PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
dibawa ke sebuah tempat padang lilalang
yang cukup tinggi, Jang Yoon menaruh buket bunga ditempat adiknya meninggal. Yi
Young melihat kalau Ini benar-benar tempat yang sepi dan kosong. Jang Yoon
memberitahu ini tempat terakhir yang didatangi adiknya.
“Itu
kecelakaan tabrak lari... Hari itu hujan deras. Truk itu sedang mengantar
barang di dekat sini. Dalam empat jam setelah kecelakaan, sopir itu menyerahkan
diri. Karena hari itu hujan deras, dia tidak tahu kalau menabrak Ian. Itu pernyataan yang
dibuatnya kepada polisi.” Cerita Jang Yoon.
Flash Back
Kim Ian
tergeletak di jalan dalam hujan deras dengan penuh darah lalu dibawah ke
ambulance. Terlihat sudah meninggal ditempat.
“Setelah
bangun tidur siang di pom bensin, dia melihat noda darah di truk, jadi, dia
pergi ke kantor polisi. Setelah ditelepon, aku bergegas datang ke kamar mayat. Melihat
adikku berlumuran darah dan tidak bernapas adalah yang terakhir.” Cerita Jang
Yoon
“Apa Kau
tahu yang paling kusesali sekarang?” ucap Jang Yoon. Yi Young ta tahu kalau ada yang disesalinya.
Flash Back
Jang Yoon
tergesah-gesah pergi ke rumah sakit, lalu masuk ke ruang mayat. Perlahan
membuka kain menutupi wajah adiknya, dan akhirnya melihat wajah Ian sudah
terbujur kaku akhirnya hanya bisa menangis histeris sambil memegang tangan
adiknya meminta maaf.
“Saat dia
masih hidup, aku tidak pernah memegang tangannya. Tidak sekali pun. Kecuali
saat kami masih kecil.” Cerita Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti.
“Aku
tidak tahu itu tabrak lari. Tapi Ian ditabrak truk di sini. Dan mobilnya
ditemukan di tempat kosong di sekitar sini.” Cerita Jang Yoon berjalan ke arah
lain.
“Kenapa
dia berjalan ke sini padahal dia membawa mobilnya? Kau bilang orang yang dia
cintai telah membunuhnya.” Tanya Yi Young
“Kupikir
dia masuk ke mobil yang dikemudikan pacarnya, hingga dia mengalami kecelakaan
mobil. Pacarnya ditemukan di tempat lain pada keesokan harinya. Dia sudah
pingsan saat ditemukan.” Cerita Jang Yoon. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Kalau
begitu, apa itu berarti pacarnya di sini bersamanya?” tanya Yi Young, Jang Yoon
membenarkan.
“Aku
tidak mengerti. Apa mereka berpisah setelah bertengkar? Apa yang terjadi hari
itu? Seharusnya kau menyelidikinya.” Kata Yi Young sedikit marah
“Apa Kau
pikir aku tidak melakukannya?” keluh Jang Yoon sedikit marah. Yi Young
menjelaskan bukan seperti itu maksudnya.
“Aku
ingin mencari tahu apa yang terjadi pada hari itu lebih dari siapa pun. Untukmu,
mungkin dia hanya kenangan dari banyak ingatanmu yang hilang. Tapi bagiku, dia
orang yang paling penting.” Tegas Jang Yoon.
“Kau tahu
seperti apa rupanya saat ditemukan? Tubuhnya hampir terbelah dua. Delapan
tulang rusuknya retak. Bahkan Retakan itu menusuk ke dalam organ-organnya. Limpanya
hancur berkeping-keping Dan levernya benar-benar hancur.” Ucap Jang Yoon
mengebu-gebu
“Hentikan...
Sudah cukup.” Ucap Yi Young tak bisa mendengarnya mengaku menyalahkan Jang
Yoon.
“Kau
bilang pacarnya masih hidup jadi Temuilah dan tanya dia tentang kejadian hari
itu. Apa alasanmu tidak bisa menanyakannya?” ucap Yi Young
“Alasan
aku tidak bisa menanyakannya?” kata Jang Yoon menatap dalam Yi Young dengan
penuh amarah.
Flash Back
Yi Young
seperti marah pada temanya yang pengacara karena pacar adiknya tak mengingatnya apa pun kejadian hari itu.
Ia pikir temanya itu sedang bercanda. Temanya bertanya apa yang akan dilakukan
Jang Yoon karena saksi tidak ingat apa pun.
“Kita bahkan
tidak yakin dia ada di TKP.” Ucap temanya. Jang Yoon ingat kalau temanya bilang
tak pacar adiknya ditemukan di dalam mobil!
“Apa Kau
tidak ingat bagaimana Ian tewas? Organ di perutnya hancur yang menyebabkan dia
tewas. Levernya ditusuk dengan pisau! Mana mungkin ini tabrak lari biasa?” ucap
Jang Yoon marah
“Jadi, apa
kau pikir gadis itu membunuh Ian? Aku tidak bisa bilang dia tidak
melakukannya.” Ucap teman Jang Yoon.
“Dia
mungkin berpura-pura tidak ingat.” Ucap Jang Yoon dan akan mencari tahu kebenarannya.
“Bukankah
hanya Hong Yi Young saksi mata yang melihat kejadian itu? Ian sudah tewas, tapi
gadis itu masih hidup.” ucap Jang Yoon.
Jang Yoon
menatap Yi Young mengaku tidak tahu
siapa wanita atau di mana dia tinggal bahkan Polisi tidak bersedia mengungkap
informasi pribadinya. Ia pun mengaku tidak tahu adiknya itu sudah punya pacar.
Yi Young menganguk mengerti.
Mereka
naik mobil dan Jang Yoon hanya diam saja. Yi Young pikir kalau Jang Yoon marah
tadi. Jang Yoon mengaku kalau hanya emosional tanpa sadar dan meminta maaf. Yi
Young pikir itu salahnya karena menanyakan itu tanpa tahu apa pun.
“Di mana
kecelakaan mobilmu terjadi?” tanya Jang Yoon. Yi Young terlihat binggung.
“Katamu
kau mengalami kecelakaan mobil tahun lalu.” Ucap Jang Yoon. Yi Young mencoba
mengingatnya.
“Soo
Young bilang aku mengalami kecelakaan dalam perjalanan ke tempat Profesor Song.
Kurasa itu di area rute menuju Yongin dari Seoul.” Cerita Yi Young lalu melihat
jalan yang dilalui.
Jang Yoon
seperti sengaja melewati jalan saat kejadian, Yi Young tiba-tiba melihat
sesuatu dan meminta agar menghentikan mobilnya sebentar. Jang Yoon bisa sedikit
tersenyum karena pancinganya bisa membuat Yi Young mengingat sesuatu.
Akhirnya
Yi Young berdiri didepan pintu gudang, lalu mengingat seperti pernah dikurung
dalam gudang. Jang Yoon bertanya apakah Yi Young tahu tempat ini. Yi Young
merasa pernah ke sini. Jang Yoon ingin tahu kapan itu pergi kegudang.
“Kurasa aku
melihatnya di mimpiku.” Ucap Yi Young.
Jang Yoon mengajak Yi Young masuk.
“Kau
mungkin mengingat sesuatu jika masuk.” Ucap Jang Yoon menantang. Yi Young masuk
perlahan.
Tiba-tiba
ia seperti merasakan ada seseorang yang masuk dan akhirnya memegang pisau
dengan bekas darah. Yi Young menjerit ketakutan langsung menutup telinga dan
terlihat sangat panik. Jang Yoon meminta agar Yi Young untuk tenang.
Tiba-tiba
pintu didalam gudang terkunci. Yi Young makin panik berteriak meminta agar
dibuka karena masih ada orang didalam. Jang Yoon masih tetap tenang menenangkan
Yi Young tapi Yi Young terus berteriak agar meminta keluar.
Di tempat
Ian tewas, terlihat sebuah truk lewat dan seseorang datang menaruh bunga lalu
berjalan pergi.
Soo Young
baru saja pulang, Nyonya Hong melihat anaknya
pulang lebih awal karena berpikir akan kumpul dengan temanya. Soo Young
mengaku terlalu malas untuk pergi dan
menanyakan keberadan ayahnya. Nyonya
Hong memberikan tahu kalau suaminya sedang mengantar bunga.
“Hei, Apa
kau bisa telepon Yi Young? Dia belum menjawab.” Ucap Nyonya Hong panik
“Kenapa?
Apa ada masalah?” tanya Soo Young binggung.Nyonya Hong mengaku tak ada apa-apa
“Ibu
hanya ingin menyiapkan kencan buta untuknya. Apa menurutmu dia sudah tahu?”
ucap Nyonya Hong penuh semangat.
“Ibu dan
kencan buta Ibu. Apa Ibu tidak melihat tongkat ini? Tahukah Ibu betapa menyiksanya ini karena Ibu
memaksaku berkencan buta?” keluh Soo Young
“Beraninya
kamu membentak Ibu? Telepon saja dia. Saat tidak bisa menghubunginya, Ibu
menjadi sangat khawatir.” Kata Nyonya Hong. Soo Young menganguk mengerti.
Tapi
ponsel Yi Young ada didalam mobil jadi tak bisa diangkat. Jang Yoon memberitahu
kalau sudah menelepon Panggilan Darurat dan kantor polisi sekitar, jadi, mereka
akan segera datang.
Yi Young
duduk diam diatas kardus, Yi Young bertanya apakah Yi Young sudah merasa
baikan. Yi Young mengaku tidak baik. Jang Yoon ingin tahu alasan Yi Young panik
dan apakah pernah kemari. Yi Young mengaku juga tak tahu.
“Gambaran
mengerikan dari mimpi burukku muncul.” Cerita Yi Young. Jang Yoon ingin tahu
Gambaran seperti apa
“Entahlah...
Aku bingung.” Ucap Yi Young. Jang Yoon menyuruh Yi Young agar menarik napas
yang dalam.
“Jangan
khawatir. Kamu akan baik-baik saja... Apa Perlu kubuat kau tersenyum dalam
sepuluh detik?”ucap Jang Yoon. Yi Young ingin tahu bagaimana caranya.
Jang Yoon
tiba-tiba menyanyi dengan suara sumbangnya, Yi Young hanya bisa tersenyum
melihat Jang Yoon yang menyanyi dengan percaya diri padahal suaranya sumbang.
Ia mengingat semua kenangan saat pertama kali bertemu dan akhirnya mereka pun
berciuman.
“Cob
Lihat? Kau tertawa.” Ucap Jang Yoon melihat Yi Young tersenyum menantapnya.
“Lucu
sekali sampai aku menangis... Aku selalu ingin memberitahumu bahwa kamu
penyanyi yang buruk. Kau tahu itu, kan?” ucap Yi Young
"Aku sudah
terbiasa... Sudah kubilang aku ahli menyanyi dengan buruk. Tapi bukankah aku
cukup hebat hari ini? Aku tidak percaya semua yang kulakukan untukmu. Tapi apa
alasannya? Kenapa kau hanya tertidur dengan nyanyian tuli nada?” tanya Jang
Yoon.
“Aku juga
tidak tahu... Tapi saat aku mendengarkan itu, anehnya aku menjadi tenang. Lagumu
membuatku merasa paling tenang. Bagiku, suaramu ajaib bagaikan suara malaikat.”
Kata Yi Young bersender dibahu Jang Yoon.
Saat itu
polisi datang bertany apakah ada orang didalam. Jang Yoon memberitahu kalau ada
didalam dengan membantu Yi Young berdiri. Polisi akhirnya masuk memastikan
keadaan keduanya. Jang Yoon mengaku baik-baik saja dengan terus menaha Yi Young
agar bisa tetap berdiri.
“Itu
bagus... Manajer mengira tidak ada orang di sini dan menguncinya. Dia sudah
agak tua, jadi, kurasa dia tidak mendengar teriakan kalian. Perhatikan langkah
kalian dan keluarlah.” Ucap Polisi. Jang Yoon akhirnya membawa Yi Young pergi.
Joo Wan
sedang ada di ruanganya menikmati musik klasik, tiba-tiba terdengar suara
ketukan pintu. Joo Wan menyuruh masuk tapi tak ada yang masuk, akhirnya ia pun
keluar dan heran melihat Eun Joo datang selarut ini.
“Apa Kau
minum-minum?” tanya Joo Wan. Eun Joo membenarkan karean diusir dari orkestra, jadi, lebih baik
minum sampai mati.
“Tunggu
di sini... Aku akan mengantarmu pulang.” Kata Joo Wan. Eun Joo tiba-tiba
menarik Joo Wan dan langsung menciumnya
“Apa kau
mabuk? Apa Kau tidak tahu ada kamera di sekitar sini?” kata Joo Wan panik. Eun
Joo merasa tak peduli lagi.
“Lebih
baik ada yang menangkap kita.” Ucap Eun Joo. Joo Wan mengeluh Eun Joo itu
kekanak-kanakan dan meminta agar tetap menunggunya.
Akhirnya
Joo Wan mengantar Eun Joo pulang bahkan membuka pintu mobil. Eun Joo menola
untuk turun dari mobill. Joo Wan mengoda Eun Joo bersikap seperti bayi hari ini
dan menyuruhnya keluar. Eun Joo menurut turun dari mobil.
“Jangan
minum terlalu banyak. Alkohol hanya akan memperburuk peradangannya... Apa aku
harus mengejanya untukmu? Luangkan waktu untukku besok. Kita ke rumah sakit
yang biasa kukunjungi.” Ucap Joo Wan
“Aku
tidak mau pulang. Bisakah kau menemaniku malam ini?” ucap Eun Joo, Joo Wan
akhirnya membuka tanganya lebar-lebar lalu memeluk Eun Joo.
“Tidur
yang nyenyak dan jangan bangun di tengah jalan.” Kata Joo Wan dan akan kembali
masuk mobil.
Eun Joo
tiba-tiba berkata kalau melihat Joo Wan pada hari itu. Joo Wan tak mengerti
bertanya apa maksudnya. Eun Joo mengatakan Hari itu. Yaitu setahun yang lalu,
saat Joo Wn dan Kim Ian tampil untuk
Asia Philharmonic.
“Apa yang
kau lihat?” tanya Joo Wan. Eun Joo menceritakan kalau melihat Joo Wan melewatkan
pesta, mematikan ponselnya dan pergi ke
suatu tempat.
“Apa kau
bertemu Kim Ian malam itu? Lalu Untuk apa aku menemui Ian?” ucap Eun Joo
penasaran. Joo Wan hanya bisa terdiam.
“Kalau
begitu, apakah kebetulan Ian tewas pada hari itu karena kecelakaan? Bagaimana
jika itu bukan kebetulan?” ucap Eun Joo
“Apa kau
mau mengatakan aku membunuhnya? Kau pikir aku orang seperti apa? Apa Kau pikir
bisa begitu hanya karena aku tidak mengizinkanmu tampil?” ucap Joo Wan menahan
emosi.
“Aku
hanya bertanya karena khawatir.” Akui Eun Joo. Joo Wan malah bertanya-tanya
khawatir soal apa.
“Sudah kubilang
aku melihat Yi Young masuk ke mobil Ian hari itu. Dan kau tiba-tiba menghilang
setelah mendengar itu. Lalu Ian tewas, dan Yi Young kehilangan ingatannya. Kau
selalu mengkhawatirkannya.” Ucap Eun Joo.
“Bukankah
wajar jika aku khawatir? Aku khawatir kau mungkin terlibat hal buruk...” ucap
Eun Joo dan Joo Wan pun menyela.
“Hentikan
omong kosong itu dan jangan terlalu khawatir. Aku pulang hari itu dan tidur. Aku
sudah tiga bulan menyiapkan penampilan itu, dan kau tahu itu. Aku tidak
mengerti kenapa aku harus menjelaskan ini kepadamu.” Ucap Joo Wan lalu masuk
mobil dan pulang.
Eun Joo
terlihat sangat frutasi dan Joo Wan mengemudikan mobil seperti menyimpan
sesuatu rahasia.
Yi Young
turun dari mobil dibantu oleh Jang Yoon, Soo Young sudah menunggu memanggil Yi
Young dengan wajah khawatir. Yi Young kaget Soo Young sampai datang ke
rumahnya. Soo Young membeirtahu kalau ia dan ibunya sudah menelepon lebih dari
sepuluh kali.
“Apa Kau
tidak tahu betapa menakutkannya dunia ini?” ucap Soo Young masuk ke dalam
rumah.
“Aku
bukan anak kecil. Kau tidak perlu pulang hanya karena tidak bisa menghubungiku.
Kau bahkan tidak bisa berjalan dengan baik.” Keluh Yi Young
“Bukankah
seharusnya kau sudah mengenal ibuku? Jika aku tidak memeriksamu, dia akan menelepon
polisi dan melaporkan kau menghilang. Bisakah kau lebih sering memeriksa
ponselmu?” keluh Soo Young. Yi Young mengerti.
Soo Young
memberikan obat untuk adiknya lalu bertannya kemana Yi Young pergi dengan Jang
Yoon, padahal sebelumnya mengaku kesal karenaberpikir dia penguntit. Yi Young
menceritakan kalau Jang Yoon itu Ternyata bukan penguntit.
“Soo
Young... Apa Kau ingat pianis yang aku bantu musim panas lalu? Namanya Kim Ian.”
Ucap Yi Young
“Kim Ian?
Kurasa aku pernah mendengarnya. Kenapa kamu bertanya?”Kata Soo Young terlihat
sedikit gugup.
“Jang
Yoon adalah kakaknya.” Kata Yi Young. Soo Young melonggo kaget.
“Entah
apa ini karena kejadian musim panas lalu, tapi aku tidak ingat apa pun tentang
Kim Ian. Aku bilang kepada Jang Yoon bahwa aku ingin mengembalikan ingatanku, dan
dia menawarkan bantuan. Jadi, kami pergi ke tempat yang mengingatkanku pada Kim
Ian.” Cerita Yi Young. Soo Young hanya bisa terdiam.
Yi Young
tertidur lalu terbangun karena bunyi telp dan melihat "Nomor Pribadi"
lalu mengangkatnya, tapi tak ada suara yang menyahut. Jang Yoon membuka pintu
melihat Yi Young datang ke rumahnya dan bertanya keberadaan sepupunya.
“Dia
pergi setelah memberikan obatku. Jika kau tidak keberatan, bolehkah aku masuk? Aku
takut sendirian di rumah.” Ucap Yi Young gugup. Jang Yoon akhirnya
mempersilahkan Yi Young masuk.
Yi Young
duduk disofa sambil meminta maaf. Jang Yoon pun memberikan air minum lalu
bertanya pernah menerima telepon serupa. Yi Young mengaku tak pernah dan ini
pertama kalinya. Jang Yoon meminta Yi Young akan memberitahunya jika mendapat
telepon seperti itu.
“Aku
tidak pernah membayangkan akan datang ke rumahmu seperti ini. Saat pertama Kali
kau pindah ke rumah sebelah, kupikir kau sangat aneh.” Akui Yi Young
“Kudengar
kau mengira aku penguntit.” Ucap Jang Yoon. Yi Young membenarkanya.
“Banyak
hal terjadi sejak pertemuan pertama kita.” Ungkap Yi Young. Jang Yoon
mengaku sangat marah kemarin.
Sejujurnya, masih agak gugup.
“Tapi
kalau dipikir-pikir, aku sangat lega kau pindah ke rumah tepat di sebelahku.”
Ucap Yi Young tiba-tiba menatap Jang Yoon lebih dalam dan suasana terasa
canggung.
Yi Young
akhirnya mengalihkan rasa mengebu-gebunya dengan meminta izin untuk melihat
piano milik Jang Yoon karena pasti sulit menemukan piano semahal itu di
lingkungan ini.
Joo Wan
datang bertemu dengan Pria yang kenal dengan Eun Joo, si pria melihat Joo Wan
mengajak duduk sambil menyapa karena sudah lama tidak bertemu konduktor
bintang. Joo Wan duduk dengan wajah terlihat tak begitu semangat.
“Aku tahu
kau sangat populer, tapi sangat sulit bertemu denganmu.” Komentar si pria.
“Konsernya
sebentar lagi.” Kata Joo Wan. Si pria bisa mengerti lalu mengajak Joo Wan agar
bisa minum juga.
“Aku
pergi bermain golf bersama ayah mertuaku akhir pekan lalu, dan dia
menanyakanmu. Kau harus lebih sering mengunjunginya walau jadwalmu padat. Dia
yang menjadikanmu bintang padahal tidak ada yang bisa kau tawarkan.” Ucap si pria.
“Aku akan
segera mengunjunginya.” Kata Joo Wan terlihat dengan wajah tertekan.
Yi Young
melihat partitur diatas piona lalu berpikir Jang Yoon itu berbakat, tapi merasa
kemampuannya berasal dari banyak latihan dan pasti berlatih sangat keras. Ia
melihat lembaran yang sudah usang dan banyak coretan.
“Bisakah
kau berhenti menyentuh barang-barangku?” ucap Jang Yoon mengambil kertasnya. Yi
Young pikir kalau Jang Yoon malu dan itu tak cocok denganya.
“Astaga,
lihat ini. Beethoven. Dahulu aku sering memainkan ini saat masih kecil. Bisakah
kau memainkan ini untukku sekali ini saja?” ucap Yi Young. Jang Yoon hanya diam saja.
“Ayolah.
Jangan seperti itu... Aku ingin mendengarkan ini. Sudah lama sekali.”rengek Yi
Young menyuruh Jang Yoon untuk duduk.
“Aku akan
membalikkan partitur lagunya.” Kata Yi Young setelah Jang Yoon akhirnya duduk
disampingnya. Jang Yoon pun memainkan dengan penuh penghanyatan.
Kang
Myung Suk membahas Joo Wan yang mempekerjakan Yi Young sebagai asistennya. Joo
Wan membenarkan. Myung Suk berkomentar
Joo Wan memang luar biasa dan sungguh tidak tahu apa yang dipikirkan karena
menurutnya Jika ada di posisi Joo Wan , akan merasa jijik setiap kali melihat
Yi Young
“Karena
dia mengingatkanku pada orang mati... Apa yang kau pikirkan? Katakan.” Ucap
Myung Suk.
Eun Joo
baru akan pulang melihat lampu mobil yang menyorotinya, saat itu seorang pria
keluar dari mobil dan langsung memastikan kalau Eun Joo yang ada didepanya. Eun Joo akhirnya duduk di
pinggir sungai Han melihat foto-foto Jang Yoon.
“Pertama,
kau benar tentang pria yang kau minta aku selidiki. Namanya bukan Jang Yoon.”
Ucap Detektif. Eun Joo bisa tersenyum puas.
“Aku
mengikutinya untuk memeriksa latar belakang, dan aku mendapati dia bekerja
paruh waktu di sebuah restoran Italia. Untuk menyelidiki semuanya, aku
memeriksa restoran itu Dan aku menemukan sesuatu yang tidak kuduga.” Ucap
Detektif. Eun Joo ingin tahu apa itu.
“Ini
perusahaan semikonduktor bernama Nano Semicon. Perusahaan itu berinvestasi di
restoran itu.” Jelas Detektif. Eun Joo mengingat-ingat nama "Nano
Semicon"
“Benar...
Jang Seok Hyun adalah dirut perusahaan itu. Apa kamu kenal seseorang bernama
Kim Ian? Dia adiknya Jang Yoon.” Ucap Detektif. Eun Joo tak percaya mendengar
nama "Kim Ian”
Myung Suk
ingin memastikan kalau Joo Wan itu sengaja memperkerjakan Yi Young untuk
mengawasinya. Saat itu seorang pria datang, Myung Suk pun menyapanya dan merasa
kalau mereka pasti pernah bertemu. Joo Wan mengangkat wajahnya menatap pria
yang menyapanya sudah lama tidak bertemu, seperti supir truk yang baru keluar.
Yi Young
membuka lembaran partitur lalu tak sengaja menjatuhkan sesuatu dan melihat
fotonya dengan Kim Ian. Jang Yoon pun berhenti bermain melihat Yi Young seperti
terkejut. Yi Young mengingat pembicaraan dengan Jang Yoon.
Flash Back
“Apa Kau
punya adik? Apa pekerjaannya?” tanya Yi Young. Jang Yoon menjawab Dia seorang
pianis dengan nama Kim Ian.
“Dia
meninggal setahun yang lalu. Dia dibunuh.” Ucap Jang Yoon. Yi Young ingin tahu Siapa
yang membunuhnya
“Seseorang
yang dia cintai.” Kata Jang Yoon. Yi Young ingin tahu Apa yang terjadi pada
pacarnya?
“Dia
masih hidup dan sehat.” Ucap Jang Yoon. Yi Young pikir Jang Yoon bisa
menanyakannya.
“Apa alasanmu
tidak bisa menanyakannya?” tanya Yi Young, Jang Yoon pun berpikir kalau Yi
Young ingin tahu tentang ingatannya yang hilang.
[Setahun yang lalu]
Yi Young
dengan segenap kekuatanya mengangkat koper besar keatas mobil. Kim Ian langsung
menanyakan siapa nama Yi Young ketika akan menyetir mobil. Yi Young heran Kim Ian mala malah menanyakan
namanya lebih dulu.
“Apa
maksudmu kenapa? Aku harus menanyakan namamu saat pertama bertemu denganmu.
Jadi Siapa namamu?” ucap Kim Ian. Yi Young pun memberitahukan namanya Hong Yi
Young.
“Hong Yi
Young? Nama yang cantik... Haruskah kuberi tahu namaku?” kata Kim Ian. Yi Young
pikir sudah tahu namanya.
“Aku
memanggil namamu lebih dari 100 kali saat menunggumu. Kim Ian.” Ucap Yi Young
“Bukan
nama panggungku. Nama asliku.... Nama asliku Jang Yoon. "Jang"
berarti asalku dari Indong. "Yoon" berarti "bersinar." Jadi
"Jang Yoon." “ kata Kim Ian dengan wajah bangga.
Yi Young
menatap Jang Yoon seperti tak percaya kalau ternyata orang yang dicintai Kim
Ian adalah dirinya karena memiliki foto keberasaan mereka. Jang Yoon menatap Yi
Young seperti rencananya berhasil membuat Yi Young bisa mengembalikan
ingatanya.
Bersambung ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar