PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
[Setahun yang lalu]
Kim Ian
sudah tak sadarkan diri dengan luka di bagian tubuhnya, ditengah hujan Joo Wan
menatap Kim Ian lalu hanya bisa terdiam.
Yi Young
melihat wajah Kim Ian pada poster, lalu bertanya pada Kim Ian apa mengenalnya.
Joo Wan hanya diam saja seperti memiliki kenangan dengan Kim Ian.
Di Rumah,
Eun Joo bertanya pada Jang Yoon Apa tujuan sebenarnya? Dan kenapa meniru orang
yang sudah meninggal, apa yang dinginkanya. Jang Yoon berjalan mendekati Eun
Joo dengan tatapan dingin.
“"Orang
yang sudah meninggal"? Siapa maksudmu? Katakan. Siapa?Siapa? Kenapa kau
sangat tertarik kepadaku? Apa yang kamu cemaskan? Apa yang kamu takutkan? Bolehkah
aku menyelidikinya?” ucap Jang Yoon.
“Aku bisa
memberi tahu semua orang bahwa kau memakai nama palsu.” Balas Eun Joo
“Silakan
saja kalau bisa. Apa Kau sungguh bisa melakukannya?” balas Jang Yoon. Eun Joo
ketakutan.
Yi Young
melihat Joo Wan memberitahu namanya Kim
Ian, dan ingin tahu apakah Joo Wan tidak mengenalnya. Joo Wan sempat tegang
tapi akhirnya bisa tersenyum dengan
mengejek Yi Young berpikir dirinya yang tidak mengenal Kim Ian.
“Dia dan
aku bekerja bersama saat aku di Asia Philharmonic. Kukira kau dan teman-temanmu
datang menonton acara ini bersama. Aku ingat melihat kalian di aula.” Ucap Joo
Wan
“Sepertinya
aku tidak ingat.” Ungkap Yi Young. Joo Wan pikir lebih baik melupakan saja.
“Untuk
apa mengingat sesuatu yang tidak kau ingat? Sayang sekali seorang pianis
berbakat sepertinya meninggal. Aku yakin itu penampilan terakhir Kim Ian.”ucap
Joo Wan sedih
“Aku
pernah mendengar dia bermain.” Gumam Yi Young saat keluar dri ruangan.
Sementara Joo Wan sedang berbicara dengan seniornya.
“Mendiang
Kim Ian ada di ingatanku selama tiga bulan yang telah menghilang. Apa ini
kebetulan atau takdir?” gumam Yi Young mencoba mengingat nama Kim Ian.
Yi Young
mencari Keyword di laptopnya nama "Pianis
Kim Ian" dan menemukan artikel "'Pianis
Pemula Kim Ian Tewas Kecelakaan Mobil'" lalu membuka ponselnya pesan dari
Jang Yoon "Akhirnya aku selesai bekerja. Pastikan kamu makan malam"
“Dia
belum membalas pesanku seharian ini Dan tidak ada telepon.Apa dia sibuk?” keluh
Yi Young kesal pada Jang Yoon.
Esok
pagi, Jenny mengingat nama Kim Ian yaitu Pria yang dibantu Yi Young tahun lalu.
Yi Young binggung karena pernah membantunya. Jenny heran melihat Yi Young yang
sangat terkejut. Jenny memberitahu kalau
Yi Young membantunya karena Maestro Song meminta bantuan.
“Kau
bahkan pergi ke bandara. Lalu Kau kesal sekali karena dia eksentrik. Apa Kau
lupa soal itu? Astaga, sulit dipercaya. Apa karena kecelakaan taksi tahun lalu?
Kau bilang tidak ingat apa pun saat itu”
ucap Jenny, Yi Young mengaku tak ingat.
“Tidak,
Aku tak ingat apapun. Mungkin itu alasannya.” Ucap Yi Young sedih .
“Di satu
sisi, mungkin sebaiknya kau tidak memiliki ingatan itu. Kenalanmu tiba-tiba
tewas dalam kecelakaan. Itu akan terasa aneh. Seharusnya aku pergi ke konser
bersamamu hari itu. Sayang sekali, konserku di hari yang sama.” Kata Jenny.
Yi Young
masi saja tetap diam setelah memasang plester pereda sakit. Jenny akan bangun
merasakan sakit dibagian pinggangnya. Yi Young ikt mengeluh melihat temanya.
Jenny kesal sendiri karena menderita
cakram melejit di usia 20-an Dan dadanya memar.
“Harusnya
aku mengajukan klaim asuransi ke orkestra, kan?” keluh Jenny
“Tampaknya
kau sakit karena bekerja di sini.” Ucap Yi Young. Jenny pikir itu memang pasti karena
bekerja di sini.
“Aku
harus menuntut orkestra itu.” Kata Jenny. Yi Young menyuruh Jenny Pergilah ke rumah sakit lebih dahulu begitu
latihannya selesai.
“Jika tidak
segera diobati, bisa gawat... Aku pergi dahulu. Hati-hati saat latihan.” Kata
Yi Young akan pergi. Jenny menganguk mengerti.
Jang Yoon
masuk ruangan, Yi Young terlihat senang tapi saat akan menyapa Jang Yoon
mengabaikan seolah tak mengenalnya lalu duduk ditempat dduknya. Yi Young
binggung dengan sikap Jang Yoon yang baru saja menghindari kontak mata.
“Apa itu
tadi? Kenapa dia menghindariku? Apa aku melakukan kesalahan?” ucap Yi Young
akhirnya masuk ke dalam toilet.
“Tidak
mungkin. Apa karena aku memintanya menciumku?” kata Yi Young mengingat saat
terakhir kali meminta izin mencium Jang Yoon.
“Tidak. Tidak
mungkin itu... Tapi kenapa sikap dia seperti itu?” ucap Yi Young bertanya-tanya
sendiri.
Senior Yi
Young keluar dari toilet meliat Yi Young gelisah dan ingin tahu apa yang
terjadi dan berpikir kalau Maestro Nam menyiksanya. Yi Young mengaku bukan
karena Masih bisa ditahan. Seniornya memberi nasehat kalau menjadi asisten
konduktor tidaklah mudah.
“Kau
sudah memulai kursusmu dengan Michael?”tanya senionya. Yi Young mengaku Belum
dan akan mulai pekan depan.
“Karena
dia memberimu pelajaran, berusahalah mempelajari semuanya darinya. Mereka yang
rajin pasti akan bertahan di bidang ini.” Ucap Senior Yi Young
“Jangan
khawatir.Aku bukan apa-apa tanpa sikap rajinku.” Kata Yi Young
Saat itu
tiba-tiba terdengar suara dari seperti jatuh, mereka pun bertanya-tanya
darimana asal suara itu. Yi Young melihat kalau seorang wanita jatuh di lantai
dengan obat yang berceceran, lalu mencoba melihat siapa yang terjatu.
“Nona
Wang, ini Ha Eun Joo” ucap Yi Young lau mencoba membangukanya. Eun Joo masih
saja tetap terdiam.
“Astaga,
ada apa dengannya? Apa dia bernapas?” kata Nona Wang panik. Yi Young bisa
merasakan Eun Joo itu masih bernafas.
“Kita
harus melakukan sesuatu. Panggil Nona Yoon sekarang.” Kata Nona Wang lalu
menelp ambulance. Yi Young pun bergegas pergi.
Yi Young
pergi ke IGD rumah sakit, Eun Joo sudah duduk dengan wajah sinis. Yi Young pun
bertanya Kapan Eun Joo siuman dan Bagaimana perutny. Eun Joo ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi. Yi
Young heran dengan Eun Joo yang masih bertanya.
“Nona Wang
dan aku menemukanmu pingsan di toilet. Apa Kau tahu betapa takutnya kami?”
jelas Yi Young
“Apa yang
kamu katakan pada orkestra?” tanya Eun Joo, Yi Young pikir Uen Joo mencemaskan
hal itu.
“Aku hanya
memberi tahu mereka kamu flu. Lalu Kenapa kau minum pereda nyeri sebanyak itu?
Itu cukup untuk membuatmu terkena shock. Apa Kau pikir kau terbuat dari besi? Mereka
harus memompa perutmu, Dasar Bodoh.” Ucap Yi Young marah
“Jangan
berlebihan... Ini tidak terlalu serius” komentar Eun Joo santai
“Kau
mengalami tenosinovitis dan inflamasi di ekstensor. Jika ini tidak serius, lalu
apa? Jika mengabaikannya, kau tidak akan bisa bermain selamanya. Kau harus
beristirahat selama masa pengobatan.” Kata Yi Young
“Apa Kau
pikir aku bisa bersantai sepertimu? Aku akan membunuhmu jika memberi tahu
Maestro Nam soal ini. Pergilah. Aku tidak mau ditemani.” Kata Eun Joo
“Salahku
karena bersantai. Aku akan menyimpan obatmu untuk sementara waktu. Asal kamu
tahu saja.” Kata Yi Young melangkah pergi.
“Apa
hubunganmu dengan Jang Yoon?” tanya Eun Joo, Yi Young malah bertanya balik Kenapa
tiba-tiba menanyakan itu
“Sepertinya
ada sesuatu di antara kalian berdua. Kau selalu menyukai pria-pria aneh. Aku
hanya khawatir.” Komentar Eun Joo
“Jangan
mengkhawatirkan aku. Pikirkan dirimu sendiri.” Kata Yi Young lalu melangkah
pergi. Eun Joo pun hanya bisa menghela nafas panjang.
Yi Young
keluar dari rumah sakit mengingat saat Jang Yoon mengabaikanya, lalu terdiam.
Ia pun menunggu didepan gedung, Jang Yoon keluar bertanya apakah Yi Young dari
rumah sakit, Bagaimana keadaannya? Apa Dia baik-baik saja?
“Orang-orang
membicarakannya selama latihan.” Ucap Jang Yoon. Yi Young menjawab kalau Kondisinya kurang baik.
“Astaga...
Lalu Kau mau bilang apa? Aku harus bekerja paruh waktu.” Kata Jang Yoon.
“Kenapa
kau menghindariku?” tanya Yi Young memberanikan diri. Jang Yoon seolah tak
merasakan hal itu.
“Aku
tidak pernah begitu.” Ucap Jang Yoon. Yi Young meminta Jang Yoon agar Jangan bohong, karena Jang Yoon mengabaikan
SMS dan kontak mata darinya.
“Aku
banyak berpikir dalam perjalanan ke sini. Aku memikirkan bagaimana harus
membicarakan ini. Jadi Aku akan berterus terang. Apa kau terbiasa mencium
wanita lalu mengabaikan mereka?” kata Yi Young mara
“Kau
bilang "Mengabaikan"? Apa? Apa katamu?” ucap Jang Yoon dengan sedikit
senyuman.
“Jangan
tertawa. Aku serius. Kau mendekatiku lebih dahulu. Kau bilang ingin mengenalku
dan melarangku melarikan diri. Aku sangat sederhana. Jadi, aku menerima
situasinya apa adanya. Itu sebabnya pada hari itu aku hanya mengikuti hatiku dan
melakukan apa yang kulakukan.” Jelas Yi Young
“Tentang
ciuman itu... Jika kau tidak mau, tapi hanya melakukannya untukku, maafkan aku.
Aku tidak sensitif. Selain itu, kurasa aku pernah bertemu Kim Ian. Jenny bilang
saat dia datang ke Korea, aku asistennya. Tapi aku tidak mengingatnya Aku
penasaran tentangnya.” Cerita Yi Young
Jang Yoon
tak mengerti maksud ucapan Yi Young tadi. Yi Young mengaku ingin mengingatnya.
Jang Yoon berkomentar Itu mungkin bukan kenangan yang baik, jadi Bisa saja
menyakitkan dan mengerikan. Ia ingin tahu apaka Yi Young akan baik-baik saja.
“Mungkin
saja sebaliknya.” Kata Yi Young. Jang Yoon ingiat Yi Young yang takut mengingat
masa lalu.
“Aku
masih takut Tapi aku akan bertahan. Lagi pula, dia adikmu. Aku juga ingin
berhenti menerima telepon malam darimu. Jangan bilang kau tidak setuju karena
aku tidak mau. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kita, tapi semua sudah
berakhir sekarang. Sampai jumpa.” Kata Yi Young dingin lalu melangkah pergi.
Soo Young
terdiam melihat pria yang sebelumnya datang berkencan denganya. Choi Ki Sang
mengaku Hari ini berdandan untuk menemui Soo Young. Soo Young heran Ki Sang
bisa tahu tempat kerjanya. Ki Sang mengaku Pengacara Lee Kyung Soo yang
memberitahunya.
“Apa Kau
tidak ingat dia? Dia tidak datang selama kencan butamu.” Ucap Ki Sang
“Cukup.
Aku tidak mau mendengar tentang itu. Jadi Di mana kamu merasa sakit?” ucap Soo
Young
“Sebenarnya...
Aku takut lingkaran.” Akui Ki Sang. Soo Young tak mengerti maksud dari
Lingkaran.
“Ya. Aku takut
melihat banyak lingkaran. Contohnya, aku takut gelembung dan telur kodok.” Akui
Ki Sang, Soo Young heran dengan Yi Young takut "Telur kodok"
“Apa ini
penyakit serius?” tanya Ki Sang. Soo Young memberitahu kalau Ki Sang menderita tripofobia.
“Itu
fobia terhadap hal yang terkonsentrasi. Kami tidak tahu penyebabnya atau
obatnya. Untuk saat ini, aku akan meresepkan obat untukmu. Kita cari cara untuk
meringankan gejalamu.” Ucap Soo Young seperti ingin segera selesai.
“Ada yang
ingin kukatakan kepadamu. Aku ingin mengajukan program pemulihan untuk
anak-anak autis.” Ucap Ki Sang memperlihatkan proposalnya.
“Apa Kau
bekerja di bidang ini?” tanya Soo Young seperti mulai interst. Ki Sang mengaku
dirinya pengangguran.
“Kupikir
aku harus mencari kegiatan agar kita bisa lebih akrab. Namaku Choi Ki Sang. Itu
nomor teleponku. Kau mungkin harus meneleponku. Kalau begitu, sampai jumpa.”
Ucap Ki Sang lalu berjalan pergi. Soo Young tak habis pikir dengan tingkah Ki
Sang.
Nona Yoon
bertemu kembali dengan Nyonya yang memberikan cap serta kunci brangkasnya dan
sudah tahu kata sandinya. Ia pun tahu kalau mereka mengirimkanya ke luar negeri selama kuartal
fiskal yayasan, dan ingin tahu itu ide ayahnya atau Nona Yoon.
“Apa yang
kau lakukan dengan uang itu selagi aku pergi?” kata Nyonya. Nona Yoon mengaku
tidak tahu dan hanya pegawai rendahan.
“Meski kau
tahu, kamu akan bilang tidak tahu. Di saat seperti ini, aku merasa malu. Aku merasa
seperti pemimpin boneka.” Komentar Nyonya.
“Jangan
mengurung diri di pusat kota London dan pergilah ke pinggiran kota. Kudengar
festival musim panas di Edinburgh ajaib.” Pesan Nona Yoon.
“Jangan
mengubah topik... Sudahlah Lupakan saja. Aku tidak akan ke sana sendirian.Oh
Yah.. Apa rekening sudah dibuat?” tanya Nyonya
“Profesor
Kang dari universitas musik meminjam beberapa rekening. Kita bisa...” ucap Nona
Yoon yang langsung disela.
“Kang
Myeong Suk? Apa lagi rencananya? Jangan menggunakannya. Aku tidak mau dia punya
hak berpendapat. Dia akan memberi tahu ayahku semuanya saat dia tersudut.”
Keluh Nyonya
“Lalu
kenapa kau menghabiskan banyak uang menggunakan kartu kredit perusahaan?” gumam
Nona Yoon marah. Nyonya mengeluh karena sang kakak menikahinya.
“Dia
masih muda. Kudengar dia enam tahun lebih muda darinya.” Ucap Nona Yoon. Nyonya
pikir seleranya sangat rendah sangat cocok dengan wajahnya.
Pria
pemilik tempat les mengeluh pada Eun Joo karena
Kang Shin Young tidak ada dalam daftar dan mengecualikannya. Eun Joo
hanya bisa diam, pria berpikir Eun Joo
bersikap seperti itu karena Shin Youngmengunyah permen karet selama pelajaran.
“Ujian
masuk universitas bukan lelucon. Kau akan malu jika membuatnya diterima ke
universitas.”kata si pria
“Apa Kau
mengkhawatirkanku?” sindir Eun Joo, Si pria mengeluh dengan sikap Eun Joo.
“Dia
putri kenalan Dirut. Ayahnya VVIP asosiasi pendukung yayasan kita. Berkat
uangnya, kau bisa tampil dan membeli makanan.” Tegas si pria.
“Baiklah.
Aku akan mengurusnya.” Ucap Eun Joo dengan wajah tertekan
“Kau Ambil
saja ini. Ini bonusmu, jadi, jangan menolak.” Kata si pria memberikan uang
ditangan Eun Joo.
“Astaga...
Lihat wajahmu... Kau violinis utama orkestra itu. Tapi kulitmu mengatakan
sebaliknya. Rawatlah dengan baik. Makanlah daging dengan uang itu, oke?” sindir
Si pria melihat wajah Eun Joo. Eun Joo pun hanya diam saja.
Jang Yoon
pergi menemui seseorang dibar ingin tahu Kenapa memanggilnya selarut ini,
padahal bisa memberitahu lewat telepon. Si pria mengaku Jangan terlalu tegang karean ia sangat
merindukan Jang Yoon. Jang Yoon heran temanya itu malah merindukan pria lain.
“Apa yang
ingin kamu katakan?” tanya Jang Yoon. Si pria memberitahu Yoon Young Gil sudah boleh pulang.
“Sopir
truk yang menyebabkan kecelakaan itu.” Kata si pria. Jang Yoon kaget
mendengarnya.
“Apa
maksudmu? Dia masih menjalani persidangan. Masa hukumannya belum selesai.” Ucap
Jang Yoon dengan nada marah
“Dia
dibebaskan dengan jaminan.” Jelas si pria. Jang Yoon tak percaya kalau Mereka
mengizinkannya melakukan itu selama sidang bandingnya.
“Apa itu
mungkin?” tanya Jang Yoon masih tak habis pikir. Si pria mengaku memang kasus
yang langka tapi mungkin terjadi.
“Dia
memiliki utang judi lebih dari 300.000 dolar... Utang judinya lebih dari
300.000 dolar, jadi, dari mana dia mendapatkan uang?” ucap Jang Yoon
“Kurasa
ada yang membayarnya.” Kata si pria. Jang Yoon ingin tahu siapa orangnya.
“Aku
harus menyelidikinya. Kudengar kau mengabaikan telepon Pimpinan. Dia ingin
bertemu denganmu. Kamu harus berkunjung. Izinkan aku mengajukan satu
pertanyaan. Apa kamu masih berpikir wanita itu bisa saja membunuh Ian?” ucap Si
Pria. Jang Yoon hanya diam saja.
Yi Young
berjalan pulang tiba-tiba diikuti oleh seseorang dan menepuk pundaknya. Ia
panik bertanya siapa itu, Jae Hyung ternyata sudah keluar dari kantor polisi
datang menemui Yi Young. Yi Young heran
Jae Hyung datang ke area rumahnya yang membuatnya sangat ketakutan.
“Yi Young
Nuna, aku banyak berpikir tentang apa yang terjadi. Aku juga merenung. Aku tahu
telah berbuat jahat kepadamu. Tapi bisakah kau memberiku satu kesempatan
terakhir?” kata Jae Hyung memohon.
“Aku
tidak bisa memberimu kesempatan lagi. Carilah orang lain. Jadi Pulanglah.” Kata
Yi Young enggan bicara dengan Yi Young. Jae Hyung pergi mengejar Yi Young.
Yi Young
berjalan dengan cepat dan menabrak Jang Yoon dari arah berlawanan. Jang Yoon
bertanya ada apa karena melihat wajah Yi Young terlihat kebingungan. Yi Young
hanya diam saja. Jae Hyung pun melihat Yi Young bersama dengan Jang Yoon.
“Siapa
kau? Kenapa kau mengikutinya walaupun dia tidak mau?” ucap Jang Yoon melindungi
Yi Young dibelakangnya.
“Lalu kau
siapa? Kenapa aku terus bertemu denganmu? Apa kau pacarnya?” balas Jae Hyung.
“Bagaimana
jika aku pacarnya?” balas Jang Yoon, Yi Young hanya bisa terdiam.
“Yi Young
Nuna... Apa dia jujur? Apa Kau sudah menemukan orang baru?” tanya Jae Hyung tak
percaya.
“Ya, itu
benar... jadi, tolong jangan datang ke sini lagi. Jika tidak, aku harus
melaporkanmu ke polisi.” Ucap Yi Young.
Jae Hyung
tak percaya mendengarnya, Yi Young menyuruh Jae Hyung agar cepat pergi karena
mereka sudah putus dan Jae Hyung itu yang meminta mengakhirinya. Jae Hyung tak
percaya kalau Yi Young bisa bersikap
terlalu kejam dan melakukan ini padanya.
“Apa Kau
tidak dengar dia menyuruhmu pergi?” ucap Jang Yoon dan mengajak Yi Young pergi.
“Yi Young,
aku akan meneleponmu besok. Kita bicara lagi besok.” Kata Jae Hyung tak bisa
terima begitu saja.
Yi Young
duduk dengan menopang dagu, Jang Yoon menanyakan keadaan Yi Young sekarang. Yi
Young hanya diam saja. Jang Yon menyuruh agar menelp polisi saja kalau Jae
Hyung datang lagi dan tak perlu lagi untuk melunak kepadanya.
“Jika
tidak, dia tidak akan pernah sadar.” Kata Jang Yoon penuh amarah. Yi Young
membela kalau Jae Hyung itu bukan orang jahat.
“Dia hanya
sedikit tidak dewasa. Dia agak naif.” Ucap Yi Young masih yakin Jae Hyung orang
baik.
“Aku
tidak tahu orang naif menyelinap ke rumah orang lain. Kenapa kmu bodoh sekali?
Kau membiarkannya mendekatimu setelah dia berbuat salah.” Kata Jae Yoon heran
“Apa Aku
harus bersikap sedingin apa lagi? Kami bahkan belum terlalu lama putus. Apa kau
bisa melakukannya jika berada di posisiku? Tapi bagaimanapun, kau mengabaikanku
bahkan setelah kita berciuman.” Sindir Yi Young. Jang Yoon hanya diam saja.
“Ada yang
ingin kutanyakan... Sebenarnya apa hubungan kita? Kau mengabaikanku setelah
kita berciuman. Lalu kenapa kau tiba-tiba bersikap seolah-olah kau peduli? Apa
aku lelucon bagimu?” ucap Yi Young marah dan pamit pergi.
“Aku
tidak mengabaikanmu.”akui Jang Yoon. Yi Young pun ingin tahu jadi apa maksud
sikap Jang Yoon.
“Apa Kau
mau ikut denganku besok?” tanya Jang Yoon. Yi Young ingin tahu kemana.
“Tempat
Ian tewas... Kau bilang ingin tahu. Kau bilang ingin mengingatnya. Jadi Tepati
perkataanmu.” Ucap Jang Yoon.
Yi Young
mencuci wajahnya mengingat yang dikatakan Jang Yoon "Tepati
perkataanmu." Lalu mengeluh kalau Jang Yoon memang jahat sekali. Pagi
harinya Yi Young membaca di dalam forum "Yoo Da mengunggah unggahan
baru" [Daud melawan Goliat... Perang telah dimulai. Siapa yang akan
memenangkan pertarungan ini?]
“Batalkan
pemecatanmu yang salah! Shinyoung Philharmonic harus sadar! Aku mengutuk Nam
Joo Wan, konduktor yang menyalahgunakan kuasa dan tidak menghargai musik!”
teriak Gong Sun Mi melakukan demo
“Rekan-rekan
musisi yang sangat kuhormati. Kalian tidak pernah tahu kapan bisa menjadi
korban pemecatan yang salah. Bantu aku meneken petisi untuk membatalkan
pemecatan yang salah. Tolong bantu aku. Aku benar-benar mengumpulkan keberanian
untuk datang ke sini.” Teriak Sun Mi
Michael
memberikan tanda tangan begitu juga yang lainya, Yi Young yang melihatnya
terlihat binggung. Sun Mi mengucapan
terimakasih karena mereka sudah membantu menandatangani petisinya.
“Aku mengesampingkan
rasa maluku dan mengumpulkan keberanian untuk berdiri di sini. Tolong tanda
tangani petisi itu.”teriak Sun Mi
Saat itu
Joo Wan datang dengan skuternya bertanya Apa yang terjadi. Yi Young kaget dan
ingin menjelaskan, tapi Joo Wan menyapa Sun Mi sebagai anggota yang mendapat
nilai 40 dalam ujiannya. Yi Young panik meminta Joo Wan tak bicara seperti itu.
“Tidak
apa-apa. Silakan lanjutkan. Aku menghargai kebebasan orang untuk
mengekspresikan diri. Silakan katakan apa yang kau inginkan, Nona Nilai 40.”
Ejek Joo Wan.
“Hei!
Bisa berhenti menunjukkan bahwa aku mendapat nilai 40? Apa Kau pikir kau hebat?
Kam pikir sehebat apa?” teriak Sun Mi. Joo Wan tak peduli memilik masuk ke
gedung pelatihan.
Tuan Koo
marah pada Nona Yoon karena Sun Mi membuat keributan padahal sudah mendapat
pesangon dan kompensasi bahkan memberinya semua yang Sun Mi minta. Ia tak
pecaya kalau Sun Mi melaporkan kita ke Kementerian Ketenagakerjaan dan
mengadakan protes konyol itu.
“Syukurlah
Dirut tidak ada di sini. Jika dia melihat ini, maka dia akan mengamuk.” Teriak
tuan Koo
“Maaf,
Pak. Ini semua salahku... Aku akan segera mengurusnya.” Kata Nona Yoon.
“Kau
harus menjaga reputasimu. Kenapa kau tidak bisa memastikan hal seperti ini
tidak terjadi? Kita tidak akan membayarnya lagi. Sebaiknya kau ingat itu!”
teriak Tuan Koo
“Kita
tidak perlu membayarnya. Aku akan mengurus ini.” Ucap Nona Yoon.
Michael
dan temanya melihat kalau papan pengumuman lalu berkomentar kalau Keadaan akhirnya kembali normal dan membahas
Eun Joo yang dibawa ke rumah sakit kemarin
dan berpikir itu alasan digantikan.
Salah satu temanya pikir mereka tidak akan pernah tahu isi pikiran Joo
Wan.
“Tentang
kita dipaksa berlatih di luar ruangan... Kau harus membicarakan itu dengan Nona
Yoon.” Ucap Michael
“Itu
bukan latihan. Itu bisa dibilang penampilan.” Komentar temanya.
“Kita
harus dibayar untuk penampilan luar ruangan. Tapi bayarannya murah sekali.”
keluh Michael
“Hei,
kenapa kamu tidak memberitahunya sendiri? Aku tahu kalian sangat dekat.” Kata
Temanya. Michael hanya bisa diam saja.
Eun Joo
baru saja datang melihat papan pengumuman, semua berkomentar kalau Eun Joo
dipecat dan merasa tak percaya meliat papan pengumuman. Eun Joo memastikan
namanya [Ha Eun Joo akan digantikan oleh Cho Han Seok] Yoo Da melihat Eun Joo
tersenyum sinis dan merasa senang Eun Joo dikeluarkan dari anggota.
“Itu kau,
bukan? Apa Kau memberitahunya? Bukankah sudah kubilang aku akan membunuhmu jika
memberitahunya?” ucap Eun Joo marah langsung menjatuhkan partitur ditangan Yi
Young.
“Tidak...”
ucap Yi Young bingung. Joo Wan melihat sikap Eun Joo langsung memarahinya.
“Jangan
salah paham. Itu bukan dia.” Kata Joo Wan lalu meminta Yi Young agar
meninggalkan mereka berdua. Yi Young pun bergegas pergi.
Eun Joo
terdiam mencoba menahan emosi, Joo Wan
merasa kalau Eun Joo berpikir dirinya tak akan tahu kalau tidak
memberitahukannya. Eun Joo hanya bisa terdiam. Joo Wan pikir Eun Joo itu aroga
dan juga bodoh.
“Aku
yakin sembilan dari sepuluh orang akan menyadari selama latihan terakhir kita.
Jadi Lupakan saja penampilan inaugurasi itu. Aku akan menghapusmu dari daftar.”
Ucap Joo Wan. Eun Joo tak bisa terima begitu saja.
“Apa Kau
menyuruhku berhenti memainkan biola?” ucap Eun Joo tak ingin mundur.
“Aku
menyuruhmu berobat lebih dahulu. Jika tidak, kau mungkin harus rehat selama
bertahun-tahun.” Kata Joo Wan. Eun Joo pikir Joo Wan itu gila.
“Kenapa
kau tidak menyuruhku mati saja?” ucap Eun Joo yang hidup matinya hanya bermain
biola.
“Aku
lebih tahu gejalanya daripada orang lain. Jadi Pergilah jika tidak ada lagi
yang ingin kamu katakan.” Kata Joo Wan. Eun Joo keluar ruangan. Yi Young ingin
bicara tapi Eun Joo tak mengubrisnya.
Jang Yoon
membeli sebuket bunga, Nyonya Hong memberikan buket bunga yang sudah dirangkai
lalu memberikan pada Jang Yoon, lalu berkomentar karena meminta bunga seruni
putih jadi pasti akan pergi ke pemakaman.
“Aku
membuat buket yang tidak terlalu menonjol. Tapi aku tidak yakin kamu
menyukainya.” Ucap Nyonya Yoon.
“Aku
menyukainya. Terima kasih.” Kata Jang Yoon lalu pamit pergi dengan senyuman.
“Dia pria
yang tampan.” Komentar Nyonya Hong melihat Jang Yoon pergi. Suaminya datang
heran melihat sang istri tersenyum sendirian.
“Bagaimana
menurutmu? Aku melihat pria tampan. Akan sangat menyenangkan jika aku punya
putra yang tampan.” Ucap Nyonya Hong. Suaminya heran melihat istrinya tiba-tiba
menginginkan seorang putra.
Yi Young
dalam mobil kaget mengetahui kalau Ini
hari peringatan kematian Ian dan Seharusnya memberitahu, karena bahkan tidak berpakaian
pantas, dan wajahnya. Jang Yoon pikir itu tidak penting karena adiknya itu
sudah meninggal jadi tak tau apapun.
“Mereka
semua tahu... Mereka mengawasi kita dari atas.” Ucap Yi Young. Jang Yoon hanya
terdiam menatap Yi Young dengan dingin seperti masih mencurigai kalau
pembunuhnya adalah Yi Young.
Bersambung
ke "Episode 10"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar