PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Foto apa
ini?” ucap Yi Young melihat foto dirinya dengan Kim Ian. Jang Yoon
mengeluh Ini sebabnya tidak suka orang lain menyentuh barangnya.
“Tunggu...
Jangan bilang bahwa aku pacarnya atau semacamnya. Itu Tidak benar, kan?” ucap
Yi Young
“Kenapa
kau menanyakan itu? Aku tidak tahu.” Kata Jang Yoon santai. Yi Young heran Jang
Yoon yang sangat tenang.
“Itu foto
Ian dan aku... Seolah-olah...” ucap Yi Young binggung. Jang Yoon ingin tahu
Seolah-olah apa maksudnya.
“Apa kau
tahu siapa aku sejak awal? Kau memiliki foto ini karena kau tahu Ian dan aku
saling mengenal dan akrab. Benar, kan?” kata Yi Young curiga
“Ini kali
pertamaku melihat foto ini...Kau harus mempercayai ucapanku.” Ucap Jang Yoon.
Yi Young tak percaya begitu saja.
“Buku yang
berisi foto itu milik adikku. Aku tidak tahu cara menjelaskan ini. Tapi situasi
ini telah terjadi berulang kali dalam setahun terakhir.” Kata Jang Yoon lalu
memberikan sebuah kotak yang disimpan dalam lemari.
“Ian suka
memotret, dan dia sangat ramah. Sejak kematiannya, foto-fotonya muncul
sesekali. Dari buku dan tas... Seperti hari ini... Aku mengumpulkan semuanya
karena tidak bisa membuangnya.” Jelas Jang Yoon
Yi Young
sedikit percaya lalu melihat banyak foto Ian dengan pemain orkestra
lainya. Ia merasa mereka terlihat sangat
akrab Tapi tidak mengingatnya dan membuatnya penasaran orang seperti apa Kim
Ian baginya.
“Kuharap
ingatanku tentang dia indah. Dengan begitu, aku bisa mengurangi rasa bersalahku
di hadapanmu dan dia.” Ungkap Yi Young
“Tidak,
kamu tidak perlu merasa bersalah di depanku.” Kata Jang Yoon akan menaruh foto
dalam kotak.
“Tunggu...
Boleh kusimpan foto ini?” kata Yi Young. Jang Yoon pun mempersilahkan.
Jang Yoon
membelikan sandwich dan minum, lalu mengejek Yi Youngselalu lapar. Yi Young
teringat kalau tidak makan siang dan makan malam lalu dengan bahasa banmal
meminta izin agar mengajukan satu pertanyaan untuk Jang Yoon.
“Aku
selalu penasaran soal itu.” Ungkap Yi Young, Jang Yoon pun ingin tahu apa itu.
“Ian
adalah adik kandungmu. Jadi, kenapa nama keluargamu berbeda?” tanya Yi Young
penasaran.
“Saat
usiaku 10 tahun, ibuku membawanya dan pergi dari rumah. Sejak itu, nama
keluarganya ikut dengan nama keluarga ibunya.” Cerita Yi Young
“Saat
usiamu 10 tahun? Kenapa kau tidak ikut ibumu?” tanya Yi Young, Jang Yon
menjawab Karena ibunya tidak mau dirinya ikut.
“Apa kau
Ingat saat kau bilang tidak punya keluarga? Aku juga tidak punya. Ayahku selalu
sibuk, jadi, aku jarang bertemu dengannya. Aku sendirian saat upacara masuk SMP
dan kelulusan SMA-ku.” Cerita Jang Yoon.
“Lalu
Ibuku pergi dan Adikku meninggal. Aku memutuskan hubungan dengan ayahku. Setelah
itu, aku menjalani hidupku dengan setengah hati. Suatu hari saat hujan, aku
bertemu denganmu di depan toserba ini.” Ungkap Jang Yoon dengan wajah
tersenyum.
“Yoon...
Kenapa kau tersenyum sambil bercerita hal yang menyedihkan?” kata Yi Young
menunjuk ke arah wajah Jang Yoon yang tersenyum.
“Aku
punya kerabat. Tapi kau tidak punya siapa pun. Kau hanya bocah berusia 10
tahun. Sungguh Malangnya.” Ungkap Yi Young mengelus bahu Jang Yoon.
Yi Young
menatap foto Yi Young dengan Kim Ian dan mengingat yang dikatakan Jang Yoon “Ini
kali pertamaku melihat foto ini. Kau harus memercayai ucapanku.”
“Yang
pasti, dalam ingatanku yang hilang selama tiga bulan, Kim Ian ada di dalamnya,
dan entah bagaimana kami memiliki hubungan.” Gumam Yi Young
Yi Young
mengingat saat pertama kali melihat foto Kim Ian yang membuatnya shock lalu
bertanya Siapa yang membunuhnya. Jang
Yoon menjawab seseorang yang dicintai adiknya.
“Siapa
yang dia cintai? Kenapa aku berfoto dengannya? Aku ingin tahu lebih banyak
tentang dia.” Gumam Yi Young.
Jang Yoon
melihat CD lagu Kim Su In lalu teringat dengan yang dikatakan Yi Young “Kenapa
kau tidak ikut ibumu?” lalu Ia menjawab
Karena ibunya tidak mau dirinya ikut. Yi Young pun heran Jang Yoon tersenyum
sambil bercerita hal yang menyedihkan.
“Aku
punya kerabat... Tapi kau tidak punya siapa pun. Kau hanya bocah berusia 10
tahun.” Ucap Yi Young
Yi Young
datang ke ruang latihan memberitahu anggota okrestra kalau Maestro Nam sudah
selesai mengatur bagian mereka jadi akan
membagikannya sekarang dan meminta agar mereka periksa sebelum latihan.
Beberapa orang mengeluh dengan apa yang akan dilakukan Joo Wan sekarang.
“Astaga,
apa masalahnya? Aku kesal sekali... "Stakato lambat"? Apa Dia akan
memutuskan teknik menggesek mana yang harus kita pakai? Ini konyol.” Komentar
Semua anggota.
“Semoga
berhasil, semuanya.” Ucap Yi Young hanya bisa memberikan semangat, sementara
yang lain mengeluh karena mereka semua kesulitan.
Yi Young
memberikan beberapa CD Kim Su In pada Nyonya Wang Mi Hyang, Nona Wang tak percaya kalau Yi
Young menemukan CD lagi. Yi Young mengaku
akan mendengarkannya lagi dan biasa mendengarnya berulang kali saat
masih SMP.
“Melihat
wajahnya membuatku bernostalgia. Kami pernah bekerja bersama.” Akui Nyonya Wang
Yi Young tak percaya mendengarnya kalau mereka tampil bersama.
“Tidak
juga. Tapi saat aku bergabung dengan orkestra, dia adalah pemain latar. Interpretasi
Chopin-nya sangat indah. Tapi dia pensiun setelah menikah. Kami semua sedih.”
Ungkap Nyonya Wang.
“Bagaimana
sosoknya?” tanya Yi Young penasaran. Nyonya Wang menceritakan Nyonya Kim cantik,
berbakat, dan agak pemilih.
“Dia
seorang bintang saat itu. Tapi setelah menikah, dia tidak beruntung. Dia
bercerai dan kehilangan putranya dalam kecelakaan. Kau mungkin tahu namanya. Namanya
Kim Ian. Dia tampil bersama Asia Philharmonic tahun lalu.”unkap Nyonya Wang.
Yi Young
kaget mengetahuinya. Nyonya Wang pikir Yi Young
tidak tahu Tapi menurutnya semua orang memang berhati-hati tentang itu
dan Ada satu rumor menakutkan. Yi Young binggung apa maksud "Rumor yang
menakutkan"
“Ya... Tentang
bagaimana Ian dibunuh oleh ayahnya.” Kata Nyonya Wang berbisik. Yi Young kaget
melihatnya.
Yi Young
melihat Jang Yoon sedang memainkan piano lalu melihat CD Kim Su In yaitu foto
Ibu Kim Ian juga. Ia teringat kembali yang diceritakan Nyonya Wang sebelumnya.
Flash Back
“Sebelum
insiden itu, ada rumor tentang Ian lahir di luar nikah. Saat dia meninggal
tahun lalu, ayahnya menolak menerima belasungkawa, dan tidak ada banyak artikel
tentang kematiannya. Setelah itu, ada rumor tentang dia menyamarkan pembunuhan
itu sebagai kecelakaan untuk membalas dendam kepada istrinya. Dia salah satu
pianis favoritku saat aku masih kecil.”
“Aku
tidak percaya wanita itu adalah ibunya Yoon. Apa dia juga mengetahui rumor
menakutkan ini?” gumam Yi Young menatap Jang Yoon dengan wajah sedih. Jang Yoon
merasakan Yi Young yang menatapnya, dan Yi Young buru-buru mengalihkan
pandanganya.
Soo Young
sudah menunggu didepan gedung latihan, Jang Yoon sedikit kaget melihat Soo
Young tiba-tiba datang. Soo Young mengaku tak tahu nomor Jang Yoon jadi sengaja
datang langsung dan meminta agar mengajak bicara dengan wajah sinis.
“Apa
adikmu tahu kamu di sini?” ucap Jang Yoon. Soo Young malah bertanya balik
apakah Jang Yoon ingin tahu adiknya tahu.
Keduanya
duduk dicafe, Soo Young menegaskan tidak akan bertele-tele jad ingin tahu
kenapa berteman dengan Yi Young. Jang Yoon pikir apakah ia harus punya alasan untuk ingin berteman
dengan seseorang, karena mereka tinggal di lingkungan yang sama, jadi tidak
sengaja bertemu beberapa kali dan akhirnya mereka menjadi teman.
“Hentikan
omong kosong itu. Aku tahu kau sengaja mendekatinya. Kudengar kamu bilang
padanya bahwa kau kakak Kim Ian. Apa Kau masih akan menyebut itu kebetulan?”
ucap Soo Young sinis.
“Kenapa
itu menjadi masalah? Sebenarnya aku penasaran tentang alasanmu jauh-jauh kemari
untuk menanyakan ini padaku.Boleh aku bertanya padamu lebih dahulu? Kamu tahu
adikku meninggal setahun lalu dalam kecelakaan mobil, kan?” ucap Jang Yoon.
“Yi Young
bersamanya di mobil yang sama. Kamu tahu dia bersama Ian hari itu, kan?”kata
Jang Yoon. Yi Young tak mengerti apa maksud ucapan Jang Yoon.
“Yi Young
ditemukan pada tanggal, waktu, dan lokasi yang berbeda. Polisi bahkan bilang
mereka tidak yakin jika dia bersamanya.” Tegas Soo Young membela
“Hanya
berbeda satu hari. Mereka menemukan tas Yi Young di mobil Ian, dan kudengar kamu
mengambil tasnya dari polisi.” Ucap Jan Yoon. Soo Young mengaku tidak mengerti
apa yang dibicarakan.
“Ian
mengalami luka tusukan. Apa kau tahu itu?” kata Jang Yoon. Soo Young pikir tak
mungkin bisa mengetahuinya.
“Lalu
kenapa kau menemuiku? Kenapa kau sangat terganggu karena aku berteman dengan Yi
Young? Kenapa itu mengganggumu? Apa yang kau takutkan? Adikku meninggal. Dan Yi
Young kehilangan ingatannya, tapi berhasil bertahan hidup.” Ucap Jang Yoon
dengan nada tinggi.
“Yi Young
satu-satunya saksi yang melihat semuanya hari itu. Kau seorang psikiater. Jadi,
kau mungkin bicara dengannya tepat setelah kecelakaan itu. Apa menurutmu dia
bisa saja membunuh adikku? Apa kamu takut dia ingat kejadian hari itu? Apa kamu
khawatir sepupu tercintamu ternyata pembunuh?” ucap Jang Yoon
Soo Young
tak bisa menahan emosi langsung menyiram wajah Jang Yoon dengan air minum. Ia
mengaku menegaskan tak tahu alasan Jang Yoon melakukan ini jadi meminta agar
menjaga jarak dari Yi Young dan Jika Jang Yoon dekat dengannya, makatidak akan
tinggal diam.
“Kau
harus camkan itu. Aku tidak seperti Yi Young.” tegas Soo Young keluar dari
cafe, saat itu seseorang sengaja merekam dengan ponselnya.
Yi Young
masuk ruangan melihat Joo Wan sedang tertidur lalu mencoba membangunkan. Joo
Wan tiba-tiba terbangun memegang tangan Yi Young, Yi Young kaget karena Joo Wan
ternyata tersadar. Joo Wan tertawa melihat Yi Young tampak sangat terkejut.
“Ayo cari
udara segar.” Ucap Joo Wan sambil merengangkan badanya. Yi Young binggung
apakah sekarang harus pergi
“Partitur
musik sialan ini membuatku pusing.” Keluh Joo Wan
Joo Wan
menonton video latihan sambil berbaring diatas panggung lalu bertanya alasan Yi
Young merekam sesi latihan itu. Yi Young mengaku tidak mau hanya diam saja di
sana dan para penggemar akan suka jika sengaja mengunggahnya di media sosial.
“Maestro
Nam... Kau pernah bilang pernah tampil bersama Kim Ian saat menjadi anggota
Asia Philharmonic? Apa kalian dekat?” ucap Yi Young. Joo Wan malah bertanya
balik kenapa Yi Young menanyakan hal itu.
“Aku
hanya ingin tahu pria seperti apa dia.” Kata Yi Young. Joo Wan ingn tahu alasan
Yi Young tiba-tiba penasaran
“Itu
bukan masalah besar. Kau ingat aku bertanya apa kamu mengenal Kim Ian saat kita
mengunjungi rumah Konduktor Song beberapa hari lalu?” kata Yi Young
Flash Back
“Maestro
Nam, omong-omong, apa kamu kenal Kim Ian?” tanya Yi Young saat melihat poster
Kim Ian. Jang Yoon seperti sudah lama tak mengenalnya.
Joo Wan
pun ingin tahu alasan Yi Young yang bertanya karena sungguh tidak mengenalinya.
Yi Young mengaku sejujurnya, bertanya karena sungguh tidak mengenalinya dan Joo Wan
pasti tahu mengalami kecelakaan mobil tahun
lalu saat ada ditaksi.
“Itu terjadi
saat kamu dalam perjalanan ke rumah Konduktor Song, kan?” ucap Joo Wan. Yi
Young membenarkan.
“Aku tahu
belum mengatakan ini, tapi sejujurnya, aku tidak ingat apa pun tentang
kecelakaan itu. Tapi masalahnya, aku kebetulan juga tidak ingat apa pun tentang
Kim Ian.” Cerita Yi Young.
“kau
bilang "Kebetulan"? Bagaimana caranya?” kata Jang Yoon penasaran
dengan wajah tegang.
“Itu...
Masalahnya... Begini... Aku kebetulan menemukan fotoku dan Kim Ian. Kami
terlihat sangat akrab. Tapi aku tidak ingat apa pun tentang dia. Ini memang
bukan hal penting. Jadi Lupakan saja.” Ucap Yi Young tak ingin membebani.
“Ian
adalah pria yang sangat baik. Dia ramah dengan semua orang. Dia selalu
tersenyum Dan dia genius.”ungkap Joo Wan. Yi Young mengangguk mengerti.
“Jadi,
kita kehilangan pria seperti itu.” Kata Yi Young, Joo Wan hanya diam saja.
Jang Yoon
masuk cafe, seorang pria menyuruh Jang Yoon duduk. Jang Yoon menatap sinis pada
pria yang duduk dengan Choi Ki Sang. Tuan Jang Suk Hyun menyuruh Ki Sang agar membawakan
menu yang sama. Ki Sang mengerti.
“Aku
pekerja paruh waktu di sini. Jadi Aku tidak bisa duduk.” Ucap Jang Yoon.
“Ki Sang
pemilik restoran ini Dan ayah bosnya. Jadi Duduklah.” Kata Tuan Jang. Ki Sang
pun meminta izin agar mengambilkan
sebotol anggur lagi. Akhirnya Jang Yoon pun duduk.
“Ayah
akan langsung ke intinya. Berhenti dari Shinyoung Philharmonic dan kembalilah
ke Amerika. Kembali dan lanjutkanlah studimu.” Ucap Tuan Jang
“Untuk
apa aku harus belajar lagi? Kurasa Ayah tidak tahu, tapi aku berhenti sekolah. Dan
aku tidak bisa berhenti bekerja meskipun ingin. Ini caraku mencari nafkah.”
Tegas Jang Yoon
“Apa
menurutmu ayah kemari karena tidak punya pilihan lain? Berhentilah meributkan
kematian Ian Dan berhentilah mengganggu Hong Yi Young. Berhentilah menggali
masa lalunya.” Perintah Tuan Jang
“Kenapa?
Apa Ayah merasa bersalah?” sindir Jang Yoon. Tuan Jang mengaku mengatakan ini
demi kebaikan anaknya.
“Demi
kebaikanku? Bisakah Ayah berhenti berbohong? Ayah hanya memperdulikan dirinya
sendiri. Orang-orang akan tertawa jika mendengar perkataan Ayah. Organ-organ
putra Ayah hancur dan tewas.” Kata Jang Yoon.
“Tapi Ayah
bahkan tidak meminta autopsi. Ayah mengkremasinya tanpa mengadakan pemakaman
yang layak. Ayah juga menghentikan polisi menyelidiki kecelakaan itu. Apa
alasan Ayah?” sindir Jang Yoon.
Tuan Jang
mengumpat Jang Yoon sudah gila, dan
menegaskan Jangan membuat untuk mengulangi perkataanya lalu mengancam bisa dengan mudah menyingkirkan Shinyoung
Philharmonic jika menginginkanya lalu akan berjalan pergi.
“Apa
rumor itu benar? Rumornya Ayah yang membunuh Ian. Bagaimana jika aku tahu
kebenaran di balik kematian Ian dan mengetahui kenapa dia tewas dan siapa yang
membunuhnya? Apa Ayah juga akan membunuhku?” ucap Jang Yoon.
“Jika
ayah bilang akan membunuhmu, apa kau akan berhenti? Jika memang begitu, akan
ayah lakukan.” Kata Tuan Jang lalu berjalan pergi.
Soo Young
melihat video setelah Yi Young mengalami kecelakan dan kejadian buruk.
Flash Back
Soo Young
mengajak Mereka membicarakan mimpi yang berulang kali Soo Young alami. Ia
mengaku khawatir karena Yi Young
kesulitan tidur jadi meminta agar lebih santai saja dan beri tahu apa
yang diingat. Yi Young seperti sedang di hipnosis.
“Apa saja
boleh. Lagi pula itu hanya mimpi. Apa Kau memimpikan hal yang sama semalam?”
tanya Soo Young. Yi Young mengaku membenarkan.
“Aku melarikan
diri ke suatu tempat. Jalan yang gelap. Tidak ada banyak mobil Dan hujannya
deras sekali, jadi, aku tidak bisa melihat dengan jelas. Ada pisau di tanganku.”
Ucap Yi Young
"Pisau"?
Pisau apa?” tanya Soo Young penasaran. Yi Young mengatakan Pisau yang sering mereka lihat di film.
“Yang
bisa dilipat menjadi dua. Tapi... Tapi ada darah di tanganku. Ada darah di
tanganku.” Ucap Yi Young.
Soo Young
panik mendengar ungkapan Yi Young langsung menyalin video dalam USB tak ingin
ada yang mengetahuinya lalu menghapus video dalam komputernya.
Yi Young
kaget mengetahui kalau Nyonya Hong akan melakukan Kencan buta untuknya bukan
untuk Soo Young . Nyonya Hong tak ingin Yi Young membahas tentang Soo Young
karena tidak percaya anaknya jatuh saat kencan butanya.
“Hei, Yi
Young... Apa kau mau melihat fotonya?” ucap Nyonya Hong bergegas duduk
disamping keponakanya memuji si pria yang tampan.
“Astaga,
kau sangat tidak sabar... Biarkan dia bertemu langsung dengannya.” Kata Tuan
Hong, Nyonya Hong pun menyetujuinya.
“Bibi,
apa aku perlu berkencan buta? Aku belum menjadi anggota resmi orkestra itu.”
Kata Yi Young
“Jangan
membantah bibi. Luangkan akhir pekanmu. Jika tidak, bibi juga akan memutuskan
hubungan denganmu.” Ucap Nyonya Yong mengancam. Yi Young pun tak bisa
membantahnya.
***
Soo Young
akhirnya pulang, Yi Young pun menyambutnya, Nyonya Hong berkomentar kalau
anaknya pulang sudah cukup larut. Soo Young mengaku konsultasinya agak lama.
Nyonya Hong pun mengeluh anaknya dokter. Tapi tidak mandi lebih dahulu.
“Ibu, aku
lelah. Beri aku waktu sebentar.” Ucap Soo Young lalu mengambil buah dari tangan
ibunya. Nyonya Hong mengeluh mendengarnya.
“Ibu
harus mengambil lisensimu.” Keluh Nyonya Hong. Soo Young hanya bisa tersenyum
bahagia
“Kak Soo
Young, Apa Ingat di mana kecelakaan mobil itu terjadi tahun lalu? Apa Kau tahu
lokasi kecelakaan itu?”tanya Yi Young. Soo Young panik ingin tahu alasan Yi
Young menanyakan itu.
“Kukira
kau bilang itu di suatu tempat di rute menuju Yongin. Aku ingin tahu apa kau
mungkin salah. Aku ke tempat ini dengan Jang Yoon tempo hari. Tempat itu tampak
sangat familier.” Cerita Yi Young
“Kalian
pergi ke mana?” tanya Soo Young panik. Yi Young menjawab Di dekat Gapyeong.
“Di dekat
Gapyeong? Di mana tepatnya? Apa kau sebodoh itu? Kenapa kau terus membiarkan
pria menginjak-injakmu?” kata Soo Young marah
“Tentu
saja tidak. Kubilang aku yang mau ikut.” Ucap Yi Young. Soo Young ingin tahu
untuk apa Yi Young kesana.
“Sebaik
apa kau mengenal pria itu? Bagaimana jika dia orang jahat?” teriak Soo Young
marah. Yi Young bingung melihat Soo Young yang tiba-tiba marah.
“Dia bukan
orang jahat.” Ucap Yi Young yakin. Soo Young pikir Yi Young tak akan tahu
dengan nada tinggi.
“Kenapa
kau membentak dia? Jangan berteriak di rumah ayah.” Ucap Tuan Hong membela Yi
Young
“Berhati-hatilah
di dekat pria. Mengerti?” tegas Soo Young. Yi Young pun menganguk mengerti.
Nyonya
Hong binggung melihat sikap anaknya lalu bertanya pada Yi Young apakah sudah
punya pacar. Yi Young kebingungan menjawabnya. Tuan Hong pikir istrinya memang
tidak peka. Nyonya Hong mengeluh kalau ia juga tak boleh mengatakan itu.
Eun Joo
baru saja keluar dari tempatnya berkerja melihat Joo Wan sedang menunggu sambil
membawa sebuket bunga. Ia pun mnedekat
bertanya Bagaimana Joo Wan tahu kalau sedang mengajar di sini dan tidak pernah
bertanya.
“Aku
mendapatinya saat ingin tahu.” Ungkap Joo Wan. Eun Joo mengaku membenci bunga. Joo Wan mengaku juga tak suka
tapi tetap memberikan buket bunganya.
Akhirnya
keduanya pulang ke rumah, Joo Wan menuangkan wine. Eun Joo memberitahu kalau
sudah ke rumah sakit. Yang direkomendasikan untukknya. Joo Wan memujinya. Eun Joo pikir bisa menghadiri sesi latihan.
“Tidak
apa-apa meski aku bukan violinis pertama. Aku akan senang berada di orkestra,
jadi, biarkan aku bermain.” Ucap Eun Joo
“Aku
tidak bisa membiarkanmu. Ini bukan pertunjukan terakhirmu. Kenapa kau sangat
keras kepala?” keluh Joo Wan
“Ini akan
menjadi konser pertamamu sebagai konduktor orkestra. Aku sangat ingin bermain.”
Komentar Eun Joo. Joo Wan mengejek apakah hanya itu saja.
“Jangan
mentertawakanku. Itu penting bagiku.” Keluh Eun Joo kesal dan sedih
“ Jika kau
berjanji akan menjalani pengobatan sampai kau sembuh. “ ucap Joo Wan. Eun Joo
berjanji dan mereka pun minum bersama
“Aku
sangat khawatir. Kukira kau marah kepadaku. Kau pikir aku memperlakukanmu
seperti pembunuh pada hari itu.” Ucap Eun Joo.
“Aku
tidak marah. Aku hanya sedih. Itu artinya selama ini kamu mencurigaiku. Kau
melihatku pergi ke suatu tempat bukannya ke pesta. Tapi kau tidak pernah menanyakanku
ke mana aku pergi. Aku tidak menyalahkanmu. Jangan terlihat terlalu gelisah.”
Ucap Joo Wan
“Ada
pertanyaan lagi? Jika ada, tanyakan sekarang. Aku akan menjawab semuanya.” Ucap
Joo Wan. Eun Joo mengaku tidak punya pertanyaan. Lagi pula, hanya itu yang diketahuinya.
“Sebenarnya,
akhirnya aku menemukan sesuatu yang aneh.” Akui Eun Joo, Joo Wan ingin tahu
"Sesuatu yang aneh" seperti apa.
“Maestro
Nam, omong-omong, apakah kau tahu bahwa Kim Ian punya seorang adik?” tanya Eun
Joo penasaran. Wajah Joo Wan terlihat tegang.
Yi Young
melihat Jang Yoon duduk didepan rumah. Jang Yoon mengeluh kalau Ini sudah larut
jadi sudah menunggu cukup lama. Yi Young tak percaya kalau Jang Yoon
menunggunya. Jang Yoon mengaku tak ada masalah apapun tapi hanya merasa sedih.
“Kukira
kita bisa menghabiskan waktu.” Ucap Jang Yoon. Yi Young pun setuju.
Mereka
pergi ke bermain tembak-tembakan, melampiaska masalah setelah itu memecahkan
semua barang dengan pemukul baseball. Seperti keduanya bisa terlihat lega
karena melampiaskan emosi dengan membanting barang. Setelah itu mereka minum
bersama.
“Ini Nikmat.”
Ungkap Jang Yoon, Yi Young mengikuti ucapan Jang Yoon seperti beo.
“Kenapa
kau meniruku?” keluh Jang Yoon, Yi Young tetap menirukanya.
Yi Young
pulang ke rumah melihat kembali foto bersama dengan Kim Ian.
“Sebenarnya,
ada banyak hal yang ingin kutanyakan kepadanya hari ini. Tapi aku tidak bisa
menanyakan apa pun kepadanya karena aku sangat menikmati malam musim panas kami
bersama.”gumam Yi Young
Ia
melihat kembali "Nomor Pribadi" di ponselnya, akhirnya berani mengangkatnya dan bertanya
Siapa sebenarnya kamu? Kenapa kau terus menelepon...” saat itu hanya terdengar
suara lagu di telp lalu ditutup. Pria yang sebelumnya pergi ke sebuah bar
dengan piringan hitam.
“Harganya
tujuh dolar. Aku sering melihatmu belakangan ini. Apa kau baru pindah ke area
ini?” ucap Pemilik bar
“Masih
kupertimbangkan.” Kata si pria dan terlihat ada luka dibagian tangan, seperti
supir truk yang menabrak Kim Ian.
Bersambung
ke "Episode 12"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar