PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Duk Mi
marah dengan Ryan karena tak ada yang menyuruhnya salah paham dan bosnya itu
memang yang salah. Sun Joo hanya mendengar ucapan temanya, Duk Mi pikir Tidak peduli
betapa memalukannya itu, karena Singa-lah orang yang menyarankan agar merekai
pura-pura berkencan.
“Dan dia
yang menerima Sindy sebagai Intern. Jika dia melakukan sesuatu untuk bertanggung
jawab, maka dia harus bertanggung jawab sampai akhir. Bukankah begitu?” keluh
Duk Mi kesal
“Duk Mi,
kau sangat persuasif. Tapi kenapa kau bilang ini padaku, bukan ke Singa itu?”
balas Sun Joo
“Aku bisa
membaca wajah Singa. "Jangan memanjat pagar itu. Aku binatang buas yang
berbahaya." Kata Duk Mi
“Duk Mi,
Singa bukan yang berbahaya kini... Pekerjaan utama kita beresiko.” Jelas Sun
Joo. Duk Mi binggung apa maksudnya
Pekerjaan utama
“Sepertinya
Sindy semakin baik dari kita belakangan ini.” Ucap Sun Joo lalu memberikan
sebuah kamera.
Duk Mi
terlihat bahagia melihat camera baru yang dibeli Sun Joo, Sun Joo pikir Sindy
lebih muda dari mereka dan tidak bisa mengalahkannya dengan stamina jadi
setidaknya mereka harus memiliki peralatan yang lebih baik daripada dia.
“Aku
keren, kan?”ucap Sun Joo bangga, Duk Mi membenarkan ingin memegang tangan Sun
Joo dengan senang.
“Jangan
lakukan. Aku tidak ingin orang salah paham lagi.” Keluh Sun Joo. Duk Mi melihat
kamera barunya.
“Ini akan
sangat mudah untuk dibawa.” Ucap Duk Mi senang. Sun Joo pikir kamera ini memang
bagus sekali. Duk Mi menganguk setuju.
Ryan
melihat kertas ditanganya [SEORANG KOLEKTOR DENGAN NAMA "MANY
PEOPLE" MENGAJUKAN TAWARAN TERTINGGI] lalu berpikir siapa itu "Many
People" lalu berpikir kalau itu Choi Da In.
“Apa Kau
memiliki karya seni terakhir Yoon Tae Hwa?” ucap Ryan menelp seseorang. Si
wanita yang sedang tertidur pun binggung bertanya siapa yang menelpnya.
“Aku tahu
kau "Many People".” Ucap Ryan. Da In terbangun dan kaget mengetahui
yang menelpnya Ryan.
“Apa Kau
tahu yang dirahasiakan di karya seninya?” ucap Ryan. Da In akhirnya terbangun.
“Kau
pergi ke Korea tanpa memberi tahu aku. Kau mengabaikan semua panggilanku dan
bahkan tidak membaca emailku. Lalu apa kau tiba-tiba memanggil untuk bertanya
itu?” ucap Da In kesal
“Aku
sibuk, jawab pertanyaanku. Apa seninya yang tidak...” ucap Ryan. Da In
menegaskan kalau dirinya yang menginginkan jawaban.
“Apa kau
rindu aku atau tidak? Apa kau rindu aku atau tidak?” tanya Da In. Ryan ingin
mengatakan rindu tapi memilih untuk menutup telpnya saja.
“Ada
banyak rumor soal karya seni terakhirnya. Ini foto berorientasi lanskap, jadi
beberapa orang berpikir itu adalah foto yang dipotret di tempat yang tidak ada
yang tahu.” Ucap Da In. Ryan tak jadi menutup telpnya.
“Dan foto
terakhirnya adalah foto dirinya, jadi ada yang bilang pasti ada lebih banyak
foto. Jadi aku penasaran dan memanggil penulis yang memilikinya. Tapi sepertinya
tidak ada penawaranku yang berhasil diterima.” Kata Da In. Ryan mengerti,
“Hei,
Ryan. Jangan lupa kau memberi tahu aku bahwa kau merindukanku.” Kata Da In,
Ryan memilih untuk menutup telpnya lalu mengeluh benar-benar tidak mengerti apa yang
dipikirkan Da In.
Cindy
menatap account [CUPATCH] lalu teringat
saat di kantor, Kyung Ah berbicara pada Ryan kalau harus pergi ke suatu tempat
yang bagus malam ini karena Duk Mi sudah berpakaian terlalu indah kalau hanya
untuk pulang saja...Ryan tapi tak peduli mengajak untuk segera rapat.
“S
berdandan dengan sangat baik hari ini, tapi R tampaknya sama sekali tidak
tertarik. Apa mereka hanya berusaha agar tampak profesional di tempat kerja? Jika
tidak...” tulis Cindy menuliskan pada accountnya
Ia pun
menilai kalau sudah masuk level curiga kedua,
dan akhirnya masuk ruangan. Kyung Ah bertanya-tanya Kapan Duk Mi dan
Ryan itu mulai berkencan dan membuatnya sangat
penasaran. Sindy mendengar keduaya bicara dengan telinga terlebar-lebar.
“Mereka bertemu ketika Direktur pertama kali
datang. Kupikir hubungan mereka tidak baik.” Ucap Yoo Sub
“Bahkan
Jauh lebih buruk... Dia bahkan memecat Nona Sung, Apa Itukah sebabnya dia jatuh cinta padanya? "Kau
pria pertama yang memecatku." Seperti itu.” Kata Kyung AH.
“S
dipecat oleh R. Apa itu yang membuatnya jatuh cinta padanya? Apa dia cabul?
Jika tidak...”
Sindy
menuliskan pada accounta dan menyakinkan kalau itu sampai di level 3 curiganya,
Lalu melihat Ryan yang keluar dari galeri, Sindy pun kembali menuliskan
statusnya seperti seorang penguntit.
“R
meninggalkan galeri pukul 21.13 sendirian. R tiba di rumahnya pada pukul 10:07
malam sendirian. S tidak bersamanya, dan mereka tidak pergi berkencan. Apa
mereka menikmati cinta platonis? Jika tidak...”
Sindy pun
senang karena sudah sampai di level 4 dalam tingkah kecurigaan hubungan
keduanya, menurutnya Ada yang mencurigakan dan akan mencari tahu apa bagaimana
pun caranya.
Sun Joo
menelp Duk Mi yang sedang tertidur bertanya apakah sudah membaca account.
CUPATCH karena Sindy mengunggah sesuatu.
Duk Mi meminta agar Sun Joo menunggu lalu membuka account Sindy [APA MEREKA
MENIKMATI CINTA PLATONIS? JIKA TIDAK.. -LEVEL CURIGA: 4]
“Sindy
benar-benar terobsesi... Bagaimana ini? Haruskah aku berkencan lagi?” ucap Duk
Mi panik
“Duk Mi,
daripada mengunggah 100 foto kalian berkencan, bukankah lebih baik menunjukkan
aksi kalian?” kata Sun Joo
“Apa yang
sebenarnya kau bicarakan?” ucap Duk Mi binggung seperti berpikiran yang aneh.
“Maksudku
kalian harus menghabiskan malam bersama di suatu tempat. Lakukan sesuatu yang
akan menghidupkan imajinasinya.” Jelas Sun Joo. Duk Mi tersenyum menganguk
mengerti.
“Tapi
bagaimana caranya?” tanya Duk Mi
binggung.
Sindy
sengaja memarkir mobilnya di apartement Ryan dan melihat Ryan benar-benar pergi sendirian wajahnya
tersenyum bahagia karen dugaanya benar kalau keduanya memang tak berkencan.
Tapi saat mobil akan pergi, Duk Mi tiba-tiba datang meminta agar Ryan membuka
pintunya.
Ryan
menghela nafas, Sindy kaget dan Duk Mi panik karena Ryan tak membuka pintu lalu
memanggilnya “Sayang” agar Sindy bisa melihatnya. Ryan akhirnya membuka pintu
mobilnya. Sindy jengkel melihatnya.
Ryan
terlihat kesal karena sudah mengatakan kalau pergi sendiri. Duk Mi pikir kalau
Tuan Nho cenderung pemalu dengan orang-orang yang tidak dikenalnya. Ryan pikir
akan baik-baik saja.
“Kau
mungkin baik-baik saja, tapi kau harus memikirkannya. Kau sedang dalam
perjalanan untuk meminta bantuan padanya. Bukankah menurutmu kau harus lebih
perhatian?” ucap Duk Mi. Ryan pun menganguk mengerti. Akhirnya Duk Mi bergegas
memasang sabuk pengamanya,
Hujan
turun dengan deras, suasana sunyi dalam
mobil. Duk Mi ingin menyalakan musik tapi bersamaan dengan Ryan yang makan
menekan tombol ON. Akhirnya Duk Mi menekan lebih dulu agar tak terlalu sunyi,
beberapa saat kemudian ban mobil Ryan terjebak dalam kubangan.
“Apa yang
akan dia lakukan tanpa aku?” keluh Duk Mi mencoba mendorong mobil saat hujan
deras.
“Kita
panggil saja perusahaan asuransi.” Kata Ryan akhirnya keluar dari mobil. Duk Mi pikir itu akan lebih baik. Ryan
mengucapkan terimakasih pengertianyanya.
“Tidak,
akulah yang salah karena tidak punya SIM.” Ucap Duk Mi juga merasa bersalah.
“Kita
berada jauh di pegunungan, jadi akan memakan waktu. Kita harus mulai berjalan karena
Tuan Nho akan menunggu.” Kata Ryan. Duk Mi setuju.
Ryan
melihat Duk Mi yang basah kuyup akhirnya melepaskan jasnya, Duk Mi tak enak
hati mengaku baik-baik saja. Ryan menyuruh agar memakai saja. Duk Mi pun tak
menolak akhirnya mereka berjalan ke rumah Tuan Nho.
Tuan Nho
sedang menulis di dalam rumahnya, Duk Mi dan Ryan memanggilnya beberapa kali.
Tuan Nho terlihat kesal karena tak tah kalau jam berapa sekarang padahal tidak
memintanya untuk datang.
“Setidaknya
kau harus menelepon untuk memberitahuku kau akan terlambat...” ucap Tuan Nho
kesal lalu bingung melihat Duk Mi dan Ryan datang dengan basah kuyup.
“Senang
bertemu denganmu... Kami dari Galeri Cheum...” ucap Ryan dengan suara bergetar.
“Apa Kau
ingin mati beku? Cepat masuk.” Kata Tuan Nho tak bisa berkata-kata.
Akhirnya
Duk Mi dan Ryan duduk di depan perapian, untuk menghangatkan tubuh. Tuan Nho
datang membawakan baju. Duk Mi dan Ryan meminta maaf karena menganggu. Tuan Nho
pikir kalau sudah memberitahu agar mereka tidak perlu datang.
“Aku
sudah memberi tahu, kalau tidak akan mengungkapkan karya seniku... Pokoknya,
ganti baju terlebih dahulu, Aku tahu cukup mengecewakan untuk kembali dengan
tangan kosong, setidaknya selamatkan dirimu dari flu.” Kata Tuan Nho
“Tuan ,
tolong dengarkan kami dulu, dan kemudian putuskan apa yang harus dilakukan.”
Kata Ryan. Tuan Nho tak perduli menunjuk kamar mandi disebelah sana.
Duk Mi
masuk kamar mandi akan melepaskan syalnya, tapi tersangkut dirambutnya lalu
berteriak kesakitan. Ryan memanggilnya bertanya apakah ada masalah. Duk Mi
mengaku baik-baik saja dan berusaha kembali melepaskan syalnya dan kembali
terasa sakit.
“Apa Kau
butuh bantuan?” tanya Ryan dari depan kamar mandi. Duk Mi membenarkan. Ryan pun masuk dan sudah berganti baju.
“Syalku
kusut di rambutku... Ini benar-benar kusut di sekitar...” kata Duk Mi akhirnya
Ryan pun melepaskan syal dengan perlahan, suasana terasa canggung dan Duk Mi
gugup karena Ryan memegang rambutnya.
“Terima kasih
sudah melepasnya.” Ucap Duk Mi lalu panik menegaskan kalau yang dimaksud
melepaskan syalnya bukan yang lain.
“Tuan Nho..
sepertinya orang yang keras, kan?” kata Duk Mi. Ryan tahu kalau Tuan Nho memang
orang yang keras.
“Aku akan
memohon lagi... Kau Gantilah pakaian saja”ucap Ryan lalu keluar dari kamar
mandi. Duk Mi pun menghela nafas seperti merasa merasa cukup tenang.
Di rumah
Eun Gi
sedang makan berpikir agar memanggil Duk Mi untuk makan malam bersama karena
ini hari libur. Ibu Duk Mi memberitahu kalau anaknya melakukan perjalanan bisnis. Eun Gi kaget
bertanya Perjalanan bisnis? Dengan
siapa?
“Dimana?
Berapa lama?” tanya Eun Gi menduga Duk Mi pergi dengan Ryan. . Ibu Duk Mi
mengaku tak tahu.
“Ibu,
telepon Duk Mi.” Kata Eun Gi panik. Ibu Duk Mi pikir tak ada gunanya menelp
karena anaknya itu sedang bekerja.
“Ibu
sangat acuh tak acuh... Saat Duk Mi pindah juga. Pria belakangan ini ingin
pacar yang tinggal sendirian.” Ucap Eun Gi
“Aku
melihatnya di berita. Anak-anak sekarang ini berkencan di rumah untuk menghemat
uang dan mereka berdua membayar setengah-setengah dari tagihan.” Kata Ibu Duk
Mi santai
“Aku menentang
berandal seperti itu!” teriak Tuan Sung, keduanya kaget sambil menghela nafas.
“Membiarkan
wanita membayar makanan, itu pria yang tak layak.” Ucap Tuan Sung. Ibu Duk Mi
meminta suaminya agar memberitahu sebelum berbicara.
“Dan
Juga, Apa maksudmu orang yang tidak punya uang tidak boleh berkencan?” kata Ibu
Duk Mi. Tuan Sung mengaku tidak akan melakukanya.
“Ayah
pasti membayar semuanya ketika kalian berdua berkencan.” Goda Eun Gi.
“Bukan
itu saja. Dia memberiku bunga dan hadiah pada setiap kencan. Aku serasa jadi Ratu
semalam. “ cerita Ibu Duk Mi. Eun Gi memuji ayah Duk Mi memang seorang pria
sejati.
“Siapa
yang tahu aku akan berakhir seperti ini? Pacar yang berbakti dan perhatian jadi
suami yang buruk, jadi, brandal akan membuat pasangan lebih buruk. Hal yang
sama berlaku untuk wanita. Putuskan mereka jika tidak baik.” Ucap Ibu Duk Mi
menyindir suaminya. Eun Gi pun tak bisa
berkata-kata.
Tuan Nho
melihat proposal [PAMERAN PERAYAAN HARI JADI CHAEUM GALLERY KE 5] Ryan tahu
kalau Tuan Nho sudah menolak tawaran merkea dan mereka sengaja datang untuk
membujuk sekali lagi jadi meminta agar membiarkan merekaa bisa meletakkan karya
mendiang Yoon Tae Hwa yang belum pernah dirilis dipajang di galeri pameran
perayaan 5 tahun.
“Tuan
Nho, Aku dengar kau berteman baik dengan mendiang Tuan Yoon, Bahkan dia mempercayakanmu dengan hasil karya
yang belum dirilis. Apa ada alasan dia menyerahkannya padamu?” ucap Duk Mi
“Tae Hwa
dan aku bertemu di SMP. Dia mengambil foto sementara aku mulai menulis beberapa
drabbles. Dari foto pertamanya hingga yang terakhir, aku mungkin sudah melihat
semuanya. Tae Hwa tahu semua karyaku juga.” Jelas Tuan Nho
“Seniman
dikenal sensitif, tapi kami sudah berteman selama 30 tahun. Kami lebih dari
sekadar teman baik. Dia mempercayakanku dengan karya terakhirnya bukan ke
keluarganya karena kualitasnya buruk. Dia tidak ingin orang melihatnya. Tidak
peduli apa alasanya, dia ingin tetap terkubur. Aku yakin akan hal itu.” Jelas
Tuan Nho.
Duk Mi
ingin bicara, tapi disela oleh Tuan Nho kalau tidak akan mengungkapkannya dan
mereka dapat berbicara semua yang diinginkan tapi ia tidak akan pernah berubah
pikiran. Keduanya tak bisa berkata-kata. Tuan Nho pikir Karena mereka datang
sejauh ini untuk bertemu denganya.
“Aku
sarankan kalian menginap agar tidur nyenyak. Selamat malam, kalau begitu.” Ucap
Tuan Nho lalu pergi meninggalkan keduanya.
Ryan
terlihat kedinginan sambil menutupi badanya, Duk Mi melihatnya berpikir Ryan
kedinginan dan mengajak untuk berganti posisi yang dekat perapian. Ryan pikir
tak masalah, Duk Mi pikir kalau pasti semakin dingin di malam hari.
“Nona
Sung.... aku baik-baik saja.” Ucap Ryan sambil menutup badanya dan membalikan
badan.
“Direktur...
Aku tahu kau salah paham hubunganku dengan Sun Joo. Kau menyarankan hubungan
palsu ini karena kau khawatir akan keluar kabar buruk.” Ucap Duk Mi berbicara
sambil berbaring.
“Aku
tidak melakukannya karena kasihan... Lagipula, tidak ada yang perlu
dikasihain.” Kata Ryan.
“Apa pun
alasanmu,.. aku berterima kasih... Bahkan Aku sangat berterima kasih lebih dari
yang kau pikir.” Ucap Duk Mi
“Nona
Sung... Bisakah aku bertanya sesuatu? Apa kau suka memotret?” tanya Ryan . Duk
Mi kaget mengetahui Potrait.
“Apa
karena ini? Kau ingat aku menyukai foto ini.” Kata Duk Mi. Ryan membenarkan
menunjuk ke foto Tuan Yoon.
“Foto ini
sangat mengesankan. Dia mengambil foto pemandangan sepanjang hidupnya tapi
mengungkapkan potret dirinya di akhir.” Kata Duk Mi
“Sejak
dia meninggal karena penyakit, mungkin itu adalah perpisahan terakhirnya. Bahkan
judulnya adalah "Selamat tinggal"..” Kata Ryan.
“Dia
menyiratkan perpisahan dalam hasil karyanya, tapi dia sendiri tidak membuat judul
bahasa Inggris. Aku pikir terjemahannya salah... Tidak, aku yakin.” Kata Duk
Mi. Ryan ingin tahu alasanya .
“Coba Lihat...
Jika dia benar-benar ingin mengucapkan selamat tinggal terakhir dan jika itu
adalah perpisahan yang dimaksudkan untuk dirinya sendiri, aku yakin dia akan
melihat ke kamera. Karena bagi seorang fotografer, kameranya adalah seperti
dirinya yang lain.” Jelas Duk Mi. Ryan menatap Duk Mi lebih dekat.
“Dan jika
ini adalah perpisahan terakhir dengan dunia tempat dia tinggal, dia akan melihat
ke bawah dan sedikit lebih jauh Atau dia akan mengambil foto profilnya.” Kata
Duk Mi
“Bagaimana
jika itu bukan selamat tinggal tapi salam kepada dunia bahwa dia akan bertemu untuk
pertama kalinya?” komentar Ryan.
“Aku
sudah memikirkan kemungkinan itu juga. Maka mungkin dia akan melihat ke
langit.” Jelas Duk Mi
“Lalu apa
teorimu?” tanya Ryan. Duk Mi mengatakan kalau
Ada seseorang di depan kamera.
“Mata ini
bukan mata perpisahan yang sedih atau mata orang yang sedang menunggu kematian.
Dia melihat seseorang yang dia cintai. Dia ingin meninggalkan ini untuk orang
itu. Dia melihat orang ini dan matanya menyapa orang itu. "Halo, aku disini.
Aku akan selalu melihatmu seperti ini. Sampai jumpa." Ucap Duk Mi dan tak
sadar Ryan menatapnya.
Keduanya
tiba-tiba saling menatap dan Ryan menyebut “Sampai jumpa.” Duk Mi pikir kalau
itu hanya teorinya lalu mengajak untuk tidur karena Ryan pasti lelah. Keduanya
terlihat gugup bergegas tidur. Dibalik
dinding Tuan Nho mendengarkan pembicaraan keduanya.
Duk Mi
terbangun kaget melihat Ryan yang ada didepanya, seperti Ryan kedinginan dan
bergeser ke arah Duk Mi. Saat itu Ryan terlihat mulai bergerak, Duk Mi langsung
pura-pura tidur. Ryan membuka mata kaget melihat wajah Duk Mi yang tertidur dan
sangat dekat.
Ia lalu
menyadari kalau bergeser ke arah Duk Mi, akhirnya perlahan bergeser ke tempat
tidurnya lalu bangun dan pergi ke toilet. Duk Mi akhirnya membuka mata langsung menutup wajahnya diatas bantal
karena malu.
Ryan
selesai memakai jasnya dan Duk Mi pun keluar dari kamar mandi terlihat gugup.
Tuan Nho datang, Duk Mi pun pamit pergi dan mengucpakan Terima kasih banyak
sudah mengizinkan mereka tinggal di rumahnya. Tuan Nho memperlihatkan kunci
ditangan dan meminta mereka agar ikut denganya. Duk Mi dan Ryan terlihat
binggung.
Tuan Nho
berdiri didepan pintu, menyapa seperti sudah lama tak bertemu. Ryan dan Duk Mi
masih terlihat binggung dan hanya bisa melonggo melihat isi kamarnya adalah
foto Tuan Yoon. Tuan Nho memberitahu kalau
Ayahnya dulu seorang tentara.
“Dia
selalu malu putra satu-satunya, tidak ingin menjadi seperti dia. Ketika aku
bilang ingin jadi seorang novelis, dia bahkan tidak berbicara kepadaku selama
bertahun-tahun. Jadi dia tidak bisa menerimanya. Dia tidak bisa mengakui perasaan
Tae Hwa.”ucap Tuan Nho.
“Foto-foto
ini adalah surat cinta dari Tuan Yoon... Mereka untukmu.” Kata Duk Mi
“Itu
sebabnya aku tidak bisa mengungkapkannya. Ini adalah rahasia yang ingin aku
bawa hingga mati. Bukan karena aku tidak suka perasaan Tae Hwa. Bahkan ketika
aku tahu bagaimana perasaannya, aku mengabaikannya sampai akhir dan aku malu
jadi pengecut.” Ucap Tuan Nho
“Bagaimana
bisa aku mengungkapkan hatinya kini saat Tae Hwa sudah tidak ada? Ini Sudah
terlambat.” Kata Tuan Nho sedih
“Apa Kau
benar-benar mengabaikannya? Karena wajahmu berkata berbeda. Meskipun kau
mungkin tidak tahu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya, Tuan Yoon mungkin
tahu. Ketika dia melihat mata itu melalui jendela bidik, bagaimana mungkin dia
tidak tahu sebagai seorang fotografer? Aku yakin dia tahu.” Ucap Ryan
“Apa Kau
pikir begitu? Apa dia tahu...” kata Tuan Nho sedih. Duk Mi pun tak bisa
berkata-kata.
Duk Mi
mengambil foto milik Tuan Yoon dengan camera, lalu mengambil dengan cepat
gambar Tuan Nho dengan Ryan dari balkon. Dia dengan mudah mengambil foto Ryan
yang sedang tersenyum dan terlihat memang tampan. Ryan seperti tak sadar kalau
diambil foto oleh Duk Mi, tapi akhirnya menyadari Duk Mi mengambil gambarnya.
Ryan
mengemudikan mobilnya memuji Duk Mi yang sudah Kerja bagus Meskipun tidak
pernah berencana menghabiskan malam di sana. Duk Mi mengaku suka mereka bisa menghabiskan
malam di sana. Ryan kaget dengan komentar Duk Mi.
“Tidak,
bukan itu yang aku maksud... Itu karena Hyo Jin. Hyo Jin menciptakan sesuatu
yang disebut CUPATCH.” Jelas Duk Mi. Ryan bingung apa maksudnya CUPATCH
“Ya,
artinya dia mengawasi kita karena curiga dengan hubungan kita. Itulah
sebenarnya kenapa aku terus berusaha begitu keras untuk membuatnya tampak seperti
pasangan.” Jelas Duk Mi
“Baiklah...
Kalau begitu mari kita lakukan pekerjaan yang tepat untuk membodohinya.” Ucap Ryan
penuh semangat.
Duk Mi
mengedit foto di komputernya lalu melhat hasil foto candid Tuan Nho dan juga
Ryan, wajahnya seperti tersenyum bahagia melihatnya. Saat itu ada pesan masuk
dari [SHI AN IS MY LIFE] Duk Mi melihat
ada Anggota baru dan menurutnya harus
menyapa mereka.
[SHI AN
IS MY LIFE: POSTINGAN BARU SUDAH DIUNGGAH]
Duk Mi
seperti menyapa semua anggotanya, termasuk seorang wanita berkerudung bernama “Latte”
dengan kacamata hitamnya. Ryan sedang membuka fans site, Duk Mi masih menyapa
semua anggotanya.
“Senang
bertemu denganmu, Sung Duk Mi.” Ucap Ryan yang sudah tahu kalau Duk Mi sebagai pengelola
fancafe Shi An. Ia menyamar menjadi
Latte. Duk Mi seperti belum tahu kalau Ryan mengetahui sebagai fangirl.
Bersambung ke episode 6
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Seruuuuuuuuuu.... gak sabar nunggu episode selanjutnya malam ini. Terimakasih banyak ya, sist , dah di post, biarpun dah nonton di tv tp gak afdol kalau gak baca sinopsis nya 😊😊😊😊😊 semangat nge post ya 😙😙😙😙😙 aku jadi gemesssss sama geun wo , unyuk2 banget tuh bocah 😅😅😅😅😅😅
BalasHapusMasih ga ngerti sama eps yg bagian tuan yoon itu mereka gay atau gimana? Kan dua²nya laki² aku bener² ga ngerti bgt
BalasHapusKyanya sie iya.. Mknya tuan nho gk mau photo2 terakhir mendiang gk mau dibuat untuk pameran..
Hapus