PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 15 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


[TAHUN 2006]
Dae Oh masuk ke dalam rumah yang sudah berantakan, Ibunya sambil menangis menghampiri anaknya.  Dae Oh mengeluh dengan yang terjadi, sang ayah yang mabuk mengejek anaknya penulis hebat dari Seoul yang terlalu sibuk untuk mampir.
“Kenapa sekarang kau datang?” ejek Ayah Dae Oh. Ibunya panik meminta agar Dae Oh kembali saja ke Seoul.
“Hei, Bedebah! Apa Kau tahu berapa uang yang kukeluarkan untuk biaya kuliahmu? Dasar tak kompeten. Kau hanya melakukan hal yang sia-sia!” ucap Ayah Dae Oh yang mabuk sambil marah. Dae Oh hanya bisa menghela nafas dengan wajah sedih. Ibunya meminta suaminya agar berhenti menyindir.
“Berhenti bermimpi dan beri aku uang!” kata Ayah Dae Oh. Ibu Dae OH menark suaminya agar tetap duduk dan tak menghampiri Dae Oh.
“Apa kau pernah membaca karyaku? Kau tahu apa yang aku suka, dan apa bakatku? Apa kau pernah tahu itu? Kau tak tahu apa pun! Jadi, hentikan ini!” ucap Dae Oh marah
“Dae-oh, sudahlah.” Kata sang ibu menenangkan anaknya. Sang ayah terus mengumpat pada anaknya.
“Berhenti menulis! Aku butuh uang.” Teriak Sang ayah. Dae Oh kesal memilih untuk keluar dari rumah. 

Dae Oh berjalan dengan wajah marah, lalu menerima pesan dari Ae Jung .
“Aku baru saja membaca naskahmu dan itu sangat bagus! Aku sangat suka hasil tulisanmu. Tulisanmu seru, menghangatkan hati, dan hebat. Tapi kenapa tiba-tiba kau pulang kampung? Apa ada masalah?”
Ae Jung seperti penuh semangat membaca karya Dae Oh. Dae Oh pun hanya bisa menangis karena keadaanya dan juga Ae Jung yang memberikan semangat, tapi tak bisa memberitahukan keadaanya. 

Dae Oh berdiri di ruangan adminitrasi memegang [SURAT PERMOHONAN CUTI] tapi terlihat ragu.  Ae Jung datang berteriak memanggil Dae Oh. Dae Oh buru-buru menyembunyikan suratnya disaku celana. Ae Jung bertanya sedang apa.
“Tidak apa-apa. Kau sudah makan?” ucap Dae Oh. Ae Jung mengaku sudah
“Hari ini kelas dibatalkan... Apa Mau menonton film? Aku menemukan film yang sangat bagus.” Ucap Ae Jung merangkul lengan Dae Oh. Dae Oh pun menganguk setuju. 

“Ada kesempatan untuk berbicara.”
Dae Oh membaca sampah dan seseorang yang mabuk menabraknya, sampah pun terjatuh mengenai bajunya. Dua pria itu hanya meminta maaf lalu pergi.  Dae Oh yang terlihat lelah tak bisa melakukan apapun saat itu telpnya berdering bertanya ada apa menelpnya.
“Dae-oh.. Kenapa kau tak menjawab teleponku? Ada masalah apa Apa Kau sungguh akan cuti kuliah? Benarkah? Bagaimana kau bisa putuskan itu tanpa bicara kepadaku dahulu? Kenapa aku harus dengar dari orang lain…” ucap Ae Jung terus berbicara dengan nada panik.
“Lantas? Apa aku harus izin dahulu padamu?” teriak Dae Oh merasa frutasi dengan keadaanya.
“Maaf... Maaf aku tak bicara padamu... Aku akan telepon lagi nanti. Maaf.” Ucap Dae Oh menyadari kalau seharusnya tak boleh marah dengan Ae Jung yang tak tahu apa-apa.
“Namun, aku tak pernah bisa mengatakannya.” 

Dae Oh bertemu dengan Ae Jung di rumah, dengan sangat marah ia merasa Ae Jung yang tak pernah percaya padanya. Saat dikampus, Ae Jung bertanya apakah Dae Oh ingin menikah. Dae Oh seperti tak serius dengan hubunganya.
“Bagiku, mengurus diriku saja sudah sulit.” Ucap Dae Oh seperti tak yakin bisa menikah dengan keadaanya.
“Kau tak punya pilihan, selain memperlakukanku begitu. Kau selalu ingin memastikan perasaanku. Wajar kau meninggalkanku. Siapa pun akan menduganya.”
Dae Oh duduk diam dicafe, melihat isi tasnya ada sebuah cincin, Tapi tak bisa diberikan pada Ae Jung, seperti belum yakin. Dae Oh bertemu dengan Ryu Jin dan meminum bersama, Ia yakin Ae-jeong akan kembali dan tak akan meninggalkannya, tapi saat itu pesan yang dikirimkan Ae Jung tak diterima olehnya.
Dae Oh masuk penjara dan Ae Jung yang mengeluarkanya. Ae Jung pun mengajak Dae Oh bicara bersama. Dae Oh langsung meminta maaf. Ae Jung hanya bisa menangis saat keluar dari restoran lalu menerima telp Hye Jin. 


“Nona Noh! Apa Kau sudah lihat yang aku kirim? Karena artikel itu, muncul banyak spekulasi aneh. Sekarang sangat banyak telepon yang masuk ke kantor. Sangat heboh!” ucap Hye Jin panik. Ae Jung pun akan mengeceknya. 
Ae Jung melihat artikel [AKTOR TERKENAL DIDUGA MEMILIKI ANAK HARAM, RYU JIN SATU UNIVERSITAS DENGAN PRODUSER NONA N, RYU JIN MENJADI PEMBICARA DI SMP HANBAK, RYU JIN MENJADI PEMBICARA DI SEKOLAH ANAK NONA N] dengan wajah anaknya walaupun diblur.
Ae Jung panik langsung menaiki taksi, Dae Oh pun keluar dari restoran memanggil Ae Jung tapi sudah melesat pergi. Ia mencoba menelp Jin sambil menaiki taksi ke SMP Hanbak.

Di dalam ruangan ganti suana, Para bibi membahas Ae Jung yang membanggakan dirinya yang syuting film bersama Ryu Jin. Nyonya Choi mendengar namanya disebut hanya bisa terdiam.  Mereka pun mengejek Ae Jung itu ternyata sangat licik.
“Apa yang kalian bicarakan? Kenapa sepertinya sangat seru?” tanya Nyonya Choi akhirnya mendekat.
Si bibi bingung menjawabnya, tapi akhirnya mengambil ponsel dan melihat berita [AKTOR TERKENAL DIDUGA MEMILIKI ANAK HARAM, DIA MENUNDA DEBUT HOLLYWOOD SETELAH TAHU SOAL ANAKNYA] 

Di rumah. Tuan Koo melihat foto wanita yang dicinntainya dengan wajah yang sangat mirip Ae Jung. Ia pun melihat foto yang dikirimkan mata-mata sat mengambil gambar Ae Jung, tapi ia belum tahu siapa orang tersebut.
Akhirnya Tuan Kim datang meminta agar Tuan Koo bisa melihat berita yang sedang beredar. Tuan Koo kaget melihat berita tentang Ryu Jin dan Ae Jung [SIAPA AKTOR PAPAN ATAS INI?]

Di kelas, Semua anak berbisik kalau  anak itu Ha-nee, yaitu putri Ryu Jin. Mereka pun tak percaya kalau Ryu Jin benar ayahnya dan Ha Nee sengaja menghubungi ayahnya karena ayahnya terkenal dan menganti nama Ryu Ha-nee. Ha Nee akhirnya melihat ponselnya dan terkejut.
“Siapa yang memperbolehkan Noh Ha-nee bermain ponsel di kelas?” ucap Guru Jang mengambil ponsel Ha Nee. Ha Nee meminta agar mengembalikanya
“Tak ada, 'kan? Berdiri di belakang dengan bukumu selama sepuluh menit.” Ucap Guru Jang. Ha Nee pun meminta dengan sopan agar memberikan kepadanya.
“Putri seorang aktor memang berbeda.” Ucap Dong Yeong dan mengejek kalau Ha Nee itu anak Ryu Jin dan Berita itu heboh di internet. Ha Nee langsung memasukan semua bukunya.
“Diam, Semua!.. Dasar berandal... Hei.. Apa yang kau lakukan? Kenapa membereskan barangmu?.. Hei.. Ha-nee... Kembali!” teriak Guru Jang, tapi Ha Nee sudah pergi keluar kelas. Dong Chan pun hanya bisa menatapnya dengan wajah sedih. 


Yeon Woo sedang mengajak olahraga dilapangan cara melempar bola ke ring. Sementara anak murid wanita melihat ponselnya membahas Ryu Jin yang punya anak dan Ha Nee yang mengaku tak punya ayah. Tapi ternyata Ayahnya Ryu Jin.
“Seharusnya kau kumpulkan ponselmu.” Keluh Yeon Woo melihat anak muridnya.
“Pak Oh, Apa kau sudah tahu? Ha-nee, dari kelas 7-3, adalah putri Ryu-jin.” Ucap Salah satu anak murid. Yeon Woo kaget mendengarnya dan semua anak langsung membahas tentang Ha Nee anak dari Ryu Jin. Ia melihat di ponselnya [KATA KUNCI PENCARIAN TERATAS, AKTOR FILM A] 

Yeon Woo pergi ke kelas Ha Nee ternyata Ha Nee tak ada dikelas, lalu mencoba menelp dan berharap agar Ha Nee mengangkatnya. Ha Nee sudah berjalan keluar sekolah mencoba menelp Ryu Jin, tapi ponselna mati. Ia pun hanya bisa mengumpat Ryu Jin pengecut sampai akhir.
“Ha-nee.. Ha-nee... kau mau ke mana?” tanya Ae Jung bergegas masuk ke sekolah setelah turun dari mobil.
“Kenapa Ibu di sini? Bukan seharusnya di kantor?” ucap Ha Nee. Ae Jung mengajak mereka pulang dan bicara di rumah.
“Ibu pasti sudah membaca beritanya, jadi, Ibu datang karena khawatir.” Ucap Ha Nee. Ae Jung memperlihatkan wajah merasa bersalahnya.
“Jangan berwajah begitu. Aku sudah tahu semuanya. Aku tahu bahwa Ryu Jin adalah ayahku.” Kata Ha Nee. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Tapi ke mana pria itu sekarang? Kenapa dia tak mendatangi kita juga padahal semua sudah begini?” keluh Ha Nee.
“Ha-nee, itu semua salah paham.. Begini… dia bukan ayahmu. Orang-orang pasti salah menangkap…” ucap Ae Jung mencoba menjelaskan
“Lalu siapa? Sebenarnya siapa ayahku?” tanya Ha Nee. Ae Jung mengaajak Ha Nee untuk pulang dan bicarakan ini di rumah.
“Di rumah… Sudahlah... Sudah terlambat. Ibu dan Ryu Jin sama. Tak ada seorang pun yang memberitahuku. Aku menjadi anak 14 tahun yang paling menyedihkan di Korea. Anak yang tak bisa memanggil ayahnya "ayah", yang dekati selebritas dengan maksud buruk, dan yang lebih baik tidak dilahirkan!”ucap Ha Nee sambil menangis.
“Tidak, Ha-nee, tidak… Bukan begitu.” Ucap Ae Jung tapi Ha Nee sudah lebih dulu pergi. 



Dae Oh mencoba terus menelp tapi tak diangkat, saat itu ia melihat Ha Nee berjalan sendirian dan meminta supir taksi berhenti. Ha Nee berjalan sendiri lalu melihat grup kelasnya yang masih membahas tentang ayahnya adalah Ryu Jin.
[Benar Ryu Jin ayahmu?.. Kenapa tak bilang? Apa Karena itu, dia berbicara saat kelas spesial? Ayahnya aktor. Pasti akan terkekang. Ha-nee sekarang kaya sekali. Hebat. Aku iri pada Noh Ha-nee... Itu keren.]
Ha Nee hanya bisa menangis mengetahui keadaanya, saat itu seseorang datang mendekatinya. Ha Nee mengangkat kepalanya melihat Dae Oh yang datang menemaninya. Dae Oh pun hanya diam membiarkan Ha Nee menangis. 

Dae Oh mencoba melucu denga membuatnya hanya tertuju ke tengah. Ha Nee hanya mengeluh apa yang dilakukan Dae Oh. Dae Oh pun tahu kalau itu tak lucu untuk Ha Nee.  Ha Nee memberitahu kalau sudah terlalu dewasa untuk tertawa karena itu.
“Kini aku malu... Lantas, apa yang membuat anak 14 tahun tertawa?” tanya Dae Oh
“Perlakukanlah kami dengan jujur. Tertawa dan bersedihlah bersama kami. Jangan berlagak menyembunyikan kebenaran untuk melindungiku seperti ibuku. Bukannya aku tak paham perasaan ibuku. Tapi aku yakin Ibuku pasti punya alasan menyembunyikan keberadaan ayahku.” Ucap Ha Nee. Dae Oh terdiam mendengarnya.
“Itu pasti karena dia tak mau aku membenci ayahku. Coba Lihatlah. Pria itu tak bertanggung jawab sampai sekarang. Keadaannya sudah begini, tapi aktor itu tak meneleponku sekali pun. Ponselnya pun mati. “ ucap Ha Nee.
“Pria itu…” ucap Dae Oh ingin memberitahu tapi Ha Nee tak ingin membahasnya karena Sekarang  sangat benci mendengar kata "ayah".
“Aku harap kata "ayah" bisa hilang dari dalam hidupku.” Ucap Ha Nee marah
“Maafkan aku... Maaf...” ucap Dae Oh merasa bersalah. Ha Nee heran Dae Oh yang minta maaf.
“Tak ada alasan... Aku merasa bersalah atas semuanya.”ucap Dae Oh. Ha Nee pikir harus pergi sekarang.
“Terima kasih sudah menghiburku.” Ucap Ha Nee sambil menepuk bahu Dae Oh lalu berjalan pergi. 



Dae Oh mengikuti Ha Nee dari kejauhan dan melihat Ha Nee yang masuk bar,  Ia pikir Seharusnya Ha Nee langsung pulang tapi Kenapa dia pergi ke bar lagi. Nyonya Kang tiba-tiba datang memberitahu kalau Ini bukan sekadar bar.
“Kau mengagetkanku. Siapa kau?”ucap Dae Oh kaget melihat Nyonya Kan sudah ada dibelakangnya.
“Ini Sukey... "Su" berarti hebat, dan "key" berarti kunci. Jika kau masuk ke sana, kau akan keluar dengan kunci jawaban dari masalahmu. Jadi, dinamakan "Sukey".” Ucap Nyonya Kang. Dae Oh pun menyapa dengan sopan.
“Semua ke sini jika punya masalah, anak kecil maupun orang dewasa. Tapi anak kecil yang ke sini setiap hari hanya Ha-nee. Dia baru berumur 14 tahun, tapi hidupnya sudah penuh masalah. Sepertinya ada hal yang tak bisa ibu dan neneknya beri kepadanya.’ Ucap Nyonya Kang
"Semua akan baik-baik saja. Semua akan membaik." Apa ini semua akan lebih baik jika ada ayah yang mengatakan itu padanya?” ucap Nyonya Kang lalu melangkah pergi. Dae Oh melihat dari kejauhan  BAR SUKEY


Di dalam bar, Ha Nee berbicara dengan anjing kesayanga memebritahu Arti namanya angin barat, dan anjingny itu angin sepoi-sepoi. Ia menjadi angin yang hangat dan tenang, dan anjingnya itu angin yang sejuk dan lembut.
“Betapa indahnya jika kita bisa hidup seperti angin itu. Ibuku menamaiku begini agar bisa hidup seperti itu. Namun… sepertinya hidupkutak bisa seperti namaku. Sekarang di hidupku hanya ada angin ribut.” Ucap Ha Nee berbicara dengan anjingnya dan anjingnya menantapnya. 

Ae Jung berjalan masuk ke sebuah gedung,  beberapa wartawan melihat Ae Jung langsung menghampirinya dan bertanya “Benar kau memiliki anak haram dengan Ryu Jin? Kenapa ditutupi selama ini? Bisa berikan penjelasan?” Ae Jung terus berjalan.
Sementara Ryu Jin yang tak bisa berbuat apapun akhirnya menyalakan ponselnya dan melihat [PANGGILAN TAK TERJAWAB DARI OH DAE-O, PANGGILAN TAK TERJAWAB DARI HA-NEE] Manager Myung terlihat uring-uringan hanya berjalan mondar mandir.
“Pasti ini semua ulah Bu Song. Dia sebarkan ini untuk balas dendam.” Ucap Manager Myung marah
“Kwae-nam... Ha-nee bukan anakku.” Akui Ryu Jin. Manager Myung kaget dan kalau memang bukan ananya kenapa harus ada berita ini.
“Dia bukan anakku.” Akui Ryu Jin. Manager Myung merasa itu tak mungkin dan yakin Ha Nee itu anak Ryu Jin.
“Kau melepas Hollywood dan bertengkar dengan Bu Song begini karena dia anakmu. Apa ini? Apa yang terjadi? Jadi, selama ini kau salah paham bahwa dia adalah anakmu? benarkan?” ucap Manager Myung tak habis pikir
“Bukan itu masalahnya sekarang.” Ucap Ryu Jin. Manager Myung tahu Bukan itu masalahnya, lalu apa masalahnya
“Masalah selesai. Ayo kita keluar dan katakan yang sebenarnya. Ayo keluar dan beri tahu ke salah satu reporter. "Dia bukan anakku. Aku tak punya hubungan dengan Noh Ae-jeong." Ayo pergi” ucap Manager Myung.
“Bagaimana bisa? Ae Jung dan Ha-nee terluka karena aku. Bagaimana aku menebusnya?” ucap Ryu Jin marah



Saat itu Ae Jung masuk ke dalam ruang latihan, semua wartawan ingin menerobos masuk. Manager Myung mengumpat kesal dan mengeluh Ae Jung yang bisa datang pada saat seperti ini dan mencoba untuk menutupi pintu seger.
“Katanya kau orangnya. Apa Kau orang yang membuat berita ini?” ucap Ae Jung marah. Ryu Jin mencoba menjelaskan.
“Kenapa? Kenapa kau membuat berita begini?” ucap Ae Jung marah. Manager Jung memberitahu kalau mereka juga tak tahu apa pun.
“Jin juga sangat bingung sekarang.” Kata Manager Myung. Ae Jung makin marah mendengarnya.
“Tetap saja!.. Tetap saja kalian tak boleh begini. Kau tak boleh begini kepada seorang anak yang tak tahu apa-apa.” Teriak Ae Jung. Ryu Jin pun hanya bisa terdiam. 


Ryu Jin mengemudikan mobilnya sendiri, Manager Myung terus menelpnya tapi Ryu Jin tak mau mengangkatnya.  Akhirnya Ia sampai diruangan Nyona Song dengan penuh amarah karena mantan bosnya itu bisa melakukan sesuatu yang bisa serendah ini.
“Apa Kau pikir aku akan kembali jika kau begini?” ucap Ryu Jin. Nyonya Song tahu Ryu Jin tak akan kembali.
“Itu alasanku melakukan ini, Agar bisa menghancurkanmu.” Akui Nyonya Song. Ryu Jin kaget mendengarnya.
“Mungkin sekarang kau juga sudah sadar. Kau tak akan bisa melindungi wanita itu dan putrinya.” Ucap Nyonya Song
“Aku akan ungkap semuanya. Kau yang melakukannya dan menjebakku.”ucap Ryu Jin yakin bisa membalasnya.
“Ryu, kau yang salah paham bahwa dia anakmu, bukan aku. Karena salah paham itu, maka kau menghancurkan bisnisku. Lalu hubungan kita memburuk dan aku kehilanganmu. Apa Kau menyalahkanku atas ini semua?” ucap Nyonya Song menyindir.
“Beri tahu kebenarannya... Beri tahu kebenarannya sekarang.” Ucap Ryu Jin dengan tegas
“Kebenaran? Rumor yang tak benar dan citra yang hancur sulit dipulihkan. Kenapa? Karena orang-orang memiliki prasangka. Sekarang wanita itu menjadi begini karenamu. Ini adalah balasan dari menyukai seseorang yang tak bisa kau lindungi.” Ucap Nyonya Song marah. 



Ae Jung dengan tatapan kosong menunggu lampu hijau untuk menyebrang, saat itu di layar lebar terlihat  berita BINTANG YANG MENJADI PUSAT SKANDAL ADALAH RYU JIN. Seorang pria menabrak Ae Jung yang melamun, tas Ae Jung pun terjatuh.
Ae Jung melihat buku agenda dengan foto mereka bertiga tanpa seorang ayah ataupun suami.
Flash Back
Ae Jung duduk sendirian di lorong rumah sakit, ia melihat sepasang pria dan wanita duduk bersama sambil membahas anak mereka dengan penuh cinta. Tapi Ae Jung hanya sendirian. Saat pasien lain sudah selesai konsultasi, perawat memanggil nama pasien lainya.
“Bu Ko A-jung.” Ucap Perawat. Ae Jung langsung berdiri tapi ternyata salah mendengar nama.
Semua buku yang dipegangnya pun jatuh berantakan karena buru-buru berdiri. Ia pun melihat buku catatan kelahian [UNTUK ANAKKU NANTI, AYAH: OH YEON-WOO, IBU: NOH AE-JEONG.]
 [UNTUK HA-NEE, TERIMA KASIH TELAH MENJADI DIRIMU YANG SEMPURNA AKU AKAN MELINDUNGIMU IBU MENYAYANGIMU NAMA ANAK DI MASA DEPAN PEREMPUAN: HA-NEE, LAKI-LAKI: HA-NEUL]
“Aku berjanji untuk melindunginya dari apa pun.< Padahal aku sudah berjanji begitu.” Gumam Ae Jung menangis di pingir jalan sambil meminta maaf sebagai seorang ibu. 


A Rin bersama Nyonya Koo melihat pameran merasa kalau ini brita Mengejutkan, dan  sangat penasaran waktu tahu  Ryu Jin punya masalah dengan wanit dan Ternyata dia Nona Noh. Nyonya Koo terdiam lalu mengingat yang dikatakan anaknya.
“Memang benar dia wanita itu. Namun, ini tak seperti yang Ibu pikirkan.” Ucap Yeon Woo
“Ternyata…  ayah anak itu orang lain. Ini Tak buruk.” Ucap Nyonya Koo
“Apa gunanya walau begitu? Ada atau tidak, hubungannya dengan pria sangat rumit.” Kata A Rin. Nyonya Koo tak mengerti maksudnya.
“Ada banyak pria di sekitar Nona Noh, termasuk ayah dari putrinya. Putramu juga termasuk di dalamnya.” Ucap A Rin
“Hei! Kenapa anakku juga termasuk? Ini Tak masuk akal.” Kata Nyonya Koo marah. Saat itu A Rin melihat seseorang yang datang. Nyonya Koo kaget melihat Yeon Woo yang datang. 


Nyonya Koo duduk dengan anaknya dicafe membahas tentang Noh Ae-jeong dan Ryu Jin punya hubungan seperti itu dan mengaku dengan Mendengar hal itu membuatnya tenang, karean Tadinya  sangat takut kalau Ae Jung akan menghalangi masa depan anaknya yang cerah.
“Ternyata ayah anaknya bukan kau... Beban ibu perlahan menghilang.” Ucap Nyonya Koo. Tiba-tiba Yeon Woo berlutut. Nyonya Koo bingung karena semua mengarahkan tatapan padanya.
“Tolong dia... Akan kulakukan apa pun. Aku juga akan kembali ke rumah. Jadi, tolong lakukan apa pun untuk turunkan semua berita tentang Ae Jung dan Ha-nee. Aku tahu Ibu bisa lakukan itu.” Ucap Yeon Woo dengan tatapan memohon.
“Hei... Kau bahkan diam waktu ibu memohon. Apa Kau begitu menyukainya? Apa kau begitu menyukainya sampai mau berlutut dan menjadi putra baik?” teriak Nyonya Koo marah. Yeon Woo membenarkan. Nyonya Koo tak percaya mendengarnya.
“Karena itu, ini menyiksaku. Aku melihatnya dicaci maki orang.. Hatiku… Hatiku sangat sakit.” Akui Yeon Woo. Nyonya Koo hanya bisa menjerit histeris.
“Aku tak peduli siapa ayahnya. Sekarang aku hanya peduli tentang luka Ae Jung dan Ha-nee...Ibu, tolong aku.” Ucap Yeon Woo. Nyonya Koo hanya bisa menutup wajahnya karena sangat kesal. 



Flash Back
Yeon Woo bertanding basket dengan spanduk terbentang lebar [PERLOMBAAN BASKET SMA NASIONAL KE-17] Beberapa penggemar memanggil nama “Oh Yeon-woo!” begitu juga Ae Jung yang berteriak bahagia saat Yeon Woo memasukan bolah kedalam ring.
Tapi salah satu pemain mencoba menghalangi jalannya, dan membuatnya terjatuh. Ia pun tak bisa berjalan karena cedera dan harus ditarik keluar. Ae Jung yang menonton pun sangat sedih.
Di ruang rawat, sebuah buket bungat bertuliskan [BERTAHANLAH, YEON-WOO, SAMPAI JUMPA DI LAPANGAN] Tapi Yeon Woo seperti sangat marah dan sedih hanya menutup seluruh badanya dengan selimut. Ae Jung langsung menarik selimut dan menyuruh marah. Yeon Woo kaget melihat Ae Jung datang
“Apa Kau baik-baik saja? Ayo Tebak aku bawa apa? Lihatlah...Belut..Ceker ayam, dan… Kejutan...Jokbal..Aku cari tahu, dan katanya kau harus konsumsi banyak kalsium dan kolagen waktu cedera ligamen lutut.” Ucap Ae Jung membuka kotak makanya. Yeon Woo tak percaya mendengarnya.
“Aku dengar dari perawat bahwa kau tak mau bicara dan makan. Katanya ibumu datang, tapi kau menolak menemuinya. Kau anak yang jahat. Ini semua mahal. Jadi, kau harus makan semua.” Ucap Ae Jung memberikan sumpit.
“Yang terluka kakimu, bukan mulutmu... Ayo Cepat.” Kata Ae Jung. Yeon Woo pun terlihat sedih.
“Akan lebih baik jika begitu. Aku tak bisa main basket lagi karena lututku terluka. Mimpiku hancur begini. Tapi ibuku bilang itu hal baik. Sejak dahulu, dia tak suka kalau aku main basket. Jadi, bagus jika aku tak bisa main lagi.” Ungkap Yeon Woo sedih dan tak punya harapan hidup lagi.
“Tapi aku hanya bisa bermain basket. Cita-citaku menjadi atlet basket profesional. Apa kini semua berakhir? Sekarang aku sudah tak berguna. Untuk apa aku hidup?” ucap Yeon Woo marah
“Hei... Jaga mulutmu. Apa Kau akan terus melantur begini? Sudahlah. Kau.. Jangan makan ini. Kau tak berhak makan makanan ini. Ucap Ae Jung  marah mengambil sumpit dan sendok dari tangan Yeon Woo.  Yeon Woo mengaku bukan seperti itu maksudnya. 



“Kau baru 19 tahun. Mana bisa kau hidup hanya dengan satu mimpi? Kau sangat keren, hebat, dan bisa lakukan banyak hal. Apa? Kau bilang, Kau tak berguna? Tak mau hidup? Yang benar saja.” Ucap Ae Jung marah. Yeon Woo hanya bisa melonggo bingung.
“Aku akan datang lagi nanti malam. Pikirkan sampai nanti malam. Ada begitu banyak hal yang kau bisa lakukan. Makan makanan mahal ini nanti malam.” Ucap Ae Jung
“Aku mau makan itu sekarang...Astaga. Ae Jung! Kau benar-benar pergi?” teriak Yeon Woo, Tapi  Ae Jung sudah pergi dan Yeon Woo tak bisa mengejarnya.
Yeon Woo melihat buku yang ditinggalkan Ae Jung [BUKU PEDOMAN JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, UJIAN MASUK UNIVERSITAS CONTOH SOAL] Dan ada sebuah surat yang dituliskan Ae Jung untuknya.
[Kau pandai bermain basket, berbicara, dan ramah. Kau pasti cocok mengajar murid-murid. Pak Guru Oh Yeon-woo. Bagaimana? Cocok, 'kan?]
Yeon Woo seperti memiliki harapan hidup lagi menjadi guru karena Ae Jung.
Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar