PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di dalam
ruang kelas, Pak guru bertanya Sabtu adalah hari apa, Para siswa menjawab kalau
Hari belajar hingga muak. Pak guru membenarkan lalu menyuruh mereka untuk
segera pulang dan gunakan seluruh waktu untuk
belajar.
“Sepertinya
Eun Gi tertidur pulas. Apa kalian memberi dia makan sebelum dia tidur?” ejek
Pak guru melihat Eun Gi sudah tertidur pulas.
“Ya, kami
memberi dia mi gelas.” Kata teman yang lainya. Pak Guru malah memujinya.
“Bangunkan
dia dan suruh menemui Bapak. Baik, Ketua kelas.” Kata Pak guru, ketua kelas pun
berdiri agar mereka memberikan hormat sebelum guru mereka pergi.
Eun Gi
terlihat masih tertidur pulas, lalu temanya membangunkanya memberitahu kalau
Kelas sudah selesai dan Wali kelas ingin bertemu dengannya. Eun Gi terbangun
dengan wajah malas dan melihat jendela kalau Hujan.
“Astaga,
aku tidak membawa payung.” Keluh Eun Gi dan kaget melihat ada sebuah payung
dalam tasnya.
“Siapa
yang memberi kau itu? Apa Kau diam-diam punya kekasih? Aku sangat iri.” Ejek
temanya.
Eun Gi
mengeluh dengan temana yang terus mengoda, sementara seorang wanita didepan
pintu kelas tersenyum bahagia karena Eun Gi memegang payung pemberian darinya.
Duk Mi
berdiri didepan sekolah, melihat hujan yang deras dan map yang penuh sedang
stiker idolanya, seperti tak tega tapi harus merelakan terkena hujan. Saat itu
Eun Gi menahanya dari belakang bertanya apakah Duk Mi tidak membawa payung. Duk
Mi yang kesal meminta Eun Gi melepaskan tanganya.
“Kenapa
kau ceroboh sekali? Bagaimana kalau kau sakit?” ejek Eun Gi
“Lepaskan
aku, selagi aku masih baik.” Ucap Duk Mi
kesal lalu melihat Eun Gi membawa payung dan meminta agar memberikanya.
“Tangan.”
Kata Eun Gi, Duk Mi mengeluh Eun Gi itu sangat menyebalkan lalu menyodorkan
tanganya untuk meminta.
“Bersikap
yang sopan.” Kata Eun Gi, Duk Mi akhirnya mengangkat dua tangana agar Eun Gi
memberikan payung untuknya.
“Bersikap
yang manis.” Kata Eun Gi mengoda, Duk Mi akhirnya memberikan sikap imutnya lalu
berhasil mengambil payung dari tangan Eun Gi.
“Segera
pulang begitu kau selesai latihan. Jangan sampai Ibu memasak dua kali.” Ucap
Duk Mi lalu bergegas pergi.
Duk Mi
terlihat bahagia berjalan pulang dengan payungnya, saat itu si wanita yang
memberikan hadiah langsung menghadangnya. Duk Mi binggung bertanya siapa tapi
terlihat berani melawanya.
Eun Gi
sedang berlatih diruangan, Duk Mi datang dengan basah kuyup terlihat sangat
marah. Eun Gi heran Duk Mi malah basah kuyup padahal sudah diberikan payung
lalu Mana payung yang diberikan kepadanya.
“Jawab
dengan jujur. Payung yang kamu berikan ke aku... Apa itu hadiah?” tanya Duk Mi
sambil mencengkram leher Eun Gi. Eun Gi
membenarkan kalau itu hadiah.
“Apa Kau
gila, ya? Bisa-bisanya kau pinjamkan barang hadiah ke aku! Kau pria gila yang
jahat.” Ucap Duk Mi marah
“Apa
masalahnya? Apa salahnya meminjamkan sesuatu yang aku dapat sebagai hadiah?”
ucap Eun Gi merasa tak ada yang salah.
“Kau
belum pernah menyukai seseorang, ya? Cokelat-cokelat yang kau makan pada hari
Valentine diberikan kepada kau oleh seseorang yang sangat menyukai kau. Dan
semua hadiah yang kamu dapat diberikan dengan tulus kepada kau.” Ucap Duk Mi
“Mereka
ingin kau memakan makanan lezat dan mengenakan pakaian bagus karena mereka
menyukaimu. Jika hujan, mereka cemas kau akan kebasahan. Jik hari berangin,
mereka cemas kau bisa terempas angin. Mereka selalu peduli dan mencemaskanmu.”
Tegas Duk Mi
“Itu
alasan mereka memberanikan diri untuk menunjukkan perasaan padamu. Tapi di sisi lain, kau meminjamkan hadiah
berharga ke orang asing!” ucap Duk Mi marah
“Kita
bukan orang asing. Aku tidak minta mereka menyukai aku. Aku menerima hadiah
itu, kan? Mereka mau apa lagi?” ucap Eun Gi merasa tak bersalah.
Duk Mi
tak bisa menahan amarah langsung membanting Eun Gi dan memiting kepalanya. Eun
Gi seperti tak bisa melawan, Duk Mi mengumpat Eun Gi itutidak tahu sopan santun
dan Orang seperti Eun Gi itu tidak pantas hidup.
“Mati. Kau
tidak pantas hidup.” Ucap Duk Mi.Eun Gi mencoba melawan dengan menarik rambut
Duk Mi
“Hei,
jangan tarik rambutku, Kurang ajar.” Jerit Duk Mi memukul Eun Gi agar mati
saja. Pelatih yang melihatnya mencoba merelai tapi terlihat ketakutan.
Episode tiga, Mari bersikap sopan"
Duk Mi
terbangun dari tidurnya dengan wajah sumringah teringat dengan ucapan Ryan
sebelumnya “Kita
ada janji dengan Cha Shi An dari White Ocean.” Lalu turun dari
tempat tidur dan berjalan keluar rumah dengan hati riang.
“Katanya
sulit untuk penggemar berat untuk bisa sangat beruntung. Tapi hidup itu tidak
terduga. Kemarin, aku menangis karena dipecat dari galeri. Tapi hari ini, aku
sangat beruntung.”
Duk Mi
merawat dirinya, dengan melakukan manipadi dan juga masker. Lalu mengaja Sun
Joo agar hidup panjang umur, Sun Joo yang ada di seberang telp melihat Duk Mi
mengunakan masker dan pakaian hitam mengeluh apak Duk Mi akan mengenakan itu.
“Apa yang
sudah aku lakukan? Kebiasaan bisa sangat mengerikan.” Ucap Duk Mi tersadar
dengan pakaian sebagai fans rahasia.
“Duk Mi,
kau tidak akan menjadi penggemar wanita. Kau ke sana untuk bekerja. Kau akan
meraih pencapaian penggemar wanita terhebat. Bahkan Kau akan bekerja bersama
bintang yang selalu menjadi idolamu.” Ucap Sun Joo yang terdengar iri.
“Kau
benar... Sun Joo, bisa tolong kau pilihkan pakaian untuk aku? Coba aku lihat.
Jam mana yang harus aku pakai untuk bertemu Shi An?” kata Duk Mi yang sudah
berganti pakaian dan memilih sebuah jam tangan.
“Duk
Mi... Aku tahu seharusnya tidak meminta ini kepada kamu. Tapi bisa tolong
jangan dimatikan saat kau bertemu Shi Ah? Aku tidak akan bernapas. Aku ingin
mendengar suaranya.” Ucap Sun Joo berharap banyak.
“Sun Joo,
aku sudah harus pergi. Sampai jumpa.” Kata Duk Mi yang sudah siap lalu menutup
telpnya.
Sun Joo
memanggil Duk Mi yang sudah menutup telp, mengaku sangat iri karena juga ingin
bertemu Shi An, mendapatkan tanda tangan, berfoto dengannya, bersikap seperti
anak remaja. Saat itu Joo Hyun kembali menjatukan gelas melihat tingkah bosnya.
“Apa itu
caramu untuk membangunkan aku?” ucap Sun Joo kesal. Joo Hyun pikir Sun Joo bisa
potong dari gajinya.
“Joo
Hyuk... Tidak ada sisa uang yang bisa dipotong. Tapi aku tetap akan memecat
kau. Aku akan melatih kau dengan baik dan mendapatkan kembali uangku.” Tegas
Sun Joo lalu kembali berbaring sambil merengek.
“Aku
sangat iri... Astaga, aku juga sangat ingin berada di sana.” Keluh Sun Joo kesal
Ryan
sudah menunggu sambil membawa sebotol wine, seperti terpesoan melihat Duk Mi
turun dari taksi dengans sebuket bungan. Duk Mi melihat dari kejauhan kalau
Ryan mengunakan jaket yang sama yang dibelikan Sindy untuk Shi An.
“Dia
seperti mendapatkan jaket yang serasi.” Komentar Duk Mi lalu berjalan mendekati
Ryan.
“Apa kau
baik-baik saja?” tanya Duk Mi, Ryan mengaku sudah lebih baik.
“Sakitku
tidak cukup parah hingga bisa menerima bunga, tapi akan kuterima dengan senang
hati karena sudah kau bawa.” Kata Ryan berpikir Duk Mi membawakan bunga
untuknya.
“Shi An
menyukai bunga tulip... Apa kau ingin setangkai?” ucap Duk Mi mencoba bergegas
menutupi alibinya sebagai fans berat Shi An.
“Tidak...
Aku juga membelikan sebotol anggur untuk dia.”ucap Ryan.
“Itu
anggur merah... Tapi Shi An lebih suka anggur putih.” Komentar Duk Mi. Ryan
kaget Duk Mi memanggil "Shi An" seperti sudah sangat dekat.
“Maksud
aku, Pak Cha.” Ucap Duk Mi buru-buru mengantinya agar tak Ryan tak curiga.
“Sepertinya
kau sangat tahu hal yang dia sukai.” Komentar Ryan.
“Aku suka
melakukan penyelidikan untuk para klien sebelum aku bertemu dengan mereka. Aku
memastikan hal itu.” Kata Duk Mi. Ryan tak ingin berlama-lama mengajak Duk Mi
masuk.
Duk Mi
dan Ryan masuk ke dalam lift, wajah Duk Mi terlihat tegang mencoba untuk
bersantai sebelum sampai ke lantai tempat Shi An tinggal. Duk Mi pun sampai dan
berjalan dilorong perlahan, tak bisa menutupi rasa gugupnya.
Ryan
sudah siapa menekan bel dan Duk Mi dengan gugup menunggunya. Ryan ingin bicara
tapi ditahanya, Duk Mi berharap agar Ryan segera menekan bel, sampai akhirnya
Ryan berani bicara. Duk Mi bertanya apa yang akan dikatakan.
“Apa kau
benci Cha Shi An?” ucap Ryan. Duk Mi binggung karena sebenarnya sangat menyukai
Shi An.
“Kau berhak
menyukai atau membenci orang, tapi kita di sini untuk meminta karya seni. Tolong
sembunyikan rasa tidak sukamu.” Jelas Ryan. Duk Mi menganguk mengerti.
Ryan
menekan bel rumah, Duk Mi sangat berharap Shi An keluar membuk pintu, seperti
melihat sinar cahaya dari surga dengan senyuman sumringah menyambutnya, tapi
ternyata manager Shi An yang membuka pintu. Senyuman Duk Mi pun hilang
seketika.
“Sepertinya
kalian datang lebih awal... Shi An masih belum siap, tapi silakan tunggu di
dalam.” Ucap manager Shi An.
Ryan
masuk lebih dulu diikuti oleh Duk Mi ke dalam rumah Shi An. Duk Mi langsung
berjongkok menyapa “Kong!” anjing kesayangan Shi An sambil bergumam kalau sulit
dipercaya melihatnya secara langsung. Saat itu Shi An keluar dari kamar mandi
dengan jubah mandi menyapa Duk Mi lalu masuk kamar.
“Ini
Tidak mungkin... Apa aku boleh menerima berkah sebanyak ini? Shi An, aku
bersyukur, tapi juga menyesal. Bahkan jika aku mati sekarang, aku tidak akan
menyesal.” Gumam Duk Mi
Duk Mi
sudah ada di kamar mayat dan dokter akan memeriksanya, tertulis data di layar
komputer "Sung Duk Mi, 33 tahun,
Shi An Adalah Hidupku, Penggemar Berat"
“Ini
autopsi Sung Duk Mi, usia 33 tahun.” Kata dokter lalu meminta asistantnya agar
memberikan Pisau bedah.
“Dia
tidak punya jantung.” Ucap Dokter setelah membedah bagian dada.
“Coba Lihat
ke sini. Jantungnya ada di kaki kanannya.” Kata asistant melihat jantung Duk Mi
di kaki
“ Ini
kasus jantung seseorang lompat dari dadanya. Kita harus melaporkan ini.” Kata
Dokter. Assitantnya menganguk mengerti.
“Hidup
ini indah dan penuh berkah. Melihatnya saja sudah membuat aku nyaman.” Gumam
Duk Mi melihat Shi An dari kejauhan sedang berbicara dengan Ryan.
“Ini
karya yang paling aku suka. Bintang, bulan, dan hutan. Aku merasa karya seni
ini menunjukkan semua itu.” Ucap Shi An menunjukan lukisanya.
“Aku
merasa kau sungguh menyukai seni.” Puji Ryan. Shi An tersenyum malu-malu.
“Menggemaskan.
Dia sangat menggemaskan! Bagaimana kau bisa sangat menggemaskan?” gumam Duk Mi
terlihat sangat bahagia melihat senyuman Shi An
“Karya-karya
yang ini terlihat nyata, tapi juga ajaib. Kabar soal kau yang sangat menyukai
seni seni ternyata benar.” Kata Ryan.
“Foto ini
diambil oleh penggemar pertamaku. Aku dalam perjalanan menuju acara pertama
setelah debut. Kau bisa melihat aku merasa gugup.” Ungkap Shi An menunjuk
sebuah foto.
Duk Mi
yang melihat terlihat sangat kaget, foto Shi An yang anggp sebagai hidupnya.
“Sepertinya
tidak ada yang tahu tentang diriku melebihi dia meski aku tidak tahu siapa
orang ini.Ini Aneh, kan?” komentar Shi An.
Duk Mi
tak menutupi rasa bahagia akhirnya meminta izin
ke kamar mandi. Shi An menunjuk tempat kamar mandi.
Duk Mi
masuk kamar mandi melihat wajahnya di cermin lalu merasa hidup dengan baik dan menjalani
hidup dengan baik. Ia melihat sebuah dibagian shower kamar mandi Shi Ah yang
selalu menemaninya saat mandi.
“Kau
beruntung... Kau bisa sering bertemu dengan Shi An... Setiap hari, kau...” ucap
Duk Mi seperti membayangkan saat Shi An sedang mandi.
“Astaga,
apa yang aku pikirkan? Aku tidak percaya ini. Berhenti berpikir seperti itu.”
Kata Duk Mi malu-malu lalu tak sangat menekan keran dan akhirnya air pun keluar
membasahi tubuhnya.
Shi An
sudah berbincang dengan Ryan lalu menawarkan
ingin minum kopi atau teh. Ryan memilih teh saja. Duk Mi keluar dari
kamar mandi dengan badan basah kuyup. Ryan kaget dan langsung mengalihkan
pandangan karena baju Duk Mi yang menerawang.
“Aku
tidak sengaja menyalakan pancuran.” Ucap Duk Mi membalikan badan, Ryan akhirnya
melepaskan jas dan memberikan pada Duk Mi agar menutupinya baju yang basah.
“Terima
kasih.” Ucap Duk Mi walaupun terlihat heran.
Duk Mi
dan Ryan akhirnya duduk bersama, Shi An memberitahu kalau tidak berpartisipasi dalam pameran, tapi akan
mengadakan pameran atas namanya, karena merasa sedikit terbebani dengan itu dan
berpikir Mungkin butuh karya seni yang lebih terkenal. Ryan terlihat sedikit
menjelaskan.
“Aku
yakin orang-orang akan mencoba memeriksa seleramu dengan pameran ini. Namun,
ini juga bisa memberikan kesempatan untuk banyak orang memahami apa yang kamu
suka dan menjadi lebih dekat dengan kau.” Kata Duk Mi menjelaskan
“Aku juga
ingin menambahkan kau tidak perlu cemas soal seleramu terhadap seni. Karya seni
yang paling kau suka juga bagus menurutku.” Kata Ryan.
“Direktur
Gold juga menyukai seni dari Lee Sol. Bahkan dia membeli beberapa karyanya
sendiri.” Ucap Duk Mi menyakinkan.
“Apa kau
tahu karya-karya Lee Sol?” tanya Shi An penasaran. Ryan panik mengakuhanya membeli
karya seni untuk klien.
“Menurut
aku itu bagus dan tidak sengaja aku mengetahui kau memiliki salah satu karya
Lee Sol.” Kata Ryan. Shi An seperti tak yakin kalau memang Tidak sengaja?
“Benar. Aku
melihatnya sepintas.” Kata Ryan. Shi An mencoba mengerti sementara Duk Mi
terlihat gugup seperti merasa salah bicara.
Duk Mi
dan Ryan akhirnya keluar dari rumah, Shi An dan managernya mengantar sampai ke
depan rumah. Akhirnya Ryan pun berjalan dengan Duk Mi ke depan lift, Duk Mi meminta
maaf karena mengatakan itu, Ryan seperti sudah tahu kalau Shi An tidak pernah
tertarik kepada pameran.
“Sudah
tugas kita membujuk dia apa pun caranya.” Ucap Ryan santai
“Aku akan
pesan taksi. Kau pasti membawa mobil.” Kata Duk Mi. Ryan memberitahu kalau hanya naik lift saja.
“Apa Kau
tinggal di gedung ini juga?” tanya Duk Mi kaget, Ryan membenarkan ada di Unit
2401.
“Unit
2401? Itu satu lantai di atas apartemen Cha Shi An.” Kata Duk Mi makin kaget.
Ryan membenarkan.
“Kau
beruntung. Aku berharap bisa tinggal di gedung Shi An juga.” Gumam Duk Mi lalu
akan pamit pergi
“Tapi Jaketmu.”
Kata Duk Mi teringat, Ryan pikir Duk Mi
bisa kembalikan lain waktu. Duk Mi juga melihat bajunya menerawang
akhirnya pamit pulang dan akan mengembalikan besok.
Duk Mi
berjalan keluar dari apartement dengan senyuman bahagia menelp Sun Joo,
memberitahu kalau Foto yang diambil dipajang oleh Shi An di dinding menurutnya
Shi An memang sungguh bintang besar.
“Sepertinya
tidak ada yang tahu melebihi Shi An Adalah Hidupku.”jerit Duk Mi bahagia lalu
naik ke dalam taksi.
Ryan
melihat diary Duk Mi membaca jadwal dan foto Shi An didalamnya, "Jadwal Shi An berikutnya, penerbangan
ke Hong Kong Seniman kesukaan Shi An, Lee Sol" seperti Ryan mencoba
mencari sesuatu cara untuk mengajak Shi An dengan Lukisan Lee Sol.
Duk Mi
didalam cafe dengan penuh semangat menceritakan saat Pintu ke rumah Shi An
terbuka, lalu Kong menghampirinya. Sun Joo yang mendengarnya seperti ikut
senang mendengar tentang Kong. Duk Mi menceritakan kalau Kong bahkan lebih
manis secara langsung.
“Aku
melihat cahaya bersinar di arah itu, jadi, aku berpaling. Shi An menghampiri
aku, Dia memakai jubah mandi.” Cerita Duk Mi lalu keduanya menjerit histeris.
“Rambutnya
basah dan menetes seperti ini. Dia menatapku dengan wajah seksi. Kau tahu
seperti apa wajah malunya?” ucap Duk Mi. Sun Joo pikir bisa mengetahuinya.
“Dia menunjukkan
wajah itu dan berkata, "Halo".” Kata Duk Mi bahagia. Sun Joo pun ikut
menjerit bahagia.
Suami Sun
Joo menenangkan istrinya agar tak berlebihan. Eun Gi yang melihatnya berpikir
kalau dua wanita itu gila. Suami Sun Joo mengeluh kalau istrinya memang sudah
gila. Duk Mi terus menceritakan kalau Tulang
selangka bahkan terlihat dan membuatnya tidak bisa mengendalikan diri.
Duk Mi
tertidur pulas di bus terbangun karena telp Sun Joo, Sun Joo bertanya keadaan
Duk Mi, apakah tidak diteror. Duk Mi mengaku memang di teror yaitu Diteror
dalam tidur jadi sangat mengantuk. Sun Joo pikir temanya itu masih belum
melihat.
“Aku akan
kirim artikelnya, jadi, lihat sekarang juga.”kata Sun Joo terlihat panik.
Duk Mi
yang baru bangun melihat artikel "Siapa yang dikencani oleh Cha Shi An
dari White Ocean?" lalu terlihat sangat kaget. Komentar pun mulai
berdatangan.
“Cha Shi An terlibat dalam skandal
percintaan. Apa Dia punya kekasih? Dia menjalin hubungan? Dengan siapa? Apa
mereka berpikir Shi An menjalin hubungan? Siapa wanita ini? Aku tahu. Benar
sebuah artikel telah dimuat.”
“Tidak...
Shi An tidak punya waktu untuk menjalin hubungan. Konyol. Tidak, ini tidak
mungkin.” Tegas Duk Mi mencoba untuk denial
“Pemberitaan
menghebohkan begini adalah masalah negara kita. Mereka memuat berita palsu tanpa
mencari bukti yang benar. Mereka itu sampah.” Kata Duk Mi meluapkan angger.
“Dia
selalu sibuk dengan jadwalnya. Orang biasa merasa kesepian jika merasa lelah. Dia
pasti ingin menjalin hubungan.” Kata Duk Mi sampai difase bargening.
“Aku
mengerti semuanya... Apa Aku sudah menjadi penggemar selama ini hanya untuk
melihat hal ini? Aku merasa sangat malu. Apa sebaiknya kita berhenti menjadi
penggemarnya?” kata Duk Mi merasa depresi.
“Dia sudah pada usia di mana dia ingin
menjalin hubungan. Biarkan saja dia menjalin hubungan. Dia harus menjalin
hubungan agar bisa putus.” Kata Duk Mi akhirnya mencoba menerima.
Sun Joo
menyuruh Duk Mi agar membaca artikelnya sampai akhir. Duk Mi kaget kalau Manajernya
memuat ini di media sosialnya bahkan tidak memeriksa karena Paling tidak harus...
Sun Joo mendekat agar melihat Duk Mi agar bisa memperhatikan seksama lebih
dizoom.
“Itu
seorang wanita... Apa yang dilakukan wanita itu di rumah Shi An? Siapa dia?”
ucap Duk Mi lalu memperhatikan lebih jelas sebuah bayangan.
“Itu aku.”
Kata Duk Mi menyadarinya. Sun Joo membenarkan kalau itu memang Duk Mi. Duk Mi
masih tak percaya.
Sun Joo
memperlihatkan jaket yang digunakan Duk Mi saat pulang dari rumah Shi An yang
ternyata itu jaket itu milik direktur Duk Mi “si Singa. Duk Mi membenarkan
kalau Ryan datang mengenakan jaket ini.
“Ini
merek mewah edisi terbatas. Hanya satu yang dikirim ke sini, jadi, para
penggemar berpikir Shi An memiliki barang satu-satunya ini. Dan fotoku diambil
saat mengenakan jaket ini di dalam rumah Shi An.” Jelas Duk Mi
“Itu
kasus sempurna di mana orang bisa salah paham.” Kata Sun Joo. Duk Mi binggung
apa yang harus dilakukan sekarang.
Manager
datang ke rumah Shi An mengak bahkan
tidak bisa mengunggah foto dengan benar karena sangat takut kepada para
penggemarnya, sambl mengeluh kalau Fansnya itu seharusnya melihat saja dan Untuk apa mereka perbesar.
“Sulit
dipercaya wanita itu tertangkap dalam foto.” Kata si manager.
“Ini
semua karena pameran... Sudah aku katakan sejak awal aku tidak ingin ikut.”
Kata Shi An. Manager mencoba menenangkan Shi An sambil ikut duduk disofa.
“Bagaimana
kau akan menangani skandal ini?” tanya Shi An menahan emosi.
“Jangan
cemas soal itu. Kita buat artikel yang menyatakan dia datang untuk membicarakan
soal pameran. Jadi, kau harus melanjutkan soal rencana pameran itu... Mengerti?”
ucap Managernya.
Di kantor
Kyung Ah
melihat artikel tak percaya kalau di foto itu adalah Duk Mi, karena selalu
percaya skandal soal pesohor, tapi menurutnya beberapa artikel memang konyol
seperti ini.
“White
Ocean masih grup pria paling populer. Dan kau kekasih Cha Shi An, anggota
paling populer. Aku ingin menjadi bagian dari...” ucap Kyung Ah dan langsung
disela oleh Yoo Sub
"Berhenti
bicara omong kosong." "Shi An tidak akan pernah melakukan itu." "Sudah
aku duga Si Shi An membodohi kalian semua." "Aku bisa mendengar suara
penggemar yang berpaling dari dia." Ada lebih dari seribu komentar dari
penggemar dan antipenggemar.” Ucap Yoo Sub membaca komentar, Duk Mi panik
mendengar kalau ada 100.
Ryan
melihat komentar dari artikel “Sudah aku duga wajah wanita itu sangat
mengerikan.” Sepertinya Ryan tak mengerti bahasa gaul sekarang “Sangat
mengerikan?” menurutnya Itu bukan ungkapan yang biasa. Ia mencoba membaca
komentar yan lainya.
"Waspadalah
saat malam. Aku akan mencari kamu. Dan akan membunuh mu. Aku akan mencari kamu.
Dan akan membunuh kamu" ucap Ryan membaca komentar lalu teringat saat fans
Shi An menyerbunya karena si artis yang baru datang dari pintu lain.
“Mereka
sampai mampu membunuh.” Ucap Ryan menganguk mengerti.
“Aku
dengar penggemar White Ocean sangat obsesif. Bagaimana jika mereka menemukan
informasi pribadimu?” kata Yoo Sub khawatir.
“Penggemar
biasanya seperti itu. Tidak perlu mencemaskan soal obsesi mereka...” kata Duk
Mi santai
“Nona
Sung, kamu ini sangat naif. Apa kau tahu seberapa mengerikan para penggemar
itu? Apa kata agensi Cha Shi An?” kata Kyung Ah
“Mereka
akan memuat artikel yang akan menyangkal kabar ini, jadi, mereka meminta aku
untuk tidak cemas dan menunggu.” Kata Duk Mi
“Apa kau
sudah memberi tahu kekasihmu?” tanya Kyung Ah. Duk Mi bingung siapa kekasihnya
itu. Saat itu Ryan lewat ruangan mendengar pembicaraan ketiganya.
“Kau
mabuk saat makan malam tim dan menyatakan cintamu.” Ucap Yoo Sub. Duk Mi tak
ingat ingin tahu apa yang dikatakan saat mabuk.
"Dia
memiliki senyum menawan dan sangat berbakat." Kau ingat, bukan?” kata Yoo
Sub. Duk Mi tersenyum bahagia mengingat Shi An, sementara Ryan yang medengarnya
berpikir kalau itu pasti Sun Joo.
“Dia
bukan kekasihku.” Akui Duk Mi malu-malu. Ryan terus mendengar dan berpikir
kalau pasangan itu Sun Jooo
“Baik dia
kekasih atau pria yang kau sukai, unggah saja fotonya di media sosial untuk
dilihat orang. Bahkan jika mereka mengetahui kau, foto itu akan menunjukkan kau
bukan kekasih Cha Shi An dan semua menjadi jelas.” Ucap Kyung Ah penuh
semangat.
Yoo Sub
pikir itu Kedengarannya bagus. Mi Young terlihat panik karena tak bisa
memberitahu kalau itu Shi An dan Ryan pun terlihat merasa tak enak hati kalau
rekan kerjanya tahu kalau Duk Mi berhubugan dengan seorang wanita.
“Apa kau
punya foto bersama dia? Aku akan membantu memilihkan.” Ucap Kyung Ah penuh
penasaran. Ryan memikirkan kalau akan terbuka hubungan terlarang.
“Nona
Sung!” teriak Ryan sengaja mengebrak meja, Ketiganya kaget dan binggung, Kyung
Ah juga tak jadi melihat ponsel Duk Mi.
“Bukankah
seharusnya sekarang kau bekerja? Menurut aku, kau sudah mengobrol terlalu lama.”
Kata Ryan. Duk Mi meminta maaf sambil menunduk mengerti. Ryan yang pergi
akhirnya pergi menjauh dan tak bisa menahan sakitnya.
“Maksud
aku, bagaimana bisa ini disebut mengobrol? Keselamatan pegawai kita sedang
dipertaruhkan.” Keluh Kyung Ah
“Pak Gold
sama sekali bukan orang yang pengertian.” Keluh Yoo Sub. Kyung Ah mengejek
kalau itu bos Duk Mi.
“Jangan
menantikan hal semacam itu.” Kata Duk Mi lalu mencoba tenang melihat
pemberitaan tentang dirinya.
Ryan
pulang ke rumah melihat ada banyak wartawan dan fans, mereka mencoba memastikan
kalau sudah memeriksanya dan itu akurat dengan foto yang beredar. Sementara
fans yakin Shi An tidak akan melakukan
itu kepada mereka.
“Dia
tidak akan menjalin hubungan secara diam-diam. Tolong katakan itu bohong.” Ucap Fans Shi An.
“Hei,
mereka memuat artikel yang menjelaskan soal itu.” Kata Fans lain, sementara
yang lainya yakin kalau itu tidak benar.
Ryan
mendengar semua pembicaran terlihat kebingungungan, fans mengajak pergi saja
karena Buang-buang waktu saja mneurutnya Shi An tidak akan melakukan itu. Ryan
melihat berita online tentang update Shi An.
"Wanita di dalam foto itu adalah seorang
kurator galeri seni. Dia mengunjungi rumah Cha Shi An untuk berbicara soal
koleksi seni. Pakaiannya mendadak basah jadi dia mengenakan Cha Shi An.. Dia
mengenakan jaket Cha Shi An untuk sementara di rumahnya. Dia bukan kekasih Shi
An. Dan dia tidak memberikan jaket ke wanita itu sebagai hadiah."
Ryan
merasa ada sesuatu yang salah akhirnya menelp mengaku sebagai direktur dari Galeri
Cheum
Beberapa
saat kemudian, Ryan sudah ada dirumah Shi An menegaskan kalau Artikel yang
mereka terbitkan tidak sepenuhnya benar dan mengaku kalau itu sebagai jaket
milik Shi An. Manager menjelaskan kalau Itu jaket edisi terbatas.
“Apa Kau
pikir para penggemarnya akan percaya jika diberi tahu kalau ada dua jaket yang
sama persis di rumah ini?” ucap Manager Shi An.
“Jadi, apa
kau membohongi mereka?” kata Ryan Gold marah. Shi An akhirnya ikut campur.
“Direktur
Gold, orang-orang tidak peduli soal kebenaran. Mereka hanya melihat hal yang
ingin mereka lihat dan memercayai hal yang ingin mereka percaya. Bukankah akan
lebih baik memberikan kebohongan meyakinkan daripada kenyataan yang mustahil?”
ucap Shi An dengan nada dingin.
“Kami
sudah mengatasi skandal in dan kau bisa mengadakan pameran. Ini menguntungkan
kedua belah pihak. Jadi Kita sudahi saja.” Kata Shi An seperti sangat terpaksa.
Duk Mi
menerima telp dari Ryan Gold saat ada didepan komputer, melihat berita "Pria paling tampan di
dunia, Cha Shi An" Ia mengetahui tentang berita dirinya berpikir kalau
memang masuk akal dan tidak masalah.
“Terima
kasih telah mencemaskan aku... Baik, sampai jumpa besok. Sampai nanti.” ucap
Duk Mi
Duk Mi
melihat berita dirinya "Dia
mengunjungi rumah Cha Shi An untuk berbicara soal koleksi seni" lalu
berpikir kalau saatnya melakukan pekerjaannya dan masuk ke fancafe
miliknya "Shi An Adalah
Hidupku"
Duk Mi
seperti masuk ke dalam rumahnya dan sudah banyak fans yang berkomentar tentang
skandal kencan. “Ini semua salah Pak Park. Aku tahu suatu hari dia akan
menyebabkan masalah. Seharusnya dia lebih berhati-hati dalam menjadi manajer
idola.”
“Tapi
kenyataan dia mengenakan jaket Shi An tidak mengubah apa pun. Aku kesal sekali
soal itu. Aku jadi merasa tidak nyaman.”
“Sepertinya
pakaian dia basah. Aku lebih memilih dia pakai jaket daripada basah di sisi Shi
An. Dia tidak mungkin penggemar Shi An, kan?”
“Kalau
dia penggemar, dia tidak akan bisa memakai itu. Aku bahkan tidak akan berani
menyentuh jaket itu.”
“Pak Park
harus dipecat.” Ucap seorang fans fanatik yang terlihat marah
Duk Mi
yang melihatnya pun sampai kaget lalu mencoba mengalihkan dengan memposting
foto Shi An. Semua fans menjerit bahagia dan fans yang marah langsung
memberikan hati dan juga panah cinta untuk Shi An.Duk Mi senang bisa membuat
fans Shi An jadi teralihkan.
“Skandal pertama
Shi An ternyata bohong, jadi, ini foto untuk merayakan itu.” Tulis Duk Mi dan
akhirnya bisa bernafas lega, karena semua fans memberikan komentar positif.
Sindy
melihat berita tentang Shi An "Dia mengenakan jaket Cha Shi An untuk
sementara di rumahnya." Lalu melihat kameranya dalam mobil terlihat foto
Duk Mi yang keluar dari rumah Shi An dengan jaket dan masuk taksi.
Flash Back
Sindy
seperti paparazi menunggu didepan rumah Shi An, lalu melihat Duk Mi keluar
dengan jaket yang berpikir kalau itu jaket yang diberikan olehnya.
“Aku
menghadiahkan dia jaket itu. Berani sekali dia meminjamkan ke wanita lain!”
ucap Sindy marah lalu tersenyum licik.
Esok
paginya, disekolah fans membaca berita
di fancafe lalu tak percaya kalau Shi An sungguh menjalin hubungan. Semua
langsung ingin melihat ponsel yang sama.
“Sudah
aku duga. Pukul 14.00 adalah waktu terbaik untuk membaca skandal pesohor. Aku
mengantuk, tapi ini membuatku segar.” Tulis pengemar Shi An yang sedang
berkerja.
Sun Joo
melihat "Fancafe Cha Shi An oleh Sindy" dan melonggo kaget karena
memposting foto Duk Mi dengan caption "SDM,
33 tahun, Seorang kurator di Galeri CU" bahkan foto-foto Duk Mi sudah
bertebaran di fancafe.
Duk Mi
melihat foto dirinya, terlihat marah dengan Sindy itu penggemar berat, bahkan
mengintai di depan rumah Shi An. Ia dengan penuh amarah mengeluh kalau Sindy
itu seperti polisi karena mengintai dari depan rumah.
**
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar