PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 07 Februari 2017

Sinopsis Hwarang Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Raja Chang memberitahu kalau  15 menit belum berlalu lalu berpikir kalau diriya terlalu awal dan Raja Silla yang telah menyia-nyiakan 1/2 dari 15 menit. Ah Ro dan rakyat lainya sudah siap akan di bunuh, tangan Maek Jong mengepal terkena darah ingin melangkah maju, tiba-tiba terdengar suara Moo Myung.
“Aku..... Raja Silla!” ucap Moo Myung percaya diri tak ingin melihat Ah Ro mati didepan matanya. Ah Ro kaget karena Moo Myung mau mengaku sebagai Raja Silla.
“Apa kau sungguh Raja Silla? Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” ucap Raja Chang tak yakin
“Orang yang membuatku melangkah maju adalah kau. Jika kau tidak akan mempercayaiku, maka kau seharusnya tidak mencariku.” Tegas Moo Myung,  Raja Chang melihat Moo Myung itu sangat berani.

Semua akhirnya kembali ke dalam penjara, So Joo yang melihat Moo Myung pergi berpikir mereka tidak bisa membiarkannya begitu saja karena Moo Myung mungkin bisa mati. Ban Ryu terlihat sangsi kalau Moo Myung itu adalah Raja. Soo Joo mengaku percaya dan heran karena Ban Ryu malah tak mempercayainya.
“Anggap saja dia Raja. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuknya? Entah dia ataupun kita tidak bisa melakukan apa-apa.” Kata Ban Ryu sini
“Setidaknya kita harus menghancurkan pintunya dan bertarung bersama!” tegas Soo Joo berani
“Hwarang dikirim untuk mencegah perang di Selatan Buyeo. Apakah ini yang ingin kau dengarkan? Kau ingin menjadi penyebab terjadinya perang?!” balas Ban Ryu melotot marah. Soo Hoo pikir tak ada yang baik mereka melakukan hal ini.
Sementara Maek Jong duduk diam mengingat saat Moo Myung dengan berani mengaku sebagai Raja Silla. 

Moo Myung bertemu dengan Raja Chang diruangnya. Raja Chang merasa menang atau kalah dalam perang adalah keberuntungan. Menurutnya Jika Moo Myung beruntung, maka menang. Jika tidak beruntung, maka akan kalah.
“Tapi sekarang, karena aku sedang beruntung, seseorang yang merupakan rakyat Silla memberikanku emas dalam jumlah banyak dan mengatakan padaku bahwa raja ada diantara para Hwarang. Meskipun aku tidak tahu dia sungguhan akan maju, apa mungkin ini karena gadis itu? Apda Gadis cantik diantara para tahanan?” ucap Raja Chang curiga
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.” Komentar Moo Myung tak ingin identitasnya diketahui
“Entah apapun alasannya itu, lupakan. Tidak masalah bagiku kau raja atau bukan. Dan Entah kau raja atau bukan, aku akan menghabisimu. Selain itu Juga, aku akan membuatmu berlutut dikakiku untuk meminta menyelamatkanmu.” Komentar Raja Chang
“Jika kau Putra Mahkota, akan sangat bagus jika kau bertingkah seperti itu. Menangkap delegasi tanpa pasukan sebagai sandera, kau bilang akan mengambil alih Silla, yang mengatakan itu adalah Putra Mahkota? Raja Buyeo Selatan.Jadi, ayahmu juga tidak akan mengatakan, "Kerja bagus."”kata Moo Myung
“Apa yang kau tahu tentang Yang Mulia sampai kau bicara seperti itu?” balas Raja Chang
“Aku akan memberimu kesempatan. Kesempatan untuk menyelamatkan wajah dari raja masa depan Buyeo Selatan.” Balas Moo Myung. Raja Chang bertanya Siapa yang memberi kesempatan?
“Kau pasti sudah mendengarnya, tapi tidak ada seorangpun di Silla yang tahu bagaimana wajah Raja. Jika Ibu Ratu mengatakan aku bukan Raja, maka ini sudah berakhir. Kau mungkin akan berakhir sebagai orang rendahan yang dibantai oleh utusan bersenjata, yang mendampingi Putri. Jadi, aku akan memberimu kesempatan. Kesempatan yang adil dan kesempatan untuk Raja Silla dan Putra Mahkota Buyoe Selatan untuk saling berhadapan.” Tegas Moo Myung
“Aku tumbuh ditengah-tengah perang sengit.cTidak sepertimu, aku tidak hidup dengan bersembunyi.”Tegas Raja Chang.
“Siapa yang hidupnya lebih hebat, kita akan mengetahui saat kita mengukurnya.” Balas Moo Myung 


Putri Sook teringat kembali saat Moo Myung berani mengaku dirinya sebagai  Raja Silla, merasa kalau kalau Moo Myung bukan sebagai kakaknya.
“Tetap saja, melihatnya rela maju dalam situasi yang bisa membahayakan hidupnya, bukankah dia Yang Mulia?” pikir pengawalnya.
“Apa Dia mengorbankan hidupnya? Tapi, kenapa aku merasa bukan dia?” komentar Putri Sook 

Ah Ro duduk diam seperti sangat sedih, Seorang wanita memberitahu Ah Ro kalau ia adalah  istri dari pria yang dipenggal sebelumnya dan Semua orang takut karena mereka pikir selanjutnya giliran mereka. Ah Ro tahu mereka itu adalah rakyat Silla, Kenapa datang jauh-jauh ke Buyeo Selatan.
“Untuk orang sepertiku, apakah bedanya bangsa untukku? Makan dan bertahan lebih menakutkan.” Ucap salah seorang pria
“Jangan terlalu khawatir, karena semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Ah Ro menenangkanya.
“Jika aku kehilangan semangat seperti ini, bahkan jika kita punya kesempatan, kita tidak akan bisa kembali.” Kata Pria lainya. Ah Ro meminta agar mereka bisabertahanlah.
“ Apa maksudmu baik-baik saja? Raja yang tidak diketahui wajahnya dan kita semua diambang kematian! Bisakah raja tanpa pasukan dan senjata menyelamatkan kita?” komentar Pria tak yakin
“Orang yang maju sebagai Raja tadi adalah seseorang yang sangat aku kenal. Dia tidak akan membiarkan kita semua mati.” Balas Ah Ro mebela
Si pria meminta Ah Ro untuk bisa melakukan janji kalau mereka mati maka Ah Ro juga akan mati. Ah Ro terdiam mengatakan kalau ia percaya pada Moo Myung. Si Pria tetap ingin mengetahui apakah Ah Ro berani berjanji. Ah Ro berjanji, akan tetap bersama dengan mereka.

Raja Chang seperti tak percaya bisa punya kesempatan untuk mengalahkan Raja Silla. Moo Myung pikir jika Raja Chang berdebat dengannya satu lawan satu, orang-orang akan mengatakan bahwa dirinya adalah Putra Mahkota terlalu mudah dengan Raja Silla jadi lebih baik Ambil semua langkah untuk memastikan kemenangan Raja Chang maka ia akan menerimanya.
“Apa kau merendahkanku?” ucap Rja Chang.  Moo Myung pikir bisa aja berpikir seperti itu.
“Apa kau menganggap dirimu sebagai Raja? Dengan kata lain, aku penasaran raja seperti apa yang tidak pernah menjadi raja.Pikirkanlah sendiri..” Komentar Raja Chang
“Bahkan jika hanya ada 1 binatang tinggal di hutan sendirian, akankah dia lupa siapa dirinya?” balas Moo Myung
“Jika aku menang, Putri tidak bisa kembali. Para Hwarang yang datang denganmu bersama dengan rakyat, aku akan memenggal kepala mereka dan mengirimkan kepalanya ke Silla. Mari jangan membuatnya rumit dan buat keputusan dengan pedang. Peraturannya terserah aku.” Ucap Raja Chang
Moo Myung langsung setuju, Raja Chang memanggil Jenderal agar mengantar Moo Myung sebagai raja Silla. Moo Myung akan keluar, Raja Chang menghentikanya berpikir kalau Sebelum pergi, mengajak agar basa uji keberuntungannya dengan melempar dadu.
Raja Chang berhasil memperlihatkan angka 5 dan 6, Moo Myung pun dengan satu tangan mengambil dua dadu dan memjatuhkanya diatas meja. Raja Chang sedikit kaget melihatnya. 


Moo Myung melihat sebuah ruangan didepanya, lalu bertanya pada jenderal, apakah  ini tempat dimana rakya Silla di penjara. Jendral membenarkan dan akan menyiapkan lokas yang lain. Moo Myung merasa tempat yang akan ditempatinya tak nyaman jadi akan datang ke tempat yang sebelumnya


 Moo Myung masuk ke dalam penjara, Soo Ho langsung menanyakan keadaan dan merubah kalimatnya jadi formal karena berbicara dengan raja. Ban Ryu dengan wajah marah ingin memastikan kalau Moo Myung itu memang benar-benar raja. Soo Ho meminta Ban Ryu agar tak berlebihan.
“Ya, aku Raja. Sampai kita keluar dari sini.” Akui Moo Myung
“Lalu maksudmu kau bukanlah Raja?” ucap Ban Ryu
“Aku akan mengatakan aku raja atau bukan, jika kita bisa keluar dari sini dengan keadaan hidup. Kita harus hidup untuk memiliki raja, dan kau juga harus mengangkat kepalamu.” Ucap Moo Myung
So Ho ingin mengunakan bahasa formal tapi seperti tak biasa, akhirnya memutukan dengan mengunakan bahasa yang biasanya, lalu bertanya apa yang akan dilakukan. Moo Myung memberitahu kalau ia akan bertarung dengan  Putra Mahkota Chang. 
Maek Jong duduk diam lalu berkomentar kalau Moo Myung itu sangat nekat, karena Raja Chang itu dilatih dengan perang merasa kalau dalam pikirannya membunuh orang adalah lelucon.
“Aku akan menang, karena punya sesuatu untuk dilindungi.” Tegas Moo Myung, Maek Jong berpikir kalau sedang membahas tentang Ah Ro. Moo Myung membenarkan.
“Dan Juga, orang-orang yang lahir di negara yang salah, kelaparan, dan ketakutan. Maksmudmu, "rakyat."” Tegas Moo Myung, Keduanya pun saling menatap. 

Ratu terlihat panik memastikan kalau yang didengarnya memang sebuah kebenaran, Pa Oh memberitahu kalau sudah dipastikan pelayan Gakgan pergi ke Buyeo Selatan dengan vas emas. Ratu tahu kalau  Putra Gakgan juga di dalam delegasi.
“Dia bukanlah putranya. Dia adalah putra baptisnya.” Kata Pengawal
“Yang Mulia, Putra Mahkota... Tolong selamatkan Putra Mahkota.” Ucap Pa Oh memohon pada ratu. Ratu Ji So hanya diam saja.
“Anggota dari dewan kerajaan.... Panggil Mereka.” Perintah Ratu Ji So seperti menyimpan sebuah rencananya.' 

Wi Hwa menerima berita dari Kyung Kong kalau Hwarang akan mati. Wi Hwa seperti masih tak mengerti maksud dari mati itu.  Kyung Kong mengatakan kalau Tidak akan ada perdamaian dan Juga, Hwarang tidak akan bisa kembali.
“Sepertinya Putra Mahkota Buyeo Selatan mendapat petunjuk bahwa Raja ada diantara Hwarang. Mungkin dari Park Yeong Sil.” Ucap Kyung Kong
“Apa kau mengatakan akan ada perang?” tanya Wi Hwa
“Dewan kerajaan tidak akan bergerak karena Park Yeong Sil juga tidak bergerak.” Ucao Kyung Kong
Wi Hwa memikirka yang harus dilakukankanya, Kyung Kong pikir sebagai Poon Wal Joo (Kepala Hwarang) memiliki jawabannya.

Semua pejabat berkumpul. Ratu heran karena  tidak melihat Gakgan (Park Yeong Sil) di sini. Saat satu anak buahnya memberitahu kalau Tuan Park sudah masuk istan tapi  karena memiliki penyakit usus yang membuatnya muntah dan diare jadi kembali pulang dan sedang  menjalani perawatan.
“Dia mengatakan sesuatu terjadi pada utusan Hwarang yang dikirim untuk membuat perdamaian. Tapi, akankah hal seperti itu terjadi? Sepertinya dia salah.” Ucap Pendukung Tuan Park yang lainya.
“Ini informasi yang baik. Jika kita tidak cepat membawa pasukan, keselatamatan dari Putri dan Hwarang... “ ucap Kim Seob langsung disela dengan yang lainya.
“Apa kau berfikir dengan benar? Jika kita mengirim pasukan dengan situasi seperti itu, itu tidak mungkin terjadi dan akan menyebabkan masalah, Silla memiliki tanggung jawab besar yang harus di tanggung.” Balas anak buah Tuan Park lainya.
“Putraku tidak dalam bahaya, benarkan?” gumam Ratu Ji So memikirkanya.
“Saat ini kita mencari kedamaian, mengerahkan pasukan sangatlah mustahil. Tidak ada pembenaran untuk itu.” Komentar yang lain.
“Sampai saat ini, kau ingin pergi berperang. Sekarang, karena kita tidak punya pembenaran, apa kita tidak bisa mengerahkan pasukan? Apa ini sama dengan negara yang anda pimpin? Apa anda tidak peduli dengan keamanan Silla?” tegas Ratu Ji So menahan amarahnya, semua hanya bisa diam. 


Tuan Park duduk bersama dengan para pendukungnya, Salah satu anak buahnya bertanya apakah Tuan Park membuat kesepakatan dengan Putra Mahkota Chang.
“Semuanya berubah dengan mudah dari yang aku duga. Menangkap musuh dengan menggunakan musuh. Sepertinya itu akan selesai dengan sendirinya.” Komentar Tuan Park
“Apa kau mengatakan Sam Maek Jong sungguh diantara para Hwarang sebagai utusan?” tanya yang lainya.
“Benar sekali... Tapi jika bukan dia, kita akan membuatnya seperti itu.” Kata Tuan Park 

Wi Hwa terlihat gelisah teringat kembali saat Kyung Kook mengatakan “Tidak akan ada perdamaian. Dan Juga, Hwarang tidak akan bisa kembali. Sepertinya Putra Mahkota Buyeo Selatan mendapat informasi bahwa Raja berada di antara Hwarang. Poon Wal Joo (Kepala Hwarang) memiliki jawabannya.”
Mengingat semuanya membuat Wi Hwa yang mengumpat marah pada Kyung Kook. 

Pangeran Chang meilihat dadu angka kembar 6, merasa Seperti yang diduga, dirinya sangat beruntung iatu bisa bertemu dengannya. Menurutnya dirinya memilki firasat  tak ada yang tahu apa yang akan terjadi dengan Moo Myung
“Apa kau berencana untuk membunuhnya?” tanya Jendral
“Bukahkah yang dia katakan benar? Saat semua orang tahu dia adalah Raja, membunuhnya setelah memperlakukannya seperti raja adalah tindakanku yang benar. Dia yang membuat Raja Silla menyerah, Putra Mahkota Buyeo Selatan. Jika Silla bisa berada ditanganku seperti itu. Di masa depan, dominasi tiga kerajaan akan mudah berada ditanganku. Aku rasa aku bisa memberikan hadiah besar untuk ulang tahun Raja. Jenderal, bagaimana menurutmu?” kata Pangeran Chang
“Jika terjadi sesuatu pada Putra Mahkota, aku juga akan mati.” Jenderal
“Sepertinya kau sudah terlalu tua, aku Chang. Aku Putra Mahkota Buyeo Selatan. Yang tumbuh di medang perang sebagai taman bermainku.” Kata Pangeran Chang yakin. 

Salah seorang teman Ban Ryu masuk ruangan meminta semua mendengar yang dikatanya dengan wajah panik, semua seperti tak begitu peduli. Teman Ban Ryu mendengar kalau Hwarang tidak akan bisa kembali. Semua langsung kaget termasuk dengan Yeo Wool dan Han Sung.
“Apa yang kau bicarakan? Apa maksudmu mereka tidak bisa kembali?” tanya teman Ban Ryu dengan wajah panik
“Saat ini, mereka ditahan oleh Putra Mahkota Buyeo Selatan. Mereka semua akan mati!” kata teman Ban Ryu panik tak mengerti yang harus mereka lakukan. 

Wi Rang menanyakan pada asistentnya Apa menurut pendapatnya Hwarang cukup kuat untuk mengubah Silla. Assitant itu seperti kalau ini bukan seperti Wai Rang yang bertanya seperti itu. Wi Rang mengaku kalau tiba-tiba memikirkanya.
“Jika seekor burung yang meninggalkan sarangnya terbang ke langit, akan butuh beberapa hari. Setelah mengirim mereka keluar ke dunia,akankah mereka sungguh bisa terbang? Aku memikirkan hal itu.” Ucap Wi Rang
“Poon Wol Joo, awalnya aku tidak suka tempat ini. Aku juga tidak mengakui kemampuan mengajarmu. Tapi saat ini, aku tahu anak-anak itu akan menjadi berbeda dari sebelumnya. Mereka bukan lagi anak yang tinggal di dunia orang dewasa. Mereka membentuk penilaian mereka sendiri, mereka adalah anak yang memutuskan hidup seperti apa yang akan mereka jalani.” Kata asistantnya.
Wi Rang tersenyum mendengarnya,  Asistantnya bertanya apakah Wi Rang  berencana menciptakan kegemparan yang lainnya. Wi Rang mengaku bukan itu lalu mengucapkan terima kasih pada Bu Jae. 

Moo Myung sudah merapihkan pakaianya. Soo Ho yang khawatir merasa kalau Ini adalah kontes yang konyol jadi lebih baik menyerahlah sekarang. Moo Myung merasa kalau  Daripada tidak melakukan apapun lebih baik harus mencoba melakukan sesuatu. Dan juga dengan sangat yakin aklau  tidak akan kalah.
Jenderal datang menjemputnya bertanya apakah sudah siap,  Moo Myung menganguk saat itu. Maek Jong hanya diam saja berpesan pada Moo Myung sebelum pergi agar jangan mati.

Moo Myung berjalan lebih dulu, tiba-tiba Jenderal dari belakang mengeluarkan pedang dan mengoreskan pada lengan Moo Myung. Moo Myung binggung apa maksudnya itu dengan memegang lenganya yang terluka.
“Ini adalah satu alwan satu. Kondisi lain tetap sama. Anggap ini sebagai suatu perhatianku padamu.” Ucap Jenderal sambil memakaikan perban pada lengan Moo Myung. 

Pangeran Chang sudah duduk disingasana, Moo Myung akhirnya masuk dengan Hwarang dan semua rakyat yang sudah berkumpul. Pangeran Chang langsung menuruni tangga dan mengeluarkan pedangnya, Putri Sook terlihat sangat marah pada jenderal.
“Tuan Putri, ini perang. Apa yang terjadi dengan Silla tergantung pada hasilnya. Termasuk kau, Putri.” Tegas Jenderal. Putri Sook hanya bisa diam saja.  Ah Ro menatap Moo Myung dengan wajah khawatir
“Aku tidak tahu kenapa wanita itu tetap menatap mataku.”komentar Pangeran Chang melihat ke arah Ah Ro.
“Melihatmu mengulur waktu dengan hal tidak masuk akal, kau pasti takut.”ejek Moo Myung tak kenal takut.
“Sepertinya kau punya masalah membawa pedang.” Ucap Pangeran Chang melihat lengan Moo Myung yang terluka.
Moo Myung membalas kalau Pangeran Chang itu  cukup tertarik dengannya. Pangeran Chang menegaskan dirinya adalah Putra Mahkota Buyeo Selatan.

“Hari ini, aku berencana untuk menghadapi Raja Silla, Jinheung, dalam pertarungan pedang. Pertarungan ini salah satu bentuk kita saling menghormati. Tergantung hasilnya, selanjutnya hubungan kedua negara akan menjadi berbeda. Tidak peduli dengan hasilnya, akau akan menerima hasilnya. Di masa depan, aku tidak akan keberatan atas kejadian ini. Ini, didepan komandan Baekje dan Hwarang Silla. Aku bersumpah.” Ucap Pangeran Chang. 

Pertarungan di mulai dengan saling memberikan hormat, Pangeran Chang bisa memberikan dua luka di lengan dan Kaki Moo Myung saat baru mulai pertandingan. Moo Myung sempat berlutut menahan rasa sakit. Pangeran Chang langsung mengejek Moo Myung yang sudah lelah.
“Jika kau ke medan perang dengan kemampuan seperti itu, kau tidak akan bertahan dalam 15 menit dan akan mati.” Ejek Pangeran Chang
“Gerakannya cepat dan tepat, aku tidak bisa menghindarinya.” Gumam Moo Myung
“Kali ini akan sedikit sakit.” Kata Pangeran Chang semakin mengejek. Lengan kiri Moo Myung terkena pedang kembali.
“Dia bermain-main denganku. Jika dia berfikir untuk menggores dan membuatku lelah, dia berencana untuk menusukku. Saat ini, aku tidak akan bisa bertahan 2 putaran.” Gumam Moo Myung.
Pangeran Chang makin mengejek kalau seharusnya Moo Myung melarikan diri, tapi menurutnya dirinya itu bersenang-senang.  Moo Myung merasa kalau terlihat hanya bermain-main, jadi ini tidak menyenangkan. Pangeran Chang berpikir mereka bisa mengakhirinya. Moo Myung pikir itu  Kedengaran bagus denga mengangkat tanganya.
“Jika kau menginginkan tanganku, akan aku berikan. Tapi kali ini, aku juga akan memotongmu. Satu langkah lebih cepat! Satu, dua, sekarang!” gumam Moo Myung melihat pergerakan Pangeran Chang.
Saat itu juga Moo Myung bisa memberikan luka dibagian lengan Pangeran Chang. Keduanya mulai berkelahi dan Moo Myung bisa membuat Pangeran Chang terkena goresan pedangan dan jatuh tertendang. Jenderal yang melihatnya ingin melindungi dengan mengeluarkan pedangnya. Putri Sook langsung menahanya.
“Jendera. Bukankah ini pertarungan yang adil dimana banyak yang dipertaruhkan Silla dan Buyeo Selatan? Apa kau akan menentang perintah Putra Mahkota?” kata Putri Sook
Keduanya akhirnya berdiri, Moo Myung mengajak mereka untuk mengubah  peraturannya dengan melepaskan pedangnya. Pangeran Chang pikir kali  ini menyenangkan. Keduanya pun berkelahi dengan tangan kosong. Ah Ro yang melihat perlahian tak bisa menahan rasa sedihnya. Moo Myung akhirnya tergeletak dengan mendapatkan pukulan di wajahnya.
“Apa kau tidak takut mati?Bagaimana dengan ini?” ucap Pangeran Chang yang sudah duduk diatas tubuh Moo Myung sambil mencekiknya.
Bersambung ke part 2

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar