PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yoo Na berpikir kalau Man Wool akan melarangnya datang ke hotel lagi. Hyun Joong yakin kalau Man Wool mungkin sudah lupa soal itu karena Chan Sung baik-baik saja, jadi semuanya akan baik-baik saja. Yoo Na tak percaya mendengarnya. 
“Tentu saja... Tapi, berkatmu, para tamu hotel kami mampu mengungkapkan kematian mereka. Kerja bagus, Yoo Na.” Puji Hyun Joong. Yoo Na pun mengucap syukur.
“Kami mendapat tamu baru tadi malam, dan dia ingin bertemu denganmu.” Kata Hyun Joong. Yoo Na binggung. 

Yoo Na dipertemukan dengan seorang wanita yang menunggunya, lalu teringat dengan wanita yang menyeramkan terlihat cantik. Nyonya Lee mengucapkan Terima kasih sudah mengikutinya sampai akhir. Yoo Na pun bisa bernafas lega. 

Akhirnya Yoo Na pergi ke tempat jiwanya dengan foto “Jung Soo Jung” bersama dengan Hyun Joong. Yoo Na merasa kalau sebenarnya ia ada di ada dalam sana Tapi ia megaku terlalu takut untuk datang ke krematorium dan Ini adalah kali pertamanya.
“Aku terbunuh juga Dan aku merasa seperti menghibur diriku sendiri dengan membantu insiden pembunuhan.” Ucap Yoo Na. Hyun Joong tiba-tiba memberikan bunga.
“Diam-diam aku membawanya dari taman hotel. Ayo kita letakkan ini di dalam.” Kata Hyun Joong.
“Ji Hyun Joong... Di mana kau dimakamkan?” tanya Yoo Na. Hyun Joong mengaku Di suatu tempat di gunung dan tak punya kuburan.
“Lalu, ayo kita bagikan ruang ini bersama.” Kata Yoo Na memperlihatkan sebuah gambar yang disimpanya. Hyun Joong langsung bisa mengenali kalau itu wajahnya yang digambar Yoo Na.
“Aku hanya belajar menggambar potret. Dan Ini adalah kuburan kita sekarang. Apa kau menyukainya?” ucap Yoo Na sengaja menyandingkan gambar Hyun Joong disampingnya. Hyun Joong hanya diam saja.
“Apa kau tak menyukainya? Baiklah, kalau begitu... Lupakan saja. Aku sudah bilang bahwa aku menyukaimu, tapi kau mengabaikannya.” Ucap Yoo na sedih
“Aku tak mengabaikannya... Yoo Na... Pacarmu... harus seseorang yang baik dan masih hidup. Itu sebabnya...” kata Hyun Joong dan Yoo Na menghentikanya dengan mencium pipi Hyun Joong.
“ Aku menyukaimu... Tak bisakah kau menyukaiku juga?” ucap Yoo Na. Hyun Joong akhirnya menjawab dengan mencium bibir Yoo Na. 


Man Wool sengaja mengarahkan kipas pada wajah Chan Sung yang tertidur agar bangun.  Chan Sung membuka matanya sedikit dan melihat Man Wool sudah ada didepanya, lalu merasa tubuhnya sakit. Man Wool heran kenapa Chan Sung tidur di tempat yang tak nyaman ini.
“Satu-satunya kamar yang dapat kutiduri adalah Kamar 404 dan kamarmu. Jika aku berakhir di Incheon sesudah tidur di Kamar 404, maka aku akan mengalami kesulitan untuk kembali bekerja.” Ucap Chan Sung
“Siapa yang menyuruhmu tidur di Kamar 404? Sudah kubilang tidur di kamarku. Apa kau tahu seberapa cepat kau bisa tertidur dengan pijat dan masker tidur itu?” kata Man Wool
“Apa kau pikir aku akan bisa tertidur di kamarmu bahkan jika kupakai alat pijat itu?” kata Chan Sung 

“Bagaimanapun, kau adalah pria yang sehat. Astaga, manusia perlu tidur nyenyak. Ini Terlalu buruk untukmu. Ayo pergi.” ucap Man Wool
“Biarkan aku tidur dengan nyaman di kamarmu. Aku tak membutuhkan alat pijat itu. Aku lebih suka lenganmu. Jika kau membiarkanku menggunakan lenganmu sebagai bantal, apa gunanya masker tidur? Kau bisa membelai rambutku. Jadi, aku bisa... tertidur.”goda  Chan Sung
“Apa yang salah denganmu? Dasar mesum... Cepat Dinginkan.” Kata Man Wool panik.
“Kau yang dinginkan, wajahmu memerah.” Ejek Chan Sung lalu merasa tubuhnyasangat kaku jadi harus mencoba alat pijat itu. Man Wool hanya bisa mengeluh kalau aku tak tersipu


Man Wool memanggil Chan Sung menyuruh agar mekupakan alat pijat itu dan lebih baik pergi akupunktur. Chan Sung bingung. Man Wool  mengajak Chan Sung untuk pergi ke akupunktur dan terapi bekam untuk mengeluarkan darah.
“Aku tahu klinik oriental yang bagus. Ada seorang dokter terkenal yang bahkan dapat membawa orang mati kembali.” ucapp Man Wool. Cahn Sung terlihat binggung. 

Di sebuah [Klinik Oriental Hyosaeng] ada sebuah dokter terlihat tua menyapa pasien meminta agar datang setiap hari untuk mendapatkan akupunktur. Pasien mengeluh obat herbalnya terlalu mahal. Dokter memberitahu kalau Mahal karena itu manjur.
“Dan aku bahkan memberimu beberapa sampel gratis juga!” ucap Dokter. Pasien akhirnya mengucapkan Terima kasih.
“Apa Maksudmu dokter membhidupkan kembali orang mati?” tanya Chan Sung yang duduk di ruang tunggu bersama Man Wool
“Dia menjaga seseorang yang seharusnya mati tiga tahun lalu.” Kata Man Wool
“Dia pasti dokter yang luar biasa. Apa dia Hua Tuo?” kata Chan Sung. Man Wool tak tahu.
Dokter bertemu dengan pasien lain meminta agar  Jangan ragu serta Bawa juga anggota keluarganya, jadi akan memberi diskon 10% untuk pasienya. Si pasien akan memikirkannya. Dokter meminta pegawainya agar tetap merekomendasikannya padanya.
“Dia terlihat sedikit serakah, mirip seseorang yang kukenal.” Ucap Chan Sung menatap Man Wool. Seorang wanita memberitahu ada tamu lain.  Dokter pun menyapa tamu lain.
“Dia pasti istrinya... Mereka mirip.” Kata Chan Sung, Man Wool tak peduli menurutnya mereka harus membawa pasien yang dihidupkan kembali ke hotel mereka.
“Tapi bukankah pasien masih hidup? Bagaimana seharusnya kita menganggap mereka sebagai tamu?” ucap Chan Sung
“Dengan membunuh, tentu saja. Malaikat Maut memerintahkanku membunuh pasien itu.” Kata Man Wool
“Apa Kau bahkan menjalankan tugas untuk Malaikat Maut?” tanya Chan Sung kaget. Man Wool menegaskan ini bukan tugas tapi Itu kesepakatan.




Flash Back
Man Wool memberitahu kalau ingin Malaikat Maut mengurus seseorang jadi butuh bantuannya. Malaikat maut pikir Jika itu seseorang yang tak bisa ditangani sendiri,artinya Pasti sulit. Man Wool menceritakan kalau orang itu menyimpan dendam mendalam.
“Salah satu orangku bisa terluka jika aku tak berhati-hati. Kau harus Diam-diam bawa dia padaku. Ini permintaanmu.” Ucap Man Wool
“Bagaimana aku bisa menolaknya? Sebagai gantinya, kau harus membantuku juga.” Kata Malaikat. Man Wool pun sepakat.
“Ada seseorang yang membuatku kesulitan. Ini adalah kasus belum terpecahkan yang sudah mempermalukanku. Jika kau membawa orang itu ke Hotel Del Luna, maka aku akan membawa arwah pendendam itu kehadapanmu.” Ucap Malaikat. Man Wool pun menyetujuinya dengan salinbg bersulang. 


“Apa Seol Ji Won berbahaya?” tanya Chan Sung khawatir. Man Wool menjelaskan  Alasan arwah yang naas menghantui Chan Sung mungkin salahnya.
“Ma Go bilang, kau membuat bunga-bunga mekar, jadi kau harus menanggung konsekuensinya.” Jelas Man Wool
“Apa  Konsekuensi yang harus ditanggung atas memekarkan bunga, atau ada arwah pendendam yang menghantuiku?” tanya Chan Sung
“Aku tak ingin kau harus menanggung konsekuensinya, aku akan mengurus apa yang kubisa.” Ucap Man Wool.
Chan Sung mengucapkan terimakasih, Man Wool melihat iklan “Dana Darurat” dan langsung merobeknya. Nama Chan Sung di panggil oleh perawat, diminta untuk masuk. Chan Sung bertanya pada Man Wool apakah tugasnya untuk melihat seberapa bagus dia sebagai dokter.
“Kau Bawa ini. Katakan padanya karena ini kau datang.” Ucap Man Wool memberikan iklan yang dirobeknya. 

Dokter memeriksa tangan Chan Sung melihat kalau bagian Hati yang memperlambat kontraksi perutnya jadi itu sebabnya mengidap gangguan pencernaan dan mulas dan itu juga Pasti karena stres. Chan Sung membenarkan.
“Ada banyak hal dalam pikiranku belakangan ini.” Ucap Chan Sung. Dokter bisa mengerti.
“Kau bisa mendapatkan perawatan akupunktur dan obat-obatan. Lebih baik jika kau minum obat herbalku juga.” Kata Dokter.
“Aku tak perlu akupunktur atau obat-obatan. Alasan stresku adalah uang. Itu sebabnya aku datang ke sini sesudah melihat ini. Aku butuh uang.” Ucap Chan Sung. Dokter langsung menatap sinis saat Chan Sung memperlihatkan iklan “Dana Darurat” dan itu nomor Dokter.
“Kita di waktu yang tepat. Syukurlah. Aku perlu memeriksa sesuatu.” Ucap Dokter meminta Chan Sung mengulurkan tanganya.
“Garis telapak tanganmu terlihat bagus. Kau memiliki garis hidup yang baik juga. Beri aku 1Cm garis hidupmu. Jika kau menjual garis hidupmu, maka aku akan memberimu 50.000.000 won.” Kata Dokter. Chan Sung hanya bisa terdiam. 


Chan Sung akhirnya keluar dari “Klinik Oriental Hyosaeng” Man Wool akhirnya tahu Dokter itu membeli garis hidup orang lain dan membuat seseorang yang seharusnya mati menjadi hidup, padahal mengira dokter itu hebat.
“Apa memungkinkan membeli garis kehidupan orang lain dengan uang?” ucap Chan Sung tak percaya
“Itu kesepakatan yang adil. Itu bukan penipuan, dan dia membayar dengan baik. Jadi, itu sebabnya Malaikat Maut tak bisa melakukan apa-apa” ucap Man Wool
“Orang yang menjualnya tak akan mengira itu nyata.” Kata Chan Sung menatap telapak tanganya.
“Mereka akan mengira itu adalah uang segar. Hanya pembeli yang putus asa.” Ucap Man Wool
“Kelihatannya dia menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak uang. Apa kau pikir dia menjualnya kepada orang kaya?”  Ucap Chan Sung
“Orang-orang penting, sepertinya. Kau akan menjalani operasi malam ini, ayo kita makan daging. “ kata Man Wool
“Tidak, kaulah yang menginginkan daging. Di sekitar sini... Di sekitar sini ada restoran yang pernah disinggahi Kim Joon Hyun.” Ucap Chan Sung lalu mengajak Man Wool pergi.

Dokter memberitahu pada istrinya kalau Ada seseorang yang menjual garis hidupnya lalu measa sangat khawatir barangkali orang yang berjanji akan mundur jadi mengucap syukur mendengarnya.  Istrinya mengartikan kalau suaminya harus menghabiskan semua uang yang sudah ditabung sejauh ini.
“Uang bukan masalah. Selama aku bisa menyelamatkannya, tak apa-apa.” Ucap Dokter
“Tapi kau bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang itu.” Kata istrinya
“Operasinya hari ini. Jadi Aku harus memeriksanya.” Ucap Dokter. Istrinya memberitahu kalau Hyun Jin sedang tidur.


Keduanya akhirnya bertemu dengan seorang anak yang dirawat sendirian. Istrinya mengeluh kepaal anaknya. Sang dokter menatap anaknya dan melihat garis tangan anaknya yang sudah dioperasi lalu berbicara kalau Hyun Jin bisa dioperasi hari ini.

Chan Sung kaget mengetahui kalau anak laki-laki. Man Wool membenarkan kalau Kehidupan yang harus mereka  akhiri dan renggut adalah putra pasangan itu. Chan Sung terlihat panik. Sementara Malaikat Maut bertemu dengan Ma Go.
“Aku tak tahu Man Wool bisa terlihat sangat cantik.” Kata Ma Go.
“Sesudah bunga berguguran, apa itu akan menjadi akhir dari Pohon Bulan?” ucap Malaikat. Ma Go membenarkan.
“Artinya kematian Man Wol yang kurantaikan ke pohon ini.” Ucap Ma Go. 

“Jang Man Wool akhirnya akan bisa pergi ke Alam Baka.” Kata Malaikat. Ma Go pikir sudah terlalu lama bagi Man Wool yang sudah bermekaran semaksimal mungkin
“Dan bagi dia yang harus tetap menjadi cahaya kecil. Dia berbalik saat aku menemaninya ke Alam Baka. Dia berhasil tinggal di sini untuk waktu yang lama.”ucap Ma Go melihat ada cahaya seperti kunang-kunang yang mengeliling pohon.
“Kau harus pergi juga.” Kata Ma Go pada Kunang-kunang yang sendirian terbang di pohon. 

Flash Back
Saat Ma Go membawa gerobak pergi, semua berubah menjadi kunang-kunang tapi hanya satu yang tertinggal di pohon milik Man Wool. Cheong Myung pertama kali bertemu dengan Man Wool sebagai pencuri, lalu mereka bertemu kembali saat Yeon Woo di tangkap.
Cheong Myung pun sempat menunggu Man Wool tapi tak bisa ditemuinya. Akhirnya Man Wool melihat kematian Yeon Woo lalu Cheong Myung seolah tak peduli dengan Man Wool yang dihukum.
“Jalani hidupmu sebagai pengkhianat. Dengan begitu, Man Weol bisa hidup.” Gumam Cheon Myung sambil memegang penjepit rambut untuk Man Wool. 

Cheong Myung pun akhirnya menjadi kunang-kunang yang ada disekita pohon Man Wool. Malaikat mengaku membiarkannya karena Ma Go bilang kepadanya untuk tak membawa.  Ia pikir Cukup mengesankan bahwa roh manusia bisa hidup selama ini sebagai cahaya kecil.
“Itu adalah kutukan yang dia berikan pada dirinya sendiri. Dia tinggal di sini sebagai cahaya kecil karena janji yang dia buat untuk Man Weol.” Ucp Ma Go
“Jang Man Wool mengambil tugas dariku untuk mengurangi beban pada Koo Chan Sung atas memekarkan bunga.” Kata Malaikat.
“Sepertinya Man Weol tak tahu konsekuensi yang harus ditanggung Chan Sung. Begitu dia tahu, maka dia akan sedih dan takut.” Ucap Ma Go. 

Chan Sung pergi ke “Klinik Oriental Hyosaeng” menatap tanganya terlihat ragu. Man Wool pikir Chan Sung khawatir dokter itu mungkin mengambil hidupmnya dan Kelihatannya Chan Sung pasti ingin panjang umur. Chan Sung hanya bisa diam saja.
“Jangan khawatir. Kau akan berumur panjang.” Ucap Man Wool menenangkan.
“Aku mencoba mencari tahu bagaimana perasaan orang tuanya sesudah membeli garis hidup orang lain dan menempelkannya pada putra mereka.” Kata Chan Sung kembali menatap tanganya.
“Artinya aku akan melindungimu, dia tak bisa mengambil milikmu. Aku melindungi garis hidupmu.” Kata Man Wool mengengam tangan Chan Sung.
“Aku yakin mereka tak ingin melepaskan putra mereka. Mereka pasti putus asa.” Ucap Chan Sung ikut mengengam tanga Man Wool juga. 


Dokter akhirnya menyapa Chan Sung yang datang bersama dengan istrinya lalu mengajak ke ruang perawatan. Ia menyakinkan Chan Sung kalau ini Tak akan menyakiti atau membahayakan, karena hanya akan memotong 1Cm. Chan Sung langsung bertanya.
“Apa kau memotong garis hidup untuk diberikan kepada anakmu?” ucap Chan Sung. Dokter tiba-tiba terdiam.
“Tadi di sini, aku dengar kau memiliki putra yang sakit.” Ucap Chan Sung. Dokter mengaku kalau anaknya sakit parah.
“Sesudah mendengar soal operasi penyelamatan di luar negeri, aku mencobanya karena tak ada ruginya. Seperti keajaiban, anakku hidup kembali.” cerita Dokter.
“Kalian berdua masih muda. Ini Pasti sangat sulit.” Ucap Chan Sung bersimpati.
“Anakku masih kecil, tapi istriku dan aku terlihat cukup tua. Orang-orang berpikir kami adalah kakek-neneknya.” Ucap Dokter. 





Ibu Hyun Jin menatap foto anaknya seperti berharap agar anaknya bisa hidup. Man Wool masuk kamar rawat menyapa Hyun Jin yang sedang membaca buku "Demian" Hyun Jin menatap Man Wool seperti tak takut. Man Wool melihat buku yang dibaca Hyun Jin cukup sulit. Hyun Jin mengaku kalauu bukunya itu tak begitu sulit.
“Benar... Aku suka saat orang membual karena mereka memang cerdas. Aku suka kau.” Ucap Man Wool
“Apa kau Malaikat Maut? Pada hari-hariku menjalani operasi, aku selalu melihat seorang ahjussi mengenakan jas hitam dalam mimpiku.” Kata Hyun Bin polos
“Dia dan aku punya konsep busana yang sama sekali berbeda. Dia mengenakan pakaian hitam biasa. Dan aku mengenakan hitam pekat dengan sedikit warna biru tua.” Ucap Man Wool membela diri.
“Hitam pekat dan hitam biasa adalah sama.” Kata Hyun Jin, Man Wool hanya bisa menganguk setuju saja.
“Apapun itu. Aku di sini untuk melakukan sesuatu yang serupa dengan dia. Aku tak bisa mengalahkanmu. Kau anak yang pintar, jadi kau bisa mendengarku, pikirkan, dan buat keputusan. Kau tahu ibu dan ayahmu tiba-tiba menjadi tua, kan?” ucap Man Wool
“Apa karena ini?” tanya Hyun Jin menunjuk bekas operasi ditanganya. Man Wool membenarkan.
“Apa yang mereka lekatkan di sana adalah kehidupan ayah dan ibumu.” Ucap Man Wool 



Sementara Chan Sung bertemu dengan dokter memberitau kalau merkea berdua yang  menanggungnya jadi keputusasaan keduanya untuk menyelamatkan anak terdengar. Ia pikir kalau dokter tak membeli nyawa orang lain.
“Tapi Kau menyerahkan hidupmu kepada anakmu. Itu sebabnya umur kalian berdua menjadi jauh lebih cepat.” Ucap Chan Sung mencoba menyadarkan dokter.
“Aku tak yakin apa yang kau tahu, tapi jika anakku hidup, aku tak peduli apa yang diperlukan.” Ucap si dokter
“Sayangnya, anak kalianlah yang harus membuat keputusan. Begitu dia membuat keputusan, maka kalian harus melepaskannya.” Kata Chan Sung.
Dokter panik keluar dari ruangan memanggil Hyun Jin, Istrinya binggung lau mengikuti suaminya. Mereka pergi ke ruang rawat dan melihat Hyun Jin sudah tak bernyawa lagi. Sang dokter menangis histeris. Man Wool menatapnya begitu juga arwah Hyun Jin pun ikut menangis. 


Man Wool bertemu kembali dengan malaikat dibar, Malaikat mengau senang karena Man Wool menyelesaikan ini menurutnya Jika Man Wool tiba di sana sedikit lambat, maka ia harus mengambil mereka bertiga.
“Orangtuanya mungkin menginginkan itu.” Kata Man Wool dengan tataan kosong.
Flash Back
Hyun Jin pikir  Jika pergi dengan Man Wool maka itu akan lebih menyakitkan bagi ibu dan ayahnya. Man Wool pikir itu bukan yang harus dikhawatirkan oleh Hyun Jin tapi  Ini untuk mereka yang ditinggalkan. Hyun Jin mengaku sangat takut.
"Takut"... Jangan takut.” Ucap Man Wool seperti merasakan perasaan itu sebelumnya. 


“Aku akan menemukan arwah pendendam seperti yang kujanjikan.” Kata Malaikat. Man Wool menganguk mengerti.
“Temukan itu dengan cepat agar tak ada yang ketakutan lagi.” Ucap Man Wool.
Chan Sung menatap garis tanganya dan teringat ucapan dokter “Bahkan jika aku harus memberikan segalanya, aku masih tak bisa melepaskan ini.” Wajahnya terlihat sangat bingung. Hyun Joong dan Yoo Na terlihat semakin dekat. Hyun Joong mengajarkan Yoo Na menuliskan kalimat bahasa inggris. 

“Pegawai Magang dan resepsionis sedang kencan di tempat kerja.” Komentar Nyonya Kim
“Dia baru saja bekerja. Aku tak percaya mereka sudah berkencan.” Ucap Tuan Kim
“ Mereka masih muda. Pria dan gadis itu cocok saat mereka bersama. Sepertinya tak masalah apa ini Alam Dunia atau Alam Lain.” Kata Nyonya Choi
“Astaga. Kita sudah bersama selama 200 tahun, tapi masih sangat profesional.” Ucap Tuan Kim mengoda.
“Itu tak akan terjadi bahkan sesudah 2.000 tahun. Kau bukan tipeku. Bermimpipun jangan.” Keluh Nyonya Choi lalu berjalan pergi.
“Bermimpi? Aku tak memimpikan apa pun. Dengarkan aku sebelum kau pergi... Aku juga tak menyukaimu.” Balas Tuan Kim 


Chan Sung melihat Sanchez akhirnya kembali ke korea, wajahnya terlihat sangat sendu. Sanchez seperti mencoba untuk tabah setelah kehilangan Veronica. Chan Sung dan Man Wool pergi ke restoran dan terlihat Sanchez sibuk membuat roti.
“Apa Sanchez menjadi gila sesudah pergi ke pemakaman? Ada apa dengannya?” ucap Man Wool
“Sebenarnya, ada sebuah cerita.” Akui Chan Sung pada Man Wool


Flash Back
“Bagaimana pemakamannya? Kau seharusnya tinggal lebih lama.” Ucap Chan Sung. Sanchez mengaku tak bisa.
“Veronica masih di hotelmu... Apa aku benar, Chan Seong? Dia masih di sana, kan?” kata Sanchez seperti berharap bisa bertemu dengan veronica.
“Dia terdengar sangat putus asa, jadi aku tak bisa bilang tidak padanya. Dia menerima bahwa dia tak bisa datang ke hotel atau melihatnya bahkan jika dia datang ke sana. Dia pikir veronc=ica masih di sini, meskipun dia tak bisa melihatnya. Aku akan bicara dengannya, jadi tolong berpura-puralah saja. Hanya sampai dia membaik.” Jelas Chan Sung
“Kapan dia akan membaik?” tanya Man Wool dingin. Sanchez pun datang membawkan pizza.
“Man Wool, terima kasih atas apa yang kau lakukan terakhir kali. Aku mengucapkan salam perpisahan padanya berkatmu. Aku membuat sesuatu yang disukai Veronica. Dia menyukainya setiap kali aku memasak untuknya. Bisakah kau membawanya?” ucap Sanchez.
“Tentu, ayo lakukan itu.” Ucap Chan Sung, Man Wool terlihat marah lalu mengeluh Chan Sung itu benar-benar buruk dalam berakting.
“Jika kau akan melakukannya, lakukan dengan benar.” Sindir Man Wool. Chan Sung terlihat panik dengan sikap Man Wool.
“Sanchez, apa kau punya yang lain selain pizza untuknya? Kau tahu, sepatu atau perhiasan yang dulu disukai Veronica. Oh, mobil juga bagus. Apa Kau benar-benar bisa membawakan padanya?” ucap Man Wool
“Tentu saja, bawa semuanya. Aku akan membawa apa saja untuknya.” Ucap Sanchez
“Oh, ada laut di hotelku... Apa kau ingin memberiku kapal pesiar juga? Akan lebih bagus jika dia bermain di kapal pesiar hotel.” Kata Man Wool
Chan Sung terlihat marah, Man Wool pikir tak ada yang salah karena sedang  menghiburnya, Keduanya saling menatap marah. Man Wool pikir Jika Sanchez tak segera membaik, akhirnya a akan mengambil kekayaannya. Chan Sung akhirnya menarik Man Wool keluar dari restoran. 



Chan Sung ingin tahu alasan Man Wool melakukan ini. Ma Wool mengaku itu karena Chan Sung, yaitu tak bilang yang sebenarnya. Chan Sung menjelaskan mencoba menghiburnya karena  Sanchez menderita dan menurut Man Wool itu konyol.
“Ya, itu konyol bagiku. Orang tua yang membeli garis hidup untuk dilekatkan pada putra mereka yang hampir mati dan temanmu yang membuat pizza untuk kekasihnya yang sudah mati. Mereka semua merepotkan.” Ungkap Man Wool
“Ketika aku melihat itu, kehidupan menyedihkan mereka membuatku marah. Kau jangan berani berubah menjadi mereka.” Tegas Man Wool
“Kenapa kau menganggapku tak akan seperti mereka? Aku benci merelakanmu. Aku tak ingin mengantarmu. Aku memikiran tak bisa melihatmu membuatku gila. Bagaimana... Bagaimana bisa kau bilang untuk baik-baik saja?” akui Chan Sung.
“Kaulah yang harus mengantarku. Katakan padaku bahwa kau akan baik-baik saja. Jika kau tak memberitahuku bahwa kau akan baik-baik saja, Aku akan sangat ketakutan.” Kata Man Wool
“Dahulu kala, sudah kubilang aku takut menanggung konsekuensi jika aku tetap di samping dan menjagamu. Ini pasti yang kumaksud. Menjadi gangguan yang kau benci.” Kata Chan Sung dengan mata berkaca-kaca.
“Kau pergilah, Aku akan pergi ke temanku.” Ucap Chan Sung lalu meninggalkan Man Wool sendirian. Man Wool pun hanya bisa diam menahan tangisnya. 


Chan Sung pergi menemui Sanchez lalu menepuk bahu temanya. Sanchez menahan tangisnya karena ternyata Veronica sudah tak di sana lagi. Chan Sung hanya diam saja . Sanchez memastikan kalau  Veronica tak ada di sana lalu akhirnya menangis histeris.
Man Wool menatap pohonya, lalu melihat mulai berguguran. Dan teringat yang dikatakan Ma Go “Bungamu akan mulai layu saat kau menjadi takut.” Chan Sung pulang ke rumah melihat Man Wool yang sudah menunggunya.


“Saat kali pertama bertemu denganmu, bunga-bunga di sekitar sini bermekaran dengan indah. Sekarang, semuanya tak ada. Saat itu, kau sangat ketakutan sesudah melihat hantu. Hari ini, akulah yang takut. Bunga... berguguran dari pohon..” Akui Man Wool. Chan Sung mengerti.
“Kelopaknya bahkan tak tersisa di dunia ini. Mereka lenyap bahkan sebelum menyentuh tanah. Semuanya tak akan ada yang tersisa kelihatannya.” Ucap Man Wool
“Mungkin, bunga-bunga jatuh dari pohonmu jatuh padaku seperti daun pertama. Kelopak itu menumpuk. Semakin berat dan menyakitkan untuk dipikul. Aku akan memikulnya sebagai tanggung jawabku. Jadi,... jangan takut saat kau meninggalkanku.” Ucap Chan Sung
“Yang kulakukan kini, adalah tindakan cinta dari manusia yang rapuh dengan sepenuh hati.” Kata Chan Sung
“Memilukan jika aku tetap hidup hanya sebagai kelopak bunga yang pasti lenyap.” Kata Man Wool lalu mendekati Chan Sun lalu menciumnya. Chan Sung menarik Man Wool dan menciumanya lebih dalam, kelopak bunga pun mulai berguguran.
Bersambung ke episode 13

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar