PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Duk Mi
kaget melihat Ryan Gold yang dikenalnya saat acara lelang ada didepanya dan
membuat terjatuh dari tangga. Ia mengingat saat itu Ryan Gold mengatakan “Kau
menginginkannya?” lalu terus menatap dan Ryan Gold pun hanya menatap Duk Mi
yang terjatuh tanpa di tolong olehnya.
“Demi hidup aman, ada waktu saat
harus bersikap normal seperti bukan fangirl. Dengan kata lain, harus pura-pura
seperti orang normal.”
Flash Back
Nyonya
Eom melihat CV Duk Mi,lalu ingin tahu alasan tidak belajar di luar negeri sesudah
lulus sekolah seni. Duk Mi pikir ingin menerima pengaruh dari seniman lain...
Nyonya Eom menyela kalau alasan mungkin
Karena tidak punya bakat Atau karena uang.
“Ada
kesulitan...” ucap Duk Mi yang disela oleh Nyonya Eom untuk mewancarai Bo Kyung
“Bo
Kyung, bagaimana kabar Presdir?” kata Nyonya Eom ramah. Bo Kyung mengaku kalau
ayahnya menitip salam, dan berterima kasih atas lukisannya.
“Itu
tertuju untuk kantor Presdir GN Group, jadi aku harus menyiapkannya sendiri.”
Kata Nyonya Eom. Bo Kyung mengaku ayahnya sangat menyukainya.
“Apa Dia
terpilih?” gumam Duk Mi sedih melihat Bo Kyung dan Nyonya Eom terlihat sangat
akrab.
“Bo
Kyung, kau dan aku sepertinya sepaham.” Ucap Nyonya Eom lalu melihat ponselnya
karena ada pesan yang masuk.
“Nak.
Bukankah sekarang waktunya berada di sekolah? Ibu penasaran siapa yang barusan habiskan
5.000.000 won di Moon Track.” Ucap Nyonya Eom. Duk Mi berpikir anak Nyonya Eom
itu penggemar grup idola
“Kau Beli
300 album apa? Nak, Apa kau punya 600 telinga? Kau bilang, Karena akan
mengantri di acara fansign? Maka harusnya pergi ke sana secepatnya dan
mengantri. Kenapa habiskan banyak uang? Hyo Jin, dapatkan pengembalian uang sebelum
ayah tahu sekarang juga” ucap Nyonya Eom kesal
“Apa Hyo
Jin sedang menuju ke acara fansign? Mereka membiarkan masuk sesuai dengan
jumlah album yang dibeli. Agar bisa lebih cepat, harus beli setidaknya 300
album.” Ucap Bo Kyung penuh semangat.
“Bo
Kyung, kau pernah mengikuti acara fansign juga?” tanya Nyonya Eom.
“Terkadang,
untuk melihat idola yang kusuka.” Ucap Bo Kyung
“Bagaimana
denganmu? Apa Kau pernah mengikuti acara fansign?” tanya Nyonya Eom pada Duk Mi
“Tidak.
Aku tidak tahu apa yang dibicarakan sekarang.. Apa maksudnya itu, ya?” kata Duk
Mi berusaha menyangkalnya.
“Yah,... Seperti
itulah orang normal itu... Sung Duk Mi, mulailah bekerja besok.” Ucap Nyonya
Eom.
Duk Mi
kaget mendengarnya. Nyonya Eom membenarkan, Bo Kyung mengeluh karena Nyonya Eom
memberitahu kalau wawancara ini hanya formalitas, Nyonya Eom menyela kalau tak
ada wawancara hanya formalitas di dunia
ini.
“Aku
sakit parah dan lelah dengan putriku yang bertingkah seperti fangirl. Apa aku
harus punya karyawan fangirl juga? Jika kau fangirl, jangan pernah berpikir
bisa bekerja di galeriku. Selamat tinggal.” Ucap Nyonya Eom lalu memanggil Sek
Kim
“Pakar berakting
seperti orang normal, akulah Sung Deok Mi. Tapi kedokku akan terungkap.” Gumam
Duk Mi panik melihat Ryan Gold ada didepanya.
Duk Mi
berdiri dan ingin berbicara tapi Ryan Gold lebih dulu yang bertanya Di mana kantor
direktur. Duk Mi terlihat binggung ada yang mencari Kantor direktur. Ryan Gol
pikir Nyonya Eom tidak perlu tahu. Duk Mi pikir Ryan Gold mengingat tentang
dirinya.
“Karena
bukan kenangan yang patut kau banggakan Kelihatannya kau tidak ingin Ketua Eom tahu.
Jika dia tahu, dia tidak akan menyukainya. Jika kau jawab pertanyaanku, aku
akan merahasiakannya. Siapa klienmu?” ucap Ryan Gold. Duk Mi binggung.
“Orang
yang mempekerjakanmu. Klien yang meminta untuk membeli lukisan Lee Sol.” Kata
Ryan Gold
“Apa Kau
berbicara mengenai yang terjadi di pelelangan?” kata Duk Mi tak percaya
ternyata salah menduga
“Apa kita
pernah bertemu di suatu tempat selain pelelangan?” kata Ryan. Duk Mi mengaku
belum pernah.
“Dan Juga,
aku tidak bisa memberitahu soal klienku. Ini masalah informasi...” kata Duk Mi
merahasiakanya.
“Dia Cha
Shi An, kan? Cha Shi An dari White Ocean. Apa Kau tidak tahu?” ucap Ryan
“Cha Shi
An? Sepertinya pernah dengar. Aku tidak tahu idol. Semuanya berwajah cantik, dan
aku tidak tahu siapa-siapanya. Dan aku benci pria berwajah cantik. Aku benci
mereka... Omong-omong, kenapa kau datang ke sini?” ucap Duk Mi mengalihkan
pembicaraan.
Duk Mi
masuk bilik pengakuan dosa da mengaku kalau Hari ini, sudah pura-pura tidak
tahu orang yang dicintai bahkan berbohong bahwa
membencinya. Ia mengatakan tidak punya pilihan karena harus pura-pura
jadi orang normal.
“Akan
tetapi, bahkan jika benar, bagaimana bisa sampai bilang benci? Aku sangat
berdosa.” Akui Duk Mi,
Saat itu
pintu terbuka, Duk Mi kaget yang datang adalah
Shi An lalu berkata “Maafkanlah dosa Nuna.” Shi An hanya bisa tersenyum.
Duk Mi pu terdiam.
[EPISODE
2: MAAF KARENA PURA-PURA SEPERTI ORANG NORMAL]
Duk Mi
sudah bersama dengan semua karyawan di ruangan dan Ryan Gold berdiri di paling
depan. Ryan mengatakan ingin perkenalkan direktur baru Cheum Gallery kedepan
dengan menyembut namanya. Ryan Gold. Duk Mi melihat Ryan mengeluh dalam hati.
“Aku
tidak percaya menjelek-jelekkan Shi An karena si bedebah ini.” Gumam Duk Mi marah
“Selamat
datang di Museum Seni Cheum. Suatu kehormatan bekerja denganmu, Mr. Gold.” Kata
Kyung Ah dengan bahasa inggris yang fasih, tapi Ryan Gold membalas dengan
bahasa korea.
“Kalian
bisa menyambutku nanti. Pertemuan pertama kita harus dilakukan dalam suasana
bahagia. Tapi sepertinya tidak mungkin.” Ucap Ryan Gold mengeluarkan berkas
dari dalam tasnya.
“Omo!
Kenapa si bedebah itu punya buku catatanku?” ucap Duk Mi kaget melihat buku
miliknya dan dimasukan kembali ke dalam tas.
“Aku
meneliti Cheum Gallery sesudah ditawari posisi di sini. Aku sangat terkesan. Setiap
pameran yang kalian adakan di sini sangat mirip. Aku tidak tahu apa ini adalah
galeri seni atau tempat untuk memamerkan koneksi.”komentar Ryan Gold menyindir.
“Kalian
harus memiliki perasaan dan mengadakan pameran yang layak... sebagai orang yang
bekerja di galeri.” Ucap Ryan Gold
“Itu...
Pameran yang kami adakan tidak terlalu mengerikan. Jika membaca evaluasi dan
artikel...” kata Kyung Ah membela
“Aku
sudah membacanya... Semua media menuliskan hal yang sama. Seolah-olah ditulis
oleh satu orang. Sepertinya saling
menyalin berita. Jadi Siapa kepala kurator?” kata Ryan Gold dan Duk Mi mengaku
kalau dirinya dengan mengangkat tangan.
“Aku
senang membacanya... Baiklah. Aku tidak akan meminta banyak dari kalian... Hanya
ada satu hal. Aku ingin kalian melupakan koneksi mantan direkturmu.” Kata Ryan
Gold
“Bukankah
seharusnya kita berunding dengan Ketua Eom?” kata Pria seperti Sek Nyonya Eom.
“Ketua
Eom? Siapa dia? Kupikir akulah direktur Galeri Cheum mulai hari ini...” ucap
Ryan Gold lalu keluar dari ruangan mengucapkan Terima kasih atas sambutannya.
Duk Mi mengejarnya.
Duk Mi
memanggil Ryan Gold sampai ke dalam ruangan, lalu mengaku Pertama-tama, ingin
mengucapkan terima kasih sudah datang ke galeri ketika mereka sedang dalam situasi yang sulit. Ia
mengatakan A akan mengingat penilaian Ryan Gold dan menggunakannyauntuk
mencerminkan dan meningkatkan diri. Ryan Gold menganguk mengerti.
“Akan
tetapi,... Sedikit, sangat sedikit.... Sebenarnya kau sedikit membuatku kesal.
Galeri Cheum sangat berbeda dibandingkan dengan galeri seni lainnya. Galeri
kami tidak dikelola berdasarkan sumbangan. Perusahaan induknya adalah...” jelas
Duk Mi yang disela oleh Ryan Gold.
“Jadi,
apa maksudmu digunakan untuk membangun citra positif bagi perusahaan?” kata
Ryan Gold
“Mantan
direktur memang memiliki banyak pengaruh dalam pengelolaan galeri. Tapi kami,
para karyawan, masih melakukan yang terbaik bahkan dalam situasi itu. Jadi aku
harap kau tidak akan melihat kami dengan pikiran yang bias.” Jelas Duk Mi
“Izinkan
aku bertanya satu hal. Apa mantan direkturmu tampak cukup kompeten merencanakan
pameran sendirian?” kata Ryan Gold. Duk Mi bingung menjawabnya.
“Kurasa
tidak... Tapi katamu, kau tidak bisa menolak perintahnya karena dia dan keluarganya
pemilik perusahaan, dan pemilik geleri. Apa Kau tipe yang patuh dengan
kekuasaan?” sindir Ryan Gold. Duk Mi menahan kesal tak percaya Ryan Gold
mengatakan hal itu.
“Aku
cukup menyukai tipe orang seperti itu. Orang yang menyerah pada diri mereka. Orang
yang tidak punya pikiran, rasa, atau ego Dan orang yang hanya mengikuti
perintah. Kedepannya kau bisa terus mempertahankannya.” Ucap Ryan Gold
Sek
Nyonya Eom melapor pada atasanya. Nyonya Eom yang ada dirumah sakit bertanya
alasan Ryan Gold yang memutuskan koneksi dan berpikir kalau dia tidak akan
melanjutkan rencana pameran mereka. Sek Nyonya Eom pikir Ryan akan seperti itu.
“Seorang seniman jenius yang jadi direktur
Korea pertama Galeri Seni Mono. Aku memilih dia karena akan bagus untuk publisitas.
Tapi sebenarnya dia mencoba mengambil alih. Bagaimana?” kata Nyonya Eom sambil
mengigit jari.
Duk Mi
datang ke cafe temanya. Sun Joo tak percaya kalau Duk Mi bertemu dengan Ryan di
pelelangan dan bandara Dan sekarang jadi direktur galerinya, lalu berpikir
kalau ini takdir. Duk Mi terlihat makin cemberut.
“Harusnya
aku tidak bilang sesuatu yang mengerikan pada temanku.” Kata Sun Joo merasa
bersalah
“Dia suka
orang yang menyerah orang yang tidak
punya pikiran, rasa, atau ego, dan orang yang hanya mengikuti perintah. Itu
sama dengan menyuruhku mematuhi semua yang dia katakan. Kita hidup di negara
merdeka. Tapi Kenapa dia?” ucap Duk Mi
“Di
negara mana pun semua atasan adalah orang sinting. Harusnya kau bersyukur dia
tidak lihat wajahmu di bandara... Coba kalau dia lihat... Ini Sangat
mengerikan.” Kata Sun Joo menenangkan Duk Mi
“Perkataanmu
benar. Bagaimana kau bijak sekali?” kata Duk Mi memuji. Sun Joo mengaku dirinya
yang bijak dari kecil.
“Tapi dia
benar-benar sinting.” kata Sun Joo mendengar cerita tentang Ryan Gold.
Saat itu
Ryan Gold berjalan pulang melewati cafe dan melihat Sun Joo bersama dengan
wanita yang sama, lalu teringat dengan ucapanya Sun Joo sebelumnya “Aku suka
seseorang. Tapi kami tidak bisa saling bertemu dengan mudah.”
Flash Back
Akhirnya
Ryan Gold pun memberikan kartunya karena merasa iba dengan Sun Joo yang
menyukai wanita bukan pria, Sun Joo dengan wajah sumringah dan bahagia langsung
membungkuk mengucapkan Terima kasih
beberapa kali.
Setelah
itu Ryan Gold melihat wajah Duk Mi ikut bahagia karena Sung Joo berhasil mendapatkan Suite room
seperti tak percaya kalau bisa masuk dan saling berpelukan. Sun Joo pun bisa senang mereka bisa menikmati
kamar yang pernah di tempati Shi Ahn.
Ryan Gold
terus melihat keduanya, Duk Mi yang bersadar di bahu Sun Joo karena merasa
bersyukur Ryan Gold itu tidak melihatnya
saat di bandara. Ryan Gold pun pergi seperti membiarkan dua insan yang sedang
jatuh cinta tapi dengan cara yang berbeda.
Eun Ki
datang sambil mengendong Geon Woo, Sun Joo bertanya apakah Geon Woo sudah
tidur. Eun Ki membaringkan Geum Woo di atas pangkuan Duk Mi lalu menegaskan
pada Sun Joo kalau ia bukan pengasuhnya. Sun Joo seperti tak mendengar dan
bertanya apakah mereka sudah makan?
“Kami
makan ayam goreng” kata Eun Ki kesal. Sun Joo mengeluh kalau sudah bilang makan
nasi. Eun Ki bertanya ada apa dengan Duk Mi
“Jangan
macam-macam dengannya. Hari ini, deokming-autnya
hampir ketahuan di tempat kerjanya.” Kata Sun Joo
“Apa itu
deokming-aut sampai segitunya?” ejek Eun Ki
[DEOKMING-AUT: MENGUNGKAPKAN
DIRI]
“Bagaimana
bisa kau bilang itu saat kau belum pernah bekerja di kantor? Apa Menurutmu pekerjaan
yang kupunya sekarang adalah kegiatan ekstrakurikuler? Kau tahu apa yang
terjadi jika deokming-aut terungkap di tempat kerja?” ucap Duk Mi marah
Saat Duk
Mi ketahuan sebagai idol. Yoo Seub di kantor tertawa mengejek karena Duk Mi
suka dengan Cha Shi Ah, lalu meminta
agar sadar karena pasti tahu berapa usianya.
“Aku
sudah baca artikel Shi An berkencan.” Ucap Kyung Ah dengan senyuman mengejek.
Nyonya
Eom yang mendengarnya tak percaya Duk Mi yang menyukai idol lalu menjerit
histeris dan menyuruh Duk Mi pergi karena menurutnya Galeri seni di mana pun
takkan menerimanya.
Duk Mi
mengaku Yang paling membuatnya takut adalah orang tahu kalau dirinya seorang
fangirl. Eun Ki piir Kenapa tidak abaikan saja perkataan orang lain menurutnya Jauh
lebih baik daripada takut ketahuan. Duk Mi bertanya apakah Eun Ki tahu orang memanggil apa kurator wanita yang
menyukai idol.
“Stan?”
ucap Eun Ki seperti mengejek. Duk Mi langsung memukulnya sambil mengatakan
kalau itu Kurator.
“Terlepas
dia suka idol atau tidak, kurator masih disebut kurator.” Ucap Duk Mi
“Tapi
kalian saling memanggil stan.” Ucap Eun Ki. Sun Joo memberitahu dibolehkan untuk saling memanggil itu.
“Tapi,
orang lain tidak dibolehkan... Itu khusus untuk kami.” Tegas Sun Joo
“Apa
salahnya menyebut penggemar obsesif sebagai stan?” kata Eun Ki
“
Maksudku...Indil-indil seperti kalian adalah alasanku tidak bisa mengungkapkan aku
adalah fangirl, dasar setan” kata Duk Mi marah
“Apa Kau
lupa siapa yang melindungimu dari Ibu? Jika kuputuskan memberitahunya...” kata
Eun Ki mengancam
“Jika kau
putuskan memberitahunya? Apa Kau pikir aku akan mati sendirian?” kata Duk Mi.
Eun Ki pikir iu Tentu saja.
“Kalian
tumbuh bersama, jadi kalian harus mati bersama juga. Aku akan memakamkanmu
tepat di sebelah Duk Mi.” Kata Sun Joo lalu bersulang dengan Duk Mi dan Eun Ki
tak bisa berkata-kata lagi
Kyung Ah
dan Yoo Sub dengan menonton video di komputer. Duk Mi baru datang bertanya
siapa itu dan Kyung Ah menjawab itu Ryan Gold. Duk Mi tak percaya kalau yang
sdang mengambar dengan tangan itu Ryan Gold si direktur baru.
“Bahkan
orang sinting masuk dalam kategori. Aku tidak tahu siapa dia, tapi ternyata
seorang seniman.” Ucap Kyung Ah.
Flash Back
Ryan Gold
terlihat mengambar dengan tanganya terlihat sangat ahli dan para penonton
seperti terkesima dengan lukisanya.
"Delapan
tahun yang lalu, dari pameran pertamanya, Orang-orang mulai memanggilnya
jenius. Dia dikenal karena gaya uniknya yang melawan tren."
Ryan Gold
seperti tak peduli ketika orang-orang mengangumi lukisan dan sibuk meminum wine
setelah melukis.
“Aku
yakin penampilannya juga alasan dia diperhatikan. Dia tampan. Menurutku
penampilannya buruk karena wataknya yang pemarah. Ibu tirinya orang Korea.”
Ungkap Kyun Ah bangga
Duk Mi
melihat caption dibawa video "Tiga tahun yang lalu, dia tiba-tiba pensiun.
Lalu menjadi direktur Galeri Seni Mono Di mana dia juga menunjukkan seleranya
yang luar biasa."
Kyung Ah
pikir Ryan Gold memang menarik dan menurutnya bukan orang yang mudah.
Saat itu
Ryan Gold menuruni tangga subway tapi berlawanan dengan arah penumpang yang
akan keluar subway, yang terjadi adalah tubuhnya di dorong kebelakang. Saat
naik kereta, Ryan Gold terjepit sampai terdorong ke arah pintu kereta.
“Rapat
akan dimulai dalam 10 menit... Mobilku... Kapan aku akan menerimanya?” ucap
Ryan Gold datang dengan wajah lusuh dan rambut berantakan. Duk Mi dkk terlihat
binggung.
Ryan Gold
memindahkan buku milik Duk Mi di dalam laci. Duk Mi terus melihatnya seperti
ingin mengambilnya nanti. Ryan Gold menatapnya, Duk Mi mengaku Kemarin sangat sibuk sehingga tidak bisa
memperkenalkan diri dengan baik.
“Aku
kurator, Sung Duk Mi... Mohon bimbingannya.” Ucap Duk Mi mengulurkan tangan
tapi Ryan Gold tak ingin menjabatnya.
“ Duk Mi
dan Kyung Ah .. Karena sudah tahu nama
kalian, mari hentikan perkenalannya. Mari Duduk.” Kata Ryan Gold
“Kami
menyiapkan kopi yang sama, karena tidak tahu kopi apa yang kau suka.” Ucap Duk
Mi mencoba ramah.
“Aku
tidak minum kopi di kantor, maka kau tidak perlu membuat kopi. Mari lihat
gagasan-gagasan kalian.” Kata Ryan tak ingin bertele-tele.
“Ini
untuk pameran ulang tahun kelima galeri.”ucap Duk Mi memberikan berkasnya.
“Apa Ini
persiapan pameran pribadi Ahn Myeong Seop?” tanya Ryan bertanya. Duk Mi membenarkan.
“Dia baru
saja tampil di grup delapan bulan lalu. Bukankah ini terlalu cepat?” kata Ryan.
Duk Mi mengaku Mantan direktur bersikeras... partisipasi Pelukis Ahn Jagga dalam
pameran group.
“Dia
setuju dengan imbalan pribadi.” Kata Duk Mi. Ryan pikir itu langkah yang
berisiko.
“Dia
hanya menunjukkan beberapa karya terbarunya. Untuk pameran istimewa peringatan
lima tahun ini, kami akan menghadirkan karya awal dia yang paling dikenal.”
Jelas Duk Mi
“Begitulah
cara kau membedakan keduanya? Kenapa tidak melakukan pameran yang berbeda? Sajikan
sesuatu yang lebih istimewa sebagai gantinya.” Kata Ryan Gold
“Apa
Maksudmu kami harus membatalkan pameran pelukis Ahn?” kata Duk Mi tak percaya
“Itu cara
yang lebih mudah untuk menjelaskannya. Mari batalkan pameran Pelukis Ahn, Untuk
pameran ulang tahun kelima kita akan meminta selebriti memperlihatkan koleksi
mereka.” Kata Ryan Gold. Duk Mi pikir tak akan bisa.
“Karya
seni yang dimiliki oleh selebriti. Bukankah itu secara alami memandu masyarakat
untuk lebih tertarik pada seni? Dan Juga, keuntungan yang diperoleh akan
dikhususkan untuk mendukung seniman pemula dan mereka yang kurang mampu Aku
sudah menghitung tiga hasil positif.” Ucap Ryan Gold berdiri
“Aku
tidak tahu apa aku ber-hak mengatakan ini.” Ucap Duk Mi. Ryan Gold pikir
Seharusnya tidak.
“Kita
juga kehilangan tiga hal... Kepercayaan Pelukis Ahn , reputasi industri, dan
kedamaian di dalam galeri.” Tegas Duk Mi
“Kurator
Yoo, Tulis laporan soal rencana yang
kusebutkan. Jadi Kau bisa keluar.” Ucap Ryan Gold. Kyung Ah menganguk mengerti
lalu keluar dari ruangan.
Ia mengumpat kalau Ryan Gold itu Sinting tapi
Orang sinting yang tampan dan mengeluh kalau ada orang yang terus menelpnya
sebagai orang gila original. Lalu mengangkat telp dari Nyonya Eom dan diminta
agar datang ke Rumah Sakit Sekarang juga.
Ryan Gold
hanya berdua dengan Duk Mi berkomentar Sepertinya salah menilainya. Duk Mi sengaja berdiri didepan Ryan Gold
seperti tak takut. Ryan Gold pikir Duk Mi Orang tanpa pendapat atau ego yang
tunduk pada otoritas.
“Bagaimana
bisa kau bekerja di sini tanpa menyuarakan pendapatmu?” kata Ryan Gold
“Bukannya
aku tidak bisa. Mantan direktur tidak pernah dengar. Kau tidak boleh
menyalahkan siapa pun yang tidak pernah didengarkan. Kau tahu maksudnya, kan?”
ucap Duk Mi
“Ya, kau
sedang berbicara soal pembangkangan. Kau mudah menjelek-jelekkan orang yang
tidak ada.” Kata Ryan Gold
“Aku juga
tidak keberatan mengatakannya secara langsung. Apa kau Ingin melihat? Itu
sebabnya aku memohon meminta direktur baru yang bisa diajak bicara. Namun, aku
terjebak dengan orang yang mustahil lagi.” Kata Duk Mi menyindir
“Apa Sudah?
Itu tidak menghina.” Ucap Ryan Gold. Duk Mi pikir Ryan Gold bisa mengetahuinya.
“Kita
tidak boleh membatalkan pameran Pelukis Ahn. Tidak peduli seberapa keras kau
suarakan pendapatmu, tapi kau tidak dalam posisi untuk membuat keputusan akhir.”
Ucap Duk Mi
“Terserah
aku dan Pelukis Ahn.. Atur pertemuan untuk kami berdua. Apa itu memungkinkan?”kata
Ryan Gold.
Duk Mi
menganguk mengerti, Ryan Gold menegaskan
kaalu akan merahasiakan pembatalan sampai rapat jadi akan memberitahunya saat
bertemu. Duk Mi menganguk mengerti dan menahan amarah.
Duk Mi
pergi ke rumah Tuan Ahn yang sibuk melukis. Tuan Ahn ingin tahu apakah Direktur
baru ingin bertemu, Mengenai apa. Duk Mi menegaskan ingin memperkenalkan dirin
dan berbicara dengan Tuan Ahn. Tuan Ah pikir kalau Ryan pasti membawa kabar
buruk. Duk Mi terlihat kaget dan binggung.
“Kau
benar-benar pembohong yang buruk. Aku lebih suka mendengar kabar buruknya
darimu.” Ucap Tuan Ahn.
Akhirnya
Tuan Ahn mngantar Duk Mi pulang berpesan agar
Pulanglah dengan selamat. Duk Mi meminta maaf, Tuan Ahn meminta agar Jangan
beri tahu direktur baru kalau sudah tahu.
“Jika
kami bertemu, aku akan mengatakan bahwa aku membatalkan karena alasan pribadi.
Aku ingin menjaga harga diriku... Apa aku seperti pecundang?” ucap Tuan Ahn.
“Tidak.
Jangan katakan itu... Aku benar-benar minta maaf.” Ucap Duk Mi merasa bersalah.
[Galeri
Cheum]
Kyung Ah
berjalan menaiki tangga bertemu dengan Yoo Sub bertanya dimana Ryan Gold. Yoo
Sub memberitahu kalau Ryan sedang pemotretan di galeri seni. Ryan Gold sedang
sibuk foto dengan gaya dan style yang terlihat elegan.
“Direktur...
aku membawa proposal proyek.” Ucap Kyung Ah melihat Ryan Gold sedang
pemotretan.
“Tolong
letakkan di mejaku.” Ucap Ryan Gold. Kyung Ah menganguk mengerti. Fotographer
pun mengajak mengaajk mereka untuk melakukan sekali lagi dengan memintanya
senyum.
Duk Mi
masuk ruangan Ryan Gold dan tak melihat dalam ruangan, lalu mencoba mencari
kesempatan untuk mengambil buku di dalam laci, tapi dua laci tak ditemukan dan
dibagian bawah terkunci. Saat itu Ryan Gold datang melihat Duk Mi sedang
mengobrak-ngabrik mejanya.
“Astaga!
Direktur... Bagaimana pemotretannya? Apa Tidak di potret di kantor? Di sini
terlihat bagus karena pencahayaannya.” Ucap Duk Mi mencari alasan. Ryan Gold terlihat binggung dan curiga
“Sudah
selesai rupanya... Kerja bagus.” Kata
Duk Mi lalu bergegas pergi. Ryan Gold akhirnya melihat meja kerjanya dan
tak melihat ada Proposal dari Kyung Ah.
“Halo.
Mr. Gold... Ada surat. Sertifikasi konten?” ucap Yoo Submemberikan surat. Ryan
Gold melihat surat [BUKTI SERTIFIKASI
KONTEN YANG SUDAH DIKIRIM.] terlihat kaget.
Duk Mi
pergi ke ruangan penyimpanan lukisan, dengan wajah kesal kareana tadi
kesempatan sempurna untuk mendapatkan notebooknya kembali tapi Ryan Gold
mengunci lacinya
“Dia
punya banyak rahasia, seperti wajahnya yang misterius.” Ucap Duk Mi kesal lalu
masuk ke dalam ruangan penyimpanan.
Duk Mi
masuk ruangan telihat sangat senang memeriksa semua lukisan, saat itu Ryan Gold
menelp bertanya keberadaanya. Duk Mi mengaku Di ruang penyimpanan dan Ryan Gold
langsung menutup tepnya. Duk Mi terlihat binggung dan seolah tak peduli.
Ryan Gold
datang ke ruangan, Duk Mi bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Ryan Gold
langsung menyuruh Duk Mi untuk kelaur. Duk Mi binggung.
“Hanya
karyawan galeri seni yang bisa memasuki ruang penyimpanan. Jadi Keluar.” Ucap
Ryan Gold
“Direktur
, apa maksudmu?” kata Duk Mi bingung. Ryan Gold menegaskan Itu artinya Duk Mi bukan lagi karyawan galeri
seni.
“Kau
dipecat.” Ucap Ryan Gold terlihat marah. Duk Mi kaget tiba-tiba langsung
dipecat dan ingin tahu alasanya.
Ryan Gold
memperlihatkan [SERTIFIKASI KONTEN] Duk
Mi kaget karena Tuan Ahn bisa mengirimkan itu. Ryan Gold yakin kalau Duk Mi
pasti merasa aneh karena Bagaimana Pelukis Ahn tahu bahwa pameran akan
dibatalkan lalu mengirim ini.
“Itu...
aku bilang kepadanya bahwa pamerannya akan dibatalkan.” Ucap Duk Mi mengaku
“Sudah
kubilang akan memberitahunya sendiri.” Kata Ryan Gold marah
“Sebagai
kepala kurator yang menangani karya Pelukis Ahn selama lima tahun terakhir” kata
Duk Mi membela diri.
“Sebagai
kepala kurator, bahkan kau tidak tahu bagaimana dia bereaksi terhadap ini? Apa
Selama ini kau bekerja di sini untuk main-main?” kata Ryan Gold terlihat sangat
marah.
“Maaf,
tidak bisa merahasiakannya. Tapi, bahkan jika bukan aku yang memberitahunya, hasilnya
akan sama. Bahkan jika kau memberitahunya, akan...” ucap Duk Mi
“Bagaimana
bisa sama? Jika aku yang bilang, akan kusarankan alternatif. Sebagai contoh.. Seperti
pameran pribadi di New York. Lalu Apa mungkin, kau mengambil proposal di
mejaku?” ucap Ryan Gold yang sempat membuat Duk Mi terdiam.
“Tidak,
bahkan aku tidak lihat ada proposal.” Akui Duk Mi binggung.
“Ada
banyak keraguan untuk mempercayai perkataanmu. Jadi Keluar. Jika ada yang
berpikir ini tidak adil, kalian bisa pergi bersamanya.” Kata Ryan Gold melihat
Duk Mi keluar sambil dari ruangan.
Duk Mi
menatap Kyung Ah dan juga Yoo Sub, akhirnya meninggalkan dua teman rekan
kerjanya.
Duk Mi
pergi ke rumah Tuan Ahn, tapi rumahnya terlihat sepi dan mencoba menelp tapi
tak diangkat. Ia mencoba mengirimkan pesan pada Tuan Ahn.
[Tuan Ahn,
aku ingin meminta maaf...aku Sung Deok Mi dari Cheum Gallery. Maaf mengenai kunjungan
mendadak terakhir kali dan aku tahu kau pasti merasa terhina. Aku ingin bertemu
kau secara pribadi dan meminta maaf. Tolong beri satu kesempatan lagi.]
Esok
paginya
Yoo Sub
pikir kalau Duk Mi tidak akan masuk kerja
hari ini. Kyung Ah seperti tak percaya kalau benar-benar tidak masuk menurutnya
harus masuk dan mencoba sesuatu setidaknya dan melihat Ryan Gold akhirnya
datang.
Sementara
Duk Mi sedang asik membuat makanan menambahkan Minyak wijen lalu menambahkan
telur mata sapi setelah itu mengambil gambar untuk koleksinya. Setelah itu ia menikmati makan sambil melihat
tayangan Shi An TV.
“Lagu ini
akan mudah diterima publik. Aku membuatnya dengan harapan banyak orang akan
menyanyikannya bersama. Aku tidak sabar untuk mengungkapkannya ke seluruh
dunia.” Ucap Shi Ah
“Satu-satunya
yang membuatku tidak sakit bahkan jika kutonton seharian adalah menonton
cintaku, Shi An. Aku tidak perlu merasa tertekan... Rugi dia memecatku.” Ucap
Duk Mi meluapkan amarah.
“Kalian
semua sudah melakukan pekerjaan luar biasa dengan bekerja dan belajar sepanjang
hari ini. Sampai ketemu nanti.” kata Shi An sambil melambaikan tangan. Duk Mi
pun membalasnya lambaian tangan.
“Dia
harus mengucapkan sampai jumpa kepada pengangguran juga... Aku pengangguran.”
Kata Duk Mi lalu melihat pesan masuk ke dalam ponselnya “Pulanglah.” Wajahnya
terlihat tegang.
Duk Mi
masuk rumah akan menyapa dua orang tuanya. Tapi Eun Ki menariknya masuk ke
dalam kamar. Duk Mi terlihat bingung,
Eun Ki menyuruh diam dan berpikir Duk Mi bisamerasakan udara dingin dan kaku
ini berhembus di rumah ini
“Apa Ibu
dan Ayah bertengkar? Tapi Ibu mengirimiku
pesan.” Kata Duk Mi melihat pesan dari ibunya. Eun Ki mengaku itu dari dirinya
dengan ponsel Nyonya Yoo ada ditanganya.
“Kenapa
mereka bertengkar?” tanya Duk Mi. Eun Ki hanya menjawab itu dari Tuan Sung.
“Aku tahu
segalanya terlalu damai belakangan ini. Yang kalah bicara dengan Ayah. Batu,
gunting, kertas!” kata Duk Mi dan akhirnya harus kalah dengan Eun Ki.
“Aku akan
bicara dengan Ibu.” Ucap Eun Ki, Duk Mi terlihat marah dan akhirnya pasrah.
Duk Mi
duduk disamping ayahnya dan Eun Ki duduk disamping Nyonya Yoo terlihat suasana
benar-benar terasa dingin. Nyonya Yoo pikir ibu Tuan Sung itu sudah tua dan keriput sekarang jadi wajar
jika tubuhnya sakit di sana-sini.
“Tapi
apa? Operasi sendi? Coba Lihatlah rumah kita. Apa Kau pikir kita mampu? Apa Kau
keras kepala atau tidak tahu apa-apa? Kau tahu tidak mungkin. Kenapa terus
membicarakannya?” ucap Nyonya Yoo kesal
“Nenek
adalah ibunya ayah... Jadi Ayah hanya khawatir karena ibunya sakit.” Kata Duk
Mi membela ayahnya.
“Apa Kau
tidak khawatirkan aku? Apa Kau pikir bekerja pada tengah malam karena
persendianku baik-baik saja? Tubuhku juga sakit.” Kata Nyonya Yoo marah.
“Kita
semua tahu betapa kerasnya Ibu bekerja.” Kata Eun Ji mencoba menenangkan Nyonya
Yoo
“Aku
satu-satunya yang berjuang sepanjang waktu. Kau lenyapkan semua uang kita
karena bisnismu itu. Satu-satunya hal yang kau lakukan hanyalah mengumpulkan
batu-batu tak berguna itu. Kau tidak punya perasaan sama sekali, tapi masih
sangat peduli pada ibumu.” Kata Nyonya Yoo marah
“Baik.
Biarkan dia menjalani operasi... Harus bagaimana aku? Salahku menikah dengan
anak mama... Ambil saja semua uang kita dan gunakan untuk persendian baru ibumu
atau kenapa kau tidak membangun monumen diri untuk dilihat ibumu?” ucap Nyonya
Yoo marah
Duk Mi
tak percaya ibunya bisa berkata seperti itu. Nyonya Yoo mengeluh anaknya itu
berisik menuutnya tak ingin hidup
seperti ini, karena Harapannya itu bekerja di galeri dan pamer seperti Duk Mi
tapi setelah membesarkan Duk Mi
sepanjang hidupnya tapi Duk Mi malah memihak ayahnya.
“Aku sudah
membesarkanmu tanpa pamrih. Aku tidak tahan melihat kalian. Keluar!” ucap
Nyonya Yoo marah
“Kenapa
aku harus keluar? Apa aku orang yang harus keluar begitu saja jika ada yang
menyuruh?” ucap Duk Mi marah. Eun Ki mendengarnya binggung dengan Duk Mi yang
mengatakan hal itu.
“Kau
bilang Pamer di galeri? Kau bahkan tidak tahu bagaimana aku bekerja dan
bagaimana aku diperlakukan di tempat itu. Apa? Orang macam apa yang
memperlakukanmu dengan buruk? Doba Lihat? Deok Mi menjadi seperti ini karena
kau...” ucap Duk Mi dan Eun Ki meminta agar Duk Mi menghentikanya.
“Ayah,
gunakan ini untuk operasi Nenek. Dan Ibu, gunakan ini dan beli sesuatu yang
baik untuk kesehatanmu.” Ucap Duk Mi memberikan kartu kreditnya lalu pamit
pergi.
Eun Ki
binggung akhirnya pamit pergi pada ibunya kalau akan mengantar Du Mi ke luar.
***
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar