PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Chan Sung
masuk ke dalam kamar kaget melihat ketua didalam kamarnya. Ketua hanya
tersenyum karena tenyata Chan Sung Memang
benar memiliki kemampuan untuk melihat hantu. Chan Sung mengaku melihat di
berita bahwa ketua sudah meninggal.
“Maaf tak
bisa mengunjungimu.” Ucap Chan Sung, Ketua mengaku ingin melihat lukisan ini untuk kali terakhir
sebelum pergi.
“Apa
harimau ada di dalam lukisan?” tanya Ketua. Chan Sung memberitahu Harimau itu menghabiskan waktu yang nyaman di
hotelnya dulu, dan akhirnya pergi ke Alam Baka.
“Kau
bilang Hotel?” tanya ketua bingung. Chan Sung memberitahu Hanya hantu seperti
Ketua yang dapat mengunjungi hotel itu.
“Kau
sedang bekerja di hotel yang sangat menarik. Aku juga ingin pergi ke sana.”
Ucap ketua tertarik
“Kau bisa
pergi ke sana Kau akan dapat melihatnya dengan sangat baik.” Ucap Chan Sung
terlihat penuh semangat.
Chan Sung
sudah menganti pakaian dengan jas, Sanchez bertanya apakah Chan Sung akan
pergi, Chan Sung dengan senyuman sumringah memberitahu akan pergi ke hotel.
Sanchez pikir kalau Cahn Sung yang tak bisa pergi ke sana lagi.
“Aku
menemukan cara.” Ucap Chan Sung lalu mengajak ketua untuk pergi. ketua
dibelakang Chan Sung pun mengikutinya tanpa terlihat oleh kedua temanya.
“Chan
Sung memiliki banyak kebanggaan. Aku ingin tahu apa dia pergi ke sana untuk
berpegangan padanya.” Ucap Sanchez. Mi Ra pikir Ini Benar-benar kejutan
“Kau juga
sangat aneh. Kenapa kau tak menghentikannya? Kau datang jauh-jauh ke sini
karena Chan Sung. Bahkan Kau terus mengganggu kencan mereka. Kenapa kau diam
saja?” ucap Sanchez heran.
“Aku
hanya memutuskan untuk menyerah. Aku ingin membuat Chan Sung kembali kepadaku, tapi
sepertinya aku harus menyerah setiap kali bertemu Jang Man Wool.” Ucap Mi Ra
“Kenapa? Apa
Karena dia kaya Atau karena dia cantik?” ejek Sanchez.
“Uangku
juga banyak, dan aku juga cantik. Tapi aku punya perasaan tak sebanding dengannya.
Aku ingin tahu apa yang salah denganku. Apa aku berhutang sesuatu kepadanya dari
kehidupanku sebelumnya?” kata Mi Ra
“Itu
mungkin. Kau berhutang banyak dalam kehidupan ini juga.” Kata Sanchez meminta
bayaran.
“Aku akan
membayar kembali semuanya. Dan juga, aku mengadakan reuni alumni di
restoranmu.” Ucap Mi Ra lalu masuk ke rumah karenaharus memeriksa obrolan grup.
“Aku juga
anggota grup obrolan itu, dan aku yang mengumpulkan semua orang. Tapi Kenapa
dia bertingkah seolah melakukan semua pekerjaan?” komentar Sanchez
Man Wool
akhirnya kembali ke hotel. Nyonya Choi
bertanya apakah Man Wool dari suatu tempat. Man Wool membenarkan lalu bertanya
Di mana semua barangnya dan mengeluh karena Mereka belum datang. Nyonya Choi
memberitahu kalau Hyun Joong dan Yoo Na bertemu hantu dalam perjalanan.
“Mereka
ingin membawa ke sini sebagai tamu.” Ucap Nyonya Choi. Man Wool pikir sudah
menduganya kalau Mereka teralihkan.
“Hyun
Joong pasti tahu itu dari Manager Koo. Sesudah
apa yang terjadi pada tamu di Kamar 13, dia tak pernah bisa acuh tak acuh pada
arwah yang bergentayangan.” Jelas Nyonya Choi, Man Wool pikir benar.
Flash Back
Man Wool
mengingat Chan Sung datang dengan hantu yang dibawa dari toilet umum. Hantu wanita yang
menyeramkan bertanya apakah ingin tisu toilet merah atau tisu toilet biru. Chan
Sung masih tampak takut mencoba untuk menghindar.
“Astaga,
sudah berapa lama kau bilang ini?” keluh Chan Sung lalu mengajak hantu masuk
hotel agar beristirahat.
Setelah
itu Chan Sung membawa hantu remaja mengaku kalau Hantu berdiri di dekat
penyeberangan. Man Wool hanya diam saja, akhirnya Chan Sung menariknya pergi ke
lantai atas.
Chan Sung
berjalan sambil menyanyi lagu “Bayi Hiu...” dan mengendong seorang bayi
dipunggungnya. Man Wool ta bisa menahan tawa melihat tingkah Chan Sung yang
imut. Chan Sung memperingatkan Man Wool agar Jangan tertawa.
“Lagu ini
membantuku membawanya ke sini.” Tegas Chan Sung lalu kembali menyanyi dan
mengajak hantu anak kecil masuk. Man Wool pun hanya bisa menahan tawa.
“Dia
seorang pengecut dengan hati yang rapuh.” Komentar Man Wool lalu melihat pintu
lift terbuka.
Man Wool
kaget melihat Chan Sung benar-benar datang ke hotelnya, Chan Sung memberitahu Mendiang
ketua datang ke rumahnya jadi membawanya ke hotel. Ketua mengetahui dari Chan
Sung kalau mulai bekerja untuk sebuah
hotel yang jauh lebih hebat dari miliknya.
“Jadi,
aku berniat berkunjung... Tempat ini luar biasa.” Komentar Ketua melihat lobby
yang luas.
“Kau di
sini sebagai tamu, jadi kami akan melakukan yang terbaik untuk membuatmu merasa
nyaman.” Ucap Man Wool menyapa dengan senyuman ramah
“Biarkan
aku membawamu ke kamarmu. Silakan lewat sini.” Ucap Nyonya Choi akhirnya datang
akan mengantar ketua.
“Koo Chan
Sung... Kau benar-benar mempermainkannya dengan cerdas. Apa Kau membujuknya
untuk menemukan hotel dan mengikutinya ke sini?” ucap Man Wool marah
“Aku
memang mengikutinya. Tapi itu tak terjadi sehingga aku bisa datang ke sini. Aku
bertemu dengannya karena alasan lain.” Akui Chan Sung
“Alasan
apa?” tanya Man Wool, saat itu ketua memanggil Chan Sung menyuruh agar mengHubungi
sekretarisnya untuk selesaikan berbagai hal terkait lukisan itu.
“Mereka
berencana membuat aula peringatan untukku. Mereka akan membeli lukisan itu.”
Ucap Ketua. Chan Sung menganguk mengerti.
Man Wool
kaget bertanya Lukisan apa yang dimaksud. Chan Sung memberitahu Lukisan Gunung Baekdu yang disingkirkan karena
berpikir itu terus menghalanginya. Man
Wool tak bisa terima karena Chan Sungtak bisa menjualnya bahkan untuk
seperempat dari harga yang diinginkanya.
“Aku
hanya tak menjualnya, karena harga itu akan semakin tinggi saat Ketua meninggal.”
Ucap Chan Sung
“Seharusnya
kau memberitahuku! Maka, aku tak akan...” ucap Man Wool yang langsung disela
oleh Chan Sung.
“Kau tak
akan bisa menyingkirkannya. Terima kasih atas pesangonnya.” Ucap Chan Sun
menyindir.
“Kau
pencuri.” Komenar Man Wool. Chan Sung menegaskan kalau tak mencuri.
“Aku tak
mengira kau akan meninggalkan lukisan itu maupun aku.” Kata Chan Sung. Man Wool
mengajak agar bagi uangnya. Chan Sung menolaknya.
“Dasar
pencuri serakah dari Harvard! Baiklah, beri aku seperempat dari harga.” Ucap
Man Wool. Chan Sung tetap menolak.
“Aku tak
menjualnya kecuali aku mendapatkan harga penuh. Kau tak tahu seberapa mahal itu
saat kau memberikannya kepadaku. Kau pasti bangkrut, Kau minum anggur beras.”
Ejek Chan Sung, Man Wool berteriak marah menyuruh Chan Sung agar keluar dari
hotelnya.
“Aku akan
menjual lukisan itu dan membawa uang tunai. Uang adalah cara terbaik untuk
mendapatkan dia.” Keluh Chan Sung berjalan keluar dari gedung.
Saat itu
Chan Sung melihat sosok pria berdiri didepan hotel lalu mengucapkan “Selamat
datang.” Menyambutnya dengan ramah. Si dewa masuk bertanya apakah boleh
masuk. Chan Sung pun mempersilahkan agar
masuk saja.
“Manusia
yang ramah... Terima kasih.” Ucap Si dewa lalu berjalan masuk, Chan Sung
binggung melihat ada jejak air dilantai dan saat itu melewati tubuhnya, badanya
langsung basah kuyup.
Dewa
akhirnya masuk ke lobby, beberapa pegawai melonggo binggung dan saat itu Nyonya
Choi pun binggung melihat dewa yang masuk dengan air yan masuk ke hotel.
Sementara
Man Wool mengajak Ketua mengobrol di ruangan, membahas Konglomerat pasti
memiliki dana rahasia yang tak diketahui siapa pun. Menurutnya Karena mereka
kaya raya, jadi mereka sering punya uang sehingga lupa beri tahu orang-orang sebelum
meninggal.
“Mungkin
ada di rekening bank Swiss, sebuah akun rahasia di Pulau Virginia, atau mungkin
bahkan hanya sebuah brankas yang diisi dengan uang dimakamkan di ladang bunga matahari
atau semacamnya. Apa Kau punya?” tanya Man Wool berharap banyak.
“Entahlah...”
kata Ketua. Man Wol meminta agar Ketua agar
Pikirkan baik-baik lalu melotot kaget meliha teh yang luber di
cangkirnya.
Nyonya
Choi masuk ruangan memberitahu Man Wool kalau mereka dalam masalah karena Sesuatu
yang seharusnya tak ada di dalam hotel ada sekarang dan Hotel ini dibanjiri
air. Man Wool binggung melihat banyak air dalam lobby dan semua pegawai sedang
mengepel lantai.
“Itu
terjadi saat aku masuk. Dia bukan roh manusia. Dia adalah Penunggu yang
menyamar di tubuh seorang pemuda.” Ucap Nyonya Choi
“Penunggu?
Aku tahu apa itu, tapi Bagaimana bisa masuk ke sini?.” Kata Man Wool mengingat
dewa yang ditemu sebelumnya.
“Area ini
dikendalikan oleh Ma Go. Dewa-dewa lain tak bisa masuk tanpa izin.” Kata Nyonya
Choi
“ Mungkin
seseorang membiarkannya masuk... “ kata Man Wool melihat Chan Sung masuk
ruangan dengan basah kuyup.
Chan Sung
bertemu dengan Man Wool mengaku berpikir itu hanya tamu biasa dan ingin tahu
siapa itu. Man Wool memberitahu kalau pria itu adalah Penunggu Sumur di desa ini. Chan Sung tak
mengerti maksudnya Penunggu, lalu
memastikan maksudnya itu seperti Penunggu Gunung dalam cerita rakyat Kapak
Emas.
“Benar.
Dia adalah Penunggu Sumur. Bagaimana bisa kau membiarkan dia masuk?” ucap Man
Wool mengomel
“Aku tak
tahu. Aku belum pernah melihat seperti itu, bagaimana aku bisa tahu dia bukan
hantu biasa?” ucap Man Wool
“Itu
semua karena hotel baru saja pindah dan karena Hyun Joong tak ada. Ini semua
salahmu!” ucap Man Wool marah
“Ya,
anggap saja semuanya salahku. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kusuruh
saja dia keluar?” balas Chan Sung
“Kau tak
bisa mengusir dia. Kita tak bisa menyuruhnya keluar karena kita yang
mengizinkannya masuk. Kita tak punya pilihan selain melayaninya.” Ucap Man Wool
“Kenapa
Penunggu meninggalkan sumurnya dan datang jauh-jauh ke sini?” tanya Chan Sung
“Pasti ada
sesuatu yang mengganggunya. Dan Pasti akan ada bencana di luar sana, karena tak
ada Penunggunya.” Jelas Man Wool
Pemilik
anggur beras berbicara pada pegawai agar Bekerjalah dengan rajin karena akan
mulai sibuk mulai bulan depan. Semua menjawab mengerti, Pemilik memberitahu
kalau Hari ini, di luar cukup panas.
Tiba-tiba pegawai masuk dengan wajah panik.
“Tuan, keran
airnya tak berfungsi.” Ucap pegawai panik. Mereka semua bergegas untuk melihat
didalam pabrik.
“Kenapa
air tak keluar?” ucap pemilik binggung tak melihat air yang keluar dari selang.
Akhirnya
beberapa pegawai pergi ke sumur dan memberitahu kalau Sumurnya kering. Mereka
panik dengan yang terjadi karena sumur semuanya kering.
Semua
pegawai masih berusaha mengeringkan lantai. Tuan Kim memberitahu kalau Sumur
adalah sumber air utama daerah tersebut, jadi jika mengering, begitu juga
anggur beras. Man Wool mengeluh Kenapa mereka dibanjiri air yang seharusnya
digunakan untuk membuat anggur berasnya.
“Dindingku
yang dicat indah akan basah dan itu Akan meninggalkan bekas di dindingku Bahkan
mungkin berjamur.” Ucap Man Wool kesal
“Nyonya
Choi sedang memeriksa untuk melihat kamar apa yang dia tinggali.” Kata Tuan
Kim.
“Kita tak
bisa mengusirnya, tapi mungkin kita bisa meyakinkan dia untuk keluar.” Ucap Man
Wool
“Aku akan
pergi dan berbicara dengannya saat kita tahu di mana dia berada.” Ucap Chan
Sung yakin
“Apa kau
tahu seberapa menakutkannya dewa jika marah? Waktu itu pun, kami bahkan harus
memberikan pengorbanan manusia untuk menenangkan mereka.” Kata Man Wool
“Mungkin dewa
tak meminta, tapi orang-orang melakukannya karena ketakutan.” Kata Chan Sung
“Manager
Koo, kenapa kau kembali ke sini? Apa kau tak bertemu Ma Go?” tanya Tuan Kim
Saat itu
Nyonya Choi datang memberitahu kalau sudah menemukannya, kalau Dewa tinggal di
kamar ujung lorong di lantai delapan. Man Wool menyuruh agar menyiapkan minuman
dan makanan untuk membuat suasana hatinya bagus.
“Dia bilang,
dia tak membutuhkan apa-apa kecuali satu. Dia ingin Manager Koo naik ke
kamarnya.” Ucap Nyonya Choi
“Kenapa
dia menginginkan Koo Chan Sung? Aku pemiliknya, jadi Aku akan naik.” Kata Man
Wool marah
“Tidak,
dia menginginkan manusia.” ucap Nyonya Choi. Tuan Kim pikir aklau Dewa
benar-benar mengharapkan pengorbanan manusia.
Man Wool
sudah pergi lebih dulu dengan wajah penuh amarah, Chan Sung menahanya bertanya
mau kemana. Man Wool mengatakan Untuk menangkap manusia. Chan Sung binggung apa
maksudnya.
“Dia
mungkin marah karena manusia di kota ini. Aku akan menangkap mereka, mengirim
mereka, dan membuat mereka meminta maaf.” Ucap Man Wool
“Itu
terlalu berbahaya.” Kata Chan Sung, Man Wool mengaku tak peduli karean tak akan
mengirim Chan Sung ke sana.
“Aku
membuka pintu untuknya. Dia mengucapkan terima kasih. Jadi Aku yakin dia tak
bermaksud jahat. Aku akan menemuinya” ucap Chan Sung menyakinkan Man Wool
Hyun
Joong dan Yoo Na masih menunggu di hutan,
Yoo Na mengaku penasaran jadi akan bertanya. Hyun Joong pikir biasanya
orang bertanya, "Bolehkah aku bertanya?" Yoo Na tak peduli ingin
tahu Siapa wanita tua yang mereka lihat
di rumah sakit.
“Kau
mengenalnya, kan?” ucap Yoo Na. Hyun Joong mengakui kalau wanita itu adalah
adiknya.
“Apa?
Adikmu? Wanita tua itu?” kata Yoo Na tak percaya. Hyun Joong tahu adiknya itu
mungkin sudah tua, tapi menurutnya dia masih adik menggemaskan yang memanggilnya
"Orabeoni"
“Dia
bilang "Orabeoni"? Lalu Siapa namanya?” tanya Yoo Na. Hyun Joong
memberitahu namanya Hyun Mi.
“Adik Ji
Hyun Joong, Ji Hyun Mi.” Kata Hyun Joong, Yoo Na mengingat namanya dan berpikir
harus mengunjunginya
“Lalu aku
bertanya apa dia ingat "Orabeoni".” Ucap Yoo Na penuh semangat.
“Kau Tak
boleh melakukanya, Jangan pernah. Jangan mengunjunginya. Aku sungguh-sungguh.” Tegas
Hyun Joong.
“Hei, apa
menurutmu aku akan bilang sesuatu yang buruk pada adikmu? Aku menyukaimu.” Ucap
Yoo Na tiba-tiba tak bisa menahan perasannya.
Hyun
Joong kaget dan hanya bisa tersenyum, Yoo Na langsung menutup wajahnya karena
malu. Ia akhirnya marah karena
mengatakan di gunung yang penuh hantu ini lalu berlari karena malu. Hyun Joong
menyuruh berhati-hati dan Yoo Na langsung terjatuh.
“Apa kau
baik-baik saja?” ucap Hyun Joong menolong. Yoo Na akan bangun lalu tak sengaja
melihat sesuatu dan itu baju yang sama dipakai oleh hantu.
“Aku
menemukannya.” Ucap Yoo Na. Hyun Joo pikir kalau hantu tak sendirian. Akhirnya mereka
melihat banyak hantu yang ada dibelakang hantu pria.
Chan Sung
akan masuk dengan kabut tebal yang ada dalam hotel. Man Wool menahanya berpikir Jika Chan Sung
ingin terlihat berani tapi sebenarnya inginmenghentikannya dan akan
menghentikan sekali ini. Ia meminta agar Chan Seong, jangan masuk ke dalam jadi
meminta agar Kembalilah.
“Aku terlihat
sedikit keren sekarang saat kau mencoba menghentikanku.” Komentar Chan Sung
“Lupakan.
Kau penakut, Kau tak bisa terlihat keren. Jadi Kabur saja. Aku membantumu dan
membiarkanmu pergi. Kenapa kau kembali?” ucap Man Wool
“Kau
memberiku waktumu lagi... Itu 1, 2, 3... Tiga detik.” Ucap Chan Sung mengingat
saat menelp sebelumnya.
Flash Back
Chan Sung
berkata “Jika kau memintaku untuk kembali, maka aku bisa segera ke sana.” Tapi Man
Wool hanya diam malah menyuruh agar menutup pintu hotel.
“Untuk
sesaat, kau ingin aku kembali. Kali ini, selama tiga detik penuh. Bagaimana aku
tak bisa datang?” ucap Chan Sung tersenyum bahagia setelah menghitung tiga
detik.
“Jangan
tersenyum... Kau membuatku marah.”ucap Man Wool marah. Chan Sung yakin kalau
Man Wool bukan marah tapi khawatir.
“Jangan
khawatir. Dalam pengalamanku, para dewa menyukaiku.” Ucap Man Wool yakin
“Itu
pasti karena hatiku rapuh.” Keluh Man Wool, Tapi akhirnya Chan Sung berjalan
masuk.
Man Wool
melewati kabut yang semakin tebal lalu masuk ke dalam ruangan, pintu langsung
tertutup. Man Wool panik mencoba mengejarnya dan mengedor pintu memanggil Chan
Sung tapi Chan Sung tak bisa keluar lagi.
Chan Sung
seperti pindah ke masa lalu dengan hitam putih, banyak orang yang mengelilingi
orang melalui sumur. Ia pun mendekat
bertanya apakah Dewa sumur ada didalam. Dewa membenarkan dan mengaku sangat
gembira karena Chan Sung yang sudah membiarkannya masuk
“Maaf,
tapi tempat ini bukan untukmu. Mohon kembali ke tempatmu.” Ucap Chan Sun
“Aku tak
ingin kembali.” kata dewa sumur. Chan Sung ingin tahu apa yang membuatnya
marah.
“Jika kau
katakan, aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelesaikannya.” Ucap Chan Sung.
Dewa terus mengulang kalau tak ingin kembali.
“Aku
kabur dari sana... Aku takut... Aku takut ditinggalkan. Aku tak pernah kering dan
memberi orang-orang air bersih. Tak peduli berapa banyak yang mereka ambil, aku
akan penuh lagi.” Ucap Dewa sumur.
“Aku
memberi mereka air untuk membuat alkohol dan membiarkan mereka menghasilkan
uang.” Ungkap Dewa sumur.
Pemilik
pabrik berdoa didepan sumur meminta agar membiarkan bisnis anggur beras mereka
menjadi sukses.
“Namun,
aku tak bisa lagi mengisi sebanyak air yang mereka inginkan. Aku terus kering. Sebelum
aku benar-benar kering dan ditinggalkan seperti kolam kosong, maka aku
melarikan diri. Aku memilih untuk meninggalkan mereka terlebih dahulu sementara
mereka masih bisa merindukanku.” Cerita Dewa sumur
Saat itu Dewa
sumur keluar dan akhirnya suasana berubah, Chan Sung pun berusaha tenang dengan
lantai yang penuh air. Dewa ingin tahu
Seperti apa rasanya berada di dasar rohnya yang buruk. Chan Sung mengaku
sedih, dewa pun langsung bergumam.
“Aku
menyesal berada di tempat di mana aku tak diterima. Tapi, aku tak punya tempat
tujuan lain. Tolong bantu aku. Aku seorang Dewa rendahan, tapi aku akan
membalas budi atas bantuan.” Gumam Dewa Sumur memberikan botol minumnya. Chan
Sung mengambilnya.
“Karena
kau sudah melihat ketakutanku, aku akan menunjukkan milikmu. Ini akan
membantumu selesaikan masalahmu.” Ucap Dewa sumur.
Chan Sung
menutup matanya dan melihat Man Wool dengan Ma Go berpakaian hitam. Man Wool
dan Chan Sung sama-sama menangis. Saat membuka mata Chan Sung melihat ada bulan
yang keluar dan cahaya terang.
Chan Sung
bisa melihat bulan, tapi saat itu terdengar suara Man Wool yang memanggilnya
memastikan kalau baik-baik saja. Chan
Sung menjawab kalau baik-baik saja dan mengaku sudah menemukan cara. Man Wool
didepan sumur bisa bernafas lega karena Chan Sung baik-baik saja.
Dihutan
terlihat sudah banyak polisi berkumpul dan di pasang police line, anjing
pelacak pun mulai mengendus. Salah satu pria memegang sesuatu yang ada di TKP.
Salah seorang petugas berteriak memanggil Ketua Tim Park kalau menemukan yang lain,
“Kalian Minggir.”
Ucap Detektif Park dan melihat ada kain yang terkubur di dalam hutan.
Seorang
pria menonton berita di layar ponselnya “Hari ini, lima mayat yang dikubur secara rahasia ditemukan
di sebuah bukit. Polisi percaya mungkin ada lebih banyak mayat yang dikuburkan,
dan sedang melanjutkan pencarian mereka. Menurut polisi, mereka percaya itu
akan membawa...”
Seorang
pria memberikan kunci mobil pada Valley, lalu melihat berita yang ada di ponsel
“.. untuk mengidentifikasi
mayat-mayat, dan itu akan memakan waktu lebih dari seminggu untuk menemukan
penyebab kematian.”
“Ada
pembunuhan berantai. Mereka menemukan lima mayat.” Ucap petugas Valley. Si pria
pun mengeluh kasihan.
“Tunggu
sebentar... Bagaimana mereka mengetahuinya?” komentar si pria bingung seperti
sebagai pelakunya.
Nyonya Choi
dan Tuan Kim hanya bisa melonggo didepan hotel, Yoo Na dan Hyun Joong akhirnya
datang. Yoo Na memberitahu kalau membawa beberapa tamu. Nyonya Choi tak percaya
kalau mereka membawa lima tamu hantu sekaligus.
Sanchez
melayani Mi Ra dkk yang mengadakan reuni di restoranya. Saaitu seorang pria
masuk, Mi Ra langsung menyapa Ji Won, si pria pelaku pembunuhan. Sanchez kaget
melihat Ji Won, dengan tatapan panik. Ji Won menyapa semua temannya yang sudah
lama tak bertemu.
“Bagaimana
dia tahu soal tempat ini?” tanya Sanchez panik, Mi Ra mengaku yang menghubunginya karena dia tak ada dalam
daftar undangan.
“Ji Won,
duduklah di sini. Senang bertemu denganmu.” Kata Mi Ra. Ji Won pun menyapa Sanchez
yang sudah lama tak bertemu.
“Aku tak
tahu kau akan datang.” Ucap Sanchez. Ji Won mengaku seseorang yang ingin ditemui.
“Aku
dengar, Chan Sung juga kembali ke Korea.” Ucap Ji Won. Sanchez terlihat makin
panik.
“Ya, dia
kembali... Aku tak tahu kau dan Chan Sung dekat.” Ucap Mi Ra. Ji Won mengaku
mereka dekat.
“Dia pria
yang cerdas, yang pandai dalam segala hal. Apa dia masih sama? Aku ingin
melihatnya.” Ucap Ji Won. Sanchez hanya bisa terdiam.
Di sebuah
rumah kaca, Chan Sung memberitahu Seorang
Direktur yang cukup dekat dengannya menyuruh untuk membuat mata air kecil di
vila milik direktur itu. Man Wool ikut mengantar Chan Sung.
“Kau akan
tenang di sini.” Ucap Chan Sung lalu melempar botol dan saat itu keluar seperti
air mancur lalu kembali tenang.
“Anggur
beras di desa itu akan terasa berbeda sekarang.” Komentar Man Wool sedih
“Mereka
akan menemukan sumber air yang berbeda. Bahkan jika rasa air berubah, tak
banyak yang akan menyadarinya selama label tak berubah.” Kata Chan Sung
“Anggur
beras mereka sangat enak. Menyedihkan berpikir aku tak akan pernah bisa
mencicipinya lagi.” Ucap Man Wool.Chan Sung memberitahu kalau Dewa itu juga
merasa sedih.
“Dia
mengeringkan sumur sebagai hukuman karena dia marah.” Ucap Man Wool tak yakin
dewa ituSedih.
“Dia
bilang tak marah, Jika dia ingin menghukum mereka, dia akan memanggilmu karena
kau lebih kuat. Kenapa dia memanggil manusia yang lemah sepertiku?” ucap Chan
Sung
“Apa yang
kau lihat di dasar sumur?” tanya Man
Wool , Chan Sung menjawab Ketakutan. Man Wool tak mengerti maksud "Ketakutan"
“Untuk
melihat kelemahannya, dia menunjukkan kelemahanku juga, apa yang ingin
kuhindari dari sekarang. Sungguh... sangat menakutkan.” Ungkap Chan Sung
Flash Back
Chan Sung
bisa melihat saat Ma Go baju hitam datang dan saat itu tubuh Man Wool mulai
terbakar, seperti arwah yang mengangu manusia. Chan Sung pun menangis.
“Seperti
bagaimana aku bisa melihat ke dalam mimpimu, Kau bisa melihat ketakutanku, kan?
Seperti halnya aku membantu Penunggu Sumur pindah ke tempat yang aman, Kau
hanya berusaha untuk menempatkanku di tempat yang aman juga.” Kata Chan Sung
“Kau tahu
apa ini, kan?” ucap Chan Sung mengeluarkan dari saku jaketnya Man Wool
pikir terlihat seperti obat.
“Aku
pikir itu aneh kenapa Ma Go tiba-tiba memberikan ini kepadaku. Kaulah yang
memintanya untuk memberikannya padaku, 'kan?” ucap Chan Wung
“Pikirkan
semaumu... Koo Chan Sung... Aku akan berdoa untuk keselamatanmu...” ucap Man
Wool akan berjalan pergi
“Tidak...
Aku akan berada dalam bahaya karena membuatmu merasa tak nyaman.” Kata Chan
Sung. Man Wool kaget melihat obat yang dibuang.
“Koo Chan
Sung! Apa kau tahu betapa berharganya itu? Apa kau tahu betapa aku harus
memohon untuk mendapatkannya?” teriak Man Wool marah
“Jang Man
Wool! Tak ada tempat yang aman untukku lagi. Aku akan terus membuatmu gelisah dan
dalam bahaya. Kau... teruslah melindungiku.” Ucap Chan Sung. Man Wool terdiam
mendengarnya.
Bersambung
ke episode 10
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar