PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Choi membuang sampah dan bingung melihat sebuah kotak karud dan bertanya Apa
ini semua. Ia mengeluh Kenapa Ha Nee yang membuang barang-barang bagus ini dan tak
tahu cara berhemat. Akhirnya Nyonya Choi menaruh barang-barang diatas meja.
Tapi
karena kardus yang terlalu berat membuat semua barang diatas meja jatuh. Nyonya
Choi melihat buku Ha Nee dan kaget membaca
DAFTAR KANDIDAT AYAH dan juag orang yang menyewa kamar atas. Ia pun
kaget melihat wajah Ryu Jin di halaman pertama.
“Astaga.
Kenapa fotonya ada di sini?” ucap Nyonya Choi kaget dan Ha Nee menuliskan AYAH:
RYU JIN, IBU: NOH AE-JUNG, PUTRI: NOH HA-NEE
Nyonya
Choi mengingat saat bertanya pada Ha Nee Apa dia pengajar tamu di kelas Ha-nee…
Ha Nee mengau Pria lain yang menjadi pengajar tamu. Ia pun mengingat Ha Nee
memberitahu “Kemarin dia bilang< cinta pertamanya adalah orang yang
membuatnya ingin menjadi aktor.
“Nenek,
apa yang kau lakukan di sini?” ucap Ha Nee saat akan masuk kamar. Nyonya Choi
terdiam melihat Ha Nee yang datang. Ha Nee terlihat marah karena neneknya
melihat buku diarynya.
Ha Nee
pun berjalan keluar dari rumah dengan wajah marah. Nyonya Choi mengejarnya
ingin tahu Barang-barang di tas cucunya. Ha Nee marah merasa rumah mereka itu
tak punya privasi dan neneknya melihat barangnya tanpa izin.
“Berhenti
membantah dan jawab saja pertanyaanku. Apa maksud kau menulis itu?” kata Nyonya
Choi
“Nenek
pasti paham karena sudah baca. Aktor yang kau suka. Ryu Jin, aktor itu, adalah
ayahku.” Kata Ha Nee
“Apa?
Tunggu. Apa maksudmu sebenarnya? Kenapa dia ayahmu?” kata Nyonya Choi kaget
“Aku
sudah memastikannya. Aku bahkan juga sudah menemuinya. Tapi Nenek, kau tak
boleh menyukainya lagi. Dia pria jahat. Dia membuang Ibu dan aku agar sukses
seperti sekarang.” Ucap Ha Nee menahan tangisnya.
“Astaga...
Maafkan aku... Maaf karena tak mengerti perasaanmu... Maafkan aku.” Ucap Nyonya
Choi langsung memeluk cucunya.
“Nenek...
Jangan bilang kepada Ibu. Jika tahu, maka dia akan terluka. Jangan bilang Ibu
bahwa aku tahu. Ya?” ucap Ha Nee memohon
“Jangan
khawatir... Aku akan urus ini semua. Jangan khawatir.” Kata Nyonya Choi
menyakinkan.
Ae Jung
sibuk menyusun di papan dan Hye Jin datang dengan wajah panik memberitahu Ae
Jung kalau mendapat informasi penting. Ae Jung bertanya Apa lagi. Hye Jin
mengaku dengar dari produser lain bahwa Ryu Jin meninggalkan Ssong
Entertainment. Ae Jung melonggo kaget mendengarnya.
Ryu Jin
terdiam dengan tatapan kosong mendengar pelatihnya yang menjelaskan Pertama, ambil kuda-kuda, lalu kibas pedang
ke belakang. Tumpu badan dengan dengkul kanan saat turun, dan kibaskan lagi.
Ryu Jin terdiam lalu matanya mengarah pada Dae Oh yang sibuk membaca naskah.
“Jika mau
sebaliknya, tumpu badan dengan dengkul kanan, kibas ke belakang, dan kibaskan
lagi secara diagonal. Sama jika mau
kibas dari bawah ke atas.” Ucap Pelatih.
Saat itu
A Rin datang menyapa Dae Oh, tapi Dae Oh menyapa seperti tak peduli. A Rin pun
langsung cemberut. Ryu Jin melihat wajah A Rin tahu kalau pasti menyukai Dae
Oh, tapi Dae Oh seperti tak peduli. Mereka akhirnya akan mencoba Adegan 17.
Ryu Jin
dan A Rin langsung berlatih pedang dan mata A Rin mengara pada Dae Oh.
“Ada
rumor kau akan keluar dari Ssong Entertainment. Ternyata itu benar. Kenapa
tiba-tiba? Tapi Bu Song tak akan
melepaskanmu begitu saja kecuali ada masalah wanita. Kurasa aku benar.” Ucap A
Rin menyindir.
“Jangan
ikut campur. Bukankah kau bilang kau menyukai pria lain? Apa pria itu pria yang
kau perhatikan dari tadi?” kata Ryu Jin mengarah tatapanya pada Dae Oh.
Saat itu
Ae Jung datang menyapa Ryu Jin . Ryu Jin
membalas sapaan Ae Jung dan A Rin bisa melihat tatapan Dae Oh mengarah
pada Ae Jung seperti berharap ingin bicara. Ryu Jin melihat tatapan A Rin yang
sedih merasa Ternyata perkataannya
benar.
“Dan Apa itu
tak berjalan lancar?” ucap Ryu Jin. A Rin hanya bisa diam saja. Ryu Jin pun
meminta izin agar -istirahat sebentar.
“Ae Jung,
kau datang?” kata Ryu Jin mendekati Ae Jung. Dae Oh terlihat cemburu karena Ae
Jung malah dekat dengan Ryu Jin.
Keduanya duduk
diluar ruangan, Ae Jung bertanya pada Ryu Jin apakah tak ada masalah dengan agensinya
karena mendengar rumor aneh Jadi datang karena khawatir.Ryu Jin tak percaya
Karena itu Ae Jung langsung datang ke sin dan itu membuatnya senang.
“Aku
takut kau terlibat masalah karenaku. Soal tawaran dari Hollywood…” ucap Ae Jung
merasa tak enak hati.
“Tidak,
bukan seperti itu. Aku akan urus masalahku. Kau fokus saja pada film kita.” Ucap
Ryu Jin tak ingin Ae Jung ikut campur.
“Jika ada
masalah, maka kau harus bicara kepadaku.” kata Ae Jung. Ryu Jin mengerti
meminta agar Jangan khawatir.
“Aku tak
akan biarkan urusan pribadi menghalangi. Entah itu filmmu, hidupmu, dan lainnya.”kata
Ryu Jin dan saat itu Manager Myung datang.
“Lama tak
bertemu, Pak Myeong. Apa Kau sehat?” sapa Ae jung, Manager Myung melihat Ae
Jung ingin bicara dan terlihat kesal.
“Aku
pergi lebih dahulu. Nanti kuhubungi. Ayo pergi.” kata Ryu Jin sambil menutup
mulut Manager Myung dan menariknya pergi.
Dae Oh
ternyata diam-diam melihat keduanya bicara, lalu akan mendekat tapi saat itu A
Rin memanggilnya. A Rin mengeluh kalau Waktu itu Dae Oh yang mengusirnya begitu
saja jadi menurutnya Setidaknya bisa traktir. Ae Jung melihat keduanya dengan
wajah kesal memilih untuk pergi.
“Soal
itu…” kata Dae Oh dan menatap ke arah belakang ternyata Ae Jung sudah pergi.
Di dalam
kamar ganti, Manager Myung merapihkan baju Ryu Jin mengeluhAda apa dengan ini
semua, karena mereka tak punya mobil, penata busana, dan agensi. Ryu Jin merasa
tak masalah karena senang sepert ini jadi tak perlu mengkhawatirkan Bu Song.
“Memang
benar.. Tapi Tetap saja, kau pantas punya staf sendiri, mengingat levelmu.” Ucap
Manager Myung
“Tak
apa-apa. Aku memang jadi begini, tapi tak berarti aku harus batalkan semua
jadwalku. Aku harus bekerja.” Kata Ryu Jin
“Apa Ini
semua karena wanita itu? Dia tak tahu salahnya, dan bisa menyapaku dengan
ceria.” Ucap Manager Myung marah.
“Kwae-nam,
ini bukan salah Ae Jung.” Tegas Ryu Jin marah. Manager Myung mengaku tahu ini
tak seperti yang dipikirkan.
“Tapi aku
tetap kesal.” Kata Manager Myung. Ryu Jin tiba-tiba mencari ponselnya.
“Aku tak
tahu bagaimana, tapi sepertinya reporter tahu. Jadi, kumatikan ponselmu.” Kata Manager
Myung. Ryu Jin memujinya dan melihat ponselnya lalu melotot kaget.
Flash Back
2010
Diatas
panggung, seorang pria sedang berdialog sendirian. Nyonya Song menonton dari
bangku penonton yang kosong, setelah itu melihat sosok Ryun Jin yang ada diatas
panggung. Ryu Jin pun menghampirinya dibelakang panggung.
“Aku
Jennifer Song. Apa Kau mau menjadi yang terbaik di industri ini?” ucap Nyonya
Song memberikan kartu namanya
Nyonya
Choi sedang ada diruangan menerima pesan dari Ryu Jin “Mari bertemu sekarang.” Lalu
melihat berkas laporan [PUSAT TES DNA] sepertinya Nyonya Choi penasaran dengan
status Ha Nee dan memilih berkas untuk tas DNA.
A Rin dan
Dae Oh akhirnya makan bersama. A Rin
punbertanya apa yang dibicarakan dengan Nona Noh hari itu, karena Nona Noh
berkata hal itu sangat penting dan mendesak. Dae Oh hanya terdiam. A Rin
bertanya Apa itu rahasia.
“Bukan
begitu. Hanya tentang pekerjaan.” Kata Dae Oh. A Rin seperti tak percaya kalau
Tentang pekerjaan.
“Sungguh?
Nona Noh sangat aneh.” Keluh A Rin. Dae Oh ta mengerti maksud ucapan A Rin.
“Dia
bicara bahwa itu hal yang sangat mendesak. Suasananya menjadi aneh, aku juga
diusir. Apa aku bukan bagian dari film ini? Seharusnya tak apa aku ada di sana.
Kenapa seorang produser mengusir aktris utama?” kata A Rin marah
“Sebenarnya
ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.” Ucap Dae Oh. A Rin mempersilahkan
“Aku
sudah berbuat kesalahan pada malam kau ke rumahku Seharusnya aku tak membiarkan
aktris masuk ke rumahku. Semua akan kesusahan jika ada rumor aneh sebelum mulai
syuting. Kau hampir terlibat masalah, 'kan?” kata Dae Oh. A Rin terdiam dan
menahan amarahnya.
“Mulai sekarang,
aku akan berhati-hati agar hal itu tak terjadi lagi.” Tega Dae Oh
“Aku
pergi dan masuk ke rumahmu karena aku mau. Kenapa kau yang harus berhati-hati?”
ucap A Rin. Dae Oh bingung mendengarnya.
“Hari itu
perasaanku sangat buruk. Aku pergi ke sana karena mau dihibur olehmu. Aku
bahkan mengesampingkan teman dan keluargaku karena aku menyukaimu.” Kata A Rin.
Dae Oh tak percaya mendengarnya.
“Apa kau
menolakku begini karena Nona Noh? Aku pergi lebih dahulu. Ini memalukan.” Kata A
Rin marah. Dae Oh bingung mencoba menahan A Rin.
“Kenapa?..
Sebenarnya apa hubunganmu dengan Nona Noh? Dia siapa bagimu, dan kenapa dia membuatku
merasa menyedihkan?” ucap A Rin marah. Dae Oh pun hanya bisa terdiam.
Ae Jung
duduk diruang kelas dan melihat agendanya bertuliskan [AYAH: RYU JIN, IBU: NOH
AE-JEONG PUTRI: NOH HA-NEE] Ia pun mengeluh merasa sedikit sedih lalu dengan
wajah kesal bertanya-tanay Sebenarnya di mana Dong-chan.
Saat itu
Dong Chan melihat Ha Nee di tempat duduk, lalu bergegas mengambil buku dan
keluar kelas. Ha Nee melonggo bingung dengan tingkah Ha Nee. Mereka pun berjalan
dilorong terpisah. Setelah kelas selesai, Dong Chan langsung bergegas pergi. Ha
Nee bingung dengan sikap Dong Chan yang menghindarinya.
Dong Chan
berdiri di luar sekolah, lalu mencoba membuat bagan cerita tentang keluarganya
sambil bergumam “Aku Koo Dong-chan. Koo Pa-do ayahku. Ha-nee adalah putri Bu
Noh Ae-jung. Jika Bu Noh ibuku, berarti Ha-nee dan aku…”
[SAUDARA
KANDUNG: KOO DONG-CHAN, NOH HA-NEE]
Saat itu
Ae Jung datang memanggil Dong-chan. Dong Chan langsung tersenyum bahagia
langsung memangil Ae Jung seperti ibunya.
Ae Jung mendekati Dong Chan bertanya mau pulang dan ingin tahu Di mana
Ha-nee. Dong Chan masih terkesiam dengan Ae Jung yang mungkin sebagai ibunya.
“Apa Kau
tak pulang bersamanya? Astaga. Dasimu seperti ini dari tadi pagi? Kau harus
berdandan dengan rapi. Bagaimana hari ini di sekolah?” ucap Ae Jung merapihkan
baju Dong Chan dan Dong Chan bahagai seperti ada yang memperhatikanya.
Ha Nee
melihat ibunya dan langsung berlari menghampirinya.Ae Jung pun memeluk anaknya
yang paling disayanginya. Ha Nee pun menatap sinis pada Dong Chan yang
menghindarinya. Dong Chan hanya bisa tertunduk. Ae Jung bertanya apakah Hari
ini belajar dengan baik?
“Ya... Tapi
kenapa Ibu datang ke sini?” tanya Ha Nee. Ae Jung mengaku Ada rapat komite.
“Ibu akan
buat acara yang bisa membuatmu menjadi murid terkenal.” Kata Ae Jung
“Apa Nenek
tak bicara apa-apa kepada Ibu?” tanya Ha Nee memastikan. Ae Jung mengaku tidak
dan ingin tahu Apa ada masalah.
“Tidak
ada apa-apa.” Kata Ha Nee bisa bernafas lega.
Ae Jung pun pamit pergi karena sudah terlambat lalu berpesan pada Dong Cahn
agar beHati-hati di jalan.
“Hei,
Dong-chan! Kau melarikan diri saat membicarakan rencana kita. Kau juga tak
mengajakku bicara seharian. Apa kau marah kepadaku? Apa aku berbuat salah?”
tanya Ha Nee marah
“Bukan
begitu.” Ucap Dong Chan tertunduk. Ha Nee pun percaya kalau memberitahu kalau Sebenarnya
sudah ketahuan neneknya.
“Nenek
sudah tahu aku mencari ayahku, dan ayahku adalah Ryu Jin. Ibuku juga akan
segera tahu. Aku harus menemui Ryu Jin dan tes DNA…” ucap Ha Nee yang disela
oleh Dong Chan.
“Tapi apa
kau harus melakukan tes DNA itu?” tanya Dong Chan. Ha Nee terlihat bingung.
“Jujur
saja. Itu tak akan mengubah apa pun. Dendammu juga tak akan hilang walaupun
mendapat uang darinya. Bukankah lebih baik berhenti sampai di sini?” kata Dong
Chan.
“Hei! Apa
yang kau katakan? Kenapa kau membantuku jika akan menyerah secepat ini?” ucap
Ha Nee marah
“Itu…
Karena… aku merasa kasihan kepadamu. Tapi sekarang aku menjadi malas dan tak
mau membantumu lagi.” Ucap Dong Chan mencari alasan
“Apa Kau
menghindariku karena itu? Seharusnya kau bilang dari awal bahwa kau tak suka
berteman denganku. Kenapa kau malah berkelit dan membuatku kesal?” ucap Ha Nee
marah. Dong Chan memanggil menahan Ha Nee pergi
“Sudahlah...
Aku juga tak mau berteman denganmu.” Ucap Ha Nee pergi. Dong Chan memanggilnya tapi Ha Nee sangat
marah.
Dong Chan
melamun dirumahnya, mengingat yang dikatakan Ha Nee “Seharusnya kau bilang dari
awal bahwa kau tak suka berteman denganku. Kenapa kau malah berkelit dan
membuatku kesal?”
“Semuanya
menjadi lebih rumit. Aku juga tak mungkin beri tahu bahwa kami adalah saudara.”
ucap Dong Chan dengan helaan nafas
“Apa
katamu?” kata Tuan Kim tiba-tiba datang. Dong Chan mengaku Bukan apa-apa dan
akan pergi tapi akhirnya bertanya pada Tuan Kim.
“Omong-omong,
apa Ayah pernah bercerita soal ibuku?” tanya Dong Chan. Tuan Kim menjawab tidak
dan bertanya balik Memang ada apa?
“Tidak.
Lupakan saja.” Kata Dong Chan bergegas pergi karena melihat ayahnya datang.
Tuan Koo bingung menatap Dong Chan seperti sedang menghindarinya.
Tuan Kim
berbicara pada Tuan Koo kalau seharus beri tahu Dong-chan. Tuan Kim hanya
terdiam mendengarnya mengingat kenangan dengan istrinya
Flash Back
Tuan Koo
melihat Tan Zi Yi yang sudah bersimba darah mencoba menyadarkannya. Nyonya Tan setengah sadar membisikan Tuan Koo
meminta tolong agar bisa menjaga anaknya.
Tuan Koo
melihat Nyonya Tan sudah tak sadarkan diri lalu melihat ke dalam lemari
terlihat Dong Chan sedang tertidur.
Tuan Koo
akhirnya duduk diruangan rahasianya, lalu melihat figura yang tertelungkup lalu
merasa ada yang masuk ke dalam ruanganya. Ia pun melihat foto Nyonya Tan dengan
Dong Chan dan yakin kalau anaknya sudah melihat foto itu.
Yeon Woo
datang menemui Nyonya Joo yang terbaring dirumah sakit. Dan bertanya Kali ini
Ibunya sakit apa. Nyonay Joo mengakusudah melihat semuanya., kalau Noh Ae Jung
dengan helaan nafasnya. Yeon Woo terlihat kaget ibunya sudah mengetahuinya.
“Ibu
lihat kalian tinggal bersama. Kenapa kau diam saja? Kenapa tak menyangkalnya? Kenapa
tak bilang bahwa ibu salah? Kenapa?” ucap Nyonya Joo marah. Yeon Woo hanya diam
saja.
“Sebenarnya
sejak kapan kau punya anak dan berumah tangga dengannya?” tanya Nyonya Joo.
Yeon Woo terlihat kaget mendengar ucapan ibunya.
“Saat kau
pergi 14 tahun lalu, kau bilang kepada ibu bahwa ada seorang wanita dan dia
punya anak.” Ucap Nyonya Joo
“Memang
benar dia wanita itu. Namun, ini tak
seperti yang Ibu pikirkan.” Ucap Yeon Woo
“Lantas?
Lantas apa ini semua?” tanya Nyonya Joo. Yeon Woo menegaksan Jika Ae Jung tak
keberatan, maka ia bahkan siap menjadi ayah.
“Apa kau…
Apa kau sudah gila?” ucap Nyonya Joo marah
Dae Oh
sedang ada didalam mobil mengingat kembali yang dikatakan A Rin “Sebenarnya apa hubunganmu dengan Nona Noh?
Dia siapa bagimu?” Ia juga tak tahu karena mereka tak punya hubungan apa-apa
dan tak mengerti mereka yang datang ke tempat biasanya Ae Jung datang.
Ha Nee
berjalan dengan wajah bingung, Dae Oh melihat Ae Jung dan mengikutnya sampai ke
bar. Ha Nee duduk sambil memakan es batu. Dae Oh melihat Ha Nee dan bertanya
Situasi apa ini lalu duduk disampingnya. Ha Nee kaget melihat Dae Oh datang.
“Kau
sangat berani. Bagaimana bisa anak di bawah umur ada di bar” Sadarlah...” kata
Dae Oh.
“Ini
kedai milik teman baik ibuku. Ini juga bukan bar.” Ucap Ha Nee. Dae Oh mengerti
dan mengejek Ha Nee benar-benar aneh. Ha Nee hanya bisa menghela nafas.
“Kenapa
anak 14 tahun menghela napas layaknya orang berumur 41 tahun?” ucap Dae Oh
“Ini
semua karenamu.” Ucap Ha Nee. Dae Oh bingung kenapa harus dirinya.
“Aku
bertengkar dengan temanku karena perkataan anehmu waktu itu.” Kata Ha Nee
"Teman"?
Aku ingat. Pacarmu?” kata Dae Oh. Ha Nee menegaskan Dia bukan pacarnya.
“Kenapa
kau sangat malu dan marah tiap aku berkata kata "pacar"? Karena itu
kau menjadi begini. Sudahlah, tinggalkan dia.” Kata Dae Oh
“Apa kau
bisa dengan mudah begitu?” keluh Ha Nee. Dae Oh bertanya Kenapa tak bisa
“Dia
satu-satunya temanku. Dia membantuku mencari ayahku.” Ucap Ha Nee. Dae Oh kaget
memastikan Ha Nee sedang Mencari apa.
“Jika aku
menemukan ayahku, aku mau minta uang tunjangan sebanyak mungkin, dan membayar
utangku kepada Dong-chan.” Ucap Ha Nee.
“Apa Ayahmu
masih hidup?” tanya Dong Chan kaget. Ha Nee mengeluh kalau mencarinya karena
dia masih hidup.
“Seharusnya
mati saja. Kenapa hanya dianggap mati? Kenapa dia menyusahkan hidup ibuku, dan
merusak pertemananku dengan Dong-chan? Benar-benar… Menyebalkan.” Ucap Ha Nee
menangis.
“Hei.
Kenapa kau menangis? Jangan menangis lagi. Baiklah, aku akan bicara dengan
pacarmu…” kata Dae Oh
“Dia
bukan pacarku!” keluh Ha Nee. Dae Oh mengerti
dan mengeluh Sifatn Ha Nee sangat mirip ibunya
Ryu Jin
marah dengan Nyonya Song dan bertanya
Apa maksud semua ini dan Apa maksud pesannya tadi. Nyonya Song merasa
kalau ini kelemahan Ryu Jin
memperlihatkan hasil Tes DNA. Ryu Jin terlihat sangat marah. Nyonya Song merasa
Ryu Jin berpikir kalau tak bisa menghancurkannya.
“Bu Song!”
teriak Ryu Jin marah Nyonya Song merasa Ryu Jin
akan lebih tersiksa jika hancurkan wanita itu, bukan dirinya sendiri.
Ryu Jin
mencoba menelp Ae Jung tapi tak diangkat,
lalu meneluh karena Ae Jung yang tak menjawab telepon. Ia pun mengingat
ancaman dari Nyonya Song “Apa yang akan terjadi dengan wanita itu dan putrinya jika
dunia tahu ini semua?” Akhirnya ia menelp Manager Myung.
“Kwae-nam,
Bu Song sudah berkomunikasi dengan reporter. Cepat cari tahu apa artikel dan
rencananya. Itu harus dihentikan.” Ucap Ryu Jin pada Manager Myung.
Dae Oh
mengemudikan mobilnya, sambil mengingat yang dikatakan Ha Nee. “Aku mencarinya
karena dia masih hidup. Seharusnya mati saja. Kenapa hanya dianggap mati?” Ia
pun bertanya-tanya apa maksud ucapan Ha Nee yang menganggap ayahnya mati.
“Aku
pilih meninggalkanmu karena aku tak boleh mati. Dan sejak saat itu, aku
menganggapmu sudah mati.” Ucap Ae Jung saat menanyakan hubungan dengan Dae Oh
“Tentu
saja. Tapi bukan suaminya. Karena dia tak punya.” Kata Dae Oh dan mengingat
yang dikatakan Ae Jung
“Suamiku
sudah meninggal. Jadi, kumohon teruslah mati di hatiku selamanya.” Ucap Ae
Jung. Dae Oh merasa kalau ini Mustahil.
Nyonya
Choi memotong bahan makanan tak beraturan sambil mengingat ucapan cucunya. “Tapi
Nenek, kau tak boleh menyukainya lagi Dia membuang Ibu dan aku agar sukses
seperti sekarang.” Ia lalu mengingat saat bertemu dengan Ryu Jin menagatakn Sebenarnya mau berfoto dengan aktor itu.
“Aku
pasti sudah gila... Astaga, aku sangat bodoh.” Ucap Nyonya Choi dan mengingat
saat mengajak Ryu Jin minum teh tapi menolaknya.
“Aku… Aku
bahkan tak sadar bahwa dia pria yang kejam.” Kata Nyonya Choi marah dan
tiba-tiba mendengar suara seorang pria berteriak memanggil Ae Jung.
Ryu Jin
didepan rumah berteriak memanggil Ae Jung sambil terus menekan bel. Saat itu Ae
Jung baru datang bingung melhat Ryu Jin sudah ada didepan rumahnya. Ryu Jin mengeluh Ae Jung yang tak menjawab teleponnya.
“Siapa
yang baru kau temui? Apa Kau tak apa-apa?” tanya Ryu Jin panik. Ae Jung mengaku
baik-baik saja dan bertanya Apa ada masalah.
“Katakan.
Apa benar tak ada masalah?” kata Ryu Jin memegang tangan Ae Jung. Tiba-tiba
Nyonya Choi keluar rumah.
“Lepaskan
tanganmu!! Hari ini adalah hari kematianmu. Hari ini akan menjadi hari
kematianmu.” Teriak Nyonya Choi memukul Ryu Jin dengan sampah plastik. Ae Jung
menahan ibunya dan melihat Ryu Jin mulai
berlutut.
“Maafkan
aku.. Ini semua salahku.” Kata Ryu Jin. Ae Jun bingung yang dikatakan Ryu Jin.
“Katanya,
dia orangnya. Katanya dia ayah Ha-nee. Wanita bodoh!” ucap Nyonya Choi
“Pukuli
saja aku. Pukul aku sampai kau puas.” Ucap Ryu Jin. Nyonya Choi mulai mengumpat
dan akan memukul Ryu Jin. Ae Jung menahan ibunya agar tak melakukan kekerasan.
“Apa yang
Ibu bicarakan? Itu tidak benar! Ibu, tunggu! Dan Tunggu! Jin, apa maksud
perkataanmu?” ucap Ae Jung bingung
“Ae
Jung... Empat belas tahun lalu pada hari hujan itu, kita…”kata Ryu Jin. Ae Jung
menegasakan kalau Ryu Jin itu salah.
“Bukan
kau ayahnya....Kau bukan ayahnya.” Tegas Ae Jung. Ryu Jin kaget begitu juga
Nyonya Choi.
“Jika
bukan dia, lantas siapa?” tanya Nyonya Choi. Ae Jung mencoba menjelaskan pada
ibunya.
“Apa aku
ayahnya? Apa Benar aku?” tanya Dae Oh datang. Yeon Woo juga baru datang. Ae Jung hanya bisa menatap Dae
Oh yang tiba-tiba datang.
Bersambung ke episode 11
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar