PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Jung dan Tuan Seo terlihat gugup di lobby. Nyonya Jung bertanya Bagaimana dengan sisa uangnya. Tuan Seo pikir
bisa tunjukkan pada mereka bahwa bisa membayarnya. Hyun Joo baru keluar kantor
kaget melihat orang tuanya ada didepan kantor.
“Kenapa
kalian kemari?” tanya Hyun Joo. Nyonya
Jun mengatakan punya sesuatu untuk anaknya.
“Kalian
sudah lama menunggu? Seharusnya telepon aku.” Ucap Hyun Jo tak enak. Tuan Jung
mengaku baru sampai. Nyonya Jung memberikan buku tabungan. Hyun Joo binung Apa
ini.
“Buku
tabungan kami dan dana darurat ayahmu. Jika perusahaan ingin menuntutmu atas
penggelapan dana, berikan ini kepada mereka dahulu. Dan sisanya...” ucap Nyonya
Jung
“Tiga
puluh enam bulan? Bisakah kita memohon dan bilang akan membayar mereka dalam 36
bulan?” kata Tuan Seo
“Aku
tidak akan dituntut. Pelaku sebenarnya sudah tertangkap.” Ucap Hyun Joo.
Keduanya kaget mendengarnya.
“Tentu
saja...Omong-omong, aku ada janji. Aku akan pergi lebih dahulu.” Kata Hyun Joo.
Keduanya pun menganguk mengerti.
Nyonya
Jung memanggil anaknya meminta agar kembalikan buku tabungannya. Hyun Joo
tersadar akhirnya mengembalikan buku tabungan. Nyonya Jung mengaku lega sekali
karena Mulai hari ini bisa tidur tanpa khawatir.
“Benar. Aku
tidak bisa tidur semalaman” ucap Tuan Seo dan menarik buku tabungan dari tangan
istrinya. Nyonya Jung tak mau melepaskanya, Akhirnya keduanya saling
kejar-kejaran di lobby seperti anak kecil.
Min Jung
bertanya dengan Eun Yeong bertanya apakah mau kencan buta. Karena akan meminta
suaminya jika ada pria baik di kantor. Eun Young pikir mereka bisa melihat saja
nanti. Min Jung pikir kenapa tidak
melakukanya karena Eun Young harus menikah agar bisa segera punya anak.
“Impianmu
saat masih muda adalah.membentuk orkestra dengan keluargamu.” Ucap Min Jung
“Benar.
Tapi aku tidak yakin jika aku ingin menikah atau ingin punya anak.” Kata Eun
Young. Min Jung pun bertanya apa rencanya.
“Doktermu
bilang dia tidak yakin kamu sudah kembali normal. Aku akan memikirkan rencana.”
Ucap Eun Young. Min Jung menganguk mengerti.
“Omong-omong,
apa Pak Hwang sungguh akan ke Amerika? Bagaimana dengan Hyun Joo?” tanya Eun
Young
“Aku
tidak bisa bertanya. Dia tampak sangat sedih.” Ucap Min Jung juga ikut sedih
“Tapi
tidakkah menurutmu dia akan tetap di sini jika Hyun Joo memintanya tinggal?”
ucap Eun Young.Min Jung membenarkan.
Di
rumah, Hyun Joo menunggu didepan jendela
seperti berharap Jin Woo segera datang. Jin Woo sudah sampai rumah tapi ragu
untuk turun dari mobilnya. Hyun Joo mendengar suara mobil dan berpikir kalau
Jin Woo pergi lalu bergegas keluar rumah.
Tapi saat
membuka pintu Jin Woo berdiri didepan pintu. Akhirnya Keduanya duduk bersama
dimeja makan, dalam diam. Hyun Joo mengaku Kebenaran yang ingin Ji Woo katakan
kepadnya.
“Kurasa
aku tahu kenapa kau ingin bertemu di kafe tempat pertemuan terakhir kita.” Ucap
Hyun Joo
**
Flash Back
Jin Ho
mengatakan Sejujurnya, mengencani wanita
yang tertarik dengan protes membuatnya merasa tidak nyaman dan Itu sebabnya
pergi. Ia jika Jin Ho tetap bersama Min Ju, juga akan menghancurkan hidupnya
lalu membuang cincinya.
Tapi
setelah Min Ju pergi Jin Ho mencoba berjalan dan terjatuh, seorang pelayan
datang membawakan kursi roda. Jin Ho mengambil cincin di lantai sambil
menangis. Pelayan menanyakan keadaanya, Jin Ho menepis tangan pelaya dan
kembali menangis.
“Kurasa
aku selalu menyesalinya.Aku menikahimu, jadi, aku ingin membuatmu bahagia selamanya.
Tapi akhirnya kita selalu berpisah. Bahkan sekarang, aku menyesalinya. Jika aku
ingat kehidupan masa laluku di kehidupan berikutnya, aku tidak akan mencarimu.”
Ucap Jin Ho
“Kuharap
kau tidak terlalu fokus pada cerita yang kau baca.”ucap Jin Woo menaruh catatan
dari dokter diatas meja.
“Kurasa
itu mustahil. Aku juga menyesalinya. Aku menyesali semuanya. Mengatakan kehidupan
sebelumnya tidak penting dan tidak mendengarkan ceritamu. Aku hanya memikirkan
diriku sendiri selama ini. Maafkan aku.” Kata Hyun Joo
“Tidak.
Ini semua salahku. Aku menyembunyikan kebenarannya dan tidak jujur kepadamu.”
Ucap Jin Hoo
“Lalu,
bagaimana dengan saat kau bilang sudah lelah dan kau ingin mengakhiri semuanya?
Kau tidak serius, bukan? Kau berbohong demi aku seperti di kehidupan masa
lampau.” Ucap Hyun Joo
Do Gyum
berjalan sendiri, mengingat saat mengajak Hyun Joo mau makan malam bersama.
Hyun Joo pikir Tidak malam ini karena mungkin bisa bertemu dengan Pak Hwang.
Akhirnya Do Gyum melampiaskan amarahnya dengan memukul bola baseball.
“Tapi
kamu tidak perlu menemuinya sekarang.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo pikir harus
bicara dengannya.
“Apa dia
akan datang?” tanya Do Gyum. Hyun Joo mngaku belum yakin.
Kotak
musik ada diatas meja, Jin Woo bertanya apakah Hyun Joo ingat ucapanya sebelumnya, Begitu sadar dari
koma saat masih kecil, memutuskan untuk tidak menikah di kehidupan ini. Ia
pikir Ketiga hubungan mereka bertakdir buruk, cukup buruk bagi Hyun Joo sampai
memutuskan begitu.
“Aku
ingin berhenti sekarang. Aku juga ingin meninggalkan kehidupan masa lampauku.
Itu yang kuinginkan. Aku akan mengambil kotak musiknya.” Ucap Jin Woo
“Kau yang
memberikannya. Kenapa diambil lagi usai diberikan?” ucap Hyun Joo
“Entah
aku memikirkanmu atau kehidupan masa lampauku karena kotak musiknya, itu
urusanku.” Kata Jin Woo
Hyun Joo
meminta agar mengembalikanya. Keduanya saling tarik menarik dan akhirnya kotak
musiknya malah jatuh berantakan. Hyun
Joo merasa tak enak hati memecahkanya. Jin Woo pun keluar rumah seperti menahan
amarahnya.
Di
kantor, Tuan Kim sibuk berlatih bahasa inggris. Mi Ok mengeluh agar bisa
berhenti. Ia merasa Tuan Kim berPikir dengan mengingat beberapa kalimat akan menjadikannya pembicara
yang lebih baik daripada anak tiga tahun.
“Kau
bilang Anak tiga tahun? Hei, ini kelas lanjutan. "Hei. Kamu juga bisa
bahasa Inggris." Kuhabiskan 100 dolar berhargaku untuk mendaftar layanan
ini. Jangan khawatir, Mi Ok.” Ucap Tuan Koo
“Apa Bisa
tukar tempat duduk denganku?” tanya Mi Ok pada Eun Jae. Eun Jae menolaknya
sambil pergi ke tempat Min Jung
“Ini
jadwal rapat pekan ini. Bisa masukkan ke dalam berkas Excel?” kata Eun Jae pada
Min Jung. Min Jung menganguk mengerti.
“Astaga,
apa yang kamu lakukan?” kata Eun Jae melihat dilayar komputer Min Jung membuat "Proposal
Pemasaran dan Promosi untuk Webtun Sunwoo 2020".
“Aku
tidak tahu kau tertarik dengan pemasaran.” Komentar Eun Jae. Min Jung mengaku Ini
bukan pemasaran dengan cara tradisional.
“Aku ingin
memakai akun media sosialku dan mempromosikan beberapa webtoon.” Kata Min Jung.
Eun Jae pun memberikan semangat agar bisa berhasil.
Hyun Joo
datang ke kantor Tuan Kim pun menyapa Hyun Joo dengan bahasa inggris dan
mengaku berlangganan kelas daring lalu
menawarkan Hyun Joo untuk membagi Idnya.
Hyun Joo pikir sudah membahas itu lalu bertanya Kenapa Tuan Kim tiba-tiba
mengikuti kelas bahasa Inggris?
“Dia
membuat keributan karena akan mengikuti Pak Hwang ke Amerika saat dia
dipindahkan.” Kata Eun Jae. Tuan Kim mengeluh agar tak membahasnya.
“Aku
sungguh ingin Pak Kim pergi. Tapi saat aku meminta bantuan personalia, dewan
direktur tidak menyetujui pengunduran dirinya. Tolong katakan kau akan pergi
meski hanya kau.” Kata Min Ok mengejek
“Apa Hanya
aku? Mana mungkin. Aku mendengarnya dari sekretarisnya. Penerbangannya
dijadwalkan berangkat malam ini. Malam ini.” Kata Tuan Kim
Mereka
pun kaget kalau akan secepat itu. Hyun Joo mencoba menahan rasa sedihnya dengan
memberitahu kalau mereka mulai rapat kita 30 menit lagi. Semua mengangguk
mengerti, Hyun Joo pun meminta agar mereka segera Kembali bekerja.
Hyun Joo
masuk ruangan dengan wajah sedih. Di rumah, Jin Woo melihat ruangan yang sudah
ditutup kain. Ia pun menelp Sek Nam kalau sudah siap. Sek Nam mengatakanakan
menjemput pukul 18.00. Sek Nam mengerti. Jin Woo mengingat masa lalunya.
Flash Back
“Bukankah
kamu bilang akan tetap di sisiku dan
melindungiku? Mari mulai dari awal. Kumohon?”kata Min Ju memohon tapi Jin Ho
tak peduli membuang cincinya.
“Kau
tidak serius, bukan? Kau berbohong demi aku seperti di kehidupan masa lampau.”
Kata Hyun Joo saat kemarin bertemu.
“Aku
ingin berhenti sekarang. Aku juga ingin meninggalkan kehidupan masa lampauku.
Itu yang kuinginkan.” Ucap Jin Woo dan Seperti Jin Woo merasa sesak mengingat
semua masa lalunya.
Hyun Joo
terlihat sedang galau pergi ke restoran memesan semangkuk udon dan sebotol
soju. Jin Woo merasakan nafasnya sesak dan membuka semua barang dikopernya lalu
menemukan barang yang diberikan Hyun Joo, saat itu juga ia mulai merasakan
tenang.
Ia
mencoba menelp Sekretaris Nam. Sek Nam panik mendengar suara Jin Woo bertanya
apa baik-baik saja. Jin Woo mengaku punya permintaan.
Do Gyum
mencoba menelp Hyun Joo tapi tak bisa
menghubunginya. Ia akhirnya menelp Min Jung bertanya apakah bersama Hyun Joo.
Min Jun mengaku tidak karena Hyun Joo bilang akan pulang setelah rapat di luar
kantor.
“Kenapa?
Dia tidak menjawab teleponnya?” tanya Min Jung. Do Gyum membenarkan kalau ponselnya
dimatikan.
“Tidak.
Aku akan ke rumahnya.” Ucap Do Gyum lalu bergegas pergi mencari Min Jung.
Jin Ah
bertemu dengan Tuan Kim membahas kalau mengira mereka bertiga menyetujui hubungan ini dan bisa
melangkah maju dengan damai. Tapi Ia pasti menganggap situasi ini terlalu mudah
jadi mengajak mereka putus. Tuan Kim mengeluh mendengarnya. Jin Ah pikir kalau tidak
mau dirantai atau dibelenggu pria.
“Aku yang
salah karena percaya bahwa aku bisa saja menjalani hubungan kasual dengan
mantan suamiku. Maafkan aku.” Ucap Jin Ah lalu melangkah pergi
“Sulitkah
putus dengan berandal itu?” kata Tuan Kim. Jin Ah mengeluh kalau Pasti ini
alasan mereka bercerai.
“Apa kau
ingat? Ulang tahun pertama ibuku setelah kita menikah.Tepat saat acara kumpul
keluargamu. Kubilang aku tidak bisa membiarkan ibuku berulang tahun sendirian.”
Ucap Jin AH.
“Kau
memesan tempat di restoran Tionghoa di hotel, agar dia bisa merayakan ulang
tahun dengan teman-temannya.” Kata Jin AH
“Apa yang
salah dengan itu?” tanya Tuan Kim. Jin Ah mengaku kalau TUan Kim bisa membuat
alasan jadi tidak perlu menghadiri pertemuan itu.
“Saat
ibuku menelepon dan bilang dia merindukanku, apa kau tahu betapa sedihnya aku?”
ucap Jin Ah.
“Seharusnya
kau memberitahuku.” Kata Tuan Kim. Jin Ah pikir harus mengatakan lagi.
“Aku
tidak mau pria yang memohon untuk rujuk denganku saat dia sedang mabuk. Apa Kau
mengerti itu?” ucap Jin Ah. Tuan Kim akhirnya berlutut memohon. Tapi Jin Ah tak peduli memilih untuk pergi.
Tuan Kim
berjalan dengan wajah lesu keluar dari restoran, melihat pasangan yang terlihat
sangat mesra. Ia pun hanya bisa berteriak kesal karena tak bisa kembali pada
Jin Ah.
Do Gyum
masuk ke restoran dan melihat Hyun Joo yang duduk sendirian, Ia pun mendekati
Hyun Joo mengeluh karean minum tanpanya
bahkan juga mematikan ponselnya. Hyun
Joo mengaku Menjawab telepon itu
merepotkan.
“Bagaimana
kamu tahu aku di sini?” tanya Hyun Joo. Do Gyum tahu Hyun Joo datang ke sini
setiap kali merasa depresi.
“Itu
tidak benar. Aku sangat bahagia hari ini.” Kata Hyun Joo. Do Gyum hanya
tersenyum dan akhirnya meminta satu gelas lagi pada pelayan.
“Hei, kau
punya kakak terbaik. Aku seperti malaikat bagimu. Aku lupa sayapku di atas
sana. Aku tidak pernah memintamu melakukan sesuatu untukku atau memeras uangmu.
Pergilah dan cari sayapku.” Ucap Hyun Joo setengah mabuk.
“Kau
memintaku mematikan lampu setiap kali kau tidur. Seolah-olah ada urusan
mendesak dan aku akan pergi. "Aku mau tidur. Matikan lampunya."
Astaga.” Ejek Do Gyum
“Kau
seharusnya memberitahuku jika tidak mau. Kau datang saat aku meneleponmu. Jadi,
kupikir kau juga tidak keberatan.” Ucap Hyun Joo
“ Saat
aku tidak datang, kau ke kamarku dan memukuliku.”keluh Do Gyum
“Saat kau
memasuki masa pubertas, aku sering memukulimu. Pasti karena itu kau tumbuh
sangat tinggi seperti ini.” Ejek Hyun Joo.
Do Gyum
melihat Hyun Joo sudah mulai mabuk mengajak untuk pergi sekarang. Hyun Joo
mengeluh kalau baru saja mulai dan meminta agar satu botol soju lagi. Do Gyum
melihat Hyun Joo sudah mabuk dan mengajak pergi saja.
“Aku sama
sekali tidak mabuk saat sedang bahagia.” Ucap Hyun Joo.
Mereka
pun berjalan pulang bersama. Do Gyum pun bertanya lagi Kenapa mematikan
ponselnya hari ini. Hyun Joo mengaku kalau Menjawab telepon itu merepotkan. Do
Gyum pikir Hyun Joo mematikannya karena takut menelepon Pak Hwang
“Kenapa
aku harus meneleponnya?” ucap Hyun Joo mengelak. Do Gyum tahu kalau Tuan Hwan pergi
pukul 22.00 malam ini.
“Entahlah.
Terserah dia saja.” Kata Hyun Joo tak peduli. Do Gyum lalu berkomentar kalau
Hyun Joo yang bertingkah aneh malam ini. Hyun Joo tak mengerti masksudnya.
“Aku
tidak pernah melihatmu mematikan ponselmu karena menjawab teleponmu merepotkan.
Lagi pula, kau hanya minum soju saat sedang sedih. Kau cepat mabuk saat sedang
bahagia. Ingatanmu bagus untuk hal tidak penting.” Komentar Do Gyum
“Ingatanku
buruk.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum mengaku ingat karena ini tentang Hyun Joo.
“Pergilah
ke Pak Hwang. Kau harus Pergi dan minta dia tetap di sini. Jika tidak, kau akan
menyesal seumur hidupmu.” Ucap Do Gyum
“Kenapa
kau berpikir aku tidak mencobanya?” kata Hyun Joo. Do Gyum yakin Jika Hyun Joo
melakukannya, maka tidak akan pergi. Hyun Joo menganguk mengerti lalu melihat
bunga dalam etalase.
Hyun Joo
melihat bunga yang Indah sekali. Do Gyum memberitahu kalau Ini bunga dahlia.
Hyun Joo akan pergi tapi Do Gyum menahanya pergi lalu mengambar sesuatu pada
sebuah kertas.
Do Gyun
bertanya apakaha Hyun Joo tahu bunga ini
melambangkan apa, Hyun Joo mengeleng. Do Gyum menjawab "Cintamu membuatku
bahagia."
“Kurasa
kau akan kesulitan tanpa dia. Aku ingin kau bahagia. Jadi, aku juga bisa
bahagia.
Hyun Joo
didalam taksi melihat gambar bunga yang sama dari Do Gyum dan mengingat artinya
"Cintamu membuatku bahagia." Ia pun mengingat saat dengan Jin Woo
yang mengaku ingin Hyun Joo ada di
sisinya.
“Aku
tidak akan membuat kesalahan yang sama dua kali.”ucap Jin Woo menyakikan hati
Hyun Joo
“Saat
benang terpotong, kita bisa menyatukannya lagi, kan?” kata Jin Woo
memperlihatkan gambar.
Hyun Joo
mengingat saat berboncengan dengan Jin Woo dan Min Jung menyuruh Hyun Joo bisa menghubunginya lebih dahulu. Ia melihat
Saat Hyun Joo mengencani Pak Hwang, tampak sangat bahagia.
“Pergilah
ke Pak Hwang. Pergi dan minta dia tetap di sini. Jika tidak, kamu akan menyesal
seumur hidupmu.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo merasa kalau sudah mencobanya.
“Jika
kamu melakukannya, dia tidak akan pergi.” kata Do Gyum. Hyun Joo akhirnya
mencoba menelp Jin Woo tapi tak diangkat.
Akhirnya
Hyun Joo menelp Sekretaris Nam, bertany apa Pak Hwang sudah pergi dengan
penerbangan lebih awal. Ia pun mengerti dan meminta supir taksi ke
Cheongdam-dong. Hyun Joo turun dari taksi mengedor pintu tapi Jin Woo tak
keluar rumah.
Akhirnya
Hyun Joo mencoba menunggu didepan rumah, Jin Woo datang dengan mobil kaget Hyun
Joo menunggu di depan rumah. Hyun Joo bertanya kenapa Jin Woo tidak pergi. Jin Woo mengeluarkan sesuatu dari
tasnya yaitu kotak musik yang sama dengan milik Min Ju sebelumnya.
“Kupikir
aku harus memberikan ini kepadamu.” Ucap Jin Woo. Hyun Joo melihat tulisan di
kotak musik “Untuk cintaku, Min Ju. "Dan untuk Hyun Joo yang masih
kucintai."
Ia pun
hanya bisa menangis, Jin Woo akhirnya mendekat dan mencium Hyun Joo.
Bersambung
ke episode 29
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar