PS : All images credit and content copyright : TVN
Dae Young
berbaring di sofa dengan kipas angin karena cuaca sangat panas, tumpukan komik
ada diatas meja. Ia pikir kalau Lebih baik mengajak Ji Woo pergi makan lalu
mengambi ponselnya. Tapi saat itu terdengar suara lembut Ji Woo memanggil Dae
Young.
“Ayo kita
makan.” Ucap Ji Woo dengan senyuman lebar, Dae Young terlihat baru bangun tidur
pun tersenyum menerimanya.
Keduanya
berjalan dengan pakaian rapih, Ji Woo
memberitahu kalau sudah memutuskan tetap tinggal dan tidak pindah dari rumahnya
sekarang. Dae Young ingin tahu alasanya. Ji Woo mengaku kalau itu karena Dae
Young. Dae Young binggung mendengarnya.
“Kau
bilang aku membawa energi dalam hidupmu jadi bagaimana bisa aku membiarkanmu
menggantung begitu? Apa aku teman yang baik?” ucap Ji Woo bangga.
“Benar,
dan aku bersyukur.” Kata Dae Young dengan wajah tersenyum.
“Itu
sebabnya aku traktir makan hari ini. Jadi kita makan apa hari ini, Tuan Yang
Suka Makan?” kata Ji Woo mengoda
“Karena
cuacanya panas, ayo kita ke tempat panas.” Ujar Dae Young
Keduanya
masuk ke sebuah restoran, Dae Young pikir Saat panas di luar, mereka lebih baik
makan makanan hangat, karena Makanan pedas akan membuat berkeringat dan
melupakan cuaca. Ji Woo melihat papan bertuliskan “Jjamppong dihitung gratis jika
makan sampai habis dalam 10 menit.” Banyak foto dan juga note.
“Tempat
ini...” ucap Ji Woo seperti merasakan sesuatu. Dae Young bertanya apakah Ji Woo
masih mengingatnya.
“Tentu
saja. Kita sering melipir ke sini saat kuliah. Aku Tidak menyangka ternyata
masih buka. Haruskah kita lihat apa itu masih di sini juga?”kata Ji Woo.
Mereka
melihat pada semua tumpukan note bertuliskan komentar dan juga foto “Cho Hui
dan Ji Hyun menyelesaikan jjamppong!.. Wah Pedas, pedas!.... Aku hampir mati
memakannya.” Akhirnya Dae Young dan Ji Woo melihat foto Dae Young dengan
mangkuk dan sedang tertunduk.
“Jadi
foto ini saat aku memulai mengambil foto piring kosong.” Kata Dae Young.
Flash Back
Dae Young
dan Ji Woo makan dengan cepat Jjampong yang super pedas, Ji Woo sudah tak tahan
dengan mie pedasnya. Dae Young dengan cepat menyelesaikan makan dan mangkuknya
sudah kosong. Ji Woo langsung memanggil pegawai.
“Di sini!
Dia sudah selesai.” Teriak Ji Woo. Pegawai pun memeriksa lalu meminta agar Dae
Young bisa foto.
Dae Young
yang masih kepedesan terpaksa mengambil gambarnya dengan mangkuk kosong. Pegawai
ingin mengambil mangkuk kosong tapi Dae Young menahanya karena ingin mengambil
foto dengan ponselnya. Ji Woo heran dengan Dae Young mengambil foto mangkuk
kosong.
“Aku akan
membual tentang itu dengan mempostingnya di situs webku.” Kata Dae Young
“Apa Kau
juga punya situs web?” tanya Ji Woo kaget.
“Aku
sudah membuatnya baru-baru ini meski aku belum memposting gambar apa pun. Kita bisa
berteman di sana.” Kata Dae Young. Ji Woo menganguk setuju.
Keduanya
keluar dari restoran, Ji Woo merasa sudah mulai dingin. Dae Young menarik
risleting jaket Ji Woo dengan menasehati agar berhati-hati jangan sampai
kedinginan karena Tim medis clubnya harusnya tidak boleh sakit. Ji Woo
menganguk mengerti
“Ngomong-ngomong,
waktu sudah berlalu. Cuaca panas begini sudah beberapa hari lalu. Musim dingin
akan segera datang.” Kata Dae Young dan keduanya pun berjalan dengan waktu yang
cepat berubah menjadi musim dingin.
Ji Woo
dan Seo Yeon keluar dari bioskop baru saja menonton film "Bridget Jones
'Diary". Ji Woo berkomentar Colin Firth keluar lebih dingin di posisi
kedua daripada pertama, menurutnya masih luar biasa. Seo Yeon berkomentar kalau
lebih sudak suka Hugh yang lurus ke depan daripada Colin yang membuat pengap.
“Kau sebut
pria semacam itu luar biasa. Hugh tidak luar biasa. Dia agak membingungkan. Dia
membuat gadis bingung.” Komentar Ji Woo
“Apa Kau
tak tahu bad boy lebih menarik? Kau bakal bosan dengan pria baik seperti
Colin.” Kata Seo Yeon
“Menarik
apanya.. Kau akan sadar jika kau dicampakkan oleh pria nakal dan menangis
selama tiga hari.” Ejek Ji Woo
Ji Woo
lalu menerima telp Byung Sam lalu seperti akan pergi ke suatu tempat. Seo Yeon
kaget karena Byung Sma bisa menelpon Ji Woo sekarang, padahal saat mereka
berhadapan Byung Sam masih belum bisa mengatakan.
“Mungkin
dia benar-benar belum menganggapmu sebagai wanita. Dia menganggapku sebagai
teman sebelum dianggap wanita.” Ucap Ji Woo dan mengajak Seo Yeon segera pergi.
“Dia mau
kita datang ke tempat mereka makan.” Kata Ji Woo dan Seo Yeon mengikuti
kakaknya pergi.
Semua
akhirnya berkumpul dalam satu restoran tanpan Jin Seok. Dae Young menanyakan
kapan harus mengadakan acara kumpul-kumpul di tahun baru lalu menyarankan untuk
melakukan perjalanan. Seo Yeon menolak karena
sibuk kencan. Byung Sam berbisik pada Dae Young
“Dia
berkencan dengan pria yang ditemui pada kencan buta baru-baru ini.” Ucap Dae
Young mengucapkan yang dikatakan Byung Sam
“Itu
sebabnya Jin Seok tidak datang ke rumah Dae Young atau berpartisipasi dalam
kegiatan klub kita.” Kata Sung Joon. Pesanan makanan datang, Ji Woo binggung
kenapa daging dijejerkan.
“Memanggang
bacon di tutup kaldron. Ini Bisa ditemani dengan lobak yang sudah dibumbui dicampur
dengan saus pedas dan saus tomat.” Jelas Dae Young
“Aku
belum pernah mencoba ini sebelumnya.” Kata Ji Woo
“Kau
ternyata punya sesuatu yang belum pernah mencoba sebelumnya.” Komentar Dae
Young
“Tentu
saja. Tidak mungkin aku bisa mencoba semua jenis makanan.” Ucap Ji Woo lalu
melihat daging yang mulai matang.
Dae Young
pun menaruh kentang, sosis dan potongan daging lainya, setelah matang mengajak
untuk mulai makan. Seo Yeon menahanya agar mengambil foto dulu, semua menunggu
Seo Yeon terus mengambil foto dengan berbagai gaya.
“Kalau
masih foto, makanannya nanti bisa gosong. Bisakah kita makan sekarang?” keluh
Sung Joo.
Akhirnya
Seo Yeon mempersilahkan mereka makan dengan wajah cemberut. Semua menikmati
makan daging dengan potong lombak yang sudah difermentasi dan berkomentar kalau
rasanya sangat enak.
“Bacon
dan lobak berbumbu... Belum pernah makan kombinasi seperti itu. Aku bingung apa
aku ini ada di Amerika. atau di Korea.” Komentar Ji Woo
“Pastilah
kau di Korea. Jangan berlebihan.” Ejek Seo Yeon lalu memilih untuk bergegas
pergi karena Bajunya nanti akan beraroma makanan daging panggang.
“Dia akan
pergi tanpa makan,.. tapi dia memposting foto seolah-olah sudah benar-benar
makan.” Keluh Ji Woo
“Pastikan
kalian juga terkena aroma makanan. Ayo kita pergi.” Kata Byung Sam mau membuka
mulutnya.
“Kita
harus makan nasi goreng.” Kata Dae Young dan Ji Woo bersamaan. Sung Joon sampai
kaget dibuatnya.
“Orang
lain mungkin berpikir dia melakukan kejahatan atau sesuatu.” Kata Sung Joo
“Ini
cukup banyak kejahatan jika kau tidak menggoreng nasi dengan sisa makanan.
Permisi, bisa pesan dua porsi nasi goreng?” kata Dae Young. Ji Woo mengelengkan
kepala. Dae Young mengerti lalu memesan tiga porsi.
Akhirnya
nasi goreng ditaruh diatas meja, Ji Woo pikir Akan lebih lezat jika manfaatkan
sisa kentang dan mencampurnya dengan nasi goreng lalu mulai mengaduk potongan
kentang diatas pengorengan. Setelah
menunggu beberapa saat, mereka kembali mulai makan.
Ji Woo
dan Dae Young kembali merasakan nasi goreng yang sangat nikmat dari atas
pengorengan. Dan akhirnya nasi goreng pun habis dimakan, Dae Young berkomentar
kalau Ji Woo memang benar karena bisa mencicipi kentang tumbuk lembut di antara
butiran nasi.
“Apa kau
reinkarnasi dari Jang Geum? Selama festival juga, bagaimana kau bisa pandai
memasak ini? Aku mencoba lauk ibumu di rumah Dae Young, dan itu luar biasa. Apa
Kau mengikuti bakat memasaknya? Apa Kau belajar memasak dengan membantunya di
tokonya? Apa tidak bisa kau mengajariku?” ucap Dae Young terus bicara tanpa
jeda.
“Hei, kau
bisa kehabisan napas, Bernapas dulu kalau mau bicara.” Komentar Sung Joo
“Biarkanlah.
Ini pertama kalinya dia bisa bicara dengan seorang wanita. Dia pasti merasa
begitu pengap sampai sekarang.” Komentar Dae Young lalu kembali mengambil
pengorengan kosong
“Kenapa kau
memfoto itu?” tanya Sung Joo heran. Dae Young megatakan ingin mempostingnya di
situs webnya seperti Seo Yeon.
“Siapa
yang suka dengan foto piring kosong?” ejek Byung Sam. Sung Joo ikut tertawa
mengejek
“Orang-orang
biasa begitu. Tidak ada temanku yang membayar satu kunjungan pun, tetapi
setidaknya 30 orang datang untuk melihat fotoku setiap hari.” Kata Dae Young
bangga. Ji Woo hanya bisa terdiam.
Ji Woo
melihat profile Dae Young dengan judul “Dunia Mini Koo Dae Young” dan melihat
foto-foto yang diuploud. Ia mengeluh teman Dae Young datang ke rumah Dae Young
setiap hari, tapi mereka tidak mengunjungi situs webnya
“Mereka
juga tidak meninggalkan komentar.” Keluh Ji Woo lalu melihat foto mereka saat
berada di Pantai Eurwangni, lalu melihat foto Dae Yong sedang Berlatih sepak
bola. Ia pun terus mengulang agar bisa menambahkan jumlah pengunjung.
“Apa Kau
mau meningkatkan jumlah pengunjung situs web Dae Young?” ejek Seo Yeon yang
sudah berdiri dibelakang Ji Woo
“Bukan
itu.. Kenapa juga aku berkunjung ke situs webnya 30 kali?” kata Ji Woo langsung
menutup lamatar
“Apa Kau
mengunjunginya 30 kali?!!! Hei... Jangan diam saja dan nyatakan perasaanmu,
Dasar bodoh. Mahasiswa baru akan segera masuk kuliah. Jangan menyesal setelah kau
merelakan dia pada yang muda.” Tegas Seo Yeon
“Siapa
bilang aku akan menyesalinya? Kau tak perlu melakukan sesuatu yang akan kau
sesali. Apa Kau yakin tidak akan bermain ski dengan seorang pria?” ucap Ji Woo
curiga melihat pakaian Seo Yeon
“Tidak...
Aku pergi dengan semua temanku... Kami baru saja bertemu. Ini terlalu cepat
untuk melakukan perjalanan dua hari dengannya. Begitu orang itu menganggapmu
miliknya, maka dia tidak lagi memberimu makan. Kau harus jual mahal untuk bisa
memuncaki hubungan cinta.” Kata Seo Yeon dan bergegas pamit pergi.
Ji Woo mengeluh melihat sikap Seo Yeon dan kembali mencoba mengunjungi situs Dae
Young, lalu dikejutkan dengan ucapan “Selamat!” lalu mengeluh karena Biasanya
orang tidak mengatur yang seperti ini kepada pengunjung ke 100 atau 1.000.
“Kenapa
dia mengaturnya untuk pengunjung ke 999? Apa karena nama keluarganya terdengar
seperti "sembilan"? Apa ini akan baik-baik saja?” ucap Ji Woo panik
“Aku
hanya teman yang kebetulan beruntung.” Kata Ji Woo lalu menuliskan komentar
“Terima kasih.” Dengan santai tapi kembali lagi keluar ucapan selamat.
“Apa Dia
membuat acara untuk pengunjung 999 dan 1.000? Apa lagi sekarang? Bagaimana jika
dia tahu kalau aku tetap mengunjungi situsnya? Wah... Ini membuatku gila.... bisakah
aku kembali saja?” kata Ji Woo mulai kebingungan.
Ji Woo
keluar dari rumah dengan wajah gugup, saat itu Dae Young membuka pintu dengan
tatapan sinis memanggil Ji Woo, karena memenangkan kedua acara di situs webnya
dan ingin tahu sesuatu. Ji Woo langsung mengelak..
“Siapa
yang memberitahumu? Tentang acaraku untuk pengunjung ke 999 dan 1.000? Apa
Byung Sam atau Sung Joo?” kata Dae Young. Ji Woo kebingungan karena bukan
seperti itu duganya.
“Kau
kebingungan.... Jadi seseorang yang memberitahumu. Apa kau terus mengunjunginya
untuk memenangkan acara? Apakan untuk mendapatkan biji-bijian gratis untuk
poin?” komentar Dae Young
“Maaf...
“ kata Ji Woo dengan senyuman, akhirnya Dae Young pun bisa tersenyum.
Byung Sam
dan Jin Seok sibuk makan jajangmyun. Sementara Sung Joo mencoba trik curang
bermain billiard. Jin Seok mengejek kalau tidak ada seorang pun di bawah 300 yang
bisa menggunakan keterampilan itu dan bisa memasukan bola dalam lumbang.
“ApaKau
sudah baikan? Kelihatannya kau masih patah hati.” Ucap Sung Joo
“Tidak
ada yang patah hati. Aku menyebutnya masa pendinginan. Seo Yeon cenderung
terbang dari satu orang ke orang lain. Dia pasti akan segera kembali. Aku
mungkin bertemu orang lain sampai dia pun begitu. Jadi Aturkan kencan buta
untukku dan Byung Sam.” Kata Jin Seok
“Aku
tidak usah.” Ucap Byung Sam. Jin Seok kaget karena Byung Sam menolaknya.
“Apa
Takut kau akan ditolak?”ejek Jin Seok. Byung Sam mengaku bukan itu.
“Ada
gadis yang aku suka.” Akui Byung Sam, semua kaget dan Sung Joo menebak kalau
itu Ji Woo. Byung Sam mengangguk. Jin Seok tak percaya mendengarnya.
“Kau
langsung berbicara dan bisa mencintai... Hei, Dae Young.. Byung Sam suka dengan Ji Woo.” Kata Jin Seok
memberitahu Dae Young yang baru datang.
“Ini
rahasia di antara kita.. Jangan beri tahu dia.” Kata Byung Sam. Dae Young
terdiam mendengarnya.
“Jangan
khawatir. Kenapa orang di bawah 300 tidak bisa menggunakan keterampilan mewah?
Jika mereka merobek lapisannya. Sangat jelas hatimu akan robek. Kenapa aku
harus memberitahunya? Dia tidak akan pacaran denganmu.” Ejek Ji Seok
“Dia
pasti mau denganku. Apa Kau bahkan tahu bagaimana perasaannya? Bisakah kau
membaca pikiran?” ucap Byung Sam yakin
“Apa Kau
perlu mencicipi kotoran dari pasta kacang? Kenapa dia pacaran dengan seseorang
yang mirip denganmu? Meski dia menyalurkan Florence Nightingale semangat
pelayanan dan pengorbanan, itu tidak mungkin.” Tegas Jin Seok.
“Hei...
Apa Kau merasa tampan sehingga menjalankan tugas untuk Seo Yeon kemudian
melihat dia pacaran dengan orang lain?” balas Byung Sam.
“Aisssh....
Kenapa kau bilang begitu? Aku jauh lebih baik daripada dirimu. Terlihat lebih
baik,bahkan semuanya lebih baik... Coba Sung Joo, apa kau tak setuju?” ucap Jin
Seok
“Itu
seperti memilih antara bodoh dan dungu. Aku tidak mau terlibat.” Kata Sung Joo
dengan tawa mengejek.
Jin Seok
dan Byung Sam langsung memberikan pelajaran pada Sung Joo dengan menarik kedua
kakinya. Dae Young sudah tak nafsu bermain mengajak agar berhenti bermain-main
dan pergi. Sung Joo masih berteriak
kesakitan.
Seo Yeon
mengeluh pada teman prianya karena seorang pengemudi melupakan SIM. Si pria
meminta maaf meminta agar menunggu di lobby karena akan mengambilnya dulu. Seo
Yeon dan dua temanya pun menunggu, lalu melihat kalau ada di apartemen Power Palace yang terkenal mewah
itu.
“Hei...
Bae Byung Sam... Kenapa kau di sini?” ucap Seo Yeon kaget melihat Byung Sam
yang masuk.
“Apa anda
dari Unit 5501? Jangan lupakan surat Anda.” Kata Petugas menghampiri Byung Sam.
Seo Yeon melonggo kaget
“Apa Kau
tinggal di sini?” tanya Seo Yeon. Byung Sam tak banyak bicara memilih untuk
masuk
“Jadi Apa
dia benar-benar tinggal di sini?” kata Seo Yeon melonggo tak percaya.
Mereka
selesai bermain ski, Seo Yeon mengajak
mereka untuk foto dengan cameranya, lalu tersadar dengan pemandangan dibagian
belakang. Ia melonggo melihat Byung Sam berjalan dengan jas masuk ke dalam
sebuah ruangan dan bertanya-tanya kenapa ada disana. Si pria melihat Byung Sam
itu berada satu apartement denganya.
“Apa Kau
kenal dia?” tanya Seo Yeon penasaran dengan Byung Sam
“Kami
bertemu beberapa kali. Dia pewaris tunggal BS Industrials. Di sini juga ada
acara makan malam tahunan tahun lalu.” Kata Si pria.
Seo Yeon
masih tak percaya, tapi teman pria yakin keluar Byung Sam katanya akan membeli
resort ini. Seo Yeon masih tak percaya dengan melihat spanduk “Acara Makan
Malam BS Industrialals” lalu Byung Sam didepan pintu sedang dikenalkan dengan
direktur lainya.
Ji Woo
menyanyi di kamar Dae Young dengan iringan gitar Byung Sam, Dae Young datang membawakan ubi rebus sambil berkata “Maukah
kau makan ubi jalar denganku atau mati bersamaku?” Semua tertawa mendengarnya,
Ji Woo tak percaya Dae Young sdang meniru So Ji Seob.
“Hei...
Apa Kau tahu kalau pewaris BS Industrials adalah Byung Sam?” ucap Seo Yeon
tiba-tiba masuk membawa berita. Jin Seok binggung apa itu BS Industrials
“Apa itu?
Bukankah itu 1 dari 100 perusahaan terbaik Korea? Apa Byeong Sam yang malang
ini adalah anak seorang Ketua?” kata Dae Young dengan tawa mengejak
“Tidak
mungkin. Wajahnya saja selalu seperti itu.” Kata Sung Joo. Ji Woo pikir Seo
Yeon sedang bicara omong kosong lagi. Seo Yeon yakin kalau ucapanya benar.
“Byeong
Sam, beri tahu mereka... Kau tinggal di Power Palace. Coba lihat, Baju ini merek mewah.” Kata Seo Yeon menarik
bagian belakang baju Bung Sam.
Jin Seok
ikut melihatnya tak percaya, Sung Joo memastikan kalau Byung Sam benar-benar
tinggal di Power Palace dan Dae Young ingin tahu apakah Ketua BS Industrials
itu ayah Byung sam. Ji Woo hanya melonggo, Byung Sam akhirnya menganguk membenarka.
“Dasar
bodoh. Apa Kau ternyata kaya dan selama ini diam-diam padaku?” ucap Dae Young
memiting kepala Byung Sam
“Hei, dia
tak bisa napas... Aku merasa kau tidak seperti kita. Aku merasa kau punya
pendidikan khusus.” Kata Sung Joo menarik Dae Young dan mulai menyanjung Byung
Sam
“Aku
berpikir setidaknya kau akan berada di bawahku”kata Jin Seok duduk lemas. Ji
Woo heran melihat reaksi setiap orang berbeda
“Tidak perlu
mengambil kursus psikologi. Mereka dengan sempurna mewakili semua jenis
manusia.” komentar Seo Yeon.
Seo Yeon
kembali ke rumah seperti tak percaya kalau mengenal seorang pria kaya karena
berpikir kalau itu hanya terjadi di drama saja. Ji Woo juga merasakan hal yang
sama. Seo Yeon heran melihat Ji Woo yang tak terkejut.
“Aku terkejut
ketika pertama kali kudengar. Tapi Byeong Sam hanyalah Byeong Sam. Tidak ada
yang berubah.” Ucap Ji Woo santai
“Apa Kau
naif atau bodoh? Latar belakang keluarganya berubah total. Tentu saja dia harus
terlihat berbeda. Dia adalah Colin Firth yang kau inginkan. Dia punya latar
belakang yang luar biasa tapi tak bisa berurusan dengan wanita.” Ucap Seo Yeon.
Ji Woo terlihat binggung.
“Dia
tepat ada di sana... Tipe idealmu berada di sampingmu... Itu Bagus untukmu,
jadi Tetaplah bersama Byeong Sam.” Kata Seo Yeon
“Bukan
itu... Kau menyuruhku mengakui perasaanku kepada Dae Young.” ucap Ji Woo
“Itu cuma
bagian dari lelucon... Aku benar-benar serius tentang Byeong Sam. “ kata Seo
Yeon bersemangat.
“Jika kau
berpikir dia hebat, maka kau pacaran saja dengannya.” Ujar Ji Woo
“Sudah
kubilang Hugh Grant itu tipe idealku. Seorang pria yang punya latar belakang luar
biasa dengan kepribadian yang cocok.” Kata Seo Yeon lalu melihat kotak tissue
buatan “BS Industrials”
“Apa
"BS Industrials"? Apa Perusahaan Byeong Sam yang membuat ini?” tanya
Seo Yeon kaget.
Byung Sam
dengan santai bermain komputer seperti baru mengetahui barang-barang dari
perusahaan ayahnya. Dae Young dan Sung Joo tak percaya melihat semua kertas
karton didalam kamar buatan BS Industrials. Sung Joo tak percaya kalau Tidak
ada BS Industrials yang terlibat.
“Kami
telah hidup di bawah pengaruh dan bayangannya.” Ucap Dae Young
“Apa
inisial B dan S di BS Industrials itu namamu?” tanya Sung Joo. Byung Sam pikir
itu mungkin.
“Ayahku
mendirikan perusahaan saat aku lahir.” Kata Byung Sam
“Ayahmu
pasti memujamu. Dari apa yang kutahu, Ji Woo juga menyukaimu.” Kata Sung Joo
mulai mendekat. Byung Sam tak percaya mendengarnya.
“Itu
pengamatan tanpa dasar. Apa yang membuatmu berpikir kalau Ji Woo menyukainya?
Dia cuma menganggapnya sebagai teman.” Kata Dae Young
“Itu
sebabnya kau tak punya hubungan yang lancar. Wanita mana yang akan menolak
latar belakangnya? Dia tidak pernah membual tentang itu, jadi dia juga
sederhana. Jika aku wanita, maka akan jatuh cinta dengannya.” Ungkap Sung Joo
“Aku
tidak menganggapmu sebagai orang sombong, tapi sikapmu sepenuhnya sudah berubah
Kau dulu begitu keras padanya karena mencium bau tak enak. .. Bukankah itu
benar, Jin Seok?” kata Dae Young dan Jin Seok seperti frustasi membenturkan
kepala di depan lemari.
“Sepertinya
ini membuatnya lebih kaget daripada Seo Yeon punya pacar.” Komentar Dae Young
“Aku
berpengalaman soal berkencan. Aku akan membantumu menjadikan Ji Woo milikmu. Ayo
kita semua pergi ke Jeongdongjin untuk melihat matahari terbit. Kita akan cepat
kembali sehingga kau bisa sendirian dengan Ji Woo.” Ucap Sung Joo
Dae Young
melonggo mendengarnya. Sung Joo berucap
Dae Youg itu Seorang pria menjaga wanitanya tetap hangat di dekat laut yang
dingin lalu pada saat Matahari terbit, Byung Sam menatapnya bersama. Ji Woo.
Byung Sam pun setuju.
Dae Young
melonggo melihat tumpkan tissue dan itu semua ini dari ayah Byung Sam. Sung Joo
pikir ayah Byung Sam cukup murah hati. Byung Sam keluar dari kamar mandi, Sung
Joo memastikan Byung Sam sudah mandi seperti yang diajarkan lalu menyemprot
parfum.
“Wanita
biasanya sensitif terhadap aroma, jadi aroma dari badan itu penting. Dia sekarang
akan setuju untuk pergi jika kau memintanya ke Jeongdongjin.” Ucap Sung Joo
“Pembungkusnya
tidak terlepas. Apa sudah benar cara buatnya?” keluh Dae Young kesal melempar
box tissue dan menjatuhkan tumpukan tissue.
Mereka
lalu sadar kalau ada Jin Seok yang tertidur dibalik tumpukan tissue. Dae Young
memastikan kalau temanya baik-baik saja. Jin Seok seperti frustasi menutup
wajahnya dengan selimut. Sung Joo pikir mereka tak perlu memperdulikan Jin
Seok.
“Kita
pikirkan apa yang akan kau lakukan pada kencanmu dengan Ji Woo.” Ucap Sung Joo
“Aku
pergi kerja dulu.” Kata Dae Young seperti tak suka mendengar pembicaraan Byung
Sam yang akan berkencan dengan Ji Woo.
Dae Young
membawakan menu makanan untuk pelanggan, Manage datang datang melihat Dae Young
tak ada shift tanggal 31, apakah memiliki rencana lain. Dae Young ingin tahu
kenapa alasanya.
“Pegawai
yang dapat jam malam bilang dia tidak bisa datang. Kuharap kau bisa
menggantikannya.” Ucap Managernya.
“Aku tak
ada rencana, jadi akan tetap di sini.” Kata Dae Young akan menghabiskan tahun
baru di restoran.
Semua
keluar dari rumah menatap mobil yang terparkir di depan rumah. Dae Young datang bertanya apa yang
dikatakan. Ji Woo dengan bangga
memberitahu Dae Young kalau itu mobilnya Byeong Sam dan Besok akan mengantar mereka ke Jeongdongjin.
“Aku
belum sempat naik mobil konvertibel sebelumnya.” Kata Ji Woo. Dae Young pikir Terlalu
dingin untuk membuka atap.
“Tapi,
kami tidak bisa naik mobil seperti ini. Jalanan akan licin.” Ucap Byung Sam
“Byeong
Sam sungguh bijaksana dan penuh perhatian. Ji Woo, apa kau juga berpikir
begitu?” kata Sung Joo menjilat. Ji Woo menganguk membenarkan.
“Aku tak
bisa, karena Aku ada kerja.” Ucap Dae Young menolak.
“Ini
Malam Tahun Baru. Bukankah seharusnya kau dapat cuti?” kata Ji Woo kecewa
“Aku
butuh uang untuk pergi ke Jerman untuk Piala Dunia.” Ucap Dae Young
“Seo Yeon
akan bersama pacarnya, jadi dia juga tidak bisa. Kau harus bergabung dengan
kami setelah kerjamu selesai.” Ucap Ji Woo
“Ya,
begitu saja. Kita akan melihat matahari terbit,jadi kau tidak akan terlambat.”
Ucap Byung Sam. Dae Young pun setuju akan datang.
Dae Young
berkerja di restoran dengan melihat berita di TV perayaan tahun baru 2005 dan
laporan menuju Jonggak untuk melihat secara acara keseluruhan. Akhirnya Dae Young dengan wajah sedih pulang
kerumah membaca pesan Byu ng Sam “Kapan
kau akan sampai di Jeongdongjin?” lalu melihat lampu diatasnya akan rusak lagi.
“Hei.... Dae
Young, Apa kau sudah kembali?” ucap Ji Woo melihat Dae Young akan masuk rumah.
“Tunggu.
Bukankah kau pergi ke Jeongdongjin?” kata Dae Young heran melihat Ji Woo ada diSeoul
“Para
senior di kampus mengadakan pertemuan besok,jadi aku harus kembali. Bukankah
Byeong Sam meneleponmu?” ucap Ji Woo
Dae Young
kembali membuka ponselnya membaca pesan Byung Sam yang lengkap “Kapan kau
sampai di Jeongdongjin? Ji Woo harus kembali. Ada urusan di kampus.” Ji Woo
pikir Dae Young akan pergi menyusul. Dae Young terlihat binggung mengaku merasa
lelah karena baru saja pulang dan tiba-tiba lampu di rumah mereka mati.
“Aku tahu
kalian di sini karena pemadaman listrik. Aku tidak tahu kenapa tapi korsleting
terjadi setiap kali salju turun. Aku akan memperbaikinya, jadi jangan khawatir.”
Kata Nenek memberikan lampu pada keduanya.
“Pemilik
mungkin akan mencoba memperbaikinya sendiri. Aku ragu apa bisa diperbaiki hari
ini. Aku ingin mendengar bel berbunyi karena aku akan merindukan matahari
terbit besok.” Ucap Ji Woo sedih.
Dae Young
akhirnya mengajak Ji Woo duduk diatap, Ji Woo pikir kalau sekarang jauh lebih
baik daripada tinggal di apartemen yang gelap lalu bertanya Bagaimana Dae Young bisa dapat ide ini. Dae Young hanya bisa
tersenyum
“Ini
tidak akan sebagus TV, tapi mendengar hitungan mundur di radio tidak terlalu
buruk.” Ucap Dae Young menyalakan radio. Ji Woo pikir juga benar.
Terdengar
siaran radio “Tahun baru tinggal sedetik lagi. Kami akan mulai menghitung
mundur untuk tahun 2005.” Keduanya pun mulai menghitung mundur, dan akhirnya saling mengucapkan Selamat Tahun
Baru.
Dae Young
dan Ji Woo sedang sibuk kepedesan sambil minum jus apel. Dae Young ingat kalau
waktu itu tidak membutuhkan minum saat makan mie pedas. Ji Woo pikir itu karena
Dae Young masih muda begitu juga perutmnya.
“Ini
bukan buatan BS Industrials. Dulu kita melihat perusahaan mana yang membuat hal
seperti itu.” Ucap Dae Young melihat bagian belakang kotak.
“Benar.
Aku penasaran bagaimana kabar Byeong Sam.” Kata Ji Woo. Dae Young juga
merasakan hal sama ingin tahu kabar temanya.
“Kenapa
masih foto untuk blogmu? Apa itu untuk mempromosikan dirimu sehingga kau bisa
dapat klien baru?” ucap Ji Woo melihat Dae Young mengambil foto.
“Tidak,
ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan asuransiku. Aku senang
ketika orang-orang. menikmati makanan yang kusarankan.” Ucap Dae Young. Ji Woo
bisa tersenyum mendengarnya.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar