PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun
Joong terlihat bahagia menatap ponselnya karena tau Yoo Na mmengantuk. Nyonya
Choi keluar dari lift melihat Hyun Joong senyum sendiri bertanya apakah sedang
mengirim pesan pada anak mageng. Hyun Joong membenarkan.
“Yoo Na
harus selesaikan PR-nya, dan aku membangunkannya karena katanya dia mengantuk.”
Cerita Hyun Joong dengan wajah bahagia.
“Hyun
Joong... Apa Yoo Na tahu kau berencana pergi dengan adikmu sesudah dia
meninggal?” tanya Nyonya Choi.
“Itu, dia
belum tahu... Aku hanya bilang, sedang menunggunya.” Kata Hyun Joong. Nyonya
Choi bisa mengerti.
Saat itu
seorang tamu datang dengan wajah lusuh, Nyonya Choi terlihat tegang menatap
hantu pria yang baru masuk. Hyun Joong langsung bertanya apa ia ingat sudah
berapa lama meninggal. Si pria mengaku tak
ingat pasti.
“Tapi,
mungkin sekitar 2 hari.” Ucap Si pria. Hyun Joong ingin mengantar tapi Nyonya
Choi menyela.
“ Tuan..
Biarkan aku mengantarmu.... Ayo Lewat sini.” Ucap Nyonya Choi dengan wajah
tegang. Hyun Joong hanya bisa melonggo binggung melihat sikap Nyonya Choi.
Di dalam
lift, Nyonya Choi bertanya Apa ia adalah
Yoon Seung Beom, cucu tertua dari keluarga Myeongju Yoo yang dulunya
tinggal di Kota Beomcheon dan berusia 42 tahun. Tuan Yoon membenarkan.
“Kau
masih lajang, kan?” ucap Nyonya Choi, Tuan Yoon membenarkan kalau dirinya tak
bisa menikah.
“Ohh...
Begitu rupanya... Keluargamu pasti hancur karena cucu penerus keluarga
meninggal tanpa memiliki anak.” Ucap Nyonya Choi terlihat bahagia mengetahui
tentang nasib keluarga Tuan Yoon.
Nyonya
Choi berjalan di lorong dengan style pakaian yang berbeda. Tuan Kim yang
melihatnya sampai kaget berpikir kalau Man Wool yang berjalan, lalu bertanya
untuk apa berdandan didalam hotel. Nyonya Choi memberitahu Tuan Kim kalau sepertinya akan segera pergi dari sini.
“Aku
sedang dalam perjalanan untuk melenyapkan kebencian 200 tahunku.” Ucap Nyonya
Choi. Tuan Kim mencoba mengartikan.
“Dia
sudah mati... Putra terakhir keluarga itu mati lalu datang ke sini sebagai
tamu. Silsilah keluarga... sialan itu akhirnya berakhir. Aku sedang dalam
perjalanan ke pemakamannya agar bisa menyaksikan keluarga Myeongju Yoon meneteskan
air mata darah.” Ucap Nyonya Choi terlihat bahagia akhirnya dendamnya terbalas
kan.
“Choi Seo
Hee... Kau tak boleh menyebabkan insiden seperti 42 tahun yang lalu.” Kata Tuan
Kim memperingati.
“Aku pergi
ke sana karena sangat marah, tapi kini, aku pergi ke sana karena gembira.”
Tegas Nyonya Choi.
Man Wool
terlihat sedikit dingin membahas Sanchez masih di restoran. Dan ia hanya harus
menghadapnya dan meminta maaf. Chan Sung menganguk. Man Wool mengeluh alau
seharusnya minum alkohol lebih dulu.
Chan Sung meberikan air soda saja.
“Minum,
anggaplah ini sampanye.” Kata Chan Sung,
Man Wool mengeluhkalau rasanya hambar dan ingin minum soju.
“Campurkan
dengan soju. Ayo kita coba apakah enak” kata Man Wool. Chan Sung tak peduli
menyuruh Man Wool tetap minum air soda aja.
“Tak ada
sampanye dan kaviar bagiku bagai pizza tanpa saus dan acar.” Ucap Man Wool
kesal
“Menyinggung
pizza membuatku khawatirkan Sanchez.” Ungkap Chan Sung sedih
“Baiklah,
ayo belanja.Ayo pergi sebelum department store tutup.” Kata Man Wool
“Kenapa
percakapan ini berakhir dengan berbelanja?” keluh Chan Sung. Man Wool pikir
kalau ia hendak meminta maaf.
“Alih-alih
pergi ke sana dengan tangan kosong dan bilang, "Maaf, Sanchez", aku
akan membeli sesuatu yang cantik dan bilang, "Maaf, Sanchez" akan
sangat berbeda.” Kata Man Wool sambil memperagakan
“Bilang
saja kau ingin berbelanja. Yang perlu kau katakan kepada Sanchez adalah Veronica
meninggalkan dunia ini dan kau melihatnya di jembatan menuju Alam Baka.” Ucap
Chan Sung
"Jembatan
menuju Alam Baka"? Bagaimana bisa kulihat dia di jembatan yang belum
pernah kulihat?” ucap Man Wool
“Apa Kau
belum pernah ke jembatan Sungai Sanzu?”balas Chan Sung tak percaya.
“Aku tak
akan berada di sini jika berada di sana. Jika kau injakan kaki, maka tak
mungkin untuk bisa kembali... Yah,
pacarnya sedang melintasi jembatan itu sekarang.”kata Man Wool
Chan Sung
ingin tahu apakah Veronica masih di jembatan dan Apa jembatan itu sangat
panjang. Man Wool memberitahu Jalannya
waktu berbeda dengan kecepatan di dunia, jadi
Momen singkat penyebrangan mereka, membutuhkan sekitar 49 hari di dunia
ini.
“Sementara
menyeberangi jembatan, perlahan mereka melupakan ingatan dunia ini. Bukannya
mereka dipaksa untuk tinggal di Alam Baka. Mereka tak kembali karena semua
ingatan mereka lenyap.” Jelas Man Wool
“ Aku
cukup yakin pacar Sanchez sedang menyeberangi jembatan sekarang dan kenangan
tentang dia terhapus perlahan.” Jelas Man Wool
“ Ini
adalah kisah pahit untuk mereka yang ditinggalkan.” Ungkap Chan Sung, Man Wool
tiba-tiba mengaku bisa menjanjikan satu hal.
“Umurku
sudah 1.300 tahun. Dan misalkan akhirnya kusebrangi jembatan itu, maka
ingatanku banyak akan lenyap. Tapi, akan kuingat kau sampai akhir. Meski aku
tak bisa berjanji akan ingat sampai ke Alam Baka. Tapi, sampai langkah akhir
jembatan itu, maka aku akan mengingatmu.” Ucap Man Wool berjanji.
“Benar...
Aku yakin kau bisa mengingat pengalamanmu selama 1.300 tahun. Aku percaya... Tapi,
apa yang akan kau ingat dariku?” tanya Chan Sung.
“Kau
khawatir pada banyak hal, barangkali aku mungkin bereinkarnasi sebagai anjing
atau babi. Kau menjual semua mobilku, menghentikanku membeli kapal pesiar, dan
mengambil kartuku. Kau membuat saran yang konyol mengganti air soda menjadi
sampanye.” Ejek Man Wool
“Ya ampun,
aku hanya bisa mengingat kejadian aneh ini.” Sindir Mnn Wool Chan Sung pikir
sudah melakukan banyak hal untuknya.
“Dan aku
tak akan bisa melupakan,terutama kesombonganmu. Aku mungkin ingat kata,
"Harvard", Daripada namamu, "Koo Chan Seong" pada saat
terakhirku.” Ucap Man Wool lalu tersadar melihat barang diatas meja, miliknya.
“Ya, aku
hendak memesannya lagi karena kau menyukai wewangiannya. Tapi penjualnya tak
ada. Aku menemukannya, jadi kubawa.” Ucap Chan Sung
“Kukira
kau mencurinya.” Ejek Man Wool . Chan Sung pikir Mungkin bisa juga begitu.
“Coba
lihatlah, barangkali ada barang lain
milikmu.” Kata Chan Sung menyuruh Man Wool mencarinya. Man Wool tak percaya
kalau kalau Chan Sung memang mencuri darinya.
Sementara
Chan Sung sibuk menulis sesuatu ditanganya, dan menyuruh Man Wool agar mencari
dengan teliti kalau melihat barang-barangnya. Man Wool masih mencarinya, Chan
Sung memperlihatkan tanganya dengan tanda bulan di coret dan itu milik Man
Wool.
“Aku akan
mencap kenangan ini di kepalamu. Aku suka saat kau mengenangku dari Harvard,
manajer jahat, dan semacamnya, tapi... jangan lupakan pria yang tersenyum
kepadamu sekarang.” Ucap Chan Sung. Man Wool memasukan ke dalam sela jari
tangan Chan Sung menyetujuinya.
“Ingatlah
momen ini.. Sepertinya Sanchez akan pulang larut. Kita harus pergi padanya.”
Ucap Chan Sung berjalan pergi mengandeng
tangan Man Wool, tapi saat itu Hyun Joong menelpnya.
Hyun
Joong dengan wajah binggung menceritakan sejak seorang tamu pria datang ke
hotel, Nyonya Choi terlihat aneh. Ternyata Pria itu adalah anak terakhir musuhnya
dari Nyonya Choi. Chan Sung bertanya apakah Nyonya Choi pergi ke pemakaman pria
itu. Hyun Joong membenarkan.
“Tuan Kim
juga sangat khawatir... Ketua Kejadian42 tahun lalu, tak akan terjadi, 'kan?”
kata Hyun Joong panik
“Apa yang
terjadi 42 tahun lalu?” tanya Chan Sung penasaran. Man Wool menceritakan Nyonya
Choi meninggalkan hotel, hampir menjadi
arwah jahat, dan dilenyapkan.
“Apa
Nyonya Choi yang berkepala dingin itu?” ucap Chan Sung tak percaya
mendengarnya.
“Berandal
dari keluarga sialan itu, mengotori kuburan putrinya, yang merupakan dendam
terbesar yang dia pegang.” Kata Man Wool
Flash Back
Para
leluhur Tuan Yoon melihat kuburan anak dari Nyonya Yoon, Si peramal tahu kalau
ini tempat Makam seorang gadis yang
meninggal pada tanggal 25 bulan ini akan membahayakan keluarganya jadi harus
menggali dan menyingkirkannya.
“Itu
dilakukan untuk menantumu demi melahirkan bayi yang sehat yang berada dalam
posisi terbalik sekarang.” Ucap peramal.
“ Kau tak
seharusnya dipusingkan dengan makam seorang gadis.” Komentar salah satu seorang
pria.
“Garis
keturunan keluargaku hampir kering... Gali kuburannya.” Ucap Tuan Yoon.
Akhirnya
kuburan mulai digali saat itu, Nyonya Choi melihatnya meminta agar jangan
melakukan hal itu. Tapi mereka terus mengali, akhirnya angin pun mulai hembus
dengan kencang, orang –orang yang mengali jatuh tersungkur.
“Jangan
berani-berani menyentuh makam putriku. Kusumpahkan semua keluargamu mati. Akan
kupastikan silsilah keluargamu berakhir di sini.... Mati!” ucap Nyonya Choi
penuh dendam dan tapi tiba-tiba dari belakang ada yang menghentikanya. Malaikat
maut bisa menghentikan Nyonya Choi.
“Jika dia
bertemu Ma Go sebelum Malaikat Maut menangkapnya,maka Nyonya Choi akan
dilenyapkan. Hari itu, Malaikat Maut dan ketua bekerja sama, jadi Nyonya Choi
tak dibawa ke Alam Baka dan bisa terus bekerja di hotel.” Cerita Hyun Joon
“Kalau
tak salah, kita memberi bunga selama 10 bulan gratis.” Ucap Hyun Joong, Man
Wool memperbaiki kalau itu 12 bulan.
“Pada
saat itu, bunga-bunga di taman tak bermekaran. Manajer umum sebelum Manager Hwajng memakan semua uang Ketua. Saat itu, keadaan kami sangat miskin. Apa Kau
tahu apa yang ketua lakukan? Setiap kali aku memikirkan Ketua menggali kudzu
dengan cangkul...” cerita Hyun Joong yang langsung mendengar teriakan dari Man
Wool
“Jangan
memikirkannya.” Ucap Man Wool. Hyun Joong pun langsung menutup mulutnya.
“Putra
yang lahir 42 tahun lalu meninggal tanpa mewariskan seorang anak. Jika Nyonya
Choi bertemu keluarga itu di pemakaman, tak akan ada yang terjadi, 'kan?” ucap
Chan Sung memastikan.
“Harapan
200 tahunnya akan terpenuhi. Aku tak tahu yang akan terjadi. Artinya dia akan
segera pergi.” kata Man Wool
Nyonya
Choi melihat foto Tuan Yoon di rumah duka, wajahnya terlihat cukup bahagia
walaupun banyak orang yang melayat terlihat sedih. Tuan Kim menunggu diluar
melihat Nyonya Choi keluar bertanya apakah sudah selesai.
“Keluarga
ini akhirnya sudah usai. Sekarang aku bisa pergi tanpa penyesalan.” Ucap Nyonya
Choi terlihat bisa pergi dengan tenang.
Tiba-tiba
seorang wanita datang, ayah dan ibu Tuan Yoon menyapanya. Si wanita yang sedang
hamil mengaku kalau Tuan Yoon adalah ayah dari bayinya dan pikir setidaknya
harus datang untuk mengucapkan salam perpisahan pada ayah dari bayinya.
“Bukannya
katamu dia bujangan?” kata Tuan Kim binggung. Nyonya Choi terlihat menahan
amarahnya.
“Rupanya...
dia mewariskan keturunan. Jika anak di perut wanita itu adalah laki-laki, nama
keluarga Myeongju Yoon akan terus hidup.” Ucap Nyonya Choi marah .
Nyonya
Choi akhirnya datang kembali ke hotel, Man Wool dkk sudah menunggu. Nyonya Choi
dengan wajah sedih meminta maaf karena sudah pergi tanpa pemberitahuan lalu
berjalan pergi. Man Wool ingin tahu Apa yang terjadi
“Keturunan
keluarga itu masih hidup.” Ucap Tuan Kim. Chan Sung dkk menatap Nyonya Choi
dengan wajah sedih. Akhirnya Nyonya Choi duduk sendiri mengingat kenangan
buruknya di masa lalu.
Flash Back
Nyonya
Choi mengedor pintu rumah sambil berteriak “ Apa ada orang di dalam? Seorang bayi sedang sekarat.
Pintu... Tolong bukakan pintunya!” tapi
tak ada yang membuka pintu bahkan tanganya sampai berdarah.
“Tak ada
tabib yang akan membukakan pintu untukmu. Bayi itu tak boleh hidup.”kata
seorang wanita.
“Tolong
selamatkan anakku.” Teriak Nyonya Choi menatap bayi dalam dekapanya.
“Nyonya
Choi pasti kecewa. “ kata Man Wool
“Aku
merasa kasihan pada pria itu,tapi tak bisa dibandingkan dengan Nyonya Choi yang
tinggal di sini selama 200 tahun karena kesedihan kehilangan anaknya. Aku tahu
bunga layu. Tapi Tak bisakah itu dihentikan?” ucap Tuan Kim. Man Wool memilih
untuk minum saja.
“Kelihatannya
Nyonya Choi lebih cemas daripada siapa pun.” Kata Tuan Kim. Man Wool tetap diam
saja.
Chan Sung
memberikan secangkir kopi mengaku sangat khawatir. Nyonya Kim merasa Chan Sung
berpikir kalau dirinya akan membahayakan seseorang, Chan Sung mengaku khawatir
Nyonya Kim mungkin akan terluka. Nyonya Choi pikir Itu bukan sesuatu yang harus
Chan Sung khawatirkan.
“Apa
pakaian aneh ini?” ucap Nyonya Choi akhirnya menatap Chan Sung berdiri
dibelakangnya.
“Harimau.”
Ucap Chan Sung santai. Nyonya Choi menahan tawanya ingin tahu Chan Sung Dapat
dari mana itu.
“Aku mendapatkan
sebagai hadiah, jadi, aku mencobanya hari ini. Bagaimana?” ucap Chan Sung.
Nyonya Choi menjawab kalau itu lucu.
“Cepat
lepaskan.” Kata Nyony Choi sudah tak bisa menahan tawa. Chan Sung merasa kalau
pakainya ini merk ternama.
“Siapa yang
peduli kalau itu merk ternama? Kau seperti orang Serengeti.” Ucap Nyonya Choi
“Apa
terlihat aneh? Sepertinya tak bisa kupakai.” Ucap Chan Sung seperti seolah tak
masalah memakainya.
“Tentu
saja. Bahkan tamu kita yang sudah meninggal akan menertawakanmu.” Kata Nyonya
Choi
“Haruskah
kupakai saat kuantar tamu? Mereka bisa tertawa di jalan keluar.” Ucap Chan Sung
bangga.
“Manager,
kau menurunkan kelas hotel kami.” Ucap Nyonya Choi. Chan Sung ingin tahu Apa
tamu di kamar 403 sudah pergi karean harus mengantar mereka.
“Katanya,
mereka ingin bertemu denganmu sebelum pergi. Ayo kita menuju ke platform.” Ucap
Chan Sung
“Kau tak
akan benar-benar memakainya, kan?” kata Nyonya Choi bergegas pergi. Chan Sung
mengajaka Nyonya Choi untuk pergi bersama.
Nyonya Choi sambil menahan tawa meminta Chan Sung untuk menjauh darinya.
Man Wool
melihat Chan Sung memakai jas harimau darinya pun tak bisa menahan tawa
bahagia. Tuan Kim berpikir kalau Chan Sung
memutuskan untuk terlihat lucu demi mengalihkan Nyonya Choi dan membantu
perasaan yang sedih.
“Dia
bilang tak akan pernah memakainya, tapi dia memakainya seperti ini.” Ucap Man
Wool
“Ketua
Jang .. Aku mencari tahu kenapa perjodohanku untuk Manager Koo tak berhasil,
dan ternyata ada seseorang yang memiliki hatinya. Seseorang yang memenangkan
hati orang seperti itu pasti bahagia.” Kata Nyonya Choi
“Ya. Aku
bahagia.” Akui Man Wool. Tuan Kim binggung kenapa Man Wool yang bahagia.
“Sekarang
kau sudah tahu, jangan bersikap seperti bangau. Kupanggil kau
"bangau" karena kau benci disebut otak burung. Jangan bertingkah
seperti bangau.” Ejek Man Wool
“ Pertanyaan
ini mungkin mirip bangau, tapi apa kau juga...” ucap Tuan Kim yang langsung
disela oleh Man Wool
“Kau akan
bertanya apa bisa mengentikan bunga berguguran, 'kan? Itu Tak mungkin.. Apakah karena
aku terlalu menyukainya? Sepertinya aku tak bisa menghentikannya. Aku juga
merasa kasihan padamu, Tuan Kim.” ucap Man Wool
“Apa
Bunga berguguran karena cinta? Haruskah kuberi kau segelas Tears?” tanya Tuan
Kim
“Tidak...
Aku tak suka itu... Rasanya sangat tak enak.” Ucap Man Wool berjalan pergi.
Tuan Kim mengeluh Sikap kasa Man Wool sangatlah konsisten dan ingin tahu cara
mengubahnya.
Man Wool
masuk ruangan sudah siap dengan camera ingin mengambil foto Chan Sung dengan jas
harimau. Tapi Chan Sung sudah melepaskannya dan mengantungnya. Man Wool menggeluh kalau baru saja akan
memotret untuk kenang-kenangan.
“Berkatmu,
aku bisa memakainya dengan baik. Namun, aku tak ingin dipotret.” Tegas Chan
Sung
“Kenapa?
Itu sangat cocok untukmu. Aku akan membelikanmu jas bermotif zebra lain kali.”
Kata Man Wool
“Sesuka
hatimu. Kau bisa mengubahku menjadi harimau atau zebra.” Kata Chan Sung tak
peduli.
“Kau
sangat keren.. Harimau di depan Baeksiljang lebih keren dari harimau Baekdu.
Koo Chan Sung, kau hotlier yang luar biasa.” Puji Man Wool sambil merapikan jas
Chan Sung.
“Aku
lupa... bahwa Nyonya Choi juga seorang tamu yang perlu dihibur untuk
kepergiaannya.” Kata Chan Sung
“Dia tamu
jangka panjang dengan kebencian yang mengakar. “ ucap Man Wool
“Apa Kebenciannya
yang membuatnya menunggu untuk melihat akhir keluarga Yoon mungkin berubah
menjadi kutukan?” tanya Chan Sung
“Seperti
yang dia inginkan, keluarga itu menghadapi masalah. Aku bilang semuanya ada
konsekuensinya, 'kan? Untuk membuatnya merasa sangat sedih, mereka menerima
kutukan.” Kata Man Wool. Chan Sung pikir
ini sudah 200 tahun.
“Waktu
tak berarti apa-apa bagi orang meninggal. Dengan kebencian seperti itu, seseorang
bisa menghabiskan 200 tahun, 500 tahun dan bahkan 1.000 tahun.” Kata Man
Wool. Saat itu di pohon ada
kunang-kunang terbang mengelilingi bunga yang berguguran.
“Mereka
menunggu lama, tak tahu kapan hati mereka akan terbuka lagi.” Jelas Man Wool
“Aku kira
ini juga bisa dianggap sebagai kutukan.” Ucap Man Wool. Chan Sung ingin tau
apakah Man Wool masih menunggunya datang.
“Koo Chan
Sung... Jika dia datang, Apa kau akan melakukan seperti yang kau lakukan pada
Nyonya Choi? Apa kau mau menjadi harimau?” tanya Man Wool
“Percayakanlah
padaku. Semuanya, karena aku milikmu.” Ucap Chan Sung mengangkat telapak
tanganya lalu memberikan high five.
“Benar...
Kau pakai itu... Dan kita akan pergi makan galbitang yang disukai harimau.”
Ucap Man Wool dengan wajah bahagia.
“Katamu
harimau menyukai bubur kacang merah.” Kata Chan Sung, Man Wool ingin tahu Siapa
yang bilang. Chan Sung menjawab kalau itu Man Wool.
“Tak ada
harimau yang menyukai bubur kacang merah. Apa mereka vegetarian? Kau harus memakannya
jika kau menjadi sapi. Ayo makan galbitang.” Ucap Man Wool dan menyuru Chan Sung memakai jas harimau.
Chan Sung langsung menolaknya.
“Jika kau
tak pakai ini,maka aku akan melepas semua pakaianmu.” Ucap Man Wool mengancam.
“Lakukan
sesukamu.. Tapi apa kau bisa mengatasinya?” goda Chan Sung, Man Wool terdiam
dan terlihat gugup.
“Sepertinya
tidak... Ayo makan galbitang besok. Aku harus pulang dan menjumpai Sanchez.”
Ucap Chan Sung lalu menatap Man Wool terlihat memikirkan sesuatu.
“Apa yang
kau lakukan?” tanya Chan Sung melihat tatapan Man Wool yang berbeda. Man Wool
malu mengaku bukan urusan Chan Sung lalu berjalan pergi.
Tuan Kim
berdiri didepan pohon, melihat kalau Mereka adalah bunga yang layu karena
perasaan cinta. Hyun Joong pikir Bunga masih banyak dan Butuh lebih dari seribu
tahun bagi mereka untuk bermekaran dan tak berpikir mereka akan berguguran dengan
mudah.
“Coba
Lihat, ini kunang-kunang.” Ucap Hyun Joon. Tuan Kim mengaku bisa
melihatnya dari waktu ke waktu sesudah pohon berubah.
“Coba Lihat?
Bahkan kunang-kunang berdatangan, sesudah bunga mekar.” Bisakah hal seperti itu
masuk ke sini?” tanya Hyun Joong
“Aku tak
tahu... Karena di dalam hotel, mungkin itu tak hidup.” UcapTuan Kim
“Apa itu
yang dibicarakan Koo Chan Sung? Dia pernah bertanya padaku. Jika ada roh
seperti kunang-kunang. Tapi Kenapa hanya ada satu? Dia Pasti kesepian.” Ucap
Hyun Joong melihat kunang-kunang.
Flash Back
Man Wool
duduk sendirian di pohon terlihat marah, seekor kunang-kunang terus
bertebarangan di dekat pohon. Saat Man Wool melihat hotel yang belum banyak
pengunjung, tapi kunang-kunang selalu ada disekelilingnya. Kunang-kunang pun
ada didekat Man Wool.
“Dia, tak mampu menunjukan diri
bertahun-tahun lamanya. Dia selalu bersamanya seperti debu. Kini akhirnya, dia
menunjukan diri.”
“Karena
bunga sudah bermekaran, aku ingin tahu apa ceritanya akan didengar. Ketika
sesuatu terjerat di hati seseorang, sangat sulit untuk melepaskankannya. Aku
akan menenunnya dengan benar kali ini. Ucap Ma Go berbaju pink.
Man Wool
mencari obat pencernaan karena telalu banyak
makan galbitang. Chan Sung pikir alau Man Wool hanya membuat alasan
hanya untuk datang ke sini dan melihat wanita yang ada depan kasir dan bayi
yang ada didalam perutnya.
“Apa itu
anak keluarga yang dibenci oleh Nyonya Choi?” tanya Chan Sung
“Benar...
Dia pikir silsilah keluarga akan berakhir. Tapi, terus berlanjut. Dan dia
adalah bayi yang mengecewakan Nyonya Choi. Kalau saja anak itu tak ada, keluhan
Nyonya Choi akan teratasi. ” ucap Man Wool
“Apa kau
benar-benar berpikir begitu? Jika sang anak tak ada, pa semuanya akan selesai?”
kata Chan Sung
“Haruskah
kusingkirkan bayi itu sekarang? Bayi itu tampaknya tak dalam kondisi baik.”ucap
Man Wool
Si ibu
tiba-tiba merasakan perutanya sakit, Chan Sung mendekatinya menanyakan
keadaanya. Si ibu mengaku Perutnya sedikit sakit. Chan Sung meminta ibu itu
hati-hati lalu membantu untuk memasangkan barang yang digantung dibagian bawah.
“Dia
adalah musuh Nyonya Choi, Kenapa dia membantunya?” keluh Man Wool kesal.
Keduanya
ke parkiran mobil, Man Wool terlihat kesal melihat sebuah mobil mewah terparkir
ingin membeli ini, menurutnya Hanya karena mobil mahal bukan berarti bisa
parkir sembarangan lalu menendangnya. Chan Sung panik melihat pemiliknya lalu
meminta maaf.
“Bukankah
dia juga Ma Go?” ucap Chan Sung melihat seorang wanita datang. Man Wool
langsung menyapa dan terlihat sangat dekat.
“ni Sudah
lama sekali... Kau sering datang ke hotelku saat Moon Sook ada di sana. Kenapa
kau tak datang lagi? Kami tak mendapatkan banyak uang karena kau tak datang.
Datanglah lebih sering.” Goda Man Wool
“Aku
sangat sibuk... Aku akan pembukaan sekarang.” Ucap Ma Go putih.
“Aku tak
tahu di mana tempat itu, tapi akan ada kesuksesan berkat bantuanmu.” Ungkap Man
Wool
“Beberapa
anak muda sudah memulai bisnis kompute di kantor kecil di sini.” Ungkap Ma Go
menunjuk dengan matanya, gedung tinggi didepanya. Man Wool bingung apa maksud
Bisnis komputer.
“Ya,
bisnis komputer. Kudukung mereka karena sepertinya patut diapresiasi.” Kata Ma
Go, Man Wool pikir Mereka sangat beruntung.
Saat itu
Ma Go melihat seorang pria hanya diam saja dan bertanya siapa dia, apakah
manajer baru. Chan Sung masih terlihat bingung saat Ma Go mengulurkan tanganya
lebih dulu. Man Wool menyuruh Chan Sung agar
Pegang tangannya dengan cepat karena akan membawakan banyak uang.
“Namaku,
Koo Chan Sung.” Ucap Chan Sung memegang erat tanganya. Ma Go kaget karena Chan
Sung sudah memegangnya begitu erat.
“Kau
terlihat sangat baik... Sepertinya kita akan sering bertemu. Jaga tamumu dengan
baik. Terutama tamu pertama.” Ucap Ma Go, Chan Sung binggung siapa "Tamu
pertama"
“Tamu
pertama sangatlah penting.Itu sebabnya aku akan menjadi tamu utama yang
mendukung mereka.” Ucap Ma Go lalu pamit pada Man Wool
“Semoga
harimu menyenangkan. Aku membuka banyak sampanye berkatmu.” Ucap Man Wool.
“Omong-omong,
kau sangat cantik akhir-akhir ini...Kau akan kaya.” Ucap Ma Go lalu berjalan
pergi.
Man Wool
memberitahu Chan Sung kalau Ma Go yang tadi
adalah dewa kekayaan, lalu menjabat tangan Chan Sung dan bilang hal
baik. Chan Sung pikir karena itu Man Wool memanggilnya "Eonni"
bukannya "Ma Go Halmeoni"
“Tentu
saja. Aku sangat bersemangat setiap kali bertemu Oppa-oppa dan wanita dengan
banyak uang.” Ucap Man Wool
“Maka,
kau harus memanggilku "Oppa". Kata Chan Sung, Man Wool mengejek
karena Chan Sung akan kaya jadi akan memperlakukanmu
kakak perempuannya dan memanggil Chan Sung Eonni.
Malaikat
Maut bertemu dengan Tuan Kim ingin tahu tentang tamu pertama. Tuan Kim
pikir Ada tamu pertama yang bahkan Ketua
Jang dan stafnya tak tahu bahkan Mereka yang tak menunjukkan keberadaannya dan
artinya tak memiliki makna keberadaan.
“Membiarkan
mereka ada dengan cara yang mereka inginkan adalah jawabanku untuk
"keberadaan". Ucap Malaikat.
“Katakan
saja kau tak tahu. Apa kau tahu di mana hantu pendendam itu?” tanya Tuan Kim
“Tak mudah
menemukan hantu pendendam... Kau juga tak tahu itu.” Ucap Malaikat
“Tujuh
tamu yang dibunuh olehnya mendengar bahwa kami akan membawanya segera. Mereka
menunggunya, menolak naik bus.” Ucap Tuan Kim. Malaikat melihat korban dari
pembunuhan Ji Won.
“Jika
ditunda, beri tahu mereka bahwa mereka akan bisa naik limusin jika semuanya
tertunda.” Kata Malaikat. Tuan Kim pikir Sepertinya akan memakan waktu.
“Hantu
pendendam selalu menyembunyikan diri dalam kegelapan.” Ucap Malaikat.
Yoo Na
sedang memilih sebuah boneka dengan wajah bahagia, tapi saat itu seperti ada
mata yang melihat dari kejauhan dibalik boneka dalam kegelapan.
“Jika ada sesuatu yang gelap bahkan
meski itu bukan tempat untuk arwah, di situlah mereka berada.”
“Jangan
terlambat untuk filmnya. Jika kau terlambat lagi, jangan datang. Ayo kita
sudahi.” Ucap Mi Ra mengancam pacarnya. Dibalik dinding terlihat ada yang
mengintipnya.
“Jika kau merasa sedang diawasi
seseorang dari ruang gelap, itulah dia.”
Sanchez
menatap foto veronica dalam ponselnya, saat itu hantu Ji Won bersembunyi
didapur dan menyalakan kompor dengan panci berisi air. Sanchez mengeluarkan
cincin ditanganya, tapi tiba-tiba merasakan ada yang berkata dibelakangnya “Halo,
Sanchez.”
Sanchez
kaget dan panik melihat kebelakang tapi tak ada siapapun dan cincinya pun
terjatuh. Ia mencoba mencari dan ternyata cincinnya ada dibawah kompor. Ji Won
sudah siap menuangkan air panas diatas atas kompor.
Tapi
tiba-tiba ponsel Sanchez berbunyi dan Veronica menelp. Sanchez ingin mengangkatnya,
saat itu juga air panas dalam panci terjatuh. Sanchez kaget dan tanganya
sedikit terkena panas. Ji Won terlihat marah dan saat itu Malaikat datang saat
Ji Won sudah menghilang.
“Aku
nyaris menangkapnya.” Ucap Malaikat kesal.
Malaikat
bertemu dengan Man Wool menceritakan kalau Ji Won tak mendekati Chan Sung karena Man Wool
selalu bersamanya dan Sepertinya Ji Woon
membidik teman Chan Sung. Ia yakin akan segera menangkapnya, tapi Chan Sung
harus memperingatkan mereka untuk berjaga-jaga.
“Tuan Kim
, apa Yoo Na masih dekat dengan Hyung Joong?” tanya Man Wool
“Bahkan
sekarangpun dia bersamanya.” Komentar Tuan Kim sudah mengetahuinya.
Di meja
receptionist, Yoo Na sedang belajar bahasa inggris. Hyun Joong menyuruh Yoo Na
untuk menulis "My dearest", Yoo Na pun menulis dengan benar lalu
memuji dirinya itu pandai, Hyun Joong pun memujinya.
Sanchez
mengompres tanganya dengan handuk, dikagetkan dengan Man Woool tiba-tiba sudah
ada dibelakangnya. Man Wool mengaku sudah dengar Sanchez terluka jadi
membawakan obat. Sanchez mengucapkan Terima
kasih.
“Bagaimana
kau tahu aku terluka? Aku bahkan tak beri tahu Chan Sung.” Ucap Sanchez
binggung.
“Aku
punya informan.” Kata Man Wool. Sanchez ingin tahu siapa orangnya. Man Wool
menjawab Malaikat Maut.
“Rupanya
Kau juga memiliki koneksi dengan Malaikat Mau,
Aku tak tahu kau berteman dengan makhluk yang luar biasa.” Ucap Sanchez
“Kau
Nyalakan ini di rumah.Jagalah agar tetap menyala, dan jangan pergi ke tempat
gelap untuk sementara waktu.” Ucap Man Wool memberikan tas besar.
“Aku kira
tak terluka hanya karena nasib buruk. Aku bahkan pernah ke hotelmu, jadi, kurasa
aku harus percaya padamu. Aku akan menuruti perkataanmu. Terima kasih.” Ucap
Sanchez.
“Maafkan
aku. Aku seharusnya bersikap baik padamu, bukannya bersikap sarkastik.” Kata
Man Wool
“Aku tak
sungguh berpikir kau bisa memberikan pizza itu kepada Veronica. Aku hanya ingin
percaya bahwa itu bisa.” Kata Sanchez.
“Sanchez,
kau sahabat Chan Sung, kan? Jika nanti... Jika nanti... Chan Sung juga mengalami
hal serupa seperti yang kau alami, aku harap kau dapat menghiburnya. Aku akan
pergi sekarang. Ada banyak tamu di hotel. Kau harus menyalakan dupa di setiap
kamar.” Tegas Man Wool
“Di
setiap kamar? Sepertinya aku harus memberitahu Mi Ra untuk menyalakan juga di
kamarnya.” Kata Sanchez
“Aku lupa
dia tinggal di sini... Sanchez, apa Mi Ra juga kenal dengan Seol Ji Won?” tanya
Man Wool sinis
“Ya,
mereka bertemu di Amerika. Kenapa?” ucap Sanchez, Man Wool ingin tahu
keberadanya sekarang.
“Mi Ra
punya pacar. Dia pergi ke bioskop untuk menonton film dengan pacarnya.” Ucap Sanchez.
Man Wool tersenyum mendengar Bioskop
“Dia
hanya berteman dengan Chan Sung. Pacar Mi Ra sangat tampan. Apa Kau ingin
melihat fotonya? Tunggu disini sebentar.” Kata Sanchez keluar dari kamar.
“Bioskop
benar-benar gelap. Kenapa aku harus peduli?” ucap Man Wool bahagia. Sanchez
kembali ke kamar binggung melihat Man Wool sudah pergi padahal sudah membawa
foto Mi Ra dengan Detektif Park yaitu renkaransi Yeon Woo.
“Sepertinya
dia tak berjalan seperti orang normal. Mi Ra akan berada dalam masalah besar jika
dia tak punya pacar.” Ucap Sanchez melihat foto Mi Ra dan detektif Park.
Mi Ra
menelp Young Soo mengeluh kapan akan datang, karena Film ini akan segera dimulai. Young Soo
memberikan alasan, Mi Ra kesal Young Soo yang terus beralasan. Saat itu
seseorang seperti sedang mengintai Mi Ra. Sementara Man Wool senang berpikir
hantu pendendam itu akan mengurusnya untuknya.
“Apa yang
kau lakukan? Dan Dari mana kau?” tanya Chan Sung melihat Man Wool terlihat
gugup di lorong.
“Aku
pergi untuk meminta maaf kepada Sanchez.”akui Man Wool. Chan Sung tak percaya
kalau Man Wool pergi sendiri padahal seharusya mengajaknya.
“Aku
hanya ingin menyelesaikannya.” Ucap Man Wool, Chan Sung memuji Man Wool sudah
menjadi orang baik. Man Wool mengaku tidak juga.
“Terima
kasih sudah memperhatikan temanku. Kau benar-benar menjadi orang yang baik.”
Puji Chan Sung.
“Koo Chan
Sung... Kau membantuku memekarkan bunga dan Kau sudah banyak mengubahku. Tapi kau
tak dapat mengubah akarku. Jangan berharap untuk itu.” Ucap Man Wool
“Apa aku
perlu menghalangimu lagi?” tanya Chan Sung, Man Wool mengaku tak melakukan
apa-apa.
“Aku tak
berbohong. Jadi, jika sesuatu terjadi, itu bukan gara-gara aku.” Kata Man Wool
“Hari
ini, kita banyak tamu, jadi, aku cukup sibuk. Aku akan mampir sesudah pekerjaan
selesai. Sampai jumpa lagi.” Ucap Chan Sung lalu berjalan pergi.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar