PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 07 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 4

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young masuk ke dalam gedung latihan dengan wajah bahagia dan penuh semangat, saat itu Jenny melihat temanya dan Yi Young pun menyambut dengan wajah sumringah. Beberapa orang langsung menatap Yi Young yakin kalau itu gadisnya, Yi Young seperti tak tahu akhirnya Jenny pun mengajak temanya bicara.

Yi Young melihat foto dirinya dengan Joo Wan lalu tertulis di grup “ Berita terkini hari ini. Piaraan baru yang manis telah muncul. Untuk pudel baru konduktor itu, bagaimana jika kita menggonggong bersama? "Guk, guk." Ia melonggo binggung membaca berita tentangnya.
“Siapa yang mengunggah foto-foto ini?” tanya Yi Young binggung. Jenny memberitahu Seseorang dari Shinyoung Philharmonic.
“Hanya personel yang bisa menulis pesan di forum anonim.” Ucap Jenny. Yi Young tak percaya Seseorang dari Shinyoung Philharmonic melakukan ini.
“Ya, namanya Yu Da. Ini penguntit baru yang bisa merangkum info seperti profesional. Kita tidak tahu orang itu pria atau wanita. Aku bisa merasakan dia wanita.” Ucap Jenny.
“Aku membantunya memilih hadiah.” Kata Yi Young membela diri. Jenny menegaskan temanya tidak ada yang tertarik dengan kebenaran.
“Orang-orang hanya butuh seseorang untuk melampiaskan kekesalan. Semangat. Kau harus bermuka tebal di saat-saat seperti ini.” Ucap Jenny menyakinkan. 

Jenny mengajak Yi Young ke ruang tunggu. Yoo Da melihat Yi Young yang datang mengejek kalau anggota baru itu berani datang. Jenny pun mengajak Yi Young memberitahu pemain timpani senior memberitahu kalau akan bergabung dengan orkestra mulai hari ini.
“Dia datang untuk menyapamu lebih dahulu.” Ucap Jenny. Yi Young pun menyapa dengan sopan
“Aku sudah menonton videomu sejak aku bersekolah.” Akui Yi Young pada pemain timpani yang disukainya.
“Apa kau tahu konduktor sialan itu bahkan tidak meminta pendapatku?” sindir si pria. Yi Young hanya bisa melonggo.
“Dia akan mempekerjakan pemain timpani baru, tapi dia tidak minta pendapatku padahal aku pemain timpani utama. Itu sangat menghina.” Ucap si pria. Yi Young pun tak bisa berkata-kata. 


Saat itu seorang wanita setengah baya masuk ruangan, memberitahu bagi yang belum sarapan bisa sarapan makanan yang dibawanya. Akhirnya Jenny mendekat memperkenalkan Yi Young sebagai pemain timpani baru dan wanita itu sebagai pemain obo utama.
“Halo, namaku Hong Yi Young. Aku menantikan bekerja denganmu.” Ucap yi Young dengan sopan.
“Ya. Apa Kau pemain timpani baru yang dia pekerjakan tanpa alasan padahal kami tidak butuh pemain timpani lain? Kudengar kau tidur dengan Maestro Nam.” Ucap si wanita blak-blakan. Yi Young hanya bisa melonggo.
“Kau tampak lebih baik dilihat secara langsung. Aku penasaran melihat betapa tidak tahu malunya kau.” Ucap si wanita.
“Aku tidak tidur dengan konduktor atau melakukan hal semacam itu.” Akui Yi Young dengan wajah binggung.
“Tidak apa-apa. Jangan tersinggung. Aku mengerti kenapa kau melakukan hal seperti itu saat masih muda. Tapi kau harus berhati-hati jika ingin bertahan di sini. Semua orang di sini adalah musisi yang bangga.” Kata si wanita lalu berubah jadi sinis.
Yoo Da mendekati Yi Young sambil mengejek mengeluarkan suara anak anjing yang mengongong. Yi Young hanya bisa diam saja, Jenny mengumpat marah dan ingin memberikan pelajaran. Yi Young menahanya agar membiarkan saja dan yakin akan berusaha lebih baik.


Yi Young sudah berkumpul di ruang latihan, duduk dibelakang timpani tapi tanganya terus gemetar. Ia mengingat yang dikatakan Jang Yoon padanya “Aku tahu cara membantumu bersantai. Kau harus menulis "Manusia" dalam bahasa Mandarin tiga kali. Itu yang harus kau lakukan.”
Akhirnya Yi Young melakukan hal yang sama walaupun tak masuk akan tapi tetap saja dilakukan. Ia pun bisa merasakan tanganya tak bergetar lagi. Saat itu seorang wanita cantik masuk dengan membawa biola, semua tak percaya melihat Ha Eun Joo yang masuk.
Eun Joo langsung pergi menemui Yoo Da dan langsung menamparnya.  Semua melonggo kaget melihatnya, Yoo Da sambil memegang pipinya langsung bertanya siapa Eun Joo yang berani melakukan itu padanya. Eun Joo tahu kalau Yoo Da itu yang mengunggah foto

“Moon Jae Hyung dan aku di obrolan grup, kan?” ucap Eun Joo. Yoo Da pikir Eun Joo itu sudah gila.
“Hei, berani-beraninya kau memukulku?” kata Yoo Da ingin membalas tapi Eun Joo bisa menahanya.
“Mulai sekarang, perhatikan jari-jarimu. Jika kau melakukan itu lagi, aku akan langsung memotongnya.” Ucap Eun Joo memperingati dengan meremas tangan Yoo Da. 

Semua yang melihat tak percaya kalau Eun Joo berani melakukan itu, Eun Joo pun pergi ke tempat duduknya sambil berlatih biola. Yoo Da akhirnya mendekati sambil memegang tanganya yang sakit. Ia merasa Eun Joo itu berpikir bisa lolos dengan ini
“Aku akan menuntutmu. Tunggu saja.” Ucap Yoo Da mengancam, Eun Joo pun tak peduli terus bermain biola. 

Saat itu Joo Wan masuk ruangan menyapa anggotanya, Saat itu Jang Yoon ikut berjalan dibelakangnya. Semua pemain bertanya-tanya siapa pria itu karena belum pernah melihatnya. Yi Youn melonggo melihat Jang Yoon diduduk didepan piano.
“Duduklah, semuanya... Kalian tidak perlu berdiri tiap kali aku masuk. Apa kabar kalian baik?” ucap Joo Wan, Semua menjawab Ya. Yi Young terus menatap Jang Yoon tak percaya.
“Tampaknya tidak. Aku hanya mengharapkan yang terbaik untuk kalian. Kuharap kalian semua akan segera bahagia. Karena ini hari pertama kita, akan kuperkenalkan anggota baru.” Ucap Joo Wan
“Pertama, violis utama kita. Ini Ha Eun Joo, violis yang bersemangat. Berikutnya adalah pemain timpani baru kita, Hong Yi Young.” ucap Joo Wan. Yi Youn berdiri membungkuk pada seniornya.
“Terakhir, tapi tidak kalah penting, Jang Yoon, pianis kehormatan yang membuatku terpesona.” Ucap Joo Wan. Semua masih bertanya-tanya siapa pria itu. Yi Young terlihat masih binggung.
“Aku tahu ini tidak direncanakan sebelumnya, tapi bagaimana jika kita minta Pak Jang memainkan sebuah lagu sebelum latihan kita mulai? Tidak apa-apa, kan?” ucap Joo Wan.
Jang Yoon terlihat gugup, semua meminta agar Jang Yoon bisa mulai bermain. Joo Wan pun meminta agar Jang Yoon bisa memulai memainkan pianonya. Jang Yoon akhirnya bermain dengan sangat baik, semua langsung memberikan tepuk tangan termasuk Yi Young terlihat sangat bersemangat. 


Yi Young menatap kearah Jang Yoon saat semua pemain keluar dari ruangan, Jenny mendekat mengejek Yi Young itu  sudah tergila-gila kepadanya. Yi Young mengeluh meminta temanya agar jangan konyol.
“Bukan begitu. Ini... Ini rumit.” Akui Yi Young yang terlihat benar-benar bingung.
“Kukira dia hanya orang tidak kompeten lainnya, tapi aku terkesan. Kudengar dia bahkan tidak kuliah musik.” Ucap Jenny.  Yi Young kaget mendengarnya.
“Direktorat menentangnya, tapi Maestro Nam bersikeras tentang itu.” Cerita Jenny. Yi Young menganguk mengeri.
“Lalu Bagaimana denganmu? Apa kamu beradaptasi dengan baik?” tanya Jenny. Yi Young mengeluh kalau sama sekali tidak karena sudah sekarat memperlihatkan tanganya. 

Akhirnya mereka mulai berlatih dengan dua timpani dibagian belakang, Yi Young terlihat bisa mengikuti tapi Joo Wan merasakan sesuatu dan meminta berhenti bermain lalu memanggil Hong Yi Young yang terlambat setengah ketukan. Yi Young langsung meminta maaf.
“Kau harus lebih berirama dan curahkan emosimu ke dalamnya. Mari mulai dari bait pertama.” Ucap Joo Wan. Akhirnya semua kembali memulai latihan dengan wajah serius.
“Tidak. Hentikan... Bisakah timpani bermain sekali lagi?” kata Joo Wan. Yi Young meminta maaf dengan para pemain yang menatap sinis padanya lalu mulai berlatih tapi sticknya malah terlepas kembali
“Nona Hong Yi Young. Apa kau akan terus melakukan ini? Memangnya kau amatir?” teriak Pemain timpani senior lalu mengeluh pada Joo Wan .
“Maafkan aku... Tanganku berkeringat. Maafkan aku. Pak, bisa kita coba sekali lagi untuk kali terakhir?” ucap Yi Young gugup dan merasa bersalah. Semua pemain mengeluh melihatnya.
“Begini saja... Kita sudahi saja. Jika ini terjadi lagi lain kali, mari memainkan lagu yang lain. Mengerti?” ucap Joo Wan. Semua menganguk mengerti. 


Yi Young dengan wajah sedih berjalan pulang, lalu tak sengaja melihat Jang Yoon sedang makan es krim memegang stick miliknya. Ia langsung meminta agar mengembaikan pemukulnya. Jang Yoon malah menjauhkan dan engga mengembalikanya.
“Kenapa tidak memberitahuku bahwa kamu pianis? Kau diam saja saat aku bilang aku ikut audisi untuk Shinyoung Philharmonic.” Ucap Yi Young marah
“Kau tidak pernah bertanya dan Kau pandai mengutuk orang dengan ekspresi wajahmu. Astaga, kau sangat menakutkan.” Keluh Jang Yoon akhirnya mengembalikan stick pada Yi Young. 

“Aku tadi melihatmu bertepuk tangan seperti anjing laut.” Ejek Jang Yoon mengikuti Yi Young yang berjalan pergi.
“Kapan aku melakukan itu?” ucap Yi Young menyangkal, Jang Yoon mengingatnya yaitu saat ia bermain piano.
“Aku tidak bertepuk tangan seperti anjing laut.” Kata Yi Young terus menyangkal. Jang Yoon mengoda kalau melihat semuanya kalau bertepuk tangan seperti anjing laut.
“Baiklah. Aku bertepuk tangan. Lalu kenapa? Kau pasti bahagia karena kau cukup mahir untuk menerima tepuk tangan.” keluh Yi Young tak bisa menyangkal
“Kita berdua dapat pekerjaan, jadi, ayo makan daging untuk merayakannya Atau mau minum? Aku bisa minum denganmu jika kau mau. Aku bahkan bisa tidur denganmu.” Ucap Joo Wan mengoda.
Yi Young berteriak marah,  berpikir kalau sedang menggodanya sekarang dan menganggap ini lucu dan sebagai lelucon. Joo Wan terdiam melihat Yi Young terlihat benar-benar marah, Yi Young pun pikir Joo Wan  tidak tahu sedang kesal lalu berjalan pergi. 


Yi Young dikamar menonton video lagu yang dimainkan untuk pementasan, wajahnya terlihat sangat frustasi. Saat itu Ponselnya berdering "Tuan Buta Nada" menelp, Yi Young memilih untuk tak mengangkatnya tapi Joo Wan berusaha terus menelp, Yi Young akhirnya mengangkatnya.
“Maafkan aku... Tapi aku sedang tidak ingin bicara denganmu. Kau tidak perlu bernyanyi untukku hari ini.” Ucap Yi Young
“Bagaimana jika kau keluar? Lagi pula, kau tidak akan bisa tidur karena sangat kesal. Aku ada di depan toserba. Keluarlah.” Ucap Joo Wan
“Tidak, aku tidak mau. Aku tidak ingin bertemu denganmu sekarang.” Kata Yi Young lalu menutup telp dan akhirnya menangis. 

Joo Wan pulang ke rumah dikagetkan dengan Eun Joo sudah ada di dalam rumah saat lampu baru dinyalakan, lalu mengeluh karena hanya diam saja di sana. Eun Joo memperlihatkan kalung yang diberikan Joo Wan dilehernya.
“Ini hadiah yang kau belikan untuk ulang tahunku. Bagaimana kelihatannya? Apa ini cocok untukku?” ucap Eun Joo penuh semangat. Joo Wan menganguk tapi menatapnya
“Dia bahkan tidak melihat dengan benar.” Keluh Eun Joo kesal, Joo Wan akhirnya duduk sambil mengambil sebotol wine dan meminunya.
“Aku bertemu dengan Profesor Kang baru-baru ini. Profesor Kang Myeong Sook, profesor musik instrumental di Shinyoung College of Music. Kau sangat mengenal dia, kan?” ucap Yi Young. Joo Wan menganguk.
“Dia tiba-tiba bertanya kepadaku tentang Hong Yi Young. Dia ingin tahu kabarnya. Jadi, aku bilang kepadanya bahwa kau menerimanya sebagai anggota orkestra.” Cerita Yi Young. Joo Wan terlihat tegang dan ingin tahu kelanjutanya.
“Kurasa akhirnya kau tertarik dengan apa yang akan kukatakan. Setidaknya kau berpura-pura mendengarkan.” Komentar Yi Youn meminum wine lalu berjalan ke arah jendela.
“Baru-baru ini aku tidur dengan pacar Yi Young. Aku tidak berencana tidur dengannya, tapi aku mabuk berat hari itu. Sejujurnya, aku juga ingin mempermainkannya.” Akui Eun Joo.
“Siapa?” tanya Joo Wan memastikan, Eun Joo menjawab kalau yang dimaksud adalah Yi Young.
“Akulah alasan mereka putus.” Akui Eun Joo. Joo Wan ingin tahu alasan Eun Joo malah memberitahukan itu.
“Karena aku tahu kau tertarik kepadanya. Apa aku salah? Dialah alasan kau mengadakan audisi itu. Kau ingin mempekerjakannya.” Komentar Eun Joo
“Imajinasimu cukup menakjubkan” komentar Joo Wan sambil tertaa mengejek.
“Jangan tertawa... Aku sangat ingin tahu. Kenapa kau sangat memperdulikannya? Kau bersikap seperti ini sejak tahun lalu ketika dia mengalami kecelakaan itu. Apa alasanmu? Apa aku tidak boleh tahu?” ucap Eun Jo penuh arti. Joo Wan hanya diam saja lalu mendekat dan langsung mencium Eun Joo. 



Yi Young terbangun dengan mata panda, lalu mengosok gigi dan melihat ada kegaduhan didepan rumah. Terlihat banyak orang yang membawa barang, seorang pria keluar meminta agar mereka berhati-hati memindahkan piano itu.
Saat itu Jang Yoon menatap ke atas dan melambaikan tangan dengan senyuman bahagia. Yi Young melonggo kaget melihatnya dan langsung bergegas masuk rumah. 

Soo Young mengeluh kalau Yi Young itu ribut-ribut, menurutnya Tidak ada yang aneh soal itu dan hanya kebetulan. Yi Young meminta Soo Young agar mendengarnya cerita lebih dulu kalau mereka sudah bertemu tiga kali secara kebetulan dan menurutnya itu sangat aneh.
“Dia memberiku nomor teleponnya, dan dia ikut audisi untuk Shinyoung Philharmonic. Kini, dia bahkan pindah ke rumah di sebelah rumahku.” Ucap Yi Young
“Kau sedang berkhayal sekarang. Dia memberimu nomornya untuk pekerjaan paruh waktu, dan kau bilang kepadanya bahwa kau gagal audisi sebelumnya. Kalau begitu, itu bukan kebetulan.” Jelas Soo Young yakin
“Seperti katamu, meski kalian berpapasan beberapa kali, kenapa dia menjual rumahnya dan sengaja pindah padahal dia tidak terlalu mengenalmu? Itu akan membuang-buang uang.” Jelas Soo Young
“Perkataanmu ada benarnya. Tapi kami bertatapan dan dia tersenyum. Jika dia pindah dan menyadari bahwa aku tinggal tepat di sebelah, bukankah wajar jika dia terkejut?” ucap Yi Young merasa masih ada yang aneh.
“Hentikan omong kosong itu dan sarapan saja, Aku harus merawat pasien sekarang.” Ucap Soo Young. Saat itu Jang Yoon sudah menunggu didepan toko roti sambil melambaikan helmnya.
“Baiklah, sampai jumpa...Aku akan berbincang denganmu di rumah akhir pekan ini.” Ucap Yi Young lalu menutup telpnya.

Yi Young berjalan dan sengaja tak mengubrisnya, Jang Yoon pun mengikutinya. Yi Young bertanya apa yang dinginkan Jang Yoon sekarang.  Jang Yoon bertanya Dari mana mendapatkan pakaian seperti ini. Yi Young menjawab dari intenet dan bertanya balik kenapa menanyakan hal itu.
“Kau punya gaya yang unik. Apa rencanamu hari ini?” ucap Jang Yoon, Yi Young mengeluh Jang Yoon bertanya
“Kita tidak latihan hari ini. Meskipun kita latihan, kau akan tetap dipecat.” Kata Jang Yoon. Yi Young terlihat kesal.
“Mari kita lakukan sesuatu dan menghabiskan waktu bersama.” Ucap Jang Yoon.
“Apa kau tidak punya teman? Kau selalu memintaku menghabiskan waktu bersamamu. Apa kau tertarik kepadaku?” keluh Yi Young.
“Ya, sangat. Bagaimana denganmu?” tanya Joo Wan, Yi Young menjawab sama sekali tidak.
“Bukankah seharusnya kau memindahkan barangmu sekarang?” ucap Yi Young. Jang Yoon memberitahu kalau Temannya menyuruh pergi.
“Ohh... Begitu rupanya. Maafkan aku, tapi aku tidak punya waktu untukmu. Seperti katamu, aku mungkin akan segera dipecat. Jadi, aku harus berlatih.” Ucap Yi Young berjalan pergi.
“Aku kenal seseorang yang memiliki timpani Kolberg.” Kata Jang Yoon. Yi Young mengaku tahu hanya ada dua di negara kita.
“Dan pemiliknya punya salah satunya. Kurasa aku mendengar sesuatu seperti pemiliknya punya ruang latihan di Gangnam atau di suatu tempat.” Ucap Jang Yoon. Yi Young seperti tak percaya
“Aku tidak bohong. Aku akan mempertaruhkan jariku.” Ucap Jang Yoon menyuruh Yi Young agar naik ke motornya.
“Apa aku masuk ke perangkapnya?” keluh Yi Young kesal akhirnya naik ke motor.
“Pegang yang erat! Motornya mungkin akan berhenti melaju.” Ucap Jang Yoon merasakan Yi Young memegang bahunya.
“Jangan khawatir. Simpan saja...” kata Yi Young tapi tersadar kalau akan melakukan jalan cepat akhirnya memeluk erat pinggang Jang Yoon. 



Yi Young melonggo melihat tempat yang dituju,  Jang Yoon memberitahu kalau sudah sampai melepaskan helmnya Yi Young heran mereka yang datang ke tempat padahal seharusnya akan ke ruang latihan dan ingin tahu maksud ucapan Jang Yoon.
“Katamu kau kenal seseorang yang memiliki timpani Kolberg. Kau bilang kita menuju ke sana. Kau bahkan mempertaruhkan jarimu, kan?” ucap Yi Young kesal
“Kita akan ke sana.” Kata Jang Yoon, Yi Young ingin tahu kapan. Jang Yoon menjawab nanti setelah mereka bersenang-senang.
“Aku harus menepati janjiku. Itu saja, kan?” ucap Jang Yoon. Yi Young hanya diam saja. 

Jang Yoon menaiki tangga menuju Namsan, berteriak menyuruh Jang Yoon segera berdiri. Yi Young mengeluh bertanya mau kemana mereka. Jang Yoon menjawab kalau mereka akan Naik kereta gantung. Yi Young melonggo mendengarnya.
“Apa Kita akan ke atas untuk naik kereta gantung?” ucap Yi Young, Jang Yoon menyuruh Yi Young agar cepat menaiki tangga.
Jang Yoon terlihat santai menaiki tangga lalu sedikit berlari tapi Yi Young kewalahan seperti tak sering olahraga dan penuh keringat.
“Kenapa aku berlari di Gunung Nam pagi ini, bukannya tidur di rumah?” keluh Yi Young kesal.
Jang Yoon pun ikut olahraga pernafasan untuk manula. Yi Young memilih untuk bersadar di pohon, Jang Yoon menariknya tapi Yi Young sudah tak kuat lagi. 

Akhirnya mereka duduk di bangku taman, Jang Yoon memotong apel lalu memakanya dengan pisau, Sementara Yi Young duduk disampinganya sudah membuka mulutnya lebar-lebar untuk makan sandwich tiga lapis, tapi Jang Yoon menatap dengan heran.
“Apa Kau belum pernah lihat orang makan? Kau membuatku takut.” Keluh Yi Young. Jang Yoon akhirnya menyuruh makan saja. Akhirnya Yi Young pun makan dengan lahap sementara Jang Yoon hanya makan apel. 

Keduanya sampai di tempat "Kereta gantung" Yi Young mengeluh melihat pengumuman, padahal sudah datang jauh-jauh untuk naik tapi malah tutup. Jang Yoon mengejek apakah Yi Young merasa tertipu. Yi Young membenarkan.
“Kupikir kereta gantungnya akan beroperasi hari ini.” Ucap Jang Yoon, Yi Young menelaah ucapan Jang Yoon.
“Apa maksudmu kamu pikir hari ini akan beroperasi? Itu artinya kau tahu kereta gantungnya tidak beroperasi.” Ucap Yi Young menahan amarah.
“Tertulis begitu di situs mereka.” Kata Jang Yoon, Yi Young tak bisa menahan emosinya.
“Aku sudah bersikap baik kepadamu, tapi kamu pria yang menjengkelkan. Apakah menyenangkan menyeretku kemari padahal aku bilang tidak mau? Ini Sulit dipercaya. Dasar Kau cabul.” Ucap Yi Young.
Jang Yoon tak terima dianggap "Cabul" Yi Young pun memperingatkan Jang Yoon agar Jangan pernah muncul di depannya dan  Jangan bicara dengannya juga lalu berjalan pergi. Tiba-tiba Jang Yoon berkata “Ayo naik kereta gantung besok pagi, Yi Young.”
Yi Young  merasakan ada sosok lain yang mengatakan hal yang sama lalu terdiam.  Ia pun menatap Jang Yoon dengan wajah kebingungan mulai bertanya siapa Jang Yoon itu sebenarnya karena mengajukan pertanyaan yang aneh.
“Entahlah. Siapa aku?” ucap Jang Yoon langsung berubah dengan tatapan berubah jadi dingin.
Yi Young tiba-tiba ketakutan langsung berlari kabur,  Jang Yoon pun mengejarnya. Yi Young terjatuh dan ingatanya kembali saat kejadian dikejar-kejar oleh seseorang lalu meminta tolong. Jang Yoon berteriak meminta agar Berhenti.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Jang Yoon,  Yi Young merangkak mundur meminta agar Jangan mendekat dan akhirnya menangis.
“Ada apa? Kenapa kau melarikan diri? Kenapa kau melarikan diri? Kenapa kau menangis? Apa kau teringat sebuah kenangan buruk?” tanya Jang Yoon dengan wajah dingin. Yi Young masih saja terus menangis.
“Aku hanya akan tahu jika kau memberitahuku!” teriak Jang Yoon marah, Yi Young mengaku tak tahu.
“Aku tidak ingat apa pun... Tolong ampuni aku. Kumohon... Ampuni aku.” Ucap Yi Young terus menangis. Jang Yoon hanya diam saja. 



Flash Back 
[Satu tahun yang lalu]
Yi Young berjalan ditengah hujan dengan botol infus yang mengantung, teringat dengan suara seseorang “Ayo naik kereta gantung besok pagi, Yi Young.” lalu jatuh lemas dengan wajah panik dan ketakutan.
“Tidak... Aku tidak melakukannya. Itu tidak terjadi karena aku... Aku tidak membunuh... Aku tidak membunuh... Itu bukan aku.” Ucap Yi Young menyakinkan diri lalu langsung menangis histeris. Saat itu seorang pria datang dengan payung hitam.
“Apa kau ingat aku?” tanya si pria. Yi Young hanya menatapnya dan terdiam.
“Haruskah aku mengganti pertanyaanku? Apa kau ingat siapa yang kau bunuh?” ucap si pria. Yi Young terus menatapnya dan terlihat Jang Yoon yang sebelumnya dibunuh lalu jatuh pingsan. Jang Yoon pun hanya diam saja melihat Yi Young tak sadarkan diri.
Bersambung ke episode 5

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. umur yeon woo jin saama kim se jung beda jauuh, di drama ini mereka kek seumuran T_T

    oiya kak, nanti ada drama terbaru dari kim so hyun, tolong bikinin juga sinopsis love alarm ya :D Trmkasih ^^

    BalasHapus
  2. berati yang dibunuh Hong Yi Young adalah Jang Yoon?

    BalasHapus