PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Jang Man
Wool! Tak ada tempat yang aman untukku lagi. Aku akan terus membuatmu gelisah
dalam bahaya. Kau harus... terus melindungiku.” Ucap Chan Sung. Saat itu dewa
sumur kembali datang.
“Apa obat
ini milikmu? Ini obatmu, kan?” ucap dewa sumur membawa kembali obat yang sudah
buang. Man Wool bisa tersenyum melihatnya.
“Bagaimana
bisa kau mengambil dan mengembalikannya padaku?” ucap Chan Sung melonggo
“Aku kira
kau menjatuhkannya, jadi aku mengembalikannya atas ucapan terima kasih.”ucap
Dewa Sumur.
“Terima
kasih. Kau mengembalikan sesuatu yang sangat berharga. Silakan lanjutkan
istirahatmu.” Kata Man Wool mengambil dari tangan Dewa sumur.
“Bukankah
obat ini akan membantumu menghilangkan ketakutanmu?” kata Dewa sumur. Chan Sung
membenarkan.
“Maka,
aku harap kau memakannya dan merasa nyaman.” Ucap Dewa sumur lalu kembali ke
tempatnya.
Man Wool
pun berkomentar Bahkan Roh bilang Chan Sung
harus minum obat. Chan Sung berdalih dewa sumur itu sangat tak mengerti.
Man Wool menegaskan kalau memberi Chan Sung
nasihat sebagai orang yang melarikan diri dan menemukan kedamaian.
“Jadi
Makan... Kau pasti lupa sesuatu. Jika kau diserang oleh arwah pendendam, maka
kau bahkan bisa mati. Kau hampir meninggal baru-baru ini gara-gara aku. Jangan
repot-repot membuat dirimu dalam masalah dan hiduplah dengan damai.” Ucap Man
Wool menyuruh Chan Sung untuk makan.
“Jika aku
makan, maka aku tak akan bisa melihatmu lagi. Kau juga pasti lupa sesuatu. Aku
bisa melihat masa lalumu.” Kata Chan Sung
Saat itu
Chan Sung bisa tahu kalau Man Wool yang sangat marah dan menangis melihat
temanya yang dihukum gantung. Man Wool hanya bisa terdiam.
“Jika aku
tak menjagamu, maa kau hanya akan lebih mendendam. Aku lebih suka dalam masalah
dan menghentikanmu berakhir begitu saja. Kau... Aku tak boleh membiarkan itu terjadi
padamu.” Tegas Man Wool
Chan Sung
mengingat saat melihat Man Wool yang akhirnya menghilang seperti abu layaknya
arwah pendendam. Air mata keduanya hanya bisa mengalir deras.
“Jadi,...
aku akan tinggal di sampingmu dan mengawasimu.” Tegas Chan Sung. Man Wool hanya
terdiam.
Saat itu
terdengar suara yang memanggil Chan Sung, Chan Sung dengan nada kesal berpikir
ada hantu yang memanggilnya. Tapi ternyata bibi yang sebelumnya mewawancarai
Chan Sung, bertanya Apa yang membawa Chan Sung ke villa ayahnya.
Si wanita
bertanya apakah Chan Sung meminta bantuan ayahnya saat dia masih hidup. Chan
Sung membenarkan kalau ketua
membiarkannya untuk meminjam kolam di
kebun raya. Si wanita bertanya apakah Chan Sung membebaskan ikan peliharaan
atau semacamnya.
“Itu
sesuatu yang sangat istimewa. Yang akan memberi energi baik.” Kata Chan Sung
“Sebelum
ayahku meninggal, dia banyak bercerita tentangmu. Kata dia, kau banyak
membantunya. Kami di sini untuk mengurus barang-barangnya.” Ucap Anak Ketua.
Chan Sung menganguk mengerti.
Saat itu
Chan Sung melihat buku cerita yang di pegang oleh wanita muda berjudul
“Baekgu”. Si wanita mengaku itu buku miliknya dan menghabiskan banyak waktu
bersama ketua di Hotel saat masih kecil.
“Ibu...
Lihat apa yang kutemukan di buku ini.” Ucap si anak dan memperlihatkan ada
sebuah foto dalam buku.
“Kapan
ini? Ayahku terlihat sangat muda di foto ini” Ucap Anak ketua. Cucu ketua
mengaku sangat merindukannya.
“Kau
dapat menulis surat padanya jika ada sesuatu yang ingin kau katakan kepadanya.
Hotel tempat kerjaku, layanan istimewa di mana kau dapat
mengirim surat kepada orang yang meninggal.” Ucap Chan Sung
Saat
keluar Chan Sung melihat Man Wool masih menunggunya, lalu mengejek Man Wool itu
sudah pergi tapi malah menunggunya. Man Wool mengaku tak suka mengemudi. Chan
Sung mengejek Jika Man Wool tak suka
mengemudi, kenapa membeli begitu banyak mobil?
“Karena
mereka cantik. Aku akan membeli setiap mobil yang kau jual.” Ucap Man Wool
“Kau
punya Uang dari mana?” kata Man Wool. Chan Sung mengingatkan yang dikatkan Chan
Sun sebelumnya.
“Katamu,
kau bersedia untuk melalui masalah, jadi, biarkan aku menjadi bermurah hari
selagi aku baik. Berikan aku lukisan Gunung Baekdu.” Ucap Man Wool
“Apa kau
Pikir, aku akan memberikannya? Itu adalah uang pesangonku.” Balas Chan Sung
“Aku hanya
menjatuhkannya di tempatmu. Jadi Itu punyaku, kembalikan.” Tegas Man Wool
“Ada
restoran terkenal di sekitar yang pernah tayang di TV. Ayo pergi kesana.” Kata
Chan Sung mengalihkan pembicaraan. Man Wool mendengar Restoran terkenal langsung teralihkan.
“Pasti
membingungkan mendengarku berbicara soal makanan dalam situasi ini. Kau pasti
merasa kesal. Persis seperti itulah yang kurasakan. Ayo pergi. Jika kita tak
sampai ke restoran sebelum tutup gara-gara kau, lukisan Gunung Baekdu itu tak
akan pernah menjadi milikmu.” Ucap Chan Sung mengoda.
Di dalam
restoran, Man Wool masih terlihat cemberut. Chan Sung memberitahu Selebriti favorit Man Wool yaitu, Kim Joon
Hyun, datang juga. Man Wool masih menatap Chan Sung dengan sinis, Chan Sung
mempersilahkan Man Wool untuk mengambil foto. Man Wool pun mengambil foto.
“Tak ada
restoran mie dingin di dekatnya Dan tak ada pusat perbelanjaan juga. Kenapa kau
tak kembali saja ke Myeong-dong? Tempat ini terlalu jauh dari rumahku.” Ucap
Chan Sung
“Bekerja
sajalah di hotelmu sebelumnya. Pemilik hotel itu tampak sangat menyukaimu
tadi.” Kata Man Wool
“Aku
hanya tertarik untuk disukai oleh bosku saat ini. Dan untuk mewujudkannya, aku
akan menantang diriku sendiri. Berjanjilah, kau akan menerimaku kembali jika
aku makan ini sekali santapan.” Kata Chan Sung memperlihatkan daging yang sudah
bungkus selada dengan ukuran besar.
“Sekali
santap? Kim Joon Hyun bisa makan semuanya dalam sekali santap. Kau tak sebanding
dengannya. Kau tak akan pernah bisa melakukannya.” Ejek Man Wool
“Kembalikan
saja pekerjaanku jika aku berhasil.” Kata Chan Sung memohon sudah siap membuka
mulutnya lebar-lebar
“Jangan
repot-repot. Aku tak menonton pertunjukan Kim Joon Hyun lagi.” Ucap Man Wool
“Kau dulu
sangat menyukainya. Apa Kau menelantarkan dia juga?” ucap Chan Sung tak
percaya. Man Wool membenarkan.
“Jadi,
jika kau berhasil, cobalah menjadi pelawak daripada kembali ke hotelku.” Ucap
Man Wool
“Apa
menyerah itu mudah?” tanya Chan Sung, Man Wool mengatakan tak mudah.
“Dia ada
di hampir setiap saluran TV. Aku harap makanan di sini rasanya benar-benar mengerikan
sehingga tak akan memikirkannya lagi.” Kata Man Wool lalu makan daging dengan
bungkusan yang kecil
Mereka
naik mobil bersama, Man Wool hanya menatap ke arah jendela dan Man Wool pun
menatapnya dengan menahan amarah. Akhirnya sampai di depan hotel Man Wool
mengeluh karena meminta untuk memarkir mobil lalu pergi tapi malah terus
mengikutinya.
“Aku
harus mempersulitmu agar menyerah padaku dengan selalu berada di sekitarmu.
Tapi sekarang, aku di sini untuk bertemu dengan Ketua, Cucunya memintaku untuk
memberikan ini kepadanya.” Ucap Chan Sung
“Aku akan
memberikannya padanya.” Kata Man Wool ingin mengambil surat ditangan Chan Sung.
“Tidak,
bagaimana aku bisa mempercayaimu? Aku akan memberikannya sendiri.” Ucap Chan
Sung
“Aku
adalah pemilik hotel ini, dan kau baru-baru ini dipecat.” Ucap Man Wool
Saat itu
nyonya Choi datang menyapa Man Wool dan Chan Sung berpikir kalau datang untuk
berkerja. Man Wool menegaskan kalau Chan Sung bukan manajer umum dan hanya
berkunjung, lalu mempersilahkan untuk bertemu Ketua.
“Ada
sesuatu yang mendesak untuk diberitahukan kepadamu.” Ucap Nyonya Choi pada Man
Wool
Mereka
bertemu di ruang rapat, Man Wool tak percaya kalau tamu yang dibawa Yoo Na semua
korban pembunuhan. Yoo Na membenarkan karena
tak ada kuburan. Hyun Joong memberitahu kalau melihat mereka terkubur di
hutan.
“Aku
menelepon polisi melalui telepon umum. Mereka ada di berita. Semua orang
membicarakan, sejumlah mayat sudah ditemukan dan menjadi pembunuhan berantai.”
Cerita Hyun Joong
“Menilai
dari apa yang dikatakan para tamu, tampaknya benar bahwa mereka semua dibunuh
oleh orang yang sama. Mereka semua bilang, pelaku adalah seseorang yang belum
pernah mereka jumpai sebelumnya, tapi mereka semua setuju pelaku adalah seorang
pemuda.” Ucap Tuan Kim
“Pria
itu. Aku yakin pembunuhnya adalah pemilik mobil itu. Aku mencatat plat
nomornya. Ayo cari dia dan...” kata Yoo Na memegang kertas ditanganya.
“Jangan
terlibat...” tegas Man Wool langsung membakar kertas ditangan Yoo Na.
“Hyun
Joong sudah memanggil polisi, dan kenyataan mayat-mayat itu ditemukan sudah
menjadi berita. Karena pembunuhnya masih hidup, polisi dapat menangkapnya. Yang
harus kita lakukan adalah melayani para korban yang meninggal sampai mereka
bisa melihat itu dan naik dengan tenang.” Ucap Man Wool
“Pastikan
untuk memasang televisi jika mereka ingin menonton berita. Beri mereka akses ke
jaringan Wi-Fi sehingga mereka dapat mencari di web.” Ucap Man Wool. Nyonya
Choi mengangu mengerti.
“Tak apa...
Polisi akan menangkapnya.” Ucap Hyun Joong menyakinkan Yoo Na yang terlihat
kecewa
“Hyun Joong,
kau yang melapor ke polisi, polisi pasti kebingungan sekarang.” Kata Tuan Kim.
Polisi
yang pergi ke telp umum tempat orang yang melaporakan kejadian. Salah satu
polisi heran karenatak ada yang tertangkap CCTV di sana, lalu mulai berpikir
ini hantu karena sangat aneh. Ketua Park tak percaya karena menurutnya takada
hantu di dunia ini.
“Yang
aneh bagiku adalah bagaimana telepon umum seperti ini masih ada.” Ucap Polisi
lalu mencari bukti yang lain.
“Pemisi,
Apa kau Punya koin?” tanya Ma Go dengan kostum pinknya. Detektif Park mencari
di saku celananya.
“Terima
kasih. Aku akan memberikan ini sebagai balasannya.” Kata Ma Go memberikan
rajutan bentuk hati. Detektif Park menolaknya. Ma Go tetap memaksa menaruh
ditangan Detektif Park.
“Jika kau
kehilangan ini, maka kau akan tetap melajang. Kau tak akan pernah menikah,
selama sisa hidupmu. Selama-lamanya. Kau bahkan tak akan bisa berkencan dengan
siapa pun. Jangan pernah kehilangan itu.” Pesan Ma Go
Detektif
Park pun akhirnya hanya bisa mengangguk setuju, Ma Go meminta Detektif Park
berjanji lalu bergegas pergi. Detektif Park ingin pergi dan membuangnya tapi
teringat ucapan Ma Go “Kau tak akan pernah menikah, selama sisa hidupmu.
Selama-lamanya.” Akhinya menyimpanya.
Ketua
membaca surat yang ditulis cucunya “kakek sayang yang sangat kurindukan. Aku
sangat senang bisa menulis surat kepadamu seperti ini.” Chan Sung menceritakan
Cucu Ketua sangat sedih tak menemani di
saat-saat terakhirnya.
“Dia
belajar di luar negeri pada saat itu. Aku bisa melihatnya seperti ini. Aku
berhutang banyak padamu.” Ucap Ketua
“Kelihatannya
kau sudah mengendarai motor? Ini Cocok untukmu.” Komentar Chan Sung melihat
ketua mengunakan jaket dan helm
“Apa
begitu? Aku tak pernah melakukan ini selagi masih hidup. Berkatmu, aku bisa
menikmati ini juga.” Ucap Ketua
“Aku
senang melihatmu bahagia. Tapi Bukankah cucuku sangat cantik?” ucap Ketua
memperlihatkan foto cucunya. Chan Sung membenarkan dengan wajah gugup.
“Apa Kau
punya kekasih?” tanya Ketua, Chan Sung kaget mendengarnya. Ketua memberitahu
Cucunya belum punya kekasih.
“Namanya
Jung Ji Eun. Dia berusia 25 tahun. Dia hanya belajar, jadi tak bisa memilih
pria yang baik. Aku ingin mencari pria pekerja keras yang baik untuknya.”cerita
ketua.
“Aku
yakin dia akan bertemu pria yang luar biasa. Jangan khawatir. Lalu, aku pamit.”
Ucap Chan Sung bergegas pergi.
Tuan Kim
memberitahu Ketua kalau Koo Chan Sung tak punya kekasih., lalu berkomentar
Ketua tampak penasaran tentang pria yang baik dan pekerja keras. Ketua hanya
bisa tersenyum melihat Chan Sung.
“Maka,
maukah kuceritakan lebih banyak tentang Koo Chan Sung?” kata Tuan Kim penuh
semangat.
Man Wool
melihat kertas-kertas didepanya. Nyonya Choi pikir bisa meminta Koo Chan Sung untuk mengurus ini
karena ada di hotel. Man Wool menolak. Saat itu Tuan Kim masuk ruangan dengan
penuh semangat karena menemukan di kantor ruangan manager. Man Wool bertanya
ada apa.
“Aku
memohon bantuan pada Ketua Wang sesuai perintahmu.” Ucap Tuan Kim. Man Wool
memujinya lalu bertanya apa menemukan sesuatu.
“Dia
mempercayakanku untuk mengurus sesuatu yang masih sangat mengganggunya.” Ucap
Tuan Kim
“Kerja
bagus. Kau memang lulusan ujian PNS. Sekali lagi, kau terbukti menjadi aset
yang sangat berguna.” Ucap Man Wool
“Ketua
Wang memiliki seorang cucu yang sangat dia sayanginya. Dia masih kesal karena
tak bisa menemukan pria yang baik untuknya, jadi, aku janji akan mencarikannya.”
Ucap Tuan Kim. Man Wool terus memuji Tuan Kim.
“Benar.
Jika semuanya berjalan dengan baik, dia akan membelikanmu jas yang bagus” ucap
Man Wool
“Dia
seorang Direktur dan Dia tak akan sepelit itu.” Kata Tuan Kim. Man Wool
membenarkan hal itu.
“Kau akan
menemukan pria yang baik untuk cucunya.” Kata Man Wool seolah tak peduli.
“Setidaknya
dia harus mengurus ini untuk kita. Kau tak perlu khawatir sekarang.” Ucap Tuan
Kim. Man Wool memuji kembali Tuan Kim andalan terbaik hotel.
“Dan Ketua
Wang benar-benar menyukai pria yang kurekomendasikan.” Kata Tuan Kim
“Aku
yakin semua pekerjaan di bar membuatmu cukup sibuk. Kapan kau punya waktu untuk
keluar, bertemu orang, dan merekomendasikan seseorang?” kata Man Wool heran.
“Aku tak
punya waktu untuk bertemu orang baru. Aku hanya kenal satu orang. Aku
merekomendasikan Koo Chan Sung.” Ucap Tuan Kim. Man Wool melonggo.
“Apa Maksudmu
manajer umum hotel kita, Koo Chan Sung?” kata Man Wool. Tuan Kim mengingatkan
Chan Sung bukan lagi manajer umum.
“Aku tahu
itu mengganggumu juga. Ayo kita menikahkannya dengan keluarga kaya itu. Lalu
Dia tak akan mengabaikan kita jika menikahi keluarga kaya itu berkat kita.”
Ucap Tuan Kim bangga
“Kita
akan mendapatkan uang dari Ketua Wang dan Chan Seong. Kita akan menembak 2 burung dengan
1 batu.” Ucap Tuan Kim dan ingin mencari Chan Sung karena harus memberi nomor
cucunya.
Man Wool
kesal menekan pulpennya menurutnya Tuan Kim tak punya akal. Tuan Kim bergegas
pergi depan hotel bertanya pada Hyun Joong apakah Chan Sung sudah pergi. Hyun
Joong pikir tak melihatnya. Tuan Kim pun mengartikan kalau Chan Sung masih ada
didalam hotel.
Chan Sung
melihat figura “Jang Man Wool, aku mencintaimu.” Lalu tersenyum karena Man Wool
ternyata masih menyimpanya. Man Wool membuka
pintu ruangan kaget melihat Chan Sung akan keluar. Terdenga suara Tuan Kim yang
mencari Chan Sung, Man Wool langsung menarik Chan Sung ke belakang pintu.
“Apa dia
ada di kantor Ketua Jang ?” ucap Tuan
Kim mencari Chan Sung, tapi ruangan kosong.
“Apa ada
masalah?” tanya Nyonya Choi. Tuan Kim ingin berbicara tapi menahanya berpikir
Chan Sung ada di taman lalu bergegas pergi. Nyonya Choi bingung dengan tingkah
Tuan Kim dan akhirnya menutup pintu.
Man Wool
dan Chan Sung berdiri saling menatap dengan tangan Man Wool menyentuh pundak
Chan Sung. Chan Sung bertanya Apa mereka akan terus begini dan Kenapa harus
melakukan ini. Man Wool langsung melepaskan tanganya.
“Kau tak
suka uang, kan? Kau lebih suka sesuatu yang rendahan daripada hal mewah. Kau
suka cokelat norak... Maksudku, kau suka warna kusam seperti cokelat, Benarkan?.”
Ucap Man Wool
“Apa ini
caramu menekanku karena aku menolak untuk memberimu lukisan Gunung Baekdu?”
ejek Chan Sung. Man Wool membenarkan
“Kau
rakus uang.” Ejek Man Wool. Chan Sung membenarkan kalau ingin menghasilkan
banyak uang.
“Apa
menjadi penggila uang sesuatu untuk dibanggakan? Itukah yang mereka ajarkan
padamu di Harvard?” ejek Man Wool
“Ya,
program MBA mengajarkan cara mendapatkan uang.” Tegas Chan Sung.
“Bagus
sekali... Rupanya kau penipu uang dari Harvard. Aku harap kau menjadi kaya
raya. Lalu, kau bisa miliki hotel! Pergi!”
kata Man Wool marah
Chan Sung
bingung melihat Man Wol yang marah dan berpikir kalau sangat marah karena tak memberinya lukisan.
Akhirnya Man Wool masuk ke ruangan ingin minum wine terdenga suara Chan Sung
dari depan pintu memanggilnya.
“Aku akan
mengembalikan lukisan Gunung Baekdu. Dan untuk obatnya, kau bisa menyimpannya.
Ayo kita lupakan cara untuk aku melarikan diri dan untuk kau meninggalkanku
agar aman. Aku akan menunggu telepon darimu.” Ucap Chan Sung
“Dan makanan
yang kita makan hari ini. Rasanya lezat Ayo pergi dan makan lagi di sana.” Kata
Chan Sung lalu beranjak pergi.
Seorang
pria menelp memberitahu Istrinya belum pulang selama beberapa hari jadi sengaja
terus menelp dan meminta agar memberitahu kalau istrinya menelp. Ia meminta
agar memberitahu istrinya kalau ingin meminta maaf dan kembali ke rumah.
Saat
membuka bagasi mobilnya, Sang suami kaget melihat ada mayat istrinya lalu
menangis histeris. Polisi pun datang langsung menangkap s suami yang masih
panik. Detektif Park memborgol tangan karena membunuh istrinya Lee Do Yeon.
“Aku tak
membunuhnya.” Ucap suami Do Yeon. Detektif mengatakan Suami Do Yeon berhak
untuk tetap diam dan untuk memanggil pengacara.
Sementara
Ji Won di dalam mobil melihat dari kejauhan, menyuruh agar ambil sekop yang ada
kotoran di atasnya. Salah satu polisi akhirnya bisa menemukan sekop dalam mobil
“Kau
harus menangkap seorang pembunuh berantai. Sampai jumpa.” Ucap Ji Won bahagia
karena rencananya berhasil lalu membuang kalung dengan foto Nyonya Lee dengan
suaminya. Arwah Nyonya Lee menangis darah dan marah, Ji Won akan menyalakan
mobilnya tapi mobilnya mati.
Sanchez
minum dengan Mi Ra di depan rumah. Mi Ra ingin tahu alasan Sanchez membenci
Seol Ji Won dan Apa sesuatu terjadi
antara mereka di Amerika. Sanchez mengaku Bukan antara mereka berdua saja tapi Di
antara tiga orang.
“Apa Chan
Sung juga terlibat?” tanya Mi Ra tak percaya. Sanchez memberitahu Itu sesudah Mi
Ra kembali ke Korea.
“Seorang
siswa internasional Korea bunuh diri di Boston. Tapi, ada desas-desus konyol bahwa
dia bunuh diri karena aku.” Kata Sanchez
“Apa?
Karena kau? Tak mungkin. Siapa yang akan percaya itu?” ucap Mi Ra
“Orang-orang
mempercayainya. Rumor konyol itu mengembang. Kemudian, orang bilang bahwa aku
mempermainkan siswa internasional yang miskin dan menyuruhnya melakukan
perbuatan buruk dengan teman-teman asing. “ cerita Sanchez
“Lalu,
aku berubah menjadi sampah. Sesudah itu, di forum online, orang-orang mulai
bertaruh apa aku akan bunuh diri atau tidak. Dan orang yang mengatur
semuanya...” kata Sanchez
Flash Back
Sanchez
bertemu Seol Ji Won dan tahu kalau itu pasti ia yang menyebarkan desas-desus soal
Jae In. Ji Won mengaku hanya bilang,
melihat Sanchez mengundangnya ke pesta bersama teman eropanya. Sanchez
memberitahu Jae In datang untuk bekerja sebagai
pelayan.
“Dia
bilang, dia butuh uang untuk biaya kuliahnya, jadi aku memberinya pekerjaan.” Ucap
Sanchez membela diri
“Dia bisa
melakukan hal lain di pesta itu. Jangan terlalu berusaha karena tak ada yang
akan mempercayaimu. Sebenarnya, semua orang muak dengan sikapmu yang sok kaya.
Ayo Semangat... Aku bertaruh bahwa kau akan tetap hidup.” Ucap Ji Won mengejek.
Sanchez
melihat gambar diri sebagai taruhan, akan mati atau tetap hidup dan sebuah
pistol yang siap untuk menembakan kepalanya.
Chan Sung datang menahan Sanchez yang ingin bunuh diri.
“Apa yang
kau lakukan di sini? Aku sudah mencari-carimu. Ayo kita pergi makan.” Ucap Chan
Sung
“Saat aku benar-benar tersiksa dan
berpikir untuk mati, Chan Seong mendatangiku.”
“Hari
itu, dia mengambil kotak dan pistol itu lalu pergi menemui Seol Ji Won. Sesudah
itu, Seol Ji Won kembali ke Korea tiba-tiba.” Cerita Sanchez.
“Apa yang
dilakukan Chan Sung hari itu?” tanya Mi Ra. Sanchez mengaku tak tahu.
“Yah,
pokoknya, sesudah itu, dia selalu menemui untuk makan bersamaku sampai
desas-desus mereda.” Cerita Sanchez
“Itulah
kenapa kalian berdua begitu dekat.” Ucap Mi Ra bisa mengerti dan saat itu Chan
Sung datang dengan wajah marah
“Siapa
yang membuang ini? Kau seharusnya membuangnya besok, bukan hari ini.” Ucap Chan
Sung marah, Mi Ra mengangkat tangan dengan wajah polosnya meminta maaf.
“Chan Sung,
aku membungkus pizza untukmu, kau bisa mandi dulu saja” kata Sanchez. Chan Sung
mengucapkan Terima kasih.
“Tak ada
daur ulang sampah pada hari Sabtu.” Tegas Chan Sung lalu kembali masuk membawa
sampah.
“Jangan
beri tahu Chan Sung bahwa kau bertemu Seol Ji Won di pertemuan hari ini. Aku
tak ingin Chan Sung berhubungan dengan si brengsek itu.” Ucap Shancez. Mi Ra
berjanji tak akan memberitahunya.
“Sayang Tak
ada pria yang lebih baik dari Chan Seong” ucap Mi Ra menatap Chan Sung yang
masuk rumah.
Tuan Wang
bertemu dengan Man Wol berkomentar Sepertinya Chan Sung adalah calon menantu
terbaik. Man Wool bisa mengerti Tuan Wang memiliki preferensi, tapi sekarang
sudah meninggal jadi bagaimana bisa
menyampaikan pesan kepada cucunya.
“Nah
itu... Aku menginginkan layanan khusus hotelmu. Bartender menceritakan
semuanya. Aku denger, hotelmu menyediakan layanan panggilan mimpi di mana orang
meninggal dapat berbicara dengan manusia dalam mimpi mereka.” Ucap Tuan Wang.
Man wool menatap sinis pada Tuan Kim
“Aku dengar,
aku dapat membayarmu dengan uang dari Alam Dunia. Aku baru ingat aset yang lupa
kuurus.” Kata Tuan Wang, Mata Man Wool langsung melotot penuh gairah.
Ji Eun
berjalan di taman lalu melihat kakeknya, lalu bertanya apakah sudah menerima
fotonya. Tuan wang memberitahu kalau
sangat suka pria yang memberi foto itu padanya. Ji Eun memastikan kalau
yang dimaksuda Chan Sung. Tuan Wang
membenarkan.
“Kakek
sangat berharap dia bisa menjadi suamimu kelak. Biarkan kakek ceritakan tentang
dia.” Ucap Tuan Wang berbicara ditelp.
“Waktumu
habis.” Kata Man Wool dengan wajah gugup langsung menutup telp.
“Sangat
mahal untuk melakukan panggilan ini, tapi hanya berlangsung sebentar.” Keluh
Tuan Wang
“Lalu,
kenapa kau tak menelepon lagi?” kata Tuan Kim. Man Wol melarang karena
Aturannya hanya dapat melakukan sekali panggilan per-hari dan harus memikirkan
tamu lain juga lalu melangkah pergi.
“Kau
harusnya mengatakan semuanya.” Kata Tuan Kim mencoba menenangkan Tuan wang.
Nyonya
Choi menunggu diluar ruangan bertanya pada
Man Wool apakah Chan Sung akan menikah dengan keluarga kaya. Man Wool
yakin kalau Anak-anak sekarang jarang mendengarkan orang tua, menurutnya Ji Eun
tak pernah mendengarkan kakeknya,
“jadi,
kenapa gadis itu akan mendengarkannya sesudah dia meninggal?” ucap Man Wool
kesal.
“Aku
sangat berharap pemuda itu bisa menjadi suamimu kelak.” Ucap Tuan Wang.
Ji Eun
gugup mengingat yang dikatakan kakeknya lalu memilih untuk minum, tapi karena
tanganya gemetar malah menjatuhkan minuman. Chan Sung langsung berdiri meminta
pelayan untuk membersihkan meja.
“Koo Chan
Sung... Apa kau sudah makan? Aku ingin bercerita lebih banyak soal kakekku.”
Ucap Ji Eun. Chan Sung pun menyetujuinya bertanya ap yang ingin dipesan.
Saat itu
Suami Nyonya Lee keluar dari kanto polisi, semua wartawan langsung menyerbu bertanya “Apa kau benar-benar
membunuh istrimu? Kenapa kau membunuh orang lain yang dikuburkan? Apa ada
korban lagi? Apa alasan di balik pembunuhan ini? Apa ada kaki tangan?”
Yoo Na
membaca berita dari Ponselnya [Tuan Man Ditangkap karena Membunuh Istrinya]
lalu berkomentar kalau berita ini tak benar, karena Ahjussi memiliki tubuh yang
lebih kecil. Hyun Joong tak mengerti apa yang sedang dikatakan Yoo Na.
“Aku tak
berpikir orang ini adalah pembunuhnya. Yang harus kita lakukan adalah mencari mobil
0963.” Ucap Yoo Na. Hyun Joong bingung apa maksudnya "0963"
“Apa kau
mengingat plat nomornya?” tanya Hyun Joong, Yoo Na membenarkan.
“Lupakan
saja seperti melupakan kosa kata bahasa Inggris.” Kata Hyun Joong.
Saat itu
Chan Sung masuk dengan Ji Eun memberitahu Temanku pemilik restoran dan
makanannya cukup enak. Yoo Na dan Hyun Joong melihat Chan Sung masuk. Sanchez datang menyapa Ji
Eun lebih dulu. Chan Sung kaget bertanya apakah mengenal Ji Eun.
“Kami
berada di klub kapal pesiar yang sama.” Ucap Sanhez, Chan Sung tak percaya
mendengarnya.
“Ini
Kebetulan sekali. Aku harus berkunjung kapan-kapan.” Chan Sung, Sanchez
mengejek Chan Sung tak akan diizinkan masuk.
“Kau
dapat melakukannya jika memiliki hotel sendiri.” Ejek Chan Sung
Yoo Na
pikir akan berbicara soal mobil dengan Chan Sung tapi dia tampaknya sibuk. Hyun
Joong memberitahu Sebenarnya, Chan Sung
tak bekerja di hotel lagi. Yoo Na kaget mendengarnya, Hyun Joong
memberitahu Chan Sung akan segera menikah dengan keluarga kaya.
“Aku akan
menggunakan pengalamanku sebagai manajer umum di sini untuk menyambut pelanggan
dan membantu inventaris.” Kata Chan Sung terlihat bahagia bicara dengan dua
temanya.
“Aku juga
bisa berbicara dengan pelanggan.” Kata Chan Sung dengan senyuman bahagia.
Man Wool
menatap nama Chan Sung di ponselnya teringat yang dikatakan sebelumnya “Aku
akan menunggu teleponmu.” Saat itu Tuan Kim masuk ruangan dengn Hyun Joong
wajahnya terlihat senang. Tuan Kim memberitahu kalau mereka bertemu dan Kencan
buta terjadi. Man Wool kaget mendengar keduanya bertemu.
“Aku
melihat dia bertemu si Konglomerat itu. Aku belum pernah melihatnya tersenyum
lebar.” Ucap Hyun Joong. Man Wool bisa membayangkan Chan Sung yang bisa
tersenyum lebar.
“Siapa
yang tahu dia punya ambisi seperti itu?” ucap Tuan Kim. Man Wool seolah tak
peduli menurutnya Chan Sung selalu menjadi orang yang ramah.
“Kau
harus melihatnya sendiri. Mereka sepakat untuk bertemu besok juga. Bahkan
Manager Koo mengundangnya ke rumahnya. Ucap Hyun Joong penuh semangat.
“Artinya
dia akan bertemu ayah Koo Chan Sung.” Kata Tuan Kim. Hyun Joong memberitahu
kalau ayah Chan Sung sudah meninggal.
“Apa
ibunya masih ada?” tanya Tuan Kim. Man Wool kesal karena tak tahu dengan hal
itu.
“Omong-omong,
bukankah lebih bagus jika ini menuntun Ku Chan Seong mendapatkan keluarga? Kau
tahu betapa hangatnya dia kepada tamu kita. Ini pasti karma baik.” Kata Tuan
Kim penuh semangat.
“Apa
begitu? Semoga dia beruntung.” Ucap Man Wool sinis.
Chan Sung
membersihkan lantai rumah, Chan Sung berpikir chan Sung bersih-bersih karena Ji
Eun akan datang besok. Chan Sung membenarkan karena rumah harus bersih lalu
pindah ke ruangan lain. Sanchez pikir Chan Sung Berkencan dengan orang lain akan
membantunya melupakan Man Wool.
“Meski
begitu, pasti ada alasannya. Dia hanya mengencani wanita yang memiliki hotel.”
Komentar Sanchez
Chan Sung
membersihkan kamar, wajahnya terlihat bahagia melihat lukisan besar yang ada
dikamarnya. Terlihat ada banyak foto masa kecilnya diatas meja bahkan dengan
sang ayah.
Dua orang
mahasiswa berjalan di lorong perpustakanya, membahas kalau Di perpustakaan ini ada buku berhantu.
Salah satu temnaya tak percaya dengan hal yang berbau hantu. Wanita rambut
panjang menceritkakan kalau Sepupunya adalah pustakawan di perpustakan ini jadi
memberitahunya.
“Hantu
itu akan datang kapanpun kau menariknya. Ini Pasti menyenangkan.” Ucap si
rambut panjang
“Dimana
bukunya? Ayo mempostingnya di media sosial.” Kata wanita rambut pendek
penasaran.
Mereka
pun sampai di sebuah lorong buku, wanita rambut pendek siap merekam dan
menyuruh agar menarinya. Wanita rambut panjang akan menarik buku tapi tak bisa
ditarik seperti ada yang menahanya keluar dari rak.
“Ini Tak
keluar. Aku tak bercanda! Kelihatannya benar-benar berhantu.” Ucap si wanita.
Saat itu
di kamera terlihat hantu wanita yang menahan buku agar tak keluar, Si wanita
yang merekam kaget dan akhirnya jatuh pingsan. Temanya panik melihat temanya
yang pingsan. Hantu wanita menaru kembali buku yang berjudul "Keberadaan
dan Waktu"
Ma Go
baju pink berpikir Jika Koo Chan Sung belum minum obat, maka dia masih bisa
melihat hantu. Ma Go tabib yakin Itu
adalah kutukan karena bisa melihatnya lalu sudah dengar kakaknya membuat dua
jiwa yang tak bertentangan melintasi jalan mereka.
“Selalu
menyenangkan untuk membuat musuh kehidupan sebelumnya bertemu lagi. Mereka
tertarik satu sama lain karena sisa perasaan.” Ucap Ma Go dan terlihat bahagia
melihat rajuatnya berbentuk hati.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar