PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seung Yi
dan Charles ada di sebuah warnet, Charle memberitahu Seung Yi kalau Seorang
kenalannya membuka kedai tteokbokki di Meksiko, dan itu sangat laris lalu
berpikir mereka untuk pergi ke sana. Seung Yi
mengeluh dengan ucapan Charles.
“Bagaimana
dengan Jung Gook?” kata Seung Yi tak ingin meninggalkan temanya.
“Dia akan
menjalani hidupnya sendiri. Mari kita jalani hidup kita. Sejujurnya, kenapa
kita juga harus menderita di sini? Kau dan aku sebaiknya pergi sekarang
lalu.... “ ucap Charles.
“Kau benar-benar
berengsek, Apa kau tahu itu? Bagaimana kau bisa membicarakan tentang
mengkhianatinya semudah itu? Kau belajar semua hal buruk di usia muda.” Ucap
Seung Yi marah
“Aku
mungkin muda, tapi aku tahu semua hal yang perlu kuketahui. Aku mendengarnya saat
berbicara dengannya tadi. Orang-orang brengsek itu menangkapnya. Dia mungkin
sudah mati dan dikubur di...” kata Charles
Tapi saat
itu Jung Kook datang menyuruh Chalres agar scan semuanya, Seung Yi melihat Jung Kook kelelahan
memberikan minum lalu mengikuti Charles. Jung Kook mencoba menenangkan diri,
saat itu Hoo Ja menelpnya, wajahnya terlihat sangat kesal dan akhirnya
mengangkat telp.
“Apa? Ada
apa? Tamatlah riwayatmu. Tunggu saja. Aku akan mengunggah ini di situs web
polisi dan...” ucap Jung Kook
“Kau bisa
unggah semuanya.” Kata Hoo Ja menantang. Jung Kook terlihat binggung.
“Lakukan
apa pun yang kau inginkan dengan dokumen itu. Tapi aku tidak akan mati
sendirian. Itu sebabnya aku sedang berada di Kantor Polisi Seowon.” Ucap Hoo Ja
yang sudah ada didepan "Kantor
Polisi Seowon"
“Aku
datang untuk memberi tahu Kim Mi Young, jati dirimu yang sebenarnya dan
penipuan apa yang kau lakukan. Lalu kau akan dipenjara oleh istrimu sendiri....
Yang Jung Gook... Kau sudah melalui banyak hal karena aku.” Ucap Hoo Ja.
Jung Kook
panik meminta agar tunggu. Sebentar. Hoo Ja pikir agar mereka jatuh bersama ke
dalam selokan kotor. Jung Kook makin
panik mengetahui Hoo Ja ada di depan kantor polisi lalu berteriak marah.
Di kantor
polisi
Mi Young
sedang makan malam dengan timnya. Detektif Lee terlihat sedikit kesal dan tidak
mengerti, Kenapa mereka tiba-tiba membatalkan kontraknya, bahkan Sudah ditandatangani tapi Kenapa mereka
mundur dan Itu membuatnya berpikir.
“Tidak
semuanya harus masuk akal... Kalau begitu, kita pasti sudah menangkap semua
penjahat di luar.” Ucap Mi Young seperti
mencoba menahan diri agar tak marah.
Saat itu
Detektif Na meihat ada yang datang dan meminta Mi Young bisa melihatnya. Hoo Ja datang menemui Mi Young, dengan
percaya diri pasti mengenalnya dan belum lama bertemu. Mi Young mengaku sangat
mengenalnya dengan memanggil nama Nona Park Hoo Ja.
“Ya,
tentu saja. Sudah seharusnya kau ingat. Aku tahu kau menyelidiki aku. Kau punya
fotoku di sana.” Ucap Hoo Ja menunjuk ke arah papan tulis.
“Kenapa
kau memasang foto yang tidak berguna? Kenapa kau memasang foto orang lain?”
ucap Detektif Lee bergegas melepaskan foto Hoo Ja dengan Detektif Park.
“Kenapa
sikapmu sangat canggung? Biarkan saja. Akan menyulitkan untuk memasangnya
kembali.” ucap Hoo Ja menyindir.
“Kenapa
kau datang ke sini? Jangan bilang kau menyerahkan diri.” Ucap Mi Young
membalas.
“Aku
tidak melakukan kesalahan. Jadi, aku tidak bisa melakukan itu. Karena kau
menyelidiki aku, maa aku juga menyelidikimu sedikit, dan rupanya suamimu adalah
Yang Jung Gook.” Kata Hoo Ja. Mi Young terdiam.
Di
warnet, Charles datang memberitahu kalau sudah selesai memindainya dan bertanya
apakah harus mengunggahnya atau tidak. Jung Kook hanya bisa diam saja.
Sementara di kantor polisi, Hoo Ja mengetahui Warga Pemberani Yang Jung Gook
dan sudah melihatnya di TV.
“Kau
pasti senang punya suami seperti itu.” Ucap Hoo Ja menyindir. Mi Young pikir Hoo Ja ingin mengancamnya
"Jika
kau mencari masalah denganku, aku akan melukai suamimu, jadi, jangan bertindak."
Apakah itu...” kata Mi Young. Ho Ja mengaku bukan seperti itu.
“Aku
sangat iri kepadamu... Suamimu adalah Warga Pemberani. Ini Keren sekali. Tapi
benarkah dia seperti itu dalam kehidupan nyata? Apa Dia tidak tahan melihat
ketidakadilan?” sindir Hoo Ja.
“Dengar,
Nona Park Hoo Ja.” Tegas Mi Young, Jung Kook terlihat kebingungan.
Charles
bertanya apakah harus mengunggah atau tidak dan meminta agar memberitahukanya.
Jung Kook berteriak marah menyuruh agar diam karena ingin berpikir lebih dulu,
seperti harus memikirkan apa pilihanya.
“Aku
tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi jangan lakukan ini. Kau menggangu
penegakan hukum sekarang. Lalu Kau bisa dituntut.” Tegas Mi Young
“Kau
kurang mengenali suamimu. Teman-temanku yang sudah menikah berkata mereka tidak
bisa sepenuhnya mengenali suami mereka. Bagiamana denganmu? Apakah kamu tahu
persis apa yang Yang Jung Gook...” kata Hoo Ja yang langsung disela oleh Mi
Young
“ Apa kau
bosan? Enyahlah dan hentikan omong kosongmu.” Kata Mi Young
“Setahuku,
kau tidak tahu seperti apa jati diri asli suamimu.” Ucap Hoo Ja
“Kesabaranku
sudah habis. Detektif Koo...” kata Mi Young pada anak buahnya seperti tak ingin
mendengarnya.
“Begitulah
orang-orang sepertimu... Kau hanya melihat...” ucap Hoo Ja. Mi Young langsung
menyuruh anak buahnya kembali.
“Bawa
wanita ini dan tahan dia di sel.” Ucap Mi Young. Dua detektif pria terlihat
binggung.
“Kau
kurang memiliki kecurigaan... Kau tidak pernah mencurigai suamimu, kan?” sindir
Hoo Ja.
Mi Young
tak bisa menahan amarahnya berteriak marah agar menahan Hoo Ja di sel, karena mengganggu
penegakan hukum sekarang. Hoo Ja memperingatkan Mi Young agar Jangan terlalu
memercayai orang arena Mi young yang akan terluka walaupun sudah sering
terluka.
Mi Young
pun berteriak marah sambil berdiri, semua hanya bisa terdiam. Jung Kook di
warnet pun berteriak marah meminta Charles menunggu karena masih berpikir. Mi
Young meminta Hoo Ja agar Hati-hati dengan ucapanya karena mungkin akan
memukulnya.
“Suamimu
adalah penipu... Suamimu, Warga Pemberani Yang Jung Gook...” ucap Hoo Ja lalu
saat itu "Yang Jung Gook"
Hoo Ja
menatap Mi Young dan akhirnya mengangakt telp, Jung Kook bertanya keberadaanya
sekarang. Hoo Ja pikir kalau Jung Kook
pasti tahu keberadaanya. Jung Kook mengajak untuk bertemu. Hoo Ja pun mengajak
untuk pergi sekarang.
“Aku
harus berhenti jika tidak ingin ditahan... Satu hal lagi. Jangan coba-coba
memborgolku kecuali memegang tanganku. Lagi pula kau tidak akan bisa menahanku.
Apa Ingin tahu kenapa?” kata Hoo Ja berjalan mendekati Mi Young
“Seorang
anggota timmu adalah bayaranku.” Bisik Hoo Ja. Mi Young hanya bisa terdiam
“Apa yang
dia bicarakan? Siapa yang dia sebut penipu? Ayo Pasang kembali.” ucap Detektif
Lee setelah melihat Hoo Ja meninggalkan kantor polisi. Mi Young hanya bisa
terdiam.
Jung Kook
masuk restoran memberikan semua berkas di atas meja. Hoo Ja pikir Jung Kook itu
berutang sesuatu kepadanya, Jung Kook hanya diam dan berdiri terlihat sangat
marah. Hoo Ja menyuruh Jung Kook makanlah sesuatu.
“Kau
pasti lapar karena melakukan pertunjukan itu sepanjang hari.” Ucap Jung Kook
menahan amarah.
“Aku
tidak lapar... Sudah kuserahkan, jadi, aku akan pergi sekarang.” Kata Jung
Kook.
Saat itu
Joo Myung datang dan langsung mencengkram baju Jung Kook berteriak marah, mengulang
kata-kata Jung Kook kalau Calon Anggota Majelis tidak bisa menipu orang Tapi
Jung Kook menipu seorang Anggota Majelis
“Dia
orang gila! Kau orang gila! Hei. Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Apa
maksudmu? Kenapa aku melakukan ini kepadamu?” kata Joo Myung marah. Jung Kook
pikir itulah hubungan mereka.
“Kalian
bisa berkelahi nanti... Mari kita memulai bisnis kita... Ucap Hoo Ja. Jung Kook
menyuruh agar melepaskanya dan Keduanya akhirnya duduk bersama.
“Kau tahu
apa ini, kan?” ucap Hoo Ja memperlihatkan berkas ditanganya. Joo Myung tahu dan
akan mengambilnya, tapi Hoo Ja menahanya.
“Ini
situasinya... Kau harus menjadikan dia Anggota Majelis. Jika kau setuju, maka aku
akan mengakhiri kejadian hari ini sendiri. Jika kau menolaknya, maka aku akan
menyebarkan ini ke setiap koran dan stasiun berita.” Ucap Hoo Ja mengancam.
“Hei,
Pimpinan Park... Itu tidak lucu.” Kata Joo Myung. Hoo Ja menegaskan kalau tidak
bergurau.
“Kau
bilang biaya untuk membesarkan anak bungsumu mahal. Bekerjalah dan kumpulkan
uang untuk susu bayi.” Sindir Hoo Ja. Joo Myung marah bertanya Apa yang hendak Hoo
Ja...
“Benar...
Seharusnya kau mendengarkan saat aku meminta tolong.. Tapi Apa ini? Kau diperas
oleh wanita berengsek yang masih muda.” Ucap Hoo Ja marah
“Nilailah
dengan bijaksana. Jika ini tersebar, itu tidak hanya akan merugikan aku... Kau
juga...” teriak Joo Myung
“Aku
yakin, aku juga dirugikan. Namun, sementara aku dirugikan, maka kau akan mati.
Kau tidak akan bisa mengikuti pemilihan tahun depan meski memenuhi syarat.
Apakah kau akan pensiun dari politik sekarang Atau kau akan tetap melanjutkan setelah
memasukkan dia ke Majelis? Itu pilihanmu.” Kata Hoo Ja.
Joo Myung
tak percaya Hoo Ja sekarang mengancamnya dan
seberengsek ini. Hoo Ja merasa Joo Myung Jangan berpikir untuk mati
bersama jadi menyuruh agar berpikirkanlah tentang hidup karena Kehidupan
politiknya hanya datang sekali. Joo Myung menegaskan akan melakukannya.
“Jika kau
meminta, maka tentu akan kuturuti. Tapi apa pun yang kulakukan, menjadikan
seorang penipu sebagai Anggota Majelis...” kata Joo Myung disela oleh Hoo Ja.
“Cukup...
Jangan mengatakan itu tanpa mencobanya... Lalu Berikutnya. Kau. Apakah kau punya
kartu lain untuk dimainkan? Apakah ada hal lain yang akan kau gunakan untuk
mempermainkan aku?” ucap Hoo Ja pada Jung Kook.
Jung Kook
mengelengkan kepala. Hoo Ja memujinya, menurutnya mereka sudah sehati dan
sepikiran, lalu meminta Izin mengatakan ini karena khawatir, menegaskan Mulai
sekarang, jangan berpikir tentang membohonginya, memanfaatkannya, mempermainkanya,
atau mengkhianatinya.
“Jika kau
ingin memikirkannya saja, pertaruhkan nyawamu lebih dahulu. Maka aku akan
membiarkan kau melakukannya. Jadi Silakan pergi.” ucap Hoo Ja lalu pergi lebih
dulu dengan berkas ditanganya.
Joo Myung
langsung menyalahkan Jung Kook kalau itu salahnya, Jung Kook pikir hanya melihat apa yang
dibutuhkan dan menurutnya Joo Myung melakukan hal yang sama dan melihat uang.
Joo Myung mengelak kalau tak mungkin itu sama seperti tak percaya Jung Kook
bisa melakukannya.
“Aku
tidak punya pilihan... Aku lebih takut jika istriku, Mi Young, mendapati bahwa
aku penipu daripada mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis... Aku baru
menyadari itu. Bodoh sekali.” kata Jung Kook
“Jadi, apa
kau akan mengikuti pemilihan? Untuk Majelis Nasional? Kau? Apa kau bersungguh-sungguh?”
ucap Joo Myung tak percaya.
“Apakah
ada cara untuk menghindarinya? Akankah kau menyelamatkan aku dan istriku?” kata
Jung Kook frustasi
“Dari
semua orang... Bagaimana aku bisa terhubung dengan para bedebah ini?” keluh Joo
Myung
“Kau
bilang kehidupan akan kembali ke titik awal. Kau dan aku kembali ke titik awal.”
Ucap Jung Kook
“Kenapa
kamu menggunakan metafora itu di sini? Kita tidak berada di titik awal... Kita
malah mundur. Mundur...” jerit Joo Myung kesal
“Tidak
ada pilihan lain... Aku akan mengikuti pemilihan Majelis untuk bertahan, dan aku
akan menang untuk bertahan. Mari kita lakukan ini. Mari kita pergi ke Majelis.”
Ucap Jung Kook mencoba yakin.
Di luar
gedung, Tuan Yang kedinginan bersama dengan Mi Jin dan Ha Ro.. Tuan Yang
bertanya apakah Jung Gook masih belum menelepon. Mi Jin mengaku Belum. Tuan
Yang mengumpat marah. Ha Roo kembali memberitahu ibunya kalau harus buang air
kecil.
“Pergilah
dengan Kakek dan Berpura-puralah tidak mengenalnya. Dia orang jahat. Dia
peni...” ucap Mi Jin dan Tuan Yang langsung memiting kepala anaknya. Mi Jin pun
hanya bisa berteriak meminta sang ayah agar menghentikanya.
Kantor
polisi
Mi Young
hanya terdiam di meja kerjanya. Detektif Lee mengoceh kalau lahir dari keluarga
miskin dan kehilangan ayahnya saat usia sembilan tahun lalu Dari usia 15 tahun
sudah melakukan berbagai jenis pekerjaan...
“Hei... Kenapa
Tim Dua membawa surat ini dari debitur? Menyedihkan membaca ini sambil bekerja
bahkan Melihatnya saja sudah menyedihkan.” Ucap Detektif Lee
“Tetap
saja, karena ini disita dari kantor mereka, periksalah dengan teliti. Kita
mungkin akan menemukan bukti kejahatan di sana. Ini tergantung pada nasib kita
sekarang... Kepala dan kaki kita sudah lelah.” Kata Detektif Koo.
“Baik.
Coba kulihat.. Aku lahir... Dia kehilangan orang tuanya saat berusia
sembilan... Kenapa semua orang berasal dari latar belakang miskin? Apa Orang
tuanya meninggal saat usianya sembilan tahun? Hei. Sembilan. Sembilan. Apakah
itu kutukan sembilan?” ucap Detektif Lee mengeluh
“Detektif
Na, apa kau menemukan sesuatu?” tanya Detektif Lee. Detektif Na hanya terdiam.
“Kenapa
kau tidak menjawabku? Apakah kau menemukan sesuatu dari video keamanan...
Hei... Apa kau tidur?” teriak Detektif Lee. Detektif Na hanya diam saja.
“Hei, Coba
lihat dia tidur dengan mata terbuka... Aku melihat itu sebelumnya. Apakah dia
tidur... Hei! Na Bo Yun! “ teriak Detektif Lee. Akhirnya Detektif Na terbangun
dan langsung meminta maaf.
“Aku
tidak tidur nyenyak semalam... Aku akan bekerja keras.” Kata Detektif Na yang
bisa tidur dengan mata terbuka.
“Lupakan
ini... Aku tidak bisa melakukan ini... Aku akan jujur. Park Hoo Ja memberitahuku
bahwa seseorang di sini menerima suap darinya. Tapi memikirkan itu membuatku
terus mencurigai kalian. Tidak bisa memercayai orang yang harus kupercayai
membuatku tidak bisa bekerja.” Kata Mi Young
“Jadi,
izinkan aku membuat permintaan ini” pada detektif kita, keluargaku, yang harus
kupercaya dan kuajak bekerja sama. Siapa pun dari kalian yang menerima suap
darinya, jangan lakukan itu lagi, Kembalilah kepada kita. Mengkhianati keluarga
demi sedikit uang itu memalukan.” Kata Mi Young
Detektif
Lee meminta Mi Young agar menatapnya, Detektif Na dan Detektif Koo bingung.
Mi Young
pulang ke rumah terlihat kebingungan, Jung Kook menyapa istrinya yang baru
pulang menyuruh agar mandi lalu makan.
Mi Young binggung tapi akhirnya mereka duduk dimeja makan, Jung Kook membuatkan
sup ikan pedas.
“Aku
berusaha sebaik mungkin, tapi aku tidak tah apakah rasanya lezat. Jadi Cobalah”
ucap Jung kook berusaha ramah.
“Aku
berterima kasih kamu memasak makan malam seperti ini, tapi... Katakan saja.”
Kata Mi Young merasa ada yang aneh. Jung Kook terlihat gugup.
“Aku
detektif. Aku tahu ada sesuatu... Jadi Apa itu?” ucap Mi Young dengan tegas
“Kau
tahu, sebenarnya aku berencana mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis.”
Akui Jung Kook. Mi Young kaget berpikir Jung Kook sedang bergurau.
“Aku
tidak bergurau.” Kata Jung Kook. Tapi Mi Young pikir Jung Kook memang bergurau.
Jung Kook menegaskan kalau ucapan Tidak bergurau.
“Apa Kau
akan mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis?” kata Mi Young masih tak
percaya
“Ya, itu
terjadi begitu saja.” Akui Jung Kook. Mi Young ingin tahu alasan melakukan itu
“Untuk
melayani rakyat.” Kata Jung Kook. Mi Young yakin Jung Kook memang bergurau.
Jung Kook menegaskan kalau tidak bergurau.
“Apa Kau
bersungguh-sungguh? Apa Kau akan mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis?
Apa kau sudah gila?” ucap Mi Young masih tak percaya. Jung Kook mengaku tidak
seperti itu.
“Apa kau
dipilih?” tanya Mi Young, Jung Kook mengaku tidak tapi mengikuti pemilihan
secara independen.
“Kau
bilang, Independen? Apa Kau sungguh berpikir kau bisa menang?” kata Mi Young
seperti tak percaya
“Aku
harus melakukannya. Akan kupastikan kau tidak terluka.” Ucap Jung Kook
menyakinkan.
“Jadi Ini
diskusi atau notifikasi?” kata Mi Young, Jung Kook menegaskan kalau ini Permintaan.
“Jadi,
itu notifikasi... Baik. Ikuti pemilihan Anggota Majelis dan kau Larilah juga
dari sini.” Ucap Mi Young masuk kamar.
Jung Kook
mengitungnya memita agar mendengarkan ucapanya dengan tenang lalu mengajak
mereka untuk membicarakan ini. Mi Young tak peduli langsung memasukan baju ke
dalam koper. Jung Kook mengingat ucapan Sang Ji
mengikuti pemilihan Anggota Majelis karena sudah belajar di sekolah
semaksimal mungkin.
“Aku
belajar di sekolah semaksimal mungkin, kan? Aku ingin mempelajari dunia sekarang...
Aku ingin mempelajari dunia, itu alasannya. Buku mengatakan dunia akan menjadi
lebih baik dengan seperti ini, tapi tidak mengatakan alasan beberapa orang
tersingkirkan.” Ucap Jung Kook
“Meskipun
benar, bagaimana mungkin membaca bisa membantu? Aku tidak melihatnya sendiri. Itu
sebabnya aku ingin terjun ke dalam politik. Aku ingin menemui mereka sendiri
dan mencari tahu siapa yang melukai mereka, bagaimana dan kenapa mereka sedih.”
Jelas Jung Kook
“Aku
ingin tahu hal-hal seperti itu. Akan bagus jika aku bisa menyelesaikan ini
untuk mereka. Kau setuju, bukan?” kata Jung Kook melihat Mi Young sudah mengemas
baju Jung Kook dan menaruh didepan pintu.
“Kenapa
menurutmu aku tersingkirkan? Menurutmu siapa yang melukaiku dan kenapa aku
sedih? Kenapa kau ingin membantu orang yang tidak bisa kau lihat? Bagaimana
dengan masalahku? Kau melihatku setiap hari.” Ucap Mi Young marah
“Kenapa
percakapan kita beralih ke arah ini? Mi Young, aku akan menjadi lebih baik. Jadi,
jangan mengatakan itu lagi.” Kata Jung Kook
“Jangan
mengatakan itu? Lagi? Kau selalu melakukan itu. Kau berbuat semaumu dan
mengakhirinya semaumu.” Keluh Mi Young. Jung Kook pikir bukan seperti itu.
“Aku
punya alasannya.” Ucap Jung Kook. Mi Young mengaku juga punya alasan dan ingin
tahu apa alasan Jung Kook.
“Apa
alasanmu mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis?” tanya Mi Young
“Aku
punya alasan! Itu bukan urusanmu!” tegas Jung Kook. Mi Young mengeluh Jung Kook
yang mengatakan hal itu lagi.
“Kau
bilang, Itu bukan urusanku lagi? Kenapa kau selalu marah mendengar perkataanku?
Kenapa kau melakukan itu? Kau tidak mengizinkan aku bicara. Apa yang harus
kuketahui? Pernahkah kau berkonsultasi denganku saat membuat keputusan?”keluh
Mi Young kesal
“Terlepas
dari menjadi Warga Pemberani, kau memutuskan terkait wawancara dan lain
sebagainya dan hanya memberitahuku setelahnya. Aku berulang kali memberitahumu bahwa
aku tidak suka, bahwa aku merasa tidak nyaman, bahwa itu terlalu berat bagiku,
tapi...” Ucap Mi Young meluapkan emosinya
“Kamu
hanya meminta maaf, tapi bertindak semaumu, Kali ini Majelis? Apa aku tidak
berarti bagimu?” ucap Mi Young tak percaya.
“Baiklah...
Selagi kita membahas ini, izinkan aku mengatakan sesuatu. Pernahkah kau mendiskusikan
sesuatu denganku dahulu? Apa Kau memberikan dukungan untuk Kejahatan
Intelektual? Apa Kau hanya menyiapkan dokumen untuk mereka? Apa kau pikir aku
bodoh?” kata Jung Kook marah
“Kau
melakukannya karena kau menginginkannya.Kau tidak berkonsultasi denganku. Kau
memutuskannya sendiri!Tapi apa kau menyalahkan aku? Kau juga bertindak semaumu!
Kenapa hanya aku yang jahat di sini?” kata Jung Kook akhirnya tak bisa menahan
emosi
“Untuk
bertahan... Aku melakukannya untuk bertahan...Awalnya, aku bekerja untuk
menafkahi. Tapi setelah beberapa waktu, aku merasa hidup saat bekerja. Lalu aku
bertemu denganmu, dan aku menyukaimu lebih dari pekerjaan. Jadi, aku menyingkirkannya
untuk hidup denganmu” jelas Mi Young
“Tapi
begitu aku hidup denganmu, suamiku menyingkirkan aku. Aku tidak bisa makan
dengan baik selama dua tahun pernikahan kita. Kau selalu menutup diri dan raut
wajahmu aneh. Itu membuatku terlalu takut
untuk...” ucap Mi Young berhenti sejenak.
“Maka aku
melakukannya karena aku merasa aku akan mati jika tetap seperti ini. Maaf karena
aku tidak memberitahumu... Tapi itulah yang terjadi.” Akui Mi Young sambil
menangis.
“Sebelum
menikah, aku bertanya-tanya kenapa pasangan menyimpan rahasia. Aku menghakimi
mereka dan berkata mereka harus jujur serta berkomunikasi... Tapi aku salah... Mereka
tidak ingin membuat rahasia. Itu karena kau melewatkan waktu yang tepat untuk
memberi tahu.” Jelas Mi Young
“Kau
kehilangan kesempatan dan orang tersebut. Jika kau mengikuti pemilihan sebagai
Anggota Majelis, pergilah. Jika tidak, aku yang akan pergi.” ucap Mi Young
Jung Kook
hanya bisa terdiam, Mi Young akhirnya tertidur dikamarnya dan dan Jung Kook
hanya duduk di pinggir tempat tidur sambil berpikir. Akhirnya pagi datang, Jung
Kook masih terjaga dengan posisi yang sama dan akan pergi.
“Jangan
pergi... Jangan pergi... Tinggallah di sini... Aku akan pergi untuk bertahan.” Ucap
Mi Young dibalik tempat tidurnya. Jung Kook memilih untuk pergi sambil meminta
maaf. Mi Young terlihat hanya bisa menangis melihat Jung Kook yang pergi.
Jung Kook
terlihat di depan layar TV memberikan pernyataan didepan wartawan kepada
Masyarakat Seowon mengaku Warga Pemberani, bernama Yang Jung Gook.
“Politisi
kita telah mengecewakan masyarakat dengan
perpecahan dan ketidakkompetenan... Aku juga, sebagai rakyat Korea, kecewa ....
” ucap Jung Kook
Mi Young
seperti tak peduli di ruanganya. Detektif Na memanggil agar Mi Young bisa melihat
ini. Mi Young bertanya ada apa dan mendekati layar komputer, matanya terlihat
kaget.
“Ini dari
kamera lobi Baekkyung Capital... Tanggal 3 April pukul 1.00” ucap Detektif Na.
Mi Young tak percaya melihat wajah Jung Kook ada dilayar.
“Karena
itu aku ada di sini... Aku akan mengubah politik Korea yang dinodai oleh
ketidakkompetenan. Aku akan lebih mendekati dan berempati dengan masyarakat. Aku
sudah memperhatikan penderitaan yang kalian rasakan dari dekat selama bertahun-tahun.”
Ucap Jung Kook
“Aku
yakin kalian akan memperlihatkan kepadaku bahwa aku bisa memercayai kalian
terkait hal ini. Aku yakin jika aku memercayai kalian dan memperlihatkan kepada
kalian janji dan ketulusanku berdasarkan hal itu.”ucap Jung Kook. Mi Young
menatap tak percaya kalau Jung Kook ikut dalam kasus Hoo Ja.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar