PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Orang
yang memekarkan bungamu, bagaimana jika kau kehilangan dia? Sombong dan bodoh,
kau Man Wool. Apa kau Tak takut melihat bunga layu?” ucap Ma Go Hitam. Man Wool
mengaku tidak
“Bungamu
akan mulai layu saat kau mulai takut.” Ucap Ma Go, Man Wool terlihat gugup.
Chan Sung
masuk ke dalam bar dan akhirnya Ji Won menyapanya. Chan Sun kaget ternyata Ji
Won yang datang
"Kenapa
kau melakukan ini padaku? Aku sangat takut." Dan saat aku mulai menggigil
ketakutan lalu bunga-bunga perlahan mulai berguguran... Apa Saat itukah kau
akan menyeretku ke Alam Baka?” ejek Man Wool
“Benar...
Aku sudah tahu betapa usilnya kalian. Tak perlu begitu. Bawa dia kehadapanku
sekarang juga. Kita bisa mengakhiri ini secara rapih, dan akhirnya aku akan
menghilang persis seperti yang kuharapkan selama tahun-tahun tak berujung yang
harus kutanggung.” Tegas Man Wool dingin.
“Koo Chan
Sung adalah yang akhirnya akan membawanya padamu.” Kata Ma Go
“Kenapa
kau terus melibatkan Chan Sung?” keluh Man Wool. Ma Go menegaskan bukan ia yang
melibatkan Chan Sung.
“Orang
yang menginginkan kau pergi dengan damai. Kau sudah hidup selama 1.000 tahun,
dan semua yang kau harapkan adalah tak ada lagi. Dan konsekuensi yang harus
ditanggung Koo Chan Sung sangatlah tak adil. Tak adil ataupun objektif.”
Kata Ma Go
“Aku
mencoba menghentikannya. Dia memilih untuk tetap di sampingku.” Balas Man Wool
“Kau
seperti penyihir jahat.”umpat Ma Go. Man Wool membenarkan dirinya seorang
penyihir jahat yang membuatnya menetap bahkan saat tahu akhir
yang akan terjadi.
“Kau
sangat jahat. Karena kau, dia bahkan harus bertemu dengan orang yang paling
menyakitinya. Apa lagi yang harus dilaluinya karena kau? Kau goyah seperti
daun.” Ucap Ma Go sinis lalu berjalan pergi. Tangan Man Wool bergetar setelah
Ma Go pergi.
Ji Won
menyapa Chan Sung lalu berpikir kalau tak mengingatnya. Chan Sung hanya diam
saja. Ji Won mengenalkan dirinya dan dulu belajar di Boston bersama. Chan Sung
bisa mengenal Ji Won, Ji Won pun ingin tahu tujuan datang.
“Apa Sanchez
memberitahumu tentangku Atau apa itu Mi Ra?” ucap Ji Won. Chan Sung mengaku
bukan tapi orang lain.
“Dia bilang,
dia berpapasan denganmu. Tapi aku terkejut bertemu kau di sini.” Jelas Chan
Sung. Sanchez tak percaya mendengarnya.
“Aku
yakin kau tak datang ke sini karena merindukanku. Jadi, ada perlu apa?” ucap
Sanchez curiga
“Aku
dengar, kau kembali ke Korea untuk bersekolah hukum. Apa kau berhenti? Kau
bilang ayahmu adalah hakim. Apa dia menyerah padamu?” tanya Chan Sung mengejek.
“Dia tak
menyerah padaku, tapi dia meninggal. Jadi, aku hanya melakukan apa yang
kusukai.” Ucap Sanchez
“Apa yang
kau sukai di sini?” tanya Chan Sung berjalan melihat botol-botol, Sanchez
terlihat tegang.
“Pasti
anggur. Apa kau punya banyak anggur yang enak? Aku ingin coba segelas.” Kata
Chan Sung santai. Sanchez pun memperbolehkanya.
“Apa
orang itu? Apa dia membunuhmu? tanya Chan Sung pada arwah Nyonya Lee. Nyonya
Lee menganguk tepat disamping Chan Sung
Chan Sung
duduk dengan santai, Ji Won akan menuangkan anggur dan mengambil obat-obat yang
disimpanya lengkap dengan suntikan. Saat akan membawakan anggur, Chan Sung
sudah tak ada di tempat duduk. Chan Sung ternyata sudah ada di ruangan
tersembunyi.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” tanya Ji Won. Chan Sung langsung balik bertanya bagaimana
dengan Ji Won
“Apa yang kau lakukan di sini? Apa hobinya
membunuh orang” ucap Chan Sung dingin. Ji Won sudah memegang suntikan di
tanganya dan siap menyerang Chan Sung. Pekelahian pun terjadi pada keduanya.
Man Wool
mencoba menelp Chan Sung tak ponselnya tak aktif, lalu bertanya Kenapa tak mengangkat teleponnya dan berpikir harus
kembali ke tempat Chan Sung. Nyonya Choi mengingatkan kalau Man Wool sudah
berulang kali ke sana dan akan datang nanti.
“Kata dia
kami akan bertemu, tapi dia tak muncul atau mengangkat teleponnya. Ini aneh.
Aku harus tahu, dan mencari kemana perginya dia..” Ucap Man Wool
“Aku
yakin ada alasannya. Kenapa kau sangat gelisah?” tanya Nyonya Choi
Man Wool
terdiam lalu teringat dengan yang dikatakan Ma Go “Orang yang memekarkan
bungamu, bagaimana jika kau kehilangan dia?” Ia mengaku mendengar sesuatu yang tak menyenangkan jadi
akan pergi mencarinya. Nyonya Choi tak bisa menahanya.
Yoo Na
pulang sekolah terlihat kebingungan mencoba menelp Chan Sung tak diangkat, lalu
melihat didepan bar sudah banyak garis polisi dan juga banyak orang yang
berkumpul. Hyun Joong mengangkat telp Yoo Na hanya mendengar suara tangisan Yoo
Na.
“Ada apa,
Yoo Na?” tanya Hyun Joong panik. Yoo Na pikir kalau Chan Sung terluka.
“Bagaimana
jika dia meninggal?” kata Yoo Na terus menangis dan merasa ketakutan. Hyun
Joong melonggo kaget.
Tuan Kim
kaget mengetahui Si Pilihan ke-3 sudah meninggal. Hyun Joong pikir Sepertinya
Chan Sung meninggal saat pergi untuk menangkap si pembunuh. Man Wool datang ke
lobby, Tuan Kim memberitahu Man Wool kalau mereka ada masalah besar.
“Katanya
Manager Koo sudah meninggal.” Ucap Tuan Kim. Man Wool kaget.
“Yoo Na
mengikuti mobil dan bilang dia ingin menemukan pembunuh para tamu, tapi manager
bilang itu terlalu berbahaya baginya dan dia pergi sendiri.” Cerita Hyun Joong
“Jangan
bicara omong kosong. Kenapa Ko Chan Sung mati?” ucap Man Wool tak bisa terima.
“Yoo Na
melihat bahwa dia dibawa dengan ambulans.” Cerita Hyun Joong, Man Wool ingin
Hyun Joong menceritkan situasinya.
Chan Sung
masuh ke dalam hotel dan tak ada yang menjaganya, Man Wool mememinta Hyun Joong
agar menceritakan yang terjadi. Hyun Joong hanya bisa menangis. Man Wool
berteriak agar Hyun Joong Jangan menangis dulu. Chan Sung akhirnya keluar dari
lift.
Semua
terlihat sangat sedih, Man Wool berjalan perlahan mendekati Chan Sung lalu
memegang bagian dada karena ingin memastikan. Saat air matanya sudah keluar dan
membalikan badan lalu mengumpat marah pada Hyun Joong dan siap menghajarnya.
“Kau
belum meninggal, syukurlah.”ucap Hyun Joong langsung memeluk Chan Sung. Tuan
Kim dan Nyonya Choi menahan Man Wool agar marah membabi buta.
Chan Sung
binggung lalu meliat Man Wool akhirnya pergi. Tuan Kim senang melihat Chan Sung
yang masih hidup. Nyonya Choi memukul Chan Sung karena mengira datang sebagai
tamu. Chan Sung bingung karena dianggap sebagai tamu.
“Kau
pergi ke sana untuk menemui si pembunuh sendirian kami tak bisa menghubungimu, lalu
kami mendengar seseorang terluka parah. Aku kira adalah kau.” Ucap Hyun Joong
“Mengetahui
bisa sangat berbahaya, aku tak sendirian. Aku sudah memanggil petugas polisi
yang kukenal.” Kata Chan Sung
Flash Back
Chan Sung
akan menerima suntikan oleh Ji Won, Detektif Park datang dengan pistol
memperingatkan Ji Won agar jangan bergerak.
Tuan Kim
yang mendengarnya memuji Chan Sung sudah kerja dengan bagus dan ingin tahu
siapa yang terluka. Chan Sung menjawab yaitu Pelakunya.
Flash Back
“Seol Ji
Won, kau ditahan secara paksa karena pembunuhan. Ayo Letakkan.” Kata Detektif
Park, tapi Ji Won malah sengaja menyobek lehernya dengan pecahan botol untuk
bunuh diri.
“Dia tak
dalam kondisi kritis sekarang, jadi, dia akan hidup untuk membayar atas yang
dia perbuat.” Ucap Chan Sung. Mereka pun mengucap syukur.
“Aku
sangat terkejut karena kupikir kau datang sebagai tamu.”ungkap Hyun Joong
“Aku tahu
dia bukan tamu begitu kumelihatnya.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Choi melihat Tuan
Kim yang menangis bahkan menyeka air matanya.
“Itu air
ingusku. Lalu kau, aku melihat kakimu bergetar.” Ejek Tuan Kim
“Maaf
karena membuat semuanya khawatir. Dan terima kasih atas kekhawatiran kalian.”
Ucap Chan Sung
“Hati kami
yang mati berdetak berkatmu. Itu mendebarkan. Ketua Jang akan mulai merasa
kesal, jadi ayo kita bersorak.” Ucap Tuan Kim lalu mengajak berteriak
“Semangat!”
Chan Sung
masuk ruangan memanggil Man Wool tapi
tak ada diruangan, lalu bertanya-tanya kemana Man Wool padahal sudah membawa wine karena tahu yang dulu tak cukup.
Man Wool akhirnya datang dengan banyak belanjaan.
“Jang Man
Wool, dari mana saja kau? Apa Kau pergi belanja?” tanya Chan Sung. Man Wool
menyuruh Chan Sung untuk duduk.
“Apa kau
pergi ke apotek? Ya, di sini tak ada apa pun yang dapat mengobati manusia.”
ucap Man Wool mengeluarkan semua obat dari tasnya.
“Apa kau
beli dari seluruh apotek?” kata Chan Sung binggung, Man Wool menyuruh Chan Sung
duduk saja.
“Biarkan
aku melihatmu... Semuanya terluka... Apa yang harus kuoleskan? Ayo pakai yang
paling mahal.” Kata Man Wool yakin.
Chan Sung
merasa lukanya terasa perih, Man Wool pikir rasanya sakit jadi berpikir salep
ini tak bagus dan mencari yang lain. Chan Sung melihat kotak obat yang dioles,
lalu memberitahu Ini salep untuk sembelit. Man Wool kaget.
“Maaf.
Kuoleskan salep anus ke wajahmu.” Ucap Man Wool panik. Chan Sung tak peduli
“Jika ini
menyembuhkan anus, aku yakin akan menyembuhkan wajahku juga.” Ucap Chan Sung
“Anus dan
wajah tak sama.. Cepat Kembalikan. Aku akan oleskan salep lain.” Ucap Man Wool
“Apa kau
takut aku meninggal dan datang ke hotel sebagai tamu? Bagaimana bisa kau yang
paling bingung dan terkejut?” ejek Chan Sung.
“Karena
aku takut. Bagaikan dunia berubah menjadi gelap gulita, aku takut. Tak peduli
betapa putus asanya aku menginginkan uang, aku tak pernah melakukan kesalahan
ini. Kau membuatku terlihat seperti orang bodoh. Semua karyawanku juga melihat.
Astaga, memalukan.” Ungkap Man Wool malu.
“Kau
Tunggu disini... Aku akan pergi mencari tamu apoteker selagi masih hidup.” Ucap
Man Wool kesal sendiri karena tak tahu tentang obat.
“Sepertinya
kau sendiri cukup terkejut. Bukankah kau harus minum obat?” ucap Chan Sung menahan
Man Wool
“Kenapa? Apa
kau minum pil santai atau semacamnya?”kata Man Wool. Chan Sung langsung memeluk
Man Wool karena tahu pasti sangat
ketakutan.
“Apa kau
seorang apoteker?” keluh Man Wool. Chan Sung memeluk Man Wool kalau seharusnya
menjaganya dan terus memeluknya.
Man Wool
teringat yang dikatakan Ma Go “Bungamu akan mulai layu saat kau menjadi takut.”
Chan Sung lalu memberitahu Man Wool
kalau punya kabar baik juga.
“Yeon
Woo-mu... Benar. Detektif Park Yeong Su menangkap pelakunya. Dia mungkin akan
dipromosikan.” Ucap Chan Sung dengan wajah bahagia.
Di TKP,
bagian forensik mulai mengambil gambar. Detektir memberitahu menemukan semua
obat-obatan dan alat suntik yang digunakan untuk membunuh para korban. Detektif
Park pikir Ji Won secara ilegal menyelundupkan narkoba sambil mengimpor anggur.
“Ini
pasti situs webnya, Helllo, tempat orang mengumpat. Apa kau menemukan Seol Ji
Won dari situs web?” tanya Detektif.
“Sebenarnya,
aku menerima petunjuk.”akui Detektif Park.
Flash Back
Detektif
Park sedang mengintai, lalu menerima terima telp dan terlihat kaget. Ia
menerima telp dari Lee Do Yeon yaitu wanita yang sudah mati. Nyonya Lee
memberitahu kalau Suaminya bukan pelakunya, tapi Pembunuhnya ada di sini.
“Berhentilah
bercanda menelpku” kata Detektif Park tak percaya. Nyonya Lee memberitahu kalau
Ada darah.
“Dia
mengumpulkan sampel darah dari korbannya. Datanglah kemari. Berbahaya di sini.”
Ucap Nyonya Lee.
“Petunjuk
bahwa ada jejak darah korban diambil tak pernah diungkapkan kepada publik. Aku
datang ke sini karena itu menggangguku. Aku benar-benar menemukan darah di
sini.” Ucap Detektif Park
“ Dia
benar-benar seperti setan. Dia mengumpulkan darah dan memasukan ke botol
anggurnya.” Komentar Detektif Lain.
“Tapi
siapa yang menurutmu yang meneleponku? Tak mungkin hantu bisa meneleponku. Ini
Sangat aneh.” Ucap Detektif Park binggung.
Man Wool
memperingatakan Chan Sung Ktak boleh membiarkan hantu mengambil alih tubuhnya
seperti itu dan meminta agar berjanji jadi Jangan pernah melakukan hal seperti itu
tanpanya. Chan Sung merasa Hantu itu hanya membantu untuk meneleponnya dan
mengumpulkan bukti.
“Bawa
mereka bersamamu, lalu Pulang dan istirahatlah.” Ucap Man Wool memberikan tas
isi obat.
“Aku
memiliki tas yang lebih besar untuk obatku sekarang.” Goda Chan Sung lalu
melihat sesuatu dan bertanya apa itu.
“Alat
pijat... Letakkan di lehermu sebelum tidur. Itu bagus. Ada penutup mata dan
sebotol sampanye... Oh yah.. . Kaviar. Ini sangat mahal, asal tahu saja... Dan
kau harus Minum ini.” Ucap Man Wool terlihat benar-benar khawatir.
“Kau
memberiku hal yang sangat berharga bagimu.” Komentar Chan Sung
“Ambil
salah satu mobilku karena aku punya banyak... Tidak... Kau harus terus
mengemudikannya.” Ucap Man Wool.
“Benarkah?
Mobil merah... Bisakah aku mengambil yang merah?” kata Chan Sung, Man Wool
terlihat binggung.
“Kenapa?
Apa kau suka merah? Kau tak suka merah.” Ucap Man Wool. Chan Sung mengaku
menyukainya. Man Wool pun mempersilahkan.
“Silakan
kendarai mobil merah. Hanya ada satu mobil merah. Kau bisa mengambilnya.” Ucap
Man Wool sinis. Chan Sung pun mengucapkan
Terima kasih.
Man Wool
memberikan kunci mobilnya, Chan Sung tahu kalau Bukan yang ini kuncinya dan
menunjuk kuncin yang lain. Man Wool pun
memberikan kunci mobil mewah. Chan Sung pikir Sangat menyenangkan memiliki
pengalaman mendekati kematian.
“Aku akan
mengendarai yang ini.” Ucap Chan Sung memilih mobil lainya. Man Wool kesal
karena Chan Sung itu bercanda
“Aku
sedang mengujimu... Mobil merah atau aku. Aku menang.” Ucap Chan Sung. Man Wool
pikir Chan Sung akan kalah jika itu adalah mobil coklat baru.
“Aku tahu
favoritmu adalah yang merah. Karena aku mengalahkan mobil merah, artinya aku
mengalahkan mereka semua.” Ucap Chan Sung, Man Wool mengumpat Chan Sung itu ular
licik dari Harvard.
“Sepertinya
aku perlu pergi ke polisi beberapa kali. Untuk menjelaskan apa yang terjadi
tanpa melibatkan hantu, aku benar-benar harus menjadi ular licik dari Harvard
kali ini.” Jelas Chan Sung
“Omong-omong,
Yeon Woo pasti bingung. Dia menerima dua petunjuk dari hantu. Dia hanya
memiliki tubuh besar tapi Dia mudah takut terhadap hantu.” Kata Man Wool.
“Apa Yeon
Woo begitu? Kau pasti tumbuh dengan dia dari kecil.” Komentar Chan Sung
“Ibu Yeon
Woo membesarkanku. Ketika aku masih sangat kecil, aku sekarat di alam liar. Seorang
pedagang yang lewat menyelamatkanku Dan ibu Yeon Woo adalah orang yang
menerimaku. Tapi dia meninggal tak lama sesudah itu.”cerita Man Wool
“Yeon Woo
dan aku bagaikan kakak-adik. Begitulah kami hidup. Dia tangkas, dia juga
membuatkan pakaian untukku. Sepertinya dia menjalani kehidupan yang baik
sebagai polisi sekarang. Kurasa ini kali pertama kuceritakan masa laluku.”
Ungkap Man Wool
“Mungkin,
bunga yang mekar...” kata Chan Sung yang langsung disela Man Wool
“Waktunya
pasti akan tiba.” Kata Man Wool, Keduanya hanya bisa terdiam. Akhirnya Chan
Sung pun memilih untuk pamit pergi. Man Wool binggung karena Chan Sung lupa
membawa tas yang sudah siapkan.
Man Wool
pikir kalau Waktunya pasti akan tiba seperti berusaha untuk meneriman. Chan
Sung duduk dengan wajah frustasi dan kebingungan, teringat saat Man Wool
mengatakan “Teruslah menjagaku dan cobalah untuk mengantarku seperti yang diinginkan
Ma Go.”
“Kau
pasti bekerja dengan baik. Sepertinya bunga akan bermekaran. Kau pasti
menjaganya dengan baik, sehingga kau bisa melihatnya pergi.” ucap Ma Go
“Siapa
tamu terakhiryang akan kau antar?” tanya Nyonya Hwang.
“Aku akan
menjadi tamu terakhirmu. Ketika kau melihatku pergi, jangan merasa kesepian.”
Ucap Man Wool
Ji Won
sudah ada di rumah sakit, polisi bertanya kapan Ji Won akan bangun. Perawat
memberitahu mungkin dalam beberapa jam. Detektif Park akhirnya datang bertanya
pada petugas penjaga apakah Ji Won sudah sadar.
“Dia akan
sadar beberapa jam lagi.” Kata Petugas, Detektif Park membuka tirai kaget tak
ada Ji Won lalu bertanya kemana pelaku.
“Dia ada
di sini beberapa saat yang lalu.” Ucap Petugas binggug, Detektif Park berteriak
agar segera mencarinya bukan hanya diam saja.
Ji Won
dengan sengenap kekuatanya menaiki tangga, seperti ingin kabur lalu teringat
pembicaran dengan Chan Sung.
Flash Back
Chan Sung
menyindir Ji Won yang memiliki hobi membunuh orang. Ji Won pura-pura tak mengerti.
Chan Sung tahu kalau Ji Won itu sudah
membunuh orang. Ji Won ingin tahu itu kata siapa.
“Orang
yang kau bunuh ada di sini bersama kita.” Ucap Chan Sung, Ji Won melihat
sekeliling tak bisa melihat sosok Nyonya Lee yang selalu ada didekatnya, lalu
mengumpat Chan Sung itu gila.
“Apa Kau
pikir semuanya sudah berakhir begitu orang mati? Jiwa kita tetap ada. Korban
ketujuhmu ada di sini bersama kita saat ini. Dan ini... adalah darahnya. Haruskah
aku menemukan enam lainnya agar kau percaya padaku?” ucap Chan Sung mengancam
dengan mengeluarkan botol wine berisi darah.
“Siapa
kau?” kata Ji Won menahan amarahnya. Chan Sung memberitahu kalau tak menemukan
mereka tapi Korban Ji Won melakukannya.
“Jangan
berbohong padaku. Itu Tak mungkin.” Ucap Ji Won, Chan Sung pikir Ji Won mungkin tak tahu ini,
tapi Nyonya Lee ada di sebelah Ji Won selama ini.
“Dia juga
beri tahu aku apa yang kau sembunyikan dibelakangmu.”ucap Chan Sung. Ji Won
merasa tanganya bergerak sendiri dengan suntikan ditanganya.
Ji Won tak
percaya kalau hantu itu ada lalu kembali berjalan menaiki tangga. Salah seorang
pasien sedang menelp seseorang meminta datang. Ji Won yang marah langsung
menghajarnya.
Chan Sung
menerima telp dari Detektif Park, Detektif Park mengaku membutuhkan di rumah
sakit sekarang. Chan Sung pun bergegas pergi ke rumah sakit.
“Seperti
yang kukatakan sebelumnya, Seol Ji Won hanya akan berbicara denganmu. Apa tak
masalah?” ucap Detektif Park. Chan Sung mengaku tak masalah.
Diatas
gedung
Ji Won
melihat Chan Sung datang lalu mengejek kalau berkat Chan Sung akhirnya sampai
dirumah sakit. Chan Sung menegaskan itu semua karena Ji Won dan Yang
menempatkandi sini adalah korban yang dibunuh oleh Ji Won.
“Kau
bilang hantu ada. Apa Saat ini pun, hantu membantumu?” ucap Ji Won. Chan Sung membenarkan kalau saat itu hantu
sedang memandanginya saat ini pun.
“Apa ini
orangnya? Haruskah aku mendorongnya saja?” ucap Man Wool sinis. Chan Sung
langsung melarangnya.
“Dia
harus hidup dan membayar kesalahannya.” Ucap Chan Sung berbicara dengan Man
Wool
“Benar..
Aku tak ingin mengalami cobaan karena si sampah ini.” Kata Man Wool sinis.
Ji Won
binggung bertanya apa yang sedang dilakukan Chan Sung itu, Chan Sung mengaku
sedang berbicara dengan pelindungnya mengenai temanya itu. Ji Won menyalahkan
Chan Sung kalau Hidupnya mulai berantakan gara-gara Chan Sung. Chan Sung
menegakan alau saat itu pun gara-gara Ji Won sendiri.
Flash Back
Ji Won
membuka kotak dan melihat pistol serta gambar yang diberikan pada Sanchez,
dengan senyuman tersenyum melihat pistol itu sangat imut, lalu bertanya apakah
Chan Sung punya bukti bahwa ia mengirimnya dan
menurutnya tak ada yang mempercayai Chan Sung.
“Apa Kau
pikir sesuatu terjadi hanya karena kau pintar, kan? Kau tak bisa apa-apa.” Ejek Ji Won.
“Tak ada
yang harus percaya padaku kecuali satu orang. Orang yang sangat mengenal putra
bungsunya yang mengirim putranya ke luar negeri. Aku membicarakan ayahmu,
seorang hakim.” ucap Chan Sung
“Bagaimana
kalau kita taruhan? Antara seorang putra yang tak bisa diandalkan sama sekali
dan seorang siswa berkualitas A dari universitas AS yang bergengsi, siapa yang
akan dipercaya ayahmu? Sebelum aku beri tahu ayahmu tentang semuanya, pergilah
dengan tenang.” Kata Chan Sung bisa membuat Ji Won terdiam.
Ji Won
merasa menyesal karena seharusnya menarik pelatuknya saat itu. Man Wool
bertanya apakah Chan Sung mengenal Ji Won secara pribadi Chan Sung mengaku Takdir
buruk yang mempertemukan mereka. Dan mengira sudah terputus, tapi ternyata bertemu
lagi.
Man Wool
terdiam karena teringat dengan yang dikatakan Ma Go “Karena kau, dia bahkan
harus bertemu dengan orang yang paling menyakitinya. Apa lagi menurutmu yang
harus dia lalui?”
“Apa yang
kau lakukan...tak akan berakhir dengan kematian. Satu-satunya cara untuk
menyelamatkan jiwamu adalah untuk tetap hidup dan membayar dosa-dosamu.” Ucap
Chan Sung
“Bagaimana
dosa-dosaku? Aku hanya melakukan apa yang orang lain perintahkan. Apa kau tahu
betapa antusiasnya orang saat membenci dan mengumpat orang lain? Pemain sepak
bola mencetak gol karena itulah yang diinginkan orang” ucap Ji Won
“Dan aku
membunuh orang-orang karena itulah yang diinginkan orang, jadi bagaimana itu
tanggung jawabku?” tegas Ji Won memperlihatkan ponselnya.
“Itu
mungkin tempat orang-orang untuk mengekspresikan emosi kotor mereka. Tapi tak
ada yang benar-benar ingin menempatkan pikiran kotor mereka ke dalam tindakan.
Turun ke sini, Ji Won!.” Tegas Chan Sung.
“Aku juga
memposting ungkapan kebencianku untukmu. Aku harap ini menerima banyak
dukungan.” Kata Ji Won akhirnya melompat dari atas gedung.
Chan Sung
tak bisa meraihnya, Detektif Park yang ada dibawah pun kaget melihat Ji Won
akhirnya bunuh diri. Man Wool menatap sinis dari atas gedung dengan yang
dilakukan Ji Won.
Ji Won
akhirnya menjadi arwah penasaran. Man Wool pikir sekarang Ji Won bisa
melihatnya. Ji Won pikir Chan Sung benar
kalau kematian benar-benar bukan akhir. Man Wool memberitahu kalau Ji Won itu
sekarang menjadi hantu.
“Chan Sung
mungkin tak ingin ini terjadi tapi aku tak sabar menunggumu jatuh dari gedung
dan mati. Aku tak diizinkan untuk menyakiti manusia, tapi berurusan dengan
hantu pendendam sepertimu, itu masalah lain.” Ucap Man Wool
“"Hantu
pendendam"?” kata Ji Won mengeje. Man Wool pikir Ji Won layak dilempar ke
truk sampah.
“Aku akan
menghancurkan dan mengubahmu menjadi abu. Aku harap kau berubah menjadi sampah
dan menuju Alam Bakamu.” Ucap Man Wool memberikan kekuatanya tapi tak bisa
masuk ke arah Ji Won.
“Apa itu?
Apa yang melindungimu?” tanya Man Wool binggung, Ji Won dengan bangga kalau
Kebenciannya itu sedang bekerja.
“Kebencian
dan umpatanku membuat orang menjadi liar.
Aku akan mendedikasikan hidupku untuk mengumpat Koo Chan Sung, orang
yang menghancurkan hidupku.” Kata Ji Won.
Sebelum
meninggal, Ji Won menuliskan pada forum “Aku harap dia mati. Aku mengumpatnya
juga.” Man Wool merasa Pikiran dan emosi
buruk orang-orang ini pasti memberi Ji Won kekuatan yang mengerikan. Ji Won
malah mengejek Man Wool itu bukan siapa-siapa karena melindungi Chan Sung.
“Diam,
dasar sampah... Kau bau.. Aku akan menyingkirkan kekuatan mengerikan yang
melindungimu, lalu merobekmu menjadi beberapa bagian. Tunggu saja.” Ucap Man
Wool marah
“Aku akan
menjadi lebih kotor dan kuat.” Kata Ji Won lalu melangkah pergi.
Detektif
Park memberitahu Chan Sung sudah minta situs web Helllo untuk menghapus
postingan yang Seol Ji Won unggah Tapi tak bisa berbuat apa-apa yang sudah
menyebar di web jadi meminta maaf. Chan Sung pikir tak perlu meminta maaf.
“Apa aku
bisa pamit sekarang?” ucap Chan Sung, Detekif Park mempersilahkan lalu berjalan
pergi.
“Tunggu..
Ketika kau berada di bar anggur, apa kau kebetulan bersama wanita lain?” tanya
Detektif Park memastikan. Chan Sung hanya bisa diam.
“Sebenarnya,
aku mendapat telepon dari bar anggur. Dan wanita yang menelepon mengatakan, dia
adalah mendiang Lee Do Yeon. Aku tahu itu tak masuk akal, tapi aku hanya ingin
tahu...” kata Detektif Park binggung.
“ Itu
bisa saja dia. Aku percaya bahwa hantu ada. Aku juga percaya pada reinkarnasi.”
Ucap Chan Sung. Detektif Park pun bisa mengerti kalauada reinkarnasi.
“Kau
menggambar dengan sangat baik. Kau pasti sangat tangkas.” Ucap Chan Sung.
Detektif Park mengucapkan Terima kasih dan Chan Sung pun pamit pergi.
Chan Sung
pergi menemui Man Wool memberitahu Seol Ji Won sudah meninggal. Man Wool
mengaku sudah tahu, karean bertemu arwahnya dan sudah menjadi hantu pendendam,
bahkan membenci Chan Sung. Chan Sung mengaku sudah mengetahuinya.
“Aku membaca
posting yang dia unggah. Aku cukup terkejut dengan berapa banyak dukungan yang
dia dapatkan.” Ucap Chan Sung santai. Man Wool terlihat sangat kesal.
“Seharusnya
aku mengubahnya menjadi abu begitu dia meninggal. Seharusnya aku membawa
pistol, bukannya kipas lipat.” Keluh Man Wool kesal
“Apa dia
cukup kuat untuk melarikan diri darimu?” tanya Chan Sung. Man Wool mengaku ingin
menganggapnya bukan masalah besar, tapi ternyata ini masalah besar.
“Koo Chan
Sung... Jangan pulang sampai kita menangkapnya. Tetap di disampingku.” Ucap Man
Wool dengan wajah marah. Chan Sung pun hanya bisa diam saja.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar