PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 26 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Beberapa pekerja membahas Lemburan membuat mereka mendapatkan uang tambahan jadi mengajak untuk minum-minum. Salah seorang pekerja berjalan sedirian terlihat sangat frutasi.
“Aku dengar, dia mengumpat istrinya sehingga dia akan mati. Dasar sampah. Apa dia tak punya rasa malu?” ucap Teman lainya.
Si pria pun duduk sendirian, saat itu Ji Won datang menyapa si pria dan masuk ke dalam tubuhnya. Si pria lalu terbangun membawa bensin dan akan membakas gedung, Chan Sung datang langsung memukulnya. Si pria tersadar dan terlihat binggung bertanya siapa Chan Sung.
“Kau harus bergegas keluar dari sini.” Ucap Chan Sung, Si pria pun bergegas pergi dengan wajah ketakutan.
“Salam, temanku... Aku akan mengunjungimu sesudah bersenang-senang. Tapi sepertinya kau sedang terburu-buru. Bagaimana kau menemukanku?” ucap Ji Won menyapa Chan Sung.
“Aku menemukanmu berkat pemilik dari benda yang baru saja kau ambil.” Kata Chan Sung. Ji Won memperlihatkan jepitan milik Man Wool.
“Aku datang untuk mengambilnya kembali. Berikan padaku.” Ucap Chan Sung.
“Bagaimana kau akan mengamblinya? Kau akan mati sebelum mengambilnya dariku.” Ucap Ji Won dan langsung menghajar Chan Sung.
“Jadi, beginilah caramu menghadapiku. Sepertinya kau tak akan menyerah. Ayo kita lihat berapa lama kau akan bertahan.”kata Ji Won mengejek Chan Sung yang terjatuh tapi bisa bangkit lagi.
“Aku hanya mengulur waktu. Saatnya sudah tiba. Bulan menampakan dirinya. Kenapa menurutmu dia memberikan itu padamu? Sudah kubilang dia akan melindungiku. Apa kau melihat tanda bulan itu? Jika bulan tampak sepenuhnya, benda itu akan membunuhmu.” Ucap Chan Sung
“Berhentilah mencoba menipuku.” Kata Ji Won tak percaya. Chan Sung pikir sudah mengatakan kalau mati bukanlah akhir.
“Aku mencoba menghentikanmu, tapi kau memilih untuk mati Sekarang, saatnya bagimu untuk jatuh ke dalam neraka. Selamat tinggal, Seol Ji Won.” Ucap Chan Sung dan bulan akan segera keluar. Ji Won langsung melempar jepitan Man Wool
“Kau berani membohongiku?!!” ucap Ji Won marah melihat Chan Sung mengambil jepitan Ma Wool lalu berusaa mencekiknya agar mati.
“Aku tak pernah membohongimu.” Kata Chan Sung menahan rasa sakit, saat itu datang beberapa orang dari kegelapan. 


Chan Sung pun  terlepas dari tangan Ji Won, Nyonya Choi datang mengumpat Ji Won itu benar-benar terkutuk dan mnegaku juga pernah menjadi arwah jahat yang penuh dendam.
“Jika kami jumlahkan umur kematian kami, totalnya 770 tahun. Tapi kau hanyalah hantu kemarin malam.” Ucap Tuan Kim
“Beraninya kau bertingkah!” kata Hyun Joong, Nyonya Choi menyuruh agar Ji Won kembali ke hotel karena bisa mengambil semua yang ada dihotel. Ji Won akan pergi tapi malaikat maut sudah menangkapnya.
“Kami yang melakukannya, kau hanya mengurus sisanya.” Ucap Tuan Kim pada malaikat maut. 

“Kau menyerahkan dirimu dan mencoba mengubahnya menjadi arwah jahat. Aku tak bisa memaafkanmu.” Ucap Ma Go marah
“Aku mengeluarkan pikiran paling jahat dari lubuk hatiku dan memberikannya kepada arwah jahat.” Kata Man Wool
“Lalu, sedang apa kau di sini? Apa kau hanya bulan yang mekar dan layu seiring berjalannya waktu?” ejek Ma Go
“Binasakan aku.” Ucap Ma Go seperti sudah siap, saat itu Chan Sung datang berteriak menolaknya.
“Aku menemukannya... Tak ada alasan baginya untuk dibinasakan.” Kata Chan Sung, Man Wool menyuruh Chan Sung pergi dan meminta agar segera dibinasakan.
“Kalau begitu, berbuatlah semaumu. Jika kau harus menyiksa diri sendiri seperti itu, aku akan menjadi pria yang terus kau pikirkan. Bunuh aku. Aku berjanji akan tetap di sisimu bahkan jika aku harus mat untuk menghalangimu.” Ucap Chan Sung memberikan jepitan.
“Pria yang kau tunggu-tunggu sebenarnya di sini. Kau sudah berbuat sejauh ini. Jadi, kau harus mendengarkan apa yang terjadi pada hari ketika bulan berdarah. Dengan begitu, kau bisa mengosongkan kebencianmu.” Kata Chan Sung, Man Wool hanya bisa terdiam. 





Ji Won akhirnya kembali jadi hantu baik berjalan dengan Nyonya Choi bertanya apakah ini alam baka.  Nyonya Choi memberitahu kalau  Alam Baka yang akan ditemukan tak akan begitu luar biasa. Tapi ada beberapa orang yang ingin menjumpai Ji Won sebelum pergi.
“Aku?” ucap Ji Won binggung. Nyonya Choi memberitahu  Para tamu hotel mereka sedang menunggu Ji Won.
“Ini adalah layanan khusus untuk para tamu.” Kata Nyonya Choi.
Ji Won melihat nomor kamar 666, menurutnya angka yang khas dan berpikir kalau  itu neraka. Nyonya Choi mengatakan Ji Won akan tahu sesudah masuk ke dalam.

Ji Won akhirnya masuk dan  kaget melihat semua korban pembunuhanya ada didalam. Ia menatap satu persatu, Nyonya Lee menyambutnya berpikir Ji Won masih ingat yang dikatakan  tepat sebelum membunuh mereka. Ji Won berjalan mundur ketakutan.
“Halo... Seol Ji Won.” Ucap Nyonya Lee dan mereka mulai mendekat. Ji Won ketakutan ingin keluar tapi pintu terkunci dan  terdengar jeritan.
“Kita harus membuat tembok hotel kedap suara.” Ucap Nyonya Choi bisa mendengar jeritan Ji Won. 

Man Wool terlihat gugup menuliskan sesuatu, Chan Sung memegang tangan Man Wool agar bisa kuat menuliskanya. Akhinya Man Wool menyelesaikan tulisan [Kami mengundangmu ke Hotel Del Luna. Dari Jang Man Wool ] Man Woo seperti senang ada Chan Sung disampingnya.
"Hotel Del Luna"? Apa Koo Chan Seong bekerja di sini?” ucap Detektif Park melihat undangan ditanganya.
“Ya, bosku mengundangmu.Dia juga mengundang dokter. Kalian berdua harus berkumpul.” Kata Yoo Na.  Detektif Park terlihat binggung lalu menyebut nama Jang Man Wool seperti merasakan hubungan. 

Mi Ra menerima undangan dengan senyuman, temanya bertanya apa itu. Mi Ra menjawab Undangan hotel dansudah pernah ke sana karena temannya bekerja di sana. Ia berkomentar kalau Hotelnya bagus. Temanya ingin tahu keberadaan hotel itu.
“Tak semua orang bisa ke sana. Kau tak dapat pergi ke sana tanpa undangan. Ini hotel istimewa.” Kata Mi Ra bangga. Temanya tak percaya kalau memang Istimewa.

Mi Ra masuk ke hotel dengan senyuman bahagia bersama dengan Detektif Park, Hyun Joong menyapanya dan akan membawamu ke sky lounge, kebanggaan hotel mereka. Detektif Park langsung melonggo melihat lobby yang mewah.
“Apa Kau datang ke tempat mewah ini sendirian?” tanya Detektif Park tak percaya Mi Ra pernah datang sebelumnya.
“Selamat datang. Kami sudah menyiapkan meja untuk kalian. Silakan lewat sini.” Kata Nyonya Choi menyambut keduanya. 

“Di sini, semua orang mabuk dan memimpikan kehidupan masa lalu mereka. Karena itulah bernama Chwisaengmong. Dan aku bartender di sini. Hari ini, para dewa membuat pengecualian untuk kalian berdua dan memberiku izin untuk memberimu rasa kehidupan masa lalu kalian.” Ucap Tuan Kim
"Dewa"?” kata Detektif Park binggung. Mi Ra pikir kalau Tuan Kim  akan mengesankan  mereka dengan minuman super lezat.
“Aku pingsan terakhir kali, jadi aku tak ingat banyak. Kali ini, aku akan meminumnya perlahan dan benar-benar menikmatinya. Beri kami minuman.” Ucap Mi Ra tak sabar.
“Ini kelopak... Ini kelopak dari Pohon Bulan.” Ucap Tuan Kim memberikan minuman.
“Pohon Bulan? Apa Ada pohon seperti itu?” tanya Mi Ra bingung. Tuan Kim mengaku ada dan menurutnya sangat cantik.
Man Wool sudah berdiri didepan Pohon miliknya, Chan Sung memberitahu kalau Orang-orang dari masa hidup Man Wool  sudah datang. Jadi akan dapat menemukan lebih banyak mengenai pria itu melalui mereka. Mi Ra akhirnya lebih dulu meminum wine. Dan Man Wool bisa melihatnya. 


Flash Back
Chung Myung sedang memegang jepitan untuk Man Wool, saat itu Song Hwan datang memberitahu kalau Ayahnya mencari Chung Myung. Chung Myung binggung kenapa ayah Song Hwan memanggilnya.  Song Hwa mengaku menerima kabar bahwa  Chung Myung bersekutu
“Kau bersekutu dengan para pemberontak di Gunung Dongmo. Kau akan mati jika pergi menemui ayahku sekarang. Jadi, aku mengirim beberapa pasukan. Kuperintahkan mereka untuk menangkap semua orang yang kau bantu.” Ucap Song Hwa. Chung Myung kaget mendengarnya.
“Bandit-bandit berasal dari Goguryeo. Jika kau menangkap mereka semua dan membawanya ke ayahku, maka dia tak akan lagi mencurigaimu.” Kata Song Hwa.
“Tapi  Mereka hanya berkeliaran mencuri dari penjual keliling.” Ucap Chung Myung membela.
“Jika kau dieksekusi sebagai pengkhianat, semua bawahanmu serta semua orang yang berhubungan denganmu akan mati. Bahkan jika ada ratusan orang, Ayahku akan membunuh mereka semua karena takut kudeta. Jadi Pergi dan tangkap mereka semua.” Kata Song Hwa 



Detektif Park akhirnya mulai minum dan Man Wool bisa melihat Yeon Woo dan Chung Myung saling adu pedang. Yeon Woo marah pada Chung Myung padahal seharusnya  Tangkap saja pencurinya tapi malah menangkap semua penduduk desa yang tak bersalah.
“Aku datang bukan untuk menangkap pencuri. Aku datang untuk menumpas para pemberontak.” Ucap Chung Myung. Yeon Woo kaget mendengarnya.
“Aku akan mencoba yang terbaik untuk membantumu sehingga dapat bertahan hidup sebagai budak. Tapi untuk melakukannya, semua orangmu harus dibunuh sebagai pemberontak.” Kata Chung Myung
“Kenapa... Kenapa kau melakukan ini?” tanya Yeon Woo. Chung Myung mengaku  ingin menemukan cara untuk begandengan tangan dengan Yeon Woo.
“Aku ingin pergi ke negara baru di Gunung Dongmo denganmu. Tapi aku tertangkap. Dan sekarang, aku harus merenggut nyawamu untuk menutupinya. Sesudah aku mengubur semuanya, aku akan menerima konsekuensi atas apa yang kuperbuat.” Kata Chung Myung.
“Jangan bicara lagi... Selamatkan Man Wool. Dan untuk melakukannya, kau harus hidup sebagai pengkhianat alih-alih mencantumkan semua alasan yang kau beri. Maka, Man Wool akan hidup.” Ucap Yeon Woo. 



“Dia berjanji pada Yeon Woo... Dia selalu di sini. Dia adalah tamu pertama yang datang ke Sanggarloka Bulan. Kau bukan satu-satunya yang membayar dosa-dosa masa lalu selama bertahun-tahun di sini.” Kata Ma Go, Man Wool melihat kunang-kunang di pohonya.

Flash Back
Chung Myung melihat Man Wool di penjara dengan tangan terikat, Man Wool melihat Chung Myung datang langsung menatap dengan penuh amarah. Chung Myung mengatakan berkata Man Wool jadi bisa memberikan kontribusi besar.
“Aku akan membunuhmu. Aku akan memastikan... kau mati.” Ucap Man Wool
“Jika kau ingin membunuhku, kau harus tetap hidup.” Kata Chang Myung
Akhirnya Man Wool dibawa ke depan Song Hwa dan menatap penuh amarah pada Chung Myung. Chung Myung memegang jepitan Man Wool sampai mengeluarkan darah teringat yang dikatakan Yeon Woo.
“Kau akan hidup sebagai pengkhianat. Jika begitu, Man Wool akan hidup.”
Chung Myung masuk ke kamar dan bisa merasakan Man Wool datang, lalu gumam kalau sudah menunggunya.  Ia memegang pedang dalam genggamnya dan harap tak akan ada keraguan saat Man Wool mengayunkan pedang karena dirinya sebagai pengkhinat.
“Jika begitu, aku tak akan ragu untuk menyerahkan diriku ke pedang.” Ucap Chung Myung seperti sudah sangat pasrah dibunuh oleh Man Wool. 



Man Wool seperti tak percaya mengetahui kenyatan tentang Chung Myung, Ma Go memberitahu kalau Man Wool tak pernah memanggil namanya Bahkan sekalipun. Man Wool melihat kunang-kunang yang terus terbang disekeliling pohon.
“Jika kau memanggilnya, maka dia akan menunjukkan dirinya.” Ucap Ma Go
“Sudahkah kau di sini sepanjang waktu? Jika demikian, perlihatkan dirimu kepadaku... Ko Chung Myung.” Ucap Man Wool dan Chung Myung pun ada didepan Man Wool.
“Beri tahu aku jika ada hal lain yang ingin kau katakan. Aku akan mendengarkan.” Ucap Man Wool dengan mata berkaca-kaca
“Tak ada lagi yang ingin kukatakan.. Man Weol.” Ucap Chung Myung menatap dengan wajah kerinduan.
“Saat momen terakhirmu, kau mengatakan akan mencoba melindungiku. Saat aku dirantai ke Pohon Bulan dengan penuh dendam, kata-kataku merantaimu di sini dan menghentikanmu pergi. Aku... sudah mengosongkan semuanya sekarang. Jadi, kau harus pergi sekarang.” Ucap Man Wool
“Ini adalah... akhir bagi kita.” Kata Chung Myung, Man Wool membenarkan kalau ini adalah akhir.
“Rohnya tak memiliki energi untuk pergi ke Alam Baka. Jika kita meninggalkannya di sini, dia akan binasa. Dia tak akan bisa bereinkarnasi. Untuk menghindari itu, kau harus mengantar dia. Itu adalah hukuman terakhir yang akan kau hadapi di sini.”kata Ma Go memberikan kunang-kunang pada Man Wool. 
Man Wool berjalan ke ruangannya, Chan Sung hanya menatapnya. Man Wool pun langsung bersandar dibahu Chan Sung dan Chan Sung pun mengenggam tangan Man Wool. 

Yoo Na sudah ada ditaksi, Mi Ra terbangun lalu tersadar dan membangukan Yeong Soo.  Yoo Na melihat keduanya sudah sadar lalu mengaku mereka berdua benar-benar mabuk, Chan Sung menyuruh untuk mengantar pulang.
“Jadi, aku menelepon taksi. Kalian berdua bisa pulang sendiri, 'kan? Selamat tinggal.” Kata Yoo Na lalu turun dari mobil
“Astaga, Apa ini terjadi lagi? Ketika aku datang ke hotel tempo hari, dialah yang mengantarku pulang dengan taksi. Tapi kali ini, aku ingat minum koktail.” Ucap Mi Ra tak percaya, tiba-tiba Detektif Park menangis.
“Yeong Soo, kenapa kau menangis?” tanya Mi Ra binggung. Yeong Soo mengaku tak tahu tapi hanya merasa sedih.
“Melihatmu menangis seperti ini membuatku sedih juga.” Kata Mi ra. Yeon Soo merasa sangat aneh. Mi Ra memeluk Yeong Soo agar tak menangis lagi.

Yoo Na kembali ke hotel, melihat Hyun Joong tak ada di meja receptionist dan berpikir kalau tak berniat berdamai dengannya. Ia pun melihat tempat kunci mengingat kalau mereka bertemu untuk pertama kalinya pada 2 Mei dan ingin mengambil sesuatu daam kamar 502 tapi sudah kosong.
“Aku menemukannya... Arloji ini terlihat cukup tua. Ini Sudah lebih dari 70 tahun..” Ucap Hyun Joong melihat ditanganya.
“Waktu di arloji itu sudah mengalir bahkan saat kau masih hidup.” Kata Yoo Na.
“Arloji seperti ini pasti langka. Pasti sulit menemukannya. Terima kasih.” Kata Hyun Joong
“Dan juga, maaf... Aku ingin kau tahu... bahwa kau adalah orang tua yang 70 tahun lebih tua dariku. Tak mudah untuk mendapatkan arloji itu. Jadi, mulai kedepannya, bahkan jika aku terlihat seperti adikmu, jangan lupa kau jauh lebih tua dariku.” Kata Yoo Na.
“Letakkan di pergelangan tanganmu. Aku yakin akan terlihat bagus.” Ucap Yoo Na. Hyun Joong menatap Yoo Na dengan wajah serius.
“Yoo Na... Aku akan segera pergi. Sudah kubilang aku sedang menunggu adikku, Hyun Mi... Saat ini, Hyun Mi sakit parah. Saat dia pergi, maka aku harus pergi bersamanya.” Ucap Hyun Joong, Yoo Na terlihat sedih.
“Yoo Na, saat arloji ini dibuat, aku sudah meninggal. Waktu tak dapat berjalan untuk orang mati dan untuk hidup bersama. Aku sudah meninggal sejak lama.” Kata Hyun Joong mengaku Sangat menjengkelkan.




Man Wool membawa toples berisi kunang-kunang, memberitahu Chan Sung kalau akan mengantarnya. Chan Sung menyakinkan akan kembali dalam sekejap, Man Wool mengaku akan kembali dalam sekejap dan akan masuk ke dalam mobil
“Kau akan kembali, 'kan?” ucap Chan Sung menahanya, Man Wool meminta agar menunggunya saja lalu pergi ke Sungai Sanzu, Alam Dunia, Alam Baka. 

[Sebulan kemudian]
Chan Sung melihat salah satu tamu yang tak bisa membua pintu kamar dan dengan sigap membantunya.  Ia pun memberitahu tamu kalau Sesudah pergi ke pantai, maka dapat menyewa segala jenis perlengkapan pantai. Pasangan pria dan wanita terlihat bahagia masuk ke dalam pantai.
“Sepertinya kau sudah membuat kemajuan.” Komentar Chan Sung pada hantu penulis membawakan segelas kopi. Hantu meminta agar Chan Sung untuk membacanya.
“Sudah sebulan sejak Ketua Jang pergi.” ucap Tuan Kim. Nyonya Choi pikir Man Wool tak ada di tempat mereka.
“Tapi bagaimana mungkin hotel belum menghilang?” kata Nyonya Choi. Tuan Kim pikir Man Wool  bukan lagi pemiliknya dan itu dugaanya.
“Manager... Sepertinya kau harus pergi ke taman.” Ucap Hyun Joong datang menemui Chan Sung. 


Hyun Joong memberitahu kalau kemarin  masih melihat beberapa daun dan bunga Tapi pohon sekarang ini benar-benar sudah tak bernyawa. Chan Sung hanya diam saja melihat pohon yang gersang, Hyun Joong pikir kalau Man Wool  sudah tak bisa kembali untuk selamanya.
Chan Sung hanya bisa terdiam melihat pohon yang tak seindah dulu. 

Chan Sung menunggu didepan pintu terowongan, dan mengingat kalimat terakhir yang dikatakan Man Wool “Tunggulah aku.” Tapi Man Wool belum juga datang.
 “Jang Man Wool Kembalilah dengan cepat. Aku mengkhawatirkanmu sekarang.” Ucap Chan Sung
“Kita semua menentang memiliki pemilik baru.” Ucap Tuan Kim, Nyonya Choi pun meminta agar Malaikat mau membantu Man Wool kembal. Hyun Joon pun juga mendukung dua seniornya.
“Butuh 500 tahun bagiku untuk terbiasa dengan Jang Man Wool. Bos lain? Aku menentangnya.” Kata Tuan Kim juga saling bergendangan tangan.
“Terserah padanya untuk kembali ke tempat ini atau tidak.” Kata Malaikat
“Tak mungkin dia tak akan kembali saat Manager Koo menunggunya.” Kata Hyun Joong
“Jika dia menginjakkan kaki di jembatan,maka dia mungkin sudah melupakannya.” Ucap Malaikat, 




Man Wool mengantar Chung Myung melewati jembatan, Chung Myung memegang setangkai bunga lalu menatap Man Wool dan mengulurkan tangan agar Man Wool ikut denganya.
“Kau dapat melepaskan semua ingatan tentang dunia ini dan menyeberangi jembatan menuju kenangan terjauhmu.” Ucap Malaikat Maut. Ketiganya langsung lemas.
“Apa Itu sebabnya semua bunga layu?” ucap Hyun Joong. Nyonya Choi pikir  Sepertinya pohon itu benar-benar mati sekarang.
“Benar. Semua bunga layu dan menghilang. Sepertinya Jang Man Wool benar-benar pergi sekarang.” Kata Tuan Kim sedih. 

Malaikat Maut bertemu dengan Ma Go berpikir mereka mengharapkan pemilik baru. Ma Go mengatakan Pohon Bulan adalah sang pemiliknya. Malaikat muat pikirsemua bunga dan daunnya hilang jadi Sudah mati sekarang.

Chan Sung duduk sendirian di halte melihat foto Tuan Kim, dengan acara-"The Guys Who Died After Eating" lalu teringat dengan Man Wool yang suka sekali makan sambile memberitahu kalau  Kim Joon Hyun memakan lima mandu sekaligus.
Man Wool terlihat kesal karena tak bisa bertemu Joon Hyun, Chan Sung memberitahu kalau Joon Hyun duduk di tempat Man Wool sekarang. Ia pun memberikan tanda tangan Joon Hyun yang bertuliskan [Jang Man Wool, aku mencintaimu.] Chan Sung bertanya apakah Man Wool tak suka.
“Apa kau menyatakan cintamu kepadaku?” ucap Man Wool. Chan Sung menunjuk kalau Ini adalah tanda tangan Kim Joon Hyun dan tertulis nama, "Kim Joon Hyun".
“Sangat memilukan jika aku hanyalah kelopak bunga yang pasti menghilang.” Ucap Man Wool dan mereka berciuman.
Chan Sung akhirnya tak bisa menahan rasa sedihnya lagi karena mengingat semua kenangan dengan Man Wool.
“Tak semua bunga mati. Masih ada beberapa bunga yang tersisa Kutempatkan bunga mimpi dari pohon bulan di sana.” Ucap Ma Go.
Ma Go sengaja menaruh bunga pada Chan Sung yang sedang tertidur. Chan Sung masih terus menangis. Man Wool menatap tangan Chung Myung dan akhirnya membalikan badanya pergi ke arah lain.
Bersambung ke episode 15

 Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar