PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yoo Na
berpikir kalau Man Wool akan melarangnya datang ke hotel lagi. Hyun Joong yakin
kalau Man Wool mungkin sudah lupa soal itu karena Chan Sung baik-baik saja,
jadi semuanya akan baik-baik saja. Yoo Na tak percaya mendengarnya.
“Tentu
saja... Tapi, berkatmu, para tamu hotel kami mampu mengungkapkan kematian
mereka. Kerja bagus, Yoo Na.” Puji Hyun Joong. Yoo Na pun mengucap syukur.
“Kami
mendapat tamu baru tadi malam, dan dia ingin bertemu denganmu.” Kata Hyun
Joong. Yoo Na binggung.
Yoo Na
dipertemukan dengan seorang wanita yang menunggunya, lalu teringat dengan
wanita yang menyeramkan terlihat cantik. Nyonya Lee mengucapkan Terima kasih
sudah mengikutinya sampai akhir. Yoo Na pun bisa bernafas lega.
Akhirnya
Yoo Na pergi ke tempat jiwanya dengan foto “Jung Soo Jung” bersama dengan Hyun
Joong. Yoo Na merasa kalau sebenarnya ia ada di ada dalam sana Tapi ia megaku terlalu
takut untuk datang ke krematorium dan Ini adalah kali pertamanya.
“Aku
terbunuh juga Dan aku merasa seperti menghibur diriku sendiri dengan membantu
insiden pembunuhan.” Ucap Yoo Na. Hyun Joong tiba-tiba memberikan bunga.
“Diam-diam
aku membawanya dari taman hotel. Ayo kita letakkan ini di dalam.” Kata Hyun
Joong.
“Ji Hyun
Joong... Di mana kau dimakamkan?” tanya Yoo Na. Hyun Joong mengaku Di suatu
tempat di gunung dan tak punya kuburan.
“Lalu,
ayo kita bagikan ruang ini bersama.” Kata Yoo Na memperlihatkan sebuah gambar
yang disimpanya. Hyun Joong langsung bisa mengenali kalau itu wajahnya yang
digambar Yoo Na.
“Aku
hanya belajar menggambar potret. Dan Ini adalah kuburan kita sekarang. Apa kau
menyukainya?” ucap Yoo Na sengaja menyandingkan gambar Hyun Joong disampingnya.
Hyun Joong hanya diam saja.
“Apa kau
tak menyukainya? Baiklah, kalau begitu... Lupakan saja. Aku sudah bilang bahwa
aku menyukaimu, tapi kau mengabaikannya.” Ucap Yoo na sedih
“Aku tak
mengabaikannya... Yoo Na... Pacarmu... harus seseorang yang baik dan masih
hidup. Itu sebabnya...” kata Hyun Joong dan Yoo Na menghentikanya dengan
mencium pipi Hyun Joong.
“ Aku
menyukaimu... Tak bisakah kau menyukaiku juga?” ucap Yoo Na. Hyun Joong akhirnya
menjawab dengan mencium bibir Yoo Na.
Man Wool
sengaja mengarahkan kipas pada wajah Chan Sung yang tertidur agar bangun. Chan Sung membuka matanya sedikit dan melihat
Man Wool sudah ada didepanya, lalu merasa tubuhnya sakit. Man Wool heran kenapa
Chan Sung tidur di tempat yang tak nyaman ini.
“Satu-satunya
kamar yang dapat kutiduri adalah Kamar 404 dan kamarmu. Jika aku berakhir di
Incheon sesudah tidur di Kamar 404, maka aku akan mengalami kesulitan untuk
kembali bekerja.” Ucap Chan Sung
“Siapa
yang menyuruhmu tidur di Kamar 404? Sudah kubilang tidur di kamarku. Apa kau
tahu seberapa cepat kau bisa tertidur dengan pijat dan masker tidur itu?” kata
Man Wool
“Apa kau
pikir aku akan bisa tertidur di kamarmu bahkan jika kupakai alat pijat itu?” kata
Chan Sung
“Bagaimanapun,
kau adalah pria yang sehat. Astaga, manusia perlu tidur nyenyak. Ini Terlalu
buruk untukmu. Ayo pergi.” ucap Man Wool
“Biarkan
aku tidur dengan nyaman di kamarmu. Aku tak membutuhkan alat pijat itu. Aku
lebih suka lenganmu. Jika kau membiarkanku menggunakan lenganmu sebagai bantal,
apa gunanya masker tidur? Kau bisa membelai rambutku. Jadi, aku bisa... tertidur.”goda Chan Sung
“Apa yang
salah denganmu? Dasar mesum... Cepat Dinginkan.” Kata Man Wool panik.
“Kau yang
dinginkan, wajahmu memerah.” Ejek Chan Sung lalu merasa tubuhnyasangat kaku
jadi harus mencoba alat pijat itu. Man Wool hanya bisa mengeluh kalau aku tak
tersipu
Man Wool
memanggil Chan Sung menyuruh agar mekupakan alat pijat itu dan lebih baik pergi
akupunktur. Chan Sung bingung. Man Wool
mengajak Chan Sung untuk pergi ke akupunktur dan terapi bekam untuk
mengeluarkan darah.
“Aku tahu
klinik oriental yang bagus. Ada seorang dokter terkenal yang bahkan dapat
membawa orang mati kembali.” ucapp Man Wool. Cahn Sung terlihat binggung.
Di sebuah
[Klinik Oriental Hyosaeng] ada sebuah dokter terlihat tua menyapa pasien
meminta agar datang setiap hari untuk mendapatkan akupunktur. Pasien mengeluh
obat herbalnya terlalu mahal. Dokter memberitahu kalau Mahal karena itu manjur.
“Dan aku
bahkan memberimu beberapa sampel gratis juga!” ucap Dokter. Pasien akhirnya
mengucapkan Terima kasih.
“Apa Maksudmu
dokter membhidupkan kembali orang mati?” tanya Chan Sung yang duduk di ruang
tunggu bersama Man Wool
“Dia
menjaga seseorang yang seharusnya mati tiga tahun lalu.” Kata Man Wool
“Dia
pasti dokter yang luar biasa. Apa dia Hua Tuo?” kata Chan Sung. Man Wool tak
tahu.
Dokter
bertemu dengan pasien lain meminta agar
Jangan ragu serta Bawa juga anggota keluarganya, jadi akan memberi
diskon 10% untuk pasienya. Si pasien akan memikirkannya. Dokter meminta
pegawainya agar tetap merekomendasikannya padanya.
“Dia
terlihat sedikit serakah, mirip seseorang yang kukenal.” Ucap Chan Sung menatap
Man Wool. Seorang wanita memberitahu ada tamu lain. Dokter pun menyapa tamu lain.
“Dia
pasti istrinya... Mereka mirip.” Kata Chan Sung, Man Wool tak peduli menurutnya
mereka harus membawa pasien yang dihidupkan kembali ke hotel mereka.
“Tapi
bukankah pasien masih hidup? Bagaimana seharusnya kita menganggap mereka
sebagai tamu?” ucap Chan Sung
“Dengan
membunuh, tentu saja. Malaikat Maut memerintahkanku membunuh pasien itu.” Kata
Man Wool
“Apa Kau
bahkan menjalankan tugas untuk Malaikat Maut?” tanya Chan Sung kaget. Man Wool
menegaskan ini bukan tugas tapi Itu kesepakatan.
Flash Back
Man Wool
memberitahu kalau ingin Malaikat Maut mengurus seseorang jadi butuh bantuannya.
Malaikat maut pikir Jika itu seseorang yang tak bisa ditangani sendiri,artinya Pasti
sulit. Man Wool menceritakan kalau orang itu menyimpan dendam mendalam.
“Salah
satu orangku bisa terluka jika aku tak berhati-hati. Kau harus Diam-diam bawa
dia padaku. Ini permintaanmu.” Ucap Man Wool
“Bagaimana
aku bisa menolaknya? Sebagai gantinya, kau harus membantuku juga.” Kata
Malaikat. Man Wool pun sepakat.
“Ada seseorang
yang membuatku kesulitan. Ini adalah kasus belum terpecahkan yang sudah
mempermalukanku. Jika kau membawa orang itu ke Hotel Del Luna, maka aku akan
membawa arwah pendendam itu kehadapanmu.” Ucap Malaikat. Man Wool pun
menyetujuinya dengan salinbg bersulang.
“Apa Seol
Ji Won berbahaya?” tanya Chan Sung khawatir. Man Wool menjelaskan Alasan arwah yang naas menghantui Chan Sung
mungkin salahnya.
“Ma Go
bilang, kau membuat bunga-bunga mekar, jadi kau harus menanggung
konsekuensinya.” Jelas Man Wool
“Apa Konsekuensi yang harus ditanggung atas
memekarkan bunga, atau ada arwah pendendam yang menghantuiku?” tanya Chan Sung
“Aku tak
ingin kau harus menanggung konsekuensinya, aku akan mengurus apa yang kubisa.”
Ucap Man Wool.
Chan Sung
mengucapkan terimakasih, Man Wool melihat iklan “Dana Darurat” dan langsung
merobeknya. Nama Chan Sung di panggil oleh perawat, diminta untuk masuk. Chan
Sung bertanya pada Man Wool apakah tugasnya untuk melihat seberapa bagus dia
sebagai dokter.
“Kau Bawa
ini. Katakan padanya karena ini kau datang.” Ucap Man Wool memberikan iklan
yang dirobeknya.
Dokter
memeriksa tangan Chan Sung melihat kalau bagian Hati yang memperlambat
kontraksi perutnya jadi itu sebabnya mengidap gangguan pencernaan dan mulas dan
itu juga Pasti karena stres. Chan Sung membenarkan.
“Ada
banyak hal dalam pikiranku belakangan ini.” Ucap Chan Sung. Dokter bisa
mengerti.
“Kau bisa
mendapatkan perawatan akupunktur dan obat-obatan. Lebih baik jika kau minum
obat herbalku juga.” Kata Dokter.
“Aku tak
perlu akupunktur atau obat-obatan. Alasan stresku adalah uang. Itu sebabnya aku
datang ke sini sesudah melihat ini. Aku butuh uang.” Ucap Chan Sung. Dokter
langsung menatap sinis saat Chan Sung memperlihatkan iklan “Dana Darurat” dan
itu nomor Dokter.
“Kita di
waktu yang tepat. Syukurlah. Aku perlu memeriksa sesuatu.” Ucap Dokter meminta
Chan Sung mengulurkan tanganya.
“Garis telapak
tanganmu terlihat bagus. Kau memiliki garis hidup yang baik juga. Beri aku 1Cm
garis hidupmu. Jika kau menjual garis hidupmu, maka aku akan memberimu
50.000.000 won.” Kata Dokter. Chan Sung hanya bisa terdiam.
Chan Sung
akhirnya keluar dari “Klinik Oriental Hyosaeng” Man Wool akhirnya tahu Dokter
itu membeli garis hidup orang lain dan membuat seseorang yang seharusnya mati
menjadi hidup, padahal mengira dokter itu hebat.
“Apa
memungkinkan membeli garis kehidupan orang lain dengan uang?” ucap Chan Sung
tak percaya
“Itu
kesepakatan yang adil. Itu bukan penipuan, dan dia membayar dengan baik. Jadi,
itu sebabnya Malaikat Maut tak bisa melakukan apa-apa” ucap Man Wool
“Orang
yang menjualnya tak akan mengira itu nyata.” Kata Chan Sung menatap telapak
tanganya.
“Mereka
akan mengira itu adalah uang segar. Hanya pembeli yang putus asa.” Ucap Man
Wool
“Kelihatannya
dia menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak uang. Apa kau pikir dia
menjualnya kepada orang kaya?” Ucap Chan
Sung
“Orang-orang
penting, sepertinya. Kau akan menjalani operasi malam ini, ayo kita makan
daging. “ kata Man Wool
“Tidak, kaulah
yang menginginkan daging. Di sekitar sini... Di sekitar sini ada restoran yang
pernah disinggahi Kim Joon Hyun.” Ucap Chan Sung lalu mengajak Man Wool pergi.
Dokter
memberitahu pada istrinya kalau Ada seseorang yang menjual garis hidupnya lalu
measa sangat khawatir barangkali orang yang berjanji akan mundur jadi mengucap
syukur mendengarnya. Istrinya
mengartikan kalau suaminya harus menghabiskan semua uang yang sudah ditabung
sejauh ini.
“Uang
bukan masalah. Selama aku bisa menyelamatkannya, tak apa-apa.” Ucap Dokter
“Tapi kau
bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang itu.” Kata istrinya
“Operasinya
hari ini. Jadi Aku harus memeriksanya.” Ucap Dokter. Istrinya memberitahu kalau
Hyun Jin sedang tidur.
Keduanya
akhirnya bertemu dengan seorang anak yang dirawat sendirian. Istrinya mengeluh
kepaal anaknya. Sang dokter menatap anaknya dan melihat garis tangan anaknya
yang sudah dioperasi lalu berbicara kalau Hyun Jin bisa dioperasi hari ini.
Chan Sung
kaget mengetahui kalau anak laki-laki. Man Wool membenarkan kalau Kehidupan
yang harus mereka akhiri dan renggut adalah
putra pasangan itu. Chan Sung terlihat panik. Sementara Malaikat Maut bertemu
dengan Ma Go.
“Aku tak
tahu Man Wool bisa terlihat sangat cantik.” Kata Ma Go.
“Sesudah
bunga berguguran, apa itu akan menjadi akhir dari Pohon Bulan?” ucap Malaikat.
Ma Go membenarkan.
“Artinya
kematian Man Wol yang kurantaikan ke pohon ini.” Ucap Ma Go.
“Jang Man
Wool akhirnya akan bisa pergi ke Alam Baka.” Kata Malaikat. Ma Go pikir sudah
terlalu lama bagi Man Wool yang sudah bermekaran semaksimal mungkin
“Dan bagi
dia yang harus tetap menjadi cahaya kecil. Dia berbalik saat aku menemaninya ke
Alam Baka. Dia berhasil tinggal di sini untuk waktu yang lama.”ucap Ma Go
melihat ada cahaya seperti kunang-kunang yang mengeliling pohon.
“Kau
harus pergi juga.” Kata Ma Go pada Kunang-kunang yang sendirian terbang di
pohon.
Flash Back
Saat Ma
Go membawa gerobak pergi, semua berubah menjadi kunang-kunang tapi hanya satu
yang tertinggal di pohon milik Man Wool. Cheong Myung pertama kali bertemu
dengan Man Wool sebagai pencuri, lalu mereka bertemu kembali saat Yeon Woo di
tangkap.
Cheong
Myung pun sempat menunggu Man Wool tapi tak bisa ditemuinya. Akhirnya Man Wool
melihat kematian Yeon Woo lalu Cheong Myung seolah tak peduli dengan Man Wool
yang dihukum.
“Jalani hidupmu
sebagai pengkhianat. Dengan begitu, Man Weol bisa hidup.” Gumam Cheon Myung
sambil memegang penjepit rambut untuk Man Wool.
Cheong
Myung pun akhirnya menjadi kunang-kunang yang ada disekita pohon Man Wool.
Malaikat mengaku membiarkannya karena Ma Go bilang kepadanya untuk tak
membawa. Ia pikir Cukup mengesankan
bahwa roh manusia bisa hidup selama ini sebagai cahaya kecil.
“Itu adalah
kutukan yang dia berikan pada dirinya sendiri. Dia tinggal di sini sebagai
cahaya kecil karena janji yang dia buat untuk Man Weol.” Ucp Ma Go
“Jang Man
Wool mengambil tugas dariku untuk mengurangi beban pada Koo Chan Sung atas
memekarkan bunga.” Kata Malaikat.
“Sepertinya
Man Weol tak tahu konsekuensi yang harus ditanggung Chan Sung. Begitu dia tahu,
maka dia akan sedih dan takut.” Ucap Ma Go.
Chan Sung
pergi ke “Klinik Oriental Hyosaeng” menatap tanganya terlihat ragu. Man Wool
pikir Chan Sung khawatir dokter itu mungkin mengambil hidupmnya dan
Kelihatannya Chan Sung pasti ingin panjang umur. Chan Sung hanya bisa diam
saja.
“Jangan
khawatir. Kau akan berumur panjang.” Ucap Man Wool menenangkan.
“Aku
mencoba mencari tahu bagaimana perasaan orang tuanya sesudah membeli garis
hidup orang lain dan menempelkannya pada putra mereka.” Kata Chan Sung kembali
menatap tanganya.
“Artinya
aku akan melindungimu, dia tak bisa mengambil milikmu. Aku melindungi garis
hidupmu.” Kata Man Wool mengengam tangan Chan Sung.
“Aku
yakin mereka tak ingin melepaskan putra mereka. Mereka pasti putus asa.” Ucap
Chan Sung ikut mengengam tanga Man Wool juga.
Dokter
akhirnya menyapa Chan Sung yang datang bersama dengan istrinya lalu mengajak ke
ruang perawatan. Ia menyakinkan Chan Sung kalau ini Tak akan menyakiti atau
membahayakan, karena hanya akan memotong 1Cm. Chan Sung langsung bertanya.
“Apa kau
memotong garis hidup untuk diberikan kepada anakmu?” ucap Chan Sung. Dokter
tiba-tiba terdiam.
“Tadi di
sini, aku dengar kau memiliki putra yang sakit.” Ucap Chan Sung. Dokter mengaku
kalau anaknya sakit parah.
“Sesudah
mendengar soal operasi penyelamatan di luar negeri, aku mencobanya karena tak
ada ruginya. Seperti keajaiban, anakku hidup kembali.” cerita Dokter.
“Kalian
berdua masih muda. Ini Pasti sangat sulit.” Ucap Chan Sung bersimpati.
“Anakku
masih kecil, tapi istriku dan aku terlihat cukup tua. Orang-orang berpikir kami
adalah kakek-neneknya.” Ucap Dokter.
Ibu Hyun
Jin menatap foto anaknya seperti berharap agar anaknya bisa hidup. Man Wool
masuk kamar rawat menyapa Hyun Jin yang sedang membaca buku "Demian"
Hyun Jin menatap Man Wool seperti tak takut. Man Wool melihat buku yang dibaca
Hyun Jin cukup sulit. Hyun Jin mengaku kalauu bukunya itu tak begitu sulit.
“Benar...
Aku suka saat orang membual karena mereka memang cerdas. Aku suka kau.” Ucap
Man Wool
“Apa kau
Malaikat Maut? Pada hari-hariku menjalani operasi, aku selalu melihat seorang
ahjussi mengenakan jas hitam dalam mimpiku.” Kata Hyun Bin polos
“Dia dan
aku punya konsep busana yang sama sekali berbeda. Dia mengenakan pakaian hitam
biasa. Dan aku mengenakan hitam pekat dengan sedikit warna biru tua.” Ucap Man
Wool membela diri.
“Hitam
pekat dan hitam biasa adalah sama.” Kata Hyun Jin, Man Wool hanya bisa
menganguk setuju saja.
“Apapun
itu. Aku di sini untuk melakukan sesuatu yang serupa dengan dia. Aku tak bisa
mengalahkanmu. Kau anak yang pintar, jadi kau bisa mendengarku, pikirkan, dan
buat keputusan. Kau tahu ibu dan ayahmu tiba-tiba menjadi tua, kan?” ucap Man
Wool
“Apa
karena ini?” tanya Hyun Jin menunjuk bekas operasi ditanganya. Man Wool
membenarkan.
“Apa yang
mereka lekatkan di sana adalah kehidupan ayah dan ibumu.” Ucap Man Wool
Sementara
Chan Sung bertemu dengan dokter memberitau kalau merkea berdua yang menanggungnya jadi keputusasaan keduanya
untuk menyelamatkan anak terdengar. Ia pikir kalau dokter tak membeli nyawa
orang lain.
“Tapi Kau
menyerahkan hidupmu kepada anakmu. Itu sebabnya umur kalian berdua menjadi jauh
lebih cepat.” Ucap Chan Sung mencoba menyadarkan dokter.
“Aku tak
yakin apa yang kau tahu, tapi jika anakku hidup, aku tak peduli apa yang
diperlukan.” Ucap si dokter
“Sayangnya,
anak kalianlah yang harus membuat keputusan. Begitu dia membuat keputusan, maka
kalian harus melepaskannya.” Kata Chan Sung.
Dokter
panik keluar dari ruangan memanggil Hyun Jin, Istrinya binggung lau mengikuti
suaminya. Mereka pergi ke ruang rawat dan melihat Hyun Jin sudah tak bernyawa
lagi. Sang dokter menangis histeris. Man Wool menatapnya begitu juga arwah Hyun
Jin pun ikut menangis.
Man Wool
bertemu kembali dengan malaikat dibar, Malaikat mengau senang karena Man Wool
menyelesaikan ini menurutnya Jika Man Wool tiba di sana sedikit lambat, maka ia
harus mengambil mereka bertiga.
“Orangtuanya
mungkin menginginkan itu.” Kata Man Wool dengan tataan kosong.
Flash Back
Hyun Jin
pikir Jika pergi dengan Man Wool maka
itu akan lebih menyakitkan bagi ibu dan ayahnya. Man Wool pikir itu bukan yang
harus dikhawatirkan oleh Hyun Jin tapi Ini
untuk mereka yang ditinggalkan. Hyun Jin mengaku sangat takut.
"Takut"...
Jangan takut.” Ucap Man Wool seperti merasakan perasaan itu sebelumnya.
“Aku akan
menemukan arwah pendendam seperti yang kujanjikan.” Kata Malaikat. Man Wool
menganguk mengerti.
“Temukan
itu dengan cepat agar tak ada yang ketakutan lagi.” Ucap Man Wool.
Chan Sung
menatap garis tanganya dan teringat ucapan dokter “Bahkan jika aku harus
memberikan segalanya, aku masih tak bisa melepaskan ini.” Wajahnya terlihat
sangat bingung. Hyun Joong dan Yoo Na terlihat semakin dekat. Hyun Joong
mengajarkan Yoo Na menuliskan kalimat bahasa inggris.
“Pegawai
Magang dan resepsionis sedang kencan di tempat kerja.” Komentar Nyonya Kim
“Dia baru
saja bekerja. Aku tak percaya mereka sudah berkencan.” Ucap Tuan Kim
“ Mereka
masih muda. Pria dan gadis itu cocok saat mereka bersama. Sepertinya tak
masalah apa ini Alam Dunia atau Alam Lain.” Kata Nyonya Choi
“Astaga. Kita
sudah bersama selama 200 tahun, tapi masih sangat profesional.” Ucap Tuan Kim
mengoda.
“Itu tak
akan terjadi bahkan sesudah 2.000 tahun. Kau bukan tipeku. Bermimpipun jangan.”
Keluh Nyonya Choi lalu berjalan pergi.
“Bermimpi?
Aku tak memimpikan apa pun. Dengarkan aku sebelum kau pergi... Aku juga tak
menyukaimu.” Balas Tuan Kim
Chan Sung
melihat Sanchez akhirnya kembali ke korea, wajahnya terlihat sangat sendu.
Sanchez seperti mencoba untuk tabah setelah kehilangan Veronica. Chan Sung dan
Man Wool pergi ke restoran dan terlihat Sanchez sibuk membuat roti.
“Apa
Sanchez menjadi gila sesudah pergi ke pemakaman? Ada apa dengannya?” ucap Man
Wool
“Sebenarnya,
ada sebuah cerita.” Akui Chan Sung pada Man Wool
Flash Back
“Bagaimana
pemakamannya? Kau seharusnya tinggal lebih lama.” Ucap Chan Sung. Sanchez
mengaku tak bisa.
“Veronica
masih di hotelmu... Apa aku benar, Chan Seong? Dia masih di sana, kan?” kata
Sanchez seperti berharap bisa bertemu dengan veronica.
“Dia
terdengar sangat putus asa, jadi aku tak bisa bilang tidak padanya. Dia
menerima bahwa dia tak bisa datang ke hotel atau melihatnya bahkan jika dia
datang ke sana. Dia pikir veronc=ica masih di sini, meskipun dia tak bisa
melihatnya. Aku akan bicara dengannya, jadi tolong berpura-puralah saja. Hanya
sampai dia membaik.” Jelas Chan Sung
“Kapan
dia akan membaik?” tanya Man Wool dingin. Sanchez pun datang membawkan pizza.
“Man Wool,
terima kasih atas apa yang kau lakukan terakhir kali. Aku mengucapkan salam
perpisahan padanya berkatmu. Aku membuat sesuatu yang disukai Veronica. Dia
menyukainya setiap kali aku memasak untuknya. Bisakah kau membawanya?” ucap
Sanchez.
“Tentu,
ayo lakukan itu.” Ucap Chan Sung, Man Wool terlihat marah lalu mengeluh Chan
Sung itu benar-benar buruk dalam berakting.
“Jika kau
akan melakukannya, lakukan dengan benar.” Sindir Man Wool. Chan Sung terlihat
panik dengan sikap Man Wool.
“Sanchez,
apa kau punya yang lain selain pizza untuknya? Kau tahu, sepatu atau perhiasan
yang dulu disukai Veronica. Oh, mobil juga bagus. Apa Kau benar-benar bisa
membawakan padanya?” ucap Man Wool
“Tentu
saja, bawa semuanya. Aku akan membawa apa saja untuknya.” Ucap Sanchez
“Oh, ada
laut di hotelku... Apa kau ingin memberiku kapal pesiar juga? Akan lebih bagus
jika dia bermain di kapal pesiar hotel.” Kata Man Wool
Chan Sung
terlihat marah, Man Wool pikir tak ada yang salah karena sedang menghiburnya, Keduanya saling menatap marah.
Man Wool pikir Jika Sanchez tak segera membaik, akhirnya a akan mengambil
kekayaannya. Chan Sung akhirnya menarik Man Wool keluar dari restoran.
Chan Sung
ingin tahu alasan Man Wool melakukan ini. Ma Wool mengaku itu karena Chan Sung,
yaitu tak bilang yang sebenarnya. Chan Sung menjelaskan mencoba menghiburnya
karena Sanchez menderita dan menurut Man
Wool itu konyol.
“Ya, itu
konyol bagiku. Orang tua yang membeli garis hidup untuk dilekatkan pada putra
mereka yang hampir mati dan temanmu yang membuat pizza untuk kekasihnya yang
sudah mati. Mereka semua merepotkan.” Ungkap Man Wool
“Ketika
aku melihat itu, kehidupan menyedihkan mereka membuatku marah. Kau jangan
berani berubah menjadi mereka.” Tegas Man Wool
“Kenapa
kau menganggapku tak akan seperti mereka? Aku benci merelakanmu. Aku tak ingin
mengantarmu. Aku memikiran tak bisa melihatmu membuatku gila. Bagaimana... Bagaimana
bisa kau bilang untuk baik-baik saja?” akui Chan Sung.
“Kaulah
yang harus mengantarku. Katakan padaku bahwa kau akan baik-baik saja. Jika kau
tak memberitahuku bahwa kau akan baik-baik saja, Aku akan sangat ketakutan.”
Kata Man Wool
“Dahulu
kala, sudah kubilang aku takut menanggung konsekuensi jika aku tetap di samping
dan menjagamu. Ini pasti yang kumaksud. Menjadi gangguan yang kau benci.” Kata
Chan Sung dengan mata berkaca-kaca.
“Kau
pergilah, Aku akan pergi ke temanku.” Ucap Chan Sung lalu meninggalkan Man Wool
sendirian. Man Wool pun hanya bisa diam menahan tangisnya.
Chan Sung
pergi menemui Sanchez lalu menepuk bahu temanya. Sanchez menahan tangisnya
karena ternyata Veronica sudah tak di sana lagi. Chan Sung hanya diam saja .
Sanchez memastikan kalau Veronica tak
ada di sana lalu akhirnya menangis histeris.
Man Wool
menatap pohonya, lalu melihat mulai berguguran. Dan teringat yang dikatakan Ma
Go “Bungamu akan mulai layu saat kau menjadi takut.” Chan Sung pulang ke rumah
melihat Man Wool yang sudah menunggunya.
“Saat
kali pertama bertemu denganmu, bunga-bunga di sekitar sini bermekaran dengan
indah. Sekarang, semuanya tak ada. Saat itu, kau sangat ketakutan sesudah
melihat hantu. Hari ini, akulah yang takut. Bunga... berguguran dari pohon..”
Akui Man Wool. Chan Sung mengerti.
“Kelopaknya
bahkan tak tersisa di dunia ini. Mereka lenyap bahkan sebelum menyentuh tanah.
Semuanya tak akan ada yang tersisa kelihatannya.” Ucap Man Wool
“Mungkin,
bunga-bunga jatuh dari pohonmu jatuh padaku seperti daun pertama. Kelopak itu
menumpuk. Semakin berat dan menyakitkan untuk dipikul. Aku akan memikulnya sebagai
tanggung jawabku. Jadi,... jangan takut saat kau meninggalkanku.” Ucap Chan
Sung
“Yang
kulakukan kini, adalah tindakan cinta dari manusia yang rapuh dengan sepenuh
hati.” Kata Chan Sung
“Memilukan
jika aku tetap hidup hanya sebagai kelopak bunga yang pasti lenyap.” Kata Man
Wool lalu mendekati Chan Sun lalu menciumnya. Chan Sung menarik Man Wool dan
menciumanya lebih dalam, kelopak bunga pun mulai berguguran.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar