PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Semua
sudah siap-siap untuk berlatih dan Yi Young pun memberikan partitur. Eun Joo
tiba-tiba masuk ruanngan dengan santai dudk dikursi yang kosong. Yoo Da menatap
sinis berpikir kalauini perlakuan khusus untuk Eun Joo.
“Eun Joo,
bukankah kamu dikeluarkan dalam penampilan ini? Kau masih di sini setelah
memanfaatkan koneksimu dengan Dirut.” Ejek Yoo Da
“Kenapa
aku harus dikeluarkan?” balas Eun Joo sinis. Yoo Da mengumpat kesal dan
mengancam akan membunuh dengan tanganku sendiri.
Yi Young
mendekat menanyakan kondisi Eun Joo apakah sudah lebh baik. Eun Joo malah
menatap sinis menyuru Yi Young mengurus urusannya sendiri. Yi Young akhirnya
memuji Eun Joo itu sangat mengesankan.
“Aku
tidak mengira kau akan berlatih meski bukan violinis pertama.” Puji Yi Young
“Cukup.
Mendengar pujian darimu sama sekali tidak menyenangkan. Yi Young, saat kita
kuliah, bukankah kita mengikuti kelas pemasaran bersama? Tentang pemasaran SNS.”
Kata Eun Joo. Yi Young seperti tak menyadarinya dan merasa memang sekelas.
Flash Back
Yi Young
duduk di bangku kuliah dengan Eun Joo, Saat itu Jang Yoon berdiri didepan
memberitahu punya waktu sampai pukul 12.00 dan Jika sudah selesai, tinggalkan
kertas di meja dan keluar dari pintu di belakang.
“Apa kau
ingat asisten dosen untuk kelas itu?” tanya Eun Joo, Yi Young mencoba mengingat
tentang Asisten dosen.
“Kurasa
tidak... Apa ada asisten dosen?”ucap Yi Young tak ingat. Eun Joo tak ingin
membahasnya lalu berpikir tak seharusnya repot-repot bicara dengan Yi Young dan
menyuruhnya pergi saja. Yi Young pikir kalau Eun Joo aneh sekali.
“Seniman
juga pegawai. Batalkan pemecatanmu yang salah! Kami menuntut permintaan maaf
dari Nam Ju Wan! Shinyoung Philharmonic harus bangun!” teriak Su Mi didepan
gedung.
Nyonya
Yoon dan Nyonya Wang melihat dari jendela gedung, Nyonya Wang mengaku tidak pernah menduga akan
melihat Kementerian Ketenagakerjaan melakukan inspeksi di sini dan bertanya
apakah Dirut sudah kembali.
“Dia
terbang akhir pekan ini.” Kata Nyonya Yoon. Nyonya Wang ingin tahu dengan
Presdir Ko, apakah dia masih marah
“Jangan
memancingku. Dia meneleponku beberapa kali sehari. Pasti dia akan memberi tahu
direktorat bahwa itu salahku.” Keluh Nyonya Yoon.
“Itu
sebabnya kau harus membujuk mereka lebih awal. Kalau dipikir-pikir, kita
bertiga mulai bekerja di sini pada saat yang sama. Dia melalui banyak kesulitan
setelah bergabung dengan orkestra selama masa-masa kelam.” Pesan Nyonya Wang.
Nyonya
Yoon akhirnya bertemu dengan Su Mi di restoran, Su Min dengan nada penuh amarah
menganmca, Jika tidak kembali,maa akan ke balai kota dan akan protes di sana.
Nyonya Yoon memberitahu Orkestra sudah merugi selama lima tahun terakhir.
“Jangan
coba-coba berbohong! Semua orang tahu Shinyoung mendukungnya.” Kata Su Min
“Dananya
sudah berkurang sejak lama. Aku khawatir kita semua akan menganggur, jadi, aku
membawa Maestro Nam sebagai harapan terakhir kita. Maaf, tapi aku tidak bisa
membelamu. Tolong pahami aku. Tolong selamatkan kami.Kita pernah menjadi rekan
kerja.” Kata Nyonya Yoon memegang tangan Su Min.
“Sebelum
itu, aku ingin menanyakan satu hal. Apa kamu juga berpikir penampilanku hanya
bernilai 40 poin?” tanya Su Min marah
“Aku
mengirim resumemu ke Profesor Kang dari universitas musik. Kau bisa menjadi
pengajar untuk beberapa kelas. Aku juga akan memberikan surat rekomendasi.”
Ucap Nyonya Yoon. Su Min seperti tak peduli.
“Aku
berhenti bernyanyi karena nodul pita suaraku. Kau masih bisa bermusik meski
tidak bisa tampil. Mungkin saat ini kau seperti sekarat, tapi tidak semudah itu
untuk mati. Aku sudah melaluinya, dan para junior kita juga akan melaluinya
kelak.” Pesan Nyonya Yoon. Su Min pun seperti bisa mengerti.
Joo Wan
diruangan teringat kembali percakapan dengan Eun Joo dirumahnya.
Flash Back
Eun Joo
bertanya apakah tahu tentang mendiang Kim Ian punya seorang adik. Joo Wan tak
mengerti maksudnya, Eun Joo menceritakan Saat kuliah, Yi Young dan dirinya mengikuti kelas pemasaran lalu Ada
asisten dosen di kelas itu, dan Jang Yoon pernah mengawasi ujian mereka.
“Dia juga
mengumpulkan tugas untuk dosen.” Cerita Eun Joo. Joo Wan ingin tahu Apa
hubungannya dengan Ian.
“Kurasa
dia kakaknya Ian Dan dia anggota orkestra kita.” Kata Eun Joo. Joo Wan memegang
CV milik Jang Yoon dengan wajah tegang.
Joo Wan
mendengar bunyi pintu terketuk lalu menyuruh masuk. Jang Yoon pun masuk
ruangan, Joo Wan menawarkan kopi karena baru menyeduhnya. Jang Yoon menolak dan
ingn tahu alasan ingin menemuinya. Joo Wan mengaku Ini bukan apa-apa tapi Ada
yang ingin ditanyakan.
“Aku
mendengar sesuatu yang aneh kemarin Bahwa kau bukan Jang Yoon yang asli. Aku
memeriksa resume yang kamu serahkan untuk orkestra ini. Apa kau memalsukan
semuanya termasuk namamu?” ucap Joo Wan. Jang Yoon mengaku tidak.
“Kau tahu
bahwa itu ilegal, kan?” kata Joo Wan. Jang Yoon mengaku tahu.
“Kalau begitu,
boleh kutanya kenapa kamu memakai nama lain? Sekeras apa pun aku memikirkannya,
aku tidak mengerti apa keuntungannya untukmu. Dan kau tidak mencuri resume
orang lain. Lalu kenapa kau melakukan itu?” tanya Joo Wan.
“Lebih
baik aku tidak membahasnya. Ini sangat personal. Jika kau melaporkan ini dan
aku dipecat, akan kuterima hukumanku. Lagi pula, aku tidak akan bisa
menghentikanmu.” Ucap Jang Yoon.
“Apa
karena kau tidak ingin orang lain tahu identitas aslimu? Kau menyembunyikannya
dari siapa? Dan kenapa?” kata Joo Wan penasaran.
“Itu
tidak ada hubungannya denganmu.” Kata Jang Yoon. Yi Young tiba-tiba masuk
ruangan melihat keduanya sedang ada dalam ruangan langsung meminta maaf lalu
menutup pintunya kembali.
“Aku
mengerti kau tidak ingin membicarakannya. Biar kupertimbangkan harus
melaporkanmu atau tidak. Silakan pergi sekarang.” Ucap Joo Wan dan melihat
surat "Resume"
Jang Yoon
keluar dari ruangan, Yi Young langsung bertanya alasan Joo Wan memanggilnya dan
berpikir melakukan kesalahan. Jang Yoon mengaku pasti tidak karena mereka hanya
membicarakan penampilan itu. Yi Young bisa bernafas lega karena cemas tanpa
alasan.
“Dia
jarang memanggil orang untuk alasan positif.” Kata Yi Young membela Joo
Wan.
“Omong-omong,
kau ingat ruang latihan yang memiliki Kolberg? Kita akan pergi kali terakhir,
tapi kau pingsan, jadi, kita tidak bisa ke sana.” Ucap Jang Yoon. Yi Young
mengaku ingat.
“Apa Kau
mau pergi besok? Tidak ada latihan.”kata Jang Yoon. Yi Young binggung
memikirkan besok.
“Kenapa
harus besok?” keluh Yi Young, Jang Yoon ingin tahu apakah punya sudah rencana
“Itu
tidak terlalu penting, tapi aku juga tidak bisa melewatkannya.” Kata Yi Young.
Jang Yoon pikir itu oasti penting jika bersedia melewatkan untuk melihat
Kolberg.
“Lupakan
saja. Tawaranku hanya satu kali.” Kata Jang Yoon lalu bergegas pergi. Yi Young
mengeluh karena sekejam itu dan ingin mengejarnya tapi telpnya berdering lebih dulu.
Yi Young
pergi ke taman bermain sesuai dengan seseorang yang menelp meminta untuk
bertemu pukul 18.00 hari ini karena ingin memberi pelajaran lebih awal. Ia
binggung mencari seseorang padahal
datang pada alamat yang tepat. Michael memanggilnya.
“Studio
latihanmu pasti ada di sekitar sini.” Ucap Yi Young melihat Michael menunggu
dibangku taman.
“Benar. Apa
sulit menemukannya?” tanya Michael. Yi Young mengaku tidak juga.
“Apa Kita
tidak akan ke studio latihanmu?” tanya Yi Young binggung. Michael menegaskan
Perjalanan Yi Young masih panjang sebelum melakukan itu.
“Kau Berjinjit
sambil memegang pemukulmu.” Perintah Michael. Yi Young melonggo binggung.
“Jangan
membuatku mengulanginya. Berjinjit sambil memegang pemukulmu. Fokus pada
jari-jari kakimu.” Ucap Michael. Yi Young menganguk mengerti dan langsung
mengeluarkan pemukulnya.
“Angkat
pemukulmu ke dagu dan turunkan ke pusarmu. Temponya 1200 bpm dan ketukan empat
per empat. Mulai.” Kata Michael. Yi Young binggung tapi akhirnya mengikuti
perintah Michael.
Michael
kembali menyuruh Yi Young melakukan, 120 bpm dan ketukan 4 per empat. Yi Young
mengikutinya. Micheal kembali menyuru Yi Young agar melemaskan bahunya dan
jangan turunkan tangannya di bawah pusar. Yi Young terus mengikutinya.
“Sekarang,
ketukan delapan per delapan.. Lalu Sekarang, ketukan 16 per 16... Aku akan
meningkatkan temponya. 130 bpm.” Kata Michael. Yi Young binggung mencoba
mengikutinya.
“Sekarang,
140 bpm... Dan 150 bpm... Dan 160 bpm... Sekarang, 170 bpm.” Kata Michael.
Yi Young
akhirnya tak bisa mengikuti ketukan merasa hampir mati, Michael tak peduli menyuruh Yi Young untuk mengulangi
semuanya sepuluh kali. Yi Young hanya bisa melonggo. Michael menyuruh Yi Young
berlatih 120 bpm dan dengan ketukan empat per empat. Yi Young pun tak bisa
menolaknya.
Nyonya
Yoon datang ke restoran meminta maaf karena datang terlambat. Tuan Kang Myung
Suk mengejek Nyonya Yoon yang membuat
Presdir menunggu seperti ini. Nyonya Yoon pikir Dirut bahkan tidak ada di sini,
dan ini juga kali pertama kali bertemu dengannya.
“Maaf.
Rapatnya berlangsung lebih lama dari dugaanku. Maaf karena terlambat padahal
ini pertemuan pertama kita.” Kata Nyonya Yoon.
“Tidak
apa-apa... Aku yang mendadak meminta bertemu.” Kata Tuan Jang Suk Hyuk lalu
meminta pelayan agar membawa menu makan malam tambahan.
“Aku
bicara padanya, dan ternyata dia sangat tertarik dengan yayasan kita. Dia juga
tahu banyak tentang musik klasik.” Kata Tuan Kang
“Dirut
sudah banyak bercerita tentang Anda.Kudengar Anda mensponsori banyak yayasan.”
Kata Nyonya Kang. Tuan Jang merendahkan hati kalau itu tidak layak disebutkan.
“Profesor
Kang bilang padaku bahwa kau sangat bersemangat. Kupikir kau akan sangat
menakutkan. Tapi ternyata itu tidak benar.” Ucap Nyonya Yoon.
“Astaga,
percayalah kepadaku. Dia mungkin tampak anggun, tapi Nona Yoon ini wanita yang
sangat menakutkan. Anda harus berhati-hati. Dia menjadi sangat bertekad jika
menyangkut donasi.” Goda Tuan Kang.
“Maestro
Nam juga ingin datang, tapi tiba-tiba dia demam. Aku pasti akan mengajaknya
lain kali.” Kata Nyonya Yoon.
“Tidak
apa-apa. Aku datang untuk menemui kalian berdua. Mari minum.” Ucap Tuan Jang.
Yi Young
keluar dari minimarket merasa bahunya sakit, tiba-tiba tak sengaja bertabrakan
dengan seorang pria. Tuan Yang meminta maaf dengan mengambil cup ramyun yang
terjatuh. Yi Young melihat luka ditangan Tuan Yang tapi seperti tak mengingat
apapun.
“Tidak
apa-apa. Lenganku sedang tidak bertenaga.. Terima kasih.” Ucap Yi Young.
Saat itu
Yi Young berjalan pulang melihat rumah
Jang Yoon dan berpikir kalau belum pulang. Soo Young menelp adik sepupunya, Yi
Young memberitahu kalau harus belajar
hari ini, jadi pulang agak terlambat sambil masuk ke dalam kamar.
“Aku
merasa sangat sensitif kemarin. Kau tidak marah, kan?” ucap Soo Young merasa
bersalah.
“Jika aku
marah padamu atas semua hal kecil yang kau lakukan, aku bisa mati karena stres.”
Kata Yi Young
“Kurasa
kau benar. Tapi sejujurnya, aku tidak suka saat kau membicarakan kecelakaan
itu. Begitu juga Ibu dan ayahku. Mereka bilang sangat khawatir setelah kau
pergi. Kami sulit melupakan semuanya. Jangan membicarakan kejadian hari itu. Pasti
itu juga akan lebih baik untukmu.” Ucap Soo Young. Yi Young mengerti.
“Apa kamu
sudah siap untuk berkencan buta?” tanya Soo Young, Yi Young mengaku belum siap.
“Ini
semua karenamu. Kenapa kakimu harus cedera?” keluh Yi Young kesal
“Aku
tidak pernah merasa bersyukur karena harus berjalan dengan kruk. Semoga kencan
butamu lancar. Semoga kau bertemu orang yang baik.” Goda Soo Young. Yi Young
kesal sendiri dengan kakaknya.
Yi Young
tersadar melihat ada jejak kaki di rumahnya lalu berpikir kalau Jae Hyung
menyelinap masuk ke sini lagi lalu mengumpat marah karena foto di papanya pun
juga hilang. Saat itu Jae Hyung melihat ponselnya kalau Yi Young menelpnya.
“Kenapa
kamu tidak menjawab? Sudah lama berbunyi. Tampaknya mendesak.” Goda Jang Yoon
duduk didepanya. Jae Hyung mengaku tak perlu.
“Jadi,
apa yang ingin kau katakan?” ucap Jang Yoon. Jae Hyung memperlihatkan foto
ditanganya.
Flash Back
Jang Yoon
mengatakan “Apa kau khawatir sepupu tercintamu merupakan pembunuh?” lalu
wajahnya disiram oleh Soo Young yang tak bisa menahan amarahnya. Saat itu Jae
Hyun sedang ada dicafe yang sama melihat pertengkaran keduanya akhirnya
mengambil gambar dengan ponselnya.
Jang Yoon
bertanya-tanya kapan Jae Hyung itu memotretnya dan menuduh kalau sudah
mengikutinya. Jae Hyung pikir kalau tak ada alasan untuk mengikuti Jang Yoon
karena hanya kebetulan melihat Jang Yoon saat menunggu Yi Young.
“Jadi,
aku harus bagaimana dengan foto ini? Kudengar Soo Young menyuruhmu untuk
menjaga jarak dari Yi Young. Aku yakin
Soo Young mengatakan itu untuk alasan baik.” Ucap Jae Hyung.
“Lalu
kenapa?” kata Jang Yoon santai. Jae Hyung pikir kalau akan membagi foto ini dengan Yi Young.
“Apa Kau
sedang mengancamku?” keluh Jang Yoon, Jae Hyung mengaku bukan mengancamnya.
“Aku
hanya memintamu menjauh dari Yi Young.” ucap Jae Hyung. Jang Yoon mengeluh
kalau Jae Hyung yang seharusnya menjauh.
“Apa kau...
Kau tidak ingat perbuatanmu kepada Yi Young?” ejek Jang Yoon. Jae Hyung pikir
kalau Orang melakukan kesalahan. Jang Yoon mengeluh kalau itu hanya mengangap kesalahan.
“Apa kamu
tidak pernah melakukan kesalahan?” balas Jae Hyung, Jang Yoon menyuruh Jae
Hyung pulang saja.
“Jangan
pernah menemuiku lagi.” Kata Jang Yoon lalu berjalan pergi. Jae Hyung tak
percaya dengan sikap Jang Yoon.
“Yi Young
adalah orang yang sangat baik.” Kata Jae Hyung. Jang Yoon ingin tahu Lalu
kenapa.
“Aku
mungkin masih muda, tapi aku pandai menilai karakter. Dan kau seperti bukan
orang baik bagiku. Aku merasa kau akan menyakiti Yi Young. Aku sudah
menyakitinya dengan melakukan kesalahan. Aku tidak akan membiarkanmu
menyakitinya lagi.” Tegas Jae Hyung.
“Kalau
begitu, beri tahu dia bahwa aku seperti orang jahat. Tunjukkan foto ini
padanya. Apa kau Puas? Astaga, dasar anak kecil.” Ejek Jang Yoon. Jae Hyung
hanya bisa diam saja.
Jang Yoon
pulang ke rumah melihat lampu kamar Yi Young masih menyala, wajahnya tersenyum
lalu ingin menelp. Tapi teringat dengan ucapan Jae Hyung.
“Kau seperti
bukan orang baik bagiku. Aku merasa kau akan menyakiti Yi Young.” akhirnya Jang
Yoon mengurungkan niatnya karena berpikir akan menyakiti Yi Young.
Yi Young
keluar dari rumah dengan dress dan juga sepatu heels, Nyonya Hong meminta Yi
Young agar berpakaian rapi hari ini lalu berharap agar berhasil. Ia juga
berpesan agar Jangan tidak sopan seperti Soo Young. Yi Young meminta bibinya
jangan khawatir.
“Aku
berdandan dengan rapi dan berjanji akan sopan. Aku tidak akan mempermalukan
Bibi.”ucap Yi Young lalu menutup
telpnya.
“Aku bisa
melihat kau sudah berusaha sebaik mungkin. Pakaianmu tidak terlalu buruk. Apa
Kau bisa menuruni tangga memakai itu?” ejek Jang Yoon. Yi Young yakin pasti
bisa lalu menuruni tangga.
Tapi
kakinya malah tak seimbang dan hampir jatuh. Jang Yoon dengan sigap langsung
menarik Yi Young agar tak terjatuh, Keduanya saling menatap seperti merasakan
debaran kencang dihati mereka.
“Bagaimana
jika kau terluka? Kamu akan berkencan buta.” Ucap Jang Yoon terus mengejek
“Bisakah
kau berhenti mengejekku? Apa Kau sungguh ingin bergurau saat aku akan berkencan
buta? Apa Kau tidak keberatan aku akan berkencan buta?” ucap Yi Young
“ Kau
tetap akan pergi meski aku melarangmu.” Ucap Jang Yoon. Yi Young membenarkan.
“Bagaimana
kau bisa begitu tidak acuh? Ini Menyebalkan.” Keluh Yi Young kesal berjalan
menuruni tangga.
“Kalau
begitu, maukah kau tinggal dan bersenang-senang denganku?” kata Jang Yoon.
“Kau sama
sekali tidak terdengar tulus. Berolahraga sajalah.” Ucap Yi Young kesal
berjalan menuruni tangga. Jang Yoon mengaku kalau ucapan tadi benar-benar
tulus.
Jae Hyung
sudah menunggu dicafe melihat Yi Young dengan pakaian rapih lalu bertanya
apakah hari ini istimewa. Yi Young tak
ingi berlama-lama meminta agar memberikan fotonya. Jae Hyung binggung bertanya
foto apa itu.
“Kembalikan
foto yang kau ambil kemarin. Aku tahu kau mengambil foto dari rumahku kemarin.”
Ucap Yi Young. Jae Hyung tak mengerti maksudnya.
“Aku
tidak menyelinap ke rumahmu. Aku tidak bodoh. Untuk apa aku melakukan kesalahan
yang sama?” ucap Jae Hyung binggung.
“Bisakah
kau berhenti membohongiku?” keluh Yi Young lalu menatap mata Jae Hyung seperti
yakin kalau ucapan Jae Hyung itu memang benar. “
“Apa Kau
benar-benar tidak ke rumahku kemarin?” kata Yi Young memastikan.
“Tidak..
Apa Kau pikir aku akan masuk ke rumahmu dua kali? Aku sangat kecewa padamu.”
Keluh Jae Hyung yang dituduh. Yi Young pun berpikir kalau memang bukan Jae
Hyung siapa orang yang masuk ke dalam rumahnya.
“Jika
bukan Jae Hyung, lalu siapa? Siapa yang mengambil fotoku? Kedua jejak kaki itu
identik. Jika jejak kaki kedua bukan milik Jae Hyung, berarti yang pertama juga
bukan milik Jae Hyung. Apa itu berarti orang lain juga menyusuup ke rumahku?”
gumam Yi Young tiba-tiba merasa tubuhnya merinding.
“Apa Kau
kedinginan?” tanya seorang pria. Yi Young tersadar dari lamunannya.
“Kurasa
kursi kita terlalu terpapar penyejuk ruangan. Jika tidak keberatan, apa kau mau
memakai jasku?” ucap si pria yang duduk depan Yi Young.
“Tidak.
Aku baik-baik saja. Jika kau kepanasan, kau bisa melepas jasmu.” Ucap Yi Young
dengan senyuman.
Si pria
mengaku tak masalah, tapi akhirnya
berpikir akan melepaskan karena jas dimusim panas. Keduanya mencoba agar
santai, Si pria melihat kalau Tempat ini sangat keren lalu memuji Yi Young itu
memiliki senyum yang indah. Yi Young tersenyum lalu berpikir pria ituterlalu
baik.
“Apa Kau
tidak lapar? Apa Kau mau makan bersama? Aku tidak tahu banyak restoran lezat, jadi,
aku mencari satu seperti orang gila.” Ucap si pria akan mengajak Yi Young makan
diluar.
“Maafkan
aku. Kurasa aku tidak bisa hari ini.” Ucap Yi Young. Si pria berpikir tidak
senggang hari ini.
“Bagaimana
dengan akhir pekan depan?” kata si pria. Yi Young mengaku juga tidak akan
senggang pekan depan. Si pria mengartikan Yi Young sdang sibuk.
“Akhir
pekan setelah itu tidak masalah bagiku.” Kata si pria. Yi Young akhirnya
meminta maaf
“Bukannya
aku tidak menyukaimu, Dong Shik. Sebenarnya, aku menyukai orang lain.” Akui Yi
Young menolak pria dikencan butanya.
Yi Young
menunggu didepan restoran dengan wajah cemberut, Jang Yoon datang berkomentar
kalau Melihat wajah Yi Young pasti pria itu mencampakkannya. Yi Young membenarkan kalau menurutnya itu
cukup buruk.
“Aku tidak
akan berkencan buta lagi.” Kata Yi Young. Jang Yoon pun ingin tahu Apa yang
ingin dilakukan.
“Menurutmu
apa? Kita bisa makan makanan lezat dan berbelanja juga. Kita bisa melihat orang
mengamen.” Ucap Yi Young. Jang Yoon mengeluh mendengarnya.
“Bagaimana
menurutmu? Itu disebut kencan... Kencan biasa.” Kata Yi Young bangga lalu
berjalan lebih dulu dengan wajah sumringah.
Yi Young
pergi ke warung kaki lima memesan dua porsi tteokbokki, 10 gulung gimbap tapi
Jang Yoon meminta Dua gulung saja. Yi Young meminta juga Empat batang
otak-otak, serta dua porsi sundae. Jang Yoon tak percaya Yi Young memesan semua
menu.
Akhirnya
YiYoung memakan semua makan dengan senyuman bahagia, Jang Yoon pun hanya bisa
tersenyum melihat Yi Young. Mereka pergi ke toko sepatu, Jang Yoon memilih
sepasang sepatu kets lalu menanyakan komentar Yi Young.
Yi Young
berjalan mengelilingi toko lalu berpikir sepatu ini sangat nyaman. Setelah itu
mereka pergi ke toko buku, Jang Yoon memilih satu buku. Yi Young ingin tahu
cerita dari bukunya.
“Kucing
yang bereinkarnasi satu juta kali bertemu seekor kucing dan jatuh cinta satu
juta kali. Dan kucing itu terus mati untuk selamanya.” Ucap Jang Yoon
“Apa? Itu
kisah yang sangat menyedihkan.” Keluh Yi Young, Tapi Jang Yoon pikir ini Ceritanya
indah.
“Suasana
hatiku sedang baik. Aku yang traktir.” Ucap Jang Yoon lalu membayarnya dikasir.
Akhirnya
saat malam hari, Yi Young terlihat bahagia. Jang Yoon memberikan tas belanjan
menyuruh Yi Young untuk segera masuk. Yi Young pun akan masuk ke rumah lalu
terdengar suara musik dari dalam rumah, wajahnya pun mulai menegang.
“Apa Kau
tidak mematikannya saat pergi tadi pagi?” ucap Jang Yoon. Yi Young mengaku
kalau itu bukan miliknya. Jang Yoon
terlihat binggung.
“Sebenarnya,
seseorang menyelinap ke rumahku kemarin.” Akui Yi Young, Jang Yoon memarahinya karena Seharusnya
langsung memberitahu.
Jang Yoon
mematikan CD player, Yi Young menceritakan kalau sudah mencari ke mana-mana, tapi
hanya foto itu yang hilang da Jejak kaki di ruang duduk sama seperti
sebelumnya, jadi berpikir Jae Hyung melakukannya lagi.
“Tapi dia
bilang bukan dia.” Ucap Yi Young yakin. Jang Yoon heran Yi Young bisa
mempercayai Jae Hyung.
“Aku bisa
lihat dari wajahnya. Itu terlihat saat dia berbohong. Dan aku memotretnya
kemarin. Ini foto yang kuambil saat Jae Hyung di rumahku. Ini salah satu jejak
kaki yang kemarin.” Kata Yi Young menunjukan foto jejak kaki dirumahnya.
“Berapa
kemungkinan dua orang yang berbeda memakai sepatu yang sama? Jika jejak kaki
kemarin bukan milik Jae Hyung, yang sebelum ini mungkin juga bukan milik Jae
Hyung.” Kata Yi Young
“Kita
ganti kuncinya saja besok. Aku juga harus mencari aplikasi pengintaian. Kau Mandilah
dahulu. Lalu ambil barang-barangmu.” Kata Jang Yoon. Yi Young binggung apa
maksudnya itu.
“Kau
tidak bisa tidur di sini malam ini.” Ucap Jang Yoon santai tapi Yi Young
terlihat canggung.
Yi Young
dengan wajah gugup berpikir bisa tidur di sofa. Jang Yoon sedang memasang tirai
karena Yi Young sudah menderita insomnia jadi tidak boleh tidur di sofa. Yi
Young mengaku tidak menduga akan tidur di ranjang Jang Yoon, Jang Yoon mengaku
hal yang sama juga. ‘
“Aku tahu
sulit tidur di tempat asing, tapi setidaknya cobalah tidur.” Pesan Jang Yoon.
Yi Young menganguk mengerti
Akhirnya
Yi Young berusaha untuk tidur tapi masih tak bisa akhirnya membaca buku yang
dibelikan Jang Yoon sebelumnya. Sementara Jang Yoon keluar dari rumah melihat
ponselnya lalu pergi meninggalkan Yi Young.
Jang Yoo
menemui Ki Sang bertanya apakah belum ada kabar tentang keberadaan Yoon Young
Gil. Ki Sang mengaku belum dan menurutnya sulit mengetahui keberadaannya merasa
bersembunyi di motel atau semacamnya.
“Omong-omong,
polisi yang mencatat pernyataan Hong Yi Young. Aku sudah menemukannya.” Ucap Ki
Sang
“Kukira
dia sudah keluar dari kepolisian.” Ucap Jang Yoon. Ki Sang membenarkan kalau
polisi itu pindah ke Kanada.
“Aku
hampir tidak bisa bertemu dengannya setelah bertanya-tanya. Dia tahu beberapa
hal yang tidak dia tulis dalam laporan penyelidikannya.” Ucap Ki Sang
“Hal-hal
yang tidak ada di laporannya?” tanya Jang Yoon binggung. Ki Sang memberitahu
tentang Pernyataan pertama Hong Yi Young.
Jang Yoon
menatap Yi Young terbaring dengan nyenyak lalu teringat dengan pembicaran
dengan Ki Sang.
Flash Back
“Saat
berbicara dengannya, dia mengalami gangguan mental parah. Karena Yoon Young Gil
menyerahkan diri, pernyataannya tidak pernah dilaporkan secara resmi. Dia bilang
mungkin telah membunuh seseorang. Dia bilang mungkin menusuk seseorang dengan pisau.” Ucap
Ki Sang
Yi Young
masih tertidur lelap, Jang Yoo pun menarik selimut Yi Young agar tak
kedinginan.
Jang Yoon
akhirnya duduk didepan piano sambil melihat foto-foto milik adiknya, terlihat
foto Yi Young ditangga menunggu Namsan. Jang Yoon seperti mengingatkan kembali
saat Kim Ian mengajak Yi Young Naik
kereta gantung.
Jang Yoon
melihat foto Yi Young dengan teropong dirumahnya dulu. Ia pun mengajak Yi Young
melihat gerhana bulan, karena Ada bayangan di atas bulan. Setelah itu Jang Yoon
melihat Foto Yi Young dengan piano milik adiknya.
Yi Young
pun diajak untuk bermain piano dengan Jang Yoon, setelah itu sengaja menaruh di
atas gambar telapak tangan. Ia
mengatakan "Bukankah rasanya seperti kau berpegangan tangan
denganku?" ternyata itu gambar telapak tangan Yi Young.
Pagi hari
Jang Yoon
membuat kopi, melihat Yi Young terlihat segar bertanya apakah tidur dengan
cepat semalam. Yi Young pikir Jang Yoon tidak perlu bertanya lalu mengaku tertidur
begitu cepat seolah tidak pernah mengidap insomnia.
“Aku
tidak minum pil tidur dan kau tidak menyanyi untukku. Ini Luar biasa.”ungkap Yi
Young bahagia.
“Tidak
perlu takjub. Itu normal.” Ucap Jang Yoon santai lalu keduanya duduk bersama.
Yi Young tiba-tiba menyapa Jang Yoon lebih dalam. Jang Yoon bertanya ada apa
menatapnya.
“Apa Kau
mau memacariku secara resmi?” ucap Yi Young blak-blakan.Jang Yoon hanya bisa
terdiam.
“Ini memalukan
untuk memintamu memacariku lebih dahulu. Tapi kurasa aku menyukaimu. Aku juga
memikirkan itu semalam. Aku sudah memikirkannya bahkan setelah bangun pagi ini.
Aku menyukaimu.” Akui Yi Young.
“Begitu
rupanya... Itu tidak akan berakhir baik.” Kata Jang Yoon. Yi Young tak mengerti
maksudnya.
“Kau dan
aku... Kita tidak bisa menjalin hubungan apa pun.” Ucap Jang Yoon. Yi Young
binggung kenapa tak bisa
“Saat Ian
meninggal, di jasadnya, salah satu lukanya tidak berasal dari kecelakaan. Luka
tusukan oleh orang lain. Mungkin kaulah yang menikam Ian.” Kata Jang Yoon. Yi
Young pikir kalau Jang Yoon itu sedang bicara omong kosong.
“Aku ragu
kamu ingat itu, tapi gadis yang dicintai adikku adalah kau.” Ucap Jang Yoon.
Yi Young
terdiam lalu ingatnya sepergi kembali saat di tengah hujan, Kim Ian seperti
sudah tak berdaya dengan pisau ditanganya. Yi Young memegang pisau ditanganya.
Bersambung ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar