PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ae Jung
membaca buku harianya kehamilan saat masih kuliah [AKU SUNGGUH AKAN MENJADI
IBU, TUMBUHLAH SEHAT DAN KUAT. SEMUA DEMI HA-NEE] Saat itu Yeon Woo baru pulang
menyapa Ae Jung yang sedang duduk di teras.
“Tak
perlu disembunyikan. Aku juga punya catatan itu.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung pun
akhirnya memegang buku [KELAS PENGASUHAN
UNTUK MAHASISWA]
“Ha-nee
ke kamarku dan bertanya tentang catatan itu.” Cerita Yeon Woo. Ae Jung kagetnya
anaknya bertanya pada Yeon Woo.
“Awalnya
aku khawatir dia salah paham. Tapi ternyata dia tahu bahwa aku bukan ayahnya.”
Ucap Yeon Woo
“Aku tak
tahu sama sekali bahwa Ha-nee masih memikirkan ayahnya. Kupikir aku sudah
lakukan yang terbaik. Aku pikir aku sudah berhasil membuat Ha-nee tak
kesepian.” Ungkap Ae Jung sedih
“Itu bukan
karena dia kesepian. Ada kau, ibumu, dan Ha-nee. Bagaimana bisa kesepian di
rumah ini? Kau sudah lakukan yang terbaik. Walaupun begitu, jika Ha-nee butuh
ayah, jangan dia, Ae Jung.” Kata Yeon Woo menatap ke arah Ae Jung.
“Waktu
kau menghilang tanpa alasan14 tahun lalu, kau tahu apa yang sangat menyiksaku?
Karena aku terlalu muda dan tak punya kekuatan,maka aku tak bisa melakukan apa
pun untukmu. Saat kau tersakiti, aku tak bisa melakukan apa pun untukmu dan
hanya bisa membiarkanmu pergi.” ungkap Yeon Woo
“Tapi
kini aku yakin bisa membantumu dan Ha-nee.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung seperti tak
nyaman mendengarnya lalu mendengar sesuatu.
Kwang Soo
pikir mereka datang kesini tapi Gang, jalan, dan gedungnya sama. A Rin tahu
kalau kemarin datang dan Ini arah ke rumah Nona Noh. Ae Jung keluar rumah kaget
melihat A Rin bertanya kenapa datang ke
arah rumahnya. Kwang Soo membawa Dae Oh yang mabuk.
Saat itu
Yeon Woo keluar rumah dan A Rin kaget melihat anak Nyonya Joo yang tinggal
dengan Ae Jung. Dae Oh tiba-tiba mendekati Ae Jung langsung meminta agar bisa
memilih, dirinya atau Jin. Ae Jung mengeluh dengan sikap Dae Oh. A Rin pun terlihat kesal.
“Cepat
Lepas!” ucap Yeon Woo marah mendorong Dae Oh. Dae Oh pun melihat Yeon Woo yang
ada bersama Ae Jung.
“Baiklah.
Aku tanya lagi... Apakah aku, Jin, atau bedebah ini? Pilihlah.” Kata Dae Oh
memegang bahu Ae Jung.
“Apa yang
dia bicarakan?” tanya A Rin. Ae Jung mengakujuga tidak tahu dan mengeluh kalau
Dae Oh yang mabuk seperti ini
“A-rin,
lebih baik kita pergi.” kata Kwang Soo menghindari sesuatu. Tapi A Rin tak mau
pergi.
“Kubilang
cepat pilih!” teriak Dae Oh. Yeon Woo kembali mendorongnya. Dae Oh marah
meminta agar melepaskanya.
“Ae
Jung... Bagiku, kau orangnya... Kau… Bagiku, kau orangnya! Hanya kau.” Ucap Dae
Oh
“Ae Jung,
kau tahu rumahnya?” tanya Yeon Woo. Ae Jung yang bingung mengaku tahu.
“Bisakah
kau antar dia? Aku minta tolong.” Kata Yeon Woo pada Kwang Soo. Akhirnya Kwang
Soo membawa Dae Oh pulang.
Kwang Soo
membawa Dae Oh ke atas sofa, sementara A Rin sibuk melihat seluruh ruangan Dae
Oh. Kwang Soo mengeluh kalau Dae Ohyang mabuk berat sampai bicara hal-hal aneh
jadi meminta agar jangan dengarkan perkataannya.
“Dia
begini karena mabuk... Aku sangat lelah karena banyak menyetir. Aku akan tunggu kau di mobil.” Ucap Kwang Soo
melihat A Rin yang terus mengamati rumah Dae Oh.
Flash Back
TAHUN
2005
A Rin
yang masih remaja memanggil Dae Oh sebagai gurunya, mengaku kalau sangat
menyukainya dan mencintainya. Dae Oh hanya menatap anak muridnya yang masih
remaja. A Rin kembali mengulang kalau sangat mencintainya.
“Apa yang
baru saja kau lakukan? Menyatakan cinta?” keluh Dae Oh menatap anak muridnya.
“Kenapa?
Kau tak suka aku? Aku cantik.” Ucap A Rin percaya diri karean dirinya cantik
pasti Dae Oh menyukainya.
“Hyo-sim,
aku sudah pernah bilang. Saat membuat argumen, sebuah opini harus masuk akal.”
Kata Dae Oh
“Kenapa
tak masuk akal? Wajahku sangat masuk akal.” Ucap A Rin hanya peduli dengan
wajahnya.
“Apa yang
harus kulakukan denganmu? Jika kau mau masuk Jurusan Mode Universitas Hankuk, kau
harus menulis esai yang bagus. Paham?Lihat ini. Aku menulis lebih banyak
darimu. Bagaimana pendapatmu tentang ini?” kata Dae Oh
“Sepertinya
matamu aneh.. Lalu, siapa yang cantik menurutmu? Hyori? Yoona?” tanya A Rin
“Ada seseorang
yang menurutku cantik. Namanya Noh Ae Jung. Dia cantik... Ah.. Aku melantur.
Ayo kembali belajar.” Ucap Dae Oh.
A Rin
terdiam mengingat kenangan dengan Dae Oh dan mengingatkalau dulu Dae Oh sangat
menyukai Ae Jung.
“Baik
dahulu maupun sekarang, kenapa kau tak melihatku?” gumam A Rin sedih.
Di rumah
Ae Jung
duduk sendirian di meja makan mengingat yang dikatakan Yeon Woo. “Tapi kini aku
yakin bisa membantumu dan Ha-nee. Jangan menyukai dia, Dae Oh”. Lalu ucapan Dae
Oh padanya “Bagiku, kau orangnya... Kau… Bagiku, kau orangnya!”
Ae Jung
terus minum dan Yeon Woo duduk ditanga seperti menemani Ae Jung minum.
Nyonya
Song duduk diruangan melihat foto Ryu Jin [KELAS SPESIAL BAGI PEMIMPI DI HANBAK]
lalu mengeluarkan rokoknya seperti sedang berpikir. Ia lalu menerima telp dan
bertanya apakah sudah dapatkan informasinya.
Pagi
hari, Dae Oh terbangun mengeluh kalau perutnya sangat sakit dan mengambil minum
di dalam kulkas. Ia lelu mengingat saat mabuk bertemu dengan Ae Jung dan berkata “Pilihlah. Aku atau Jin? Ternyata
ada kau juga. Apakah aku, Jin, atau bedebah ini?”
“Ini
Sangat memalukan... Sungguh memalukan.” Ucap Dae Oh marah lalu melihat minuman
dengan wajah Ryu Jin
“ Ini Menyebalkan.
Pagi yang menyebalkan.” Keluh Dae Oh kesal membuang semua minuman ditempat cuci piring.
Dae Oh
akhirnay menonton acara di TV “Di sekitar burung betina selalu terjadi
kekacauan. Demi mendapatkan satu burung betina, para pejantan saling berkelahi.
Perkelahian ini tak akan berakhir sampai ada satu pemenang. Namun, ada satu hal
yang lebih penting daripada memenangkan perkelahian itu.
“Hal itu
adalah insting untuk melindungi betina dalam keadaan yang berbahaya. - PARA
PEJANTAN, EPISODE 1 DUNIA YANG GILA-“ Dae Oh pu memikirkan tentang
"Insting untuk melindungi" lalu menelp seseorang
Ae Jung
berjalan di terminal bus dengan rambut yang masih penuh rol, lalu mengeluh Awalnya
dia bilang bisa pakai tempat, tapi kenapa tiba-tiba begini. Hye Jin menjelaskan
Kepala desa berkata jika ada orang luar yang datang, desa pasti akan kacau dan
menghasilkan banyak sampah.
“Jadi,
dia tak mau.Kubilang aku akan bersihkan.” Ucap Hye Jin. Ae Jung meminta agar
memberitahu kepala desa kalau akan membersihkan sampai mengilat.
“Aku
sudah bilang begitu, tapi dia sangat tegas. Aku juga sudah bilang kepada Pak
Cheon, tapi dia tetap mau di tempat itu.” Ucap Hye Jin
“Astaga.
Sepertinya aku akan segera mati karena Pak Cheon yang terlalu pilih-pilih.
Sial... Ini busnya.” Keluh Ae Jung melihat bus jursan SEOUL KE GYOJEONG-RI
“Ini saja
cukup, 'kan?” kata Ae Jung membawa barangnya. Hye Jin menganguk.
“Nona
Noh... Aku sakit perut karena terlalu tegang. Boleh aku ke toilet dahulu?” kata
Hye Jin. Ae Jung meminta Hye Jin agar cepat dan akan naik lebih dahulu.
Hye Jin
diam-diam pergi ke sudut terminal menelp Dae Oh kalau tidak naik bus seperti
yang disuruh. Dae Oh pun memujinya Bagus dan meminta agar menyerahkan sisanya
kepadanya.
Di dalam
bus, Ae Jung mulai make up lalu panik karena bus jalan padahl Hye-jin belum naik.
Ia pun panik karena Hye Jin tertinggal dan meminta supir agar Jangan berangkat
dahulu.
Sementara
di bar, Nyonya Kang sibuk memberikan makanan pada anak anjing. Nyonya Choi meminta agar Nyonya Kang mencoba
bicara dengannya karena Jika terus begini, Ae Jung akan hidup kesepian sampai
mati. Nyonay Kang pikir tak ada yang bisa dilakukan.
“Dia tak
mendengar perkataanku, tapi menurut kepadamu.” Kata Nyonya Choi khawatir
“Sudah 14
tahun sejak Ae Jung hidup hanya untuk Ha-nee. Sulit mengubah hatinya.” Kata
Nyonya Kang. Nyonya Choi pikirTetap saja…
“Tak
hanya itu... Dia sudah tak berpacaran selama 14 tahun. Mungkin Ae-Jung sudah
seperti pohon kering.” Kata Nyonya Kang memberikan perumpaan.
“Lalu,
aku harus bagaimana?” ucap Nyonya Choi panik. Nyonya Kang memberitahu kalau Seseorang
harus datang dan memberinya air.
“Beri dia
sinar matahari, agar bisa berfotosintesis.” Ucap Nyonya Kang. Nyonya Choi
mengaku tak paham.
“Pohon
tidak bergerak. Pohon hanya diam di tempatnya.” Ucap Nyonya Kang. Nyonya Choi
benar-benar tak mengerti.
“Dia
pohon kering, pasti sudah tak bisa apa-apa.” Kata Nyonya Kang memberikan
perumpaan. Nyonya Choi tetap tak bisa mengerti maksudnya.
“Astaga,
Bu, maksudku kau harus lebih fokus pada hal yang lain.” Jelas Nyonya Kang.
Nyonya
Choi memegang kursi dan Yeon Woo sibuk menganti lampu. Ia merasa tak enak hati
karena meminta Yeon Woo melakukan ini padahal
sedang libur. Yeon Woo mengaku Tak masalah. Nyonya Choi pun mulai
membahas sesuatu.
“Di dekat
sini ada taman botani baru yang sangat besar.” Kata Nyonya Choi. Yeon Woo
seperti baru mengetahuinya.
“Katanya
banyak anak muda yang berkencan di sana. Udara, pemandangan, terlebih
suasananya sangat bagus.” Kata Nyonya Choi memancing.
Yeon Woo
seperti tak peduli dan akhirnya sudah selesai Nyonya Choi pun menyurh Yeon Woo
agar bisa mencoba pergi kesana dan baru tahu sampai hari ini tiket masuknya
gratis karena baru buka. Yeon Woo pun baru mengetahuinya.
“Apa
salahnya? Itu gratis. Jadi Kau akan pergi atau tidak?” ucap Nyonya Choi. Yeon
Woo pun langsung menyetujuinya akan pergi.
“Benarkah?
Dengan siapa?” tanya Nyonya Choi penasaran seperti sangat berharap pergi dengan Ae Jung.
Tuan Koo
berdoa di depan papan nama TAN ZI YI di kuil, lalu teringat dengan ucapan Dong
Chan “Kenapa… Kenapa ibuku meninggal?” ia pun akhirnya berbicara dengan
mendiang istrinya.
“Haruskah
aku beri tahu dia? Akankah Dong-chan mengerti?” ucap Tuan Koo menahan rasa
sedihnya.
Saat
keluar kuil membaca pesan dari seseorang [WANITA INI SANGAT MIRIP TAN ZI YI]
lalu matanya mengamati sekitar dan melihat seorang pendaki yang mencurigakan.
Ia
memanggil pria dan menarik bagian belakang, tapi tak terlihat tato yang sama
dengan pria yang sebelumnya. Akhirnya Tuan Koo meminta maaf dan mencari pria
lainya, saat itu dari arah belakang seseorang berjalan melewatinya.
“Permisi.”
Ucap Tuan Koo dan Si pria langsung melawan Tuan Koo. Keduanya pun saling adu
kekuatan dan Tuan Koo bisa menguncinya dibagian bawah.
“Wanita
itu sangat mirip Tan Zi Yi.” Kata Si pria dengan bahasa mandarin.
“Bukankah
sudah kubilang aku akan membunuhmu jika muncul lagi?” ucap Tuan Koo marah
“Membunuhku?
Biarpun aku mati, orang lain akan datang.” Kata Si pria. Tuan Koo menegaskan
pria itu yang memulai perkelahian.
“Ini semua
karena kau membunuh bos kami. Jika kau mau selesaikan pertikaian ini, maka
datang dan berlututlah. Kalau Makin mencoba bertahan, orang di sekitarmu akan
makin terluka. Termasuk wanita itu.” Ucap Si pria.
Tuan Kim
datang dengan wajah panik memanggil Tuan Koo. Si pria akhirnya mendapatkan
kesempatan melepaskan diri. Tuan Kim
memastikan Tuan Koo baik-baik saja.
“Cari
tahu di mana Nona Noh. Sekarang!” teriak Tuan Koo tak ingin terjadi sesuatu
pada Ae Jung.
Hye Jin
sedang ada di kantor meminta maaf karena sudah mencoba cepat, tapi tetap
tertinggal dan berpikir kalau segera menyusul. Ae Jung pikir Tak perlu karena
itu akan makan waktu jadi akan menemui kepala desa sendiri.
“Benarkah?
Aku sungguh minta maaf. Sebenarnya, Nona Noh… Pak Cheon…” kata Hye Jin dan
tiba-tiba sambungan terputus karena tak ada sinyal. Ae Jung pun bingung karena
telpnya putus dan mengeluh kalau Tak ada yang berjalan lancar hari ini.
Di rumah,
Ryu Jin mengirimkan pesan pada Ha Nee “Ha-nee, ayo bertemu. Aku mau bicara.”
Tapi tak ada balasan, Ia pun lalu menerima pesan dari Dae Oh [Aku akan nyatakan
cinta lagi kepada Ae Jung. Aku akan lakukan seperti dahulu, bahkan sepuluh atau
100 kali]
[Aku tak
bisa kehilangan keduanya. Aku sudah kehilanganmu. Aku tak mau kehilangan Ae
Jung juga.] Wajah Ryu Jin langsung panik mencoba menep Dae Oh tapi tak diangkat
lalu mencoba menelp Ae Jung tak juga diangkat.
“Hye-jin,
hari ini Nona Cheon ke mana?” tanya Ryu Jin menelp Hye Jin. Saat itu Manager
Myung datang
“Jin! Aku
kembali, saudaraku! Apa ini? Kenapa kau tak senang? Kita sudah tak bertemu
lebih dari sehari.” Ucap Manager Myung bingung melihat sikap Ryu Jin. Ryu Jin
pun menutup telp dan langsung mengucapkan Terima kasih.
“Jawab
aku. Kau bicara dengan siapa? Kenapa serius sekali?” kata Manager Myung. Ryu
Jin meminta maaf sambil berjalan mundur mengambil kunci mobilnya.
“Apa? Ada
apa lagi? Kenapa kau ambil kunci mobil?” kata Manager Myung bingung. Ryu Jin
langsung mendorong Manager Myung
“Biarkan
aku membuat masalah sekali lagi... Kwae-nam, maafkan aku. Aku akan menyesal
jika tak pergi sekarang.” Kata Ryu Jin dan Manager Myung mencoba untuk
mengejarnya.
Yeon Woo
melihat brosur [AIR DAN UDARA BAGUS SEONJADO] Hye Jin mengeluh kalau Hari ini, banyak orang yang mencari Nona Noh
dan membeirtahu kalau Ae Jung sedang dinas ke luar. Yeon Woo pikir Ae Jung
sangat sibuk dan Ponselnya juga mati.
“Ya. Aku
sudah coba telepon, tapi sepertinya baterai ponselnya habis. Dia pergi ke sana untuk
urusan perizinan syuting. Tempat ini jauh sekali.” ucap Hye Jin.
“Kira-kira
kapan dia kembali?” tanya Yeon Woo. Hye Jin pikir akan telepon dan bertanya kepada
Pak Cheon.
“Apa dia
pergi bersama Pak Cheon?” kata Yeon Woo kaget. Hye Jin membenarkan.
“Awalnya
aku juga akan ikut pergi, tapi Pak Cheon bilang tak perlu. Jadi, hanya mereka
berdua.”kata Hye Jin. Yeon Woo pun langsung pamit pergi.
Tuan Koo
mengemudikan mobil dengan cepat, Tuan Kim memberitahu Nona Noh sedang pergi ke
pulau untuk urusan perizinan. Ryu Jin pun juga menaiki mobilnya pergi menemui
Ae Jung, Manager Myung mencoba terus menelp.
Ia sudah
tak peduli lagi langsung menolak telp Manager Myung dan mengemudi lebih cepat.
Sementara Yeon Woo pergi menaiki taksi. Di pulau, Dae Oh sibuk mengumpulkan
bawang bombay dan mencari kerang.
Ryu Jin
sampai di pelabuhan lebih dulu meminta kapal agar bisa berhenti Tuan Koo pun
meminta berhenti tapi kapal terus melaju meninggalkan pelabuhan dan Yeon Woo
datang dengan taksi.
“Tampaknya
kita mencari orang yang sama.” Ucap Tuan Koo. Ryu Jin membenarkan.
“Bagaimana
jika kita bekerja sama agar bisa sampai ke sana?” kata Yeon Woo
Di
ruangan, Nyonya Joo melihat sebuah profile dan berpikir Jika wanita itu ada di
acara kemarin, artinya dia bekerja di industri ini. Ia lalu meminta Tuan Kim
agar Tolong cetak daftar tamu pada acara Malam Cheonmyeong kemarin.
“Jika
bisa, cari tahu juga waktu masuk dan keluarnya.” Ucap Nyonya Joo. Tuan Kim
mengerti. Saat itu A Rin masuk ruangan.
“Kau mau
tahu apa hingga mencari itu?” komentar A
Rin. Nyonya Joo menyapa A Rin dengan wajah lesu.
“Wajahmu
seperti sedang mencari pacar yang kabur. Mungkinkah kau punya pacar?” kata A
Rin.
“Aku tak
punya pacar. Sepertinya cintaku akan bertepuk sebelah tangan selamanya.” Ucap
Nyonya Joo
"Bertepuk
sebelah tangan"? Ini pasti tentang putramu lagi.” Kata A Rin sudah bisa
menebaknya.
“Kau tak
tahu seberapa pusingnya aku. Putraku hanya satu, tapi dia tak mau bicara kepadaku.”
keluh Nyonya Joo. A Ri tahu kalau Nyonya Joo pasti sangat sedih.
“Sesulit
itukah memberitahuku apa dia akan pulang atau apa dia punya pacar? Bahkan dia tak
bilang telah pindah rumah. Mana ada ibu yang tak tahu alamat rumah anaknya?”
keluh Nyonya Joo
A Rin
lalu teringat saat melihat Yeon Woo yang keluar dari rumah Ae Jung, tapi
berpura-pura tak saling mengenal. Ia pun
berpikir Apa dia tinggal di sana. Nyonya Joo yang mendengarnya bertanya Ada
apa. A Rin mengaku bukan apa-apa
“Sebenarnya
ada apa? Apa Kau juga tak mau bicara? A-rin... A-rin.” Rengek Nyonya Joo
“Aku
melihat putramu kemarin. Aku bertemu dia saat ke rumah Nona Noh.” Akui A Rin.
Nyonya Joo kaget
Ha Nee
duduk menatap ponselnya. Dong Chan bertanya Kenapa? Ada yang menghubunginya. Ha
Nee membenarkan. Kalau Sepertinya Ryu
Jin yang mau mengajak berbaikan Tapi ia takkan menyerah semudah itu padanya dan
langsung menghapusnya.
Ha Nee
pun akhirnya melihat website [DUI COFFEE, MENCARI PEGAWAI PARUH WAKTU] Dong
Chan pun bertanya lagi apa yang sedang dilihat Ha Nee sekarang. Ha Nee menjawab
Kerja paruh waktu.
“Kenapa
mencari lagi? Apa Membagikan selebaran melelahkan?” tanya Dong Chan.
“Tidak
begitu. Aku hanya takut bertemu orang yang aku kenal. Aku juga tak yakin bisa
merawat anjingku, dan melakukan tes DNA dengan uang itu.” Ucap Ha Nee. Dong
Chan kaget mendengar "Tes DNA"?
“Ya, aku sudah
bilang akan balas dendam. Jika mau dapat
tunjangan anak, harus pastikan dahulu dia ayahku. Aku akan memeras uangnya dan
mengompensasi ibuku atas semua kesulitannya.” Kata Ha Nee.
Dong Chan
tiba-tiba melamun. Ha Nee berteriak menyadarkanya bertanya Apa yang dipikirkan.
Dong Chan mengajak untuk pergi. Ha Nee bertanya mau pergi kemana.
Ae Jung
masuk ke sebuah rumah memberitahu namanya sebagai produser Thumb Film di Seoul.
Tapi tak ada sahutan, akhirnya Ia mencoba masuk ke dalam rumah tapi terlihat
kosong. Saat itu paman pemilik rumah datang dengan Dae Oh yang terlihat lelah.
“Hei, Oh
Dae Oh” ucap Ae Jung melihat Dae Oh sudah datang membantu. Dae Oh pun menyapa
Ae Jung.
“Dia Nona
Noh yang aku beri tahu tadi.” Kata Dae Oh menunjuk ke arah Ae Jung
memperkenalkan diri.
“Astaga.
Kenapa kau sampai datang ke sini dari Seoul?” ucap kepala desa. Ae Jung mengaku
datang untuk minta izin syuting.
“Kenapa
datang hanya untuk itu? Aku pasti akan memberikan izin” kata kepala desa. Ae
Jung kaget mendengarnya.
“Kenapa
melihatku begitu?” kata si pria. Ae Jung pun merasa sudah dijebak oleh Dae Oh
Diatas
kapal, Ryu Jin berdiri dengan gagah. Kepala desa menerima telp dari seorang
pria yang ingin melapor kalautiga pria dari Seou dan mereka menuju ke sana. Si
kepala desa mengerti.
“Di
antara mereka, ada satu orang terkenal.” Ucap Si nakoda. Kepala desa bingung.
“Kau
tahu, pria yang wajahnya terpampang di botol minuman dan membuat wanita
pingsan? Ryu Jin, aktor itu.” Kata si nakoda.
“Benarkah?
Ada urusan apa sampai dia ke sini?” kata Kepala desa tak percaya
“Aku
serius... Dia pria yang sering muncul di TV. Dia menatapku tajam… Tapi sekarang
dia mabuk dan muntah. Astaga. Dia pasti makan banyak. “ ucap Si nakoda
Diatas
kapal, Ryu Jin yang terlihat gagah akhirnya mabuk laut. Tuan Ko membantu
menepuk punggungnya. Yeon Woo pun yang sedari tadi duduk pun tak bisa menahan
mualnya ikut muntah. Tuan Koo pun hanya bisa membantu keduanya dengan helaan
nafas.
Sementara
di pulau, Dae Oh berjalan dengan Ae Jung
dengan bangga Memang semua hal bisa diselesaikan karena diriny dan ia memang
hebat Ae Jung pun mengucapkan Terima kasih dan menyuruh Dae Oh beristirahatlah.
“Apa Itu
saja? Ae Jung.. Ada apa lagi kali ini? Kenapa kau tak punya perasaan begini?
Kau tak perlu sampai terharu, tapi setidaknya beri aku pujian.” Keluh Dae Oh
“Ini
pekerjaanku. Jadi, kenapa kau yang kerjakan dan bersikap sombong?” keluh Ae
Jung
"Sombong"?
Perkataanmu membuatku sedih.” Keluh Dae Oh. Ae Jung pikir Dae Oh bisa
membiarkan melakukan pekerjaannya.
“Aku yang
akan minta izin. Kau sutradara, dan aku produser. Kenapa kau selalu ikut campur
pekerjaanku?” keluh Ae Jung marah
“Apa yang
salah dengan itu? Aku menyukaimu. Aku ingin kita bersama lagi untuk
menggantikan 14 tahunku tanpamu.” Kata Dae Oh
“Kau
membuatku gila... Dae-oh.. Kau… Kenapa… Kenapa kau terus mengusik hati orang
yang tenang? Tak bisakah kau biarkan aku? Biarkan… Bisakah… Bisakah kau biarkan
aku bekerja?” kata Ae Jung marah
“Tidak
bisa... Aku tak bisa begitu.. Kau ada di sampingku.. Kau di sampingku lagi
setelah 14 tahun. Jadi, bagaimana…” ucap Dae Oh yang langsung disel oleh Ae
Jung
“Sudahlah...
Aku benci ini. Aku tak mau dengar.” Kata Ae Jung. Dae Oh menarik Ae Jung agar
bisa mendengarnya.
“Aku… sangat
merindukanmu.” Akui Dae Oh dan langsung mendekatkan bibir Ae Jung. Ae Jung pun
hanya terdiam.
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar