PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Detektif
Park baru saja turun taksi, Mi Ra pun akan masuk taksi dan Detektif Park pun
mempersilahkan. Mi Ra memanggil Detektif Park bertanya apakah rajutan itu
miliknya. Detektif Park pun mengambilnya.
Saat itu
seperti kejadian masa lalu terulang, saat itu Yeon Woo membuka tirai dan
keduanya menatap saat mengambil barang milik putri dan kejadian terulang tapi
di dalam taksi.
Detektif
Park pun mengucapkan Terima kasih. Mi Ra tiba-tiba turun dari mobil meminta
pertangung jawabnya Detektif Park karen ada noda pena di roknya padahal Pakaian
ini baru beli. Detektif Park meminta maaf dan terlihat binggung.
“Bayarlah
untuk laundry. Karena hari ini aku sibuk, berikan nomormu.” Ucap Mi Ra.
Detektif Park terlihat binggung.
“Tapi,
ini... Tinta ini berwarna hitam.” Ucap Detektif Park. Mi Ra melihat Sangat hitam
meskipun luarnya berwarna merah muda dengan wajah malu lalu bergegas pergi.
“Pena ini
penting bagiku, biarkan aku membayar pembersihan. Boleh aku minta nomormu?”
kata Detetif Park tak ingin Mi Ra malu. Akhirnya Mi Ra memberikan nomor
ponselnya.
Chan Sung
datang ke perpustakaan yang didirikan oleh Ketua Wang. Ji Eun membenarkan
kalau ini pasti alasan kakeknya datang
ke dalam mimpinya karena .ingin ini akan terjadi saat bertemu dengan Chan Sung
juga. Chan Sung pikir Tuan Wang akan gembira.
“Apa kau
senang sekarang?” tanya Man Wool sinis membawa Tuan Wang ke perpustakan.
“Mereka
pasangan yang cocok.” Ucap Tuan Wang Man Wool memastikan yang dijanjikan akan
menyimpan uang itu.
“Kau
dapat terus melihat mereka di sini.” Ucap Man Wool lalu bergegas pergi
menenangkan diri diluar perpustakan.
Ji Eun
berpamitan dengan petugas perpustaan yang memujinya sangat cantik seperti seorang putri.
Sementara Chan Sung melihat Tuan Wang ikut datang, Tuan Wang terlihat
tersenyum. Ji Eun masih mengobrol dengan petugas perusahaan lalu memperkenalkan
Chan Sung.
Man Wool
duduk di taman menenangkan diri. Chan Sung datang bertanya kenapa ada di
perpustakaan. Man Wool menjawab ketua ingin melihat cucunya, bahkan membayar
mahal untuk panggilan mimpi, dan ini adalah layanan khusus untuknya.
“Kau
dapat mengabaikan ini, lalu pergi. Tapi Karena kau di sini, bagaimana kalau
melihat-lihat perpustakaan? Ada banyak buku bagus dan lukisan yang bagus juga.”
Ucap Chan Sung penuh semangat.
“Lupakan...
Aku akan kembali.” ucap Man Wool. Chan Sung merengek meminta agar melihat-lihat
perpustakaan.
“Ada
lukisan bagus di sini.” Ucap Chan Sung menarik Man Wool ke dalam perpustakaan.
Chan Sung
dan Man Wool melihat lukisan di dalam ruangan, Man Wool hanya bisa melonggo
melihatnya. Chan Sung menceritakan menjual lukisan itu karena menurutnya jika menunggu
aula peringatan ketua akan didirikan, Man Wool mungkin akan hancur lebih dulu.
“Jadi,
cucunya dan aku memutuskan untuk menggantungnya di sini. Aku datang ke sini
untuk menjual ini. Apa yang kau jual? Kesepakatan apa yang kau buat dengan Ketua
tanpa aku? Apa "Biaya panggilan
mimpi" itu?” ucap Chan Sung.
Man Wool
tersenyum karena Chan Sung yang tak berkencan lalu berkomentar kalau Chan Sung
tak perlu tahu. Ia mengalihkan dengan Ada banyak foto bagus jadi mengajak untuk
melihatnya. Chan Sung tetap ingin tahu berapa banyak uang yang dirampas Man
Wool. Man Wool mengaku Hanya sedikit.
“Sebenarnya,
lukisan Ketua juga. Aku merasa sedikit seperti melakukan penipuan. Kau adalah
penipu Harvard yang rakus, penggila uang.” Ejek Man Wool
“Penipu?
Kau terus memanggilku itu. Tarik kembali.” kata Chan Sung. Man Wool menolak.
Chan Sung marah
“Bukan
itu yang penting. Tarik kembali apa yang kau katakan.” Kata Chan Sung yang
terus berjalan keluar dari gedung.
Ji Eun
bertemu dengan petugas perusahaan, Petugas berkomentar Orang yang bernama Chan Sung sepertinya baik
lalu bertanya apakah pria itu yang dikencaninya. Ji Eun pikit itu Bagus jika
terjadi seperti itu, tapi Chan Sung mengatakan ada orang lain yang disukainya.Tuan
Wang yang mendengarnya hanya bisa menganguk mengerti.
“Kantin
perpustakaan ini lumayan juga.” Ucap Man Wool yang sudah menghabiskan semangkuk
mie.
“Benarkan?
Aku sering datang ke sini bersama ayah saat masih kecil. Makanannya juga enak.”
Ucap Chan Sung
“Apa kau
tinggal di sekitar sini?” tanya Man Wool. Chan Sung bercerita Ayahnya ingin mengirim dirinya ke sekolah
dasar di sekitar sini.
“Sewa di
lingkungan ini sangat mahal sehingga tak bisa mendapatkan kamar. Tapi kami
sering datang ke sini Karena makanannya murah dan enak.” Cerita Chan Sung
“Apa kau
hanya tinggal bersama ayahmu sejak awal?” tanya Man Wool. Chan Sung
membenarkan.
“Alasan
kenapa namaku Chan Sung adalah bahwa satu-satunya orang yang ingin aku
dilahirkan adalah ayahku. Dia merasa bersalah, sehingga dia memanggilku Chan
Sung.Tapi dia tak mengenal karakter Cina dengan baik. Dan namaku artinya bintang
yang cemerlang.” Ucap Chan Sung
“Alasan
ayahmu menjualmu bukan karena untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Itu karena
kau. Karena kau akan sendirian tanpa dia.” Ucap Man Wool
“Tentu
saja aku tahu. Dia adalah satu-satunya keluargaku. Jika sudah selesai, ayo kita
pergi dan membaca beberapa buku.” Ucap Chan Sung
Man Wool
mengeluh mendengar Buku, karean tak bisa melakukan itu dalam kondisi ini. Chan
Sung memangnya kenapa. Man Wool merasa
Pakaiannya tak sesuai dengan buku. Chan Sung heran Apa hubungannya baju dengan buku. Man Wool
menegaskan Ada hubungannya.
“Aku
harus mengambil foto di perpustakaan untuk mempostingnya di media sosialku. Apa
yang aku kenakan tak tepat.” Ucap Man Wool. Chan Sung hanya bisa menghela nafas
mendengarnya.
“Minumlah
kopi dan tunggu aku. Aku akan berganti dan segera kembali.” kata Man Wool. Chan
Sung menolak menyuruh Man Wool agar duduk kembali.
“Aku tak
bermaksud pergi membaca buku. Aku ingin kita menemukan hantu yang melekat pada
sebuah buku. Ada desas-desus bahwa ada hantu di sekitar sini. Direktur
perpustakaan sangat khawatir. Jika memang ada hantu, kita harus membawanya ke
hotel.” Jelas Chan Sung
“Apa Ada
buku berhantu maksudmu?” ucap Man Wool. Chan Sung membenarkan.
“Rumornya
adalah hantu itu menyumbangkan buku itu sebelumnya. Dia adalah seorang kepala
SD dan dia meninggal belum lama ini. Keluarganya menyumbangkan buku-bukunya. Buku
itu pasti berharga baginya.” Ucap Man Wool
“Aku tak
tahu... Kebanyakan orang dengan mudah membuang sesuatu yang dulu mereka
pedulikan. Mereka melindungi sesuatu yang ingin mereka sembunyikan dengan hidup
mereka. Hantu itu pasti gugup saat begitu banyak orang datang meminjam buku
karena rumor.” Kata Man Wool
“Apa yang
bisa disembunyikan di buku? Mungkin uang daruratnya.”kata Chan Sung, Man Wool
langsung bergegas mendengar ada uang. Chan Sung hanya bisa mengeluh melihat
tingkah Man Wool
“Dia
cepat tanggap hanya saat ada hubungannya dengan uang.” Kata Chan Sung
Keduanya
berdiri didepan rak buku, Man Wool pikir Chan Sung manusia jadi mengeluarkan
buku maka hantu akan datang. Man Wool
melihat judul "Keberadaan dan Waktu" menurutnya Tak ada yang
mau membaca buku ini. Chan Sung mengaku membacanya.
“Ya, ya,
mungkin begitu... Karena kau si Pandai Koo Chan Sung... Kau sangat luar biasa.”
Ejek Man Wool
“Aku
membacanya untuk pamer.” Balas Chan Sung. Man Wool mengaku Tapi sulit dimengerti.
“Aku
sudah hidup selama lebih dari seribu tahun, mencoba untuk melewatkan waktu.
Bahkan aku tak tahu apa itu keberadaan atau waktu. Kau hanya hidup selama
sekitar 30 tahun, jadi bagaimana kau bisa tahu?” ucap Man Wool
“Ayo kita
lihat apa yang diceritakan buku ini soal waktu.” Kata Chan Sung sudah tak
sabar.
“Hantu
itu mungkin tak akan muncul jika aku di sini. Aku akan berada di dekat rak buku
di belakang.” Ucap Man Wool. Chan Sung menganguk setuju.
Chan Sung
akan menarik buku dan saat itu hantu wanita keluar menahanya. Keduanya saling
menatap, Hantu wanita kaget bertanya apakah Chan Sung bisa melihatnya. Chan
Sung menganguk dengan wajah gugup lalu bertanya Apa yang dilakukan di sini.
“Aku tak
ingin orang membaca buku ini.” Ucap hantu wanita. Chan Sung bertanya Apa ada
sesuatu yang dihargai dalam buku ini
“Atau itu
sesuatu yang ingin kau sembunyikan?” tanya Chan Sung. Hantu wanita meminta Chan
Sung untuk menyingkirkan sesuatu di dalam buku.
“Aku akan
membantumu. Untuk melakukan itu, aku harus mengeluarkan buku itu.” Kata Chan Sung.
Akhirnya buku bisa dikeluarkan dan Chan Sung menemukan lembaran foto yang
terselip.
“Ini masa
lalu yang kusembunyikan. Keluargaku tak boleh tahu soal itu. Tolong singkirkan
itu.” Ucap Hantu tersebut. Chan Sung terdiam melihat ada foto dirinya saat masih
kecil.
Man Wool
datang langsung menaruh buku kembali dan Hantu pun menghilang. Chan Sung
terdiam lalu mengaku kalau hantu wanita tadi adalah ibunya. Man Wool kaget
mendengarnya.
Keduanya
keluar perpustakaan, Chan Sung menceritakan
belum melihatnya sejak masih sangat kecil bahkan tak tahu dia meninggal.
Ia pun tak tahu kalau ayahnya mengirim foto-foto ini kepada ibunya dan membaca
pesan dari ayahnya kalau mereka akan pindah ke Amerika.
“Bukanlah
sesuatu yang dia hargai. Tapi sesuatu yang ingin dia sembunyikan. Sepertinya...
dia benar-benar tak ingin aku dilahirkan.” Ucap Chan Sung sedih. Man Wool ingin
memberikan perhatian tapi mengubahnya dengan ucapan sinis.
“Kau
mengajukan diri untuk melalui masalah. Itu sebabnya kau akhirnya mengetahui
tentang ini. Tak ada gunanya untuk menyesal” kata Man Wool sinis. Chan Sung
hanya terdiam menatap tak percaya.
“Apa? Apa
aku salah? Apa kau akan bilang kau merasa senang melihat ibumu? Apa kau ingin membawanya
ke hotel sehingga kau bisa menjadi anak yang berbakti?” ucap Man Wool marah
“Apa kau
pikir aku ingin melakukan itu?” tanya Chan Sung. Man Wool mengucap syukur Man
Wool tak berpikir seperti itu.
“Berikan
itu padaku. Biarkan aku kembalikan. Kita akan membiarkan hantu itu tinggal di
sana selamanya.” Kata Man Wool
“Itu
bukan... apa yang kuinginkan juga.” Ucap Chan Sung, Man Wool ingin tahu apa
yang diinginkan Chan Sung
“Kau akhirnya
melalui ini karena aku membuatmu melihat hantu, jadi, aku setidaknya harus
melakukan sesuatu untukmu.” Ucap Man Wool kesal
“Aku
hanya sedih... tak bisa merasa bahagia bahkan sesudah bertemu ibuku untuk kali
pertama. Biarkan aku berduka.” Ucap Chan Sung. Man Wool menahan Chan Sung untuk
pergi.
Keduanya
saling menatap akhirnya Man Wool membiarkan Chan Sung untuk pergi saja. Chan
Sung pun pergi dengan wajah sedih.
Chan Sung
duduk di restoran menatap foto dirinya yang disimpan oleh ibunya. Sanchez
bertanya Apa ada masalah? Kenapa
terlihat sangat kesal. Chan Sung mengaku hanya merasa sedikit sedih.
Sanchez pikir Chan Sung bagus datang ke restorannya jadi akan menghiburnya dan
akan membelikan minuman.
“Hei, kau
kehilangan satu kancing. Di mana kau kehilangan itu?” ucap Sanchez. Chan Sung
teringat saat Man Wool menahanya pergi dan tak sengaja pasti menarik kancing
jasnya.
“Apa dia
mencoba menghiburku?” komentar Chan Sung mengingat kejadian sebelumnya.
Mi Ra
masuk ke restoran, Sanchez memberitahua baru saja bersiap untuk pergi dengan
Chan Sung. Mi Ra senang kalau Chan Sung ada direstoran juga. Sanchez pikir Mi
Ra dapat bergabung dengan mereka hari ini dan harus makan sendiri.
“Aku
punya teman. Seseorang akan ada datang untuk makan bersamaku.” Kata Mi Ra.
Sanchez tak percaya mendengarnya.
“Tempat
ini bagus...” ucap Detektif Park masuk restoran. Chan Sung terdiam melihat
Detektif Park yang mirip dengan Yeon Woo.
Ia ingat
Yeon Woo dalam mimpinya, keduanya tersenyum dengan Man Wool lalu bertanya Apa sebenarnya yang sedang terjadi. Mi Ra
memanggil Chan Sung agar memperkenalkan Park Yeong Soo.
“Aku
membantunya menemukan sesuatu yang sangat berarti baginya Jadi, dia datang
untuk mentraktirku makan.” Ucap Mi Ra
“Dia
meninggal karena kau.” Ucap Chan Sung, Yeong Soo bingung mendengarnya.
“Dia
seorang polisi... Aku dengar kau akan pergi dengan Sanchez. Sampai jumpa lagi.”
Ucap Mi Ra lalu duduk bersama dengan Yeong Soo.
Chan Sung
terus menatap Yeong Soo karena tak percaya teman yang disayangi Man Wool
akhirnya menjadi polisi. Sanchez bertanya apakah Chan Sung mengenal Yeong Soo.
Chan Sung mengaku tak kenal dia tapi Man Wool mengenalnya.
“Man
Wool? Apa dia mengenalnya juga?” tanya Sanchez binggung. Chan Sung pikir Yeong
Soo tak mengenal Man Wool.
“Hyeng,
sepertinya aku tak bisa minum hari ini. Maafkan aku.” Ucap Chan Sung lalu
bergegas pergi.
Man Wool
menyidang Nyonya Choi, Tuan Kim dan Hyun Joong meminta agar memberitahu apa
Chan Sung pernah mengatakan hal pribadi soal hidupnya, seperti Apa dia punya
kerabat yang terus berhubungan dengannya? Bagaimana dengan teman-temannya? Siapa
lagi temannya selain Sanchez?
“Apa Tak
ada yang tahu apa-apa? Apapun itu?” tanya Man Wool tak mendengar jawaban dari
pegawainya.
“Manager
Koo selalu terjebak di sisimu... Maksudku, dia selalu menghabiskan waktu
bersamamu. Apa kau tak tahu apa-apa?” kata Nyonya Choi
“Wajar
kalau aku tak tahu karena aku bosnya. Tapi kalian harus tahu karena kalian
adalah rekannya. Bagaimana bisa begitu acuh terhadap rekan?” kata Man Wool
membela diri.
Man Wool
bertanya pada Tuan Kim bahkan merekomendasikannya
ke cucu ketua tapi tak tahu apa-apa. Tuan Kim pikir hanya merekomendasikan dia
karena Chan Sunbg memiliki hati yang baik. Man Wool pikir kalau Hyun Joong
cukup dekat dengannya.
“Nah,
dari apa yang kuingat, Manager Koo suka
warna coklat.” Kata Hyun Joong, Man Wool mengeluh kalau tahu itu juga.
“Malaikat
Maut ada di sini.” Keluh Man Wool melihat malaikat yang sedang minum koktail
“Apa kau
akan berhenti mengomeli mereka? Kau juga tak tahu apa-apa.” Ejek Malaikat Maut.
“Bagaimana
denganmu? Apa kau tahu sesuatu?” balas Man Wool. Malaikat maut memilih untuk
pergi.
“Kau
sangat sering melihatnya. Aku mengerti bahwa kalian adalah hantu, tapi kalian
semua berhati dingin.” Ucap Man Wool marah
Nyonya
Choi menyarankan agar Man Wool menanyakan sendiri karean Chan Sung akhirnya
datang. Akhirnya keduanya bertemu diatap dengan terang bulan, Man Wool berpikir
Chan Sung akan sedih untuk waktu yang lama tapi Kelihatannya sekarang sudah
baik-baik saja.
“Aku
belum baik-baik saja. Tapi aku datang karena kau.” Ucap Chan Sung. Man Wool
bingung kenapa karena dirinya.
“Kupikir...
aku mengungkapkan alasan di balik keberadaan dan waktumu. Aku bertemu seseorang
dari ingatan menyakitkanmu.” Kata Chan Sung
Mereka
pergi ke “Kantor Polisi Pusat beomchan” terlihat Detektif Park sedang berbicara
dengan temanya sambil minum kopi. Man Wool berkaca-kaca menatap renkarnasi Yeon
Woo, padhal dulunya adalah seorang pencuri.
“Tapi
sekarang, dia seorang polisi. Kau menjalani kehidupan yang baik lagi. Syukurlah...
Aku Sungguh aku bersyukur.” Ucap Man Wool dengan mata berkaca-kaca
“Apa kau
mau pergi lebih dekat dan berbicara dengannya?” tanya Chan Sung. Man Wool
menolak.
“Aku
bukan siapa-siapa.” Ucap Man Wool. Chan Sung pikir Yeon Woo itu seperti keluarga bagimnya.
“Apa kau
baik-baik saja?” tanya Chan Sung. Man Wool mengaku tak akan baik-baik saja tapi
Sedikit menyedihkan.
“Aku
membawa koneksi dari masa lalumu lagi.” Ucap Chan Sung. Man Wool pun
mengucapkan Terima kasih.
Saat itu
Detekif Park sedang bersama dengan temanya membahas Kasus pembunuhan berantai. Lalu tak sengaja
saling bertatapan dengan Man Wool, Detektif Park terdiam melihat Man Wool
seperti memiliki ikatan. Man Wool tersenyum bahagia melihat Detektif Park.
Di masa
lalu, Yeon Woo dan Man Wool tersenyum bahagia saling menatap di pohon besar.
Sementara teman Detektif Park membahas kalau Detektif Park sudah mendapat
laporan analisis soal kotoran dari sekop, Detektif Park tersadar dari
lamunannya.
“Ya, itu
komponen yang sama dari tanah di mana mayat-mayat itu ditemukan.” Ucap Detekif
Park
“Benarkan?
Tapi kenapa tersangka itu terus menyangkal bahwa dia membunuh mereka? Ini
sangat Memusingkan.” Keluh temanya.
“Tapi
masalahnya dia tak punya motif lain selain pembunuhan istrinya.” Kata Detektif
Park. Tapi temanya yakin pria itu adalah psikopat yaitu Seorang fanatik
pembunuhan.
Ji Won
membakar semua barang milik Nyonya Lee yang sudah dirampasnya. Ia lalu
mengambil memory yang ada di dalam mobilnya dan mengingat saat itu ada sebuah
truk yang mengikutinya dari belakang.
“Jadi,
ada masalah dengan barang yang dibawa truk hari itu.” Ucap Ji Won. Si wanita
mengaku Semuanya tiba tanpa masalah, Ji
Won pun meminta agar memeriksa nama pereservasi sekali lagi.
“Pemesanan
dengan truk, 3465, dibuat atas nama Koo Chan Sung.” Kata temanya. Ji Woon
memastikan kalau namanya memang Koo Chan Sung lalu terlihat tak percaya.
“Ku Chan
Sung... Kenapa kita berpapasan di sini?” ucap Ji Won seperti sangat ingin
bertemu dengan Chan Sung.
Chan Sung
menatap foto mendiang ibunya yang tak pernah ditemuinya. Sanchez bertanya Apa
Chan Sung tinggal di rumah hari ini lagi. Chan Sug menganguk. Sanchez heran Chan
Sung yang tak pergi ke hotel padahla sebelumnya terus ke sana dan bilang akan
dipulihkan.
“Aku
punya urusan yang belum selesai di sini. Aku tak berpikir bisa mengurus tamu
hotel jika pergi dari negara ini.” Ucap Chan Sung
Man Wool
pergi ke perpustakaan melihat buku "Keberadaan dan Waktu" lalu
berpkir kalau akan menemukan jawaban sesudah menyelesaikan buku sesulit ini. Ia
membaca “Cara untuk menghibur orang yang keberadaan dan waktunya dia habiskan sudah
sepenuhnya ditolak.
“Apa kau
khawatir rahasia yang kau sembunyikan akan terungkap?” sindir Man Wool pada ibu
Chan Sung
“Jangan
khawatir... Putramu tak menginginkan itu. Dia sekarang berduka Dan aku ingin
menghiburnya. Jadi Aku membutuhkanmu. Aku akan... mengantarmu ke hotelku.” Ucap
Man Wool
Dirumah
Chan Sung menerima pesan dari Man Wool “Kau Dipulihkan kembali. jadi Datanglah
ke hotel. Ambil Jalur Empat. Seorang tamu yang harus kau kirim menunggu.” Chan
Sung bertanya-tanya siapa tamu yang harus diantar olehnya.
Chan Sung
akhirnya masuk hotel yang kembali ke tempat semula. Hyung Joong menyambutnya
mengucapkan selamat atas Chan Sung yang dipulihkan kembali. Chan Sung pun tak
percaya Hyun Joong kembali ke Myeong-dong.
“Aku suka
tempat ini jauh lebih dari tempat lain.” Ucap Hyun Joong. Chan Sung bertemu
dengan Tuan Kim dan Nyonya Choi lalu membungkuk Aku berharap dapat bekerja sama
dengan mereka.
“Aku kira
dia akan menikah dengan keluarga kaya. Dia kembali ke hotel hantu ini. Bagaimana mungkin seorang pria tak memiliki
ambisi?” komentar Tuan Kim melihat Chan Sung pergi.
“Ketua membutuhkan
Ku Chan Seong.Pria ambisius tak populer di kalangan wanita. Kau sangat
ketinggalan zaman. Selain itu, aku bilang untuk berhenti berbicara seperti dinosaurus.”
Keluh Nyonya Choi
“Aku
mengubah cara bicaraku.” Ucap Tuan Kim yang masih terbawa seperti jaman Joseon.
Chan Sung
melihat ibunya yang sudah menunggu lalu meminta maaf karena harus menunggunya.
Wajah ibunya terlihat tak menakutkan seperti sebelumnya, sang ibu mengucapkan Terima
kasih karena Chan Sung sudah datang.
“Apa
boleh aku menyimpan foto-foto dari buku?” tanya Chan Sung. Ibunya terlihat ragu
karena mengaku sangat menyesal.
Ibu Chan
Sung menangis lalu masuk ke dalam mobil. Keduanya saling menatap akhirnya Chan
Sung melihat ibunya yang dibawa pergi ke surga lalu mengucapkan selamat tinggal
pada ibunya.
Man Wool
ada di depan pohon lalu bertanya Apa Chan Sung melihatnya setelah Chan Sung
datang. Chan Sung menganguk. Man Wool meminta maaf karena mengambil kebebasan membawanya
ke Hotel. Chan Sung malah mengucapkan terimkasih karena membawanya.
“Juga,
terimakasih untuk menyuruhku kembali.” kata Chan Sung. Man Wool mengakuk sangat
memalukan mengatakan hal ini.
“Tapi
mari kita luruskan semuanya... Kau tak kembali karena aku menyuruhmu, Tapi Kau
kembali demi aku. Aku bisa memberimu obat sehingga kau tak pernah bisa kembali,
tapi aku tak bisa melakukan itu.” Ucap Ma Wool
“Aku
pikir kau kembali sesuka hati setiap kali aku memberimu kesempatan untuk
melarikan diri. Tapi kenyataannya, aku berharap kau akan kembali.” akui Man
Wool
‘Aku
senang mendengar kau mengakui bahwa aku bukan satu-satunyayang ingin kembali.”
kata Chan Sung
“Koo Chan
Sung... Aku akan memanfaatkanmu. Kau yang membawa wanita itu dan Yeon Woo
kehadapanku, yang berarti kau akan mengantarnya juga.” Ucap Man Wool. Chan Sung
pikir mungkin begitu.
“Aku
yakin itu akan terjadi. Dan juga,... aku tak akan pernah membiarkannya melewati
tanpa cedera.” Ucap Man Wool
“Apa Itu
sebabnya kau akan memanfaatkanku?” tanya Chan Sung. Man Wool membenarkan
kalau ia akan buas dan licik.
“Dan kau
mungkin berakhir dimanfaatkan, dilecehkan, dan dihancurkan karena diriku.” Ucap
Man Wool
“Apa
kau... mengancamku lagi untuk melarikan diri...” tanya Chan Sung yang langsung
disela oleh Man Wool. Man Wool mengaku tidak.
“Jangan
melarikan diri... Kau sudah mengambil keputusan untuk mengganggu dan membuat
dirimu terancam. Dengan mengetahui bahaya seperti itu dapat menyebabkan
kematian, jika tinggal di sampingku.” Ucap Man Wool
“Bahkan
jika... Aku menggila, dan menghilang suatu hari, tolong tetaplah di sampingku.”
Pinta Man Wool
“Tidak...
Aku tak akan membiarkanmu menghilang. Percayalah kepadaku.” kata Chan Sung
langsung memeluknya. Saat itu air mata Man Wool mengalir dan bunga dipohon
terlihat bermekaran.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar