PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 1

PS : All images credit and content copyright : KBS


Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hong Yi Young tertidur sambil menghitung domba, mulai dari 45.545 domba, sampai akhirnya merasa lelah menghitung. Akhirnya ia kembali duduk dan melihat sudah pukul 3 pagi tapi belum bisa tidur. Ia pun mengirim pesan pada Jae Hyung.
“Jae Hyung... Apa kau tidur? Jika tidak, boleh aku meneleponmu?” Tulis Yi Young tapi tak ada balasan.
Ia akhirnya mencoba untuk menghipnotis dirinya agar bisa mengantuk dan akhirnya kembali berbaring. Tapi setelah beberapa detik, mata Yi Young tetap saja terbuka dan tak bisa mengantuk.
“Seseorang, tolong tidurkan aku!” teriak  Yi Young kesal sendiri. 

Di atas panggung, terlihat seorang konduktor memimpin sebuah orkestra, para pemain terlihat sangat selaras bermain alat musik.
“Ada dua tipe orang di dunia ini. Orang yang jatuh di atas jalan berbunga yang harum bahkan saat mereka tersandung. Dan orang yang jatuh ke selokan bau, lalu kesulitan di dalam air.”
“Sementara aku, setiap hari, selalu, saluran pembuangan.”

Seorang wanita berdiri di pinggir jembatan sungai Han, Yi Young berdiri dekatnya memanggil si wanita memastikan kalau tidak berpikir melompat ke air itu. Si wanita malah berteriak “Kenapa kau tidak memercayaiku? Aku akan melompat di sini.”
“Aku akan melompat ke air dan mati!” teriak si wanita frustasi, Yi Young menahanya.
“Bu, kau hanya membayarku untuk mengantarmu pulang. Aku bukan keluargamu. Kenapa kau mau mengakhiri hidupmu yang berharga di depan orang sepertiku? Aku bukan keluargamu.” Ucap Yi Young menahan si wanita agar tak melompat.
“Yang kulakukan dalam hidupku hanyalah bermain piano. Hari ini, aku dipecat dari orkestra.” Ucap si wanita. Yi Young binggung mendengar kata Orkestra
Yi Young menatap wajah si wanita dan bisa mengenal wanita itu dari "Shinyoung Philharmonic" yaitu "Pianis Gong Sun Mi" Ia pun memastikan wanita didepanya itu adalah Pianis dari Shinyoung Philharmonic. Wanita itu mengaku sebagai Pianis, Gong Sun Mi, dipecat dari orkestra.
“Selama 35 tahun, sejak usiaku 7 tahun, aku hanya bermain piano. Konduktor sialan yang bergabung hari ini memecatku. Nam Ju Wan! Dasar Brengsek! Aku akan mengutukmu!” teriak Nyonya Gong dan akhirnya tak sengaja terjatuh.
Yi Young panik melihat Nyonya Gong melompat, akhirnya memberanikan diri ikut melompat untuk menyelamatkan Nyonya Gong.


Di ruang petunjukan, orkestra masih saja terdengar dengan baik, sampai akhirnya mereka selesai bermain dan semua orang memberikan tepuk tangan sambil berdiri. Akhirnya konduktor pun memberikan sambutan dengan mengucapkan Terima kasih lebih dulu.
“Aku harus memberi tahu kalian berita sedih di malam yang indah ini. Dengan penampilan ini sebagai penampilan terakhirku, aku memutuskan untuk pensiun dari Shinyoung Philharmonic.” Ucap konduktor, seorang pria berjalan dari belakang panggung.
“Namun, aku ingin memperkenalkan kepada kalian konduktor hebat yang akan menggantikan posisiku dan memperkaya orkestra yang cantik ini. Dia sudah punya banyak penggemar. Dia Maestro yang Bersemangat. Nam Joo Wan.” Ucap konduktor. 

Si pria akhirnya naik keatas pangung dan Sekertarisnya seperti dibelakang mengikuti dengan wajah tegang. Nam Joo Wan akhirnya memperkenalkan diri lebih dulu pada semua penonton.
“Sejak kecil, aku sangat menghormati pria ini. Dia guruku. Saat ini, dia memimpin Asia Philharmonic. Maestro Song Jae Hwan.” Ucap Joo Won.
Semua menonton tak percaya mendengarnya, Seorang pria tua berdiri yang menonton, Tuan Song Jae Hwan menebar senyum pada semua penonton.
“Konduktor Song yang mengagumkan memberiku baton untuk merayakan debutku.” Ucap Joo Wan memperlihatkan baton ditanganya lalu membalikan badanya.
Semua pemain musik bingung karena Joo Wan seperti ingin memandu mereka bermain padahal belum latihan. Sek Joo Won di pinggir pangung pun terlihat binggung, Joo Wan tiba-tiba mengubah Baton menjadi bunga. Pemain musik pun bisa tersenyum bahagia melihat sulap Joo Wan.
“Terima kasih. Aku, Nam Joo Wan, berjanji di samping para musisi luar biasa ini, aku akan membuat orkestra yang lebih indah, berdebar, dan mempesona. Kuharap kalian akan tetap mencintai dan mendukung kami.” Ucap Joo Wan lalu membentangkan tangan. Semua pun memberikan aplouse. 


Yi Young dengan baju yang basah dengan badan yang mulai mengigil kedinginan. Teman Yi Young menelp, Yi Young bertanya apakah sudah selesai tampil. Temanya menanyakan keberaan Yi Young sekarang dan menyuruhnya untuk cepat ke ruang hijau.
“Aku tidak bisa datang.” Ucap Yi Young. Temanya heran karena mengira Yi Young datang setelah mengemudi.
“Ahh... Yang benar saja. Kau tahu betapa sialnya aku. Seseorang memesanku untuk mengemudi dari tempat parkir di Sungai Han ke Mangwon-dong seharga 15 dolar, jadi, aku bergegas ke sana. Tapi pelangganku melompat ke Sungai Han.” Cerita Yi Young
“Sungai Han? Apa mereka gila? Siapa?” ucap teman Yi Young kaget mengetahui Pianis yang dipecat hari ini.
“Sun Mi? Tidak mungkin. Lalu?” tanya teman Yi Young mencoba agar tak membuat kegaduhan di ruang tunggu.
“Aku melompat untuk menyelamatkannya dan diselamatkan oleh 911.” Cerita Yi Young
“Kenapa kamu melakukan itu padahal tidak bisa berenang?” keluh temanya.
“Tetap saja, mana mungkin aku diam saja saat seseorang melompat ke air? Saat terbangun, aku berada di dalam air.” Cerita Yi Young. teman ingin tahu apa Nyonya Song baik-baik saja.
“Ya, aku melihatnya naik ambulans. Aku dalam perjalanan pulang. Aku sangat berkecil hati. Aku bahkan tidak dibayar. Tapi 3 dolar dan 60 sen untuk perusahaan sopir dan 65 sen untuk asuransiku sudah ditarik dari rekeningku. Bagaimana bisa dunia ini begitu kejam?” keluh Yi Young kesal
“Itu tidak penting. Kau hampir mati hari ini. Seharusnya kau mendengarkanku dan datang ke sini. Kenapa harus  repot-repot menjadi sopir?” ucap teman Yi Young
“Aku harus menghasilkan uang saat senggang. Sebagai anggota orkestra, kau tak akan mengerti dunia dengan kompetisi yang sengit ini. Ini juga bukan surga.” Keluh Yi Young sedih
“Karena harimu sudah hancur, datanglah menemui Maestro Nam. Kami mengadakan pesta penyambutan.” Kata teman Yi Young
“Aku sedang tidak ingin melakukan itu.” Ucap Yi Young, Temanya menegaskan Suasana hati Yi Young tidak memberikan makan jadi harus berusaha ceria.
Saat itu Joo Wan masuk ruang tunggu menyapa semua pemain secara personal. Yi Young memberitahu kalau Maestro Nam datang jadi menyuruh Yi Young untuk Berhenti mengeluh dan lari ke tempatnya menurutnya Joo Waon mungkin pemarah, tapi terlihat sangat seksi hari ini.
“Lupakan. Mana bisa aku ke sana padahal bukan anggota? Jika kita bisa bertemu besok, mari lakukan itu.” Ucap Yi Young lalu menutup telpnya. 




Teman Yi Young mengirimkan pesan pada Yi Young, “Ini foto bibir Maestro Nam. Kuharap hadiahku ini bisa menghiburmu dan membantumu tidur nyenyak malam ini.” Yi Young membaca pesan Jenny dengan gambar bibir Joo Wan.
“Astaga, dasar wanita kejam. Dari mana dia belajar mengatakan hal seperti itu?” keluh Yi Young.
Tiba-tiba Hujan turun dan langsung deras, Yi Young mengeluh langsung berlari ke minimarket. Ia membeli makan dan juga payung lalu pergi ke kasir. Petugas memberitahu jumlahnya 11 dolar 50 sen. Yi Young melihat dompetnya seperti tak akan cukup.
“Maaf, tapi berapa harga semua ini tanpa payung?” tanya Yi Young, Kasir menjumlah Harganya 5 dolar 50 sen. Akhirnya Yi Young pun membayar tanpa membeli payung. 


Yi Young menunggu didepan pintu menunggu hujan berhenti, tiba-tiba seorang pria keluar membawa payung sambil mengeluh Ada banyak debu halus hari ini. Yi Young binggung dan bertanya  Apa berbicara dengannya. Si Pria memberitahu Debu halusnya ada di tengah hujan.
“Ambil ini jika kau membutuhkannya.” Kata Jang Yoon, Yi Young binggung bertanya apakah itu payung milik pria yang tak dikenalnya. Jang Yoon membenarkan.
“Kenapa? Apa kau mengenalku?” tanya Yi Young binggung, Jang Yoon mengaku tidak.
“Lalu kenapa kau memberiku payungmu? Aku tidak keberatan basah.” Ucap Yi Young.
“Aku melihatmu tidak membeli payung tadi. Kau tidak perlu memberiku uang, jadi, ambillah.” Kata Jang Yoon lalu mengantung payung di pintu dan pergi. 
Yi Young berlari mengejarnya tanpa membuka payung, lalu menyuruh pria itu harus mengambilnya kembali dan merasa bersyukur Jang Yoon memberikan payung, tapi tidak mau berutang apa pun pada orang asing dan mengucapan terima kasih.
Jang Yoon hanya bisa menatapnya, Yi Young berlari dan tiba-tiba dikejutkan dengan mobil yang ada didepanya. Di mata Yi Young seperti pernah mengalami pengalaman buruk tertabrak dan seseorang yang menyerang dengan pisau.
Mobil akan menabrak Yi Young, Jang Yoon berlari menyelamatkan. Mereka pun bergulingan dengan hujan yang makin deras. Yi Young pun masih sadar, Jang Yoon langsung menanyakan keadaan Yi Young lebih dulu.
“Aku berjanji bahwa kisah yang akan kuceritakan ini bukanlah kisah cinta.” Guman Yi Young menatap mata Jang Yoon.
“Kau melihat ke mana? Kau hampir mati.” Teriak Jang Yoon mengomel.
Yi Young menatap mata Jang Yoon mengingatkan pada mata seseorang.  Saat itu juga Yi Young tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa dan akhirnya pingsan di bawah hujan yang turun deras. Jang Woon bingung mencoba menyadarkan Yi Young di tengah hujan.
“Aku berjanji sekali lagi bahwa kisah yang akan kuceritakan ini bukanlah kisah cinta. Bisa dibilang ini kisah tentang sebuah perjalanan. Ini sebuah perjalanan yang gelap, samar, dan kejam untuk mencari ingatanku yang hilang.”




Yi Young terbangun dengan kepalan yang sakit, lalu menatap seorang wanita dokter sudah ada didepanya. Teman Yi Young mengeluh karena sudah membuatnya panik di tengah malam. Yi Young masih saja tertidur, Temanya menyuruh segera bangun. Yi Young pun terpaksa duduk.
“Aku sudah bangun, Kau tidak perlu memukulku... Lalu Apa aku tidur di sini semalam?” tanya Yi Young melihat ada di ruangan istirahat dokter.
“Jangan membangunkan para pemagang dan keluarlah dengan tenang. Mereka semua lembur.” Ucap Dokter. Akhirnya Yi Young perlahan keluar dari ruang istirahat.

Temanya langsung melempar milik Yi Young sambil mengeluh kalau pemain timpani tidak sadar pemukulnya hilang dan Pria yang membawanya kemari semalam juga membawa alat itu. Yi Young bertanya-tanya  Pria yang membawanya kemari dan tak percaya kalau pria itu membawakan itu juga.
“Dia khawatir hujan akan merusaknya, jadi, dia memasukkannya ke dalam tas.” Ucap Dokter
“Bagaimana dia bisa tahu hal seperti itu? Apa dia musisi? Seharusnya aku meminta nomor teleponnya.” Ucap Yi Young. Dokter mengeluh Yi Young masih sempat memikirkan tentang Nomor telp.
“Jangan mengkhawatirkan pria lain dan awasi saja pacarmu.” Ucap Dokter.
“Kenapa kau tiba-tiba membahas Jae Hyung? Apa yang salah dengannya?” keluh Yi Young.
“Jika dia tidak berselingkuh dalam sebulan, aku akan berhenti bekerja.”ucap temanya.
“Kenapa kau mengatakan hal seburuk itu? Tidak ada yang salah dengan Jae Hyung. Dia tergila-gila kepadaku.” ucap Yi Young yakin. 


Jenny masuk ke gedung "Pusat Seni SY" saat itu semua orang melihat ponsel dan saling berbisik. Ia pun melihat ada berita "Yu Da mengunggah unggahan baru"
“Gong Sun Mi, pianis yang dipecat, mencoba bunuh diri dengan melompat ke Sungai Han. Menurutmu siapa yang membuatnya ingin bunuh dir setelah menjadi anggota orkestra selama 15 tahun? Kita juga bisa berakhir seperti dia.”
Jenny mengeluh kalauYu Da sulit dipercaya dan Ini akan menggemparkan lalu melihat ke sebuah ruangan banyak pemain timpani sedang berlatih. 

Yi Young masuk ke ruang latihan sambil mengeluarkan sarapan dan mengoceh sendiri, kalau Wajar saja memeriksa sesuatu saat  masih muda dan setidaknya bisa makan Tuna dengan mayones. Jenny menelp langsung menanyakan keberadaan Yi Young.
“Aku? Aku di akademi untuk belajar. Kenapa?” tanya Yi Young. Jenny pikir Pelajaran itu tidak penting.
“Maestro Nam mengadakan audisi. Kukira itu untuk piano. Tapi dia mencari seorang permain perkusi.” Kata Jenny. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Maestro Nam sangat bertekad. Audisinya baru dimulai, jadi, cepatlah kemari.”ucap Jenny. Yi Young pun bergegas pergi. 

Seorang pria sedang bermain timpani diatas panggung dengan kain yang menutupinya. Joo Wan mendengarnya lalu bertanya pada sekertarisnya  Itu mengingatkan pada warna apa. Si sekertaris binggung. Joo Wan memberitahu maksudnya Penampilan ini.
“Warnanya hijau, biru, kuning, atau jingga?” ucap Joo Wan. Sekertaris binggung akhirnya menyebut Jingga. Setelah selesai meminta pemain lain masuk.
Yi Young berlari ke halte dan melihat papan kalau busnya akan tiba beberapa menit lagi. Karena takut telat akhirnya mencoba menghentikan taksi.
Sementara di ruangan, Joo Wan ternyata tertidur sampai rekanya  membangunkan dengan wajah kesal. Joo Wan pun terbangun dan menyuruh agar memanggil yang lain.
Yi Young sudah naik motor meminta agar bisa lebih cepat lagi. Si paman memberitahu kalau mereka bisa mati. Yi Young pikir dirinya itu bisa mati kalau terlambat. Si paman kurir makanan pun segera melajukan motornya.


Di lorong gedung, beberapa orang membahas Joo Wan itu gila karena menginginkan seorang pemain perkusi dan berpikir kalau mengeluhkan ini ke agensi. Teman yang lain ikir akhirnya dipecat seperti Sun Mi, lalu mengejek kalau ia akan melompat ke Sungai Han.
Yi Young akhirnya datang dan mencari Jenny lalu memintanya agar kelaur dari ruangan. Ia pun bertanya Apa yang terjadi, dengan memastikan Audisinya belum berakhir. Jenny menyuruh Yi Young agar Bicaralah dengan tenang.
“Suasana hati semua orang tidak baik. Mereka kesal dengan audisinya, dan seseorang bahkan mengunggah foto Sun Mi terbaring di rumah sakit setelah dia mencoba bunuh diri.” Cerita Jenny. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Tapi ini kesempatan bagus untukmu. Jadi, menurutku itu lebih baik. Aku meminta Dal Hee menuliskan namamu di daftar audisi. Jadi, tunggu giliranmu di ruang hijau.” Jelas Jenny.
Saat satu pria memanggil agar mereka mulai berlatih dan mengajak semua masuk.  Jenny menganguk pada rekanya, lalu memegang bahu Yi Young berpesan untuk Jangan gugup dan Lakukan saja sesuai latihannya. Yi Young menganguk mengerti.
“Jangan khawatir. Aku akan pertaruhkan hidupku... Tidak, aku harus mempertaruhkan hidupku untuk ini. Aku akan baik-baik saja.” Ucap Yi Young yakin. 
Yi Young duduk di ruang tunggu dengan wajah tegang, wajahnya terlihat gugup dibelakangnya ada poster Joo Wan sebagai konduktor baru. Beberapa orang sedang berlatih sebelum audisi.
“Hidup sangat mudah saat aku berusia 20 tahun. Tapi sekarang, aku orang tidak berdaya yang harus menunggu sampai aku dipilih oleh seseorang. Seni itu indah seperti mimpi. Tapi kenyataannya, itu hanya perjalanan tidak berujung di hutan menunggu untuk dipilih oleh seseorang. Hanya itu saja.” Gumam Yi Young. 


Akhirnya Yi Young dipanggil masuk audisi, tanganya gemetar didepan tampani. Ia menyakinkan diri agar jangan gugup karena tidak ada latihan dalam hidup.
“Aku sudah menganggur selama yang kuingat. Tapi hari ini, aku akan terpilih apa pun yang terjadi.” Gumam Yi Young saat membuka mata seperti melihat Joo Wan menjadi konduktornya.
Yi Young pun bisa bermain dengan irama yang bagus, Rekan kerja Joo Wan berkomentar suka caranya bermain Tapi dia harus mengendalikan kekuatannya dan menanyakan pendapat Joo Wan. Saat itu Joo Wan meminta agar mereka jangan banyak bicara.
Yi Young akan menyelesaikan permainan, tapi tiba-tiba pemukulnya terlepas dari tanganya. Ia panik berusaha untuk menangkapnya tapi kakinya malah terpelintek dan membuat terjatuh menimpah kain yang menutupi panngung, dan jatuh tepat didepan kursi penonton.
“Hong Yi Young?” ucap Joo Wan lalu tertawa seperti mengejek. Yi Young terlihat tertunduk malu.
Sek Joo Wan memberitahu kalau ada darah, Yi Young melihat ada darah keluar dari hidungnya. 



Yi Young menyumpal hidungnya dengan tissue dan membersihkan bajunya sambil mengeluh yang terjadi pada dirinya. Ia mengumpat dirinya yang bodoh sekali melepaskan pemukul saat audisi, padahal berlatih musik itu berkali-kali.
“Kenapa aku tidak sengaja melepaskan pemukul itu?” keluh Yi Young kesal dan saat itu Jenny mengirim pesan. 
“Bagaimana audisinya? Kenapa aku belum mendengar kabar darimu?” tulis Jenny
“Maafkan aku. Aku akan meneleponmu besok.” Balas Yi Young lalu keluar dari toilet. 

Yi Young kembali kembali ke rumah dan kembali tak bisa tidur, akhirnya mengirimkan pesan pada pacarnya “Jae Hyung, apa kamu tidur? Aku terus meneleponmu malam ini, tapi kau tidak menjawab. Aku sangat ingin mendengar suaramu hari ini. Tidak bisakah aku meneleponmu sekarang?”
Tapi tak ada balasan dari ponselnya, akhirnya Yi Young pun pergi ke minimarket memasak ramyun. Jang Yoon datang bisa mendengar helaan nafas Yi Young berkomentar helaan napasnya akan melubangi lingkungan ini dan memberitahuharus menambahkan telur, Saat mi sudah matang.. Untuk membuatnya lezat"
“Kau tidak tahu apa-apa tentang kehidupan. Apa pentingnya bagimu kapan aku menambahkan telurku? Jangan membicarakan hidupku padahal kita belum bertemu...” keluh Yi Young lalu tersadar melihat wajah Jang Yoon
Ia mengingat Jang Yoon yang memberikan payung padanya, dan bertanya apakah mengenalnya. Jang Yoon mengaku tidak, lalu menyelamatkan dirinya saat akan tertabrak mobil.
“Keju atau kimchi?” ucap Jang Yoon, Yi Young terlihat binggung. Jang Yoon memberitahu maksudnya makan ramyeon...
“Kau makan ramyeon dengan keju atau kimchi?” tanya Jang Yoon. Yi Young menjawab kimchi dengan ramyeon.
“Baiklah. Kalau begitu, kimchi.” Kata Jang Yoon, Yi Young menghela nafas dan bertanya apa yang diinginkannya.
“Astaga, kau lamban sekali. Kukira kamu tidak suka berutang pada orang asing. Benarkan? Tapi hari itu, aku membantumu, bukan?” jelas Jang Yoon. Yi Young pun ingin tahu memangnya kenapa.
“Bayarlah dengan kimchi... Aku mau kimchi tumis. oke? Llu Beli nasi goreng ham dan keju. Panaskan selama tiga menit.” Ucap Jang Yoon lalu pergi lebih dulu. 



Yi Young akhirnya membawakan Nasi goreng dengan ham, keju, dan kimchi tumis dengan sinis pasti Jang Yoon sudah puas.  Jang Yoon memuji Yi Young itu berhasil memahaminya. Ji Young tak peduli akhirnya pindah ke sisi bangku lainya, tapi Jang Yoon mengikutinya.
“Kau tidak tampak senang hari ini. Apa harimu buruk?” tanya Jang Yoon. Yi Young pikir itu bukan urusan Jang Yoon.
“Urus urusanmu sendiri.” Ucap Yi Young kesal merasa terganggu. Jang Yoon pikir ia bukan orang asing bagi Yi Young karena menyelamatkan nyawanya.
“Kau menyelamatkan hidupku?” kelu Yi Young. Jang Yoon pikir  menyelamatkannya di luar beberapa hari lalu.
“Astaga, kau makan ramyeon pukul 3.00. Kau pasti sudah menyerah dengan dietmu. Apa Kamu putus dengan pacarmu Atau ada yang menipu dan memeras uangmu?” ejek Jang Yoon.
“Sudah cukup. Apa kau mengejekku?” keluh Yi Young. Jang Yoon mengaku kalau merayunya.
“Apa? Kau sulit dipercaya” keluh Yi Young dengan tatapan sinis. Jang Yoon pikir kalau Yi Young sudah mengutuk dengan ekspresi wajahnya dan sangat menakutkan. 


Yi Young memilih untuk pindah meja menghindari Jang Yoon, Jang Yoon pun mengikutinya lalu memberikan uang 1000 won. Yi Young binggung apa itu maksudanya. Jang Yoon mengatakan kalau itu nomornya, Yi Young melihat ada nomor dilembaran uang.
“Aku tahu tidak boleh menulis di uang. Kau tidak akan membuang uang ini. Tolong jangan salah paham. Aku tidak merayumu. Aku mencari pekerjaan paruh waktu.” Ucap Jang Yoon.
“Pekerjaan paruh waktu?” kata Yi Young bingung. Jang Yoon  mengaku bisa melakukan tugasnya
“Hal yang kau butuhkan saat tinggal sendirian. Contohnya, kau mungkin perlu seseorang untuk membawa tas berat. Kau mungkin butuh seseorang untuk membelikanmu obat saat sakit.” Ucap Jang Yoon.
“Aku bisa membuang sampah untukmu Atau aku bisa meneleponmu di malam hari saat kau tidak bisa tidur. Aku bukan orang aneh. Semua pengalamanku terverifikasi. Aku tidak punya catatan kriminal. Jika kau mau, aku bisa menunjukkan KTP-ku kapan saja..” Tegas Jang Yoon.
“Kau sungguh berharap aku memercayainya?” ejek Yi Young. Jang Yoon pikir itu terserah ingin mempercayainya atau tidak.” Kata Jang Yoon lalu sengaja meninggalkan uangnya.
“Pekerjaanku hari ini sudah selesai.” Ucap Jang Yoon lalu berjalan pergi. Yi Young mengeluh karena semuanya menjadi lembek.
Bersambung ke episode 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: