PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jang Yoon
mencari sesuatu dalam baju milik adiknya, tapi tak menemukan apapun, saat
mencari dalam celana menemukan sebuah kantung dan itu berisi cincin. Ia
mengingat saat melihat jasad Ian di dalam ruang mayat.
“Maafkan
kakak. Maaf, Ian... Maafkan kakak.” Ucap Jang Yoon menangis dan melihat cincin
yang dipakai Ian.
Ia pun
melihat nama di ponsel adiknya, hanya ada panggilan "Konduktor Song, Ibu, Yi Young-ku, kakakku"
Flash Back
Ian
menelp Yi Young dengan nama "Yi Young-ku" layaknya seorang pacar
mengajak naik kereta gantung besok pagi, Jang Yoon duduk didepanya hanya bisa
mengeleng kepala melihat tingkah adiknya.
“Jika
kamu tidak menjawabku dalam tiga detik, aku anggap kau setuju. Satu, dua, tiga.
Aku akan meneleponmu di depan rumahmu besok.” Ucap Ian dengan senyuman bahagia
lalu menutup telpnya.
“Apa dia
tidak marah?” tanya Jang Yoon, Ian mengaku Yi Young marah.
“Dia
menakutkan saat marah... Tidak, dia tidak terlalu menakutkan. Sebenarnya, dia
bahkan tidak bisa marah pada orang.” Ucap Ian. Jang Yoon heran dengan komentar
adiknya
“Apa dia
cantik?” tanya Jang Yoon, Ian mengaku baginya Yi Young itu cantik dan terlihat
senyuman yang sumringah.
Jang Yoon
terdiam melihat nama Yi Young di ponsel adiknya seperti masih ragu kalau
membunuh adiknya.
Yi Young
membeli minum, kasir memberitahu kalau Saldonya tidak cukup. Yi Young meminta
maaf dan akan memberikan kartu lainya. Saat itu Jang Yoon datang akan membayarnya dan memesan es americano. Yi
Young tak bisa menolak dan hanya diam saja.
“Bagaimana
lehermu?” tanya Jang Yoon sambil masuk gedung, Yi Young menjawab Sudah lebih
baik.
“Bagaimana
kabar pamanmu?” tanya Jang Yoon, Yi Young menjawab Itu radang usus buntu Dan langsung dioperasi kemarin.
“Rasanya
sudah berabad-abad kita tidak bertemu, kan? Padahal kita bertemu kemarin.” Ucap
Jang Yoon mengejek
Yi Young
menerima sebuah pesan dan langsung bergegas pamit pergi dengan wajah panik.
Jang Yoon meihat Yi Young langsung mengecek ponselnya, ternyata ada foto Yi
Young berpelukan dengan Joo Wan lalu bertuliskan caption "Jadi, aku
pengecut karena mengintip diam-diam"
“Tapi kau
bukan pengecut karena berbohong di belakang kami? Itu pendapatmu. Jangan
sembunyi dan jelaskan ini secara terbuka. Kamu anjing pudelnya Maestro Nam,
bukan?”
Yi Young
diruang latihan terlihat gugup, Joo Wan masuk ruangan seolah tak terjadi
sesuatu menyapa semua anggota. Eun Joo menatap sinis, Joo Wan mengajak mereka mulai latihan tapi
semua anggota seperti tak semangat.
“Kenapa
suasananya seperti ini? Apa Kalian tidak ingin berlatih?” tanya Joo Wan.
“Maafkan
aku, tapi kami hargai jika kau bisa menjelaskannya sebelum kita mulai. Ada
banyak rumor di forum daring itu, Kenapa?.” Kata Knut
“Ah... Begitu rupanya. Karena fotonya? Apa yang
salah dengan itu? Kurasa tidak ada orang di orkestra kita yang berkencan. Aku
tidak mengerti kenapa harus menjelaskan kehidupan pribadiku. Kurasa akan
kujelaskan karena kalian menginginkannya.” Ucap Joo Wan. Jang Yoon mendengarkan
dari balik pintu.
“Tentang
foto yang kalian lihat dari forum daring itu... Nona Hong mengirim video untuk
nenekku yang membesarkanku dan aku berterima kasih padanya. Kurasa kalian salah
besar. Nona Hong tidak tertarik padaku. Tapi Malah sebaliknya. Aku yang
tertarik padanya.” Ucap Joo Wan.
Yi Young
kaget mendengarnya begitu juga Jang Yoon dibalik pintu memilih untuk pergi,
semua anak pun seperti tak percaya mendengarnya. Joo Wan pun mengajak mereka mulai latihan pada
bait pertama "Hungarian Dance No. 5". Eun Joo terlihat marah langsung
memilih pergi dari ruang latihan. Joo Wan seperti tak peduli.
Yi Young
mengejar Eun Joo keluar ruangan , Eun Joo mengeluh Yi Young memanggilnya dan berpikir senang sudah
membalas dendam. Yi Young pikir Jika membicarakan Jae Hyung dan bukan soal itu.
Eun Joo dengan sopan meminta maaf kalau tidak pedul Maestro Nam tertarik pada
Yi Young atau tidak.
“Ini
bukan kali pertama dia bertingkah sesukanya. Aku sudah muak dengan hatinya yang
plinplan. Aku tidak goyah karena sesuatu seperti ini.” Ucap Eun Joo
“Kau
mungkin berpikir aku hina, tapi aku akan mengatakannya. Tidak ada apa pun di
antara Maestro Nam dan aku. Dia tidak bermaksud begitu” kata Yi Young
menjelaskan
“Lalu
kenapa? Jika kau bilang itu tidak benar, akankah itu mengubah sesuatu? Kau
harus Pahami ini... Maestro Nam bukan orang yang kau kenal. Dia orang yang rela
melakukan apa pun demi keinginannya.” Tegas Eun Joo
“Dia
bahkan mungkin mampu membunuh seseorang.Dia tidak cocok untukmu.” Ucap Eun Joo,
Yi Young hanya bisa diam saja.
Yi Young
akan kembali masuk ruangan tapi Jang Yoon sudah menunggu seolah-olah tak tahu
bertanya Apa yang terjadi. Yi Young terlihat binggung. Jang Yoon ingin ahu
Pembicaraan antara Yi Young dan Ha Eun Joo. Yi Young pikir ini Bukan urusan
Jang Yoon.
“Apa Mendengar
hal itu dari orang lain tidak mengganggumu? Aku tidak percaya dia mengatakan
itu di depan seluruh orkestra. Lain kali, jangan berdiri saja. Apa Kau tidak
peduli jika orang terus menyebutmu anjing pudel?” sindir Jang Yoon.
“Apa aku
tampak baik-baik saja di matamu?” balas Yi Young, Jang Yoon mengaku bukan
seperti itu. Yi Young ingin tahu ini apa.
“Apa Kau
mengatakan itu untuk membuatku kesal?” kata Yi Young, Jang Yoon terlihat
binggung menjelaskan.
“Ini juga
sulit bagiku, bahkan Tidak bisa bertemu denganmu itu berat. Melihat Maestro Nam
mempermalukanku itu berat. Dikritik oleh pembenci anonim juga berat. Aku
menahannya karena tidak punya pilihan.” Ungkap Yi Young
“Setiap
kali kamu melakukan ini, aku merasa tidak mengenalmu. Kamu tidak bisa
membantuku. Lalu Kau ingin aku bagaimana? Apa yang kau inginkan dariku? Kau mungkin
ingin aku melakukan pekerjaanku dan menghilang. Jangan khawatir. Aku akan
melakukan itu.” Ucap Yi Young lalu berjalan pergi. Jang Yoon pun hanya bisa
diam saja.
Yi Young
pergi menemui Joo Wan karena ingin pergi lebih awal. Joo Wan pikir karena
kejadian tadi, Yi Young mengaku bukan tapi karena Pamannya dirawat di rumah
sakit jadi ingin membantu di tokonya. Joo Wan mengerti dan berpikir kalau akan
ikut.
Yi Young
berjalan seperti tak percaya kalau Joo Wan ingin datang ke tokonya. Joo Wan membenarkan
terlihat sangat senang, Nyonya Hong sedang merapihkan pesanan melihat Yi Young
datang langsung mengucap syukur.
“Bibi
baru mau memanggil layanan pesan antar, tapi bibi saja yang pergi. Kau Tolong
jaga tokonya.” Ucap bibi Hong
“Halo.
Toko dan bungamu tampak indah.” Ungkap Joo Wan. Bibi Hong pikir Joo Wan datang
untuk membeli bunga
“Apa Anda
mau pergi?” tanya Joo Wan, Bibi Hong membenarkan kalau baru mau mengantarkan
bunga ini jadi menyuruh santai saja.
“Aku bisa
pergi setelah itu... Apa Aku boleh ikut?” kata Joo Wan, Bibi Hong binggung.
Bibi Hong
melihat tanaman cabe yang menurutnya tampak bagus. Joo Wan selesai mengantar
bunga memberitahu Semua pelanggan menyukai bunga dari bibi Hong dan ingin tahu
apakah ada yang bisa dibantu lagi. Bibi
Hong mengaku Ini rumah terakhir.
“Hari ini
hari keberuntungan pelanggan kami. Mereka bisa menerima bunga darimu. Aku tidak
bisa berterima kasih sebelumnya karena sudah mengurus Yi Young. Aku merasa
tidak enak kau membantuku.” Ucap Bibi Hong
“Kalau
begitu, tolong belikan aku es loli.” Kata Joo Wan. Bibi Hong binggung tapi
akhirnya setuju akan membelikanya.
“Dia
masih muda, tapi punya posisi permanen. Astaga, dia tampan dan sopan. Dia tidak
kurang apa pun. Omong-omong, aku mendengar posisi seperti itu mendapatkan gaji
yang tinggi. Aku ingin tahu berapa gajinya. Yi Young? Dia sedang ke rumah
sakit. Kenapa?” ucap Bibi Hong berbicara di telpnya.
Saat itu
melihat sosok pria datang ke tokonya, akhirnya menyapa Tuan Yoon yang sedang
melihat bunga. Tuan Yoon dengan santai mengaku mendengar membuka lowongan. Bibi
Hong mengaku Ini posisi sementara.
“Aku
butuh seseorang yang bisa melakukan pekerjaan kasar selama sekitar satu bulan.”
Ucap Bibi Hong tanpa curiga.
“Satu
bulan sudah cukup bagiku. Aku punya SIM dan bisa bekerja kapan saja. Aku juga
pandai bersih-bersih.” Kata Tuan Yoon. Bibi Hong pun mengajak Tuan Yoon mulai
berkerja.
Soo Young
melihat luka sobek dibagian leher Yi Young berpikir sepertinya ini bukan luka
kecil jadi Seharusnya langsung ke rumah sakit. Tapi Yi Young merasa Ini akan
segera sembuh dan Lukanya tidak dalam. Soo Young mengeluh kalau Yi Young tidak peduli soal itu
“Apa Kau
menemui ayahku?” tanya Soo Young, Yi Young membenarkan kalau menurutnya Tuan
Hong kesulitan berpuasa.
“Berpuasa
adalah yang tersulit. Jadi, apa yang ingin kau katakan?” ucap Soo Young.
Yi Young
memperlihatkan USB ditanganya, Soo Young kaget karena sempat menonton kembali
lalu sengaja menghapus file di komputernya lalu menyimpan dalam USBnya.
“Apa ini?
Kau menggeledah mejaku? Apa Kau membukanya? Kau tidak bisa dipercaya, ya?
Kenapa kau membukanya tanpa seizinku?” ucap Soo Young marah
“Karena
Kakak tidak memberitahuku apa pun. Kakak terus membohongiku.” Kata Yi Young
“Dasar
bodoh, itu hanya konsultasi. Mereka yang panik mengatakan berbagai macam hal. Beberapa
bahkan mengaku diculik alien.” Ucap Soo Young
“Itu
sebabnya aku menanyai Kakak. Katakan yang Kakak lihat dan dengar. Tolong
ceritakan semuanya. Ini terlalu menyiksa bagiku.” Ungkap Yi Young penasaran.
“Malam
itu... Selama penampilan di Asia Philharmonic, aku bahkan tidak tahu kau
menghilang. Aku terlalu sibuk bekerja lembur. Aku baru tahu keesokan paginya
saat polisi meneleponku.” Cerita Soo Young
“Tas dan
ponselmu ditemukan di mobil yang terlibat dalam kecelakaan tabrak lari. Tapi
tidak ada orang di sana, jadi, mereka mencari. Lalu kau ditemukan di jalan
raya.” Ungkap Soo Young
**
Flash Back
Yi Young
tak sadarkan diri dengan luka diwajahnya, Soo Young menatap dengan wajah
kebingungan. Dokter memberitahu Yi Young tidak mengalami cedera parah dan Suhu tubuhnya
rendah saat ditemukan. jadi, itu bisa saja berbahaya.
“Semalam
hujan deras.. Untungnya, dia sudah stabil.” Kata Dokter. Soo Young pun
mengucapkan terimakasih.
“Kau akhirnya
sadar tiga hari kemudian. Selama beberapa hari pertama, kau tidak bisa bicara.
Kau tampak tidak fokus. Aku tidak sanggup melihatmu.” Ungkap Soo Young
mengingat Yi Young hanya diam saja dalam ruang rawat.
“Aku
terus bertanya-tanya apa yang terjadi malam itu. Berkas video tadi adalah konsultasi
selama sebulan setelah kau mulai bicara lagi. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan
setelah menonton video itu, tapi ini yang kuyakini.” Tegas Soo Young
“Kau
tidak benar-benar membunuh siapa pun. Kau hanya berpikir begitu.” Ucap Soo
Young menyakinkan.
“Sudah
kubilang aku menikam seseorang.” Kata Yi Young tak percaya, Soo Young
menegaskan Yi Young itu seorang pasien.
“Pasien
yang mengalami syok mengatakan berbagai macam hal. Percayalah. Ini yang
kulakukan seumur hidupku. Setelah beberapa konsultasi, aku tahu. Mustahil kau
bisa membunuh seseorang Dan seseorang yang kau sukai. Apa kamu sama sekali
tidak mengenal dirimu?” ungkap Soo Young
“Walaupun
aku seorang dokter, aku juga takut... "Bisakah
aku sungguh bersikap objektif kepada sepupuku sendiri? Atau ini yang ingin
kupercaya?" Tapi aku salah. Kau tidak membunuh Kim Ian. Itu hanya rasa
bersalah. Percayalah kepadaku dan dirimu. Mengerti?” ucap Soo Young, Yi Young
pun menganguk mengerti lalu mereka berpelukan
Jang Yoon
berjalan pulang teringat kembali dengan semua perkataan Yi Young “Tapi
sepertinya aku menyukaimu.” Lalu setelah karaoke mengaku “Aku masih menyukaimu
seperti biasanya.”
“Setiap
kali kau melakukan ini, aku merasa tidak mengenalmu. Apa yang kamu inginkan
dariku?”
Ia
mengirikan pesan dan Yi Young “Mari bertemu. Ada yang ingin kukatakan. Telepon
aku saat kamu pulang.” Setelah itu telp dari
"Perusahaan Pindahan, Si pria mengaku Akhirnya ingat motel tempatku
mengantarkannya.
“Di mana?
Aku segera ke sana.” Ucap Jang Yoon, Si pria pun akan mengirimkan foto area itu.
Eun Joo
berjalan dilorong hotel, lalu menekan bel. Seorang pria membuka pintu dan
menyuruhnya masuk, Eun Joo masuk terlihat Ki Sang yang menutup pintu. Eun Joo
bertemu dengan seseorang dalam ruangan yaitu Tuan Jang, ayah dari Jang Yoon.
Jang Yoon
melihat dari kejauhan Tuan Yoon keluar dari motel lalu mengikutinya. Sementara
Eun Joo bertemu dengan Tuan Jang, Tuan Jung mengaku suka minum minuman keras
dan tidak suka bertele-tele Jadi, meminta Eun Joo mengerti kalau sikapnya terdengar
agak lugas.
“Aku
tidak berbeda, jadi, tidak apa-apa.” Ucap Eun Joo, Tuan Jang mengaku
menyelidiki Eun Joo setelah menelepon.
“Aku
menyadari kau wanita dengan bakat luar biasa. Jadi, aku yakin kau ingin menemuiku
untuk alasan yang baik. Mari kita dengar.” Ucap Tuan Jang
“Kudengar
kau akan menjadi anggota dewan direksi Shinyoung Philharmonic. Aku butuh
seseorang untuk mendukungku. Aku tidak mau berhenti.” Ucap Eun Joo
“Kudengar
kamu sangat dekat dengan Profesor Kang.” Kata Tuan Jang, Eun Joo memberitahu kalau
Tuan Kang memecatnya kemarin.
“Reputasimu
tidak bagus. Apa Kau pikir aku lelucon?” ucap Tuan Jang. Eun Joo pikir Tuan
Jang sudah dengar kalau membeli instrumen dengan mendekati pria kaya
“Setengahnya
benar. Tapi aku tidak mendekatinya. Dia mendekatiku. Dia dengan sukarela
membelikanku instrumen itu. Akan lebih baik jika aku tidak menerimanya, tapi
aku tidak bisa pergi tanpa biola yang ditunjukkannya kepadaku. Aku yang salah. Jadi,
aku harus menghadapi semua rumor buruk itu.” Cerita Eun Joo
“Kau
ingin aku melakukan apa?” tanya Tuan Jang, Eun Joo mengaku ingin tampil di
panggung.
“Aku
ingin menjadi sangat kuat hingga tidak ada yang bisa menggangguku. Tidak
seorang pun. Aku berbakat. Aku mahir dalam pekerjaanku. Aku berlatih seperti
orang gila dan sangat rajin.” Kata Eun Joo
“Apa
imbalannya?” tanya Tuan Jang, Eun Joo dengan tatapan yakin kaau anak dari Tuan
Jang yaitu Jang Yoon.
“Tidak...
Jang Do Hoon... Aku akan berusaha semampuku agar dia meninggalkan orkestra
kita.” Ucap Eun Joo yakin.
Jang Yoon
terus mengikuti Tuan Yoon sampai disebuah tanah lapang yang kosong tapi
kehilangan, saat membalikan badan Tuan Yoon sudah ada didepanya. Tuan Yoon
tersenyum melihat Jang Yoon karena tak menduga kalau adik Ian yang
mengikutinya.
“Lama
tidak bertemu... Kenapa kau datang jauh-jauh ke sini? Kalau dipikir-pikir, kamu
menolak berdamai dan memenjarakanku. Apa Kau tahu betapa menderitanya aku
selama setahun terakhir?” sindir Tuan Yoon.
“Hentikan
omong kosong itu dan jawab saja pertanyaanku. Apa yang kamu cari?” ucap Jang
Yoon.
“Astaga,
kamu sangat tidak sabar. Kau mengajukan pertanyaan yang salah, Pak Jang Do
Hoon. Seharusnya kau bertanya apa aku yang membunuh adikmu. Kau setuju, bukan?”
ucap Tuan Yoon.
“Kau
memang membunuhnya. Kau membuatnya tampak seperti tabrak lari...” kata Jang
Yoon, Tuan Yoon menegaskan kalau itu salah.
“Itu
bukan aku. Untuk apa aku berbohong kepadamu padahal aku sudah dipenjara?” ucap
Tuan Yoon.
“Lalu
siapa yang membunuhnya? Siapa yang membunuhnya dan kenapa? Siapa yang
membantumu?” ucap Jang Yoon marah mencengkram baju Tuan Yoon.
“Orang-orang
memang sangat bodoh. Jawabannya selalu dekat. Kenapa kau bertanya padaku alih-alih
orang yang berada di dekatmu?” kata Tuan Yoon
"Di
dekatku"? Siapa?” tanya Jang Yoon, Tuan Yoon menjawab Seseorang yang
dikenal Jang Yoon.
“Lalu apa
yang kau cari?” tanya Jang Yoon, Tuan Yoon ingin tahu apa yang dipikirkan Jang
Yoon apa yang sangat ingin dicari para petinggi
“Mereka
bahkan membunuh orang. Pasti sesuatu yang tidak ingin dilihat orang lain.
Kurasa kau tidak terlalu pintar.” Ejek Tuan Yoon.
“Katakan
semua yang kau ketahui!” teriak Jang Yoon marah, Tuan Yoon ingin tahu untuk
apa.
“Itu
tidak akan seru... Aku mempertaruhkan hidupku untuk ini.” Kata Tuan Yoon
sengaja mempermainkan Jang Yoon.
“Kau mendapat
uang untuk melakukan ini? Aku juga bisa membayarmu.” Ucap Jang Yoon.
“Bagaimana
jika kau membayarku tiga juta dolar? Kudengar itu jumlah uang yang cukup untuk
membuat seseorang bahagia. Apa kau Bisa? Jika kamu bisa, akan kuberi tahu semua
yang kuketahui.” Ucap Tuan Yoon, Jang Yoon hanya bisa terdiam.
“Kalau
dipikir-pikir, ada gadis itu, Hong Yi Young. Dia mungkin memiliki apa yang
kucari. Tapi sepertinya dia tidak bisa mengingat apa pun. Sayang sekali, kan?”
ejek Tuan Yoon.
Jang Yoon
meminta Tuan Yoon agar jangan mengangguk Yi Young dan Jangan macam-macam
dengannya. Tuan Yoon malah mengejek Jang Yoon itu melindunginya. Tuan Yoon
langsung memberitahu kalau Yi Young yang
menikam adiknya hari itu dan melihatnya sendiri.
“Ah... Benar.
Kau mengencaninya, kan? Aku melihat kalian saling mengunjungi rumah. Aku bahkan
melihatnya keluar dari rumahmu kemarin pagi. Kurasa kalian juga tidur bersama.”
Ucap Tuan Yoon. Jang Yoon tak bisa menahan amarah langsung mendorongnya.
“Ada apa?
Apa Kau akan membunuhku? Silakan bunuh aku... Bunuh aku. Bunuh saja aku!” ucap
Tuan Yoon, Jang Yoon langsung memberikan pukulan bertubi-tubi.
Yi Young
terbangun dari tidurnya seperti baru saja bermimpi buruk, Jang Yoon menelp
meminta agar bertemu sebentar. Yi Young binggung mendengar suara Jang Yoon bertanya
Apa terjadi sesuatu. Jang Yoon mengaku tidak terjadi apa-apa.
“Aku... Aku
hanya... Aku merindukanmu. Aku baru turun dari taksi. Sampai jumpa di depan
toserba.” Kata Jang Yoon, Yi Young hanya bisa terdiam.
Saat itu
tiba-tiba dari belakang, seseorang menghantam kepala Jang Yoon dan langsung tak
sadarkan diri. Yi Young sudah ada di minimarket ingin tahu apa yang akan
dikatakan Jang Yoon padanya lalu menatap pesan dari Jang Yoon yang terakhir
kali. "Ayo bertemu. Ada yang ingin
aku katakan. Telepon aku saat
pulang"
“Aku
masih goyah saat dia bilang merindukanku. Aku bodoh sekali.” gumam Yi Young dan
saat itu Jang Yoon sudah tergeletak dijalan dengan darah yang mengalir dijalan.
Bersambung
ke episode 17
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar