PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 April 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Ryan mengingat semua merasa dirinya memang gila dan teringat saat seseorang mengatakan “Mimpi indah.” Tapi tak sadar kalau itu wajah Duk Mi dan akhirnya bisa dengan jelas melihat tangan Duk Mi yang membuatnya memegang tanganya sendiri sebelum pergi.
Akhirnya Ryan melihat fanspage CHA SHI AN menerima pesan “Terima kasih telah mendaftar tes peningkatan level. Harap tulis nama, jenis kelamin, dan usiamu.” Ryan masuk dengan nama Latte menuliskan nama  [NA HEE YEON, WANITA, 40 TAHUN]
“Ini pertanyaan pertamamu. Kapan Shi An melakukan debut? Silahkan tuliskan tahun, bulan, dan tanggal secara berurutan.”  Ryan bisa melewatinya  dengan menyontek dan akan melanjutkan ertanyaan selanjutnya adalah soal album dan lagu.
“Di album pertama White Ocean, Ada lagu berjudul "Thanks to White World". Tulis ulang tahun anggota yang memanggil Shi An dan apa yang dia katakan padanya.”
Wajah Ryan kesal dengan pertanyaan yang memang benar fansnya, tapi bisa melewatinya lagi dan naik ke level soal rekaman video. "Mulai dari Januari 2019 hingga Maret 2019, Tuliskan warna semua celana yang dikenakan Shi An di Y Live"
“Warna celana yang dikenakannya? Apa Mereka ingin aku menuliskannya secara berurutan?” keluh Ryan dan mencari keyword Y Live "White Ocean" tapi ada 708. Ryan terus mencoba mencari semua video sambil terkantuk-kantuk.
“Inilah pertanyaan terakhir. Shi An selalu menutupi tahi lalat di dekat bibirnya karena dia tidak menyukainya. Silakan menggambar untuk menunjukkan persis di mana tahi lalat itu berada.” 
Ryan menghela nafas mengeluh Di mana tahi lalat itu dan Kenapa tidak dapat menemukannya di mana pun, bahkan Semua foto yang dilihat dan mencari ribuan foto. Saat itu Shi An datang menyapa Ryan masuk dalam lift.
Ryan langsung mencari diwajah Shi An sambil memegang wajahnya, Shi An binggung. Ryan akhirnya tersadar lalu berpikir kalau itu adalah bayangan dan mengira ada ada sesuatu di wajahnya. Shi An mengaku  Orang-orang sering bilang ketika ia punya tahi lalat.
“Kapan kau "memiliki" tahi lalat?” tanya Ryan penasaran. Shi An mengaku sudah membuangnya.
“Kau membuangnya? Kenapa kau membuangnya? Apa kau tahu seberapa besar fan-mu menyukai tahi lalat itu?” jerit Ryan frustasi.
“Itu sebabnya aku diam-diam membuangnya. Aku tidak pernah menyukai tahi lalat itu... Tapi, jika kau melihat cukup dekat, kau masih dapat melihatnya.” Ucap Shi An.
“Di mana? Biar kulihat.” Atar Ryan kembali memegang wajah Shi An ingin memastikan akhirnya menuliskan jawaban Tahi lalat di wajahnya

Sun Joo sedang melihat fancafe, lalu melihat ada arang ini luar biasa. Duk Mi bertanya apakah ada masalah. Sun Joo melihat  Orang ini bergabung dengan fanpage kemarin Tapi mendaftar tes hari ini dan menjawab semuanya dengan benar.
“Serius? Siapa?” tanya Duk Mi. Sun Joo memberitahu namanya Ryan dan melihat ini sebuah rekor baru.
“Apa Menurutmu seseorang membocorkan pertanyaan tes kita?”kata Sun Joo curiga.
“Ayolah. Dia mungkin fan yang luar biasa seperti kita.” Ucap Duk Mi yakin. 

Sementara di dalam lift, suasana terlihat canggung, Ryan dan Shi An berdiri berjauhan. Akhirnya Shi An keluar dan akhirnya memanggil Ryan mengatakan sampai jumpa sesudah kerja. Ryan menganguk.
“Aku menemukan satu lagi lukisan Lee Sol.” Ucap Shi An. Ryan kaget mendengarnya dan pintu ditutup.
Ryan duduk mengingat yang dikatakan Shi An “Aku menemukan satu lagi lukisan Lee Sol.” Lalu ingatanya kembali
Flash Back
Ryan melihat lukisan milik Lee Sol dan terus menatapnya, seperti mengingatkan kenangan  saat masih kecil memanggil ibunya yang sedang melukis. 

Di ruangan
Kyung Ah melihat Sindy akan bolos kerja hari ini karena dia minum tadi malam. Yoo Sub pikir Bayangkan betapa bahagianya bekerja untuk bersantai. Duk Mi menegaskan pasti memarahinya. Saat itu terdengar seseorang yang datang dengan suara yang lantang.
“Kau sangat cantik. Semoga harimu menyenangkan.. Kau terlihat seperti kupu-kupu.” Ucap Nyonya Eom mengantar anaknya masuk sambil mengambil foto. Duk Mi dkk hanya bisa melonggo melihatnya.
“Apa Kau akan memarahinya?” sindir Nyonya Eom. Akhirnya ketiganya hanya bisa menyapa dan menahan amarah.
“Aku tidak ingin membuatnya terlalu jelas, tapi suamiku sungguh ingin melihat foto.. Foto-foto dia bekerja di sini... Masalahnya, suamiku terlalu melindungi Hyo Jin. Tapi itu tidak berarti kalian harus merasa tertekan. Mengerti?” ucap Nyonya Eom.
“Baik, kita tidak akan merasa tertekan sama sekali.” ucap Duk Mi berusaha agar santai.
“Dan juga, kupikir suamiku perlu mengganti lukisan yang ada di dinding kantornya sekarang. Apa ada lukisan yang kau sarankan?” tanya Nyonya Eom. Duk Mi terlihat binggung.
“Sepertinya tahun ini akan jadi tahun yang buruk baginya. Dia mungkin sering dipermalukan. Jadi sepertinya dia harus menggantung lukisan yang dapat membantunya memblokir nasib buruk yang datang padanya. Mungkin singa atau...” ucap Nyonya Eom dan saat itu Ryan datang.
“Aku ada pertemuan dengan Cha Shi An hari ini, jadi aku akan pulang lebih awal... Nona Sung,  jangan panggil aku jika tidak mendesak.” Kata Ryan tak peduli melihat Nyonya Eom.
Duk Mi mengatakan kalau akan menemuinya.  Nyonya Eom melihat Ryan mengaku benar-benar tidak suka Lion, bahkan benci singa jadi meminta agar memberikan Lukisan harimau saja, lalu pamit pergi. 
“Nona Sung, apa kau bertengkar dengan Direktur? Seperti ada yang tidak beres. Apa kau mengomel padanya karena dia mabuk kemarin?” tanya Kyung Ah.
“Mengomel? Bertengkar? Omong kosong.” Ucap Duk Mi menyangkal. 

Ryan pergi ke rumah Shi An dengan penuh keyakinan, lalu melihat Shi Ah yang memiliki tiga lukisan Lee Sol. Shi Ah mengaku hanya satu dari mereka yang ditayangkan di TV Dan menemukan lukisan lain baru-baru ini. Ia menyimpulkan dirinya punya tiga dan Ryan juga membeli satu atas nama kliennya.
“Artinya jika kita menemukan lima lagi, kita akan memiliki seluruh koleksinya.” Ucap Shi An.
“Lima lagi? Apa Maksudmu ada sembilan lukisan secara total? Bagaimana kau tahu? Tidak ada informasi soal Lee Sol.” Ucap Ryan heran.
“Aku... Aku mendengarnya di suatu tempat. Aku pikir kita mungkin bisa mengumpulka semua lukisannya sebelum pameran. Apa Kau masih tetap berhubungan dengan klien-mu?” tanya Shi An bergegas mengalihkan ucapan.
“Ya... Kita harus bertanya kepada klien apa kita bisa meminjam lukisan itu.” Ucap Ryan.
“Alangkah baik jika aku bisa membelinya.” Kata Shi An lalu mempersilahkan agar bisa melihatnya. 


Ryan menjejerkan lukisan Lee Sol disampingnya dengan kain kanfas yang masih kosong, ingatan Ryan kembali saat memanggil ibunya. Lalu mulai mengambar dengan tanganya dan banyak orang yang terkesima pada gambarnya.
Ryan mencoba kembali mengambar tapi tak bisa mengerakan jarinya hanya membuat garis lalu akhirnya keluar dari ruangan. Ia menatap tanganya sendiri dan menatap ke arah jendela sambil mengepalkan jarinya. 

Duk Mi dkk makan siang bersama, Yoo Sub menanyakan tentang Ryan . Duk Mi mengaku kalau Ryan sedang tidak nafsu makan. Sindy bertanya apakah keduanya putus.  Kyung Ah mengeluh kalau itu tak mungkin karena mereka baru saja mulai berkencan. Duk Mi senang bisa dibela oleh Kyung Ah, lalu menatap sinis pada Sindy yang selalu memancingnya. 

Duk Mi dkk keluar dari restoran, lalu tiba-tiba Duk Mi meminta menunggu dan menyebrang jalan. Yoo Sub heran karena Duk Mi baru saja menghabiskan satu mangkuk penuh. Kyunga Ah memberitahu kalau Duk Mi itu membeli makan sandwich untuk Ryan lalu mengaku sangat iri.
Ryan baru saja keluar gedung, Duk Mi langsung menghampirinya dan ingin memberikan sandwich yang baru dibelinya.  Tapi saat itu Da In datang memanggil Ryan. Ryan kaget seperti tak percaya melihat Dan In ada didepan matanya.
“Kau masih bisa minum susu, kan?” ucap Da In memberikan minum pada Ryan dan melihat name tag Duk Mi.
“Sun Duk Mi... Maaf aku hanya membelikannya.”kata Da In sopan. Duk Mi pikir tak masalah.
“Bisakah kau pegang sebentar?” kata Da In meminta tolong Ryan,akhirnya Ryan memang dua gelas ditangan.
“Aku merindukanmu, Ryan.” Ucap Da In langsung memeluknya, semua melonggo kaget dan Sindy yang tersenyum bahagia.
“Kau punya tiga detik.” Kata Ryan memperingati. Dan In mengeluh karena Ryan sebelumnya bilang kalau  merindukannya juga.
Ryan mulai menghitung mundur,Da In langsung melepaskannya berpikir kalau 2 detik sudah cukup. Ryan bertanya Apa yang sedang terjadi, bahkan tidak menelepon. Dan In mengaku belum punya telepon dan mengajak bicara lebih banyak sambil berjalan.
“Kau ingin Pergi ke mana?” tanya Ryan. Da In mengaku ke Studionya. Ryan kaget kalau Da In punya studio di Korea.
“Kau penasaran, bukan? Ayo pergi. Di mana mobilmu?” tanya Da In berjalan lebih dulu.


Duk Mi terlihat gelisah memikirkan tentang Ryan dan Da In yang memeluknya sambil berkata “Aku merindukanmu, Ryan.” Kyung Ah memanggil Duk Mi seperti sedang melamun. Duk Mi meminta maaf karena tenggelam dalam pikiran.
“Manajer gedung apartemen Direktur baru saja menelepon. Kamar Unit di atas mengalami kebocoran air, jadi dia ingin memeriksa kediaman Direktur juga.” Ucap Kyung Ah. Duk Mi memikirkan Kebocoran air
“Dia mungkin memiliki beberapa lukisan di rumah. Sudahkah mereka mencoba menghubunginya?” kata Duk Mi
“Aku dengar dia tidak mengangkat.” Ucap Kyung Ah. Duk Mi pun brtanya-tanya kenapa Ryan tidak mengangkatnya. 

Da In sedang mengunakan telp Ryan berbicara dengan seseorang, lalu mengajak Ryan pergi ke Pyeongchang-dong untuk memeriksa area itu terlebih dahulu. Ryan heran apakah tidak pergi ke studionya. Da In mengaku akan mencarinya dan mengatakan akan meminjam ponsel Ryan. 

Kyung Ah berbicar pada Duk Mi kalau menurutnya  pulang ke rumah Ryan saja. Duk Mi pikir kalau bukan ia pemilik rumah itu. Kyung Ah pikir tak masalah karena Duk Mi adalah pacar pemilik rumahnya.
Duk Mi mengeluh sebagai pacar, lalu teringat ada Sindy disampingnya dan mengaku sebagai pacar Ryan.
“Ini masalah yang mendesak, jadi akan baik-baik saja. Aku akan memanggil pengelola gedung dan kirim pesan ke Direktur.  Apa Kau tahu sandinya?”ucap Kyung Ah.
“Apa? Ya, tentu saja... Sepertinya aku harus pergi... Panggil aku jika ada masalah.” Kata Duk Mi keluar ruangan agar membuat Sindy tak curiga.
“Mereka menikmati semua romansa sementara aku melakukan pekerjaan kotor.” Keluh Kyung Ah kesal. 

Seorang pria masuk ruangan kosong memberitahu kalau Mantan penghuni juga seorang seniman lalu semuanya berjalan dengan baik, jadi dia pindah ke luar negeri menurutnya Lokasi pasti membawa keberuntungan. Saat itu ponselnya berbunyi pamit pada Da In dan Ryan agar bisa melihat-lihat dulu.
“Aku suka. Bagaimana ?” tanya Dan In. Ryan malah balik bertanya kenapa Da In butuh studi.
“Berapa lama kau tinggal di Korea?” tanya  Ryan. Dan In balik bertanya pada Ryan Berapa lama akan tinggal di Korea
“Apa aku pernah mengirimimu sinyal? Aku tidak ingat melakukannya.” Ucap Ryan.
“Kau tidak pernah melakukannya, tapi kau membuat hatiku berdebar.” Kata Da In blak-blakan. Ryan mengeluh dengan ucapan Da In.
“Hanya saja aku sedikit bingung. Sekitar setengah memuji karyaku sementara setengah mengkritiknya. Apa aku seorang seniman palsu? Bahkan aku ragu pada diriku sendiri.” Kata Dan In. Ryan binggung menjelaskan.
“Aku tahu itu omong kosong. "Pujian dan kritik. Jangan pernah menganggap keduanya terlalu serius." Itu yang kau katakan padaku. Tidak ada manusia yang bisa melakukan itu dengan mudah.” Ucap Da In
“Aku butuh orang untuk membuat standar. Orang yang jujur dapat mengevaluasi karyaku. Orang yang akan memberikan saran sepenuh hati pada karyaku. Itulah tipe orang yang sangat aku butuhkan. Orang sepertimu.  Wanita di dalam diriku sangat menginginkanmu juga.” Kata Da In.
“Aku akan membantu karyamu. Hanya itu.” Tegas Ryan. Da In menegaskan kalau memang itu artinya lalu mengembalikan ponsel Ryan.
Ryan akhirnya mengecek ponselnya dan panik karena rumahnya ada Kebocoran air lalu bergegas pergi.  Da In bingung bertanya apa yang terjadi. 


Duk Mi sudah ada di rumah Ryan, petugas melihat kalau tak ada masalah dan mengucap syukur. Duk Mi lalu mengucapkan terima kasih dan si petugas akhirnya pergi. Duk Mi tersada kalau  terlalu sibuk untuk dilihat kemari, menurutnya rumah Ryan itu seperti galeri seni.
“Ini Cantik..” ucap Duk Mi melihat semua pajangan lalu melihat pintu ruangan yang terbuka.
Ia akhirnya masuk dan melihat lukisan Lee Sol didalam ruangan, tapi kain kanvas yang masih kosong dan hanya garis saja. Tiba-tiba Ryan datang dengan wajah marah menarik Duk Mi keluar ruangan dan bertanya apa yang dilakukanya. 

“Aku dengar ada kebocoran di lantai atas, jadi aku datang untuk memeriksa...” ucap Duk Mi. Ryan pikir Duk Ki sudah selesai memeriksa.
“Aku penasaran apa yang kau lakukan di rumah kosong tanpa pemiliknya.” Sindir Duk Mi
“Aku... Rumahmu sangat cantik.” Kata Duk Mi. Ryan pikir kalau Duk Dmi merasa tak masalah karena melihat-lihat sesukanya.
“Apa kau sungguh berpikir kita benar-benar berkencan? Apa kau pura-pura datang ke rumah pacarmu?” kata Ryan marah
“Bukan itu, aku hanya...” ucap Duk Mi kaget, Ryan langsung menyuruhnya keluar. Duk Mi dengan mata berkaca-kaca meminta maaf lalu keluar dari rumah Ryan. 

Duk Mi menangis di dalam lift, saat itu Shi An masuk mengelani Duk Mi yang kerja di galeri. Duk Mi buru-buru menghapus ari matanya dan menyapa dengan sopan.
“Kita bertemu di lift hari ini... Tapi, apa ada masalah? Apa Kau bertengkar dengan direktur?” kata Shi An. Duk Mi mengelak.
“Apa Dia melakukan kesalahan? Apa dia berbohong?” tanya Shi An. Duk Mi binggung.
Flash Back
Shi An bertanya apakah Ryan mengenal Lee Sol. Ryan mengaku kalau Klien meminta untuk membelinya.
Duk Mi teringat kalau sebenarnya lukisan itu dibeli oleh Ryan bukan klienya. Shi An pikir kalau Ryan mungkin menyesal juga jadi menyuruh  Duk Mi pulang dan semangat saja. 


Ryan terlihat kesal mengambil minum dan melihat ada tas yang ditaruh diatas meja dari Duk Mi “Direktur, aku tidak bisa datang dengan tangan kosong, jadi aku bawa hadiah. Aku harap kau menyukai aromanya.”
Ryan teringat saat berbicara dengan Duk Mi tapi tak memberikan waktu bicara malah menyuruhnya pergi dan keluar dari rumahnya.  Duk Mi dengan mata berkaca-kaca meminta maaf.
Ryan teringat dengan note yang dituliskan Duk Mi “Minumlah ini segera untuk mabukmu.” Lalu sebelumnya memegang tanganya agar bisa memimpi yang indah.  
Dan Ia mengingat perkataan Duk Mi  “Jika kau ingin memegang tangan seseorang, atau jika tidak ingin melepaskannya Aku akan membiarkanmu meminjam tanganku.”  
Ryan mencoba mencoba menelp Duk Mi tapi aktif lalu mengemudikan mobil keluar dari apartement, Duk Mi sedang berjalan sendirian lalu Sindy melihatny dari belakang seperti sangat bahagia berpikir keduanya itu putus. 
Duk Mi akhirnya berjalan dengan Sun Joo dan Eun Gi. Sun Joo merasa tak percaya kalau Shi An bisa sangat pengertian dan baik. Sementara Eun Gi kesal mengetahui Ryan yang berteriak pada Duk Mi karena seharusnya berterima kasih sebagai gantinya.
“Lalu Apa lagi yang dikatakan Shi An?” tanya Sun Joo mencoba membuat Duk Mi senang mengingat bertemu dengan Shi An.
“Apa itu sesuatu yang membuat marah? Kau seharusnya bilang kau berbohong agar tidak membuat masalah” komentar Eun Gi marah
“Bukankah Shi An juga tampak seperti pria yang simpatik?” ucap Sun Joo. Eun Gi mengeluh Sun Joo iytu tak punya simpati.
“Ayo Duk Mi... Keluarkan semuanya... Kau dapat memaki si brengsek itu semaumu.” Kata Sun Joo melihat Duk Mi hanya diam saja.
“Apa kau tahu yang paling aku benci? Dalam situasi ini... Ketika Singa meneriaki aku seperti orang gila, lalu aku khawatir dia mungkin kecewa padaku dan dia akan membenciku. Itu yang membuatku lebih takut.  Aku pecundang.” Ucap Duk Mi sedih
“Jadi, Duk Mi, tetap berpegang pada ngefan-girl. Jangan pernah jatuh cinta pada pria di dunia nyata.” Ucap Sun Joo menyadarkan Duk Mi. 


 Mereka akhirnya masuk sebuah gedung dan hanya bisa melonggo melihat sosok Joo  Hyun yang ada diatas panggung menjadi vokalis dan bermain gitar. Sun Joo seperti kehilangan akal sehatnya ikut bergabung dengan fans Joo Hyun dan ikut melompat-lompat.
“Bukankan dia memberitahumu untuk tidak jatuh cinta pada pria di dunia nyata?” komentar Eun Gi melihat tingkah Sun Joo.
“Hidup tidak selalu berjalan seperti yang diinginkan.” Kata Duk Mi tiba-tiba sedih dan memilih untuk keluar dari keramaian. 
Ryan pergi ke galeri mencoba menari Duk Mi di tempat biasa melihat lukisan tapi tak ada, lalu mencari di ruangan tak melihat sosok Duk Mi juga. Saat akan pergi petugas keamana melihat Ryan datang bertanya Kenapa datang.  selarut ini.
“Apa Kebetulan, kau melihat Nona Sung?” tanya  Ryan dengan mencoba tetap tenang.
“Dia ada beberapa pekerjaan di luar kantor siang ini, dan sepertinya dia langsung pulang.” Kata petugas. Ryan menganguk mengerti
Akhirnya Ryan melihat account CUPATCH “S keluar dari rumah di lantai bawah. Dia pergi ke UG Club di Hongdae segera dengan pria lain untuk menikmati kencan menonton pertunjukan.”
Ryan pun bergegas pergi ke UG Club dan sudah banyak orang yang keluar lalu bertanya pada salah satu pengunjung, apakah acara sudah selesai. Penonton menjawab kalau sudah selesai. Ryan akhirnya bergegas pergi mencari ke tempat lain, Eun Gi baru saja keluar dengan Sun Joo melihat Ryan dari belakang, seperti memikirkan sesuatu. 

Duk Mi sedang duduk di halte sendirina, teringat kembali ucapan Ryan yang marah karena merasa Duk Mi yang berani melihat-lihat sesukanya.
“Apa kau sungguh berpikir kita benar-benar berkencan? Apa kau pura-pura datang ke rumah pacarmu? Kau keluar... Pergi saja...Nona Sung” ucap Rya marah.

Duk Mi akhirnya sampai ke rumah kaget melihat Ryan datang ke rumahnya dengan nafas terengah-engah. Ryan mengaku sudah melewati batas dan harusnya tidak marah pada Duk Mi dan merasa sungguh hilang akal.
“Maaf... Apa kau... marah padaku?” ucap Ryan. Duk Mi membenarkan.
“Tapi... Aku juga minta maaf, karena Sudah masuk rumahmu tanpa izin.” Ucap Duk Mi. Ryan seperti tak bisa menahan perasaan langsung mencium Duk Mi,
Bersambung ke episode 7

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar