PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 16 Agustus 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN


Dae Young berlatih bola dilapangan, sementara Seo Yeon dan Ji Woo duduk di tepi lapangan, wajah Ji Woo masih terlihat sedih.  Dae Young pun membuat gol dan dengan bangga memberitahu Seo Yeon kalau dirinya itu striker yang handal. Seo Yeon kesal karena yang dimaksud bukan itu.
“Kita berhenti latihan dan ayo keluar. Byeong Sam yang traktir hari ini.” Ucap Sung Joo
“Kapan aku bilang begitu?” keluh Byung Sam lalu melihat Ji Woo yang sedih dan akhirnya menyetujuinya.
“Kalau Byeong Sam yang traktir, kita akan pergi ke tempat jual bir impor.” Kata Dae Young
“Aku lagi ada kencan buta.” Kata Jin Seok seperti menghindari Seo Yeon.
“Dia bertekad untuk berkencan sebelum masuk wamil. “ komentar Byung Sam
“Tapi, kau tidak bisa memaksakan hubungan cinta.” Kata Sung Joo. Dae Young pun mengajak mereka minum setelah memberikan semangat saat bermain bola. Ji Woo dengan wajah sedih mengikutinya. 

Mereka minum di cafe, Seo Yeon membahas Dae Young yang  akan cuti semester depan, lalu berpikir kalau Dae Young tak perlu mengambil cuti hanya untuk bekerja. Dae Young pikir Bekerja satu atau dua pekerjaan lagi tidak cukup untuk membayar tiket ke Inggris.
“Ji Woo, kenapa kau tak makan? Apa Kau tidak suka? Pesanlah apa pun yang mau kau makan... Pesanlah sampai kau puas.” Ucap Byung Sam pada Ji Woo setengah mabuk
“Tidak usah... Aku tidak bisa mencerna.” Ucap Ji Wo yang juga mabuk.
“Ji Woo, kalau begitu... bolehkah aku jadi pacarmu? Aku menyukaimu... “kata Byung Sam kembai menyatakan perasaaan
“Byung Sam... Aku juga menyukaimu, Sebagai teman.” Ungkap Ji Woo
“Ini kedelapan kalinya dia mengakui perasaannya.” Kata Dae Young. Sung Joo berkomentar kalau ini kedelapan kalinya Byung Sam ditolak dan akan membeli minum.
Di TV sedang menampilkan “Debut album RAX, "Until The End." Saat itu Ji Woo mengakukaalu ada pria lain yang disukainya. Seo Yeon panik karena takut Ji Woo mengaku perasaan pada Dae Young saat mabuk.
“Dan pria itu...” ucap Ji Woo menatap Dae Young sementara Dae Young seperti tak sadar masih terus minum. 


Pagi hari
Ji Woo bangun memegang kepalanya. Seo Yeon melihat Ji Woo mengeuh karena bahkan tidak bisa minum tapi malah banyak minum. Ji Woo bertanya apakah kemarin terjadi sesuatu.  Seo Yeon mengaku kalau Ada masalah besar.
“Semuanya benar-benar terungkap.” Kata Seo Yeon. Ji Woo kaget karena akhirnya mengungkapkan perasaan Dae Young.
“Apa aku akhirnya melakukan itu? Apa Aku?” ucap Ji Woo, Seo Yeon heran ingin tahu apa yang dilakukan Ji Woo.
“Kau bilang aku mengungkap semuanya.” Kata Ji Woo. Seo Yeon heran dengan Ji Woo yang tak mengingat kejadian kemarin. 

Flash Back
Sung Joo membeli minuman, Ji Woo mengaku kalau  ada pria lain yang disuka Dan pria itu... Tiba-tiba Seo Yeon menjerit kaget lalu bersama Dae Young bergegas ke depan TV sambil melonggo.  Dae Young tak percaya kalau anggota Boyband yang melepas celananya  saat siaran langsung di TV.  Seo Yeon pikir kalau itu kecelakaan siaran?
“Itu Dae Young... Goo Dae Young.... “akui Ji Woo dan saat itu Dae Young tak mendengarnya karena sedang sibuk menatap TV. 

Dae Young melihat paman yang mabuk lalu buang air kecil sembarang lalu menyuruh agar tak melakukannya.  Ji Woo ingin menengok., Dae Young menutupi mata Ji Woo agar jangan lihat. Ji Woo merasa kalau  sudah dewasa jadi tak perlu menutup matanya.
“Apa Kau pikir aku belum pernah melihatnya?” ucap Ji Woo lalu tersadar kalau ucapanya itu ambigu.
“Maksudku, sebagai seorang perawat itu hanya bagian tubuh.” Kata Ji Woo gugup.
“Baiklah, aku tahu yang kau maksud. Tapi Aku merasa pusing hanya dari ini, Mungkin aku hanya lelah. Ini Sangat melelahkan melakukan pekerjaan dan asuransi CQ Food sekaligus.” Cerita Dae Young
“Tentu saja, kita bukan usia 20-an lagi. Kau bukan Goo Dae Young yang punya banyak kerja paruh waktu.” Ungkap Ji Woo. Dae Young tersenyum mengingat itu.
“Apa Besok kau mau datang untuk sarapan? Aku akan buatkan makanan sehat.” Kata Ji Woo
“Aku akan berterima kasih. Memasak di rumah adalah yang terbaik untuk kesehatan.” Ungkap Dae Young. Ji Woo pikir kalauTidak perlu berterima kasih. 


Seo Yeon melihat rumah dengan alamat yang ada ditanganya,  dan melihat kalau itu Rumah dengan halaman. Ia yakin kalau bisa membayar sewa dan hidup seperti ini karena rumah bersama. Saat masuk, Seo Yeon langsung di dudukan di depan empat orang penghuni.
“Aku merasa seperti sedang menjalani wawancara kerja.” Ungkap Seo Yeon merasa tak nyaman
“Mohon mengertilah... Kami memilih seseorang untuk tinggal bersama, jadi kami memutuskan untuk berhati-hati tentang itu.” Kata Penghuni pertama
“Ya, tentu saja harus...Oh Apa kau belajar di Universitas Leesung? Aku lulus dari sana. Aku masuk tahun 2004.” Ucap Seo Yeon melihat buku yang dibawa oleh penghuni lainya.
“Ah, 2004... Profesorku ada di kelas itu. Ternyata Kau sedikit lebih tua. Kami semua seumuran.” Komentar penghuni ketiga.
“Aku pergi ke Amerika sebelum lulus dan aku mendapat gelar di sana. Aku juga bukan senior kalian atau apa pun. Kalian bisa bicara santai padaku. Kurasa aku cocok dengan gaya Amerika.” Ucap Seo Yeon mencoba mengambil hati.
“Di Korea, apa yang sedang kau kerjakan?” tanya penghuni lain.
“Aku seorang sekretaris pribadi untuk manajer tim di CQ Food.” Kata Seo Yeon bangga
“Apa Kau punya beberapa dokumen pekerjaan atau kartu nama resmi untuk bisa kami konfirmasi identitasmu?” ucap penghuni
Seo Yeon binggung memikirkan Dokumen untuk mengonfirmasi itu, lalu mengaku tidak ada. Mereka ingin Berapa jam kerja regulernya karena penting untuk menentukan biaya sewa. Seo Yeon mengaku Tidak ada jam kerja khusus, karena bisa pergi larut malam atau bisa juga di pagi hari.
“Kau bilang Di malam hari?” ucap Penghuni kaget dan akhirnya mereka meminta waktu agar bisa membicarakan ini.
“Dia terlalu tua... Itu tidak nyaman... Pekerjaannya juga tidak pasti. Kurasa dia kerjanya di bar.” Komentar semua penghuni dan Seo Yeon bisa mendengar karena berbicara dibelakanganya.
Seo Yeon keluar dari rumah dengan wajah kesal mengingat yang dikatakan penghuni “Mohon maaf, tapi kami tidak sesuai denganmu.” Ia mengeluh kalau Mereka tidak bisa mempercayai orang dan menurutnya lebih buruk dari Sun Woo Sun.



Sun akan masuk rumah mengingat yang dikatakan Ji Woo “Katakanlah perasaanmu jika kau menyukainya. Jika kau selalu mempertimbangkannya  kau tidak akan bisa memberitahunya. Kau bisa saja kehilangan dia.” Lalu masuk memanggil Seo Yeon tapi tak melihatnya dikamar dan hanya ponsel yang berdering, Sun melihat nama “Kandidat Pemilik Rumah No. 1” lalu mengangkatnya.
“Halo, saya menelepon dari rumah bersama yang tadi Anda kunjungi. Jangan begitu dan pindahlah. Kami seperti keluarga...” ucap  si ibu. Sun binggng karena membahas tentang Rumah bersama?
“Apa Lee Seo Yeon pergi ke rumah Anda?” tanya Sun, tapi saat itu Seo Yeon masuk terlihat baru saja dari kamar mandi. Sun panik langsung membuang ponsel Seo Yeon, lalu Seo Yeon bertanya apa yang dilakukan Sun.
“Ada tugas yang harus kau lakukan.. Ah, jadi... Pergi ke pasar seafood besok dan membeli beberapa mulhoe.” Ucap Sun lalu bergegas pergi.

“Kenapa dengan dia? Dia bahkan tidak menelepon sepanjang hari. Tapi Bagaimanapun, dia memberiku pekerjaan lagi. Aku tidak perlu khawatir dipecat.” Ucap Seo Yeon heran. Semenatara Sun gelisah dalam dress room.
“Apa dia tidak menyukaiku sehingga dia ingin pindah? Aku bahkan ingin mengakui perasaanku padanya. Apa aku juga terlambat, seperti Ji Woo?” ucap Sun gelisah. 


Dae Young datang ke rumah Ji Woo dengan mengelus anjingnya lebih dulu lalu masuk ke dalam rumah menyapa temanya. Ji Woo melihat Dae Young datang meminta agar menunggu lalu keluar dari rumah. Dae Young melihat Ji Woo membuat sesuatu dalam panci.
“Oh, Ini bubur pollack kering... Pollack kering sangat bagus  untuk menghilangkan kepenatan. Tryptophan di dalamnya bagus untuk menenangkan pikiran. Dia memang Karismatik dengan memilih menu yang tepat.” Komentar Dae Young bangga lalu mulai makan bubur dalam mangkuk.
“Hei, apa yang kau makan?” kata Ji Woo melonggo membawa anjingnya masuk. Dae Young dengan santai kalau makan bubur pollack kering
“Kenapa ini rasanya hambar?” tanya Dae Young. Ji Woo mengaku itu Karena memang tidak membumbuinya.
“Hei... ini bukan milikmu.” Kata Ji Woo lalu memberikan pada anjingnya, Si anjing seperti meraba-raba mangkuk lalu mulai memakan bubur. Dae Young terlihat malu. 
Ji Woo menaruh ayam ukuran besar diatas meja memberitahu kalau sudah membuatkan samgyetang dan ebrtanya apakah Dae Young akan makan makanan anjing. Dae Young berkomentar kalau Samgyetang ini makanan sehat di musim panas dan penuh dengan asam amino...
“Sudahlah... Lupakan... Makanlah sebelum dingin... Aku tahu kau malu karena kau ketahuan makan makanan anjing.” Ucap Ji Woo. Dae Young pun akhirnya mulai makan ayam bagian paha.
“Hei... Kami berdua hidup dalam kemewahan berkat Ji Woo, 'kan?” ucap Dae Young pada anjing Ji Woo yang makan bubur.
“Ini Bukan kemewahan. Aku membuatnya karena merasa tidak enak Pada dia.” Akui Ji Woo. Dae Young binggung apa maksudnya.

“Apa Kau lihat saat dia tidak mencapai mangkuk makanannya? Penglihatannya memburuk Dan anjing itu sudah berumur 14 tahun. Kalau manusia, artinya dia sudah tua. Jadi Aku mencoba memberi makan makanan bergizi.” Cerita Ji Woo
“Aku juga harus memeriksa kesehatannya,tapi aku tidak kenal dokter hewan yang baik. Dokter hewan yang biasa kukunjungi sudah pindah ke luar kota.” Ungkap Ji Woo.
“Benarkah? Haruskah aku carikan untukmu? Aku ada klien yang punya klinik hewan. Dia muncul di TV dan sangat terkenal.” Kata Dae Young. Ji Woo pikir itu bagus sekali.

Keduanya pergi ke klinik hewan, Dae Young menyapa klien dokternya memuji saat melihat di TV tampak hebat di layar menurutnya seperti terlihat seorang penyiar, bukan dokter hewan. Si dokter memuji Dae Young masih bicara nyaman seperti biasanya. Dae Young mengaku kalau ucapanya itu benar.
“Aku tahu Anda sibuk. Terima kasih sudah menemui kami.”kata Ji Woo
“Tidak, aku berterima kasih Anda mempercayai saya.” Ucap dokter.
Perawat memanggil dokter, kalau Ada pasien yang harus ditemui. Si dokter pun pamit pergi lebih dulu.  Dae Young menerima telp lalu memberitahu Ji Woo kalau Seorang klien asuransi ingin bertemu dengannya.
“Aku ada waktu sebelum pertemuan CQ Food, jadi kurasa aku tak bisa bersamamu. Maaf, aku harus pergi.” Ucap Dae Young
“Tidak apa, pergilah... Terima kasih sudah memperkenalkan tempat ini padaku.” Kata Ji Woo
“Dua pekerjaan bukanlah lelucon. Aku tidak bisa melakukannya sekaligus. “ ungkap Dae Young
“Jadi pergilah dan jangan membuat klienmu menunggu.” Kata Ji Woo dengan senyuman. Dae Young berjanju akan menelepo nanti lalu mengucapkan Semoga cepat sembuh pada anjing Ji Woo.  Si anjing langsung mengongong.
“Kau juga berterima kasih, kan? Dae Young mungkin tidak mengingatmu tapi dia sangat peduli padamu.” Ucap Ji Woo berbicara pada anjingnya. 


Dae Young bertanya Apa Kepala Seksi Kim tidak datang ke pertemuan hari ini. Sun memberitahu kalau Tuan Kim ada pertemuan lain untuk menggantikan restoran chogyetang. Dae Young kager karena sudah meminta Sun untuk mengurus restoran chogyetang itu padanya
“Kita tak bisa menunggu mereka lagi dan harus merebut pangsa pasar dengan segera.” Ucap Sun
“Jadi, aku akan pergi ke sana lagi dengan membawa lebih banyak kue. Dia bahkan menghubungiku meminta untuk menemuiku.” Ungkap Dae Young  Dua pegawai wanita binggung dengan maksud Kue.
“Goo Dae Young berencana mengubah keputusan pemilik dengan membeli kue untuk ibu pemilik itu.” Cerita Sun mengejek.
“Wow, kau tahu hati wanita dengan baik. Nenekku juga suka dengan itu.”ungkap pegawai wanita rambut panjang. Sun heran karena pada wanita malah memuji
“Kau benar... Pada awalnya, dia akan berkata, "Kenapa memakan makanan mahal ini?" Tapi kemudian dia suka makan kue-kue yang cantik. Tidak peduli berapa lama, wanita selalu seperti gadis muda.” Ungkap pegawai wanita lainya.
“Aku belajar semua hal ini saat bertemu banyak orang dalam pekerjaanku.” Kata Dae Young lalu pamit pergi karena Butuh waktu untuk mondar mandir ke Mukhohang. Dua wanita pun memberikan semangat pada Dae Young. 


Ji Woo akhirnya masuk ke ruang dokter, di perlihatkan hasil CT Scan. Dokter memberitahu kalau yang bisa mereka lihat kalau kataraknya sudah memburuk, tapi menurutnya anjing Ji Woo itu sehat untuk hewan seusianya.
“Penglihatan yang buruk karena usia bukanlah sesuatu yang bisa dihindari oleh anjing atau manusia. Apa Anda tahu anjing  hidup melewati masa hidup rata-rata, kan?” ucap Dokter. Ji Woo menganguk mengerti.
“Buatlah dia bahagia selama sisa hidupnya.” Pesan Dokter. Ji Woo mengatakan kalau akan mencoba melakukan itu.

Ji Woo duduk di dalam ruangan mengingat yang dikatakan Ji Woo kembali “Katakanlah perasaanmu jika kau menyukainya. Jika kau selalu mempertimbangkannya kau tidak akan bisa memberitahunya. Kau bisa saja kehilangan dia.”
Akhirnya Sun menelp Seo Yeon kalau Ada yang harus dikatakan setelah bekerja jadi meminta agar Jangan ke mana-mana dan tunggulah.

Sun pergi ke toko bunga mengatakan ingin membeli bunga. Pemilik bertanya bunga jenis apa. Sun mengatakan Tak tahu. Si pemilik ingin tahu Bunga jenis apa yang disukai penerima. Sun menjawab  kalau benar-benar tidak tahu.
“Lalu seperti apa orang yang akan ingin Anda berikan bunga? Aku bisa merekomendasikan beberapa bunga berdasarkan itu. Seperti apa dia?” tanya pemilik. Sun sedikit berpikir.
“Dia suka melewati batas.” Kata Sun. Si pemilik terlihat binggung.
“Ah, kalau begitu bisa beri tahu untuk apa Anda membeli bunganya?” Si pemilik.
“Aku ingin mengakui perasaanku.” Ucap Sun yakin. 


Seo Yeon gelisah di ruang TV dengan pakain lengkap bahkan mengunakan heels lalu menunggu Sun yang tidak datang juga padahal meminta agar menungu. Akhirnya Ia merasakan kesakitan kakinya, melepaskan sepatu lalu duduk disofa dengan nyaman.
“Kenapa aku menunggu seperti ini? Lebih baik beri aku beberapa pekerjaan lagi.” Ucap Seo Yeon lalu mendengar ada bunyi pintu terbuka.
Seo Yeon bergegas memakai sepatunya karena Sun pulang untuk menyapanya, tapi  yang datang adalan Nyonya Choi dari Amerika. Nyonya Choi kaget melihat Seo Yeon ada dirumah Sun dan bertanya kenapa ada dirumah sepupunya.
“Oh, Sun Woo Sun rupanya belum memberitahumu. Jangan salah paham. Aku hanya di sini karena pekerjaan.” Ucap Seo Yeon. Nyonya Choi bingung dengan maksudnya Kerja.
“Aku harus bekerja untuk membayarmu kembali.” kata Seo Yeon.
“Apa maksudmu? Kau sudah membayar semuanya. Sun sudah mengirim semua uangnya.” Ucap Nyonya Choi. Seo Yeon melonggo bingung. 

Ji Woo duduk di teras menunjuk foto pada ponselnya pada anjingnya  kalau bisa bawa hewan peliharaan ke penginapan itu dan akan mengajak pergi berlibur. Si anjing mengonggong. Ji Woo pikir anjingnya tak suka,
“Lalu bagaimana dengan di sini? Mereka bahkan ada kolam renang. Haruskah kita pergi ke sini?” ucap Ji Woo menunjukan foto yang lainya, saat itu ponselnya berdering.
Anjingnya langsung mengonggong dan Ji Woo melihat kalau Dae Young yang menelp.  Dae Young menanyakan keberadaan Ji Woo sekarang. Ji Woo mengatakan ada Di rumah.
“Kalau begitu keluarlah. Kau sudah membuatkanku makanan pagi tadi, jadi malam ini aku akan mentraktirmu makan.” Ucap Dae Young. Ji Woo pun menyetujuinya. 

Keduanya masuk ke restoran dengan menu ikan, Dae Young bertanya apakah Ji Woo sudah siap untuk mati. Ji Woo terlihat binggung. Dae Young menjelaskan Su Dongpo dari Dinasti Song mengatakan makan pollack seperti menghadapi kematian.
“Di Jepang, mereka menyiapkan peti mati sebelum memakannya. Jadi itu disebut memasak coffin.  Oleh karena itu, pollack ini bisa menjadi makanan terakhir kami.” Jelas Dae Young
“Apa kau mencoba menjual asuransi jiwaku?” ejek Ji Woo. Dae Young mengoda kalau itu terlihat jelas.
“Ayo makan sebelum makanan  tempura ini menjadi dingin.” Ajak Dae Young. 

Mereka pun akhirnya makan, Dae Young memberitahu kalau kulit pollack lebih enak jika mencelupkannya ke dalam saus citron. Keduanya makan dengan nyaman, Ji Woo mengaku suka tekstur tempuranya, karena Enak dan kenyal dan Sangat ringan.
Sepiring sashimi akhirnya ditaruh diatas meja, Ji Woo merasa kalau Terlalu cantik untuk dimakan kareanSashimi ini sangat tipis sehingga terlihat seperti dilukis. Dae Young memberitahu aklau Daging pollack sashimi ini sangat keras.
“Jika tidak diiris cukup tipis nanti kau bisa susah mengunyahnya. Ini yang terbaik untuk dimakan tanpa saus. Sekarang, cobalah beberapa sashimi pollack ini dan beri tahu aku bagaimana rasanya.” Kata Dae Young.
“Lelucon yang buruk.” Keluh Ji Woo yang mendengarnya lalu mulai makan.Mereka kembali makan dengan lahap.
“Ini sangat tipis... Tekturnya ringan dan bersih bahkan dengan sendirinya.” Komentar Ji Woo. 



Semangkuk Sup dengan sayuran bayam dan touge ditaruh diatas meja. Dae Young menawarkan cuka, Ji Woo menolak karena lebih suka rasa alami ini. Sementara Dae Young lebih suka rasa yang lebih ringan dan bersih dan menuangkan cuka.
“Oh, kau sudah dewasa, Goo Dae Young. Dulu, kau meniru semua yang kukakukan.” Komentar Ji Woo
“Hei, aku ini penulis blog makanan terkenal.” Kata Dae Young bangga, mereka pun kembali makan dengan nikmat.
 “Aku merasa seperti punya infus nutrisi dan garam. Kurasa bukan dua pekerjaan saja yang kulakukan, tapi tiga pekerjaan.” Ungkap Dae Young. Ji Woo mengeluh kalau Dae Young berlebihan. Keduanya akhirnya pulang sambil jalan kaki. 

“Oh, bagaimana di klinik hewan? Apa yang dikatakan dokter hewan itu?” tanya Dae Young
“Semua yang kutahu. Dia bilang kalau aku harus mengucapkan selamat tinggal.”kata Ji Woo sedih. Dae Young ingin tahu apakah Ji Woo baik-baik saja.
“Saat umurnya 12 tahun... Setiap tahun, aku bertanya-tanya apa dia akan mati. Aku selalu memikirkan "Harapan untuk hidup sampai satu tahun saja." Karena pekerjaanku, aku sering membuat semuanya susah.” Cerita Ji Woo
“ Ada ayah kandungku, dan ayah Seo Yeon juga. Ini bukan pertama kalinya aku mengucapkan selamat tinggal. Lalu Kenapa aku tidak terbiasa?” cerita Ji Woo
“Bagaimana kau bisa terbiasa ketika itu perpisahan yang berbeda setiap waktu?” kata Dae Young
“Mengetahui bahwa momen selamat tinggal akan segera datang adalah sesuatu yang sangat sulit. “ ungkap Ji Woo
“Bukankah lebih baik daripada tidak tahu? Jika kau harus mengucapkan selamat tinggal tiba-tiba, ada begitu banyak penyesalan dan perasaan yang tak terselesaikan.” Kata Dae Young
“Aku tidak ingin berpisah darimu.” Kata Ji Woo. Dae Young heran Ji Woo yang mengatakan hal seperti itu.
“Kau itu temanku... Teman bisa menjadi teman selamanya.. Jadi, kita tidak usah berpisah... ayo kita berjanji.” Kata Ji Woo mengulurkan jari kelingkingnya. Dae Young pikir Ji Woo sedang mabuk.
“Tapi Baik, jangan pernah berpisah.” Kata Dae Young ikut melingkarkan jarinya.
Lalu  Dae Young mengangkat telp dari kantor,dengan wajah serius mengatakan akan berhati-hati. Ji Woo langsung bertanya apakah terjadi masalah. Dae Young menceritakan saat berada di klinik hewan...

 Flash Back
Dae Young pamit pergi karena ada urusan. Ji Woo mengucapkan Terima kasih sudah memperkenalkan dokter hewan padanya. Dae young pikir Dua pekerjaan bukanlah lelucon karena tidak bisa melakukannya sekaligus. Ji Woo pun menyuruhnya agar pergi saja. Saat itu si dokter mendengar pembicaraan keduanya. 


“Dokter hewan mendengar kalau aku punya dua pekerjaan. Dia bertanya apakah bisa mencari konsultan yang tidak memiliki dua pekerjaan.” Cerita Dae Young. Ji Woo tak percaya mendengarnya.
“Itu karena aku.” Kata Ji Woo merasa bersalah. Dae Young pikir bukan karena memang merasa lebih baik tentang itu.
“Aku penasaran apa aku harus memberitahu perusahaan tentang hal itu... Hei... Jangan khawatir... Klien kadang bisa mengubah konsultannya. Mungkin aku selalu salah berkerja, tapi aku akan bekerja jauh lebih keras. Apa lagi yang bisa kulakukan kalau aku mau melakukan pekerjaan yang aku inginkan?” kata Dae Young menyakinkan. Tapi Ji Woo seperti masih khawatir. 

Sun masuk ke dalam rumah dengan sebuket bunga, lalu kaget melihat sepupunya di dalam rumah. Ia mengaku kalau Nyonya Choi yang tidak menelepon jadi terkejut.  Nyonya Choi menyindir kalau  Sun itu lebih terkejut daripada dirinya.
“Apa Kau lebih terkejut daripada Ku ketika aku melihat Lee Seo Yeon tinggal di rumahmu? Apa Kau lebih terkejut ketika aku tahu bahwa kau membayar semua utangnya?” ucap Nyonya Choi sambil melotot.
“Di mana Lee Seo Yeon?” tanya Sun panik. Nyonya Choi tak percaya Bahkan dalam situasi ini, Sun masih mencari Seo Yeon lebih dulu.
“Jangan bilang bunga itu... Itu tidak benar, 'kan?” kata Nyonya Choi melihat bunga di tangan Sun. Sun langsung menaruh dibelakang badanya.
“Dasar gila kau... Setidaknya dia lebih waras daripada kau. Kukira dia punya hati nuran, jadi Dia berkemas dan pergi.” Kata Nyonya Choi. Sun panik langsung bergegas keluar dari rumah. 


Seo Yeon duduk di halte bus dengan koper, wajahnya terlihat kebingungan lalu melihat ponselnya nama Sun berganti “Kekasih Garisku” tapi memilih untuk tak mengangkatnya lalu pergi membawa kopernya.
Pagi hari, Sun masih memikirkan kemana Seo Yeon pergi karena tak pulang juga. Lalu Direktur menelp agar datang keruanganya, Sun pun menemui Direktur diruanganya. Direktur berkomentar kalau Sun akhir-akhir ini kelihatan sangat kurus.

“Pekerjaan pasti membuatmu sulit.” Kata Direktur. Sun mengaku  Tidak juga dan ingin tahu alasan ingin menemuinya.
“Kau tahu ada cabang bisnis asing yang didirikan,kan? Orang-orang yang ada di perusahaan kita ingin menaruh lebih banyak kekuatan di sana. Uang yang diinvestasikan ke dalam produk makanan itu akan diajukan ke sana sebagai gantinya. Jadi, dengan itu... proyek dan tim yang kalian kerjakan sekarang sudah berakhir.” Ucap Direktur. Ji Woo kaget mendengarnya. 



Dae Young melonggo binggung dan bertanya apa yang dimaksud managernya. Si manager mengeluh Dae Young tak dengar kalau  tidak harus bekerja lagi di sini. Dae Young terlihat binggung tiba-tiba di pecat. 

Ji Woo membawa panci mengedor pintu rumah Dae Young, tapi betapa terkejutnya melihat Seo Yeon yang membuka pintu.  Seo Yeon berkomentar kalau berpikir Ji Woo yang sudah pindah tapi ternyata belum. Ji Woo menanyakan kemana Dae Young.
“Dia sedang kerja.Apa Kau membawanya untuk Dae Young? Karena kau membawanya, bisakah aku memakannya? Kemarin aku minum dan aku merasa sakit.” Ucap Seo Yeon mengambil nampan dari tangan
Saat itu Ji Woo seperti tak bisa menahan amarah langsung masuk ke dalam rumah dan mendorong Seo Yeon yang ada dirumah Dae Young. Seo Yeon pun tak mau kalah mendorong balik Ji Woo. Keduanya saling menatap penuh dendam.
Bersambung ke episode 11

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar