PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 02 Agustus 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Seo Yeon keluar dari kamar melihat Sun akan pergi ke kantor, wajahnya terlihat panik mengingat yang dilakukan Sun sebelumnya.
“Kau bukan satu-satunya yang bisa melewati batas. Aku juga bisa melewati batas. Jadi kau berhati-hatilah.” Ucap Sun mengoda Seo Yeon akan menciumanya.
“Kau sudah mau berangkat kerja.” Kata Seo Yeon  berjalan mundur lalu Sun pun keluar dari rumah.
Seo Yeon kesal melihat Sun sengaja melangkah melewati batas garis,  lalu menerima telp dari  Jeong Hee dan bertanya melihatanya di mana.

Seo Yeon pergi ke rumah sakit, lalu berteriak melihat Jung Yeon Ah sedang didepan receptionist. Yeon Ah ketakutan berlari menghindari Seo Yeon, tapi Seo Yeon bisa membuat Yeon Ah jatuh tersungkur.  Yeon Ah langsung meminta maaf, Seo Yeon pun mengumpat temanya yang berani menipunya.
“Bagaimana bisa kau bebas begitu saja dengan uang investasi yang kau curi?”ucap Seo Yeon marah
“Maaf. Walaupun aku tahu ini sudah terlambat.” Kata Yeon Ah masih duduk di lantai
“Benar... Permintaan maafmu tidak kupermasalahkan. Sekarang Kembalikan uangku.” Tegas Seo Yeon
“Aku tidak mau. Bukan, tapi aku tak punya apa-apa untuk kukembalikan.” Ucap Yeon Ah menahan tangis.
Seo Yeon melonggo binggung, lalu Yeon Ah melihat anaknya yang sedang dirawat dalam ruangan intensif mengatakaan akan kembali malam nanti. Seo Yeon melihat dari kaca hanya bisa menahan sedih. 

Yeon Ah memberitahu kalau ia orang tua tunggal dan menyuruhnya untuk menjaga anaknya lalu pergi ke Amerika untuk memulai yang baru. Ia menceritakan anaknya berada di tahap terakhir hepatoblastoma dan Perawatannya menelan biaya sampai lebih dari 100 juta Won jadi tak ada pilihan lain jadi hanya bisa mengatakan permintaan maafnya.
“Maaf tak menyelesaikan segalanya. Kau membuatku ditipu!” ucap Seo Yeon kesal
“Seperti yang kau lihat, aku tak bisa membayarnya kembali sekarang. Jadi lakukanlah sesukamu. Entah kau mau membuatku mati atau tidak, aku akan menerimanya.” Ucap Yeon Ah pasrah
“Dasar jahat. Bisa-bisanya kau mengatakan itu? Kembalikan semua uangku.” Teriak Seo Yeon langsung menarik rambut Yeon Oh lalu melihat rambut temanya yang mulai tipis.
“Kau yang salah. Lalu kenapa aku mendadak berubah menjadi jahat? Dasar wanita mengerikan.” Ucap Seo Yeon kesal sendiri lalu beranjak pergi. 

Dae Young duduk di meja kerjanya dengan senyuman, Managernya datang melihat Hasil yang dibuat Dae Young kembali seperti dulu setelah satu bulan merosot. Ia pun bertanya Apa ada sesuatu yang baik belakangan ini, karena Wajah Dae Young juga terlihat lebih cerah.
“Benarkah?” ucap Dae Young hanya bisa tersenyum, Managernya melihat ponsel Dae Young berdering lalu menyuruh agar mengangkatnya lebih dulu. Dae Young melihat nama Lee Seo Yeon di ponselnya. 

Dae Young masuk restoran mengeluh melihat Seo Yeon duduk sendirian sambil minum soju.  Lalu duduk menemui Seo Yeon bertanya apa yang terjadi.Seo Yeon melihat Dae Young mengulang perkataan Dae Young kalau akan mentraktir makan jadi meminta agar mentraktirnya hari ini.
“Aku mau minum, tapi tak ada uang. Apa yang sudah kulakukan dengan hidupku?” ucap Seo Yeon sedih
“Mentraktirmu bukanlah masalah, tapi apa yang terjadi padamu? Apa Bisnismu tak berjalan dengan baik?” tanya Dae Young
“Aku sebenarnya bukan seorang perantauan. Apa gunanya berbohong saat semuanya berubah seperti ini? Bisnisku bangkrut di Amerika. Aku kembali ke Korea tanpa membawa satu sen pun di dompetku.” Cerita Seo Yeon. Dae Young kaget mendengarnya.
“Seperti yang kau bilang, aku masih sama saja. Bahkan di kampus, aku cuma fokus di luar ketika aku kosong di dalam. Aku tinggal di rumah orang lain saat itu, tapi sekarang tidak begitu berbeda. Kenapa hidupku rumit begini? Kau.. Jangan beri tahu Ji Woo tentang ini. Dia akan senang jika dia tahu.” Ucap Seo Yeon
Dae Young melihat Seo Yeon mengambil botol lain dengan rambut masuk ke dalam panci sup. Ia menyuruh Seo Yeon untuk sadar, Seo Yeon tak peduli karena akan minum lagi. Dae Young melihat air yang menetes dari rambut Seo Yeon meminta bibi agar membawa tisu basah.


Ji Woo berjalan dengan Sun di sebuah jalan, Sun bertanya apakah Ji Woo tak keberatan dengan ini, karena ingin minta maaf dengan kebiasaan mabuk, jadi tempat yang dipilih Ji Woo tidak cukup bagus.
“Ayo kita pergi ke restoran mewah. Aku akan mentraktirmu semuanya” kata Sun. Ji Woo tahu kalau Sun akan bersikap seperti itu.
“Tapi kita bukan makan yang mahal namun enak.” Ucap Ji Woo. Sun tahu kalau ini tempat yang terkenal.
“Ya, itu enak sekali. Jadi Ayo masuk ke dalam.” Kata Ji Woo, Sun pun setuju. 

Ji Woo masuk ke dalam restoran bersama Sun, melihat Dae Young sedang duduk dengan wanita bersadar di bahunya. Dae Young kaget melihat Sun dengan Ji Woo, saat itu terlihat wajah Seo Yeon bersadar di bahu Dae Young. Ji Woo kaget ternyata Dae Young seperti sangat dekat dengan Seo Yeon.
Dae Young ingin berdiri tapi Seo Yeon tak bisa ditinggalkan. Bibi mendekati Ji Woo apakah akan makan untuk dua orang. Ji Woo meminta  maaf karena akan datang lain kali, lalu bergegas pergi. Dae Young seperti serba salah. Sun pun akhirnya mengikuti Ji Woo. 

Sun bertanya apakah Ji Woo tak menyapa Goo Dae Young ketika merasa tidak nyaman, dan berpikir kalau keduanya sedang pacaran. Ji Woo terlihat binggung, Sun mengaku kalau Wanita yang bersama Dae Young adalah kenalanku.
“Dia membantuku mempekerjakan Dae Young Kudengar mereka teman satu kampus. Bukannya kau bilang kau satu kampus juga dengannya? Apa Kau tak kenal wanita itu?” jelas Sun
“Itu, aku tak kenal dan Mereka itu tidak pacaran. Karena Dae Young punya pacar.” Kata Ji Woo. Sun menganguk mengerti. 

Ji Woo memberikan makanan untuk anjingnya yang bernama “Kacang” Dae Young baru pulang bertanya kenapa Ji Woo pergi begitu saja tadi. Ji Woo mengaku kalau canggung menyapa Dae Young disaat situasi tadi, lalu bertanya apakah mereka pacaran.  Dae Young binggung dengan pertanyaan Ji Woo.
“Sun bertanya apa kalian berpacaran. Jadi aku bilang tidak dan kukatakan kalau kau punya pacar. Ini Sudah jelas... Seo Yeon menelponmu, kan?” kata Ji Woo sinis. Dae Young terlihat binggung.
“Bukan begitu. Dia sepertinya  sedang mengalami beberapa masalah.” Kata jelas Dae Young. Ji Woo ingin tahu masalah apa pada Seo Yeon.
“Mungkin masalahnya tak terlalu parah.” Ucap Ji Woo. Dae Young pikir kalau Seo Yeon pasti mengurus keadaannya sendiri.

“Ahh.. Benar, dulu kau juga begitu perhatian padanya.” Ucap Ji Woo sinis. Dae Young merasa tak pernah seperti itu.  Tapi Ji Woo yakin kalau Dae Young pernah melakukanya. 
Saat itu ponsel Dae Young berbunyi dan bertanya kalau  sepertinya ada masalah serius. Ji Woo dengan wajah panik bertanya masalah apa, apakah  ada sesuatu yang buruk. Dae Young memberitahu kalau  Sung Joo akan menikah.
“Sung Joo? Apa yang kau maksud Teman akrabmu dulu di kampus? Apa Kau masih tetap saling menghubungi? Bagaimana dengan yang lain? Bagaimana keadaan mereka? Aku mau tahu kabar mereka.” Ucap Ji Woo penuh semangat.

“Jin Seok dapat pekerjaan dan pergi ke kota lain. Kalau Byeong Sam, aku tak bisa menghubunginya setelah lulus.” Cerita Dae Yong
“Yah.. Memang, sulit untuk tetap berkomunikasi setelah lulus kuliah karena kau sibuk bekerja... Aku merindukan mereka semua.” Ungkap Ji Woo
“Kita pergi saja ke pernikahannya. Jin Seok juga akan datang, jadi Akan menyenangkan kalau kita reuni bersama.” Kata Dae Young, Ji Woo tersenyum karena Dae Young memperbolehkanya. 


Dae Young mengemudikan mobilnya, melihat Ji Woo seperti risih dengan dressnya yang pendek. Ia lalu memberikan jas agar Ji Woo menutupinya, Ji Woo mengucapkan terimakasih menutupi rok yang pendek.
“Ngomong-ngomong, aku belum pernah ke pesta pernikahan di vila kecil.” Kata Ji Woo
“Pernikahan di tempat kecil memang trend belakangan ini. Oh ya... Apa  Kau ingat tidak pacar Sung Joo yang dulu?” ucap Dae Young
“Apa Maksudmu orang yang delapan tahun lebih tua darinya?” tanya Ji Woo. Dae Young membenarkan.
“Ya, dia jadi pengantinnya.” Kata Dae Young, Ji Woo kaget mendengarnya.
“Apa Mereka masih berpacaran sejak itu?” ucap Ji Woo tak percaya.Dae Young pikir seperti itu merasa tak percaya kalau Sung Joo begitu romantis.
“Aku ingin tahu bagaimana penampilannya. “ ucap Dae Young. Ji Woo bingung karena Dae Young tak melihat wajahnya.
“Tidak juga. Aku hanya harus melihatnya kembali.” ucap Dae Young, ji Woo seperti tak sabar untuk sampai ke tempat Sung Joo. 

Sun duduk di ruang tengah, melirik ke arah kamar Seo Yeon tak keluar kamar dan berpikir kalau sedang merencanakan sesuatu. Seo Yeon keluar kamar dengan pakaian rapih, Sun bertanya apakah Seo Yeon akan pergi k suatu tempat untuk menangkap teman bisnisnya.
“Aku sudah menangkapnya.” Ucap Seo Yeon, Sun kaget mendengarnya dan Seo Yeon pun mengulang ucapanya.
“Aku menangkapnya... Tapi dia menghabiskan semua uangnya. Dengan Melihat situasinya, dia tidak akan bisa membayarku kembali dalam waktu dekat.” Cerita Seo Yeon
“Lalu, apa yang akan kau lakukan?” tanya Sun merasa tak enak hati, Seo Yeon heran dengan pertanyaan Sun
“Yah.. Aku hadapi saja... Jadi Beri tahu sepupumu kalau aku akan ke Amerika untuk mengurus hukuman pidana.” Ucap Seo Yeon
“Apa Maksudmu kau akan bertanggung jawab penuh?” kata Sun, Seo Yeon mengangguk
“Lagipula, aku yang pinjam uang itu, jadi apa boleh buat.” Kata Seo Yeon seperti pasrah. Sun menahan Seo Yeon akan keluar rumah.
“Jangan khawatir.... Aku tak akan lari lagi. Tapi Aku akan menemui ayahku  sebelum aku pergi.” Ucap Seo Yeon.
Sun seperti sedih melihat Seo Yeon yang pasrah akan dipenjara, Sementara Seo Yeon pergi ke krematorium dengan membawa sebuket bunga untuk ayahnya.


Dae Young dan Ji Woo sampai di Villa, Sung Joo melihat temanya langsung menghampiri keduanya langsung memeluk erat Dae Young. Dae Young mengejek Sung Joo yang terlalu bersemangat jadi memeluknya dengan erat. Sung Joo hanya bisa tersenyum
“Lee Ji Woo. Terima kasih sudah datang... Sudah lama tak bertemu” kata Sung Joo, Ji Woo tersenyum karena sudah lama tak bertemu.
“Lalu dimana Jin Seok?”tanya Ji Woo, Sung Joo memberitahu kalau Jin Seok ada urusan mendadak jadi tak bisa datang.
“Benarkah? Sayang sekali. Kapan kita akan bertemu lagi  jika bukan karena acara seperti itu?” kata Dae Young
“Kalian boleh menikah.” Ejek Sung Joon, Dae Young mengeluh kalau menurutnya menikah itu tidak mudah.
“Itu akan terasa sulit karena kau peduli tentang banyak hal. Jadi Cari saja orang di sekitarmu. Apa Kalian berdua tampaknya seperti rekan kerja? Saat kuliah, kalian juga bagus kalau bersama.” Kata Sung Joo mengoda Dae Young dan Ji Woo
“Tidak, dia punya...” kata Ji Woo yang langsung disela oleh Dae Young
“Jika kita tidak menikah sampai usia 40, mari saling menyelamatkan dari kesengsaraan.” Kata Dae Young, Ji Woo terlihat binggung
“Jangan bermain-main saja dan perkenalkan kami dengan pengantinmu.” Ucap Dae Young mencoba mengalihkan pembicaraan.
Sung Joo pun memanggil istrinya memperkenalkan Dae Young dan Ji Woo sebagai teman kuliah. Dae Young dan Ji Woo menatap wajah istri Sung Joo seperti tak percaya dengan umur berbeda 8 tahun, lalu keduanya memberikan selamat atas pernikahannya.
Saat itu seorang anak laki-laki memangil ibu, untuk minta digendong. Istri Sung Joo langsung mengendongnya. Dae Young dan Ji Woo terlihat kaget. Sung Joo mengaku kalau mereka baru melaksanakan pesta pernikahan hari ini dan sudah punya anak beberapa tahun yang lalu. Keduanya pun menganguk mengerti. 
Anak Sung Joo berjalan menyebarkan bunga didepan kedua orang tuanya. Semua memberikan selamat pada pasangan pengantin, Sung Joon dan istrinya berjalan sampai ke depan mimbar. Pendeta mulai memimpin pernikahan dari pasangan spesial ini.
“Kalian berdua saling mencintai dan dicintai oleh orang lain sepanjang hidup kalian sejauh ini.” Ucap Pendeta, Ji Woo dan Dae Young pun tersenyum bahagai melihat keduanya. 

Flash Back
Sung Joo keluar dari gedung kampus melihat pacarnya sudah datang dan pergi lebih dulu.  Dae Young dkk melihat Sung Joo pergi dengan mobil bersama pacarnya. Ji Woo pikir Sung Joon berpacaran dengan pekerja kantoran, menurutnya sangat keren sekali.
“Aku iri pada Sung Joo... Dia begitu tampan” kata Jin Seok. Byung Sam berbisik pada Jin Seok
“Aku tahu kau berpikir sama, jadi jangan berbisik di telingaku.” Keluh Jin Seok.
“Ji Woo, kapan Seo Yeon pulang?” tanya Jin Seok, Ji Woo pikir Mungkin sekitar jam 9 malam.
“Tuan tanah dan istrinya akan keluar mengumpulkan kertas.” Ucap Ji Woo
“Berapa lama kalian berdua akan hidup seperti itu?” tanya Dae Young
“Aku juga merasa tidak enak, tapi kami perlu menghemat biaya. Kalau pemilik meminta kami  membayar lebih, aku tak bisa membayarnya.” Cerita Ji Woo
“Kita si payah yang tak pacaran dan tak punya uang, Apa kita adakan pesta samgyeopsal di atap?” kata Jin Seok
“Bagus juga. Apa Kau juga mau gabung?” tanya Dae Young, Ji Woo menolak karena akan kerja sambilan lalu pamit pergi.
Dae Young melihat tas Ji Woo yang memakai gantungan kunci darinya. Jin Seok menyadarkan lamunan Dae Young agar segera panggang samgyeopsal.


Ketiga masak daging babi diatap, Dae Young mengeluh melihat Jin Seok melepas bajunya padahal sedang diluar rumah. Jin Seok merasa Asap api membuatnya panas, lalu melihat Samgyeopsal yang tipis tampak seperti lelucon.
“Semuanya menyusut menjadi seperempat volume saat dimasak.” Kata Jin Seok. Dae Young menyuruh Byung Sam agar mencuci daun selada.
“Kenapa cuci selada bahkan aku tak mau kena air? Kenapa harus repot-repot? Kita makan saja” ucap Byung Sam. Dae Young mengatakan kalau mereka bisa sakit dan akhirnya mencuci sendiri. 

Dae Young mencuci Selada dengan sabun dengan tanganya. Jin Seok mendekati Dae Young mengomel kalau bukan begitu caranya membilas sayuran tapi harus membilas seladanya satu-satu agar bersih. Dae Young tak percaya kalau Jin Seok lebih bersih dari yang dilihat.
“Apa ini harus  dibilas selada satu-satu?” ucap Dae Young lalu memberikan sabun pada lembaran Selada. Jin Seok membenarkan, Dae Young pun membilasnya.
Akhirnya Daging babi pun matang, dengan menyusut lebih kecil. Mereka pun mulai makan dengan dibalut dengan sayuran.  Setelah itu mereka pun minum bir dengan wajah bahagia.  Dae Young menyuruh Jin Seok makan satu-satu dagingnya. Jin Seok mengeluh kalau sudah makan satu-satu, Dae Young pun meminta maaf.
“Hei, pelan-pelan... Kau cepat sekali makannya.” Keluh Jin Seok melihat Dae Young makan selada dengan cepat.
“Ji Woo mengajariku cara makan seperti ini dan Tidak terlalu buruk.” Kata Dae Young bangga.
“Kenapa selada membuat merasa seperti ususku sedang dibersihkan?” ucap Byung Man
“Apa Kau merasa begitu? Bukankah itu hal yang bagus?” kata Dae Young.
Jin Seok tiba-tiba merasakan cipratan minyak dan menjerit kepanasan.  Dae Young mengejek Jin Seok bodoh karena sudah menyuruh agar memakai pakaianya. Ponsel Jin Seok berdering, Seo Yeon menelp  dan Jin Seok menganguk mengerti.
“Kau sedang apa? Apa kau Melakukan tugas lain untuk Seo Yeon?” ucap Dae Young melihat Jin Seok sibuk mengelap sepatu.
“Ya. Dia menyuruhku membersihkan sepatu ini sebelum jam 9 malam, tapi rencanan sebelumnya dimengambil waktu dua jam, dan dia membutuhkan ini sekarang.” Ucap Jin Seok terburu-buru
“Aku merasa kasihan padamu... Bukankah ini terlalu berlebihan?” ejek Byung Sam. Jin Seok mengetahuinya dan Byung Sam yang selalu berkomentar seperti ini.
“Ini Lebih buruk dari itu... Harapan akan sia-sia saja... Dia wanita terburuk yang pernah aku temui.” Komentar Byung Sam.
“Sudah Cukup. Kau boleh mengejekku, tapi kau tidak boleh mengejek Seo Yeon.” Kata Jin Seok marah
Byung Sam mengejak Jin Seok itu bodoh akan cinta, lalu mengambil gitar dan mulai menyanyikan lagu yang menceritakan seorang pria tak ingin orang lain mengejek wanita yang dicintainya. Jin Seok yang sebelumnya marah pun ikut menyanyi bersama Dae Young dan Byung Sam. Mereka menyanyi seperti membuat video untuk karaoke.


Ji Woo berjalan pulang sambil menari dengan langkah kakinya. Seo Yeon menarik earphone mengejek Ji Woo seperti  Kim Heung Guk, karena menari tarian kupu-kupunya. Ji Woo mengaku kalau sedang berlatih waltz karena Ujian untuk Waltz 101 hampir tiba.
“Ini Berat sekali, jadi Tolong bawa ini bersamaku.” Ucap Ji Woo memberikan tali kantung belanjanya.
“Kau pasti bisa mempraktikannya dengan mudah. Itu salah satu rahasiaku untuk tetap jadi yang teratas di kelas.” Ucap Seo Yeon mengejak
“Kau bodoh. Nilai tidak penting jika menyangkut hidup. Kalau kau di kampus, maka kau harus belajar...” komentar Ji Woo dan Seo Yeon langsung menyela.
“Jangan melucu... Aku tahu kau mempraktikkannya karena Park Shin Yang dan Kim Jeong Eun menarikan tarian itu di drama "Lovers in Paris". Kalau aku bodoh, maka kau akan berpikir dengan lidahmu. Kau bertingkah seolah tahu semua tentang urusan orang lain dan berbicara.” Tegas Seo Yeon
“ Seberapa pintar kau, sampai lupa aku menyuruhmu untuk jam berapa untuk pulang?!! Sudah kubilang pulanglah jam 9 malam.” Ucap Ji Woo
“Kenapa harus khawatir saat aku punya ini?” ucap Seo Yeon mengeluarkan kaleng bekas.
“Bagaimana kalau kau ketahuan? Apa Kau bahkan tidak takut?” keluh Ji Woo
“Aku takut kalau hal-hal tak akan berubah. Tapi Sampai kapan aku harus menyelinap masuk dan keluar lagi? Tidak bisakah kita  memberitahu mereka?” rengek Seo Yeon
“Kalau kau beri tahu, apa Kau mau bayar biaya tambahan?” kata Ji Woo menyuruh Seo Yeon membawa barangnya saja.
“Kau bisa Muncul dengan cara memberi tahu mereka tanpa membayar uang tambahan.” Kata Ji Woo
“Dasar Menjengkelkan... Semua harus bawa-bawa uang.” Keluh Seo Yeon. Ji Woo menyuruh Seo Yeon agar membantu dengan benar karena tasnya berat.


Ji Wo dan Seo Yeon masuk ke dalam kamar, Nenek tiba-tiba ikut masuk dengan sinis kalau sudah menduga mereka tinggal bersama, dan  yakin kalau ada sesuatu yang aneh. Seo Yeon ingin mengaku tapi Ji Woo langsung menyela ucapan adiknya.
“Dia temannya Dae Young di unit 202... Anda juga melihat dia waktu itu. Teman-temannya semua berkumpul di sana baru-baru ini.” Ucap Ji Woo
“Aku bahkan memberi Anda botol kosong.” Kata Seo Yeon menyakinkan. Si nenek seperti lupa dengan wajah Seo Yeon.
“Lalu kenapa kalian berbelanja bersama?” tanya Nenek masih curiga
“Tidak begitu... Aku bertemu dengannya dalam perjalanan pulang, dan dia membantuku membawanya. Lalu Dia juga mau pinjam sesuatu dariku.” Ucap  Ji Woo lalu memberikan Seo Yeon minyak untuk membuat kimchi pancake.
Seo Yeon pun menerima dengan wajah binggung, Nenek pun menarik Seo Yeon untuk pergi ke Unit 202. Seo Yeon kebingungan dan Ji Woo pun mengikuti si nenek ke kamar Dae Young. 


Dae Young binggung melihat Seo Yeon datang dengan nenek dan juga Ji Woo. Nenek memberitahu Dae Young kalau temanya datang untuk meminjam minyak goreng. Ji Woo menceritakan Pemilik mengira  Seo Yeon adalah teman sekamarnya dengan wajah memohon.
“Tolong katakan padanya dia ini temanmu. Dia datang untuk menemuimu, kan?” kata Ji Woo.
Dae Young terdiam mengingat yang dikatakan Ji Woo sebelumnya “ Aku juga merasa tidak enak, tapi kami perlu menghemat biaya. Kalau pemilik meminta uang tambahan, maka aku tidak akan mampu membayarnya.” Akhirnya mengaku kalau Seo Yeon datang untuk menemuinya.  
“Apa Dia pacarmu?” tanya Bibi, Dae Young terlihat bingung. Nenek merasa kalau itu masuk akal saja.
“Kenapa dia datang ke rumah seorang pria kalau dia bukan pacarmu. Kalian tidak tinggal bersama, tapi dia datang untuk memasak.” Kata Nenek mengoda.
“Wahh...Anda cukup teliti... Yah.. Benar, aku pacarnya.” Ucap Seo Yeon. Ji Woo kaget mendengarnya.
“Tapi Tetap saja, kau tidak boleh menginap semalam. Aku mengatakan ini demi kebaikan kalian sendiri. Seorang mahasiswi yang dulu tinggal di sini, lalu tiba-tiba berakhir dengan hal yang membuatnya sulit. Kau tidak tahu betapa terkejutnya aku.” Ucap Nenek. Semua terlihat gugup.
“Aigoo.... Itu membawa kembali kenangan yang merumitkan. Jadi Berhati-hatilah dan tidurlah di rumah.” Pesan si nenek. Seo Yeon menganguk mengerti. 


Seo Yeon akhirnya kembali ke kamar. Ji Woo mengeluh karena Seo Yeon mengaku sebagai pacar Dae Young. Seo Yeon beralasan tak mau pemilik terus curiga dan Ji Woo sendiri yang bilang jadi harus sebisa mungkin melakukan apa pun agar tidak ada pembayaran lebih.
“Kenapa? Apa Kau marah, Karena aku bilang pacaran dengan pria yang kau sukai?” goda Seo Yeon. Ji Woo hanya diam
“Kalau iya, jujurlah pada pemilik... Aku muak dan capek keluar masuk menyelinap.” Kata Seo Yeon
“Aku tak pernah bilang kala aku marah. Tapi Aku cuma tidak mau membuat Dae Young seperti ini. Ngomong-ngomong, kenapa kau terus bersikap seperti ini ketika kau tidak menyukainya?.” Tegas Ji Woo kesal 
“Benarkah? Jadi Apa maksudmu aku bisa terus berpura-pura menjadi pacarnya?” ejek Seo Yeon
“Kau harus menjaga sikap pura-puramu.” Tegas Ji Woo, Seo Yeon pikir Jangan khawatir.
“Akhirnya, aku tidak perlu menyelinap keluar masuk lagi.” Ucap Seo Yeon bahagia. 

Esok hari
Seo Yeon keluar dari kamar bersama Ji Woo, lalu berpikir mereka mungkin akan bertemu dengan pemilik rumah, lalu mengetuk pintu kamar Dae Young dengan manis.  Dae Young setengah tertidur membuka pintu, Seo Yeon mengeluh dengan bau kentut saat masuk. Jin Seok panik melihat Seo Yeon langsung memakai celana.
“Ini bau kehidupan... Kau mau apa jam begini?” ucap Dae Young
“Apa kau bisa antar aku sampai ke gerbang depan?” tanya Seo Yeon
“Aku ikut denganmu. Apa Kau punya barang-barang yang ingin dibawa?” kata Jin Seok penuh semangat.
“Dae Young saja yang kuminta dan Cuma dia yang bisa melakukannya.” Ucap Seo Yeon. Dae Young terlihat kesal mengajak pergi saja.
Saat keluar kamar Seo Yeon sengaja memperbaiki kerah baju Dae Young. Ji Woo melihat adiknya terlihat kesal karena berani melakukan itu pada Dae Young bahkan merangkul tanganya. 
Jin Seok terlihat menahan kesal karena itu yang hanya bisa dilakukan Dae Young. Byung Sam memberitahu kalau Jin Seok tidak mendengarnya karena datang terlambat menceritakan untuk mengelabui si pemilik tentang mereka yang tinggal bersama,. Jadi Seo Yeon berpura-pura menjadi pacar Dae Young.
“Kenapa dia harus menjadi pacarnya dan bukan hanya teman? Mungkin ada sesuatu yang terjadi.” Goda Sung Joo.

“Yah... Benar. Lirik lagu yang dinyanyikan mungkin menjadi kenyataan.” Kata Byung Sam menyanyikan lirik lagu “Sampai pria yang dia inginkan muncul Aku hanya menyimpan tempatnya untuknya”
“Pria yang dia inginkan pasti Dae Young.” Kata Byung Sam. Saat itu Dae Young pulang meminta agar jangan bicara omong kosong dan langsung tertidur.
“Aku tahu kau hanya menarik kakiku.” Komentar Jin Seok. Sung Joo malah heran melihat Jin Seok yang tidak terganggu.

“Aku bisa bilang itu hanya pengaturan bisnis. Bagaimana aku harus bereaksi terhadap itu? Kalau ada, maka aku bersyukur. Kalau bukan karena dia, Seo Yeon mungkin sudah diusir keluar. Berarti aku jarang melihatnya.” Kata Jin Seok.
“Hei... Dae Young, pastikan dia tidak ketahuan.” Ucap Jin Seok mendekati Dae Young yang tertidur. Sung Joon mengaku bangga dengan Jin Seok.
“Kupikir kau akan menanggalkan sesuatu tapi kau menganggapnya seperti laki-laki.” Kata Byung Sam seperti tak percaya.

Ji Woo membawa nampan berisi makanan, lalu mengeluh pada Seo Yeon datang tapi tidak mau makan. Seo Yeon mengaku tak pernah bilang mau makan tapi ada pertemuan klub di sore hari jadi datang lebih awal setelah  kelasnya berakhir.
“Kenapa kau mau ikut ke rapat klub itu saat kau membencinya?” keluh Ji Woo
“Itu 'kan klub yang dibentuk oleh pacarku.” Kata Seo Yeon bangga. Ji Woo kesal mendengarnya.
“Kau tetap harus berakting.” Kata Ji Woo, Seo Yeon mengaku kalau tetap harus berakting saja.
“Aku harus tetap mendalami karakterku supaya bisa mengelabui si pemilik rumah saat kami menyeberang jalan. Aku harus bersikap alami.” Tegas Seo Yeon sambil minum dengan berisik. Ji Woo menyuruh Seo Yeon agar minum dengan tenang dan Jangan menyeruput seperti itu.
Seo Yeon melihat pacarnya ada duduk dengan Sung Joo, saat ingin melambaikan tangan. Dae Young malah memanggil Ji Woo, wajah Ji Woo langsung tersenyum bahagia menghampiri Dae Young. Seo Yeon pun terlihat kesal. 
Ji Woo ingin duduk tapi Seo Yeon langsung menyelonong duduk disamping Dae Young. Ji Woo bertanya Di mana Jin Seok dan Byung Sam. Dae Young menjawab keduanya masih di kelas. Seo Yeon mengambil makanan dari piring Dae Young ingin tahu apakah rasanya enak.

“Tunggu sebentar.... Cuma pasangan sungguhan yang bisa berbagi sumpit. Aku juga begini sama pacarku.” Komentar Sung Joo. Ji Woo seperti menahan kesal.
Saat itu terdengar suara piring jatuh, Seorang pelayan mengeluh dengan kekacauan yang diperbuat dan membereskan semua makanan. Dae Young dkk hanya duduk menatap kegaduhan yang terjadi.


Dae Young bermain bola dengan teman-temanya lalu membuatkan gol.  Ji Woo memuji Dae Young itu keren, seperti sangat terpana. Seo Yeon pun memuji Dae Young itu keren mengaku suka pria yang rajin olahraga.
“Ahh... Mungkin karena aku menganggap diriku ini pacarnya... Dia bagus sekali mainnya.” Ucap Seo Yeon sengaja mengoda.
“Wahhh.... Kenapa panas sekali? Kenapa Jin Seok belum datang dengan es krimnya?” kata Ji Woo. Jin Seok masuk membawakan es krim. 

Semua akhirnya makan es krim. Seo Yeon memberikan ujung es krim dan memberikan pada Dae Young dengan menekan kalau tak memberinya pada orang lain. Dae Young tak menerimanya dan memakanya. Sung Joo melihat keduanya berkomentar kalau hanya pasangan sungguhan yang saling memberi penutup es krim.
“Aku juga begini sama pacarku.” Kata Sung Joo, Ji Woo yang kesal langsung makan es krim dengan mengigitnya dan mengunyah.
“Dia makan es krim seperti makan daging bungkus selada. Coba Lihat caranya makan.” Komentar Dae Young.  Ji Woo seperti  melampiaskan amarahnya dengan makan es krim. 

Dae Young berjalan dengan Sung Joo dan Byung Sam membahas tentang pertanding. Seo Yeon sedang berjalan dengan Ji Woo tiba-tiba merangkul tangan Dae Young kalau harus berpura-pura menjadi pasangan, karena Pemilik rumah nanti melihat mereka
“Berjalan bergandengan hanya untuk pasangan sungguhan.” Ucap Sung Joo. Byung Sam pun berbisik. Sung Joo juga setuju.
“Mereka mungkin akan tetap bersama Itu hal yang umum bagi para aktor untuk mengembangkan emosi yang nyata, Cha In Pyo dan Shin Ae Ra, Choi Soo Jong dan Ha Hee Ra, Kim Ho Jin dan Kim Ji Ho.” Ucap Sung Joo.
Ji Woo tak bisa menahan amarah berteriak ingin menyerang Dae Young dan Seo Yeon. Tapi saat itu Jin Seok lebih dulu menyerang Dae Young dengan pukulanya. Dae Yong mengumpat Jin Seok itu gila. Jin Seok mengumpat Dae Young itu gila.
“Apa Kau menikmatinya? Dasar sampah!” teriak jin Seo marah. Keduanya langsung berkelahi. Sung Joo dan Byung Sam akhirnya berlari merelai keduanya.
“Dia menikmatinya. Aku sudah tahu itu!” teriak Jin Seok marah. Ji Woo dan Seo Yeon hanya bisa melonggo melihat keduanya berkelahi. 

Flash Back
Saat Ji Woo bertanya Jin Seok dan Byung Sam, Jin Seok melihat dengan nampan. Seo Yeon mencoba makanan dari piring Dae Young, Sung Joo berkomentar itu biasa dilakukan pasangan sungguhan yang bisa berbagi sumpit, Jin Seok kaget langsung menjatuhkan nampanya.
“Hei... Lihat kekacauan yang kau perbuat!” ucap Si Bibi. Jin Seok meminta maaf. Saat itu Dae Young dkk tak bisa melihat Jin Seok karena tertutup oleh bibi. 

Saat di lapangan, Jin Seok mendengar Seo Yeon yang memuji Dae Young suka pria yang rajin olahraga dan itu karena menganggap dirinya sebagai pacar Dae Young. Ji Woo yang kesal merasa panas sekali melihat Jin Seok yang belum datang dengan es krimnya. Jin Seok dengan menahan amarah membawa es krim.
Seo Yeon memberikan bagian sisi es krimnya pada Dae Young, Sung Joon berkomentar  kalau cuma pasangan sungguhan yang saling memberi penutup es krim, karena melakukan itu dengan pacarnya. Jin Seok yang sudah membelah es krim langsung meremas dengan kesal.
“Kenapa kau melakukan ini? Harusnya kau tak berbagi makanan padanya! Harusnya kau tak mengambil penutup es krimnya! Kau boleh bilang tidak! Coba Katakan... Apa Kau menikmati ini?” teriak Jin Seok.
Keduanya masih terus berkelahi, Byung Sam dan Sung Joo mencoba merelai. Seo Yeon melihat mereka berempat mengumpat semuanya bodoh, lalu tersadar kalau Ji Woo sudah tak ada disekitar mereka. 
Ji Woo datang ke tempat nenek, memberitahu dari unit 201. Si nenek pun keluar dari rumahnya. Ji Woo mengaku kalau gadis yang dikatakan sebagai pacar Dae Young adalah adikku.
“Aku tinggal bersama adikku, itu benar... Jadi Berapa banyak tagihan yang harus aku bayar?” kata Ji Woo tertunduk binggung.
Bersambung ke part 2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar