PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
masuk ke dalam gedung latihan dengan wajah bahagia dan penuh semangat, saat itu
Jenny melihat temanya dan Yi Young pun menyambut dengan wajah sumringah.
Beberapa orang langsung menatap Yi Young yakin kalau itu gadisnya, Yi Young
seperti tak tahu akhirnya Jenny pun mengajak temanya bicara.
Yi Young
melihat foto dirinya dengan Joo Wan lalu tertulis di grup “ Berita terkini hari ini. Piaraan baru yang
manis telah muncul. Untuk pudel baru konduktor itu, bagaimana jika kita menggonggong
bersama? "Guk, guk." Ia melonggo binggung membaca berita
tentangnya.
“Siapa
yang mengunggah foto-foto ini?” tanya Yi Young binggung. Jenny memberitahu Seseorang
dari Shinyoung Philharmonic.
“Hanya
personel yang bisa menulis pesan di forum anonim.” Ucap Jenny. Yi Young tak
percaya Seseorang dari Shinyoung Philharmonic melakukan ini.
“Ya,
namanya Yu Da. Ini penguntit baru yang bisa merangkum info seperti profesional.
Kita tidak tahu orang itu pria atau wanita. Aku bisa merasakan dia wanita.”
Ucap Jenny.
“Aku
membantunya memilih hadiah.” Kata Yi Young membela diri. Jenny menegaskan
temanya tidak ada yang tertarik dengan kebenaran.
“Orang-orang
hanya butuh seseorang untuk melampiaskan kekesalan. Semangat. Kau harus bermuka
tebal di saat-saat seperti ini.” Ucap Jenny menyakinkan.
Jenny
mengajak Yi Young ke ruang tunggu. Yoo Da melihat Yi Young yang datang mengejek
kalau anggota baru itu berani datang. Jenny pun mengajak Yi Young memberitahu
pemain timpani senior memberitahu kalau akan bergabung dengan orkestra mulai
hari ini.
“Dia
datang untuk menyapamu lebih dahulu.” Ucap Jenny. Yi Young pun menyapa dengan
sopan
“Aku
sudah menonton videomu sejak aku bersekolah.” Akui Yi Young pada pemain timpani
yang disukainya.
“Apa kau
tahu konduktor sialan itu bahkan tidak meminta pendapatku?” sindir si pria. Yi
Young hanya bisa melonggo.
“Dia akan
mempekerjakan pemain timpani baru, tapi dia tidak minta pendapatku padahal aku
pemain timpani utama. Itu sangat menghina.” Ucap si pria. Yi Young pun tak bisa
berkata-kata.
Saat itu
seorang wanita setengah baya masuk ruangan, memberitahu bagi yang belum sarapan
bisa sarapan makanan yang dibawanya. Akhirnya Jenny mendekat memperkenalkan Yi
Young sebagai pemain timpani baru dan wanita itu sebagai pemain obo utama.
“Halo,
namaku Hong Yi Young. Aku menantikan bekerja denganmu.” Ucap yi Young dengan
sopan.
“Ya. Apa Kau
pemain timpani baru yang dia pekerjakan tanpa alasan padahal kami tidak butuh
pemain timpani lain? Kudengar kau tidur dengan Maestro Nam.” Ucap si wanita
blak-blakan. Yi Young hanya bisa melonggo.
“Kau
tampak lebih baik dilihat secara langsung. Aku penasaran melihat betapa tidak
tahu malunya kau.” Ucap si wanita.
“Aku
tidak tidur dengan konduktor atau melakukan hal semacam itu.” Akui Yi Young
dengan wajah binggung.
“Tidak
apa-apa. Jangan tersinggung. Aku mengerti kenapa kau melakukan hal seperti itu
saat masih muda. Tapi kau harus berhati-hati jika ingin bertahan di sini. Semua
orang di sini adalah musisi yang bangga.” Kata si wanita lalu berubah jadi
sinis.
Yoo Da
mendekati Yi Young sambil mengejek mengeluarkan suara anak anjing yang mengongong.
Yi Young hanya bisa diam saja, Jenny mengumpat marah dan ingin memberikan
pelajaran. Yi Young menahanya agar membiarkan saja dan yakin akan berusaha
lebih baik.
Yi Young
sudah berkumpul di ruang latihan, duduk dibelakang timpani tapi tanganya terus
gemetar. Ia mengingat yang dikatakan Jang Yoon padanya “Aku tahu cara
membantumu bersantai. Kau harus menulis "Manusia" dalam bahasa
Mandarin tiga kali. Itu yang harus kau lakukan.”
Akhirnya
Yi Young melakukan hal yang sama walaupun tak masuk akan tapi tetap saja
dilakukan. Ia pun bisa merasakan tanganya tak bergetar lagi. Saat itu seorang
wanita cantik masuk dengan membawa biola, semua tak percaya melihat Ha Eun Joo
yang masuk.
Eun Joo
langsung pergi menemui Yoo Da dan langsung menamparnya. Semua melonggo kaget melihatnya, Yoo Da
sambil memegang pipinya langsung bertanya siapa Eun Joo yang berani melakukan
itu padanya. Eun Joo tahu kalau Yoo Da itu yang mengunggah foto
“Moon Jae
Hyung dan aku di obrolan grup, kan?” ucap Eun Joo. Yoo Da pikir Eun Joo itu
sudah gila.
“Hei,
berani-beraninya kau memukulku?” kata Yoo Da ingin membalas tapi Eun Joo bisa
menahanya.
“Mulai sekarang,
perhatikan jari-jarimu. Jika kau melakukan itu lagi, aku akan langsung
memotongnya.” Ucap Eun Joo memperingati dengan meremas tangan Yoo Da.
Semua
yang melihat tak percaya kalau Eun Joo berani melakukan itu, Eun Joo pun pergi
ke tempat duduknya sambil berlatih biola. Yoo Da akhirnya mendekati sambil
memegang tanganya yang sakit. Ia merasa Eun Joo itu berpikir bisa lolos dengan
ini
“Aku akan
menuntutmu. Tunggu saja.” Ucap Yoo Da mengancam, Eun Joo pun tak peduli terus
bermain biola.
Saat itu
Joo Wan masuk ruangan menyapa anggotanya, Saat itu Jang Yoon ikut berjalan
dibelakangnya. Semua pemain bertanya-tanya siapa pria itu karena belum pernah
melihatnya. Yi Youn melonggo melihat Jang Yoon diduduk didepan piano.
“Duduklah,
semuanya... Kalian tidak perlu berdiri tiap kali aku masuk. Apa kabar kalian
baik?” ucap Joo Wan, Semua menjawab Ya. Yi Young terus menatap Jang Yoon tak
percaya.
“Tampaknya
tidak. Aku hanya mengharapkan yang terbaik untuk kalian. Kuharap kalian semua
akan segera bahagia. Karena ini hari pertama kita, akan kuperkenalkan anggota
baru.” Ucap Joo Wan
“Pertama,
violis utama kita. Ini Ha Eun Joo, violis yang bersemangat. Berikutnya adalah
pemain timpani baru kita, Hong Yi Young.” ucap Joo Wan. Yi Youn berdiri
membungkuk pada seniornya.
“Terakhir,
tapi tidak kalah penting, Jang Yoon, pianis kehormatan yang membuatku
terpesona.” Ucap Joo Wan. Semua masih bertanya-tanya siapa pria itu. Yi Young
terlihat masih binggung.
“Aku tahu
ini tidak direncanakan sebelumnya, tapi bagaimana jika kita minta Pak Jang
memainkan sebuah lagu sebelum latihan kita mulai? Tidak apa-apa, kan?” ucap Joo
Wan.
Jang Yoon
terlihat gugup, semua meminta agar Jang Yoon bisa mulai bermain. Joo Wan pun
meminta agar Jang Yoon bisa memulai memainkan pianonya. Jang Yoon akhirnya
bermain dengan sangat baik, semua langsung memberikan tepuk tangan termasuk Yi
Young terlihat sangat bersemangat.
Yi Young
menatap kearah Jang Yoon saat semua pemain keluar dari ruangan, Jenny mendekat
mengejek Yi Young itu sudah tergila-gila
kepadanya. Yi Young mengeluh meminta temanya agar jangan konyol.
“Bukan
begitu. Ini... Ini rumit.” Akui Yi Young yang terlihat benar-benar bingung.
“Kukira
dia hanya orang tidak kompeten lainnya, tapi aku terkesan. Kudengar dia bahkan
tidak kuliah musik.” Ucap Jenny. Yi
Young kaget mendengarnya.
“Direktorat
menentangnya, tapi Maestro Nam bersikeras tentang itu.” Cerita Jenny. Yi Young
menganguk mengeri.
“Lalu Bagaimana
denganmu? Apa kamu beradaptasi dengan baik?” tanya Jenny. Yi Young mengeluh
kalau sama sekali tidak karena sudah sekarat memperlihatkan tanganya.
Akhirnya
mereka mulai berlatih dengan dua timpani dibagian belakang, Yi Young terlihat
bisa mengikuti tapi Joo Wan merasakan sesuatu dan meminta berhenti bermain lalu
memanggil Hong Yi Young yang terlambat setengah ketukan. Yi Young langsung
meminta maaf.
“Kau
harus lebih berirama dan curahkan emosimu ke dalamnya. Mari mulai dari bait
pertama.” Ucap Joo Wan. Akhirnya semua kembali memulai latihan dengan wajah
serius.
“Tidak.
Hentikan... Bisakah timpani bermain sekali lagi?” kata Joo Wan. Yi Young
meminta maaf dengan para pemain yang menatap sinis padanya lalu mulai berlatih
tapi sticknya malah terlepas kembali
“Nona
Hong Yi Young. Apa kau akan terus melakukan ini? Memangnya kau amatir?” teriak
Pemain timpani senior lalu mengeluh pada Joo Wan .
“Maafkan aku... Tanganku berkeringat. Maafkan aku. Pak, bisa kita coba
sekali lagi untuk kali terakhir?” ucap Yi Young gugup dan merasa bersalah.
Semua pemain mengeluh melihatnya.
“Begini
saja... Kita sudahi saja. Jika ini terjadi lagi lain kali, mari memainkan lagu
yang lain. Mengerti?” ucap Joo Wan. Semua menganguk mengerti.
Yi Young
dengan wajah sedih berjalan pulang, lalu tak sengaja melihat Jang Yoon sedang
makan es krim memegang stick miliknya. Ia langsung meminta agar mengembaikan
pemukulnya. Jang Yoon malah menjauhkan dan engga mengembalikanya.
“Kenapa
tidak memberitahuku bahwa kamu pianis? Kau diam saja saat aku bilang aku ikut
audisi untuk Shinyoung Philharmonic.” Ucap Yi Young marah
“Kau
tidak pernah bertanya dan Kau pandai mengutuk orang dengan ekspresi wajahmu.
Astaga, kau sangat menakutkan.” Keluh Jang Yoon akhirnya mengembalikan stick
pada Yi Young.
“Aku tadi
melihatmu bertepuk tangan seperti anjing laut.” Ejek Jang Yoon mengikuti Yi
Young yang berjalan pergi.
“Kapan
aku melakukan itu?” ucap Yi Young menyangkal, Jang Yoon mengingatnya yaitu saat
ia bermain piano.
“Aku
tidak bertepuk tangan seperti anjing laut.” Kata Yi Young terus menyangkal.
Jang Yoon mengoda kalau melihat semuanya kalau bertepuk tangan seperti anjing
laut.
“Baiklah.
Aku bertepuk tangan. Lalu kenapa? Kau pasti bahagia karena kau cukup mahir
untuk menerima tepuk tangan.” keluh Yi Young tak bisa menyangkal
“Kita
berdua dapat pekerjaan, jadi, ayo makan daging untuk merayakannya Atau mau
minum? Aku bisa minum denganmu jika kau mau. Aku bahkan bisa tidur denganmu.”
Ucap Joo Wan mengoda.
Yi Young
berteriak marah, berpikir kalau sedang
menggodanya sekarang dan menganggap ini lucu dan sebagai lelucon. Joo Wan
terdiam melihat Yi Young terlihat benar-benar marah, Yi Young pun pikir Joo Wan tidak tahu sedang kesal lalu berjalan pergi.
Yi Young
dikamar menonton video lagu yang dimainkan untuk pementasan, wajahnya terlihat
sangat frustasi. Saat itu Ponselnya berdering "Tuan Buta Nada"
menelp, Yi Young memilih untuk tak mengangkatnya tapi Joo Wan berusaha terus
menelp, Yi Young akhirnya mengangkatnya.
“Maafkan
aku... Tapi aku sedang tidak ingin bicara denganmu. Kau tidak perlu bernyanyi
untukku hari ini.” Ucap Yi Young
“Bagaimana
jika kau keluar? Lagi pula, kau tidak akan bisa tidur karena sangat kesal. Aku
ada di depan toserba. Keluarlah.” Ucap Joo Wan
“Tidak,
aku tidak mau. Aku tidak ingin bertemu denganmu sekarang.” Kata Yi Young lalu
menutup telp dan akhirnya menangis.
Joo Wan
pulang ke rumah dikagetkan dengan Eun Joo sudah ada di dalam rumah saat lampu
baru dinyalakan, lalu mengeluh karena hanya diam saja di sana. Eun Joo
memperlihatkan kalung yang diberikan Joo Wan dilehernya.
“Ini
hadiah yang kau belikan untuk ulang tahunku. Bagaimana kelihatannya? Apa ini
cocok untukku?” ucap Eun Joo penuh semangat. Joo Wan menganguk tapi menatapnya
“Dia
bahkan tidak melihat dengan benar.” Keluh Eun Joo kesal, Joo Wan akhirnya duduk
sambil mengambil sebotol wine dan meminunya.
“Aku
bertemu dengan Profesor Kang baru-baru ini. Profesor Kang Myeong Sook, profesor
musik instrumental di Shinyoung College of Music. Kau sangat mengenal dia, kan?”
ucap Yi Young. Joo Wan menganguk.
“Dia
tiba-tiba bertanya kepadaku tentang Hong Yi Young. Dia ingin tahu kabarnya. Jadi,
aku bilang kepadanya bahwa kau menerimanya sebagai anggota orkestra.” Cerita Yi
Young. Joo Wan terlihat tegang dan ingin tahu kelanjutanya.
“Kurasa
akhirnya kau tertarik dengan apa yang akan kukatakan. Setidaknya kau
berpura-pura mendengarkan.” Komentar Yi Youn meminum wine lalu berjalan ke arah
jendela.
“Baru-baru
ini aku tidur dengan pacar Yi Young. Aku tidak berencana tidur dengannya, tapi
aku mabuk berat hari itu. Sejujurnya, aku juga ingin mempermainkannya.” Akui
Eun Joo.
“Siapa?”
tanya Joo Wan memastikan, Eun Joo menjawab kalau yang dimaksud adalah Yi Young.
“Akulah
alasan mereka putus.” Akui Eun Joo. Joo Wan ingin tahu alasan Eun Joo malah
memberitahukan itu.
“Karena
aku tahu kau tertarik kepadanya. Apa aku salah? Dialah alasan kau mengadakan
audisi itu. Kau ingin mempekerjakannya.” Komentar Eun Joo
“Imajinasimu
cukup menakjubkan” komentar Joo Wan sambil tertaa mengejek.
“Jangan
tertawa... Aku sangat ingin tahu. Kenapa kau sangat memperdulikannya? Kau
bersikap seperti ini sejak tahun lalu ketika dia mengalami kecelakaan itu. Apa
alasanmu? Apa aku tidak boleh tahu?” ucap Eun Jo penuh arti. Joo Wan hanya diam
saja lalu mendekat dan langsung mencium Eun Joo.
Yi Young
terbangun dengan mata panda, lalu mengosok gigi dan melihat ada kegaduhan
didepan rumah. Terlihat banyak orang yang membawa barang, seorang pria keluar
meminta agar mereka berhati-hati memindahkan piano itu.
Saat itu
Jang Yoon menatap ke atas dan melambaikan tangan dengan senyuman bahagia. Yi
Young melonggo kaget melihatnya dan langsung bergegas masuk rumah.
Soo Young
mengeluh kalau Yi Young itu ribut-ribut, menurutnya Tidak ada yang aneh soal
itu dan hanya kebetulan. Yi Young meminta Soo Young agar mendengarnya cerita
lebih dulu kalau mereka sudah bertemu tiga kali secara kebetulan dan menurutnya
itu sangat aneh.
“Dia
memberiku nomor teleponnya, dan dia ikut audisi untuk Shinyoung Philharmonic. Kini,
dia bahkan pindah ke rumah di sebelah rumahku.” Ucap Yi Young
“Kau
sedang berkhayal sekarang. Dia memberimu nomornya untuk pekerjaan paruh waktu,
dan kau bilang kepadanya bahwa kau gagal audisi sebelumnya. Kalau begitu, itu
bukan kebetulan.” Jelas Soo Young yakin
“Seperti
katamu, meski kalian berpapasan beberapa kali, kenapa dia menjual rumahnya dan
sengaja pindah padahal dia tidak terlalu mengenalmu? Itu akan membuang-buang
uang.” Jelas Soo Young
“Perkataanmu
ada benarnya. Tapi kami bertatapan dan dia tersenyum. Jika dia pindah dan
menyadari bahwa aku tinggal tepat di sebelah, bukankah wajar jika dia
terkejut?” ucap Yi Young merasa masih ada yang aneh.
“Hentikan
omong kosong itu dan sarapan saja, Aku harus merawat pasien sekarang.” Ucap Soo
Young. Saat itu Jang Yoon sudah menunggu didepan toko roti sambil melambaikan
helmnya.
“Baiklah,
sampai jumpa...Aku akan berbincang denganmu di rumah akhir pekan ini.” Ucap Yi
Young lalu menutup telpnya.
Yi Young
berjalan dan sengaja tak mengubrisnya, Jang Yoon pun mengikutinya. Yi Young
bertanya apa yang dinginkan Jang Yoon sekarang.
Jang Yoon bertanya Dari mana mendapatkan pakaian seperti ini. Yi Young
menjawab dari intenet dan bertanya balik kenapa menanyakan hal itu.
“Kau
punya gaya yang unik. Apa rencanamu hari ini?” ucap Jang Yoon, Yi Young
mengeluh Jang Yoon bertanya
“Kita
tidak latihan hari ini. Meskipun kita latihan, kau akan tetap dipecat.” Kata
Jang Yoon. Yi Young terlihat kesal.
“Mari
kita lakukan sesuatu dan menghabiskan waktu bersama.” Ucap Jang Yoon.
“Apa kau
tidak punya teman? Kau selalu memintaku menghabiskan waktu bersamamu. Apa kau
tertarik kepadaku?” keluh Yi Young.
“Ya,
sangat. Bagaimana denganmu?” tanya Joo Wan, Yi Young menjawab sama sekali
tidak.
“Bukankah
seharusnya kau memindahkan barangmu sekarang?” ucap Yi Young. Jang Yoon
memberitahu kalau Temannya menyuruh pergi.
“Ohh...
Begitu rupanya. Maafkan aku, tapi aku tidak punya waktu untukmu. Seperti
katamu, aku mungkin akan segera dipecat. Jadi, aku harus berlatih.” Ucap Yi
Young berjalan pergi.
“Aku
kenal seseorang yang memiliki timpani Kolberg.” Kata Jang Yoon. Yi Young
mengaku tahu hanya ada dua di negara kita.
“Dan pemiliknya
punya salah satunya. Kurasa aku mendengar sesuatu seperti pemiliknya punya
ruang latihan di Gangnam atau di suatu tempat.” Ucap Jang Yoon. Yi Young
seperti tak percaya
“Aku
tidak bohong. Aku akan mempertaruhkan jariku.” Ucap Jang Yoon menyuruh Yi Young
agar naik ke motornya.
“Apa aku
masuk ke perangkapnya?” keluh Yi Young kesal akhirnya naik ke motor.
“Pegang
yang erat! Motornya mungkin akan berhenti melaju.” Ucap Jang Yoon merasakan Yi
Young memegang bahunya.
“Jangan
khawatir. Simpan saja...” kata Yi Young tapi tersadar kalau akan melakukan
jalan cepat akhirnya memeluk erat pinggang Jang Yoon.
Yi Young
melonggo melihat tempat yang dituju,
Jang Yoon memberitahu kalau sudah sampai melepaskan helmnya Yi Young
heran mereka yang datang ke tempat padahal seharusnya akan ke ruang latihan dan
ingin tahu maksud ucapan Jang Yoon.
“Katamu
kau kenal seseorang yang memiliki timpani Kolberg. Kau bilang kita menuju ke
sana. Kau bahkan mempertaruhkan jarimu, kan?” ucap Yi Young kesal
“Kita
akan ke sana.” Kata Jang Yoon, Yi Young ingin tahu kapan. Jang Yoon menjawab
nanti setelah mereka bersenang-senang.
“Aku harus
menepati janjiku. Itu saja, kan?” ucap Jang Yoon. Yi Young hanya diam saja.
Jang Yoon
menaiki tangga menuju Namsan, berteriak menyuruh Jang Yoon segera berdiri. Yi
Young mengeluh bertanya mau kemana mereka. Jang Yoon menjawab kalau mereka akan
Naik kereta gantung. Yi Young melonggo mendengarnya.
“Apa Kita
akan ke atas untuk naik kereta gantung?” ucap Yi Young, Jang Yoon menyuruh Yi
Young agar cepat menaiki tangga.
Jang Yoon
terlihat santai menaiki tangga lalu sedikit berlari tapi Yi Young kewalahan
seperti tak sering olahraga dan penuh keringat.
“Kenapa
aku berlari di Gunung Nam pagi ini, bukannya tidur di rumah?” keluh Yi Young
kesal.
Jang Yoon
pun ikut olahraga pernafasan untuk manula. Yi Young memilih untuk bersadar di
pohon, Jang Yoon menariknya tapi Yi Young sudah tak kuat lagi.
Akhirnya
mereka duduk di bangku taman, Jang Yoon memotong apel lalu memakanya dengan
pisau, Sementara Yi Young duduk disampinganya sudah membuka mulutnya
lebar-lebar untuk makan sandwich tiga lapis, tapi Jang Yoon menatap dengan
heran.
“Apa Kau
belum pernah lihat orang makan? Kau membuatku takut.” Keluh Yi Young. Jang Yoon
akhirnya menyuruh makan saja. Akhirnya Yi Young pun makan dengan lahap
sementara Jang Yoon hanya makan apel.
Keduanya
sampai di tempat "Kereta gantung" Yi Young mengeluh melihat
pengumuman, padahal sudah datang jauh-jauh untuk naik tapi malah tutup. Jang
Yoon mengejek apakah Yi Young merasa tertipu. Yi Young membenarkan.
“Kupikir
kereta gantungnya akan beroperasi hari ini.” Ucap Jang Yoon, Yi Young menelaah
ucapan Jang Yoon.
“Apa
maksudmu kamu pikir hari ini akan beroperasi? Itu artinya kau tahu kereta
gantungnya tidak beroperasi.” Ucap Yi Young menahan amarah.
“Tertulis
begitu di situs mereka.” Kata Jang Yoon, Yi Young tak bisa menahan emosinya.
“Aku
sudah bersikap baik kepadamu, tapi kamu pria yang menjengkelkan. Apakah
menyenangkan menyeretku kemari padahal aku bilang tidak mau? Ini Sulit
dipercaya. Dasar Kau cabul.” Ucap Yi Young.
Jang Yoon
tak terima dianggap "Cabul" Yi Young pun memperingatkan Jang Yoon
agar Jangan pernah muncul di depannya dan
Jangan bicara dengannya juga lalu berjalan pergi. Tiba-tiba Jang Yoon
berkata “Ayo naik kereta gantung besok pagi, Yi Young.”
Yi
Young merasakan ada sosok lain yang
mengatakan hal yang sama lalu terdiam.
Ia pun menatap Jang Yoon dengan wajah kebingungan mulai bertanya siapa
Jang Yoon itu sebenarnya karena mengajukan pertanyaan yang aneh.
“Entahlah.
Siapa aku?” ucap Jang Yoon langsung berubah dengan tatapan berubah jadi dingin.
Yi Young
tiba-tiba ketakutan langsung berlari kabur,
Jang Yoon pun mengejarnya. Yi Young terjatuh dan ingatanya kembali saat
kejadian dikejar-kejar oleh seseorang lalu meminta tolong. Jang Yoon berteriak
meminta agar Berhenti.
“Apa kamu
baik-baik saja?” tanya Jang Yoon, Yi
Young merangkak mundur meminta agar Jangan mendekat dan akhirnya menangis.
“Ada apa?
Kenapa kau melarikan diri? Kenapa kau melarikan diri? Kenapa kau menangis? Apa
kau teringat sebuah kenangan buruk?” tanya Jang Yoon dengan wajah dingin. Yi
Young masih saja terus menangis.
“Aku
hanya akan tahu jika kau memberitahuku!” teriak Jang Yoon marah, Yi Young
mengaku tak tahu.
“Aku
tidak ingat apa pun... Tolong ampuni aku. Kumohon... Ampuni aku.” Ucap Yi Young
terus menangis. Jang Yoon hanya diam saja.
Flash Back
[Satu
tahun yang lalu]
Yi Young
berjalan ditengah hujan dengan botol infus yang mengantung, teringat dengan
suara seseorang “Ayo naik kereta gantung besok pagi, Yi Young.” lalu jatuh
lemas dengan wajah panik dan ketakutan.
“Tidak...
Aku tidak melakukannya. Itu tidak terjadi karena aku... Aku tidak membunuh...
Aku tidak membunuh... Itu bukan aku.” Ucap Yi Young menyakinkan diri lalu
langsung menangis histeris. Saat itu seorang pria datang dengan payung hitam.
“Apa kau
ingat aku?” tanya si pria. Yi Young hanya menatapnya dan terdiam.
“Haruskah
aku mengganti pertanyaanku? Apa kau ingat siapa yang kau bunuh?” ucap si pria.
Yi Young terus menatapnya dan terlihat Jang Yoon yang sebelumnya dibunuh lalu
jatuh pingsan. Jang Yoon pun hanya diam saja melihat Yi Young tak sadarkan
diri.
Bersambung
ke episode 5
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
umur yeon woo jin saama kim se jung beda jauuh, di drama ini mereka kek seumuran T_T
BalasHapusoiya kak, nanti ada drama terbaru dari kim so hyun, tolong bikinin juga sinopsis love alarm ya :D Trmkasih ^^
berati yang dibunuh Hong Yi Young adalah Jang Yoon?
BalasHapus