PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Ae Jung membaca buku harianya kehamilan saat masih kuliah [AKU SUNGGUH AKAN MENJADI IBU, TUMBUHLAH SEHAT DAN KUAT. SEMUA DEMI HA-NEE] Saat itu Yeon Woo baru pulang menyapa Ae Jung yang sedang duduk di teras.
“Tak perlu disembunyikan. Aku juga punya catatan itu.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung pun akhirnya memegang buku  [KELAS PENGASUHAN UNTUK MAHASISWA]
“Ha-nee ke kamarku dan bertanya tentang catatan itu.” Cerita Yeon Woo. Ae Jung kagetnya anaknya bertanya pada Yeon Woo.
“Awalnya aku khawatir dia salah paham. Tapi ternyata dia tahu bahwa aku bukan ayahnya.” Ucap Yeon Woo
“Aku tak tahu sama sekali bahwa Ha-nee masih memikirkan ayahnya. Kupikir aku sudah lakukan yang terbaik. Aku pikir aku sudah berhasil membuat Ha-nee tak kesepian.” Ungkap Ae Jung sedih
“Itu bukan karena dia kesepian. Ada kau, ibumu, dan Ha-nee. Bagaimana bisa kesepian di rumah ini? Kau sudah lakukan yang terbaik. Walaupun begitu, jika Ha-nee butuh ayah, jangan dia, Ae Jung.” Kata Yeon Woo menatap ke arah Ae Jung. 
“Waktu kau menghilang tanpa alasan14 tahun lalu, kau tahu apa yang sangat menyiksaku? Karena aku terlalu muda dan tak punya kekuatan,maka aku tak bisa melakukan apa pun untukmu. Saat kau tersakiti, aku tak bisa melakukan apa pun untukmu dan hanya bisa membiarkanmu pergi.” ungkap Yeon Woo
“Tapi kini aku yakin bisa membantumu dan Ha-nee.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung seperti tak nyaman mendengarnya lalu mendengar sesuatu.

Kwang Soo pikir mereka datang kesini tapi Gang, jalan, dan gedungnya sama. A Rin tahu kalau kemarin datang dan Ini arah ke rumah Nona Noh. Ae Jung keluar rumah kaget melihat A Rin  bertanya kenapa datang ke arah rumahnya. Kwang Soo membawa Dae Oh yang mabuk.
Saat itu Yeon Woo keluar rumah dan A Rin kaget melihat anak Nyonya Joo yang tinggal dengan Ae Jung. Dae Oh tiba-tiba mendekati Ae Jung langsung meminta agar bisa memilih, dirinya atau Jin. Ae Jung mengeluh dengan sikap Dae Oh.  A Rin pun terlihat kesal.
“Cepat Lepas!” ucap Yeon Woo marah mendorong Dae Oh. Dae Oh pun melihat Yeon Woo yang ada bersama Ae Jung.
“Baiklah. Aku tanya lagi... Apakah aku, Jin, atau bedebah ini? Pilihlah.” Kata Dae Oh memegang bahu Ae Jung.
“Apa yang dia bicarakan?” tanya A Rin. Ae Jung mengakujuga tidak tahu dan mengeluh kalau Dae Oh yang mabuk seperti ini
“A-rin, lebih baik kita pergi.” kata Kwang Soo menghindari sesuatu. Tapi A Rin tak mau pergi.
“Kubilang cepat pilih!” teriak Dae Oh. Yeon Woo kembali mendorongnya. Dae Oh marah meminta agar melepaskanya.
“Ae Jung... Bagiku, kau orangnya... Kau… Bagiku, kau orangnya! Hanya kau.” Ucap Dae Oh
“Ae Jung, kau tahu rumahnya?” tanya Yeon Woo. Ae Jung yang bingung mengaku tahu.
“Bisakah kau antar dia? Aku minta tolong.” Kata Yeon Woo pada Kwang Soo. Akhirnya Kwang Soo membawa Dae Oh pulang. 


Kwang Soo membawa Dae Oh ke atas sofa, sementara A Rin sibuk melihat seluruh ruangan Dae Oh. Kwang Soo mengeluh kalau Dae Ohyang mabuk berat sampai bicara hal-hal aneh jadi meminta agar jangan dengarkan perkataannya.
“Dia begini karena mabuk... Aku sangat lelah karena banyak menyetir.  Aku akan tunggu kau di mobil.” Ucap Kwang Soo melihat A Rin yang terus mengamati rumah Dae Oh. 

Flash Back
TAHUN 2005
A Rin yang masih remaja memanggil Dae Oh sebagai gurunya, mengaku kalau sangat menyukainya dan mencintainya. Dae Oh hanya menatap anak muridnya yang masih remaja. A Rin kembali mengulang kalau sangat mencintainya.
“Apa yang baru saja kau lakukan? Menyatakan cinta?” keluh Dae Oh menatap anak muridnya.
“Kenapa? Kau tak suka aku? Aku cantik.” Ucap A Rin percaya diri karean dirinya cantik pasti Dae Oh menyukainya.
“Hyo-sim, aku sudah pernah bilang. Saat membuat argumen, sebuah opini harus masuk akal.” Kata Dae Oh


“Kenapa tak masuk akal? Wajahku sangat masuk akal.” Ucap A Rin hanya peduli dengan wajahnya.
“Apa yang harus kulakukan denganmu? Jika kau mau masuk Jurusan Mode Universitas Hankuk, kau harus menulis esai yang bagus. Paham?Lihat ini. Aku menulis lebih banyak darimu. Bagaimana pendapatmu tentang ini?” kata Dae Oh
“Sepertinya matamu aneh.. Lalu, siapa yang cantik menurutmu? Hyori? Yoona?” tanya A Rin
“Ada seseorang yang menurutku cantik. Namanya Noh Ae Jung. Dia cantik... Ah.. Aku melantur. Ayo kembali belajar.” Ucap Dae Oh.
A Rin terdiam mengingat kenangan dengan Dae Oh dan mengingatkalau dulu Dae Oh sangat menyukai Ae Jung.
“Baik dahulu maupun sekarang, kenapa kau tak melihatku?” gumam A Rin sedih. 


Di rumah
Ae Jung duduk sendirian di meja makan mengingat yang dikatakan Yeon Woo. “Tapi kini aku yakin bisa membantumu dan Ha-nee. Jangan menyukai dia, Dae Oh”. Lalu ucapan Dae Oh padanya “Bagiku, kau orangnya... Kau… Bagiku, kau orangnya!”
Ae Jung terus minum dan Yeon Woo duduk ditanga seperti menemani Ae Jung minum. 

Nyonya Song duduk diruangan melihat foto Ryu Jin [KELAS SPESIAL BAGI PEMIMPI DI HANBAK] lalu mengeluarkan rokoknya seperti sedang berpikir. Ia lalu menerima telp dan bertanya apakah sudah dapatkan informasinya. 

Pagi hari, Dae Oh terbangun mengeluh kalau perutnya sangat sakit dan mengambil minum di dalam kulkas. Ia lelu mengingat saat mabuk bertemu dengan Ae Jung  dan berkata “Pilihlah. Aku atau Jin? Ternyata ada kau juga. Apakah aku, Jin, atau bedebah ini?”
“Ini Sangat memalukan... Sungguh memalukan.” Ucap Dae Oh marah lalu melihat minuman dengan wajah Ryu Jin
“ Ini Menyebalkan. Pagi yang menyebalkan.” Keluh Dae Oh kesal membuang  semua minuman ditempat cuci piring. 

Dae Oh akhirnay menonton acara di TV “Di sekitar burung betina selalu terjadi kekacauan. Demi mendapatkan satu burung betina, para pejantan saling berkelahi. Perkelahian ini tak akan berakhir sampai ada satu pemenang. Namun, ada satu hal yang lebih penting daripada memenangkan perkelahian itu.
“Hal itu adalah insting untuk melindungi betina dalam keadaan yang berbahaya. - PARA PEJANTAN, EPISODE 1 DUNIA YANG GILA-“ Dae Oh pu memikirkan tentang "Insting untuk melindungi" lalu menelp seseorang 

Ae Jung berjalan di terminal bus dengan rambut yang masih penuh rol, lalu mengeluh Awalnya dia bilang bisa pakai tempat, tapi kenapa tiba-tiba begini. Hye Jin menjelaskan Kepala desa berkata jika ada orang luar yang datang, desa pasti akan kacau dan menghasilkan banyak sampah.
“Jadi, dia tak mau.Kubilang aku akan bersihkan.” Ucap Hye Jin. Ae Jung meminta agar memberitahu kepala desa kalau akan membersihkan sampai mengilat.
“Aku sudah bilang begitu, tapi dia sangat tegas. Aku juga sudah bilang kepada Pak Cheon, tapi dia tetap mau di tempat itu.” Ucap Hye Jin
“Astaga. Sepertinya aku akan segera mati karena Pak Cheon yang terlalu pilih-pilih. Sial... Ini busnya.” Keluh Ae Jung melihat bus jursan SEOUL KE GYOJEONG-RI
“Ini saja cukup, 'kan?” kata Ae Jung membawa barangnya. Hye Jin menganguk.
“Nona Noh... Aku sakit perut karena terlalu tegang. Boleh aku ke toilet dahulu?” kata Hye Jin. Ae Jung meminta Hye Jin agar cepat dan akan naik lebih dahulu.
Hye Jin diam-diam pergi ke sudut terminal menelp Dae Oh kalau tidak naik bus seperti yang disuruh. Dae Oh pun memujinya Bagus dan meminta agar menyerahkan sisanya kepadanya. 


Di dalam bus, Ae Jung mulai make up lalu panik karena bus jalan padahl Hye-jin belum naik. Ia pun panik karena Hye Jin tertinggal dan meminta supir agar Jangan berangkat dahulu.
Sementara di bar, Nyonya Kang sibuk memberikan makanan pada anak anjing.  Nyonya Choi meminta agar Nyonya Kang mencoba bicara dengannya karena Jika terus begini, Ae Jung akan hidup kesepian sampai mati. Nyonay Kang pikir tak ada yang bisa dilakukan.
“Dia tak mendengar perkataanku, tapi menurut kepadamu.” Kata Nyonya Choi khawatir
“Sudah 14 tahun sejak Ae Jung hidup hanya untuk Ha-nee. Sulit mengubah hatinya.” Kata Nyonya Kang. Nyonya Choi pikirTetap saja…
“Tak hanya itu... Dia sudah tak berpacaran selama 14 tahun. Mungkin Ae-Jung sudah seperti pohon kering.” Kata Nyonya Kang memberikan perumpaan.
“Lalu, aku harus bagaimana?” ucap Nyonya Choi panik. Nyonya Kang memberitahu kalau Seseorang harus datang dan memberinya air.
“Beri dia sinar matahari, agar bisa berfotosintesis.” Ucap Nyonya Kang. Nyonya Choi mengaku tak paham.
“Pohon tidak bergerak. Pohon hanya diam di tempatnya.” Ucap Nyonya Kang. Nyonya Choi benar-benar tak mengerti.
“Dia pohon kering, pasti sudah tak bisa apa-apa.” Kata Nyonya Kang memberikan perumpaan. Nyonya Choi tetap tak bisa mengerti maksudnya.
“Astaga, Bu, maksudku kau harus lebih fokus pada hal yang lain.” Jelas Nyonya Kang. 



Nyonya Choi memegang kursi dan Yeon Woo sibuk menganti lampu. Ia merasa tak enak hati karena meminta Yeon Woo melakukan ini padahal  sedang libur. Yeon Woo mengaku Tak masalah. Nyonya Choi pun mulai membahas sesuatu.
“Di dekat sini ada taman botani baru yang sangat besar.” Kata Nyonya Choi. Yeon Woo seperti baru mengetahuinya.
“Katanya banyak anak muda yang berkencan di sana. Udara, pemandangan, terlebih suasananya sangat bagus.” Kata Nyonya Choi memancing.
Yeon Woo seperti tak peduli dan akhirnya sudah selesai Nyonya Choi pun menyurh Yeon Woo agar bisa mencoba pergi kesana  dan  baru tahu sampai hari ini tiket masuknya gratis karena baru buka. Yeon Woo pun baru mengetahuinya.
“Apa salahnya? Itu gratis. Jadi Kau akan pergi atau tidak?” ucap Nyonya Choi. Yeon Woo pun langsung menyetujuinya akan pergi.
“Benarkah? Dengan siapa?” tanya Nyonya Choi penasaran seperti sangat berharap  pergi dengan Ae Jung. 


Tuan Koo berdoa di depan papan nama TAN ZI YI di kuil, lalu teringat dengan ucapan Dong Chan “Kenapa… Kenapa ibuku meninggal?” ia pun akhirnya berbicara dengan mendiang istrinya.
“Haruskah aku beri tahu dia? Akankah Dong-chan mengerti?” ucap Tuan Koo menahan rasa sedihnya.
Saat keluar kuil membaca pesan dari seseorang [WANITA INI SANGAT MIRIP TAN ZI YI] lalu matanya mengamati sekitar dan melihat seorang pendaki yang mencurigakan. 

Ia memanggil pria dan menarik bagian belakang, tapi tak terlihat tato yang sama dengan pria yang sebelumnya. Akhirnya Tuan Koo meminta maaf dan mencari pria lainya, saat itu dari arah belakang seseorang berjalan melewatinya.
“Permisi.” Ucap Tuan Koo dan Si pria langsung melawan Tuan Koo. Keduanya pun saling adu kekuatan dan Tuan Koo bisa menguncinya dibagian bawah.
“Wanita itu sangat mirip Tan Zi Yi.” Kata Si pria dengan bahasa mandarin.
“Bukankah sudah kubilang aku akan membunuhmu jika muncul lagi?” ucap Tuan Koo marah 
“Membunuhku? Biarpun aku mati, orang lain akan datang.” Kata Si pria. Tuan Koo menegaskan pria itu yang memulai perkelahian.
“Ini semua karena kau membunuh bos kami. Jika kau mau selesaikan pertikaian ini, maka datang dan berlututlah. Kalau Makin mencoba bertahan, orang di sekitarmu akan makin terluka. Termasuk wanita itu.” Ucap Si pria.
Tuan Kim datang dengan wajah panik memanggil Tuan Koo. Si pria akhirnya mendapatkan kesempatan melepaskan diri.  Tuan Kim memastikan Tuan Koo baik-baik saja.
“Cari tahu di mana Nona Noh. Sekarang!” teriak Tuan Koo tak ingin terjadi sesuatu pada Ae Jung. 


Hye Jin sedang ada di kantor meminta maaf karena sudah mencoba cepat, tapi tetap tertinggal dan berpikir kalau segera menyusul. Ae Jung pikir Tak perlu karena itu akan makan waktu jadi akan menemui kepala desa sendiri.
“Benarkah? Aku sungguh minta maaf. Sebenarnya, Nona Noh… Pak Cheon…” kata Hye Jin dan tiba-tiba sambungan terputus karena tak ada sinyal. Ae Jung pun bingung karena telpnya putus dan mengeluh kalau Tak ada yang berjalan lancar hari ini.

Di rumah, Ryu Jin mengirimkan pesan pada Ha Nee “Ha-nee, ayo bertemu. Aku mau bicara.” Tapi tak ada balasan, Ia pun lalu menerima pesan dari Dae Oh [Aku akan nyatakan cinta lagi kepada Ae Jung. Aku akan lakukan seperti dahulu, bahkan sepuluh atau 100 kali]
[Aku tak bisa kehilangan keduanya. Aku sudah kehilanganmu. Aku tak mau kehilangan Ae Jung juga.] Wajah Ryu Jin langsung panik mencoba menep Dae Oh tapi tak diangkat lalu mencoba menelp Ae Jung tak juga diangkat.
“Hye-jin, hari ini Nona Cheon ke mana?” tanya Ryu Jin menelp Hye Jin. Saat itu Manager Myung datang

“Jin! Aku kembali, saudaraku! Apa ini? Kenapa kau tak senang? Kita sudah tak bertemu lebih dari sehari.” Ucap Manager Myung bingung melihat sikap Ryu Jin. Ryu Jin pun menutup telp dan langsung mengucapkan Terima kasih.
“Jawab aku. Kau bicara dengan siapa? Kenapa serius sekali?” kata Manager Myung. Ryu Jin meminta maaf sambil berjalan mundur mengambil kunci mobilnya.
“Apa? Ada apa lagi? Kenapa kau ambil kunci mobil?” kata Manager Myung bingung. Ryu Jin langsung mendorong Manager Myung
“Biarkan aku membuat masalah sekali lagi... Kwae-nam, maafkan aku. Aku akan menyesal jika tak pergi sekarang.” Kata Ryu Jin dan Manager Myung mencoba untuk mengejarnya. 


Yeon Woo melihat brosur [AIR DAN UDARA BAGUS SEONJADO] Hye Jin mengeluh kalau  Hari ini, banyak orang yang mencari Nona Noh dan membeirtahu kalau Ae Jung sedang dinas ke luar. Yeon Woo pikir Ae Jung sangat sibuk dan Ponselnya juga mati.
“Ya. Aku sudah coba telepon, tapi sepertinya baterai ponselnya habis. Dia pergi ke sana untuk urusan perizinan syuting. Tempat ini jauh sekali.” ucap Hye Jin.
“Kira-kira kapan dia kembali?” tanya Yeon Woo. Hye Jin pikir akan telepon dan bertanya kepada Pak Cheon.
“Apa dia pergi bersama Pak Cheon?” kata Yeon Woo kaget. Hye Jin membenarkan.
“Awalnya aku juga akan ikut pergi, tapi Pak Cheon bilang tak perlu. Jadi, hanya mereka berdua.”kata Hye Jin. Yeon Woo pun langsung pamit pergi. 


Tuan Koo mengemudikan mobil dengan cepat, Tuan Kim memberitahu Nona Noh sedang pergi ke pulau untuk urusan perizinan. Ryu Jin pun juga menaiki mobilnya pergi menemui Ae Jung, Manager Myung mencoba terus menelp.
Ia sudah tak peduli lagi langsung menolak telp Manager Myung dan mengemudi lebih cepat. Sementara Yeon Woo pergi menaiki taksi. Di pulau, Dae Oh sibuk mengumpulkan bawang bombay dan mencari kerang. 

Ryu Jin sampai di pelabuhan lebih dulu meminta kapal agar bisa berhenti Tuan Koo pun meminta berhenti tapi kapal terus melaju meninggalkan pelabuhan dan Yeon Woo datang dengan taksi.
“Tampaknya kita mencari orang yang sama.” Ucap Tuan Koo. Ryu Jin membenarkan.
“Bagaimana jika kita bekerja sama agar bisa sampai ke sana?” kata Yeon Woo 

Di ruangan, Nyonya Joo melihat sebuah profile dan berpikir Jika wanita itu ada di acara kemarin, artinya dia bekerja di industri ini. Ia lalu meminta Tuan Kim agar Tolong cetak daftar tamu pada acara Malam Cheonmyeong kemarin.
“Jika bisa, cari tahu juga waktu masuk dan keluarnya.” Ucap Nyonya Joo. Tuan Kim mengerti. Saat itu A Rin masuk ruangan.
“Kau mau tahu apa hingga mencari itu?” komentar A  Rin. Nyonya Joo menyapa A Rin dengan wajah lesu.
“Wajahmu seperti sedang mencari pacar yang kabur. Mungkinkah kau punya pacar?” kata A Rin.
“Aku tak punya pacar. Sepertinya cintaku akan bertepuk sebelah tangan selamanya.” Ucap Nyonya Joo

"Bertepuk sebelah tangan"? Ini pasti tentang putramu lagi.” Kata A Rin sudah bisa menebaknya.
“Kau tak tahu seberapa pusingnya aku. Putraku hanya satu, tapi dia tak mau bicara kepadaku.” keluh Nyonya Joo. A Ri tahu kalau Nyonya Joo pasti sangat sedih.
“Sesulit itukah memberitahuku apa dia akan pulang atau apa dia punya pacar? Bahkan dia tak bilang telah pindah rumah. Mana ada ibu yang tak tahu alamat rumah anaknya?” keluh Nyonya Joo
A Rin lalu teringat saat melihat Yeon Woo yang keluar dari rumah Ae Jung, tapi berpura-pura tak saling mengenal.  Ia pun berpikir Apa dia tinggal di sana. Nyonya Joo yang mendengarnya bertanya Ada apa. A Rin mengaku bukan apa-apa
“Sebenarnya ada apa? Apa Kau juga tak mau bicara? A-rin... A-rin.” Rengek Nyonya Joo
“Aku melihat putramu kemarin. Aku bertemu dia saat ke rumah Nona Noh.” Akui A Rin. Nyonya Joo kaget 


Ha Nee duduk menatap ponselnya. Dong Chan bertanya Kenapa? Ada yang menghubunginya. Ha Nee membenarkan. Kalau Sepertinya  Ryu Jin yang mau mengajak berbaikan Tapi ia takkan menyerah semudah itu padanya dan langsung menghapusnya.
Ha Nee pun akhirnya melihat website [DUI COFFEE, MENCARI PEGAWAI PARUH WAKTU] Dong Chan pun bertanya lagi apa yang sedang dilihat Ha Nee sekarang. Ha Nee menjawab Kerja paruh waktu.
“Kenapa mencari lagi? Apa Membagikan selebaran melelahkan?” tanya Dong Chan.
“Tidak begitu. Aku hanya takut bertemu orang yang aku kenal. Aku juga tak yakin bisa merawat anjingku, dan melakukan tes DNA dengan uang itu.” Ucap Ha Nee. Dong Chan kaget mendengar "Tes DNA"?
“Ya, aku sudah bilang akan balas dendam.  Jika mau dapat tunjangan anak, harus pastikan dahulu dia ayahku. Aku akan memeras uangnya dan mengompensasi ibuku atas semua kesulitannya.” Kata Ha Nee.
Dong Chan tiba-tiba melamun. Ha Nee berteriak menyadarkanya bertanya Apa yang dipikirkan. Dong Chan mengajak untuk pergi. Ha Nee bertanya mau pergi kemana. 


Ae Jung masuk ke sebuah rumah memberitahu namanya sebagai produser Thumb Film di Seoul. Tapi tak ada sahutan, akhirnya Ia mencoba masuk ke dalam rumah tapi terlihat kosong. Saat itu paman pemilik rumah datang dengan Dae Oh yang terlihat lelah.
“Hei, Oh Dae Oh” ucap Ae Jung melihat Dae Oh sudah datang membantu. Dae Oh pun menyapa Ae Jung.
“Dia Nona Noh yang aku beri tahu tadi.” Kata Dae Oh menunjuk ke arah Ae Jung memperkenalkan diri.
“Astaga. Kenapa kau sampai datang ke sini dari Seoul?” ucap kepala desa. Ae Jung mengaku  datang untuk minta izin syuting.
“Kenapa datang hanya untuk itu? Aku pasti akan memberikan izin” kata kepala desa. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Kenapa melihatku begitu?” kata si pria. Ae Jung pun merasa sudah dijebak oleh Dae Oh 

Diatas kapal, Ryu Jin berdiri dengan gagah. Kepala desa menerima telp dari seorang pria yang ingin melapor kalautiga pria dari Seou dan mereka menuju ke sana. Si kepala desa mengerti.
“Di antara mereka, ada satu orang terkenal.” Ucap Si nakoda. Kepala desa bingung.
“Kau tahu, pria yang wajahnya terpampang di botol minuman dan membuat wanita pingsan? Ryu Jin, aktor itu.” Kata si nakoda.
“Benarkah? Ada urusan apa sampai dia ke sini?” kata Kepala desa tak percaya
“Aku serius... Dia pria yang sering muncul di TV. Dia menatapku tajam… Tapi sekarang dia mabuk dan muntah. Astaga. Dia pasti makan banyak. “ ucap Si nakoda
Diatas kapal, Ryu Jin yang terlihat gagah akhirnya mabuk laut. Tuan Ko membantu menepuk punggungnya. Yeon Woo pun yang sedari tadi duduk pun tak bisa menahan mualnya ikut muntah. Tuan Koo pun hanya bisa membantu keduanya dengan helaan nafas. 


Sementara di pulau,  Dae Oh berjalan dengan Ae Jung dengan bangga Memang semua hal bisa diselesaikan karena diriny dan ia memang hebat Ae Jung pun mengucapkan Terima kasih dan menyuruh Dae Oh beristirahatlah.
“Apa Itu saja? Ae Jung.. Ada apa lagi kali ini? Kenapa kau tak punya perasaan begini? Kau tak perlu sampai terharu, tapi setidaknya beri aku pujian.” Keluh Dae Oh
“Ini pekerjaanku. Jadi, kenapa kau yang kerjakan dan bersikap sombong?” keluh Ae Jung
"Sombong"? Perkataanmu membuatku sedih.” Keluh Dae Oh. Ae Jung pikir Dae Oh bisa membiarkan melakukan pekerjaannya.
“Aku yang akan minta izin. Kau sutradara, dan aku produser. Kenapa kau selalu ikut campur pekerjaanku?” keluh Ae Jung marah
“Apa yang salah dengan itu? Aku menyukaimu. Aku ingin kita bersama lagi untuk menggantikan 14 tahunku tanpamu.” Kata Dae Oh
“Kau membuatku gila... Dae-oh.. Kau… Kenapa… Kenapa kau terus mengusik hati orang yang tenang? Tak bisakah kau biarkan aku? Biarkan… Bisakah… Bisakah kau biarkan aku bekerja?” kata Ae Jung marah
“Tidak bisa... Aku tak bisa begitu.. Kau ada di sampingku.. Kau di sampingku lagi setelah 14 tahun. Jadi, bagaimana…” ucap Dae Oh yang langsung disel oleh Ae Jung
“Sudahlah... Aku benci ini. Aku tak mau dengar.” Kata Ae Jung. Dae Oh menarik Ae Jung agar bisa mendengarnya.
“Aku… sangat merindukanmu.” Akui Dae Oh dan langsung mendekatkan bibir Ae Jung. Ae Jung pun hanya terdiam.
Bersambung ke episode 9



Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar