PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Pak Yang
Jung Gook... Silakan sebutkan pendapat Anda mengenai perpanjangan jalur kereta bawah tanah. Apakah penting
untuk memperpanjang jalur kereta bawah
tanah?” ucap seorang moderator.
“Tidak.
Lingkungan kami tidak membutuhkan kereta bawah tanah. Itu pendapatku.” Ucap
Jung Gook yang berada di "Debat
Kandidat Majelis"
“Aku bisa
saja berjanji memberikan jalur kereta bawah tanah demi mendapatkan beberapa
suara dan meminta kalian memilihku... Tentu, aku juga bisa melakukan itu. Tapi
itu tidak tepat. Jujur saja, jika kita mendapatkan jalur kereta bawah tanah, berapa
banyak yang akan menggunakannya untuk pergi ke tempat kerja?” ucap Jung Gook.
Semua hanya bisa terdiam.
“Tidak
ada satu pun. Semua orang punya beberapa mobil. Siapa yang naik kereta bawah
tanah? "Kita bisa naik kereta bawah tanah jika macet." "Kereta
bawah tanah lebih cepat." Semua itu hanya alasan. Mari kita lebih jujur
sekarang.” Kata Jung Gook
“Hanya
ada satu alasan kenapa kita menginginkan jalur kereta bawah tanah. Nilai
properti. Karena jalur kereta bawah tanah akan meningkatkan nilai properti. Karena
aku akan menghasilkan uang.” Kata Jung Gook
“Selagi
aku membahas ini, izinkan aku mengatakan hal lain. Kalian semua berasal dari
setiap distrik Seowon. Ketika mereka bilang kereta bawah tanah akan dibangun di
Inso-dong, kalian melakukan unjuk rasa, protes, dan pergi ke Balai Kota. Itu
yang kudengar. Kalian seharusnya malu.” Ucap Jung Gook.
Salah
satu pria ingin menyela, tapi Jung Gook malah berteriak “Kau menghasilkan banyak uang!” dan ia tahu kalau
Pria itu memiliki apartemen, dan
mengemudi beberapa mobil. Si pria mengeluh siapa sebenarnya. Jung Goo pikir Keserakahan
pria itu tidak ada batasnya.
“Berani-beraninya
Anda menguliahiku! Anda tidak sopan...” ucap Si pria marah
“Mari berbagi.
Mari berbagi kekayaan! Jangan hanya makan daging sapi seorang diri.” Ucap Jung
Gook. Si pria mulai mengumpat marah.
“Mari
berbagi daging. Daging juga lezat.” Ejek Jung Gook. Si pria ingin tahu darimana
asalnya Jung Gook. Jung Gook hanya bisa
tersenyum.
Jung Gook
bertemu dengan seorang pria di sebuah restoran yang datang lebih awal. Si pria
mengaku menemui orang penting jadi tidak boleh terlambat lalu mengaku bernama Park
Sang Pil. Jung Gook senang akhirnay mereka bertemu secara langsung.
“Aku Cha
Myung Soo...” kata Jung Gook mengubah namanya.
“Aku
mendengar dari Pak Ma bahwa Anda membangun bisnis besar di Venezuela.” Kata
Tuan Park. Jung Gook merendah kalau itu tidak besar.
“Aku menghasilkan
sedikit uang belanja.” Kata Jung Goo. Tuan Park tak mengejek Jung Gook
menganggapenam juta dolar uang belanja.
“Dikurangi
180.000 dolar untuk pertukaran, dikurangi 300.000 dolar, dengan risiko 5
persen, dikurangi 10 persen karena mencuci uang kotor dan menjadikannya bersih,
600.000 dolar, untuk total 1.080.000 dolar. Apakah itu terdengar benar untuk
Anda?” kata Jung Gook
“Tentu.
Mari kita lakukan itu.” Ucap Tuan Park yakin.
Seorang
pria berlari keluar mobil dengan wajah panik mencoba menelp tapi tak ada yang
mengangkat telpnya. Jung Gook memperlihatkan tas berisi uang memberitahu kalau
Ini sampelnya dan Uangnya ada di dalam mobil dengan jumlah Enam juta dolar
dalam mata uang bolivar pecahan 100.
Tuan Park
memanggil Tuan Ma untuk mengambilnya. Jung Gook terlihat santai sementara si
pria mengemudikan mobilnya dengan cepat tapi terjebak di jalan sempit dengan
truk yang berhenti ditengah jalan.
“Pindahkan
trukmu! Pindahkan sekarang, brengsek!” teriak Si pria akhirnya meminta mobil
dibelakangnya untuk mundur. Tapi mobil
dibelakang malah menabrak mobil lainya.
“Kenapa
kau tiba-tiba mundur seperti itu?” teriak si wanita marah. Si pria mengelak
kalau Kecepatannya 20 km per jam!
“Dasar Brengsek!
Pindahkan mobil bodoh kalian!” teriak si pria sambil membunyikan klakson.
Dua orang
pria menghitung uang di dalam mobil setelah itu Tuan Ma memastikan kalau
jumlahnya Enam juta dolar. Tuan Park menyuruh agar membawa ke kantor. Jung Gook
tersenyum. Tuan Ma pun menyuruh dua anak buahnya agar membawa semua uang ke
kantor.
Sepasang
pria dan wanita masih adu mulut ditengah jalan karena mobil mereka saling
bertabrakan. Akhirnya si pria memilih untuk keluar dari mobil dan berlari
sekencang mungkin. Tuan Park masih berbicara dengan Jung Gook.
“Tidak
ada seorang pun yang gagal memulai bisnis dengan uangku. Semoga beruntung.”
Ucap Tuan Park
“Terima
kasih. Aku juga berharap begitu untuk Anda. Semoga Anda sehat.” Kata Jung Gook
berjalan keluar restoran.
“3621.
Sebuah van hitam.” Kata Tuan Ma memberikan kunci mobil saat Jung Gook keluar
dari restoran.
Si pria
bergegas menyeberang jalan dan tubuhnya pun melayang jatuh setelah sebuah mobil
menabraknya. Si pengemudi panik ingin melihat keadaan pria apakah baik-baik
saja. Si pria hanya bisa menjerit memegang kakinya yang sakit.
“Anda
berdarah.”ucap si wanita panik, Tapi si pria mengaku baik-baik saja.
“Ini
Gawat, Mari kita pergi ke IGD.” Kata Si wanita. Pria itu mengaku baik-baik saja.
“Anda
harus menemui dokter... Anda tampak terluka... Jadi Pak. Pertama, mari kita
pergi ke IGD.” Kata si wanita. Si pria marah kalau baik-baik saja dan harus
terburu-buru.
Saat itu
Jung Gook pun meninggalkan restoran dengan wajah bahagia. Si pria masih
tertahan karena ditahan oleh wanita untuk pergi ke rumah sakit. Si Pria memohon
agar bisa melepaskanya.
Si pria
akhirnya masuk menemui Tuan Park yang baru saja akan keluar. Tuan Park heran melihat Tuan Choi datang dan
kaget melihat ada darah dibagian kepalanya.
Tuan Choi pikir tak penting itu sekarang.
“ Apa
Anda sudah menukar uangnya? Anda sudah menukar uang itu dengan uang Venezuela?”
tanya Tuan Choi.
“Diam,
Bodoh... Itu tidak penting.” Kata Tuan Park marah
“Venezuela
baru saja mengganti mata uang mereka. Mereka meluncurkan mata uang baru... Mereka
punya mata uang baru sekarang!” kata Tuan Choi. Tuan Park shock dan menyuruh
anak buahnya agar segera menangkap Jung Gook.
Jung Gook
sudah turun dari mobil van membawa kotak buah dan memindahkan ke mobil sedan
yang dikemudikan wanita, yang sebelumnya menabrak Tuan Choi. Jung Gook melihat
dengan senyuman tumpukan uang lalu mengajak mereka untuk segera mencampurnya.
Sepasang
pria dan wanita datang dengan dua kotak buah, mereka adalah pria dan wanita
yang adu mulut di tengah jalan. Mereka sengaja membuat keributan agar
menghambat jalan Tuan Choi.
“Apa dia
sudah pergi?” ucap Si wanita. Si pria melihat si pria yan akhirnya pergi.
Dalam
bathtub, Charles keluar dari tumpukan uang seperti sedang mandi uang. Wajahnya
terlihat sangat bahagia. Tuan Ma bersama dengan Tuan Park menegaskan akan
menangkap Jung Gook dan akan melakukan apa pun untuk menangkapnya. Tuan Park
menjerit histeris.
Sementara
Jung Gook dkk terlihat bahagia dengan mandi hujan uang di gudang kosong. Tas
pun dibagi menjadi 5 bagian, Charles mengeluh Jung Gok yang memberi bagian
mereka nanti. Jung Gook memberitahu Pria tua itu menandai lembaran uangnya jadi
mereka harus menunggu enam bulan.
“Tunggulah
enam bulan.” Ucap Jung Gook. Charles mengetahui kalau akan menyimpan uangnya.
“Aku
hanya perlu menyimpannya selama enam bulan.” Kata Charles. Jung Gook mengaku
kalau sudah mengenalnya.
“Tampaknya
kau salah besar tentang aku... Aku sudah berubah. Aku sudah lama berhenti
minum.” Kata Charles.
“Dan kau
sudah lama berhenti berjudi...” kata Jung Gook bisa tahu perkataanya.
“Aku
bahkan tidak bertaruh untuk pertandingan olahraga.” Komentar Charles
“Dan kau
tahu cara menunggu... “ kata Jung Gook. Charles mengaku tahu cara berhati-hati.
“Kau
sangat sabar. “ komentar Jung Gook. Charles mengaku setiap hari.
“Aku tahu
begitulah gaya hidupmu... Karena itu aku memercayaimu, Charles.” Ucap Jung
Gook.
“Telepon
aku setengah tahun lagi.” Kata Charles akhirnya mengalah dan pergi meninggalkan
gudang.
“Kenapa
dia? Bagaimana dia tahu aku sudah berubah?” keluh Charles dengan wajah kesal
masuk mobil
Wanita
yang lainya hanya duduk diam menatap Jung Gook mengaku sedang berpikir. Jung
Gook ingin tahu Tentang apa. Si wanita berpikir
Apakah bisa mempercayai Jung Gook atau tidak. Jung Gook pun ingin tahu
keputusanya.
“Aku percaya
satu hal tentang dirimu, tapi aku tidak percaya dua hal, tapi aku
mempertaruhkan uangku untuk satu hal yang kupercayai. Jadi Telepon aku dan Jaga
agar uangku tetap aman.” Kata si wanita lalu berjalan pergi.
Wanita
lainya melihat itu cara anak buah Jung Gook mengatakan tidak
mempercayainya. Jung Gook pkir bukan
seperti itu. Si wanita pikir yang
dimaksud kalau mempercayai Jung Gook tapi bukan dengan dirinya dan uangnya.
“Kita
harus memakluminya... Semuanya berjalan dengan lancar.” Ucap Jung Gook bahagia.
“ Jadi,
apa yang akan kau lakukan dengan uang itu?” tanya si wanita. Jung Gook menjawab
akan Pensiun.
“Lalu
Setelah kamu pensiun?” tanya si Wanita. Jung Gook mengatakan akan menikah.
“Dengan
siapa?” tanya Si wanita. Jung Gook menjawab Dengan pacarnya. Si wanita pikir
itu adalah dengan dirinya. Jung Gook mengaku kalau itu Mungkin lalu menarik si
wanita dan mengeluarkan sebuah kotak cincin.
“Apa aku
bilang bersedia menikahimu? Karena itu aku berencana menanyakannya sekarang. Aku
tahu situasi kita tidak bagus dan lokasinya buruk, tapi kau harus memakluminya.
Pacarku luar biasa, aku ingin memilikinya sekarang sebelum dia berubah pikiran.
Mari kita menikah, Hee Jin.” Kata Jung Gook memasangkan cincin.
“Kau
tidak menipuku, kan?” kata Hee Jin. Jung Gook mengaku memikirkannya lebih dari siapa pun.
“Ini
bukan penipuan... Tapi Ini cinta... Kau tahu aku sangat mencintaimu, kan?” kata
Jung Gook
“Tentu
saja aku tahu.” Ucap Hee Jin. Jung Gook pun mengajak mereka hidup bahagia
selamanya.
“Kau
tidak boleh membuatku menderita, ya?” kata Hee Jin. Jung Gook pikir tak ada
alasan untuk membuatnya menderita karena dirinya mungkin yang akan menderita.
“Kau
mengatakan kalimat terindah... Baik, mari kita menikah.” Kata Hee Jin. Jung
Gook langsung tersenyum bahagia.
“Jangan
tersenyum seperti itu. Itu menjijikkan. Kau membuatku tidak nyaman.” Keluh Hee
Jin
Jung Gook
terlihat sangat bahagia, Hee Jin mengaja mereka
bergegas pulang karena akan memasak hidangan favorit pacarnya. Jung Gook
meminta maaf menyuruh Hee Jin pulang labih dulu karena harus menemui seseorang.
Jung Gook
pergi ke sebuah tempat dengan tas uang mengejek “Siapa yang potong rambut
malam-malam begini?” Tuan Ma memotong rambutnya mengaku Saat melakukan sesuatu
yang buruk, maka harus memotong ujung-ujung yang kotor atau akan sial.
“Kau akan
botak... Kau akan botak sebentar lagi... Aku akan meninggalkan uangnya di sini...
Pria tua itu mengetahuinya, kan?” ucap Jung Gook menaruh tas uang.
“Dia
tidak bisa melakukan apa pun tanpa bantuan. Dia tidak bisa mengetahui apa
pun... Jangan khawatir” kata Tuan Ma. Jung Gook menganguk mengerti.
“Jadi,
Jung Gook, kau harus baik kepada orang-orang selagi masih ada kesempatan. Oh Seung
Keun benar. Jika kamu tidak menyadari betapa berharganya cinta kita, kau akan
menjadi seperti pria tua itu.” Ucap Tuan Ma
“Omong-omong,
pada akhirnya dia akan tahu, jadi, sembunyilah... Aku akan pergi. Hubungi aku.”
Kata Jung Gook melihat dinding yang bentuk foto.
Tuan Ma
bertanya mau kemana Jung Gook, Jung Gook
mengaku akan pulang. Tuan Ma pikir Jung Gook harus menyingkirkan noda kotor itu
jadi mengajaknya untuk sauna dan membeli minuman. Jung Gook menolak karena Pacarnya menunggu.
“Hei. Aku
punya istri, dua putra, dan satu putri yang menungguku. Bahkan Ibuku yang
berusia 80 tahun bertanya-tanya kapan putranya akan pulang, jadi, satu gelas
minuman saja.” Rengek Tuan Ma. Jung Gook menolak.
Tapi
akhirnya Jung Gook sudah jatuh pingsan di dalam ruang karaoke, lalu kaget
melihat si kakek yang mencukur rambut ikut juga dan tertidur pulas begitu juga
Tuan Ma sudah tak sadarkan diri. Jung Gook melihat jam di ponselnya lalu mengumpat
dirinya yang bodoh dan bergegas pergi.
Akhirnya
Jung Gook pulang ke rumah memanggil Hee Jin dengan wajah panik kalau pacarnya
itu marah. Ia meminta maaf pada Hee Jee
mengaku ingin pulang lebih awal, tapi
jalanan macet. Hee Jin tak terlihat ada diruang tenang, Jung Gook pun berjalan
ke depan pintu kamar.
“Aku
minum terlalu banyak... Apa kamu tidur? Seharusnya kau menelepon. Kau sama
sekali tidak menelepon, jadi... Aku tidak..” ucap Jung Gook membuka pintu tak
melihat Hee Jin ada di kamar.
Jung Gook
memanggil Hee Jin mengecek semua ruangan sampai ke kamar mandi, tapi sang pacar
tak ada. Ia mencoba menelp dan matanya
kaget memikirkan sesuatu dan teringat Kopernya, lalu bergegas masuk kamar dan
tak ada koper uang miliknya.
Ia
mencoba menelp tapi tak diangkat lalu keluar dari rumah melihat tetangganya
yang keluar untuk membuang sampah. Jung Gook memanggil bibi tetangga bertanya paakah melihat wanita yang tinggal
di sebelah rumahnya. Si bibi binggung. Jung Gook kembali mengulangi
pertanyanya. Si bibi mengaku melihatnya.
“Sungguh?
Kapan? Kapan Anda melihatnya?” tanya Jung Gook. Si bibi menjawab Dua hari yang
lalu.
“Aku juga
melihatnya dua hari yang lalu. Apa Anda melihatnya hari ini?” tanya Jung Gook
frustasi. Si bibi mengaku tidak.
“Ponsel.
Berikan ponsel Anda kepadaku. Sekarang.” Kata Jung Gook melihat si bibi yang
memegang ponselny.
Hee Jin
mengangkat telp, Jung Gook tak percaya
melihat Hee Jin yang mengangkat telp orang lain dengan nada berteriak bertanya
“Di mana kau sekarang?” lalu meminta maaf karena sudah membentak. Hee Jin sudah
ada dibandara dengan koper yang dibawanya.
“Tapi Hee
Jin, ini tidak benar, kan? Ini tidak seperti perkiraanku, kan?” ucap Jung Gook
memastikan.
“Benar.”
Kata Hee Jin dengan tatapan dingin. Jung Gook langsung meminta maaf dan mengaku
bersalah.
“Kau
bilang kau mencintaiku... Seharusnya kita menikah.” Jerit Jung Gook frustasi.
“Maaf.
Semoga kau bertemu dengan wanita yang baik.” Kata Hee Jin seperti tak ingin
dengan Jung Gook.
“Kau
wanita yang baik. Siapa yang harus aku... Hee Jin, dengarkan aku... Kumohon
dengarkan aku.” Ucap Jung Gook
Si bibi
menyuruh Jung Gook agar segera menutup telp dan mengembalikanya karena sudah
menghabiskan waktunya. Jung Gook menyuruh si bibi enyah. Hee Jin berpikir kalau Jung Gook berbicara
denganya. Jung Gook panik mengaku tidak berbicara dengan Hee Jin.
“Jangan
pergi.” pinta Jung Gook memohon sambil bersimpuh.
“Mari
kita akhiri di sini. Kututup teleponnya.” Kata Hee Jin tak peduli
“Jangan
tutup teleponnya.... Jangan lakukan ini... Maafkan aku.” Ucap Jung Gook
“Aku
membuat hidangan favoritmu jadi Sadarkan dirimu dengan itu. Itu cinta untukmu, tapi
menurutku itu penipuan bagiku... Maaf. Jangan bertemu dengan seseorang
sepertiku lagi. Aku akan menikmati uangnya dan menjalani hidup yang baik.” Kata
Hee Jin
“Maaf,
Hee Jin... Hee Jin! Yoo Hee Jin!” jerit Jung Gook marah dan langsung melempar
ponselnya. Si bibi menjerit kalau itu ponsel miliknya. Jung Gook hanya bisa
menangis.
“Hei!
Orang gila! Tahukah kamu berapa harga ponsel itu? Hei... Pencuri! Kenapa kamu
melempar ponselku?” teriak si Bibi mencengkram baju Jung Gook. Jung Gook
seperti tak peduli karena hidupnya hancur.
Jung Gook
melihat ada ikan rebus yang dimasak oleh Hee Jin, lalu menenangkan diri dengan
minum di bar bersama dengan teman-temanya. Tapi Stres Jung Gook belum hilang
akhirnya pergi ke club untuk menari dan minum, lalu melihat sosok rambut
panjang disampingnya, tapi ternyatanya saat adalah pria berambut panjang.
“Aku
tidak akan pernah menemukan wanita seperti Hee Jin.” Ucap Jung Gook menangis
akhirnya minum bersama dengan pria yang baru dikenalnya.
“Tidak
apa-apa. Dunia ini penuh dengan wanita.” Kata si pria. Jung Gook pun yakin akan
ada wanita lain.
“Benar.
Minumlah... Ini Rasanya enak.” Ucap si pria mengambil minum dari bar. Jung Gook
melarang agar Jangan mencuri.
“Tidak
apa-apa. Minumlah.” Kata Si pria. Jung Gook menyuruh Si pria harus membayar
itu. Akhirnya sipria dibawa polisi keluar dari bar. Jung Gook pun kembali
meminum sendirian.
Saat itu
sesuatu terlempar ke arah kepala Jung Gook, seorang wanita sedang marah dengan
seorang pria dengan tendangan tinggi. Jung Gook seperti terkesima. Kim Mi Young
dengan style berbeda pun berhasil melawan pria.
Flash Back
Min Young
mengemudikan mobilnya, saat itu seorang pria menekan klakson mengeluh Min Young
yang wanita jadi lebih baik memasak dan membersihkan rumah dan menyuruh agar
segera memindahkan mobil. Mi Young akhirnya keluar dari mobil.
“Maaf,
tapi parkirlah di tempat lain. Aku sedang bekerja.” Kata Mi Young
memperlihatkan ID Card polisinya.
“Apa Anda
detektif?” ucap si pria panik. Mi Young membenarkan kalau memang seorang detektif.
“Aku
tidak bisa memasak atau berbenah, jadi, aku menangkap anggota kejahatan
terorganisasi. Jadi Pindahkan trukmu.” Perintah Mi Young. Si pria dengan wajah
ketakutan menganguk mengerti.
Mi Young
menerima telp dari pacarnya, memberitahu sedang melakukan pengintaian. Pacarnya
ingin tahu keberadanya, Mi Young melihat ada didepan Motel berpikir kalau agak
aneh mengatakannya dengan keras jadi mengaku ada di mana saja.
“Aku sedang
bekerja, jadi, aku akan meneleponmu nanti, Sayang... Kau harus makan... Aku
juga mencintaimu.” Ucap Mi Young sambil masuk mobil Rekan kerjanya hanya bisa
mengeluh.
“Apa? Apa
aku membuatmu mengernyit?” sindir Mi Young. Rekan kerjanya mengaku tidak seperti
itu.
“Kau
Cobalah berpacaran jadi Kau harus melakukan ini.” Komentar Mi Young terlihat
bahagia.
“Apa kau
berpikir akan menikahinya?” kata Rekan kerjanya. Mi Young yakin akan menikah.
“Aku
tidak akan berpacaran untuk bersenang-senang di usiaku.” Ucap si pria
“Kau
harus melakukan semua hal yang dilakukan orang lain agar tidak menyesalinya
saat mati nanti.” kata Mi Young
“Baik.
Aku akan mengingat itu.” Kata si pria lalu melihat sosok pria yang ada didepan
mereka.
Mereka
melihat ada Doo Chi yang datang masuk motel. Min Young melihat ada Book Goo
juga bersama Doo Chi. Rekan kerjanya pikir kalau mereka sudah berdamai. Mi
Young mengumpat kesal karena sudah kalah banyak dan menyuruh rekan kerjanya
agar menelp bantuan.
“Hei. Di
mana kau? Bisakah kau datang ke sini dan memberikan bantuan? Aku bersama Mi
Young, tapi Doo Chi dan Book Goo datang. Tapi mereka ditemani banyak orang. Bisakah
kamu membawa Sung Jin dan beberapa orang lainnya? Bawa senjata api...” ucap
Rekan Kerja Mi Young
Mi Young
tiba-tiba melihat sebuah mobil yang masuk motel, seperti mengenal sesuatu dan
meminta rekan kerjanya agar menunggu. Rekan kerjanya bertanya Mi Young mau
pergi kemana. Mi Young langsung mengambil stick Baseball di dalam bagasi.
“Datanglah
sekarang... Kau tahu motel di samping Stasiun Balai Kota, bukan?” ucap Rekan
kerjanya binggung melihat Mi Young masuk motel sendirian.
Mi Young
masuk membawa pemukul baseball terlihat marah, seorang pai ingin melawan tapi
Mi Young bisa dengan cepat melumpuhkanya. Anak buahnya panik melihat bos merkea
jatuh tersungkur, tapi si bos ketakutan kalau itu Kim Mi Young dan mengajak
masuk ke dalam kamar saja.
Akhirnya
Mi Young melihat kamar di bagian pojok langsung membuka mengunakan pemukul
baseball. Seorang wanita muda sudah ada di dalam kamar dengan pakaian yang
tergeletak diatas tempat tidur. Seorang pria yang baru selesai mandi mengeluh
karena Ada keributan.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” ucap Min Young kaget melihat pria itu. Si pria kaget dan
panik melihat Mi Young mencoba menjelaskan dan langsung memakai jubah mandi
karena hanya mengunakan boxer.
“Benar...
Sekarang pukul 14.00... Kita sudah berpacaran selama setahun... Bukankah ini
terlalu dini?” ucap Mi Young melihat jam tanganya.
“Siapa
dia, Sayang? Apa dia pacarmu? Hei, Nona... Siapa kau? Apa kau pacarnya?” kata
si wanita dengan panggilan santai
“Aku
bukan temanmu.” Ucap Mi Young tak ingin dipanggil kakak dengan tatapan sinis.
“Aku
tidak bisa melakukan ini. Ini terlalu menakutkan. Kalian berdua bisa menangani
masalah kalian sendiri Telepon aku setelah kau putus, Sayang.” Ucap si wanita
keluar dari kamar.
Si pria
langsung berlutut meminta maaf mengakutidak layak hidup dan berjanji tidak akan
pernah mengulanginya. Min Young hanya diam saja melihat si pria yang menjadikan
jubah sebagia alasnya bersimpuh. Si pria kembali meminta maaf.
“Jika aku
mengulangi perbuatan sampah ini lagi, aku anjing yang kotor. Aku akan...” kata
Si pria dan Mi Young memilih untuk duduk di kursi didepan pacarnya.
“Aku
membelikanmu celana dalam itu... tapi Apa Kau memakai celana dalam yang
kubelikan untukmu dan datang ke motel bersama seorang wanita? Kau bilang motel
itu kotor... Kau bilang motel terlalu kotor untuk dikunjungi. Lalu ini Apa? Apa
kau tidak mau membuang-buang uang untukku?” ucap Mi Young marah
“Tidak,
Mi Young... Kau salah besar... Aku menyukai motel. Aku sangat menyukainya... Tapi
aku pikir kau membencinya.” Kata si pria.
“Lupakan
saja... Apa yang harus kita lakukan sekarang? Menurutmu apa yang harus kita lakukan?
Aku ingin membunuhmu sekarang. Aku melawan desakan untuk memukulimu sampai
mati.” Kata Min Young menahan amarahnya.
“Aku sangat
marah, kesal, dan jengkel... Aku ingin sekali menangis, tapi aku menahan diri. Jadi,
setidaknya berikan jawaban yang jujur kepadaku. Kita harus mengakhirinya
sekarang, kan?” ucap Min Young
“Sejujurnya...
Sekali saja... Aku berharap kamu akan memaafkanku sekali saja.” Kata Si pria.
Mi Young yang mendengarnya langsung mengumpat marah pada pacarnya yang sudah
gila.
“Siapa
yang akan kamu kencani jika kau putus denganku, Kau detektif... Seorang
Detektif wanita... Kebanyakan pria tidak akan mau berkencan denganmu.” Ucap Si
pria
“Kau
sampah... Apakah sikapmu selalu seperti ini?” ucap Mi Young marah
“Kau
selalu menangani pembunuh berantai, pemerkosa, sampah masyarakat seperti itu, dan
lebih sering tidak pulang.” Kata Si pria. Mi Young meminta agar tak
melanjutkan.
“Kau
selalu terluka.”kata Si pria. Mi Young berteriak agar menghentikan ucapanya.
“Dan
sejujurnya, entah kapan kau akan tewas. Sejujurnya, tahukah kau betapa gugupnya
aku? Jika aku tidak bisa menghubungimu, aku bertanya-tanya apa kau terluka atau
apakah kau ditusuk dan terkapar mati di suatu tempat. Itu membuatku terbangun
sepanjang malam.” Ungkap Si pria ketakutan
“Seharusnya
kau tidak mengatakan itu... Seharusnya kamu tidak mengatakan itu di hari
seperti ini dalam situasi seperti ini. Seharusnya kau mendiskusikan masalah
kita denganku... Bukan secara fisik dengan wanita lain... Ini terlalu
menyedihkan.” Ungkap Mi Young. Sang pacar mengangguk mengetri.
“Aku akan
pergi... Aku tidak bisa mengatakan aku mendoakan yang terbaik untukmu.” Ucap Mi
Young berjalan pergi.
Sang
pacar berteriak memanggil Mi Young walaupun tak memakai baju. Mi Young tak
peduli terus berjalan meninggalkan motel. Sang pacar seperti sangat menyesal
sampai berguling-guling di lorong.
Mi Young
membuka semua alat make up dan memoles wajahnya, lalu pergi ke club menari
bersama semua pria seperti melepaskan rasa stress setelah diselingkuhi oleh
pacarnya. Mi Young sedang menari dengan
seorang pria lalu melihat nama di ponsel si pria yang menelpnya "Istriku
Tercinta"
“Tunggu!
Apa kau sudah menikah? Kau juga pria berengsek!” teriak Mi Young marah langsung
memberikan pelajaran.
Dua
temanya menarik Mi Young agar menjauh, tapi Mi Young bisa melawanya dengan
sepatu uang mengenai kepala Jung Gook.
Dua pria tak percaya melihat Mi Young yang sangat kuat. Si pria bersuami
memberikan tamparan untuk Mi Young. Jung Gook melihat seperti terpana. Mi Young
melompat dari atas panggung dan memberikan tendangan untuk si pria brengsek.
Bersambung
ke Part 2
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar