PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 11 Agustus 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 22

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hyun Joo terus berciuman sangat dalam, sampai akhirnya Do Gyum datang memanggi Hyun Joo mengajak makan malam... dan terkejut karena keduanya sedang berciuman.  Hyun Joo panik dan malu langsung mendorong Ji Woo dan menyapa Do Gyum.
“Jika kau belum makan, makanlah pasta dengan kami.” Ucap Ji Woo mencoba menutupi rasa gugupnya.
“Tidak apa-apa. Aku punya rencana. Aku hanya mampir untuk memberikan ini.” Kata Do Gyum menaruh plastik di lantai. Hyun Joo bertanya Apa itu. Ji Woo yang marah pun langsung berpergi. Hyun Joo  tak enak hati pun mengejar Ji Woo. 

Hyun Joo mengejar Do Gyum sampai ke lantai bawah, Do Gyum memberitahu kalau Itu tteokbokki dari Kedai Camilan Moon, Kesukaan Hyun Joo. Hyun Joo tak percaya Do Gyum pergi jauh-jauh ke Uijeongbu. Do Gyum membenarkan.
“Kau selalu ingin makanan pedas saat suasana hatimu buruk, jadi, makanlah dan semoga perasaanmu lebih baik.” Ucap Do Gyum
“Terima kasih.” Kata Hyun Joo. Do Gyum pun menyuruh Hyun Joo agar masuk.
“Kau harus makan tteokbokki sebelum pergi.” ucap Hyun Joo. Do Gyum mengaku sudah makan. Hyun Joo pun berpesan agar Hati-hati di jalan. Didepan tangga, Hyun Joo melihat sikap Hyun Joo seperti cemburu karena terlalu perhatian. 

Seo Yoon menunggu lama didepan rumah memanggil Do Gyum yang baru pulang dengan wajah sendu. Do Gyum bingung Sedang apa di depan rumah. Seo Yoon mengaku menunggu untuk bertemu dengan Do Gyum. Do Gyum bingung.
“Draf platformnya sudah keluar. Kurasa akan bagus jika kau mereferensikannya.” Ucap Seo Yoon.
“Kau bisa saja mengirimkannya lewat surel.” Ucap Do Gyum. Seo Yoon mengak  harus mengganti biaya hotelnya dengan memberikan amplop.
“Tidak apa-apa... Kau tidak perlu melakukan ini.” Ucap Do Gyum menolaknya.
“Apa Kau mau ayam dan bir?” tanya Seo Yoon berani. Do Gyum binggung tiba-tiba Seo Yoon mengajaknya.
“Aku ingin tahu apa kamu mau makan ayam dan bir. Aku harus membalas kebaikanmu.” Ucap Seo Yoon
“Aku merasa kurang sehat hari ini, jadi, kita makan lain kali saja. Aku akan memanggilkan taksi untukmu.” Ucap Do Gyum sengaja menghindar. Seo Yoon mencoba menghindar tapi Do Gyum  sudah lebih dulu menghentikan taksi. 

Seo Yoon menaiki taksi membaca pesan yang masuk “Apa yang terjadi? Kau makan ayam dan bir? Apa Kau sudah meluruskan kesalahpahaman? Apa Kau gagal bertemu dengannya?”
“Aku bertemu dengannya, tapi kami berpisah dalam lima menit.Aku menunggu selama tiga jam, tapi dia tidak pernah menanyakan berapa lama aku menunggu atau apakah aku lapar. Ada rumor aku akan menikah dengan pria lain,tapi dia tidak peduli rumor itu benar atau tidak. Ini artinya aku tidak punya kesempatan, bukan?” tulis Seo Yoon sedih
" Astaga.. Bagaimana ini?" komentar member dengan icon sedih


Seo Yoon sampai didepan hotel dengan wajah sedih, manager Jung datang langsung memberikan hormat. Seo Yoon terdiam lalu melihat mobil yang terparkir. Nyonya Kim menurunkan jendela mobil dan menatap anaknya dengan tatapan dingin.
Di rumah, Do Gyum terlihat sangat frustasi akhirnya minum sendirian menghabiskan tiga botol soju. Ia pun akhirnya tertidur lelap diatas meja makan. Ji Woo baru pulang melihat Do Gyum seperti tak peduli dan membiarkanya. 


Tuan Kim berdiri didepan teman les dengan Jin Hwan memberitahu akan pergi ke Pulau Jeju pekan depan dengan Jin Ah selama dua hari dan meminta mengingatnya. Ji Hwan mengerti karena ia juga akan pergi dan ingin tahu pendapat Tuan Kim.  
“Kau harus menyerah. Aku sudah memesan tiket pesawat.” Kata Tuan Kim
“Aku sudah memesan tiket pesawat dan hotel kami.” Balas Ji Hwan. Tuan Kim kesal langsung mengumpat marah.
“Kenapa kau bepergian dengan istri orang lain?” ucap Tuan Kim mencengram baju Ji Hwan
“Kenapa dia istrimu? Dia pacarku.” Ucap Ji Hwan tak terima. Tuan Kim mengaku Jin Ah istrinya.
“Kalian sudah bercerai!” teriak Ji Hwan. Tuan Kim makin marah merasa Ji Hwan memang ingin dipukul.
“Kau dengar suara itu?” tanya Tuan Kim. Ji Hwan bertanya Suara apa. Tuan Kim menjawab Suara kepalanya pecah dan langsung memberikan pukulan.
Keduanyapun saling memiting, Saat itu Ji Ah keluar dengarn seorang pria sambil berkata Jika punya waktu, mereka harus pergi akhir pekan depan. Ji Hwan dan Tuan Kim berteriak marah melihatnya. Ji Ah bingung melihat keduanya ada didepan tempat lesnya.
“Jin Ah sibuk akhir pekan itu.” Ucap Ji Hwan. Tuan Kim mengaku Ji Hwan  akan pergi ke Pulau Jeju bersamanya.
“Dia juga pergi bersamanya.” Kata Ji Hwan menunjuk ke arah Tuan Kim. Si pria terlihat bingung dan memilih pamit pergi.
“Apa Kau berhubungan singkat dengannya?” tanya Tuan Kim. Ji Hwan merengek kalau Ji Ahn tidak boleh mengencani pria lain.
“Benar-benar tidak boleh. Nomor empat tidak beruntung. Tidak mungkin.” Ucap Tuan Kim merangkul tangan Ji Ah.
“Apa maksudmu? Para guru di akademiku ingin mendaki akhir pekan depan, jadi, dia bertanya apa aku ada waktu luang.” Ucap Ji Ah
“Lalu kenapa dia memandangmu dengan sangat manis?” ucap Ji Hwan. Ji Ah mengeluh tak seperti itu dan meminta agar bisa melepaskan tanganya.
“Aku membatalkan rencana makan siang kita.” Kata Ji Ah dan bergegas pergi. Keduanya pun mengejar Ji Ah tak mau kehilanganya. Ji Hwan merasa Ji Ah sangat ekstrem.



Young Eun kaget kalau ia terkena Menopause padahal Usianya baru 34 tahun. Dokter menjelaskan Zaman sekarang, ada lebih banyak kasus wanita yang mulai menopause pada usia 30-an karena lingkungan atau stres yang tinggi.
“Lantas, bagaimana nasibku? Apa Itu artinya aku tidak bisa hamil? Apa aku tidak akan bisa punya anak?” tanya Young Eun panik
“Kadar FSH-mu 14. Ini tidak serius. Untungnya, indikator cadangan ovariummu juga tinggi, jadi, jika kau menjalani perawatan, itu akan membaik.” Ucap Dokter. Young Eun makin panik.
“Kau belum menikah, jadi, kuharap kau tidak menyerah.

“Aku akan meminta seseorang menjelaskan terapi hormon hari ini. Kau bisa memutuskan pengobatan setelah berkonsultasi.” Ucap Dokter. Young Eun terlihat masih sangat shock. 

Hyun Joo datang ke rumah melihat Ji Woo ada dirumah padahal bilang akan pergi ke rumah sakit hari ini. Ji Woo mengaku mendenagr Hyun Joo ada rapat hari ini, jadi sengaja mengubah waktunya dan  harus memberikan kudapan.
“Aku akan naik sekarang.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun melihat Hyun Joo yang naik ke kamar Ji Woo.
“Do Gyum. Aku di sini... Ada apa denganmu? Do Gyum. Apa Kau sakit?” tanya Hyun Joo panik melihat Do Gyum yang gementar di tempat tidur.
“Aku baik-baik saja. Aku hanya terserang flu.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo memeriksa dahi Do Gyum
“Kau tidak baik-baik saja. Kau demam tinggi. Apa Kau sudah ke rumah sakit?” tanya Hyun Joo panik
“Tidak seburuk itu.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo melihat Do Gyum yang  berkeringat banyak.
“Apa Kau juga batuk?” tanya Hyun Joo. Ji Woo mengelengkan kepala. Hyun Joo pikir tidak bisa membiarkan Ji Woo tetap seperti ini.
“Aku akan pergi membeli bubur dan obat. Tunggu di sini.” Ucap Hyun Joo bergegas keluar dari kamar. 
Ji Woo yang sedang membawa makanan melihat Hyun Joo terlihat panik bertanya Apa ada masalah. Hyun Joo memberitahu kalau Do Gyum sedang sakit parah dan akan pergi membeli obat. Ji Woo pun seperti cemburu karena Hyun Joo yang sangat khawatir. 
Manager Jung memberikan berkas rekaman hipnoterapi Nona Seo. Nyonya Kim pun akhirnya menonton saat Hyun Joo sedang di dokter
“Aku memohon kepadanya. "Jin Ho, aku akan melupakan semuanya. Mari mulai dari awal." Ucap Hyun Joo. Dokter bertanya Apa katanya?
“Dia tidak mengatakan apa pun. Dia pergi karena kecewa.” Ucap Hyun Joo
“Baiklah. Berhenti di depan pintu... Berputar. Suamimu perlahan mendatangimu dan memegang tanganmu. Jin Ho... Dia ragu karena merasa bersalah sudah meninggalkanmu sendirian tanpa bicara denganmu.” Ucap Dokter
“Ya. Dia memelukku. Dia memintaku untuk menikahinya.” Ucap Hyun Joo. 


Hyun Joo selesai menyuapi Do Gyum yang sudah makan banyak jadi harus minum obat sekarang. Do Gyum pun langsung minum obat. Hyun Joo memeriksa dahi Do Gyum berharap demamnya cepat hilang. Do Gyum pun mengucapkan  Terima kasih.
“Tidak perlu berterima kasih. Kau sakit. Aku harus menjagamu dengan baik. Tapi ada apa dengan semua kotak ini?” ucap Hyun Joo bingung
“Aku menemukan studio baru.” Kata Do Gyum. Hyun Joo kaget dan bertanya kapan.  Diam-diam Ji Woo melihat dari celah pintu.
“Aku menandatangani sewanya kemarin.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo mengeluh karena Do Gyum tidak memberitahunya.
“Kau sibuk, itu alasannya.” Ucap Do Gyum.  Hyun Joo mengerti, Do Gyum pun bertanya paakah Hyun Joo kecewa. Hyun Joo membenarkan.
“Tapi kau tetap akan membantuku saat aku pindah, kan?” tanya Do Gyum.  Hyun Joo mengaku tak tahu dan akan memikirkanya
“Ayolah. Aku akan pindah ke studio baru. Bukankah seharusnya kau datang dan melihat tempatnya?” keluh Do Gyum
“Obatnya akan membuatmu mengantuk. Kau tidur saja hari ini. Mari kita rapat setelah kau merasa lebih baik.” Ucap Hyun Joo menarik selimut. Do Gyum menganguk mengerti.
“Hyun Joo... Apa Kau akan pergi sekarang?” tanya Do Gyum menarik tangan Hyun Joo. Ji Woo melihatnya wajahnya langsung terlihat cemburu.
“Tidak... Aku akan tetap di sini sampai kau tertidur. Jangan cemas.  Tutup matamu agar kau bisa tidur.” Ucap Hyun Jo denga memberikan mantra kalau  Do Gyum akan tertidur.



Ji Woo terdiam melihat kedekatan Hyun Joo dan Do Gyum lalu menginta ucapan Nyonya Kim “Kurasa orang yang akhirnya bersama Nona Seo adalah Park Do Gyum.” Hyun Joo akhirnya keluar kamar Do Gyum melihat Ji Woo berdiri didepan tangga.
“Apa Pak Park sudah merasa lebih baik?” tanya Ji Woo. Hyun Joo memberitahu Do Gyum tidur setelah minum obat.
“Aku akan memeriksanya di malam hari. Jika masih berlanjut, aku akan membawanya ke rumah sakit besok.” Ucap Hyun Joo
“Nona Seo... Haruskah kau bertindak sejauh itu untuk membantunya? Jika dia sakit,maka dia bisa ke rumah sakit sendiri.” Ucap Ji Woo dengan nada cemburu.
“Dia sudah seperti adikku.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun bertanyaLantas, beginikah cara Hyun Joo  memperlakukan Pak Park setiap kali dia sakit nantinya?
“Hanya karena kita berpacaran, bukan berarti hubunganku dengannya harus berubah.” Kata Hyun Joo mencoba menjelaskan
“Bagaimana jika itu yang kuinginkan? Aku ingin dia bekerja dengan produser webtoon lain. Jangan kau.” Kata Ji Woo. 
“Kenapa aku harus melakukan itu?” tanya Hyun Joo. Ji Woo mengaku terganggu dan tidak suka saat bersamanya.
“Tidak ada alasan bagimu terganggu kecuali tidak memercayaiku.” Balas Hyun Joo.
“Bukannya aku tidak memercayaimu.” Kata Ji Woo. Hyun Joo pikir Jika Hyun Joo memercayainya maka tak ada masalah.
“Aku akan terus bekerja sebagai produsernya. Ini pekerjaanku. Aku tidak mau perasaan pribadimu memengaruhi pekerjaanku.” Ucap Hyun Joo
“Bagiku, kau orang paling penting. Kurasa tidak begitu bagimu.”kata Ji Woo. Hyun Joo mengaku bukan seperti itu maksudnya. .
“Jika kau memintaku memutuskan hubungan dengan seseorang,maka aku akan melakukannya bahkan tanpa berpikir. Siapa pun orang itu.” Kata Ji Woo.
“Kita harus berhenti bicara hari ini. Mari bicara nanti.” ucap Hyun Joo lalu melangkah pergi. 


Ji Ah dan Min Jung berada didepan kulkas kaleng bir, Ji Ah pikir harus Pindahkan semuanya kemari dan bersihkan tempat ini. Min Jung pikir mereka melakukan ini di pagi hari. Hyun Joo datang bertanya apa yang dilakukan dua temanya.
“Aku mengalami pagi yang buruk. Aku akan minum sampai mati.” Ucap Min Jung.
“Aku akan ikut denganmu. Masukkan semuanya.” Kata Hyun Joo. Saat itu Young Eun datang dengan mengangkat tanganya. Ketiganya kaget. 

Mereka pun minum bersama dan terlihat bahagia.  Hyun Joo ingin tahu apa yang terjadi. Min  Jung meminta agar bisa membatalkan pernikahanya karena Orang bilang suami tidak pernah memihak istri dan menurutnya suaminya itu lebih buruk dari orang asing.
“Kubilang kita harus membagi tugas karena aku juga bekerja. Saat aku mengatakan itu padanya, dia sangat kesal.” Ucap Min Jung marah
“Saat pria normal menikah, apa mereka semua menjadi bedebah? Atau mereka semua seperti itu sejak awal? Apa mereka berpura-pura berbeda?” kata Ji Ah
“Kau berkencan, menikah, dan menceraikan pria yang sama. Dan kau mengencaninya lagi. Kau harus tahu jawabannya.” Ucap Min Jung
“Terkadang, dia baik. Terkadang tidak.” Kata Ji Ah. Min Jung mengeluh kalau seandai juga bisa kembali berkencan.
“Mengencani dua pria sekaligus sangat merepotkan.” Ucap Ji Ah. Hyun Joo mengingat Ji Ah bilang kebahagiaannya dua kali lipat.
“Dua kali rasa cemburu dan sakit kepala. Tapi seharusnya kamu orang terakhir yang ingin bir di siang hari. Ini fase paling romantis.” Ucap Ji An
“Hei, apa berkencan selalu romantis? Terkadang, pahit seperti alkohol.”keluh Min Jung
“Apa kalian bertengkar? Kenapa? Karena skandal pernikahannya?” tanya Young Eun.
“Tidak. Karena Do Gyum. Dia terganggu dengan Do Gyum.” Ucap Hyun Joo.
“Tentu saja. Kekasihmu pasti khawatir. Lagi pula, Do Gyum sudah lama menyukaimu.” Kata Min Jung. Ji Ah menganguk setuju.
“Tapi bukankah karena dia tidak memercayaiku? Sejujurnya, aku tidak marah karena artikel berita itu sebab aku memercayainya.”kata Hyun Joo
“Jadi, Apa kau juga ingin mengembalikan kehidupan kencanmu?” tanya in Jung
“Tidak. Tapi Do Gyum sudah seperti adikku sendiri. Aku tidak bisa memutuskan hubungan dengannya karena Pak Hwang.” Kata Hyun Joo
“Aku bisa memahami kau dan Pak Hwang. Tapi hanya ada satu solusi. Kau harus terus memastikan rasa sayangmu kepadanya, agar dia tidak khawatir. "Kamu satu-satunya pria yang kucintai." Aku terdengar bijaksana, padahal punya masalah sendiri.” Ucap Ji Ah
“Berkencan itu sulit, tapi pernikahan lebih sulit. Eun Yeong, untuk saat ini, hidupmu yang terbaik di antara kami.” Kata Min Jung
“Ya. Kamu pemenang sesungguhnya. Hei, jika mungkin, cobalah hindari hubungan dan pernikahan. Benar juga. Kamu bilang ingin punya anak. Haruskah kau memeriksa bank sperma?” ucap Ji Ah
Tiba-tiba Young Eun menangis. Semua bingung melihat temanya menangis.  Ji Ah mengaku tidak menggodanya tapi hanya ingin membantu. Young Eu menangis mengaku berhenti mengalami menstruasi. Semua kaget mendengarnya.
“Mungkin aku sudah di masa menopause. Aku tidak bisa punya anak.” Ucap Young Eun terus menangis. Hyun Joo pun memeluk untuk menenangkanya. 

Di "Rumah Sakit Jedam" Dokter pun bertanya apakah Ji Woo ingin ceritakan semuanya. Ji Woo mengaku mungkin merasa tidak nyaman karena kehidupan masa lalu mereka tapi ia sadar itu bisa merusak hubungannya saat ini.
“Apa bagian dari kehidupan lampaumu yang membuatmu khawatir, Pak Hwang?” tanya dokter 


Flash Back
Woo Young berlutut depan Min Ju mengaku Sejujurnya, sudah lama sejak... dan saat itu Jin Ho masuk dengan nafas terengah-engah dan baju yang basah serta kotor. Min Ju bingung melihat Jin Ho. Jin Ho memastikan keadaan Min Ju, Min Ju mengaku tak terluka parah.
“Apa yang kau lakukan, Jin Ho?”ucap Min Ju bingung. Jin Ho langsung mengendong Jin Ho karena harus segera mengobatinya. Woo Young pun bingung karena Min Ju dibawa pergi.
Min Ju dan Woo Young berjalan bersama masuk ke sebuah restoran. Seorang wanita duduk disamping Jin Ho berkomentar kalau Min Ju sudah melupakannya, seperti Jin Ho terkena hasutan temanya.

“Jika hubungan kami berakhir saat itu, sekeras apa pun aku berusaha menahannya, pada akhirnya, dia akan lepas dari tanganku.” Ucap Ji Woo

Hyun Joo duduk di sofa menatap ponselnya lalu mengingat ucapan Ji Ah.   “Kau harus terus memastikan rasa sayangmu kepadanya agar dia tidak khawatir. "Kamu satu-satunya pria yang kucintai."
Saat akan mengirimkan pesan terlihat nama "Yayasan Medis Sejong, Kim Sun Hee" menelpnya. 
Ji Woo berbicara pada dokter kalau tidak mau menipunya lagi jadi memutuskan untuk saling memberi tahu hal-hal terkecil Dan ingin menepati janji itu. Tapi Yang membuatnya khawatirkan adalah kebingungan yang akan dialami Hyun Joo.
“Saat dia tahu kenangan yang dia ingat dari terapi hipnosis berbeda dari kenyataan, bagaimana dia akan menerimanya?” kata Ji Woo khawatir.
“Apa Kau menyesalinya?” tanya Dokter. Ji Woo pikir Jika ajujur kepadanya sejak awal, maka tidak akan mengkhawatirkan ini.
“Namun, menggunakan hipnosis untuk memandu ingatannya menjadi kenangan lebih positif demi kebaikan Nona Seo juga, bukan?” kata Dokter
“Kurasa itu lebih seperti alasan. Aku takut dia akan membenciku. Ketiga hubungan kami berakhir dalam tragedi, dan semuanya karena aku.” Ucap Ji Woo khawatir.
“Kalau begitu, bagaimana jika kau memikirkannya lagi?” saran dokter. Ji Woo merasa tidak perlu menundanya lagi.




Hyun Joo datang menemui Nyonya Kim di cafe, saat itu Ji Woo menelp tapi tak diangkat. Nyonya Kim bertanya apakah Hyun Joo tidak menjawabnya. Hyun Joo memilih untuk tak mengangkatnya dan membahas Nyonya Kim bilang ada hal penting yang ingin dikatakan.
“Aku punya rencana dengan Pak Hwang nanti. Ada yang ingin kupastikan terlebih dahulu. Masa lalumu... Tidak, haruskah kukatakan kehidupan lampaumu?”ucap Nyonya Kim.

Ji Woo dirumah bingung karena Hyun Joo tak mengangkat telpny adan akhirnya mengirmkan pesan “Hyun Joo. Aku ingin minta maaf atas kejadian tadi. Ada yang ingin kukatakan kepadamu. Aku ingin bertemu denganmu.” 

“Begitukah kau mengingatnya? Apa Kalian berdua menikah dan mati bersama? Aku yakin itu bukan ingatanmu, tapi ucapan Pak Hwang kepadamu. Aku penasaran bagaimana dia bohong soal artikel pertunangan itu.” Ucap Nyonya Kim. Hyun Joo tak mengerti maksudnya.
“Seberapa besar kau memercayai Pak Hwang, Nona Seo? Kami sudah lama membahas soal pernikahan antara Pak Hwang dan Seo Yoon. Ibu Pak Hwang dan aku sudah menyetujui pernikahan itu, aku yakin kau tidak tahu.” Ucap Nyonya Kim
“Orang yang mengingat semua kejadian antara Jin Ho dan Min Ju dengan jelas, tidak lain adalah aku. Sayangnya, ingatanku adalah kebalikan dari ucapan Pak Hwang kepadamu.” Ucap Nyonya Kim. Hyun Joo tak mengerti maksudnya.
“Kurasa dia bahkan tidak pernah memberitahumu. Kau tidak penasaran siapa lagi yang tetap bersama Min Ju? Aku ingin bilang, tapi kau harus tanya Pak Hwang dahulu. Aku penasaran kebohongan apa yang akan dia katakan selanjutnya.” Ucap Nyonya Kim menyindir.
“Kenapa aku merasa kau yang berbohong kepadaku, bukan Pak Hwang?” kata Hyun Joo yang masih percaya dengan Ji Woo
“Menurutmu kenapa dia menyarankanmu untuk menjalani terapi hipnosis? Dia bahkan bertindak nekat sampai harus meminta dokter yang sudah lama dia kenal. Aku yakin kau tahu hipnosis bisa mengubah kondisi mental seseorang dan kenangan mereka” ucap Nyonya Kim
“Maafkan aku, tapi aku tidak punya waktu mendengarkan omong kosongmu. Kuharap kau segera keluar dari delusimu.” Ucap Hyun Joo lalu melangkah pergi 


Hyun Joo akhirnya membaca pesan dari Ji Woo "Hyun Joo. Aku ingin minta maaf atas kejadian tadi. Ada yang ingin kukatakan kepadamu. Aku ingin bertemu denganmu. Apa terjadi sesuatu? Aku khawatir. Aku akan menunggu. Tolong hubungi aku"
Ia mengingat ucapan Nyonya Kim “Seberapa besar kamu memercayai Pak Hwang, Nona Seo? Menurutmu kenapa dia menyarankanmu untuk menjalani terapi hipnosis?”
Saat dirumah sakit, Ji Woo bertanya Apa Maksudmu impian itu adalah kehidupan lampaumu?” Hyun Joo pikir Tidak ada hal seperti itu dan Menurutnya terlalu aneh untuk menyebutnya kebetulan. Ji Woo bertanya Apa selalu mimpi buruk?
“Ya... Seorang pria yang sepertinya suamiku akan mengkhianatiku dan pergi, atau kami akan bertengkar. Selalu seperti itu. Itu ada di mimpiku, tapi sulit untuk ditangani.” Ucap Hyun Joo
Saat setelah melakukan terapi. Ji Woo bertanya Bagaimana perasanya. Hyun Joo menjawab Jauh lebih baikdaripada dugaannya dan merasa sedikit bebas. Ji Woo pun mengucap syukur.
“Kami saling mencintai dan menyayangi seumur hidup kami. Kau segalanya bagiku.” Ucap Ji Woo saat dikampus. 



Ji Woo akhirnya membaca pesan dari Hyun Joo "Aku akan ke tempatmu sekarang, Aku akan tiba sekitar 30 menit lagi.” Ia pun langsung bergegas keluar dari rumah. Hyun Joo mengemudikan mobilnya, tiba-tiba ingatan masa lalunya datang.
Flash Back
Jin Ho yang membuang cincin diatas meja, Min Ju hanya bisa menangis dan langsung pergi.
Di rumah, Nyonya Kim melihat foto kenangan dengan Jin Ho dan langsung merobeknya. Ji Woo gugup menunggu didepan rumah, sementara Hyun Joo kembali melihat saat menaiki mobil dengan Do Gyum dan air mata yang terus mengalir.
Hyun Joo mencoba untuk konsentrasi tapi  didepanya sudah ada truk yang akan menyalakan klakson. Ia pun kaget dan membanting stir, Ji Woo yang menunggu panik mencoba menelpnya tapi tak diangkat.  Akhirnya Hyun Joo datang dengan mobilny dan langsung turun.
“Ada apa? Kau tidak angkat telepon. Aku khawatir.” Ucap Ji Woo marah
“Kenapa kau berbohong kepadaku?” tanya Hyun Joo. Ji Woo kaget mendengarnya.



"Epilog"
Hyun Joo yang kaget langsung membanting stir dan mobilnya berputar ke arah jalan yang kosong. Ia pun seperti mendengar suara di masa lalunya membahas tentang Jin Ho. Seorang wanita mendengar Jin Ho adalah mata-mata polisi.
“Tidak, kudengar dia kuliah di luar negeri dengan seorang gadis. Seseorang di kelasku bilang mereka melihat dia masuk ke mobil bersama gadis cantik.” Ucap seorang pria.
“Aku akan segera pergi ke Amerika. Aku meneleponmu untuk menemuimu sebelum pergi. Kupikir setidaknya aku harus berpamitan.” Ucap Ji Ho mengembalikan cincin pada Min Jun.
“Kita akan makan apa malam ini?” tanya Woo Young. Min Ju bertanya balikApa Ada yang ingin dimakan.
“Bagaimana dengan kalguksu dan pajeon? Kedengarannya enak. Bagaimana menurutmu?” kata Woo Young. Keduanya pun masuk ke dalam restoran.
Woo Young mengemudikan mobilnya, seperti ingin menghibur Min Ju, Tapi Min Ju seperti masih sangat sedih ditinggal Jin Ho. Saat itulah kecelakan terjadi.
Bersambung ke episode 23


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar