Raja
Chang memberitahu kalau 15 menit belum
berlalu lalu berpikir kalau diriya terlalu awal dan Raja Silla yang telah
menyia-nyiakan 1/2 dari 15 menit. Ah Ro dan rakyat lainya sudah siap akan di
bunuh, tangan Maek Jong mengepal terkena darah ingin melangkah maju, tiba-tiba
terdengar suara Moo Myung.
“Aku.....
Raja Silla!” ucap Moo Myung percaya diri tak ingin melihat Ah Ro mati didepan
matanya. Ah Ro kaget karena Moo Myung mau mengaku sebagai Raja Silla.
“Apa kau
sungguh Raja Silla? Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” ucap Raja Chang tak
yakin
“Orang
yang membuatku melangkah maju adalah kau. Jika kau tidak akan mempercayaiku, maka
kau seharusnya tidak mencariku.” Tegas Moo Myung, Raja Chang melihat Moo Myung itu sangat
berani.
Semua
akhirnya kembali ke dalam penjara, So Joo yang melihat Moo Myung pergi berpikir
mereka tidak bisa membiarkannya begitu saja karena Moo Myung mungkin bisa mati.
Ban Ryu terlihat sangsi kalau Moo Myung itu adalah Raja. Soo Joo mengaku
percaya dan heran karena Ban Ryu malah tak mempercayainya.
“Anggap
saja dia Raja. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuknya? Entah dia ataupun kita
tidak bisa melakukan apa-apa.” Kata Ban Ryu sini
“Setidaknya
kita harus menghancurkan pintunya dan bertarung bersama!” tegas Soo Joo berani
“Hwarang
dikirim untuk mencegah perang di Selatan Buyeo. Apakah ini yang ingin kau
dengarkan? Kau ingin menjadi penyebab terjadinya perang?!” balas Ban Ryu
melotot marah. Soo Hoo pikir tak ada yang baik mereka melakukan hal ini.
Sementara
Maek Jong duduk diam mengingat saat Moo Myung dengan berani mengaku sebagai
Raja Silla.
Moo Myung
bertemu dengan Raja Chang diruangnya. Raja Chang merasa menang atau kalah dalam
perang adalah keberuntungan. Menurutnya Jika Moo Myung beruntung, maka menang.
Jika tidak beruntung, maka akan kalah.
“Tapi
sekarang, karena aku sedang beruntung, seseorang yang merupakan rakyat Silla
memberikanku emas dalam jumlah banyak dan mengatakan padaku bahwa raja ada
diantara para Hwarang. Meskipun aku tidak tahu dia sungguhan akan maju, apa
mungkin ini karena gadis itu? Apda Gadis cantik diantara para tahanan?” ucap
Raja Chang curiga
“Aku
tidak tahu apa yang kau bicarakan.” Komentar Moo Myung tak ingin identitasnya
diketahui
“Entah
apapun alasannya itu, lupakan. Tidak masalah bagiku kau raja atau bukan. Dan Entah
kau raja atau bukan, aku akan menghabisimu. Selain itu Juga, aku akan membuatmu
berlutut dikakiku untuk meminta menyelamatkanmu.” Komentar Raja Chang
“Jika kau
Putra Mahkota, akan sangat bagus jika kau bertingkah seperti itu. Menangkap
delegasi tanpa pasukan sebagai sandera, kau bilang akan mengambil alih Silla, yang
mengatakan itu adalah Putra Mahkota? Raja Buyeo Selatan.Jadi, ayahmu juga tidak
akan mengatakan, "Kerja bagus."”kata Moo Myung
“Apa yang
kau tahu tentang Yang Mulia sampai kau bicara seperti itu?” balas Raja Chang
“Aku akan
memberimu kesempatan. Kesempatan untuk menyelamatkan wajah dari raja masa depan
Buyeo Selatan.” Balas Moo Myung. Raja Chang bertanya Siapa yang memberi
kesempatan?
“Kau
pasti sudah mendengarnya, tapi tidak ada seorangpun di Silla yang tahu
bagaimana wajah Raja. Jika Ibu Ratu mengatakan aku bukan Raja, maka ini sudah
berakhir. Kau mungkin akan berakhir sebagai orang rendahan yang dibantai oleh
utusan bersenjata, yang mendampingi Putri. Jadi, aku akan memberimu kesempatan.
Kesempatan yang adil dan kesempatan untuk Raja Silla dan Putra Mahkota Buyoe Selatan
untuk saling berhadapan.” Tegas Moo Myung
“Aku
tumbuh ditengah-tengah perang sengit.cTidak sepertimu, aku tidak hidup dengan
bersembunyi.”Tegas Raja Chang.
“Siapa
yang hidupnya lebih hebat, kita akan mengetahui saat kita mengukurnya.” Balas
Moo Myung
Putri
Sook teringat kembali saat Moo Myung berani mengaku dirinya sebagai Raja Silla, merasa kalau kalau Moo Myung
bukan sebagai kakaknya.
“Tetap
saja, melihatnya rela maju dalam situasi yang bisa membahayakan hidupnya,
bukankah dia Yang Mulia?” pikir pengawalnya.
“Apa Dia
mengorbankan hidupnya? Tapi, kenapa aku merasa bukan dia?” komentar Putri Sook
Ah Ro
duduk diam seperti sangat sedih, Seorang wanita memberitahu Ah Ro kalau ia
adalah istri dari pria yang dipenggal
sebelumnya dan Semua orang takut karena mereka pikir selanjutnya giliran
mereka. Ah Ro tahu mereka itu adalah rakyat Silla, Kenapa datang jauh-jauh ke
Buyeo Selatan.
“Untuk
orang sepertiku, apakah bedanya bangsa untukku? Makan dan bertahan lebih
menakutkan.” Ucap salah seorang pria
“Jangan
terlalu khawatir, karena semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Ah Ro
menenangkanya.
“Jika aku
kehilangan semangat seperti ini, bahkan jika kita punya kesempatan, kita tidak
akan bisa kembali.” Kata Pria lainya. Ah Ro meminta agar mereka bisabertahanlah.
“ Apa
maksudmu baik-baik saja? Raja yang tidak diketahui wajahnya dan kita semua
diambang kematian! Bisakah raja tanpa pasukan dan senjata menyelamatkan kita?”
komentar Pria tak yakin
“Orang
yang maju sebagai Raja tadi adalah seseorang yang sangat aku kenal. Dia tidak akan
membiarkan kita semua mati.” Balas Ah Ro mebela
Si pria
meminta Ah Ro untuk bisa melakukan janji kalau mereka mati maka Ah Ro juga akan
mati. Ah Ro terdiam mengatakan kalau ia percaya pada Moo Myung. Si Pria tetap
ingin mengetahui apakah Ah Ro berani berjanji. Ah Ro berjanji, akan tetap
bersama dengan mereka.
Raja
Chang seperti tak percaya bisa punya kesempatan untuk mengalahkan Raja Silla.
Moo Myung pikir jika Raja Chang berdebat dengannya satu lawan satu, orang-orang
akan mengatakan bahwa dirinya adalah Putra Mahkota terlalu mudah dengan Raja
Silla jadi lebih baik Ambil semua langkah untuk memastikan kemenangan Raja
Chang maka ia akan menerimanya.
“Apa kau
merendahkanku?” ucap Rja Chang. Moo
Myung pikir bisa aja berpikir seperti itu.
“Apa kau
menganggap dirimu sebagai Raja? Dengan kata lain, aku penasaran raja seperti
apa yang tidak pernah menjadi raja.Pikirkanlah sendiri..” Komentar Raja Chang
“Bahkan
jika hanya ada 1 binatang tinggal di hutan sendirian, akankah dia lupa siapa
dirinya?” balas Moo Myung
“Jika aku
menang, Putri tidak bisa kembali. Para Hwarang yang datang denganmu bersama
dengan rakyat, aku akan memenggal kepala mereka dan mengirimkan kepalanya ke
Silla. Mari jangan membuatnya rumit dan buat keputusan dengan pedang. Peraturannya
terserah aku.” Ucap Raja Chang
Moo Myung
langsung setuju, Raja Chang memanggil Jenderal agar mengantar Moo Myung sebagai
raja Silla. Moo Myung akan keluar, Raja Chang menghentikanya berpikir kalau Sebelum
pergi, mengajak agar basa uji keberuntungannya dengan melempar dadu.
Raja
Chang berhasil memperlihatkan angka 5 dan 6, Moo Myung pun dengan satu tangan
mengambil dua dadu dan memjatuhkanya diatas meja. Raja Chang sedikit kaget
melihatnya.
Moo
Myung melihat sebuah ruangan didepanya, lalu bertanya pada jenderal,
apakah ini tempat dimana rakya Silla di
penjara. Jendral membenarkan dan akan menyiapkan lokas yang lain. Moo Myung
merasa tempat yang akan ditempatinya tak nyaman jadi akan datang ke tempat yang
sebelumnya
“Ya, aku
Raja. Sampai kita keluar dari sini.” Akui Moo Myung
“Lalu
maksudmu kau bukanlah Raja?” ucap Ban Ryu
“Aku akan
mengatakan aku raja atau bukan, jika kita bisa keluar dari sini dengan keadaan
hidup. Kita harus hidup untuk memiliki raja, dan kau juga harus mengangkat
kepalamu.” Ucap Moo Myung
So Ho
ingin mengunakan bahasa formal tapi seperti tak biasa, akhirnya memutukan
dengan mengunakan bahasa yang biasanya, lalu bertanya apa yang akan dilakukan.
Moo Myung memberitahu kalau ia akan bertarung dengan Putra Mahkota Chang.
Maek Jong
duduk diam lalu berkomentar kalau Moo Myung itu sangat nekat, karena Raja Chang
itu dilatih dengan perang merasa kalau dalam pikirannya membunuh orang adalah
lelucon.
“Aku akan
menang, karena punya sesuatu untuk dilindungi.” Tegas Moo Myung, Maek Jong
berpikir kalau sedang membahas tentang Ah Ro. Moo Myung membenarkan.
“Dan Juga,
orang-orang yang lahir di negara yang salah, kelaparan, dan ketakutan. Maksmudmu,
"rakyat."” Tegas Moo Myung, Keduanya pun saling menatap.
Ratu
terlihat panik memastikan kalau yang didengarnya memang sebuah kebenaran, Pa Oh
memberitahu kalau sudah dipastikan pelayan Gakgan pergi ke Buyeo Selatan dengan
vas emas. Ratu tahu kalau Putra Gakgan
juga di dalam delegasi.
“Dia
bukanlah putranya. Dia adalah putra baptisnya.” Kata Pengawal
“Yang
Mulia, Putra Mahkota... Tolong selamatkan Putra Mahkota.” Ucap Pa Oh memohon
pada ratu. Ratu Ji So hanya diam saja.
“Anggota
dari dewan kerajaan.... Panggil Mereka.” Perintah Ratu Ji So seperti menyimpan
sebuah rencananya.'
Wi Hwa
menerima berita dari Kyung Kong kalau Hwarang akan mati. Wi Hwa seperti masih
tak mengerti maksud dari mati itu. Kyung
Kong mengatakan kalau Tidak akan ada perdamaian dan Juga, Hwarang tidak akan
bisa kembali.
“Sepertinya
Putra Mahkota Buyeo Selatan mendapat petunjuk bahwa Raja ada diantara Hwarang. Mungkin
dari Park Yeong Sil.” Ucap Kyung Kong
“Apa kau
mengatakan akan ada perang?” tanya Wi Hwa
“Dewan
kerajaan tidak akan bergerak karena Park Yeong Sil juga tidak bergerak.” Ucao
Kyung Kong
Wi Hwa
memikirka yang harus dilakukankanya, Kyung Kong pikir sebagai Poon Wal Joo
(Kepala Hwarang) memiliki jawabannya.
Semua
pejabat berkumpul. Ratu heran karena tidak
melihat Gakgan (Park Yeong Sil) di sini. Saat satu anak buahnya memberitahu
kalau Tuan Park sudah masuk istan tapi
karena memiliki penyakit usus yang membuatnya muntah dan diare jadi
kembali pulang dan sedang menjalani
perawatan.
“Dia
mengatakan sesuatu terjadi pada utusan Hwarang yang dikirim untuk membuat
perdamaian. Tapi, akankah hal seperti itu terjadi? Sepertinya dia salah.” Ucap
Pendukung Tuan Park yang lainya.
“Ini
informasi yang baik. Jika kita tidak cepat membawa pasukan, keselatamatan dari
Putri dan Hwarang... “ ucap Kim Seob langsung disela dengan yang lainya.
“Apa kau
berfikir dengan benar? Jika kita mengirim pasukan dengan situasi seperti itu,
itu tidak mungkin terjadi dan akan menyebabkan masalah, Silla memiliki tanggung
jawab besar yang harus di tanggung.” Balas anak buah Tuan Park lainya.
“Putraku
tidak dalam bahaya, benarkan?” gumam Ratu Ji So memikirkanya.
“Saat ini
kita mencari kedamaian, mengerahkan pasukan sangatlah mustahil. Tidak ada
pembenaran untuk itu.” Komentar yang lain.
“Sampai
saat ini, kau ingin pergi berperang. Sekarang, karena kita tidak punya
pembenaran, apa kita tidak bisa mengerahkan pasukan? Apa ini sama dengan negara
yang anda pimpin? Apa anda tidak peduli dengan keamanan Silla?” tegas Ratu Ji
So menahan amarahnya, semua hanya bisa diam.
Tuan Park
duduk bersama dengan para pendukungnya, Salah satu anak buahnya bertanya apakah
Tuan Park membuat kesepakatan dengan Putra Mahkota Chang.
“Semuanya
berubah dengan mudah dari yang aku duga. Menangkap musuh dengan menggunakan
musuh. Sepertinya itu akan selesai dengan sendirinya.” Komentar Tuan Park
“Apa kau
mengatakan Sam Maek Jong sungguh diantara para Hwarang sebagai utusan?” tanya
yang lainya.
“Benar
sekali... Tapi jika bukan dia, kita akan membuatnya seperti itu.” Kata Tuan
Park
Wi Hwa
terlihat gelisah teringat kembali saat Kyung Kook mengatakan “Tidak akan ada
perdamaian. Dan Juga, Hwarang tidak akan bisa kembali. Sepertinya Putra Mahkota
Buyeo Selatan mendapat informasi bahwa Raja berada di antara Hwarang. Poon Wal
Joo (Kepala Hwarang) memiliki jawabannya.”
Mengingat
semuanya membuat Wi Hwa yang mengumpat marah pada Kyung Kook.
Pangeran
Chang meilihat dadu angka kembar 6, merasa Seperti yang diduga, dirinya sangat
beruntung iatu bisa bertemu dengannya. Menurutnya dirinya memilki firasat tak ada yang tahu apa yang akan terjadi
dengan Moo Myung
“Apa kau
berencana untuk membunuhnya?” tanya Jendral
“Bukahkah
yang dia katakan benar? Saat semua orang tahu dia adalah Raja, membunuhnya
setelah memperlakukannya seperti raja adalah tindakanku yang benar. Dia yang
membuat Raja Silla menyerah, Putra Mahkota Buyeo Selatan. Jika Silla bisa
berada ditanganku seperti itu. Di masa depan, dominasi tiga kerajaan akan mudah
berada ditanganku. Aku rasa aku bisa memberikan hadiah besar untuk ulang tahun
Raja. Jenderal, bagaimana menurutmu?” kata Pangeran Chang
“Jika
terjadi sesuatu pada Putra Mahkota, aku juga akan mati.” Jenderal
“Sepertinya
kau sudah terlalu tua, aku Chang. Aku Putra Mahkota Buyeo Selatan. Yang tumbuh
di medang perang sebagai taman bermainku.” Kata Pangeran Chang yakin.
Salah
seorang teman Ban Ryu masuk ruangan meminta semua mendengar yang dikatanya
dengan wajah panik, semua seperti tak begitu peduli. Teman Ban Ryu mendengar
kalau Hwarang tidak akan bisa kembali. Semua langsung kaget termasuk dengan Yeo
Wool dan Han Sung.
“Apa yang
kau bicarakan? Apa maksudmu mereka tidak bisa kembali?” tanya teman Ban Ryu
dengan wajah panik
“Saat
ini, mereka ditahan oleh Putra Mahkota Buyeo Selatan. Mereka semua akan mati!”
kata teman Ban Ryu panik tak mengerti yang harus mereka lakukan.
Wi Rang
menanyakan pada asistentnya Apa menurut pendapatnya Hwarang cukup kuat untuk
mengubah Silla. Assitant itu seperti kalau ini bukan seperti Wai Rang yang
bertanya seperti itu. Wi Rang mengaku kalau tiba-tiba memikirkanya.
“Jika
seekor burung yang meninggalkan sarangnya terbang ke langit, akan butuh
beberapa hari. Setelah mengirim mereka keluar ke dunia,akankah mereka sungguh
bisa terbang? Aku memikirkan hal itu.” Ucap Wi Rang
“Poon Wol
Joo, awalnya aku tidak suka tempat ini. Aku juga tidak mengakui kemampuan
mengajarmu. Tapi saat ini, aku tahu anak-anak itu akan menjadi berbeda dari
sebelumnya. Mereka bukan lagi anak yang tinggal di dunia orang dewasa. Mereka
membentuk penilaian mereka sendiri, mereka adalah anak yang memutuskan hidup
seperti apa yang akan mereka jalani.” Kata asistantnya.
Wi Rang
tersenyum mendengarnya, Asistantnya
bertanya apakah Wi Rang berencana menciptakan
kegemparan yang lainnya. Wi Rang mengaku bukan itu lalu mengucapkan terima
kasih pada Bu Jae.
Moo Myung
sudah merapihkan pakaianya. Soo Ho yang khawatir merasa kalau Ini adalah kontes
yang konyol jadi lebih baik menyerahlah sekarang. Moo Myung merasa kalau Daripada tidak melakukan apapun lebih baik
harus mencoba melakukan sesuatu. Dan juga dengan sangat yakin aklau tidak akan kalah.
Jenderal
datang menjemputnya bertanya apakah sudah siap,
Moo Myung menganguk saat itu. Maek Jong hanya diam saja berpesan pada
Moo Myung sebelum pergi agar jangan mati.
Moo Myung
berjalan lebih dulu, tiba-tiba Jenderal dari belakang mengeluarkan pedang dan
mengoreskan pada lengan Moo Myung. Moo Myung binggung apa maksudnya itu dengan
memegang lenganya yang terluka.
“Ini
adalah satu alwan satu. Kondisi lain tetap sama. Anggap ini sebagai suatu
perhatianku padamu.” Ucap Jenderal sambil memakaikan perban pada lengan Moo
Myung.
Pangeran
Chang sudah duduk disingasana, Moo Myung akhirnya masuk dengan Hwarang dan
semua rakyat yang sudah berkumpul. Pangeran Chang langsung menuruni tangga dan
mengeluarkan pedangnya, Putri Sook terlihat sangat marah pada jenderal.
“Tuan
Putri, ini perang. Apa yang terjadi dengan Silla tergantung pada hasilnya.
Termasuk kau, Putri.” Tegas Jenderal. Putri Sook hanya bisa diam saja. Ah Ro menatap Moo Myung dengan wajah khawatir
“Aku
tidak tahu kenapa wanita itu tetap menatap mataku.”komentar Pangeran Chang
melihat ke arah Ah Ro.
“Melihatmu
mengulur waktu dengan hal tidak masuk akal, kau pasti takut.”ejek Moo Myung tak
kenal takut.
“Sepertinya
kau punya masalah membawa pedang.” Ucap Pangeran Chang melihat lengan Moo Myung
yang terluka.
Moo Myung
membalas kalau Pangeran Chang itu cukup
tertarik dengannya. Pangeran Chang menegaskan dirinya adalah Putra Mahkota Buyeo
Selatan.
“Hari
ini, aku berencana untuk menghadapi Raja Silla, Jinheung, dalam pertarungan
pedang. Pertarungan ini salah satu bentuk kita saling menghormati. Tergantung
hasilnya, selanjutnya hubungan kedua negara akan menjadi berbeda. Tidak peduli
dengan hasilnya, akau akan menerima hasilnya. Di masa depan, aku tidak akan
keberatan atas kejadian ini. Ini, didepan komandan Baekje dan Hwarang Silla. Aku
bersumpah.” Ucap Pangeran Chang.
Pertarungan
di mulai dengan saling memberikan hormat, Pangeran Chang bisa memberikan dua
luka di lengan dan Kaki Moo Myung saat baru mulai pertandingan. Moo Myung
sempat berlutut menahan rasa sakit. Pangeran Chang langsung mengejek Moo Myung
yang sudah lelah.
“Jika kau
ke medan perang dengan kemampuan seperti itu, kau tidak akan bertahan dalam 15
menit dan akan mati.” Ejek Pangeran Chang
“Gerakannya
cepat dan tepat, aku tidak bisa menghindarinya.” Gumam Moo Myung
“Kali ini
akan sedikit sakit.” Kata Pangeran Chang semakin mengejek. Lengan kiri Moo
Myung terkena pedang kembali.
“Dia
bermain-main denganku. Jika dia berfikir untuk menggores dan membuatku lelah,
dia berencana untuk menusukku. Saat ini, aku tidak akan bisa bertahan 2
putaran.” Gumam Moo Myung.
Pangeran
Chang makin mengejek kalau seharusnya Moo Myung melarikan diri, tapi menurutnya
dirinya itu bersenang-senang. Moo Myung
merasa kalau terlihat hanya bermain-main, jadi ini tidak menyenangkan. Pangeran
Chang berpikir mereka bisa mengakhirinya. Moo Myung pikir itu Kedengaran bagus denga mengangkat tanganya.
“Jika kau
menginginkan tanganku, akan aku berikan. Tapi kali ini, aku juga akan
memotongmu. Satu langkah lebih cepat! Satu, dua, sekarang!” gumam Moo Myung
melihat pergerakan Pangeran Chang.
Saat itu
juga Moo Myung bisa memberikan luka dibagian lengan Pangeran Chang. Keduanya
mulai berkelahi dan Moo Myung bisa membuat Pangeran Chang terkena goresan
pedangan dan jatuh tertendang. Jenderal yang melihatnya ingin melindungi dengan
mengeluarkan pedangnya. Putri Sook langsung menahanya.
“Jendera.
Bukankah ini pertarungan yang adil dimana banyak yang dipertaruhkan Silla dan
Buyeo Selatan? Apa kau akan menentang perintah Putra Mahkota?” kata Putri Sook
Keduanya
akhirnya berdiri, Moo Myung mengajak mereka untuk mengubah peraturannya dengan melepaskan pedangnya.
Pangeran Chang pikir kali ini
menyenangkan. Keduanya pun berkelahi dengan tangan kosong. Ah Ro yang melihat
perlahian tak bisa menahan rasa sedihnya. Moo Myung akhirnya tergeletak dengan
mendapatkan pukulan di wajahnya.
“Apa kau
tidak takut mati?Bagaimana dengan ini?” ucap Pangeran Chang yang sudah duduk
diatas tubuh Moo Myung sambil mencekiknya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar