PS :
All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun Joo
terus berciuman sangat dalam, sampai akhirnya Do Gyum datang memanggi Hyun Joo
mengajak makan malam... dan terkejut karena keduanya sedang berciuman. Hyun Joo panik dan malu langsung mendorong Ji
Woo dan menyapa Do Gyum.
“Jika kau
belum makan, makanlah pasta dengan kami.” Ucap Ji Woo mencoba menutupi rasa
gugupnya.
“Tidak
apa-apa. Aku punya rencana. Aku hanya mampir untuk memberikan ini.” Kata Do
Gyum menaruh plastik di lantai. Hyun Joo bertanya Apa itu. Ji Woo yang marah
pun langsung berpergi. Hyun Joo tak enak
hati pun mengejar Ji Woo.
Hyun Joo
mengejar Do Gyum sampai ke lantai bawah, Do Gyum memberitahu kalau Itu tteokbokki
dari Kedai Camilan Moon, Kesukaan Hyun Joo. Hyun Joo tak percaya Do Gyum pergi
jauh-jauh ke Uijeongbu. Do Gyum membenarkan.
“Kau
selalu ingin makanan pedas saat suasana hatimu buruk, jadi, makanlah dan semoga
perasaanmu lebih baik.” Ucap Do Gyum
“Terima
kasih.” Kata Hyun Joo. Do Gyum pun menyuruh Hyun Joo agar masuk.
“Kau
harus makan tteokbokki sebelum pergi.” ucap Hyun Joo. Do Gyum mengaku sudah
makan. Hyun Joo pun berpesan agar Hati-hati di jalan. Didepan tangga, Hyun Joo
melihat sikap Hyun Joo seperti cemburu karena terlalu perhatian.
Seo Yoon
menunggu lama didepan rumah memanggil Do Gyum yang baru pulang dengan wajah
sendu. Do Gyum bingung Sedang apa di depan rumah. Seo Yoon mengaku menunggu
untuk bertemu dengan Do Gyum. Do Gyum bingung.
“Draf
platformnya sudah keluar. Kurasa akan bagus jika kau mereferensikannya.” Ucap
Seo Yoon.
“Kau bisa
saja mengirimkannya lewat surel.” Ucap Do Gyum. Seo Yoon mengak harus mengganti biaya hotelnya dengan
memberikan amplop.
“Tidak
apa-apa... Kau tidak perlu melakukan ini.” Ucap Do Gyum menolaknya.
“Apa Kau
mau ayam dan bir?” tanya Seo Yoon berani. Do Gyum binggung tiba-tiba Seo Yoon
mengajaknya.
“Aku
ingin tahu apa kamu mau makan ayam dan bir. Aku harus membalas kebaikanmu.”
Ucap Seo Yoon
“Aku merasa
kurang sehat hari ini, jadi, kita makan lain kali saja. Aku akan memanggilkan
taksi untukmu.” Ucap Do Gyum sengaja menghindar. Seo Yoon mencoba menghindar
tapi Do Gyum sudah lebih dulu
menghentikan taksi.
Seo Yoon
menaiki taksi membaca pesan yang masuk “Apa yang terjadi? Kau makan ayam dan
bir? Apa Kau sudah meluruskan kesalahpahaman? Apa Kau gagal bertemu dengannya?”
“Aku
bertemu dengannya, tapi kami berpisah dalam lima menit.Aku menunggu selama tiga
jam, tapi dia tidak pernah menanyakan berapa lama aku menunggu atau apakah aku
lapar. Ada rumor aku akan menikah dengan pria lain,tapi dia tidak peduli rumor
itu benar atau tidak. Ini artinya aku tidak punya kesempatan, bukan?” tulis Seo
Yoon sedih
"
Astaga.. Bagaimana ini?" komentar member dengan icon sedih
Seo Yoon
sampai didepan hotel dengan wajah sedih, manager Jung datang langsung
memberikan hormat. Seo Yoon terdiam lalu melihat mobil yang terparkir. Nyonya
Kim menurunkan jendela mobil dan menatap anaknya dengan tatapan dingin.
Di rumah,
Do Gyum terlihat sangat frustasi akhirnya minum sendirian menghabiskan tiga
botol soju. Ia pun akhirnya tertidur lelap diatas meja makan. Ji Woo baru
pulang melihat Do Gyum seperti tak peduli dan membiarkanya.
Tuan Kim
berdiri didepan teman les dengan Jin Hwan memberitahu akan pergi ke Pulau Jeju pekan
depan dengan Jin Ah selama dua hari dan meminta mengingatnya. Ji Hwan mengerti
karena ia juga akan pergi dan ingin tahu pendapat Tuan Kim.
“Kau
harus menyerah. Aku sudah memesan tiket pesawat.” Kata Tuan Kim
“Aku
sudah memesan tiket pesawat dan hotel kami.” Balas Ji Hwan. Tuan Kim kesal
langsung mengumpat marah.
“Kenapa
kau bepergian dengan istri orang lain?” ucap Tuan Kim mencengram baju Ji Hwan
“Kenapa
dia istrimu? Dia pacarku.” Ucap Ji Hwan tak terima. Tuan Kim mengaku Jin Ah istrinya.
“Kalian
sudah bercerai!” teriak Ji Hwan. Tuan Kim makin marah merasa Ji Hwan memang
ingin dipukul.
“Kau
dengar suara itu?” tanya Tuan Kim. Ji Hwan bertanya Suara apa. Tuan Kim
menjawab Suara kepalanya pecah dan langsung memberikan pukulan.
Keduanyapun
saling memiting, Saat itu Ji Ah keluar dengarn seorang pria sambil berkata Jika
punya waktu, mereka harus pergi akhir pekan depan. Ji Hwan dan Tuan Kim
berteriak marah melihatnya. Ji Ah bingung melihat keduanya ada didepan tempat
lesnya.
“Jin Ah
sibuk akhir pekan itu.” Ucap Ji Hwan. Tuan Kim mengaku Ji Hwan akan pergi ke Pulau Jeju bersamanya.
“Dia juga
pergi bersamanya.” Kata Ji Hwan menunjuk ke arah Tuan Kim. Si pria terlihat
bingung dan memilih pamit pergi.
“Apa Kau
berhubungan singkat dengannya?” tanya Tuan Kim. Ji Hwan merengek kalau Ji Ahn tidak
boleh mengencani pria lain.
“Benar-benar
tidak boleh. Nomor empat tidak beruntung. Tidak mungkin.” Ucap Tuan Kim
merangkul tangan Ji Ah.
“Apa
maksudmu? Para guru di akademiku ingin mendaki akhir pekan depan, jadi, dia bertanya
apa aku ada waktu luang.” Ucap Ji Ah
“Lalu
kenapa dia memandangmu dengan sangat manis?” ucap Ji Hwan. Ji Ah mengeluh tak
seperti itu dan meminta agar bisa melepaskan tanganya.
“Aku
membatalkan rencana makan siang kita.” Kata Ji Ah dan bergegas pergi. Keduanya
pun mengejar Ji Ah tak mau kehilanganya. Ji Hwan merasa Ji Ah sangat ekstrem.
Young Eun
kaget kalau ia terkena Menopause padahal Usianya baru 34 tahun. Dokter
menjelaskan Zaman sekarang, ada lebih banyak kasus wanita yang mulai menopause pada
usia 30-an karena lingkungan atau stres yang tinggi.
“Lantas,
bagaimana nasibku? Apa Itu artinya aku tidak bisa hamil? Apa aku tidak akan
bisa punya anak?” tanya Young Eun panik
“Kadar
FSH-mu 14. Ini tidak serius. Untungnya, indikator cadangan ovariummu juga
tinggi, jadi, jika kau menjalani perawatan, itu akan membaik.” Ucap Dokter.
Young Eun makin panik.
“Kau
belum menikah, jadi, kuharap kau tidak menyerah.
“Aku akan
meminta seseorang menjelaskan terapi hormon hari ini. Kau bisa memutuskan pengobatan
setelah berkonsultasi.” Ucap Dokter. Young Eun terlihat masih sangat shock.
Hyun Joo
datang ke rumah melihat Ji Woo ada dirumah padahal bilang akan pergi ke rumah
sakit hari ini. Ji Woo mengaku mendenagr Hyun Joo ada rapat hari ini, jadi
sengaja mengubah waktunya dan harus
memberikan kudapan.
“Aku akan
naik sekarang.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun melihat Hyun Joo yang naik ke kamar
Ji Woo.
“Do Gyum.
Aku di sini... Ada apa denganmu? Do Gyum. Apa Kau sakit?” tanya Hyun Joo panik
melihat Do Gyum yang gementar di tempat tidur.
“Aku
baik-baik saja. Aku hanya terserang flu.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo memeriksa dahi
Do Gyum
“Kau
tidak baik-baik saja. Kau demam tinggi. Apa Kau sudah ke rumah sakit?” tanya
Hyun Joo panik
“Tidak
seburuk itu.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo melihat Do Gyum yang berkeringat banyak.
“Apa Kau
juga batuk?” tanya Hyun Joo. Ji Woo mengelengkan kepala. Hyun Joo pikir tidak
bisa membiarkan Ji Woo tetap seperti ini.
“Aku akan
pergi membeli bubur dan obat. Tunggu di sini.” Ucap Hyun Joo bergegas keluar
dari kamar.
Ji Woo
yang sedang membawa makanan melihat Hyun Joo terlihat panik bertanya Apa ada
masalah. Hyun Joo memberitahu kalau Do Gyum sedang sakit parah dan akan pergi
membeli obat. Ji Woo pun seperti cemburu karena Hyun Joo yang sangat khawatir.
Manager
Jung memberikan berkas rekaman hipnoterapi Nona Seo. Nyonya Kim pun akhirnya
menonton saat Hyun Joo sedang di dokter
“Aku
memohon kepadanya. "Jin Ho, aku akan melupakan semuanya. Mari mulai dari
awal." Ucap Hyun Joo. Dokter bertanya Apa katanya?
“Dia
tidak mengatakan apa pun. Dia pergi karena kecewa.” Ucap Hyun Joo
“Baiklah.
Berhenti di depan pintu... Berputar. Suamimu perlahan mendatangimu dan memegang
tanganmu. Jin Ho... Dia ragu karena merasa bersalah sudah meninggalkanmu
sendirian tanpa bicara denganmu.” Ucap Dokter
“Ya. Dia
memelukku. Dia memintaku untuk menikahinya.” Ucap Hyun Joo.
Hyun Joo
selesai menyuapi Do Gyum yang sudah makan banyak jadi harus minum obat
sekarang. Do Gyum pun langsung minum obat. Hyun Joo memeriksa dahi Do Gyum
berharap demamnya cepat hilang. Do Gyum pun mengucapkan Terima kasih.
“Tidak
perlu berterima kasih. Kau sakit. Aku harus menjagamu dengan baik. Tapi ada apa
dengan semua kotak ini?” ucap Hyun Joo bingung
“Aku
menemukan studio baru.” Kata Do Gyum. Hyun Joo kaget dan bertanya kapan. Diam-diam Ji Woo melihat dari celah pintu.
“Aku
menandatangani sewanya kemarin.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo mengeluh karena Do Gyum
tidak memberitahunya.
“Kau
sibuk, itu alasannya.” Ucap Do Gyum.
Hyun Joo mengerti, Do Gyum pun bertanya paakah Hyun Joo kecewa. Hyun Joo
membenarkan.
“Tapi kau
tetap akan membantuku saat aku pindah, kan?” tanya Do Gyum. Hyun Joo mengaku tak tahu dan akan
memikirkanya
“Ayolah. Aku
akan pindah ke studio baru. Bukankah seharusnya kau datang dan melihat
tempatnya?” keluh Do Gyum
“Obatnya
akan membuatmu mengantuk. Kau tidur saja hari ini. Mari kita rapat setelah kau
merasa lebih baik.” Ucap Hyun Joo menarik selimut. Do Gyum menganguk mengerti.
“Hyun
Joo... Apa Kau akan pergi sekarang?” tanya Do Gyum menarik tangan Hyun Joo. Ji
Woo melihatnya wajahnya langsung terlihat cemburu.
“Tidak...
Aku akan tetap di sini sampai kau tertidur. Jangan cemas. Tutup matamu agar kau bisa tidur.” Ucap Hyun
Jo denga memberikan mantra kalau Do Gyum
akan tertidur.
Ji Woo
terdiam melihat kedekatan Hyun Joo dan Do Gyum lalu menginta ucapan Nyonya Kim
“Kurasa orang yang akhirnya bersama Nona Seo adalah Park Do Gyum.” Hyun Joo
akhirnya keluar kamar Do Gyum melihat Ji Woo berdiri didepan tangga.
“Apa Pak
Park sudah merasa lebih baik?” tanya Ji Woo. Hyun Joo memberitahu Do Gyum tidur
setelah minum obat.
“Aku akan
memeriksanya di malam hari. Jika masih berlanjut, aku akan membawanya ke rumah
sakit besok.” Ucap Hyun Joo
“Nona
Seo... Haruskah kau bertindak sejauh itu untuk membantunya? Jika dia sakit,maka
dia bisa ke rumah sakit sendiri.” Ucap Ji Woo dengan nada cemburu.
“Dia
sudah seperti adikku.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun bertanyaLantas, beginikah cara
Hyun Joo memperlakukan Pak Park setiap
kali dia sakit nantinya?
“Hanya
karena kita berpacaran, bukan berarti hubunganku dengannya harus berubah.” Kata
Hyun Joo mencoba menjelaskan
“Bagaimana
jika itu yang kuinginkan? Aku ingin dia bekerja dengan produser webtoon lain.
Jangan kau.” Kata Ji Woo.
“Kenapa
aku harus melakukan itu?” tanya Hyun Joo. Ji Woo mengaku terganggu dan tidak
suka saat bersamanya.
“Tidak
ada alasan bagimu terganggu kecuali tidak memercayaiku.” Balas Hyun Joo.
“Bukannya
aku tidak memercayaimu.” Kata Ji Woo. Hyun Joo pikir Jika Hyun Joo
memercayainya maka tak ada masalah.
“Aku akan
terus bekerja sebagai produsernya. Ini pekerjaanku. Aku tidak mau perasaan pribadimu
memengaruhi pekerjaanku.” Ucap Hyun Joo
“Bagiku,
kau orang paling penting. Kurasa tidak begitu bagimu.”kata Ji Woo. Hyun Joo
mengaku bukan seperti itu maksudnya. .
“Jika kau
memintaku memutuskan hubungan dengan seseorang,maka aku akan melakukannya
bahkan tanpa berpikir. Siapa pun orang itu.” Kata Ji Woo.
“Kita
harus berhenti bicara hari ini. Mari bicara nanti.” ucap Hyun Joo lalu
melangkah pergi.
Ji Ah dan
Min Jung berada didepan kulkas kaleng bir, Ji Ah pikir harus Pindahkan semuanya
kemari dan bersihkan tempat ini. Min Jung pikir mereka melakukan ini di pagi
hari. Hyun Joo datang bertanya apa yang dilakukan dua temanya.
“Aku
mengalami pagi yang buruk. Aku akan minum sampai mati.” Ucap Min Jung.
“Aku akan
ikut denganmu. Masukkan semuanya.” Kata Hyun Joo. Saat itu Young Eun datang
dengan mengangkat tanganya. Ketiganya kaget.
Mereka
pun minum bersama dan terlihat bahagia.
Hyun Joo ingin tahu apa yang terjadi. Min Jung meminta agar bisa membatalkan
pernikahanya karena Orang bilang suami tidak pernah memihak istri dan
menurutnya suaminya itu lebih buruk dari orang asing.
“Kubilang
kita harus membagi tugas karena aku juga bekerja. Saat aku mengatakan itu
padanya, dia sangat kesal.” Ucap Min Jung marah
“Saat
pria normal menikah, apa mereka semua menjadi bedebah? Atau mereka semua
seperti itu sejak awal? Apa mereka berpura-pura berbeda?” kata Ji Ah
“Kau
berkencan, menikah, dan menceraikan pria yang sama. Dan kau mengencaninya lagi.
Kau harus tahu jawabannya.” Ucap Min Jung
“Terkadang,
dia baik. Terkadang tidak.” Kata Ji Ah. Min Jung mengeluh kalau seandai juga
bisa kembali berkencan.
“Mengencani
dua pria sekaligus sangat merepotkan.” Ucap Ji Ah. Hyun Joo mengingat Ji Ah
bilang kebahagiaannya dua kali lipat.
“Dua kali
rasa cemburu dan sakit kepala. Tapi seharusnya kamu orang terakhir yang ingin
bir di siang hari. Ini fase paling romantis.” Ucap Ji An
“Hei, apa
berkencan selalu romantis? Terkadang, pahit seperti alkohol.”keluh Min Jung
“Apa
kalian bertengkar? Kenapa? Karena skandal pernikahannya?” tanya Young Eun.
“Tidak. Karena
Do Gyum. Dia terganggu dengan Do Gyum.” Ucap Hyun Joo.
“Tentu saja.
Kekasihmu pasti khawatir. Lagi pula, Do Gyum sudah lama menyukaimu.” Kata Min
Jung. Ji Ah menganguk setuju.
“Tapi
bukankah karena dia tidak memercayaiku? Sejujurnya, aku tidak marah karena
artikel berita itu sebab aku memercayainya.”kata Hyun Joo
“Jadi, Apa
kau juga ingin mengembalikan kehidupan kencanmu?” tanya in Jung
“Tidak.
Tapi Do Gyum sudah seperti adikku sendiri. Aku tidak bisa memutuskan hubungan
dengannya karena Pak Hwang.” Kata Hyun Joo
“Aku bisa
memahami kau dan Pak Hwang. Tapi hanya ada satu solusi. Kau harus terus
memastikan rasa sayangmu kepadanya, agar dia tidak khawatir. "Kamu satu-satunya
pria yang kucintai." Aku terdengar bijaksana, padahal punya masalah
sendiri.” Ucap Ji Ah
“Berkencan
itu sulit, tapi pernikahan lebih sulit. Eun Yeong, untuk saat ini, hidupmu yang
terbaik di antara kami.” Kata Min Jung
“Ya. Kamu
pemenang sesungguhnya. Hei, jika mungkin, cobalah hindari hubungan dan
pernikahan. Benar juga. Kamu bilang ingin punya anak. Haruskah kau memeriksa
bank sperma?” ucap Ji Ah
Tiba-tiba
Young Eun menangis. Semua bingung melihat temanya menangis. Ji Ah mengaku tidak menggodanya tapi hanya
ingin membantu. Young Eu menangis mengaku berhenti mengalami menstruasi. Semua
kaget mendengarnya.
“Mungkin
aku sudah di masa menopause. Aku tidak bisa punya anak.” Ucap Young Eun terus
menangis. Hyun Joo pun memeluk untuk menenangkanya.
Di
"Rumah Sakit Jedam" Dokter pun bertanya apakah Ji Woo ingin ceritakan
semuanya. Ji Woo mengaku mungkin merasa tidak nyaman karena kehidupan masa lalu
mereka tapi ia sadar itu bisa merusak hubungannya saat ini.
“Apa
bagian dari kehidupan lampaumu yang membuatmu khawatir, Pak Hwang?” tanya
dokter
Flash Back
Woo Young
berlutut depan Min Ju mengaku Sejujurnya, sudah lama sejak... dan saat itu Jin
Ho masuk dengan nafas terengah-engah dan baju yang basah serta kotor. Min Ju
bingung melihat Jin Ho. Jin Ho memastikan keadaan Min Ju, Min Ju mengaku tak terluka
parah.
“Apa yang
kau lakukan, Jin Ho?”ucap Min Ju bingung. Jin Ho langsung mengendong Jin Ho
karena harus segera mengobatinya. Woo Young pun bingung karena Min Ju dibawa
pergi.
Min Ju
dan Woo Young berjalan bersama masuk ke sebuah restoran. Seorang wanita duduk
disamping Jin Ho berkomentar kalau Min Ju sudah melupakannya, seperti Jin Ho
terkena hasutan temanya.
“Jika hubungan
kami berakhir saat itu, sekeras apa pun aku berusaha menahannya, pada akhirnya,
dia akan lepas dari tanganku.” Ucap Ji Woo
Hyun Joo duduk
di sofa menatap ponselnya lalu mengingat ucapan Ji Ah. “Kau
harus terus memastikan rasa sayangmu kepadanya agar dia tidak khawatir. "Kamu
satu-satunya pria yang kucintai."
Saat akan
mengirimkan pesan terlihat nama "Yayasan Medis Sejong, Kim Sun Hee"
menelpnya.
Ji Woo
berbicara pada dokter kalau tidak mau menipunya lagi jadi memutuskan untuk
saling memberi tahu hal-hal terkecil Dan ingin menepati janji itu. Tapi Yang
membuatnya khawatirkan adalah kebingungan yang akan dialami Hyun Joo.
“Saat dia
tahu kenangan yang dia ingat dari terapi hipnosis berbeda dari kenyataan,
bagaimana dia akan menerimanya?” kata Ji Woo khawatir.
“Apa Kau
menyesalinya?” tanya Dokter. Ji Woo pikir Jika ajujur kepadanya sejak awal,
maka tidak akan mengkhawatirkan ini.
“Namun,
menggunakan hipnosis untuk memandu ingatannya menjadi kenangan lebih positif demi
kebaikan Nona Seo juga, bukan?” kata Dokter
“Kurasa
itu lebih seperti alasan. Aku takut dia akan membenciku. Ketiga hubungan kami
berakhir dalam tragedi, dan semuanya karena aku.” Ucap Ji Woo khawatir.
“Kalau
begitu, bagaimana jika kau memikirkannya lagi?” saran dokter. Ji Woo merasa tidak
perlu menundanya lagi.
Hyun Joo
datang menemui Nyonya Kim di cafe, saat itu Ji Woo menelp tapi tak diangkat.
Nyonya Kim bertanya apakah Hyun Joo tidak menjawabnya. Hyun Joo memilih untuk
tak mengangkatnya dan membahas Nyonya Kim bilang ada hal penting yang ingin
dikatakan.
“Aku
punya rencana dengan Pak Hwang nanti. Ada yang ingin kupastikan terlebih
dahulu. Masa lalumu... Tidak, haruskah kukatakan kehidupan lampaumu?”ucap
Nyonya Kim.
Ji Woo dirumah
bingung karena Hyun Joo tak mengangkat telpny adan akhirnya mengirmkan pesan “Hyun
Joo. Aku ingin minta maaf atas kejadian tadi. Ada yang ingin kukatakan
kepadamu. Aku ingin bertemu denganmu.”
“Begitukah
kau mengingatnya? Apa Kalian berdua menikah dan mati bersama? Aku yakin itu
bukan ingatanmu, tapi ucapan Pak Hwang kepadamu. Aku penasaran bagaimana dia
bohong soal artikel pertunangan itu.” Ucap Nyonya Kim. Hyun Joo tak mengerti
maksudnya.
“Seberapa
besar kau memercayai Pak Hwang, Nona Seo? Kami sudah lama membahas soal
pernikahan antara Pak Hwang dan Seo Yoon. Ibu Pak Hwang dan aku sudah
menyetujui pernikahan itu, aku yakin kau tidak tahu.” Ucap Nyonya Kim
“Orang
yang mengingat semua kejadian antara Jin Ho dan Min Ju dengan jelas, tidak lain
adalah aku. Sayangnya, ingatanku adalah kebalikan dari ucapan Pak Hwang
kepadamu.” Ucap Nyonya Kim. Hyun Joo tak mengerti maksudnya.
“Kurasa
dia bahkan tidak pernah memberitahumu. Kau tidak penasaran siapa lagi yang
tetap bersama Min Ju? Aku ingin bilang, tapi kau harus tanya Pak Hwang dahulu.
Aku penasaran kebohongan apa yang akan dia katakan selanjutnya.” Ucap Nyonya
Kim menyindir.
“Kenapa
aku merasa kau yang berbohong kepadaku, bukan Pak Hwang?” kata Hyun Joo yang
masih percaya dengan Ji Woo
“Menurutmu
kenapa dia menyarankanmu untuk menjalani terapi hipnosis? Dia bahkan bertindak
nekat sampai harus meminta dokter yang sudah lama dia kenal. Aku yakin kau tahu
hipnosis bisa mengubah kondisi mental seseorang dan kenangan mereka” ucap
Nyonya Kim
“Maafkan
aku, tapi aku tidak punya waktu mendengarkan omong kosongmu. Kuharap kau segera
keluar dari delusimu.” Ucap Hyun Joo lalu melangkah pergi
Hyun Joo
akhirnya membaca pesan dari Ji Woo "Hyun Joo. Aku ingin minta maaf atas kejadian tadi. Ada
yang ingin kukatakan kepadamu. Aku ingin bertemu denganmu. Apa terjadi sesuatu?
Aku khawatir. Aku akan menunggu. Tolong hubungi aku"
Ia mengingat
ucapan Nyonya Kim “Seberapa besar kamu memercayai Pak Hwang, Nona Seo? Menurutmu
kenapa dia menyarankanmu untuk menjalani terapi hipnosis?”
Saat dirumah
sakit, Ji Woo bertanya Apa Maksudmu impian itu adalah kehidupan lampaumu?” Hyun
Joo pikir Tidak ada hal seperti itu dan Menurutnya terlalu aneh untuk
menyebutnya kebetulan. Ji Woo bertanya Apa selalu mimpi buruk?
“Ya... Seorang
pria yang sepertinya suamiku akan mengkhianatiku dan pergi, atau kami akan bertengkar.
Selalu seperti itu. Itu ada di mimpiku, tapi sulit untuk ditangani.” Ucap Hyun
Joo
Saat setelah
melakukan terapi. Ji Woo bertanya Bagaimana perasanya. Hyun Joo menjawab Jauh
lebih baikdaripada dugaannya dan merasa sedikit bebas. Ji Woo pun mengucap
syukur.
“Kami saling
mencintai dan menyayangi seumur hidup kami. Kau segalanya bagiku.” Ucap Ji Woo
saat dikampus.
Ji Woo
akhirnya membaca pesan dari Hyun Joo "Aku akan ke tempatmu sekarang, Aku
akan tiba sekitar 30 menit lagi.” Ia pun langsung bergegas keluar dari rumah.
Hyun Joo mengemudikan mobilnya, tiba-tiba ingatan masa lalunya datang.
Flash Back
Jin Ho
yang membuang cincin diatas meja, Min Ju hanya bisa menangis dan langsung
pergi.
Di rumah,
Nyonya Kim melihat foto kenangan dengan Jin Ho dan langsung merobeknya. Ji Woo
gugup menunggu didepan rumah, sementara Hyun Joo kembali melihat saat menaiki
mobil dengan Do Gyum dan air mata yang terus mengalir.
Hyun Joo
mencoba untuk konsentrasi tapi didepanya
sudah ada truk yang akan menyalakan klakson. Ia pun kaget dan membanting stir,
Ji Woo yang menunggu panik mencoba menelpnya tapi tak diangkat. Akhirnya Hyun Joo datang dengan mobilny dan
langsung turun.
“Ada apa?
Kau tidak angkat telepon. Aku khawatir.” Ucap Ji Woo marah
“Kenapa
kau berbohong kepadaku?” tanya Hyun Joo. Ji Woo kaget mendengarnya.
"Epilog"
Hyun Joo yang
kaget langsung membanting stir dan mobilnya berputar ke arah jalan yang kosong.
Ia pun seperti mendengar suara di masa lalunya membahas tentang Jin Ho. Seorang
wanita mendengar Jin Ho adalah mata-mata polisi.
“Tidak,
kudengar dia kuliah di luar negeri dengan seorang gadis. Seseorang di kelasku
bilang mereka melihat dia masuk ke mobil bersama gadis cantik.” Ucap seorang
pria.
“Aku akan
segera pergi ke Amerika. Aku meneleponmu untuk menemuimu sebelum pergi. Kupikir
setidaknya aku harus berpamitan.” Ucap Ji Ho mengembalikan cincin pada Min Jun.
“Kita
akan makan apa malam ini?” tanya Woo Young. Min Ju bertanya balikApa Ada yang
ingin dimakan.
“Bagaimana
dengan kalguksu dan pajeon? Kedengarannya enak. Bagaimana menurutmu?” kata Woo
Young. Keduanya pun masuk ke dalam restoran.
Woo Young
mengemudikan mobilnya, seperti ingin menghibur Min Ju, Tapi Min Ju seperti
masih sangat sedih ditinggal Jin Ho. Saat itulah kecelakan terjadi.
Bersambung
ke episode 23
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar