PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Kook
pulang sambil meminta maaf karena harus mengantar ajudan yang tidak bisa
mengemudi dan tinggal di Pocheon, lalu binggung melihat Mi Young duduk di meja
makan sedang memotong sayuran. Mi Young mengaku ingin mencoba yang Jung Kook
lakukan.
“Menyiapkan
makan malam dan menunggu dengan baik. Tapi itu tidak semudah dugaanku... Lalu
Apa yang kau lakukan?” ucap Mi Young memperlihatkan foto Jung Kook dengan Tuan
Choi dkk
“Mi
Young, masalahnya...”kata Jung Kook binggung. Mi Young tak peduli ingin tahu
apa yang dilakukan suaminya itu.
“Semua
yang tidak masuk akal akhirnya masuk akal setelah aku mengetahui jati dirimu.
Saat kau menjauhiku, penyiksaan oleh bawahan Park Hoo Ja...” kata Mi Youg
teringat saat anak buah Tuan Choi menyerangnya di restoran.
“Aku mengerti
sekarang. Berapa lama kau berencana merahasiakannya dariku? Berapa lama kau berencana
merahasiakannya dariku dan membuatku tampak seperti orang bodoh? Ada banyak hal
yang terlintas di benakku, tapi aku tidak bisa mengatakan apa pun karena semua
terdengar seperti alasan.” Ucap Mi Young menahan amarah.
“Ya, kau
benar... Aku sesuai dengan dugaanmu... Aku telah membohongimu. Tapi
kumohon...Kau harus tahu ini. Saat aku bertemu denganmu, mencintaimu, dan
menikahimu, semua itu tulus. Itu belum berubah.” Akui Jung Kook
“Jika kau
tahu itu jati dirimu dan bahwa kau harus membohongiku selamanya, seharusnya kau
tidak memacariku sejak awal. Seharusnya kau tidak mencintaiku dan menikahiku. Apa
ini? Kita sudah sampai sejauh ini. Jadi Sudah terlambat untuk melakukan ini
sekarang.” Kata Mi Young kesal
“Aku hanya
bisa berkata aku menyesal, tapi aku takut kau tidak akan berpikir aku
menyesalinya. Seharusnya aku menyimpan kata itu. Aku akan pergi setelah
membersihkan ini.” Ucap Jung Kook mengambil foto-foto dilantai.
“Berapa
jumlahnya?” ucap Mi Young, Jung Kook binggung apa maksudnya.
“Berapa
jumlah sebenarnya?” kata Mi Young, Jung Kook bertanya apa maksudnya jumlahnya.
“Berapa
yang kamu pinjam dari Park Hoo Ja? Kenapa kau tidak menjawabku? Berapa
jumlahnya?” kata Mi Young. Jung Kok melonggong binggung karena Mi Young salah
menduga.
“Aku
harus tahu jumlah tepatnya untuk menemukan...” kata Mi Young menahan emosi.
Jung Kook
mencoba memikirkanya. Mi Young pikir Jung Kook
akan menyangkalnya Bahkan setelah mengakuinya. Jung Kook pkir tidak mengakui sesuatu yang dipikirkan, lalu
memastian kalau Mi Young menduga dirinya yang meminjam uang dari Park Hoo Ja.
“Kenapa
sekarang kau menyangkalnya? Kau bilang aku benar. Kau bilang kau membohongiku!”
ucap Mi Young. Jung Kook akhirnya membenarkan.
“Ya. Aku
mengalami masalah dengan bisnisku, jadi, terpaksa meminjam...” kata Jung Kook
bisa menutupi jati dirinya sebagai penipu.
“Jadi,
berapa jumlahnya? Berapa jumlah yang kau pinjam dari rentenir itu?” kata Mi
Young penasaran.
“Itu...
Tidak banyak. Mungkin sekitar satu juta dolar? Aku sudah mengembalikan 900.000
dolar... Jadi, 100.000 dolar? Dengan bunga, sekitar 200.000 dolar. Atau Mungkin
agak lebih banyak? Ahh... Mungkin lebih banyak.” Ucap Jung Kook kembali
berbohong.
“Apa Kau
bahkan tidak tahu berapa yang harus kau kembalikan? Apa kau itu bodoh?” kata Mi
Young marah.
“Bukan
begitu... Dia bilang akan menganggapnya lunas jika aku menjadi Anggota
Majelis.” Jelas Jung Kook. Mi Young mengerti kalau Jung Kook yang tiba tiba
ingin ikut pemilu.
“Aku
pikir sikapmu aneh... Lantas? Apa yang dia rencanakan setelah menjadikanmu
Anggota Majelis?” tanya Mi Young
“Aku
tidak tahu sebanyak itu. Aku hanya melakukan sesuai perintah. Omong-omong, aku
akan mengurusnya, jadi...” kata Jung Kook mencoba menenangkan.
“Apa yang
bisa kau urus? Apa Kau menyebut ini "mengurusnya"? Ikut aku!” ucap Mi
Young marah. Jung Kook melonggo binggung.
Mi Young menyuruh Jung Kook agar ikut denganya, Jung Kook bertanya kemana mereka akan pergi.
“Jika
kita akan pergi menemui ibumu untuk meminjam uang, aku akan terlihat sangat... Kita
tidak pergi ke rumah Ibu, kan?” kata Jung Kook yang sudah duduk disamping Mi
Young.
“Park Hoo
Ja.. Ini aku, Kim Mi Young.” ucap Mi Young sedang mengemudi. Hoo Ja pun menyapa
Mi Young.
“Aku
Tidak baik, karena kau... Mari bertemu. Aku sedang menuju ke sana.” Kata Mi
Young. Jung Kook panik tak percaya Mi Young bertemu dengan Hoo Ja.
Hoo Ja
menerima pesan dari Jung Kook “Kim Mi Young akan datang.” Jung Kook dalam mobil mengeluh menurutnya tak
ada gunanya bertemu dengan Hoo Ja karena tidak akan bisa memecahkan ini meski
melibatkan diri sendiri.
“Aku akan
mengurusnya sedikit demi sedikit.” kata Jung Kook panik. Mi Young malah
menyuruh Jung Kook Tutup mulut saja.
“Ucapkan
satu kata lagi, dan akan ada pembunuhan.” Tegas Mi Young mengancam.
Sek Park
melihat pesan Jung Kook ingin tahu kenapa Mi Young yang ingin menemui kakaknya.
Hoo Ja pikir tak mungkin dirinya mengetahui alasanya dan baru saja menerima
teleponnya saja.
Jung Kook
ingin menuliskan pesan dari sisi kiri “Aku pergi dengannya sekarang... Mi Young
berpikir aku memin...” Tapi belum selesai, Mi Young sudah meminta Jung Kook
agar memberikan ponselnya karena ingin mengisi daya ponselnya.
“Boleh
aku memberikannya kepadamu setelah satu menit?” kata Jung Kok panik.
“Kenapa?
Apa Agar kau dan Park Hoo Ja bisa menyamakan cerita? Kau meminjam satu juta dan
mengembalikan 900.000, jadi, sisa utang pokoknya 100.000 ditambah bunga, kan?
Jika kau berbohong tentang jumlahnya, kau akan mati. Berikan kepadaku sekarang
agar aku bisa mengisi daya!” ucap Mi Young marah. Jung Kook tak bisa menolak
memberikan ponselnya.
Sek Park
melihat pesan dari Jung Kook "Aku pergi dengannya sekarang Mi Young
berpikir aku memin...” Hoo Ja heran bertanya-tanya apa maksud pesan dari Jung
Kook dan yang ingin dikatakan?
“Mi Young
mengambil ponselnya saat dia mengirim pesan kepadaku. Mari kita artikan ini...”
kata Hoo Ja memanggil Tuan Choi agar ingin memecahkan pesan Jung Kook.
“Bedebah
ini keren... Dia pria sejati.” Kata Tuan Choi melihat pesan Jung Kok. Hoo Ja
ingin tahu kenapa bisa seperti itu dan artinya dari pesan Jung Kook.
“Pesan
teks ini tidak terpotong... Tapi Ini seluruh pesannya. "Mi Young berpikir
aku memin." Ucap Tuan Choi yakin.
Sek Park seperti tak percaya kalau hanya itu akhirnya
“Yang
diakatakan adalah ini... Mi Young, istrinya, mengira dia adalah babi. "Mi
Young berpikir aku memin." Mi Young berpikir dia tangguh dan bisa
melindunginya. Mi Young berpikir aku babi, jadi, aku akan melindunginya. Jangan
ganggu dia... Itu yang...” kata Tuan Choi yakin
“Pak
Choi... Berhentilah mengarang..” keluh Hoo Ja. Sek Park menduga maksudnya. Hoo
Ja mengeluh mendengarnya.
“Ahh....
Aku salah.... Pasti ini dia yang dimaksud... "Mi Young berpikir aku
meminjam uang darimu." Jadi, maksudnya dia ketahuan oleh istrinya, tapi
istrinya berpikir dia meminjam uang darimu. Istrinya tidak bisa membayangkan
suaminya adalah penipu. Jadi, dia ingin kau bersandiwara. Itulah yang dia
maksud saat mengirim pesan teks ini.” Kata Tuan Choi yakin
“Pak
Choi. Apa kau menulis novel sekarang?!! "Mi Young berpikir aku meminjam
uang darimu" Bagaimana kau bisa mengarang cerita dari pesan teks ini? Tidak
perlu terlalu memikirkan masalah ini. Mi Young mengira aku dilahirkan sebagai
penipu. Dia menyadari suaminya adalah penipu.” Kata Hoo Ja yakin.
Jung Kook
mencoba santai lalu mulai berkomentar kalau sudah memikirkannya kembali,
menurutnya dan agak tidak sopan jika mampir seperti ini... Mi Young tak peduli
memilih untuk mendengarkan musik dan berhentilah mengatakan hal-hal bodoh. Jung
Kook hanya bisa diam saja.
Akhirnya
keduanya sampai ke "Baekkyung Capital" Hoo Ja pun sudah menunggu
diruanganya, Mi Young dengan tatapan serius mengaku Ada yang harus ditanyakan.
Jung Kook terlihat gugup mencoba memberikan kode. Hoo Ja mengaku kalau sudah
tahu alasan Mi Yung datang jadi mengajak untuk duduk karena punya banyak waktu.
“Kau
memberitahuku sebelumnya bahwa suamiku adalah penipu. Akhirnya aku memahami
maksudmu... Karena itu kami ada di sini.” Ucap Mi Young. Jung Kook kaget
mencoba menjelaskan.
“Diam...”
kata Mi Young. Jung Kook mencoba tetap menjelaskan. Mi Young menegaskan agar
Jung Kook tetap diam.
“Bahwa
aku...” ucap Jung Kook yang langsung disela oleh Hoo Ja. Hoo Ja pikir sudah
tahu jadi akan mengurusnya, jadi meminta Jung Kook agar jangan khawatir.
“Lanjutkan.
Karena itu kau datang ke sini, lalu apa?” tanya Hoo Ja santai. Mi Young
menegaskan karena itu alasanya datang.
“Intinya...”
kata Jung Kook. Mi Young tak bisa menahan diri akhirnya meminta Jung Kook agar
tunggu diluar saja. Jung Kook binggung.
“Tunggu
di luar... Agar aku bisa berbicara dengannya berdua.” Kata Mi Young. Jong Kook
pikir Mi Young bisa berbicara di depannya. Mi Young menatap sinis, akhirnya
Jung Kook keluar dengan wajah khawatir.
Jung Kook
memberikan kode sebelum keluar ruangan pada Hoo Ja “Utang pokok 100.000 dolar
dan bunga 100.000. Aku meminjam uang darimu.. Aku bukan penipu.” Hoo Ja bergumam heran dengan Jung Kook yang
terlihat senang sekali.
“Istrimu
menyadari bahwa kau penipu... Baiklah... Aku akan menyelamatkanmu. “ gumam Hoo
Ja
“Jika kau
membohongiku tentang jumlahnya, maka aku akan membunuh kalian berdua.” Kata Mi
Young memastikan suaminya sudah keluar ruangan.
“Jika kau
tidak keberatan, biar kumulai... Aku tidak tahu bagaimana kau mengetahuinya,
tapi jika ini tersebar, Jung Gook akan paling dirugikan. Kau tahu itu. Kau juga
harus berhenti dari kepolisian. Ini Terlalu memalukan menjadi polisi dengan
suami seperti itu.” Ucap Hoo Ja memastikan.
“Apa Kau
pikir kau bisa menyalahkan dia sepenuhnya dan lolos dari masalah ini. Kau sama
jahatnya... Kamu tahu itu.” Kata Mi Young.
“Aku
hanya korban... Korban penipuan.” Balas Hoo Ja yakin.
“Kau
bukan sekadar korban. Kau memeras dia dengan masalah kecil itu guna mengikuti
pemilu untuk Majelis......” ucap Mi Young
Jung Kook
mondar mandir depan ruangan terlihat gugup akhirnya mencoba menguping. Didalam
ruangan Hoo Ja tak percaya dianggap
"Masalah kecil itu" bertanya Apakah itu masalah kecil untuk Mi
Young.
Mi Young
pikir Itu biasa terjadi dan bisa
dipahami bahkan tahu banyak orang seperti itu. Hoo Ja bertanya apakah Mi Young tahu
banyak orang seperti Jung Gook. Mi Young
pikir seperti itu.
“Apa
Maksudmu orang-orang yang kau temui di kantor polisi? Di Divisi Kejahatan
Intelektual?” kata Hoo Ja.
“Dan di
banyak tempat lainnya... Ekonomi sedang buruk. Kurasa banyak orang di sekitarmu
melakukan hal-hal seperti itu saat ekonomi sedang buruk. Orang kaya mungkin
tidak paham bagaimana orang hidup hanya demi membayar tagihan.” Kata Mi Young
santai
“Bukan hidup
10 tahun dengan satu gaji? Itu yang dilakukan Jung Gook.” Kata Hoo Ja dengan
gaya centil
“Berhentilah
mengganggu suamiku... Itu karena dia naif.” Tegas Mi Young. Hoo Ja tak percaya
kalau Jung Kook melakukan itu karena dia naif
“Apa kau
berpikir terlalu terbuka atau kau terlalu mencintai suamimu?” kata Hoo Ja
mengejek.
“Aku
rasional... Omong-omong, berapa jumlah uang yang diambil suamiku?” tanya Mi
Young penasaran.
Jung Kook
mencoba mendengar dari depan pintu tapi tidak bisa mendengar apa pun menurutnya Pintu
ini pasti kedap suara. Hoo Ja berkomentar Mi Young itu hanya memedulikan
jumlahnya dan bukan apa yang dilakukan suaminya.
“Intinya,
beri tahu aku saja. Berapa jumlahnya? Baik, sesuai perkataanmu, suamiku menipumu
sejumlah berapa?” kata Mi Young penasaran.
Hoo Ja
seperti bisa membayangkan saat Jung Kook menipu ayahnya mengatakan “6 juta
dolar dalam 100 uang kertas bolivar.” Lalu memberitahu Mi Young total hutang
suaminya Enam juta dolar. Mi Young terihat shock hanya bisa tertunduk.
“Enam
juta dolar... Bagaimana mungkin dia berbohong tentang 5,8 juta dolar?” keluh Mi
Young kesal sendiri
“Kulihat
kau berhitung, bukan rasional... Tapi jangan terlalu khawatir. Aku setuju untuk
menganggapnya lunas jika dia terpilih. Jika Jung Gook menjadi Anggota
Majelis, maka kita semua beruntung.”
Jelas Hoo Ja.
“Aku bisa
melakukan apa yang kuinginkan lewat dia, dan kau akan menjadi istri Anggota
Majelis. Jadi, lihat gambaran besarnya. Suami penipumu itu menjadi Anggota
Majelis...” ucap Hoo Ja yang langsung disela oleh Mi Young
“Berhentilah
menyebut suamiku penipu! Kau membuatku kesal.” Teriak Mi Young marah. Hoo Ja
mengerti dan paham.
“Kau
tidak tahu selama ini... Mungkin mengejutkan mendengarnya sekarang. Aku juga
tidak akan suka mendengarnya. Tapi Tetap saja, kau harus mengakuinya. Jika kau
mengakui bahwa suamimu adalah bedebah, semuanya akan menjadi jauh lebih mudah.”
Ucap Hoo Ja menyindir
“Aku
tidak membutuhkan itu... Jadi, berhentilah mengoceh. Aku akan melunasinya. Entah
membutuhkan 10 atau 100 tahun, aku akan melunasinya sebelum mati! Jadi, jangan
mengganggu suamiku. Berhentilah mempermainkan seorang pria naif.” Tegas Mi
Young.
Sek Park
datang melihat Jung Kook didepan pintu bertanya apa yang sedang
dilakukanya. Di dalam ruangan, Mi Young
memperingatkan Hoo Ja untuk Berhentilah melakukan apa yang diinginkan setelah
menjadikan Jung Kook Anggota Majelis.
“Lalu aku
tidak akan mengganggumu. Aku akan menghancurkan semua info yang kukumpulkan
tentangmu, dan aku akan berpura-pura kau tidak melakukan apa pun jika kau
melepaskan suamiku.” Kata Mi Young memberikan penawaran.
“Kau
membuatnya terdengar seakan-akan aku orang yang buruk, walaupun pria yang jahat
ada di luar sana.” Komentar Hoo Ja
“Terima
tawaranku selagi aku baik. Jika tidak, maka aku akan membunuhmu.” Tegas Mi
Young.
Di luar
ruangan
Jung Kook
yang masih panik memastikan pada Sek Park kalau Hoo Ja itu memahami apa yang
terjadi, Sek Park bertanya apakah maksudnya itu tentang pesan teks yang
dikirimkan. Jung Kook membenarkan.
“Dia
bilang tidak perlu khawatir, dia tahu semuanya, tapi aku tidak bisa memastikan
apakah dia tahu... Kau bilang istrimu tahu kau penipu. Itu yang dipikirkan
kakakku.” Ucap Sek Park. Jung Kook kaget.
“Akankah
kau menerima tawaran itu jika kau ada di posisiku? Apa kamu benci menjadi istri
Anggota Majelis?” kata Hoo Ja menyindir.
“Bukan
itu yang dia inginkan. Kau memaksanya ikut pemilu.” Tegas Mi Young
“Jadi
Akankah kau menerimanya?” tanya Hoo Ja, Mi Young mengaku tidak akan menerimanya.
“Tapi
dengar. Apa kau menyadari bahwa kau mengancamku menggunakan posisimu dalam
pemerintahan? Ini ilegal.” Komentar Hoo Ja.
“Siapa
yang peduli apa yang legal atau ilegal? Aku memedulikan suamiku. Aku bukan
polisi yang baik.” Balas Mi Young.
“Pak Choi
bilang maksudmu adalah "Mi Young mengira aku meminjam uang," tapi
kakakku mengatakan dia salah. Dia bilang maksudmu, "Mi Young mengira aku
dilahirkan sebagai penipu. Tapi apa maksudmu?” kata Sek park
“Kenapa
dia tidak bisa mendengarkan Pak Choi? Kenapa dia tidak bisa mendengarkan Pak
Choi? Mi Young tidak tahu.” Kata Jung Kook kesal.
Mi Young
pun bertanya apa Hoo Ja menolak tawarannya. Hoo Ja mengangguk. Mi Young pun
mengartikan kalau ini adalah berarti perang. Hoo Ja pikir mereka harus bertarung sampai akhir dan
Mi Young akan terluka parah.
“Aku
tidak bergurau.” Ucap Hoo Ja memperingatkan tak bisa bertanding denganya.
“Jika aku
terluka parah, bagaimana denganmu? Apa kau tahu cara bertarung?” tegas Mi Young
lalu keluar ruangan. Hoo Ja melihat Mi Young memang anak yang manis.
Jung Kook
akan masuk tapi Mi Young keluar dan langsung mengejarnya. Sek Park masuk
ruangan ingin tahu apa yang dikatakan Mi Young pada kakaknya. Hoo Ja pikir Mi Young tenang untuk seseorang yang
mengetahui suaminya adalah penipu.
“Dia
belum tahu... Dia pikir suaminya meminjam uang darimu... Pak Choi benar.” Kata
Sek Park
“Lalu bagaimana
aku bicara dengannya? Tampaknya kami sepikiran.” Ucap Hoo Ja binggung karena
sedari tadi seperti sama pikiran ternyata berbeda. Sek Park pun dibuat
binggung.
Mi Young
keluar dari gedung Hoo Ja, Jung Kook mengejarnya ingin tahu apa yang
dibicarakan mereka berdua tadi lalu menegaskan Apa pun yang dikatakan Hoo Ja
itu bohong dan ia yang berkata jujur. Mi Young mengeluh kalau Jung Kook itu
jujur.
“Dia
bilang jumlahnya enam juta dolar.. Kau berutang enam juta kepadanya, Kenapa kau
berbohong tentang 5,8 juta dolar?” kata Mi Young marah.
“Enam
juta dolar?” kata Jung Kook binggung. Mi Young langsung mengumpat Hoo Ja itu
memang perampok itu.
“Aku
hendak mencari pinjaman atau semacamnya jika jumlahnya 200.000 dolar, tapi aku
tidak sanggup membayar 6 juta. Jadi, kau urus itu. Entah menangkan pemilu atau
jual organmu! Kau Perbaikilah sendiri!” kata Mi Young marah. Jung Kook
menganguk mengerti.
“Berapa
pun jumlahnya, aku akan mengurusnya. Aku akan memenangkan pemilu bodoh itu.
Masalah terpecahkan. Dan akan menyenangkan menjadi istri Anggota Majelis.” Ucap
Jung Kook
“Bagaimana
mungkin itu penting? Apa hebatnya menjadi istri seorang Anggota Majelis?” ucap
Mi Young marah. Jung Kook binggung mengaku Bukan itu maksudnya.
“Satu
katamu lebih berarti bagiku daripada 100 kata dari orang lain, Itulah artinya
menikah. Jangan menggapai sesuatu dan kehilangan apa yang kau miliki. Itu tidak
akan selamanya ada bersamamu.” Kata Mi Young lalu masuk mobil meninggalkan Jung
Kook.
Mi Young
minum sendirian di restoran tempat biasanya minum dengan Jung Kook, sementara
Jung Kook minum sendiri seperti keduanya sama-sama frustasi dengan keadaan
mereka. Mi Young lalu melihat Ibunya akhirnya datang ke restoran.
Jung Kook
akan pergi tapi tubuhnya akan jatuh, Joo Myung datang menahanya melihat Jung
Kook yang sudah mabuk lalu membawanya duduk sambil mengeluh karena besok ada
acara diskusi. Jung Kook emngaku merasa bersalah kepada istrinya jadi harus
minum.
“Aku
berbohong lagi hari ini.” Kata Jung Kook. Joo Myung binggung.
“Aku
mengatakan ini karena aku berutang kepada Pimpinan Park.” Kata Jung Kook. Joo
Myung tak mengerti yang ceritakan Jung Kook.
“Awalnya
aku pikir dia tahu aku penipu, jadi, aku hendak menceritakan yang sebenarnya, tapi
karena dia berpikir aku berutang, aku... Aku berbohong lagi kepadanya. Jadi,
semua yang kukatakan dan kulakukan di depan Mi Young hari ini adalah kebohongan
lagi.” Cerita Jung Kook sedih
“Tapi
yang paling menyakitkan dan gila adalah, dia membohongiku, tapi... Dia
berbohong selama bertahun-tahun pernikahan kami, tapi... Tapi saat aku
melihatnya, aku merasa kasihan kepadanya.” Akui Mi Young yang bercerita pada
ibunya.
“ Tapi
masalahnya adalah alasan aku merasa jijik dengan diriku hari ini adalah saat Mi
Young bertanya apakah aku meminjam uang, saat itu, aku merasa lega... Aku
merasa sangat lega... Aku jahat, bukan?” kata Jung Kook pada Joo Myung.
“Aku tahu
dia jahat, dan aku sangat membencinya, tapi... Seburuk apakah itu sehingga dia
tidak bisa memberitahuku? Dia pasti merasa sangat tertekan seorang diri. Saat
aku memikirkan itu, aku merasa sangat kasihan kepadanya..” Ungkap Mi Young
“Aku merasa
sangat kasihan kepadanya, Ada begitu banyak pria baik di luar sana. Kenapa dia
berakhir denganku?” keluh Jung Kook
“Tetap
saja, kau dan istrimu sudah menikah.” Ucap Joo Myung menasehati Jung Kook.
“Sebanyak
apa pun kau bertengkar dan marah, kalian berdua tulus.” Komentar Ibu Mi Young
“Itu sebabnya
kau mabuk dan menderita karena rasa bersalah.” Kata Joo Myung
“Itu
tujuan hidupmu. Jika begitu cara pandangmu tentang semuanya, apa yang dia
lakukan bukan apa-apa.” Kata Ibu Mi Young
“Bukan
hal yang buruk kamu tidak bisa memberi tahu dia semuanya secara jujur. Berandal
yang mengatakan kamu harus jujur jika mencintai mereka? Mereka harus mati. Mereka
berbicara dengan sembrono karena itu bukan mereka. Orang-orang berengsek itu.”
Ucap Joo Myung sambil minum. Jung Kook hanya bisa menghela nafas.
“Pernikahan
bukan apa-apa. Merasa bersalah saat kau memikirkan istrimu adalah pernikahan.”
Jelas Joo Myung
“Marah saat
kau memikirkan suamimu adalah pernikahan. Lalu saat satu pihak kehabisan
semangat, maka kalian berpisah. Lalu semuanya berakhir.” Ungkap Ibu Mi Young
pada anaknya.
“Omong-omong,
aku khawatir itu sudah berakhir, tapi putriku masih baik-baik saja... Jangan
terlalu mengkhawatirkan masalah Jung Gook. Jika kalian berdua bekerja keras, kalian
akan melunasi...” kata Ibu Mi Young menangkan anaknya.
“Enam
juta dolar... Jumlah yang Jung Gook pinjam dari Park Hoo Ja semuanya enam juta
dolar.” Kata Mi Young.. Ibunya kaget.
“Itu terdengar
mudah, tapi sebenarnya tidak semudah kedengarannya. Itulah pernikahan. Menarik,kan?”
kata Joo Myung menenangkan.
Ibu Mi
Young berteriak kaget mengingat mengetahui Enam juta dolar, semua pengunjung
sampai menatap binggung. Tapi Ibu Mi Young tetap berteriak marah mengetahui
hutang Enam juta dolar lalu mengumpat marah Jung Gook si Berengsek itu.
“Kenapa
kau hidup dengan bedebah seperti itu? Ceraikan dia sekarang!” teriak Ibu Mi
Young marah.
Sang Jin
pulang ke rumah sambil menelp membahas kalau Memang benar jalur kereta bawah
tanah lebih dibutuhkan di distrik lain daripada distrik mereka, Tapi lawan
bicara tak sepaham dengan dengan Sang Jin. Saat itu Sang Jin melihat seseorang
yang tidur disofa.
“Permisi
sebentar... Maaf, tapi aku harus meneleponmu besok.” Kata Sang Jin melihat Mi
Young tertidur di sofa dengan dengkuran yang keras.
“Tidak,
tidak ada konstruksi... tapi Ini suara dengkuran adikku... Aku mengatakan yang
sebenarnya.. Aku akan meneleponmu besok. Baiklah” kata Sang Jin ditelp lalu
menutup telpnya.
Ibu Mi
Young keluar kamar mengeluh kalau ada
perang karena ribut sekali. Sang Jin merasa tak enak hati kalau ibunya
terbangun. Ibu mi Young melihat ternyata anak yang mendengkur lalu menyuruh
Sang Jin agar meninju wajahnya.
“Itu akan
membuat dia berhenti mendengkur.” Kata Ibu Mi Young. Sang Jin binggung kalau
diminta meninju wajah adiknya.
“Ya,
tinju dia... Ibu tidak bisa tidur dengan kegaduhan itu.” Kata Ibu Mi Young
“Menurutku
mungkin sebaiknya Ibu yang meninju dia.” Kata Sang Jin. Ibu Mi Young pun
menyuruh Sang Jin minggir.
Saat itu
juga Sang Jin tak percaya saay Ibu Mi Young menampar wajahnya anaknya suara dengkuran
pun hilang. Sang Jin lalu bertanya kenapa Mi Young ada dirumahnya bertanya
apakah ada masalah dan terlihat mabuk.
“Nak...
Tanyakan sendiri kepadanya... Jangan bertanya kepada pihak ketiga. Kau lebih
baik mandi dan tidurlah... Lalu Makanlah
jika kamu lapar.” Kata Ibu Mi Young. Sang Jin menganguk mengerti mengucapkan selamat
malam.
Ibu Mi
Young kembali masuk kamar, Sang Jin ingin menelp Jung Kook tapi melihat wajah
adiknya mengurungkan niat untu menelp.
Pagi hari
di "Kantor Polisi Seowon" Mi Young menerima telp sambil berjalan di
lorong seperti masih sakit kepala mengaku baru saja tiba di kantor. Ia bertanya
pada kakaknya apakah jatuh dari sofa saat tidur Karena merasa sangat kaku.
“Dan pipi
kiriku sakit seakan-akan seseorang memukulku... Apa Aku memukul wajahku sendiri
selagi tidur?” kata Mi Young binggung.,
“Sungguh?
Kenapa aku melakukan itu? Apa aku bermimpi buruk? Omong-omong, aku perlu berbicara
denganmu tentang semalam.” Kata Mi Young pada Sang Jin.
Saat itu
Detektif Koo datang menghampiri Mi Younng, Akhirnya Mi Young pun mematikan telp
dengan Sang Jin. Detektif Koo membahas apakah
Ingat informan sebelumnya. Mi Young memastikan kalau yang dimaksud
adalah Penipuan real estate itu
“Ya,
penipu yang bersembunyi itu.” Ucap Detektif Koo. Mi Young ingin tahu Ada apa
dengannya
“Namanya
adalah Ma Sang Bum.” Dia membantuku
agar kasusnya diabaikan.” Ucap Detektif Ko
Sebelumnya
Tuan Ma memberitahu Hoo Ja kalau Namanya Detektif Koo yang memberitahu sesuatu...
Detektif Koo memberitahu kalau Jasadnya
baru-baru ini ditemukan di dekat Gunung Gwangdeok.
“Kejahatan
dengan Kekerasan tidak tahu kasus kita, jadi, mereka mengambil sidik jarinya
dan mengumpulkan bukti, tapi mereka mendapat tip.” Ucap Detektif Koo. Mi Young
bertanya Tip apa
“Bahwa
rentenir Park Hoo Ja membunuh Ma Sang Bum dan memutilasi dia di Pemandian
Weolcheon. Jika kita memeriksa pemandian
itu, maka kita bisa mengaitkan Park Hoo Ja pada pembunuhan itu.” Jelas Detektif
Koo
“Siapa
yang memberikan tip itu? Bisakah orang itu dipercaya?” tanya Mi Young
“Entahlah.
Teleponnya datang ke Kejahatan dengan Kekerasan.” Kata Detektif Koo. Mi Young
ingin tahu Siapa orang di Kejahatan dengan Kekerasan.
Akhirnya
Mi Young pergi ke Tim kejahatan mengaku
sudah mendengar detektif itu menerima telepon tentang tip itu jadi memint agar
memberikan berkasnya kepadanya karena ia
sendiri yang akan menangkap Park Hoo Ja.
Bersambung ke episode 14
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar