PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 05 Agustus 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 30

PS : All images credit and content copyright : KBS

Shin langsung membuat mode manual menyuruh Robot Shin turun, akhirnya Robot Shin menuruti perintah Shin turun dari gedung. Shin dengan sinis kalau Robot Shin bisa paham sekarang bahkan tidak punya hak menghilang.
“Benar... Seperti katamu,  aku hanyalah mesin. Andai aku manusia, emosi yang akan kurasakan pasti rasa tidak berdaya, kan?” ucap Robot Shin. Shin pun memilih untuk pergi.

Shin melihat So Bong menungu didepan mobilnya. So Bong melihat Shin langsung memberikan pukulanya, dengan mengingat yang dikatakan Shin yang bertanya apa akan senang jika  seseorang yang mirip dengannyamuncul meniru tingkah laku dan merebut orang-orang terdekatnya.  
“Saat itu, aku merasa kasihan padamu... Tapi ternyata tidak. Kau memang  pantas diperlakukan seperti itu.  Kembalikan dia jadi normal lagi selagi aku masih baik. Kalau tidak, aku akan membunuhmu.” Ancam So Bong. 

Ye Na menemui Ketua Nam di ruanganya. Ketua Nam menyuruh Ye Na duduk dan melihat kalau masih kaku sekali. Ye Na menolak karena tidak ingin melihat Kakek terlalu lama, jadi akan mempersingkatnya. Ia memberitahu kalau Shin sudah tahu kalau Tuan Nam menggantikan robot diposisinya.
“Jadi karena itu kau marah.... Mungkin ini yang terbaik. Shin memang harus tahu cepat atau lambat.” Ucap Tuan Nam
“Teganya Kakek berkata begitu? Dia itu cucu Kakek yang hampir mati. Aku tahu Kakek orang yang menakutkan tapi kukira Kakek begitu demi kepentingan Oppa. Tapi rupanya Kakek jauh lebih parah dari dugaanku.” Kata Ye Na tak percaya
“Bagaimana keadaan Shin? Dia orang yang impulsif, jadi aku agak khawatir.” Ucap Tuan Nam
“Kondisi jauh lebih baik daripada yang kita duga. Jika Kakek masih peduli padanya, sekaranglah waktu Kakek untuk menunjukkannya. Inilah kesempatan terakhir  kalian berdua untuk saling lebih dekat  Ingatlah perkataanku ini.” Tegas Ye Na lalu keluar dari ruangan 


Tuan Seo melihat Ye Na keluar dari ruangan, lalu memperlihatkan rekaman CCTV saat Shin mencekik leher So Bong. Ye Na hanya diam saja. Tuen Seo berkomentar Ye Na tidak kaget dan rupanya tahu tentang situasi ini. Ye Na pikir ayahnya tahu kalau tak mungkin memberiahu semuanya.
“Ahh.. Mana mungkin. Kau 'kan putri Ayah. Ayah akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi tahu Ketua segalanya. Ayah mana bisa diam saja membiarkan robot berperilaku seperti itu.” Ucap Tuan Seo akan masuk ke dalam ruangan. Ye Na menahan ayahnya.

“Ketua tahu selama ini, tapi dia pura-pura tidak tahu dan Shin marah karenanya, jadi apa dia mengendalikan robotnya?”kata Tuan Seo kaget
“Aku sudah memberitahu Ayah semua yang kutahu, jadi jangan sampai Kakek tahu kalau aku memberitahu Ayah. Dia sudah menyukai robot itu, jadi Oppa pasti akan diabaikan..” tegas Ye Na. Tuan Seo menganguk setuju.
“Ketua itu memang sesuatu. Ayah jadi mengerti kenapa Shin sangat marah. Ayah tak memihak si robot. tapi si manusianya. Katakan itu pada Shin, ya?” kata Tuan Seo pada anaknya.
“Aku tidak percaya Ayah. Mari kita jalani hidup kita  sendiri-sendiri.” Ungkap Ye Na. 


Shin menatap robot yang ada dikamarnya, mengingat yang dikatakan pada Robot Shin bahkan tidak punya hak untuk menghilang. Robot Shin membenarkan kalau dirinya hanyalah mesin. Shin terdiam lalu melihat Tuan Ji sudah ada didepanya.
“Ayo kita hentikan mode manual itu, Shin.” Kata Tuan Ji. Shin ingin tahu alasanya.
“Dr. Oh mungkin tidak tahu,  tapi aku tahu. Itu bukan error. Jadi tepatilah janjimu,  dan hentikanlah ini. Kau sudah menyakiti Kang So Bong.” Ucap Tuan Ji. Shin menolaknya. Tuan Ji tak percaya dengan sikap Shin.
“Aku sekarang malah makin ingin melakukannya. Aku tadi sesaat merasa lemah, tapi terima kasih. Karena ini akan semakin seru.” Ucap Shin, Tuan Ji lalu mengeluarkan kartu nama dari saku celananya.
“Apa ini? Apa kau mencuri ini dari kamarku?” kata Shin marah
“Aku pergi ke sana dan mendengar bahwa ayahmu rupanya tidak bunuh diri. Apa kau bertingkah aneh dan pergi ke Ceko karena itu?” ucap Tuan Ji
“Kalau sudah tahu, jangan ikut campur. Jangan mencoba  ikut campur urusanku.” Tegas Shin .
Tuan Ji merasa kalau harus ikut campur jadi harus tahu apa rencananya itu. Ia meminta agar memberitahu agar bisa mengerti , atau hentikan mode manualnya jadi meminta agar memilih satu dari dua pilihan itu. Shin ingin tahu kenapa harus melakukanya.
“Bagaimana kalau aku tidak mau melakukannya dua-duanya?” kata Shin menantang.
“Ini peringatan terakhir dariku. Jangan sakiti siapa pun. Jika kau melakukannya lagi, maka Aku tidak akan melihatmu lagi.” Tegas Tuan Ji
“Ini pertama kalinya kau mengancam tidak akan melihatku lagi.” Ucap Shin. Tuan Ji memilih untuk pergi.
Shin menerima pesan dari Tuan Seo “Ada yang harus kuberitahu tentang ayahmu.” 



Tuan Seo pergi ke tempat abu ayah Shin dengan wajah sedih. Shin datang dengan sinis bertanya apa yang dilakukanya.  Tuan Seo mengaku meminta maaf kalau membuat Shin risih, lalu menceritakan sebelum bekerja untuk Tuan Nam, Ia  berteman dengan ayah Shin jadi sangat merindukannya.
“Kenapa kau memanggilku ke sini? Apa yang harus kau katakan tentang ayahku?” ucap Shin
“Kau mengira aku membunuh Jung Woo, kan? Kau mungkin benar tentang itu. Aku menuruti perintah Ketua dan memasukkan Jung Woo di rumah perawatan meskipun dia tidak sakit dan aku mengawasi dia dan membuatnya tetap terkurung.” Cerita Tuan Seo
“Berarti si Kakek jugalah yang menyamarkan itu sebagai bunuh diri.” Kata Shin
“ Kau rupanya juga tahu tentang itu. Jung Woo...bernasib seperti itu ketika mencoba melarikan diri untuk menemuimu dan Dr. Oh. Jika ibumu tahu, diapasti akan pingsan.” Jelas Tuan Seo
“Kenapa kau menyamarkannya sebagai bunuh diri? Apa yang kau coba rahasiakan bersama Kakek?” tanya Shin
“Karena aku ingin bertemu dengan kau. Inilah rekaman Jung Woo dan pembicaraan Ketua di rumah perawatan.” Ucap Tuan Seo.
Shin ingin tahu alasan Tuan Seo memberikan rekaman itu padanya.  Tuan Seo mengaku Karena takut Shin bernasib sama seperti Jung Woo, dan Ia yang paling kenal Ketua  dibanding siapa pun. Ia menyakinkan kalau Tuan Nam yang membuatnya dengan Jung Woo saling bertentangan lalu ia yang selamat dari pertarungan itu.
“Robot itu sudah memenangkan  hati Ketua. Begitu dia memutuskan robot itu lebih bermanfaat bagi perusahaan maka dia pasti akan menyingkirkanmu sama seperti dia menyingkirkan Jung Woo. Jangan berhenti, Direktur Nam... Aku memihak manusia.” ucap Tuan Seo lalu berjalan pergi. 


Shin mendengar suara kakeknya agar jangan jadi pengadu dan akan membiarkannya. Tapi Jung Woo merasa kalau akan melakukannya dan harus mengungkapkan perbuatan Ayahnya.
“Banyak juga ocehanmu padahal kau orang bodoh yang kalah dari Jong Gil.” Kata Tuan Nam sinis
“Aku boleh saja bodoh, tapi aku tetaplah anak Ayah.” Tegas Jung Woo
“ Jika kau mencoba membahayakanku, maka aku takkan diam saja.” Kata Tuan Nam
“Ayah! Teganya Ayah berkata begitu?” teriak Jung Woo marah.
“Perusahaanku lebih penting daripada keluarga. Perusahaanku adalah keluargaku!” ucap Tuan Nam. Shin mendengar pembiacaran dengan wajah tegang. 

Sek Park melihat Direktur Nam Shin masih belum keluar. Tuan Seo yakin Mungkin banyak yang harus dipikirkan sama Shin sekarang. Sek Park mengartikan kalau semuanya akan berjalan sesuai rencana Tuan Seo.
“Karena ini langkah terakhirku, maka aku harus menunggu hasilnya. Jika Direktur Nam menjatuhkan Ketua dan aku menjatuhkan Direktur Nam pertempuran yang melelahkan ini akhirnya akan berakhir setelah 30 tahun lamanya.” Ucap Tuan Seo yakin dengan senyuman bahagia. 

Tuan Nam sedang tidur dikamarnya, dikejutkan dengan Shin yang menyeramkam lalu bertanya siapa yang datang. Shin menyindir kakeknya tak tahu siapa yang datang, Apa itu robot, atau manusia. Tuan Nam yakin Hanya manusia yang bisa bertanya seperti itu.

“Manusia yang ingin memastikan keberadaannya.” Ejek Tuan Nam
“Perusahaan Kakek itu ibarat hidup bagi Kakek, kan? Maka izinkan aku memiliki perusahaan itu.” Kata Shin
“Aku bisa memberimu satu kesempatan lagi. Tapi hasilnya terserah padamu.” Tegas Tuan Nam
“Kukatakan sekali lagi... Izinkan aku memiliki perusahaan... Bukan robot itu.” Ucap Shin
“Jawabanku tetap tidak berubah. Apa aku perlu mengulanginya lagi?” kata Tuan Nam. Shin pikir Tidak perlu, karena Kakek sudah cukup menjawabnya.
“Jaga sikapmu... Jangan bertingkah  bodoh seperti ayahmu.” Tegas Tuan Nam 



Sementara Robot Shin berdiri diatas jembatan penyebarangan, matanya melihat kembali sosok So Bong disampingnya. Senyuman So Bong membuat Robot Shin ingin menyentuhnya, tapi So Bong pun menghilang. Wajahnya terlihat sedih, sementara So Bong duduk ditaman dengan wajah sedih lalu mengirimkan pesan suara. Robot Shin mendengar dari ponselnya.
“Kau sendirian lagi, ya? Sudah kubilang jangan sendirian. Aku sebenarnya sangat takut padamu kemarin. Kukira kau  sama seperti kebanyakan orang tapi saat itu, kau sungguh seperti robot. Apa karena itu kau tidak datang? Apa Karena kau punya pikiran jahat?
“Aku yang salah. Jadi tak bisakah kau memaafkanku sekali ini saja? Aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu setengah mati. Aku akan menangis. Aku akan menangis sampai kau datang memelukku, Jadi cepatlah datang.” 


Robot Shin akhirnya berlari menuju tempat So Bong, terlihat So Bong duduk ditaman melihat Robot Shin dan langsung berlari menghampirinya. Ai mengeluh Robot Shin yang jahat karena datang sekarang. Robot Shin hanya diam.
“Sedang apa kau? Aku ini lagi menangis.” Ucap So Bong. Robot Shin mendekat tapi malah membiarkan begitu saja.
Tapi Robot mengabaikan begitu saja, So Bong binggung melihat sikap Robot Shin tapi Robot Shin tetap meninggalkan So Bong lalu masuk mobil. So Bong mengejar Robot Shin sambil menangis.

“Apa kau tahu siapa yang mengikuti kita?” tanya Shin yang mengemudikan mobilnya.
“Aku tak kenal wanita itu.” Ucap Robot Shin. Shin ingin memastikan kalau memang tak kenal dengan So Bong .
“Data ingatanku terblokir kecuali ingatan yang berkaitan denganmu.” Ungkap Robot Shin. So Bong hanya bisa menangis. 


Tuan Nam turun dari mobilnya meminta agar Tuan Ji menghubungi Tuan Seo. Robot Shin melihat Tuan Nam masuk lalu mengikutinya. Tuan Seo menemui Tuan Nam di atap gedung. Tuan Nam ingin tahu apakah penah bertemu Shin.

“Aku hanya bertemu dia di  kantor saja.” Akui Tuan Seo berbohong.
“Jangan mencoba membohongiku dan katakan yang sebenarnya. Apa ada yang kau katakan pada Shin atau tidak?” ucap Tuan Nam. Tuan Seo terlihat gugup.
“Entah kau mengatakan sesuatu padanya atau tidak, jika Shin akhirnya tahu, maka kau akan kubunuh. Karena aku harus membungkam mulutmu untuk membersihkan namaku. Apa Kau mengerti?” tegas Tuan Nam. Tuan Seo menganguk mengerti. 


Saat itu Tuan Seo melihat Shin yang datang dan sadar kalau bukan Shin tapi Robot Shin. Shin yang ada di mobil memberikan perintah agar menghabisi kakeknya. Robot Shin langsung mencekik leher Tuan Nam. Tuan Seo tak percaya kalau seperti itu Shin mengendalikannya lalu memilih untuk kabur.
“Hentikan!” teriak So Bong menarik Shin agar melepaskan tanganya, tapi malah di hempaskan begitu saja.
“Kau itu dikendalikan... Ini bukan dirimu yang sebenarnya!” ucap So Bong, Robot Shin akhirnya melepaskan tangannya dan menatap So Bong
“Aku tidak akan menghindarimu... Aku tidak takut... Aku sama sekali tidak takut padamu.” Ucap So Bong menantang.
Robot Shin pun akhirnya mencekik leher So Bong, saat itu So Bong memohon sambil menangis, tetasan air matanya mengenai tangan Robot Shin. So Bong beberapa kali mengingat yang dikatakan Shin “Aturan Nomor Satu. Jika seseorang menangis, sudah aturannya memeluk mereka.”

So Bong mengeluh karena Shin yang memeluknya padahal tak menangis.Tapi Shin tah kalau So Bong akan menangis jadi menyuruh agar menangis semaunya. Ia pun mengabaikan pesan suara dari So Bong di malam hari.
“Aku sekarang takkan menyuruhmu lagi kau harus bagaimana. Apapun keputusanmu, aku akan mendukungmu. Aku akan menangis. Aku akan menangis sampai kau datang memelukku, Jadi cepatlah datang.”
Saat itu Robot Shin seperti tersadar langsung menurukan Shin dan memeluknya. Ia meminta maaf pada So Bong karena terlambat memeluknya sekarang.
Bersambung ke episode 31

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar