukisan atau
seniman di belakangnya, Lyan.” Ucap Joo Hyuk.
“Bukannya
Lyan... Tapi Ryan... Ryan.” Tegas Ryan memperbaiki namanya.
Nyonya
Eom melihat proposal [KARYA SENI OLEH KIM MIN HEOK] lalu bertanya Apa Duk
Mi pergi ke suatu tempat sesudah acara
karena Aku mencarinya, tapi tidak ketemu. Duk Mi mengaku Ada seorang anak yang
disponsori jadi pergi lebih awal untuk menghadiri acara-nya menganggap Shi An
sebagai anaknya.
“Apa Kau
pergi untuk melihat acara ? Lalu Apa lagi yang kau lakukan?” kata Nyonya Eom.
“Aku
merayakan hari ulang tahunnya dan berharap dia beruntung saat ada ujian.” Kata
Duk Mi membayangkan memberikan hadiah pada Shi An.
“Jadi itu
sebabnya kau tertarik dalam menemukan seniman pemula yang berbakat. Akankah
mereka mendatangkan orang?” kata Nyonya Eom.
“Menjual
tiket itu penting, tapi kita juga harus menemukan seniman dengan potensi....”
kata Duk Mi dan sela oleh Nyonya Eum.
“Kurator
Sun.. Aku lebih suka seniman terkenal daripada yang memiliki potensi. Semakin
diakui, semakin bagus. Berhenti meributkan seniman yang tidak berguna dan beli
semua karya seni Ivanov untuk galeri.” Ucap Nyony Eom.
Duk Mi
terlihat bahagia. Nyonya Eom memberikan buku mengeluh tanganya pegal. Duk Mi
mengerti kalau Nyonya Eum tidak boleh pegal.
Kyung Ah
melihat Yoo Sub siap menempelkan stiker dan ingin mengajarkan dengan berdiri
dibelakang. Yoo Sub terlihat panik karena Kyung Ah berdiri tepat dibelakang dan
jarak sangat dekat. Kyung Ah terlihat
santai menyuruh Yoo Sub harus menurunkannya langsung.
“Kau
tidak boleh bergeser... Turunkan dan tekan... Mengerti?” kata Kyung Ah sambil
menekan badanya. Yoo Sub makin gugup lalu menganguk mengerti.
“Belajar
di luar negeri memang berbeda.” Komentar Yoo Sub melihat sikap Kyung Ah
terbiasa berdekatan dengan pria.
“Kenapa
sekarang kau menyinggungnya? Apa Kau mengolokku?” keluh Kyung Ah. Yoo Sub
mengaku bukan seperti itu.
Duk Mi
keluar dari ruangan dengan tatapan sedih, Kyung Ah pikir kalau ditolak lagi. Duk
Mi menegasakan akan melakukannya suatu hari nanti. Kyung Ah bertanya apa
proposal yang dibawanya. Duk Mi memperlihatkan
tentang Seniman terkenal jadi Nyonya Eom meminta agar ia membeli karya
seni di pelelangan. Kyung Ah mengucapkan Semoga beruntung.
Di rumah
Terlihat
foto Duk Mi dan keluarga mulai dari [ULTAH
PERTAMA] sampai akhirnya dewasa dan foto bersama dengan Nam Eun Ki. Nyonya Ko
yang sedang rajut seperti tak percaya anaknya akan melakukan Perjalanan bisnis.
“Kau
bilang tidak akan sibuk sesudah pameran dimulai.” Kata Nyonya Ko heran.
“Ada
pelelangan yang harus kuhadiri.” Kata Duk Mi sambil makan di rumah ibunya.
“Jangan
bilang, kau memanfaatkan itu sebagai alasan untuk mengejar idol itu.” Ucap
Nyonya Ko. Duk Mi terlihat gugup.
“Tidak
ada waktu untuk itu... Omong-omong, hari ini sup kimchinya sangat lezat.” Kata
Duk Mi langsung mengalihkan pembicaraan.
“Awas
kalau ketahuan nge-fangirl. Jika kau melakukannya, maka aku akan menangkapmu
dan anak itu dan mencukur rambut kalian.” Kata Nyonya Ko mengancam.
“Dia
tidak bersalah.” Ucap Duk Mi membela. Nyonya Ko merah kalau pria itu pasti
bersalah.
“Lenganmu
patah saat mengejar idol yang kau suka. Jika kau masuk kuliah, maka kami dapat mengirimmu
belajar di luar negeri sebelum hancur. Kau bukan seniman melainkan fangirl
konyol.” Ucap Nyonya Ko mengomel.
“Gara-gara
siapa aku seperti ini?” kata Duk Mi menatap ibunya. Nyonya o makin kesal
seperti Duk Mi menyalahkan dirinya.
“Ibu
tidak menyekolahkanmu di kelas fangirl 101.” Tegas Nyonya Ko
“Ibu,
fangirl dan fanboy dilahirkan, bukan dibuat.” Balas Duk Mi
Flash Back
Saat Duk
Mi baru saja pulang, saat SD sangat menyukai H.O.T sampai mengunakan pakaian
yang disukai. Nyonya Ko terlihat asik merajut dengan benang. Tuan Sung pun
terlihat sangat sayang dengan batu-batu sambil mengosoknya.
Duk Mi
ketika SMP, mulai menyukai G.O.D sambil membawa balon setelah fanmetting.
Nyonya Ko bersama suaminya tetap juga memegang rajut dan juga batu. Saat Duk Mi
beranjak SMA juga menyukai boyband yang lain, seperti hidupnya memang sebagai
fangirl boyband.
“Seorang
fanatik melahirkan fanatik, bukan muggle.” Kata Duk Mi. Nyonya Ko binggung apa
itu Muggle
“Muggle
bukan penyihir dari "Harry Potter". Di antara para fanatik, mereka
dikenal sebagai non-fanatik. Oleh karena itu aku fanatik karena Ibu dan Ayah
memang fanatik... Coba lihat, Ibu terobsesi.” Ucap Duk Mi melihat ibunya yang
sibuk merajut.
“Bagaimana
kau sebut ini obsesi? Aku hanya merajut.” Kata Nyonya Ko. Duk Mi melihat
sekeliling rumah menunjuk semua berbahan rajut dari ibunya.
“Eun Gi
dan aku hanya mengenakan pakaian rajutan saat tumbuh dewasa.” Kata Duk Mi
“Bagaimana
mungkin hanya rajutan? Ini obsesi.” Ucap Nyonya Ko membela diri.
“Dan
Juga, Ayah... Ibu punya rajutan sementara Ayah punya batu. Aku tidak perlu tes
DNA. Aku pasti putri kalian.” Kata Duk Mi melihat ayahnya keluar dari balik
tirai dengan menyikat bahu.
“Hidupmu
pasti membosankan. Apa harus selalu bawa pulang batu yang kau sukai? Cepat Buang!”
ucap Nyonya Ko marah pada sang suami.
Duk Mi
pamit pergi pada ibunya setelah makan , Nyonya Ko memberian dua kotak makanan
untuk anaknya. Duk Mi akan membawanya tapi terlihat sangat berat sampai tak
bisa membawanya, ia pikir ibunya tak memberikan lauk tapi mengemas batu Ayah.
“Ini nasi
mengingat berapa banyak kau makan... Kau Pergi! Ibu yang bawa.” Ucap Nyonya Ko.
Duk Mi menolak
“Katamu
berat... Ibu akan membawanya.” Ucap Nyonya Ko. Duk Mi mengaku khawatir kalau
ibunya pulang sendirian akan membahayakan.
“Ibu
baik-baik saja.” Ucap Nyonya Ko dan melihat Duk Mi akan memanggil Eun Ki dan
memberitahu Eun Ki tidur. Duk Mi memanggilnya.
“Eun Gi,
setan! Eun Gi, Apa kau bisa bawa ini ke rumahku?” ucap Duk Mi memanggil pria
yang dianggap sebagai kakaknya.
“Aku
sibuk... panen apel.” Ucap Eun Ki keluar kamar dengan ponsel ditanganya.
“Aku akan
memberimu 3.000 won.” Kata Duk Mi. Eun Ki menolak karena apelnya nanti akan
membusuk.
“4.000
won.” Ucap Duk Mi memberikan penawaran. Eun Ki meminta agar memanggilnya
"Oppa".
“Oppa... 5.000
won...” kata Duk Mi. Eun Ki pun tersenyum tak bisa menolaknya. Duk Mi pun pamit
pergi pada ibunya.
“Jangan
lupa makan. Tubuhmu tampak kurus. “ ucap Nyonya Ko pada anaknya.
Eun Ki
membawa lauk ke rumah Duk Mi dengan naik ke lantai paling atas, lalu mengetahui
Duk Mi meninggalkan rumah untuk terus menjadi fangir da memperingatkan kalau
Ibunya pasti akan membunuhnya jika tahu. Duk Mi pikir kalau ia adalah anaknya
jadi tak mungkin
“23 November
2005, pukul 2:13 subuh... Apa kau sudah lupa?” ucap Eun Ki sengaja menyenter
wajahnya agar menakutnya. Duk Mi seperti ketakutan dan melihat ibunya sudah
membawa pisau cukur.
“Tidak,
tolong... Tidak boleh. Jangan rambut. Aku butuh ini agar terlihat cantik... Tidak!”
jerit Duk Mi ketakutan. Eun Ki menyadarkan, Duk Mi pun tersadar.
Keduanya
sampai didepan rumah, Duk Mi memberitahu kalau sudah mengubah sandinya. Eun Ki
bisa menekan dengan benar. Duk Mi kaget Eun Ki yang bisa mengetahuinya. Eun Ki pikir kalau itu Sudah jelas.
“970412...
Ini ulang tahunnya, atau 140523, Hari dia debut.” Ucap Eun Ki tahu kalau Duk Mi
sangat ngefans dengan Shi An.
“Jangan berani-beraninya
beri tahu Ibu... Kubunuh kau nanti.” kata Duk M mohon.
“Inilah
kenapa tidak ada gunanya punya anak. Bagaimana bisa kau melakukan ini pada Ibu?”
ucap Eun Ki masuk rumah lalu menjerit ketakutan melihat sosok yang ada dalam
kegelapan dan langsung memukulnya.
“Jangan
sentuh dia! Menjauhlah darinya! Dan Pembunuh!” jerit Duk Mi saat Eun Ki akan
membuat Shi An berdiri dengan kepala yang patah.
“Aku yang
gila membiarkan orang kampret seperti dia ke tempat suci seperti ini. Kau
bahkan tidak dapat membedakan antara orang dan figur. Bagaimana bisa kau
bermain judo?” ucap Duk Mi kesal sambil memplester leher Shi Ahn.
“Sung
Deok... Aku pergi.” ucap Eun Ki setelah menaruh semua lauk dikulkas. Duk Mi
dengan kesal menyuruh Eun Ki pergi saja. Eun Ki keluar rumah melihat sepatu Duk
Mi berantakan, sebelum pulang menjejerkan sepatu agar besok Duk Mi bisa memakai
langsung.
Akhirnya
Duk Mi pergi dari [KOREA ke NEW YORK lalu dari [NEW YORK, SHANGHAI] Ryan Gold melihat gambar lukisan yang akan dilelang dan melihat sebuah karya yang ingin dibelinya.
Duk Mi sudah siap di
ruang lelang, MC memberitahu kalau Karya Ivanov sudah terjual lalu akan
melelang lukisan "Pemandangan Salju" Saat itu Duk Mi seperti
terkesima dengan wajah tampan Ryan duduk disampingnya.
“Seni
lanskap oleh Liu Yiqiansi pada tahun 1984.” Ucap MC. Duk Mi melihat Ryan Gold
terlihat seperti Shi An.
“Kami
akan memulai harga dari 10.000.000 won... Apa ada yang mau 11.000.000 won?
12.000.000 won. 13.000.000 won.” Ucap MC. Ryan Gol seperti merasakan Duk Mi
yang trus menatapnya.
“Ini
dibuat pada tahun 1987.” Kata Ryan Gold. Duk Mi kaget ternyata pria yang ada
disampingnya orang Korea.
“Garis-garis
halus dan keseimbangan fitur wajah. Rasio sempurna adalah karakteristiknya.”
Ucap Ryan Gold
“Tunggu.
Apa yang kau bicarakan?” kata Duk Mi berpikir kalau Ryan Gold yang tak membahas
tentang lukisan
“Judul
karya seni adalah Ryan Gold.” Ucap Ryan Gold bangga. Duk Mi tak percaya kalau
Ryan Gold bicara tentang dirinya sendiri.
“Apa Kau
menginginkannya?” goda Ryan Gold. Duk Mi kaget dan binggung. Lalu mengaku kalau
Tidak seperti itu.
“Kelihatannya
kau menginginkannya... Karena kau menatapku lama.” Goda Ryan Gold. Duk Mi
mengumpat Ryan Gold memang sinting.
MC
memberitahu lelang berikutnya adalah lukisan dari Lee Sol. Duk Mi kaget
melihatnya karena itu salah satu karya yang dikatakan Shi An “Itu dilukis oleh
Lee Sol, seorang seniman yang hanya kukenal namanya. Aku jatuh cinta dengan ini
pada pandangan pertama.”
“Daebak!
Lalu Berapa banyak uang yang tersisa?” kata Duk Mi mencoba menghitung [DANA
DUKUNGAN ULANG TAHUN SHI AN]
“Ini tawaran
dengan harga tertinggi... 10.000 dollar, terima kasih.” Ucap MC.
Ryan
sudah siap mengangkat papanya, tapi Duk Mi lebih dulu menawar 10.000 dollar. Ryan menawar 11.000 dollar.
Duk Mi kaget dan tak mau kalau menaikkan menjadi 12.000 dollar. MC bertanya
apakah ada tawaran lainya. Ryan menaikikan tawaran jadi 13.000 dollar.
“Apa
Tidak ada lagi tawaran? Kami berada di 14.000 dollar.” Ucap MC. Duk Mi pun dengan
berani mengangkat papannya. Ryan Gold tak mau kalah mengangkat jadi 16ribu
dollar.
“17.000
dollar? Ada orang lain?” tanya MC. Duk Mi ragu lalu seperti melihat wajah Shi
An yang meminta agar membawanya.
“Akan
kubawa pulang bagaimana pun. Untuk semua anggota yang sudah bergabung untuk
fanclub Shi An. Aku akan menggunakan semua dana ulang tahun untuk ini!” gumam
Duk Mi
“23,
23.000 dollar.” Kata Duk Mi mengangkat papanya. MC bertanya apakah ada tawaran
lain.
“24,
24.000 dollar.” Kata Ryan Gold. Duk Mi tak mau kalah sampai akhirnya naik ke 27.000 dollar dan
Ryan menawar 28ribu dollar.
Duk Mi
mencoba menghitung sisa 27ribu dollar bisa menambah dengan uangnya sendiri maka
dapat membelinya, lalu dengan berani menawar 29 ribu dollar. MC memastikan
Tidak ada lagi. Duk Mi berharap supaya Ryan Gold tak mengangkat papanya.
“Kumohon,
kumohon...” kata Duk Mi memohon. Ryan Gol mengangkat papannya berani menawar
30.000 dollar. Duk Mi kaget, MC bertanya apakah ada yang menawar lagi.
Duk Mi
seperti tak bisa menambah tawaran dan akhirnya lukisan terjual 30.000 dollar
pada Ryan Gol. Ia seperti melihat wajah Shi An yang sedih didalam lukisan
karena tak bisa dibeli oleh Duk Mi
Ryan Gold
pun keluar dari ruangan, Lukisan yan berikutnya yaitu sebuah lukisan di atas
kanvas yang disebut, "Poor Love". Duk Mi akan mengejar Ryan tapi
tubuhnya malah seperti terbaring di kursi seperti dalam lukisan. Ryan seperti
tak peduli, Duk Mi pun berusaha bangun mengejar Ryan Gold.
Duk Mi
mengejar Ryan Gol meminta agar memberikan Karya seni yang baru saja ditawar
tadi. Ryan Gold pikir Duk Mi baru saja melakukan lelang pertama kali. Duk Mi
tahu kalau saran ini mungkin terdengar aneh tapi menurutnya jika dipikir-pikir, itu demi Ryan
Gold juga.
“Apa
begitu?” ucap Ryan Gold. Duk Mi pikir Ryan Gol bisa melihatnya tadi sudah
memenangkan karya Ivanov
“Dan
kupikir aku adalah seorang ahli dengan selera tinggi. Sepertinya kau sudah
mengikutiku untuk menawar item berikutnya. Tapi sebenarnya, pekerjaan pelukis Lee
Sol belum diverifikasi dalam hal
popularitas atau nilai artistik.” Ucap Duk Mi
“Aku khawatir
harga yang kau tawarkan terlalu tinggi dibandingkan nilainya. Aku juga berpartisipasi
dalam penawaran ini sesuai permintaan klienku. Jadi jika kau menyerahkannya
kepadaku...” kata Duk Mi yang langsung disela oleh Ryan Gold
“Berapa
banyak yang kau ketahui tentang lukisan Ivanov?” tanya Ryan Gold
“Selain
harganya... Aku bekerja di industri seni. Ivanov adalah...” kata Duk Mi disela
oleh Ryan Gold
“Tangan
dia gemetar sejak dua tahun lalu karena alkoholisme. Kau beli lukisan
berkualitas rendah dari seorang pelukis yang sudah kehilangan sentuhannya. Hanya
dengan percaya pada reputasinya. Sangat mudah untuk membicarakan nilai hanya
dengan reputasi dan harga. Tapi mengakui nilai sebenarnya dari karya seni bukan
sesuatu yang bisa dilakukan siapa pun.” Tegas Ryan Gold. Duk Mi tak bisa
berkata-kata.
Akhirnya
dari SHANGHAI, Duk Mi pun kembali KOREA dengan wajah kesal menurutnya kalau
bukan karena pria sinting itu maka bisa mendapatkan lukisan itu. Ia berjalan
sambil menarik koper kesal sendiri karena merasa ragu.
“Tidak
ada batasan menghabiskan uang untuk cinta... Ini Menjengkelkan.” Ucap Duk Mi
kesal lalu terlihat binggung karena ada mobil polisi dan sura tawa Nyonya Eom
sambil berkata “sulit kupercaya!”
Saat itu
polisi membawa Nyonya Eom keluar dari galeri, Duk Mi bingung melihat Nyonya Eum
dibawa polisi. Polisi melihat Duk Mi pun membawanya masuk ke dalam mobil. Duk
Mi binggung padahal baru saja sampai korea.
“Kami
dari Kantor Kejaksaan Umum Distrik Seoul. Jadi Ikut dengan kami... Ayo pergi.”
ucap pria yang membawa Duk Mi pergi.
“Berita
terbaru. Eom So Hye, istri Kim Moo Seon dari TK Group yang ditangkap atas
tuduhan malpraktek dan penggelapan, sudah dicurigai terlibat dalam penggelapan
dana. Kantor Kejaksaan Umum Distrik Seoul melakukan penggeledahan dan penyitaan
di Chaeum Gallery pagi ini, yang merupakan afiliasi dari TK Group.
“Penuntut
sedang menyelidiki Ketua Kim atas tuduhan malpraktek dan penggelapan, dan
menemukan bahwa Eom So Hye dari Chaeum Gallery sangat terlibat dalam
penggelapan dana. Dia sudah ditangkap tanpa surat perintah. Jaksa sudah
menyelidiki ini sejak 2014”
Duk Mi
kaget yang sedang di interogasi kaget mengetahui Penggelapan dana dan mengaku
belum pernah dengar dan benar-benar tidak tahu apa-apa. Polisi tak percaya terlihat
sangat marah dengan sikap Duk Mi, sementara Nyonya Eom terlihat santai.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar