PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Saat itu
juga Eun Gi mengirimkan pesan “Permisi. Apa ini nomor kekasih Cha Shi An?”
seperti mengejek lalu mengajak Duk Mi serta Sun Joo bergabung dalam grup. Duk
Mi memilih untuk meninggalkan ruang obrolan. Tapi Eun Gi tetap mengajak Duk Mi
bergabung dengan tawa mengejek.
“Tamatlah
riwayatmu. Apa K u pikir ini lucu? Bagaimana kau bisa tertawa dalam situasi
ini?” ucap Sun Joo seperti sudah memukul kertas Eun Gi.
“Lalu apa
kau ingin aku menangis? Temanku terlibat dalam skandal dengan bintang idola
kesukaannya. Seharusnya aku menari sekarang.” Kata Eun Gi
“Kau akan
ditikam jika menari... Apa kau tidak memedulikan penggemar lain yang sangat
cemas soal Shi An mungkin sungguh menjalin hubungan?” kata Sun Joo. Eun Gi
pikir tak ada yang salah.
“Ya, dia
bisa menjalin hubungan dengan siapa pun. Tapi tidak boleh sampai ketahuan.”
Kata Sun Joo. Eun Gi pikir tak ada bedanya.
“Maksud
aku, dia seharusnya pria impian kita semua, tapi tidak boleh sungguh menjadi
kekasih seseorang.” Ucap Sun Joo, Eun Gi tak mengerti yang dikatakan Sun Joo.
“Ibaratnya,
bintang idola itu barang dan penggemar adalah pelanggan. Mereka mempermainkan
kita mengatakan mencintai kita dan kitalah satu-satunya yang akan dia cintai. Mereka
menjual kemesraan dengan melakukan itu. Tapi jika bintang itu ketahuan menjalin
hubungan dengan seseorang, itu sama saja tidak bermoral.” Jelas Duk Mi
“Kau yang
tidak bermoral.” Komentar Eun Gi. Duk Mi pikir benar juga karena dirinya yang menjadi masalahnya. Eun
Gi mengeluh dengan pengemar Shi An yang berlebihan.
“Apa yang
akan kau lakukan? Mereka bahkan tahu media sosialmu. Mereka melihat semua
barang serasi yang kau beli dan melihat kita mengunjungi hotel tempat dia
pernah menginap. Ada terlalu banyak foto untuk dianggap kebetulan.” Jelas Sun
Joo.
“Ya, aku
tahu. Aku sangat terkejut. Aku akan lebih hati-hati, tapi ada terlalu banyak.”
Kata Duk Mi khawatir
“Bagaimana
jika orang-orang tahu kamu penggemar Shi An dan kau pengelola halaman penggemar
Shi An Adalah Hidupku?” kata Sun Joo
“Aku
merinding... Mereka akan menyingkirkan aku tanpa ada yang tahu... Seperti embun
pagi.” Kata Duk Mi. Sun Joo membenarkan.
“Aku
berbelasungkawa.... Istirahat dengan damai.”ejek Eun Gi, Keduanya langsung
memberikan tonjokan.
Kyung Ah
berbicara di telp lalu mengatakan kalau tidak mungkin. Si penelp langsung
memakinya, Kyung Ah marah karena malah dimaki lalu menegaskan kalau ia juga
putri kesayangan seseorang.
“Beraninya
kamu memaki aku! Hei, sampai bertemu di kantor polisi. Percakapan ini direkam.”
Teriak Kyung Ah dan telp pun diputus.
Kyung Ah
mengumpat kesal mengungkapkan kalau A tidak sekesal ini jika mendapat
keuntungan Tapi ia tidak mendapat apa-apa selain makian. Telp kembali masuk,
Yoo Sub memilih untuk mematikan kabel telp, Duk Mi akhirnya datang.
“Nona
Sung, kau harus waspada saat berjalan sendiri malam hari.” Ucap Kyung Ah
memberikan nasehat.
“Aku rasa
dia juga tidak aman di siang hari. Papan berita daring kita saat ini sangat
kacau.” Kata Yoo Sub
“Maaf
sudah menyebabkan masalah. Kita tidak bisa melakukan apa pun soal panggilan
yang masuk, tapi kita matikan saja dahulu papan berita sementara.” Ucap Duk Mi.
Keduanya menganguk mengerti.
Duk Mi
membawa berkas "Lelang untuk Klien VIP" dan akan masuk ruangan lalu
mendengar Ryan berbicara ditelp. Ryan memberitahu Manager Park kalau Informasi
pribadi Nona Sung tersebar di internet dengan wajah marah dan panik. Duk Mi
melihat dari balik kaca.
“Dan
banyak orang memaki dan mengancam dia di papan berita daring galeri kami...
Tapi... Apa kau masih rapat? Bukankah sikapmu terlalu santai?” keluh Ryan lalu melihat Duk Mi sudah ada didepan
pintu akhirnya menutup ponselnya dan akan menghubungi lagi.
“Agensi
Shi An ingin menunggu hingga semua ini berlalu daripada mengatasi secara
langsung. Aku merasa mereka harus menangani lebih baik. Bagaiaman Menurutmu?” kata Ryan
“Orang-orang
sudah tahu kalau mereka berbohong, jadi, sekarang tidak ada gunanya. Mungkin
sebaiknya dibiarkan dan berharap ini akan berlalu.” Kata Duk Mi mencoba untuk
santai.
“Seharusnya
aku minta mereka perbaiki artikel pertama yang dimuat. Maaf. Seharusnya aku
lebih hati-hati.” Kata Ryan merasa bersalah.
“Kau
tidak perlu meminta maaf.. Masalah tidak akan rumit seperti ini jika bukan
karena para penggemar fanatik itu.” Ucap Duk Mi marah. Ryan binggug dengan ungkapan
Duk Mi “Penggemar fanatik”
“Aku
tidak terlalu mengerti hal semacam ini, tapi penggemar fanatik itu orang yang
selalu membuntuti idolanya. Penggemar fanatik lebih mirip penguntit daripada
penggemar. Aku dengar masalah semakin rumit karena penggemar fanatik itu
mengunggah fotoku.” Jelas Duk Mi buru-buru
“Aku
harus pergi untuk menghadiri lelang dan kelas untuk klien VIP Bank Sejong...”
ucap Duk Mi. Ryan membenarkan kalau Duk
Mi harus pergi.
Duk Mi
akhirnya berjalan ke luar museum, mencoba untuk tetap tenang. Tapi saat itu
merasakan banyak orang aneh yang ada didekat museum memegang ponsel bahkan
menutupi wajahnya dengan topeng. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba fans Shi An
langsung melempar Duk Mi dengan telur.
“Kenapa
kau melakukan ini? Astaga, ini sakit.” Jerit Duk Mi mencoba menghindar. Para
fans Shi An tak peduli langsung melempar telur sambil mengumpat.
“Jangan
Shin An-ku! Berani sekali kamu mengencani Shin An-ku. Dasar wanita rendah!”
umpat Fans Shi An. Duk Mi panik meminta
tolong karena sudah sangat terdesak dan mungkin bisa mati.
Saat itu
seorang datang, Duk Mi menyuruh agar menyingkir karena tak ingin ada didekat
siapapun. Eun Gi memberitahu kalau ia yang datang bukan fans Shi An. Akhirnya
semua telur terlempar ke arah Eun Gi karena badanya yang cukup besar melindungi
Duk Mi.
Kyung Ah
dan Yoo Sub datang dengan petugas keamanan, Semua fans pun kabur ketakutan.
Ryan keluar dari gedung terlihat shock karena fans Shi An sampai mencelakai Duk
Mi. Eun Gi melihat Duk Mi yang terlihat masih ketakutan lalu memapahnya masuk ke
dalam gedung.
“Telur
sedang mahal... Kenapa tidak menghabiskan uang untuk membeli album Shi An saja?”
ucap Duk Mi membersikan kepalanya dari telur di kamar mandi.
Eun Gi
menunggu diluar, Ryan sedang menerima telp dan mengucapkan terimakasih, lalu
memberitahu Eun Gi kalau Para penyerang sedang ada di kantor polisi. Eun Gi
berpikir kalau bertemu lagi di saat yang tidak tepat. Ryan terlihat binggung
“Hari
saat kau masuk IGD... Sepertinya kau tidak ingat.” Ucap Eun Gi. Ryan pikir Duk Mi tidak menyebutkan ada temannya.
“Orang
lain biasa menganggap aku sebagai kekasihnya.” Kata Eun Gi. Ryan terdiam
mendengarnya.
“Maaf
terlambat memperkenalkan diri. Aku Ryan Gold, Direktur Galeri Cheum.” Ucap Ryan
memberikan kartu namanya.
“Gold,
Ryan... Aku juga seorang direktur.” Kata Eun Gi lalu memberikan sesuatu pada
Ryan.
Ryan
melihat brosur "Choikang Judo" dan mengetahui kalau pengurus dojo
lalu mengaku sebagai saudaranya dan ingin berjabat tangan, tapi Ryan hanya diam
saja. Saat itu Duk Mi melihatnya langsung mendekati Ryan Gold memberitahu akan pergi dahulu ke Bank Sejong.
“Kau
pasti masih kaget, pulang saja. Aku akan menggantikanmu.” Ucap Ryan khawatir.
“Tidak
masalah. Lebih baik sibuk, Lagi pula, aku harus mampir ke kantor polisi.” Ucap
Duk Mi, Ryan pikir akan mengantarnya.
“Aku
yakin dia akan lebih nyaman jika pergi bersamaku.” Kata Eun Gi. Duk Mi setuju
akan pergi bersama Eun Gi.
“Kalau
begitu kau harus langsung pulang.”
Perintah Ryan. Duk Mi menganguk mengerti dan mengajak Eun Gi segera
pergi.
Duk Mi
keluar dari museum mengamati jalan karena takut ada yang menyerangnya. Eun Gi
memberitahu kalau keadaan sudah Aman karena Polisi sudah menahan mereka semua,
lalu berkometar kalau Duk Mi yang tampak
tegang di depan direktur dan bahkan seperti malu.
“Apa kau
berkata kasar kepada pelatihmu?” ucap Duk Mi mengejek. Eun Gi pikir pelatihnya
itu mengerikan dan Duk Mi tahu itu.
“Bos bisa
memecat aku. "Kau dipecat." Tapi Apa kamu sungguh baik-baik saja?”
ucap Eun Gi
“Tidak,
aku sama sekali tidak baik-baik saja. Aku merasa sangat sakit.” Kata Duk Mi
merasakan tanganya sait.
“Kita
harus ke apotek sebelum lukanya membekas.” Kata Eun Gi khawatir melihat luka
ditubuh Duk Mi
“Tidak,
aku akan ke kantor polisi dahulu. Sebagai penggemar, mereka harusnya berharap
skandal ini selesai. Mereka tidak boleh membuatnya semakin parah. Aku akan
menasihati mereka! Ayo Ikuti aku.” Ucap Duk Mi penuh semangat ingin memberikan
pelajaran.
Nyonya
Eom masih ada dirumah sakit bertanya ada apa pada Tuan Kim yang datang
berkunjung. Tuan Kim membisikan sesuatu, Nyonya Eom akhirnya tahu kalau Duk
Mi terlibat dengan skandal romantis
bersama idola K-Pop.
“Sung Duk
Mi dan idola K-Pop? Yang benar saja! Aku mengurung diri di rumah sakit untuk
menyelamatkan reputasi Cheum, tapi dia melakukan ini saat aku tidak ada? Jadi
Bagaimana pendapatmu?” ucap Nyonya Eom terlihat marah.
Saat itu
di kantor polisi, semua fans duduk sebagai pelaku. Polisi tak pecaya kalau
semua dilakukan demi pesohor yang mereka sukai, Duk Mi datang dengan Eun Gi
dengan banyak perban, lalu meminta agar menulis ini sebagai Kasus Penyerangan
Galeri Cheum.
“Wahh...
Sulit dipercaya... Lihat ulah kalian kepada dia. Ini termasuk penyerangan Apa Kalian
tahu betapa berat hukumannya?” ucap polisi melihat luka Duk Mi yang banyak di
perban.
“Aku Sung
Duk Mi, korban. Malam ini tidak ada yang pulang. Siapa yang memimpin
penyerangan? Bukankah tadi kalian berkata kasar? Siapa yang memimpin
penyerangan? Apa Kau orangnya?” tanya polisi marah.
“Dia
mengenakan jaket yang kami belikan untuk Shi An..” kata fans berjaket kuning.
“Kau
memberi dia hadiah, jadi, itu berhenti sampai di sana. Kau tidak memiliki hak.”
Kata Polisi marah
“Kau
tidak pernah menyukai seseorang, ya? Benda yang kami berikan bukan sekadar jaket
mahal. Kami sangat menyukai Shi An, jadi, kami ingin melihat dia mengenakan
jaket bagus. Kami memberikan cinta, tapi dia...” ucap fans berjaket ungu dan
mereka menangis.
“Detektif...
Itu bukan masalah, bebaskan saja mereka.” Ucap Duk Mi seperti bisa merasakan
sebagai fans. Eun Gi berteriak marah tak percaya. “Bagaimana bisa ini bukan
masalah? Kau dibalut perban.” Kata Polisi. Duk Mi melepaskan perban mengaku hanya
berpura-pura.
“Coba
Lihat? Aku baik-baik saja. Bagaimana bisa disebut penyerangan jika aku
baik-baik saja?” kata Duk Mi memastikan mengerakan tanganya. Polisi seperti tak
percaya memastikan kalau baik-baik saja. Duk Mi berusaha menyakinkan.
“Jangan
menangis. Aku tidak akan mengampuni kalian jika menangis.” Kata Duk Mi
menenangkan.
“Tunggu...
Apa kau sungguh berkencan dengan Shi An?” tanya fans memastikan.
“Yang
benar saja... Tidak, aku bertemu Pak Cha untuk pertama kalinya hari itu.” Ucap
Duk Mi menyakinkan.
“Lalu
kenapa kamu mengenakan jaketnya?” tanya fans sambil menahan tangis. Duk Mi mengaku
Sebenarnya, itu bukan jaketnya.
“Apa?
Sindy bilang itu hanya ada satu di Korea.” Kata Fans bisa tersenyum
“Itu
alasan agensinya salah paham dan Itu milik orang lain.” Kata Duk Mi. Semua fans
makin tersenyum lebar mendengarnya.
“Apa Kau
yakin tidak ada apa-apa antara kau dan Shi An?” ucap Fans memastikan. Duk Mi
menegaskan kalau tak ada yang apapun.
Fans akhirnya mengucapkan terimakasih dan merasa menyesal.
Eun Gi
memberikan obat pada Duk Ki sambil mengejek kalau harus berganti nama menjadi
“Santa Duk Mi” Duk Mi mengaku tadi sudah
sangat geram dan menurutnya mereka harus
dihukum, bahkan memahami mereka harus mengambil tindakan itu.
“Kenapa
kau tidak bisa bersikap baik dan toleransi padaku?” keluh Eun Gi.
“Memang
menurutmu apa alasan kau masih hidup?” kata Duk Mi. Eun Gi menganguk mengerti.
“Kau
tidak boleh memberi tahu Ibu soal kejadian hari ini.” Tegas Duk Mi
memperingati.
“Aku
bukan orang bodoh.. Aku tahu apa yang tidak boleh aku sampaikan.” Kata Eun Gi.
Duk Mi memuji Eun Gi meamng Anak pintar lalu pamit pergi.
Ryan
sibuk di ruanganya, Kyung Ah dan Yoo Sub masuk ruangan mengajak untuk makan
siang. Ryan menyuruh duluan saja dan akan makan nanti saja. Yoo Sub bertanya
apakah Duk Mi ke kantor polisi sendiri
karena seharusnya bisa menemaninya.
“Saudaranya
pergi bersama dia dan aku dengar masalah sudah selesai.” Ucap Ryan.
“Apa Dia
punya saudara? Setahu aku dia anak tunggal.” Kata Kyung Ah, Ryan terdiam
sejenak mendengarnya.
Eun Gi
akhirnya pulang ke rumah, lalu melihat
ada Nyonya Nam datang dan bertanya ada apa datang ke rumahnya. Nyonya Nam yang
duduk dengan Ibu Duk Mi mengeluh pada Eun Gi karena bukan temanya. Akhirnya Eun Gi membungkuk memberkan salam
pada Editor Nam.
“Paling
tidak kau harus senang bertemu Ibu sendiri.” Ucap Nyonya Nam, Eun Gi malah
menyapa Ibu Duk Mi dengan panggilan “Ibu”
Di
ruangan
Ryan
melihat selembaran "Choikang Judo" seperti ingin tahu kalau Eun Gi
adalah peraih medali perak dalam judo, dengan nama Nam Eun Gi. Eun Gi sibuk
makan makan dengan lahap, Ibu Duk Mi yang melihatnya bertanya apakah ingin
tambah nasi. Eun Gi mengangguk dengan senang hati.
“Young
Sook, sudah aku bilang jangan beri makan dia lagi... Sampai kapan kau akan
mengurus dia?” ucap Nyonya Nam
“Bagaimana
bisa tidak aku urus saat putraku bilang lapar?”kata Ibu Duk Mi mengambil nasi.
“Bu Nam
tidak mengerti perasaan seperti itu. Saat orang tua merasa kenyang hanya dengan
melihat anaknya makan.” Ejek Eun Gi.
“Orang
bisa berpikir Young Sook ibu kandung dan aku ibu tirimu. Namamu Nam Eun Gi, mengikuti
nama keluargaku. Bukan Sung Eun Gi.” Keluh Nyonya Nam.
“Jujur
saja, Bu Nam... Kau hanya melahirkan aku, tapi Ibu yang membesarkan aku... Dia
membesarkan aku sendiri... Kau tidak punya hak. Ibu membesarkan aku selama 20
tahun dan setelah itu negara.” Ucap Eun Gi membela ibu Duk Mi
“Aku
mencari nafkah. Apa Kau pikir mencari
nafkah mudah?” kata Nyonya Nam membela diri. Eun Gi tahu tentang hal itu.
“Ibumu
bekerja keras memberi makan dan membelikan pakaian untuk kamu. Kami membesarkan
kau bersama.” Kata Ibu Duk Mi menenangkan keduanya.
“Young
Sook membesarkan dengan cinta dan aku membesarkan dengan uang.” Ucap Nyonya Nam
bangg
“Kau
memang harus melakukan itu jika punya hati nurani. Kau seperti ayam yang
bertelur di sarang unggas lain.”komentar Eun Gi. Nyonya Nam tak bisa menahan
diri langsung menyumpal mulut anaknya dengan selada.
“Melihat
kau makan saja sudah membuat aku kenyang. Mungkin hanya aku di dunia ini yang
membayar pengasuh untuk anak sebesar ini.” Kata Nyonya Nam memberikan amplop
“Kau
tidak perlu memberi ini.” Kata Ibu Duk Mi merasa tak enak. Nyonya Nam meminta
Duk Mi agar mengambilnya saja.
“Jika kau
tidak membayar, dia akan terus mengoceh kepada aku. Mulutnya lebih kuat
daripada otot-ototnya.” Ucap Nyonya Nam mengejek. Ibu Duk Mi pun akan terima dengan senang
hati.
“Bagaimana
hidup kita bisa terjalin seperti ini, ya? Sejak kita bertemu di bangsal
bersalin hingga sekarang. Kau telah menyelamatkan seorang Ibu tunggal.” Ucap
Nyonya Nam seperti terharu.
“Hidup
itu soal memberi dan menerima. Selama ini aku bertahan berkat kau. Hanya kau
yang rutin memberi aku uang. Jika suamiku melakukan itu, aku sudah menjadi
istri setia.” Komentar Ibu Duk Mi melirik pada suaminya. Tuan Sung hanya sibuk
mengosok batu disudut ruangan, Nyonya Nam dan Eun Gi pun tak bisa berkata-kata.
Nyonya
Eom sampai di "Galeri Cheum" berjalan dengan gaya elegan, dan duduk
bersama dengan Ryan dalam ruangan. Dengan nada sinis mengaku Seharusnya, sekarang sedang terbaring di rumah sakit jadi ingin
menyingkat saja ucapanya.
“Nona
Sung Duk Mi terlibat dalam skandal percintaan dengan seorang idola. Aku sangat
membenci itu jadi Segera pecat Nona Sung.” Ucap
Nyonya Eom
“Ternyata
kabar itu tidak benar, dan aku tidak akan memecat dia karena hal semacam itu.”
Kata Ryan membela
“Baik
benar atau tidak, itu tidak ada urusannya. Yang jelas berita sudah tersebar.
Aku tidak tahan dengan dia yang menghancurkan reputasiku. Kurator harus menjaga
kehormatan dan martabat galeri ini. Bagaimana dia bisa terlibat dalam skandal
aneh seperti itu? Jadi Segera pecat dia... Pecat dia sekarang.” Ucap Nyonya
Eom.
“Memang
kau punya hak?” kata Ryan. Nyonya Eom kaget dengan ucapan Ryan.
“Memang
kau punya hak untuk menyuruh aku memecat pegawai?” sindir Ryan. Nyonya Eom
mengatakan kalau ia adalah Eom So Hye.
“Aku
memiliki syarat saat menerima posisi direktur di tempat ini. Aku meminta kau
menyerahkan semua hak perihal galeri ini. Jangan membuat keputusan atau
penilaian terkait para pegawai di Galeri Cheum.” Tegas Ryan.
“Aku
tidak ada pilihan selain mundur karena masalah keluarga...”kata Nyonya Eom yang
langsung disela oleh Ryan.
“Apa
penggelapan dan malapraktik suamimu masalah keluarga? Martabat dan kehormatan
galeri ini? Nama Cheum masuk dalam koran karena kau. Tapi apa kau bersikap
seperti ini karena gosip tentang pesohor? Lucu sekali.” ejek Ryan.
Nyonya
Eom tak terima dianggap Lucu lalu melihat Ryan itu seperti marah dan tidak
ingin memecat Duk Mi jadi berpikir kalau Ryan akan terima surat pengunduran diri kalau mengajukan
sendiri karena menurutnya Tidak hanya ada satu cara untuk menyingkirkan
seseorang.
“Hakku?
Karena aku yang menempatkan kau di posisi ini, maka aku berlagak seolah aku
ingin berdiskusi dengan kau. Aku akan mengatasi ini. Sampai nanti.” ucap Nyonya
Eom beranjak pergi
“Direktur
Sebelumnya Bu Eom So Hye... Ada yang ingin aku tanyakan.” Ucap Ryan. Nyonya Eom
mempersilahkan.
“Di mana
lukisan Ivanov? Lukisan Ivanov yang kamu menangkan di pelelangan Tiongkok. Di
mana itu? Tidak ada satu dokumen pun dan aku tidak bisa menemukan itu di ruang
penyimpanan juga.” Ucap Ryan.
“Lukisan
apa? Aku tidak mengerti ucapanmu.” Kata Nyonya Eom terlihat tegang dan mencoba
tetap tenang.
“Apa kau
akan ingat jika ditanya jaksa? Kamu masih akan menjalani sidang, kan?”sindir
Ryan.
“Apa Nona
Sung Duk Mi mengatakan itu kepadamu?” kata Nyonya Eom sinis
“Tidak,
aku tidak sengaja mengetahui itu di pelelangan...” kata Ryan. Nyonya Eom tak
ingin membahasnya meminta untu menghentikanya lalu berteria memanggil Sek Kim.
"Dia lebih
naif dari dugaanku.” Ucap Ryan melihat Nyonya Eom yang pergi.
Nyonya
Eom berjalan di lorong dengan Sek Kim dibelakangnya, Duk Mi sedang berjalan
masuk galeri. Nyonya Eom melihat dari jendela langsung berjalan mendekati Duk Mi dan langsung
menamparnya. Duk Mi kaget memegang wajahnya, Ryan melihatnya seperti merasa
bersalah.
“Nona Sung... Aku sungguh percaya kepadamu. Tapi
teganya kamu melakukan ini kepadaku?” kata Nyonya Eom marah. Duk Mi mencoba
menjelaskan tentang Skandal dengan
idola...
“Aku
tidak... Aku tidak sedang membicarakan masalah itu. Aku akan mengawasimu..
Mengerti? Sebaiknya kau berhati-hati.” Tegas Nyonya Eom yang masih marah lalu
beranjak pergi.
Duk Mi
masuk gedung mencoba untuk santai. Ryan menyapanya sambil mengeluh kalau sudah
menyuruh Duk Mi langsung pulang tapi malah datang lagi. Duk Mi beralasan kalau Ada beberapa dokumen
yang harus dikirim.
“Aku rasa
ini bukan sesuatu yang harus membuatmu marah. Kalau begitu silakan masuk.” Kata
Ryan. Duk Mi menganguk mengerti.
Nyonya
Nam berjalan keluar rumah bertanya pada Eun Gi bertanya tidur dimana apakah Masih
di dalam tenda di dojo. Eun Gi mengaku tidur di dojo dan kamar Duk Mi karena
Duk Mi sudah pindah. Nyonya Nam mengatakan akan mengganti uang yang dipinjamkan
anaknya bulan depan.
“Gunakan
saja untuk membeli studio sendiri.” Kata Nyonya Nam. Eun Gi pikir Jangan cemas
soal itu karena baik-baik saja.
“Tetap
saja kau harus tidur di tempat yang sama. Apa aku terlalu lancang untuk
mencemaskan soal itu?” ucap Nyonya Nam. Eun Gi mengaku tidak seperti itu.
“Kenapa
kau membuka dojo? Siapa yang mau mempelajari judo? Seharusnya kamu menjadi
pelatih.” Keluh Nyonya Nam
“Ibu... Judo
sangat menyenangkan. Aku tidak bisa melakukan ini sendiri. Aku, peraih medali
perak, harus maju dan memimpin hingga semua orang di negara kita mempelajari
judo... Itu menurut aku.” Kata Eun Gi bangga.
“Kau
pandai sekali bicara. Kenapa tidak menjadi narator? Omong-omong, aku tidak bisa
mengatakan apa pun karena tadi ada Young Sook. Tapi hari ini aku mendengar hal
yang aneh. Aku dengar seorang kurator galeri seni kencan dengan idola. Dan aku
rasa mereka bicara soal Duk Mi.” Kata Nyonya Nam.
“Itu
hanya omong kosong.” Ucap Eun Gi menutupinya. Nyonya Nmapikir Bahkan jika itu hanya omong kosong, tidak
bagus jika terlibat dalam kabar seperti itu.
“Ada apa?
Apa yang terjadi? Merah sekali.” kata Nyonya Nam panik melihat leher anaknya.
Eun Gi mengaku kalau digigit serangga.
Nyonya
Nam ingin memastikan dengan melihatnya, Eun Gi mencoba mengalihkan agar ibunya
harus pergi karena sudah gelap sambil memeluknya. Nyonya Nam pikir Eun Gi masih
cemas meski mereka jarang bertemu.
“Akan
lebih baik jika kau lebih sering mampir... Jadi Pergilah... Hati-hati di jalan.”
Ucap Eun Gi akhirnya melambaikan tangan pada ibunya saat masuk mobil.
Ryan akan
berjalan pulang dan melihat Duk Mi duduk sendirian disudut ruangan, seperti
merasa bersalah. Petugas keamanan melihat Ryan ingin menyapanya, Ryan panik
meminta agar tak bersuara tapi Duk Mi sudah melihat Ryan yang ada dibelakang. Keduanya
akhirnya duduk disofa sambil menatap
lukisan.
“Kenapa
kau tidak pulang? Ini pasti hari yang melelahkan untukmu.” Ucap Ryan.
“Justru
karena itu. Aku menikmati melihat karya seni saat sedang mengalami kesulitan.”
Akui Duk Mi
“Apa itu
membuatmu tenang?” tanya Ryan. Duk M pikir
Itu membuatnya tenang dengan cara yang unik.
“Di saat
seperti ini, aku cenderung sedikit menyalahkan diri sendiri. "Kau harus
melalui banyak hal, kau selalu lelah, dan bahkan tidak mendapatkan pengakuan
sepantasnya. Tapi apa kau harus terus melanjutkan pekerjaan ini? Apa semua karya
seni itu begitu sepadan?" Itu yang aku tanyakan kepada diri sendiri.” Akui
Duk Mi
“Apa
mereka sepadan?” tanya Ryan. Duk Mi pikir tidak karena menurutnya Seni mungkin
hebat, tapi tidak lebih hebat dari manusia yang hidup.
“Meski
aku tidak begitu berarti, aku masih lebih hebat dari semua lukisan yang jual
mahal dan dipajang di dinding. Karena aku makhluk hidup dan akan terus hidup.”
Ucap Duk Mi lalu tersadar kalau sedang berbicara dengan bosnya.
“Itu
pasti terdengar tidak pantas. Aku hanya mencoba mengatasi kesulitan sendiri...
Tapi tentu saja, menurut aku karya-karya seni di sini jauh lebih hebat dari
aku...” Jelas Duk Mi
“Aku juga
berpikir seperti itu. "Karya-karya seniku mengagumkan. Jauh lebih mengagumkan
dari diriku sendiri." Kau tahu aku diadopsi ke luar negeri, bukan?” kata
Ryan. Duk Mi mengaku mengetahuinya.
“Aku anak
yang diabaikan oleh orang tua kandung dan anak yang tidak bisa bicara dengan
benar. Dan karena itu, aku terbiasa dilecehkan dan orang-orang selalu
meremehkanku. Tapi di sisi lain, lukisan-lukisan yang aku lukis selalu menerima
banyak pujian.” Cerita Ryan.
“Sekarang
aku tidak melukis... Dan aku tidak pernah berpikir lebih hebat dari
lukisan-lukisanku hanya karena aku seorang makhluk hidup. Terima kasih telah
mengajarkan aku hal itu.. Dan... Maaf.” Kata Ryan.
Duk Mi
bertanya untuk apa meminta maaf, Ryan
menceritakan kalau tadi bicara kepada Direktur Eom soal Ivanov lalu menanyakan
soal keberadaan lukisan itu dan itu alasan Nyonya Eom menamparnya. Duk Mi kaget
tapi menurutnya tak heran.
“Seharusnya
aku tidak begini. Sekarang aku malu.” Kata Duk Mi. Ryan ingin bicara tapi
disela oleh Duk Mi
“Lupakan
saja masalah itu... Aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi Ayo pergi.” kata
Duk Mi mengalihkan pembicaran.
Keduanya
berjalan bersama, Duk Mi memuji Ryan itu sangat hebat dalam meminta maaf. Ryan
hanya tersenyum, Duk Mi menegaskan kalau ucapanya itu tidak menyindir dan
sangat serius. Ia pikir Bahkan sekarang tidak akan tahu hal ini kalau Ryan yang tidak meminta maaf.
“Tidak
mudah untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat dan meminta maaf. Bahkan
lebih sulit saat kau adalah seorang atasan.” Ucap Duk Mi memuji
“Mungkin
aku tidak terlalu peduli, tapi aku tidak ingin jadi pengecut. Apa kau mendengar
aku mengatakan itu? Aku tidak ingin seperti orang tua tidak bertanggung jawab.
Jadi Aku akan mengantar kau pulang. Hari ini pasti sangat melelahkan... Dan...”
ucap Ryan terhent.
“Dan apa
karena kau sangat menyesal? Apa kau masih belum melupakan itu? Aku meminta kau
melupakan itu. Aku pulang dahulu. Aku ingin berjalan sendiri... Sampai bertemu
besok.” Kata Duk Mi yang ingin pulang sendiri. Ryan masuk mobil sempat melihat
mobil hitam lain yang terparkir.
Duk Mi
duduk lebih dulu dibangku taman dan Ryan sudah pulang mengemudikan mobilnya.
Ryan mengingat kejadian Duk Mi dalam satu hari, dilempar telur oleh pengemar
Shi An lalu menerima tamparan yang bukan kesalahanya.
“Meski
aku tidak begitu berarti, aku masih lebih hebat dari semua lukisan yang jual
mahal dan dipajang di dinding. Karena aku makhluk hidup dan akan terus hidup.” Ucap Duk Mi.
Ryan
mengingatnya lalu merasakan sesuatu kalau akan terjadi hal yang buruk dengan
Duk Mi karena komentar Fans Shi An dan mobil yang sama saat Duk Mi dilempar
telur oleh fans Shi An. Duk Mi beranjak pulang dan saat itu mobil hitam sudah
siap menabraknya.Saat itu itu juga mobil Ryan datang menahanya lalu keluar dari
mobil.
“Nona
Sung... Apa kau baik-baik saja?” kata Ryan menbantu Duk Mi berdiri lalu pergi
menemui si pengemudi.
“Hei.... Kau
siapa? Dia kekasihku... Dia kekasihku!” teriak Ryan marah. Duk Mi kaget
tiba-tiba Ryan mengaku sebagai pacarnya.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
semangat ya, sist. semangat terus posting sinopsis nya......
BalasHapussemangat semangat. syuka syukaaa.