PS :
All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Beberapa
pengawal sedang membakar barang-barang, Cheong Myung melihatnya menyuruh
berhenti dan bertanya apa yang sedang merea lakukan. Pegawal memberitahu semua
adalah barang-barang kepunyaan pria yang dipenggal.
“Kami disuruh
menyimpan yang bermanfaat dan membakar sisanya.” Ucap Pegawal
Cheong
Myung melihat gitar yang biasa dipakai oleh Yeon Woo, lalu senyuman Man Wool
yang bahagia saat melihat keduanya datang. Ia melihat banyak barang yang
ditinggalkan Yeon Woo.
“Jangan
membakar barang orang mati. Kumpulkanlah semuanya. Lalu Berikan ini kepada
orang-orang yang selamat agar mereka dapat memanfaatkannya untuk menggelar
pemakaman.” Ucap Cheong Myung menaruh semua barang di peti.
Cheong
Myung memegang sebuah pejepit rambut
yang disimpanya, saat itu ia memegang erat jepitan saat Man Wool menatap marah
dan tanganya mengengam jepitan sampai tanganya berdarah.
“Aku akan
membunuhmu. Aku akan memastikan...kau mati.” Ucap Man Wool penuh amarah.
Cheong
Myung melihat jepitan yang seharusnya untuk Man Wool, lalu menangis dan
akhirnya barang-barang orang yang dibawa Man Wool dengan kunang-kunang yang ada
disekeliling mereka.
Saat itu
juga Chan Sung berjalan keluar dari terowongan dan terlihat baik-baik saja. Man
Wool langsung memeluknya sambil menangis berpikir kalau tak akan kembali lagi.
Chan Sung terlihat baik-baik saja memeluk Man Wol lalu mengelus rambutnya.
Man Wool
terdiam karena teringat saat terakhir kali Cheon Myung mengelus rambutnya
sebelum mati. Ia pun melepaskan pelukan Chan Sung sambil menatapnya
bertanya “Siapa kau?”
Tuan Kim,
Nyonya Choi dan Hyun Joong datang memanggil Chan Sung. Man Wool terus menatap Chan Sung seperti ada
yang berbeda dengan Chan Sung, saat itu juga Chan Sung seperti kerasukan mulai
sadar dan merasakan kepalanya pusing.
“Syukurlah
kau baik-baik saja... Kau membuat kami khawatir. Aku sangat kebingungan.”
Ungkap TUan Kim.
“Ketua
Jang, kau pasti sangat terkejut.” Kata Nyonya Choi, Chan Sung masih memegang
kepalanya.
“Apa kau
sakit?”tanya Tuan Kim. Chan Sung mengelengkan kepala mengaku baik-baik saja.
“Aku
pasti sangat membuat kalian terkejut.” Ucap Chan Sung, Man Wool langsung
melangkah pergi.
“Ketua
pasti marah. Dia mungkin malu karena berlari dengan cepat kemari. Pokoknya, aku
lega kau berhasil menemukan jalan keluar.” Kata Tuan Kim binggung.
Man Wool
masuk ruangan langsung minum wine sepert sangat marah, teringat kembali saat
memeluk Chan Sung. Ia merasakan tangan seperti Cheong Myung yang memeluknya
lalu berkata “Ini adalah...akhir bagi kita.”
Flash Back
Chan Sung
ingin tahu siapa pria itu, Man Wool malah balik bertanya apakah Chan Sung takut
kalau itu dirinya. Chan Sung pikir itu
mungin karena merasa melihat kilasan kehidupannya sebelumnya yang tak bisa diingat.
“Pada
akhirnya, Koo Chan Seong akan membawanya padamu.” Ucap Ma Go.
“Tak
masuk akal... Chan Seong tak mungkin adalah dia.” Ucap Man Wool kembali minum
wine untuk menenangkan jiwanya.
“Man Wool akhirnya akan sangat terpengaruh
hanya karena cahaya hijau kecil ini. Cahayamu menjadi sangat melemah karena
harus kembali dari Alam Baka. Dan kini, kau sangat redup.”kata Ma Go pada
Cheong Myung sebagai kunang-kunang.
Tuan Kim
memberikan Alkohol dari Alam Dunia jadi
menyuruh Chan Sung agar Cepat dan minuml minuman dari Alam Dunia, karena hampir
sampai ke perbatasan Alam Baka. Chan Sung mengucapkan Terima kasih. Tuan Kim
mengucap syukur karena Chan Sung tak tersesat dan menemukan jalan keluar.
“Ya,
kudengar kecepatan waktu di sana berbeda dan aku bisa saja hilang ingatan.”
Ucap Chan Sung
“Beberapa
orang mengira mereka pergi hanya untuk waktu yang sangat singkat, sebenarnya,
30 tahun sudah berlalu. Dongeng seperti itu bukan lelucon.” Ungkap Tuan Kim
“Aku
dengar ini dari Malaikat Maut. Seseorang teringat kehidupan masa lalunya dalam
perjalanan kembali dari Alam Baka, lalu kehidupannya di Alam Dunia, benar-benar
hancur.” Kata Tuan Kim
“Apa Dia
ingat kehidupan masa lalunya?” ucap Chan Sun mengingat kunang-kunang sebelum
tak sadarkan diri.
“Apa kau
melihat hal yang aneh saat kau di sana?” tanya Tuan Kim penasaran.
“Sepertinya
aku ingat melihat sesuatu yang berkelap-kelip dalam gelap.” Kata Chan Sung.
Tuan Kim mengerti dan Chan Sung ingin tahu Apa itu.
“Kami tak
tahu karena belum pernah ke sana. Kau sudah melihatnya lebih dulu dari kami.”
Ucap Tuan Kim
“Omong-omong,
bagaimana kau bisa kembali? Kudengar itu tak mudah.” Kata Nyonya Choi
“Terus
terang, aku tak ingat sama sekali. Saat tersadar, aku sudah keluar dari sana.”
Kata Chan Sung. Tuan Kim pikir ingatan Chan Sung itu sudah menghilang dan menyuruh
untuk minum lagi.
Man Wool
datang dengan baju tidur dan terlihat sangat marah, Tuan Kim dkk terlihat kaget
dan binggung, Chan Sung pun juga tak bisa berkata-kata.
Chan Sung
dan Man Wool bertemu diatap, Chan Sung menceritakan kalau mengira anak itu naik
mobil ke Alam Baka jadi Akhirnya masuk saat mencoba untuk menghentikannya. Man
Wool hanya diam saja. Chan Sung pikir mereka berdua baik-baik saja jadi Man
Wool tak perlu marah lagi.
“Kau
hanyalah Ku Chan Seong. Apa kau masih... melihatku dalam mimpimu?” tanya Man
Wool
“Sejak
mimpi panjang hari itu, aku belum memimpikanmu lagi.” Kata Chan Sung
“Lalu,
apa kau melihat orang lain?” tanya Man Wool. Chan Sung pikir belum
menceritakannya
“karena
aku tak yakin apa itu mimpi atau hanya imajinasiku, tapi aku melihat pria itu.
Pria yang bernama Chung Myung. Dia sedang menunggumu di tepi danau sendirian. Dia
memegang ornamen berbentuk bulan, yang sepertinya milikmu.” Cerita Chan Sung.
“Mungkinkah
kau pernah menerima hadiah seperti itu?” tanya Chan Sung yang melihat Chung
Myung ditepi danau memegang sesuatu. Man Wool mengaku tidak pernah.
“Jika aku
tak mengintip ingatanmu, apa maksudnya mimpi itu?” ucap Chan Sung binggung.
“Pada
awalnya, kau bilang, mungkin kau melihat kenangan dari kehidupan masa lalumu
yang tak kau ingat.” Ucap Man Wool
“Benar,
tapi kau bilang itu tak mungkin.” Kata Chan Sung, Man Wool mengingatnya dan
yakin kalau itu tak mungkin.
“Apa kau
khawatir karena Song Hwa dan Yeon Woo berkencan? Apa kau khawatir dia akan
kembali seperti itu?” ucap Chan Sung
“ Aku tak
akan berakhir seperti mereka. Mereka... Baik. Karena itu masa lalu mereka,
anggaplah itu memungkinkan. Tapi bagiku masih dalam satu kehidupan. Melihat
Yeon Woo dengan wanita itu membuatku memikirkan hal aneh.” Ungkap Man Wool
menatap Chan Sung lalu berjalan pergi.
Di rumah
sakit
Si anak
kecil memanggil ayahnya, sang ayah langsung memeluk erat yang anak seperti baru
saja kehilanganya. Yoo Na menceritakan
kalau Yun tertidur di halte bus jadi
membawanya ke rumah sakit karena Yun demam jadi meminum peredam demam, sehingga
demamnya sudah turun.
“Terima
kasih banyak. Kemana saja kau?” tanya ayah Yun pada anaknya.
“Aku naik
bus dan pergi ke hotel.” Kata Yun, Yoo Na panik lalu beralasan Yun pasti
bermimpi saat tidur.
“Aku pergi
ke sana untuk menemui Ibu,tapi katanya Ibu tak ada di sana.” Ucap Yun .
“Saat kau
dewasa, Ayah akan beri tahu di mana ibumu dan kenapa dia harus pergi. Ayah akan
menceritakan semuanya, mengerti?” ucap Ayah Yun memeluk anaknya.
Hyun
Joong menatap keduanya hanya bisa terdiam, sang ayah meminta maaf pada anaknya
karena belum bisa jujur.
Keduanya
duduk di ruang tunggu rumah sakit, Yoo Na pikir “Apa memberitahu nanti akan mengurangi rasa
sedih, menurutnya karena Selamanya Yun tak akan pernah menjumpai Ibunya lagi.
Hyun Joong teringat yang dikatakan Nyonya Choi.
“Apa Yoo
Na tahu kau berencana pergi dengan adikmu sesudah dia meninggal?” ucap Nyonya
Choi. Hyun Joong akhrinya memanggil Yoo Na tapi Yoo Na lebih dulu berbicara.
“Hei, Ketua
akan memarahimu jika kau kembali sekarang, ayo jalan-jalan dulu. Aku belajar,
kau hanya akan dimarahi sedikit jika kau menunggu sebentar. Tunggu disini... Aku
perlu ke toilet wanita.” Ucap Yoo Na bergegas pergi.
“Aku
harus mengatakannya hari ini.” Ucap Hyun Joong merasa ini adalah kesempatanya.
Yoo Na
baru saja keluar dari toilet melihat nenek yang sakit ditemani perawat. Si
nenek terlihat senang memina agar mendengarkan lagu dari ponselnya, lalu
perawat pun pergi meninggalkanya.
“Apa kau
suka melodi piano ini?” tanya Yoo Na mendekat. Si nenek membenarkan.
“Adik
temanku Maksudku, kau mirip sekali dengan nenek temanku. Bolehkah aku
memotretmu mendengarkan musik untuk ditunjukkan kepada temanku?” tanya Yoo Na.
Si nenek mempersilahkan. Yoo Na mengambil video si nenek dengan senyuman
bahagia.
“Permisi.
Barangkali, apa kau ingat nama kakakmu?” tanya Yoo Na. Si nenek mengaku
mengingatnya.
“Nama
kakakku adalah Ji Hyun Joong.” Ucap si nenek. Yoo Na ingin tahu apakah nenek
itu mengingatnya.
Saat itu
si kakek datang bertanya apakah ada yang bisa dibantu, Si nenek langsung
memegang tangan si kakek yang dianggap seperti kakaknya. Si kakek Ji memanggil
adiknya Hyun Mi yang sedang mendengarkan musik.
“Kakek, apa
kau pendiri rumah sakit ini, Ji Hyun Joong?” ucap Yoo Na bingung. Si kakek
membenarkan dan mengenal Yoo Na anak dari Tuan Kim.
“Tapi,
Apa Kakek adalah kakaknya?” ucap Yoo Na memastikan, Si kakek membenarkan dan
ingin tahu alasan Yoo Na menanyakan hal itu.
“Tapi
kakaknya, Ji Hyun Joong, meninggal bertahun-tahun yang lalu.” Ucap Yoo Na. Si
kakek Ji kaget sampai menjatuhkan ponselnya. Si nenek tiba-tiba memanggil
kakaknya. Saat itu Hyun Joong datang langsung memanggil Yoo Na pergi.
“Ada
seseorang yang tahu bahwa Ji Hyun Joong sudah mati.” Ucap kakek Ji binggung.
Hyun
Joong terlihat marah karena sudah memberitahu Yoo Na untuk tak perlu ikut campur. Yoo Na ingin
tahu Apa pria itu ada hubungannyadengan kematian Hyun Joong dan mencuri semua
yang dimilikinya lalu hidup
menggantikannya sekarang.
“Itu
bukan urusanmu.” Ucap Hyun Joong sinis. Yoo Na bisa tahu kalau itu alasan Hyun
Joong tak bisa ke Alam Baka.
“Kau tak
tahan dengannya menjalani kehidupan yang baik memakai namamu.” Ucap Yoo Na,
Hyun Joong mengatakan untuk membiarkan saja.
“Bagaimana
bisa? Dia mencuri hidupmu.” Kata Yoo Na. Hyun Joong pikir tak ada yang peduli
karena dirinya sudah mati.
“Lihatlah
dirimu menjalani kehidupan yang baik.” Ucap Hyun Joong.
“Aku
mencuri hidup seseorang juga. Aku terlalu ikut campur.” Kata Yoo Na merasa tersindir.
“Yoo Na,
bukan itu maksudku.. Aku akan mengurus urusanku sendiri.” Ucap Hyun Joong. Yoo
Na terlihat masih marah.
Chan Sung
duduk di ruangan menelp Sanchez menanyakan apakah Semuanya baik-baik saja,
terdengar teriakan dari belakang. Ia mengeluh kalau dirumah sangat bising dan
bertanya apakah ada orang lain di rumah. Sanchez memberitahu Mi Ra meminta
Detektif Park tidur di kamarmu tadi malam karena kakinya bengkak.
“Sepertinya
dia sudah membaik, tapi Mi Ra terus bilang dia harus makan dengan baik karena
dia sakit. Kami sedang makan sekarang. Ketika kami sedang makan, rekan-rekan Detektif
Park datang karena ini hari libur mereka.” Cerita Sanchez
“Dan saat
mereka datang, mereka bilang halaman rumahku bagus, jadi, mereka menyantap
semangka yang mereka bawa di halaman.” Cerita Sanchez melihat Mi Ra sedang
bersama Detektif Park.
Mi Ra
ingin menyuapi Detektif Park, beberapa teman mengoda keduanya adalah pasangan
yang serasi. Detektif Park memberitahu
Mi Ra membawa orang ke rumah dan dirumah juga sangat aman, karena Berkat dupa pemberian Man Wool secara
spiritual.
“Ketika
Mi Ra mengundang para detektif ke rumahku aku tak perlu khawatir berada dalam
bahaya.” Ucap Sanchez
“Sanchez,
berikan kepada Mi Ra. Aku akan berbicara dengannya.” Kata Chan Sung, Sanchez
pikir tak perlu.
“Aku
yakin dia membawa orang khawatir barangkali aku depresi kalau aku sendirian.
Sangat menyenangkan dan berisik di sini. Chan Sung, yang bisa kupikirkan
hanyalah memastikan bahwa mereka tak merusak rumput... Kau tak perlu mengkhawatirkanku.”
Ucap Sanchez
Mi Ra
ingin menyuapi Detektif Park buah, tapi Detektif Park merasa lenganya baik-baik
saja jadi bisa makan sendiri. Mi Ra mengelu kalau tanganya sakit dan berpikir
akan mematahkan lengannya agar bisa menyuapinya. Detektif Park pun membiarkan
Mi Ra menyuapinya semangka.
“Kupikir
Mi Ra dan Detektif Park selalu
bertengkar seperti musuh. Sekarang aku melihat mereka, mereka tampak baik-baik
saja. Kau tak perlu khawatir. Sepertinya dia akan segera pindah. Chan Sung, aku
akan makan semangka. Sampai jumpa.” Ucap Sanchez akhirnya menutup ponselnya.
“Sanchez.
Makan melon yang dibeli Detektif Park, Kemari
bergabunglah dengan kami.” Teriak Mi Ra
“Mi Ra...
Melon itu dari kulkasku.” Keluh Sanchez, Mi Ra seperti tak menyadarinya dan
baru tahu kalau Melonnya memang terasa dingin.
Nyonya
Choi datang menemui Chan Sung lalu bertanya apakah mengingat kalau Man Wool mengundang
seorang wanita ke hotel beberapa waktu yang lalu. Mi Ra saat itu datang memuji
kalau hotelnya yang luar biasa.
“Dan dari
apa yang kudengar, dia adalah temanmu.” Ucap Nyonya Choi akhirnya duduk . Chan
Sung membenarkan.
“Apa dia
berpapasan dengan Ketua di kehidupan sebelumnya?” tanya Nyonya Choi. Chan Sung
pikir ikatan mereka bernasib buruk.
“Kami tak
pernah mencoba mencari tahu tentang Ketua Jang karena kami selalu berasumsi
bahwa dia tak punya niat pergi sesudah menyelesaikan kebenciannya. Tapi pohon
yang mengikatnya di sini sudah berubah. Dan kupikir perubahan sudah dibawa olehmu
dan ikatan yang kau bawa.” Ucap Nyonya Choi.
“Asumsimu
benar.” Kata Chan Sung. Nyonya Choi ingin tahu
Selain wanita itu, akankah Ketua Jangmenghadapi lebih banyak ikatan dari
masa lalunya.
“Kini
sudah. Dan aku yakin akan lebih banyak. Mungkin, pada akhirnya aku akan membawa
pria itu kepadanya seperti yang lain.” Kata Chan Sung melihat Man Wool dan
Chung Myung adu pedang.
“Itu
sebabnya Ma Go membawamu ke hotel kami. Lalu, aku dan kau pun mungkin punya ikatan
dengan Ketua Jang juga.” Kata Nyonya Choi
“Aku tak
punya.” Kata Chan Sung. Nyonya Choi tak percaya mendengarnya.
“Itu
aneh. Jika kau belum pernah bertemu dengannya di kehidupan sebelumnya, kenapa
Ma Go memilihmu? Aku yakin dewa pasti punya alasan untuk membawamu kepadanya.”
Ucap Nyonya Choi
“Bagaimanapun,
itu menghasilkan cinta. Aku akan terus hidup bersamanya.” Kata Chan Sung.
Nyonya Choi merasa kasihan dengan Man Wool
“Segera,
dia akan menghadapi orang yang paling banyak memberinya rasa sakit.” Ucap
Nyonya Choi
Man Wool bertemu
dengan Ma Go dan memilih untuk pergi dari pohon bulan. Ma Go memanggilnya
bertanya kenapa pergi, Man Wool menjawab tak ingin melihat Ma Go jadi menyuruh
untuk mengagumi bunga semaunya dan pergi setelah itu.
“Kemudian...
Apa kau hanya akan membiarkan dia? Apa kau akan berpura-pura tak tahu apa-apa?
Kau sudah bertemu dengannya. Kau tak bisa lari darinya. Dia sudah di sisimu.”
Ucap Ma Go, Man Wool akhirnya membalikan badanya.
“Akhirnya
aku bisa memberikan ini kepadamu. Ini milikmu.” Ucap Ma Go memberikan jepitan
rambut yang disimpanya.
Man Wool
teringat yang dikatakan Chan Sung “Tapi aku melihat pria itu. Pria yang bernama
Chung Myung. Dia memegang ornamen berbentuk bulan, yang sepertinya milikmu.”
“Apa dia
adalah Chan Seong?” tanya Man Wool. Ma Go balik bertanya Jika itu dia, apa kau dapat menerimanya?”
“Apa Chan
Sung adalah orang itu?” teriak Man Wool marah.
“Pria
yang sudah kau tunggu lebih dari 1.000 tahun akhirnya muncul, tapi kau
sepertinya tak gembira. Kau begitu yakin pada diri sendiri bahwa begitu dia
datang ke dunia ini, kau akan membunuhnya dan melenyapkannya. Apa kau
menyalahkan diri sendiri sekarang?” ucap Ma Go
“Jadi,
aku bertanya mungkinkah orang itu adalah Chan Sung?” tanya Man Wool
“Kau
sudah memupuk kebencianmu untuk waktu yang lama. Kenapa kau tak lepaskan
kebencian dengan cintamu yang butuh waktu lama untuk mencapaimu?” ucap Ma Go
“Aku
sudah membenci orang itu selama lebih dari 1.000 tahun. Tapi kau membuatku
melihatnya sebagai orang yang kucintai?” ucap Man Wool tak percaya
“Aku
penasaran pria mana yang akan kau lihat. Akankah kau melihatnya sebagai Koo
Chung Myung dan membunuhnya Atau akankah kau melihatnya sebagai Ku Chan Sung
dan menyelamatkannya? Itu... adalah keputusanmu.” kata Ma Go
Man Wool
berjalan di lorong teringat saat kenanganya dengan Chung Myung dan juga Chan
Sung. Saat itu bersama dengan Chung Myung berkata “ Setiap pemandangan yang kau
lihat bersamaku akan terlihat berbeda.”
Lalu saat
bersama dengan Chan Sung diatap berkata “Pemandangan di sini terlihat lebih
cantik karena dilihat bersama.” Mereka pun sama-sama menuliskan nama di atas
telepak tangan.
“Aku
bangga padamu, Man Wool. “ ucap Chung Myung dan memeluk Man Wool untuk terakhir
kalinya.
Man Wool
melihat Chan Sung di depannya lalu berlari dan langsung menusukan jepitan
didadanya. Chan Sung sempat kaget lalu mengatakan kalau untuk percaya padanya
lalu jatuh tak sadarkan diri. Man Wool kaget melihat Chan Sung yang terjatuh.
Nyonya
Choi memanggil Man Wool bertanya Apa ada
masalah, karena terlihat sangat pucat. Man Wool tersadar kalau mengaku baru
saja membunuh Chan Seong dalam pikirannya, karena mungkin reinkarnasi dari pria
yang paling dibenci.
“Aku
yakin bukan. Manager Koo juga bilang itu bukan dia.” Kata Nyonya Choi. Man Wool
mencoba menyakinkan.
“Mungkin
bukan dia. Tapi selama ada kemungkinan itu mungkinlah dia, aku tak akan pernah
bisa melihat Chan Sung.” Ucap Man Wool
“Kini, apa
yang akan kau lakukan?” tanya Nyonya Choi, Man Wool menegaskan tak pernah bisa
membunuh Chan Sung.
“Ma Go
bilang aku harus mengosongkan semuanya. Sekarang aku harus berpikir keras tentang
bagaimana melakukan itu.” Ucap Man Wool.
Chan Sung
menyiapkan banyak kue diruangan, Man Wool masuk dengan wajah sinis. Chan Sung
menyambutnya mengaku membelinya dari
toko yang disukai Man Wool, jadi pasti akan merasa lebih baik sesudah makan
yang manis. Man Wool hanya diam saja saat Chan Sung menyuruhnya dudu.
“Apa yang
ada di tanganmu?” tanya Chan Sung lalu melihat kalau itu Ornamen yang dilihat dalam mimpinya.
“Ini
datang dari mimpimu. Ma Go memberikannya padaku.” Ucap Man Wool memperlihatkan
ditangaya.
“Dalam
mimpiku, tak ada darah di dalamnya.” Ucap Chan Sung bingung, Man Wool mengulang
kalau orang itu mati dengan pedangnya.
“Darah
ini dipenuhi dengan kebencianku.” Ucap Man Wool penuh amarah
“Kenapa
Ma Go memberimu hal yang tak menyenangkan? Cepat Berikan. Aku akan
menyimpannya.”ucap Chan Sung
“Aku akan
menyingkirkan ini sendiri. Bulan berdarah harus dihancurkan. Ma Go selalu
bilang itu padaku. Agar mengosongkan bulan yang dipenuhi dengan kebencian.”
Ucap Man Wool yakin
“Bisakah
kau melakukannya?” tanya Chan Sung ragu, Man Wool menjawab Harus bisa karena Bulan berdarah, harus
dihancurkan.
Hyun
Joong datang memberitahu Chan Sung kalau
Malaikat Maut mencarinya. Man Wool menyuruh Chan Sung untuk pergi.
Malaikat
bertemu di depan terowongan memberitu sudah menemukan arwah jahat yang mengumpat
Chan Sung. Chan Sung mengucap syukur kalau
sudah menemukan Seol Ji Won dan bertanya apakah Ji Won menjadi lebih kuat seperti rencananya.
“Apa kau
pikir arwah jahat dapat menjadi kuat seperti yang dia inginkan? Dia hanya
bersembunyi di kegelapan seperti tikus selokan.” Ucap Malaikat Maut. Chan Sung
mengucap syukur.
“Hasrat
jahatnya tak menjadikannya lebih kuat. Dia hanya bersembunyi di kegelapan
seperti pengecut. Bisakah kau membantuku? Aku dengar, kau pandai berpura-pura sebagai
umpan. Aku tak akan mengungkapkan siapa yang merekomendasikanmu.” Kata Malaikat
Maut.
“Aku
yakin itu adalah Tuan Kim , Aku akan menganggap bahwa seorang rekan kerja sangat
menghargai keterampilanku.” Ucap Chan Sung
“Banyak manajer
manusia bekerja di sini. Di antara mereka, kau... Ini penilaian aku.” Ucap
Malaikat memperlihatkan tangan nomor 1
“Terima
kasih.. Apa kau mulai bekerja di Sanggarloka Bulan dari awal?” tanya Chan Sung,
“Ya...
Aku menuntun sejumlah arwah dari tempat ini ke Alam Baka.” Ucap Malaikat.
Chan Sung
mengingat yang dikatakan Ma Go “Jagalah tamumu. Terutama... tamu pertamamu.”
Lalu bertanya pada malaikat maut Siapa tamu pertama di tempat ini, karena Ma Go
bilang bahwa tamu pertama adalah yang paling penting.
“Aku
belum menuntun tamu pertama dari tempat ini. Tak ada siapapun di tempat ini
yang sudah melihat cahaya samar keberadaannya.” Ucap Malaikat.
“Bagaimana
itu bisa terjadi pada tamu?” kata Chan Sung binggung, Malaikat mengaku tak
memberi jawaban.
“Aku
hanya menuntun mereka sampai akhir. Sekarang, ayo kita tangkap arwah jahat itu.”
Ucap Malaikat lalu meninggalkan Sungai Sanzu.
Sementara
Ma Go sedang memisahkan obat-obatan dan disampingnya ada sebuah topless dengan
kunang-kunang didalamnya. Sementara Man Wool berbicara dengan jepitan pemberian
dari Chung Myung.
“Karena
memiliki tanda bulan dia pasti membuatnya untukmu. Dan kau akan sangat bahagia
saat kau menerimanya. Itu membuatku jijik terhadapmu.” Ucap Man Wool menatap
dirinya dimasa lalu dengan tatapan sinis.
“Ketika
dia datang, aku akan melemparkannya ke dalam neraka yang kau buat dan membuat
kalian berdua menghilang. Namun, karena rencana para dewa, aku tak bisa
melakukannya lagi.” Kata Man Wool
“Aku...akhirnya
jatuh cinta lagi. Bersandar pada cinta itu, aku mencoba mengabaikanmu. Kau
menyeretku lagi. Aku akan... menempatkanmu di sini dan membuangnya di tempat
sampah. Kau akan menggila. Dan kita akan berhenti hidup bersama.” Ucap Man Wool
menyuruh jiwanya dimasa lalu pada jepitanya.
Man Wool
pergi ke bar yang gelap milik Ji Won lalu memanggilnya, tapi Ji Won tak juga
keluar. Man Wool kembali menyuruhnya keluar karna sudah tahu bersembunyi di
tempat itu. Ji Won belum juga keluar, Man Wool memberitahu Malaikat Maut sedang
dalam perjalanan untuk membawanya.
“Kau di sini... Kau berubah dari brengsek
sombong menjadi pecundang. Aku punya sesuatu untukmu... Kau Makan ini.” Ucap
Man Wool saat melihat Ji Won akhirnya keluar.
“Kau
Makan... dan jadilah arwah jahat.” Ucap Man Wool melepar jepitan yang sudah
berisi roh jahat Man Wool.
Malaikat
memberitahu kalau Chan Sung kalau Ji Won
bersembunyi di tempat yang diketahui. Ia tahu Ji Won itu dalam kegelapan,
tapi akan menampakan dirinya sesudah melihat Chan Sung. Chan Sung mengerti lalu
kaget melihat Man Wool sudah ada dalam bar.
“Jang Man
Wool, kau datang juga.” Ucap Chan Sung tak percaya, Man Wool membenarkan.
“Apa kau
menangkapnya?” tanya Chan Sung, Man Woo mengaku sudah membiarkannya.
“Kau akan
dalam bahaya karena aku memberinya hadiah istimewa. Kau mungkin akan sedikit
sibuk dengan yang satu ini. Dia mungkin menggila dengan kekuatan barunya.” Ucap
Man Wool
“Apa yang
kau perbuat?” tanya Chan Sung, Man Wool memberitahu Chan Sung tentang sesuatu.
“Ma Go
bilang, kau adalah dia. Aku harus membunuhmu tapi tak akan bisa. Karena aku
terlalu menyukaimu Tapi aku tak akan melindungimu. Aku menunggu lebih dari
1.000 tahun untuk membunuhmu, aku akan memaki diriku sendiri jika aku
melindungimu.” Ucap Man Wool
“Jika
arwah jahat menjadi iblis, maka dia akan menjadi lebih kuat, dan hidupmu akan
berakhir.” Kata malaikat.
“Terserah.
Karena kau seorang manusia yang dipuja oleh Ma Go, mereka akan campur tangan sebelum
arwah jahat menghampirimu.” Kata Man Woo
“ Dan,...
kau akan binasa.” Kata Chan Sung, Man Wool pikir akhirnya hanya memanfaatkannya.
“Hal yang
kuanggap cinta hanyalah kisah sedih.” Kata Man Wool lalu berjalan pergi. Chan
Sung sempat terdiam dan langsung mengejar Man Wool keluar dari bar. Tapi Man
Wool sudah menghilang.
Chan Sung
pergi ke hotel bingung karena gelpa dan bertanya Ada apa dengan hotel. Hyun Joong
mengaku tak tahu karena Semua lampu hotel padam. Tuan Kim melihat Chan Sung
datang bertanya apa ada masalah dengan
Ketua Jang.
“Sepertinya
ada kesalahpahaman. Apa kau tahu di mana dia?” tanya Chan Sung.
“Dia
pergi ke taman Pohon Bulan dan memblokir pintu.Jadi Tak ada yang bisa masuk.”
Ucap Nyonya Choi khawatir. Chan Sung langsung bergegas pergi dari hotel.
Man Wool
berdiri didepan pohon, Nyonya Choi dengan lilin memberitahu Hyun Joong dan Tuan
Kim kalau mereka harus memeriksa tamu terlebih dahulu. Tuan Kim merasa tak
mengerti kenapa kini dalam masalah. Tiba-tiba lilin mati seperti ada angin yang
berhembus kencang.
Hyun
Joong melonggo meihat Ma Go hitam datang, Nyonya Choi berpikir kalau Man Wool
melakukan sesuatu, tapi apa itu.
Chan Sung
pergi ke rumah obat Ma Go ingin memastikan Apa ia benar-benar orang yang dibenci Jang Man Wool.
Ma Go mengaku Kakaknya tak pernah mengatakan
itu, karena pria itu berada di sini. Chan Sung melihat kunang-kunang dalam
topless.
“Kau
pernah bertemu sebelumnya.” Ucap Ma Go, Chan Sung tak percaya kalau
kunang-kunang itu adalah dia.
“Dia
adalah... tamu pertama yang tinggal di Sanggarloka Bulan.” Ucap Ma Go. Chan
Sung pkir harus membawa dia pada Man Wool .
“Terlebih
dahulu, bukankah seharusnya kau menghentikannya agar tak binasa lebih dulu? Temukan
benda yang diserahkan Man Weol kepada arwah jahat. Begitu arwah jahat
berpindah, dahan pohon akan ditetapkan di atas batu.” Jelas Ma Go.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar