PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
mengingat suara yang ada dalam pikiranya “Ayo naik kereta gantung besok pagi, Yi Young.” dan membuat figura
ditanganya pun terjatuh. Jang Yoon melihat foto adiknya yang terjatuh
berantakan. Yi Young ingin tahu Siapa yang membunuh adik Jang Yoon.
“Seseorang
yang dia cintai.” Ucap Jang Yoon. Yi Young bertanya nama adik Jang Yoon.
“Ian..
Kim Ian.. Apa kau mengenalnya?” tanya Jang Yoon. Yi Young mengaku tak kenal dan
belum pernah mendengar nama itu dan akan berjalan pergi dengan wajah gugup.
“Jangan
bergerak.” Ucap Jang Yoon tapi kaki Yi Young sudah mengenai sepihan kaca.
“Tidak,
aku baik-baik saja.” Kata Yi Young, Jang Yoon meliha luka di kaki Yi Young lalu
memarahinya karena sudah menyuruh agar jangan bergerak.
Yi Young
duduk di kursi sementara Jang Yoon memasang perban pada kaki Yi Young. Yi Young
menatap Jang Yoon terlihat sangat perhatian lalu bergumamm “Dia dibunuh oleh
seseorang yang dia cintai? Kurasa dia tidak bercanda. Apa maksud perkataannya?”
“Ada apa?”
ucap Jang Yoon yang merasakan Yi Young terus menatapnya. Yi Young mengaku bukan
apa-apa.
“Coba
Berdirilah. Apa Kau bisa berjalan?” kata Jang Yoon selesai memasang perban. Yi
Young berdiri mengaku bisa berjalan.
“Lagi
pula, ini tidak terlalu sakit.” Ucap Yi Young lalu mencoba tertawa.
“Kau
tidak khawatir sama sekali. Bagaimana kau bisa tertawa?” sindir Jang Yoon. Yi
Young akhirnya hanya bisa terdiam.
Yi Young
menuangkap kopi sambl berkomentar kalau Jang Yoon ternyata bisa memasak atau
mengemudi walaupun tangannya terluka. Jang Yoon sudah ada diblakon dengan
teropong lalu bertanya apakah Yi Youn pernah melihat gerhana bulan.
“Gerhana
bulan? Ya, di TV beberapa kali.” Ucap Yi Young bangga. Jang Yoon menyimpulkan
Yi Young tidak pernah melihat gerhana bulan sungguhan lalu mencoba untuk
melihatnya.
“Ada
bayangan di atas bulan... Aku belum pernah melihat ini dari dekat... Wahh...
Mengagumkan... Bagian yang gelap itu bayangan Bumi, kan?” ucap Yi Young takjub
melihat ada di teropong.
“Ya. Namanya
gerhana bulan sebagian. Separuh bulan akan tertutup.” Jelas Jang Yoon
“Apa Kau
sering ke sini untuk melihat bulan?” tanya Yi Young, Jang Yoon mengaku hanya
sesekali saja.
“Adikku
menyukainya.” Ucap Jang Yoon. Yi Young duduk didepan Jang Yoong, teringat saat
bertanya Siapa yang membunuhnya, lalu Jang Yoon menjawab “Seseorang yang dia
cintai.”
“Omong-omong...Aku
merasa ada yang mengganjal sejak tadi. Mengenai adikmu, bisa ceritakan apa yang
terjadi? Tapi Jika merasa tidak nyaman, tidak perlu dijawab.” Ucap Yi Young
“Kecelakaan
mobil... Lebih tepatnya, itu yang dikatakan ayahku.” Ucap Jang Yoon. Yi Young
mengerti.
“Pacarnya
yang mengemudi, kan. Lalu Apa yang
terjadi pada pacarnya itu?” tanya Yi Young
“Dia
masih hidup dan sehat.” Ucap Jang Yoon seperti mencoba menahan emosinya. Yi
Young pikir bisa bersyukur karena ada yang selamat. “Sejujurnya, aku mengalami
kecelakaan musim panas lalu.” Ucap Yi Young berdiri dibalkon.
“Kecelakaan
apa?” tanya Jang Yoon memancing. Yi Young mengaku menurut sepupunya ditaksi
tapi sebenarnya ia tak ingat sama sekali.
“Aku
kehilangan ingatan selama tiga bulan sebelum dan sesudah kecelakaan. Ada
istilah yang keren untuk itu?Apa "Amnesia disosiatif"?” ucap Yi Young
Jang Yoon
masih mengingat saat bertemu dengan Yi Young bertanya “Apa kau ingat siapa yang
kau bunuh?” lalu berkomentar seperti tak percaya kalau Yi Young kehilangan
ingatan selama tiga bulan. Yi Young pikir memang itu faktanya.
“Kukira
hal seperti itu hanya terjadi di film. Aku baru tahu itu memang bisa terjadi.”
Ucap Yi Young kembali duduk.
“Apa Kau
tidak ingin tahu tentang ingatanmu yang hilang? Apa kau tidak penasaran?” kata
Jang Yoon.
“Entahlah.
Aku tidak tahu. Aku merasa ingin tahu Tapi aku juga takut. Terkadang aku
bermimpi buruk dan khawatir apa itu ingatanku atau bukan.... Ahh.. Sudahi saja
obrolan ini. Suasananya jadi murung.” Ucap Yi Young. Jang Yoon mengajak masuk
ke dalam saja.
Yi Young
bingung karena Jang Yoon mengajak duet piano dan artinya mau bermain piano
dengannya. Jang Yon membenarkan ingin main piano bersama dengan Yi Young. Yi
Young binggung menurutnya Jang Yoon tak mungkin bisa bermain piano dengan
tangannya yang cedera.
“Sudah
lama aku tidak bermain piano. Tapi Aku memainkannya selama tiga tahun saat aku
masih kecil dan Hanya itu saja.” Ucap Yi Young mencoba duduk didepan piona dan
Jang Yoon sibuk mencari partitur.
“Kau
bilang adikmu pianis sepertimu, kan? Kalian pasti sering bermain bersama saat
masih kecil.” Ucap Yi Young.
“Tidak
sering, tapi terkadang. Kami tinggal terpisah, jadi, kami hanya bisa bertemu
saat libur. Saat bertemu, biasanya kami menginap di sini.” Ucap Jang Yoon lalu
memilih lagu “Debussy”
“Itu tanganku
saat aku masih kecil. Kurasa itu musim panas kelas enam. Adikku sering menangis
saat bermain piano di malam hari. Dia takut, Karena itu aku menggambarnya.”
Ucap Jang Yoon saat melihat Yi Young melihat ada gambar tangan diatas penutup
piano.
“Coba
Letakkan tanganmu di sini.. "Lihat? Bukankah rasanya kamu berpegangan
tangan denganku? Jadi, jangan takut. Kau dan aku ada bersama di sini."
Ucap Jang Yoon menaruh tangan Yi Young diatas
gambar tangan. Air mata Yi Young tiba-tiba mengalir.
“Maafkan
aku... Ada apa denganku? Ahh... Kurasa aku tidak waras... Tadi... Mungkin
karena kau menceritakan tentang adikmu, tapi aku....” Ucap Yi Young terlihat
gugup menghapus air matanya.
“Kita
harus kembali. Sudah larut malam. Setelah menjadi asisten Maestro Nam, aku jadi
lumayan sibuk. Aku harus datang lebih awal dan...” kata Yi Young akan bergegas
pergi.
“Kenapa?
Kenapa kau terus melarikan diri? Kenapa kau terus menghindariku saat aku ingin
tahu lebih banyak? Karena kau terus melarikan diri, aku tidak tahu harus bagaimana.”
Ucap Jang Yoon seperti menyindir.
“Aku ingin
tahu lebih banyak tentangmu. Aku ingin tahu sebanyak mungkin. Aku ingin tahu
semua yang tidak diketahui orang lain. Kuharap kau tahu itu.” Tegas Jang Yoon
lalu mengajak Yi Young pulang.
Yi Young
duduk dibangku penumpang dan Jang Yoon yang mengemudikan mobil dengan satu
tanganya. Ia menatap Jang Yoon sambil mengingat yang dikatakan oleh kakak Ian “Aku
ingin tahu lebih banyak tentangmu. Aku ingin tahu sebanyak mungkin.”
“Kenapa? Apa
Ada yang ingin kamu katakan?”tanya Jang Yoon merasakan kembali Yi Young
menatapnya.
“Tentang
yang tadi kamu katakan.” Kata Yi Young, Jang Yoon bertanya yanga mana. Yi Young
tak ingin membahasnya lagi.
Yi Young
pulang ke rumah mengingat kembali kejadian dirumah ternyata pria itu Adiknya
Jang Yoon dan saat menanyakan namanya yaitu Kim Ian.
“Kenapa
dia terlihat sangat familier? Tapi Kenapa marga mereka berbeda?” ucap Yi Young
binggung.
Sementara
Jang Yoon mengingat yang dikatakan Yi Young "Amnesia disosiatif" Aku tidak
ingat. Aku kehilangan ingatan tiga bulan sebelum dan sesudah kecelakaan. Jadi
Aku tidak tahu dan tidak ingat apa pun.”
Tapi ia
tak percaya kalau Yi Young kehilangan ingatan selama tiga bulan. Yi Young pun
menegaskan kalau itu faktanya. Jang Yoon terlihat sangat marah, sementara Yi
Young mengingat saat Jang Yoon memasang perban seperti memberikan perhatian
lebih.
“He.. Berhentilah
memikirkan dia. Hentikan... Sadarlah, Yi Young.” ucap Yi Young merasakan
jantungnya mulai berdebar lalu membanting tubuhnya di tempat tidur.
Jang Yoon
menelp seseorang memberitahu kalau itu sesuai dengan dugaanya kalau Yi Young tidak
ingat apa pun tentang kecelakaan itu., bahkan tidak ingat siapa Ian dan tidak
ingat Ian sudah meninggal. Ia a pun melihat Catatan medisnya juga membuktikan
hal itu jadi harus cari cara lain.
Nyonya
Yoon memakai baju sambil berbicara kalau ada rapat dengan Dirut pukul 11.00 dan
makan siang dengan asosiasi pendukung pukul 12.00. Lalu Sampel poster konser
inaugurasi akan siap pukul 16.00. Ia masang anting keluar dari ruangan melihat
pemain timpani sudah menunggu.
“Omong-omong,
jangan lupa bahwa Konduktor Song akan kembali dari Jerman hari ini. Ada
pertemuan di rumahnya besok pukul 19.00 untuk merayakan kepulangannya. Maestro
Nam juga akan hadir.” Kata Nyonya Nam
Si pemain
timpani seperti baru saja menghabiskan malam bersama, dan akhirnya memberikan
ciuman dipipi lalu pamit pergi.
“Kau
harus pergi tanpaku. Aku akan ke salon mendampingi Dirut.Sampai jumpa di acara
makan siang.” Ucap Nyonya Yoon berbicara di telp Saat itu Sek Yan menelp,
Nyonya Yoon langsung melotot tajam.
Yi Young
akan masuk ruang latihan tapi semua anggota keluar dari ruangan dan
bertanya-tanya Kenapa semua orang pergi lalu melihat Jenny keluar dengan wajah
cemberut dan menanyakan apa yang terjadi. Jenny memberitahu kalau mereka diminta
untuk pergi.
“Kami
berlatih di luar hari ini.” Ucap Jenny. Yi Young kaget mendengarnya.
“Maestro
Nam yang merencanakannya.” Kata Jenny. Yi Young tak percaya dengan cuaca yang
panas mereka harus main diluar.
Semua
berkumpul diatas panggung, diluar ruangan. Beberapa pemain mengeluh kalau ini
menyebalkan dan khawatir dengan instrumen mereka. Yang bisa rusak dan mulai
mengumpat pada Joo Wan. Eun Joo datang langsung membela Joo Wan.
“Orang
tidak penting selalu menyalahkan orang lain.” Sindir Eun Joo, Pemain
dibelakangnya mengeluh kesal.
“Fokuslah
bekerja lebih baik daripada membuang waktumu mengejek konduktor. Toh, permainan
kalian sangat buruk.”ucap Eun Joo.
Sebelum
terjadi adu mulut, Joo Wan akhirnya datang menyapa semua anggotanya dengan
senyuman ceria. Ia berpikir kalau cuacanya bagus hari ini, semua menyetujuinya
tapi mengangkat tangan mereka diatas kepala karena silau. Joo Wan pikir langit
sekarang sangat biru.
"Apa
konduktornya sudah gila? Kenapa dia meminta kita keluar?" Kalian
menjelek-jelekkanku, kan?” ucap Joo Wan. Semua membenarkan.
“Tidak
ada alasan khusus. Kita dikelilingi tanah dan pohon. Langit di atas kita, dan
anginnya sejuk. Dan kebetulan kita akan berlatih "1001 Nights" Kita
beruntung menjadi musisi. Kalian setuju, kan?” ucap Joo Wan. Semua setuju.
“Akan
lebih baik jika gelap, tapi karena tidak bisa seperti itu, mari bermain sambil
membayangkan kita berada di istana di Arab. "Scheherazade" oleh
Rimsky-Korsakov, bagian kedua.” Ucap Joo Wan
Nona Yoon
masuk ruang latihan dan kosong, wajahnya sangat marah. Sek Yang masuk mencoba
agar menenangkan tapi Nona Yoon sudah keluar ruangan dengan penuh amarah.
Sementara
Yi Young sibuk merekam latihan di ponselnya, wajahnya terlihat tersenyum, Nona
Yoon pun bertanya Di mana para anggota orkestra. Sek Yang dengan terbata-bata
menjawab kalau Mereka di luar di tempat kosong.
Saat itu
Yi Young masih tersenyum merekam tanpa sadar Nona Yoon sduah ada disampingnya.
Sek Yang berdiri agar jauh dengan wajah ketakutan. Nona Yoon akhirnya bicara
meminta agar Yi Young mendengarnya saat merekam.
“Kau Jangan
menatapku.” Ucap Nona Yoon sinis. Yi Young mengerti dengan serius merekam
latihan.
“Apa Kau
tahu berapa anggaran tahunan orkestra kita?” ucap Nona Yoon. Yi Young mengaku
tak tahu.
“Apa Kau
tahu bagaimana aku harus merendahkan diriku agar bisa menerima anggaran itu
tiap tahun? Pasti kau tahu ini karena kamu juga musisi. Jika instrumennya
rusak, menurutmu siapa yang harus mengganti rugi semuanya?” ucap Nyonya Yoon
tak bisa menahan emosi.
“Jika
para musisi meminta bayaran ekstra, menurutmu siapa yang harus membayar itu?”
kata Nyonya Yoon. Yi Young ingin menjelaskan tapi Nyonya Yoon lebih dulu
bicara.
“Apa kau
kesal karena aku membentakmu?” ucap Nyonya Yoon. Yi Young tertunduk mengaku
bukan seperti itu.
“Jika
kamu pernah menjadi musisi, seharusnya kau cukup pintar untuk mencegahnya
melakukan sesuatu seperti ini. Itu yang kuharapkan saat memutuskan untuk
mempekerjakanmu.” Tegas Nyonya Yoon
“Kau dibayar
dari anggaran berharga itu agar kau bisa menghentikan Maestro Nam melakukan hal
gila. Apa Kau mengerti?” ucap Nyonya Yoon melotot tajam. Yi Young akhirnya
hanya bisa meminta maaf.
“Bisakah
kamu berhenti minta maaf? Aku benci saat orang meminta maaf. Jangan lakukan apa
pun yang akan membuatmu minta maaf. Ini nomor teleponku. Kirimkan video yang
baru saja kau ambil. Aku akan mengirimnya ke asosiasi pendukung.” Ucap Nyonya
Yoon lalu bergegas pergi.
Yi Young
menerima kartu nama hanya bisa terdiam, sementara Joo Wan sedari tadi bisa
melihat Yi Young kena amrah Nyonya Yoon, dan akhirnya latihan mereka berakhir.
Beberapa penonton didepa mereka langsung berdiri dan memberikan tepuk tangan.
Semua
pemain tak percaya ternyata pemainan mereka di tonton dan diberikan tepuk
tangan walaupun hanya sedikit. Yi Young yang tadinya bersedih akhirnya
memberikan tepuk tangan dan wajahnya kembali ceria. Joo Won pun memuji merkea
sudah berkerja dengan baik.
Soo Young
mengendap-ngendap keluar dari toko bunga, Tuan Hong bertanya kemana Soo Young
akan pergi. Soo Young meminta agar ayahnya jangan berisik, lalu memberitahu
kalaumau ke rumah sakit. Tuan Hong pikir anaknya itu libur hari ini.
“Astaga,
Ayah... Bisa pelankan suara Ayah? Ibu akan mendengar suara Ayah. Jika Ibu
mencariku, pura-puralah Ayah tidak melihatku. Mengerti?” pesan Soo Young akan
keluar toko dan kaget melihat ibunya sudah ada didepan pintu.
“Kau
pasti sudah gila... Apa Kau mau namamu dari akta keluarga?” ucap Nyonya Hong
menatap sinis.
Soo Young
membalikan badan akan masuk rumah tapi bergegas keluar dari rumah, tapi Nyonya
Hong lebih sigap memukul pungung anaknya dengan sapi. Soo Young pun terjatuh
mengaduh kesakitan. Tuan Hong yang melihat merasa kasihan tapi tak bisa berbuat
apa-apa.
Soo Young
merasa risih dengan pakain dan rok yang pendek lalu melepaskan heelsnya sambil
mengeluh karena pria itu yang tak datang. Terlihat seorang pria dengan setelan
training masuk restoran dengan wajah lusuh. Soo Young mencoba untuk memalingkan
wajah tak berharap pria itu adalah teman kencannya.
“Apa kau
Nona Hong Soo Young? Aku Choi Ki Sang.” Ucap Ki Sang memperkenalkan diri lalu
duduk. Soo Young hanya bisa melonggo.
“Aku
keluar di menit terakhir, jadi, aku tidak memakai pakaian terbaikku hari ini.
Maafkan aku.” Ucap Ki Sang
“Aku
tidak peduli dengan pakaianmu. Tapi Aku datang untuk menemui pria bernama Lee
Kyung Soo. Dia pengacara bernama Lee Kyung Soo.” Kata Soo Young
“Lee
Kyung Soo tidak bisa datang hari ini.” Ucap Ki Sang. Soo Young marah karena
Young Soo yang tak hadir. Ki Sang mengaku kalau Young Soo sedang ada urusan.
“Apa?!!
Kenapa Dia tidak bisa meneleponku untuk mengatakannya sendiri? Lalu siapa kau?
Ah... Tunggu, tidak. Aku tidak perlu tahi dan Aku mengerti.” Ucap Soo Young
mencoba menahan emosi karena ternyata kencan butanya ditolak.
“Omong-omong,
apa kamu lapar?” tanya Ki Sang. Soo Young kesal menanyakan hal itu karena pasti
lapar dan sekarang sudah lewat jam makan.
“Kalau
begitu, ayo keluar bersama.” Ucap Ki Sang, Soo Young melonggo binggung dan
panik karena Ki Sang melihat pakaian yang mini.
“Aku
mengendarai motorku ke sini. Kurasa kamu tidak bisa naik motor. Biar
kupanggilkan taksi.” Kata Ki Sang. Soo Young panik ingin mengejar Ki Sang tapi
karena sepatunya yang tinggi malah membuatnya jatuh.
Semua
tamu menatap Soo Young terjatuh dan Ki Sang
hanya menatapnya lalu menanyakan keadaanya. Soo Young mengeluh karena
ini sangat memalukan.
Yi Young
sedang membereskan bangku setelah pemain berlatih lalu melihat senior wanita
seperti sedang mencari-cari sesuatu. Dengan ramah bertanya pada Seniornya
apakah sedang mencari sesuatu. Seniornya menjawab Peniupnya jatuh
“Aku
tidak bisa menemukannya.. Tapi Aku akan mencarinya sendiri. Silakan pergi.”
ucap Senior. “
“Aku bisa
membantumu.” Kata Yi Young. Seniornya menolak karena akan mencarinya sendiri.
“Akan
lebih cepat jika kita berdua mencarinya. Aku akan membantumu.” Ucap Yi Young
akhirnya mencari dibangku.
Ia
menemukan peniup yang terjadi diselipan bangkuk, lalu memberikan pada
seniornya. Seniornya malah menatap sinis karena sudah mengatakan akan
menemukannya. Ia menegaskan tidak suka orang lain menyentuh penipunya Yi Young hanya bisa tertunduk sedih.
“Kau
pemain instrumen, tapi kenapa sebodoh ini? Ahh. Tunggu, tidak. Kau tidak
memainkan instrumen lagi.” Sindir seniornya. Yi Young pun hanya bisa meminta maaf dengan wajah sedih.
“Kau mungkin
tidak mau mendengar ini. Tapi Aku mencapai sejauh ini dengan bakat dan kerja
kerasku, Sama dengan sebagian besar dari kami di sini. Kuharap kau punya kesempatan
yang sama, Yi Young.” ucap seniornya. Yi
Young pun tak bisa berkata apa-apa.
Yi Young
masuk ke ruang latihan memastikan semua bangku dan alat masi kembali ke tempat
semula. Ia lalu menatap timpani yang selama ini membuat dirinya ingin gabung di
orkestra tapi tak bisa tercapai impainya.
Ia
mengingat yang dikatakan Seniornya “Kamu mungkin tidak mau mendengar ini. Aku
mencapai sejauh ini dengan bakat dan kerja kerasku. Kuharap kamu punya kesempatan
yang sama, Yi Young.” Akhirnya ia mencoba bermain sendiri tanpa pemukul.
“Aku juga
bekerja keras. Sangat keras hingga membuat air mata menetes. Sudah 15 tahun
sejak usiaku 12 tahun. Di hari yang hujan dan bersalj Dan bahkan saat sakit. Aku
berlatih 365 hari setahun tanpa membolos sehari pun. Hari Minggu, liburan, uang,
dan otot biseps. Aku mencurahkan segalanya untuk instrumen ini.” Gumam Yi Young
lalu mencium bau timpani yang sudah lama tak dijamahnya.
Yi Young
kembali ke ruangan make up bertemu dengan senior timpani lalu meminta agar bisa
bicara. Seniornya terlihat tak percaya dan yang lainya seperti tawa mengejek.
Akhirnya Yi Young dipersilahkan akan biacara apa padanya.
“Jika kau
bisa memberikan kursus timpani, aku ingin belajar darimu.” Ucap Yi Youn
memberanikan diri.
“Kursus?
Apa Kau ingin belajar dariku?” ucap Seniornya. Semua yang mendenganya makin
tawa mengejek. Yi Young membenarkan.
“Maaf,
tapi aku tidak bisa memberikan kursus lagi.” Kata seniornya lalu bergegas
pergi. Yi Young menahan tangan seniornya.
“Tolong
jangan menolaknya. Satu kali saja... Aku mohon. Satu jam sepekan juga tidak
apa-apa.” Kata Yi Young memohon.
“Maaf,
tapi aku benar-benar tidak punya waktu. Semoga harimu menyenangkan.” Ucap Si
pria menghempaskan tanganya Yi Young lalu pergi.
Eun Joo
melihat dari kejauhan akhirnya mendekati Yi Young memberitahu kalau yang
dikatakan seniornya itu tak bohong karena pria itu cukup populer jadi tidak bermaksud
mempermalukan Yi Young dan memang tidak punya waktu.
“Dia
menyebalkan, tapi tidak jahat.” Ucap Eun Joo, Yi Young hanya bisa diam saja
dengan wajah kecewa.
Yi Young
masuk ruangan dengan wajah kecewa. Joo
Wan masuk ruangan mengambil segelas kopi. Yi Young bertanya apakah Joo Wan sudah selesai rapat. Joo Wan mengaku hampir
tidak bisa kabur dan Jika lebih lama lima menit, maka akan mundur dari
pekerjaannya.
“Lalu Apa
yang kau suka?” tanya Joo Wan. Yi Young terlihat binggung tiba-tiba Joo Wan
menanyakan hal itu.
“Kita
akan mengadakan pesta penyambutanmu hari ini. Jadi Ambil barang-barangmu.” Ucap
Joo Wan lalu keluar dari ruangan. Yi Young benar-benar dibuat bingung.
Joo Wan
masuk ke restoan berkomenatr kalau dugaanya benar walaupun awalnya tidak yakin
apa memang ini restorannya. Jang Yoon kaget melihat Joo Wan datang dengan Yi
Young ke restoran tempatnya berkerja. Yi Young pun kaget ternyata Jang Yoon
menjadi pelayan.
“Itu
hanya sebentar, tapi kau ingat. Terima kasih.” Ucap Jang Yoon menuangkan
mininum.
“Kami
pernah bertemu. Dan Kau yang menemukan ponselku, bukan?” kata Joo Wan. Jang
Yoon membenarkan.
“Ini pesta
penyambutan untuk Yi Young. Dia menjadi asistenku selagi kau tidak ada.” Ucap
Joo Wan. Jang Yoon mengaku sudah dengar.
“Selamat.”
Ucap Jang Yoon, Yi Young pikir Jang Yoon
tidak perlu memberikan selamat dengan wajah malu.
“Bagaimana
tanganmu? Apa sudah bisa digerakkan?” tanya Joo Wan. Jang Yoon mengaku sudah
hampir sembuh.
“Apa Tidurmu
nyenyak semalam?” tanya Jang Yoon pada Yi Young. Yi Young terlihat binggung.
“Kau kesulitan
karena tidak bisa tidur belakangan ini. Aku sangat khawatir.”ucap Jang Yoon.
“Yi
Young, Apa kau masih belum bisa tidur?” ucap Joo Wan. Yi Young menyangkal kalau
Tidurnya nyenyak.
“Itu
tidak benar. Kamu bahkan memintaku menyanyikan lagu untukmu.” Ucap Jang Yoon.
Joo Wan binggung apa maksudnya lagu.
“Ya,
lagu. Dia bilang bisa tidur setelah
mendengarkan lagu-lagu. Dia memohon agar aku menidurkannya. Jadi Kita saling
menidurkan.” Ucap Jang Yoon.
“Berhenti.”
Kata Yi Young panik dan akhirnya meminta izin untuk ke toilet lalu memberi kode
Jang Yoon untuk mengikutinya.
Jang Yoon
berjalan mencari Yi Young di toilet dan kaget Yi Young tiba-tiba menarinya dan
mendorongnya didepan loker. Yi Young kesal karena Jang Yoon itu sudah gila
dengan katakan di depan Maestro Nam kalau mereka saling menidurkan.
“Itu
benar. Jangan terlalu kesal.” Ucap Jang Yoon santai. Yi Young menegaskan kalau
mereka tak seperti itu.
“Tolong
jaga perkataanmu kepadanya.” Tegas Yi Young. Jang Yoon pikir untuk apa seperti
itu. Yi Young tak percaya Jang Yoon berkata seperti itu.
“Kau yang
harus berhati-hati... Yang seperti ini, sebabnya orang lain bilang kau tidur dengan
konduktor. Kau mau orang bergosip... Tapi Benarkah kau tidur dengannya?” ucap
Jang Yoon menuduh. Yi Young melonggo mendengarnya.
“Apa Kau
merasa difitnah?” ejek Jang Yoon. Yi Young membenarkan kalau merasa difitnah.
“
Sebenarnya Apa masalahmu denganku?” keluh Yi Young kesal. Jang Yoon langsung
menarik Yi Young dan posisi mereka sekarang berbalik.
“Aku
tidak akan senang. Wanita yang kusukai datang ke sini untuk makan dengan pria
lain. Dengan konduktor yang digosipkan tidur denganmu.” Ucap Jang Yoon
“Bukan
begitu. Ini hanya makan setelah bekerja. Dia bilang ini pesta penyambutan.”
Jelas Yi Young
“Apa Kau
percaya itu? Apa kau senaif atau sebodoh itu? Aku tidak akan mengganggu
kalian, tapi panggil aku jika butuh
sesuatu.” Ucap Jang Yoon marah lalu melangkah pergi. Yi Young terlihat serba
salah.
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar