PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 21 Agustus 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Seo Yeon duduk di halte melihat nama di ponselnya “ Kekasih Garisku” untuk nama Sun, tapi ia memilih untuk mematikan ponselnya dan pergi dari halte. Ia duduk di warung tenda sambil meminum soju, lalu mengumpat kesal dengan pria-pria yang menatap nakal padanya.
“Menyebalkan sekali seorang wanita harus minum sendirian.” Keluh Seo Yeon lalu melihat ada 22 panggilan tidak terjawab dari Sun.
Dae Young membereskan selimut dengan banyak komik dibalik selimutnya, lalu melihat ponselnya Sun menelp. Ia mengangkat bertanya ada apa menelpnya. Sun bertanya apakah mendengar kabar dari Seo Yeon. Dae Young menjawab tak ada dan ingin tahu alasan Sun bertanya.
“Aku tak bisa menghubunginya...Baiklah.” ucap Sun bergegas menutup ponselnya.
“Apa ini? Apa terjadi sesuatu?” kata Dae Young binggung lalu berusaha menelp Seo Yeon. 

Seo Yeon mengangkat ponselnya dengan setengah mabuk, merasa tak percaya kalau Dae Young menelepon karena tahu dirinya itu  butuh teman untuk minum. Dae Young hanya bisa menghela nafas menanyakan keberadaan Seo Yeon sekarang.
“Apa Kau minum sebanyak ini tanpa makanan?” keluh Dae Young akhirnya datang menemui Seo Yeon.
“Kau memang Shiksyanim karena selalu menyebutkan makanan di atas segalanya.” Komentar Seo Yeon
“Kenapa dengan kopernya? Aku pikir kau tinggal bersama seorang teman. Apa Kau mau pergi?” ucap Dae Young menatap koper besar disamping Seo Yeon. 

“Ini ... Terjadi begitu saja.” Komentar Seo Yeon tak mau mengakui kalau tinggal dengan Sun.
“Sun Woo Sun meneleponku dan bertanya tentang kabarmu. Dia kelihatannya khawatir, jadi aku harus meneleponnya kembali.” ucap Dae Young mengeluarkan ponselnya.
“Biar aku saja, jangan khawatir.” Kata Seo Yeon mengambil ponsel dari tangan Dae Young .
“ Yah... Lagipula kau juga tidak akan bermalam di sini, jadi kau mau menginap di mana?” ucap Dae Young
Seo Yeon pikir masih ada sauna atau motel. Dae Young pikir Itu terlalu bahaya bagi wanita sendirian bila pergi ke tempat-tempat itu. Ia menyarankan agar Seo Yeon menginap dirumah saja dan sementara ia akan menginap di tempat lain. Seo Yeon menolak karena merasa tidak enak pergi ke rumah Dae Young.
“Kenapa kau merasa tidak enak?” kata Dae Young. Seo Yeon mengaku hanya tak enak saja.
“Aku tak bisa melakukannya untukmu.” Ucap Seo Yeon. Dae Young pikir kalau tidak menyukai Seo Yeon dengan mengejek Seo Yeon bersikap seperti orang dewasa.
“Biar aku yang akan tidur di sauna, jadi menginaplah di rumahku. Aku tidak keberatan terkena uap panas.” Kata Dae Young
“Kau sudah seperti ini sejak masih kuliah. Aku ingat bagaimana kau dulu suka dengan sauna sama seperti orang tua. Jika kau mengingat kembali masa itu, jangan menjadi temanku. Itu akan menjadi kesalahan.” Ungkap Seo Yeon. Dae Young mengerutkan dahi tak mengerti apa maksud ucapan Seo Yeon.
“Tidak peduli siapa yang berkeputusan, aku selalu dianggap salah.” Ucap Seo Yeon sedih 


Flash Back
Ji Woo berkaca-kaca menonton drama “Kim Sam Soon” dan menghapus air matanya yang mengalir di tempat sauna.  Sementara Dae Young dkk sibuk menonton pertandingan sepak bola dari ponsel. Byung Sam menatap Ji Woo dari kejauhan yang sedang menangis.
“Ji Woo memang yang tercantik saat dia menangis.” Komentar Byung Sam meminta dukungan dari temanya.
“Dia tidak cantik sama sekali. Aku tidak bisa mengerti. Bagaimana kau bisa melihatnya sebagai wanita? Kau ini sudah buta atau apa?” ejek Jin Seok.
“Memangnya kenapa dengannya? Dia itu baik dan imut. Dia cerdas dan menyenangkan untuk diajak bicara juga. Dan juga... Dia lebih cantik semakin aku melihatnya.” Komentar Dae Young ikut melihat Ji Woo dari kejauhan.
“Apa ini? Apa Kau juga menyukai dia?” ucap Sung Joo mendengar ucapan Dae Young. Dae Young terlihat binggung
“Dia tidak menyukainya. Tapi Kau menyanjung Byung Sam, kan?” kata Jin Seok.
“Byung Sam, kurasa dia juga cantik. Dia cukup cantik untuk menjadi cinta sebelah tangan.” Komentar Sung Joo. Sementar Dae Young bergumam dalam hati bertanya-tanya apakah ia memang menyukai Ji Woo.

Akhirnya Dae Young memilih untuk berdiri lalu berjalan dan menatap Ji Woo sedang menonton TV, seperti di matanya ada cahaya yang keluar dari Ji Woo membuatnya terpana. Ji Woo sedang menonton tersadar dengan Dae Young lalu bertanya ada apa.
“Tidak ada. Kurasa aku salah lihat.” Ucap Dae Young lalu bergegas pergi.
“Teman-teman, Apa kalian lapar? Ayo kita makan.” Kata Dae Young mengalihkan pandanganya. 

[Agustus 2005]
Ji Woo sudah duduk di kantin sauna, lalu bertanya kemana Jin Seok dan Byung Sam. Sung Joo mengatakan kalau keduanya tak lapar dan ingin tahu apa yang akan mereka pesan sekarang. Dae Young duduk didepan Ji Woo hanya tertunduk seperti tak berani menatap Ji Woo.
“Kalian harus makan Sup rumput laut dan ayam pedas di sauna. Dan juga pesan telur panggang. Itu sudah cukup... Benarkan, Dae Young?” kata Ji Woo. Dae Young hanya terdiam. Ji Woo pun memanggilnya lagi, Dae Young akhirnya mengangkat kepalanya.
“Apa Segitu saja menunya?” ucap Ji Woo. Dae Young pun menganguk. Ji Woo hern melihat Dae Young karena sebelumnya juga seperti itu.
“Yah, itu...aku terkejut kau tak pakai dialeg itu lagi.” Ucap Dae Young mencari alasan.

“Wanita bisa memperbaiki dialek mereka dengan cepat. Kalau aku ke Busan, maka aku bisa pakai dialeg khasku lagi.” Ucap Ji Woo bangga lalu memesan makanan. 



Satu porsi ayam pedas, telur panggang dan sup rumput laut. Dae Young dan Sung Joo melonggo binggung bertanya-tanya Kombinasi apa ini. Ji Woo mengatakan kalau ini namanya pesona sauna. Sung Joo mengeluh dengan menu makanan didepanya karena hanya aromanya begitu pedas.
“Kenapa makanan pedas  sangat trend belakangan ini? Pacarku juga makan makanan pedas saat kami berkencan.” Ungkap Sung Joo
“Makan makanan pedas bisa melepaskan stresmu. Semakin keras kita berusaha, maka semakin banyak makanan yang di dapat.” Kata Ji Woo lalu menyuruh agar di aduk dulu sebelum gosong.
Dae Young dan Sung Joo mulai makan, tapi tak tahan dengan rasa pedas ayam dan ingin minum Sikhye. Ji Woo langsung menahanya.
“Sup rumput laut tidak akan terasa enak jika kau minum sikhye manis sekarang. Jika merasa pedas, makanlah telur panggang ini. Kau bisa Makan dengan cara ini, dan ketika kau haus, cicipi sup rumput laut ini, maka nanti pedasnya akan hilang.” Jelas Ji Woo mencoba memecahkan telur dan juga makan sup rumput laut.
“Sama sepertimu. Kebanyakan orang juga biasanya meredakan pedasnya dengan minuman, tapi kau menenangkannya  dengan telur panggang.  Kau memang ahli dalam makanan.” Komentar Dae Young
Keduanya pun mengikuti cara Ji Woo meredahkan pedas dengan memakan telur lalu makan sup rumput laut. Dae Young terlihat kesusahan mengupas telur saat mulutnya terasa pedas. Ji Woo mencoba makan dengan sayuran dan mengaduknya dengan telur dan saus pedas. Sung Joo merasakan mulutnya makin pedas. Dae Young pikir walaupun pedas rasanya enak.
Ji Woo dengan cepat mengupas telur lalu memberikan pada Dae Young, Dae Young terdiam mengambil telur dan merasakan tanganya bersentuhan. Seperti jantung Dae Young berdegup kencang, lalu buru-buru memakan telur dengan cepat dan juga makan ayam. Sung Joo heran melihat Dae Young seperti orang kelaparan. Ji Woo pun binggung melihat Dae Young terus makan tanpa henti. 


Di sisi sauna lainya, Dua wanita sedang mengobrol lalu seorang pelayan datang membawakan minuman. Dua wanita mengaku tak memesannya, si pelayan memberitahu kalau ada pria yang memberikanya. Jin Seok sedang duduk memberikan senyuman bahagia duduk disamping Byung Sam.
“Apa? Tidak, terima kasih. Kami tidak akan minum..” ucap si wanita dan langsung bergegas pergi.
“Aku melakukan apa yang kau minta, jadi berikan aku uang untuk sikhye dan tugasnya.” Kata pelayan.
Jin Seok menganguk mengerti walaupun mereka kembali di tolak. Byung Sam hanya diam saja. Jin Seok mengeluh pada temanya kalau si Bank Berjalan harus mengeluarkan uang. Byung Sam pun akhirnya mengeluarkan uang dari kantongnya dengan malas.
“Kita coba lagi ke gadis-gadis di sisi sana kali ini.” Kata Jin Seok penuh semangat.
“Kubilang aku tidak mau... Maksudku, ini sudah cukup... Kau sudah berkali-kali ditolak.” Kata Byung Sam
“Hei, sampai kapan kau akan mengungkapkan perasaanmu kepada Ji Woo? Kau harus berkencan dengan seorang gadis sebelum masuk wamil. Apa Kau tidak mau pacaran?” kata Jin Seok. Byung Sam terdiam.
“Coba Lihat? Kau juga mau punya pacar.” Ejek Jin Seok. Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita.
“Apa kalian ingin mendapatkan pacar?” kata seorang wanita cantik menghampiri  keduanya. Jin Seok langsung melonggo melihat wanita cantik didepanya. 


Ji Woo dkk selesai makan bertanya kemana dua teman lainya, lalu melihat Jin Seok dan Byung Sam datang. Ketiganya melonggo kaget menatap dua pria didepanya dengan alis tebal seperti ulat bulu. Dae Young bertanya kenapa dengan mereka.
“Dia bilang tato alis. akan membuat kami terlihat seperti Song Seung Hun. Dia bilang akan memberi kami alis selebriti yang disukai wanita.” Ungkap Jin Seok cemberut.
“Kalian memang terlihat seperti selebriti. Kalian seperti Shin-chan, bukan Song Seung Hun.” Ejek Sung Joo sambil mengejek menari seperti shinchn.
“Aku sudah bilang tidak mau, bukan? Kita tidak bisa membiarkan alis kita disentuh apa pun.” Ucap Byung Sam akhirnya memiting Jin Seok. Ji Woo dan Dae Young tak bisa menahan tawa mereka. 

Seo Yeon asik menari di club, lalu saat merasa lelah berjalan ke bar ingin memesan bir. Seorang pria menghampiri mengaku akan mentraktirnya, akhirnya Seo Yeon mengambil bir dari tangan pria yang baru dikenalnya. Si pria langsung bertanya Berapa usianya.
“Apakah usia itu penting dengan penampilan seperti ini?” komentar Seo Yeon sinis. Pria itu menjawab Tidak.
“Hei... Ternyata Kau masih sama... Memancing perhatian.” Ucap pria lain tiba-tiba datang menghampiri Seo Yeon. Pria yang sebelumnya pun memilih pergi.
“Kau menemui orang lain saat  masih berpacaran denganku.” Komentar Si pria dengan sinsi.
“Kapan kita pacaran? Kita baru saja bertemu beberapa kali karena kau terus memohon. Kau masih sama juga. Seorang pecundang.” Ejek Seo Yeon
“Kau pasti pacaran dengan segala macam pria. Kau tidak bisa hidup tanpa satu pun. Kau bergaul dengan kelompok mereka sejak SMP. Teman sekelasmu bilang begini. Dia bilang ibumu berselingkuh dengan pria muda dan bercerai.. Kau pun juga sama.” Ucap Si pria.
Seo Yeon tak bisa tinggal diam langsung memberikan pukulan, tapi si pria juga tak mau kalah membalas Seo Yeon seperti tak peduli kalau ia wanita. Seo Yeon akhirnya menarik rambut sipria sambil menjerit histeris. 

Seo Yeon duduk di halte dengan wajah sedikit lebam dibagian bibir, lalu menatap poster iklan cream wajah  dengan slogan “Kulit seorang wanita terlahir kembali.”
Flash Back
Ibu Seo Yeon mabuk sambil berkata “Kau memang salah.” Seo Yeon keluar dari kamar memanggil ibunya dengan wajah ketakutan. Tapi Ibunya malah tak ingin dipanggil Ibu oleh anaknya, dengan menyalahkan Seo Yaon yang membuatnya jadi seperti ini.
“Aku dulu lebih terkenal lebih darinya. Tapi sekarang dia seorang bintang. Jika bukan karenamu,  maka aku bisa seperti dia. Ini semua salahmu. Jika aku tidak memilikimu, maka aku tidak akan menikah. Seharusnya aku menyingkirkanmu. Kau adalah kesalahan yang menghancurkan hidupku. Kau memang salah.” Ucap Ibu Seo Yeon melampiskan amarahnya pada sang anak. Seo Yeon hanya bisa menangis melihat sikap ibu kandungnya.
Seo Yeon mengeluarkan ponsel sambil menangis menelp ibunya kalau sangat merindukan ibunya dan ingin menemui Ibunya sekarang.


Dae Young mencoba untuk tidur tapi otaknya kembali memikirkan Ji Woo seperti masih terbayang kecantikan temanya. Akhirnya Ia memilih untuk melakukan push up untuk menghilangkan pikiranya mengingat Ji Woo. 


Ji Woo dan Seo Yeon terbangun mendengar bunyi bel rumah, keduanya bertanya-tanya siapa yang datang di jam setengah enam pagi.  Saat membuka pintu, Ji Woo kaget melihat ternyata ibunya yang datang dan langsung memberikan bawaan yang berat.
“Bagaimana dengan tokonya?” tanya Ji Woo kaget. Saat itu Seo Yeon langsung menghampiri ibu tirinya dengan manja.
“Kau bilang ingin bertemu denganku jadi Ibu datang. Ibu ketinggalan kereta terakhir jadi Ibu naik bus larut malam.” Ucap Ibu Ji Woo. Mendengar ucapan ibunya, Ji Woo hanya bisa cemberut.
“Kenapa dengan wajahmu? Apa itu goresan? Apa yang terjadi?” tanya iBu Ji Woo panik melihat wajah Seo Yeon yang terluka
“Ibu tidak pernah datang ke kampusku untuk konseling karir dan bilang kalau harus menjaga toko.” Keluh Ji Woo, tapi Ibu Ji Woo seperti ta mengubrisnya.
“Bagaimana jika ada bekas luka di wajah cantikmu? Apa Kau sudah memakai salep?” tanya Ibu Ji Wo khawatir.
“Ya. Itu hanya goresan. Ini akan sembuh setelah memakan kimchi sujebi buatan Ibu. Jadi, masaklah sekarang.” Rengek Seo Yeon
Ji Wo kaget mendengarnya, kalau mereka akan makan Kimchi sujebi pagi-pagi begini . Seo Yeon pikir Ji Woo mengatakan kalau lapar adalah musik di telinganya. Ibu Ji Woo mengaku sudah mengetahuinya dan sengaja  membawa semua bahannya. Seo Yeon pun terlihat bahagia. 


Ji Woo sambil meremas-remas adonan mengeluh kalau Ini masih terlalu pagi dengan wajah cemberut. Ibunya memberitahu kalau  Supnya mendidih jadi meminta agar membawakan adonan tepungnya, Seo Yeon langsung mengambilnya.
“Ibu, apa aku pandai dalam hal ini?” kata Seo Yeon seperti ingin dipuji. Ibu Ji Woo pun memuji Seo Yeon yang panjang membuat adonan menjadi kecil.
“Kau lebih baik dalam hal ini daripada Ibu.” Kata Ibu Ji Woo memuji
“Selalu saja aku yang bersih-bersih.” Keluh Ji Woo cemberut membersihkan meja.
Ibu Ji Woo memanggil anaknya, Ji Woo menyahut dengan nada tinggi.  Ibu Ji Woo mengeluh dengan nada suara anaknya, lalu meminta agar mengundang pria yang tinggal di sebelah rumah. Ji Woo pun dengan wajah bahagia langsung bergegas keluar dari rumah. 

Dae Young keluar rumah kaget melihat Ji Woo memanggilnya. Ji Woo pikir Dae Young punya indra penciuman yang luar biasa, karena sudah mencium masakan dari rumahnya. Ia memberitahu kalau ibunya datang lebih awal dan membuat kimchi sujebi.
“Bergabunglah dengan kami.”ajak Ji Woo penuh semangat. Dae Young kaget mereka makan Kimchi sujebi untuk sarapan
“Aku ada kuliah... Sampai jumpa di kampus.” Ucap Dae Young lalu bergegas pergi dengan wajah tertunduk. Ji Woo terlihat kebingungan melihat Dae Young. 

Ibu Ji Woo bertanya kemana Dae Young karena anaknya datang sendiri. Ji Woo dengan wajah cemberut memberitahu Dae Young ada kuliah. Seo Yeon berkomentar kalau kalimat "Aku sangat sedih," tertulis di seluruh wajah Ji Woo sekarang. Ji Woo mengelak dengan tegas.
“Kapan Ibu akan pergi?” tanya Ji Woo. Ibuny menjawab kalau akan berangkat malam dengan kereta.
“Tidak bisakah Ibu pergi besok?” rengek Seo Yeon tak ingin berpisah dengan ibu tirinya.
“Ibu ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu, tapi Ibu ada janji yang tidak bisa dibatalkan... Maaf...” balas Ibu Ji Woo
“Kalau begitu habiskan waktu bersamaku sampai saat itu.” Kata Seo Yeon penuh semangat. Ibu Ji Woo tak percaya kalau Seo Yeon ingin menghabiskan waktu bersama.
“Ayo kita keluar setelah ini.” Ucap Seo Yeon dan mulai makan sup kimchi lalu menjerit kalau masih panas.
Ibu Ji Woo dengan cepat langsung meniupkan sup kimchi agar tak panas dan menyuruhnya agar Pelan-pelan saja makanya. Seo Yeon langsung memuji ibu Ji Woo yang paling baik. Ji Woo kesal melihat keduanya memilih makan tanpa peduli kuahnya itu panas. 

Dae Young sedang duduk di ruang komputer sendirian, Ji Woo melihat Dae Young bergegas menghampiri memberitahu kalau sedari tadi menelepon dan bertanya apakah tak melihat ponselnya. Dae Young dengan gugup mengaku tak melihatnya.
“Apa Kau mendaftar jurusan kuliah? Aku menelepon untuk menanyakan apa kau akan libur semester atau tidak.” Ucap Ji Woo menatap layar komputer melihat bagian yang diberi tanda checklist.
“Apa Kau akan ambil jurusan Fotografi? Aku akan ambil itu juga.” Kata Ji Woo penuh semangat.
“Aku tak akan mendaftar untuk itu.” Ucap Dae Young lalu bergegas pamit pergi seperti memang sengaja menghindari Ji Woo. 

Seo Yeon dan Ibu Ji Woo berjalan di mall, tanpa malu berjalan sambil merangkul tanganya. Ibu Ji Woo pikir Seo Yeon agar merasa kepanasan, Seo Yeon pikir kalau hanya ingin tetap dekat dengan Ibunya, lalu melihat ada tempat foto box dan bergegas masuk kedalamnya.
“Ibu belum pernah melakukan ini sebelumnya.” Ucap Ibu Ji Woo terlihat gugup.
“Benarkah? Apa Berarti Ibu yang pertama? Bagus.” Kata Seo Yeon penuh semangat. Ibu Ji Woo melihat wajahnya kalau seharusnya bisa merias wajahnya lebih dulu.
Seo Yeon mengeluarkan lipstik lalu memasangkan pada bibir Ibu Ji Woo lalu memujinya kalau terlihat seksi hari ini. Ibu Ji Woo tertawa mendengarnya,  akhirnya mereka masuk box dengan atribut yang sudah dipilih, Seo Yeon pun mengajak ibu Ji Woo foto seperti pasangan dan menuliskan tulisan “Seo Yeon dan Ibu”  dan memasang dibelakang ponsel masing-masing.
“Ibu tidak akan melakukan ini kalau bukan karenamu. Pasti layak membesarkan  anak perempuan sepertimu.” Ucap Ibu Ji Woo melihat ponsel dengan foto bersama Seo Yeon.
“Ibu, kenapa tangan Ibu begitu kasar?” kata Seo Yeon setelah memang tangan ibu Ji Woo.
“Membuat makanan sepanjang waktu biasanya akan seperti itu.” Kata Ibu Ji Woo bergegas menarik tanganya. Seo Yeon lalu mengajak Ibu Ji Woo pergi. 


Mereka pergi ke salon khusus kuku,  Pegawai melihat Ibu JiWOo yang pertama kali memotong kuku. Ibu Ji Woo pikir kalau tak membutuhkanya, karena memasak sepanjang hari. Seo Yeon pikir ibu Ji Woo itu bukan orang yang memasak lauk sepanjang hari tapi seperti wanita karir. Ibu Ji Woo terlihat senang mendengarnya.
“Putri Anda bukan hanya punya wajah yang cantik tetapi juga hati yang baik. Kalau dipikir-pikir, dia mirip dengan Anda.” Puji si pegawai.
“Benarkah? Dari mana kami terlihat sama?” tanya Seo Yeon penuh semangat.
“Ya? Mata Anda sama ketika tersenyum.” Kata si pegawai.
“Itu berlebihan kalau mengatakan, aku punya kerutan di sekitar mataku.” Kata Ibu Ji Woo malu-malu.
“Tidak, aku senang mendengarnya.” Ucap Seo Yeon lalu meminta agar mereka membuat warna yang serasi yaitu Tips Prancis dengan perpaduan tiga coral pink mendapatkan beberapa gemerlap halus di atasnya.
“Ibu mendapat kemewahan berkatmu. Kau sudah membuat dirimu berharga.” Ucap Ibu Ji Woo bangga. 

Jin Seok keluar dari service center mengeluh kalau Secara formal mengajukan permohonan cuti membuat semua pendaftaran jadi nyata. Dae Young meminta Jin Seok berhenti mengeluh karena Orang mungkin mengira Jin Seok sedang dijatuhi hukuman.
“Dasar Brengsek. Saat kau tertidur di kelas, kita mungkin pingsan di tempat latihan militer. Saat kau membawa ayam goreng ke rumahmu Dae Young , kita harus makan camilan sambil bersembunyi di toilet” ucap Jin Seok kesal menatap Byung Sam dan Dae Young
“Kau tidak akan tahu itu sampai tiba di sana.” Kata Dae Young menenangkan temanya.
“Tiga kakakku sudah terdaftar. Kau tidak mengerti apa yang kami rasakan karena kau belum pergi... Bukan begitu?” kata Jin Seok
“Benar. Kau mengatakan itu karena masih punya waktu. Kau akan tahu begitu akan segera mendaftar.” Ucap Byung Sam marah langsung memelintir tangan Dae Young
“Bergabunglah sebagai prajurit ketika aku menjadi sersan. Aku akan membuat hidupmu sengsara.” Kata Sung Joo ikut-ikutan memberikan pelajaran pada Dae Young.
“Baiklah. Aku mengerti!.. Aku akan traktir bir. Bagaimana?” ucap Dae Young akhirnya bisa terlepas dari cengkraman temanya. 
Ji Woo datang bertanya kenapa mereka ada didepan service center, mata Dae Young langsung tertunduk. Jin Seok mengatakan kalau untuk meminta cuti kuliah dan bertanya apa yang dilakukan oleh Ji Woo. Ji Woo mengaku datang untuk bekerja paruh waktu di sekolah.
“Dae Young akan traktir bir. Apa Kau mau bergabung dengan kami?” tanya Jin Seok. Ji Woo pun dengan senang hati akan ikut.
“Aku lupa kalau aku sedang ada kerja. Maaf...”ucap Dae Young langsung bergegas pergi.
“Dia berbohong pada kita untuk menghemat uangnya.” Komentar Tiga temanya melihat Dae Young pergi terburu-buru. Ji Woo bisa merasakan kalau Dae Young seperti menghindarinya. 


Seo Yeon merengek meminta ibu Ji Woo agar tetap tinggal denganya,  dan Menginap setidaknya satu hari lagi. Ibu Ji Woo berjanji akan datang lagi. Ji Woo melihat tangan Ibunya dan Seo Yeon mengunakan cat kuku yang sama.
“Jangan biarkan ini jatuh.” Kata Seo Yeon memperlihatkan foto mereka berdua di ponsel. Ibu Ji Woo mengatakan tak perlu khawatir.
“Apa ada tempat untuk beli air? Ibu haus.” Kata Ibu Ji Woo. Seo Yeon bergegas akan memberlikanya.
“Dia tidak pernah bergerak ketika aku memintanya melakukan sesuatu. Kau bersikap Baik-baiklah padanya, dan berhenti bersikap benci padanya.” Nasehat ibu Ji Woo pada anaknya.
“Kapan aku begitu? Ibu selalu di sisinya dan Ibu melakukan apapun yang dia minta. Apa Ibu menjadi lebih baik karena dia putrinya Ahjussi? Ibu tidak tahu betapa buruknya diriku untuk melihat Ibu seperti ini.” Ungkap Ji Woo sedih
“Bukan seperti itu...Tapi Seo Yeon tidak menyukaimu... Dia pasti menderita ketika dia sangat membutuhkan ibunya. Ibu merasa tidak enak padanya setiap kali memikirkannya. Jadi kau bisa Mengerti’kan?” kata Ibu Ji Woo sambil mengelus rambut Ji Woo.
Seo Yeon datang memberitahu kalau keretanya akan datang. Ibu Ji Woo pun pamit pergi berpsan agar Jangan melewatkan makan dan jangan saling bertengkar. Setelah Ibu Ji Woo pergi, Seo Yeon kembali memperlihatkan sikap sinisnya.
“Aku akan bertemu temanku dulu, jadi sampai jumpa di rumah.” Kata Seo Yeon lalu melangkah pergi. Ji Woo hanya bisa melonggo kosong melihatnya. 


Ji Woo pulang kerumah melihat lampu kamar Dae Young menyala, teringat kembali saat di kampus Dae Young mencoba menghindar, bahkan bergegas kabur saat akan mentrakhir bir. Akhirnya Ji Woo dengan penuh semangat menekan bel rumah Dae Young.
“Hai, Ji Woo...” ucap Byung Sam membuka pintu. Ji Woo kaget bukan Dae Young yang membukanya, sementara dua orang yang lainya sibuk bermain games.
“Apa Dae Young ada di rumah?” tanya Ji Woo. Byung Sam pikir kalau Kerja sambilannya pasti melelahkan jadi pergi ke sauna.
“Kami akan bertemu dengannya di sana nanti.” kata Byung Sam. Ji Woo pun hanya bisa terdiam. 

Dae Young duduk sendirian di Sauna, lalu mencoba membuka kulit terluar dengan memutar-mutarnya di lantai, tapi telurnya tak bisa terbuka. Ia heran karena Ji Woo melakukannya dengan mudah. Saat itu Ji Woo datang dengan Jin Seok dkk. Dae Young kaget melihat Ji Woo yang ikut datang.
“Ya, kalau aku di rumah aku pasti akan bertengkar dengan Seo Yeon, dan itu hanya membuatnya lebih panas.  Ini menyegarkan untuk keluar keringat di sauna. Ini yang terbaik di musim panas.” Ucap Ji Woo penuh semangat.
“Kalau begitu, bersenang-senanglah.” Kata Dae Young lalu bergegas pergi. Ji Woo terlihat kebingungan, sementara tiga teman lainya tak peduli langsung menyerbu telur yang sudah dibeli Dae Young. 

Ji Woo mencari Dae Young di seluruh ruangan tapi tak menemukanya, akhirnya Ia memilih untuk berbaring  di sisi sauna yang kosong. Dae Young melonggo melihat Byung Sam yang tertidur disamping Ji Woo, lalu menariknya dan berbaring disebelah Byung Sam.
Beberapa saat kemudian, Dae Young terbangun dan kaget melihat Ji Woo sudah ada didepan matanya. Tapi matanya terus menatap Ji Woo yang semakin cantik saat tertidur. Ji Woo akhirnya terbangun, Dae Young kaget begitu juga Ji Woo. Dae Young langsung duduk terbangun.

“Astaga. Bagaimana aku bisa sampai di sini? Maaf. Aku sering berpindah-pindah saat aku tidur.” Ucap Ji Woo duduk sambil merapihkan rambutnya. Dae Young tak banyak bicara memilih untuk bergegas pergi. Ji Woo melonggo binggung akhirnya bergegas pergi.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: