PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 02 April 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 
“Pak Yang Jung Gook... Silakan sebutkan pendapat Anda mengenai perpanjangan  jalur kereta bawah tanah. Apakah penting untuk memperpanjang  jalur kereta bawah tanah?” ucap seorang moderator.
“Tidak. Lingkungan kami tidak membutuhkan kereta bawah tanah. Itu pendapatku.” Ucap Jung Gook yang berada di  "Debat Kandidat Majelis"
“Aku bisa saja berjanji memberikan jalur kereta bawah tanah demi mendapatkan beberapa suara dan meminta kalian memilihku... Tentu, aku juga bisa melakukan itu. Tapi itu tidak tepat. Jujur saja, jika kita mendapatkan jalur kereta bawah tanah, berapa banyak yang akan menggunakannya untuk pergi ke tempat kerja?” ucap Jung Gook. Semua hanya bisa terdiam.
“Tidak ada satu pun. Semua orang punya beberapa mobil. Siapa yang naik kereta bawah tanah? "Kita bisa naik kereta bawah tanah jika macet." "Kereta bawah tanah lebih cepat." Semua itu hanya alasan. Mari kita lebih jujur sekarang.” Kata Jung Gook
“Hanya ada satu alasan kenapa kita menginginkan jalur kereta bawah tanah. Nilai properti. Karena jalur kereta bawah tanah akan meningkatkan nilai properti. Karena aku akan menghasilkan uang.” Kata Jung Gook
“Selagi aku membahas ini, izinkan aku mengatakan hal lain. Kalian semua berasal dari setiap distrik Seowon. Ketika mereka bilang kereta bawah tanah akan dibangun di Inso-dong, kalian melakukan unjuk rasa, protes, dan pergi ke Balai Kota. Itu yang kudengar. Kalian seharusnya malu.” Ucap Jung Gook.
Salah satu pria ingin menyela, tapi Jung Gook malah berteriak “Kau  menghasilkan banyak uang!” dan ia tahu kalau Pria itu  memiliki apartemen, dan mengemudi beberapa mobil. Si pria mengeluh siapa sebenarnya. Jung Goo pikir Keserakahan pria itu tidak ada batasnya.
“Berani-beraninya Anda menguliahiku! Anda tidak sopan...” ucap Si pria marah
“Mari berbagi. Mari berbagi kekayaan! Jangan hanya makan daging sapi seorang diri.” Ucap Jung Gook. Si pria mulai mengumpat marah.
“Mari berbagi daging. Daging juga lezat.” Ejek Jung Gook. Si pria ingin tahu darimana asalnya Jung Gook.  Jung Gook hanya bisa tersenyum. 



Jung Gook bertemu dengan seorang pria di sebuah restoran yang datang lebih awal. Si pria mengaku menemui orang penting jadi tidak boleh terlambat lalu mengaku bernama Park Sang Pil. Jung Gook senang akhirnay mereka bertemu secara langsung.
“Aku Cha Myung Soo...” kata Jung Gook mengubah namanya.
“Aku mendengar dari Pak Ma bahwa Anda membangun bisnis besar di Venezuela.” Kata Tuan Park. Jung Gook merendah kalau itu tidak besar.
“Aku menghasilkan sedikit uang belanja.” Kata Jung Goo. Tuan Park tak mengejek Jung Gook menganggapenam juta dolar uang belanja.
“Dikurangi 180.000 dolar untuk pertukaran, dikurangi 300.000 dolar, dengan risiko 5 persen, dikurangi 10 persen karena mencuci uang kotor dan menjadikannya bersih, 600.000 dolar, untuk total 1.080.000 dolar. Apakah itu terdengar benar untuk Anda?” kata Jung Gook
“Tentu. Mari kita lakukan itu.” Ucap Tuan Park yakin. 

Seorang pria berlari keluar mobil dengan wajah panik mencoba menelp tapi tak ada yang mengangkat telpnya. Jung Gook memperlihatkan tas berisi uang memberitahu kalau Ini sampelnya dan Uangnya ada di dalam mobil dengan jumlah Enam juta dolar dalam mata uang bolivar pecahan 100.
Tuan Park memanggil Tuan Ma untuk mengambilnya. Jung Gook terlihat santai sementara si pria mengemudikan mobilnya dengan cepat tapi terjebak di jalan sempit dengan truk yang berhenti ditengah jalan.
“Pindahkan trukmu! Pindahkan sekarang, brengsek!” teriak Si pria akhirnya meminta mobil dibelakangnya untuk mundur.  Tapi mobil dibelakang malah menabrak mobil lainya.
“Kenapa kau tiba-tiba mundur seperti itu?” teriak si wanita marah. Si pria mengelak kalau Kecepatannya 20 km per jam!
“Dasar Brengsek! Pindahkan mobil bodoh kalian!” teriak si pria sambil membunyikan klakson.
Dua orang pria menghitung uang di dalam mobil setelah itu Tuan Ma memastikan kalau jumlahnya Enam juta dolar. Tuan Park menyuruh agar membawa ke kantor. Jung Gook tersenyum. Tuan Ma pun menyuruh dua anak buahnya agar membawa semua uang ke kantor.
Sepasang pria dan wanita masih adu mulut ditengah jalan karena mobil mereka saling bertabrakan. Akhirnya si pria memilih untuk keluar dari mobil dan berlari sekencang mungkin. Tuan Park masih berbicara dengan  Jung Gook.
“Tidak ada seorang pun yang gagal memulai bisnis dengan uangku. Semoga beruntung.” Ucap Tuan Park
“Terima kasih. Aku juga berharap begitu untuk Anda. Semoga Anda sehat.” Kata Jung Gook berjalan keluar restoran.
“3621. Sebuah van hitam.” Kata Tuan Ma memberikan kunci mobil saat Jung Gook keluar dari restoran. 



Si pria bergegas menyeberang jalan dan tubuhnya pun melayang jatuh setelah sebuah mobil menabraknya. Si pengemudi panik ingin melihat keadaan pria apakah baik-baik saja. Si pria hanya bisa menjerit memegang kakinya yang sakit.
“Anda berdarah.”ucap si wanita panik, Tapi si pria mengaku  baik-baik saja.
“Ini Gawat, Mari kita pergi ke IGD.” Kata Si wanita. Pria itu mengaku   baik-baik saja.
“Anda harus menemui dokter... Anda tampak terluka... Jadi Pak. Pertama, mari kita pergi ke IGD.” Kata si wanita. Si pria marah kalau baik-baik saja dan harus terburu-buru.
Saat itu Jung Gook pun meninggalkan restoran dengan wajah bahagia. Si pria masih tertahan karena ditahan oleh wanita untuk pergi ke rumah sakit. Si Pria memohon agar bisa melepaskanya. 

Si pria akhirnya masuk menemui Tuan Park yang baru saja akan keluar.  Tuan Park heran melihat Tuan Choi datang dan kaget melihat ada darah dibagian kepalanya.  Tuan Choi pikir tak penting itu sekarang.
“ Apa Anda sudah menukar uangnya? Anda sudah menukar uang itu dengan uang Venezuela?” tanya Tuan Choi.
“Diam, Bodoh... Itu tidak penting.” Kata Tuan Park marah
“Venezuela baru saja mengganti mata uang mereka. Mereka meluncurkan mata uang baru... Mereka punya mata uang baru sekarang!” kata Tuan Choi. Tuan Park shock dan menyuruh anak buahnya agar segera menangkap Jung Gook. 

Jung Gook sudah turun dari mobil van membawa kotak buah dan memindahkan ke mobil sedan yang dikemudikan wanita, yang sebelumnya menabrak Tuan Choi. Jung Gook melihat dengan senyuman tumpukan uang lalu mengajak mereka untuk segera mencampurnya.
Sepasang pria dan wanita datang dengan dua kotak buah, mereka adalah pria dan wanita yang adu mulut di tengah jalan. Mereka sengaja membuat keributan agar menghambat jalan Tuan Choi.
“Apa dia sudah pergi?” ucap Si wanita. Si pria melihat si pria yan akhirnya pergi.
Dalam bathtub, Charles keluar dari tumpukan uang seperti sedang mandi uang. Wajahnya terlihat sangat bahagia. Tuan Ma bersama dengan Tuan Park menegaskan akan menangkap Jung Gook dan akan melakukan apa pun untuk menangkapnya. Tuan Park menjerit histeris. 


Sementara Jung Gook dkk terlihat bahagia dengan mandi hujan uang di gudang kosong. Tas pun dibagi menjadi 5 bagian, Charles mengeluh Jung Gok yang memberi bagian mereka nanti. Jung Gook memberitahu Pria tua itu menandai lembaran uangnya jadi mereka harus menunggu enam bulan.
“Tunggulah enam bulan.” Ucap Jung Gook. Charles mengetahui kalau akan menyimpan uangnya.
“Aku hanya perlu menyimpannya selama enam bulan.” Kata Charles. Jung Gook mengaku kalau sudah mengenalnya.
“Tampaknya kau salah besar tentang aku... Aku sudah berubah. Aku sudah lama berhenti minum.” Kata Charles.
“Dan kau sudah lama berhenti berjudi...” kata Jung Gook bisa tahu perkataanya.
“Aku bahkan tidak bertaruh untuk pertandingan olahraga.” Komentar Charles
“Dan kau tahu cara menunggu... “ kata Jung Gook. Charles mengaku tahu cara berhati-hati.
“Kau sangat sabar. “ komentar Jung Gook. Charles mengaku setiap hari.
“Aku tahu begitulah gaya hidupmu... Karena itu aku memercayaimu, Charles.” Ucap Jung Gook.
“Telepon aku setengah tahun lagi.” Kata Charles akhirnya mengalah dan pergi meninggalkan gudang.

“Kenapa dia? Bagaimana dia tahu aku sudah berubah?” keluh Charles dengan wajah kesal masuk mobil
Wanita yang lainya hanya duduk diam menatap Jung Gook mengaku sedang berpikir. Jung Gook ingin tahu Tentang apa. Si wanita berpikir  Apakah bisa mempercayai Jung Gook atau tidak. Jung Gook pun ingin tahu keputusanya.
“Aku percaya satu hal tentang dirimu, tapi aku tidak percaya dua hal, tapi aku mempertaruhkan uangku untuk satu hal yang kupercayai. Jadi Telepon aku dan Jaga agar uangku tetap aman.” Kata si wanita lalu berjalan pergi. 

Wanita lainya melihat itu cara anak buah Jung Gook mengatakan tidak mempercayainya.  Jung Gook pkir bukan seperti itu. Si wanita pikir  yang dimaksud kalau mempercayai Jung Gook tapi bukan dengan dirinya dan uangnya.
“Kita harus memakluminya... Semuanya berjalan dengan lancar.” Ucap Jung Gook bahagia.
“ Jadi, apa yang akan kau lakukan dengan uang itu?” tanya si wanita. Jung Gook menjawab akan Pensiun.
“Lalu Setelah kamu pensiun?” tanya si Wanita. Jung Gook mengatakan  akan menikah.
“Dengan siapa?” tanya Si wanita. Jung Gook menjawab Dengan pacarnya. Si wanita pikir itu adalah dengan dirinya. Jung Gook mengaku kalau itu Mungkin lalu menarik si wanita dan mengeluarkan sebuah kotak cincin.
“Apa aku bilang bersedia menikahimu? Karena itu aku berencana menanyakannya sekarang. Aku tahu situasi kita tidak bagus dan lokasinya buruk, tapi kau harus memakluminya. Pacarku luar biasa, aku ingin memilikinya sekarang sebelum dia berubah pikiran. Mari kita menikah, Hee Jin.” Kata Jung Gook memasangkan cincin.
“Kau tidak menipuku, kan?” kata Hee Jin. Jung Gook mengaku  memikirkannya lebih dari siapa pun.
“Ini bukan penipuan... Tapi Ini cinta... Kau tahu aku sangat mencintaimu, kan?” kata Jung Gook
“Tentu saja aku tahu.” Ucap Hee Jin. Jung Gook pun mengajak mereka hidup bahagia selamanya.
“Kau tidak boleh membuatku menderita, ya?” kata Hee Jin. Jung Gook pikir tak ada alasan untuk membuatnya menderita karena dirinya mungkin yang akan menderita.
“Kau mengatakan kalimat terindah... Baik, mari kita menikah.” Kata Hee Jin. Jung Gook langsung tersenyum bahagia.
“Jangan tersenyum seperti itu. Itu menjijikkan. Kau membuatku tidak nyaman.” Keluh Hee Jin
Jung Gook terlihat sangat bahagia, Hee Jin mengaja mereka  bergegas pulang karena akan memasak hidangan favorit pacarnya. Jung Gook meminta maaf menyuruh Hee Jin pulang labih dulu karena harus menemui seseorang.



Jung Gook pergi ke sebuah tempat dengan tas uang mengejek “Siapa yang potong rambut malam-malam begini?” Tuan Ma memotong rambutnya mengaku Saat melakukan sesuatu yang buruk, maka harus memotong ujung-ujung yang kotor atau akan sial.
“Kau akan botak... Kau akan botak sebentar lagi... Aku akan meninggalkan uangnya di sini... Pria tua itu mengetahuinya, kan?” ucap Jung Gook menaruh tas uang.
“Dia tidak bisa melakukan apa pun tanpa bantuan. Dia tidak bisa mengetahui apa pun... Jangan khawatir” kata Tuan Ma. Jung Gook menganguk mengerti.
“Jadi, Jung Gook, kau harus baik kepada orang-orang selagi masih ada kesempatan. Oh Seung Keun benar. Jika kamu tidak menyadari betapa berharganya cinta kita, kau akan menjadi seperti pria tua itu.” Ucap Tuan Ma
“Omong-omong, pada akhirnya dia akan tahu, jadi, sembunyilah... Aku akan pergi. Hubungi aku.” Kata Jung Gook melihat dinding yang bentuk foto.
Tuan Ma bertanya mau kemana Jung Gook,  Jung Gook mengaku akan pulang. Tuan Ma pikir Jung Gook harus menyingkirkan noda kotor itu jadi mengajaknya untuk sauna dan membeli minuman. Jung Gook menolak karena  Pacarnya menunggu.
“Hei. Aku punya istri, dua putra, dan satu putri yang menungguku. Bahkan Ibuku yang berusia 80 tahun bertanya-tanya kapan putranya akan pulang, jadi, satu gelas minuman saja.” Rengek Tuan Ma. Jung Gook menolak. 


Tapi akhirnya Jung Gook sudah jatuh pingsan di dalam ruang karaoke, lalu kaget melihat si kakek yang mencukur rambut ikut juga dan tertidur pulas begitu juga Tuan Ma sudah tak sadarkan diri. Jung Gook melihat jam di ponselnya lalu mengumpat dirinya yang bodoh dan bergegas pergi.
Akhirnya Jung Gook pulang ke rumah memanggil Hee Jin dengan wajah panik kalau pacarnya itu marah.  Ia meminta maaf pada Hee Jee mengaku  ingin pulang lebih awal, tapi jalanan macet. Hee Jin tak terlihat ada diruang tenang, Jung Gook pun berjalan ke depan pintu kamar.
“Aku minum terlalu banyak... Apa kamu tidur? Seharusnya kau menelepon. Kau sama sekali tidak menelepon, jadi... Aku tidak..” ucap Jung Gook membuka pintu tak melihat Hee Jin ada di kamar.
Jung Gook memanggil Hee Jin mengecek semua ruangan sampai ke kamar mandi, tapi sang pacar tak ada.  Ia mencoba menelp dan matanya kaget memikirkan sesuatu dan teringat Kopernya, lalu bergegas masuk kamar dan tak ada koper uang miliknya. 
Ia mencoba menelp tapi tak diangkat lalu keluar dari rumah melihat tetangganya yang keluar untuk membuang sampah. Jung Gook memanggil bibi tetangga  bertanya paakah melihat wanita yang tinggal di sebelah rumahnya. Si bibi binggung. Jung Gook kembali mengulangi pertanyanya. Si bibi mengaku melihatnya.
“Sungguh? Kapan? Kapan Anda melihatnya?” tanya Jung Gook. Si bibi menjawab Dua hari yang lalu.
“Aku juga melihatnya dua hari yang lalu. Apa Anda melihatnya hari ini?” tanya Jung Gook frustasi. Si bibi mengaku tidak.
“Ponsel. Berikan ponsel Anda kepadaku. Sekarang.” Kata Jung Gook melihat si bibi yang memegang ponselny. 



Hee Jin mengangkat telp,  Jung Gook tak percaya melihat Hee Jin yang mengangkat telp orang lain dengan nada berteriak bertanya “Di mana kau sekarang?” lalu meminta maaf karena sudah membentak. Hee Jin sudah ada dibandara dengan koper yang dibawanya.
“Tapi Hee Jin, ini tidak benar, kan? Ini tidak seperti perkiraanku, kan?” ucap Jung Gook memastikan.
“Benar.” Kata Hee Jin dengan tatapan dingin. Jung Gook langsung meminta maaf dan mengaku bersalah.
“Kau bilang kau mencintaiku... Seharusnya kita menikah.” Jerit Jung Gook frustasi.
“Maaf. Semoga kau bertemu dengan wanita yang baik.” Kata Hee Jin seperti tak ingin dengan Jung Gook.
“Kau wanita yang baik. Siapa yang harus aku... Hee Jin, dengarkan aku... Kumohon dengarkan aku.” Ucap Jung Gook
Si bibi menyuruh Jung Gook agar segera menutup telp dan mengembalikanya karena sudah menghabiskan waktunya. Jung Gook menyuruh si bibi enyah.  Hee Jin berpikir kalau Jung Gook berbicara denganya. Jung Gook panik mengaku tidak berbicara dengan Hee Jin.
“Jangan pergi.” pinta Jung Gook memohon sambil bersimpuh.
“Mari kita akhiri di sini. Kututup teleponnya.” Kata Hee Jin tak peduli
“Jangan tutup teleponnya.... Jangan lakukan ini... Maafkan aku.” Ucap Jung Gook
“Aku membuat hidangan favoritmu jadi Sadarkan dirimu dengan itu. Itu cinta untukmu, tapi menurutku itu penipuan bagiku... Maaf. Jangan bertemu dengan seseorang sepertiku lagi. Aku akan menikmati uangnya dan menjalani hidup yang baik.” Kata Hee Jin
“Maaf, Hee Jin... Hee Jin! Yoo Hee Jin!” jerit Jung Gook marah dan langsung melempar ponselnya. Si bibi menjerit kalau itu ponsel miliknya. Jung Gook hanya bisa menangis.
“Hei! Orang gila! Tahukah kamu berapa harga ponsel itu? Hei... Pencuri! Kenapa kamu melempar ponselku?” teriak si Bibi mencengkram baju Jung Gook. Jung Gook seperti tak peduli karena hidupnya hancur. 
Jung Gook melihat ada ikan rebus yang dimasak oleh Hee Jin, lalu menenangkan diri dengan minum di bar bersama dengan teman-temanya. Tapi Stres Jung Gook belum hilang akhirnya pergi ke club untuk menari dan minum, lalu melihat sosok rambut panjang disampingnya, tapi ternyatanya saat adalah pria berambut panjang.
“Aku tidak akan pernah menemukan wanita seperti Hee Jin.” Ucap Jung Gook menangis akhirnya minum bersama dengan pria yang baru dikenalnya.
“Tidak apa-apa. Dunia ini penuh dengan wanita.” Kata si pria. Jung Gook pun yakin akan ada wanita lain.
“Benar. Minumlah... Ini Rasanya enak.” Ucap si pria mengambil minum dari bar. Jung Gook melarang agar Jangan mencuri.
“Tidak apa-apa. Minumlah.” Kata Si pria. Jung Gook menyuruh Si pria harus membayar itu. Akhirnya sipria dibawa polisi keluar dari bar. Jung Gook pun kembali meminum sendirian.
Saat itu sesuatu terlempar ke arah kepala Jung Gook, seorang wanita sedang marah dengan seorang pria dengan tendangan tinggi. Jung Gook seperti terkesima. Kim Mi Young dengan style berbeda pun berhasil melawan pria. 
Flash Back
Min Young mengemudikan mobilnya, saat itu seorang pria menekan klakson mengeluh Min Young yang wanita jadi lebih baik memasak dan membersihkan rumah dan menyuruh agar segera memindahkan mobil. Mi Young akhirnya keluar dari mobil.
“Maaf, tapi parkirlah di tempat lain. Aku sedang bekerja.” Kata Mi Young memperlihatkan ID Card polisinya.
“Apa Anda detektif?” ucap si pria panik. Mi Young membenarkan kalau memang seorang detektif.
“Aku tidak bisa memasak atau berbenah, jadi, aku menangkap anggota kejahatan terorganisasi. Jadi Pindahkan trukmu.” Perintah Mi Young. Si pria dengan wajah ketakutan menganguk mengerti. 

Mi Young menerima telp dari pacarnya, memberitahu sedang melakukan pengintaian. Pacarnya ingin tahu keberadanya, Mi Young melihat ada didepan Motel berpikir kalau agak aneh mengatakannya dengan keras jadi mengaku ada di mana saja.
“Aku sedang bekerja, jadi, aku akan meneleponmu nanti, Sayang... Kau harus makan... Aku juga mencintaimu.” Ucap Mi Young sambil masuk mobil Rekan kerjanya hanya bisa mengeluh.
“Apa? Apa aku membuatmu mengernyit?” sindir Mi Young. Rekan kerjanya mengaku tidak seperti itu.
“Kau Cobalah berpacaran jadi Kau harus melakukan ini.” Komentar Mi Young terlihat bahagia.
“Apa kau berpikir akan menikahinya?” kata Rekan kerjanya. Mi Young yakin akan menikah.
“Aku tidak akan berpacaran untuk bersenang-senang di usiaku.” Ucap si pria
“Kau harus melakukan semua hal yang dilakukan orang lain agar tidak menyesalinya saat mati nanti.” kata Mi Young
“Baik. Aku akan mengingat itu.” Kata si pria lalu melihat sosok pria yang ada didepan mereka. 

Mereka melihat ada Doo Chi yang datang masuk motel. Min Young melihat ada Book Goo juga bersama Doo Chi. Rekan kerjanya pikir kalau mereka sudah berdamai. Mi Young mengumpat kesal karena sudah kalah banyak dan menyuruh rekan kerjanya agar menelp bantuan.
“Hei. Di mana kau? Bisakah kau datang ke sini dan memberikan bantuan? Aku bersama Mi Young, tapi Doo Chi dan Book Goo datang. Tapi mereka ditemani banyak orang. Bisakah kamu membawa Sung Jin dan beberapa orang lainnya? Bawa senjata api...” ucap Rekan Kerja Mi Young
Mi Young tiba-tiba melihat sebuah mobil yang masuk motel, seperti mengenal sesuatu dan meminta rekan kerjanya agar menunggu. Rekan kerjanya bertanya Mi Young mau pergi kemana. Mi Young langsung mengambil stick Baseball di dalam bagasi.
“Datanglah sekarang... Kau tahu motel di samping Stasiun Balai Kota, bukan?” ucap Rekan kerjanya binggung melihat Mi Young masuk motel sendirian. 

Mi Young masuk membawa pemukul baseball terlihat marah, seorang pai ingin melawan tapi Mi Young bisa dengan cepat melumpuhkanya. Anak buahnya panik melihat bos merkea jatuh tersungkur, tapi si bos ketakutan kalau itu Kim Mi Young dan mengajak masuk ke dalam kamar saja.
Akhirnya Mi Young melihat kamar di bagian pojok langsung membuka mengunakan pemukul baseball. Seorang wanita muda sudah ada di dalam kamar dengan pakaian yang tergeletak diatas tempat tidur. Seorang pria yang baru selesai mandi mengeluh karena Ada keributan.
“Apa yang kau lakukan di sini?” ucap Min Young kaget melihat pria itu. Si pria kaget dan panik melihat Mi Young mencoba menjelaskan dan langsung memakai jubah mandi karena hanya mengunakan boxer.
“Benar... Sekarang pukul 14.00... Kita sudah berpacaran selama setahun... Bukankah ini terlalu dini?” ucap Mi Young melihat jam tanganya.
“Siapa dia, Sayang? Apa dia pacarmu? Hei, Nona... Siapa kau? Apa kau pacarnya?” kata si wanita dengan panggilan santai
“Aku bukan temanmu.” Ucap Mi Young tak ingin dipanggil kakak dengan tatapan sinis.
“Aku tidak bisa melakukan ini. Ini terlalu menakutkan. Kalian berdua bisa menangani masalah kalian sendiri Telepon aku setelah kau putus, Sayang.” Ucap si wanita keluar dari kamar. 


Si pria langsung berlutut meminta maaf mengakutidak layak hidup dan berjanji tidak akan pernah mengulanginya. Min Young hanya diam saja melihat si pria yang menjadikan jubah sebagia alasnya bersimpuh. Si pria kembali meminta maaf.
“Jika aku mengulangi perbuatan sampah ini lagi, aku anjing yang kotor. Aku akan...” kata Si pria dan Mi Young memilih untuk duduk di kursi didepan pacarnya.
“Aku membelikanmu celana dalam itu... tapi Apa Kau memakai celana dalam yang kubelikan untukmu dan datang ke motel bersama seorang wanita? Kau bilang motel itu kotor... Kau bilang motel terlalu kotor untuk dikunjungi. Lalu ini Apa? Apa kau tidak mau membuang-buang uang untukku?” ucap Mi Young marah
“Tidak, Mi Young... Kau salah besar... Aku menyukai motel. Aku sangat menyukainya... Tapi aku pikir kau membencinya.” Kata si pria.
“Lupakan saja... Apa yang harus kita lakukan sekarang? Menurutmu apa yang harus kita lakukan? Aku ingin membunuhmu sekarang. Aku melawan desakan untuk memukulimu sampai mati.” Kata Min Young menahan amarahnya.
“Aku sangat marah, kesal, dan jengkel... Aku ingin sekali menangis, tapi aku menahan diri. Jadi, setidaknya berikan jawaban yang jujur kepadaku. Kita harus mengakhirinya sekarang, kan?” ucap Min Young
“Sejujurnya... Sekali saja... Aku berharap kamu akan memaafkanku sekali saja.” Kata Si pria. Mi Young yang mendengarnya langsung mengumpat marah pada pacarnya yang sudah gila.
“Siapa yang akan kamu kencani jika kau putus denganku, Kau detektif... Seorang Detektif wanita... Kebanyakan pria tidak akan mau berkencan denganmu.” Ucap Si pria
“Kau sampah... Apakah sikapmu selalu seperti ini?” ucap Mi Young marah
“Kau selalu menangani pembunuh berantai, pemerkosa, sampah masyarakat seperti itu, dan lebih sering tidak pulang.” Kata Si pria. Mi Young meminta agar tak melanjutkan.
“Kau selalu terluka.”kata Si pria. Mi Young berteriak agar menghentikan ucapanya.
“Dan sejujurnya, entah kapan kau akan tewas. Sejujurnya, tahukah kau betapa gugupnya aku? Jika aku tidak bisa menghubungimu, aku bertanya-tanya apa kau terluka atau apakah kau ditusuk dan terkapar mati di suatu tempat. Itu membuatku terbangun sepanjang malam.” Ungkap Si pria ketakutan
“Seharusnya kau tidak mengatakan itu... Seharusnya kamu tidak mengatakan itu di hari seperti ini dalam situasi seperti ini. Seharusnya kau mendiskusikan masalah kita denganku... Bukan secara fisik dengan wanita lain... Ini terlalu menyedihkan.” Ungkap Mi Young. Sang pacar mengangguk mengetri.
“Aku akan pergi... Aku tidak bisa mengatakan aku mendoakan yang terbaik untukmu.” Ucap Mi Young berjalan pergi.
Sang pacar berteriak memanggil Mi Young walaupun tak memakai baju. Mi Young tak peduli terus berjalan meninggalkan motel. Sang pacar seperti sangat menyesal sampai berguling-guling di lorong.
Mi Young membuka semua alat make up dan memoles wajahnya, lalu pergi ke club menari bersama semua pria seperti melepaskan rasa stress setelah diselingkuhi oleh pacarnya.  Mi Young sedang menari dengan seorang pria lalu melihat nama di ponsel si pria yang menelpnya "Istriku Tercinta"
“Tunggu! Apa kau sudah menikah? Kau juga pria berengsek!” teriak Mi Young marah langsung memberikan pelajaran.
Dua temanya menarik Mi Young agar menjauh, tapi Mi Young bisa melawanya dengan sepatu uang mengenai kepala Jung Gook.  Dua pria tak percaya melihat Mi Young yang sangat kuat. Si pria bersuami memberikan tamparan untuk Mi Young. Jung Gook melihat seperti terpana. Mi Young melompat dari atas panggung dan memberikan tendangan untuk si pria brengsek.
Bersambung ke Part 2


 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar