PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 10

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young dibawa ke  sebuah tempat padang lilalang yang cukup tinggi, Jang Yoon menaruh buket bunga ditempat adiknya meninggal. Yi Young melihat kalau Ini benar-benar tempat yang sepi dan kosong. Jang Yoon memberitahu ini tempat terakhir yang didatangi adiknya.
“Itu kecelakaan tabrak lari... Hari itu hujan deras. Truk itu sedang mengantar barang di dekat sini. Dalam empat jam setelah kecelakaan, sopir itu menyerahkan diri. Karena hari itu hujan deras, dia tidak tahu  kalau menabrak Ian. Itu pernyataan yang dibuatnya kepada polisi.” Cerita Jang Yoon. 

Flash Back
Kim Ian tergeletak di jalan dalam hujan deras dengan penuh darah lalu dibawah ke ambulance. Terlihat sudah meninggal ditempat.
“Setelah bangun tidur siang di pom bensin, dia melihat noda darah di truk, jadi, dia pergi ke kantor polisi. Setelah ditelepon, aku bergegas datang ke kamar mayat. Melihat adikku berlumuran darah dan tidak bernapas adalah yang terakhir.” Cerita Jang Yoon
“Apa Kau tahu yang paling kusesali sekarang?” ucap Jang Yoon. Yi  Young ta tahu kalau ada yang disesalinya. 
Flash Back
Jang Yoon tergesah-gesah pergi ke rumah sakit, lalu masuk ke ruang mayat. Perlahan membuka kain menutupi wajah adiknya, dan akhirnya melihat wajah Ian sudah terbujur kaku akhirnya hanya bisa menangis histeris sambil memegang tangan adiknya meminta maaf.

“Saat dia masih hidup, aku tidak pernah memegang tangannya. Tidak sekali pun. Kecuali saat kami masih kecil.” Cerita Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti.
“Aku tidak tahu itu tabrak lari. Tapi Ian ditabrak truk di sini. Dan mobilnya ditemukan di tempat kosong di sekitar sini.” Cerita Jang Yoon berjalan ke arah lain.
“Kenapa dia berjalan ke sini padahal dia membawa mobilnya? Kau bilang orang yang dia cintai telah membunuhnya.” Tanya Yi Young
“Kupikir dia masuk ke mobil yang dikemudikan pacarnya, hingga dia mengalami kecelakaan mobil. Pacarnya ditemukan di tempat lain pada keesokan harinya. Dia sudah pingsan saat ditemukan.” Cerita Jang Yoon. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Kalau begitu, apa itu berarti pacarnya di sini bersamanya?” tanya Yi Young, Jang Yoon membenarkan.
“Aku tidak mengerti. Apa mereka berpisah setelah bertengkar? Apa yang terjadi hari itu? Seharusnya kau menyelidikinya.” Kata Yi Young sedikit marah
“Apa Kau pikir aku tidak melakukannya?” keluh Jang Yoon sedikit marah. Yi Young menjelaskan bukan seperti itu maksudnya.
“Aku ingin mencari tahu apa yang terjadi pada hari itu lebih dari siapa pun. Untukmu, mungkin dia hanya kenangan dari banyak ingatanmu yang hilang. Tapi bagiku, dia orang yang paling penting.” Tegas Jang Yoon.
“Kau tahu seperti apa rupanya saat ditemukan? Tubuhnya hampir terbelah dua. Delapan tulang rusuknya retak. Bahkan Retakan itu menusuk ke dalam organ-organnya. Limpanya hancur berkeping-keping Dan levernya benar-benar hancur.” Ucap Jang Yoon mengebu-gebu
“Hentikan... Sudah cukup.” Ucap Yi Young tak bisa mendengarnya mengaku menyalahkan Jang Yoon.
“Kau bilang pacarnya masih hidup jadi Temuilah dan tanya dia tentang kejadian hari itu. Apa alasanmu tidak bisa menanyakannya?” ucap Yi Young
“Alasan aku tidak bisa menanyakannya?” kata Jang Yoon menatap dalam Yi Young dengan penuh amarah. 


Flash Back
Yi Young seperti marah pada temanya yang pengacara karena pacar adiknya  tak mengingatnya apa pun kejadian hari itu. Ia pikir temanya itu sedang bercanda. Temanya bertanya apa yang akan dilakukan Jang Yoon karena saksi tidak ingat apa pun.
“Kita bahkan tidak yakin dia ada di TKP.” Ucap temanya. Jang Yoon ingat kalau temanya bilang tak pacar adiknya ditemukan di dalam mobil!
“Apa Kau tidak ingat bagaimana Ian tewas? Organ di perutnya hancur yang menyebabkan dia tewas. Levernya ditusuk dengan pisau! Mana mungkin ini tabrak lari biasa?” ucap Jang Yoon marah
“Jadi, apa kau pikir gadis itu membunuh Ian? Aku tidak bisa bilang dia tidak melakukannya.” Ucap teman Jang Yoon.
“Dia mungkin berpura-pura tidak ingat.” Ucap Jang Yoon dan  akan mencari tahu kebenarannya.
“Bukankah hanya Hong Yi Young saksi mata yang melihat kejadian itu? Ian sudah tewas, tapi gadis itu masih hidup.” ucap Jang Yoon. 

Jang Yoon menatap Yi Young mengaku  tidak tahu siapa wanita atau di mana dia tinggal bahkan Polisi tidak bersedia mengungkap informasi pribadinya. Ia pun mengaku tidak tahu adiknya itu sudah punya pacar. Yi Young menganguk mengerti.
Mereka naik mobil dan Jang Yoon hanya diam saja. Yi Young pikir kalau Jang Yoon marah tadi. Jang Yoon mengaku kalau hanya emosional tanpa sadar dan meminta maaf. Yi Young pikir itu salahnya karena menanyakan itu tanpa tahu apa pun.

“Di mana kecelakaan mobilmu terjadi?” tanya Jang Yoon. Yi Young terlihat binggung.
“Katamu kau mengalami kecelakaan mobil tahun lalu.” Ucap Jang Yoon. Yi Young mencoba mengingatnya.
“Soo Young bilang aku mengalami kecelakaan dalam perjalanan ke tempat Profesor Song. Kurasa itu di area rute menuju Yongin dari Seoul.” Cerita Yi Young lalu melihat jalan yang dilalui. 


Jang Yoon seperti sengaja melewati jalan saat kejadian, Yi Young tiba-tiba melihat sesuatu dan meminta agar menghentikan mobilnya sebentar. Jang Yoon bisa sedikit tersenyum karena pancinganya bisa membuat Yi Young mengingat sesuatu.
Akhirnya Yi Young berdiri didepan pintu gudang, lalu mengingat seperti pernah dikurung dalam gudang. Jang Yoon bertanya apakah Yi Young tahu tempat ini. Yi Young merasa pernah ke sini. Jang Yoon ingin tahu kapan itu pergi kegudang.
“Kurasa aku melihatnya di mimpiku.” Ucap Yi Young.  Jang Yoon mengajak Yi Young masuk.
“Kau mungkin mengingat sesuatu jika masuk.” Ucap Jang Yoon menantang. Yi Young masuk perlahan.
Tiba-tiba ia seperti merasakan ada seseorang yang masuk dan akhirnya memegang pisau dengan bekas darah. Yi Young menjerit ketakutan langsung menutup telinga dan terlihat sangat panik. Jang Yoon meminta agar Yi Young untuk tenang.
Tiba-tiba pintu didalam gudang terkunci. Yi Young makin panik berteriak meminta agar dibuka karena masih ada orang didalam. Jang Yoon masih tetap tenang menenangkan Yi Young tapi Yi Young terus berteriak agar meminta keluar.
Di tempat Ian tewas, terlihat sebuah truk lewat dan seseorang datang menaruh bunga lalu berjalan pergi. 


Soo Young baru saja pulang, Nyonya Hong melihat anaknya  pulang lebih awal karena berpikir akan kumpul dengan temanya. Soo Young mengaku  terlalu malas untuk pergi dan menanyakan keberadan ayahnya.  Nyonya Hong memberikan tahu kalau suaminya sedang mengantar bunga.
“Hei, Apa kau bisa telepon Yi Young? Dia belum menjawab.” Ucap Nyonya Hong panik
“Kenapa? Apa ada masalah?” tanya Soo Young binggung.Nyonya Hong mengaku tak ada apa-apa
“Ibu hanya ingin menyiapkan kencan buta untuknya. Apa menurutmu dia sudah tahu?” ucap Nyonya Hong penuh semangat.
“Ibu dan kencan buta Ibu. Apa Ibu tidak melihat tongkat ini?  Tahukah Ibu betapa menyiksanya ini karena Ibu memaksaku berkencan buta?” keluh Soo Young
“Beraninya kamu membentak Ibu? Telepon saja dia. Saat tidak bisa menghubunginya, Ibu menjadi sangat khawatir.” Kata Nyonya Hong. Soo Young menganguk mengerti. 

Tapi ponsel Yi Young ada didalam mobil jadi tak bisa diangkat. Jang Yoon memberitahu kalau sudah menelepon Panggilan Darurat dan kantor polisi sekitar, jadi, mereka akan segera datang.
Yi Young duduk diam diatas kardus, Yi Young bertanya apakah Yi Young sudah merasa baikan. Yi Young mengaku tidak baik. Jang Yoon ingin tahu alasan Yi Young panik dan apakah pernah kemari. Yi Young mengaku juga tak tahu.
“Gambaran mengerikan dari mimpi burukku muncul.” Cerita Yi Young. Jang Yoon ingin tahu Gambaran seperti apa
“Entahlah... Aku bingung.” Ucap Yi Young. Jang Yoon menyuruh Yi Young agar menarik napas yang dalam.
“Jangan khawatir. Kamu akan baik-baik saja... Apa Perlu kubuat kau tersenyum dalam sepuluh detik?”ucap Jang Yoon. Yi Young ingin tahu bagaimana caranya.
Jang Yoon tiba-tiba menyanyi dengan suara sumbangnya, Yi Young hanya bisa tersenyum melihat Jang Yoon yang menyanyi dengan percaya diri padahal suaranya sumbang. Ia mengingat semua kenangan saat pertama kali bertemu dan akhirnya mereka pun berciuman.
“Cob Lihat? Kau tertawa.” Ucap Jang Yoon melihat Yi Young tersenyum menantapnya.
“Lucu sekali sampai aku menangis... Aku selalu ingin memberitahumu bahwa kamu penyanyi yang buruk. Kau tahu itu, kan?” ucap Yi Young
"Aku sudah terbiasa... Sudah kubilang aku ahli menyanyi dengan buruk. Tapi bukankah aku cukup hebat hari ini? Aku tidak percaya semua yang kulakukan untukmu. Tapi apa alasannya? Kenapa kau hanya tertidur dengan nyanyian tuli nada?” tanya Jang Yoon.
“Aku juga tidak tahu... Tapi saat aku mendengarkan itu, anehnya aku menjadi tenang. Lagumu membuatku merasa paling tenang. Bagiku, suaramu ajaib bagaikan suara malaikat.” Kata Yi Young bersender dibahu Jang Yoon.
Saat itu polisi datang bertany apakah ada orang didalam. Jang Yoon memberitahu kalau ada didalam dengan membantu Yi Young berdiri. Polisi akhirnya masuk memastikan keadaan keduanya. Jang Yoon mengaku baik-baik saja dengan terus menaha Yi Young agar bisa tetap berdiri.
“Itu bagus... Manajer mengira tidak ada orang di sini dan menguncinya. Dia sudah agak tua, jadi, kurasa dia tidak mendengar teriakan kalian. Perhatikan langkah kalian dan keluarlah.” Ucap Polisi. Jang Yoon akhirnya membawa Yi Young pergi. 



Joo Wan sedang ada di ruanganya menikmati musik klasik, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Joo Wan menyuruh masuk tapi tak ada yang masuk, akhirnya ia pun keluar dan heran melihat Eun Joo datang selarut ini.
“Apa Kau minum-minum?” tanya Joo Wan. Eun Joo membenarkan  karean diusir dari orkestra, jadi, lebih baik  minum sampai mati.
“Tunggu di sini... Aku akan mengantarmu pulang.” Kata Joo Wan. Eun Joo tiba-tiba menarik Joo Wan dan langsung menciumnya
“Apa kau mabuk? Apa Kau tidak tahu ada kamera di sekitar sini?” kata Joo Wan panik. Eun Joo merasa tak peduli lagi.
“Lebih baik ada yang menangkap kita.” Ucap Eun Joo. Joo Wan mengeluh Eun Joo itu kekanak-kanakan dan meminta agar tetap menunggunya. 

Akhirnya Joo Wan mengantar Eun Joo pulang bahkan membuka pintu mobil. Eun Joo menola untuk turun dari mobill. Joo Wan mengoda Eun Joo bersikap seperti bayi hari ini dan menyuruhnya keluar. Eun Joo menurut turun dari mobil.
“Jangan minum terlalu banyak. Alkohol hanya akan memperburuk peradangannya... Apa aku harus mengejanya untukmu? Luangkan waktu untukku besok. Kita ke rumah sakit yang biasa kukunjungi.” Ucap Joo Wan
“Aku tidak mau pulang. Bisakah kau menemaniku malam ini?” ucap Eun Joo, Joo Wan akhirnya membuka tanganya lebar-lebar lalu memeluk Eun Joo.
“Tidur yang nyenyak dan jangan bangun di tengah jalan.” Kata Joo Wan dan akan kembali masuk mobil. 

Eun Joo tiba-tiba berkata kalau melihat Joo Wan pada hari itu. Joo Wan tak mengerti bertanya apa maksudnya. Eun Joo mengatakan Hari itu. Yaitu setahun yang lalu, saat Joo Wn  dan Kim Ian tampil untuk Asia Philharmonic.
“Apa yang kau lihat?” tanya Joo Wan. Eun Joo menceritakan kalau melihat Joo Wan melewatkan pesta, mematikan ponselnya  dan pergi ke suatu tempat.
“Apa kau bertemu Kim Ian malam itu? Lalu Untuk apa aku menemui Ian?” ucap Eun Joo penasaran. Joo Wan hanya bisa terdiam.
“Kalau begitu, apakah kebetulan Ian tewas pada hari itu karena kecelakaan? Bagaimana jika itu bukan kebetulan?” ucap Eun Joo
“Apa kau mau mengatakan aku membunuhnya? Kau pikir aku orang seperti apa? Apa Kau pikir bisa begitu hanya karena aku tidak mengizinkanmu tampil?” ucap Joo Wan menahan emosi.
“Aku hanya bertanya karena khawatir.” Akui Eun Joo. Joo Wan malah bertanya-tanya khawatir soal apa.
“Sudah kubilang aku melihat Yi Young masuk ke mobil Ian hari itu. Dan kau tiba-tiba menghilang setelah mendengar itu. Lalu Ian tewas, dan Yi Young kehilangan ingatannya. Kau selalu mengkhawatirkannya.” Ucap Eun Joo.
“Bukankah wajar jika aku khawatir? Aku khawatir kau mungkin terlibat hal buruk...” ucap Eun Joo dan Joo Wan pun menyela.
“Hentikan omong kosong itu dan jangan terlalu khawatir. Aku pulang hari itu dan tidur. Aku sudah tiga bulan menyiapkan penampilan itu, dan kau tahu itu. Aku tidak mengerti kenapa aku harus menjelaskan ini kepadamu.” Ucap Joo Wan lalu masuk mobil dan pulang.
Eun Joo terlihat sangat frutasi dan Joo Wan mengemudikan mobil seperti menyimpan sesuatu rahasia. 



Yi Young turun dari mobil dibantu oleh Jang Yoon, Soo Young sudah menunggu memanggil Yi Young dengan wajah khawatir. Yi Young kaget Soo Young sampai datang ke rumahnya. Soo Young membeirtahu kalau ia dan ibunya sudah menelepon lebih dari sepuluh kali.
“Apa Kau tidak tahu betapa menakutkannya dunia ini?” ucap Soo Young masuk ke dalam rumah.
“Aku bukan anak kecil. Kau tidak perlu pulang hanya karena tidak bisa menghubungiku. Kau bahkan tidak bisa berjalan dengan baik.” Keluh Yi Young
“Bukankah seharusnya kau sudah mengenal ibuku? Jika aku tidak memeriksamu, dia akan menelepon polisi dan melaporkan kau menghilang. Bisakah kau lebih sering memeriksa ponselmu?” keluh Soo Young. Yi Young mengerti.
Soo Young memberikan obat untuk adiknya lalu bertannya kemana Yi Young pergi dengan Jang Yoon, padahal sebelumnya mengaku kesal karenaberpikir dia penguntit. Yi Young menceritakan kalau Jang Yoon itu Ternyata bukan penguntit.
“Soo Young... Apa Kau ingat pianis yang aku bantu musim panas lalu? Namanya Kim Ian.” Ucap Yi Young
“Kim Ian? Kurasa aku pernah mendengarnya. Kenapa kamu bertanya?”Kata Soo Young terlihat sedikit gugup.
“Jang Yoon adalah kakaknya.” Kata Yi Young. Soo Young melonggo kaget.
“Entah apa ini karena kejadian musim panas lalu, tapi aku tidak ingat apa pun tentang Kim Ian. Aku bilang kepada Jang Yoon bahwa aku ingin mengembalikan ingatanku, dan dia menawarkan bantuan. Jadi, kami pergi ke tempat yang mengingatkanku pada Kim Ian.” Cerita Yi Young. Soo Young hanya bisa terdiam. 


Yi Young tertidur lalu terbangun karena bunyi telp dan melihat "Nomor Pribadi" lalu mengangkatnya, tapi tak ada suara yang menyahut. Jang Yoon membuka pintu melihat Yi Young datang ke rumahnya dan bertanya keberadaan sepupunya.
“Dia pergi setelah memberikan obatku. Jika kau tidak keberatan, bolehkah aku masuk? Aku takut sendirian di rumah.” Ucap Yi Young gugup. Jang Yoon akhirnya mempersilahkan Yi Young masuk.


Yi Young duduk disofa sambil meminta maaf. Jang Yoon pun memberikan air minum lalu bertanya pernah menerima telepon serupa. Yi Young mengaku tak pernah dan ini pertama kalinya. Jang Yoon meminta Yi Young akan memberitahunya jika mendapat telepon seperti itu.

 “Ada apa?” tanya Jang Yoon melihat Yi Young tiba-tiba menatapnya. Yi Young mengaku bukan apa-apa
“Aku tidak pernah membayangkan akan datang ke rumahmu seperti ini. Saat pertama Kali kau pindah ke rumah sebelah, kupikir kau sangat aneh.” Akui Yi Young
“Kudengar kau mengira aku penguntit.” Ucap Jang Yoon. Yi Young membenarkanya.
“Banyak hal terjadi sejak pertemuan pertama kita.” Ungkap Yi Young. Jang Yoon mengaku  sangat marah kemarin. Sejujurnya, masih agak gugup.
“Tapi kalau dipikir-pikir, aku sangat lega kau pindah ke rumah tepat di sebelahku.” Ucap Yi Young tiba-tiba menatap Jang Yoon lebih dalam dan suasana terasa canggung.
Yi Young akhirnya mengalihkan rasa mengebu-gebunya dengan meminta izin untuk melihat piano milik Jang Yoon karena pasti sulit menemukan piano semahal itu di lingkungan ini.


Joo Wan datang bertemu dengan Pria yang kenal dengan Eun Joo, si pria melihat Joo Wan mengajak duduk sambil menyapa karena sudah lama tidak bertemu konduktor bintang. Joo Wan duduk dengan wajah terlihat tak begitu semangat.
“Aku tahu kau sangat populer, tapi sangat sulit bertemu denganmu.” Komentar si pria.
“Konsernya sebentar lagi.” Kata Joo Wan. Si pria bisa mengerti lalu mengajak Joo Wan agar bisa minum juga.
“Aku pergi bermain golf bersama ayah mertuaku akhir pekan lalu, dan dia menanyakanmu. Kau harus lebih sering mengunjunginya walau jadwalmu padat. Dia yang menjadikanmu bintang padahal tidak ada yang bisa kau tawarkan.” Ucap si pria.
“Aku akan segera mengunjunginya.” Kata Joo Wan terlihat dengan wajah tertekan. 

Yi Young melihat partitur diatas piona lalu berpikir Jang Yoon itu berbakat, tapi merasa kemampuannya berasal dari banyak latihan dan pasti berlatih sangat keras. Ia melihat lembaran yang sudah usang dan banyak coretan.
“Bisakah kau berhenti menyentuh barang-barangku?” ucap Jang Yoon mengambil kertasnya. Yi Young pikir kalau Jang Yoon malu dan itu tak cocok denganya.
“Astaga, lihat ini. Beethoven. Dahulu aku sering memainkan ini saat masih kecil. Bisakah kau memainkan ini untukku sekali ini saja?” ucap Yi Young.  Jang Yoon hanya diam saja.
“Ayolah. Jangan seperti itu... Aku ingin mendengarkan ini. Sudah lama sekali.”rengek Yi Young menyuruh Jang Yoon untuk duduk.
“Aku akan membalikkan partitur lagunya.” Kata Yi Young setelah Jang Yoon akhirnya duduk disampingnya. Jang Yoon pun memainkan dengan penuh penghanyatan. 


Kang Myung Suk membahas Joo Wan yang mempekerjakan Yi Young sebagai asistennya. Joo Wan membenarkan.  Myung Suk berkomentar Joo Wan memang luar biasa dan sungguh tidak tahu apa yang dipikirkan karena menurutnya Jika ada di posisi Joo Wan , akan merasa jijik setiap kali melihat Yi Young
“Karena dia mengingatkanku pada orang mati... Apa yang kau pikirkan? Katakan.” Ucap Myung Suk. 

Eun Joo baru akan pulang melihat lampu mobil yang menyorotinya, saat itu seorang pria keluar dari mobil dan langsung memastikan kalau Eun Joo  yang ada didepanya. Eun Joo akhirnya duduk di pinggir sungai Han melihat foto-foto Jang Yoon.
“Pertama, kau benar tentang pria yang kau minta aku selidiki. Namanya bukan Jang Yoon.” Ucap Detektif. Eun Joo bisa tersenyum puas.
“Aku mengikutinya untuk memeriksa latar belakang, dan aku mendapati dia bekerja paruh waktu di sebuah restoran Italia. Untuk menyelidiki semuanya, aku memeriksa restoran itu Dan aku menemukan sesuatu yang tidak kuduga.” Ucap Detektif. Eun Joo ingin tahu apa itu.
“Ini perusahaan semikonduktor bernama Nano Semicon. Perusahaan itu berinvestasi di restoran itu.” Jelas Detektif. Eun Joo mengingat-ingat nama "Nano Semicon"
“Benar... Jang Seok Hyun adalah dirut perusahaan itu. Apa kamu kenal seseorang bernama Kim Ian? Dia adiknya Jang Yoon.” Ucap Detektif. Eun Joo tak percaya mendengar nama "Kim Ian” 


Myung Suk ingin memastikan kalau Joo Wan itu sengaja memperkerjakan Yi Young untuk mengawasinya. Saat itu seorang pria datang, Myung Suk pun menyapanya dan merasa kalau mereka pasti pernah bertemu. Joo Wan mengangkat wajahnya menatap pria yang menyapanya sudah lama tidak bertemu, seperti supir truk yang baru keluar.

Yi Young membuka lembaran partitur lalu tak sengaja menjatuhkan sesuatu dan melihat fotonya dengan Kim Ian. Jang Yoon pun berhenti bermain melihat Yi Young seperti terkejut. Yi Young mengingat pembicaraan dengan Jang Yoon.
Flash Back
“Apa Kau punya adik? Apa pekerjaannya?” tanya Yi Young. Jang Yoon menjawab Dia seorang pianis dengan nama Kim Ian.
“Dia meninggal setahun yang lalu. Dia dibunuh.” Ucap Jang Yoon. Yi Young ingin tahu Siapa yang membunuhnya
“Seseorang yang dia cintai.” Kata Jang Yoon. Yi Young ingin tahu Apa yang terjadi pada pacarnya?
“Dia masih hidup dan sehat.” Ucap Jang Yoon. Yi Young pikir Jang Yoon bisa menanyakannya.
“Apa alasanmu tidak bisa menanyakannya?” tanya Yi Young, Jang Yoon pun berpikir kalau Yi Young ingin tahu tentang ingatannya yang hilang. 

[Setahun yang lalu]
Yi Young dengan segenap kekuatanya mengangkat koper besar keatas mobil. Kim Ian langsung menanyakan siapa nama Yi Young ketika akan menyetir mobil.  Yi Young heran Kim Ian mala malah menanyakan namanya lebih dulu.
“Apa maksudmu kenapa? Aku harus menanyakan namamu saat pertama bertemu denganmu. Jadi Siapa namamu?” ucap Kim Ian. Yi Young pun memberitahukan namanya Hong Yi Young.
“Hong Yi Young? Nama yang cantik... Haruskah kuberi tahu namaku?” kata Kim Ian. Yi Young pikir sudah tahu namanya.
“Aku memanggil namamu lebih dari 100 kali saat menunggumu. Kim Ian.” Ucap Yi Young
“Bukan nama panggungku. Nama asliku.... Nama asliku Jang Yoon. "Jang" berarti asalku dari Indong. "Yoon" berarti "bersinar." Jadi "Jang Yoon." “ kata Kim Ian dengan wajah bangga.
Yi Young menatap Jang Yoon seperti tak percaya kalau ternyata orang yang dicintai Kim Ian adalah dirinya karena memiliki foto keberasaan mereka. Jang Yoon menatap Yi Young seperti rencananya berhasil membuat Yi Young bisa mengembalikan ingatanya.
Bersambung ke episode 11



Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar