PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 23 April 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 13

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jung Kook pulang sambil meminta maaf karena harus mengantar ajudan yang tidak bisa mengemudi dan tinggal di Pocheon, lalu binggung melihat Mi Young duduk di meja makan sedang memotong sayuran. Mi Young mengaku ingin mencoba yang Jung Kook lakukan.
“Menyiapkan makan malam dan menunggu dengan baik. Tapi itu tidak semudah dugaanku... Lalu Apa yang kau lakukan?” ucap Mi Young memperlihatkan foto Jung Kook dengan Tuan Choi dkk
“Mi Young, masalahnya...”kata Jung Kook binggung. Mi Young tak peduli ingin tahu apa yang dilakukan suaminya itu.
“Semua yang tidak masuk akal akhirnya masuk akal setelah aku mengetahui jati dirimu. Saat kau menjauhiku, penyiksaan oleh bawahan Park Hoo Ja...” kata Mi Youg teringat saat anak buah Tuan Choi menyerangnya di restoran.
“Aku mengerti sekarang. Berapa lama kau berencana merahasiakannya dariku? Berapa lama kau berencana merahasiakannya dariku dan membuatku tampak seperti orang bodoh? Ada banyak hal yang terlintas di benakku, tapi aku tidak bisa mengatakan apa pun karena semua terdengar seperti alasan.” Ucap Mi Young menahan amarah.
“Ya, kau benar... Aku sesuai dengan dugaanmu... Aku telah membohongimu. Tapi kumohon...Kau harus tahu ini. Saat aku bertemu denganmu, mencintaimu, dan menikahimu, semua itu tulus. Itu belum berubah.” Akui Jung Kook
“Jika kau tahu itu jati dirimu dan bahwa kau harus membohongiku selamanya, seharusnya kau tidak memacariku sejak awal. Seharusnya kau tidak mencintaiku dan menikahiku. Apa ini? Kita sudah sampai sejauh ini. Jadi Sudah terlambat untuk melakukan ini sekarang.” Kata Mi Young kesal
“Aku hanya bisa berkata aku menyesal, tapi aku takut kau tidak akan berpikir aku menyesalinya. Seharusnya aku menyimpan kata itu. Aku akan pergi setelah membersihkan ini.” Ucap Jung Kook mengambil foto-foto dilantai. 



“Berapa jumlahnya?” ucap Mi Young, Jung Kook binggung apa maksudnya.
“Berapa jumlah sebenarnya?” kata Mi Young, Jung Kook bertanya apa maksudnya jumlahnya.
“Berapa yang kamu pinjam dari Park Hoo Ja? Kenapa kau tidak menjawabku? Berapa jumlahnya?” kata Mi Young. Jung Kok melonggong binggung karena Mi Young salah menduga.
“Aku harus tahu jumlah tepatnya untuk menemukan...” kata Mi Young menahan emosi.
Jung Kook mencoba memikirkanya. Mi Young pikir Jung Kook  akan menyangkalnya Bahkan setelah mengakuinya. Jung Kook pkir  tidak mengakui sesuatu yang dipikirkan, lalu memastian kalau Mi Young menduga dirinya yang meminjam uang dari Park Hoo Ja.
“Kenapa sekarang kau menyangkalnya? Kau bilang aku benar. Kau bilang kau membohongiku!” ucap Mi Young. Jung Kook akhirnya membenarkan.
“Ya. Aku mengalami masalah dengan bisnisku, jadi, terpaksa meminjam...” kata Jung Kook bisa menutupi jati dirinya sebagai penipu.
“Jadi, berapa jumlahnya? Berapa jumlah yang kau pinjam dari rentenir itu?” kata Mi Young penasaran.
“Itu... Tidak banyak. Mungkin sekitar satu juta dolar? Aku sudah mengembalikan 900.000 dolar... Jadi, 100.000 dolar? Dengan bunga, sekitar 200.000 dolar. Atau Mungkin agak lebih banyak? Ahh... Mungkin lebih banyak.” Ucap Jung Kook kembali berbohong.
“Apa Kau bahkan tidak tahu berapa yang harus kau kembalikan? Apa kau itu bodoh?” kata Mi Young marah.
“Bukan begitu... Dia bilang akan menganggapnya lunas jika aku menjadi Anggota Majelis.” Jelas Jung Kook. Mi Young mengerti kalau Jung Kook yang tiba tiba ingin ikut pemilu.
“Aku pikir sikapmu aneh... Lantas? Apa yang dia rencanakan setelah menjadikanmu Anggota Majelis?” tanya Mi Young
“Aku tidak tahu sebanyak itu. Aku hanya melakukan sesuai perintah. Omong-omong, aku akan mengurusnya, jadi...” kata Jung Kook mencoba menenangkan.
“Apa yang bisa kau urus? Apa Kau menyebut ini "mengurusnya"? Ikut aku!” ucap Mi Young marah. Jung Kook melonggo binggung.  Mi Young menyuruh Jung Kook agar ikut denganya,  Jung Kook bertanya kemana mereka akan pergi. 



“Jika kita akan pergi menemui ibumu untuk meminjam uang, aku akan terlihat sangat... Kita tidak pergi ke rumah Ibu, kan?” kata Jung Kook yang sudah duduk disamping Mi Young.
“Park Hoo Ja.. Ini aku, Kim Mi Young.” ucap Mi Young sedang mengemudi. Hoo Ja pun menyapa Mi Young.
“Aku Tidak baik, karena kau... Mari bertemu. Aku sedang menuju ke sana.” Kata Mi Young. Jung Kook panik tak percaya Mi Young bertemu dengan Hoo Ja.
Hoo Ja menerima pesan dari Jung Kook “Kim Mi Young akan datang.”  Jung Kook dalam mobil mengeluh menurutnya tak ada gunanya bertemu dengan Hoo Ja karena tidak akan bisa memecahkan ini meski melibatkan diri sendiri.
“Aku akan mengurusnya sedikit demi sedikit.” kata Jung Kook panik. Mi Young malah menyuruh Jung Kook Tutup mulut saja.
“Ucapkan satu kata lagi, dan akan ada pembunuhan.” Tegas Mi Young mengancam. 
Sek Park melihat pesan Jung Kook ingin tahu kenapa Mi Young yang ingin menemui kakaknya. Hoo Ja pikir tak mungkin dirinya mengetahui alasanya dan baru saja menerima teleponnya saja.
Jung Kook ingin menuliskan pesan dari sisi kiri “Aku pergi dengannya sekarang... Mi Young berpikir aku memin...” Tapi belum selesai, Mi Young sudah meminta Jung Kook agar memberikan ponselnya karena ingin mengisi daya ponselnya.
“Boleh aku memberikannya kepadamu setelah satu menit?” kata Jung Kok panik.
“Kenapa? Apa Agar kau dan Park Hoo Ja bisa menyamakan cerita? Kau meminjam satu juta dan mengembalikan 900.000, jadi, sisa utang pokoknya 100.000 ditambah bunga, kan? Jika kau berbohong tentang jumlahnya, kau akan mati. Berikan kepadaku sekarang agar aku bisa mengisi daya!” ucap Mi Young marah. Jung Kook tak bisa menolak memberikan ponselnya. 



Sek Park melihat pesan dari Jung Kook "Aku pergi dengannya sekarang Mi Young berpikir aku memin...” Hoo Ja heran bertanya-tanya apa maksud pesan dari Jung Kook dan yang ingin dikatakan?
“Mi Young mengambil ponselnya saat dia mengirim pesan kepadaku. Mari kita artikan ini...” kata Hoo Ja memanggil Tuan Choi agar ingin memecahkan pesan Jung Kook.
“Bedebah ini keren... Dia pria sejati.” Kata Tuan Choi melihat pesan Jung Kok. Hoo Ja ingin tahu kenapa bisa seperti itu dan artinya dari pesan Jung Kook.
“Pesan teks ini tidak terpotong... Tapi Ini seluruh pesannya. "Mi Young berpikir aku memin."  Ucap Tuan Choi yakin. Sek Park seperti tak percaya kalau hanya itu akhirnya
“Yang diakatakan adalah ini... Mi Young, istrinya, mengira dia adalah babi. "Mi Young berpikir aku memin." Mi Young berpikir dia tangguh dan bisa melindunginya. Mi Young berpikir aku babi, jadi, aku akan melindunginya. Jangan ganggu dia... Itu yang...” kata Tuan Choi yakin

“Pak Choi... Berhentilah mengarang..” keluh Hoo Ja. Sek Park menduga maksudnya. Hoo Ja mengeluh mendengarnya.
“Ahh.... Aku salah.... Pasti ini dia yang dimaksud... "Mi Young berpikir aku meminjam uang darimu." Jadi, maksudnya dia ketahuan oleh istrinya, tapi istrinya berpikir dia meminjam uang darimu. Istrinya tidak bisa membayangkan suaminya adalah penipu. Jadi, dia ingin kau bersandiwara. Itulah yang dia maksud saat mengirim pesan teks ini.” Kata Tuan Choi yakin
“Pak Choi. Apa kau menulis novel sekarang?!! "Mi Young berpikir aku meminjam uang darimu" Bagaimana kau bisa mengarang cerita dari pesan teks ini? Tidak perlu terlalu memikirkan masalah ini. Mi Young mengira aku dilahirkan sebagai penipu. Dia menyadari suaminya adalah penipu.” Kata Hoo Ja yakin. 



Jung Kook mencoba santai lalu mulai berkomentar kalau sudah memikirkannya kembali, menurutnya dan agak tidak sopan jika mampir seperti ini... Mi Young tak peduli memilih untuk mendengarkan musik dan berhentilah mengatakan hal-hal bodoh. Jung Kook hanya bisa diam saja. 

Akhirnya keduanya sampai ke "Baekkyung Capital" Hoo Ja pun sudah menunggu diruanganya, Mi Young dengan tatapan serius mengaku Ada yang harus ditanyakan. Jung Kook terlihat gugup mencoba memberikan kode. Hoo Ja mengaku kalau sudah tahu alasan Mi Yung datang jadi mengajak untuk duduk karena punya banyak waktu.
“Kau memberitahuku sebelumnya bahwa suamiku adalah penipu. Akhirnya aku memahami maksudmu... Karena itu kami ada di sini.” Ucap Mi Young. Jung Kook kaget mencoba menjelaskan.
“Diam...” kata Mi Young. Jung Kook mencoba tetap menjelaskan. Mi Young menegaskan agar Jung Kook tetap diam.
“Bahwa aku...” ucap Jung Kook yang langsung disela oleh Hoo Ja. Hoo Ja pikir sudah tahu jadi akan mengurusnya, jadi meminta Jung Kook agar jangan khawatir.
“Lanjutkan. Karena itu kau datang ke sini, lalu apa?” tanya Hoo Ja santai. Mi Young menegaskan karena itu alasanya datang.
“Intinya...” kata Jung Kook. Mi Young tak bisa menahan diri akhirnya meminta Jung Kook agar tunggu diluar saja. Jung Kook binggung.
“Tunggu di luar... Agar aku bisa berbicara dengannya berdua.” Kata Mi Young. Jong Kook pikir Mi Young bisa berbicara di depannya. Mi Young menatap sinis, akhirnya Jung Kook keluar dengan wajah khawatir. 


Jung Kook memberikan kode sebelum keluar ruangan pada Hoo Ja “Utang pokok 100.000 dolar dan bunga 100.000. Aku meminjam uang darimu.. Aku bukan penipu.” Hoo  Ja bergumam heran dengan Jung Kook yang terlihat senang sekali.
“Istrimu menyadari bahwa kau penipu... Baiklah... Aku akan menyelamatkanmu. “ gumam Hoo Ja
“Jika kau membohongiku tentang jumlahnya, maka aku akan membunuh kalian berdua.” Kata Mi Young memastikan suaminya sudah keluar ruangan.
“Jika kau tidak keberatan, biar kumulai... Aku tidak tahu bagaimana kau mengetahuinya, tapi jika ini tersebar, Jung Gook akan paling dirugikan. Kau tahu itu. Kau juga harus berhenti dari kepolisian. Ini Terlalu memalukan menjadi polisi dengan suami seperti itu.” Ucap Hoo Ja memastikan.
“Apa Kau pikir kau bisa menyalahkan dia sepenuhnya dan lolos dari masalah ini. Kau sama jahatnya... Kamu tahu itu.” Kata Mi Young.
“Aku hanya korban... Korban penipuan.” Balas Hoo Ja yakin.
“Kau bukan sekadar korban. Kau memeras dia dengan masalah kecil itu guna mengikuti pemilu untuk Majelis......” ucap Mi Young
Jung Kook mondar mandir depan ruangan terlihat gugup akhirnya mencoba menguping. Didalam ruangan Hoo Ja tak percaya dianggap  "Masalah kecil itu" bertanya Apakah itu masalah kecil untuk Mi Young.
Mi Young pikir  Itu biasa terjadi dan bisa dipahami bahkan tahu banyak orang seperti itu. Hoo Ja bertanya apakah Mi Young tahu banyak orang seperti Jung Gook.  Mi Young pikir seperti itu.
“Apa Maksudmu orang-orang yang kau temui di kantor polisi? Di Divisi Kejahatan Intelektual?” kata Hoo Ja.
“Dan di banyak tempat lainnya... Ekonomi sedang buruk. Kurasa banyak orang di sekitarmu melakukan hal-hal seperti itu saat ekonomi sedang buruk. Orang kaya mungkin tidak paham bagaimana orang hidup hanya demi membayar tagihan.” Kata Mi Young santai
“Bukan hidup 10 tahun dengan satu gaji? Itu yang dilakukan Jung Gook.” Kata Hoo Ja dengan gaya centil
“Berhentilah mengganggu suamiku... Itu karena dia naif.” Tegas Mi Young. Hoo Ja tak percaya kalau Jung Kook melakukan itu karena dia naif
“Apa kau berpikir terlalu terbuka atau kau terlalu mencintai suamimu?” kata Hoo Ja mengejek.
“Aku rasional... Omong-omong, berapa jumlah uang yang diambil suamiku?” tanya Mi Young penasaran.

Jung Kook mencoba mendengar dari depan pintu tapi  tidak bisa mendengar apa pun menurutnya Pintu ini pasti kedap suara. Hoo Ja berkomentar Mi Young itu hanya memedulikan jumlahnya dan bukan apa yang dilakukan suaminya.
“Intinya, beri tahu aku saja. Berapa jumlahnya? Baik, sesuai perkataanmu, suamiku menipumu sejumlah berapa?” kata Mi Young penasaran.
Hoo Ja seperti bisa membayangkan saat Jung Kook menipu ayahnya mengatakan “6 juta dolar dalam 100 uang kertas bolivar.” Lalu memberitahu Mi Young total hutang suaminya Enam juta dolar. Mi Young terihat shock hanya bisa tertunduk.
“Enam juta dolar... Bagaimana mungkin dia berbohong tentang 5,8 juta dolar?” keluh Mi Young kesal sendiri
“Kulihat kau berhitung, bukan rasional... Tapi jangan terlalu khawatir. Aku setuju untuk menganggapnya lunas jika dia terpilih. Jika Jung Gook menjadi Anggota Majelis,  maka kita semua beruntung.” Jelas Hoo Ja.
“Aku bisa melakukan apa yang kuinginkan lewat dia, dan kau akan menjadi istri Anggota Majelis. Jadi, lihat gambaran besarnya. Suami penipumu itu menjadi Anggota Majelis...” ucap Hoo Ja yang langsung disela oleh Mi Young
“Berhentilah menyebut suamiku penipu! Kau membuatku kesal.” Teriak Mi Young marah. Hoo Ja mengerti dan paham.
“Kau tidak tahu selama ini... Mungkin mengejutkan mendengarnya sekarang. Aku juga tidak akan suka mendengarnya. Tapi Tetap saja, kau harus mengakuinya. Jika kau mengakui bahwa suamimu adalah bedebah, semuanya akan menjadi jauh lebih mudah.” Ucap Hoo Ja menyindir
“Aku tidak membutuhkan itu... Jadi, berhentilah mengoceh. Aku akan melunasinya. Entah membutuhkan 10 atau 100 tahun, aku akan melunasinya sebelum mati! Jadi, jangan mengganggu suamiku. Berhentilah mempermainkan seorang pria naif.” Tegas Mi Young.
Sek Park datang melihat Jung Kook didepan pintu bertanya apa yang sedang dilakukanya.  Di dalam ruangan, Mi Young memperingatkan Hoo Ja untuk Berhentilah melakukan apa yang diinginkan setelah menjadikan Jung Kook Anggota Majelis.
“Lalu aku tidak akan mengganggumu. Aku akan menghancurkan semua info yang kukumpulkan tentangmu, dan aku akan berpura-pura kau tidak melakukan apa pun jika kau melepaskan suamiku.” Kata Mi Young memberikan penawaran.
“Kau membuatnya terdengar seakan-akan aku orang yang buruk, walaupun pria yang jahat ada di luar sana.” Komentar Hoo Ja
“Terima tawaranku selagi aku baik. Jika tidak, maka aku akan membunuhmu.” Tegas Mi Young. 

Di luar ruangan
Jung Kook yang masih panik memastikan pada Sek Park kalau Hoo Ja itu memahami apa yang terjadi, Sek Park bertanya apakah maksudnya itu tentang pesan teks yang dikirimkan. Jung Kook membenarkan.
“Dia bilang tidak perlu khawatir, dia tahu semuanya, tapi aku tidak bisa memastikan apakah dia tahu... Kau bilang istrimu tahu kau penipu. Itu yang dipikirkan kakakku.” Ucap Sek Park. Jung Kook kaget. 


“Akankah kau menerima tawaran itu jika kau ada di posisiku? Apa kamu benci menjadi istri Anggota Majelis?” kata Hoo Ja menyindir.
“Bukan itu yang dia inginkan. Kau memaksanya ikut pemilu.” Tegas Mi Young
“Jadi Akankah kau menerimanya?” tanya Hoo Ja, Mi Young mengaku tidak akan menerimanya.
“Tapi dengar. Apa kau menyadari bahwa kau mengancamku menggunakan posisimu dalam pemerintahan? Ini ilegal.” Komentar Hoo Ja.
“Siapa yang peduli apa yang legal atau ilegal? Aku memedulikan suamiku. Aku bukan polisi yang baik.” Balas Mi Young. 

“Pak Choi bilang maksudmu adalah "Mi Young mengira aku meminjam uang," tapi kakakku mengatakan dia salah. Dia bilang maksudmu, "Mi Young mengira aku dilahirkan sebagai penipu. Tapi apa maksudmu?” kata Sek park
“Kenapa dia tidak bisa mendengarkan Pak Choi? Kenapa dia tidak bisa mendengarkan Pak Choi? Mi Young tidak tahu.” Kata Jung Kook kesal. 

Mi Young pun bertanya apa Hoo Ja menolak tawarannya. Hoo Ja mengangguk. Mi Young pun mengartikan kalau ini adalah berarti perang. Hoo Ja  pikir mereka harus bertarung sampai akhir dan Mi Young akan terluka parah.
“Aku tidak bergurau.” Ucap Hoo Ja memperingatkan tak bisa bertanding denganya.
“Jika aku terluka parah, bagaimana denganmu? Apa kau tahu cara bertarung?” tegas Mi Young lalu keluar ruangan. Hoo Ja melihat Mi Young memang anak yang manis.

Jung Kook akan masuk tapi Mi Young keluar dan langsung mengejarnya. Sek Park masuk ruangan ingin tahu apa yang dikatakan Mi Young pada kakaknya.  Hoo Ja pikir Mi Young tenang untuk seseorang yang mengetahui suaminya adalah penipu.
“Dia belum tahu... Dia pikir suaminya meminjam uang darimu... Pak Choi benar.” Kata Sek Park
“Lalu bagaimana aku bicara dengannya? Tampaknya kami sepikiran.” Ucap Hoo Ja binggung karena sedari tadi seperti sama pikiran ternyata berbeda. Sek Park pun dibuat binggung. 

Mi Young keluar dari gedung Hoo Ja, Jung Kook mengejarnya ingin tahu apa yang dibicarakan mereka berdua tadi lalu menegaskan Apa pun yang dikatakan Hoo Ja itu bohong dan ia yang berkata jujur. Mi Young mengeluh kalau Jung Kook itu jujur.
“Dia bilang jumlahnya enam juta dolar.. Kau berutang enam juta kepadanya, Kenapa kau berbohong tentang 5,8 juta dolar?” kata Mi Young marah.
“Enam juta dolar?” kata Jung Kook binggung. Mi Young langsung mengumpat Hoo Ja itu memang perampok itu.
“Aku hendak mencari pinjaman atau semacamnya jika jumlahnya 200.000 dolar, tapi aku tidak sanggup membayar 6 juta. Jadi, kau urus itu. Entah menangkan pemilu atau jual organmu! Kau Perbaikilah sendiri!” kata Mi Young marah. Jung Kook menganguk mengerti.
“Berapa pun jumlahnya, aku akan mengurusnya. Aku akan memenangkan pemilu bodoh itu. Masalah terpecahkan. Dan akan menyenangkan menjadi istri Anggota Majelis.” Ucap Jung Kook
“Bagaimana mungkin itu penting? Apa hebatnya menjadi istri seorang Anggota Majelis?” ucap Mi Young marah. Jung Kook binggung mengaku Bukan itu maksudnya.
“Satu katamu lebih berarti bagiku daripada 100 kata dari orang lain, Itulah artinya menikah. Jangan menggapai sesuatu dan kehilangan apa yang kau miliki. Itu tidak akan selamanya ada bersamamu.” Kata Mi Young lalu masuk mobil meninggalkan Jung Kook. 



Mi Young minum sendirian di restoran tempat biasanya minum dengan Jung Kook, sementara Jung Kook minum sendiri seperti keduanya sama-sama frustasi dengan keadaan mereka. Mi Young lalu melihat Ibunya akhirnya datang ke restoran.
Jung Kook akan pergi tapi tubuhnya akan jatuh, Joo Myung datang menahanya melihat Jung Kook yang sudah mabuk lalu membawanya duduk sambil mengeluh karena besok ada acara diskusi. Jung Kook emngaku merasa bersalah kepada istrinya jadi harus minum.
“Aku berbohong lagi hari ini.” Kata Jung Kook. Joo Myung binggung.
“Aku mengatakan ini karena aku berutang kepada Pimpinan Park.” Kata Jung Kook. Joo Myung tak mengerti yang ceritakan Jung Kook.
“Awalnya aku pikir dia tahu aku penipu, jadi, aku hendak menceritakan yang sebenarnya, tapi karena dia berpikir aku berutang, aku... Aku berbohong lagi kepadanya. Jadi, semua yang kukatakan dan kulakukan di depan Mi Young hari ini adalah kebohongan lagi.” Cerita Jung Kook sedih 


“Tapi yang paling menyakitkan dan gila adalah, dia membohongiku, tapi... Dia berbohong selama bertahun-tahun pernikahan kami, tapi... Tapi saat aku melihatnya, aku merasa kasihan kepadanya.” Akui Mi Young yang bercerita pada ibunya.
“ Tapi masalahnya adalah alasan aku merasa jijik dengan diriku hari ini adalah saat Mi Young bertanya apakah aku meminjam uang, saat itu, aku merasa lega... Aku merasa sangat lega... Aku jahat, bukan?” kata Jung Kook pada Joo Myung.
“Aku tahu dia jahat, dan aku sangat membencinya, tapi... Seburuk apakah itu sehingga dia tidak bisa memberitahuku? Dia pasti merasa sangat tertekan seorang diri. Saat aku memikirkan itu, aku merasa sangat kasihan kepadanya..” Ungkap Mi Young
“Aku merasa sangat kasihan kepadanya, Ada begitu banyak pria baik di luar sana. Kenapa dia berakhir denganku?” keluh Jung Kook
“Tetap saja, kau dan istrimu sudah menikah.” Ucap Joo Myung menasehati Jung Kook.
“Sebanyak apa pun kau bertengkar dan marah, kalian berdua tulus.” Komentar Ibu Mi Young
“Itu sebabnya kau mabuk dan menderita karena rasa bersalah.” Kata Joo Myung
“Itu tujuan hidupmu. Jika begitu cara pandangmu tentang semuanya, apa yang dia lakukan bukan apa-apa.” Kata Ibu Mi Young
“Bukan hal yang buruk kamu tidak bisa memberi tahu dia semuanya secara jujur. Berandal yang mengatakan kamu harus jujur jika mencintai mereka? Mereka harus mati. Mereka berbicara dengan sembrono karena itu bukan mereka. Orang-orang berengsek itu.” Ucap Joo Myung sambil minum. Jung Kook hanya bisa menghela nafas.
“Pernikahan bukan apa-apa. Merasa bersalah saat kau memikirkan istrimu adalah pernikahan.” Jelas Joo Myung
“Marah saat kau memikirkan suamimu adalah pernikahan. Lalu saat satu pihak kehabisan semangat, maka kalian berpisah. Lalu semuanya berakhir.” Ungkap Ibu Mi Young pada anaknya.
“Omong-omong, aku khawatir itu sudah berakhir, tapi putriku masih baik-baik saja... Jangan terlalu mengkhawatirkan masalah Jung Gook. Jika kalian berdua bekerja keras, kalian akan melunasi...” kata Ibu Mi Young menangkan anaknya.
“Enam juta dolar... Jumlah yang Jung Gook pinjam dari Park Hoo Ja semuanya enam juta dolar.” Kata Mi Young.. Ibunya kaget.

“Itu terdengar mudah, tapi sebenarnya tidak semudah kedengarannya. Itulah pernikahan. Menarik,kan?” kata Joo Myung menenangkan.
Ibu Mi Young berteriak kaget mengingat mengetahui Enam juta dolar, semua pengunjung sampai menatap binggung. Tapi Ibu Mi Young tetap berteriak marah mengetahui hutang Enam juta dolar lalu mengumpat marah Jung Gook si Berengsek itu.
“Kenapa kau hidup dengan bedebah seperti itu? Ceraikan dia sekarang!” teriak Ibu Mi Young marah. 

Sang Jin pulang ke rumah sambil menelp membahas kalau Memang benar jalur kereta bawah tanah lebih dibutuhkan di distrik lain daripada distrik mereka, Tapi lawan bicara tak sepaham dengan dengan Sang Jin. Saat itu Sang Jin melihat seseorang yang tidur disofa.
“Permisi sebentar... Maaf, tapi aku harus meneleponmu besok.” Kata Sang Jin melihat Mi Young tertidur di sofa dengan dengkuran yang keras.
“Tidak, tidak ada konstruksi... tapi Ini suara dengkuran adikku... Aku mengatakan yang sebenarnya.. Aku akan meneleponmu besok. Baiklah” kata Sang Jin ditelp lalu menutup telpnya. 

Ibu Mi Young keluar kamar mengeluh kalau  ada perang karena ribut sekali. Sang Jin merasa tak enak hati kalau ibunya terbangun. Ibu mi Young melihat ternyata anak yang mendengkur lalu menyuruh Sang Jin agar meninju wajahnya.
“Itu akan membuat dia berhenti mendengkur.” Kata Ibu Mi Young. Sang Jin binggung kalau diminta meninju wajah adiknya.
“Ya, tinju dia... Ibu tidak bisa tidur dengan kegaduhan itu.” Kata Ibu Mi Young
“Menurutku mungkin sebaiknya Ibu yang meninju dia.” Kata Sang Jin. Ibu Mi Young pun menyuruh Sang Jin minggir.
Saat itu juga Sang Jin tak percaya saay Ibu Mi Young menampar wajahnya anaknya suara dengkuran pun hilang. Sang Jin lalu bertanya kenapa Mi Young ada dirumahnya bertanya apakah ada masalah dan terlihat mabuk.
“Nak... Tanyakan sendiri kepadanya... Jangan bertanya kepada pihak ketiga. Kau lebih baik mandi dan tidurlah...  Lalu Makanlah jika kamu lapar.” Kata Ibu Mi Young. Sang Jin menganguk mengerti mengucapkan selamat malam.
Ibu Mi Young kembali masuk kamar, Sang Jin ingin menelp Jung Kook tapi melihat wajah adiknya mengurungkan niat untu menelp. 


Pagi hari di "Kantor Polisi Seowon" Mi Young menerima telp sambil berjalan di lorong seperti masih sakit kepala mengaku baru saja tiba di kantor. Ia bertanya pada kakaknya apakah jatuh dari sofa saat tidur Karena merasa sangat kaku.
“Dan pipi kiriku sakit seakan-akan seseorang memukulku... Apa Aku memukul wajahku sendiri selagi tidur?” kata Mi Young binggung.,
“Sungguh? Kenapa aku melakukan itu? Apa aku bermimpi buruk? Omong-omong, aku perlu berbicara denganmu tentang semalam.” Kata Mi Young pada Sang Jin. 

Saat itu Detektif Koo datang menghampiri Mi Younng, Akhirnya Mi Young pun mematikan telp dengan Sang Jin. Detektif Koo membahas apakah  Ingat informan sebelumnya. Mi Young memastikan kalau yang dimaksud adalah Penipuan real estate itu
“Ya, penipu yang bersembunyi itu.” Ucap Detektif Koo. Mi Young ingin tahu Ada apa dengannya
“Namanya adalah Ma Sang Bum.”   Dia membantuku agar kasusnya diabaikan.” Ucap Detektif Ko
Sebelumnya Tuan Ma memberitahu Hoo Ja kalau Namanya Detektif Koo yang memberitahu sesuatu... Detektif Koo memberitahu kalau  Jasadnya baru-baru ini ditemukan di dekat Gunung Gwangdeok.
“Kejahatan dengan Kekerasan tidak tahu kasus kita, jadi, mereka mengambil sidik jarinya dan mengumpulkan bukti, tapi mereka mendapat tip.” Ucap Detektif Koo. Mi Young bertanya Tip apa
“Bahwa rentenir Park Hoo Ja membunuh Ma Sang Bum dan memutilasi dia di Pemandian Weolcheon.  Jika kita memeriksa pemandian itu, maka kita bisa mengaitkan Park Hoo Ja pada pembunuhan itu.” Jelas Detektif Koo
“Siapa yang memberikan tip itu? Bisakah orang itu dipercaya?” tanya Mi Young
“Entahlah. Teleponnya datang ke Kejahatan dengan Kekerasan.” Kata Detektif Koo. Mi Young ingin tahu Siapa orang di Kejahatan dengan Kekerasan.
Akhirnya Mi Young pergi ke  Tim kejahatan mengaku sudah mendengar detektif itu menerima telepon tentang tip itu jadi memint agar memberikan  berkasnya kepadanya karena ia  sendiri yang akan menangkap Park Hoo Ja.
Bersambung ke episode 14

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar