PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ryan
mengingat semua merasa dirinya memang gila dan teringat saat seseorang
mengatakan “Mimpi indah.” Tapi tak sadar kalau itu wajah Duk Mi dan akhirnya
bisa dengan jelas melihat tangan Duk Mi yang membuatnya memegang tanganya
sendiri sebelum pergi.
Akhirnya
Ryan melihat fanspage CHA SHI AN menerima pesan “Terima kasih telah mendaftar
tes peningkatan level. Harap tulis nama, jenis kelamin, dan usiamu.” Ryan masuk
dengan nama Latte menuliskan nama [NA
HEE YEON, WANITA, 40 TAHUN]
“Ini pertanyaan pertamamu. Kapan
Shi An melakukan debut? Silahkan tuliskan tahun, bulan, dan tanggal secara
berurutan.” Ryan bisa
melewatinya dengan menyontek dan akan
melanjutkan ertanyaan selanjutnya adalah soal album dan lagu.
“Di album pertama White Ocean, Ada
lagu berjudul "Thanks to White World". Tulis ulang tahun anggota yang
memanggil Shi An dan apa yang dia katakan padanya.”
Wajah
Ryan kesal dengan pertanyaan yang memang benar fansnya, tapi bisa melewatinya lagi
dan naik ke level soal rekaman video. "Mulai dari Januari 2019 hingga Maret 2019, Tuliskan
warna semua celana yang dikenakan Shi An di Y Live"
“Warna
celana yang dikenakannya? Apa Mereka ingin aku menuliskannya secara berurutan?”
keluh Ryan dan mencari keyword Y Live "White Ocean" tapi ada 708.
Ryan terus mencoba mencari semua video sambil terkantuk-kantuk.
“Inilah
pertanyaan terakhir. Shi An selalu menutupi tahi lalat di dekat bibirnya karena
dia tidak menyukainya. Silakan menggambar untuk menunjukkan persis di mana tahi
lalat itu berada.”
Ryan
menghela nafas mengeluh Di mana tahi lalat itu dan Kenapa tidak dapat
menemukannya di mana pun, bahkan Semua foto yang dilihat dan mencari ribuan
foto. Saat itu Shi An datang menyapa Ryan masuk dalam lift.
Ryan
langsung mencari diwajah Shi An sambil memegang wajahnya, Shi An binggung. Ryan
akhirnya tersadar lalu berpikir kalau itu adalah bayangan dan mengira ada ada
sesuatu di wajahnya. Shi An mengaku
Orang-orang sering bilang ketika ia punya tahi lalat.
“Kapan
kau "memiliki" tahi lalat?” tanya Ryan penasaran. Shi An mengaku
sudah membuangnya.
“Kau
membuangnya? Kenapa kau membuangnya? Apa kau tahu seberapa besar fan-mu
menyukai tahi lalat itu?” jerit Ryan frustasi.
“Itu sebabnya
aku diam-diam membuangnya. Aku tidak pernah menyukai tahi lalat itu... Tapi,
jika kau melihat cukup dekat, kau masih dapat melihatnya.” Ucap Shi An.
“Di mana?
Biar kulihat.” Atar Ryan kembali memegang wajah Shi An ingin memastikan
akhirnya menuliskan jawaban Tahi lalat di wajahnya
Sun Joo
sedang melihat fancafe, lalu melihat ada arang ini luar biasa. Duk Mi bertanya
apakah ada masalah. Sun Joo melihat Orang
ini bergabung dengan fanpage kemarin Tapi mendaftar tes hari ini dan menjawab
semuanya dengan benar.
“Serius?
Siapa?” tanya Duk Mi. Sun Joo memberitahu namanya Ryan dan melihat ini sebuah
rekor baru.
“Apa
Menurutmu seseorang membocorkan pertanyaan tes kita?”kata Sun Joo curiga.
“Ayolah. Dia
mungkin fan yang luar biasa seperti kita.” Ucap Duk Mi yakin.
Sementara
di dalam lift, suasana terlihat canggung, Ryan dan Shi An berdiri berjauhan.
Akhirnya Shi An keluar dan akhirnya memanggil Ryan mengatakan sampai jumpa
sesudah kerja. Ryan menganguk.
“Aku
menemukan satu lagi lukisan Lee Sol.” Ucap Shi An. Ryan kaget mendengarnya dan
pintu ditutup.
Ryan
duduk mengingat yang dikatakan Shi An “Aku menemukan satu lagi lukisan Lee
Sol.” Lalu ingatanya kembali
Flash Back
Ryan
melihat lukisan milik Lee Sol dan terus menatapnya, seperti mengingatkan
kenangan saat masih kecil memanggil
ibunya yang sedang melukis.
Di
ruangan
Kyung Ah
melihat Sindy akan bolos kerja hari ini karena dia minum tadi malam. Yoo Sub
pikir Bayangkan betapa bahagianya bekerja untuk bersantai. Duk Mi menegaskan
pasti memarahinya. Saat itu terdengar seseorang yang datang dengan suara yang
lantang.
“Kau
sangat cantik. Semoga harimu menyenangkan.. Kau terlihat seperti kupu-kupu.”
Ucap Nyonya Eom mengantar anaknya masuk sambil mengambil foto. Duk Mi dkk hanya
bisa melonggo melihatnya.
“Apa Kau
akan memarahinya?” sindir Nyonya Eom. Akhirnya ketiganya hanya bisa menyapa dan
menahan amarah.
“Aku
tidak ingin membuatnya terlalu jelas, tapi suamiku sungguh ingin melihat foto..
Foto-foto dia bekerja di sini... Masalahnya, suamiku terlalu melindungi Hyo
Jin. Tapi itu tidak berarti kalian harus merasa tertekan. Mengerti?” ucap
Nyonya Eom.
“Baik,
kita tidak akan merasa tertekan sama sekali.” ucap Duk Mi berusaha agar santai.
“Dan
juga, kupikir suamiku perlu mengganti lukisan yang ada di dinding kantornya
sekarang. Apa ada lukisan yang kau sarankan?” tanya Nyonya Eom. Duk Mi terlihat
binggung.
“Sepertinya
tahun ini akan jadi tahun yang buruk baginya. Dia mungkin sering dipermalukan. Jadi
sepertinya dia harus menggantung lukisan yang dapat membantunya memblokir nasib
buruk yang datang padanya. Mungkin singa atau...” ucap Nyonya Eom dan saat itu
Ryan datang.
“Aku ada
pertemuan dengan Cha Shi An hari ini, jadi aku akan pulang lebih awal... Nona
Sung, jangan panggil aku jika tidak
mendesak.” Kata Ryan tak peduli melihat Nyonya Eom.
Duk Mi
mengatakan kalau akan menemuinya. Nyonya
Eom melihat Ryan mengaku benar-benar tidak suka Lion, bahkan benci singa jadi
meminta agar memberikan Lukisan harimau saja, lalu pamit pergi.
“Nona Sung,
apa kau bertengkar dengan Direktur? Seperti ada yang tidak beres. Apa kau
mengomel padanya karena dia mabuk kemarin?” tanya Kyung Ah.
“Mengomel?
Bertengkar? Omong kosong.” Ucap Duk Mi menyangkal.
Ryan
pergi ke rumah Shi An dengan penuh keyakinan, lalu melihat Shi Ah yang memiliki
tiga lukisan Lee Sol. Shi Ah mengaku hanya satu dari mereka yang ditayangkan di
TV Dan menemukan lukisan lain baru-baru ini. Ia menyimpulkan dirinya punya tiga
dan Ryan juga membeli satu atas nama kliennya.
“Artinya
jika kita menemukan lima lagi, kita akan memiliki seluruh koleksinya.” Ucap Shi
An.
“Lima
lagi? Apa Maksudmu ada sembilan lukisan secara total? Bagaimana kau tahu? Tidak
ada informasi soal Lee Sol.” Ucap Ryan heran.
“Aku...
Aku mendengarnya di suatu tempat. Aku pikir kita mungkin bisa mengumpulka semua
lukisannya sebelum pameran. Apa Kau masih tetap berhubungan dengan klien-mu?”
tanya Shi An bergegas mengalihkan ucapan.
“Ya... Kita
harus bertanya kepada klien apa kita bisa meminjam lukisan itu.” Ucap Ryan.
“Alangkah
baik jika aku bisa membelinya.” Kata Shi An lalu mempersilahkan agar bisa
melihatnya.
Ryan
menjejerkan lukisan Lee Sol disampingnya dengan kain kanfas yang masih kosong,
ingatan Ryan kembali saat memanggil ibunya. Lalu mulai mengambar dengan
tanganya dan banyak orang yang terkesima pada gambarnya.
Ryan
mencoba kembali mengambar tapi tak bisa mengerakan jarinya hanya membuat garis
lalu akhirnya keluar dari ruangan. Ia menatap tanganya sendiri dan menatap ke
arah jendela sambil mengepalkan jarinya.
Duk Mi
dkk makan siang bersama, Yoo Sub menanyakan tentang Ryan . Duk Mi mengaku kalau
Ryan sedang tidak nafsu makan. Sindy bertanya apakah keduanya putus. Kyung Ah mengeluh kalau itu tak mungkin
karena mereka baru saja mulai berkencan. Duk Mi senang bisa dibela oleh Kyung
Ah, lalu menatap sinis pada Sindy yang selalu memancingnya.
Duk Mi
dkk keluar dari restoran, lalu tiba-tiba Duk Mi meminta menunggu dan menyebrang
jalan. Yoo Sub heran karena Duk Mi baru saja menghabiskan satu mangkuk penuh.
Kyunga Ah memberitahu kalau Duk Mi itu membeli makan sandwich untuk Ryan lalu
mengaku sangat iri.
Ryan baru
saja keluar gedung, Duk Mi langsung menghampirinya dan ingin memberikan
sandwich yang baru dibelinya. Tapi saat
itu Da In datang memanggil Ryan. Ryan kaget seperti tak percaya melihat Dan In
ada didepan matanya.
“Kau
masih bisa minum susu, kan?” ucap Da In memberikan minum pada Ryan dan melihat
name tag Duk Mi.
“Sun Duk
Mi... Maaf aku hanya membelikannya.”kata Da In sopan. Duk Mi pikir tak masalah.
“Bisakah
kau pegang sebentar?” kata Da In meminta tolong Ryan,akhirnya Ryan memang dua
gelas ditangan.
“Aku
merindukanmu, Ryan.” Ucap Da In langsung memeluknya, semua melonggo kaget dan
Sindy yang tersenyum bahagia.
“Kau
punya tiga detik.” Kata Ryan memperingati. Dan In mengeluh karena Ryan
sebelumnya bilang kalau merindukannya
juga.
Ryan
mulai menghitung mundur,Da In langsung melepaskannya berpikir kalau 2 detik
sudah cukup. Ryan bertanya Apa yang sedang terjadi, bahkan tidak menelepon. Dan
In mengaku belum punya telepon dan mengajak bicara lebih banyak sambil berjalan.
“Kau
ingin Pergi ke mana?” tanya Ryan. Da In mengaku ke Studionya. Ryan kaget kalau
Da In punya studio di Korea.
“Kau
penasaran, bukan? Ayo pergi. Di mana mobilmu?” tanya Da In berjalan lebih dulu.
Duk Mi
terlihat gelisah memikirkan tentang Ryan dan Da In yang memeluknya sambil
berkata “Aku merindukanmu, Ryan.” Kyung Ah memanggil Duk Mi seperti sedang
melamun. Duk Mi meminta maaf karena tenggelam dalam pikiran.
“Manajer
gedung apartemen Direktur baru saja menelepon. Kamar Unit di atas mengalami
kebocoran air, jadi dia ingin memeriksa kediaman Direktur juga.” Ucap Kyung Ah.
Duk Mi memikirkan Kebocoran air
“Dia mungkin
memiliki beberapa lukisan di rumah. Sudahkah mereka mencoba menghubunginya?”
kata Duk Mi
“Aku
dengar dia tidak mengangkat.” Ucap Kyung Ah. Duk Mi pun brtanya-tanya kenapa
Ryan tidak mengangkatnya.
Da In
sedang mengunakan telp Ryan berbicara dengan seseorang, lalu mengajak Ryan
pergi ke Pyeongchang-dong untuk memeriksa area itu terlebih dahulu. Ryan heran
apakah tidak pergi ke studionya. Da In mengaku akan mencarinya dan mengatakan
akan meminjam ponsel Ryan.
Kyung Ah
berbicar pada Duk Mi kalau menurutnya pulang
ke rumah Ryan saja. Duk Mi pikir kalau bukan ia pemilik rumah itu. Kyung Ah
pikir tak masalah karena Duk Mi adalah pacar pemilik rumahnya.
Duk Mi
mengeluh sebagai pacar, lalu teringat ada Sindy disampingnya dan mengaku
sebagai pacar Ryan.
“Ini
masalah yang mendesak, jadi akan baik-baik saja. Aku akan memanggil pengelola
gedung dan kirim pesan ke Direktur. Apa Kau
tahu sandinya?”ucap Kyung Ah.
“Apa? Ya,
tentu saja... Sepertinya aku harus pergi... Panggil aku jika ada masalah.” Kata
Duk Mi keluar ruangan agar membuat Sindy tak curiga.
“Mereka
menikmati semua romansa sementara aku melakukan pekerjaan kotor.” Keluh Kyung
Ah kesal.
Seorang
pria masuk ruangan kosong memberitahu kalau Mantan penghuni juga seorang
seniman lalu semuanya berjalan dengan baik, jadi dia pindah ke luar negeri
menurutnya Lokasi pasti membawa keberuntungan. Saat itu ponselnya berbunyi
pamit pada Da In dan Ryan agar bisa melihat-lihat dulu.
“Aku
suka. Bagaimana ?” tanya Dan In. Ryan malah balik bertanya kenapa Da In butuh
studi.
“Berapa
lama kau tinggal di Korea?” tanya Ryan.
Dan In balik bertanya pada Ryan Berapa lama akan tinggal di Korea
“Apa aku
pernah mengirimimu sinyal? Aku tidak ingat melakukannya.” Ucap Ryan.
“Kau
tidak pernah melakukannya, tapi kau membuat hatiku berdebar.” Kata Da In
blak-blakan. Ryan mengeluh dengan ucapan Da In.
“Hanya
saja aku sedikit bingung. Sekitar setengah memuji karyaku sementara setengah
mengkritiknya. Apa aku seorang seniman palsu? Bahkan aku ragu pada diriku
sendiri.” Kata Dan In. Ryan binggung menjelaskan.
“Aku tahu
itu omong kosong. "Pujian dan kritik. Jangan pernah menganggap keduanya
terlalu serius." Itu yang kau katakan padaku. Tidak ada manusia yang bisa
melakukan itu dengan mudah.” Ucap Da In
“Aku
butuh orang untuk membuat standar. Orang yang jujur dapat mengevaluasi karyaku.
Orang yang akan memberikan saran sepenuh hati pada karyaku. Itulah tipe orang yang
sangat aku butuhkan. Orang sepertimu.
Wanita di dalam diriku sangat menginginkanmu juga.” Kata Da In.
“Aku akan
membantu karyamu. Hanya itu.” Tegas Ryan. Da In menegaskan kalau memang itu
artinya lalu mengembalikan ponsel Ryan.
Ryan
akhirnya mengecek ponselnya dan panik karena rumahnya ada Kebocoran air lalu
bergegas pergi. Da In bingung bertanya
apa yang terjadi.
Duk Mi
sudah ada di rumah Ryan, petugas melihat kalau tak ada masalah dan mengucap
syukur. Duk Mi lalu mengucapkan terima kasih dan si petugas akhirnya pergi. Duk
Mi tersada kalau terlalu sibuk untuk
dilihat kemari, menurutnya rumah Ryan itu seperti galeri seni.
“Ini Cantik..”
ucap Duk Mi melihat semua pajangan lalu melihat pintu ruangan yang terbuka.
Ia
akhirnya masuk dan melihat lukisan Lee Sol didalam ruangan, tapi kain kanvas
yang masih kosong dan hanya garis saja. Tiba-tiba Ryan datang dengan wajah
marah menarik Duk Mi keluar ruangan dan bertanya apa yang dilakukanya.
“Aku
dengar ada kebocoran di lantai atas, jadi aku datang untuk memeriksa...” ucap
Duk Mi. Ryan pikir Duk Ki sudah selesai memeriksa.
“Aku
penasaran apa yang kau lakukan di rumah kosong tanpa pemiliknya.” Sindir Duk Mi
“Aku...
Rumahmu sangat cantik.” Kata Duk Mi. Ryan pikir kalau Duk Dmi merasa tak
masalah karena melihat-lihat sesukanya.
“Apa kau
sungguh berpikir kita benar-benar berkencan? Apa kau pura-pura datang ke rumah
pacarmu?” kata Ryan marah
“Bukan
itu, aku hanya...” ucap Duk Mi kaget, Ryan langsung menyuruhnya keluar. Duk Mi
dengan mata berkaca-kaca meminta maaf lalu keluar dari rumah Ryan.
Duk Mi
menangis di dalam lift, saat itu Shi An masuk mengelani Duk Mi yang kerja di
galeri. Duk Mi buru-buru menghapus ari matanya dan menyapa dengan sopan.
“Kita
bertemu di lift hari ini... Tapi, apa ada masalah? Apa Kau bertengkar dengan direktur?”
kata Shi An. Duk Mi mengelak.
“Apa Dia
melakukan kesalahan? Apa dia berbohong?” tanya Shi An. Duk Mi binggung.
Flash Back
Shi An
bertanya apakah Ryan mengenal Lee Sol. Ryan mengaku kalau Klien meminta untuk
membelinya.
Duk Mi
teringat kalau sebenarnya lukisan itu dibeli oleh Ryan bukan klienya. Shi An
pikir kalau Ryan mungkin menyesal juga jadi menyuruh Duk Mi pulang dan semangat saja.
Ryan
terlihat kesal mengambil minum dan melihat ada tas yang ditaruh diatas meja
dari Duk Mi “Direktur, aku tidak bisa datang dengan tangan kosong, jadi aku
bawa hadiah. Aku harap kau menyukai aromanya.”
Ryan
teringat saat berbicara dengan Duk Mi tapi tak memberikan waktu bicara malah
menyuruhnya pergi dan keluar dari rumahnya. Duk Mi dengan mata berkaca-kaca meminta maaf.
Ryan teringat
dengan note yang dituliskan Duk Mi “Minumlah ini segera untuk mabukmu.” Lalu sebelumnya
memegang tanganya agar bisa memimpi yang indah.
Dan Ia mengingat
perkataan Duk Mi “Jika kau ingin
memegang tangan seseorang, atau jika tidak ingin melepaskannya Aku akan
membiarkanmu meminjam tanganku.”
Ryan
mencoba mencoba menelp Duk Mi tapi aktif lalu mengemudikan mobil keluar dari
apartement, Duk Mi sedang berjalan sendirian lalu Sindy melihatny dari belakang
seperti sangat bahagia berpikir keduanya itu putus.
Duk Mi
akhirnya berjalan dengan Sun Joo dan Eun Gi. Sun Joo merasa tak percaya kalau
Shi An bisa sangat pengertian dan baik. Sementara Eun Gi kesal mengetahui Ryan
yang berteriak pada Duk Mi karena seharusnya berterima kasih sebagai gantinya.
“Lalu Apa
lagi yang dikatakan Shi An?” tanya Sun Joo mencoba membuat Duk Mi senang
mengingat bertemu dengan Shi An.
“Apa itu
sesuatu yang membuat marah? Kau seharusnya bilang kau berbohong agar tidak
membuat masalah” komentar Eun Gi marah
“Bukankah
Shi An juga tampak seperti pria yang simpatik?” ucap Sun Joo. Eun Gi mengeluh
Sun Joo iytu tak punya simpati.
“Ayo Duk
Mi... Keluarkan semuanya... Kau dapat memaki si brengsek itu semaumu.” Kata Sun
Joo melihat Duk Mi hanya diam saja.
“Apa kau
tahu yang paling aku benci? Dalam situasi ini... Ketika Singa meneriaki aku seperti
orang gila, lalu aku khawatir dia mungkin kecewa padaku dan dia akan
membenciku. Itu yang membuatku lebih takut.
Aku pecundang.” Ucap Duk Mi sedih
“Jadi,
Duk Mi, tetap berpegang pada ngefan-girl. Jangan pernah jatuh cinta pada pria
di dunia nyata.” Ucap Sun Joo menyadarkan Duk Mi.
Mereka akhirnya masuk sebuah gedung dan hanya bisa melonggo melihat sosok Joo Hyun yang ada diatas panggung menjadi vokalis dan bermain gitar. Sun Joo seperti kehilangan akal sehatnya ikut bergabung dengan fans Joo Hyun dan ikut melompat-lompat.
“Bukankan
dia memberitahumu untuk tidak jatuh cinta pada pria di dunia nyata?” komentar
Eun Gi melihat tingkah Sun Joo.
“Hidup
tidak selalu berjalan seperti yang diinginkan.” Kata Duk Mi tiba-tiba sedih dan
memilih untuk keluar dari keramaian.
Ryan
pergi ke galeri mencoba menari Duk Mi di tempat biasa melihat lukisan tapi tak
ada, lalu mencari di ruangan tak melihat sosok Duk Mi juga. Saat akan pergi petugas
keamana melihat Ryan datang bertanya Kenapa datang. selarut ini.
“Apa Kebetulan,
kau melihat Nona Sung?” tanya Ryan
dengan mencoba tetap tenang.
“Dia ada
beberapa pekerjaan di luar kantor siang ini, dan sepertinya dia langsung
pulang.” Kata petugas. Ryan menganguk mengerti
Akhirnya
Ryan melihat account CUPATCH “S keluar dari rumah di lantai bawah. Dia pergi ke UG Club di
Hongdae segera dengan pria lain untuk menikmati kencan menonton pertunjukan.”
Ryan pun
bergegas pergi ke UG Club dan sudah banyak orang yang keluar lalu bertanya pada
salah satu pengunjung, apakah acara sudah selesai. Penonton menjawab kalau sudah
selesai. Ryan akhirnya bergegas pergi mencari ke tempat lain, Eun Gi baru saja
keluar dengan Sun Joo melihat Ryan dari belakang, seperti memikirkan sesuatu.
Duk Mi
sedang duduk di halte sendirina, teringat kembali ucapan Ryan yang marah karena
merasa Duk Mi yang berani melihat-lihat sesukanya.
“Apa kau
sungguh berpikir kita benar-benar berkencan? Apa kau pura-pura datang ke rumah
pacarmu? Kau keluar... Pergi saja...Nona Sung” ucap Rya marah.
Duk Mi
akhirnya sampai ke rumah kaget melihat Ryan datang ke rumahnya dengan nafas
terengah-engah. Ryan mengaku sudah melewati batas dan harusnya tidak marah pada
Duk Mi dan merasa sungguh hilang akal.
“Maaf...
Apa kau... marah padaku?” ucap Ryan. Duk Mi membenarkan.
“Tapi...
Aku juga minta maaf, karena Sudah masuk rumahmu tanpa izin.” Ucap Duk Mi. Ryan
seperti tak bisa menahan perasaan langsung mencium Duk Mi,
Bersambung ke episode 7
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar