PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 22 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Tuan Koo akhirnya sampai dipelabuhan melihat Dong Chan akan naik perahu. Dong Chan berteria memanggil Tuan Koo. Paman Dong Chan melihat Tuan Koo mengejek kalau belum mati. Tuan Koo menegaskan kalau tak boleh mati sebelum tepati janji.
“Aku sudah berjanji untuk melindungi anakku, Dong-chan, sampai akhir.” Ucap Tuan Koo. Dong Chan berteriak memanggil ayahnya.
Tuan Koo pun mencoba menyelamatkan Dong Chan mengingat permintaan Nyonya Tan “Tolong jaga anakku.” Si pria marah melihat Tuan Koo, mencoba untuk melawan tapi Tuan Koo masih kuat. Tuan Kim dkk akhirnya datang.
Si pria mengeluarkan pistol, Tuan Koo bisa menendangnya dan menyelamatkan Dong Chan. Dong Chan menangis dipelukan ayahnya memastikan kalau ayanya baik-baik saja. Tuan Koo menganguk dan memastikan kalau Dong Chan tak terluka.
“Semua sudah berakhir.” Kata Tuan Koo. Dong Chan meminta maaf pada Tuan Koo sebagai ayahnya. Tuan Koo mengatakan kalau Tak apa-apa.


Di rumah sakit, Dae Oh dibantu alat bantu nafas dan diberikan alat kejut jantung. Ha Nee yang ada disampingnya menahan tangis, Yeon Woo datang melihat Ha-nee memeritahu kalau Semua akan baik-baik saja dan meminta agar Jangan cemas. Tapi Ha Nee hanya bisa menangis. 

Dong Chan menatap ayahnya yang berbaring disampingnya, Tuan Koo menatap Dong-chan menanyakan keadaanya dan melihat Tuan Koo tahu kalau pasti sangat sakit. Dong Chan heran Tuan Koo yang menanyakan hal itu karena menurutnya Ayahnya yang terluka parah.
“Kenapa mencemaskan aku? Aku bahkan bukan anak kandungmu.Kau bukan ayah kandungku.” Ucap Dong Chan menangis. Tuan Koo mengeluh dengan ucapan Dong-chan.
“Kenapa Ayah tak pernah bilang kepadaku? Kenapa?” kata Dong Chan menangis. Tuan Koo mencoba untuk menjelaskan. 

Di berita online, Hye Jin melihat berita [JOO A-RIN MUNDUR DARI FILM CINTA ITU TIDAK ADA.] Lalu mencoba menelp tapi tak diangkat. Ia pun mengeluh kalau ini membuatnya gila karena Nona Noh tak menjawab telepon.
“Manajer Joo A-rin juga tak menjawab teleponku. Bagaimana ini?” ucap Hye Jin
“Apa jangan-jangan Nona Noh bawa lari uang?” kata Tuan Wang sibuk membersihkan pintu.
“Itu Tak mungkin. Nona noh bukan orang tak tahu malu yang tega membawa kabur uang sepertimu.” Kata Hye Jin sinis
“Aku hanya bercanda. Paham? Jika bekerja di industri film, kau seharusnya paham.” Kata Tuan Wang.
“Leluconmu konyol. Nona Noh membayar gaji berbulan-bulanku yang tidak kau bayar waktu itu. Padahal dia sedang kesulitankarena tiba-tiba punya banyak utang karenamu.” Kata Hye Jin
“Aku tahu... Aku tahu Nona Noh hebat.” Ucap Tuan Wang lalu diam-diam melihat berkas ANGGARAN THUMB FILM diatas meja Ae Jung.
Hye Jin sedang kebingungan dengan yang dilakukan tak melihat Tuan Wan dan memohon agar bisa Ae Jung menjawabnya. Akhirnya Ae Jung menelp, Hye Jin pun bisa bernafas lega, tapi bukan Ae Jung yang mengangkat, Nyonya Kang yang mengangkat. 


Kwang Soo sibuk memasukan semua barang ke dalam mobil dan melihat Hye Jin menelp tapi tak menjawabnya. A Rin sibuk melihat ponselnya, seperti ingin menghilankan stress dengan banyak belanja. Kwang Soo naik mbil dan kembali memastikan A Rin akan mundur dari film ini.
“Berhenti berbelanja. Kau tak punya waktu untuk bersantai sambil berbelanja. Semua heboh karena perkataan asalmu itu.” Ucap Kwang Soo
“Diamlah. Apa Kau tak lihat aku sedang berbelanja?” ucap A Rin tak pedul. Kwang Soo mencoba memperlihatkan ponselnya.
"Joo A-rin Mengundurkan Diri Karena Anak Haram Ryu Jin. Cinta Itu Tidak Adaa Kontroversial. Masalah Baru Cinta Itu Tak Ada, Apa Produksi Dihentikan? Thumb Film Tidak Tahu. Kebenaran Sedang Dikonfirmasi. Thumb Film Kaget Dengan Pengunduran Diri Joo A-rin."ucap Kwang Soo membaca artikel dan komentar.
“Bagaimana dengan citramu sekarang?  Tak ada malaikat yang mengundurkan diri sebelum syuting... A-rin!” teriak Kwang Soo kesal melihat tingkah A Rin.
“Hei! Jangan buat perasaanku semakin buruk. Berangkatlah.” Ucap A Rin. Kwang Soo mengaku tak mau.
“Akan kubacakan artikelmu semalaman agar kau merasa bersalah dan berubah pikiran.” Ucap Kwang Woo A Rin pun tak peduli.
Kwang Soo lalu melihat [BERITA TERBARU - INSIDEN KEBOCORAN GAS] lau menerima telp Hye Jin mengaku sekarang tak bisa... lalu kaget mendengar tentang Dae Oh. A Rin pun mendengar nama Dae Oh pun langsung kaget. 



Ha Nee menemui ibunya yang masih tak sadarkan diri lalu memberitahu Ae Jung kalau Dae Oh pasti kesakitan karena dirinya. Ia pun bingung dengan yang akan dilakukan karena sudah berlaku kasar kepada Dae Oh karena pikir sudah membuangnya.
“Aku pikir dia membenciku, jadi, aku kasar kepadanya. Namun… sepertinya tidak begitu. Dia tak membuangku. Jika dia membuangku, kenapa dia sampai begini karena aku? Benar, 'kan? Ibu... Jawablah aku.” Ucap Ha Nee berharap Ae Jung agar segera bangun.
“Ibu menyayangimu.” Kata Ae Jung. Ha Nee melihat Ae Jung yang sudah sadar. Ae Jung langsung memeluk Ha-nee.
“Ibu, kenapa baru bangun? Kenapa tidur sangat lama?” keluh Ha-nee. Ae Jung mengaku baik-baik saja.
“Apa Kau baik-baik saja? Bagaimana denganmu? Tak ada yang sakit? Kenapa wajahmu begini?” ucap Ae Jung
“Aku takut hal buruk terjadi kepada Ibu.” Ucap Ha Nee. Ae Jung pun meminta maaf pada anaknya.
“Maaf ibu telah membuatmu khawatir.” Kata Ae Jung. Saat itu Nyonya Choi datang melihat Ae Jung sudah bangun dan mengucap syukur.
“Ibu, jangan menangis.” Kata Ae Jung yang ikut menangis. Nyonya Kang pun akhirnya mengajak mereka saling berpelukan bersama.
“Tunggu.. Sebentar. Bagaimana dengan Dong-chan? Di mana Dong-chan?” tanya Ae Jung
“Dia tak apa-apa. Ayahnya juga baik-baik saja.” Ucap Nyonya Choi. Ae Jung pun mengucap syukur dan sungguh lega.
“Sekarang, hanya Cheon Eok-man…” kata Nyonya Choi. Ae Jung tak mengerti maksudnya dan ingin tahu Ada apa. Nyonya Kang menahan agar tak bicara.
“Kenapa kalian begini? Beri tahu aku.” Ucap Ae Jung  bingung. 


Akhirnya Ae Jung meliha diruangan ICU dengan alat bantu nafas dan tak sadarkan diri, lalu mengeluh karena melakukan hal itu.  Ia mengingat ucapa Dae Oh didepan truk makanan “Aku akan urus diriku sendiri dan menjadi Batman atau Superman di sampingmu.
“Bagaimana bisa menjadi Superman atau Batman?” gumam Ae Jung sedih . Dae Oh mengatakan “Aku akan berikan semua. Segalanya.”
“Kau bilang akan berikan segalanya. Tapi kenapa… sampai mempertaruhkan nyawa?”gumam Ae Jung sedih. 

Ha Nee memilih banyak makanan di minimarket. Yeon Woo melihat Ha Nee bingung memastikan kalau baik-baik saja. Ha Nee tak menjawab terus memilih makanan. Yeon Woo memebritahu Ha Nee sakit tapi kenapa makan sebanyak ini.
“Sebenarnya, ini bukan untukku. Aku mau taruh di ruang rawat inap. Aku harus sekolah besok, dan nenekku harus bekerja. Ibu akan sendirian di kamar, dan dia pasti bosan. Jika Pak Cheon bangun, mereka bisa makan ini bersama.” Ucap Ha Nee.
“Ternyata… kau mencemaskan Pak Cheon.” Ucap Yeon Woo. Ha Nee pikir kalau Dae Oh terluka karena dirinya.
“Jika bukan karena aku…” ucap Ha Nee merasa bersalah. Yeon Woo pikir kalau Dae Oh begitu karena Ha Nee. Ha Nee bingung apa maksudnya.
“Kau sangat penting baginya. Karena dia tak bisa kehilanganmu. Itu arti dirimu baginya.” Ucap Yeon Woo. Ha Nee terdiam dengan mata berkaca-kaca. Yeon Woo pun meminta agar memasuakn semua barang ke keranjang.


Nyonya Kang masuk ruangan, sepasang pria dan wanita membahs kalau Pasien yang terluka di samping ternyata bukan karena gas bocor, tapi karena bermasalah dengan geng dari Hong Kong. Si Pria berkomentar Dilihat dari banyaknya polisi yang datang, sepertinya benar begitu.
“Astaga. Apa dia pacar dari bos itu?” ucap si wanita. Pria itu merasa Kasihan sekali nasibnya karena Ae Jung itu Sial sekali sampai seperti itu.
“Benarkah? Dia sangat sial sampai diserang oleh geng dari Hong Kong. Kalian benar. Itu bukan hanya masalah gas bocor biasa. Itu kasus yang berkaitan dengan geng terbesar di Hong Kong.” Ucap Nyonya Kang
“Pasien ini bukan wanita biasa. Apa kalian akan baik-baik saja? Kalian sekamar dengan dia?” kata Nyonya Kang dengan tatapa menakutkan.
“Haruskah kita cari angin di luar?” kata si wanita yang jadi pasien. Si suami pun duduk di kursi roda dan terbalik dengan istrinya yang mendorongnya. 


Nyonya Kang menaruh pot bunga disamping tempat tidur, Tuan Koo datang menanyakan keadaan Ae Jung. Nyonya Kang ingin bicara tapi Tuan Koo berkata tahu kalau Ae Jung yang terluka jadi tak perlu keluar. Nyonya Kang akhirnya hanya bisa diam saja.
“Aku ke sini untuk minta maaf kepadamu. Kau sangat mirip dengannya. Nona Noh sangat mirip dengan orang yang tak bisa kulindungi. Kalian sangat mirip. Kalian sama-sama orang yang tak pernah patah semangat.” Ucap Tuan Koo
“Karena itulah aku mau terus ada di sampingmu untuk membantumu. Namun… ternyata itu hanya keserakahanku. Maaf kau harus mengalami ini karena aku.” Ucap Tuan Koo lalu menaruh pot bunga. Nyonya Kang pun melihat itu bunga yang sama dan menaruhnya disamping meja. 


A Rin mengintip didepan ruangan ICU seperti ingin tahu keberadan Dae Oh. Saat akan pergi, Ae Jung melihat A-rin. A Rin melihat Ae Jung akhirnya keduanya duduk di luar rumah sakit. A Rin dengan tatapan sinis kalau Ae Jung pasti sudah tahu.
“Tapi hatiku tak akan berubah walau kau berkata apa pun.” Kata A Rin. Ae Jung tak mengerti maksudnya dan bertanya Apa ada masalah?
“Apa Kau bertanya karena tak tahu?” ucap A Rin sinis. Ae Jung mencoba menjelaskan Karena ada sedikit masalah, dirawat di rumah sakit dari kemarin.
“Ada apa sebenarnya?” tanya Ae Jung. A Rin mengeluh kalau ini Menyebalkan.
“Aku berbuat begitu karenamu. Kenapa kau tak tahu?”kata A Rin sinis. Ae Jung benar-benar tak mengerti maksudnya.
“Aku mundur dari film ini karena kau dan Pak Cheon.” Ucap A Rin. Ae Jung kalau A Rin mengundurkan diri dan tak mengerti.
“Apa Kau baru sadar betapa parah masalah ini?” keluh A Rin yang sangat marah antara Ae Jung dan Dae Oh
“Aku bisa mengerti perasaanmu. Beberapa waktu lalu, ada berita buruk tentang aku dan Ryu Jin, dan sekarang Pak Cheon begini. Aku paham kau pasti khawatir film kita akan dibatalkan. Aku sangat paham.” Ucap Ae Jung. A Rin tek mengeluh dengan Ae Jung yang bersikap berbeda.
“Namun, bisa kau beri aku waktu sebulan? Tak perlu. Seminggu saja. Pak Cheon begini sekarang. Dia pasti menyalahkan dirinya jika dia bangun dan dengar kabar ini. Ini semua terjadi karena aku. Aku tak bisa biarkan dia menyalahkan dirinya. Maka itu, percayalah kepadaku. Beri aku waktu.” Ucap Ae Jung
“Sepertinya kau belum paham. Kalian berdua masalahnya, bukan keadaan ini.” Kata A Rin. Ae Jung tak mengerti maksud ucapan A Rin.
“Apa Kau tak ingat perkataanku?” ucap A Rin. Ae Jung mengingat A Rin mengatakan “Aku sudah kenal Pak Cheon sejak 14 tahun yang lalu.”
“Oh Dae-o dari Universitas Hankuk, Jurusan Film. Oh Dae-o, calon sutradara... Tidak, sudah lama. Mungkin sudah 14 tahun. Dia guru pribadiku. Juga cinta pertamaku.” Ucap A Rin. Ae Jung mengingat saat melihat seseorang mencium Dae Oh.
“Tapi apa kau tahu? Dia tak pernah balas menyukaiku. Dia seseorang yang tak pernah bisa kulupakan dalam hidupku. Tapi dia bahkan tak bisa mengingatku.” Ucap A Rin.
Ae Jung terdiam mengingat ucapan Dae Oh yang marah “Tidak. Kau tak pernah percaya padaku. Kau meninggalkanku karena tidak percaya.” A Rin memberitahu kalau Isi kepala Dae Oh hanya Ae Jung bahkan  tak memberinya sedikit pun celah untuk masuk.

Ryu Jin datang ke ruangan ICU melihat Dae Oh yang tak sadarkan diri, dengan menahan tangisnya meminta maaf pada Dae Oh. Akhirnya Ia pun pergi meninggalkan Dae Oh lalu tak sengaja bertemu dengan Ae Jung. Ae Jung bberjalan dengan wajah tertundu.
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Ryu Jin. Ae Jung mengangguk Tapi Dae Oh masih belum… dengan wajah sedih
“Jangan khawatir, dia pasti bangun. Dia bertemu denganmu dan Ha-nee setelah 14 tahun. Dia pasti bangun.” ucap Ryu Jin menyakinkan.
Ae Jung pun bisa tenang dan yakin ucapan Ryu Jin benar. Ryu Jin menyruh Ae Jung agar masuk saja.  Ae Jung pun mengucapkan Terima kasih.

A Rin akan pergi meninggalkan rumah sakit, melihat Ryu Jin mencoba untuk tak peduli. Ryu Jin menahan A Rin, A Rin mengeluh mereka  bisa bertemu di sini. Ryu Jin bertany apakah A Rin ke sini untuk bilang akan mengundurkan diri.
“Memang kenapa denganku?” ucap A Rin sinis. Ryu Jin memberitahu kalau Waktu mereka berkuliah.
“Ada nama seorang wanita yang sering menjadi bahan perkelahian mereka. Apa… kau wanita itu?” ucap Ryu Jin
“Ini Menyebalkan sekali. Orang yang seharusnya ingat malah tak ingat. Tapi kenapa malah kau yang ingat?” kata A Rin marah. Ryu Ji pun memastikan lagi.
“Benar... Aku Ko Hyo-sim. Aku bukan Joo A-rin, tapi Ko Hyo-sim. Kupikir jika muncul lagi, aku sudah menjadi wanita hebat yang bisa mengalahkan Noh Ae Jung. Jadi, aku mengganti nama dan umurku. Bahkan menjadi Malaikat Asia.” Ucap A Rin
“Tapi apa ini semua? Aku tak punya kesempatan sama sekali baik dahulu ataupun sekarang karena wanita itu muncul lebih dahulu.” Kata A Rin marah.
Ryu Jin menatap A Rin seperti melihat dirinya dulu, Ia berkata “Jauh sebelum kau berkata kau menyukainya… Sebelum kau menyatakan cinta kepada Ae Jung… Bahkan sebelum kau menyatakan perasaan…”
“Dia bertemu Dae-o lebih dahulu. Karena wanita itu selalu ada di depanku. Apa aku seburuk itu? Kenapa cintaku… selalu bertepuk sebelah tangan? Kenapa dia tak pernah melihatku? Apa kau tak peduli padaku?” ucap A Rin akhirnya menangis.
Ryu Jin hanya bisa terdiam melihat A Rin menangis. A Rin pun hanya membalikan badanya. Ryu Jin pun menepuk bahu A Rin. 



Ae Jung menatap Dae Oh yang masih belum sadar, akhirnya menyalakan ponselnya. Ia menerima sebuah PESAN SUARA dan mendengarkan, ternyata Dae Oh yang mengirimkan pesan untuknya.
“Noh Ae Jung, kau di mana? Kau baik-baik saja, 'kan? Kau tak terluka, 'kan? Aku khawatir. Bagaimana bisa ini terjadi padamu? Kenapa kau? Ae-Jung. Aku tahu ini akan terdengar tak masuk akal. Jika aku bisa kembali ke masa lalu, aku akan kembali ke hari itu.” Ucap Dae Oh 

“Hari perayaan terakhir kita.”
Dae Oh memberikan sebuah cake bertuliskan Selamat 300 hari. Ae Jung terlihat bahagia merayakan dengan Dae Oh. Dae Oh pun memberikan sebuah hadiah mengaku memungutnya di jalan. Ae Jung tersenyum bertanya Apa ini dan melihat surat yang ditulis Dae Oh.
“Aku akan berikan surat dan hadiah yang tak sempat kuberikan.”
Dae Oh turun dari bus, Ae Jung datang menjemputnya berteriak bahagia sambil melambaikan tanganya. Dae Oh dengan wajah lesu melihat Ae Jung dan saat Ae Jung datang, Ia langsung menaruh kepalanya di bahu Ae Jung dan mengaku sangat lelah sambil menangis.
“Aku akan bicara dengan jujur bahwa aku lelah dan mau bersandar kepadamu.” Ae Jung mendengar ucapan  Dae Oh langsung menepuk punggungnya.


Akhirnya mereka bertiga membesarkan Ha Nee bersama. Ha Nee masih balita tiba-tiba menangis. Ae Jung bingung mengendong Ha Nee. Dae Oh bertanya apakah sudah memberinya makan. Ae Jung bingung. Dae Oh pun berlari mengambil makanan.
“Aku tak akan meninggalkanmu sendiri dan membuat Ha-nee kesepian.”
Ae Jung pun bisa mengejar karir sedang diwawanacara. Si MC memberitahu kalau ini film yang sedang ditunggu dan melihat orang yang di belakang layar adalah suaminya. Dae Oh terlihat bahagia mendampingi Ae Jung, keduanya terlihat bahagia.
“Apa dia baik padamu?” tanya MC. Ae Jung menjawab Jika tak ada suaminya  mungkin ia tak ada di sini.
“Aku juga akan melindungi mimpimu. Tapi, kau tak ada di sampingku padahal aku mau katakan ini semua. Kau di mana, Noh Ae Jung? Aku merindukanmu. Aku sungguh merindukanmu.”
Dae Oh berjalan dengan wajah bahagia dengan Ae Jung, Ha Nee pun berjalan diantaer keduanya seperti keluarga pada umumnya. Mereka bertiga seperti sangat bahagia. 
Ae Jung mendengar semua curhatan hati Dae Oh meminta agar bangun dan lakukan semua yang Dae Oh mau lakukan.  Ia meminta Dae Oh agar memberikan hadiah yang belum Dae Oh beri, berikan surat yang belum sempat diberi.
“Kau bersandarlah padaku waktu sulit, dan aku juga akan begitu. Jangan tinggalkan aku sendiri, dan jangan buat Ha-nee kesepian. Bantulah aku untuk mencapai mimpiku. Aku juga sangat merindukanmu. Aku mau bicara denganmu.” Ucap Ae Jung
“Tapi kenapa kau malah terbaring di sini? Ayo Bangun... Bangunlah, Dae-o. Bangun.” kata Ae Jung 


Dae Oh tiba-tiba bertanya apakah Ae Jung serius. Ae Jung kaget mendengar suara samar-samar. Dae Oh bertanya lagi tentang Ae Jung yang serius dengan ucapanya. Ae Jung pun kaget melihat Dae Oh yang sudah sadar. Dae Oh membuka alat bantu nafas yang merasa sesak sekali.
“Kau sudah sadar? Sebentar, aku panggil dokter.’ Ucap Ae Jung. Dae Oh menarik tangan Ae Jung
“Apa Kau bilang kau merindukanku? Kau bilang mau berbicara denganku. Apa itu sungguhan?” tanya Dae Oh. Ae Jung membenarkan.
“Aku sangat takut kau mati.” Ucap Ae Jung menangis. Dae Oh tersenyum mendengarnya.
“Ada apa denganmu? Apa Kau masih bisa tersenyum saat begini?” kata Ae Jung tak percaya
“Ini karena aku bahagia.” Ucap Dae Oh. Ae Jung meminta Dae Oh agar  Jangan bergerak.
“Aku sangat merindukanmu. Waktu kau tak ada kemarin, rasanya lebih lama daripada 14 tahun. Mendekatlah kepadaku. Ada yang mau aku katakan.” Kata Dae Oh.
Ae Jung bergeser. Dae Oh meminta agar Ae Jung Lebih dekat. Ae Jung mendekatan wajahnya.
“Aku mencintaimu.” Ucap Dae Oh berbisik dikuping Ae Jung. Ae Jung kaget, Dae Oh pun langsung mencium Ae Jung.
Bersambung ke episode 15

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar