PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Eun Ki
binggung dengan sikap Duk Mi hari ini, bertanya Apa ada masalah. Duk Mi mengaku
Tidak ada dan hanya berharap sesuatu akan terjadi. Sun Joo datang dengan mobil
menyapa dua temanya. Duk Mi dan Eun Ji terlihat bahagia melihat Sun Joo datang.
“Wanita
dengan senyum terbesar di Korea datang... Seon Joo bahkan lebih besar dari
dewa!” ucap Eun Ki memuji
“Eonni,
beri 3000 won buat beli soju.” Kata Duk Mi. Sun Joo menutup jendela mobilnya
seperti menolak minum soju. Tapi Duk Mi dan Sun Joo menahan sambil merengek.
Akhirnya
mereka pergi ke tempat karaoke, menyanyi menghilangkan stress. Duk Mi dkk
terlihat sangat pintar mengikuti gerakan boyband dan boy band. Sun Joo terlihat
kelelahan berbaring dikursi, Duk Mi pun menyanyi lagu sendu dengan Eun Ki yang
ikut menyanyi.
“Hei, Duk
Mi.. Ayo Cepat..” ucap Eun Ki melihat Duk Mi yang tak menyanyi bagianya.
“Aku
dipecat... Aku dipecat dari galeri...” kata Duk Mi menahan tangis. Keduanya
kaget mendengarnya.
Sun Joo
dkk akhirnya minum soju bersama, Duk Mi
terus minum soju, Sun Joo menahannya agar Duk Mi tak minum banyak lalu bertanya
apakah temanya itu setuju saja saat Ryan Gold memecatnya. Sun Joo pikir Duk Mi harus memperlakukannya
seperti cara Duk Mi memperlakukan Eun Ki.
“Hei, apa
ini tahun buruk dia?” ucap Eun Ki. Sun Joo melihat ponselnya berdering dan itu
nama suaminya, tapi tak mengangkatnya.
“Eun Gi, kita
lahir di tahun yang sama. Jika ini tahun buruk dia, begitupun kita.” Jelas Sun
Joo. Eun Ki menganguk mengerti.
“Lalu
kenapa dia sangat sial Dan kenapa dia
memberi kartu kreditnya kepada orang tuanya? Dia harus mengurus dirinya
sendiri.” Kata Eun Ki. Sun Joo membenarkan.
Saat itu
pesan masuk kedalam ponsel Sun Joo dan itu dari suaminya, akhirnya memilih
untuk pamit untuk pulang karena Suaminya
harus pergi , mendapat telepon dari informan. Eun Ki binggung dengan Duk Mi
yang terlihat mabuk.
“Bagaimana
apanya? Kita tidak bisa menjalani hidupnya. Kita menghabiskan uang dan waktu
kita untuknya, itu sudah cukup. Kau sangat berhati dingin tapi keren.” Ucap Sun
Joo pada Eun Ki
“Duk Mi,
kau harus pulang... Apa gunanya depresi kalau sudah terlanjur? Jika kau sedih
di rumah, maka bekerja paruh waktu di kafeku. Orang bisa mengkhianatimu, tapi
uang tidak... Kafe kita punya orang yang hebat Bahkan punya pelanggan tampan...
Dia terlihat seperti Shi An.” Ucap Sun Joo memberitahu
“Bisakah
minum satu botol soju lagi?” ucap Duk Mi. Sun Joo mengeluh lalu memberitahu
kalau Kafe buka pukul 8 pagi
Ia
menyuruh Eun Ki agar mengantar Duk Mi pulang. Sun Joo mengeluh karena Sun Joo
meninggalkan mereka berdua. Duk Mi
mengumpat Ryan adalah Singa sialan jadi akan menangkapnya hidup-hidup dan hanya
memberinya makan rumput, Eun Ki pikir tidak akan memberinya soju.
Geum Woo
sedang bermain “Batu gunting kertas.” Dengan ayahnya tapi sang ayah selalu
kalah dan akhirnya Geum Woo memberikan pukulan untuk ayahnya. Ayah Geum Woo
terlihat pasrah terus kena pukul anaknya, karena Geum Woo terlihat bahagia.
“Kau
belum lama di rumah. Kenapa pergi lagi?” keluh Sun Joo akhirnya pulang
“Aku
tidak pergi karena ingin.” Ucap Ayah Geum Woo lalu pamit pergi masuk ke dalam
mobil
“Kenapa
informan itu selalu berubah pikiran saat matahari terbenam?” keluh Sun Joo.
Ayah Geum Woo pun berpikir seperti itu.
“Ayah,
datang berkunjung lagi!” kata Geum Woo melambaikan tangan apada ayahnya begitu
juga Geum Woo
“Aku
berjanji, aku akan beralih variety show tahun ini.” Kata Ayah Geum Woo turun
dari mobil dan memeluk istrinya, setelah itu mencium anaknya berjanji akan
segera pulang.
“Sering-sering
berkunjung, Oppa.” Ucap Sun Joo pada
suaminya dan akhirnya Ayah Geum Woo pun pergi.
Duk Mi
menjadi kasir hanya bisa melonggo melihat pelanggan yang datang adalah Ryan
Gold. Sun Joo dengan bangga kalau Ryan itu
orang baru yang menurutnya tampan. Duk Mi tak bisa menahan emosi
menyuruh Sun Joo menyapa Ryan sebagai mantan atasannya dan mantan direktur dari
pekerjaan sebelumnya.
“Apa Kau
pelanggan tetap? Biarkan aku bertanya karena penasaran. Apa kau akan terus
datang ke sini?” ucap Duk Mi menyindir
“Apa kau
punya waktu?” tanya Ryan. Duk Mi mengaku Berkat seseorang yang memecatnya jadi
punya banyak waktu.
“Aku
tidak punya, Karena orang-orang menungguku... Jadi Kenapa tidak menerima
pesananku?” ucap Ryan.
“Mau
pesan apa?” tanya Duk Mi, Ryan menjawab susu hangat kental. Duk Mi menahan tawa
mengatakan tidak ada menu seperti itu.
“Dia
minum latte dengan susu kental tanpa suntikan espresso.” Ucap Sun Joo. Duk Mi terrtawa
mendengar Ryan minum tanpa suntikan espresso
“Kenapa
dia tidak beli saja susu di toko?” ejek Duk Mi. Ryan menegaskan Ini tidak sama dengan susu biasa.
“Kau akan
menambahkan susu kental.” Ucap Duk Mi. Ryan menegaskan kalau tidak ingin kopi
espresso jadi turuti saja.
“Kenapa
tanpa suntikan espresso? Apa Kau tidak tahu seberapa besar peran suntikan
espresso dalam latte? Bagaimana perasaan espresso mendengar kau tidak
menginginkannya? Apa Kau tahu bagaimana rasanya ditendang seperti itu?” ucap
Duk Mi sinis
“Lattemu
dengan susu kental tanpa suntikan espresso akan segera siap. Kartu kreditmu aku
terima.” Ucap Sun Joo akhirnya menerima kartu Ryan Gold.
“Ini
bukan cara yang sopan untuk memperlakukan lattes. Apakah rasanya enak?” sindir
Duk Mi membalikan badanya.
Sun Joo
akhirnya memberikan pesanan Ryan Gold memperingatkan kalau masih panas. Setelah itu memberitahu Duk Mi kalau Ryan
tidak minum kopi karena benar-benar peduli dengan kesehatannya.
“Apa
katamu? Pria tampan yang mirip Shi An? Kau harus menjalani operasi mata... Kau
lihat foto dia yang kuambil di bandara.” Ucap Duk Mi kesal
“Kau tahu
aku sulit mengenali wajah orang-orang sesudah melahirkan Geon Woo. Tidak... Joo
Hyuk tidak akan datang karena ujiannya Dan aku harus menjemput Geon Woo sebentar
lagi. Aku tidak bisa membuat si kecil berjalan sendirian ke sini.” Ucap Sun Joo
menahan Duk Mi agar tak pergi.
“Lepaskan...
Aku akan cuci piring.” Kata Duk Mi. Sun Joo menyuruh Duk Mi agar mengunakan sarung
tangan karet.
“Apa dia
berani atau bodoh? Kenapa dia melakukan sesuatu yang bahkan tidak bisa dia
urus?” ucap Ryan Gold masuk ruangan.
Kyung Ah
masuk ruangan bertanya apakah Ryan Gold memanggilnya, Ryan bertanya apakah
sudah menelepon Ahn Myeong Seop. Kyung Ah mengaku belum. Ryan bertanya Bagaimana
dengan keluarga atau kenalannya. Kyung Ah memberitahu kalau Duk Mi yang
bertanggung jawab atas dirinya.
“Jadi?”
kata Ryan Gold sinis. Kyung Ah mengatakan tak seperti itu lalu membahas dengan
Ryan Gold.
“Apa Kau
bersungguh-sungguh saat memecat Kurator Sung?” ucap Kyung Ah memastikanya.
“Apa
terdengar seperti lelucon? Aku akan memposting lowongan kerja untuk kurator
baru hari ini. Aku ingin kau menulis daftar semua seniman, donatur, kritikus,
dan jurnalis.” Kata Ryan Gold. Kyung Ah menganguk mengerti dan akan pergi.
“Aku
belum selesai. Aku ingin daftar semua pameran yang diadakan di Galeri Cheum.
Kau harus Buat jelas dan sederhana. Aku juga ingin daftar semua karya seni yang
dimiliki oleh galeri. Apa sistem klasifikasi kalian? “ kata Ryan Gold.
“Sistem
klasifikasi? Kami menggunakan milik kami sendiri...” ucap Kyung Ah binggung.
“Artinya
kalian tidak memiliki sistem. Ayo kita gunakan sistem klasifikasi standar
internasional. Dan aku akan mengirimkan daftar sekitar 30 seniman baru yang
saat ini bekerja di New York melalui email. Jadi teliti tempat-tempat yang
biasanya mereka kunjungi.” Jelas Ryan Gold
Kyung Ah
akhirnya keluar ruangan sambil menghela nafas, Yoo Sub datang dengan wajah
panik memberitahu Ada masalah. Kyung Ah tak percaya kalau terjadi lagi. Yoo Sub
membenarkan.
Duk Mi
sibuk melayani semua pelanggan yang datang, cafe Sun Joo terlihat sangat ramai.
Yoo Sub dan Kyung Ah berdiri disamping kasir menunggu Duk Mi selesai melayani
pelanggan. Duk Mi membahas masalah sekarang Lukisan yang dipinjam Saebit
Gallery dikembalikan dalam keadaan berjamur. Kyung Ah membenarkan.
“Kita memeriksa
sebelum meminjamkannya kepada mereka, jadi periksa formulir yang kita isi. Apa
masalahnya?” ucap Duk Mi. Kyung Ah terlihat binggung.
“Apa Kalian
tidak memeriksanya?” kata Duk Mi kaget. Yoo Sub pikir Jadwal pameran berantakan dan transaksinya...
“Jadi? Apa Kau menyalahkan kurator karena tidak
mengatur jadwal dengan benar?” kata Duk
Mi marah. Yoo Sub mengaku bukan seperti itu.
“Kau
tahu.. Pokoknya, dia memarahiku karena memiliki mentor yang buruk.” Kata Kyung
Ah.
“Dia
bilang apa? Mentor yang buruk? Saebit... Ini Tak bisa dipercaya.” Kata Duk Mi
melepaskan celemek dan terlihat marah. Kyung Ah menahanya tapi Duk Mi sudah
lebih dulu pergi meninggalkan cafe.
Duk Mi
pergi ke tempat penyimpanan lukisan memeriksa lukisan memastikan kalau lukisan
berjamur dengan mikroskop. Setelah itu menelp sabit mengaku Duk Mi dari Cheum Gallery sambil mengeluh kalau
mereka meminjam anak kami yang berharga hanya untuk mengotorinya.
“Kau
bilang, Sudah kotor saat kalian menerimanya? Maka, tolong berikan semua daftar
karya seni yang kalian pinjam. Aku akan lihat barang kali ada korban lagi.. Dan
Juga, kami akan benar-benar memeriksa ruang penyimpanan kami, jadi sebaiknya
kalian memeriksa milikmu.”tegas Duk Mi
“Kita
akan lihat dari mana jamur ini sebenarnya berasal. Layanan pembersihan yang
sama bertugas untuk kedua galeri.” Ucap Duk Mi lalu mematikan ponselnya
“Kau Periksa
untuk melihat apa Saebit punya masalah baru-baru ini.” Ucap Duk Mi pada Yoo
Sub. Yoo Sub menganguk dan akhirnya meminta maaf karena lupa.
“Aku
bersyukur kau cepat mengakui kesalahanmu, tapi ini tidak boleh terjadi lagi. Jika
terjadi lagi.. Yah, seharusnya tidak... Semoga beruntung. Sampai jumpa!”
ucap Duk Mi lalu beranjak pergi. Kyung
Ah memanggil Duk Mi tapi Duk Mi sudah pergi meninggalkan gudang.
Ryan Gold
menerima telp membahas tentang Jamur, saat itu Kyung Ah datang mendengarnya
dengan wajah panik memberikan tulisanya [SAEBIT AKAN MEMBAYAR INI!] Ryan pikir
kalau mereka semua ingin yang terbaik.
“Aku akan
mengirimkan tagihan sesudah pemulihan selesai... Baik... Aku akan memberitahu Kurator
Sung juga.” Kata Ryan lalu menutup ponselnya.
“Lanjutkan.
Beri aku sisi ceritamu.” Kata Ryan pada Kyung Ah sambil melipat tangan di dada.
“Mohon
ambil kembali pemutusan hubungan kerja Kuroator Sung “ kata Kyung Ah. Ryan
ingin tahu alasan harus melakukan itu.
“Dia
tidak melakukan kesalahan. Sebenarnya...” kata Kyung Ah
Flash Back
“Pada
otoritas siapa kau membatalkan pameran Pelukis Ahn ? Aku akan berbicara
dengannya sendiri, lanjutkan saja. “ ucap Nyonya Eom saat bertemu dengan Kyung
Ah dirumah sakit dan mengajak selfie.
Ryan tak
percaa kalau Ketua Eom ada dibelakang ini. Kyung Ah pikir itu mungkin.
“Ryan
Gold akan hilang sesudah persidangan suamiku selesai, Jadi Nona Yoo, Kau akan
bekerja dengan siapa?” tanya Nyonya Eom. Kyung Ah terlihat binggung.
Saat Ryan
Gold marah besar, Kyung Ah yakin kalau
Duk Mi tidak tahu apa-apa soal itu. Ryan Gold pun bertanya Lalu siapa
yang menerima proposal. Kyung Ah binggung memberitahu kejadian yang sebenarnya.
Flash Back
Kyung Ah
akan pergi menaruh proposal di ruangan Ryan Gold, tapi sek Nyonya Eom sudah
menghadangnya dan mengambil proposal ditangan Kyung Ah.
“Aku
takut, dan tidak punya pilihan. Hidup mengajariku bahwa lebih mudah untuk
mendengarkan para pengganggu. Aku sekarang percaya kau lebih baik dari Ketua
Eom” ucap Kyung Ah.
“Terima
kasih atas pujiannya.” Kata Ryan Gold hanya bisa mengela nafas.
“Jadi
tolong, suruh Kurator Sung kembali.” kata Kyung Ah. Ryan Gold menganguk
mengerti menyuruh Kyung Ah keluar.
“Dan
Juga, jika Ketua Eom mengetahui bahwa aku memberitahumu semuanya, dia akan
menguburku. Bisakah kau merahasiakannya...”kata Kyung Ah takut. Ryan mengerti
dan menyuruh Kyung Ah keluar.
“Begitu
pun Kurator Sung, Dia cukup pemarah.” Kata Kyung Ah. Ryan menganguk mengerti
dan menyuruh Kyung Ah segera pergi.
Duk Mi
sedang membersihkan cafe, menyapa pelanggan yang datang. Ryan masuk cafe yang
sepi. Duk Mi dengan sinis melihat Ryan Gold yang datang. Ryan Gold bertanya
apakah Ada waktu. Duk Mi mengaku tidak ada dalam menu yang dinginkanya.
“Apa
menyenangkan bekerja di kafe? Kalau dipikir-pikir, aku mungkin bereaksi
berlebihan. Kau mungkin tidak memiliki cita rasa, tapi aku harus mengakui pengalaman
lima tahunmu di Cheum... Maafkan aku. Aku minta maaf.” Akui Ryan Gold.
“Apa Kau
bersungguh-sungguh?” tanya Duk Mi tak percaya. Ryan Gold menganguk
“Baiklah.
Aku menerima permintaan maafmu.” Kata Duk Mi. Ryan Gold tersenyum pamit pergi
dan akan bertemu di tempat kerja besok.
“Aku hanya
menerima permintaan maafmu. Jadi Silakan lanjutkan dengan proses pemotretan.”
Kata Duk Mi. Ryan Gold kaget
“Apa Kau
pikir bisa menyelesaikan ini dengan hanya meminta maaf? Haruskah aku bekerja di
galeri dan dipecat semaumu?” sindri Duk Mi. Ryan mengaku bukan seperti itu
maksudnya.
“Aku tahu
ini soal apa... Kau hanya meminta maaf karena kau membutuhkan aku untuk mengurus
kekacauan dan masalah. Cheum membutuhkan aku agar beroperasi dengan baik.” Kata
Duk Mi. Ryan membenarkan.
“Itu sebabnya
kau harus mengumpulkan rasa tanggung jawabmu... Kaulah yang membunuhku, tapi
kau menyuruhku membersihkan darahku. Bagaimana bisa orang seegois ini?” kata
Duk Mi kesal
“Aku
mengerti perasaanmu, tapi tolong jangan melewati batas.” Ucap Ryan
“Jika kau
benar paham perasaanku, kau akan secara otomatis memfilter kata-kataku.” Tegas
Duk Mi
“Jadi,
kau tidak akan pernah kembali.” ucap Ryan. Duk Mi menegaskan tidak akan. Ryan mengerti
“Sepertinya
tempat ini lebih cocok untukmu.” Komentar Ryan Gold mengeje.
“Terima
kasih Brengsek! Apa kau Mau aku buatkan minuman reguler untukmu? Latte dengan
susu kental tanpa suntikan espresso?” kata Duk Mi
Ryan Gold
menyindir Karena seseorang jadi akan bekerja lembur jadi akan memberikan es
mint cokelat. Duk Mi akan membuat Es mint yang menyegarkan lalu menatap licik.
Ryan Gold
masuk ruangan terlihat marah masuk ke ruangan terlihat sangat marah. Ia
langsung minum es mint kopi sambil mengeluh kalau korea dan dirinya sangat tak
berhubungan menurutnya tak benar, lalu meminum habis es coklat yang sangat
nikmat dan meminum habis.
Duk Mi
tersenyum bahagia saat Eun Ki mengunci cafe milik Sun Joo. Eun Ji merasa Sun
Joo tampaknya jadi orang yang paling menikmati pekerjaan Duk Mi jadi menyerahkan seluruh kafe pada temanya itu. Duk
Mi terus saja tertawa bahagia.
“Benar,
jika kenyataan sulit ditanggung saat waras, jadi gila adalah solusinya.” Kata Eun
Ki
“Aku
sudah balas dendam.” Kata Duk Mi bahagia. Eun Ki bertanya apakah itu pada atasanya dan ingin
tahu bagaimana caranya.
“Dia
sangat terobsesi dengan kesehatannya, dia tidak minum kopi Jadi aku diam-diam
mencampur setengah suntikan dalam minumannya.” Ucap Duk Mi bahagia.
“Wow,
bicara soal balas dendam. Kau bahkan bisa membuat film dengan itu... Astaga,
sangat kejam.” Komentar Eun Ki
Saat itu
Duk Mi kaget melihat nama Tuan Ahn yang menelpnya, lalu mengaku mengaku menelepon sebelumnya untuk
meminta maaf. Tuan Ahn mengaku tak masalah
dan dengar Duk Mi yang dipecat dari Galeri Cheum karena dirinya. Duk Mi
terlihat bingung.
“Aku
khawatir mulai pikun. Aku hanya mendengarkan Ketua Eom dan bertindak terlalu
tergesa-gesa.”Akui Tuan Ahn.
“Tidak
apa-apa, jangan khawatir. Apa Kau ingin berbicara dengan Direktur sendiri? Apa Bisa tunggu sebentar? Aku akan
menghubungimu lagi.” Ucap Duk Mi penuh semangat. Tuan Ahn pun setuju.
“Benar. Tuan
Ahn tidak akan pernah bertindak seperti itu.” Kata Duk Mi mencoba menelp Ryan
Ryan
terlihat kesusahan bernafas setelah meminum buatan Duk Mi lalu mengumpat marah
dan langsung pingsan. Diatas meja, Ponsel Ryan berdering, Duk Mi
menelpnya. Duk Mi memutuskan akan pergi
menemui Ryan karena tak mengangkat telpnya.
“Kenapa? Apa
Kau akan berperang? Haruskah aku ikut?” ucap Eun Ki. Duk Mi sudah bergegas
pergi. Eun Ki pun memutuskan untuk ikut
Duk Mi sampai di ruangan mengetuk pintu ruangan Ryan sambil memanggilnya, tapi tak ada sahutan lalu memutuskan untuk masuk. Ia memanggil Ryan memberitahu kalau Tuan Ahn baru saja menelpnya dan panik melihat Ryan tergeletak di lantai.
“Direktur.... kau baik-baik saja? Buka matamu.”jerit Duk Mi
panik melihat Ryan tak sadaran diri. Eun Ki masuk ruangan. Duk Mi meminta Eun
ki agar bisa membantunya.
“Apa kau
membunuhnya?” kata Eun Ki, Duk Mi mengeluh Eun Ki masih saja bercanda dan meminta agar membawa Ryan
Gold. Eun Ki mengendong Ryan bertanya kemana mereka akan pergi. Duk Mi menunjuk
jalan ke arah kanan.
Akhirnya
Ryan Gold sudah masuk IGD, Duk Mi kaget mengetahui Ryan ternyata Alergi kafein
seperti tak percaya kalau bisa seperti ini hanya karena kopi. Dokter memberitahu
kalau Ryan Gold hampir mati. Duk Mi seperti sangat shock mendengarnya.
“Astaga,
aku sudah melihat orang-orang kurang tidur dan bilang jantung panas, Tapi aku
tidak pernah..” ucap Duk Mi
“Ya, dia
hampir mati. Alergi biasanya tidak terdeteksi, tapi tergantung pada tingkat
stres, gejala dapat terjadi atau menjadi serius. Tapi jika biasanya dia tidak
minum kopi, itu artinya dia sadar akan alergi. Aku ingin tahu apa yang terjadi.”
Jelas Dokter
“Bagaimana
jika... seseorang diam-diam membuat dia meminumnya?” tanya Eun Ki
“Percobaan
pembunuhan?” kata Dokter. Duk Mi panik. Dokter tersenyum mengaku ucapanya hanya
bercanda dan akan segera memindahkann
Ryan ke kamar kosong.
“Duk
Mi... Aku tahu kau akan membunuh orang suatu hari... Aku pikir kau pun begitu.”kata
Ryan tak percaya. Duk Mi hanya bisa melirik lalu mencoba mengencek dibagian
hidung memastikan kalau Ryan masih hidup.
Ryan
dipindahkan ke ruang rawat, lalu meminta izin untuk membantu menyeka keringat. Ia
pun meminta maaf pada Ryan karena melakukan itu, Saat itu tiba-tiba Ryan
seperti mimpi buruk dan memegang tangan Duk Mi dengan erat. Duk Mi terlihat
binggung, Ryan dalam mimpinya seperti mengingat kejadian masa lalunya yang
buruk dibiarkan oleh orang tuanya.
Duk Mi
tertidur di rumahnya, tiba-tiba pintunya digedor dengan keras sambil memanggil
namanya. Duk Mi akhirnya terpaksa bangun
bertanya siapa yang datang saat membuka pintu, dua orang sudah berdiri.
“Apa kau
Sung Duk Mi dari Cheum Gallery? Apa kau dia?” ucap Si pria. Duk Mi membenarkan.
“Kau
ditahan karena percobaan pembunuhan Ryan Gold. Jadi Berikan tanganmu dan Jangan
bergerak, Akan sakit jika kau bergerak.” Ucap Polisi. Duk Mi bingung tanganya
sudah diborgol.
“Pengelola
fanpage Cha Shi An dari White Ocean. Apa Kau "Shi An is My Life"?”
ucap polisi lain. Duk Mi membenarkan.
“Kau ditahan
karena menyerang Ryan Gold dan penipuan identitas. Jangan bergerak, karena Akan
sakit jika kau bergerak.” Kata polisi memborgola tangan Duk Mi untuk kedua
kalinya dan menariknya pergi. Duk Mi terlihat binggung.
Duk Mi
menuruni tangga kaget sudah banyak orang didepan rumahnya lalu memanggil orang
tua dan juga Eun Gi didekat wartawan. Wartawan melaporkan dari kediaman Nyonya Sung, seorang wanita berusia
30-an yang juga penggemar idol.
“Dia
aktif bekerja sebagai pengelola fanpage.” Ucap Wartawan. Duk Mi tak percaya
kalau benar-benar ditangkap seperti tak nyata.
“Dia
mencoba membunuh seorang pria berusia 30-an dengan menambahkan kopi ke dalam es
cokelatnya.” Ucap Eun Ki dengan suara yang disamarkan dan wajahnya ditutup
dengan plastik.
“Dia punya
kebiasaan selalu bertanya padaku apa aku mau mati. Dia tiba-tiba membuka
dompetnya dan memberi kami kartu kreditnya. Jadi kami berpikir ada sesuatu yang
salah, tapi kami tidak pernah tahu bahwa dia akan melakukan pembunuhan.” Ucap Nyonya
Yoo memberikan pernyataan.
“Lalu
maksudmu ini adalah pembunuhan berencana?” tanya wartawan. Duk Mi kesal karena
ibunya bisa mengatakan hal itu.
“Ini Tidak
benar. Jangan potret aku... Aku tidak melakukannya.Tidak benar.”jerit Duk Mi
tak ingin dibawa polisi.
Duk Mi
ketakutan memegang erat tangan Ryan, sampai Ryan memiringkan badanya karena
tertarik. Duk Mi akhirnya bangun dari tidurnya dan kaget melihat Ryan sudah
duduk lalu langsung memberikan sandal bosnya kalau memang mau turun dari tempat
tidur.
“Apa Kau
mau air putih? Ini airmu... Air... Air tawar... 100 persen air tawar.” Ucap Duk
Mi memberikan air, tapi Ryan seperti tak percaya lagi akhirnya Duk Mi pun
menaruh diatas meja.
“Kemarin...”
kata Ryan. Duk Mi mengaku tak tahu kalau Ryan alergi terhadap kopi dan akhirnya
membuat kesalahan besar dan sangat menyesal.
“Kemarin...”
ucap Ryan. Duk Mi memotong kalau sudah gila dan meras sangat kasar pada Ryan
dan pasti sudah gila.
“Kemarin...”
kata Ryan, Duk Mi kembali menyela akhirnya Ryan meminta agar bisa membiarkan
untuk bicara.
“Bagaimana
kau menemukan aku kemarin?” tanya Ryan. Duk Mi membahas kalau Tuan Ahn bilang bahwa
ingin berbicara dengan Ryan untuk
menjelaskan apa yang terjadi.
“Jadi aku
ke galeri untuk memberitahumu.” Ucap Duk Mi. Ryan bertanya apakah Duk Mi sudah memberitahu
alasanya tidak bisa berbicara dengannya.
“Ya,
sudah larut malam, jadi aku mengirim sms kepadanya. Dia setuju untuk mengikuti
gagasanmu soal pameran. Dan dia bilang akan berbicara denganmu soal secara
langsung sesudah kau pulang secara terperinci.” Jelas Duk Mi
“Baiklah,
Silakan jadwalkan pertemuan dengannya” kata Ryan. Duk Mi memastikan kalau itu
artinya Ryan akan memaafkannya.
“Haruskah
aku menerima permintaan maafmu tapi masih mengajukan gugatan?” kata Ryan.
“Tidak.
Jika kau memberiku kesempatan lagi, aku akan melakukan yang terbaik bekerja
untukmu dan Galeri Cheum.” Ucap Duk Mi
Ryan
menyuruh Duk Mi untuk pulang, Duk Mi pun menyuruh Ryan untuk istirahat lalu
akan keluar ruangan. Ryan memanggilnya menurutnya dari pada datang ke galeri
untuk bekerja besok menurutnya Duk Mi datang ke pertemuan.
“Apa kita
akan bertemu dengan seniman?” tanya Duk Mi. Ryan mengatakan mereka akan bertemu dengan kolektor.
“Dia adalah
Cha Shi An dari White Ocean. Kita akan meminta dia untuk karya seni. Jadi,
bahkan jika kau tidak begitu menyukainya, Aku harap kau bisa menyingkirkan perasaan
pribadimu.” Kata Ryan. Duk Mi menganguk
mengerti menahan senyuman.
Duk Mi
menaiki tangga rumahnya sambil terus bersenandung memanggil nama “Shi An...Shi
An...Shi An....” lalu menerima pesan dari Ryan “Kita melakukan pertemuan dengan Cha Shi An
dari White Ocean. Sampai jumpa di rumahnya.”
“Aku
tidak percaya ini!”jerit Duk Mi dengan wajah bahagia, teringat dengan video Shi
An yan memberitahu lukisan karya seniman bernama Lee Sol.
“Dan aku
jatuh cinta pada saat melihatnya. Itu salah satu edisi terbatas. Bukankah
sangat indah? Setiap kali aku melihatnya, aku merasa tersentuh, bahagia, dan
terhibur.”ucap Shi An.
Duk Mi
terlihat sangat bahagia tak sabar untuk pergi ke rumah Shi An. Sementara Ryan
Gold yang sudah memiliki dua lukisan Lee Sol menatap dua lukisan seperti
menyembunyikan sesuatu.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Apa judul lagu yg diputer waktu ryan dateng ke caffe itu?
BalasHapusLagu sendu yang dinyanyikan ditempat karaoke judulnya apa ya?
BalasHapus