Seo Yeon
keluar dari kamar melihat Sun akan pergi ke kantor, wajahnya terlihat panik
mengingat yang dilakukan Sun sebelumnya.
“Kau
bukan satu-satunya yang bisa melewati batas. Aku juga bisa melewati batas. Jadi
kau berhati-hatilah.” Ucap Sun mengoda Seo Yeon akan menciumanya.
“Kau
sudah mau berangkat kerja.” Kata Seo Yeon
berjalan mundur lalu Sun pun keluar dari rumah.
Seo Yeon
kesal melihat Sun sengaja melangkah melewati batas garis, lalu menerima telp dari Jeong Hee dan bertanya melihatanya di mana.
Seo Yeon
pergi ke rumah sakit, lalu berteriak melihat Jung Yeon Ah sedang didepan
receptionist. Yeon Ah ketakutan berlari menghindari Seo Yeon, tapi Seo Yeon
bisa membuat Yeon Ah jatuh tersungkur.
Yeon Ah langsung meminta maaf, Seo Yeon pun mengumpat temanya yang
berani menipunya.
“Bagaimana
bisa kau bebas begitu saja dengan uang investasi yang kau curi?”ucap Seo Yeon
marah
“Maaf.
Walaupun aku tahu ini sudah terlambat.” Kata Yeon Ah masih duduk di lantai
“Benar...
Permintaan maafmu tidak kupermasalahkan. Sekarang Kembalikan uangku.” Tegas Seo
Yeon
“Aku
tidak mau. Bukan, tapi aku tak punya apa-apa untuk kukembalikan.” Ucap Yeon Ah
menahan tangis.
Seo Yeon
melonggo binggung, lalu Yeon Ah melihat anaknya yang sedang dirawat dalam
ruangan intensif mengatakaan akan kembali malam nanti. Seo Yeon melihat dari
kaca hanya bisa menahan sedih.
Yeon Ah
memberitahu kalau ia orang tua tunggal dan menyuruhnya untuk menjaga anaknya
lalu pergi ke Amerika untuk memulai yang baru. Ia menceritakan anaknya berada di
tahap terakhir hepatoblastoma dan Perawatannya menelan biaya sampai lebih dari
100 juta Won jadi tak ada pilihan lain jadi hanya bisa mengatakan permintaan
maafnya.
“Maaf tak
menyelesaikan segalanya. Kau membuatku ditipu!” ucap Seo Yeon kesal
“Seperti
yang kau lihat, aku tak bisa membayarnya kembali sekarang. Jadi lakukanlah
sesukamu. Entah kau mau membuatku mati atau tidak, aku akan menerimanya.” Ucap
Yeon Ah pasrah
“Dasar
jahat. Bisa-bisanya kau mengatakan itu? Kembalikan semua uangku.” Teriak Seo Yeon
langsung menarik rambut Yeon Oh lalu melihat rambut temanya yang mulai tipis.
“Kau yang
salah. Lalu kenapa aku mendadak berubah menjadi jahat? Dasar wanita
mengerikan.” Ucap Seo Yeon kesal sendiri lalu beranjak pergi.
Dae Young
duduk di meja kerjanya dengan senyuman, Managernya datang melihat Hasil yang dibuat
Dae Young kembali seperti dulu setelah satu bulan merosot. Ia pun bertanya Apa
ada sesuatu yang baik belakangan ini, karena Wajah Dae Young juga terlihat
lebih cerah.
“Benarkah?”
ucap Dae Young hanya bisa tersenyum, Managernya melihat ponsel Dae Young
berdering lalu menyuruh agar mengangkatnya lebih dulu. Dae Young melihat nama
Lee Seo Yeon di ponselnya.
Dae Young
masuk restoran mengeluh melihat Seo Yeon duduk sendirian sambil minum soju. Lalu duduk menemui Seo Yeon bertanya apa yang
terjadi.Seo Yeon melihat Dae Young mengulang perkataan Dae Young kalau akan
mentraktir makan jadi meminta agar mentraktirnya hari ini.
“Aku mau
minum, tapi tak ada uang. Apa yang sudah kulakukan dengan hidupku?” ucap Seo
Yeon sedih
“Mentraktirmu
bukanlah masalah, tapi apa yang terjadi padamu? Apa Bisnismu tak berjalan
dengan baik?” tanya Dae Young
“Aku
sebenarnya bukan seorang perantauan. Apa gunanya berbohong saat semuanya
berubah seperti ini? Bisnisku bangkrut di Amerika. Aku kembali ke Korea tanpa membawa
satu sen pun di dompetku.” Cerita Seo Yeon. Dae Young kaget mendengarnya.
“Seperti
yang kau bilang, aku masih sama saja. Bahkan di kampus, aku cuma fokus di luar
ketika aku kosong di dalam. Aku tinggal di rumah orang lain saat itu, tapi
sekarang tidak begitu berbeda. Kenapa hidupku rumit begini? Kau.. Jangan beri
tahu Ji Woo tentang ini. Dia akan senang jika dia tahu.” Ucap Seo Yeon
Dae Young
melihat Seo Yeon mengambil botol lain dengan rambut masuk ke dalam panci sup.
Ia menyuruh Seo Yeon untuk sadar, Seo Yeon tak peduli karena akan minum lagi.
Dae Young melihat air yang menetes dari rambut Seo Yeon meminta bibi agar
membawa tisu basah.
Ji Woo
berjalan dengan Sun di sebuah jalan, Sun bertanya apakah Ji Woo tak keberatan
dengan ini, karena ingin minta maaf dengan kebiasaan mabuk, jadi tempat yang
dipilih Ji Woo tidak cukup bagus.
“Ayo kita
pergi ke restoran mewah. Aku akan mentraktirmu semuanya” kata Sun. Ji Woo tahu
kalau Sun akan bersikap seperti itu.
“Tapi
kita bukan makan yang mahal namun enak.” Ucap Ji Woo. Sun tahu kalau ini tempat
yang terkenal.
“Ya, itu
enak sekali. Jadi Ayo masuk ke dalam.” Kata Ji Woo, Sun pun setuju.
Ji Woo
masuk ke dalam restoran bersama Sun, melihat Dae Young sedang duduk dengan
wanita bersadar di bahunya. Dae Young kaget melihat Sun dengan Ji Woo, saat itu
terlihat wajah Seo Yeon bersadar di bahu Dae Young. Ji Woo kaget ternyata Dae
Young seperti sangat dekat dengan Seo Yeon.
Dae Young
ingin berdiri tapi Seo Yeon tak bisa ditinggalkan. Bibi mendekati Ji Woo apakah
akan makan untuk dua orang. Ji Woo meminta
maaf karena akan datang lain kali, lalu bergegas pergi. Dae Young
seperti serba salah. Sun pun akhirnya mengikuti Ji Woo.
Sun
bertanya apakah Ji Woo tak menyapa Goo Dae Young ketika merasa tidak nyaman,
dan berpikir kalau keduanya sedang pacaran. Ji Woo terlihat binggung, Sun
mengaku kalau Wanita yang bersama Dae Young adalah kenalanku.
“Dia
membantuku mempekerjakan Dae Young Kudengar mereka teman satu kampus. Bukannya
kau bilang kau satu kampus juga dengannya? Apa Kau tak kenal wanita itu?” jelas
Sun
“Itu, aku
tak kenal dan Mereka itu tidak pacaran. Karena Dae Young punya pacar.” Kata Ji
Woo. Sun menganguk mengerti.
Ji Woo
memberikan makanan untuk anjingnya yang bernama “Kacang” Dae Young baru pulang
bertanya kenapa Ji Woo pergi begitu saja tadi. Ji Woo mengaku kalau canggung
menyapa Dae Young disaat situasi tadi, lalu bertanya apakah mereka
pacaran. Dae Young binggung dengan
pertanyaan Ji Woo.
“Sun bertanya
apa kalian berpacaran. Jadi aku bilang tidak dan kukatakan kalau kau punya
pacar. Ini Sudah jelas... Seo Yeon menelponmu, kan?” kata Ji Woo sinis. Dae
Young terlihat binggung.
“Bukan
begitu. Dia sepertinya sedang mengalami
beberapa masalah.” Kata jelas Dae Young. Ji Woo ingin tahu masalah apa pada Seo
Yeon.
“Mungkin
masalahnya tak terlalu parah.” Ucap Ji Woo. Dae Young pikir kalau Seo Yeon
pasti mengurus keadaannya sendiri.
“Ahh..
Benar, dulu kau juga begitu perhatian padanya.” Ucap Ji Woo sinis. Dae Young
merasa tak pernah seperti itu. Tapi Ji
Woo yakin kalau Dae Young pernah melakukanya.
Saat itu
ponsel Dae Young berbunyi dan bertanya kalau
sepertinya ada masalah serius. Ji Woo dengan wajah panik bertanya
masalah apa, apakah ada sesuatu yang
buruk. Dae Young memberitahu kalau Sung
Joo akan menikah.
“Sung
Joo? Apa yang kau maksud Teman akrabmu dulu di kampus? Apa Kau masih tetap
saling menghubungi? Bagaimana dengan yang lain? Bagaimana keadaan mereka? Aku
mau tahu kabar mereka.” Ucap Ji Woo penuh semangat.
“Jin Seok
dapat pekerjaan dan pergi ke kota lain. Kalau Byeong Sam, aku tak bisa
menghubunginya setelah lulus.” Cerita Dae Yong
“Yah..
Memang, sulit untuk tetap berkomunikasi setelah lulus kuliah karena kau sibuk
bekerja... Aku merindukan mereka semua.” Ungkap Ji Woo
“Kita
pergi saja ke pernikahannya. Jin Seok juga akan datang, jadi Akan menyenangkan
kalau kita reuni bersama.” Kata Dae Young, Ji Woo tersenyum karena Dae Young
memperbolehkanya.
Dae Young
mengemudikan mobilnya, melihat Ji Woo seperti risih dengan dressnya yang
pendek. Ia lalu memberikan jas agar Ji Woo menutupinya, Ji Woo mengucapkan
terimakasih menutupi rok yang pendek.
“Ngomong-ngomong,
aku belum pernah ke pesta pernikahan di vila kecil.” Kata Ji Woo
“Pernikahan
di tempat kecil memang trend belakangan ini. Oh ya... Apa Kau ingat tidak pacar Sung Joo yang dulu?”
ucap Dae Young
“Apa
Maksudmu orang yang delapan tahun lebih tua darinya?” tanya Ji Woo. Dae Young
membenarkan.
“Ya, dia
jadi pengantinnya.” Kata Dae Young, Ji Woo kaget mendengarnya.
“Apa
Mereka masih berpacaran sejak itu?” ucap Ji Woo tak percaya.Dae Young pikir
seperti itu merasa tak percaya kalau Sung Joo begitu romantis.
“Aku ingin
tahu bagaimana penampilannya. “ ucap Dae Young. Ji Woo bingung karena Dae Young
tak melihat wajahnya.
“Tidak
juga. Aku hanya harus melihatnya kembali.” ucap Dae Young, ji Woo seperti tak
sabar untuk sampai ke tempat Sung Joo.
Sun duduk
di ruang tengah, melirik ke arah kamar Seo Yeon tak keluar kamar dan berpikir
kalau sedang merencanakan sesuatu. Seo Yeon keluar kamar dengan pakaian rapih,
Sun bertanya apakah Seo Yeon akan pergi k suatu tempat untuk menangkap teman
bisnisnya.
“Aku
sudah menangkapnya.” Ucap Seo Yeon, Sun kaget mendengarnya dan Seo Yeon pun
mengulang ucapanya.
“Aku
menangkapnya... Tapi dia menghabiskan semua uangnya. Dengan Melihat situasinya,
dia tidak akan bisa membayarku kembali dalam waktu dekat.” Cerita Seo Yeon
“Lalu,
apa yang akan kau lakukan?” tanya Sun merasa tak enak hati, Seo Yeon heran dengan
pertanyaan Sun
“Yah..
Aku hadapi saja... Jadi Beri tahu sepupumu kalau aku akan ke Amerika untuk
mengurus hukuman pidana.” Ucap Seo Yeon
“Apa
Maksudmu kau akan bertanggung jawab penuh?” kata Sun, Seo Yeon mengangguk
“Lagipula,
aku yang pinjam uang itu, jadi apa boleh buat.” Kata Seo Yeon seperti pasrah.
Sun menahan Seo Yeon akan keluar rumah.
“Jangan
khawatir.... Aku tak akan lari lagi. Tapi Aku akan menemui ayahku sebelum aku pergi.” Ucap Seo Yeon.
Sun
seperti sedih melihat Seo Yeon yang pasrah akan dipenjara, Sementara Seo Yeon
pergi ke krematorium dengan membawa sebuket bunga untuk ayahnya.
Dae Young
dan Ji Woo sampai di Villa, Sung Joo melihat temanya langsung menghampiri
keduanya langsung memeluk erat Dae Young. Dae Young mengejek Sung Joo yang
terlalu bersemangat jadi memeluknya dengan erat. Sung Joo hanya bisa tersenyum
“Lee Ji
Woo. Terima kasih sudah datang... Sudah lama tak bertemu” kata Sung Joo, Ji Woo
tersenyum karena sudah lama tak bertemu.
“Lalu dimana
Jin Seok?”tanya Ji Woo, Sung Joo memberitahu kalau Jin Seok ada urusan mendadak
jadi tak bisa datang.
“Benarkah?
Sayang sekali. Kapan kita akan bertemu lagi
jika bukan karena acara seperti itu?” kata Dae Young
“Kalian
boleh menikah.” Ejek Sung Joon, Dae Young mengeluh kalau menurutnya menikah itu
tidak mudah.
“Itu akan
terasa sulit karena kau peduli tentang banyak hal. Jadi Cari saja orang di
sekitarmu. Apa Kalian berdua tampaknya seperti rekan kerja? Saat kuliah, kalian
juga bagus kalau bersama.” Kata Sung Joo mengoda Dae Young dan Ji Woo
“Tidak,
dia punya...” kata Ji Woo yang langsung disela oleh Dae Young
“Jika kita
tidak menikah sampai usia 40, mari saling menyelamatkan dari kesengsaraan.”
Kata Dae Young, Ji Woo terlihat binggung
“Jangan bermain-main
saja dan perkenalkan kami dengan pengantinmu.” Ucap Dae Young mencoba
mengalihkan pembicaraan.
Sung Joo
pun memanggil istrinya memperkenalkan Dae Young dan Ji Woo sebagai teman
kuliah. Dae Young dan Ji Woo menatap wajah istri Sung Joo seperti tak percaya
dengan umur berbeda 8 tahun, lalu keduanya memberikan selamat atas
pernikahannya.
Saat itu
seorang anak laki-laki memangil ibu, untuk minta digendong. Istri Sung Joo
langsung mengendongnya. Dae Young dan Ji Woo terlihat kaget. Sung Joo mengaku
kalau mereka baru melaksanakan pesta pernikahan hari ini dan sudah punya anak
beberapa tahun yang lalu. Keduanya pun menganguk mengerti.
Anak Sung
Joo berjalan menyebarkan bunga didepan kedua orang tuanya. Semua memberikan
selamat pada pasangan pengantin, Sung Joon dan istrinya berjalan sampai ke
depan mimbar. Pendeta mulai memimpin pernikahan dari pasangan spesial ini.
“Kalian
berdua saling mencintai dan dicintai oleh orang lain sepanjang hidup kalian
sejauh ini.” Ucap Pendeta, Ji Woo dan Dae Young pun tersenyum bahagai melihat
keduanya.
Flash Back
Sung Joo
keluar dari gedung kampus melihat pacarnya sudah datang dan pergi lebih
dulu. Dae Young dkk melihat Sung Joo
pergi dengan mobil bersama pacarnya. Ji Woo pikir Sung Joon berpacaran dengan
pekerja kantoran, menurutnya sangat keren sekali.
“Aku iri
pada Sung Joo... Dia begitu tampan” kata Jin Seok. Byung Sam berbisik pada Jin
Seok
“Aku tahu
kau berpikir sama, jadi jangan berbisik di telingaku.” Keluh Jin Seok.
“Ji Woo,
kapan Seo Yeon pulang?” tanya Jin Seok, Ji Woo pikir Mungkin sekitar jam 9
malam.
“Tuan
tanah dan istrinya akan keluar mengumpulkan kertas.” Ucap Ji Woo
“Berapa
lama kalian berdua akan hidup seperti itu?” tanya Dae Young
“Aku juga
merasa tidak enak, tapi kami perlu menghemat biaya. Kalau pemilik meminta
kami membayar lebih, aku tak bisa
membayarnya.” Cerita Ji Woo
“Kita si
payah yang tak pacaran dan tak punya uang, Apa kita adakan pesta samgyeopsal di
atap?” kata Jin Seok
“Bagus
juga. Apa Kau juga mau gabung?” tanya Dae Young, Ji Woo menolak karena akan
kerja sambilan lalu pamit pergi.
Dae Young
melihat tas Ji Woo yang memakai gantungan kunci darinya. Jin Seok menyadarkan
lamunan Dae Young agar segera panggang samgyeopsal.
Ketiga
masak daging babi diatap, Dae Young mengeluh melihat Jin Seok melepas bajunya padahal
sedang diluar rumah. Jin Seok merasa Asap api membuatnya panas, lalu melihat
Samgyeopsal yang tipis tampak seperti lelucon.
“Semuanya
menyusut menjadi seperempat volume saat dimasak.” Kata Jin Seok. Dae Young
menyuruh Byung Sam agar mencuci daun selada.
“Kenapa
cuci selada bahkan aku tak mau kena air? Kenapa harus repot-repot? Kita makan
saja” ucap Byung Sam. Dae Young mengatakan kalau mereka bisa sakit dan akhirnya
mencuci sendiri.
Dae Young
mencuci Selada dengan sabun dengan tanganya. Jin Seok mendekati Dae Young
mengomel kalau bukan begitu caranya membilas sayuran tapi harus membilas
seladanya satu-satu agar bersih. Dae Young tak percaya kalau Jin Seok lebih
bersih dari yang dilihat.
“Apa ini
harus dibilas selada satu-satu?” ucap
Dae Young lalu memberikan sabun pada lembaran Selada. Jin Seok membenarkan, Dae
Young pun membilasnya.
Akhirnya
Daging babi pun matang, dengan menyusut lebih kecil. Mereka pun mulai makan
dengan dibalut dengan sayuran. Setelah
itu mereka pun minum bir dengan wajah bahagia.
Dae Young menyuruh Jin Seok makan satu-satu dagingnya. Jin Seok mengeluh
kalau sudah makan satu-satu, Dae Young pun meminta maaf.
“Hei,
pelan-pelan... Kau cepat sekali makannya.” Keluh Jin Seok melihat Dae Young
makan selada dengan cepat.
“Ji Woo
mengajariku cara makan seperti ini dan Tidak terlalu buruk.” Kata Dae Young
bangga.
“Kenapa
selada membuat merasa seperti ususku sedang dibersihkan?” ucap Byung Man
“Apa Kau
merasa begitu? Bukankah itu hal yang bagus?” kata Dae Young.
Jin Seok
tiba-tiba merasakan cipratan minyak dan menjerit kepanasan. Dae Young mengejek Jin Seok bodoh karena
sudah menyuruh agar memakai pakaianya. Ponsel Jin Seok berdering, Seo Yeon
menelp dan Jin Seok menganguk mengerti.
“Kau
sedang apa? Apa kau Melakukan tugas lain untuk Seo Yeon?” ucap Dae Young
melihat Jin Seok sibuk mengelap sepatu.
“Ya. Dia
menyuruhku membersihkan sepatu ini sebelum jam 9 malam, tapi rencanan
sebelumnya dimengambil waktu dua jam, dan dia membutuhkan ini sekarang.” Ucap
Jin Seok terburu-buru
“Aku
merasa kasihan padamu... Bukankah ini terlalu berlebihan?” ejek Byung Sam. Jin
Seok mengetahuinya dan Byung Sam yang selalu berkomentar seperti ini.
“Ini
Lebih buruk dari itu... Harapan akan sia-sia saja... Dia wanita terburuk yang
pernah aku temui.” Komentar Byung Sam.
“Sudah
Cukup. Kau boleh mengejekku, tapi kau tidak boleh mengejek Seo Yeon.” Kata Jin
Seok marah
Byung Sam
mengejak Jin Seok itu bodoh akan cinta, lalu mengambil gitar dan mulai
menyanyikan lagu yang menceritakan seorang pria tak ingin orang lain mengejek
wanita yang dicintainya. Jin Seok yang sebelumnya marah pun ikut menyanyi
bersama Dae Young dan Byung Sam. Mereka menyanyi seperti membuat video untuk
karaoke.
Ji Woo
berjalan pulang sambil menari dengan langkah kakinya. Seo Yeon menarik earphone
mengejek Ji Woo seperti Kim Heung Guk,
karena menari tarian kupu-kupunya. Ji Woo mengaku kalau sedang berlatih waltz
karena Ujian untuk Waltz 101 hampir tiba.
“Ini
Berat sekali, jadi Tolong bawa ini bersamaku.” Ucap Ji Woo memberikan tali
kantung belanjanya.
“Kau
pasti bisa mempraktikannya dengan mudah. Itu salah satu rahasiaku untuk tetap
jadi yang teratas di kelas.” Ucap Seo Yeon mengejak
“Kau
bodoh. Nilai tidak penting jika menyangkut hidup. Kalau kau di kampus, maka kau
harus belajar...” komentar Ji Woo dan Seo Yeon langsung menyela.
“Jangan
melucu... Aku tahu kau mempraktikkannya karena Park Shin Yang dan Kim Jeong Eun
menarikan tarian itu di drama "Lovers in Paris". Kalau aku bodoh,
maka kau akan berpikir dengan lidahmu. Kau bertingkah seolah tahu semua tentang
urusan orang lain dan berbicara.” Tegas Seo Yeon
“
Seberapa pintar kau, sampai lupa aku menyuruhmu untuk jam berapa untuk pulang?!!
Sudah kubilang pulanglah jam 9 malam.” Ucap Ji Woo
“Kenapa
harus khawatir saat aku punya ini?” ucap Seo Yeon mengeluarkan kaleng bekas.
“Bagaimana
kalau kau ketahuan? Apa Kau bahkan tidak takut?” keluh Ji Woo
“Aku
takut kalau hal-hal tak akan berubah. Tapi Sampai kapan aku harus menyelinap
masuk dan keluar lagi? Tidak bisakah kita
memberitahu mereka?” rengek Seo Yeon
“Kalau
kau beri tahu, apa Kau mau bayar biaya tambahan?” kata Ji Woo menyuruh Seo Yeon
membawa barangnya saja.
“Kau bisa
Muncul dengan cara memberi tahu mereka tanpa membayar uang tambahan.” Kata Ji
Woo
“Dasar
Menjengkelkan... Semua harus bawa-bawa uang.” Keluh Seo Yeon. Ji Woo menyuruh
Seo Yeon agar membantu dengan benar karena tasnya berat.
Ji Wo dan
Seo Yeon masuk ke dalam kamar, Nenek tiba-tiba ikut masuk dengan sinis kalau
sudah menduga mereka tinggal bersama, dan
yakin kalau ada sesuatu yang aneh. Seo Yeon ingin mengaku tapi Ji Woo
langsung menyela ucapan adiknya.
“Dia temannya
Dae Young di unit 202... Anda juga melihat dia waktu itu. Teman-temannya semua berkumpul
di sana baru-baru ini.” Ucap Ji Woo
“Aku
bahkan memberi Anda botol kosong.” Kata Seo Yeon menyakinkan. Si nenek seperti
lupa dengan wajah Seo Yeon.
“Lalu
kenapa kalian berbelanja bersama?” tanya Nenek masih curiga
“Tidak
begitu... Aku bertemu dengannya dalam perjalanan pulang, dan dia membantuku
membawanya. Lalu Dia juga mau pinjam sesuatu dariku.” Ucap Ji Woo lalu memberikan Seo Yeon minyak untuk
membuat kimchi pancake.
Seo Yeon
pun menerima dengan wajah binggung, Nenek pun menarik Seo Yeon untuk pergi ke
Unit 202. Seo Yeon kebingungan dan Ji Woo pun mengikuti si nenek ke kamar Dae
Young.
Dae Young
binggung melihat Seo Yeon datang dengan nenek dan juga Ji Woo. Nenek
memberitahu Dae Young kalau temanya datang untuk meminjam minyak goreng. Ji Woo
menceritakan Pemilik mengira Seo Yeon
adalah teman sekamarnya dengan wajah memohon.
“Tolong
katakan padanya dia ini temanmu. Dia datang untuk menemuimu, kan?” kata Ji Woo.
Dae Young
terdiam mengingat yang dikatakan Ji Woo sebelumnya “ Aku juga merasa tidak
enak, tapi kami perlu menghemat biaya. Kalau pemilik meminta uang tambahan,
maka aku tidak akan mampu membayarnya.” Akhirnya mengaku kalau Seo Yeon datang
untuk menemuinya.
“Apa Dia
pacarmu?” tanya Bibi, Dae Young terlihat bingung. Nenek merasa kalau itu masuk
akal saja.
“Kenapa
dia datang ke rumah seorang pria kalau dia bukan pacarmu. Kalian tidak tinggal
bersama, tapi dia datang untuk memasak.” Kata Nenek mengoda.
“Wahh...Anda
cukup teliti... Yah.. Benar, aku pacarnya.” Ucap Seo Yeon. Ji Woo kaget
mendengarnya.
“Tapi Tetap
saja, kau tidak boleh menginap semalam. Aku mengatakan ini demi kebaikan kalian
sendiri. Seorang mahasiswi yang dulu tinggal di sini, lalu tiba-tiba berakhir dengan
hal yang membuatnya sulit. Kau tidak tahu betapa terkejutnya aku.” Ucap Nenek.
Semua terlihat gugup.
“Aigoo....
Itu membawa kembali kenangan yang merumitkan. Jadi Berhati-hatilah dan tidurlah
di rumah.” Pesan si nenek. Seo Yeon menganguk mengerti.
Seo Yeon
akhirnya kembali ke kamar. Ji Woo mengeluh karena Seo Yeon mengaku sebagai
pacar Dae Young. Seo Yeon beralasan tak mau pemilik terus curiga dan Ji Woo
sendiri yang bilang jadi harus sebisa mungkin melakukan apa pun agar tidak ada
pembayaran lebih.
“Kenapa?
Apa Kau marah, Karena aku bilang pacaran dengan pria yang kau sukai?” goda Seo
Yeon. Ji Woo hanya diam
“Kalau
iya, jujurlah pada pemilik... Aku muak dan capek keluar masuk menyelinap.” Kata
Seo Yeon
“Aku tak
pernah bilang kala aku marah. Tapi Aku cuma tidak mau membuat Dae Young seperti
ini. Ngomong-ngomong, kenapa kau terus bersikap seperti ini ketika kau tidak
menyukainya?.” Tegas Ji Woo kesal
“Benarkah?
Jadi Apa maksudmu aku bisa terus berpura-pura menjadi pacarnya?” ejek Seo Yeon
“Kau
harus menjaga sikap pura-puramu.” Tegas Ji Woo, Seo Yeon pikir Jangan khawatir.
“Akhirnya,
aku tidak perlu menyelinap keluar masuk lagi.” Ucap Seo Yeon bahagia.
Esok hari
Seo Yeon
keluar dari kamar bersama Ji Woo, lalu berpikir mereka mungkin akan bertemu
dengan pemilik rumah, lalu mengetuk pintu kamar Dae Young dengan manis. Dae Young setengah tertidur membuka pintu,
Seo Yeon mengeluh dengan bau kentut saat masuk. Jin Seok panik melihat Seo Yeon
langsung memakai celana.
“Ini bau
kehidupan... Kau mau apa jam begini?” ucap Dae Young
“Apa kau bisa
antar aku sampai ke gerbang depan?” tanya Seo Yeon
“Aku ikut
denganmu. Apa Kau punya barang-barang yang ingin dibawa?” kata Jin Seok penuh
semangat.
“Dae
Young saja yang kuminta dan Cuma dia yang bisa melakukannya.” Ucap Seo Yeon.
Dae Young terlihat kesal mengajak pergi saja.
Saat
keluar kamar Seo Yeon sengaja memperbaiki kerah baju Dae Young. Ji Woo melihat
adiknya terlihat kesal karena berani melakukan itu pada Dae Young bahkan
merangkul tanganya.
Jin Seok
terlihat menahan kesal karena itu yang hanya bisa dilakukan Dae Young. Byung
Sam memberitahu kalau Jin Seok tidak mendengarnya karena datang terlambat
menceritakan untuk mengelabui si pemilik tentang mereka yang tinggal bersama,.
Jadi Seo Yeon berpura-pura menjadi pacar Dae Young.
“Kenapa
dia harus menjadi pacarnya dan bukan hanya teman? Mungkin ada sesuatu yang terjadi.”
Goda Sung Joo.
“Yah... Benar.
Lirik lagu yang dinyanyikan mungkin menjadi kenyataan.” Kata Byung Sam
menyanyikan lirik lagu “Sampai pria yang dia inginkan muncul Aku hanya menyimpan
tempatnya untuknya”
“Pria
yang dia inginkan pasti Dae Young.” Kata Byung Sam. Saat itu Dae Young pulang
meminta agar jangan bicara omong kosong dan langsung tertidur.
“Aku tahu
kau hanya menarik kakiku.” Komentar Jin Seok. Sung Joo malah heran melihat Jin
Seok yang tidak terganggu.
“Aku bisa
bilang itu hanya pengaturan bisnis. Bagaimana aku harus bereaksi terhadap itu?
Kalau ada, maka aku bersyukur. Kalau bukan karena dia, Seo Yeon mungkin sudah
diusir keluar. Berarti aku jarang melihatnya.” Kata Jin Seok.
“Hei... Dae
Young, pastikan dia tidak ketahuan.” Ucap Jin Seok mendekati Dae Young yang
tertidur. Sung Joon mengaku bangga dengan Jin Seok.
“Kupikir
kau akan menanggalkan sesuatu tapi kau menganggapnya seperti laki-laki.” Kata
Byung Sam seperti tak percaya.
Ji Woo
membawa nampan berisi makanan, lalu mengeluh pada Seo Yeon datang tapi tidak
mau makan. Seo Yeon mengaku tak pernah bilang mau makan tapi ada pertemuan klub
di sore hari jadi datang lebih awal setelah
kelasnya berakhir.
“Kenapa
kau mau ikut ke rapat klub itu saat kau membencinya?” keluh Ji Woo
“Itu 'kan
klub yang dibentuk oleh pacarku.” Kata Seo Yeon bangga. Ji Woo kesal
mendengarnya.
“Kau
tetap harus berakting.” Kata Ji Woo, Seo Yeon mengaku kalau tetap harus berakting
saja.
“Aku
harus tetap mendalami karakterku supaya bisa mengelabui si pemilik rumah saat
kami menyeberang jalan. Aku harus bersikap alami.” Tegas Seo Yeon sambil minum
dengan berisik. Ji Woo menyuruh Seo Yeon agar minum dengan tenang dan Jangan
menyeruput seperti itu.
Seo Yeon
melihat pacarnya ada duduk dengan Sung Joo, saat ingin melambaikan tangan. Dae
Young malah memanggil Ji Woo, wajah Ji Woo langsung tersenyum bahagia
menghampiri Dae Young. Seo Yeon pun terlihat kesal.
Ji Woo
ingin duduk tapi Seo Yeon langsung menyelonong duduk disamping Dae Young. Ji
Woo bertanya Di mana Jin Seok dan Byung Sam. Dae Young menjawab keduanya masih
di kelas. Seo Yeon mengambil makanan dari piring Dae Young ingin tahu apakah
rasanya enak.
“Tunggu
sebentar.... Cuma pasangan sungguhan yang bisa berbagi sumpit. Aku juga begini
sama pacarku.” Komentar Sung Joo. Ji Woo seperti menahan kesal.
Saat itu
terdengar suara piring jatuh, Seorang pelayan mengeluh dengan kekacauan yang
diperbuat dan membereskan semua makanan. Dae Young dkk hanya duduk menatap
kegaduhan yang terjadi.
Dae Young
bermain bola dengan teman-temanya lalu membuatkan gol. Ji Woo memuji Dae Young itu keren, seperti
sangat terpana. Seo Yeon pun memuji Dae Young itu keren mengaku suka pria yang
rajin olahraga.
“Ahh...
Mungkin karena aku menganggap diriku ini pacarnya... Dia bagus sekali mainnya.”
Ucap Seo Yeon sengaja mengoda.
“Wahhh....
Kenapa panas sekali? Kenapa Jin Seok belum datang dengan es krimnya?” kata Ji
Woo. Jin Seok masuk membawakan es krim.
Semua
akhirnya makan es krim. Seo Yeon memberikan ujung es krim dan memberikan pada
Dae Young dengan menekan kalau tak memberinya pada orang lain. Dae Young tak
menerimanya dan memakanya. Sung Joo melihat keduanya berkomentar kalau hanya
pasangan sungguhan yang saling memberi penutup es krim.
“Aku juga
begini sama pacarku.” Kata Sung Joo, Ji Woo yang kesal langsung makan es krim
dengan mengigitnya dan mengunyah.
“Dia
makan es krim seperti makan daging bungkus selada. Coba Lihat caranya makan.”
Komentar Dae Young. Ji Woo seperti melampiaskan amarahnya dengan makan es krim.
Dae Young
berjalan dengan Sung Joo dan Byung Sam membahas tentang pertanding. Seo Yeon
sedang berjalan dengan Ji Woo tiba-tiba merangkul tangan Dae Young kalau harus berpura-pura
menjadi pasangan, karena Pemilik rumah nanti melihat mereka
“Berjalan
bergandengan hanya untuk pasangan sungguhan.” Ucap Sung Joo. Byung Sam pun
berbisik. Sung Joo juga setuju.
“Mereka
mungkin akan tetap bersama Itu hal yang umum bagi para aktor untuk mengembangkan
emosi yang nyata, Cha In Pyo dan Shin Ae Ra, Choi Soo Jong dan Ha Hee Ra, Kim
Ho Jin dan Kim Ji Ho.” Ucap Sung Joo.
Ji Woo
tak bisa menahan amarah berteriak ingin menyerang Dae Young dan Seo Yeon. Tapi
saat itu Jin Seok lebih dulu menyerang Dae Young dengan pukulanya. Dae Yong
mengumpat Jin Seok itu gila. Jin Seok mengumpat Dae Young itu gila.
“Apa Kau
menikmatinya? Dasar sampah!” teriak jin Seo marah. Keduanya langsung berkelahi.
Sung Joo dan Byung Sam akhirnya berlari merelai keduanya.
“Dia
menikmatinya. Aku sudah tahu itu!” teriak Jin Seok marah. Ji Woo dan Seo Yeon
hanya bisa melonggo melihat keduanya berkelahi.
Flash Back
Saat Ji
Woo bertanya Jin Seok dan Byung Sam, Jin Seok melihat dengan nampan. Seo Yeon
mencoba makanan dari piring Dae Young, Sung Joo berkomentar itu biasa dilakukan
pasangan sungguhan yang bisa berbagi sumpit, Jin Seok kaget langsung
menjatuhkan nampanya.
“Hei... Lihat
kekacauan yang kau perbuat!” ucap Si Bibi. Jin Seok meminta maaf. Saat itu Dae
Young dkk tak bisa melihat Jin Seok karena tertutup oleh bibi.
Saat di
lapangan, Jin Seok mendengar Seo Yeon yang memuji Dae Young suka pria yang
rajin olahraga dan itu karena menganggap dirinya sebagai pacar Dae Young. Ji
Woo yang kesal merasa panas sekali melihat Jin Seok yang belum datang dengan es
krimnya. Jin Seok dengan menahan amarah membawa es krim.
Seo Yeon
memberikan bagian sisi es krimnya pada Dae Young, Sung Joon berkomentar kalau cuma pasangan sungguhan yang saling
memberi penutup es krim, karena melakukan itu dengan pacarnya. Jin Seok yang
sudah membelah es krim langsung meremas dengan kesal.
“Kenapa
kau melakukan ini? Harusnya kau tak berbagi makanan padanya! Harusnya kau tak
mengambil penutup es krimnya! Kau boleh bilang tidak! Coba Katakan... Apa Kau
menikmati ini?” teriak Jin Seok.
Keduanya
masih terus berkelahi, Byung Sam dan Sung Joo mencoba merelai. Seo Yeon melihat
mereka berempat mengumpat semuanya bodoh, lalu tersadar kalau Ji Woo sudah tak
ada disekitar mereka.
Ji Woo
datang ke tempat nenek, memberitahu dari unit 201. Si nenek pun keluar dari
rumahnya. Ji Woo mengaku kalau gadis yang dikatakan sebagai pacar Dae Young
adalah adikku.
“Aku
tinggal bersama adikku, itu benar... Jadi Berapa banyak tagihan yang harus aku
bayar?” kata Ji Woo tertunduk binggung.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar