PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
sedang mengemudikan mobil, Jenny menelp mengeluh kalau gagal audisi bukan
berarti telah menghancurkan hidupnya,
dan menghindari teleponnya seharian. Ia berpikir kalau Yi Young sedang menangis
dan bersembunyi.
“Aku
tidak bersembunyi. Aku sudah di studio
latihan sejak pagi ini.” Ucap Yi Young.
“Kenapa
kau berlatih? Kukira kau kesal. Saat sedang marah, istirahat adalah obat
terbaik. Mampirlah setelah kau selesai dengan layanan sopir. Biaya klub akan
dua kali lipat jika kau tidak datang malam ini.” Kata Jenny.
“Apa?
Tidak mungkin... Sejak kapan?” ucap Yi Young kaget. Jenny menjawab sejak hari
ini. Yi Young mengeluh sudah dikerjai temanya lalu berjanji akan datang.
Saat itu
penumpang Yi Young membuka dasi dan juga jasnya, Yi Young pikir kalau merasa
kepanasan dan akan membuka jendelanya. Tapi sang pria yang mabuk mengoceh
seperti sedang bicara dengan bosnya dan berjanji akan melakukannya karena
hidupnya sulit.
“Itu
semua salahku. Aku punya tiga anak. Pak, tolong ampuni aku sekali ini saja.”
Ucap si pria. Yi Young binggung dan panik melihat si pria yang akan membuka
celananya.
Disebuah
bar, seorang wanita mainan musik klasik, seperti ada orkestra kecil diatas
panggung. Jenny menonton memesan satu bir. Yi Young datang bertanya dimanaAlumnus
Universitas Musik Shinyoung bertemu. Jenny melihat Yi Young langsung
memanggilnya.
“Hei.. Semuanya,
sekretaris dari kelas 23 dari Klub Orkestra Shinyoung datang.” Teriak Jenny. Yi
Young pun memeluk Jenny dan menyapa teman yang sudah lama tak bertemu.
Mereka
pun mulai bermain siapa yang harus minum sampai akhirnya semua mabuk. Dua pria menceritakan Menjadi yang terbaik di
kelas kita tidak ada artinya, karena Orkestra simfoni hampir tidak bisa
berjalan dengan sumbangan regional.
“Gajiku
sedikit di atas upah minimum. Aku juga harus bersaing dengan juniorku sekarang.
Ini sangat menegangkan bagiku.” Kata Teman pria Yi Young.
“Hei,
tetap saja, kau musisi. Sudah tiga tahun sejak aku dipecat dari orkestra dan
mulai menyiapkan murid untuk ujian masuk. Aku tidak merasa bahagia. Sudah
kubilang, aku ada di akhirat.” Komentar pria lainya.
“Kenapa
semua orang sangat murung malam ini? Kalian masih punya pekerjaan yang berhubungan
dengan jurusan kalian. Aku sudah bermain selo selama 20 tahun, tapi masih
menjual sepatu lewat daring.” Kata teman wanita Yi Young.
Hei, kau!
Aku iri kepadamu, kau, dan kau. Aku iri dengan kalian semua.” Ucap Yi Young.
Mereka heran dengan tingkah Yi Young, Jenny berpikir temanya itu sudah mabuk.
“Biar
kuberi tahu sedikit tentang diriku. Aku gagal dalam total 17 audisi. Tidak
pernah belajar di luar negeri dan tidak punya kualifikasi, jadi, aku bahkan
tidak bisa bermimpi menyiapkan murid untuk ujian. Dan aku sudah lama menjadi
sopir penganti.”cerita Yi Young.
“Kemarin,
aku menghadiri sebuah audisi. Aku menjatuhkan pemukulku dan terjatuh. Coba
kalian tebak? Darah mulai mengalir keluar dari hidungku. Tapi itu tidak
apa-apa. Karena aku punya impian dan pacar manis yang mencintaiku apa adanya.” Ucap
Yi Young masih bersyukur.
“Baiklah.
Kau pemenangnya. Kau yang terbaik.” Ucap Jenny meminta mereka semua tepuk
tangan.
“Teman-teman,
hidup bukan apa-apa. Mari minum semalaman!” ucap Yi Kyung dan semua pun kembali
minum lalu pamit ke toilet.
Saat itu
pesan masuk dari "Choi Seo Ju" semua mendapatkan pesan yang sama, dengan judul "Ketahuan memiliki afair,
Pacarnya Yi Young ?” Jenny merasa tak percaya dan melhat foto pacar Hong Yi
Young. Yi Young kembali, semua menyuruh agar menyembunyikan ponselnya.
“Kenapa
semua orang tampak murung setelah aku tidak ada? Kita harus minum... Teman-teman,
aku baik-baik saja... Aku bahagia. Aku masih punya impian dan cinta sejatiku.” Ucap
Yi Young dan ingin melihat ponselnya.
Jenny dkk
menahan agar Yi Young tak melihat ponselnya, tapi Yi Young tak peduli menarik
ponselnya agar melihatnya. Jenny menenangkan Yi Young kalau semua ini tak benar
dan tahu Seo Ju pembohong. Jenny menarik ponselnya ingin melihatnya.
“Ini
gila... Aku baru saja melihat Ha Eun Ju berselingkuh. Mereka naik lift di Hotel
Myungshin. Pria itu adalah pacar Hong Yi Young, Moon Jae Hyung!”
Yi Young
langsung jatuh lemas, Jenny panik melihat temanya sambil mengumpat kalau akan
membunuh mereka. Yi Young tak bisa menahan ingin muntah lalu bergegas masuk
toilet, Jenny menemani Yi Young sambil menepuk pungungnya.
Yi Young
berjalan pulang masih mabuk sambil menyanyi "Nina bobo, Sayangku,
tidurlah" lalu melihat restoran daging panggang. Ia menatap pria dan
wanita saling menyuapi terlihat sangat mesra. Yi Young pun menatapnya dengan
iri.
Flash Back
Yi Young
dan Jae Hyung makan bersama dan Yi Young menyuapi pacarnya dan bertanya apakah
rasanya enak. Jae Hyun menganguk, menurutnya Rasanya lebih enak karena Yi Young
yang membelinya dan heran karena tak ikut makan juga.
“Haruskah
aku memesan satu porsi lagi?” ucap Jae Hyung, Yi Young menolaknya.
“Sudah
kubilang aku sedang diet.” Ucap Yi Young seperti menahan diri agar tak makan. Jae
Hyung pikir Yi Young tidak perlu berdiet.
“Tidak,
kau hanya tidak bisa melihat lemaknya sekarang. Jadi Makanlah. Habiskan
semuanya.” Ucap Yi Young seperti membiarkan Jae Hyung makan agar menyenangkan pacarnya.
Yi Young
melihat dari jendela berpikir Itu tampak sangat lezat dan dagingnya juga enak.
“Aku
memang menyuruh dia menghabiskannya, tapi bagaimana mungkin dia melakukan itu? Bukan
hanya kau yang punya mulut. Aku juga punya satu! "Jika aku tidak bisa
makan daging Aku tidak bisa menikah,Orang yang jahat" teriak Yi Young
didepan jendela restoran.
Semua
pengunjung melihat Yi Young hanya bisa tertawa bahkan merekamnya,
Yi Young langsung mengumpat "Dasar orang
jahat" Jang Yoon tiba-tiba datang mengajaknya pulang dan mengaku punya daging
di rumah. Yi Young binggung siapa pria yang berani menariknya.
Jang Yoon
menarik jauh Yi Young dari restoran ke jalan yang sepi. Yi Young mengeluh ada orang
asing yang mengganggunya. Tapi akhirnya sadar kalau Jang Yoon lagi yang
menariknya pergi. Jang Yoon mengeluh karena Yi Young berisik sekali saat mabuk
jadi menyuruhnya Pulang.
“Kenapa?
Hei.. Dengar... Kenapa kau peduli? Kenapa? Kenapa kau peduli jika aku menangis,
menyebabkan keributan, dan saat aku memasukkan telur ke dalam mi...” ucap Yi
Kyung lalu teringa dengan ucapan Jang Yoon
"Kau
harus menambahkan telur, Saat mi sudah matang. Untuk membuatnya lezat... Ini
nomorku. Aku mencari pekerjaan paruh waktu.Aku bisa melakukan tugasmu..” Kata Jang
Yoon
“Uang
itu. Kau mau ke mana? Kau penipu yang memakai uang itu untuk menipuku.” Kata Yi
Young
“Aku akan
pulang. Kenapa?” kata Jang Yoon, Yi Young tak percaya ingin tahu dimana rumahnya
karena ini jalan ke rumahnya.
“Kau
harus memperbaiki kebiasaan minummu. Bukan hanya kau yang tinggal di sini.” Ucap
Jang Yoon akan pergi.
“Kau mau
ke mana? Jangan pergi! Ini jalan ke rumahku, jadi, jangan pergi!” kata Yi Young
menghadangnya. Jang Yoon hanya bisa tertawa mengejek
“Apa kamu
baru saja menyeringai kepadaku? Baiklah. Menyeringailah kepadaku. Menyeringailah
sesukamu!” kata Yi Young memegang wajah Jang Yoon.
“Aku
pantas diejek... Aku pantas mendapatkannya. Hidupku sangat menyedihkan.” Ucap Yi
Young akhirnya duduk sambil menangis.
“Tidak
seorang pun pantas untuk diejek.” Kata Jang Yoon, Yi Young menahan kaki Jang
Yoon. Jang Yoon mengeluh apa yang dilakukanya.
“Apa? Aku
tidak bisa mendengarmu... Apa kamu mau tidur denganku? Tidurlah denganku...
Tidurlah denganku, oke? Ayo tidur bersama.” Ucap Yi Young merengek. Jang Yoon
hanya bisa menghela nafas.
Yi Young
terbangun dengan mendengar ponsel berbunyi, Eun Joo menelp menyuruh Yi Young
keluar dan berpikit kalau akan datang kerumahnya saja, atau Yi Young yang
datang ke tempatnya. Yi Young tersadar di tidurnya dan melihat layar ponselnya
"Ha Eun Joo"
Akhirnya
Yi Young pun sampai ke sebuah cafe, dengan wajah gugup menenangkan diri kalau
ia adalah pacarnya jadi boleh marah. Jae Hyung sudah menunggu dan terlihat Eun
Joo sudah duduk menunggunya. Yi Young pun duduk didepan Eun Joo.
“Ini
untukmu. Kudengar itu minuman favoritmu. Jae Hyung memberitahuku.” Ucap Eun Joo
memberikan minum, Jae Hyung hanya berdiri dengan wajah tertunduk.
“Kudengar
Seo Joo mengekspos semuanya kemarin. Mereka pasti sering menjelek-jelekkanku.” Ucap
Eun Joo sombong
“Apa itu
yang kau khawatirkan? Apa Kau khawatir mereka menjelek-jelekkanmu?” ucap Yi
Young sinis.
“Tentu
saja tidak. Aku terbiasa dijelek-jelekan dari belakang. Jae Hyung memberitahuku
bahwa dia tidak ingin putus denganmu. Lalu Bagaimana denganmu? Aku juga tidak
ingin terus menemuinya. Jadi, mari lupakan kejadian kemarin. Tentu, akan lebih
baik jika kau tidak pernah tahu.” Kata Eun Joo
“Apa kamu
bercanda? Dia pasti cinta satu malam bagimu, tapi bagiku... Bagiku, dia salah
satu dari segelintir orang berharga...” kata Yi Young
“Jika dia
sepenting itu bagimu, kau seharusnya memastikan dia tidak selingkuh. Kau
setuju, kan? Aku memanggilmu untuk membantu kalian berbaikan. Aku menyiapkan
ini untuk kalian, jadi, sisanya terserah kepadamu.” Ucap Eun Joo akan keluar
membayar minuman.
“Aku akan
membayar minumanku.” Ucap Yi Young, Eun Joo pun mempersilahkan lalu berjalan
pergi.
Jae Hyung
memanggil Yi Young dengan wajah bersalah, Yi Young marah meminta agar jangan
memanggil namanya. Jae Hyung pun memanggil “Nuna” Jae Hyung kesal karena tidak
mau mendengarnya jadi jangan panggil namanya. Jae Hyung hanya bisa tertunduk
“Jaket
yang kau kenakan itu 800 dolar... 800 dolar, Brengsek Aku membelinya dengan
cicilan selama 10 bulan... Apa kau tahu itu? Kau sudah tahu betapa kerasnya aku
bekerja untuk memenuhi kebutuhan.Tapi kau bahkan tidak pernah menghubungiku.” Ucap
Yi Young marah
“Kau
tidak bisa dihubungi karena sibuk berselingkuh? Bagaimana kamu bisa memakai apa
yang kubelikan untukmu dan tidur dengan temanku? Bagaimana bisa? Teganya kamu
melakukan itu?” ucap Yi Young meluapkan amarahnya.
“Aku... Aku
juga melakukan bagianku.” Ucap Jae Hyung, Yi Young tak percaya mendengar
pembelaan Jae Hyung.
“Meskipun
aku lelah, kau membangunkanku di tengah malam dan bilang tidak bisa tidur. Dan
jaket ini... Kau yang ingin membelikannya untukku. Kau meminta maaf dan bilang
itu untuk membangunkanku setiap malam. Apa kamu sungguh menyukaiku? Apa kau
hanya butuh seseorang untuk membantumu tertidur?” ucap Jae Hyung.
“Cepat
Lepaskan... Aku tidak percaya kau mengatakan itu. Kau pikir kamu siapa? Kau
membuatku menghabiskan semua uang yang kuhasilkan, dan kau bahkan tidur dengan
temanku... Lalu apa? Kau bertanya apa aku benar-benar menyukaimu?” teriak Yi
Young sambil menangis.
“Maafkan
aku... Aku sungguh minta maaf.” Kata Jae Hyung ingin mendekat
“Jangan
mendekat! Bayar saja minumanku.” Ucap Yi Young memberikan struk minuman. Jae
Hyung mengejar Yi Young mengajak untuk bicara.
Yi Young
yang sedih menenangkan diri diatas jembatan sambil bergumam. “Seorang genius
pernah mengatakan ini. "Cinta itu buang-buang waktu." Aku tidak tahu
apakah cinta sungguh membuang-buang waktu atau tidak. Tapi aku tahu apa yang
kumiliki benar-benar membuang-buang waktu.” Gumam Yi Young
Yi Young
akhirnya pergi ke minimarket, dan kasir memberitahu jumlahnya satu dolar. Yi
Young akan membayarnya dan melihat uang dengan nomor telp Jang Yoon.
“Ini
nomorku... Tolong jangan salah paham. Aku tidak merayumu. Aku mencari pekerjaan
paruh waktu.” Ucap Jang Yoon.
Yi Young
akhirnya memberikan uang lain dan memasukan uang pemberian dari Jang Yoon.
Di sebuah
restoran, Jang Yoon seperti pelayan meminta Satu salad cobb dan aglio e olio.
Saat itu ponselnya berdering tapi saat diangkat tak ada suara, Yi Young
terlihat gugup lalu mengaku menyebabkan keributan kemarin di depan restoran
barbeku.
“Begini...
Maaf soal kemarin. Anggap saja itu pengalaman yang sangat buruk, dan tolong
hapus saja dari ingatanmu. Sampai jumpa.” Ucap Yi Young lalu menutup telp, Jang
Yoon akhirnya menelpnya kembali.
“Apa Kau
menelepon untuk bilang itu?” ucap Jang Yoon. Yi Young pikir Semacam itu.
“Aku
ingin meminta bantuanmu, tapi kupikir
sebaiknya jangan. Maafkan aku.” Ucap Yi Young akan menutup. Jang Yoon
menahanya.
“Jika kau
menelepon karena membutuhkan pekerja paruh waktu, katakan saja kepadaku. Aku akan
melakukan apa pun demi uang.” Ucap Jang Yoon
“Kau
bilang kau bahkan menelepon saat malam, bukan?” ucap Yi Young, Jang Yoon
membenarkan kalau melakukan apa pun demi uang.
“Kalau
begitu, bisakah kau bernyanyi untukku? Sebenarnya lebih baik jika kau tidak
pandai menyanyi. Itu akan membantuku tertidur.” Ucap Yi Kyung
“Jadi,
maksudmu, kau ingin aku bernyanyi untukmu meskipun aku tidak bisa menyanyi?”
ucap Jang Yoon heran
“Aku tahu
ini terdengar aneh. Tapi obat tidur pun tidak berfungsi.. Yah Tidak harus
kau... kau bisa Beri tahu aku jika ada orang yang bersedia melakukannya untukku.”
Kata Yi Young
“Aku ahli
dalam hal itu. Pukul berapa aku harus meneleponmu?” ucap Jang Yoon. Yi Young
terlihat binggung.
“Apa
Malam ini? Sekitar tengah malam? Baiklah, aku akan meneleponmu pukul 23.50.
Jika kau berhasil tertidur setelah mendengarku bernyanyi, maka kau bisa mempekerjakanku
secara resmi mulai besok. Jika kau gagal tidur, kamu bisa melupakannya. Bagaimana
menurutmu?” ucap Jang Yoon.
“Kedengarannya
bagus.” Kata Yi Young, Jang Yoon setuju akan meneleponnya pukul 23.50 lalu
akhirnya menutup telp.
“Astaga,
apa yang baru saja kulakukan?” ucap Yi Young berjalan pulang merasa heran
dengan yang dilakukan. Sementara Jang Yoon sedang menjadi pelayan restoran.
Yi Young
berlatih timpani sampai semua keringatnya keluar, lalu pergi membeli minum
sambil mengatur nafasnya.
“Lagu
favoritku adalah simfoni Shostakovich nomor 10. Dan ada rahasia tersembunyi di
lagu itu. Kau ingin tahu apa itu? Timpani memainkan D, E mol, C, dan B.”
“Jika kau
mengubah empat nada itu ke dalam bahasa Jerman, itu berubah menjadi inisial
Shostakovich. Aku juga punya rahasiaku sendiri. Aku tidak ingat apa pun dari
musim panas lalu saat usiaku 26 tahun.”
Saat itu
Yi Young duduk diatas ranjang rumah sakit, “Aku naik taksi dan mengalami
kecelakaan mobil. Dan karena kecelakaan itu, aku kehilangan ingatanku selama
tiga bulan.”
“Tiga
bulan, Terkadang aku memiliki imajinasi liar.”
Terkadang aku bertanya-tanya apakah ada rahasia besar dalam ingatanku
yang hilang.” .. Tidak, aku terlalu memikirkannya...” ucap Yi Kyung yang sambil
mandi busa.
“ Benar.
Seburuk apa pun ingatanku, itu tidak mungkin lebih buruk daripada realitasku
sekarang.” Kata Yi Young lalu membendamkan diri didalam bathtub.
Tiba-tiba
terdengar suara ponsel terlihat jam 23.50 dan Yi Young pun mengangkatnya. Jang
Yoon langsung bertanya apakah sudah memilih lagu yang ingin didengar. Yi Young
kaget lalu meminta agar menarik napas dengan wajah tersenyum duduk di sofa.
“Jadi, kau
akan menyanyikan lagu yang kuminta?” ucap Yi Young tak percaya.
“Jika
tidak ada permintaan khusus, aku akan menyanyikan apa pun yang aku mau.” Kata Jang
Yoon. Yi Young mengerti.
“Kalau
begitu, nyanyikan "One Man" dari Kim Jong Kook.”kata Yi Young, Jang
Yoon pikir Itu lagu yang bagus.
“Baiklah.
Aku akan mulai bernyanyi sekarang.”kata Jang Yoon, Yi Young sudah siap
mendengarnya.
Jang Yoon
menyanyi dengan nada fals tapi liriknya sangat dalam. "Itu pasti sudah
lama, Cukup lama, Agar kata-kata ini menjadi tidak berwarna, Aku bisa
melihatnya di matamu, Sama seperti temanmu. Siapa yang tahu semua
tentangmu..Seperti bayanganmu..Aku pasti bersamamu"
“Tidak
mungkin. Bagaimana bisa dia bernyanyi seburuk ini?” gumam Yi Young menahan tawanya
mendengar Jang Yoon terus menyanyi.
“ Tapi
ini aneh sekali... Setelah mendengarkan nyanyiannya... Hatiku yang mendidih
mulai tenang. Aku pasti kelelahan selama beberapa hari terakhir. Aku hampir
gila.” Ucap Yi Young akhirnya sudah tertidur diatas sofa.
Jang Yoon
baru saja selesai bicara, sampai akhirnya memanggil Yi Young untuk memastikan
apakah sudah tidur. Yi Young tak menjawabnya, saat itu Jang Yoon bisa sedikit
tersenyum dan tiba-tibanya matanya berubah dan terlihat pisau lipat ditanganya.
Yi Young
pergi ke sebuah tempat dan terlihat seperti sebuah kejadian terulang kembali
didepanya.
Flash Back
"Satu tahun yang lalu"
Ada
polisi dan ambulance di sebuah ilalang, korban dibawa ke dalam ambulance karena
Ada korban yang tewas, terlihat ada cincin di jarinya.
“Seorang
pria yang diduga berusia akhir 20-an telah dibawa ke tim penyelamat dari TKP. Kami
akan kembali setelah memeriksa TKP sedikit lagi.”
Jang Yoon
mencari-cari di semak-semak dan menemukan pisau lipat bekas darah yang dibuang.
Ia pun memegang pisau yang sama tapi sudah bersih dan mengingat pertemuan yang
dianggap tak sengaja tapi sepertinya Jang Yoon sengaja bertemu Yi Young.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar