PS : All images credit and content copyright : KBS
Shin
langsung membuat mode manual menyuruh Robot Shin turun, akhirnya Robot Shin
menuruti perintah Shin turun dari gedung. Shin dengan sinis kalau Robot Shin
bisa paham sekarang bahkan tidak punya hak menghilang.
“Benar...
Seperti katamu, aku hanyalah mesin. Andai
aku manusia, emosi yang akan kurasakan pasti rasa tidak berdaya, kan?” ucap
Robot Shin. Shin pun memilih untuk pergi.
Shin
melihat So Bong menungu didepan mobilnya. So Bong melihat Shin langsung
memberikan pukulanya, dengan mengingat yang dikatakan Shin yang bertanya apa
akan senang jika seseorang yang mirip
dengannyamuncul meniru tingkah laku dan merebut orang-orang terdekatnya.
“Saat itu,
aku merasa kasihan padamu... Tapi ternyata tidak. Kau memang pantas diperlakukan seperti itu. Kembalikan dia jadi normal lagi selagi aku
masih baik. Kalau tidak, aku akan membunuhmu.” Ancam So Bong.
Ye Na
menemui Ketua Nam di ruanganya. Ketua Nam menyuruh Ye Na duduk dan melihat
kalau masih kaku sekali. Ye Na menolak karena tidak ingin melihat Kakek terlalu
lama, jadi akan mempersingkatnya. Ia memberitahu kalau Shin sudah tahu kalau
Tuan Nam menggantikan robot diposisinya.
“Jadi
karena itu kau marah.... Mungkin ini yang terbaik. Shin memang harus tahu cepat
atau lambat.” Ucap Tuan Nam
“Teganya
Kakek berkata begitu? Dia itu cucu Kakek yang hampir mati. Aku tahu Kakek orang
yang menakutkan tapi kukira Kakek begitu demi kepentingan Oppa. Tapi rupanya Kakek
jauh lebih parah dari dugaanku.” Kata Ye Na tak percaya
“Bagaimana
keadaan Shin? Dia orang yang impulsif, jadi aku agak khawatir.” Ucap Tuan Nam
“Kondisi
jauh lebih baik daripada yang kita duga. Jika Kakek masih peduli padanya,
sekaranglah waktu Kakek untuk menunjukkannya. Inilah kesempatan terakhir kalian berdua untuk saling lebih dekat Ingatlah perkataanku ini.” Tegas Ye Na lalu
keluar dari ruangan
Tuan Seo
melihat Ye Na keluar dari ruangan, lalu memperlihatkan rekaman CCTV saat Shin
mencekik leher So Bong. Ye Na hanya diam saja. Tuen Seo berkomentar Ye Na tidak
kaget dan rupanya tahu tentang situasi ini. Ye Na pikir ayahnya tahu kalau tak
mungkin memberiahu semuanya.
“Ahh..
Mana mungkin. Kau 'kan putri Ayah. Ayah akan memanfaatkan kesempatan ini untuk
memberi tahu Ketua segalanya. Ayah mana bisa diam saja membiarkan robot
berperilaku seperti itu.” Ucap Tuan Seo akan masuk ke dalam ruangan. Ye Na
menahan ayahnya.
“Ketua
tahu selama ini, tapi dia pura-pura tidak tahu dan Shin marah karenanya, jadi
apa dia mengendalikan robotnya?”kata Tuan Seo kaget
“Aku
sudah memberitahu Ayah semua yang kutahu, jadi jangan sampai Kakek tahu kalau
aku memberitahu Ayah. Dia sudah menyukai robot itu, jadi Oppa pasti akan
diabaikan..” tegas Ye Na. Tuan Seo menganguk setuju.
“Ketua
itu memang sesuatu. Ayah jadi mengerti kenapa Shin sangat marah. Ayah tak
memihak si robot. tapi si manusianya. Katakan itu pada Shin, ya?” kata Tuan Seo
pada anaknya.
“Aku
tidak percaya Ayah. Mari kita jalani hidup kita
sendiri-sendiri.” Ungkap Ye Na.
Shin
menatap robot yang ada dikamarnya, mengingat yang dikatakan pada Robot Shin
bahkan tidak punya hak untuk menghilang. Robot Shin membenarkan kalau dirinya hanyalah
mesin. Shin terdiam lalu melihat Tuan Ji sudah ada didepanya.
“Ayo kita
hentikan mode manual itu, Shin.” Kata Tuan Ji. Shin ingin tahu alasanya.
“Dr. Oh
mungkin tidak tahu, tapi aku tahu. Itu
bukan error. Jadi tepatilah janjimu, dan
hentikanlah ini. Kau sudah menyakiti Kang So Bong.” Ucap Tuan Ji. Shin
menolaknya. Tuan Ji tak percaya dengan sikap Shin.
“Aku
sekarang malah makin ingin melakukannya. Aku tadi sesaat merasa lemah, tapi
terima kasih. Karena ini akan semakin seru.” Ucap Shin, Tuan Ji lalu
mengeluarkan kartu nama dari saku celananya.
“Apa ini?
Apa kau mencuri ini dari kamarku?” kata Shin marah
“Aku
pergi ke sana dan mendengar bahwa ayahmu rupanya tidak bunuh diri. Apa kau
bertingkah aneh dan pergi ke Ceko karena itu?” ucap Tuan Ji
“Kalau
sudah tahu, jangan ikut campur. Jangan mencoba
ikut campur urusanku.” Tegas Shin .
Tuan Ji
merasa kalau harus ikut campur jadi harus tahu apa rencananya itu. Ia meminta
agar memberitahu agar bisa mengerti , atau hentikan mode manualnya jadi meminta
agar memilih satu dari dua pilihan itu. Shin ingin tahu kenapa harus
melakukanya.
“Bagaimana
kalau aku tidak mau melakukannya dua-duanya?” kata Shin menantang.
“Ini
peringatan terakhir dariku. Jangan sakiti siapa pun. Jika kau melakukannya
lagi, maka Aku tidak akan melihatmu lagi.” Tegas Tuan Ji
“Ini
pertama kalinya kau mengancam tidak akan melihatku lagi.” Ucap Shin. Tuan Ji
memilih untuk pergi.
Shin menerima
pesan dari Tuan Seo “Ada yang harus kuberitahu tentang ayahmu.”
Tuan Seo
pergi ke tempat abu ayah Shin dengan wajah sedih. Shin datang dengan sinis
bertanya apa yang dilakukanya. Tuan Seo
mengaku meminta maaf kalau membuat Shin risih, lalu menceritakan sebelum
bekerja untuk Tuan Nam, Ia berteman
dengan ayah Shin jadi sangat merindukannya.
“Kenapa
kau memanggilku ke sini? Apa yang harus kau katakan tentang ayahku?” ucap Shin
“Kau
mengira aku membunuh Jung Woo, kan? Kau mungkin benar tentang itu. Aku menuruti
perintah Ketua dan memasukkan Jung Woo di rumah perawatan meskipun dia tidak
sakit dan aku mengawasi dia dan membuatnya tetap terkurung.” Cerita Tuan Seo
“Berarti
si Kakek jugalah yang menyamarkan itu sebagai bunuh diri.” Kata Shin
“ Kau
rupanya juga tahu tentang itu. Jung Woo...bernasib seperti itu ketika mencoba
melarikan diri untuk menemuimu dan Dr. Oh. Jika ibumu tahu, diapasti akan
pingsan.” Jelas Tuan Seo
“Kenapa
kau menyamarkannya sebagai bunuh diri? Apa yang kau coba rahasiakan bersama
Kakek?” tanya Shin
“Karena
aku ingin bertemu dengan kau. Inilah rekaman Jung Woo dan pembicaraan Ketua di
rumah perawatan.” Ucap Tuan Seo.
Shin
ingin tahu alasan Tuan Seo memberikan rekaman itu padanya. Tuan Seo mengaku Karena takut Shin bernasib sama
seperti Jung Woo, dan Ia yang paling kenal Ketua dibanding siapa pun. Ia menyakinkan kalau
Tuan Nam yang membuatnya dengan Jung Woo saling bertentangan lalu ia yang
selamat dari pertarungan itu.
“Robot
itu sudah memenangkan hati Ketua. Begitu
dia memutuskan robot itu lebih bermanfaat bagi perusahaan maka dia pasti akan
menyingkirkanmu sama seperti dia menyingkirkan Jung Woo. Jangan berhenti,
Direktur Nam... Aku memihak manusia.” ucap Tuan Seo lalu berjalan pergi.
Shin
mendengar suara kakeknya agar jangan jadi pengadu dan akan membiarkannya. Tapi
Jung Woo merasa kalau akan melakukannya dan harus mengungkapkan perbuatan
Ayahnya.
“Banyak
juga ocehanmu padahal kau orang bodoh yang kalah dari Jong Gil.” Kata Tuan Nam
sinis
“Aku
boleh saja bodoh, tapi aku tetaplah anak Ayah.” Tegas Jung Woo
“ Jika
kau mencoba membahayakanku, maka aku takkan diam saja.” Kata Tuan Nam
“Ayah!
Teganya Ayah berkata begitu?” teriak Jung Woo marah.
“Perusahaanku
lebih penting daripada keluarga. Perusahaanku adalah keluargaku!” ucap Tuan
Nam. Shin mendengar pembiacaran dengan wajah tegang.
Sek Park
melihat Direktur Nam Shin masih belum keluar. Tuan Seo yakin Mungkin banyak
yang harus dipikirkan sama Shin sekarang. Sek Park mengartikan kalau semuanya
akan berjalan sesuai rencana Tuan Seo.
“Karena
ini langkah terakhirku, maka aku harus menunggu hasilnya. Jika Direktur Nam
menjatuhkan Ketua dan aku menjatuhkan Direktur Nam pertempuran yang melelahkan
ini akhirnya akan berakhir setelah 30 tahun lamanya.” Ucap Tuan Seo yakin
dengan senyuman bahagia.
Tuan Nam
sedang tidur dikamarnya, dikejutkan dengan Shin yang menyeramkam lalu bertanya
siapa yang datang. Shin menyindir kakeknya tak tahu siapa yang datang, Apa itu
robot, atau manusia. Tuan Nam yakin Hanya manusia yang bisa bertanya seperti
itu.
“Manusia
yang ingin memastikan keberadaannya.” Ejek Tuan Nam
“Perusahaan
Kakek itu ibarat hidup bagi Kakek, kan? Maka izinkan aku memiliki perusahaan
itu.” Kata Shin
“Aku bisa
memberimu satu kesempatan lagi. Tapi hasilnya terserah padamu.” Tegas Tuan Nam
“Kukatakan
sekali lagi... Izinkan aku memiliki perusahaan... Bukan robot itu.” Ucap Shin
“Jawabanku
tetap tidak berubah. Apa aku perlu mengulanginya lagi?” kata Tuan Nam. Shin
pikir Tidak perlu, karena Kakek sudah cukup menjawabnya.
“Jaga
sikapmu... Jangan bertingkah bodoh
seperti ayahmu.” Tegas Tuan Nam
Sementara
Robot Shin berdiri diatas jembatan penyebarangan, matanya melihat kembali sosok
So Bong disampingnya. Senyuman So Bong membuat Robot Shin ingin menyentuhnya,
tapi So Bong pun menghilang. Wajahnya terlihat sedih, sementara So Bong duduk
ditaman dengan wajah sedih lalu mengirimkan pesan suara. Robot Shin mendengar
dari ponselnya.
“Kau sendirian lagi, ya? Sudah
kubilang jangan sendirian. Aku sebenarnya sangat takut padamu kemarin. Kukira
kau sama seperti kebanyakan orang tapi
saat itu, kau sungguh seperti robot. Apa karena itu kau tidak datang? Apa Karena
kau punya pikiran jahat?
“Aku yang salah. Jadi tak bisakah
kau memaafkanku sekali ini saja? Aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu
setengah mati. Aku akan menangis. Aku akan menangis sampai kau datang
memelukku, Jadi cepatlah datang.”
Robot
Shin akhirnya berlari menuju tempat So Bong, terlihat So Bong duduk ditaman
melihat Robot Shin dan langsung berlari menghampirinya. Ai mengeluh Robot Shin
yang jahat karena datang sekarang. Robot Shin hanya diam.
“Sedang
apa kau? Aku ini lagi menangis.” Ucap So Bong. Robot Shin mendekat tapi malah
membiarkan begitu saja.
Tapi
Robot mengabaikan begitu saja, So Bong binggung melihat sikap Robot Shin tapi
Robot Shin tetap meninggalkan So Bong lalu masuk mobil. So Bong mengejar Robot
Shin sambil menangis.
“Apa kau
tahu siapa yang mengikuti kita?” tanya Shin yang mengemudikan mobilnya.
“Aku tak
kenal wanita itu.” Ucap Robot Shin. Shin ingin memastikan kalau memang tak
kenal dengan So Bong .
“Data
ingatanku terblokir kecuali ingatan yang berkaitan denganmu.” Ungkap Robot
Shin. So Bong hanya bisa menangis.
Tuan Nam
turun dari mobilnya meminta agar Tuan Ji menghubungi Tuan Seo. Robot Shin melihat
Tuan Nam masuk lalu mengikutinya. Tuan Seo menemui Tuan Nam di atap gedung.
Tuan Nam ingin tahu apakah penah bertemu Shin.
“Aku
hanya bertemu dia di kantor saja.” Akui
Tuan Seo berbohong.
“Jangan
mencoba membohongiku dan katakan yang sebenarnya. Apa ada yang kau katakan pada
Shin atau tidak?” ucap Tuan Nam. Tuan Seo terlihat gugup.
“Entah
kau mengatakan sesuatu padanya atau tidak, jika Shin akhirnya tahu, maka kau
akan kubunuh. Karena aku harus membungkam mulutmu untuk membersihkan namaku. Apa
Kau mengerti?” tegas Tuan Nam. Tuan Seo menganguk mengerti.
Saat itu
Tuan Seo melihat Shin yang datang dan sadar kalau bukan Shin tapi Robot Shin.
Shin yang ada di mobil memberikan perintah agar menghabisi kakeknya. Robot Shin
langsung mencekik leher Tuan Nam. Tuan Seo tak percaya kalau seperti itu Shin
mengendalikannya lalu memilih untuk kabur.
“Hentikan!”
teriak So Bong menarik Shin agar melepaskan tanganya, tapi malah di hempaskan
begitu saja.
“Kau itu
dikendalikan... Ini bukan dirimu yang sebenarnya!” ucap So Bong, Robot Shin
akhirnya melepaskan tangannya dan menatap So Bong
“Aku
tidak akan menghindarimu... Aku tidak takut... Aku sama sekali tidak takut
padamu.” Ucap So Bong menantang.
Robot
Shin pun akhirnya mencekik leher So Bong, saat itu So Bong memohon sambil
menangis, tetasan air matanya mengenai tangan Robot Shin. So Bong beberapa kali
mengingat yang dikatakan Shin “Aturan Nomor Satu. Jika seseorang menangis, sudah
aturannya memeluk mereka.”
So Bong
mengeluh karena Shin yang memeluknya padahal tak menangis.Tapi Shin tah kalau
So Bong akan menangis jadi menyuruh agar menangis semaunya. Ia pun mengabaikan
pesan suara dari So Bong di malam hari.
“Aku sekarang takkan menyuruhmu
lagi kau harus bagaimana. Apapun keputusanmu, aku akan mendukungmu. Aku akan
menangis. Aku akan menangis sampai kau datang memelukku, Jadi cepatlah datang.”
Saat itu
Robot Shin seperti tersadar langsung menurukan Shin dan memeluknya. Ia meminta
maaf pada So Bong karena terlambat memeluknya sekarang.
Bersambung ke episode 31
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar