PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di tempat
sauna, Beberapa bibi berkomentar kalau Ae Jung dan Ha-nee pasti tersiksa
walaupun hanya sehari dan mengeluh Bagaimana bisa seorang jurnalis menulis
berita yang tak dikonfirmasi. Bibi yang lain pun menyetujuinya.
“Aku tak
percaya berita itu dari awal. Bukankah kau harus menuntut perusahaan yang
menyebarkan berita palsu itu?” kata si bibi. Nyonya Coi hanya terdiam yang
mendengarnya, Mereka pun membenarkan.
“Tak
perlu menuntutnya. Aku hanya perlu menangkap orang jahat itu dan merebusnya di
air mendidih. Jadi, itu yang akan kulakukan pada si jurnalis.” Ucap Nyonya Choi
dan semua orang mulai ketakutan.
“Harus
kuapakan mulut kalian?”kata Nyonya Choi. Mereka pun saling bersikap baik pada
Nyonya Choi memberikan telur rebus.
Nyonya
Choi pun langsung memecahkan kulit telur pada kepala bibi dan makan telur.
Nyonya
Choi pulang berbelanja mengatakan harus memberikan makanan sehat kepada
anak-anaknya dan kaget melihat Ae Jung ada di dapur. Ae Jung menyapa ibunya.
Nyonya Choi kaget bertanya Apa yang dilakukan selarut ini.
“Kau
pasti lelah. Kenapa tak tidur?” kata Nyonya Choi. Ae Jun memberitau Besok ada
kompetisi olahraga di sekolah.
“Aku akan
tidur setelah menyiapkan Kimbab” ucap Ae Jung. Nyonya Choi menyuruh minggi agar
ia yang mengerjakan.
“Tak
perlu... Ibu pasti lelah. Mandi dan istirahatlah.” Ucap Ae Jung. Nyonya Choi
mengaku tak lelah sama sekali karena masalah anaknya dan Ha-nee sudah selesai.
Ae Jung terlihat sedih.
“Kenapa?
Bukannya sudah selesai? Ada apa sebenarnya? Ryu Jin sudah buat konferensi pers dan
sudah ada artikel resmi.” Kata Nyonya Choi bingung.
“Ha-nee
sudah tahu siapa ayahnya” akui Ae Jung. Nyonya Choi kaget mendengarnya dan
ingin tahu apa yang terjadi.
“Apa kata
Ha-nee? Dia tak kaget?” tanya Nyonya Choi. Ae Jung pikir Sepertinya Ha Nee takut.
Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Sepertinya
dia takut karena tiba-tiba ayahnya muncul. Takut ayahnya hilang lagi. Tapi
baguslah. Sulit bagi Ha-nee untuk menerima ayahnya, dan aku juga sudah
mengakhiri segalanya dengan pria itu.” Ucap Ae Jung yakin
“Itu… Kenapa
kau mengakhirinya begitu saja?” keluh
Nyonya Choi. Ae Jung heran Mengapa tidak boleh?
“Aku bisa
hidup baik tanpanya.” Kata Ae Jung yakin. Nyonya Choi mengeluh bertanya Ae Jung
mau bagaimana nanti?
“Ha-nee
merasa kesepian, jadi, dia mencari ayahnya. Kau juga pasti sama. Kau juga pasti
kesepian selama ini.” Ucap Nyonya Choi
“Ibu,
kita sudah hidup bertiga sangat lama. Ibu harus tahu bahwa sekarang aku sangat
bahagia.” Kata Ae Jung yakin tapi Nyonya Choi seperti merasa kasihan dengan
anaknya.
Tuan Koo
berjalan dengan anak buahnya melihat RESTORAN
TIONGHOA SSANGYONG, lalu masuk ke ruangan dan tak melihat siapapun. Ia lalu
mengangkat telp dan seorang pria berbicara dengan bahasa mandarin menyapa Lama
tak bertemu.
“Kau
datang bersama tiga orang lainnya. Apa Sudah bawa barang yang kusuruh?” ucap Si
pria.
“Apa yang
kau mau?” tanya Tuan Koo melihat ke arah luar ada sebuah mobil terparkir.
“Apa Kau
sungguh tak tahu?” ucap si pria. Tuan Kim masuk ruangan, Tuan Koo memberikan kode
agar diam dan segera keluar.
“Kau akan
kehilangan semua yang berharga jika terus begini.” Ucap Si pria. Lalu menutup telpnya. Tuan Kim
akan mengejar tapi mobil sudah lebih dulu pergi.
Tuan Koo
akhirnya pulang ke rumah dengan wajah kesal. Tuan Kim ingin tahu apa yang
mereka mau. Tuan Koo mengaku juga tak tahu.
Tuan Wang
berbaring disofa sambil membaca naskah berkomentar kalau punya mata yang hebat
karena menemukan naskah Dae Oh. Ia berkomentar kalau sungguh kejam sekali
karenaSeharusnya Cheon-su tak boleh begini kepada Hae-ok dan akan membaca lagi.
Dae Oh
datang membawa minuman, Tuan Wang langsung duduk menyambutnya dan melihat kalau
mau minum miras di kantor lalu mengaku mau minum juga. Dae Oh langsung beranjak
pergi menyuruh Tuan Wang untukminum sendiri.
“Tunggu
sebentar. Jangan pergi begitu saja jika sudah datang. Biar aku bereskan dahulu.
Aku pindahkan dahulu. Ayo Silakan... Kita belum sempat bercakap-cakap selama
ini. Ayo kita mengobrol sekarang.” Ucap Tuan Wang melihat Dae Oh membawa Camilan belut kering.
“Walaupun
Nona Noh sudah memaafkanmu, aku belum. Aku bisa melaporkanmu ke polisi kapan
pun. Jadi, jangan membuatku marah.” Ata Dae Oh sinis.
“Aku tahu
itu... Ayo Silakan minum birnya, Aku tahu salahku.Karena itu aku tinggal di
sini untuk membersihkan seluruh kantor.” Ucap Tuan Wang
“Kau
tinggal di sini karena tak punya tempat tinggal.” Kata Dae Oh sinis. Tuan Wang
mengeluh meminta agar Jangan begitu.
“Aku
sedang menyesali perbuatanku, jadi, jangan bilang begitu. Nanti aku bisa
membencimu. Ayo bersulang.” Kata Tuan Wang mencoba untuk menenangkan Dae Oh
“Aku
menjadi teringatwaktu kita kali pertama bertemu. Apa kau ingat? Mungkin sudah
delapan tahun sejak saat itu. Hari saat nama Penulis Cheon Eok-man muncul di
dunia, dan kita bertemu di sebuah bar.” Ucap Tuan Wang
“Aku jadi
teringat tentang itu. Aku harus melaporkanmu.” Ucap Dae Oh sudah mulai berdiri.
“Jangan
begitu. Dahulu kau adalah pria muda yang bersemangat seperti aku. Aku langsung
tahu saat kali pertama mendengar cerita tragis darimu yang sedang minum sake
sendiri.” Kata Tuan Wang.
"Ini
dia! Aku harus membuatnya menjadi film dan merilisnya di seluruh dunia."
Ucap Tuan Wang mengingat ucapanya.
“Aku
benar-benar akan melaporkanmu.” Kata Dae Oh, Tuan Wang menenangkan Dae Oh. Dae
Oh meminta agar Tuan Wang untuk diam.
“Aku
ingin minum dengan tenang. Itu peringatan terakhirku.” Tegas Dae Oh. Tuan Wang
menganguk mengerti
“Tapi apa
kau sudah bertemu dengan orang asli di cerita itu? Apa Belum?” tanya Tuan
Wang. Dae Oh menjawab sudah.
“Apa kau Sudah
bertemu? Lantas, bagaimana balas dendammu? Kau bilang ingin balas dendam seperti
di novel. Bagaimana akhirnya?” ucap Tuan Wang penasaran
“Aku tak
jadi balas dendam.” Akui Dae Oh. Tuan Wang berkomentar sudah tahu akan begitu.
“Tak ada
balas dendam dalam cinta. Hanya ada perasaan suka tersisa yang dikemas seperti
balas dendam. Aku juga tahu bahwa kau akan gagal balas dendam.” Komentar Tuan
Wang
“Kenapa
begitu?” tanya Dae Oh. Tuan Wang berkomentar
Walaupun cara bicara Dae Oh kasar, tapi bisa merasakannya.
“Aku bisa
merasakan bahwa kau sangat mencintainya. Kau memang bilang itu balas dendam.
Tapi aku bisa merasakan betapa kau sangat merindukannya.” Ungkap Tuan Wang.
Flash Back
TAHUN 2012
Dae Oh
menuangkan arak diatas naskah [CINTA ITU
TIDAK ADA -CHEON EOK-MAN] Seorang pelayan memberikan minuman gratis dan
memberikan Selamat atas debutnya. Dae Oh merasa
Itu tak pantas dirayakan.
“Apa
debut itu mudah? Sangat sulit. Sekarang, kau benar-benar seorang penulis. Mimpi
tercapai, juga dapat hadiah. Kau seharusnya senang.” Ucap si pelayan
“Aku tak
butuh mimpi dan hadiah. Aku mau wanita
itu tahu betapa sulit dan tersiksanya aku. Aku hanya mau itu. Aku menulisnya
karena itu.” Keluh Dae Oh setengah mabuk.
“Dia mulai
membicarakan wanita itu lagi... Silakan diminum.” Ucap si pelayan lalu beranjak
pergi.
“Namun…
Aku benar-benar merindukannya. Tapi aku juga membencinya. Tapi juga sangat
merindukannya. Menyebalkan sekali.” ucap Dae Oh ksal sendiri.
“Apa itu
benar? Apa novel debutmu benar diambil dari cerita cintamu barusan?” tanya Tuan
Wang yang ternta duduk tak jauh dari Dae Oh
“Cerita
ini…100 persen tentang cerita sedihku. Seratus persen. Tapi siapa kau?” tanya
Dae Oh
“Apa Kau
mau kupertemukan dengan wanita itu?” tanya Tuan Wang. Dae Oh bertanya Bagaimana
caranya. Tuan Wang memberikan kartu nama THUMB FILM
“Jika kau
membuat novel ini menjadi film dan sukses, di mana pun dia berada, wanita itu
pasti akan menonton film itu. Apa kau mau teken kontrak denganku?” ucap Tuan
Wang yang bisa melihat nama dinaskah Cheon Eok-man.
Dae Oh
kembali ke rumah mengingat ucapan Tuan Wang “Walaupun cara bicaramu kasar, aku
bisa merasakannya. Aku bisa merasakan bahwa kau sangat mencintainya.”
Ae Jung
sedang make up mengingat yang dikatakan Anaknya “Jika memang sungguh suka, dia
tak akan meninggalkan kita. Bukan dia orangnya. Bukan.” Pesan masuk ke dalam
ponsel Ae Jung dan kaget melihat foto Dae Oh didepan truk makanan
bertuliskan [HADIAH SPESIAL DARI CHEON
EOK-MAN]
“Apa ini?
Apa? Truk makanan?” ucap Ae Jung kaget dan Dae Oh memberikan foto Dae Oh dengan
caption “Ini kejutan yang kusiapkan untuk Ha-nee.”
“Dia
sudah gila... Apa lagi ini?”keluh Ae Jung. Dae Oh pun mengirimkan foto lainya
“Aku juga
sudah siapkan sepatu. Ukuran sepatunya 35,5, 'kan?” tulis Dae Oh
“Aku tak
peduli dengan apa pun. Aku tak akan membiarkannya.” Ucap Ae Jung bergegas
pergi.
Ha Nee
keluar dari kamar melihat ibunya akan bergegas pergi bertanya mau pergi kemana.
Ae Jung kaget melihat Ha Nee yang sudah bangun. Ha Nee bertanya Ibunya mau ke
mana, apakah Tak ke kompetisi olahraga dengannya.
“Kompetisi
olahraga? Tentu ibu ke sana. Ibu tim perencana kompetisi olahraga ini. Ibu mau
pergi lebih dahulu dan bersiap-siap. Kau Cepat mandi dan datang bersama Pak Oh.
Aku pergi lebih dahulu dan bersiap-siap.” Ucap Ae Jung. Ha Nee heran melihat
ibunya akan pergi.
“Jangan
lupa untuk membawa bekalmu. Ibu pergi lebih dahulu.” Kata Ae Jung bergegas
pergi.
Di mobil
Ryu Jin membaca berita [RYU JIN MENEMPUH JALUR HUKUM TERHADAP BERITA PALSU - TIDAK
ADA ANAK HARAM] Tuan Myung yang sedang menyupir mengaku benar-benar percaya
kepada Ryu Jin karenaSetelah melakukan konferensi pers.
“Kita
mendapat simpati dari publik dan seperti memasarkan film terbaru kita secara
alami. Selain itu, ini berita menyedihkan. Saham Ssong Entertainment akan
jatuh.” Ucap Manager Myung
“Apa ada
skenario yang lebih baik daripada ini? Walaupun sebentar, para penggemarku
pasti tersiksa.” Kata Ryu Jin sedih
“Sejujurnya,
para penggemarmu sangat membenci Bu Song karena berlagak seperti pacarmu. Karena
sekarang saat yang tepat, mereka juga membongkar semua masa lalunya. Bu Song yang
menggali kuburannya sendiri.” Ungkap Manager Myung
“Omong-omong,
ada omongan bahwa tadinya Joo A-rin adalah targetnya, bukan kau. Katanya target
awal Pak Na adalah Joo A-rin. Ada informan bilang bahwa nama dan umur Joo A-rin
palsu, dan dia sedang menyelidikinya.” Cerita Tuan Myung. Ryu Jin kaget
mendengarnya.
“Tapi Bu
Song memberi dia informasi bagus. Jadi, akhirnya menyerangmu.” Ucap Tuan Myung. Ryu Jin hanya bisa melonggo.
Di Mobil,
A Rin duduk dengan wajah kesal dan sedih. Sementara Kwang Soo yang sedang menyupi kalau ini hal
yang baik karena mereka selalu khawatir karena Pak Na ingin menguak berita Ae
Rin dan Karena kasus kali ini, untuk
sementara dia tak bisa menulis berita.
A Rin
mengingat ucapan Yeon Woo “Ryu Jin bukan ayah dari putrinya. Semua akan segera
terungkap.”
“Aku mau
tanya karena penasaran. Jika putri Nona Noh bukan putri Ryu Jin…” ucap Kwang
Soo
“Dia
bukan putri Pak Cheon!” teriak A Rin. Kwang Soo bingung kalau tak berkata bahwa
dia anak Pak Cheon.
“Baguslah
kalau begitu. Namun, jika saja ada sedikit saja peluang untuk hal itu, maka berhentilah.”
Ucap Kwang Soo. A Ri heran Berhenti apa?
“Kurasa
kau harus berhenti menyukainya.” Kata Kwang Soo. A Rin hanya diam saja.
Ryu Jin sedang
berganti pakaian. Tiba-tiba A Rin masuk. Ryu Jin panik langsung menutup bajunya
mengeluh kalau ini tempat ganti pria dan
meminta agar mengetuklah sebelum masuk. Ha Nee membahas Waktu itu Ryu Jin menyuruh untuk menyerah terhadap Pak Cheon.
“Apa
karena anak itu benar anak Pak Cheon?
Jawab pertanyaanku. Ini masalah yang penting bagiku. Benarkah dia anak
Dae-oh?” ucap A Rin dengan nada tinggi
“Hei... Bagaimana
kau tahu nama asli Pak Cheon?” tanya Ryu Jin kaget dan mengingat ucapan A Rin “Aku
sudah sangat lama menyukai orang itu.”
“Siapa
kau sebenarnya? Bagaimana kau bisa tahu Dae-o? Ternyata semua rumor itu benar. Rumor
yang mengatakan bahwa nama dan umurmu palsu.” Ucap Ryu Jin
“Kenapa
tiba-tiba kau mengatakan hal itu?” tanya A Rin mencoba untuk mengalihkanya.
“Jika benar,
semua ini akan masuk akal. Alasan kau kenal Dae-o, dan alasan kau posesif
padanya.” Kata Ryu Jin
“Itu sama
sekali tak masuk akal. Aku bertanya karena kesal dengan semua rumor aneh
tentangmu. Aku merasa terkena imbas dari ini semua.” Kata A Rin lalu melangkah
pergi. Ryu Jin hanya bisa melonggo.
Di dalam
mobil, Nyonya Jo mengingat anaknya yang berlutut berkata “Sekarang aku hanya peduli tentang luka Ae Jung
dan Ha-nee.”
Flash Back
Tahun
2006
Nyonya Jo
melihat foto PEMANDIAN SINSEON dan berbicara di telp bertanya apakah tak tahu
dia pindah ke mana. Si pria mengaku tak
tahu. Nyonya Joo kesak kalau orang itu mau kalau ia menjalani hidup tanpa
mengetahui di mana lokasi bom waktu itu
“Maaf,
Bu. Dia tiba-tiba menjual usaha saunanya, bahkan tetangganya saja tak tahu.” Ucap
si pria
“Astaga...
Baiklah. Biarkan dia bersembunyi lebih dalam lagi. Biarkan dia bersembunyi
sangat dalam hingga tak akan bertemu Yeon-woo lagi.” Ucap Nyonya Joo. Saat itu
Yeon Woo baru saja pulang kaget menjatuhkan tasnya. Nyonya Joo panik melihat
anak mendengar ucapanya.
“Astaga...Yeon-woo…
Yeon-woo, tunggu sebentar. Ini salah paham! Dengarkan ibu!” ucap Nyonya Yoo.
Yeon Woo tak peduli membawa koper kelaur rumah.
“Tunggu
sebentar. Dengarkan ibu. Kau mau ke mana?” ucap Nyonya Yoo menahan anaknya
pergi.
“Apa Ibu
yang membuat Ae-jeong pergi? Apa Ibu yang mengusirnya dari sana?” kata Yeon Woo
marah
“Kau
salah paham. Ibu belum sempat berkata apa-apa, tapi dia sudah menghilang. Aku
juga sangat takut. Dia menghilang sebelum ibu tahu itu anakmu atau bukan, jadi,
ibu jengkel.” Akui Nyonya Joo
“Aoa Karena
itu, Ibu menyelidiki dia? Kenapa?” tanya Yeon Woo marah Nyonya Joo mengaku harus
berbuat sesuatu jika itu memang benar anak dari Yeon Woo. Yeon Woo berteriak
marah
“Yeon-woo...
Umurmu baru 20 tahun. Masa depanmu sangat cerah. Kau tak boleh merusaknya hanya
karena wanita itu, 'kan? Yeon-woo, ibu hanya mau kau bahagia. Ibu tak mau kau
bersedih.” Kata Nyonya Joo membela diri
“Lantas,
apa Ibu bahagia? Apa dahulu Ibu bahagia hidup bersama suami yang tak Ibu
cintai? Ibu kesepian karena berpura-pura mencintainya. Ibu kesepian karena
Ayah. Karena itu, Ibu menjadi bergantung dan posesif kepadaku!” ucap Yeon Woo
dengan nada tinggi.
Nyonya
Joo tak bisa menahan amarah langsung memberikan tamparan pada Yeon Woo. Yeon
Woo terdiam. Nyonya Joo kaget langsung meminta maaf mengaku sudah hilang akal.
“Kenapa
Ibu membuatku tak bahagia? Aku ingin hidup menjalani mimpiku bersama orang yang
kucintai. Itu kebahagiaan untukku. Tapi kenapa Ibu selalu menghalanginya?” ucap
Yeon Woo marah dan langsung melangkah pergi.
Nyonya
Joo hanya bisa terdiam mengingat semua saat Yeon Woo pergi dari rumah. A Rin
menelp Nyonya Joo bertanya apakah boleh mengacau. Nyonya Jo bingung Ae Rin
memberitahu kalau semuanya berantakan karena wanita itu.
“Apa aku
boleh menghancurkan hidupnya.” Kata A Rin. Nyonya Kim tahu Sepertinya A Rin sangat
marah.
“Apa yang
wanita itu perbuat hingga membuat malaikatku marah?” ucap Nyonya Joo mencoba
tenang.
“Semuanya.
Seharusnya sejak awal kami tak bertemu. Karena wanita itu...” ucap A Rin dan
mengingat ucapan Ryu Jin
“Ternyata
semua rumor itu benar. Rumor yang mengatakan bahwa nama dan umurmu palsu. Jika
benar, semua ini akan masuk akal. Alasan kau kenal Dae-o, dan alasan kau
posesif padanya.
“Seseorang mengetahui kelemahanku. Seseorang
jadi mengetahui rahasiaku.” Ucap A Rin
dan mengingat yang dikatakan Kwang Soo “Kurasa kau harus berhenti
menyukainya.”
“Aku
bahkan harus menyerah atas hal yang aku perjuangkan.” Kata A Rin. Nyonya Joo
menegaskan A Rin tak boleh menyerah.
“Lakukan
sesukamu jika ingin memberinya pelajaran. Namun, kau harus melakukannya dengan baik.
Aku akan urus sisanya.” Ucap Nyonya Joo. A Rin pun mengerti.
Dae Oh
memberikan makan dan minum pada anak yang mengantri didepan truk makanan. Ae Jung melihat spanduk bertuliskan HADIAH
SPESIAL DARI CHEON EOK-MAN dan mengeluh bertanya Ada apa dengan ini semua.
“Apa Kau
sudah makan? Mau coba?” tanya Dae Oh menyapa Ae Jung. Ae Jung mengeluh dengan sikap
Dae Oh dan berlaku sesukanya.
“Anggap
saja aku tak begini untuk Ha-nee, tapi untuk mendukung semua murid SMP Hanbak.”
Kata Dae Oh. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Aku tak
melakukan apa-apa untuknya selama 14 tahun. Bukankah aku boleh begini sekarang?”
kata Dae Oh. Ae Jung benar-benar tak percaya dengan sikap Dae Oh.
“Dan ini…
Melihat Ha-nee kemarin, sepertinya dia mahir berlari. Jika sepatunya bagus, dia
bisa juara pertama.”kata Dae Oh memberikan kotak sepatu.
“Sudah
cukup. Siapa yang minta kau begini? Apa kau tak berpikir bahwa hal ini hanya
akan membuat Ha-nee bingung? Terima kasih sudah memikirkan kami. Tapi tolong
pergi bersama truk ini juga sebelum Ha-nee datang.” Kata Ae Jung panik
“Tunggu...
Kau harus Terima ini. Ini hadiah dariku. Aku tahu kau bisa membesarkannya dengan
baik dan aku tak berhak ikut campur.” Ucap Dae Oh memberikan hadiah ditangan Ae
Jung
“Tapi aku
harus apa? Aku terus memikirkan kalian. Aku sudah tahu semuanya, jadi, tak bisa
kembali seperti dahulu. Aku sudah bilang bahwa aku akan urus sendiri masalahku
dan Ha-nee, dan aku tak ingin bergantung kepadamu sekali pun.” Ucap Dae Oh
“Siapa yang
menyuruhmu jadi Cinderella? Aku juga tak mau menjadi pangeranmu. Cinderella,
apanya?” kata Dae Oh. Ae Jung mengeluh dengan ucapan Dae Oh seperti tak masuk
akal.
“Baiklah...
Jadilah Wonder Woman.Aku akan urus diriku sendiri dan menjadi Batman atau
Superman di sampingmu. Aku akan berikan semua. Segalanya.” Kata Dae Oh
Saat itu
Ha Nee datang bertanya apa yang dilakukan keduanya. Ae Jung kaget melihat
Ha-nee datang. Ha Ne pun tak percaya Ibunya ke sekolah lebih dahulu untuk
bertemu dengan pria ini melihat spanduk besar bertuliskan HADIAH SPESIAL DARI CHEON
EOK-MAN
“Apa ini?”
tanya Ha Nee marah. Dae Oh mengaku ingin mendukungnya. Ae Jung mencoba
menenangkan anaknya agar bisa menjelaskan.
“Aku sudah
bilang aku tak suka dia di samping Ibu.Dia tak berhak begitu. Aku yang akan ada
di samping Ibu. Aku tak butuh semuanya. Aku benci bekal dari Ibu, juga
kompetisi olahraga ini.” Ucap Ha Nee lalu melangkah pergi. Ae Jung pun berusaha
mengejar Ha Nee. Dae Oh pun hanya bisa diam saja.
Dong Chan
menatap ayahnya dan bertanya Kenapa Ayahnya hanya diam saja. Tuan Koo tersadar
dari lamunanya di lampu merah. DongChan
berpkr ayahnya mau bicara sesuatu kepadaku, jadi mereka pergi bersama.
Tuan Ko
ingin memberitahu Dong-chan… tapi terlihat dilayar NOMOR TAK DIKENAL dan
langsung menolaknya. Dong Chan bertanya
Siapa tadi. Tuan Koo menjawab Bukan siapa-siapa. Jangan dipikirkan. Dong Chan mengaku
tahu Ayahnya akan begini. Tuan Koo tak
mengerti.
“Ayah
menyembunyikan segalanya. Ayah juga berbohong sekarang.” Ucap Dong Chan marah.
Tuan Koo kaget mencoba menenangkan.
“Sepertinya
sekarang aku tak akan bisa percaya kepada Ayah. Ayah memang tak pernah mau memberi
tahu tentang telepon tadi, juga tentang ibuku sejak awal, 'kan?” kata Dong Chan
“Bukan
begitu, Dong-chan…” kata Tuan Koo bingung. Dong Chan pun bertanya apa Tuan Koo
memang ayah kandungnya. Tuan Koo tak bisa menjawab.
“Aku ke
kompetisi itu sendiri saja.” Kata Dong Chan lalu turun dari mobil. Tuan Koo
memanggilnya tapi saat itu mobil dibelakang menyalakan klakson agar segera
jalan.
Ae Jung
berjalan dengan anaknya meminta agar mendengarkan dan Ini tak seperti yang dipikirkan.
Ha Nee tak peduli dan terus berjalan, saat itu Dong Chan datang dari arah
berlawanan, keduanya saling menyapa dengan canggung. Tiba-tiba sebuah mobil
berhenti dan langsung menarikDong-chan.
Ae Jung
dan Ha Nee langsung berusaha menarik Dong Chan, tapi ketiganya malah dibawa
pergi masuk mobil. Tuan Koo mencoba mengajar Dong Chan dan melihat sebuah mobil
yang berjalan didepan dan itu mobil yang sama saat bertemu di restoran
“Ini
peringatan terakhirku, Koo Pa-do. Aku akan beri waktu satu jam. Datanglah
membawa barang peninggalan Tan Zi Yi. Jangan terlambat. Datanglah sendiri. Jika
tidak, kau akan kehilangan segalanya. Kau akan kehilangan dia, gadis itu, dan
Dong-chan.” Ucap si pria ditelp dengan bahasa mandarin. Tuan Koo pun mencoba
untuk mengejar mobil.
Di dalam
mobil, Ae Jung marah meminta agar tak menyentuh anaknya. Dong Chan pun berusaha
melawan. Didepan sekolah, Dae Oh menunggu dan mencoba menelp tapi Ae Jung tak
menjawab. Ae Jung mencoba mengangkat
telp dan akan lapor polisi.
Tapi
ponselnya dibuang, Dae Oh bingung karena Ae Jung mematikan ponselnya lalu
mencoba menep tapi melihat ponsel yang jatuh didepanya. Ia mengambil ponsel dan
melihat itu ponsel Ae Jung.
Saat itu
Tuan Koo berlari mengejar mobil dan Dae Oh akhirnya ikut berlari. Yeon Woo
melihat keduanya mengejar sesuatu akhirnya ikutm mengejarnya. Tuan Koo akan
masuk mobil. Dae Oh bertanya Ada apa ini.Tuan Koo menatapnya.
“Kau
mengejar mobil tua tadi, 'kan? Ponsel Ae Jung terjatuh dari situ. Di mana Ae
Jung dan Ha-nee? Ada apa ini sebenarnya? Bicaralah! Katakan sesuatu! Kumohon”
teriak Dae Oh panik.
Saat itu
Yeon Woo datang bertanya Ada masalah apa? Dengan nafas terengah-engah. Tuan Koo
hanya diam menatap keduanya.
Bersambung ke episode 14
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar