PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hong Yi
Young tertidur sambil menghitung domba, mulai dari 45.545 domba, sampai
akhirnya merasa lelah menghitung. Akhirnya ia kembali duduk dan melihat sudah
pukul 3 pagi tapi belum bisa tidur. Ia pun mengirim pesan pada Jae Hyung.
“Jae
Hyung... Apa kau tidur? Jika tidak, boleh aku meneleponmu?” Tulis Yi Young tapi
tak ada balasan.
Ia
akhirnya mencoba untuk menghipnotis dirinya agar bisa mengantuk dan akhirnya
kembali berbaring. Tapi setelah beberapa detik, mata Yi Young tetap saja
terbuka dan tak bisa mengantuk.
“Seseorang,
tolong tidurkan aku!” teriak Yi Young
kesal sendiri.
Di atas
panggung, terlihat seorang konduktor memimpin sebuah orkestra, para pemain
terlihat sangat selaras bermain alat musik.
“Ada dua tipe orang di dunia ini.
Orang yang jatuh di atas jalan berbunga yang harum bahkan saat mereka
tersandung. Dan orang yang jatuh ke selokan bau, lalu kesulitan di dalam air.”
“Sementara aku, setiap hari,
selalu, saluran pembuangan.”
Seorang
wanita berdiri di pinggir jembatan sungai Han, Yi Young berdiri dekatnya
memanggil si wanita memastikan kalau tidak berpikir melompat ke air itu. Si
wanita malah berteriak “Kenapa kau tidak memercayaiku? Aku akan melompat di
sini.”
“Aku akan
melompat ke air dan mati!” teriak si wanita frustasi, Yi Young menahanya.
“Bu, kau
hanya membayarku untuk mengantarmu pulang. Aku bukan keluargamu. Kenapa kau mau
mengakhiri hidupmu yang berharga di depan orang sepertiku? Aku bukan
keluargamu.” Ucap Yi Young menahan si wanita agar tak melompat.
“Yang
kulakukan dalam hidupku hanyalah bermain piano. Hari ini, aku dipecat dari
orkestra.” Ucap si wanita. Yi Young binggung mendengar kata Orkestra
Yi Young
menatap wajah si wanita dan bisa mengenal wanita itu dari "Shinyoung
Philharmonic" yaitu "Pianis Gong Sun Mi" Ia pun memastikan
wanita didepanya itu adalah Pianis dari Shinyoung Philharmonic. Wanita itu
mengaku sebagai Pianis, Gong Sun Mi, dipecat dari orkestra.
“Selama 35
tahun, sejak usiaku 7 tahun, aku hanya bermain piano. Konduktor sialan yang
bergabung hari ini memecatku. Nam Ju Wan! Dasar Brengsek! Aku akan mengutukmu!”
teriak Nyonya Gong dan akhirnya tak sengaja terjatuh.
Yi Young
panik melihat Nyonya Gong melompat, akhirnya memberanikan diri ikut melompat
untuk menyelamatkan Nyonya Gong.
Di ruang
petunjukan, orkestra masih saja terdengar dengan baik, sampai akhirnya mereka
selesai bermain dan semua orang memberikan tepuk tangan sambil berdiri.
Akhirnya konduktor pun memberikan sambutan dengan mengucapkan Terima kasih
lebih dulu.
“Aku
harus memberi tahu kalian berita sedih di malam yang indah ini. Dengan
penampilan ini sebagai penampilan terakhirku, aku memutuskan untuk pensiun dari
Shinyoung Philharmonic.” Ucap konduktor, seorang pria berjalan dari belakang
panggung.
“Namun, aku
ingin memperkenalkan kepada kalian konduktor hebat yang akan menggantikan
posisiku dan memperkaya orkestra yang cantik ini. Dia sudah punya banyak
penggemar. Dia Maestro yang Bersemangat. Nam Joo Wan.” Ucap konduktor.
Si pria
akhirnya naik keatas pangung dan Sekertarisnya seperti dibelakang mengikuti
dengan wajah tegang. Nam Joo Wan akhirnya memperkenalkan diri lebih dulu pada
semua penonton.
“Sejak
kecil, aku sangat menghormati pria ini. Dia guruku. Saat ini, dia memimpin Asia
Philharmonic. Maestro Song Jae Hwan.” Ucap Joo Won.
Semua
menonton tak percaya mendengarnya, Seorang pria tua berdiri yang menonton, Tuan
Song Jae Hwan menebar senyum pada semua penonton.
“Konduktor
Song yang mengagumkan memberiku baton untuk merayakan debutku.” Ucap Joo Wan memperlihatkan
baton ditanganya lalu membalikan badanya.
Semua
pemain musik bingung karena Joo Wan seperti ingin memandu mereka bermain
padahal belum latihan. Sek Joo Won di pinggir pangung pun terlihat binggung,
Joo Wan tiba-tiba mengubah Baton menjadi bunga. Pemain musik pun bisa tersenyum
bahagia melihat sulap Joo Wan.
“Terima
kasih. Aku, Nam Joo Wan, berjanji di samping para musisi luar biasa ini, aku
akan membuat orkestra yang lebih indah, berdebar, dan mempesona. Kuharap kalian
akan tetap mencintai dan mendukung kami.” Ucap Joo Wan lalu membentangkan
tangan. Semua pun memberikan aplouse.
Yi Young
dengan baju yang basah dengan badan yang mulai mengigil kedinginan. Teman Yi
Young menelp, Yi Young bertanya apakah sudah selesai tampil. Temanya menanyakan
keberaan Yi Young sekarang dan menyuruhnya untuk cepat ke ruang hijau.
“Aku
tidak bisa datang.” Ucap Yi Young. Temanya heran karena mengira Yi Young datang
setelah mengemudi.
“Ahh...
Yang benar saja. Kau tahu betapa sialnya aku. Seseorang memesanku untuk
mengemudi dari tempat parkir di Sungai Han ke Mangwon-dong seharga 15 dolar, jadi,
aku bergegas ke sana. Tapi pelangganku melompat ke Sungai Han.” Cerita Yi Young
“Sungai
Han? Apa mereka gila? Siapa?” ucap teman Yi Young kaget mengetahui Pianis yang
dipecat hari ini.
“Sun Mi? Tidak
mungkin. Lalu?” tanya teman Yi Young mencoba agar tak membuat kegaduhan di
ruang tunggu.
“Aku melompat
untuk menyelamatkannya dan diselamatkan oleh 911.” Cerita Yi Young
“Kenapa
kamu melakukan itu padahal tidak bisa berenang?” keluh temanya.
“Tetap saja,
mana mungkin aku diam saja saat seseorang melompat ke air? Saat terbangun, aku
berada di dalam air.” Cerita Yi Young. teman ingin tahu apa Nyonya Song
baik-baik saja.
“Ya, aku
melihatnya naik ambulans. Aku dalam perjalanan pulang. Aku sangat berkecil hati.
Aku bahkan tidak dibayar. Tapi 3 dolar dan 60 sen untuk perusahaan sopir dan 65
sen untuk asuransiku sudah ditarik dari rekeningku. Bagaimana bisa dunia ini
begitu kejam?” keluh Yi Young kesal
“Itu
tidak penting. Kau hampir mati hari ini. Seharusnya kau mendengarkanku dan
datang ke sini. Kenapa harus repot-repot
menjadi sopir?” ucap teman Yi Young
“Aku
harus menghasilkan uang saat senggang. Sebagai anggota orkestra, kau tak akan
mengerti dunia dengan kompetisi yang sengit ini. Ini juga bukan surga.” Keluh
Yi Young sedih
“Karena
harimu sudah hancur, datanglah menemui Maestro Nam. Kami mengadakan pesta
penyambutan.” Kata teman Yi Young
“Aku
sedang tidak ingin melakukan itu.” Ucap Yi Young, Temanya menegaskan Suasana
hati Yi Young tidak memberikan makan jadi harus berusaha ceria.
Saat itu
Joo Wan masuk ruang tunggu menyapa semua pemain secara personal. Yi Young
memberitahu kalau Maestro Nam datang jadi menyuruh Yi Young untuk Berhenti
mengeluh dan lari ke tempatnya menurutnya Joo Waon mungkin pemarah, tapi
terlihat sangat seksi hari ini.
“Lupakan.
Mana bisa aku ke sana padahal bukan anggota? Jika kita bisa bertemu besok, mari
lakukan itu.” Ucap Yi Young lalu menutup telpnya.
Teman Yi
Young mengirimkan pesan pada Yi Young, “Ini foto bibir Maestro Nam. Kuharap
hadiahku ini bisa menghiburmu dan membantumu tidur nyenyak malam ini.” Yi Young
membaca pesan Jenny dengan gambar bibir Joo Wan.
“Astaga,
dasar wanita kejam. Dari mana dia belajar mengatakan hal seperti itu?” keluh Yi
Young.
Tiba-tiba
Hujan turun dan langsung deras, Yi Young mengeluh langsung berlari ke
minimarket. Ia membeli makan dan juga payung lalu pergi ke kasir. Petugas
memberitahu jumlahnya 11 dolar 50 sen. Yi Young melihat dompetnya seperti tak
akan cukup.
“Maaf,
tapi berapa harga semua ini tanpa payung?” tanya Yi Young, Kasir menjumlah
Harganya 5 dolar 50 sen. Akhirnya Yi Young pun membayar tanpa membeli payung.
Yi Young
menunggu didepan pintu menunggu hujan berhenti, tiba-tiba seorang pria keluar
membawa payung sambil mengeluh Ada banyak debu halus hari ini. Yi Young
binggung dan bertanya Apa berbicara
dengannya. Si Pria memberitahu Debu halusnya ada di tengah hujan.
“Ambil
ini jika kau membutuhkannya.” Kata Jang Yoon, Yi Young binggung bertanya apakah
itu payung milik pria yang tak dikenalnya. Jang Yoon membenarkan.
“Kenapa?
Apa kau mengenalku?” tanya Yi Young binggung, Jang Yoon mengaku tidak.
“Lalu
kenapa kau memberiku payungmu? Aku tidak keberatan basah.” Ucap Yi Young.
“Aku
melihatmu tidak membeli payung tadi. Kau tidak perlu memberiku uang, jadi,
ambillah.” Kata Jang Yoon lalu mengantung payung di pintu dan pergi.
Yi Young
berlari mengejarnya tanpa membuka payung, lalu menyuruh pria itu harus
mengambilnya kembali dan merasa bersyukur Jang Yoon memberikan payung, tapi tidak
mau berutang apa pun pada orang asing dan mengucapan terima kasih.
Jang Yoon
hanya bisa menatapnya, Yi Young berlari dan tiba-tiba dikejutkan dengan mobil
yang ada didepanya. Di mata Yi Young seperti pernah mengalami pengalaman buruk
tertabrak dan seseorang yang menyerang dengan pisau.
Mobil
akan menabrak Yi Young, Jang Yoon berlari menyelamatkan. Mereka pun bergulingan
dengan hujan yang makin deras. Yi Young pun masih sadar, Jang Yoon langsung menanyakan
keadaan Yi Young lebih dulu.
“Aku
berjanji bahwa kisah yang akan kuceritakan ini bukanlah kisah cinta.” Guman Yi
Young menatap mata Jang Yoon.
“Kau melihat
ke mana? Kau hampir mati.” Teriak Jang Yoon mengomel.
Yi Young
menatap mata Jang Yoon mengingatkan pada mata seseorang. Saat itu juga Yi Young tiba-tiba merasakan
sakit yang luar biasa dan akhirnya pingsan di bawah hujan yang turun deras.
Jang Woon bingung mencoba menyadarkan Yi Young di tengah hujan.
“Aku berjanji sekali lagi bahwa
kisah yang akan kuceritakan ini bukanlah kisah cinta. Bisa dibilang ini kisah
tentang sebuah perjalanan. Ini sebuah perjalanan yang gelap, samar, dan kejam untuk
mencari ingatanku yang hilang.”
Yi Young
terbangun dengan kepalan yang sakit, lalu menatap seorang wanita dokter sudah
ada didepanya. Teman Yi Young mengeluh karena sudah membuatnya panik di tengah
malam. Yi Young masih saja tertidur, Temanya menyuruh segera bangun. Yi Young
pun terpaksa duduk.
“Aku
sudah bangun, Kau tidak perlu memukulku... Lalu Apa aku tidur di sini semalam?”
tanya Yi Young melihat ada di ruangan istirahat dokter.
“Jangan
membangunkan para pemagang dan keluarlah dengan tenang. Mereka semua lembur.”
Ucap Dokter. Akhirnya Yi Young perlahan keluar dari ruang istirahat.
Temanya
langsung melempar milik Yi Young sambil mengeluh kalau pemain timpani tidak sadar
pemukulnya hilang dan Pria yang membawanya kemari semalam juga membawa alat
itu. Yi Young bertanya-tanya Pria yang
membawanya kemari dan tak percaya kalau pria itu membawakan itu juga.
“Dia khawatir
hujan akan merusaknya, jadi, dia memasukkannya ke dalam tas.” Ucap Dokter
“Bagaimana
dia bisa tahu hal seperti itu? Apa dia musisi? Seharusnya aku meminta nomor
teleponnya.” Ucap Yi Young. Dokter mengeluh Yi Young masih sempat memikirkan
tentang Nomor telp.
“Jangan
mengkhawatirkan pria lain dan awasi saja pacarmu.” Ucap Dokter.
“Kenapa
kau tiba-tiba membahas Jae Hyung? Apa yang salah dengannya?” keluh Yi Young.
“Jika dia
tidak berselingkuh dalam sebulan, aku akan berhenti bekerja.”ucap temanya.
“Kenapa
kau mengatakan hal seburuk itu? Tidak ada yang salah dengan Jae Hyung. Dia
tergila-gila kepadaku.” ucap Yi Young yakin.
Jenny
masuk ke gedung "Pusat Seni SY" saat itu semua orang melihat ponsel
dan saling berbisik. Ia pun melihat ada berita "Yu Da mengunggah unggahan
baru"
“Gong Sun Mi, pianis yang dipecat, mencoba
bunuh diri dengan melompat ke Sungai Han. Menurutmu siapa yang membuatnya ingin
bunuh dir setelah menjadi anggota orkestra selama 15 tahun? Kita juga bisa
berakhir seperti dia.”
Jenny
mengeluh kalauYu Da sulit dipercaya dan Ini akan menggemparkan lalu melihat ke
sebuah ruangan banyak pemain timpani sedang berlatih.
Yi Young
masuk ke ruang latihan sambil mengeluarkan sarapan dan mengoceh sendiri, kalau Wajar
saja memeriksa sesuatu saat masih muda
dan setidaknya bisa makan Tuna dengan mayones. Jenny menelp langsung menanyakan
keberadaan Yi Young.
“Aku? Aku
di akademi untuk belajar. Kenapa?” tanya Yi Young. Jenny pikir Pelajaran itu
tidak penting.
“Maestro
Nam mengadakan audisi. Kukira itu untuk piano. Tapi dia mencari seorang permain
perkusi.” Kata Jenny. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Maestro
Nam sangat bertekad. Audisinya baru dimulai, jadi, cepatlah kemari.”ucap Jenny.
Yi Young pun bergegas pergi.
Seorang
pria sedang bermain timpani diatas panggung dengan kain yang menutupinya. Joo
Wan mendengarnya lalu bertanya pada sekertarisnya Itu mengingatkan pada warna apa. Si
sekertaris binggung. Joo Wan memberitahu maksudnya Penampilan ini.
“Warnanya
hijau, biru, kuning, atau jingga?” ucap Joo Wan. Sekertaris binggung akhirnya
menyebut Jingga. Setelah selesai meminta pemain lain masuk.
Yi Young
berlari ke halte dan melihat papan kalau busnya akan tiba beberapa menit lagi.
Karena takut telat akhirnya mencoba menghentikan taksi.
Sementara
di ruangan, Joo Wan ternyata tertidur sampai rekanya membangunkan dengan wajah kesal. Joo Wan pun
terbangun dan menyuruh agar memanggil yang lain.
Yi Young
sudah naik motor meminta agar bisa lebih cepat lagi. Si paman memberitahu kalau
mereka bisa mati. Yi Young pikir dirinya itu bisa mati kalau terlambat. Si
paman kurir makanan pun segera melajukan motornya.
Di lorong
gedung, beberapa orang membahas Joo Wan itu gila karena menginginkan seorang
pemain perkusi dan berpikir kalau mengeluhkan ini ke agensi. Teman yang lain ikir
akhirnya dipecat seperti Sun Mi, lalu mengejek kalau ia akan melompat ke Sungai
Han.
Yi Young
akhirnya datang dan mencari Jenny lalu memintanya agar kelaur dari ruangan. Ia
pun bertanya Apa yang terjadi, dengan memastikan Audisinya belum berakhir. Jenny
menyuruh Yi Young agar Bicaralah dengan tenang.
“Suasana
hati semua orang tidak baik. Mereka kesal dengan audisinya, dan seseorang
bahkan mengunggah foto Sun Mi terbaring di rumah sakit setelah dia mencoba
bunuh diri.” Cerita Jenny. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Tapi ini
kesempatan bagus untukmu. Jadi, menurutku itu lebih baik. Aku meminta Dal Hee
menuliskan namamu di daftar audisi. Jadi, tunggu giliranmu di ruang hijau.”
Jelas Jenny.
Saat satu
pria memanggil agar mereka mulai berlatih dan mengajak semua masuk. Jenny menganguk pada rekanya, lalu memegang
bahu Yi Young berpesan untuk Jangan gugup dan Lakukan saja sesuai latihannya.
Yi Young menganguk mengerti.
“Jangan
khawatir. Aku akan pertaruhkan hidupku... Tidak, aku harus mempertaruhkan
hidupku untuk ini. Aku akan baik-baik saja.” Ucap Yi Young yakin.
Yi Young
duduk di ruang tunggu dengan wajah tegang, wajahnya terlihat gugup
dibelakangnya ada poster Joo Wan sebagai konduktor baru. Beberapa orang sedang
berlatih sebelum audisi.
“Hidup sangat
mudah saat aku berusia 20 tahun. Tapi sekarang, aku orang tidak berdaya yang
harus menunggu sampai aku dipilih oleh seseorang. Seni itu indah seperti mimpi.
Tapi kenyataannya, itu hanya perjalanan tidak berujung di hutan menunggu untuk
dipilih oleh seseorang. Hanya itu saja.” Gumam Yi Young.
Akhirnya
Yi Young dipanggil masuk audisi, tanganya gemetar didepan tampani. Ia
menyakinkan diri agar jangan gugup karena tidak ada latihan dalam hidup.
“Aku
sudah menganggur selama yang kuingat. Tapi hari ini, aku akan terpilih apa pun
yang terjadi.” Gumam Yi Young saat membuka mata seperti melihat Joo Wan menjadi
konduktornya.
Yi Young
pun bisa bermain dengan irama yang bagus, Rekan kerja Joo Wan berkomentar suka
caranya bermain Tapi dia harus mengendalikan kekuatannya dan menanyakan
pendapat Joo Wan. Saat itu Joo Wan meminta agar mereka jangan banyak bicara.
Yi Young
akan menyelesaikan permainan, tapi tiba-tiba pemukulnya terlepas dari tanganya.
Ia panik berusaha untuk menangkapnya tapi kakinya malah terpelintek dan membuat
terjatuh menimpah kain yang menutupi panngung, dan jatuh tepat didepan kursi
penonton.
“Hong Yi
Young?” ucap Joo Wan lalu tertawa seperti mengejek. Yi Young terlihat tertunduk
malu.
Sek Joo
Wan memberitahu kalau ada darah, Yi Young melihat ada darah keluar dari
hidungnya.
Yi Young
menyumpal hidungnya dengan tissue dan membersihkan bajunya sambil mengeluh yang
terjadi pada dirinya. Ia mengumpat dirinya yang bodoh sekali melepaskan pemukul
saat audisi, padahal berlatih musik itu berkali-kali.
“Kenapa
aku tidak sengaja melepaskan pemukul itu?” keluh Yi Young kesal dan saat itu
Jenny mengirim pesan.
“Bagaimana
audisinya? Kenapa aku belum mendengar kabar darimu?” tulis Jenny
“Maafkan
aku. Aku akan meneleponmu besok.” Balas Yi Young lalu keluar dari toilet.
Yi Young
kembali kembali ke rumah dan kembali tak bisa tidur, akhirnya mengirimkan pesan
pada pacarnya “Jae
Hyung, apa kamu tidur? Aku terus meneleponmu malam ini, tapi kau tidak
menjawab. Aku sangat ingin mendengar suaramu hari ini. Tidak bisakah aku
meneleponmu sekarang?”
Tapi tak
ada balasan dari ponselnya, akhirnya Yi Young pun pergi ke minimarket memasak
ramyun. Jang Yoon datang bisa mendengar helaan nafas Yi Young berkomentar
helaan napasnya akan melubangi lingkungan ini dan memberitahuharus menambahkan
telur, Saat mi sudah matang.. Untuk membuatnya lezat"
“Kau
tidak tahu apa-apa tentang kehidupan. Apa pentingnya bagimu kapan aku
menambahkan telurku? Jangan membicarakan hidupku padahal kita belum bertemu...”
keluh Yi Young lalu tersadar melihat wajah Jang Yoon
Ia
mengingat Jang Yoon yang memberikan payung padanya, dan bertanya apakah
mengenalnya. Jang Yoon mengaku tidak, lalu menyelamatkan dirinya saat akan
tertabrak mobil.
“Keju
atau kimchi?” ucap Jang Yoon, Yi Young terlihat binggung. Jang Yoon memberitahu
maksudnya makan ramyeon...
“Kau
makan ramyeon dengan keju atau kimchi?” tanya Jang Yoon. Yi Young menjawab kimchi
dengan ramyeon.
“Baiklah.
Kalau begitu, kimchi.” Kata Jang Yoon, Yi Young menghela nafas dan bertanya apa
yang diinginkannya.
“Astaga,
kau lamban sekali. Kukira kamu tidak suka berutang pada orang asing. Benarkan? Tapi
hari itu, aku membantumu, bukan?” jelas Jang Yoon. Yi Young pun ingin tahu
memangnya kenapa.
“Bayarlah
dengan kimchi... Aku mau kimchi tumis. oke? Llu Beli nasi goreng ham dan keju.
Panaskan selama tiga menit.” Ucap Jang Yoon lalu pergi lebih dulu.
Yi Young
akhirnya membawakan Nasi goreng dengan ham, keju, dan kimchi tumis dengan sinis
pasti Jang Yoon sudah puas. Jang Yoon
memuji Yi Young itu berhasil memahaminya. Ji Young tak peduli akhirnya pindah
ke sisi bangku lainya, tapi Jang Yoon mengikutinya.
“Kau
tidak tampak senang hari ini. Apa harimu buruk?” tanya Jang Yoon. Yi Young
pikir itu bukan urusan Jang Yoon.
“Urus
urusanmu sendiri.” Ucap Yi Young kesal merasa terganggu. Jang Yoon pikir ia
bukan orang asing bagi Yi Young karena menyelamatkan nyawanya.
“Kau
menyelamatkan hidupku?” kelu Yi Young. Jang Yoon pikir menyelamatkannya di luar beberapa hari lalu.
“Astaga,
kau makan ramyeon pukul 3.00. Kau pasti sudah menyerah dengan dietmu. Apa Kamu
putus dengan pacarmu Atau ada yang menipu dan memeras uangmu?” ejek Jang Yoon.
“Sudah
cukup. Apa kau mengejekku?” keluh Yi Young. Jang Yoon mengaku kalau merayunya.
“Apa? Kau
sulit dipercaya” keluh Yi Young dengan tatapan sinis. Jang Yoon pikir kalau Yi
Young sudah mengutuk dengan ekspresi wajahnya dan sangat menakutkan.
Yi Young
memilih untuk pindah meja menghindari Jang Yoon, Jang Yoon pun mengikutinya
lalu memberikan uang 1000 won. Yi Young binggung apa itu maksudanya. Jang Yoon
mengatakan kalau itu nomornya, Yi Young melihat ada nomor dilembaran uang.
“Aku tahu
tidak boleh menulis di uang. Kau tidak akan membuang uang ini. Tolong jangan salah
paham. Aku tidak merayumu. Aku mencari pekerjaan paruh waktu.” Ucap Jang Yoon.
“Pekerjaan
paruh waktu?” kata Yi Young bingung. Jang Yoon
mengaku bisa melakukan tugasnya
“Hal yang
kau butuhkan saat tinggal sendirian. Contohnya, kau mungkin perlu seseorang
untuk membawa tas berat. Kau mungkin butuh seseorang untuk membelikanmu obat
saat sakit.” Ucap Jang Yoon.
“Aku bisa
membuang sampah untukmu Atau aku bisa meneleponmu di malam hari saat kau tidak
bisa tidur. Aku bukan orang aneh. Semua pengalamanku terverifikasi. Aku tidak
punya catatan kriminal. Jika kau mau, aku bisa menunjukkan KTP-ku kapan saja..”
Tegas Jang Yoon.
“Kau sungguh
berharap aku memercayainya?” ejek Yi Young. Jang Yoon pikir itu terserah ingin
mempercayainya atau tidak.” Kata Jang Yoon lalu sengaja meninggalkan uangnya.
“Pekerjaanku
hari ini sudah selesai.” Ucap Jang Yoon lalu berjalan pergi. Yi Young mengeluh
karena semuanya menjadi lembek.
Bersambung
ke episode 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus