PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Joo Myung
kaget mendengar pengakuan Jung Kook. Jung Kook mengulangi kalau dirinya itu
seorang penipu. Joo Myung menyuruh agar
melanjutkan. Jung Kook binggung dan menegaskan kembali dirinya seorang penipu
dan tidak pernah menginjakkan kakinya ke dekat Universitas Seoul.
“Aku menipu
ayahnya tiga tahun lalu.” Ucap Jung Kook. Hoo Ja berteriak marah. Jung Kook
menyuruh Hoo Ja diam.
“Aku
menjadi Warga Pemberani karena keberuntungan semata. Aku menghajar seseorang agar tidak ditangkap
olehnya, dan dia kebetulan pembunuh berantai
Intinya, jika aku tidak mengikuti pemilihan untuk Anggota Majelis, aku
dan istriku akan disakiti.” Ucap Jung Kook. Hoo Ja hanya bisa terdiam.
“Jadi,
apa pun yang kau putuskan, maka aku harus mengikuti pemilihan. Aku harus terpilih
menjadi Anggota Majelis.” Tegas Jung Kook
“Apa Kau
punya catatan kejahatan?” tanya Joo Myung. Jung Kook mengaku tak ada .
“Apa Istrimu
adalah polisi?” ucap Joo Myung. Jung Kook membenarkan.
“Apa dia
tahu kau penipu?” tanya Joo Myung, Jung Kook mengaku kalau Mi Young masih belum
tahu.
“Dasar Berandal
ini. Bocah ini karakter yang menarik. Di mana kau menemukan seseorang seperti
ini? Aku menyukai karaktermu. Aku suka keterbukaanmu... Aku menyukaimu,
Sungguh.... Aku menyukai semuanya, tapi
tidak untuk menjadi Anggota Majelis.” Kata Joo Myung
“Kenapa
kau berpikir seperti itu?” tanya Hoo Ja. Joo Myung pikir bisa menjadikan
seseorang dengan dua kali mengemudi saat mabuk sebagai Anggota Majelis, tapi
seorang penipu tidak benar.
“Itu
tidak baik bagi negara.” Kata Joo Myung. Hoo Ja membela meminta Joo Myung agar
jangan bersikap seperti itu meminta agar memberi.
“Izinkan
aku mengatakan ini karena kau mengaku baik. Apakah mengemudi saat mabuk itu
baik? Dari pengamatanku tentang Anggota Majelis, mereka melakukan penyerangan,
penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan, bahkan perselingkuhan. Apakah orang-orang
itu baik?” ucap Jung Kook menyela.
“Berandal
ini melancarkan pukulan yang tepat.” Kata Joo Myung
“Majelis
tampaknya merupakan tempat orang-orang yang tidak baik bertengkar Kenapa aku
tidak bisa pergi ke sana? Apa Karena aku lulusan SMA dan penipu?” ucap Jung
Kook
“Ya,
karena itu kau tidak bisa... Hei. Lagi pula ini wilayahku. Kau kurang bagus... Penipu?
Yang benar saja. Itu memalukan.” Ucap Joo Myung mengejek
“Apa Karena
itu pencalonanmu dibatalkan, kan? Karena menyebarkan kebohongan... Aku secara
sadar menipu orang-orang, itu buruk. Sejujurnya, terkadang aku merasa bersalah karena
mereka menjadi korban perbuatan jahatku.” Kata Jung Kook. Hoo Ja menahan diri
melihat sikap Joo Myung
“Tapi
apakah kau menyesalinya? Saat kau menyebarkan kebohongan, apakah kamu merasakan
hal yang sama sepertiku?” sindir Jung Kook
“Dengarkan
berandal ini... "Perkataanku bohong.Aku menipu mereka. Itu perbuatan buruk
yang menjijikkan." Pernahkah kau memikirkan itu? Kurasa aku sudah makin
tua, mendengar sesuatu seperti ini dari berandal ini.” Ucap Joo Myung
“Kau
tidak menyesal, kan? Kau tidak menyesal, karena itu kau bersikeras kau tidak
bersalah dan maju sampai ke Mahkamah Agung.” Sindir Jung Kook.
Joo Myung
berteriak marah. Jung Kook pikir tidak
mengatakan tapi menurutnya "kau juga penipu, jadi, kenapa aku, seorang
penipu asli, tidak bisa melakukannya." Hoo Ja terdiam. Jung Kook
menegaskan kalau Joo Myung seharusnya tidak menilai siapa yang boleh dan tidak
boleh.
“Kau
berada di sini karena membutuhkan sesuatu, dan aku di sini karena membutuhkan
sesuatu. Kalau begitu, mari sama-sama lihat apa yang kita butuhkan, alih-alih
memperdebatkan kualifikasi bodoh.” Ungkap Jung Kook.
“Ayo Ikut
aku dan Pimpinan Park, pulanglah.” Kata Joo Myung berdiri. Jung Kook bertanya
mau kemana Joo Myung pergi.
“Kau
bilang jangan memperdebatkan kualifikasi. Jadi, mari kita lihat apa
kemampuanmu.” Kata Joo Myung lalu berjalan pergi.
“Hei,
Jung Gook... Kita membutuhkan dia, jadi, jangan melakukan kesalahan.” Tegas Hoo
Ja
“Bersikap
santai atau sopan. Pilihlah salah satu sebelum aku membuat kesalahan.” Komentar Jung Kook lalu keluar dari restoran.
Di depan
sebuah gedung dengan spanduk dipasang didepanya. Joo Myung memberitahu
mendapatkan gedung itu dari pelelangan empat tahun lalu dan Nilainya turun
setengah harga padahal saat pertama kali membelinya, tidak ada gerai yang
kosong
“Tapi
setelah orang-orang kehilangan ketertarikan pada area ini, orang-orang mulai
berhenti datang, dan toko-toko mulai tutup. Lalu yang tersisa hanyalah area
biliar. Dan Mereka membayar sewa 600 dolar per bulan.” Ucap Joo Myung sambil
mengumpat kesal.
“Intinya,
jual ini senilai 1,5 kali harga belinya. Maka aku akan membantumu.” Perintah Joo
Myung. Jung Kook kaget mendengarnya.
“Jual ini
1,5 kali nilai yang kubayar. Aku tidak mempertimbangkan kualifikasimu. Jadi,
setidaknya aku harus melihat apa kemampuanmu.” Kata Joo Myung
“Apa
kaitan menjual gedung ini dengan kemampuanku?” keluh Jung Kook heran
“Tahukah
kau siapa yang berprestasi di Majelis? Di antara petani, mereka yang mahir
bertani. Di antara guru, mereka yang mahir mengajar. Di antara pengacara,
mereka yang mewakili klien dengan baik berprestasi di Majelis.” Tegas Joo Myung
“Karena aku
penipu, kau ingin melihat apakah aku pandai menipu orang, kan?” kata Jung Kook.
Joo Myung membenarkan dan menyuruh Jung Kook agar menjualnya.
“Anggota
Majelis, maafkan pemilihan kataku, tapi kau tahu itu omong kosong, bukan?” kata
Jung Kook. Joo Myung membenarkan.
“Tapi itu
persuasif. Jadi, juallah..” kata Joo Myung seperti tak peduli.
“Seperti
yang kamu ketahui dari perkataanku, aku berada dalam kekacauan ini karena
penipuan yang kulakukan. Aku juga menempatkan istriku dalam bahaya.” Tegas Jung
Kook
“Jadi, Apa
kau merasa bersalah melakukan penipuan lagi?” kata Joo Myung. Jung Kook pikir
itu pasti.
“Kau
melakukan penipuan dan menempatkan istrimu dalam bahaya tapi jika kau tidak
melakukan penipuan, maka istrimu akan dalam bahaya lagi.” Ucap Joo Myung. Jung
Kook membenarkan.
“Jadi,
juallah... Apa arti hidup? Semuanya akan kembali ke titik awal. Kau harus
memahami kehidupan untuk mengetahui politik.” Kata Joo Myung
Jung Kook
memohon agar Joo Myung jangan lakukan
ini menurutnya agar mengunakan cara lain untuk mengujinya. Joo Myung
mengaku tidak butuh hal lain dan meminta
agar menjual saja senilai 1,5 kali harganya lalu akan membantu dan memasukkan
ke Majelis.
“Kau
bilang kita harus melihat kebutuhan kita. Aku hanya melihat uang.”kata Joo
Myung
“Jika aku
menjual gedung ini, akankah kau membantuku?” kata Jung Kook memastikan. Joo
Myung berjanji akan membantunya.
“Kau tidak
boleh mengubah janjimu nanti.” ucap Jung Kook seperti tak percaya.
“Aku
mungkin akan berganti partai, tapi aku tidak pernah mengubah janjiku.” Teas Joo
Myung
“Bisakah
kau membuatku terpilih? Bagaimana jika aku memercayaimu dan kalah?” kata Jung
Kook.
“Hei, tidak
seorang pun yang kubantu pernah gagal masuk. Mereka malah pergi setelah masuk.
Kau tidak akan peduli jika masuk lalu keluar.” Ucap Joo Myung
“Aku
tidak peduli.Aku tidak berencana tinggal lama.” Kata Jung Kook.
“Hidup
selalu kembali ke titik awal. Setidaknya kau akan memahamiku jika kita bekerja
sama Aku akan memastikan itu terjadi.” Kata Joo Myung
“Beri aku
sepekan. Apa Satu setengah kali harganya? Itu mudah.” Ucap Jung Kook
sambil tersenyum.
Didalam
mobil Hoo Ja melihat keduanya dari kejauhan lalu berpikir kalau pembicaraan
mereka berjalan lancar dan meminta Sek Park agar mengawasi mereka agar tidak
ada masalah.
Detektif
Park memberikan berkas pada Mi Young memberitahu nama Park Hoo Ja, sebagai putri
Park Sang Pil, seorang mantan rentenir dan pimpinan Baekkyung Capital saat ini.
Mi Young melihat berkas yang dimilikir Detektif Park dari pengerebakan kemarin.
“Apa pekerjaannya
di Baekkyung Capital? Choi Pil Joo?” tanya Mi Young melihat wajah Tuan Choi
yang menghajarnya.
“Manajer
Utama Penagihan... Dia penagih utang.” Ucap Detektif Park. Mi Young mengerti
kalau itu sebabnya dan menayakan foto seorang wanita.
“Itu Park
Hoo Ja, pimpinan Baekkyung.” Kata Detektif Park. Mi Young kaget mengetahui nama
Hoo Ja karena pernah melihatnya.
Detekti
Park bertanya dimana tepatnya. Mi Young mengaku tak ingat Tapi pernah melihatnya belum lama ini bahkan
menurutnya wajahnya tampak familier dan berusaha mengingat-ingat. Ia lalu
mengingat saat mengejar penipuan real estate.
“Bukankah
kau datang menemui makelar real estate? Ini agensi real estat palsu. Anda
hampir ditipu.” Ucap Mi Young pada Hoo Ja.
“Ya! Itu
dia!.. Jika kuingat lagi, mereka datang bersama.. Wah... Kenapa aku tidak ingat
itu? Dasar bodoh... Kau bahkan memberinya kartumu. Kenapa kau tidak ingat?”
ucap Mi Young lalu berajak pergi.
“Kenapa
dia terus berbicara sendiri?” kata Detektif Park binggung.
Nyonya
Kim melihat berkas yang dibawa anaknya tak percaya kalau Mereka melakukannya
dan ingin tahu alasanya. Mi Young menceritakan
Ada kasus di mana kami kehilangan pelakunya yaitu Agensi real estat
palsu. Nyonya Kim seperti tak percaya Karena itukah mereka menyerang Mi Young Untuk menghentikan menyelidikinya
“Aku
belum tahu pasti.” Kata Mi Young. Nyonya
Kim menganguk mengerti.
“Beri
tahu aku jika kau sudah yakin... Lalu Sekarang apa? Akan kau berikan ke
Kejahatan dengan Kekerasan?” ucap Nyonya Kim.
“Tidak...
Kami akan menangani kasus itu untuk saat ini.” Kata Mi Young
“Ini
percobaan pembunuhan dan pembunuhan bayaran. Serahkanlah ke Kejahatan dengan
Kekerasan.” Ucap Nyonya Kim
“Jika
karena kasus kami, dan jika itu alasan mereka menyerangku, maka kami harus
menyelidikinya. Kami tidak bisa menyingkirkan beberapa orang dalam kasus
seperti ini.” Ucap Mi Young. Nyonya Kim tak mengerti maksunya.
“Letnan
Park dari Tim Dua akan memimpin dan tim kami akan menjadi bantuan. Beri kami
dua bulan. Kami akan menyelidiki ukuran, operasi, dan semuanya, dan mendapatkan
semua orang mulai dari kepala hingga pionnya sekaligus.” Jelas Mi Young
“Apa Kau
akan mengumpulkan bukti dan mendapatkan mereka semua sekaligus? Kau hampir
mati, tapi apa kau ingin mengubur itu?” kata Nyonya Kim
“Begitu
operasi itu selesai,maka kami akan menambahkan tuntutan tambahan.” Jelas Mi
Young. Nyonya Kim setuju agar Mi Young melakukanya.
“Lakukan
itu dan cari ikatan orang yang memberikan perintah dengan kaki tangan yang
melakukan pekerjaan sekaligus. Berani-beraninya agensi real estat penipu mencari
masalah dengan polisi! Dasar berandal tidak sopan. Hei. Tangkap mereka
secepatnya. Aku ingin melihat wajah mereka.” Kata Nyonya Kim. Mi Young
menganguk mengerti.
Di
Ruangan yang disewa oleh Hoo Ja. Charles dan Seung Yi tak percaya kalau Jung
Kook akan menjadi Anggota Majelis dan meminta agar berhenti membohonginya. Jung Kook menegaskan
dirinya serius dan merasa temanya itu tak tidak mendengarkan. Charles seperti
tak peduli dan menatap ke arah blue house.
“Jadi,
maksudmu, putri Park Sang Pil menangkapmu belum lama ini.” Kata Seung Yi
menyakinkkan. Jung Kook membenarkan.
“Tapi berandal
menyebalkan itu memintamu mengikuti pemilihan untuk Majelis jika kau ingin
hidup.” Kata Seung Yi. Jung Kook menganguk
“Tapi
berandal menyebalkan itu memperkenalkanmu kepada orang tua menjengkelkan yang
mengaku sebagai pakar, dan orang tua itu mengatakan dia hanya akan membantumu
jika kau menjual gedung yang tidak ada nilainya itu.” Kata Seung Yi. Jung Kook
membenarkan.
“Kau
benar-benar menyebalkan... Kenapa kamu membohongi kami? Aku tersinggung... Sialan.
Dasar pembohong.” Keluh Seung Yi tak percaya.
“Apa...
Kenapa kau menyebutku... Apakah kalian dibohongi seumur hidup kalian?” kata
Jung Kook karena tak ada yang percaya
“Kita
berbohong seumur hidup kita... Kita penipu.” Tegas Seung Yi pindah ke tempat
duduk lainya.
“Baiklah...
Biar kukatakan seperti ini.. Jika aku tidak melakukan ini, maka Mi Young, kakak
ipar kalian, istriku, akan terluka. Dia bilang akan membunuh semua orang jika
aku tidak masuk Majelis. Aku, Mi Young, semuanya.” Jelas Jung Kook
“Mana
mungkin Mi Young terluka? Dia pandai bertarung... Yang benar saja. Kau tidak
bisa menipu kami.” Komenta Charles tak perrcaya.
Jung Kook
mengumpat kesal, lalu mengetahui kalau
sudah mengajarkan mereka untuk tak percaya dan menurutnya mereka memang menakjubkan dan tidak akan pernah ditipu oleh
siapa pun karena tidak memercayai siapa pun.
“Lupakan
semuanya... Pikirkan saja ini. Jika aku menjadi Anggota Majelis, kalian berdua
akan diuntungkan, kan?” ucap Jung Kook menyakinkan.
“Bagaimana?
Aku bahkan tidak tinggal di distrik itu. Politik? Aku tidak tertarik sedikit
pun.” Ucap Seung Yi
“Ada
berapa orang di Majelis? Sekitar 40?”kata Charles. Jung Kook menjawab Tepatnya
ada 300 Anggota Majelis.
“Apa? Itu
lebih banyak dari dugaanku. Jika kau terpilih, apakah akan ada 301 Anggota
Majelis?” ucap Charles seperti mengejek
“Tidak.
Jumlahnya tetap 300 dengan atau tanpaku... Sebelumnya ada 299, tapi kini ada
300. Apakah kalian tahu hal lain selain menipu orang? Kau tahu apa hukuman
karena menghindari politik?” kata Jung Kook
“Hukuman
terbesar karena menghindari politik adalah "Dipimpin oleh manusia yang
paling menjijikkan." Itu yang tertulis... Bukan itu. Hukuman terbesar
karena menghindari politik adalah...” ucap Jung Kook mengikuti yang dikatakan
Sang Jin
“Kalian
harus bekerja seumur hidup kalian. Mesin pekerja. Apa kalian ingin hidup
seperti itu? Tidak, kan?” kata Jung Kook tetap menyakinkan.
“Jangan
bodoh. Kita sudah berbulan-bulan tidak bekerja. Kita kehabisan nasi..” Kata
Charles kesal
“Kita
harus menghindarinya seumur hidup jika ingin bekerja Apakah kau tidak iri
dengan mesin pekerja?” kata Seung Yi pada Charles
“Sangat.
Mereka pasti punya nasi di rumah.” Komentar Charles. Akhirnya Jung Kook duduk
lalu menelp seseorang meminta agar naik.
Seung Yi
dan Charles menatap temanya dengan binggung. Jung Kook memberitahu kalau Ada
yang datang. Mereka bertanya siapa. Jung Kook menegaskan Seseorang yang akan membuat mereka lebih mempercayainya dan mendengarkan sisanya
dari orang itu karena dirinya sangat lelah.
“Apa
masalahnya? Kenapa dia berpura-pura tangguh?” ucap Charles menutup kepalanya
dengan jaket melihat Hoo Ja datang dengan Tuan Choi. Sementara Seung Yi
memalingkan wajahnya.
“Kim Chul
Soo. Kenapa kau menjadi Charles? Itu bukan namamu.”sindir Hoo Ja. Charles
dengan nada angkuh mengatakan Karakternya
adalah orang Korea Amerika.
“Chul Soo
dengan wajah ini tidak bisa melakukan apa pun.” Kata Hoo Ja.
“Omong-omong,
kamu tidak sopan. Berapa usiamu, Nona?” komenta Charles. Tuan Choi menendang
kaki Charles dan langsung membuatnya jatuh. Charles langsung menjerit kesakitan
karena baru saja cedera punggung.
“Apa Ingat
aku? Jadi, diamlah dan Berhenti mengeluh.” Ucap Tuan Choi. Charles terus mengeluh
kesakitan dengan berbaring dilantai.
“Hentikan.
Mereka tidak bergurau.” Ucap Jung Kook lalu membantu Charles untuk kembali
duduk.
“Kalian
pasti tahu siapa aku dan telah mendengar situasinya. Jadi, mari kita dengar respons
kalian. Lalu? Apakah kalian akan melakukannya atau tidak?” ucap Hoo Ja dengan
nada menekan.
“Aku akan
melakukannya. Aku akan berusaha sebaik mungkin. Kandidat Nomor Satu, Yang Jung
Gook!” kata Charles tak ingin menolak.
Hoo Ja
bertanya pada Seung Yi yang terus memalikan wajah, apakah mau melakukan. Seung Yi menjawab akan melakukannya. Hoo Ja
memuji keduanya sangat Bagus dan cepat jadi mereka bisa segera mulai dengan
menjual gedung itu.
“Lagi
pula kalian pakarnya penipuan real estate..” Ucap Hoo Ja sinis lalu keluar dari
ruangan. Ketiganya hanya bisa diam saja.
Jung Kook
memikirkan startegi menurutnya tidak akan sulit karena mereka hanya akan
melakukan apa yang selalu dilakukan yaitu Pertama, susupi agensi real estat di
sekitarnya dan tidak punya waktu untuk membangun kantor. Seung Yi pergi ke
agensi Real estate.
“Tapi
bisnis di sana mati. Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan uang sebanyak itu?
Meski kita memperindah dan mengarang, kita hanya akan mendapatkan...” kata
Seung Yi
“Akan
sulit mendapatkan lebih dari dua juta dolar.” Kata Pria pemilik agensi. Seung
Yi yang datang pun terlihat kaget.
“Kalau
begitu, kita berikan bagian... Minta 4,5 juta. Paling mudah adalah melakukannya
tanpa berpikir.”kata Jung Kook
“Aku akan
membayar 500.000 dolar jika Anda menemukan pembeli.” Ucap Seung Yi pada Pemilik
agensi. Si pria terlihat kaget mendengarnya.
Jung Kook
ingin tahu akankan si pria menyetujuinya atau tidak. Si pria langsung setuju
dan akan menghubunginya. Seung Yi tersenyum puas dan langsung keluar dari
agensi rumah dan akan menghubunginya kembali. Jung Kook menyuruh mereka agar
segera Pergilah ke setiap agensi real estat di area itu dan buat penawaran yang
sama.
“Jangan
menerima siapa pun dari area itu. Mereka mungkin mengenalku. Begitu kita
menemukan orang yang bisa kita manfaatkan, Chul Soo akan mulai memancing
mereka.” Ucap Jung Kook membuat rencana.
Akhirnya
Charles menemui Nyonya Jang Pal Sook yang sudah menunggunya. Jung Kook pikir Pada saat itu mereka akan
menghias gedung itu, spanduk pun diturunkan dengan menuliskan "Disewakan
atau Dijual" jadi terlihat rapi serta semuanya bersih serta hanya perlu
menunggu.
Semua
dibuat seperti layaknya ada restoran, Jung Kook pikir mereka butuh beragam hal.
Akhirnya gedung sudah dihias dengan menarik, Charles pun membawa Nyonya Jang ke
depan gedung. Seung Yi menjadi pelayan di cafe lantai bawah.
“Gedungnya
bersih. Berapa yang Anda peroleh dari sewa setiap bulan?” ucap Nyonya Jang akan
melihatnya.
“Sekitar
7.000 dolar. Tidak ada yang kosong.” Kata Charles. Nyonya Jang ingin tahu adakah
yang terlambat membayar sewa.
“Tidak
ada.. Coba Lihat. Tempat lain tidak sesibuk ini pada jam ini di hari kerja. Tempat
ini penuh saat akhir pekan.” Ucap Charles
“Ini
persis seperti yang kucari, tapi...” kata Nyonya Jang, Seung Yi terlihat sedang
mengantar pelanggan yang baru saja keluar cafe.
Charles
ingin tahu kalau sesuatu terjadi saat kejadian pada Jung Kook. Nyonya Jang
mengaku kekurangan uang tunai jadi meminta memberikan diskon yaitu 200.000
dolar Lalu akan menekennya sekarang dan
itu memang kekurangan uang tunai.
“Hanya
200.000 dolar.” Ucap Nyonya Jang memohon, Charles terlihat bingung menatap
Seung Yi .
“Tidak.
Tidak ada diskon... Sudah jelas tidak ada diskon.” Kata Jung Kook. Charles
akhirnya membawa klien yang lain.
“Aku suka
gedungnya, tapi... Jika Anda mengurangi 300.000 dolar...” kata Klienya. Jung
Kook dengan tegas menolaknya.
“Bisakah
Anda memperpanjang tanggal pembayarannya?” ucap Klien. Jung Kook menjawab tidak.
“Uangnya
akan siap dalam sebulan. Bisakah aku...” kata Klien. Jung Koo dengan tegas
menegaskan jawabnya “tidak!”
“Hei,
orang-orang di sini tidak bisa datang karena mereka harus syuting drama mulai
besok.” Ucap Mi Jin ditelp. Jung Kook meminta agar Sebentar saja.
Mi Jin
dkk sedang minum di sebuah restoran,
Charles membawa calon pembeli, Si pria melihat Tempat itu sangat sukses
jadi tidak perlu mencemaskan sewa dan ingin tahu harganya. Charles menjawab 4,5 juta. Si pria kaget
mendengarnya.
“Apa
Bukan 450.000 dolar? Jadikan 450.000 saja.” Kata Si pria. Charles kesal menyuruh
pergi saja.
“Lupakan
saja. Berhenti. Berhenti makan.” Kata Chalres pada Mi Jin tak perlu berakting
lagi.
Charles
kembali membawa calon pembeli lain dan kembali tak bisa membujuknya lalu
menyuruh Mi Jin berhenti minum. Beberapa kali Charles membawa calon pembeli
tapi selalu gagal dan Mi Jin yang sudah banyak minum akhirnya pingsan diatas
meja.
“Jung
Gook... Aku di rumah sakit, jadi, aku tidak bisa pergi lagi. Dokter bilang jika
minum lagi, aku akan mati.” Kata Mi Jin yang sudah ada di UGD> Jung Kook
mengerti karena tak bisa memaksa.
“Hei, ini
aku. Aku butuh beberapa orang khusus untuk hari ini.” Ucap Jung Kook menelp Hoo
Ja.
Hoo Ja
mengerti lalu menyuruh Sek Park agar meminta Pak Choi pergi. Tuan Choi dan
gangster masuk restoran, mereka berakting sedang minum bersama. Charles pun
membawa klien baru, Siprai melihat Bisnis lebih baik daripada perkiraan.
“Bolehkah
aku menghubungi Anda setelah berunding dengan keluargaku?” ucap Si pria
“Tentu
saja. Kira-kira berapa lama?” kata Charles. Si pria pikir Sekitar sebulan. Charles pun menyuruhnya
pergi dan memberik tanda agar Tuan Choi berhenti minum.
Tuan Choi
dkk seperti sangat menikmati pesta minum-minum, Jung Kook kembali tak bisa
membujuk pegawai. Tuan Choi kesal pada anak buahnya yang terus memesan padahal
tak membayar. Seung Yi pun terlihat kesal karena susah membujuk orang untuk
membeli gedung.
Seung Yi
keluar gedung untuk merokok. Tuan Choi melihat Seung Yi tak percaya kalau Seung
Yi merokok, karena Pencernaannya bermasalah jadi meminta agar memberikan rokok.
Seung Yi mengaku Sudah menghabiskan semuanya.
“Kau
Pergilah membeli satu kotak” kata Tuan Choi. Seung Yi menegaskan kalau bukan
anak buah Tuan Choi
“Apa kau
ingin dipukul? Apa kamu ingin mati? Berani-beraninya kamu melawan orang dewasa!
Kau Belilah!” ucap Tuan Choi marah
“Kau
belum menikah, kan? Tidak punya pacar, kan?” ejek Seung Yi. Tuan Choi tak
percaya kalau Seung Yi bisa mengetahuinya.
“Kau
mengatakan hal-hal yang dibenci wanita... Ah... Tidak. Kamu mungkin bahkan
tidak punya teman... Kau mengatakan hal-hal yang dibenci manusia.” keluh Seung
Yi
“Kau baru
saja menghinaku, kan? Dasar Berandal... Hei. Aku ini benar-benar menakutkan,
paham? Kau tahu itu.” Ucap Tuan Choi.
“Menakutkan
sekali. Bahkan ada darah di dagumu... Aku akan membeli rokokku yang biasanya
saja. Apa kau sudah puas?” ucap Seung Yi pergi.Tuan Choi melihat di wajahnya
kalau di mulutnya hanya saus tomat.
Di dalam
mobil ada seseorang yang mengambil gambar dari dalam mobil. Detektif Kang
memberitahu tentang Choi Pil Joo dan membuntutinya sepanjang hari, menurutnya melakukan
berbagai hal aneh. Mi Young melihat foto Tuan Choi dengan Seung Yi.
“Kurasa
dia berusaha menyelamatkan sebuah gedung mati dengan penipuan real estate.”
Kata Detektif Kang.
“Tunggu...
Apa maksudmu? Jadi Dia terus keluar masuk setiap kali ada calon pembeli
datang.” Kata Mi Young memastikan.
“Jadi,
aku memeriksa dengan agensi real estat, dan mereka menjual gedung yang tidak laku
itu seharga 4,5 juta dolar.” Jelas Detektif Kang
“Jadi,
maksudmu, mereka menjual sebuah gedung, menawarkan imbalan pada agensi, dan
mengisi tokonya dengan aktor untuk menyingkirkan gedung mati, begitukah?” ucap
Mi Young tak percaya
“Karena identitas
pemilik gedung tidak jelas, kurasa begitu.” Kata Detektif Kang.
“ Tanpa memandang
imbalan agensi pun, mereka melanggar beberapa hukum, kan? Mereka buruk, kan?”
ucap Mi Young. Detektir Kang membenarkan.
“Tidak
hanya buruk, tapi kriminal... Hubungi Detektif Na dan Detektif Lee.” Perintah
Mi Young.
Akhirnya
Mi Young berdiri dengan gambar Hoo Ja paling atas lalu meminta anak buahnya
untuk mendengarkan baik-baik penjelasan dengan memperlihatkan Hoo Ja itu adalah
kepalanya, lalu Tuan Choi sebagi tubuh,sementara Seung Yi dan Charles adalah lengan,
dan kakinya.
“Lengan
dan kaki bisa berubah... Intinya, kita akan menangkap mereka.” Kata Mi Young
“Tunggu...
Bukankah ini kasus milik Tim Dua? Kenapa kita melakukan ini?” keluh Tuan Lee.
Mi Young mengaku itu terjadi begitu saja.
“Jangan
ikut campur... Kenapa kita menangani kasus orang lain? Kita sudah cukup sibuk.”
Keluh Tuan Lee
“Ya, aku
tahu kita punya banyak kasus, tapi karena itu datang ke meja kita...” ucap Mi
Young
“Jadi,
kenapa kamu menerimanya... Baiklah... Aku berharap letnan kami berhenti ikut
campur.” Kata Tuan Lee marah akan keluar ruangan.
“Ada apa
denganmu? Apa Kamu tidak akan bekerja?” keluh Detektif Kang pada seniornya.
“Apa aku
salah? Jika tidak tahu apa-apa, jangan ikut campur. Jangan berpura-pura kau
tahu segalanya.” Sindir Detektif Lee.
“Detektif
Lee... Kenapa kau selalu bermasalah denganku?” kata Mi Young akhirnya juga ikut
marah
“Masalahku
adalah kau terus memaksa kami bekerja! Kenapa kau terus melakukan itu? Tidak
bisakah kita bekerja dengan tenang?” sindir Detektif Lee.
“Sudah
cukup! Kau tidak pernah berhenti mengeluh. Aku bilang hentikan! Kau marah
karena tidak bisa menjadi letnan...”ejek Detektif Kang. Tuan Lee tak terima
langsung mencengkramnya. Keduanya sudah siap berkelahi.
“Mereka
mencoba membunuhku... Aku tidak terluka karena jatuh. Si Tubuh itu, Choi Pil
Joo... Dia menyerangku. Itulah yang terjadi. Bagian sampingku harus
dijahit.”Akui Mi Young. Tuan Lee terlihat kaget melepaskan cengkramnya.
“Tapi
tetap saja, aku tidak meminta bantuan untuk menangkap mereka karena mencoba
membunuhku, atau membalas dendam seperti di film atau sesuatu seperti itu.”
Ungkap Mi Young. Detektif Na terlihat kaget.
“Aku
ingin tahu sejahat apa mereka sehingga mencoba membunuhku. Aku penasaran berapa
kejahatan yang telah mereka lakukan sehingga mereka mencoba membunuh detektif yang
menangani kasus. Itulah yang tiba-tiba terlintas di benakku. Karena itu aku
ingin menangkap mereka. Menangkap penjahat melakukan kejahatan adalah tugas
kita, kan? Jadi, mari bekerja.” Kata Mi Young. Tuan Lee pun tak bisa menolak.
Di dalam
ruangan sudah banyak barang yang dibawa dan sudah terlihat seperti kantor. Sek
Park memastikan semua baik-baik saja. Jung Kook masuk melihatnya berkomentar
kalau sekarang mulai terlihat seperti kantor.
“Apakah
kau sudah menjual gedung itu?” tanya Sek Park. Jung Kook mengaku sedang mengerjakan.
“Tapi siapa
Choi Young Pil, nama di akta itu?” tanya Jung Kook. Sek Park pikir tak
kaitannya dengan Jung Kook.
“Aku
harus berpura-pura menjadi dia saat menjualnya. Aku harus tahu agar bisa menipu
mereka.” Jelas Jung Kook
“Dia
seorang gelandangan. Kami meminjam namanya saat kakakku membeli gedung untuk
Kim Joo Myung.” Ucap Sek Park
“Apa Pimpinan
Park membelikan itu untuknya? Bagaimana dia memilih gedung seperti itu? Dia
tidak punya selera yang bagus.” Ejek Jung Kook. Sek Park hanya bisa melonggo
mendengarnya.
Jung Kook
menerima telp dari Charles sambil menahan tawan. Charles memberitahu kalau Para
pembeli mengatakan mereka akan meneken kontrak nya sekarang karena menyukai
gedung itu,jadi ingin bertemu dengan pemiliknya, dan meneken kontrak. Jung Kook
tak percaya mendengarnya.
“Baik,
aku akan segera ke sana.” Ucap Jung Kook lalu pamit pergi pada Sek Park .
“Tersenyumlah
sedikit... Kenapa kalian adik-beradik tidak pernah tersenyum. Ayo Senyumlah.”
Ejek Jung Kook. Sek Park terlihat kesal.
Charles
melihat sepasang kakek dan nenek yang akan membeli gedung. Jung Kook datang
dengan mobil lalu masuk restoran, Charles menyapa dengan sebutan Tuan Choi
berpura-pura kalau tak perlu datang karena
Tidak ada tempat parkir.
“Aku
parkir di belakang.” Ucap Jung Kook santai lalu menyapa pembeli.
“Aku akan
memperkenalkan kalian. Ini pemilik gedung yang baru saja kalian lihat.” Kata
Charles, mereka pun akhirnya duduk.
“Mereka
sangat menyukai gedung Anda... Pak Han Min Chul dan Bu Yoo Jung Sook. Mereka
suami istri.” Kata Charles.
“Senang
berjumpa dengan Anda, Pak.” Ucap Tuan Han, Jung Kook pikir tak perlu
memanggilnya Park karena masih muda.
“Jadi,
Apa Anda menyukai gedungnya?” tanya Jung Kook ramah.
“Kami
tidak hanya menyukainya, tapi kami
sangat menyukainya. Gedung itu dipelihara dengan baik. Begitu kami melihatnya, itu
membuat kami senang.” Ucap Tuan Han. Jung Kook membenarkan.
“Aku
senang itu membuat kalian senang. Bagaimana kalian memutuskan untuk membeli
gedung?” kata Jung Kook
“Kami
memenangkan lotre.” Akui Tuan Han. Istrinya mengeluh suaminya mengatakannya
dengan lantang. Akhir Charles memutuskan akan memberitahu Jung Kook.
“Aku akan
memberi tahu dia... Aku akan berbisik agar orang lain tidak bisa dengar. Mereka
pedagang kaki lima di Incheon, dan memenangkan lotre. Mereka sangat bodoh. Mereka
tidak tahu apa-apa soal gedung bahkan tidak meminta diskon.” Ucap Charles
berbisik.
“Kita
bisa mendapatkan enam juta dolar... Kita harus memancing mereka.” Kata Charles
lalu memberitahu keduanya kalau sudah menjelaskan semuanya kepada Jung Kook.
“Jadi,
omong-omong, mereka setuju meneken kontrak senilai 4,5 juta dolar. Apa Anda
bisa menerima itu?” ucap Charles. Jung Kook menganguk setuju.
“Kalau
begitu, mari kita gerak cepat. Kapan waktu yang tepat untuk kalian?” ucap
Charles terburu-buru
“Besok,
kami harus pergi ke kuburan orang tuaku, jadi, itu akan sulit. Tiga hari dari sekarang, kami akan pergi ke
luar negeri...” kata Tuan Han
“Ini kali
pertama kami naik pesawat. Kami akan pergi ke Guam. Kami dengar di sana indah.”
kata Nyonya Yoo.
“Jadi,
dua hari dari sekarang adalah satu-satunya hari yang luang. Apakah Anda bisa?” tanya
Charles pada Jung kook.
Jung Kook
mengaku bisa, Charles pun memutusakn sudah terjadwal yaitu 4 April dan ingin
tahu Jam berapa. Jung Kook pikir kapan saja asal pembeli itu saja bisa dan bertanya
Jam berapa mereka bisa datang. Tuan Ha
pkir mereka harus meluangkan waktu kapan pun Jung Kook tidak sibuk karena sudah memberikan gedung
luar biasa ini.
“Apa
maksud Anda? Aku menjualnya sesuai nilainya. Jadi Anda tidak perlu berterima
kasih kepadaku. Omong-omong, mari bertemu pukul 11.00 dua hari dari sekarang di
kantor makelar dan meneken dokumennya nanti.” kata Jung Kook
Di dalam
mobil, Detektif Han sedang mengintai lalu menyebut Gajah, Detetif Park Harimau,
Mi Young Badak, mereka segera bergantian menyebut nama binatang “Camar laut.. Singa...
Paus bertanduk.” Akhirnya Mi Young tak bisa menyebut nama binatang.
“Kamu
harus membeli makan siang untuk tiga hari ke depan.” Kata Detektif Na. Mi Young
menganguk setuju dan memulai kembali dengan menyebut “Kalkun”
“Jangan
mulai dengan sesuatu sesulit itu.” Keluh Detektif Lee. Mi Young tersenyum
karena Detektif Lee harus membeli makan malam selama tiga hari ke depan.
Saat itu
sepasang kakek dan nenek akhirnya keluar dari gedung. Mi Young akhirnya milih
untuk turun sendiri. Jung Kook duduk diam seperti masih ragu, Charles heran
Jung Kok yang akan pergi. Jung Kook tahu kalau harus pergi tapi terlihat masih
ragu.
“Dia
melupakan topinya.” Kata Charles melihat topi diatas meja. Jung Kook pikir akan
mengembalikanya lalu bergegas pergi.
Sementara
Tuan Han dan Nyonya Yoo sedang membahas kalau Pemiliknya tampak sangat baik.
Nyonya Yoo pun merasa beruntung bertemu dengan orang yang sangat baik. Jung
Kook membawa topi memanggil Tuan Han tapi tak mendengarnya.
Mi Young
mencoba mengejar sepasang kakek dan nenek lalu menyeberang jalan. Jung Kook
berusaha mengejar kakek tanpa sadar Mi Young sudah menyapa Tuan Han dan Nyonya
Yoo.
“Maaf
mengganggu Anda, tapi Anda datang untuk memeriksa gedung lima lantai di
seberang jalan, kan?” tanya Mi Young. Jung Kook hanya jarak beberapa langkah
bisa melihat Mi Young terlihat kaget lalu bersembunyi dibalik pohon.
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar