PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
TAHUN
2003
Ryu Jin
sedang mengikuti wamil datangke sebuah restoran dan melihat keriuhan didalam.
Ae Jung berteriak mengangkat tangan memperkenalkan diri sebagai mahasiswi baru
Jurusan Teater dan Film angkatan 2003. Akhirnya Ryu Jin masuk dan semua orang
menyambutnya.
“Tolong
tenang, Semuanya... Dia sedang memperkenalkan diri. Halo, Jin.”ucap si ketua.
“Alasan
aku masuk jurusan ini, karena sepuluh tahun dari sekarang aku mau menjadi
produser Korea terbaik.” Ucap Ae Jung yakin, Semua pun memujinya.
“Sekarang,
aku sangat senang karena bisa berpesta bersama kalian. Aku juga punya impian
kecil lain. Aku mau punya pacar di universitas.”kata Ae Jung. Ryu Ji
menatap ke arah Ae Jung yang masih
berdiri.
“Tolong
banyak bantu aku. Terima kasih!” ucap Ae Jung akhirnya duduk sambil mengeluh
kalau menegangkan sekali. Ryu Jin yang duduk di depan Ae Jung langsung jatuh
cinta pada pandangan pertama.
“Aku yang
pertama...Aku yang pertama bertemu dia.”
Saat
acara minum-minum, Ae Jung datang menemuinya dan langsung meminta agar
menciumnya.
“Aku yang
pertama jatuh hati padanya.”
Ryu Jin
gugup duduk dibangku, saat itu Ae Jung datang membawa tulisan AKTOR TERBAIK,
RYU JIN. Ryu Jin kaget melihat Ae Jung dan terlihat masih tegang. Ae Jung
meminta agar Ryu Jin jangan tegang karena kaan audisi.
“Aku tahu
kau akan tegang, jadi… Ini dia. Aku bawakan pil ajaib.” Ucap Ae Jung memasukan
sebuah obat berwarna hitam untuk Ryu Jin.
“Aku yang
pertama jatuh cinta padanya.”
Ryu Jin
minum bersama dengan Ae Jung dan Dae Oh. Dae Oh dengan bangga memeluk Ae Jung
mengaku kalau mereka sudah berpacaran. Ryu Jin kaget mendengarnya. Dae Oh tahu
kalau Ryu Jin pasti kaget mendengarnya.
“Jangan
begini di depan senior.” Ucap Ae Jung melepaskan tangan Dae Oh dibahunya. Dae
Oh pun meminta maaf dan tak memeluk Ae Jung lagi.
“
Selamat.” Kata Ryu Jin seperti sangat terpaksa. Dae Oh pun mengucapkan
terimakasih dengan wajah bahagia.
“Aku akan
makan semua yang aku mau.”kata Dae Oh. Ae Jung pu menyuruh Dae Oh agar Makan
yang banyak.
“Aku yang
pertama sakit hati karena dia. Dalam semua aspek,</i> selalu aku yang
pertama.”
Dae Oh
akan menyentuh wajah Ae Jung yang sedang tertidur. Ryu Jin datang terlihat
cemburu dan langsung menahan tangan Dae Oh. Dae Oh pun kaget karena Ryu Jin
datang ke kantornya. Akhirnya Ryu Jin meminum secangkir teh dengan wajah
tegang.
“Kenapa
kemari selarut ini? Aku tahu kau sibuk.” Ucap Dae Oh. Ryu Jin mengaku Ada yang
mau dibicarakan.
“Apa?
Apakah hal penting? Apa yang mau kau bicarakan?” kata Dae Oh penasaran.
“Hentikan,
Dae Oh.. Berhenti menyukai Ae Jung” ucap Ryu Jin. Dae Oh kaget mendengarnya.
“Jangan
menyukai dia, Dae oh” kata Ryu Jin. Dae Oh tersenyum berkomentar kalau ucapan
Ryu Jin memang membuatnya kaget.
“Apa itu?
Jangan bilang kau mulai mendalami karakter? Jangan bercanda.” Ejek Dae Oh
“Kau tahu
aku tak bercanda.”ucap Ryu Jin dengan wajah serius dan terdengar suara Ae Jung
mengangkat telp dari Hye Jin.
“Tidak,
aku hanya sedang berpikir... Tunggu. Sekarang? Baiklah.” Ucap Ae Jung lalu
menutup telp.
Ryu Jin
menghampiri Ae Jung, Ae Jung kaget bertanya kapan datang. Ryu Jin hanya diam
saja dan Dae Oh yang berdiri dibelakang seperti menahan emosinya. Hye Jin
mengajak A Rin dan Kwang Soo masuk ke kantor mereka sambil membawakan makanan.
“Aku
sudah bilang kau akan datang untuk memberikan dukungan.” Ucap Hye Jin
“Syukurlah,
setidaknya kami bisa memberikan dukungan.” Kata Kwang Soo. A Rin tiba-tiba
menghentikan langkahnya.
“Tunggu.
Apa Nona Noh dan Pak Cheon hanya berdua di kantor?” tanya A Rin.
“Tidak.
Ada Ryu Jin juga.”kata Hye Jin. A Rin kaget begitu juga Kwang Soo seperti tak
ingin masuk ke dalam kantor.
Dae Oh
hanya bisa tertunduk melihat A Ri datang dengan Kwang Soo. Ryu Jin memalingkan
wajahnya. Sementara A Rin terlihat santai walaupun agak tegang, suasana terasa
canggung sampai akhirnya Ae Jung yang mulia bicara.
“Ini tak
direncanakan, tapi kita berkumpul. A-rin membelikan ayam karena dia tahu kita
bekerja sampai larut malam.” Ucap Ae Jung.
“Silakan
dimakan dahulu. A-rin khusus menyiapkan ini.” Kata Kwang Soo. Ae Jung pun
mengucapkan Terima kasih.
“Kalian
pasti lapar. Untung aku datang, 'kan?” ucap A Rin bangga. Ae Jung membenarka.
“Jika kau
tak datang, mungkin suasananya akan canggung. Terima kasih... Berikan kepadaku.”
kata Dae Oh mengambil ayam dari tangan Ae Jung.
“Aku jadi
penasaran soal pembicaraan kalian.” Kata A Rin. Ryu Jin langsung menyapa A Rin
yang sudah lama tak bertemu. A Rin pun membalasnya dengan senyuman.
“Ternyata
kalian saling kenal... Syukurlah.”ucap Ae Jung tersenyum bahagia.
A Rin
pergi ke balkon lantai atas berkomentar kalau Hubungan mereka tak baik selama
ini Padahal mereka berbagi rahasia. Ryu Jin terlihat kaget mendengarnya.
“Kau tak
melupakan hari itu, 'kan?” ucap A Rin menatap Ryu Jin untuk memastikanya.
Flash Back
TAHUN 2012
Sebuah
mobil van masuk ke jalan berbatu dengan sawah yang ada disampingnya, A Rin pun
turun dari mobil sambil merokok dan membaca naskah. Saat itu ia melihat sesuatu
didepanya yang bergerak. Ryu Ji sedang buang air besar, mengeluarkan tissu.
A Rin
menjantuhkan rokoknya saat Ryu Jin menoleh ke arahnya. Ryu Jin pun panik karena
ternyata ada orang yang melihatnya sedang buang air besar disawah. A Rin
mengaku u tak bisa melupakan hari itu.
“Saat
mata kita bertemu waktu itu…” ucap A Rin. Ryu Jin keringat dingin meminta agar
Ae Rin berhenti membahasnya.
“Sudah
berapa tahun lalu, ya?” ucap A Rin seperti ingin menyidir Ryu Jin .
“Kenapa
kau sangat jahat? Bagaimana bisa kau masih ingat itu?” kata Ryu Ji marah
“Kenapa?
Aku bahkan belum mengatakan detailnya.” Kata A Rin dingin
“Kau
orang yang mengancammenggunakan kelemahan orang lain duta antirokok nasional
yang ternyata perokok berat. Kau tahu rahasiamu masih aman karena aku tutup
mulut, 'kan?.” Ucap Ryu Jin
“Kenapa
kau tak buka mulut? Itu karena rahasiamu lebih buruk. Jika rahasiaku
terbongkar, aku akan meninggalkan industri ini.” Ejek A Rin. Ryu Jin akhirnya
hanya bisa berteriak menahan amarahnya.
“Kenapa?
Apa Kau merasa berterima kasih kepadaku?” ejek A Rin. Ryu Jin mengejek mengaku
sangat berterima kasih.
“Sampai
aku minta sutradara merevisi skenario agar kau bisa menjadi pemeran utama
menggantikanku. Berkat itu, kau berhasil menjadi aktris utama, lalu menjadi
malaikat Asia. Sejak itu kau menjadi bintang.” ucap Ryu Jin marah
“Tunggu,
Jin.... Film itu berhasil karena kau tak menjadi tokoh utamanya. Apa filmnya
akan sukses jika kau tetap menjadi pemeran utamanya?” kata A Rin mengejek.
“Kau
sungguh menyebalkan Apa alasanmu bermain di film ini? Kau mau mempermainkanku,
'kan?” Ucap Ryu Jin kesal 141
“Kau
salah paham. Aku tak punya pikiran begitu. Aku terlalu sibuk menyukai pria
lain.” Ucap A Rin yang jatuh cinta dengan sosok Dae Oh.
Ae Jung sibuk
merapihkan berkas diatas meja. Dae Oh menatap Ae Jung lalu memastikan kalau
tadi sudah medengarnya. Ae Jung bingung. Dae Oh bertanya apakah Ae Jung sungguh
tak dengar. Ae Jung pun mengeluh Dae Oh yang terus menanyakan itu
“Ke mana
Ryu Jin dan A-rin?” tanya Ae Jung melihat Hye Jin dan Kwang Soo datang
membawakan piring dan gelas.
“Mereka
ke luar membicarakan sesuatu. Sepertinya mereka berdua punya cerita yang kita
tak tahu.” Kata Hye Jin
“Apa
maksudmu? "Cerita"? Cerita
apa?” kata Ae Jung bingung. Kwang Soo terlihat gugup.
“Saat aku
menjadi pemeran pembantu, ada rumor yang kudengar.” Kata Hye Jin. Ae Jung
langsung memuji Hye-jin. Pengalaman kerjanya sudah banyak.
“Dahulu,
cita-citaku adalah menjadi produser film.” Akui Hye Jin. Ae Jung pun ingin tahu
seperti apa ceritanya.
“Kalian
pasti tahu film Tangkap Wanita Itu A-rin pemeran utamanya. Tapi ada rumor bahwa
pemeran utamanya seharusnya Ryu Jin. Judul aslinya adalah Tangkap Pria Itu< Judul
dan pemeran utamanya diganti, tapi takdir mereka…” ucap Hye Jin dan tiba-tiba
Kwang Soo dengan sengaja menjatuhkan
gelas.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Ae Jung. Kwang
Soo meminta maaf mengaku Tanganny licin. Dae Oh langsung menatap curiga.
“Kau
memecahkan gelas bagus. Apa benar karena licin?” keluh Hye Jin. Ae Jung
melarang Kwang Soo untuk membereskanya pecahan kaca
“Tidak,
biarkan saja...Aku akan ambil sapu.”kata Ae Jung melangkah pergi. Kwang Soo
gugup mengaku Tangannya berkeringat.
Dae Oh
melihat Ae Jung yang pergi memastikan kalau memang Ae Jung tak mengingatnya. Ae
Jung pergi ke pantry untuk mengambil sapu tapi wajahnya terlihat tegang dan
kebingungan.
Flash Back
Saat Ryu
Jin dan Dae Oh berbicara, ia terbangun dan pura-pura tidur.
“Berhenti
menyukai Ae Jung. Jangan menyukai dia, Dae Oh” kata Ryu Jin. Ae Jung hanya bisa
terdiam karena ternyata Ryu Jin tak menyetujui hubunganya dengan Dae Oh.
Kwang Soo
berjalan dengan A Rin sambil menuruni tangga bertanya apakah sudah bicara dengan
Ryu Jin dan Mungkinkah dia membongkar rahasianya. A Rin yakin Tak mungkin
karena tahu kelemahannya jadi Ryu Jin tak bisa apa-apa.
“Kau
harus hati-hati agar tak ada rumor lagi. Salah satu pegawai di sini suka
bergosip.”kata Kwang Soo
“Aku
datang mau bertemu Pak Cheon, tapi malah tak sempat mengobrol dengannya.” Kata
A Rin kesal.
Saat itu
Dae Oh dkk keluar,Ae Jung mengucapkan terima kasih pada A Rin karena sudah
datang. A Rin mengaku Tak masalah lalu bertanya pada Dae Oh apakah tak lapar
dan mengajak untuk sarapan bersama.
“Maaf,
aku terlalu lelah sampai tak nafsu makan.” Ucap Dae Oh dingin. A Rin pun
menganguk mengerti.
“Nona
Noh, kau akan pulang, 'kan? Aku akan antar dengan mobilku.” Kata Dae Oh
“Tak
perlu. Aku naik bus saja dari depan sana.”ucap Ae Jung. Ryu Ji menahan Ae Jung
mengajak naik mobilnya saja dan akan mengantarnya. Ae Jung menolak karena naik
bus saja.
“Nona Noh
sangat populer. Semua mau mengantarmu. Aku akan mengantar pulang Nona Noh. Dia
akan lebih nyaman pulang dengan mobilku. Benarkan, Ae Jung?” kata A Rin
“Ya,
lebih baik begitu... Terima kasih, A-rin.”kata Ae Jung gugup. A Ri pun pamit
pergi akan pulang dahulu dan akan bertemu lagi.
“Hye-jin,
aku pulang dahulu.” Ucap Ae Jung. Hye Jin melambaikan tanganya. Dae Oh dan Ryu
Jin hanya bisa menatap sedih
“Kalau
begitu, aku harus naik mobil siapa?” kata Hye Jin mendekati Ryu Jin agar bisa
menaiki mobilnya.
“Ya.
Terima kasih untuk hari ini.” Kata Ryu Jin lalu berjalan pergi. Hye Jin pun
akhirnya mengucapkan selamat jalan dengan wajah sedih.
“Tapi…
Pak Cheon, di mana mobilmu?” tanya Hye Jin. Dae Oh bingung dan mengaku berjalan
kaki dan bergegas pergi. Hye Jin pun mengikuti Dae oh ke arah yang sama
Di dalam
mobil. A Rin mencoba bersikap baik lalu berkomentar kalau Suaminya pasti khawatir
karena Ae Jung bekerja dengan para pria keren. Ae Jung mengaku sebagia tak
punya suami dan ibu tunggal. A Rin tak percaya mendengarnya.
“Kau
sangat keren. Kau bekerja dan membesarkan anak sendiri.”puji A Rin. Ae Jung pun
mengucapkanTerima kasih.
“Bagaimana
dengan pacar?” tanya A Rin. Kwang Soo langsung memperingatkan A Rin aga bisa
menanyakan itu saat mereka minum miras bersama.
“Maaf.
Aku tidak sopan, ya? Menurutku, kau sangat cantik dan keren. Aneh jika tak
punya pacar.” Jelas A Rin. Ae Jung mengaku tak apa-apa
“Terima
kasih kau berpikir begitu, tapi saat ini tak ada waktu untuk itu” kata Ae Jung.
A Rin menganguk mengerti.
“Jika ada
orang baik datang, kau pasti mempertimbangkannya.” Kata Kwang Soo. Ae Jung
mengaku kalau Sekarang, itu bukan
prioritasnya.
“Kwang
Soo, perhatikan jalannya.” Kata A Rin tak suka dengan ucapan Kwang Soo. Kwang
Soo menganguk mengerti.
“Jadi,
artinya kau tak mau berpacaran?” tanya A Rin. Ae Jung membenarkan.
“Jadi,
kau tak tertarik berpacaran dengan rekan kerja.” Ucap A Rin menyimpulkan.
Di rumah,
Yeon Woo melihat Ha Nee bertanya sedang apa. Ha Nee menjawab sedang membuat
roti bakar dan bertanya apakah Ha Ne mau melakukanya. Yeon Woo akan
membuatkanya dengan senyuman bahagia bisa membantu.
“Di mana
ibumu?” tanya Yeon Woo sambil mengoles roti. Ha Nee memberitahu Ibu tak pulang
semalam dan bekerja semalaman.
“Mari
buatkan juga untuk ibumu.” Ucap Yeon Woo. Ha Nee menganguk sambil tersenyum.
“Kenapa
tersenyum?”tanya Yeon Woo. Ha Nee mengaku
tak masalah dan hanya bersyukur.
“Pasti
menyenangkan jika kau ayahku.” Ucap Ha Nee. Yeon Woo mengaku merasa juga
seperti itu.
“Aku juga
ingin memiliki anak sepertimu.” Kata Yeon Woo. He Nee pun mengucapkan
terimakasih saat Yeon Woo memberikan roti padanya.
Nyonya
Choi diam-diam mendengar pembicaraan keduanya dari kejauhan. Ae Jung pun datang. Ha Nee bahagia menyambut
ibunya dan juga neneknya. Ae Jung melihat keduanya yang sedang sarapan. Nyonya
Choi menatap anaknya dengan wajah serius dan langsung mengajaknya bicara.
Ae Jung
bingung ditarik masuk ke dalam kamarnya. Nyonya Choi langsung mendorong Ae Jung
agar langsung duduk. Ae Jung mengeluh kalau masih pagi dan Nyonya Choi mau
mengomelinya. Nyonya Choi memberikan buku yang tulis Ae Jung.
“Ibu
menemukan ini di tempat sampah.” Ucap Nyonya Choi. Ae Jung meliha itu buku
catatan saat kuliah dan bingung kenapa ibunya bisa menemukan buku itu.
“Putrimu
melihat ini. Mungkin dia kaget dan membuangnya.”kata Nyonya Choi. Ae Jung
melihat tertulis AYAH: OH YEON-WOO -
IBU: NOH AE-JUNG.
“Apa Ha-nee…
melihat ini?” kata Ae Jung kaget. Nyonya Choi pikir Ae Jung tak tahu Ha-nee
sangat menyukai Yeon-woo
“Dia
punya alasan untuk begitu. Meskipun tak bilang, dia punya ayah. Dia
hanya anak kecil yang pura-pura kuat.” Ucap Nyonya Choi. Ae Jung pun hanya bisa
terdiam.
Dong Chan
tertidur dan mulai bermimpi, ketika
masih kecil bersembunyi di dalam lemari. Ia meliha seorang wanita tergeletak di
lantai dengan bersimba darah. Ia hanya bisa menangis dan melihat sang ayah
didekatnya. Dong Chan akhirnya terbangun dengan keringat banyak setelah mimpi
buruk.
Tuan Koo
melihat kotak uangnya yang masih utuh, Dong Chan pamit pergi pada ayahnya. Tuan
Koo memanggilnya dan berkomentar Uang
jajan Dong Chan tak berkurang. Dong Chan hanya diam saja saat Tuan Koo
memberikan uang untu anaknya.
“Beli
yang kau butuh, dan makan yang kau mau.” Kata Tuan Koo. Dong Chan menegaskan tak
mau uang dari Ayahnya.
“Kenapa… kau
sangat membenciku? Aku harus apa lagi untuk…”ucap Tuan Koo yang langsung disela
Dong Chan.
“Seperti
apa rupa ibuku? Kenapa aku tak ingat tentangnya? Kenapa… Kenapa ibuku
meninggal?” tanya Dong Chan. Tuan Koo terlihat gugup mendengar pertanyaan
anaknya.
“Permisi...
Ada yang harus aku laporkan.” Kata Tuan Kim. Dong Chan pun akhirnya pamit pergi
sekolah lebih dulu. Tuan Koo menatap sedih ke arah anaknya.
Tuan Koo
melihat berita di tabnya “Telah ditemukan tiga mayat tak dikenal di pesisir
laut Incheon. Seluruhnya adalah pria dan memakai baju awak kapal. Polisi akan
telusuri lebih lanjut tato yang ada di leher mereka dan mengungkap…” Wajah Tuan
Koo terlihat sangat marah
“Pelakunya
pasti mereka.” Kata Tuan Kim. Tuan Koo mengingat dengan tatto pria yang
ditemuinya sebelumnya dan langsung meminta Tuan Kim agar bisa melindungi
Dong-chan dengan baik. Tuan Kim menganguk mengerti.
Yeon Woo
mengajar olahraga, Ha Nee berpasangan dengan Dong Chan melakuan sit up. Yeon
Woo memebritahu Dong Chan kalau wajahnya terlalu serius. Ha Nee sambil memegang
kakai Dong Chan mulai membahas lagi tentang ayahnya.
“Sepertinya,
ayah kandungku memang orang jahat.” Kata Ha Nee. Dong Chan ingin tahu alasanya.
Ha Nee
mengingat saat dirumah sakit bertanya “Apa kau ayahku?” pada Ryu Jin dan Ryu
Jin hanya diam saja.
“Dia tak
bisa berkata apa-apa. Mungkin dia sangat merasa bersalah. Itu Berbeda dengan
seseorang.”kata Ha Nee menatap ke arah Yeon Woo yang memberikan perhatian
padanya.
Yeon Woo
lalu menyuruh anak muridnya agar bisa berganti posisi. Kali ini Dong Chan yang
memegang kaki Ha Nee untuk sit up. Ha Nee yakn Sangat jelas bahwa Ryu Jin itu merasa
bersalah padanya. Dong Chan pun ingin tahu apa yang dilakukan Ha Nee sekarang.
“Aku akan
balas dendam.” Ucap Ha Nee. Dong Chan bingung apa maksudnya Balas dendam.
Nyonya
Joo duduk dimeja kerjanya, Yeon Woo datang menemui ibunya, dengan sikap sopan
bertanya apakah memanggilnya. Nyonya Joo hanya diam menantap anaknya. Yeon Woo
pikir kalau ibunya tak bicara lebih baik pergi saja.
“Sudah
tiga hari. Kau ingkar janji dan menghilang tanpa alasan. Kau bahkan tak
menelepon setelah itu. Bukankah aku sudah cukup sabar? Tapi yang lebih
membuatku marah adalah kau yang pergi dengan seorang wanita.” Kata Nyonya Joo
“Kau tak
datang makan malam dengan putri Anggota Majelis Kim karena dia, 'kan? Apa
wanita itu pacarmu? Benar, 'kan?” ucap Nyonya Joo memancing. Yeon Woo hanya
diam saja.
“Baiklah.
Coba bawa dia untuk bertemu denganku.Ibu harus lihat agar tahu…” kata Nyonya
Joo
“Tidak
mau... Aku tak suka itu.” Ucap Yeon Woo menahan emosinya. Nyonya Joo heran Yeon
Woo yang menyembunyikan wanita itu
“Pasti
ada alasan aku menyembunyikannya.” Tegas Yeon Woo. Nyonya Joo pun tak bisa
berkata-kata.
Dae Oh
membaringkan tubuhnya ditempat tidur lalu mengingat yang dikatakan Ryu Jin
“Hentikan, Dae-oh.. Berhenti… menyukai Ae Jung” dengan wajah serius seperti tak
ingin kalau dekat denganya. Akhirnya Dae
Oh bangun dari tempat tidurnya mengambil minum.
Ia melihat
foto yang tertempel [UNIVERSITAS HANKUK JURUSAN TEATER DAN FILM] lalu tersadar
dengan foto Ryu Jin yang tak melihat ke kamera tapi ke arah Ae Jung yang
berdiri disampingnya.
Dae Oh
pun mengingat saat menceritakan pertemuan dengan Ae Jung. Ryu Jin bertanya “Apa
kau masih punya perasaan pada Ae Jung? Jadi, sekarang kau tak ada urusan lagi
dengan Noh Ae Jung?” Lalu saat dirumah sakit Ryu Jin terlihat marah karena Dae
Oh bersama dengan Ha Nee.
Ia pun
seperti baru menyadari kalau Ryu Jin itu menyimpan perasan untuk Ae Jung, tapi
menurutnya kalau ini Mustahil.
Akhirnya
Dae Oh pergi menemui Ryu Jin dirumahnya, Ryu Jin terlihat tak suka dengan Dae
Oh saat membuka pintu. Dae Oh memperlihatkan foto yang sudah lecek lalu
memastikan kalau Foto itu dan semua yang dikatakan kepadanya selama ini hanya
kebetulan. Ryu Jin hanya diam saja.
“Itu
Benar, 'kan? Kau menyuruhku berhenti karena khawatir aku dicampakkan dan
hidupku hancur lagi, 'kan? Itu alasanmu menyuruhku berhenti, 'kan?” kata Dae Oh
memastikan.
“Tidak,
bukan karena itu.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh pun ingin tahu alasannya apa.
“Jauh
sebelum kau berkata kau menyukainya…” kata Ryu Jin. Dae Oh meminta agar
berhenti tak ingin mendengarnya.
“Sebelum
kau menyatakan cinta kepada Ae Jung…” ucap Ryu Jin. Dae Oh berteriak agar bisa
berhenti.
“Bahkan
sebelum kau menyatakan perasaan…” kata Ryu Jin. Dae Oh akhirnya mengumpat marah
menyuruh agar Ryu Jin berhenti.
“Aku
menyukai Ae Jung lebih dahulu.” Tegas Ryu Jin. Dae Oh meminta agar Ryu Jin menghentikan semuanya.
“Lalu
kenapa kau tetap di sampingku? Saat aku sangat sedih, saat aku ingin mati, kau
selalu di sampingku. Seharusnya kau rahasiakan ini selamanya. Jangan sampai aku
tahu. Kenapa sekarang begini?” teriak Dae Oh marah
“Maafkan
aku.” Kata Ryu Jin. Dae Oh memanggilnya dengan panggilan Hyung.
“Jangan
panggil aku begitu.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh bertanya apakah Ryu Jin mau
membuangnya.
“Kau akan
begini sampai akhir?” teriak Dae Oh. Ryu Jin pun bertanya apakah yang harus
dilakukan dan mengaku sudah terlalu jauh.
Akhirnya
Dae Oh keluar rumah dengan wajah sedih dan mengeluh kalau Seharusnya Ryu Jin tak pernah menolongnya.
Flash Back
Saat
musim bunga sakura, Dae Oh memberitahu kalau
Pertama, dia tak mau karena terlalu heboh dan Kedua, dia tak mau karena
terlalu santai Ia mengaku hampir gila sekarang jadi meminta Ryu Jin agar bisa
membantunya sekali saja.
“Jin, kau
tahu dia selalu menurutimu.” Rengek Dae Oh. Ryu Jin hanya diam akhirnya Apa
yang harus dilakukan.
“Jika kau
bantu dan dia menolak lagi, maka aku akan berhenti menyukainya. Sungguh akan
begitu.” Kata Dae Oh.
“Apa Kau
serius?” tanya Ryu Jin. Dae Oh pun memastikan kalau Ryu Jiny yanag akan
membantunya dan ucapan tadi memang serius.
“Jika
gagal lagi, berarti selamanya tak akan bisa.. Kau bisa Berikan ini, dan tolong
bicara kepadanya.” Ucap Dae Oh memberikan minuman.
Ae Jung
sedang ada di perpustakaan, Dae Oh melihat dari belakang rak kalau keduanya
yang sudah bertemu. Ryu Jin pun bertemu dengan Ae Jung memberikan minuman dan
tertulis “PERNYATAAN CINTAKU YANG KESEPULUH, MENTARIKU”
“Itu dari
Dae Oh” kata Ryu Jin. Ae Jung mengakusudah tahu dan merasa Ryu Jin yang pasti
kerepotan dan Dae Oh yang menyuruhnya.
“Jawablah
dia kali ini. Dia sudah menunggumu.” Ucap Ryu Jin. Ae Jung mengeluh Dae Oh itu
membuatnya malu.
“Apa?
Sepertinya dia menyukainya.” Komentar Dae Oh melihat Ae Jung yang
tersenyum. Ae Jung melihat tatapan Ryu
Jin dan bertanya ada apa.
“Itu… Aku
menyukaimu... Awalnya kau menarik, lalu kau cantik. Sekarang aku ingin terus
melihatmu.” Kata Ryu Jin. Ae Jung kaget dan Dae Oh pun bingung dengan sikap Ryu
Jin malah menyatakan perasaanya.
“Dae-o
minta aku menyampaikan itu.” Ucap Ryu Jin. Ae Jung tersenyum mengaku terkejut,
begitu juga Dae Oh.
“Sepertinya…dia
sangat menyukaimu.” Kata Ryu Jin. Ae Jung mengaku sangat kaget dan Ryu Jin
pikir tugasnya selesai dan pamit pergi.
A Rin
berjalan di parkiran. Kwang Soo memuji A Rin yang sudah kerja bagus hari ini. A
Rin bertanya apakah Sudah dapat revisi
naskahny dan ingin tahu apakah bagus. Kwang Soo menganguk kalau sudah baca
saat diwawancarai dan merasa lebih
bagus.
“Sebelumnya
memang sudah bagus, tapi revisinya jauh lebih bagus.”ucap Kwang Soo. A Rin tersenyum
bahagia mendengarnya.
“Kalau
begitu, telepon Pak Cheon, dan bilang tak bagus.” Ucap A Rin. Kwang Soo bingung
karena bilang sudah bagus dan A Rin yang tak mendengarkannya.
“Kau
harus cari kekurangannya. Agar aku bisa bertemu lagi dengannya.” Ucap A Rin
“Begitu
rupanya. Ternyata idemu bagus... Kalau begitu harus kulakukan. Baiklah. Di mana
nomor Pak Cheon?” kata Kwang Soo.
A Rin
tersenyum bahagia ingin tahu yang dikatakan DaeOh. Kwang Soo mencoba menelp Dae
Oh dan terlihat kaget. A Rin bingung bertanya adaa apa.
Kwang Soo
pergi ke sebuah bar melihat Dae Oh yang
berbaring diatas meja, lalu mecoba membangunkanya. A Rin melihat dari dalam
mobil berpikir Dae Oh sudah banyak minum dan bertanya-tanya Apa dia punya
masalah lalu menelp Kwang Soo.
“A-rin...
Sepertinya dia mabuk berat... Ayo kita antar dia pulang.” Ucap Kwang Soo.
“Apa Kau
sudah tanya alamatnya?” tanya A Rin. Kwang Soo pun mencoba bertanya pada Dae Oh
dimana alamatnya.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar