PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 17 April 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 10

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Seung Yi dan Charles ada di sebuah warnet, Charle memberitahu Seung Yi kalau Seorang kenalannya membuka kedai tteokbokki di Meksiko, dan itu sangat laris lalu berpikir mereka untuk pergi ke sana. Seung Yi  mengeluh dengan ucapan Charles.
“Bagaimana dengan Jung Gook?” kata Seung Yi tak ingin meninggalkan temanya.
“Dia akan menjalani hidupnya sendiri. Mari kita jalani hidup kita. Sejujurnya, kenapa kita juga harus menderita di sini? Kau dan aku sebaiknya pergi sekarang lalu.... “ ucap Charles.  
“Kau benar-benar berengsek, Apa kau tahu itu? Bagaimana kau bisa membicarakan tentang mengkhianatinya semudah itu? Kau belajar semua hal buruk di usia muda.” Ucap Seung Yi marah
“Aku mungkin muda, tapi aku tahu semua hal yang perlu kuketahui. Aku mendengarnya saat berbicara dengannya tadi. Orang-orang brengsek itu menangkapnya. Dia mungkin sudah mati dan dikubur di...” kata Charles

Tapi saat itu Jung Kook datang menyuruh Chalres agar scan semuanya,  Seung Yi melihat Jung Kook kelelahan memberikan minum lalu mengikuti Charles. Jung Kook mencoba menenangkan diri, saat itu Hoo Ja menelpnya, wajahnya terlihat sangat kesal dan akhirnya mengangkat telp.
“Apa? Ada apa? Tamatlah riwayatmu. Tunggu saja. Aku akan mengunggah ini di situs web polisi dan...” ucap Jung Kook
“Kau bisa unggah semuanya.” Kata Hoo Ja menantang. Jung Kook terlihat binggung.
“Lakukan apa pun yang kau inginkan dengan dokumen itu. Tapi aku tidak akan mati sendirian. Itu sebabnya aku sedang berada di Kantor Polisi Seowon.” Ucap Hoo Ja yang sudah ada didepan  "Kantor Polisi Seowon"
“Aku datang untuk memberi tahu Kim Mi Young, jati dirimu yang sebenarnya dan penipuan apa yang kau lakukan. Lalu kau akan dipenjara oleh istrimu sendiri.... Yang Jung Gook... Kau sudah melalui banyak hal karena aku.” Ucap Hoo Ja.
Jung Kook panik meminta agar tunggu. Sebentar. Hoo Ja pikir agar mereka jatuh bersama ke dalam selokan kotor. Jung Kook  makin panik mengetahui Hoo Ja ada di depan kantor polisi lalu berteriak marah. 



Di kantor polisi
Mi Young sedang makan malam dengan timnya. Detektif Lee terlihat sedikit kesal dan tidak mengerti, Kenapa mereka tiba-tiba membatalkan kontraknya, bahkan  Sudah ditandatangani tapi Kenapa mereka mundur dan Itu membuatnya berpikir.
“Tidak semuanya harus masuk akal... Kalau begitu, kita pasti sudah menangkap semua penjahat di luar.” Ucap Mi  Young seperti mencoba menahan diri agar tak marah.
Saat itu Detektif Na meihat ada yang datang dan meminta Mi Young bisa melihatnya.  Hoo Ja datang menemui Mi Young, dengan percaya diri pasti mengenalnya dan belum lama bertemu. Mi Young mengaku sangat mengenalnya dengan memanggil nama Nona Park Hoo Ja.
“Ya, tentu saja. Sudah seharusnya kau ingat. Aku tahu kau menyelidiki aku. Kau punya fotoku di sana.” Ucap Hoo Ja menunjuk ke arah papan tulis.
“Kenapa kau memasang foto yang tidak berguna? Kenapa kau memasang foto orang lain?” ucap Detektif Lee bergegas melepaskan foto Hoo Ja dengan Detektif Park.
“Kenapa sikapmu sangat canggung? Biarkan saja. Akan menyulitkan untuk memasangnya kembali.” ucap Hoo Ja menyindir.
“Kenapa kau datang ke sini? Jangan bilang kau menyerahkan diri.” Ucap Mi Young membalas.
“Aku tidak melakukan kesalahan. Jadi, aku tidak bisa melakukan itu. Karena kau menyelidiki aku, maa aku juga menyelidikimu sedikit, dan rupanya suamimu adalah Yang Jung Gook.” Kata Hoo Ja. Mi Young terdiam. 



Di warnet, Charles datang memberitahu kalau sudah selesai memindainya dan bertanya apakah harus mengunggahnya atau tidak. Jung Kook hanya bisa diam saja. Sementara di kantor polisi, Hoo Ja mengetahui Warga Pemberani Yang Jung Gook dan sudah melihatnya di TV.
“Kau pasti senang punya suami seperti itu.” Ucap Hoo Ja menyindir.  Mi Young pikir Hoo Ja ingin mengancamnya
"Jika kau mencari masalah denganku, aku akan melukai suamimu, jadi, jangan bertindak." Apakah itu...” kata Mi Young. Ho Ja mengaku bukan seperti itu.
“Aku sangat iri kepadamu... Suamimu adalah Warga Pemberani. Ini Keren sekali. Tapi benarkah dia seperti itu dalam kehidupan nyata? Apa Dia tidak tahan melihat ketidakadilan?” sindir Hoo Ja.
“Dengar, Nona Park Hoo Ja.” Tegas Mi Young, Jung Kook terlihat kebingungan. 

Charles bertanya apakah harus mengunggah atau tidak dan meminta agar memberitahukanya. Jung Kook berteriak marah menyuruh agar diam karena ingin berpikir lebih dulu, seperti harus memikirkan apa pilihanya.
“Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi jangan lakukan ini. Kau menggangu penegakan hukum sekarang. Lalu Kau bisa dituntut.” Tegas Mi Young
“Kau kurang mengenali suamimu. Teman-temanku yang sudah menikah berkata mereka tidak bisa sepenuhnya mengenali suami mereka. Bagiamana denganmu? Apakah kamu tahu persis apa yang Yang Jung Gook...” kata Hoo Ja yang langsung disela oleh Mi Young
“ Apa kau bosan? Enyahlah dan hentikan omong kosongmu.” Kata Mi Young
“Setahuku, kau tidak tahu seperti apa jati diri asli suamimu.” Ucap Hoo Ja
“Kesabaranku sudah habis. Detektif Koo...” kata Mi Young pada anak buahnya seperti tak ingin mendengarnya.
“Begitulah orang-orang sepertimu... Kau hanya melihat...” ucap Hoo Ja. Mi Young langsung menyuruh anak buahnya kembali.
“Bawa wanita ini dan tahan dia di sel.” Ucap Mi Young. Dua detektif pria terlihat binggung.
“Kau kurang memiliki kecurigaan... Kau tidak pernah mencurigai suamimu, kan?” sindir Hoo Ja.
Mi Young tak bisa menahan amarahnya berteriak marah agar menahan Hoo Ja di sel, karena mengganggu penegakan hukum sekarang. Hoo Ja memperingatkan Mi Young agar Jangan terlalu memercayai orang arena Mi young yang akan terluka walaupun sudah sering terluka.
Mi Young pun berteriak marah sambil berdiri, semua hanya bisa terdiam. Jung Kook di warnet pun berteriak marah meminta Charles menunggu karena masih berpikir. Mi Young meminta Hoo Ja agar Hati-hati dengan ucapanya karena mungkin akan memukulnya.
“Suamimu adalah penipu... Suamimu, Warga Pemberani Yang Jung Gook...” ucap Hoo Ja lalu saat itu "Yang Jung Gook"
Hoo Ja menatap Mi Young dan akhirnya mengangakt telp, Jung Kook bertanya keberadaanya sekarang.  Hoo Ja pikir kalau Jung Kook pasti tahu keberadaanya. Jung Kook mengajak untuk bertemu. Hoo Ja pun mengajak untuk pergi sekarang.
“Aku harus berhenti jika tidak ingin ditahan... Satu hal lagi. Jangan coba-coba memborgolku kecuali memegang tanganku. Lagi pula kau tidak akan bisa menahanku. Apa Ingin tahu kenapa?” kata Hoo Ja berjalan mendekati Mi Young
“Seorang anggota timmu adalah bayaranku.” Bisik Hoo Ja. Mi Young hanya bisa terdiam
“Apa yang dia bicarakan? Siapa yang dia sebut penipu? Ayo Pasang kembali.” ucap Detektif Lee setelah melihat Hoo Ja meninggalkan kantor polisi. Mi Young hanya bisa terdiam. 

Jung Kook masuk restoran memberikan semua berkas di atas meja. Hoo Ja pikir Jung Kook itu berutang sesuatu kepadanya, Jung Kook hanya diam dan berdiri terlihat sangat marah. Hoo Ja menyuruh Jung Kook makanlah sesuatu.
“Kau pasti lapar karena melakukan pertunjukan itu sepanjang hari.” Ucap Jung Kook menahan amarah.
“Aku tidak lapar... Sudah kuserahkan, jadi, aku akan pergi sekarang.” Kata Jung Kook. 

Saat itu Joo Myung datang dan langsung mencengkram baju Jung Kook berteriak marah, mengulang kata-kata Jung Kook kalau Calon Anggota Majelis tidak bisa menipu orang Tapi Jung Kook menipu seorang Anggota Majelis
“Dia orang gila! Kau orang gila! Hei. Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Apa maksudmu? Kenapa aku melakukan ini kepadamu?” kata Joo Myung marah. Jung Kook pikir itulah hubungan mereka.
“Kalian bisa berkelahi nanti... Mari kita memulai bisnis kita... Ucap Hoo Ja. Jung Kook menyuruh agar melepaskanya dan Keduanya akhirnya duduk bersama.
“Kau tahu apa ini, kan?” ucap Hoo Ja memperlihatkan berkas ditanganya. Joo Myung tahu dan akan mengambilnya, tapi Hoo Ja menahanya.
“Ini situasinya... Kau harus menjadikan dia Anggota Majelis. Jika kau setuju, maka aku akan mengakhiri kejadian hari ini sendiri. Jika kau menolaknya, maka aku akan menyebarkan ini ke setiap koran dan stasiun berita.” Ucap Hoo Ja mengancam.
“Hei, Pimpinan Park... Itu tidak lucu.” Kata Joo Myung. Hoo Ja menegaskan kalau tidak bergurau.
“Kau bilang biaya untuk membesarkan anak bungsumu mahal. Bekerjalah dan kumpulkan uang untuk susu bayi.” Sindir Hoo Ja. Joo Myung marah bertanya Apa yang hendak Hoo Ja...
“Benar... Seharusnya kau mendengarkan saat aku meminta tolong.. Tapi Apa ini? Kau diperas oleh wanita berengsek yang masih muda.” Ucap Hoo Ja marah
“Nilailah dengan bijaksana. Jika ini tersebar, itu tidak hanya akan merugikan aku... Kau juga...” teriak Joo Myung
“Aku yakin, aku juga dirugikan. Namun, sementara aku dirugikan, maka kau akan mati. Kau tidak akan bisa mengikuti pemilihan tahun depan meski memenuhi syarat. Apakah kau akan pensiun dari politik sekarang Atau kau akan tetap melanjutkan setelah memasukkan dia ke Majelis? Itu pilihanmu.” Kata Hoo Ja.
Joo Myung tak percaya Hoo Ja sekarang mengancamnya dan  seberengsek ini. Hoo Ja merasa Joo Myung Jangan berpikir untuk mati bersama jadi menyuruh agar berpikirkanlah tentang hidup karena Kehidupan politiknya hanya datang sekali. Joo Myung menegaskan akan melakukannya.
“Jika kau meminta, maka tentu akan kuturuti. Tapi apa pun yang kulakukan, menjadikan seorang penipu sebagai Anggota Majelis...” kata Joo Myung disela oleh Hoo Ja.
“Cukup... Jangan mengatakan itu tanpa mencobanya... Lalu Berikutnya. Kau. Apakah kau punya kartu lain untuk dimainkan? Apakah ada hal lain yang akan kau gunakan untuk mempermainkan aku?” ucap Hoo Ja pada Jung Kook.
Jung Kook mengelengkan kepala. Hoo Ja memujinya, menurutnya mereka sudah sehati dan sepikiran, lalu meminta Izin mengatakan ini karena khawatir, menegaskan Mulai sekarang, jangan berpikir tentang membohonginya, memanfaatkannya, mempermainkanya, atau mengkhianatinya.
“Jika kau ingin memikirkannya saja, pertaruhkan nyawamu lebih dahulu. Maka aku akan membiarkan kau melakukannya. Jadi Silakan pergi.” ucap Hoo Ja lalu pergi lebih dulu dengan berkas ditanganya. 




Joo Myung langsung menyalahkan Jung Kook kalau itu salahnya,  Jung Kook pikir hanya melihat apa yang dibutuhkan dan menurutnya Joo Myung melakukan hal yang sama dan melihat uang. Joo Myung mengelak kalau tak mungkin itu sama seperti tak percaya Jung Kook bisa melakukannya.
“Aku tidak punya pilihan... Aku lebih takut jika istriku, Mi Young, mendapati bahwa aku penipu daripada mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis... Aku baru menyadari itu. Bodoh sekali.” kata Jung Kook
“Jadi, apa kau akan mengikuti pemilihan? Untuk Majelis Nasional? Kau? Apa kau bersungguh-sungguh?” ucap Joo Myung tak percaya.
“Apakah ada cara untuk menghindarinya? Akankah kau menyelamatkan aku dan istriku?” kata Jung Kook frustasi
“Dari semua orang... Bagaimana aku bisa terhubung dengan para bedebah ini?” keluh Joo Myung
“Kau bilang kehidupan akan kembali ke titik awal. Kau dan aku kembali ke titik awal.” Ucap Jung Kook
“Kenapa kamu menggunakan metafora itu di sini? Kita tidak berada di titik awal... Kita malah mundur. Mundur...” jerit Joo Myung kesal
“Tidak ada pilihan lain... Aku akan mengikuti pemilihan Majelis untuk bertahan, dan aku akan menang untuk bertahan. Mari kita lakukan ini. Mari kita pergi ke Majelis.” Ucap Jung Kook mencoba yakin. 



Di luar gedung, Tuan Yang kedinginan bersama dengan Mi Jin dan Ha Ro.. Tuan Yang bertanya apakah Jung Gook masih belum menelepon. Mi Jin mengaku Belum. Tuan Yang mengumpat marah. Ha Roo kembali memberitahu ibunya kalau harus buang air kecil.
“Pergilah dengan Kakek dan Berpura-puralah tidak mengenalnya. Dia orang jahat. Dia peni...” ucap Mi Jin dan Tuan Yang langsung memiting kepala anaknya. Mi Jin pun hanya bisa berteriak meminta sang ayah agar menghentikanya. 

Kantor polisi
Mi Young hanya terdiam di meja kerjanya. Detektif Lee mengoceh kalau lahir dari keluarga miskin dan kehilangan ayahnya saat usia sembilan tahun lalu Dari usia 15 tahun sudah melakukan berbagai jenis pekerjaan...
“Hei... Kenapa Tim Dua membawa surat ini dari debitur? Menyedihkan membaca ini sambil bekerja bahkan Melihatnya saja sudah menyedihkan.” Ucap Detektif Lee
“Tetap saja, karena ini disita dari kantor mereka, periksalah dengan teliti. Kita mungkin akan menemukan bukti kejahatan di sana. Ini tergantung pada nasib kita sekarang... Kepala dan kaki kita sudah lelah.” Kata Detektif Koo.
“Baik. Coba kulihat.. Aku lahir... Dia kehilangan orang tuanya saat berusia sembilan... Kenapa semua orang berasal dari latar belakang miskin? Apa Orang tuanya meninggal saat usianya sembilan tahun? Hei. Sembilan. Sembilan. Apakah itu kutukan sembilan?” ucap Detektif Lee mengeluh
“Detektif Na, apa kau menemukan sesuatu?” tanya Detektif Lee. Detektif Na hanya terdiam.
“Kenapa kau tidak menjawabku? Apakah kau menemukan sesuatu dari video keamanan... Hei... Apa kau tidur?” teriak Detektif Lee. Detektif Na hanya diam saja.
“Hei, Coba lihat dia tidur dengan mata terbuka... Aku melihat itu sebelumnya. Apakah dia tidur... Hei! Na Bo Yun! “ teriak Detektif Lee. Akhirnya Detektif Na terbangun dan langsung meminta maaf.
“Aku tidak tidur nyenyak semalam... Aku akan bekerja keras.” Kata Detektif Na yang bisa tidur dengan mata terbuka.
“Lupakan ini... Aku tidak bisa melakukan ini... Aku akan jujur. Park Hoo Ja memberitahuku bahwa seseorang di sini menerima suap darinya. Tapi memikirkan itu membuatku terus mencurigai kalian. Tidak bisa memercayai orang yang harus kupercayai membuatku tidak bisa bekerja.” Kata Mi Young
“Jadi, izinkan aku membuat permintaan ini” pada detektif kita, keluargaku, yang harus kupercaya dan kuajak bekerja sama. Siapa pun dari kalian yang menerima suap darinya, jangan lakukan itu lagi, Kembalilah kepada kita. Mengkhianati keluarga demi sedikit uang itu memalukan.” Kata Mi Young
Detektif Lee meminta Mi Young agar menatapnya, Detektif Na dan Detektif Koo bingung. 




Mi Young pulang ke rumah terlihat kebingungan, Jung Kook menyapa istrinya yang baru pulang menyuruh agar mandi  lalu makan. Mi Young binggung tapi akhirnya mereka duduk dimeja makan, Jung Kook membuatkan sup ikan pedas.
“Aku berusaha sebaik mungkin, tapi aku tidak tah apakah rasanya lezat. Jadi Cobalah” ucap Jung kook berusaha ramah.
“Aku berterima kasih kamu memasak makan malam seperti ini, tapi... Katakan saja.” Kata Mi Young merasa ada yang aneh. Jung Kook terlihat gugup.
“Aku detektif. Aku tahu ada sesuatu... Jadi Apa itu?” ucap Mi Young dengan tegas
“Kau tahu, sebenarnya aku berencana mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis.” Akui Jung Kook. Mi Young kaget berpikir Jung Kook sedang bergurau.
“Aku tidak bergurau.” Kata Jung Kook. Tapi Mi Young pikir Jung Kook memang bergurau. Jung Kook menegaskan kalau ucapan Tidak bergurau.
“Apa Kau akan mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis?” kata Mi Young masih tak percaya
“Ya, itu terjadi begitu saja.” Akui Jung Kook. Mi Young ingin tahu alasan melakukan itu
“Untuk melayani rakyat.” Kata Jung Kook. Mi Young yakin Jung Kook memang bergurau. Jung Kook menegaskan kalau tidak bergurau.
“Apa Kau bersungguh-sungguh? Apa Kau akan mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis? Apa kau sudah gila?” ucap Mi Young masih tak percaya. Jung Kook mengaku tidak seperti itu.
“Apa kau dipilih?” tanya Mi Young, Jung Kook mengaku tidak tapi mengikuti pemilihan secara independen.
“Kau bilang, Independen? Apa Kau sungguh berpikir kau bisa menang?” kata Mi Young seperti tak percaya
“Aku harus melakukannya. Akan kupastikan kau tidak terluka.” Ucap Jung Kook menyakinkan.
“Jadi Ini diskusi atau notifikasi?” kata Mi Young, Jung Kook menegaskan kalau ini Permintaan.
“Jadi, itu notifikasi... Baik. Ikuti pemilihan Anggota Majelis dan kau Larilah juga dari sini.” Ucap Mi Young masuk kamar. 



Jung Kook mengitungnya memita agar mendengarkan ucapanya dengan tenang lalu mengajak mereka untuk membicarakan ini. Mi Young tak peduli langsung memasukan baju ke dalam koper. Jung Kook mengingat ucapan Sang Ji  mengikuti pemilihan Anggota Majelis karena sudah belajar di sekolah semaksimal mungkin.
“Aku belajar di sekolah semaksimal mungkin, kan? Aku ingin mempelajari dunia sekarang... Aku ingin mempelajari dunia, itu alasannya. Buku mengatakan dunia akan menjadi lebih baik dengan seperti ini, tapi tidak mengatakan alasan beberapa orang tersingkirkan.” Ucap Jung Kook
“Meskipun benar, bagaimana mungkin membaca bisa membantu? Aku tidak melihatnya sendiri. Itu sebabnya aku ingin terjun ke dalam politik. Aku ingin menemui mereka sendiri dan mencari tahu siapa yang melukai mereka, bagaimana dan kenapa mereka sedih.” Jelas Jung Kook
“Aku ingin tahu hal-hal seperti itu. Akan bagus jika aku bisa menyelesaikan ini untuk mereka. Kau setuju, bukan?” kata Jung Kook melihat Mi Young sudah mengemas baju Jung Kook dan menaruh didepan pintu. 


“Kenapa menurutmu aku tersingkirkan? Menurutmu siapa yang melukaiku dan kenapa aku sedih? Kenapa kau ingin membantu orang yang tidak bisa kau lihat? Bagaimana dengan masalahku? Kau melihatku setiap hari.” Ucap Mi Young marah
“Kenapa percakapan kita beralih ke arah ini? Mi Young, aku akan menjadi lebih baik. Jadi, jangan mengatakan itu lagi.” Kata Jung Kook
“Jangan mengatakan itu? Lagi? Kau selalu melakukan itu. Kau berbuat semaumu dan mengakhirinya semaumu.” Keluh Mi Young. Jung Kook pikir bukan seperti itu.
“Aku punya alasannya.” Ucap Jung Kook. Mi Young mengaku juga punya alasan dan ingin tahu apa alasan Jung Kook.
“Apa alasanmu mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis?” tanya Mi Young
“Aku punya alasan! Itu bukan urusanmu!” tegas Jung Kook. Mi Young mengeluh Jung Kook yang mengatakan hal itu lagi.
“Kau bilang, Itu bukan urusanku lagi? Kenapa kau selalu marah mendengar perkataanku? Kenapa kau melakukan itu? Kau tidak mengizinkan aku bicara. Apa yang harus kuketahui? Pernahkah kau berkonsultasi denganku saat membuat keputusan?”keluh Mi Young kesal
“Terlepas dari menjadi Warga Pemberani, kau memutuskan terkait wawancara dan lain sebagainya dan hanya memberitahuku setelahnya. Aku berulang kali memberitahumu bahwa aku tidak suka, bahwa aku merasa tidak nyaman, bahwa itu terlalu berat bagiku, tapi...” Ucap Mi Young meluapkan emosinya
“Kamu hanya meminta maaf, tapi bertindak semaumu, Kali ini Majelis? Apa aku tidak berarti bagimu?” ucap Mi Young tak percaya.
“Baiklah... Selagi kita membahas ini, izinkan aku mengatakan sesuatu. Pernahkah kau mendiskusikan sesuatu denganku dahulu? Apa Kau memberikan dukungan untuk Kejahatan Intelektual? Apa Kau hanya menyiapkan dokumen untuk mereka? Apa kau pikir aku bodoh?” kata Jung Kook marah
“Kau melakukannya karena kau menginginkannya.Kau tidak berkonsultasi denganku. Kau memutuskannya sendiri!Tapi apa kau menyalahkan aku? Kau juga bertindak semaumu! Kenapa hanya aku yang jahat di sini?” kata Jung Kook akhirnya tak bisa menahan emosi
“Untuk bertahan... Aku melakukannya untuk bertahan...Awalnya, aku bekerja untuk menafkahi. Tapi setelah beberapa waktu, aku merasa hidup saat bekerja. Lalu aku bertemu denganmu, dan aku menyukaimu lebih dari pekerjaan. Jadi, aku menyingkirkannya untuk hidup denganmu” jelas Mi Young
“Tapi begitu aku hidup denganmu, suamiku menyingkirkan aku. Aku tidak bisa makan dengan baik selama dua tahun pernikahan kita. Kau selalu menutup diri dan raut wajahmu aneh.  Itu membuatku terlalu takut untuk...” ucap Mi Young berhenti sejenak.
“Maka aku melakukannya karena aku merasa aku akan mati jika tetap seperti ini. Maaf karena aku tidak memberitahumu... Tapi itulah yang terjadi.” Akui Mi Young sambil menangis.
“Sebelum menikah, aku bertanya-tanya kenapa pasangan menyimpan rahasia. Aku menghakimi mereka dan berkata mereka harus jujur serta berkomunikasi... Tapi aku salah... Mereka tidak ingin membuat rahasia. Itu karena kau melewatkan waktu yang tepat untuk memberi tahu.” Jelas Mi Young
“Kau kehilangan kesempatan dan orang tersebut. Jika kau mengikuti pemilihan sebagai Anggota Majelis, pergilah. Jika tidak, aku yang akan pergi.” ucap Mi Young 






Jung Kook hanya bisa terdiam, Mi Young akhirnya tertidur dikamarnya dan dan Jung Kook hanya duduk di pinggir tempat tidur sambil berpikir. Akhirnya pagi datang, Jung Kook masih terjaga dengan posisi yang sama dan akan pergi.
“Jangan pergi... Jangan pergi... Tinggallah di sini... Aku akan pergi untuk bertahan.” Ucap Mi Young dibalik tempat tidurnya. Jung Kook memilih untuk pergi sambil meminta maaf. Mi Young terlihat hanya bisa menangis melihat Jung Kook yang pergi. 

Jung Kook terlihat di depan layar TV memberikan pernyataan didepan wartawan kepada Masyarakat Seowon mengaku Warga Pemberani, bernama Yang Jung Gook.
“Politisi kita telah mengecewakan masyarakat  dengan perpecahan dan ketidakkompetenan... Aku juga, sebagai rakyat Korea, kecewa .... ” ucap Jung Kook
Mi Young seperti tak peduli di ruanganya. Detektif Na memanggil agar Mi Young bisa melihat ini. Mi Young bertanya ada apa dan mendekati layar komputer, matanya terlihat kaget.
“Ini dari kamera lobi Baekkyung Capital... Tanggal 3 April pukul 1.00” ucap Detektif Na. Mi Young tak percaya melihat wajah Jung Kook ada dilayar.
“Karena itu aku ada di sini... Aku akan mengubah politik Korea yang dinodai oleh ketidakkompetenan. Aku akan lebih mendekati dan berempati dengan masyarakat. Aku sudah memperhatikan penderitaan yang kalian rasakan dari dekat selama bertahun-tahun.” Ucap Jung Kook
“Aku yakin kalian akan memperlihatkan kepadaku bahwa aku bisa memercayai kalian terkait hal ini. Aku yakin jika aku memercayai kalian dan memperlihatkan kepada kalian janji dan ketulusanku berdasarkan hal itu.”ucap Jung Kook. Mi Young menatap tak percaya kalau Jung Kook ikut dalam kasus Hoo Ja.
Bersambung ke episode 11

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar