PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Kook berlari setela menerima telp
memastikan suami Detektif Kim Mi Young lalu memberitahu kalau istrinya terluka
parahjadi membawanya ke Rumah Sakit Seowon dan harus mengabarinya. Jung Kook
dengan wajah panik sampai rumah sakit.
“Permisi,
Kim Mi Young mana?” ucap Jung Kook dan langsung mencari di ruangan IGD. Mi
Young sedang di obati dengan luka ditubuhnya. Jung Kook ingin membuka tirai.
“Jangan....
Jangan masuk... Aku tidak mau kau melihatnya.” Kata Mi Young. Jung Kook pikir
tak mungkin karena ia adalah suaminya.
“Tidak
apa-apa... Ini tidak serius... Jadi, bicaralah dari sana... Mari lakukan itu.”
Kata Mi Young.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Jung Kook akhirnya duduk diranjang. Mi Young mengaku baik-baik
saja.
“Bagaimana
denganmu? Tidak terjadi apa-apa kepadamu, kan?” ucap Mi Young. Jung Kook
mengaku baik-baik saja.
“Maaf.
Seharusnya aku tidak pergi...Aku emosional tadi.” Ucap Jung Kook. Mi Young
pikir tak perlu.
“Keadaannya
bisa lebih parah. Dan Kau juga pasti akan terluka.” Ucap Mi Young. Jung Kook
mengeluh karena Mi Young berkata seperti itu
“Seharusnya
aku terluka bersamamu... Lagi pula kita sudah menikah.” Ucap Jung Kook
“Karena
kita menikah, lebih baik aku terluka sendirian. Jika kita berdua terluka, siapa
yang bisa kuandalkan?” kata Mi Young
“Kau
sungguh tidak apa-apa, kan?” ucap Jung Kook memastikan. Mi Young mengaku
baik-baik saja.
“Syukurlah.
Aku senang mendengarnya... Mi Young, aku akan mencari udara segar... Aku haus
karena berlari ke sini dan aku agak kepanasan.” Kata Jung Kook. Mi Young
menganguk mengerti.
“Kau bisa
Santai saja. Akan kutelepon jika sudah selesai.” Ucap Mi Young.
Jung Kook
pergi menemui Hoo Ja diruang kerjanya. Hoo Ja menyuruh Jung Kook bicara saja
kalau ingin bicara. Jung Kook pikir Tadi tidak bisa bicara dan tergesa-gesa lalu
memperingatkan kalau Lain kali, jangan
pernah menyentuh Mi Young.
“Apa Kau
datang untuk mengatakan itu?” ejek Hoo Ja dengan senyuman licik.
“Jangan
tersenyum... Ini mungkin lucu untukmu, tapi apa yang terjadi hari ini tidak
lucu. Jadi, jangan tersenyum dan dengarkan. Paham?” tegas Jung Kook marah
“Kau
terlihat akan memukulku... Tapi maaf, aku punya banyak pengawal di luar.” Ucap
Hoo Ja
“Aku
tidak peduli... Aku akan menjadi Anggota Majelis... Tidak, aku akan menjadi
Presiden jika itu maumu... Jadi, jauhi Mi Young... Aku tidak akan terima.”
Tegas Jung Kook
“Walau kau
tidak menerimanya, kau tidak bisa melukaiku. Kau tahu itu.” Ucap Hoo Ja.
“Aku
bisa! Aku akan melakukannya... Yang Jung Gook si Penipu mungkin tidak bisa, tapi
suami yang selalu merasa bersalah kepada istrinya, suami yang mendengar istrinya
mengatakan dia lebih memilih terluka seorang diri setelah hampir mati karena
dia bisa melukaimu.” Tegas Jung Kook
“Kau
hanya perlu terpilih. Lalu tidak akan ada yang terjadi kepadamu atau Mi
Young.Aku berjanji.” ucap Hoo Ja. Jung Kook pun meminta Hoo Ja akan menelpnya
jika membutuhkan sesuatu.
“Dia
hanya mengatakan apa yang dia inginkan lalu pergi. Dia membangunkan aku.
Sekarang aku terjaga. Aku bahkan berdandan.” Keluh Hoo Ja melihat Jung Kook
yang pergi.
Nyonya Kim
duduk di ruangan dengan papan nama "Kepala
Kantor Polisi Seowon, Kim Kyung Ae" wajahnya terlihat gelisah dan
ketakutan. Mi Young masuk ruangan,
Nyonya Kim menanyakan luka anak buahnya.
Mi Young mengaku tidak apa-apa.
“Dan bagimana
perasaanmu?” ucap Nyonya Kim. Mi Young mengaku masih tetap tabah.
“Apa Kau
tahu siapa pelakunya?” tanya Nyonya Kim. Mi Young mengaku tak ada.
“Apa
Tidak ada yang kau kenali?” ucap Nyonya Kim. Mi Young mengaku tak ada.
Nyonya
Kim ingin tahu dengan pelat mobilnya. Mi Young mengaku sempat minum. Nyonya Kim
ingin tahu apakah Mi Young punya musuh. Mi Young mengaku akan
menyelidikinya. Nyonya Kim mengeluh
karena tidak langsung menelepon. Mi Young beralasan takut membuat Nyonya Kim khawatir.
“Apa ibu
tidak khawatir jika tahu seperti ini?!!” ucap Nyonya Kim kesal. Mi Young hanya
bisa meminta maaf.
“Apa
reaksi Jung Gook? Dia pasti takut.” Tanya Nyonya Kim. Mi Young pikir Jung Kook
tidak memperlihatkannya tapi yakin pasti takut.
“Kenapa
kamu berbicara dengan sangat formal? Apa kau Takut ibu memarahimu lagi?” ucap
Nyonya Kim. Mi Young mengaku tidak seperti itu. Nyonya Kim ingin tahu alasanya.
“Aku
khawatir jika aku lemah, Anda akan menangis lagi. Aku akan menangkap mereka,
jadi, jangan khawatir Setelah kehilangan suami ibu seperti itu jika ibu
kehilangan putri ibu dengan cara yang sama, maka ibu tidak punya alasan untuk
hidup.” Jelas Mi Young
“Jaga
dirimu baik-baik, paham?” pesan Nyonya Kim. Mi Young menganguk mengerti. Nyonya Kim menyuruh Mi Young agar segera
keluar.
Mi Young
meminta dengan timnya. Nyonya Kim menegaskan tidak akan memberi tahu mereka
lalu menyuruh Mi Young agar segera pergi karena harus menghadiri banyak rapat.
Mi Young pun bergegas pergi. Nyonya im pun langsung menangis.
Mi Young
keluar dari ruangan ibunya, Detektif Park menyapa Mi Young melihat ada wajah
yang terluka dan bertanya Apakah terjadi sesuatu. Mi Young hanya jatuh saja.
Detektif Park meminta Mi Young agar lebih berhati-hati.
“Apa Kau
baru masuk?” tanya Mi Young. Detektif Park membenarkan mengaku agak terlambat.
“Omong-omong,
Tim Tiga tidak sibuk hari ini, kan?” ucap Detektif Park. Mi Young pikir tidak
sibuk.
“Kalau
begitu, bisakah kau memberi tim bantuan untuk tim kami?” ucap Detektif Park. Mi
Young bertanya akan pergi kemana mereka.
“Melaksanakan
surat perintah penggeledahan. Sebuah perusahaan, jadi, menurutku timku tidak
bisa menanganinya sendiri... Tolong kami. Kumohon.” Ucap Detektif Park. Mi
Young memutuskan akan ikut.
“Terima
kasih.” Ucap Detektif Park memberika tanda cinta. Mi Young mengeluh agar
menghentikanya karena sangat aneh. Detektif Park mengaku sangat berterima
kasih. Mi Young mengaku Tidak perlu.
Sek Park
masuk ruangan memberitahu Hoo Ja kalau mereka berencana menggunakan ini sebagai
markas kampanye jadi harus sering berkunjung. Menurutnya Orang-orang mungkin
akan bicara jika berlokasi di jantung kota dan selalu melihat yang ada didepanya maka akan memotivasi.
“Pemikiran
yang bagus.” Ucap Hoo Ja melihat blue house dari jendela lalu bertanya Apa ada
masalah lain.
“Kita
punya banyak dana dan sumber daya manusia, jadi, tidak ada... Kecuali menyewa
seorang pakar.” Ucap Sek Park
“Pakar
dalam hal apa?” tanya Hoo Ja. Sek Park menjelaskan tentang Pemilu.
“Jika
kita hendak mengikuti pemilu tepat pada waktunya, kita harus menyusun landasan
dan strategi pemilu, tapi kita tidak punya siapa pun.” Kata Sek Park
“Katakan
kita akan membayar tinggi.” Keluh Hoo Ja. Sek park pikir kalau Uang bukan
prioritas utama mereka. Hoo Ja ingin tahu lalu apa
“Pakar
pemilu paling memikirkan kemungkinan menang. Uang di posisi kedua. Ada satu
orang yang ingin kami pilih...” ucap Jung Kook. Hoo Ja ingin tahu siapa.
“Anggota
Majelis Kim Joo Myung. Pencalonannya dibatalkan dan dia dikeluarkan dari Partai
Nasionalis. Dengan sedikit sentakan, mungkin kita bisa menarik dia ke pihak
kita. Yang terpenting, aku yakin dia butuh uang. Dia menjadi pengangguran dalam
semalam.” Kata Sek Park
“Apa
hanya dia pilihan kita?” tanya Hoo Ja. Sek Park melihat Joo Myung menjadi Anggota Majelis tiga kali dengan
kampanye kotornya jadi Dia satu-satunya pilihan.
“Tapi
akankah dia melakukannya? Dia akan menyalahkan kita karena tidak
melindunginya.” Ucap Hoo Ja
“Karena
itu kita harus menghubunginya lebih dahulu. Kau tahu apa yang terjadi jika
kesabarannya sirna. Jika kita meneleponnya lebih dahulu untuk menghiburnya dan
menawari dia uang, maka dia akan melakukannya. Orang yang sangat menginginkan
uang akan melakukan apa pun.” Ucap Sek Park yakin.
Hoo Ja
panik melihat Kim Joo Myung menelepon
menurutnya Pemilihan waktu yang tepat. Akhirnya Ia mengangkat telp dengan nada
ramah memanggil Anggota Majelis mengaku seharusnya menelepon lebih dahulu dan
ingin tahu kabaranya... lalu wajahnya terlihat tegang.
Detektif
Park bersama dengan Tim Mi Young pergi ke sebuah gedung, Dua orang penjaga menahanya. Detektif Park
memperlihatkan surat perintah penggeledahan jadi meminta agar berkerja sama.
Sek Park mengemudikan mobilnya dengan wajah sedikit panik.
“Kim Joo
Myung memberi tahu mereka... Anggota Majelis Kim Joo Myung... Intinya,
hancurkan semua dokumen dan bersihkan diska keras. Aku tahu itu sulit, lakukan
saja... Kau kubayar untuk itu.” Ucap Sek Park.
“Kau
benar... Orang yang sangat menginginkan uang akan melakukan apa pun. Kamu melakukan
"apa pun", Kim Joo Myung.” Kata Hoo Ja dalam mobil.
“Hentikan
apa yang kalian lakukan... Jangan lakukan apa pun. Berdirilah di sisi meja
kalian dan jangan bergerak.” Teriak Detektif Park masuk ruangan. Semua pegawai
binggung. Detektif Park menyuruh mereka meletakan semua diatas meja.
“Kalian
bisa melanjutkan pekerjaan setelah kami selesai. Jika tidak, kalian mengganggu
penegakan hukum. Jika tidak bekerja sama, kalian akan dihukum.” Kata Mi Young
memperingati.
“Kenapa
dia memberitahumu bahwa mereka akan datang? Jika ingin menghancurkan kita, dia
tidak perlu menelepon.” Ucap Sek Park heran
“Dia tidak
ingin kita melupakan dia. "Hidup kalian ada di tanganku, jadi, jangan
menganggapku sudah tersingkir dan bayarlah." Kata Hoo Ja
Akhirnya
Detektif Park bisa membawa semua berkas dan akan bertemu dengan Mi Young di
kantor. Akhirnya Mi Young naik di mobil berbeda memastikan kalau tak melupakan
sesuatu. Semua mengaku tidak ada. Saat akan keluar dari mobil, Mi Young melihat
sosok Tuan Choi dan merasa pernah melihatnya.
Tuan Choi
bertanya “Apa mereka ada di dalam?” lalu berteriak marah. Mi Young mengingat sebelumnya pernah bertemu
dengan Tuan Choi sebelumnya dengan memberikan luka diperut dan juga
mengejarnya. Setelah mobil Mi Young pergi, Hoo Ja dan Sek Park pun datang.
Mi Young
pergi menemui Detektif Park memberikan minuman, Detektif Park pikir Mi Young
tidak perlu melakukan itu karena Seharusnya iyang membelikannya kopi. Mi Young
mengaku meminta bantuanya, Detektif Park pun menyuruh Mi Young mengatakan saja.
“Aku akan
melakukan apa yang kau inginkan. Ada apa? Katakan saja.” Ucap Detektif Park
penuh semangat
“Tidak
bisakah kau memberikan kasus Baekkyung Capital pada Tim Tiga? Aku tidak memintanya
secara gratis, Letnan Park... Kau akan tetap menangani kasus ini seperti
sekarang, tapi izinkan kami menyelidikinya. Bagaimana jika tim kami saja yang
menyelidikinya?” ucap Mi Young. Detektif
Park tak mengerti maksudnya.
“Sudah
kubilang, kami akan menyelidikinya... Aku akan melakukan pekerjaan itu dan...”
ucap Mi Young
“Apa Aku
akan menuai hasilnya?” kata Detektif Park. Mi Young membenarkan.
“Itu
tidak masuk akal. Kenapa kau ingin melakukan itu?” ucap Detektif Park.
“Tidak
bisa kujelaskan sekarang, tapi kumohon, Letnan. Aku akan mentraktirmu makan
daging sapi Korea. Jenis yang terbaik. Ya. Mari kita pergi ke Hoengseong dan
makan! Ayo!” ucap Mi Young tapi detektif Park tak akan memberikanya.
Sek Park
menjelaskan kalau polisi fokus pada keuangan dan akuntansi dan mengambil semua
catatan transaksi dahulu jadi mengambil semua kopi kontrak untuk perjanjian
pendanaan mobil. Hoo Ja mengerti kalau pihak lawan sedang memanfaatkan bisnis mobil bekasnya untuk memasuki bisnis mereka.
“Apa Menurutmu
sampai sejauh mana ini?” tanya Hoo Ja.
“Menurutku
kita bisa mengakhirinya dengan mengirim beberapa karyawan ke penjara. Masalahnya
adalah apa yang terjadi berikutnya. Kita harus menenangkan Kim Joo Myung sebelum
dia melakukan hal lain.” Ucap Sek Park panik.
“Halo,
Anggota Majelis Kim, ini aku... Park Hoo Ja... Kami menikmati penggeledahannya...
Aku tidak tahu kamu sangat memikirkan kami... Terima kasih... Serta, satu hal
lagi... Aku ingin bertemu denganmu sekarang... Tidak, bukan itu... Kami selalu
menerima, jadi, aku juga ingin memberimu sesuatu.” Ucap Hoo Ja
“Baik.
Sampai jumpa di sana dalam setengah jam lagi... Aku akan pergi sekarang.” Kata
Hoo Ja
Sek Park
seperti sedikit ragu lalu memastikan apakah akan berhasil. Hoo Ja seperti tak
mengerti. Sek Park mengaku bertanya-tanya apakah ini waktu yang tepat untuk
membahas pemilu menurutnya Hoo Ha tahu sifat pemarahnya.
“Dia
bahkan menyerang pemimpin partainya saat marah. Satu langkah buruk dengannya, perusahaan
kita terancam bahaya.” Ucap Sek Park khawatir.
“Kim Joo
Myung bisa dikendalikan dengan uang, kan? Karena itu dia menyerang kita. Dia
ingin kita memberinya uang.” Kata Hoo Ja. Sek Park membenarkan.
“Kalau
begitu, tidak ada masalah. Berandal yang mengira uang memecahkan segalanya akan
melakukan apa pun untuk uang. Lihat saja nanti apa yang akan dia lakukan.” Ucap
Hoo Ja yakin
Hoo Ja
pergi menemui Joo Myung di sebuah restoran terlihat Joo Myung baru saja selesai
makan. Ia lalu mengeluh Joo Myung yang sudah selesai makan dan Seharusnya makan
dengannya lalu memesan Satu porsi sundaeguk. Hoo Ja pun terlihat makan habis
sampai habis.
“Itu
situasinya... Karena itu aku datang untuk menemuimu... Tolonglah aku Lalu aku
akan mengirim satu juta dolar untuk kerja kerasmu.” Ucap Hoo Ja. Joo Myung
seperti mengatakan sesuatu
“Haruskah
kau bertindak sejauh itu? Kau jahat sekali.” kata Hoo Ja saat itu Sek Park
menerima telp dari "Saudari Keempat"
“Anggota
Majelis Kim bilang dia tertarik. Dia akan memutuskannya setelah bertemu dengan
Jung Gook.” Ucap Hoo Ja pada Sek Jang.
Akhirnya
Jung Kook datang dengan setelan jas dan juga mobilnya, Hoo Ja mengeluh pada Joo
Myung surat perintah penggeledahan itu agak jahat. Joo Myung mengaku kalau
melakukan karena kesal karena Hoo Ja tidak pernah menelepon begitu kehilangan
kursinya.
“Hakim
Choi Brengsek.. Dia temannya temanku, tapi dia mendendaku.” Kata Joo Myung
marah
“Kenapa
dia membatalkan pencalonanku? Akan lebih baik jika kalah dalam pemilu. Tapi
bagaimana kau bisa dikeluarkan?” kata Hoo Ja
“Pemimpin
partai itu bodoh... Dia merasa kalah dariku... Orang brengsek itu juga temannya
teman pemimpin itu. Temannya teman
memang bermasalah.” Kata Joo Myung marah
Saat itu
Jung Kook datang langsung menyapa Joo Myung,
Joo Myung memastikan kalau Jung Kook adalah orang yang dicalonkan. Hoo
Ja membenarkan. Joo Myung menyuruh Jung Kook duduk karena Lehernya jadi kaku.
Jung Kook
ingin menuankan minum, tapi Joo Myung menolaknya. Joo Myung lalu bertanya Kenapa
Jung Kook ingin menjadi Anggota Majelis.
Jung Kook mengaku karena dia memaksanya. Joo Myung ingin tahu siapa itu apakah
Hoo Ja. Jung Kook membenarkan.
“Aku
menjadi Anggota Majelis karena diperintahkan juga. Seseorang mengikuti
pemilihan karena orang lain mendorong mereka.. Tunggu... Bukankah aku pernah
melihatmu di TV? Kau Warga Pemberani, kan?” kata Joo Myung. Jung Kook
menganguk.
“Aku
melihatmu di TV... Kamu menangkap Pembunuh Berantai Timur Laut bahkan Kau
merobohkannya dengan satu pukulan.” Kata Joo Myung. Jung Kook membenarkan dan
terlihat bangga.
“Aku
melihat videonya. Kau keren.” Puji Joo Myung. Jung Kook pun akhirnya bisa
menuangkan minuman untuk Joo Myung tanpa ditolak.
“Tapi
anehnya, bagaimana kau tahu dia pembunuh?” tanya Joo Myung. Hoo Ja terlihat
tegang.
“Aku ada
di rumah ayahku, lalu keluar untuk merokok, dan kebetulan melihatnya. Begitulah
akhirnya aku menangkap dia. Aku melihat banyak selebaran. Aku mengenali
wajahnya.” Jelas Joo Myung
“Kebetulan
itu bagus. Itu mudah. Kata "kebetulan" menjelaskan hal-hal yang tidak
masuk akal. Apa Kamu bersekolah di Universitas Nasional Seoul?” kata Joo Myung.
Jong Kook
membenarkan. Joo Myung ingin tahu tahun berapa. Joo Myung mengaku tahun 2003
jurusan Ekonomi. Joo Myung mengaku tahu seseorang yang kuliah di sana yaitu
Salah satu ajudannya kuliah di Universitas
Nasional Seoul, jurusan Ekonomi, 1998.
“Kalian pasti
pernah bertemu.” Ucap Joo Myung. Jung Kook mengaku akrab dengan para alumni dari tahun itu dan
ingin tahu Siapa namanya?
“Hwang In
Bum. Apa Kau mengenalnya?” tanya Joo Myung. Jung Kook mencoba mengingat nama
dibuku tahunan.
“In Bum!
Dengan kacamata Dan kelopak mata ganda... Dia selalu tampil berponi.” Ucap Jung
Kook dengan sangat yakin
“Benar.
Bahkan saat musim panas... .” Kata Joo Myung. Jung Kook mengatakan kalau Jae Ho
akrab dengan In Bum. Joo Myung binggung siapa Jae Ho
“Kau
tahu, orang yang selalu memakai gel rambut. Dia agak gemuk, kulitnya jelek,
dan...” ucap Joo Myung mengingat-ingat kembali
“Ya, Jae
Ho... Aku ingat... Aku bertemu dengannya lewat In Bum beberapa kali... Sudah
lama aku tidak bertemu dengan mereka. Pasti sudah lebih dari 10 tahun sejak aku
melihat mereka saat aku mengajar di sana.” Kata Joo Myung. Jung Kook kaget dan
bingung.
“Aku profesor
ekonomi di Universitas Seoul sampai tahun 2005.” Kata Joo Myung. Jung Kook
mengingat dibuku tahunan "Kim Joo Myung, Profesor"
“Tapi aku
tidak ingat melihatmu di sana.” Kata Joo Myung. Jung Kook berpura-pura baru
mengingat Prof Kim Joo Myung itu adalah Kim Joo Myung ini.
“Tapi
bobotmu turun banyak terutama di wajahmu...” kata Jung Kook mencoba menyangkal
“Kau
tidak kuliah di Universitas Seoul, kan? Siapa kau sebenarnya?” kata Joo Myung
terlihat marah
“Anggota
Majelis, bagaimana jika kita minum di tempat lain...” kata Hoo Ja turun tangan.
“Pimpinan
Park, jangan ikut campur... Aku mengajukan pertanyaan. Siapa kau?” ucap Joo
Myung. Hoo Ja tetap ingin mengajak Joo Myung pergi ke bar yang bagus...
“Sudah
kubilang jangan ikut campur! Aku bertanya kepadanya...”tegas Joo Myung
“Aku
penipu... Aku penipu...” akui Jung Kook. Joo Myung terlihat kaget dan Hoo Ja
terlihat pasrah
Bersambung
ke episode 7
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar