PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
[TAHUN 2006]
Dae Oh
masuk ke dalam rumah yang sudah berantakan, Ibunya sambil menangis menghampiri
anaknya. Dae Oh mengeluh dengan yang
terjadi, sang ayah yang mabuk mengejek anaknya penulis hebat dari Seoul yang
terlalu sibuk untuk mampir.
“Kenapa sekarang
kau datang?” ejek Ayah Dae Oh. Ibunya panik meminta agar Dae Oh kembali saja ke
Seoul.
“Hei,
Bedebah! Apa Kau tahu berapa uang yang kukeluarkan untuk biaya kuliahmu? Dasar
tak kompeten. Kau hanya melakukan hal yang sia-sia!” ucap Ayah Dae Oh yang
mabuk sambil marah. Dae Oh hanya bisa menghela nafas dengan wajah sedih. Ibunya
meminta suaminya agar berhenti menyindir.
“Berhenti
bermimpi dan beri aku uang!” kata Ayah Dae Oh. Ibu Dae OH menark suaminya agar
tetap duduk dan tak menghampiri Dae Oh.
“Apa kau
pernah membaca karyaku? Kau tahu apa yang aku suka, dan apa bakatku? Apa kau
pernah tahu itu? Kau tak tahu apa pun! Jadi, hentikan ini!” ucap Dae Oh marah
“Dae-oh,
sudahlah.” Kata sang ibu menenangkan anaknya. Sang ayah terus mengumpat pada
anaknya.
“Berhenti
menulis! Aku butuh uang.” Teriak Sang ayah. Dae Oh kesal memilih untuk keluar
dari rumah.
Dae Oh
berjalan dengan wajah marah, lalu menerima pesan dari Ae Jung .
“Aku baru
saja membaca naskahmu dan itu sangat bagus! Aku sangat suka hasil tulisanmu.
Tulisanmu seru, menghangatkan hati, dan hebat. Tapi kenapa tiba-tiba kau pulang
kampung? Apa ada masalah?”
Ae Jung
seperti penuh semangat membaca karya Dae Oh. Dae Oh pun hanya bisa menangis
karena keadaanya dan juga Ae Jung yang memberikan semangat, tapi tak bisa
memberitahukan keadaanya.
Dae Oh
berdiri di ruangan adminitrasi memegang [SURAT PERMOHONAN CUTI] tapi terlihat
ragu. Ae Jung datang berteriak memanggil
Dae Oh. Dae Oh buru-buru menyembunyikan suratnya disaku celana. Ae Jung bertanya
sedang apa.
“Tidak
apa-apa. Kau sudah makan?” ucap Dae Oh. Ae Jung mengaku sudah
“Hari ini
kelas dibatalkan... Apa Mau menonton film? Aku menemukan film yang sangat
bagus.” Ucap Ae Jung merangkul lengan Dae Oh. Dae Oh pun menganguk setuju.
“Ada kesempatan untuk berbicara.”
Dae Oh
membaca sampah dan seseorang yang mabuk menabraknya, sampah pun terjatuh
mengenai bajunya. Dua pria itu hanya meminta maaf lalu pergi. Dae Oh yang terlihat lelah tak bisa melakukan
apapun saat itu telpnya berdering bertanya ada apa menelpnya.
“Dae-oh..
Kenapa kau tak menjawab teleponku? Ada masalah apa Apa Kau sungguh akan cuti
kuliah? Benarkah? Bagaimana kau bisa putuskan itu tanpa bicara kepadaku dahulu?
Kenapa aku harus dengar dari orang lain…” ucap Ae Jung terus berbicara dengan
nada panik.
“Lantas?
Apa aku harus izin dahulu padamu?” teriak Dae Oh merasa frutasi dengan
keadaanya.
“Maaf...
Maaf aku tak bicara padamu... Aku akan telepon lagi nanti. Maaf.” Ucap Dae Oh
menyadari kalau seharusnya tak boleh marah dengan Ae Jung yang tak tahu apa-apa.
“Namun, aku tak pernah bisa
mengatakannya.”
Dae Oh
bertemu dengan Ae Jung di rumah, dengan sangat marah ia merasa Ae Jung yang tak
pernah percaya padanya. Saat dikampus, Ae Jung bertanya apakah Dae Oh ingin
menikah. Dae Oh seperti tak serius dengan hubunganya.
“Bagiku,
mengurus diriku saja sudah sulit.” Ucap Dae Oh seperti tak yakin bisa menikah
dengan keadaanya.
“Kau tak
punya pilihan, selain memperlakukanku begitu. Kau selalu ingin memastikan
perasaanku. Wajar kau meninggalkanku. Siapa pun akan menduganya.”
Dae Oh duduk diam dicafe, melihat isi tasnya ada sebuah cincin, Tapi tak bisa diberikan pada Ae Jung, seperti belum yakin. Dae Oh
bertemu dengan Ryu Jin dan meminum bersama, Ia yakin Ae-jeong akan kembali dan
tak akan meninggalkannya, tapi saat itu pesan yang dikirimkan Ae Jung tak
diterima olehnya.
Dae Oh
masuk penjara dan Ae Jung yang mengeluarkanya. Ae Jung pun mengajak Dae Oh
bicara bersama. Dae Oh langsung meminta maaf. Ae Jung hanya bisa menangis saat
keluar dari restoran lalu menerima telp Hye Jin.
“Nona
Noh! Apa Kau sudah lihat yang aku kirim? Karena artikel itu, muncul banyak
spekulasi aneh. Sekarang sangat banyak telepon yang masuk ke kantor. Sangat
heboh!” ucap Hye Jin panik. Ae Jung pun akan mengeceknya.
Ae Jung
melihat artikel [AKTOR
TERKENAL DIDUGA MEMILIKI ANAK HARAM, RYU JIN SATU UNIVERSITAS DENGAN PRODUSER
NONA N, RYU JIN MENJADI PEMBICARA DI SMP HANBAK, RYU JIN MENJADI PEMBICARA DI
SEKOLAH ANAK NONA N] dengan wajah anaknya walaupun diblur.
Ae Jung
panik langsung menaiki taksi, Dae Oh pun keluar dari restoran memanggil Ae Jung
tapi sudah melesat pergi. Ia mencoba menelp Jin sambil menaiki taksi ke SMP
Hanbak.
Di dalam
ruangan ganti suana, Para bibi membahas Ae Jung yang membanggakan dirinya yang
syuting film bersama Ryu Jin. Nyonya Choi mendengar namanya disebut hanya bisa
terdiam. Mereka pun mengejek Ae Jung itu
ternyata sangat licik.
“Apa yang
kalian bicarakan? Kenapa sepertinya sangat seru?” tanya Nyonya Choi akhirnya
mendekat.
Si bibi
bingung menjawabnya, tapi akhirnya mengambil ponsel dan melihat berita [AKTOR
TERKENAL DIDUGA MEMILIKI ANAK HARAM, DIA MENUNDA DEBUT HOLLYWOOD SETELAH TAHU
SOAL ANAKNYA]
Di rumah.
Tuan Koo melihat foto wanita yang dicinntainya dengan wajah yang sangat mirip
Ae Jung. Ia pun melihat foto yang dikirimkan mata-mata sat mengambil gambar Ae
Jung, tapi ia belum tahu siapa orang tersebut.
Akhirnya
Tuan Kim datang meminta agar Tuan Koo bisa melihat berita yang sedang beredar.
Tuan Koo kaget melihat berita tentang Ryu Jin dan Ae Jung [SIAPA AKTOR PAPAN
ATAS INI?]
Di kelas,
Semua anak berbisik kalau anak itu
Ha-nee, yaitu putri Ryu Jin. Mereka pun tak percaya kalau Ryu Jin benar ayahnya
dan Ha Nee sengaja menghubungi ayahnya karena ayahnya terkenal dan menganti
nama Ryu Ha-nee. Ha Nee akhirnya melihat ponselnya dan terkejut.
“Siapa
yang memperbolehkan Noh Ha-nee bermain ponsel di kelas?” ucap Guru Jang
mengambil ponsel Ha Nee. Ha Nee meminta agar mengembalikanya
“Tak ada,
'kan? Berdiri di belakang dengan bukumu selama sepuluh menit.” Ucap Guru Jang.
Ha Nee pun meminta dengan sopan agar memberikan kepadanya.
“Putri
seorang aktor memang berbeda.” Ucap Dong Yeong dan mengejek kalau Ha Nee itu
anak Ryu Jin dan Berita itu heboh di internet. Ha Nee langsung memasukan semua
bukunya.
“Diam,
Semua!.. Dasar berandal... Hei.. Apa yang kau lakukan? Kenapa membereskan
barangmu?.. Hei.. Ha-nee... Kembali!” teriak Guru Jang, tapi Ha Nee sudah pergi
keluar kelas. Dong Chan pun hanya bisa menatapnya dengan wajah sedih.
Yeon Woo
sedang mengajak olahraga dilapangan cara melempar bola ke ring. Sementara anak
murid wanita melihat ponselnya membahas Ryu Jin yang punya anak dan Ha Nee yang
mengaku tak punya ayah. Tapi ternyata Ayahnya Ryu Jin.
“Seharusnya
kau kumpulkan ponselmu.” Keluh Yeon Woo melihat anak muridnya.
“Pak Oh, Apa
kau sudah tahu? Ha-nee, dari kelas 7-3, adalah putri Ryu-jin.” Ucap Salah satu
anak murid. Yeon Woo kaget mendengarnya dan semua anak langsung membahas
tentang Ha Nee anak dari Ryu Jin. Ia melihat di ponselnya [KATA KUNCI PENCARIAN
TERATAS, AKTOR FILM A]
Yeon Woo
pergi ke kelas Ha Nee ternyata Ha Nee tak ada dikelas, lalu mencoba menelp dan
berharap agar Ha Nee mengangkatnya. Ha Nee sudah berjalan keluar sekolah
mencoba menelp Ryu Jin, tapi ponselna mati. Ia pun hanya bisa mengumpat Ryu Jin
pengecut sampai akhir.
“Ha-nee..
Ha-nee... kau mau ke mana?” tanya Ae Jung bergegas masuk ke sekolah setelah
turun dari mobil.
“Kenapa
Ibu di sini? Bukan seharusnya di kantor?” ucap Ha Nee. Ae Jung mengajak mereka pulang
dan bicara di rumah.
“Ibu
pasti sudah membaca beritanya, jadi, Ibu datang karena khawatir.” Ucap Ha Nee.
Ae Jung memperlihatkan wajah merasa bersalahnya.
“Jangan
berwajah begitu. Aku sudah tahu semuanya. Aku tahu bahwa Ryu Jin adalah ayahku.”
Kata Ha Nee. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Tapi ke
mana pria itu sekarang? Kenapa dia tak mendatangi kita juga padahal semua sudah
begini?” keluh Ha Nee.
“Ha-nee,
itu semua salah paham.. Begini… dia bukan ayahmu. Orang-orang pasti salah
menangkap…” ucap Ae Jung mencoba menjelaskan
“Lalu
siapa? Sebenarnya siapa ayahku?” tanya Ha Nee. Ae Jung mengaajak Ha Nee untuk
pulang dan bicarakan ini di rumah.
“Di
rumah… Sudahlah... Sudah terlambat. Ibu dan Ryu Jin sama. Tak ada seorang pun
yang memberitahuku. Aku menjadi anak 14 tahun yang paling menyedihkan di Korea.
Anak yang tak bisa memanggil ayahnya "ayah", yang dekati selebritas
dengan maksud buruk, dan yang lebih baik tidak dilahirkan!”ucap Ha Nee sambil
menangis.
“Tidak,
Ha-nee, tidak… Bukan begitu.” Ucap Ae Jung tapi Ha Nee sudah lebih dulu pergi.
Dae Oh
mencoba terus menelp tapi tak diangkat, saat itu ia melihat Ha Nee berjalan
sendirian dan meminta supir taksi berhenti. Ha Nee berjalan sendiri lalu
melihat grup kelasnya yang masih membahas tentang ayahnya adalah Ryu Jin.
[Benar
Ryu Jin ayahmu?.. Kenapa tak bilang? Apa Karena itu, dia berbicara saat kelas
spesial? Ayahnya aktor. Pasti akan terkekang. Ha-nee sekarang kaya sekali.
Hebat. Aku iri pada Noh Ha-nee... Itu keren.]
Ha Nee
hanya bisa menangis mengetahui keadaanya, saat itu seseorang datang
mendekatinya. Ha Nee mengangkat kepalanya melihat Dae Oh yang datang
menemaninya. Dae Oh pun hanya diam membiarkan Ha Nee menangis.
Dae Oh
mencoba melucu denga membuatnya hanya tertuju ke tengah. Ha Nee hanya mengeluh
apa yang dilakukan Dae Oh. Dae Oh pun tahu kalau itu tak lucu untuk Ha
Nee. Ha Nee memberitahu kalau sudah
terlalu dewasa untuk tertawa karena itu.
“Kini aku
malu... Lantas, apa yang membuat anak 14 tahun tertawa?” tanya Dae Oh
“Perlakukanlah
kami dengan jujur. Tertawa dan bersedihlah bersama kami. Jangan berlagak
menyembunyikan kebenaran untuk melindungiku seperti ibuku. Bukannya aku tak
paham perasaan ibuku. Tapi aku yakin Ibuku pasti punya alasan menyembunyikan
keberadaan ayahku.” Ucap Ha Nee. Dae Oh terdiam mendengarnya.
“Itu
pasti karena dia tak mau aku membenci ayahku. Coba Lihatlah. Pria itu tak
bertanggung jawab sampai sekarang. Keadaannya sudah begini, tapi aktor itu tak
meneleponku sekali pun. Ponselnya pun mati. “ ucap Ha Nee.
“Pria
itu…” ucap Dae Oh ingin memberitahu tapi Ha Nee tak ingin membahasnya karena
Sekarang sangat benci mendengar kata
"ayah".
“Aku
harap kata "ayah" bisa hilang dari dalam hidupku.” Ucap Ha Nee marah
“Maafkan
aku... Maaf...” ucap Dae Oh merasa bersalah. Ha Nee heran Dae Oh yang minta
maaf.
“Tak ada
alasan... Aku merasa bersalah atas semuanya.”ucap Dae Oh. Ha Nee pikir harus
pergi sekarang.
“Terima
kasih sudah menghiburku.” Ucap Ha Nee sambil menepuk bahu Dae Oh lalu berjalan
pergi.
Dae Oh
mengikuti Ha Nee dari kejauhan dan melihat Ha Nee yang masuk bar, Ia pikir Seharusnya Ha Nee langsung pulang
tapi Kenapa dia pergi ke bar lagi. Nyonya Kang tiba-tiba datang memberitahu
kalau Ini bukan sekadar bar.
“Kau
mengagetkanku. Siapa kau?”ucap Dae Oh kaget melihat Nyonya Kan sudah ada
dibelakangnya.
“Ini
Sukey... "Su" berarti hebat, dan "key" berarti kunci. Jika
kau masuk ke sana, kau akan keluar dengan kunci jawaban dari masalahmu. Jadi,
dinamakan "Sukey".” Ucap Nyonya Kang. Dae Oh pun menyapa dengan
sopan.
“Semua ke
sini jika punya masalah, anak kecil maupun orang dewasa. Tapi anak kecil yang
ke sini setiap hari hanya Ha-nee. Dia baru berumur 14 tahun, tapi hidupnya
sudah penuh masalah. Sepertinya ada hal yang tak bisa ibu dan neneknya beri
kepadanya.’ Ucap Nyonya Kang
"Semua
akan baik-baik saja. Semua akan membaik." Apa ini semua akan lebih baik
jika ada ayah yang mengatakan itu padanya?” ucap Nyonya Kang lalu melangkah
pergi. Dae Oh melihat dari kejauhan BAR
SUKEY
Di dalam
bar, Ha Nee berbicara dengan anjing kesayanga memebritahu Arti namanya angin
barat, dan anjingny itu angin sepoi-sepoi. Ia menjadi angin yang hangat dan
tenang, dan anjingnya itu angin yang sejuk dan lembut.
“Betapa
indahnya jika kita bisa hidup seperti angin itu. Ibuku menamaiku begini agar
bisa hidup seperti itu. Namun… sepertinya hidupkutak bisa seperti namaku.
Sekarang di hidupku hanya ada angin ribut.” Ucap Ha Nee berbicara dengan
anjingnya dan anjingnya menantapnya.
Ae Jung
berjalan masuk ke sebuah gedung,
beberapa wartawan melihat Ae Jung langsung menghampirinya dan bertanya
“Benar kau memiliki anak haram dengan Ryu Jin? Kenapa ditutupi selama ini? Bisa
berikan penjelasan?” Ae Jung terus berjalan.
Sementara
Ryu Jin yang tak bisa berbuat apapun akhirnya menyalakan ponselnya dan melihat
[PANGGILAN TAK TERJAWAB DARI OH DAE-O, PANGGILAN TAK TERJAWAB DARI HA-NEE]
Manager Myung terlihat uring-uringan hanya berjalan mondar mandir.
“Pasti
ini semua ulah Bu Song. Dia sebarkan ini untuk balas dendam.” Ucap Manager
Myung marah
“Kwae-nam...
Ha-nee bukan anakku.” Akui Ryu Jin. Manager Myung kaget dan kalau memang bukan
ananya kenapa harus ada berita ini.
“Dia
bukan anakku.” Akui Ryu Jin. Manager Myung merasa itu tak mungkin dan yakin Ha
Nee itu anak Ryu Jin.
“Kau
melepas Hollywood dan bertengkar dengan Bu Song begini karena dia anakmu. Apa
ini? Apa yang terjadi? Jadi, selama ini kau salah paham bahwa dia adalah
anakmu? benarkan?” ucap Manager Myung tak habis pikir
“Bukan itu
masalahnya sekarang.” Ucap Ryu Jin. Manager Myung tahu Bukan itu masalahnya,
lalu apa masalahnya
“Masalah
selesai. Ayo kita keluar dan katakan yang sebenarnya. Ayo keluar dan beri tahu
ke salah satu reporter. "Dia bukan anakku. Aku tak punya hubungan dengan
Noh Ae-jeong." Ayo pergi” ucap Manager Myung.
“Bagaimana
bisa? Ae Jung dan Ha-nee terluka karena aku. Bagaimana aku menebusnya?” ucap
Ryu Jin marah
Saat itu
Ae Jung masuk ke dalam ruang latihan, semua wartawan ingin menerobos masuk.
Manager Myung mengumpat kesal dan mengeluh Ae Jung yang bisa datang pada saat
seperti ini dan mencoba untuk menutupi pintu seger.
“Katanya
kau orangnya. Apa Kau orang yang membuat berita ini?” ucap Ae Jung marah. Ryu
Jin mencoba menjelaskan.
“Kenapa? Kenapa
kau membuat berita begini?” ucap Ae Jung marah. Manager Jung memberitahu kalau
mereka juga tak tahu apa pun.
“Jin juga
sangat bingung sekarang.” Kata Manager Myung. Ae Jung makin marah mendengarnya.
“Tetap
saja!.. Tetap saja kalian tak boleh begini. Kau tak boleh begini kepada seorang
anak yang tak tahu apa-apa.” Teriak Ae Jung. Ryu Jin pun hanya bisa terdiam.
Ryu Jin
mengemudikan mobilnya sendiri, Manager Myung terus menelpnya tapi Ryu Jin tak
mau mengangkatnya. Akhirnya Ia sampai
diruangan Nyona Song dengan penuh amarah karena mantan bosnya itu bisa
melakukan sesuatu yang bisa serendah ini.
“Apa Kau
pikir aku akan kembali jika kau begini?” ucap Ryu Jin. Nyonya Song tahu Ryu Jin
tak akan kembali.
“Itu
alasanku melakukan ini, Agar bisa menghancurkanmu.” Akui Nyonya Song. Ryu Jin
kaget mendengarnya.
“Mungkin
sekarang kau juga sudah sadar. Kau tak akan bisa melindungi wanita itu dan
putrinya.” Ucap Nyonya Song
“Aku akan
ungkap semuanya. Kau yang melakukannya dan menjebakku.”ucap Ryu Jin yakin bisa
membalasnya.
“Ryu, kau
yang salah paham bahwa dia anakmu, bukan aku. Karena salah paham itu, maka kau
menghancurkan bisnisku. Lalu hubungan kita memburuk dan aku kehilanganmu. Apa Kau
menyalahkanku atas ini semua?” ucap Nyonya Song menyindir.
“Beri
tahu kebenarannya... Beri tahu kebenarannya sekarang.” Ucap Ryu Jin dengan
tegas
“Kebenaran?
Rumor yang tak benar dan citra yang hancur sulit dipulihkan. Kenapa? Karena orang-orang
memiliki prasangka. Sekarang wanita itu menjadi begini karenamu. Ini adalah balasan
dari menyukai seseorang yang tak bisa kau lindungi.” Ucap Nyonya Song marah.
Ae Jung
dengan tatapan kosong menunggu lampu hijau untuk menyebrang, saat itu di layar
lebar terlihat berita BINTANG YANG
MENJADI PUSAT SKANDAL ADALAH RYU JIN. Seorang pria menabrak Ae Jung yang
melamun, tas Ae Jung pun terjatuh.
Ae Jung
melihat buku agenda dengan foto mereka bertiga tanpa seorang ayah ataupun
suami.
Flash
Back
Ae Jung
duduk sendirian di lorong rumah sakit, ia melihat sepasang pria dan wanita
duduk bersama sambil membahas anak mereka dengan penuh cinta. Tapi Ae Jung
hanya sendirian. Saat pasien lain sudah selesai konsultasi, perawat memanggil
nama pasien lainya.
“Bu Ko
A-jung.” Ucap Perawat. Ae Jung langsung berdiri tapi ternyata salah mendengar
nama.
Semua
buku yang dipegangnya pun jatuh berantakan karena buru-buru berdiri. Ia pun
melihat buku catatan kelahian [UNTUK ANAKKU NANTI, AYAH: OH YEON-WOO, IBU: NOH
AE-JEONG.]
[UNTUK HA-NEE, TERIMA KASIH TELAH MENJADI
DIRIMU YANG SEMPURNA AKU AKAN MELINDUNGIMU IBU MENYAYANGIMU NAMA ANAK DI MASA
DEPAN PEREMPUAN: HA-NEE, LAKI-LAKI: HA-NEUL]
“Aku
berjanji untuk melindunginya dari apa pun.< Padahal aku sudah berjanji begitu.”
Gumam Ae Jung menangis di pingir jalan sambil meminta maaf sebagai seorang ibu.
A Rin
bersama Nyonya Koo melihat pameran merasa kalau ini brita Mengejutkan, dan sangat penasaran waktu tahu Ryu Jin punya masalah dengan wanit dan Ternyata
dia Nona Noh. Nyonya Koo terdiam lalu mengingat yang dikatakan anaknya.
“Memang
benar dia wanita itu. Namun, ini tak seperti yang Ibu pikirkan.” Ucap Yeon Woo
“Ternyata… ayah anak itu orang lain. Ini Tak buruk.”
Ucap Nyonya Koo
“Apa
gunanya walau begitu? Ada atau tidak, hubungannya dengan pria sangat rumit.”
Kata A Rin. Nyonya Koo tak mengerti maksudnya.
“Ada banyak
pria di sekitar Nona Noh, termasuk ayah dari putrinya. Putramu juga termasuk di
dalamnya.” Ucap A Rin
“Hei! Kenapa
anakku juga termasuk? Ini Tak masuk akal.” Kata Nyonya Koo marah. Saat itu A
Rin melihat seseorang yang datang. Nyonya Koo kaget melihat Yeon Woo yang
datang.
Nyonya
Koo duduk dengan anaknya dicafe membahas tentang Noh Ae-jeong dan Ryu Jin punya
hubungan seperti itu dan mengaku dengan Mendengar hal itu membuatnya tenang,
karean Tadinya sangat takut kalau Ae
Jung akan menghalangi masa depan anaknya yang cerah.
“Ternyata
ayah anaknya bukan kau... Beban ibu perlahan menghilang.” Ucap Nyonya Koo.
Tiba-tiba Yeon Woo berlutut. Nyonya Koo bingung karena semua mengarahkan
tatapan padanya.
“Tolong
dia... Akan kulakukan apa pun. Aku juga akan kembali ke rumah. Jadi, tolong
lakukan apa pun untuk turunkan semua berita tentang Ae Jung dan Ha-nee. Aku
tahu Ibu bisa lakukan itu.” Ucap Yeon Woo dengan tatapan memohon.
“Hei... Kau
bahkan diam waktu ibu memohon. Apa Kau begitu menyukainya? Apa kau begitu
menyukainya sampai mau berlutut dan menjadi putra baik?” teriak Nyonya Koo
marah. Yeon Woo membenarkan. Nyonya Koo tak percaya mendengarnya.
“Karena
itu, ini menyiksaku. Aku melihatnya dicaci maki orang.. Hatiku… Hatiku sangat
sakit.” Akui Yeon Woo. Nyonya Koo hanya bisa menjerit histeris.
“Aku tak
peduli siapa ayahnya. Sekarang aku hanya peduli tentang luka Ae Jung dan
Ha-nee...Ibu, tolong aku.” Ucap Yeon Woo. Nyonya Koo hanya bisa menutup
wajahnya karena sangat kesal.
Flash Back
Yeon Woo
bertanding basket dengan spanduk terbentang lebar [PERLOMBAAN BASKET SMA
NASIONAL KE-17] Beberapa penggemar memanggil nama “Oh Yeon-woo!” begitu juga Ae
Jung yang berteriak bahagia saat Yeon Woo memasukan bolah kedalam ring.
Tapi
salah satu pemain mencoba menghalangi jalannya, dan membuatnya terjatuh. Ia pun
tak bisa berjalan karena cedera dan harus ditarik keluar. Ae Jung yang menonton
pun sangat sedih.
Di ruang
rawat, sebuah buket bungat bertuliskan [BERTAHANLAH, YEON-WOO, SAMPAI JUMPA DI
LAPANGAN] Tapi Yeon Woo seperti sangat marah dan sedih hanya menutup seluruh
badanya dengan selimut. Ae Jung langsung menarik selimut dan menyuruh marah.
Yeon Woo kaget melihat Ae Jung datang
“Apa Kau
baik-baik saja? Ayo Tebak aku bawa apa? Lihatlah...Belut..Ceker ayam, dan…
Kejutan...Jokbal..Aku cari tahu, dan katanya kau harus konsumsi banyak kalsium dan
kolagen waktu cedera ligamen lutut.” Ucap Ae Jung membuka kotak makanya. Yeon
Woo tak percaya mendengarnya.
“Aku
dengar dari perawat bahwa kau tak mau bicara dan makan. Katanya ibumu datang,
tapi kau menolak menemuinya. Kau anak yang jahat. Ini semua mahal. Jadi, kau
harus makan semua.” Ucap Ae Jung memberikan sumpit.
“Yang
terluka kakimu, bukan mulutmu... Ayo Cepat.” Kata Ae Jung. Yeon Woo pun
terlihat sedih.
“Akan
lebih baik jika begitu. Aku tak bisa main basket lagi karena lututku terluka.
Mimpiku hancur begini. Tapi ibuku bilang itu hal baik. Sejak dahulu, dia tak
suka kalau aku main basket. Jadi, bagus jika aku tak bisa main lagi.” Ungkap
Yeon Woo sedih dan tak punya harapan hidup lagi.
“Tapi aku
hanya bisa bermain basket. Cita-citaku menjadi atlet basket profesional. Apa
kini semua berakhir? Sekarang aku sudah tak berguna. Untuk apa aku hidup?” ucap
Yeon Woo marah
“Hei...
Jaga mulutmu. Apa Kau akan terus melantur begini? Sudahlah. Kau.. Jangan makan
ini. Kau tak berhak makan makanan ini. Ucap Ae Jung marah mengambil sumpit dan sendok dari tangan
Yeon Woo. Yeon Woo mengaku bukan seperti
itu maksudnya.
“Kau baru
19 tahun. Mana bisa kau hidup hanya dengan satu mimpi? Kau sangat keren, hebat,
dan bisa lakukan banyak hal. Apa? Kau bilang, Kau tak berguna? Tak mau hidup? Yang
benar saja.” Ucap Ae Jung marah. Yeon Woo hanya bisa melonggo bingung.
“Aku akan
datang lagi nanti malam. Pikirkan sampai nanti malam. Ada begitu banyak hal
yang kau bisa lakukan. Makan makanan mahal ini nanti malam.” Ucap Ae Jung
“Aku mau
makan itu sekarang...Astaga. Ae Jung! Kau benar-benar pergi?” teriak Yeon Woo,
Tapi Ae Jung sudah pergi dan Yeon Woo
tak bisa mengejarnya.
Yeon Woo
melihat buku yang ditinggalkan Ae Jung [BUKU PEDOMAN JURUSAN PENDIDIKAN
JASMANI, UJIAN MASUK UNIVERSITAS CONTOH SOAL] Dan ada sebuah surat yang
dituliskan Ae Jung untuknya.
[Kau
pandai bermain basket, berbicara, dan ramah. Kau pasti cocok mengajar
murid-murid. Pak Guru Oh Yeon-woo. Bagaimana? Cocok, 'kan?]
Yeon Woo
seperti memiliki harapan hidup lagi menjadi guru karena Ae Jung.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar