PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Chan Sung
masuk ke dalam gedung hotel del luna tapi semua kosong dan tak ada meja
receptionis. Ia hanya bisa terdiam seperti merasakan apa yang dikatkan Man Wool
sebelumnya
Flash Back
“Disiksa bersama,
tidaklah menyenangkan. Apa yang kubawa hanyalah siksaan. Selamat tinggal... Koo
Chan Sung.”ucap Man Wool
Chan Sung
terlihat sedih karena Man Wool sudah pergi lalu keluar dari gedung. Tiba-tiba
seorang anak masuk ke dalam gedung, Chan Sung kaget karena sebelumnya hanya
orang-orang tertentu yang bisa melihat bangunan.
“Apa Kau
bisa lihat itu?” tanya Chan Sung. Si anak mengangguk, kedua orang tuanya datang
meminta maaf karena anaknya menganggu.
“Aku tak
tahu tempat seperti ini ada di Myeong-dong.” Komentar Si ayah, Istrinya pun
baru menyadarinya. Chan Sung hanya bisa terdiam karena semua orang bisa melihat
bangunan Hotel.
Man Wool
melihat dari teropongnya, Chan Sung terlihat kebingungan karena kehilangan Man
Wool dan hotel. Tuan Kim ikut melihat berkomentar kalau Chan Sung pasti sangat bingung, karena sudah bekerja
bersama mereka.
“Bukankah
setidaknya kau tinggalkan pesan?” ucap Tuan Kim., Man Wool pikir Alih-alih
meninggalkannya pesan, tapi beri sesuatu yang lain.
“Kuberi
dia uang pesangon dan pemberitahuan pemecatan.” Kata Man Wool teringat saat
terakhir kali menatap Chan Sung yang tak sadarkan diri.
“Sepertinya
kau hanya menganggapnya sebagai manusia ke-99 yang bekerja untukmu.” Ucap Tuan
Kim
“Tidak,
Koo Chan Sung istimewa. Aku benci menjadi lemah hati. Aku berusaha menjadi
lebih kuat.” Ucap Man Wool
“Aku belum
pernah mendengar kata-kata sentimental darimu... Ini kali pertama dalam 500
tahun.” Ucap Tuan Kim
“500
tahun? Apa sudah selama itu kau meninggal? Apa yang kau lakukan di sini selama
500 tahun?” ejek Man Wool
“Aku
seharusnya tak mendengar itu dari hantu yang sudah di sini dua kali lebih
lama.” Ejek Tuan Kim
“Aku tak
bisa pergi karena terikat dengan Pohon Bulan.” Balas Man Wool
“Aku tak
bisa pergi karena masih punya rasa malu untuk dibersihkan di dunia ini. Aku tak
bisa menghadapi leluhurku di Alam Baka seperti ini.” Ucap Tuan Kim
“Bahkan
jika kau pergi ke Alam Baka, kau tak akan bertemu leluhurmu. Mereka pasti sudah
bereinkarnasi beberapa kali. Kau tak perlu khawatir.” Kata Man Wool
“Aku bisa
tetap di hotel dan terus khawatir.Tapi apa kau akan baik-baik saja seperti ini?
Apa kau akan baik-baik saja melepaskan kesempatanmu pergi ke Alam Baka melalui Manager?”
ucap Tuan Kim
“Aku tak
akan menyerah begitu saja. Kedepannya, cobalah untuk mempercepat dan menjaga
rasa malumu yang tersisa dalam hidup ini. Tak ada banyak waktu. Jika tak bisa
kau selesaikan, naiklah bus ke Alam Baka tanpa penyesalan.”ucap Man Wool
Ia
bertanya tentang keadaan tamu sekarang apakah sudah mengirimnya dengan baik.
Tuan Kim menjawab mereka memindahkan emau dengan bantuan dari pemandu kematian.
Flash Back
Tuan Kim
berbicara pada arwah yang sudah berbaris rapih memberitahu Meskipun ada beberapa kebingungan karena
mendadak jadi menyuruh para arwah yang tak memiliki penyesalan bisa pergi
sekarang dan naik bus lewat yang ada disamping mereka.
“Kalian
yang tak bisa pergi karena penyesalan. Harap bersiap di sini.” Ucap Tuan Kim
“Kalian Tak
boleh bingung. Sesudah naik bus, kau tak bisa kembali.”tegas Malaikat Maut.
“Apa kau
pergi ke Alam Baka?” tanya Tuan Kim pada hantu wanita. Si hantu mengatakan Anak tertuanya kuliah dan baik-baik saja
sekarang jadi akan pergi sekarang.
“Kau
pergi untuk membangunkan putramu dalam mimpinya setiap pagi. Syukurlah dia
akhirnya kuliah. Semoga perjalananmu menyenangkan.” Ucap Tuan Kim
Si hantu
pun naik ke bus untuk pergi ke alam baka,
didepan terlihat papan pilihan alam baka atau alam dunia. Si pria dengan
laptopnya sedikit menyelak, Nyonya Choi meminta agar harus mengantri. Si hantu
pria mengaku tak bisa memutuskan apa akan pergi ke alam baka atau tinggal di
sini.
“Apa kau
menyelesaikan novel yang sedang kau kerjakan?” tanya Nyonya Choi
“Tidak,
tak bisa kuselesaikan saat masih hidup. Sepertinya tak bisa kuselesaikan saat
meninggal. Aku lebih baik pergi.” ucap Si hantu lalu naik bus.
“Tapi Haruskah
aku tinggal dan menulisnya?” kata Si hantu tiba-tiba berubah pikiran.
“Tamu ini
tak bisa mengambil keputusan.” Bisik Tuan Kim. Nyonya Choi yakin pria itu tak
akan bisa pergi.
“Ini Bukannya
tak bisa selesaikan novelnya. Dia hanya bisa pergi saat menyerah atas apa yang
tak bisa dia lakukan.” Kata Nyonya Choi
“Bus ini
menuju Alam Baka. Kalian harus tepat memilih keputusan. Kalian tak bisa
kembali.” jelas Tuan Kim mengingatkan.
Tuan Kim
memberitahu Man Wool Beberapa staf naik
bus ke Alam Baka. Jadi akan rehat untuk sementara waktu. Man Wool menyuruh agar
para staf untuk pergi ke Alam Baka juga.
“Kenapa
kau bersikap seolah-olah akan menutup hotel? Kita sudah pindah ke tempat baru sehingga
perlu menemukan manajer manusia baru.” Ucap Tuan Kim
“Tak
diperlukan... Kita punya Yoo Na. Apa mereka memindahkan semua barangku?” kata
Man Wool
“Pintarnya,
si Pilihan Ke-4 memanggil Jasa Pindahan dan mengurus semua barangmu.”ucap Tuan
Kim bangga dan akan naik mobil
“Kau Mau
apa? Kau harus mengemudi.” Ucap Man Wool menahanya, Tuan Kim mengaku pernah
menunggang kuda, tapi belum pernah mengendarai mobil.
“Apa Kau
belum belajar mengendarai mobil selama 500 tahun?” ucap Man Wool heran.
“Kaulah
hantu aneh yang mengendarai mobil.” Komentar Tuan Kim lalu masuk mobil memakai
sabuk pengaman.
Man Wool
melihat Tuan Kim memakain sabuk pengaman teringat kembali dengan Chan Sung.
Saat naik mobil, Chan Sung tak bisa menahan tawa, Man Wool bertanya Kenapa
tertawa dengan tatapan sinis. Chan Sung
mengaku sangat Lucu melihat hantu mengenakan sabuk pengaman.
“Aku suka
ini mobil terbuka... Ini adalah kali pertama kunaiki Pony 2-mu. “ ucap Tuan Kim
“Sepertinya
kau menyukai hal mewah.” Ejek Man Wool, Tuan Kim menyuruh Man Wool agar cepat
naik dan berangkat lalu seperti berteriak akan menunggang kuda. Man Wool hanya
bisa mengumpat kesal.
Yoo Na
naik mobil bak terbuka tak percaya kalau Tempat baru di pinggiran, dengan
senyuman sumringah kalau ini kesempatan yang bagus karena seperti pergi piknik.
Si sopir binggung dengan Yoo Na yang berbicar sendiri.
“Aku
sedang berbicara di telepon. Kau Ikuti saja navigasinya.” Ucap Yoo Na menunjuk
ke arah earphonenya. Si sopir menganguk mengerti.
Saat itu
terlihat Hyun Joong yang duduk di tengah sambil memegang sesuatu. Yoo Na pikir
lebih baik mendapatkan SIM untuk mulai bekerja. Tapi Hyun Joong menyuruh agar
Yoo Na Fokus bersekolah saja. Yoo Na memberitahu Liburan musim panas sudah
dimulai.
“Aku juga
akan segera lulus. Orangtuanya bilang, mereka akan membelikanku mobil jika
kuliah. Bahkan Aku memiliki apartemen atas namaku juga. Aku akan punya rumah
sendiri segera setelah lulus.” Ucap Yoo Na
“Sulit
untuk tinggal bersama orang tuanya, 'kan?” ucap Hyun Yoong ikut sedih. Yoo Na
mengaku hanya membalas untuk si super sialan itu lalu mulai minum
“Apa Kau
ingin minum?” ucap Yoo Na menawarkan minum pada Hyun Joong, tapi si sopir pikir
itu Yoo Na menawarkan untuk dirinya hanya bisa melonggo.
Yoo Na
terlihat binggung, Si sopir menolaknya. Hyun Joong hanya bisa menahan tawa
karena Yoo Na pasti dianggap aneh. Saat itu sebuah mobil lewat disamping mobil
box, lalu Yoo Na melihat hantu yang duduk dibangku belakang. Hyun Joong
bertanya ada apa.
“Ada
seorang wanita di mobil depan kita.” Ucap Yoo Na panik, Hyun Joong langsun
menutup mata Yoo Na.
“Jangan
lihat.. Dia bisa berbahaya bagimu.” Kata Hyun Joong, saat itu terdengar suara
di radio “Bantu aku... Bantu aku... Bantu aku.”
Sopir
binggung langsung mencoba menekan radio karena terlihat binggung., Hyun Joong
memberitahu Ada banyak arwah dalam hidup ini dan meminta agar Jangan terlalu
khawatirkan mereka.
“Aku
seharusnya menjadi manajer Hotel Del Luna. Ayo kita ambil arwah itu sebagai
tamu kita.” Ucap Yoo Na pada Hyun Joong.
“Ahjussi...
Mobil abu-abu yang baru saja melewati. Bisakah kau mengejarnya?” ucap Yoo Na
pada sopir. Sopir terlihat binggung.
“Aku akan
bayar 2x lipat... Bisakah lebih cepat?” kata Yoo Na. Sopir menganguk setuju.
“Kau akan
mendapat masalah dengan ketua. Kau bahkan bukan manajer hotel.” Kata Hyun
Joong, Yoo Na tak peduli menyuruh agar cepat mengejar mobil yang ada didepanya.
Di Toko
Obat, Chan Sung masuk ke dalam bertemu dengan Ma Go, Ma Go bertanya Apa Chan
Sung mencari Hotel Del Luna. Chan Sung kaget Ma Go sudah tahu kalau Hotel itu
pindah dan pasti tahu ke mana pindahnya. Ma Go malah bertanya lagi jika memang
tahu apa Chan Sung akan mencarinya lagi.
“Kau hampir
meninggal karena Jang Man Wool. Aku dengar, kau mendekap kutukan kuat itu. Jika
kau tak melepasnya, jiwamu akan terluka. Koo Chan Sung, lepaskan.” Ucap Ma Go
“Jang Man
Wool melindungiku... Aku baik-baik saja.” Kata Chan Sung yakin
“Berkatmu
Jang Man Wool baik-baik saja. Kaulah yang melindunginya. Kakakku memilih orang
yang tepat. Jadi, terus lakukan pekerjaan baikmu.” Ucap Ma Go
“Apa aku
dikirim ke hotel untuk tujuan itu? Ketika nasib buruk datang padanya dari masa
lalu, apa aku harus menghalanginya?” tanya Chan Sung marah
“Kau
berhasil menjalankan misimu. Kenapa kau marah? Apa kau merasa kasihan pada Man
Wool yang kau lihat dalam mimpimu?” ucap Ma Go
“Benar.
Aku merasa marah kau memujiku karena tak memihak. Dia menelantarkanku karena
menghalangi jalannya. Apa kau menyuruhku untuk terus menghalangi jalannya?”
kata Chan Sung
“Bagus
untuk memihak tapi Menghambat tak bagus. Semua orang ingin berperan sebagai
pendekap dan menghiburnya. Peran lusuh penghalang, bertahan, dan memohon hanya
bisa dilakukan oleh orang yang baik.”ucap Ma Go
“Jangan
melebih-lebihkan. Aku tak ingin mengambil peran yang tak diinginkan siapa pun. Aku
bukan orang baik.” Kata Chan Sung
“Begitukah?
Maka, kau bisa berhenti dan Makan saja ini.” Kata Ma Go memberikan sebuah obat.
Chan Sung
bertanya apa itu, Ma Go memberitahu kalau itu Obat itu akan menghilangkan
kemampuan Chan Sung melihat hantu, jadi tak akan melihat arwah dan Hotel Del
Luna lagi. Chan Sung mengartkan kalau tak akan bisa melihat mereka semua.
“Dia
menelantarkanmu juga. Aku harus memberimu kesempatan untuk menelantarkannya
juga. Terkadang, kita bisa sangat adil.” Ucap Ma Go.
“Aku
datang ke sini untuk menemukan dia. Tapi kau memberi cara untuk tak pernah
kembali.” kata Chan Sung
“Hasilnya
tak diberikan oleh para dewa. Hasil dibuat oleh manusia. Hasil selalu sama.”
Ucap Ma Go
“Terima
kasih sudah memberiku kesempatan ini.” Kata Chan Sung, Ma Go menahan Chan Sung
agar makan obat itu sekarang Tanpa membayangkannya.
“Apa kau
pikir aku tak akan memakannya sesudah membayangkannya? Apa Karena aku adalah
orang yang baik? Sudah kubilang. Aku tak cukup baik menjadi sukarelawan hanya
untuk mengambil peran yang buruk. Aku masih ragu hanya karena dia orang yang
kusukai.” Akui Chan Sung
“Memeluk
dan menghiburnya tak cukup baginya. Dia wanita yang buruk. Dia menelantarkanku
karena aku menghalangi jalannya. Bahkan jika kembali, dia tak akan menyambutku.
Dan tak pernah tahu kapan dia akan melakukan sesuatu yang berbahaya lagi.”
Jelas Chan Sung
“Tapi aku
akan pikirkan jika aku sangat menyukainya, aku bisa berlari kembali dan memohon
padanya untuk menerimaku.” Ucap Chan Sung lalu berjalan pergi. Ma Go hanya
terdiam menatap Chan Sung.
Di depan
hotel baru, Man Wool berkomentar Jika
sudah tua, setidaknya harus terlihat antik. Jika masih kecil, setidaknya harus
terlihat menggemaskan, Tapi menurutnya tak peduli seberapa banyak melihat tempat baru tetap saja terlihat sangat
mengerikan.
“Ini
adalah satu-satunya lahan yang bisa kita beli dengan dana sekecil itu. Tapi ada
pemakaman di atas bukit sana. Tanahnya gelap dan lembab, jadi sangat bagus.”
Jelas Nyonya Choi
“Dan
tempat ini airnya yang luar biasa, sehingga terkenal dengan anggur beras juga. Mengingat
ketika kau miskin dan kelaparan saat kau menjalankan Sanggarloka Man Wool, kau
selalu minum anggur beras dengan kimchi lobak, apa kau ingat? Anggur beras itu
dibuat di sini.” ucap Tuan Kim
“Jadi Berhentilah
bicarakan waktu itu. Bangunannya terlihat sangat jelek. Aku mulai merasa miskin
seperti dulu.” Ucap Man Wool kesal
“Bagaimanapun,
udaranya benar-benar segar, bahkan Tak ada debu halus di sini.” Ucap Tuan Kim
“Debu
halus? Jika ada, kau bisa menghirupnya? Aku tak percaya hantu bicarakan air dan
udara segar.” Keluh Man Wool akhirnya masuk ke hotel.
Man Wool
akhirnya mensugesti dirinya kalau bisa mengabaikan bagian luar karena semuanya
sama begitu masuk ke dalam, lalu mengajak mereka segera bergegas masuk ke dalam
hotel yang baru.
Saat
masuk Man Wool mencoba mengukur dengan fokus ditanganya, lalu berkomentar kalau
Lobi terlihat sedikit lebih kecil. Nyonya Choi pikir Terlihat sama dan itu
hanya imajinasi Man Wool saja. Tuan Kim memberitahu Orang-orang yang dikirim
dengan cepat ke Alam Baka mengeluh.
“Kita tak
bisa memekarkan cukup bunga di kebun, tentu saja, kita menjadi lebih miskin.”
Kata Tuan Kim
“Sebentar
lagi pertengahan bulan, jadi kita akan kedatangan lebih banyak tamu. Kita
memiliki lokasi yang bagus.” Ucap Nyonya Choi menenangkan.
“Aku
haus. Aku akan berada di kebun sambil memandangi Pohon Bulan. Jadi Bawakan
sampanye.” Kata Man Wool
“Tak ada
sampanye karena barang-barangmu belum tiba.” Ucap Nyonya Choi. Man Wool
berteriak kaget.
“Kenapa
mereka belum tiba? Apa mereka bermalasan di tempat lain?” teriak Man Wool marah
“Kenapa
kita tak minum anggur beras sekali saja? Ayo kita mengingat masa lalu kita.”
Ucap Tuan Kim. Nyonya Choi menahan tawanya.
“Barusan
kubilang, jangan bicarakan masa itu. Kau lupa apa yang baru saja kukatakan.
Tuan Kim.. Mungkin itu karena kau lupa dendammu selama 500 tahun? Seperti ikan
mas.” Ejek Man Wool dengan wajah mendekat
“Ikan
mas? Aku seorang sarjana yang lulus ujian negara. Aku bisa menjadi bangau yang
anggun, bukan ikan mas.” Kata Chan Sung
“Bangau?
Baik bangau dan ikan mas sama-sama bodoh.” Ucap Man Wool lalu berjalan pergi.
Tuan Kim
tak bisa terima kalau dianggap bodoh, lalu mengeluh kalau tak percaya wanita
tak berperasaan dan jahat itu. Nyonya Choi meminta agar menahan diri,
menurutnya memang Bagian luar hotel ini
terlihat jelek, jadi Man Wool pasti sedikit lelah.
“Jang Man
Wool hanya terlihat cantik dari luar. Tapi yang ada Dalamannya benar-benar
buruk. Dia memecat Manager Koo, dan
bahkan memanggil manusia untuk melakukan sesuatu yang mencurigakan.” Komentar Tuan
Kim
“Bukankah
dia memecat Manager atas apa yang terjadi saat itu?” kata Nyonya Choi
“Dia
bilang, dia memecatnya karena takut dia lelah.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Choi
pikir khawatir Man Wool akan melakukan sesuatu yang berbahaya lagi.
“Tak ada
manusia yang menghentikannya lagi. Jadi, Manager Koo tak bisa melihat arwah
lagi?” kata Manager Choi. Tuan Kim mendengar kalau Man Wool yang bilang begitu.
“Sepertinya,
dia memberikan pakaian besar-besaran ke Ma Go.” Ucap Tuan Kim kesal lalu masih
tak terima kalau dianggap Ikan mas.
Man Wool
berdiri dengan Ma Goo di depan pohon, Ma Go berkomentar kalau mengira mereka
semua akan berguguran sesudah pindahan tapi mereka masih ada. Man Wool bertanya
apakah Ma Go memastikan bahwa Ku Chan
Sung tak bisa melihat arwah lagi.
“Aku
memberinya obat. Jika dia memakannya, maka dia tak akan melihat arwah lagi.”
Ucap Ma Go. Man Wol pikir itu Bagus.
“Kuikuti
caramu karena kau meminta dengan baik untuk kali pertama. Tapi yang putuskan
akan minum obat atau tidak adalah dia. Apa yang akan dia lakukan?”Kata Ma Go
dengan nada mengejek.
“Apa
menyenangkan? Selagi aku baik, biarkan aku meminta bantuan lain. Bisakah kau
gugurkan bunga-bunga ini?” ucap Ma Go
“Aku tak
bisa melakukan apa-apa. Itu yang kau rasakan. Bunga ini bermekaran karena kau. Tunasnya
terlihat sangat cantik. Aku akan merasa sangat bersalah jika bunga mereka tak
bermekaran.” Kata Ma Go
“Jangan
berharap. Kau tak akan melihat bunga. Jangan bermimpi melihat bunga di sini.
Tak ada yang berubah bahkan di malam hari.” Tegas Man Wool lalu berjalan pergi.
Chan Sung
pergi ke hotel menatap kotak ditanganya teringat yang dikatakan Ma Go padanya.
“Minumlah obatnya. Maka kau tak akan melihat hantu atau Hotel Del Luna lagi.”
Ia menginga terakhir kali bertemu dengan Ma Go di taman hiburan.
“Apa ini
mengerikan? Lalu, kaburlah, Koo Chan Sung.” Ucap Man Wool. Chan Sung hanya bisa
diam saja.
Saat itu
terlihat seperti kunang-kunang lalu membentuk bayangan didepan jendela. Chan
Sung pikir hantu itu mencari hotel lalu memberitahu kalau Hotel Del Luna sudah
tak ada lagi. Ia mengaku ingin membawa
ke sana, tapi tak bisa pergi ke sana lagi. Tiba-tiba pintu terbuka.
“Maaf...
Apa kau manusia?” ucap Chan Sung panik melihat pria masuk ke dalam hotel.
“Apa aku
terlihat seperti hantu?” keluh si pria dan Chan Sung pun bertanya siapa pria
itu.
“Aku dari
kantor real estat. Aku datang mengambil foto untuk dijual di situs web kami.”
Ucap Si pria. Chan Sung kaget mendengar hotel akan Dijual.
“Apa Mereka
akan menjual tempat ini?” tanya Chan Sung. Si pria membenarkan dan memastikan
apakah ada masalah.
“Ya, ada
banyak masalah di tempat ini.” Ucap Chan Sung dengan wajah serius.
Di dalam
kamar, Man Wool memilih-milih baju lalu mengeluh karena tak memiliki apapun
untuk dipakai. Sementara Nyonya Choi menerima telp dengan wajah tegang
memberitahu Man Wool kalau baru saja. mendapat
telepon dari agen real estate.
“Dia
bertanya apa kau membayar pajak warisan.” Ucap Nyonya Choi, Man Wool kaget apa
maksud pajak itu.
“Jika kau
tak membayar itu, mungkin ada masalah dengan pajak perpindahan.” Kata Nyonya
Choi
“Aku tak
begitu yakin apa yang dia katakan. Bagaimana aku tahu?” keluh Man Wool. Nyonya
Choi mengusulkan untuk menelp Chan Sung.
“Sudahlah.
Bagaimana bisa kita mengubungi dia. Lalu Apa ada hantu yang mengerti soal ini?”
tanya Man Wool.
Di sebuah
ruang kerja, seorang hantu memeriksa semua berkas. Nyonya Choi memberitahu
kalau pria itudulu bekerja di firma hukum terbesar di Korea, Jang & Young Kemudian
meninggal karena kelelahan bekerja dan dulunya dia pengacara yang sangat
kompeten.
“Jang
& Young... Jadi, apa masalahnya? Apa masalahnya dengan pajak warisan?”
tanya Man Wool
“Mendiang
No Jun Seok meninggalkan gedung untukmu, Jang Man Weol. Dan dia menyiapkan
semua dokumenmu untuk membayar pajak warisan. Kau bisa mengubahnya.” Ucap Si
pria.
“Dengan
apa?” tanya Man Wool bingung. Si pria bertanya apakah Man Wool tak menyiapkan
sesuatu. Man Wool mengaku tak tahu.
“Orang
yang menyiapkan itu tak ada. Aku tak tahu bagaimana dan apa yang dipersiapkan
orang itu.” Ucap Man Wool
“Kau
berencana menjual tanahmu untuk membayar pajak-pajak itu Dan kau harus membayar
pajak warisan, pinjaman keamanandan pajak perpindahan. Ayo kita lihat, Tak akan
tersisa banyak sesudah menjual tempat itu.” Ucap Si pria.
“Kenapa?
Itu tanahku. Katanya tempat itu sangat mahal. Jika kujual, kenapa tak ada
sisanya?” kata Man Wool marah
“Begitulah
cara kerja pajak. Kau harus membayar pajak warisan dan menanggungnya” jelas Si
pria lalu tiba-tiba tak sadarkan dir.
“Jang
& Young. Apa yang kau lakukan? Kau harus mengurus ini.” Teriak Man Wool
mencoba menyadarkan dengan terus berteriak.
“Dia meninggal
karena kelelahan bekerja. Dia pingsan jika membaca apa pun selama lebih dari
lima menit.” Jelas Nyonya Choi
“Situasi
konyol macam apa ini? Dasar Sial.” Kata Man Wool kesal sendiri.
Si pria akhirnya meminta agar Nyonya Choi untuk
bisa menelpnya lagi. Nyonya Choi ingin tau bagaimana tahu soal pajak warisan.
Si pria mengaku datang untuk melihat bangunan dan bertemu seseorang dengan nama
Koo Chan Sung.
“Dia di
sini bersamaku sekarang.” Ucap si pria. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Bisakah
aku berbicara dengannya?” kata Nyonya Choi, Sementara Man Wool membaca semua
surat sambil mengeluh kalau itu orang korea yang menuliskanya.
“Ketua ,
kenapa kau tak berbicara dengannya secara langsung? Aku tak tahu apa yang dia
bicarakan.” Ucap Nyonya Choi
“Dan apa
kau pikir aku akan tahu?” kata Man Wool kesal lalu mengambil ponsel dari tangan Nyonya Choi.
Man Wool
berbicara pada penjual realestate meminta agar menelaskan secara ringkas dan
sederhana dan ingin tahu Berapa banyak yang akan didapatkan lalu memperingatkan
agar Jangan mencoba menipunya, karena
memiliki karyawan berbakat yang mendapat gelar MBA dari Harvard.
“Tapi kau
memecatku.” Ucap Chan Sung. Man Wool kaget kalau sedang berbicara dengan Chan
Sung.
“Kau tak tahu
apa-apa soal pajak warisan atau pajak perpindahan, kan? Kenapa kau memecat
karyawan berbakatmu?” ucap Chan Sung.
“Kenapa
kau di sana? Apa kau direkrut oleh si Pria real estate?” keluh Man Wool
“Aku
datang ke sini karena bingung sesudah dipecat tiba-tiba. Kau pasti menyesal
memecatku. Jika kau memintaku untuk kembali, maka aku bisa segera ke sana.”
Ucap Chan Sung
“Katakan
ini pada si Pria real estate, Dia harus
mengusir siapa pun yang tak terkait, dan kunci tempat itu dengan baik.” Kata
Man Wool. Chan Sung mengerti.
Nyonya
Choi berpura-pura tak tahu bertanya apakah Chan Sung ada di sana, lalu merasa
pasti mencari mereka sepanjang malam. Man Wool hanya mengembalikan ponsel pada
Nyonya Choi dengan dudukk didepan papan nama Koo Chan Sung.
“Bahkan
jika dia menelepon balik, katakan padanya untuk menelepon saat dia sudah
meninggal.” Ucap Man Wool
“Dasar
Hyun Joong dan Yo Na sialan! Periksa apa mereka sedang dalam perjalanan.” Teriak
Man Wool kesal. Nyonya Choi menganguk mengerti.
Man Wool
menatap sepatu didalam ruangan, teringat sata pertama kali memberikan sepatu
hitam putih. Chan Sung menolaknya karena itu bukan seleranya. Man Wool akhirnya
menyuru Chan Sung agar mengenakan sepatu cokelat noraknya dan pergi bekerja di
hotel biasa
“Koo Chan
Sung... Aku harus mengunci, jadi silakan pergi.” ucap si pria real estate. Chan
Sung pun dengan wajah sedih meninggalkan bekas hotelnya.
Yoo Na
memasuk ke dalam hutan dengan wajah binggung menanyakan keberadaan mereka
sekarang. Paman pikir mereka tersesat
saat mengejar mobil lain Bahkan GPS tak dapat mendeteksi jalan ini. Yoo Na pun bertanya-tanya keberadaan mereka
sekarang.
Tiba-tiba
sopir melihat seorang pria didepan mobil mobil dengan wajah menyeramkan dan
langsung menginjak rem. Yoo Na kaget
bertanya kenapa berhenti. Paman mengaku melihat seseorang di tengah jalan tapi
tak ada, Hyun Joong lalu menunjuk hantu yang bersembunyi dibalik pohon.
“Maaf...
Mobil tak mau bekerja sama.” Ucap Sopir mencoba menyalakan mobilnya yang mati.
“Sepertinya
kau datang ke tempat yang tepat.” Komentar Yoo Na karena bisa melihat ada hantu
disekitarnya.
Si paman
memberitahu akan pergi ke jalan raya untuk
bertemu dengan perusahaan asuransi. Yoo Na memastikan kalau Baru saja seorang
laki-laki dan Orang di mobil sebelumnya adalah seorang wanita lalu mengajak
Hyun Joong agar melihatnya.
“Yoo
Na... Sepertinya akan terlalu berbahaya.” Ucap Hyun Joong menahanya. Yoo Na
pikir Hyun Joong itu hantu dan ia juga mantan hantu.
“Bukan
itu. Apa kau melihat pengemudi mobil itu? Dia adalah seorang pria muda yang
mengenakan kacamata hitam. Ada arwah meninggal di mobil pria itu, dan saat kita
mengejarnya, lalu kita menemukan arwah lain. Rasanya sedikit...” ucap Hyun
Joong.
“Apa kau
pikir mereka dibunuh oleh orang itu?” kata Yoo Na. Hyun Joong pikir Manusia
bisa lebih berbahaya daripada hantu.
“Jika
mereka meninggal tak wajar, maka aku tak bisa membiarkannya. Aku pun meninggal
tak wajar. Jadi Aku akan berhati-hati.” Ucap Yoo Na menenangkan.
“Maka kau
harus berjanji untuk lari ke mobil jika melihat manusia. Mengerti?” ucap Hyun
Joong, Yoo Na menganguk mengerti.
“Biasanya,
manusia yang takut hantu. Tapi kita, hantu yang takut pada manusia.” ucap Yoo
Na dan berkomentar Hyun Joong itu terlihat seperti orang biasa.
Si pria
dengan mobil terlihat santai, lalu seorang pria membersihkan mobil lalu
binggung dibagian belakang ada cetakan tangan yang tak bisa dibersihkan. Si
petugas mencoba membersihkan tapi tetap tak bisa hilang dan terlihat hantu yang
ada dibangku belakang.
Man Wool
duduk dengan wajah lesu di bar, Tuan kim membuat koktail khas yang paling
disukai para tamu yaitu "Tears". Man Wool memastikan kalau itu yang
dibuat oleh Tuan Kim, Tuan Kim membenarkan dengan wajah bangga.
“Mereka
bermimpi hidup di sini sambil mabuk. Ini mungkin tetes air mata terakhir sementara
mereka memimpikan hidup mereka.” Ucap Tuan Kim
“Kenapa
kau menyebutkannya dalam bahasa Inggris padahal kau seorang sarjana
Konfusianisme? Kau berusaha terlalu keras untuk terlihat keren.” Ejek Man Wool
“Aku tak
berpikir seseorang yang menamai hotel ini dengan nama megah seperti "Hotel
Del Luna" dapat mengkritik.” Balas Tuan Kim
“Koktail
yang dibuat oleh hantu tak enak. Aku dengar anggur beras terkenal di desa ini. Apa
tak ada anggur beras?” keluh Man Wool tak suka dengan koktail buatan Tuan Kim.
“Kaulah
yang bilang untuk jangan pernah membawanya. Apa kau lupa?”kelu Tuan Kim
“Sejak
kapan kau begitu patuh pada perintahku? Aku kehilangan nafsu makan karena
koktail ini.” Ucap Man Wool kesal lalu berjalan pergi.
“Dia tak
bisa berbelanja saat bosan, jadi dia bersikap temperamental padaku.” Komentar
Tuan Kim lalu mencicipi minumnya yang rasanya enak.
Di sebuah
pabrik arak berasa, berjejer botol “Anggur Beras Boram” yang sudah diisi penuh.
Si kakek mencoba salah satu anggur yang baru saja dikemas dan memastikan kalau
rasanya sangat lezat. Tiba-tiba terdengar kegaduhan diluar pabrik.
Seorang
dengan sepatu heels berjalan keluar dari pabrik, Si kakek melihat anggur beras
yang berantakan dengan banyak yang sudah kosong, lalu bertanya-tanya kenapa
bisa seperti ini. Ia lalu melihat ada uang 50ribu won yang diselipkan diatas
kotak.
Man Wool
terlihat setengah sadar berjalan membawa dua botol anggur sambil berkomentar
kalau Tempat ini membuat anggur beras yang luar biasa dan membuatnya penasaran
apa ada sesuatu untuk cemilan. Ia pikir akan menemukan lobak didekatnya.
“Ini akan
terasa enak dengan lobak... Ayo lihat. Di mana lahan lobak? Tak heran anggur
beras terasa begitu enak.” Ucap Man Wool lalu berhenti melihat seseorang yang
duduk didepanya.
“Apa kau
pohon besar di balik bukit itu?” tanya si pria berambut panjang. Man Wool
sempat memberikan hormat membenarkan.
“Aku lihat,
kau sudah membangun rumah yang sangat bagus. Tempat itu pasti Sanggarloka
Bulan, tempat arwah datang untuk tinggal sebelum mereka pergi.” ucap si pria.
Man Wool membenarkan.
“Aku
pemilik tempat itu.” Ucap Man Wool. Si pria mengaku kalau ia adalah Penunggu
Sumur desa ini [Dewa yang melindungi desa dengan baik]
“Desa ini
memiliki dewa yang melindungi sumurnya. Tak heran air di desa ini terasa begitu
enak. Aku bisa mendapatkan anggur yang enak berkatmu.” Ucap Man Wool memuji.
Sementara
dirumah, Mi Ra minum dengan Sanchez dan Chan Sung lalu kaget karean Chan Sung
dipecat gara-gara dirinya. Sanchez ingin tau Apa yang Mi Ra perbuat
sampaimenyebabkan banyak masalah di hotel. Mi Ra mengaku tak ingat.
“Aku
ingat merasa sangat gembira karena hotel itu sangat bagus. Tapi aku tak dapat
mengingat hal lain sesudah itu. Dan saat terbangun, aku mabuk di taksi. Mungkinkah
karena alkohol?” ucap Mi Ra. Sanchez pikir seperti itu.
“Kau 'kan
suka alkohol. Kau mungkin mabuk dan menyebabkan masalah. Kau cenderung
melakukan itu. Aku sudah sering melihat.” Keluh Sanchez
“Bukan
gara-gara Mi Ra. Aku dipecat hanya karena dia pikir aku mengganggu. Aku harus
menemukan cara untuk kembali.” ucap Chan Sung yang sudah menghabiskan birnya
lalu masuk ke dalam rumah.
Sanchez
pikir kalau Man Wool mencampakkan Chan Sung. Mi Ra berkomentar kalau mereka tak
berkencan. Sanchez yakin kalau Chan Sung menyukainya dan Man Wool
meninggalkannya dengan lukisan yang sangat mahal.
“Aku
sudah melihat beberapa anggota dari klub kapal pesiarku melakukan hal yang
sama. Tapi aku tak pernah berpikir Man Wool akan melakukan itu juga. Dia sangat
jahat.” Keluh Sanchez
“Apa kau
bilang lukisan harganya mahal?” tanya Mi Ra tak percaya
“Apa dia
benar-benar harus memberinya lukisan Gunung Baekdu? Dia akan merasa sedih
setiap kali mendengarkan lagu kebangsaan.” Ucap Sanchez dan mulai menyanyi.
**
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
bagus banget
BalasHapus