PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 13 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 10 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Jang Man Wool! Tak ada tempat yang aman untukku lagi. Aku akan terus membuatmu gelisah dalam bahaya. Kau harus... terus melindungiku.” Ucap Chan Sung. Saat itu dewa sumur kembali datang.
“Apa obat ini milikmu? Ini obatmu, kan?” ucap dewa sumur membawa kembali obat yang sudah buang. Man Wool bisa tersenyum melihatnya.
“Bagaimana bisa kau mengambil dan mengembalikannya padaku?” ucap Chan Sung melonggo
“Aku kira kau menjatuhkannya, jadi aku mengembalikannya atas ucapan terima kasih.”ucap Dewa Sumur.
“Terima kasih. Kau mengembalikan sesuatu yang sangat berharga. Silakan lanjutkan istirahatmu.” Kata Man Wool mengambil dari tangan Dewa sumur.
“Bukankah obat ini akan membantumu menghilangkan ketakutanmu?” kata Dewa sumur. Chan Sung membenarkan.
“Maka, aku harap kau memakannya dan merasa nyaman.” Ucap Dewa sumur lalu kembali ke tempatnya. 

Man Wool pun berkomentar Bahkan Roh bilang Chan Sung  harus minum obat. Chan Sung berdalih dewa sumur itu sangat tak mengerti. Man Wool menegaskan kalau  memberi Chan Sung nasihat sebagai orang yang melarikan diri dan menemukan kedamaian.
“Jadi Makan... Kau pasti lupa sesuatu. Jika kau diserang oleh arwah pendendam, maka kau bahkan bisa mati. Kau hampir meninggal baru-baru ini gara-gara aku. Jangan repot-repot membuat dirimu dalam masalah dan hiduplah dengan damai.” Ucap Man Wool menyuruh Chan Sung untuk makan.
“Jika aku makan, maka aku tak akan bisa melihatmu lagi. Kau juga pasti lupa sesuatu. Aku bisa melihat masa lalumu.” Kata Chan Sung
Saat itu Chan Sung bisa tahu kalau Man Wool yang sangat marah dan menangis melihat temanya yang dihukum gantung. Man Wool hanya bisa terdiam.
“Jika aku tak menjagamu, maa kau hanya akan lebih mendendam. Aku lebih suka dalam masalah dan menghentikanmu berakhir begitu saja. Kau... Aku tak boleh membiarkan itu terjadi padamu.” Tegas Man Wool
Chan Sung mengingat saat melihat Man Wool yang akhirnya menghilang seperti abu layaknya arwah pendendam. Air mata keduanya hanya bisa mengalir deras.
“Jadi,... aku akan tinggal di sampingmu dan mengawasimu.” Tegas Chan Sung. Man Wool hanya terdiam.
Saat itu terdengar suara yang memanggil Chan Sung, Chan Sung dengan nada kesal berpikir ada hantu yang memanggilnya. Tapi ternyata bibi yang sebelumnya mewawancarai Chan Sung, bertanya Apa yang membawa Chan Sung ke villa ayahnya. 



Si wanita bertanya apakah Chan Sung meminta bantuan ayahnya saat dia masih hidup. Chan Sung membenarkan kalau  ketua membiarkannya untuk  meminjam kolam di kebun raya. Si wanita bertanya apakah Chan Sung membebaskan ikan peliharaan atau semacamnya.
“Itu sesuatu yang sangat istimewa. Yang akan memberi energi baik.” Kata Chan Sung
“Sebelum ayahku meninggal, dia banyak bercerita tentangmu. Kata dia, kau banyak membantunya. Kami di sini untuk mengurus barang-barangnya.” Ucap Anak Ketua. Chan Sung menganguk mengerti.
Saat itu Chan Sung melihat buku cerita yang di pegang oleh wanita muda berjudul “Baekgu”. Si wanita mengaku itu buku miliknya dan menghabiskan banyak waktu bersama ketua di Hotel saat masih kecil.
“Ibu... Lihat apa yang kutemukan di buku ini.” Ucap si anak dan memperlihatkan ada sebuah foto dalam buku.
“Kapan ini? Ayahku terlihat sangat muda di foto ini” Ucap Anak ketua. Cucu ketua mengaku sangat merindukannya.
“Kau dapat menulis surat padanya jika ada sesuatu yang ingin kau katakan kepadanya. Hotel tempat kerjaku, layanan istimewa di mana kau dapat mengirim surat kepada orang yang meninggal.” Ucap Chan Sung 

Saat keluar Chan Sung melihat Man Wool masih menunggunya, lalu mengejek Man Wool itu sudah pergi tapi malah menunggunya. Man Wool mengaku tak suka mengemudi. Chan Sung mengejek Jika Man Wool  tak suka mengemudi, kenapa membeli begitu banyak mobil?
“Karena mereka cantik. Aku akan membeli setiap mobil yang kau jual.” Ucap Man Wool
“Kau punya Uang dari mana?” kata Man Wool. Chan Sung mengingatkan yang dikatkan Chan Sun sebelumnya.
“Katamu, kau bersedia untuk melalui masalah, jadi, biarkan aku menjadi bermurah hari selagi aku baik. Berikan aku lukisan Gunung Baekdu.” Ucap Man Wool
“Apa kau Pikir, aku akan memberikannya? Itu adalah uang pesangonku.” Balas Chan Sung
“Aku hanya menjatuhkannya di tempatmu. Jadi Itu punyaku, kembalikan.” Tegas Man Wool
“Ada restoran terkenal di sekitar yang pernah tayang di TV. Ayo pergi kesana.” Kata Chan Sung mengalihkan pembicaraan. Man Wool mendengar  Restoran terkenal langsung teralihkan.
“Pasti membingungkan mendengarku berbicara soal makanan dalam situasi ini. Kau pasti merasa kesal. Persis seperti itulah yang kurasakan. Ayo pergi. Jika kita tak sampai ke restoran sebelum tutup gara-gara kau, lukisan Gunung Baekdu itu tak akan pernah menjadi milikmu.” Ucap Chan Sung mengoda. 


Di dalam restoran, Man Wool masih terlihat cemberut. Chan Sung memberitahu  Selebriti favorit Man Wool yaitu, Kim Joon Hyun, datang juga. Man Wool masih menatap Chan Sung dengan sinis, Chan Sung mempersilahkan Man Wool untuk mengambil foto. Man Wool pun mengambil foto.
“Tak ada restoran mie dingin di dekatnya Dan tak ada pusat perbelanjaan juga. Kenapa kau tak kembali saja ke Myeong-dong? Tempat ini terlalu jauh dari rumahku.” Ucap Chan Sung
“Bekerja sajalah di hotelmu sebelumnya. Pemilik hotel itu tampak sangat menyukaimu tadi.” Kata Man Wool
“Aku hanya tertarik untuk disukai oleh bosku saat ini. Dan untuk mewujudkannya, aku akan menantang diriku sendiri. Berjanjilah, kau akan menerimaku kembali jika aku makan ini sekali santapan.” Kata Chan Sung memperlihatkan daging yang sudah bungkus selada dengan ukuran besar.
“Sekali santap? Kim Joon Hyun bisa makan semuanya dalam sekali santap. Kau tak sebanding dengannya. Kau tak akan pernah bisa melakukannya.” Ejek Man Wool
“Kembalikan saja pekerjaanku jika aku berhasil.” Kata Chan Sung memohon sudah siap membuka mulutnya lebar-lebar
“Jangan repot-repot. Aku tak menonton pertunjukan Kim Joon Hyun lagi.” Ucap Man Wool
“Kau dulu sangat menyukainya. Apa Kau menelantarkan dia juga?” ucap Chan Sung tak percaya. Man Wool membenarkan.
“Jadi, jika kau berhasil, cobalah menjadi pelawak daripada kembali ke hotelku.” Ucap Man Wool
“Apa menyerah itu mudah?” tanya Chan Sung, Man Wool mengatakan tak mudah.
“Dia ada di hampir setiap saluran TV. Aku harap makanan di sini rasanya benar-benar mengerikan sehingga tak akan memikirkannya lagi.” Kata Man Wool lalu makan daging dengan bungkusan yang kecil 


Mereka naik mobil bersama, Man Wool hanya menatap ke arah jendela dan Man Wool pun menatapnya dengan menahan amarah. Akhirnya sampai di depan hotel Man Wool mengeluh karena meminta untuk memarkir mobil lalu pergi tapi malah terus mengikutinya.
“Aku harus mempersulitmu agar menyerah padaku dengan selalu berada di sekitarmu. Tapi sekarang, aku di sini untuk bertemu dengan Ketua, Cucunya memintaku untuk memberikan ini kepadanya.” Ucap Chan Sung
“Aku akan memberikannya padanya.” Kata Man Wool ingin mengambil surat ditangan Chan Sung.
“Tidak, bagaimana aku bisa mempercayaimu? Aku akan memberikannya sendiri.” Ucap Chan Sung
“Aku adalah pemilik hotel ini, dan kau baru-baru ini dipecat.” Ucap Man Wool
Saat itu nyonya Choi datang menyapa Man Wool dan Chan Sung berpikir kalau datang untuk berkerja. Man Wool menegaskan kalau Chan Sung bukan manajer umum dan hanya berkunjung, lalu mempersilahkan untuk bertemu Ketua.
“Ada sesuatu yang mendesak untuk diberitahukan kepadamu.” Ucap Nyonya Choi pada Man Wool 


Mereka bertemu di ruang rapat, Man Wool tak percaya kalau tamu yang dibawa Yoo Na semua korban pembunuhan. Yoo Na membenarkan karena  tak ada kuburan. Hyun Joong memberitahu kalau melihat mereka terkubur di hutan.
“Aku menelepon polisi melalui telepon umum. Mereka ada di berita. Semua orang membicarakan, sejumlah mayat sudah ditemukan dan menjadi pembunuhan berantai.” Cerita Hyun Joong
“Menilai dari apa yang dikatakan para tamu, tampaknya benar bahwa mereka semua dibunuh oleh orang yang sama. Mereka semua bilang, pelaku adalah seseorang yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya, tapi mereka semua setuju pelaku adalah seorang pemuda.” Ucap Tuan Kim
“Pria itu. Aku yakin pembunuhnya adalah pemilik mobil itu. Aku mencatat plat nomornya. Ayo cari dia dan...” kata Yoo Na memegang kertas ditanganya.
“Jangan terlibat...” tegas Man Wool langsung membakar kertas ditangan Yoo Na.
“Hyun Joong sudah memanggil polisi, dan kenyataan mayat-mayat itu ditemukan sudah menjadi berita. Karena pembunuhnya masih hidup, polisi dapat menangkapnya. Yang harus kita lakukan adalah melayani para korban yang meninggal sampai mereka bisa melihat itu dan naik dengan tenang.” Ucap Man Wool
“Pastikan untuk memasang televisi jika mereka ingin menonton berita. Beri mereka akses ke jaringan Wi-Fi sehingga mereka dapat mencari di web.” Ucap Man Wool. Nyonya Choi mengangu mengerti.
“Tak apa... Polisi akan menangkapnya.” Ucap Hyun Joong menyakinkan Yoo Na yang terlihat kecewa
“Hyun Joong, kau yang melapor ke polisi, polisi pasti kebingungan sekarang.” Kata Tuan Kim. 


Polisi yang pergi ke telp umum tempat orang yang melaporakan kejadian. Salah satu polisi heran karenatak ada yang tertangkap CCTV di sana, lalu mulai berpikir ini hantu karena sangat aneh. Ketua Park tak percaya karena menurutnya takada hantu di dunia ini.
“Yang aneh bagiku adalah bagaimana telepon umum seperti ini masih ada.” Ucap Polisi lalu mencari bukti yang lain.
“Pemisi, Apa kau Punya koin?” tanya Ma Go dengan kostum pinknya. Detektif Park mencari di saku celananya.
“Terima kasih. Aku akan memberikan ini sebagai balasannya.” Kata Ma Go memberikan rajutan bentuk hati. Detektif Park menolaknya. Ma Go tetap memaksa menaruh ditangan Detektif Park.
“Jika kau kehilangan ini, maka kau akan tetap melajang. Kau tak akan pernah menikah, selama sisa hidupmu. Selama-lamanya. Kau bahkan tak akan bisa berkencan dengan siapa pun. Jangan pernah kehilangan itu.” Pesan Ma Go
Detektif Park pun akhirnya hanya bisa mengangguk setuju, Ma Go meminta Detektif Park berjanji lalu bergegas pergi. Detektif Park ingin pergi dan membuangnya tapi teringat ucapan Ma Go “Kau tak akan pernah menikah, selama sisa hidupmu. Selama-lamanya.” Akhinya menyimpanya. 


Ketua membaca surat yang ditulis cucunya “kakek sayang yang sangat kurindukan. Aku sangat senang bisa menulis surat kepadamu seperti ini.” Chan Sung menceritakan Cucu Ketua  sangat sedih tak menemani di saat-saat terakhirnya.
“Dia belajar di luar negeri pada saat itu. Aku bisa melihatnya seperti ini. Aku berhutang banyak padamu.” Ucap Ketua
“Kelihatannya kau sudah mengendarai motor? Ini Cocok untukmu.” Komentar Chan Sung melihat ketua mengunakan jaket dan helm
“Apa begitu? Aku tak pernah melakukan ini selagi masih hidup. Berkatmu, aku bisa menikmati ini juga.” Ucap Ketua
“Aku senang melihatmu bahagia. Tapi Bukankah cucuku sangat cantik?” ucap Ketua memperlihatkan foto cucunya. Chan Sung membenarkan dengan wajah gugup.
“Apa Kau punya kekasih?” tanya Ketua, Chan Sung kaget mendengarnya. Ketua memberitahu Cucunya belum punya kekasih.
“Namanya Jung Ji Eun. Dia berusia 25 tahun. Dia hanya belajar, jadi tak bisa memilih pria yang baik. Aku ingin mencari pria pekerja keras yang baik untuknya.”cerita ketua.
“Aku yakin dia akan bertemu pria yang luar biasa. Jangan khawatir. Lalu, aku pamit.” Ucap Chan Sung bergegas pergi. 


Tuan Kim memberitahu Ketua kalau Koo Chan Sung tak punya kekasih., lalu berkomentar Ketua tampak penasaran tentang pria yang baik dan pekerja keras. Ketua hanya bisa tersenyum melihat Chan Sung.
“Maka, maukah kuceritakan lebih banyak tentang Koo Chan Sung?” kata Tuan Kim penuh semangat.

Man Wool melihat kertas-kertas didepanya. Nyonya Choi pikir bisa  meminta Koo Chan Sung untuk mengurus ini karena ada di hotel. Man Wool menolak. Saat itu Tuan Kim masuk ruangan dengan penuh semangat karena menemukan di kantor ruangan manager. Man Wool bertanya ada apa.
“Aku memohon bantuan pada Ketua Wang sesuai perintahmu.” Ucap Tuan Kim. Man Wool memujinya lalu bertanya apa menemukan sesuatu.
“Dia mempercayakanku untuk mengurus sesuatu yang masih sangat mengganggunya.” Ucap Tuan Kim
“Kerja bagus. Kau memang lulusan ujian PNS. Sekali lagi, kau terbukti menjadi aset yang sangat berguna.” Ucap Man Wool
“Ketua Wang memiliki seorang cucu yang sangat dia sayanginya. Dia masih kesal karena tak bisa menemukan pria yang baik untuknya, jadi, aku janji akan mencarikannya.” Ucap Tuan Kim. Man Wool terus memuji Tuan Kim.
“Benar. Jika semuanya berjalan dengan baik, dia akan membelikanmu jas yang bagus” ucap Man Wool
“Dia seorang Direktur dan Dia tak akan sepelit itu.” Kata Tuan Kim. Man Wool membenarkan hal itu.
“Kau akan menemukan pria yang baik untuk cucunya.” Kata Man Wool seolah tak peduli.
“Setidaknya dia harus mengurus ini untuk kita. Kau tak perlu khawatir sekarang.” Ucap Tuan Kim. Man Wool memuji kembali Tuan Kim andalan terbaik hotel.
“Dan Ketua Wang benar-benar menyukai pria yang kurekomendasikan.” Kata Tuan Kim
“Aku yakin semua pekerjaan di bar membuatmu cukup sibuk. Kapan kau punya waktu untuk keluar, bertemu orang, dan merekomendasikan seseorang?” kata Man Wool heran.
“Aku tak punya waktu untuk bertemu orang baru. Aku hanya kenal satu orang. Aku merekomendasikan Koo Chan Sung.” Ucap Tuan Kim. Man Wool melonggo.
“Apa Maksudmu manajer umum hotel kita, Koo Chan Sung?” kata Man Wool. Tuan Kim mengingatkan Chan Sung  bukan lagi manajer umum.
“Aku tahu itu mengganggumu juga. Ayo kita menikahkannya dengan keluarga kaya itu. Lalu Dia tak akan mengabaikan kita jika menikahi keluarga kaya itu berkat kita.” Ucap Tuan Kim bangga
“Kita akan mendapatkan uang dari Ketua Wang  dan Chan Seong. Kita akan menembak 2 burung dengan 1 batu.” Ucap Tuan Kim dan ingin mencari Chan Sung karena harus memberi nomor cucunya.




Man Wool kesal menekan pulpennya menurutnya Tuan Kim tak punya akal. Tuan Kim bergegas pergi depan hotel bertanya pada Hyun Joong apakah Chan Sung sudah pergi. Hyun Joong pikir tak melihatnya. Tuan Kim pun mengartikan kalau Chan Sung masih ada didalam hotel.
Chan Sung melihat figura “Jang Man Wool, aku mencintaimu.” Lalu tersenyum karena Man Wool ternyata masih menyimpanya.  Man Wool membuka pintu ruangan kaget melihat Chan Sung akan keluar. Terdenga suara Tuan Kim yang mencari Chan Sung, Man Wool langsung menarik Chan Sung ke belakang pintu.
“Apa dia ada di kantor  Ketua Jang ?” ucap Tuan Kim mencari Chan Sung, tapi ruangan kosong.
“Apa ada masalah?” tanya Nyonya Choi. Tuan Kim ingin berbicara tapi menahanya berpikir Chan Sung ada di taman lalu bergegas pergi. Nyonya Choi bingung dengan tingkah Tuan Kim dan akhirnya menutup pintu. 


Man Wool dan Chan Sung berdiri saling menatap dengan tangan Man Wool menyentuh pundak Chan Sung. Chan Sung bertanya Apa mereka akan terus begini dan Kenapa harus melakukan ini. Man Wool langsung melepaskan tanganya.
“Kau tak suka uang, kan? Kau lebih suka sesuatu yang rendahan daripada hal mewah. Kau suka cokelat norak... Maksudku, kau suka warna kusam seperti cokelat, Benarkan?.” Ucap Man Wool
“Apa ini caramu menekanku karena aku menolak untuk memberimu lukisan Gunung Baekdu?” ejek Chan Sung.  Man Wool membenarkan
“Kau rakus uang.” Ejek Man Wool. Chan Sung membenarkan kalau ingin menghasilkan banyak uang.
“Apa menjadi penggila uang sesuatu untuk dibanggakan? Itukah yang mereka ajarkan padamu di Harvard?” ejek Man Wool
“Ya, program MBA mengajarkan cara mendapatkan uang.” Tegas Chan Sung.
“Bagus sekali... Rupanya kau penipu uang dari Harvard. Aku harap kau menjadi kaya raya. Lalu, kau bisa miliki hotel! Pergi!”  kata Man Wool marah 


Chan Sung bingung melihat Man Wol yang marah dan berpikir kalau  sangat marah karena tak memberinya lukisan. Akhirnya Man Wool masuk ke ruangan ingin minum wine terdenga suara Chan Sung dari depan pintu memanggilnya.
“Aku akan mengembalikan lukisan Gunung Baekdu. Dan untuk obatnya, kau bisa menyimpannya. Ayo kita lupakan cara untuk aku melarikan diri dan untuk kau meninggalkanku agar aman. Aku akan menunggu telepon darimu.” Ucap Chan Sung
“Dan makanan yang kita makan hari ini. Rasanya lezat Ayo pergi dan makan lagi di sana.” Kata Chan Sung lalu beranjak pergi.

Seorang pria menelp memberitahu Istrinya belum pulang selama beberapa hari jadi sengaja terus menelp dan meminta agar memberitahu kalau istrinya menelp. Ia meminta agar memberitahu istrinya kalau ingin meminta maaf dan kembali ke rumah.
Saat membuka bagasi mobilnya, Sang suami kaget melihat ada mayat istrinya lalu menangis histeris. Polisi pun datang langsung menangkap s suami yang masih panik. Detektif Park memborgol tangan karena membunuh istrinya Lee Do Yeon.
“Aku tak membunuhnya.” Ucap suami Do Yeon. Detektif mengatakan Suami Do Yeon berhak untuk tetap diam dan untuk memanggil pengacara.
Sementara Ji Won di dalam mobil melihat dari kejauhan, menyuruh agar ambil sekop yang ada kotoran di atasnya. Salah satu polisi akhirnya bisa menemukan sekop dalam mobil
“Kau harus menangkap seorang pembunuh berantai. Sampai jumpa.” Ucap Ji Won bahagia karena rencananya berhasil lalu membuang kalung dengan foto Nyonya Lee dengan suaminya. Arwah Nyonya Lee menangis darah dan marah, Ji Won akan menyalakan mobilnya tapi mobilnya mati.

Sanchez minum dengan Mi Ra di depan rumah. Mi Ra ingin tahu alasan Sanchez membenci Seol Ji Won dan  Apa sesuatu terjadi antara mereka di Amerika. Sanchez mengaku Bukan antara mereka berdua saja tapi Di antara tiga orang.
“Apa Chan Sung juga terlibat?” tanya Mi Ra tak percaya. Sanchez memberitahu Itu sesudah Mi Ra kembali ke Korea.
“Seorang siswa internasional Korea bunuh diri di Boston. Tapi, ada desas-desus konyol bahwa dia bunuh diri karena aku.” Kata Sanchez
“Apa? Karena kau? Tak mungkin. Siapa yang akan percaya itu?” ucap Mi Ra
“Orang-orang mempercayainya. Rumor konyol itu mengembang. Kemudian, orang bilang bahwa aku mempermainkan siswa internasional yang miskin dan menyuruhnya melakukan perbuatan buruk dengan teman-teman asing. “ cerita Sanchez
“Lalu, aku berubah menjadi sampah. Sesudah itu, di forum online, orang-orang mulai bertaruh apa aku akan bunuh diri atau tidak. Dan orang yang mengatur semuanya...” kata Sanchez 


Flash Back
Sanchez bertemu Seol Ji Won dan tahu kalau itu pasti ia yang menyebarkan desas-desus soal Jae In. Ji Won mengaku hanya  bilang, melihat Sanchez mengundangnya ke pesta bersama teman eropanya. Sanchez memberitahu Jae In  datang untuk bekerja sebagai pelayan.
“Dia bilang, dia butuh uang untuk biaya kuliahnya, jadi aku memberinya pekerjaan.” Ucap Sanchez membela diri
“Dia bisa melakukan hal lain di pesta itu. Jangan terlalu berusaha karena tak ada yang akan mempercayaimu. Sebenarnya, semua orang muak dengan sikapmu yang sok kaya. Ayo Semangat... Aku bertaruh bahwa kau akan tetap hidup.” Ucap Ji Won mengejek. 

Sanchez melihat gambar diri sebagai taruhan, akan mati atau tetap hidup dan sebuah pistol yang siap untuk menembakan kepalanya.  Chan Sung datang menahan Sanchez yang ingin bunuh diri.
“Apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah mencari-carimu. Ayo kita pergi makan.” Ucap Chan Sung
“Saat aku benar-benar tersiksa dan berpikir untuk mati, Chan Seong mendatangiku.”

“Hari itu, dia mengambil kotak dan pistol itu lalu pergi menemui Seol Ji Won. Sesudah itu, Seol Ji Won kembali ke Korea tiba-tiba.” Cerita Sanchez.
“Apa yang dilakukan Chan Sung hari itu?” tanya Mi Ra. Sanchez mengaku tak tahu.
“Yah, pokoknya, sesudah itu, dia selalu menemui untuk makan bersamaku sampai desas-desus mereda.” Cerita Sanchez
“Itulah kenapa kalian berdua begitu dekat.” Ucap Mi Ra bisa mengerti dan saat itu Chan Sung datang dengan wajah marah 

“Siapa yang membuang ini? Kau seharusnya membuangnya besok, bukan hari ini.” Ucap Chan Sung marah, Mi Ra mengangkat tangan dengan wajah polosnya meminta maaf.
“Chan Sung, aku membungkus pizza untukmu, kau bisa mandi dulu saja” kata Sanchez. Chan Sung mengucapkan Terima kasih.
“Tak ada daur ulang sampah pada hari Sabtu.” Tegas Chan Sung lalu kembali masuk membawa sampah.
“Jangan beri tahu Chan Sung bahwa kau bertemu Seol Ji Won di pertemuan hari ini. Aku tak ingin Chan Sung berhubungan dengan si brengsek itu.” Ucap Shancez. Mi Ra berjanji tak akan memberitahunya.
“Sayang Tak ada pria yang lebih baik dari Chan Seong” ucap Mi Ra menatap Chan Sung yang masuk rumah.

Tuan Wang bertemu dengan Man Wol berkomentar Sepertinya Chan Sung adalah calon menantu terbaik. Man Wool bisa mengerti Tuan Wang memiliki preferensi, tapi sekarang sudah meninggal jadi bagaimana bisa  menyampaikan pesan kepada cucunya.
“Nah itu... Aku menginginkan layanan khusus hotelmu. Bartender menceritakan semuanya. Aku denger, hotelmu menyediakan layanan panggilan mimpi di mana orang meninggal dapat berbicara dengan manusia dalam mimpi mereka.” Ucap Tuan Wang. Man wool menatap sinis pada Tuan Kim
“Aku dengar, aku dapat membayarmu dengan uang dari Alam Dunia. Aku baru ingat aset yang lupa kuurus.” Kata Tuan Wang, Mata Man Wool langsung melotot penuh gairah. 


Ji Eun berjalan di taman lalu melihat kakeknya, lalu bertanya apakah sudah menerima fotonya. Tuan wang memberitahu kalau  sangat suka pria yang memberi foto itu padanya. Ji Eun memastikan kalau yang dimaksuda Chan Sung.  Tuan Wang membenarkan.
“Kakek sangat berharap dia bisa menjadi suamimu kelak. Biarkan kakek ceritakan tentang dia.” Ucap Tuan Wang berbicara ditelp.
“Waktumu habis.” Kata Man Wool dengan wajah gugup langsung menutup telp.
“Sangat mahal untuk melakukan panggilan ini, tapi hanya berlangsung sebentar.” Keluh Tuan Wang
“Lalu, kenapa kau tak menelepon lagi?” kata Tuan Kim. Man Wol melarang karena Aturannya hanya dapat melakukan sekali panggilan per-hari dan harus memikirkan tamu lain juga lalu melangkah pergi.
“Kau harusnya mengatakan semuanya.” Kata Tuan Kim mencoba menenangkan Tuan wang. 

Nyonya Choi menunggu diluar ruangan bertanya pada  Man Wool apakah Chan Sung akan menikah dengan keluarga kaya. Man Wool yakin kalau Anak-anak sekarang jarang mendengarkan orang tua, menurutnya Ji Eun tak pernah mendengarkan kakeknya,
“jadi, kenapa gadis itu akan mendengarkannya sesudah dia meninggal?” ucap Man Wool kesal.
 Ji Eun bertemu dengan Chan Sung menceritakan kalau kakeknya mendatanginya dalam mimpi tadi malam kalau sudah menerima fotonya. Chan Sung pikir Ji Eun pasti senang. Ji Eun mengaku kakenya menceritakan sesuatu yang lain.
“Aku sangat berharap pemuda itu bisa menjadi suamimu kelak.” Ucap Tuan Wang.
Ji Eun gugup mengingat yang dikatakan kakeknya lalu memilih untuk minum, tapi karena tanganya gemetar malah menjatuhkan minuman. Chan Sung langsung berdiri meminta pelayan untuk membersihkan meja.
“Koo Chan Sung... Apa kau sudah makan? Aku ingin bercerita lebih banyak soal kakekku.” Ucap Ji Eun. Chan Sung pun menyetujuinya bertanya ap yang ingin dipesan. 


Saat itu Suami Nyonya Lee keluar dari kanto polisi, semua wartawan  langsung menyerbu bertanya “Apa kau benar-benar membunuh istrimu? Kenapa kau membunuh orang lain yang dikuburkan? Apa ada korban lagi? Apa alasan di balik pembunuhan ini? Apa ada kaki tangan?”
Yoo Na membaca berita dari Ponselnya [Tuan Man Ditangkap karena Membunuh Istrinya] lalu berkomentar kalau berita ini tak benar, karena Ahjussi memiliki tubuh yang lebih kecil. Hyun Joong tak mengerti apa yang sedang dikatakan Yoo Na.
“Aku tak berpikir orang ini adalah pembunuhnya. Yang harus kita lakukan adalah mencari mobil 0963.” Ucap Yoo Na. Hyun Joong bingung apa maksudnya "0963"
“Apa kau mengingat plat nomornya?” tanya Hyun Joong, Yoo Na membenarkan.
“Lupakan saja seperti melupakan kosa kata bahasa Inggris.” Kata Hyun Joong. 

Saat itu Chan Sung masuk dengan Ji Eun memberitahu Temanku pemilik restoran dan makanannya cukup enak. Yoo Na dan Hyun Joong melihat  Chan Sung masuk. Sanchez datang menyapa Ji Eun lebih dulu. Chan Sung kaget bertanya apakah mengenal Ji Eun.
“Kami berada di klub kapal pesiar yang sama.” Ucap Sanhez, Chan Sung tak percaya mendengarnya.
“Ini Kebetulan sekali. Aku harus berkunjung kapan-kapan.” Chan Sung, Sanchez mengejek Chan Sung tak akan diizinkan masuk.
“Kau dapat melakukannya jika memiliki hotel sendiri.” Ejek Chan Sung 

Yoo Na pikir akan berbicara soal mobil dengan Chan Sung tapi dia tampaknya sibuk. Hyun Joong memberitahu Sebenarnya, Chan Sung  tak bekerja di hotel lagi. Yoo Na kaget mendengarnya, Hyun Joong memberitahu Chan Sung akan segera menikah dengan keluarga kaya.
“Aku akan menggunakan pengalamanku sebagai manajer umum di sini untuk menyambut pelanggan dan membantu inventaris.” Kata Chan Sung terlihat bahagia bicara dengan dua temanya.
“Aku juga bisa berbicara dengan pelanggan.” Kata Chan Sung dengan senyuman bahagia. 

Man Wool menatap nama Chan Sung di ponselnya teringat yang dikatakan sebelumnya “Aku akan menunggu teleponmu.” Saat itu Tuan Kim masuk ruangan dengn Hyun Joong wajahnya terlihat senang. Tuan Kim memberitahu kalau mereka bertemu dan Kencan buta terjadi. Man Wool kaget mendengar keduanya bertemu.
“Aku melihat dia bertemu si Konglomerat itu. Aku belum pernah melihatnya tersenyum lebar.” Ucap Hyun Joong. Man Wool bisa membayangkan Chan Sung yang bisa tersenyum lebar.
“Siapa yang tahu dia punya ambisi seperti itu?” ucap Tuan Kim. Man Wool seolah tak peduli menurutnya Chan Sung selalu menjadi orang yang ramah.
“Kau harus melihatnya sendiri. Mereka sepakat untuk bertemu besok juga. Bahkan Manager Koo mengundangnya ke rumahnya. Ucap Hyun Joong penuh semangat.
“Artinya dia akan bertemu ayah Koo Chan Sung.” Kata Tuan Kim. Hyun Joong memberitahu kalau ayah Chan Sung sudah meninggal.
“Apa ibunya masih ada?” tanya Tuan Kim. Man Wool kesal karena tak tahu dengan hal itu.
“Omong-omong, bukankah lebih bagus jika ini menuntun Ku Chan Seong mendapatkan keluarga? Kau tahu betapa hangatnya dia kepada tamu kita. Ini pasti karma baik.” Kata Tuan Kim penuh semangat.
“Apa begitu? Semoga dia beruntung.” Ucap Man Wool sinis. 


Chan Sung membersihkan lantai rumah, Chan Sung berpikir chan Sung bersih-bersih karena Ji Eun akan datang besok. Chan Sung membenarkan karena rumah harus bersih lalu pindah ke ruangan lain. Sanchez pikir Chan Sung Berkencan dengan orang lain akan membantunya melupakan Man Wool.
“Meski begitu, pasti ada alasannya. Dia hanya mengencani wanita yang memiliki hotel.” Komentar Sanchez
Chan Sung membersihkan kamar, wajahnya terlihat bahagia melihat lukisan besar yang ada dikamarnya. Terlihat ada banyak foto masa kecilnya diatas meja bahkan dengan sang ayah. 

Dua orang mahasiswa berjalan di lorong perpustakanya, membahas  kalau Di perpustakaan ini ada buku berhantu. Salah satu temnaya tak percaya dengan hal yang berbau hantu. Wanita rambut panjang menceritkakan kalau Sepupunya adalah pustakawan di perpustakan ini jadi memberitahunya.
“Hantu itu akan datang kapanpun kau menariknya. Ini Pasti menyenangkan.” Ucap si rambut panjang
“Dimana bukunya? Ayo mempostingnya di media sosial.” Kata wanita rambut pendek penasaran.
Mereka pun sampai di sebuah lorong buku, wanita rambut pendek siap merekam dan menyuruh agar menarinya. Wanita rambut panjang akan menarik buku tapi tak bisa ditarik seperti ada yang menahanya keluar dari rak.
“Ini Tak keluar. Aku tak bercanda! Kelihatannya benar-benar berhantu.” Ucap si wanita.
Saat itu di kamera terlihat hantu wanita yang menahan buku agar tak keluar, Si wanita yang merekam kaget dan akhirnya jatuh pingsan. Temanya panik melihat temanya yang pingsan. Hantu wanita menaru kembali buku yang berjudul "Keberadaan dan Waktu"


Ma Go baju pink berpikir Jika Koo Chan Sung belum minum obat, maka dia masih bisa melihat hantu. Ma Go tabib yakin  Itu adalah kutukan karena bisa melihatnya lalu sudah dengar kakaknya membuat dua jiwa yang tak bertentangan melintasi jalan mereka.
“Selalu menyenangkan untuk membuat musuh kehidupan sebelumnya bertemu lagi. Mereka tertarik satu sama lain karena sisa perasaan.” Ucap Ma Go dan terlihat bahagia melihat rajuatnya berbentuk hati.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar