PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
berlatih timpani sendiri, saat itu ponselnya berdering terlihat nama "Tuan
Buta Nada" wajahnya sedikit tersenyum saat mengangkatnya. Jang Yoon
bertanya Apa tidurnya nyenyak. Yi Young membenarkan dan itu semua karena Jang
Yoon.
“Apa kau
tahu? Aku tertidur dalam lima menit saat kita bertelepon.” Ucao Yi Young
bahagia.
“Aku
senang mendengarnya. Kalau begitu, bagaimana menurutmu? Haruskah aku
meneleponmu mulai malam ini?” kata Jang Yoon
“Ya,
tentu saja. Silakan.” Ucap Yi Young dengan hati senang, Jang Yoon mengaku punya
beberapa syarat. Yi Young ingin tahu apa itu syaratnya.
“Harganya
10 dolar per telepon. Kau akan membayarku di muka setiap pekan. Kita akan
membuat kesepakatan jika kontraknya dihentikan. Tapi meski kontraknya dihentikan,
aku tidak bisa mengembalikan bayaran yang kuterima sebelumnya. Apa Kau tidak
keberatan dengan syarat ini?” ucap Jang Yoon.
“Kesepakatan
saat menghentikan kontrak?!! Tentu, jika itu yang kamu inginkan, maka aku harus
menurut.” Kata Yi Young walaupun terlihat gugup.
“Aku
tidak akan membawa lari uangmu, jadi, jangan khawatir. Aku akan meneleponmu
pukul 23.50.” ucap Jang Yoon lalu menutup telpnya.
“Tapi Kenapa
aku merasa seperti orang lemah? Apa masalahnya? Aku bisa tidur dengan tenang
sekarang. Aku harus berlatih bagaikan sedang bersiap perang. Ini pertempuran
individual.” Ucap Yi Young berbicara sendiri lalu pamanya menelp
Yi Young
memegang buket binga dengan senyuman manis, pamanya menyuruh agar Yi Young bisa
memegang dengan erat. Yi Young layaknya seorang model bisa memberikan senyuman
didepan kamera, Pamanya terlihat senang memuji Yi Young pandai berpose.
“Omong-omong,
kalian berdua sama saja... Soo Young dan kau. Kau tidak pernah menelepon
dahulu. Dasar menyebalkan.” Keluh Bibi Yi Young
“Berhentilah
mengomelinya. Dia bersedia menjadi model gratis. Kita harus bersyukur dia ada
di sini. Benarkan?” ucap Paman Yi Young, istrinya pikir tak perlu. Suaminya
meminta agar istrinya tak berkata konyol.
“Kita
memberi makan dan membesarkan mereka. Haruskah aku meminta mereka membayarku
untuk itu?” ucap Bibi Yi Young sinis
“Bibi
marah lagi, kan? Baiklah, aku akan lebih sering datang.” Ucap Yi Young memeluk
bibinya, Bibi Yi Young mengeluh Yi Young itu pandai berkata-kata.
Yi Young
masuk ke kamar dan duduk di meja belajar dan melihat foto dengan sepupunya,
lalu berpikir lusuhnya penampilan mereka berdua. Ia melihat foto dengan paman
dan bibinya seperti keluarg, lalu membuka bagian belakang bingkai foto.
“Aku
dibesarkan oleh pamanku. Orang tua kandungku meninggal saat usiaku lima tahun.”
Gumam Yi Young sambil melihat foto ayah dan ibunya yang masih disimpan
dibelakang bingkai.
“Yi Young,
sujebi-nya makin lembek... Makanlah sebelum makin lembek.” Teriak Bibi Yi Young. Yi Young mengerti menutup kembali
bingkai foto.
Yi Young
mulai makan dengan pamanya, Soo Young sang anak keluar baru bangun tidur.
Ibunya mengeluh sang anak Meski sedang tidak bertugas, dan seorang dokter tidur
sampai siang, Soo Young tak peduli mengambil gelas dan minum didapur.
“Pastikan
air ilermu tidak masuk ke makananmu.”
Ejek sang ibu sambil memukul anaknya.
“Aduh Sakit.
Apa dokter tidak boleh tidur lama? Dokter juga manusia, mengerti?” ucap Soo
Young membela diri.
“Kami
bekerja keras mendidikmu, tapi kamu selalu membantah.” Keluh Sang ibu dan akhirnya
Soo Young duduk sambil minum kopi.
“Ahh.. Benar
juga, Soo Young. Pastikan kau luang akhir pekan ini. Jika kau juga tidak datang
kali ini, Ibu akan menghapusmu dari kartu keluarga kita.” Ucap Bibi Yi Young
“Apa ini
kencan buta lagi?” tanya Yi Young , Soo Young pikir seperti itu tapi menurutnya
tak ada gunanya.
“Dia
gagal di setiap kencan buta.” Keluh Bibi Yi Young, Soo Young membela diri kalau
itu Karena mirip dengan Ibunya.
“Coba Lihat
dirimu.” Ucap Ibu Soo Young kesal akhirnya memukul dengan sendok. Soo Young
mengeluh karena kepalanya sakit. Soo Young pun menatap Yi Young dan keduanya
hanya bisa tertawa.
“Aku
menjadi pemain perkusi berkat pamanku” gumam Yi Young menatap sang paman yang
duduk didepanya.
Flash Back
Yi Young
yang masih kecil diajak pergi oleh pamanya, terlihat ada banyak pemain drumben
berjalan sambil memainkan alat musik, seperti parade. Yi Young langsun menatap
drum-drum besar yang dipukul oleh pemain musik.
“Saat aku
SD, dia mengajakku ke parade penyelamatan laut. Genderang itu membuatku
terpesona. Apa Kau bertanya kenapa aku memilih drum ini alih-alih piano atau
biola? Aku menikmati suara yang mereka hasilkan.”
Yi Youn
mulai mencoba bermain dengan paman yang memegang tanganya saat memegang stick.
“Tapi mungkin
itu karena tangan pamanku. Itu mirip dengan tangan ayahku. Ukurannya besar dan
hangat. Untuk pamanku tercinta, aku akan berlatih hingga akhir.”
Di atas
meja terlihat papan nama "Presdir, Ko Min Joong" dan melihat contoh
poster dengan wajah Joo Wan dengan style yang beda. Ia lalu mengeluh kalau
poster itu terlalu berlebihan dan Sek-nya itu Seharusnya bisa mempertahankan desain biasanya.
“Asosiasi
pendukung akan membenci ini.” Ucap Tuan Ko kesal, tapi Sek Pikir Para penonton lebih menyukai hal yang tidak
biasa belakangan ini.
“Tapi Aku
akan membujuk Pak Dirut.” Ucap Sek seperti ketakuta melihat wajah Tuan Ko yang
sinis.
“Lagu
tema apa ini? Bukankah kita memilih Tchaikovsky?” ucap Tuan Ko, Sek memberitahu
kalau Dia memilih Simfoni Mahler nomor dua.
“Siapa?
Nam Joo Wan? Bukankah Direktur Utama berhak memutuskan hal ini?” ucap Tuan Ko
“Kita
setuju melakukan ars nova selama satu musim. Para penggemar sudah menanti. “
kata Sek
“Kita
setuju memainkan musik Mahler tahun depan. Anggaran kita tidak cukup untuk itu.
Kau lebih tahu kesukaan Pak Dirut daripada aku.
Apa kamu berniat menyusahkanku? Cetak ulang sampulnya, bicara dengan
Maestro Nam, dan ganti lagu temanya.” Ucap Tuan Ko
Si wanita
ngomel sendiri keluar ruangan, karena Tuan Ko itu hanya tahu asosiasi pendukung
dan Pak Dirut dan menurutnya Sekalian saja dia menjilat kaki Pak Dirut bahkan tidak berani bicara tentang sponsor.
“Apa Maestro
Nam ada di ruangannya?” tanya wanita pada Sek Joo Wan. Sek Joo Wan binggung
tapi si wanita sudah lebih dulu membuka pintu.
“Aku baru
mau bilang dia sudah pergi.” ucap Sek Joo Wan dengan wajah gugup
“Ada
banyak hal yang harus kubahas dengannya. Dia pergi ke mana? Kenapa kau masih
belum tahu keberadaannya? Temukan dia sekarang juga dan kabari aku.” Ucap Si
wanita marah, Sek Joo Wan hanya diam saja. Si wanita makin marah menyuruh agar
segera mengerjakan.
Jang Yoon
sedang berjalan di depan toilet mendengar suara musik orkestra, lalu melihat
nama "Yang Soo Jung" pada ponsel yang tertinggal di toilet. Akhirnya
ia menemui seseorang didalam mobil berpikir kalau itu miliknya dan meninggalkannya.
“Itu
disengaja...Aku mendapat banyak telepon.” Ucap Joo Wan akhirnya mengucapkan
terimakasih.
“Tunggu...
Tentang ponsel ini... Namaku tidak tertulis di sini, dan aku lupa
meninggalkannya di toilet.” Ucap Joo Wan heran.
“Sebenarnya,
aku melihat penampilanmu saat kamu di Asia Philharmonic. Nada dering itu
"Unaccompanied Cello Suites" oleh Bach. Di antara para tamu makan
malam kami malam ini, aku hanya bisa memikirkan satu orang yang akan menggunakannya.”
Ucap Jang Yoon lalu pamit pergi.
Yi Young
berdiri didepan restoran daging panggang hanya bisa menelan air liurnya karena
Kelihatannya enak sekali dan merasa kelaparan, lalu melihat uangnya yang tak
cukup. Tiba-tiba Jang Yoon datang bertanya apakah ingin makan itu. Yi Young
kaget karena Jang Yoon tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.
“Saat
mendekat, akan lebih baik jika kau membuat suara.” Keluh Yi Young akhirnya berjalan pergi.
“Kau
selalu berdiri di sana. Jika aku ingin bertemu denganmu, Yi Young, aku akan
datang ke sini.” Ucap Jang Yoon.
“Yang
benar saja. Kapan lagi aku berdiri di depan...” ucap Yi Young lalu teringat
saat mabuk dan menangis karena Jae Hyung yang tak memberikanya daging.
“Urus
urusanmu sendiri dan pergilah... Tapi Tunggu. Bagaimana kau tahu namaku?” ucap
Yi Young. heran.
“Kau
menulisnya di sana. Kau menggunakan spidol dan menulisnya cukup besar seperti
siswa SD.” Ucap Jang Yoon mengejek
“Jangan
tertawa... Omong-omong, kenapa kau bicara santai denganku? Itu menyebalkan.”
Ucap Yi Young sinis sambil menutupi tempat sticknya.
“Kau juga
bicara santai denganku. Apa Kau tidak ingat?” ucap Jang Yoon. Yi Young bertanya
kapan itu.
Yi Young
mengingat saat mabuk menghadang Jang Yoon dengan mengunakan bahasa banmal. Jang
Yoon mengingat yang dikatakan Yi Young padanya. Yi Young memegang kaki Jang
Yoon lalu merengek agar bisa tidur denganya.
“Cukup...
Baiklah. Aku mengerti... Jadi, hentikanlah.” Ucap Yi Young merasa malu
mengingatnya.
“Apa
rencanamu malam ini?” tanya Jang Yoon, Yi
Young mengeluh Jang Yoon harus mengatakan hal itu.
“Jika kau
senggang, kita bisa pergi bersama.” Ucap Jang Yoon. Yi Young pikir tak ada
gunanya melakukan itu
“Aku
tidak bergaul dengan orang asing.”tegas Yi Young, Jang Yoon mengejek Yi Young
yang tidak keberatan tidur dengan orang asing.
Yi Young
panik menoleh ke kanan dan kiri takut ada orang yang mendengarnya dan meminta
agar berhenti membahasnya. Ia menjelaskan kalau kesulitan tidur Jadi, berpikir
akan menyenangkan jika ada seseorang yang membantunya tertidur, lalu bergegas
pergi.
“Astaga,
kau tidak boleh pergi begitu saja. Kau harus membayar pekerjaan paruh waktuku.”
Ucap Jang Yoon. Yi Young mengeluh mendengarnya.
“Astaga,
ingatanmu sungguh buruk. Aku sudah bilang soal gajiku. Kau seharusnya membayarku
sepekan sekali di muka. Ayolah.” Ucap Jang Yoon.
“Ini Akan
kuberikan sisanya lain kali. Apa Sudah puas sekarang?” kata Yi Young memberikan
uang sisa didompetnya.
“Sayang
sekali. Aku berencana membelikanmu daging dengan uang yang kau bayarkan.” Ucap
Jang Yoon melihat Yi Young berhenti melangkah.
“Ada apa
denganmu? Apa kau suka menggoda orang?” keluh Yi Young kesal. Jang Yoon pun
mempersilahkan Yi Young bisa berpikir
sesukanya.
“Tapi aku
bisa melihat kau sangat lapar. Jadi Berhentilah menolak. Tetanggamu bersedia
mentraktirmu makan. Ayo.” Kata Jang Yoon akhirnya menarik Yi Young pergi, Yi
Young meminta agar Jang Yoon melepaskan tanganya.
“Aku
tidak akan makan denganmu. Apa Kau pikir aku akan makan apa yang kau belikan
untukku?” ucap Yi Young sinis.
Yi Young
membungkus daging dengan sayur lalu melahap dengan wajah bahagia. Jang Yoon
mengejek kalau Yi Young tidak akan makan apa yang dibelikan untukmu. Yi Young
malah berpikir Jang Yoon akan mengingkari janjimu setelah ia selesai makan.
“Apa aku
terlihat seperti orang yang akan melakukan itu?” ucap Jang Yoon. Yi Young pikir
mereka tidak bisa menilai buku dari sampulnya.
“Tapi
kalau dipikir-pikir, ini sangat lucu. Kita hanya bertemu beberapa kali, tapi
kita makan daging bersama.” Ucap Yi Young bahagia.
“Dilihat
dari pemukulmu, kau pasti seorang pemain perkusi. Kamu bermain untuk orkestra
mana?” ucap Jang Yoon.
“Shinyoung
Philharmonic.” Jawab Yi Young, Jang Yoon menganguk mengerti.
“Aku
ingin bermain untuk mereka. Tapi aku masih menganggur. Aku ditolak tiap kali
mengikuti audisi. Aku ditolak 17 kali selama tiga tahun terakhir. Aku gagal di
audisi kemarin untuk Shinyoung Philharmonic.” Cerita Yi Young sedih.
“17 kali
bukan apa-apa. Orang yang mencari pekerjaan saat ini tampaknya melamar
setidaknya 100 pekerjaan.” kata Jang Yoon. Yi Young pikir benar juga.
“Aku juga
berpikir begitu. Aku berlari menuju mimpiku. Jadi, ini bukan apa-apa. Tapi harus
kuakui, cukup menyedihkan saat kita sudah berusaha sangat keras, tapi tidak mendapatkan
hasil yang positif.” Ucap Yi Young
“Astaga,
aku sangat lelah karena selalu gugup tiap kali mengikuti audisi. Aku tidak akan
membuat kesalahan buruk jika tidak terlalu gugup. Kau setuju, bukan?” kata Yi
Young
“Aku tahu
cara untuk membantumu bersantai. Apa kau ingin tahu?” ucap Jang Yoon.
“Aku
sudah mencoba semuanya di internet. Tapi tidak ada yang berhasil untukku.”
Cerita Yi Young
“Aku belajar
ini dari seorang pianis yang bermain piano di Inggris Tampaknya itu rahasia
kerajaan yang telah diwariskan sejak Qin Shi Huang menguasai Dinasti Qin.”
Cerita Jang Yoon. Yi Young terlihat binggung
dari Qin Shi Huang.
“Kau
harus menulis "Manusia" dalam bahasa Mandarin tiga kali.” Ucap Jang
Yoon menuliskan ditelapak tangan Yi Young lalu meniup telapak tanganya.
“Apa itu
tadi?” keluh Yi Young. Jang Yoon menjelaskan kalau Itu yang harus dilakukan.
“Apa kau
serius?” ucap Yi Young tak percaya, Jang Yoon menyakinkan, Yi Young pun mengikutinya seperti sedang
menghirup sesuatu dari tanganya.
“Bagaimana
perasaanmu?” tanya Jang Yoon lalu tertawa bahagia melihat Yi Young yang
mempercayainya.
“Itu jelas
bohong. Sulit kupercaya kau memercayainya.” Ejek Jang Yoon, Yi Young langsung
mengumpat kesal.
“Kau
benar-benar berandal. Kau punya kebiasaan menggoda orang.” Keluh Yi Young kesal
“Kenapa?
Kau akan pergi?” ucap Jang Yoon melihat Yi Young melepaskan celemek.
“Aku kenyang,
jadi, aku harus pergi. Jangan lupa meneleponku nanti. Jika kau menghantuiku
setelah mengambil uangku, kau tahu yang akan terjadi, kan? Aku akan mengejarmu
ke ujung dunia untuk mendapatkan uangku kembali.” ucap Yi Young mengancam lalu
melangkah pergi.
Yi Young
sampai di rumah mempersiapkan Lilin beraroma. Pelembap udara, lalu Tirai dan
Alarm. Saat itu terlihat nama “Tuan Buta Nada" Ia pun bahagia melihat nama
Jang Yoon, lalu memuji alau selalu menelepon tepat waktu bahkan tidak terlambat
sedetik pun.
“Tentu
saja. Ini pekerjaanku.Aku bahkan dibayar di muka.” Ucap Jang Yoon dengan
menatap ke arah jendela.
“Apa yang
akan kau nyanyikan untukku malam ini?” tanya Yi Young. Jang Yooon pikir Jika
ada saran, maka akan menyanyikannya.
“Jika
tidak, aku akan menyanyikan apa pun yang ingin kunyanyikan.” Ucap Jang Yoon. Yi
Young pikir Jang Yoon nyanyi apa pun yang diinginkan.
“Kalau
begitu, malam ini aku akan menyanyikan lagu "This Song" dari 2AM.”
Ucap Jang Yoon. Yi Young pun sengaja menekan loudspeaker lalu berbaring di
tempat tidur.
Jang Yoon
langsung menyanyi dengan nada flase, Yi Young tersenyum mendengar suara Jang
Yoon mengaku terkesan dengan suaranya. Jang Yoon terus menyanyi dengan percaya
diri walaupun sangat tak enak didengar.
“Aku
penasaran apa pekerjaannya. Dia bersikap seperti pria arogan yang kaya...
Tidak, tunggu... Kenapa pria kaya mendaftar pekerjaan paruh waktu yang hanya membayarnya
70 dolar per pekan? Apa itu berarti dia pengangguran?” gumam Yi Young
penasaran.
“Astaga....
Aku harus tidur. Ada apa denganku? Aku sangat penasaran tentang pria ini.” Ucap
Yi Young dan akhirnya Jang Yoon pun menyelesaikan tugasnya.
Jang Yoon
menuliskan nama Yi Young "Insomnia" lalu membuka sebuah kotak, ada
sebuah jas dan juga pisau. Ia melihat sebuah foto Yi Young dengan seorang pria
berjas, ditanganya terlihat sebuah cincin memeluk bahu Yi Young.
Saat
kejadian, tangan yang sama seperti yang pada korban yang terbunuh. Sepertinya
Jang Yoon berpikir kalau semua berhubungan dengan Yi Young.
Wanita itu
masuk ke dalam sebuah hotel, banyak baju yang berserakan dilantai. Joo Wan
terlihat tertidur dengan posisi tengkurap. Si wanta membuka tirai lalu
memberikan baju lalu meminta agar Joo Wan segera bangun.
“Jika kau
tidak bangun dalam tiga detik, aku akan menarik selimut dari tempat tidur. Aku
sungguh tidak peduli.” Ucap si wanita.
“Astaga,
kumohon!” keluh Joo Wan kesal membuka matanya sedikit, Si wanita mengingatkan
audisi hari ini.
“Kita
hanya mengadakan audisi karena kamu terus bersikeras. Ganti pakaianmu dan
keluarlah sebelum aku memotretmu dan mengunggahnya di situs kita.” Ucap Si
wanita bisa melihat Joo Wan tak memakai pakaian.
“Astaga,
ada apa denganmu? Kau membuatku takut.” Kata Joo Won malah membalikan badanya.
Si wanita
akhirnya menelp Sek Joo Wan kalau Maestro Nam akan terlambat 10 menit dan meminta
para kandidat menunggu.
Joo Wan
pergi dengan wajah masih mengantuk berjalan dilorong, lalu mendengar suara dari
ruang "Ruang Latihan" lalu mendengar alunan musik yang sangat nikmat.
Sek datang melihat Joo Wan ingin memberitahu sesuatu, Joo Won memberi kode agar
diam dan terus menikmati seorang pria yang memainkan piano diruang latihan.
Sementara
Yi Young sedang melatih anak-anak memukul druam dengan mengangkat pemukul
mereka. Saat itu ponselnya berdering dan
bertanya-tanya Siapa yang meneleponnya, lalu melihat nama "Maestro
Nam" wajahnya terlihat kaget.
“Apa yang
kau lakukan sekarang?” tanya Joo Wan, Yi Young menjawab sedang mengajar.
“Begitukah?
Telepon aku setelah kau mengajar. Mari menyantap sesuatu yang manis.” Ucap Joo
Wan. Yi Young binggung apa maksudnya
"Sesuatu yang manis.
Keduanya
makan es krim dibangku taman, Joo Wan memberitah kalau minum kemarin, jadi ingin
hidangan manis sejak pagi ini dan bertanya apakah mencium bau alkohol darinya.
Yi Young mengaku tidak. Joo Wan pun bertanya Pelajaran apa itu.
“Aku
mengajar kelas untuk anak-anak tiga hari per pekan. Tidak ada murid SMA.” Ucap
Yi Young. Joo Wan menganguk mengerti.
“Aku
sudah memutuskan lagu pertama untuk konser inaugurasiku.” Ucap Yi Young. Joo
Wan binggung Lagu pertama untuk konser inaugurasinya. "Symphonie Fantastique"
oleh Berlioz. Datanglah ke ruang latihan besok pukul 10.00. Bersiaplah untuk
bekerja keras. Aku tidak sabar bekerja denganmu.” Ucap Joo Wan lalu melangkah
pergi.
Yi Young
bingung lalu mengingat lagu"Symphonie Fantastique" oleh Berlioz.. dan
itu dua set timpani. Lalu berteriak bahagia karena akhirnya bisa diterima oleh
orkestra. Ia menelp Soo Young dengan wajah bahagi memberitahu kalau sudah diterima.
“Aku
lolos audisi! Konduktor menyuruhku datang latihan besok.” Ucap Yi Young
bahagia.
“Aku
berpikir untuk mengirimmu ke kencan butaku. Selamat. Aku akan mentraktirmu
makan iga akhir pekan ini!” kata Soo Young
“Baik.
Tepati janjimu! Aku akan menelepon Paman dan Bibi. Baiklah... Aku akan makan
barbeku dan lolos audisi.” Kata Yi Young lalu menari bahagia dan kaget karena
Joo Wan kembali datang.
Joo Wan
langsung bertanya berapa usia Yi Young sekarang, Joo Woon menahan malu menjawab
Usianya 27 tahun. Joo Won pikir tak maslah dan meminta agar meluangkan waktu
sekarang, Yi Young terlihat bingung.
Di sebuah
toko perhiasan, Yi Young terlihat bingung. Joo Wan mengaku Memilih perhiasan adalah
hal tersulit baginya. Pegawai pikir Akan
lebih mudah jikatahu kelompok usianya dan ingin tahu berapa usia penerima
hadiahnya.
“Penerimanya
berusia 27 tahun.” Ucap Joo Wan. Pegawai mencoba mencari kalung yang cocok.
“Apa dia
mengencani gadis seumuranku?”gumam Yi Young binggung. Pegawai akhirnya
memperlihatkan pilihan kalung.
“Mana
yang kau sukai di antara kedua ini?” tanya Joo Wan. Yi Young kaget Joo Wan
bertanya kepadanya.
“Secara
pribadi, aku suka yang di sebelah kiri.” Kata Yi Young, Joo Wan pun langsung
memilih sebelah kanan.
Pegawai
dan Yi Young hanya bisa melonggo binggung, Joo Wan seolah tak peduli dan
menyuruh Yi Young agar memilih satu. Yi Young makin bingung karena sikap Joo
Wan yang membingungkan.
Joo Wan
akhirnya mengantar Yi Young pulang dan mengucapkan Terima kasih atas bantuannya
hari ini. Yi Young pikir Tidak masalah dan sama sekali tidak sulit lalu
mengucapan Terima kasih atas hadiahnya.
“Jangan
berterima kasih. Aku merasa canggung saat orang berterima kasih.” Ucap Joo Wan.
“Tunggu,
Pak... Boleh aku bertanya? Begini... Aku penasaran kenapa kau memilihku. Aku
bahkan membuat kesalahan besar itu.” Ucap Yi Young bingung
“Aku
membutuhkanmu. Penampilanmu hari itu bagus. Aku menyukainya karena aku bisa
merasakan keputusasaanmu. Kau juga seperti itu saat masih bersekolah. Lakukan
yang terbaik.” Kata Joo Wan. Yi Young bisa tersenyum dan mengucapkan
terimakasih dengan wajah bahagia.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar