PS :
All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Beberapa
pekerja membahas Lemburan membuat mereka mendapatkan uang tambahan jadi
mengajak untuk minum-minum. Salah seorang pekerja berjalan sedirian terlihat
sangat frutasi.
“Aku
dengar, dia mengumpat istrinya sehingga dia akan mati. Dasar sampah. Apa dia
tak punya rasa malu?” ucap Teman lainya.
Si pria
pun duduk sendirian, saat itu Ji Won datang menyapa si pria dan masuk ke dalam
tubuhnya. Si pria lalu terbangun membawa bensin dan akan membakas gedung, Chan
Sung datang langsung memukulnya. Si pria tersadar dan terlihat binggung
bertanya siapa Chan Sung.
“Kau
harus bergegas keluar dari sini.” Ucap Chan Sung, Si pria pun bergegas pergi
dengan wajah ketakutan.
“Salam,
temanku... Aku akan mengunjungimu sesudah bersenang-senang. Tapi sepertinya kau
sedang terburu-buru. Bagaimana kau menemukanku?” ucap Ji Won menyapa Chan Sung.
“Aku
menemukanmu berkat pemilik dari benda yang baru saja kau ambil.” Kata Chan
Sung. Ji Won memperlihatkan jepitan milik Man Wool.
“Aku datang
untuk mengambilnya kembali. Berikan padaku.” Ucap Chan Sung.
“Bagaimana
kau akan mengamblinya? Kau akan mati sebelum mengambilnya dariku.” Ucap Ji Won
dan langsung menghajar Chan Sung.
“Jadi,
beginilah caramu menghadapiku. Sepertinya kau tak akan menyerah. Ayo kita lihat
berapa lama kau akan bertahan.”kata Ji Won mengejek Chan Sung yang terjatuh
tapi bisa bangkit lagi.
“Aku
hanya mengulur waktu. Saatnya sudah tiba. Bulan menampakan dirinya. Kenapa
menurutmu dia memberikan itu padamu? Sudah kubilang dia akan melindungiku. Apa
kau melihat tanda bulan itu? Jika bulan tampak sepenuhnya, benda itu akan
membunuhmu.” Ucap Chan Sung
“Berhentilah
mencoba menipuku.” Kata Ji Won tak percaya. Chan Sung pikir sudah mengatakan
kalau mati bukanlah akhir.
“Aku
mencoba menghentikanmu, tapi kau memilih untuk mati Sekarang, saatnya bagimu
untuk jatuh ke dalam neraka. Selamat tinggal, Seol Ji Won.” Ucap Chan Sung dan
bulan akan segera keluar. Ji Won langsung melempar jepitan Man Wool
“Kau
berani membohongiku?!!” ucap Ji Won marah melihat Chan Sung mengambil jepitan
Ma Wool lalu berusaa mencekiknya agar mati.
“Aku tak
pernah membohongimu.” Kata Chan Sung menahan rasa sakit, saat itu datang
beberapa orang dari kegelapan.
Chan Sung
pun terlepas dari tangan Ji Won, Nyonya
Choi datang mengumpat Ji Won itu benar-benar terkutuk dan mnegaku juga pernah
menjadi arwah jahat yang penuh dendam.
“Jika kami
jumlahkan umur kematian kami, totalnya 770 tahun. Tapi kau hanyalah hantu
kemarin malam.” Ucap Tuan Kim
“Beraninya
kau bertingkah!” kata Hyun Joong, Nyonya Choi menyuruh agar Ji Won kembali ke
hotel karena bisa mengambil semua yang ada dihotel. Ji Won akan pergi tapi
malaikat maut sudah menangkapnya.
“Kami
yang melakukannya, kau hanya mengurus sisanya.” Ucap Tuan Kim pada malaikat
maut.
“Kau
menyerahkan dirimu dan mencoba mengubahnya menjadi arwah jahat. Aku tak bisa
memaafkanmu.” Ucap Ma Go marah
“Aku
mengeluarkan pikiran paling jahat dari lubuk hatiku dan memberikannya kepada
arwah jahat.” Kata Man Wool
“Lalu,
sedang apa kau di sini? Apa kau hanya bulan yang mekar dan layu seiring
berjalannya waktu?” ejek Ma Go
“Binasakan
aku.” Ucap Ma Go seperti sudah siap, saat itu Chan Sung datang berteriak
menolaknya.
“Aku
menemukannya... Tak ada alasan baginya untuk dibinasakan.” Kata Chan Sung, Man
Wool menyuruh Chan Sung pergi dan meminta agar segera dibinasakan.
“Kalau
begitu, berbuatlah semaumu. Jika kau harus menyiksa diri sendiri seperti itu, aku
akan menjadi pria yang terus kau pikirkan. Bunuh aku. Aku berjanji akan tetap
di sisimu bahkan jika aku harus mat untuk menghalangimu.” Ucap Chan Sung
memberikan jepitan.
“Pria
yang kau tunggu-tunggu sebenarnya di sini. Kau sudah berbuat sejauh ini. Jadi,
kau harus mendengarkan apa yang terjadi pada hari ketika bulan berdarah. Dengan
begitu, kau bisa mengosongkan kebencianmu.” Kata Chan Sung, Man Wool hanya bisa
terdiam.
Ji Won
akhirnya kembali jadi hantu baik berjalan dengan Nyonya Choi bertanya apakah
ini alam baka. Nyonya Choi memberitahu
kalau Alam Baka yang akan ditemukan tak
akan begitu luar biasa. Tapi ada beberapa orang yang ingin menjumpai Ji Won
sebelum pergi.
“Aku?”
ucap Ji Won binggung. Nyonya Choi memberitahu
Para tamu hotel mereka sedang menunggu Ji Won.
“Ini
adalah layanan khusus untuk para tamu.” Kata Nyonya Choi.
Ji Won
melihat nomor kamar 666, menurutnya angka yang khas dan berpikir kalau itu neraka. Nyonya Choi mengatakan Ji Won akan
tahu sesudah masuk ke dalam.
Ji Won
akhirnya masuk dan kaget melihat semua
korban pembunuhanya ada didalam. Ia menatap satu persatu, Nyonya Lee
menyambutnya berpikir Ji Won masih ingat yang dikatakan tepat sebelum membunuh mereka. Ji Won
berjalan mundur ketakutan.
“Halo... Seol
Ji Won.” Ucap Nyonya Lee dan mereka mulai mendekat. Ji Won ketakutan ingin
keluar tapi pintu terkunci dan terdengar
jeritan.
“Kita
harus membuat tembok hotel kedap suara.” Ucap Nyonya Choi bisa mendengar
jeritan Ji Won.
Man Wool
terlihat gugup menuliskan sesuatu, Chan Sung memegang tangan Man Wool agar bisa
kuat menuliskanya. Akhinya Man Wool menyelesaikan tulisan [Kami mengundangmu ke
Hotel Del Luna. Dari Jang Man Wool ] Man Woo seperti senang ada Chan Sung
disampingnya.
"Hotel
Del Luna"? Apa Koo Chan Seong bekerja di sini?” ucap Detektif Park melihat
undangan ditanganya.
“Ya,
bosku mengundangmu.Dia juga mengundang dokter. Kalian berdua harus berkumpul.”
Kata Yoo Na. Detektif Park terlihat
binggung lalu menyebut nama Jang Man Wool seperti merasakan hubungan.
Mi Ra
menerima undangan dengan senyuman, temanya bertanya apa itu. Mi Ra menjawab
Undangan hotel dansudah pernah ke sana karena temannya bekerja di sana. Ia
berkomentar kalau Hotelnya bagus. Temanya ingin tahu keberadaan hotel itu.
“Tak semua
orang bisa ke sana. Kau tak dapat pergi ke sana tanpa undangan. Ini hotel
istimewa.” Kata Mi Ra bangga. Temanya tak percaya kalau memang Istimewa.
Mi Ra
masuk ke hotel dengan senyuman bahagia bersama dengan Detektif Park, Hyun Joong
menyapanya dan akan membawamu ke sky lounge, kebanggaan hotel mereka. Detektif
Park langsung melonggo melihat lobby yang mewah.
“Apa Kau
datang ke tempat mewah ini sendirian?” tanya Detektif Park tak percaya Mi Ra
pernah datang sebelumnya.
“Selamat
datang. Kami sudah menyiapkan meja untuk kalian. Silakan lewat sini.” Kata
Nyonya Choi menyambut keduanya.
“Di sini,
semua orang mabuk dan memimpikan kehidupan masa lalu mereka. Karena itulah
bernama Chwisaengmong. Dan aku bartender di sini. Hari ini, para dewa membuat
pengecualian untuk kalian berdua dan memberiku izin untuk memberimu rasa kehidupan
masa lalu kalian.” Ucap Tuan Kim
"Dewa"?”
kata Detektif Park binggung. Mi Ra pikir kalau Tuan Kim akan mengesankan mereka dengan minuman super lezat.
“Aku
pingsan terakhir kali, jadi aku tak ingat banyak. Kali ini, aku akan meminumnya
perlahan dan benar-benar menikmatinya. Beri kami minuman.” Ucap Mi Ra tak
sabar.
“Ini
kelopak... Ini kelopak dari Pohon Bulan.” Ucap Tuan Kim memberikan minuman.
“Pohon
Bulan? Apa Ada pohon seperti itu?” tanya Mi Ra bingung. Tuan Kim mengaku ada
dan menurutnya sangat cantik.
Man Wool
sudah berdiri didepan Pohon miliknya, Chan Sung memberitahu kalau Orang-orang
dari masa hidup Man Wool sudah datang.
Jadi akan dapat menemukan lebih banyak mengenai pria itu melalui mereka. Mi Ra
akhirnya lebih dulu meminum wine. Dan Man Wool bisa melihatnya.
Flash Back
Chung
Myung sedang memegang jepitan untuk Man Wool, saat itu Song Hwan datang
memberitahu kalau Ayahnya mencari Chung Myung. Chung Myung binggung kenapa ayah
Song Hwan memanggilnya. Song Hwa mengaku
menerima kabar bahwa Chung Myung bersekutu
“Kau
bersekutu dengan para pemberontak di Gunung Dongmo. Kau akan mati jika pergi
menemui ayahku sekarang. Jadi, aku mengirim beberapa pasukan. Kuperintahkan
mereka untuk menangkap semua orang yang kau bantu.” Ucap Song Hwa. Chung Myung
kaget mendengarnya.
“Bandit-bandit
berasal dari Goguryeo. Jika kau menangkap mereka semua dan membawanya ke
ayahku, maka dia tak akan lagi mencurigaimu.” Kata Song Hwa.
“Tapi Mereka hanya berkeliaran mencuri dari penjual
keliling.” Ucap Chung Myung membela.
“Jika kau
dieksekusi sebagai pengkhianat, semua bawahanmu serta semua orang yang
berhubungan denganmu akan mati. Bahkan jika ada ratusan orang, Ayahku akan membunuh
mereka semua karena takut kudeta. Jadi Pergi dan tangkap mereka semua.” Kata
Song Hwa
Detektif
Park akhirnya mulai minum dan Man Wool bisa melihat Yeon Woo dan Chung Myung
saling adu pedang. Yeon Woo marah pada Chung Myung padahal seharusnya Tangkap saja pencurinya tapi malah menangkap
semua penduduk desa yang tak bersalah.
“Aku
datang bukan untuk menangkap pencuri. Aku datang untuk menumpas para
pemberontak.” Ucap Chung Myung. Yeon Woo kaget mendengarnya.
“Aku akan
mencoba yang terbaik untuk membantumu sehingga dapat bertahan hidup sebagai
budak. Tapi untuk melakukannya, semua orangmu harus dibunuh sebagai
pemberontak.” Kata Chung Myung
“Kenapa...
Kenapa kau melakukan ini?” tanya Yeon Woo. Chung Myung mengaku ingin menemukan cara untuk begandengan tangan
dengan Yeon Woo.
“Aku
ingin pergi ke negara baru di Gunung Dongmo denganmu. Tapi aku tertangkap. Dan
sekarang, aku harus merenggut nyawamu untuk menutupinya. Sesudah aku mengubur
semuanya, aku akan menerima konsekuensi atas apa yang kuperbuat.” Kata Chung
Myung.
“Jangan
bicara lagi... Selamatkan Man Wool. Dan untuk melakukannya, kau harus hidup
sebagai pengkhianat alih-alih mencantumkan semua alasan yang kau beri. Maka,
Man Wool akan hidup.” Ucap Yeon Woo.
“Dia
berjanji pada Yeon Woo... Dia selalu di sini. Dia adalah tamu pertama yang
datang ke Sanggarloka Bulan. Kau bukan satu-satunya yang membayar dosa-dosa
masa lalu selama bertahun-tahun di sini.” Kata Ma Go, Man Wool melihat
kunang-kunang di pohonya.
Flash Back
Chung
Myung melihat Man Wool di penjara dengan tangan terikat, Man Wool melihat Chung
Myung datang langsung menatap dengan penuh amarah. Chung Myung mengatakan
berkata Man Wool jadi bisa memberikan kontribusi besar.
“Aku akan
membunuhmu. Aku akan memastikan... kau mati.” Ucap Man Wool
“Jika kau
ingin membunuhku, kau harus tetap hidup.” Kata Chang Myung
Akhirnya
Man Wool dibawa ke depan Song Hwa dan menatap penuh amarah pada Chung Myung.
Chung Myung memegang jepitan Man Wool sampai mengeluarkan darah teringat yang
dikatakan Yeon Woo.
“Kau akan
hidup sebagai pengkhianat. Jika begitu, Man Wool akan hidup.”
Chung
Myung masuk ke kamar dan bisa merasakan Man Wool datang, lalu gumam kalau sudah
menunggunya. Ia memegang pedang dalam
genggamnya dan harap tak akan ada keraguan saat Man Wool mengayunkan pedang
karena dirinya sebagai pengkhinat.
“Jika
begitu, aku tak akan ragu untuk menyerahkan diriku ke pedang.” Ucap Chung Myung
seperti sudah sangat pasrah dibunuh oleh Man Wool.
Man Wool
seperti tak percaya mengetahui kenyatan tentang Chung Myung, Ma Go memberitahu
kalau Man Wool tak pernah memanggil namanya Bahkan sekalipun. Man Wool melihat
kunang-kunang yang terus terbang disekeliling pohon.
“Jika kau
memanggilnya, maka dia akan menunjukkan dirinya.” Ucap Ma Go
“Sudahkah
kau di sini sepanjang waktu? Jika demikian, perlihatkan dirimu kepadaku... Ko
Chung Myung.” Ucap Man Wool dan Chung Myung pun ada didepan Man Wool.
“Beri
tahu aku jika ada hal lain yang ingin kau katakan. Aku akan mendengarkan.” Ucap
Man Wool dengan mata berkaca-kaca
“Tak ada
lagi yang ingin kukatakan.. Man Weol.” Ucap Chung Myung menatap dengan wajah
kerinduan.
“Saat
momen terakhirmu, kau mengatakan akan mencoba melindungiku. Saat aku dirantai
ke Pohon Bulan dengan penuh dendam, kata-kataku merantaimu di sini dan
menghentikanmu pergi. Aku... sudah mengosongkan semuanya sekarang. Jadi, kau
harus pergi sekarang.” Ucap Man Wool
“Ini
adalah... akhir bagi kita.” Kata Chung Myung, Man Wool membenarkan kalau ini
adalah akhir.
“Rohnya
tak memiliki energi untuk pergi ke Alam Baka. Jika kita meninggalkannya di
sini, dia akan binasa. Dia tak akan bisa bereinkarnasi. Untuk menghindari itu,
kau harus mengantar dia. Itu adalah hukuman terakhir yang akan kau hadapi di
sini.”kata Ma Go memberikan kunang-kunang pada Man Wool.
Man Wool berjalan ke ruangannya, Chan Sung hanya menatapnya. Man Wool pun langsung bersandar dibahu Chan Sung dan Chan Sung pun mengenggam tangan Man Wool.
Yoo Na
sudah ada ditaksi, Mi Ra terbangun lalu tersadar dan membangukan Yeong
Soo. Yoo Na melihat keduanya sudah sadar
lalu mengaku mereka berdua benar-benar mabuk, Chan Sung menyuruh untuk mengantar
pulang.
“Jadi, aku
menelepon taksi. Kalian berdua bisa pulang sendiri, 'kan? Selamat tinggal.”
Kata Yoo Na lalu turun dari mobil
“Astaga,
Apa ini terjadi lagi? Ketika aku datang ke hotel tempo hari, dialah yang mengantarku
pulang dengan taksi. Tapi kali ini, aku ingat minum koktail.” Ucap Mi Ra tak
percaya, tiba-tiba Detektif Park menangis.
“Yeong
Soo, kenapa kau menangis?” tanya Mi Ra binggung. Yeong Soo mengaku tak tahu
tapi hanya merasa sedih.
“Melihatmu
menangis seperti ini membuatku sedih juga.” Kata Mi ra. Yeon Soo merasa sangat
aneh. Mi Ra memeluk Yeong Soo agar tak menangis lagi.
Yoo Na
kembali ke hotel, melihat Hyun Joong tak ada di meja receptionist dan berpikir
kalau tak berniat berdamai dengannya. Ia pun melihat tempat kunci mengingat
kalau mereka bertemu untuk pertama kalinya pada 2 Mei dan ingin mengambil
sesuatu daam kamar 502 tapi sudah kosong.
“Aku
menemukannya... Arloji ini terlihat cukup tua. Ini Sudah lebih dari 70 tahun..”
Ucap Hyun Joong melihat ditanganya.
“Waktu di
arloji itu sudah mengalir bahkan saat kau masih hidup.” Kata Yoo Na.
“Arloji
seperti ini pasti langka. Pasti sulit menemukannya. Terima kasih.” Kata Hyun
Joong
“Dan
juga, maaf... Aku ingin kau tahu... bahwa kau adalah orang tua yang 70 tahun
lebih tua dariku. Tak mudah untuk mendapatkan arloji itu. Jadi, mulai
kedepannya, bahkan jika aku terlihat seperti adikmu, jangan lupa kau jauh lebih
tua dariku.” Kata Yoo Na.
“Letakkan
di pergelangan tanganmu. Aku yakin akan terlihat bagus.” Ucap Yoo Na. Hyun
Joong menatap Yoo Na dengan wajah serius.
“Yoo
Na... Aku akan segera pergi. Sudah kubilang aku sedang menunggu adikku, Hyun
Mi... Saat ini, Hyun Mi sakit parah. Saat dia pergi, maka aku harus pergi
bersamanya.” Ucap Hyun Joong, Yoo Na terlihat sedih.
“Yoo Na,
saat arloji ini dibuat, aku sudah meninggal. Waktu tak dapat berjalan untuk
orang mati dan untuk hidup bersama. Aku sudah meninggal sejak lama.” Kata Hyun
Joong mengaku Sangat menjengkelkan.
Man Wool
membawa toples berisi kunang-kunang, memberitahu Chan Sung kalau akan
mengantarnya. Chan Sung menyakinkan akan kembali dalam sekejap, Man Wool
mengaku akan kembali dalam sekejap dan akan masuk ke dalam mobil
“Kau akan
kembali, 'kan?” ucap Chan Sung menahanya, Man Wool meminta agar menunggunya
saja lalu pergi ke Sungai Sanzu, Alam Dunia, Alam Baka.
[Sebulan kemudian]
Chan Sung
melihat salah satu tamu yang tak bisa membua pintu kamar dan dengan sigap
membantunya. Ia pun memberitahu tamu
kalau Sesudah pergi ke pantai, maka dapat menyewa segala jenis perlengkapan
pantai. Pasangan pria dan wanita terlihat bahagia masuk ke dalam pantai.
“Sepertinya
kau sudah membuat kemajuan.” Komentar Chan Sung pada hantu penulis membawakan
segelas kopi. Hantu meminta agar Chan Sung untuk membacanya.
“Sudah
sebulan sejak Ketua Jang pergi.” ucap Tuan Kim. Nyonya Choi pikir Man Wool tak
ada di tempat mereka.
“Tapi
bagaimana mungkin hotel belum menghilang?” kata Nyonya Choi. Tuan Kim pikir Man
Wool bukan lagi pemiliknya dan itu
dugaanya.
“Manager...
Sepertinya kau harus pergi ke taman.” Ucap Hyun Joong datang menemui Chan Sung.
Hyun
Joong memberitahu kalau kemarin masih melihat
beberapa daun dan bunga Tapi pohon sekarang ini benar-benar sudah tak bernyawa.
Chan Sung hanya diam saja melihat pohon yang gersang, Hyun Joong pikir kalau
Man Wool sudah tak bisa kembali untuk
selamanya.
Chan Sung
hanya bisa terdiam melihat pohon yang tak seindah dulu.
Chan Sung
menunggu didepan pintu terowongan, dan mengingat kalimat terakhir yang
dikatakan Man Wool “Tunggulah aku.” Tapi Man Wool belum juga datang.
“Kita
semua menentang memiliki pemilik baru.” Ucap Tuan Kim, Nyonya Choi pun meminta
agar Malaikat mau membantu Man Wool kembal. Hyun Joon pun juga mendukung dua
seniornya.
“Butuh
500 tahun bagiku untuk terbiasa dengan Jang Man Wool. Bos lain? Aku
menentangnya.” Kata Tuan Kim juga saling bergendangan tangan.
“Terserah
padanya untuk kembali ke tempat ini atau tidak.” Kata Malaikat
“Tak
mungkin dia tak akan kembali saat Manager Koo menunggunya.” Kata Hyun Joong
“Jika dia
menginjakkan kaki di jembatan,maka dia mungkin sudah melupakannya.” Ucap
Malaikat,
Man Wool
mengantar Chung Myung melewati jembatan, Chung Myung memegang setangkai bunga
lalu menatap Man Wool dan mengulurkan tangan agar Man Wool ikut denganya.
“Kau
dapat melepaskan semua ingatan tentang dunia ini dan menyeberangi jembatan
menuju kenangan terjauhmu.” Ucap Malaikat Maut. Ketiganya langsung lemas.
“Apa Itu
sebabnya semua bunga layu?” ucap Hyun Joong. Nyonya Choi pikir Sepertinya pohon itu benar-benar mati
sekarang.
“Benar. Semua
bunga layu dan menghilang. Sepertinya Jang Man Wool benar-benar pergi sekarang.”
Kata Tuan Kim sedih.
Malaikat
Maut bertemu dengan Ma Go berpikir mereka mengharapkan pemilik baru. Ma Go
mengatakan Pohon Bulan adalah sang pemiliknya. Malaikat muat pikirsemua bunga
dan daunnya hilang jadi Sudah mati sekarang.
Chan Sung
duduk sendirian di halte melihat foto Tuan Kim, dengan acara-"The Guys Who
Died After Eating" lalu teringat dengan Man Wool yang suka sekali makan
sambile memberitahu kalau Kim Joon Hyun
memakan lima mandu sekaligus.
Man Wool
terlihat kesal karena tak bisa bertemu Joon Hyun, Chan Sung memberitahu kalau
Joon Hyun duduk di tempat Man Wool sekarang. Ia pun memberikan tanda tangan
Joon Hyun yang bertuliskan [Jang Man Wool, aku mencintaimu.] Chan Sung bertanya
apakah Man Wool tak suka.
“Apa kau
menyatakan cintamu kepadaku?” ucap Man Wool. Chan Sung menunjuk kalau Ini adalah
tanda tangan Kim Joon Hyun dan tertulis nama, "Kim Joon Hyun".
“Sangat
memilukan jika aku hanyalah kelopak bunga yang pasti menghilang.” Ucap Man Wool
dan mereka berciuman.
Chan Sung
akhirnya tak bisa menahan rasa sedihnya lagi karena mengingat semua kenangan
dengan Man Wool.
“Tak
semua bunga mati. Masih ada beberapa bunga yang tersisa Kutempatkan bunga mimpi
dari pohon bulan di sana.” Ucap Ma Go.
Ma Go
sengaja menaruh bunga pada Chan Sung yang sedang tertidur. Chan Sung masih
terus menangis. Man Wool menatap tangan Chung Myung dan akhirnya membalikan
badanya pergi ke arah lain.
Bersambung
ke episode 15
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar