PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Guru Oh
pun menuliskan hasil pemilihan dengan ayah Dong Chan yang paling banyak
dipilih. Ia pun memutuskan ayah Dong-chan terpilih menjadi ketua. Semua orang
tua memberikan selamat kecuali Ibu Chae Yeong.
Tuan Koo mengangkat tanganya.
“Sepertinya
akan sulit jika aku sendirian. Aku ingin memilih wakil ketua yang bisa aku
tanya dan mintai tolong.” Ucap Tuan Koo
“Kalau
begitu, sebagai satu-satunya orang yang berpengalaman menjadi ketua komite, aku
akan menjadi wakil ketua dan membantunya. Terima kasih.” Ucap Ibu Chan Yeong
berdiri
“Tidak...
Aku mau ibu Ha-nee membantuku.” Kata Tuan Koo.
Ae Jung melonggo kaget untuk kedua kalinya. Ibu Chan Yeong melirik sinis
pada Ibu Ha-nee.
“Aku
dengar dia produser di studio film. Jika begitu, dia pasti bisa membantu kita dalam
berbagai acara budaya nantinya.” Kata Tuan koo
“Terima
kasih, ayah Dong-chan.” Kata Ae Jung malu dan semua wali murid menyetujuinya.
Ha Nee
berjalan dengan Dong Chan kesal karena seharusnya pukul mereka. Ae Jung melihat
anaknya dan langsung memanggilnya. Ha
Nee kaget melihat ibunya. Dong Chan mengeluh karena anaknya tak mengangkat
telpnya padahal mau belikan hamburger.
“Dong-chan,
apa kabar?” sapa Ae Jung. Dong Chan terlihat bahagia bertemu Ae Jung mengaku
baik.
“Maaf,
Aku tak melihat. Tapi kenapa Ibu di sini?” tanya Ha Nee. Ae Jung terlihat bingung
menjelaskan.
“Ibu
menjadi wakil ketua komite orang tua murid. Hebat, 'kan? Artinya, ibu menjadi
wakil ketua kelas.” kata Ae Jung
“Jadi,
orang yang menyingkirkan ibu Chan-yeong… Apa Itu kau?” kata Dong Chan.
“Bukan.
Aku menjadi wakil ketua, dan ayahmu menjadi ketua. Dia menjadi ketua kelas.”
Kata Ae Jung. Dong Chan kaget Ayahnya jadi ketua.
“Ayahmu
menjadi ketua demi kau, jadi, beri ayahmu…” ucap Ae Jung dan tiba-tiba Tuan Kim
datang memangil Dong-chan.
“Halo,
Pak Kim.. Ha-nee, ini ayah Dong-chan. Ayo beri salam.” Ucap Ae Jung saat
melihat Tuan Koo turun dari mobil
“Aku
tahu. Aku lihat waktu malam Ibu mabuk.” bisik Ha Nee. Ae Jung mengerti dan
meminta Ha Hee diam. Ha Nee pun membungkuk memberikan salam.
“Dong-chan,
ayo kita pulang.”kata Tuan Koo dengan nada dingin. Dong Chan pun masuk ke dalam
mobil.
“Kenapa
suasananya begitu?” bisik Ha Nee. Ae
Jung mengaku juga tidak tahu.
Di dalam
mobil, suasana terasa dingin. Tuan Kim memberitahu Dong-chan kalau ayahnya
menjadi ketua komite orang tua murid. Dong Chan hanya bisa tertunduk diam. Tuan
Kim pikir Dong Chan sudah mendengar hal itu. Tuan Koo pun terlihat bangga.
“Ayahmu
mau berguna untukmu, jadi…” ucap Tuan Kim dan langsung disela oleh Dong Chan.
“Jadi,
Ayah akan sering ke sekolah?” tanya Dong Chan. Tuan Koo mengaku itu mungkin
“Tak
apa-apa... Asal jangan bertemu denganku.” Ucap Dong Chan pada ayahnya.
Di ruang,
Dong Chan menuliskan KENAPA DIA PERGI? lalu mengingatyang dikatakan Ae Jung
padanya “Tak ada kenangan indah yang bisa kupakai untuk bernostalgia.” Lalu
mengeluh Ae Jung yang jahat sekali. Saat itu Hye Jin masuk ruangan.
“Pak Cheon,
staf kita sudah ditentukan. Aku juga sudah bereskan jadwal audisi dan daftar
profil para pemeran lainnya.” Kata Hye Jin. Dae Oh pu mengambil berkasnya.
“Tunggu
Sebentar… Hye-jin, aku mau tanya sesuatu. Mengapa wanita berkata mereka tak
punya kenangan indah sama sekali padahal waktu itu saling mencintai dan bahagia
bersama?”tanya Dae Oh
“Apa ini
salah satu soal untuk audisi yang sudah dijadwalkan?” kata Hye Jin
“Jadi,
apa alasannya?” tanya Dae Oh. Hye Jin bingung mencoba mencari jawabanya pada
berkas.
Dae Oh
memanggil Hye Jin agar bisa memberikan jawabanya. Tapi Hye Jin meminta agar
bisa fokus. Dae Oh pun memilih untuk keluar dari ruangan menyuruh agar Hye Jin
duduk saja.
Ae Jung
pergi menaiki eskalator dan melihat baju Nyonya Koo yang robek dibagian
belakangnya. Nyonya Koo pergi ke toilet merapihkan rambutnya. Ae Jung pun
mendekat, perlahan memberitahu tentang Bajunya. Nyonya Koo pun dengan bangga
memberitahu baju yang dipakainya.
“Ini baju
dari koleksi terbaru Loris.” Kata Nyonya Koo. Ae Jung menganguk mengerti.
“Tapi…belakang
bajumu robek.” Ucap Ae Jung. Nyonya Koo kaget dan langsung memeriksanya
dicermin lalu panik.
“Mungkin
orang lain hanya melihatnya. Tapi sepertinya aku harus memberitahumu.” Kata Ae
Jung
“Astaga.
Bagaimana ini? Sejak kapan ini robek?” ucap Nyonya Koo panik. Ae Jung
menawarkan pakai kardigannya.
“Tak
perlu... Terima kasih.. Sepertinya tak cocok, dan bukan gayaku.” Kata Nyonya
Koo. Ae Jung pun menganguk mengerti.
“Kalau
begitu… Haruskah aku jahitkan bajumu?” ucap Ae Jung memperlihatkan peralatan
jahit yang mini. Nyonya Koo bingung.
“Aku
pintar menjahit.” Kata Ae Jung. Nyonya Koo mengaku takut jarum. Ae Jung meminta
agar menunggu sebentar saja karena Ini akan cepat. Nyonya Koo dipaksa untuk
bersandar dinding.
“Aku
menjahit baju anakku, dan itu terlihat seperti baru... Sebentar lagi selesai.”
Ucap Ae Jung menjahit bagian yang robek.
Setelah
selesai Nyonya Koo terlihat senang karena sudah tak terlihat robek lagi. Ae Jung pun bergegas pamit pergi lebih dulu.
Nyonya Koo ingin memanggilnya tapi Ae Jung sudah keluar dari toilet lalu
bertanya-tanay Kenapa dia buru-buru sekali.
Ae Jung
berjalan dilorong melihat A-rin dan langsung memanggilnya. A Rin pun menyapa Ae
Jung yang sudah datang menurutnya datang sangat cepat. Ae Jung mengucapkan Terima
kasih karena sudah mengerti dan berpikir akan telat.
“Tak
apa-apa... Nona Noh, hari ini bosku akan datang. Dia bisa sedikit menakutkan.”
Ucap A Rin.
“A-rin...
Aku terlambat, ya.” Ucap Nyonya Joo menyapa A Rin. A Rin pun menyapa Nyonya Joo
dan akhirnya Ae Jung dan Nyonya Joo melonggo karena bertemu untuk kedua
kalinya.
“Kalian
kenapa? Apa Kalian saling kenal?” tanya A Rin bingung. Nyonya Joo pikir Dunia
memang begini.
“Jadi,
kau Produser Noh Ae Jung?” kata Nyonya Joo. Ae Jung membenarkan.
“Aku
Produser Noh Ae Jung. Salam kenal.” Kata Ae Jung. A Rin bingung bertanya
Bagaimana mereka bisa kenal. Keduanya hanya bisa tersenyum.
Nyonya
Joo mengajak makan bersama, Ae Jung menjelaskan sekarang Pak Cheon sedang
membereskan karakter tokoh utama wanita secara keseluruhan. Lalu untuk hal lain
sepertinya juga akan segera selesai. Dan Jadwal syuting juga akan segera
keluar.
“Astaga,
secepat itu? Kau sangat cekatan... A-rin. Aku sangat menyukai Nona Noh.” Ucap
Nyonya Joo bahagia tapi A Rin terlihat tak begitu suka dengan Ae Jung
“Kapan
skenarionya akan keluar? Aku harap bisa cepat rapatdengan Sutradara Cheon.”
Kata A Rin
“Tentu
saja. Kemarin kau juga tak bisa mengobrol karena aku, 'kan?” ucap Ae Jung
“Kemarin?
Acara Malam Cheonmyeong?”tanya Nyonya Joo kaget kalau Ae Jung datang.
“Sebenarnya
aku dan Penulis Cheon juga datang. Tapi karena ada masalah, aku harus pergi
lebih dahulu.” Kata Ae Jung.
Nyonya
Joo terdiam dan mengingat saat anaknya mendorong seorang wanita keluar dari
acar, lalu merasa yakin kalau itu adalah Ae Jung. Ae Jung
mengaku tak bertemu kemarin dengan Nyonya Joo dan tak bisa hingga larut
malam karena anaknya.
“Anak?
Jika kau punya anak, tentu kau harus pulang.” Kata Nyonya Joo. A Rin langsung
tersenyum mengetahui Ae Jung punya anak
“Aku
punya anak perempuan. Dia sekarang kelas tujuh, jadi, umurnya 14 tahun, Jadi
Sedang sulit diatur.” Kata Ae Jung
“Astaga.
Pantas saja tiap melihatmu kau terlihat hangat.” Komentar A Rin
“Benar,
'kan? Seperti orang yang sering ikut campur, tapi memang bisa diandalkan.” Kata
Nyonya Joo. Ae Jung bingung kalau dirinya seperti itu.
“Ya,
betul. Aku ingin menjadi akrab denganmu. Boleh aku memanggilmu Ae-Jeong Unnie?”
kata A Rin.
Kwang Soo
melihat A Rin tersenyum sendiri dikursi belakang, lalu bertanya Kenapa kelihatannya sangat senang, Apa Bu Joo
memarahi Nona Noh. A Rin mengeluh dengan ucapan Kwang Soo yang berpikir buruk
dan menurutny kalau mereka sudah seperti saudara. Kwang Soo kaget mendengarnya.
“Ya, kini
Ae-jeong bagian dari tim kami. Seperti Charlie's Angels” kata A Rin bangga.
Kwang Soo bingung mendengarnya.
“Kwang
Soo.. Apa kau tahu? Nona Noh ternyata punya anak. Aku kaget sekali.” kata A Rin
merasa punya kesempatan dengan Dae Oh
“Benarkah?
Ternyata dia tak lajang.” Kata Kwang Soo kaget. A Rin membenarkan.
“Kenapa
aku tak terpikirkan? Itu sesuatu hal yang lumrah jika sudah bertahun-tahun
berlalu.” Ucap A Rin. Kwang Soo tak mengerti maksud ucapan A Rin.
“Kita Tak
boleh menyukai wanita yang sudah menikah, 'kan?” ucap A Rin. Kwang Soo bertanya
siapa itu.
“Kwang
Soo, cari tahu jadwal Pak Cheon. Aku harus menemuinya besok. Secara serius dan
Kencangkan musiknya.” Ucap A Rin yang
merasa bahagia.
Dae Oh
melihat bar milik Nyonya Kang lalu berpikri Bos di sini sepertinya dekat dengan
Ae Jung jadi bisa tahu sesuatu dari sini. Ia pun bingung kemana perginya Nyonya
Kang karena barnya tutup lalu berjlan dan melihat Ha Nee sedang menempelkan
brousur SUPERMARKET DAGAJA
“Hai... Kita
pernah bertemu.” Sapa Dae Oh. tapi Ha Nee mengaku tak mengenalnya.
“Tak
mungkin. Kau anak Ae-jeong, 'kan? Ternyata benar. Ingatanku sangat bagus...
Tapi selebaran apa ini?” ucap Dae Oh. Ha Nee tak mengubrisnya dan langsung
berjalan pergi.
“Tunggu...
Hei! Kenapa kau bekerja paruh waktu? Apa Ibumu tak memberikan uang jajan?
Sepertinya tidak.” Kata Dae Oh terus mengikuti Ha Nee.
“Kenapa
mengikutiku terus?” keluh Ha Nee. Dae Oh tahu kalau Ha Nee masih SMP.
“Kenapa tak
belajar? Apa Ibumu tahu kau bekerja begini? Lalu Kenapa rokmu sangat pendek?”
ucap Dae Oh mengomel.
“Pak, apa
kau tinggal di Cheonghak-dong?” tanya Ha Nee. Dae Oh mengaku kalautinggal di
Yeonhui-dong dan bertanya balik kenapa Ha Nee bertanya.
“Khawatirkan
saja anakmu. Kau sangat berlebihan.” Ucap Ha Nee. Dae Oh kesal meminta Ha Nee
agar menatap wajahnya.
“Aku belum
menikah. Kau tak bisa lihat?” ucap Dae Oh. Ha Nee tak peduli dan tak ingin
diganggu jadi meminta Dae Oh agar pergi.
“Baiklah,
tunggu... Kau sangat mirip dengan ibumu... Terimalah ini Uang jajanmu. Jangan
terlalu kecewa jika ibumu tak berikan uang jajan. Ibumu pasti punya alasan. Jika
butuh uang jajan, telepon saja.” Ucap Dae Oh memberikan uang pada Ha Nee.
“Pak...
Apa Kau pikir aku pengemis?” ucap Ha Nee marah. Dae Oh heran kenapa Ha Nee
bicara begitu
“Jika perlu
uang, aku akan cari sendiri. Aku juga tak pernah kecewa, karena ibuku sangat
baik kepadaku. Kau tak tahu apa-apa.” Kata Ha Nee marah dan berjalan pergi
setelah mengembalikan uang.
“Bukan
itu maksudku... Kau salah paham.. Hei... Tunggu, dengarkan dahulu!” ucap Dae Oh
mengejar Ha Nee.
Ha Nee
berjalan sangat cepat, saat itu Guru Oh melihat Ha Nee dari bus sedang dikejar
oleh seorang pria, wajahnya langsung panik melihat apakah ada halte didepanya.
Dae Oh mengejar Ha Nee mengaku kalau uang itu sebagai hadiahnya.
Ha Nee
akan menyebrang jalan dan Guru Oh turun dari bus, tiba-tiba moto datang dengan
kecepatan tinggi. Ha Nee menjatuhkan semua brosur ditengah jalan. Guru Oh dan
Dae Oh melihat Ha Nee dalam bahaya langsung berteriak memanggil Ha Nee dan
berlari untuk menyelamatkanya.
Ryu Jin
duduk dengan semua orang yang sibuk merapihka penampilanya. Ia terdiam
mengingat pesan dari Manager Myung “Dengarkan aku, Jin. Tutup matamu, dan lakukan
perintah Bu Song. Dengan begitu, kita semua selamat.” Akhirnya mereka pun sudah
siap untuk syuting.
“Jin,
mari kita mulai... FIlm terbarumu tentang cinta pertama. Katamu, cinta
pertamamu adalah wanita yang membuatmu ingin menjadi aktor. Perkataanmu itu
membuat semuanya heboh. Apa dia Bu Song yang menemukan bakatmu?” tanya MC
“Itu… Untukku,
berakting adalah cinta pertama.”kata Jin terlihat gugup melihat ke arah Nyonya
Song yang sinis.
“Dari
sudut pandang itu, itu benar. Bu Song yang menarikku ke industri perfilman ini
adalah cinta pertamaku... Tepuk tangan. Dia cantik, 'kan?” ucap Ryu Jin memuji
dan Nyonya Song pun tersipu malu mendengarnya.
Akhirnya
Ryu Jin dan Nyonya Song minum bersama. Nyonya Song memuji Ryu Jin yang sudah
Kerja bagus. Ryu Jin pun tersenyum. Nyonya Song mengaku tak suka Nona Noh, tapi
memercayai pilihan artisnya. Ryu Jin pun mengucapkan Terima kasih.
“Nona Noh
sangat menarik. Dia bahkan berkata bahwa dia tahu kapan kau paling bersinar.”
Kata Nyonya Song. Ryu Jin pun tahu Ae Jung memang menarik.
“Sekarang
mari bicara tentang kita. Kau memang bernaung di agensiku, tapi sepertinya kau
belum sepenuhnya memercayaiku. Setelah film kali ini selesai, kau akan pindah
ke Amerika dan memulai kariermu di sana. Aku akan buka cabang Ssong Entertainment
dan sedang mencari rumah di Beverly Hills.”jelas Nyonya Song
“Sekarang
kau akan menjadi tetangga artis dan sutradara kelas dunia.” Tegas Nyonya Song.
Ryu Ji mencoba menyela.
“Apa Kau
ingat hari pertama kita bertemu? Sampai sekarang, aku menepati janjiku untuk
terus ada di sampingmu. Aku harap kau juga tak mengecewakanku dengan perasaan
pribadimu itu.” Kata Nyonya Song memperingati.
"Perasaan
pribadi"?” kata Ryu Jin bingung dan akhirnya keluar dari ruangan.
Ia
terdiam bersadar di dinding mengingat ucapan Nyonya Song “Orang yang akan ada
sampai akhir untukmu hanyalah aku, Jennifer Song. Bukan wanita dalam
kenanganmu.” Dan hanya terdiam.
Ae Jung
kesal dengan mesin cetaknya mengeluh kalau Benar-benar tak berguna. Ia pun
melihat kalau ada kertas yang menyangkut dan harus keluarkan ini dahulu.
“Apa Kau
bisa memperbaikinya?” ucap seseorang dari arah belakang. Ae Jung kaget melihat
Ryu Jin yang datang.
“Kenapa
kau datang ke sini?” tanya Ae Jung. Ryu Jin mengejek Ae Jung yang tak berubah.
“Waktu
kuliah, kau juga sering merusak barang. Biar aku yang perbaiki.” Kata Ryu Jin
mengelus pipi Ae Jung yang kotor. Ae Jung terlihat malu dan Ryu Jin membuka
kemejanya.
Flash Back
Ryu Jin
mengeluarkan tumpukan kertas, lalu mengeluarkan semua kertas yang menyangkut
dan itu Banyak sekali. Ae Jung tersenyum melihat wajah Ryu Jin yang terkena
tinta lalu memberitahu kalau ada noda di pipinya.
Ryu Jin
berhasil memperbaiki mesin cetak kembali dengan benar. Ae Jung mengaku Banyak
yang harus dicetak untuk rapat besok. Ia pikir Berkat Ryu Jin jadi menghemat
biaya perbaikan. Ryu Jin masih ingat Dahulu waktu kuliah,sering memperbaikinya
untunya.
“Benar...
Dahulu, kau selalu ada untukku... Omong-omong, kenapa kau kemari? Apa Ada yang
mau kau bicarakan?” ucap Ae Jung
“Ada yang
ingin kutanyakan... Apa Kau tak apa-apa bekerja dengan Dae-o? Dae-o bilang dia
menyukaimu.” Ucap Ryu Jin.
Ae Jung
tiba-tiba menerima telp dan pamit untuk mengangkatnya, lalu melotot kaget.
Sebuah
ambulance datang ke sebuah rumah sakit dan Ae Jung langsung turun saat mobil
Ryu Jin berhenti. Ryu Jin bingung akhirnya memarkirkan mobilnya sendiri. Ae
Jung langsung pergi ke meja receptionist langsung bertanya dengan wajah panik.
“Permisi.
Di mana anak SMP yang baru masuk?” ucap Ae Jung. Perawat meminta agar beri tahu
namanya.
“Noh
Ha-nee. Umurnya 14 tahun, dan murid SMP. Tolong cepat. Di mana dia?” tanya Ae
Jung panik.
Saat itu
Yeon Woo melihat Ae Jung dan langsung memanggilnya. Ae Jung pun bergegas
menghampri Yeon Woo.
Di ruang
tunggu, Dae Oh mengaduh kesakita mengelus bokong dan kepalanya pun ada
plester. Ha Nee duduk disampingnya
mengeluh Dae Oh itu anak kecil padahal hanya disuntik, tapi minta hadiah. Dae
Oh mengeluh Ha Nee yang bersikap seperti itu padanya.
“Aku di
sini karena berusaha menyelamatkanmu. Aku sangat sakit sekarang, dan perlu
gula. Ayo Cepat buka.” Kata Dae Oh ingin minum susu
“Lagi
pula, kenapa kau mengikutiku? Aku pikir kau penguntit.” Ucap Ha Nee.
“Karena
kau salah paham kepadaku.” ucap Dae Oh. Ha Nee mengelu bertanya Apa yang dilakukan
“Kau
masih tak tahu? Kau bodoh, ya? Kau bilang aku mengasihanimu dan ibumu? Aku tak
pernah begitu karena ibumu sangat hebat. Kalian yang harus mengasihaniku. Aku
terluka karenamu, Ayo Jangan gerakkan sedotannya.” Ucap Dae Oh
Saat itu
Ryu Jin melihat keduanya seperti sangat dekat,
lalu berjalan mendekat bertanya Kenapa Dae Oh di sini. Dae Oh kaget
melihat Ryu Jin yang datang. Ha Nee melihat Ryu Jin dan langsung menatap sinis
bertanya Kenapa ada di sini dan bergegas pergi.
Dae Oh
bingung dengan Ha Nee yang langsung pergi dan Ryu Jin pun mengejarnya. Dae Oh mengeluh pada keduanya yang meninggalkan
pasien
Ryu Jin
memanggil Ha Nee sampai ke depan rumah sakit. Ha Nee pun mengeluh Ryu Jin yang
datang ke rumah sakit. Ryu Jin dengan
gugup mengaku kalau mendnegar Ha Nee terlihat dan bertanya apakah sungguh
terluka?
“Bagaimana
bisa kau melakukan itu?” kata Ha Nee marah. Ryu Jin pun meminta maaf.
“Kau
sangat marah kepadaku, 'kan? Manajerku berkata buruk kepadamu. Aku tak pernah
berniat untuk melukaimu…” ucap Ryu Jin
“Apa kau…
ayahku? Jika kau bukan ayahku, kenapa minta maaf? Kenapa kau peduli kepadaku? Kau
bilang tak akan ikut campur.” Kata Ha Nee
“Begini… Aku…”
uca Ryu Jin mencoba menjelaskan tapi saat itu Ae Jung datang bersama dengan Yeon Woo.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Ae Jung panik. Ha Nee mengaku tak terluka sama sekali.
Ae Jung pun langsung memeluk erat Ha Nee.
“Dia yang
terluka.” Kata Ha Nee menunjuk ke arah belakang. Dae Oh dengan tangan yang
diperban melambaikan tangan.
Ae Jung
seolah tak peduli langsung berjalan pergi dengan Ha Nee. Ha Nee merasa tak enak
hati, Yeon Woo pun mengikutinya dengan tatapan sinis kearah Dae Oh.
Dae Oh
melihat tanganya yang terluka dan badanyak terasa sakit, mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Dae Oh
berlari menyelamatkan Ha Nee sampai terjatuh dijalan dan tanganya terluka. Ha
Nee yang kaget tak percaya kalau Dae Oh melindunginya. Sang pengemudi pun
mencoba untuk berdiri. Dae Oh pun membantu Ha Nee untuk duduk.
“Apa Kau
tak terluka?” tanya Dae Oh. Ha Nee mengaku tak ada. Dae Oh yakin pasti Ha Nee kaget dan mengeluh
agar Hae Nee Berhentilah bekerja paruh
waktu..
“ Sakit
sekali... Dahulu, dia panik sekalipun aku hanya tergores. Tapi Dia membuatku
sedih.” Ucap Dae Oh mengeluh pada sikap Ae Jung.
Ae Jung
dirumah ingin menuliskan pesan [TERIMA KASIH] tapi diurungkan niatnya. Dan
memilih untuk tidur.
Yeon Woo
menenangkan diri di dalam kamarnya sambil minum bir. Ia mengingat saat Dae Oh
yang menyelamatkan Ha Nee sampai terjatuh. Ia merasa sepertik tak berguna untuk
Ha Nee karean tak bisa menolongnya.
Pagi Hari
Ae Jug
duduk diruang rapat melihat naskah Dae Oh bertuliskan [KENAPA DIA PERGI? KENAPA
HAE-OK MENINGGALKAN CHEON-SU?] Ia menarik kertas Dae Oh agar bisa melihat lebih
jelas. Hye Jin yang sedang menulis akhirnya membalikan badanya.
“Soal
lokasi syuting yang diinginkan Pak Cheon, aku sudah mengirim surel kepada pihak
terkait.” Ucap Hye Jin.
“Baiklah.
Terima kasih.” Ucap Ae Jung bergegas merapihkan berkas Dae Oh. Hye Jin pun
pamit keluar karena harus ambil minuman dahulu.
Dae Oh
masuk ruangan dengan tangan yang masih diperban sambil mengeluh sakit sekali.
Ae Jung akhirnya mengucapkan Terima kasih untuk kemarin. Dan Oh bertanya
Tentang apa. Ae Jung menjawab karena Dae OH yang sudah melindungi anaknya.
Nyonya
Kang melihat anjing Ha Nee hanya duduk diam, dan tak ingin memperduliknya. Tapi
karena tak tega akhirnya Nyonya Kang memberikan makan pada anjing kesayangan Ha
Nee lalu menemukan sebuah buku “UNTUK ANAKKU NANTI”
“Sook-hee...
Astaga, apa ini?” ucap Nyonya Choi datang kaget melihta da anjing dalam bar.
“Ini cucu
buyutmu.” Ucap Nyonya Kang. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Kau tak
perlu bawakan aku lauk pauk... Jika terus begini, kita menjadi saling terbebani,
'kan?” ucap Nyonya Kang membalas dengan kotak berisi buah-buahan. Nyonya Choi
lalu melihat buku UNTUK ANAKKU NANTI
“Kenapa
ini ada di sini?” tanya Nyonya Choi heran. Nyonya Kng membritahu kalau Ha-nee
membawanya pagi ini.
“Meangnya
Kenapa?” tanya Nyonya Kang. Nyonya Choi kaget kalau Ha Nee sudah mengetahui
buku itu.
Mereka
bertiga duduk diruangan rapat. Hye Jin mengeluh sangat sesak di sini dan
bertanya pada keduanya Apakah rapat hari ini akan selesai begitu mereka tahu alasan
Hae-ok meninggalkan Cheon-su. Ae Jung hanya bisa terdiam.
“Bagaimana
menurutmu? Aku ingin dengar pendapatmu.” Tanya Dae Oh memancing
“Sederhana.
Mungkin karena cinta mereka telah berakhir.”ucap Ae Jung. Dae Oh kaget
mendengar kalau dianggap "Sederhana"
“Sepertinya
tak ada alasan lain.” Ucap Ae Jung. Dae Oh yakin itu Tak mungkin.
“Setiap
pasangan punya alasan putus. Jika tidak, sejak awal cinta mereka semu.” Ucap
Dae Oh
“Bagaimana
jika… cinta Cheon-su hanyalah sekadar cinta sesaat? Hae-ok mempertaruhkan
segalanya untuk cinta sesaat itu, jadi, dia menyesal, merasa dikhianati, dan
marah. Mungkin, Hae-ok sangat mencintai Cheon-su sampai membencinya.” Kata Ae
Jung
“Sepertinya
kau juga menulisnya di bagian prolog. Ini” kata Ae Jung menunjuk buku yang ditulis Dae Oh dibagian PROLOG
“Apa aku
salah?” tanya Ae Jung. Dae Oh melihat dan hanya terdiam.
***
Dae Oh
akhirnya membaca buku yang dituliskanya [SESEORANG YANG SANGAT KUCINTAI SAMPAI
AKU MEMBENCINYA]
“Setiap orang memiliki cinta
pertama. Tapi makna dari cinta pertamamu dan aku adalah hal yang berbeda.”
Di kamar,
Yeon Woo melihat buku KELAS PENGASUHAN UNTUK MAHASISWA UNTUK ANAKKU NANTI
seperti menjadi kenangan manis untuknya dengan Ae Jung.
“Mungkin
bagimu, dia orang yang ingin kau lindungi dengan berada di sampingnya. Mungkin
kau menyesal karena akhirnya tak bisa melindungi dia.”
Dikamar,
Tuan Koo kembali menonton video yang memperlihatkan seorang wanita duduk
bertemu dengan beberapa pria. Seperti ia sangat mencintai wanita tersebut.
“Tapi
bagiku, dia seseorang yang sangat kucintai sampai aku membencinya.”
Ryu Jin
berjalan di lorong hotel lalu terdiam mengingat saat melihat Dae Oh dan Ha Nee
yang terlihat sangat dekat. Ia seperti tak suka dengan kedekatan keduanya.
“Lalu…
aku juga takut kehilangan orang itu lagi.”
Dae Oh
melihat Ae Jung yang tertidur pulas diatas meja dan tanganya akan menyentuh
wajah Ae Jung. Tapi tiba-tiba tanganya ditahan oleh seseorang. Ryu Jin datang
seperti tak ingin Dae Oh menyentuh Ae Jung.
Bersambung ke episode 8
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar