PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Koo
memotong daging steak dengan pisaunya,
Chan Yeong yang melihatnya terlihat ketakutan. Tuan Koo pun membahas
Chan Yeong yang sangat tertarik pada Dong-chan Sepertinya hari ini juga. Chan
Yeong hanya bisa terdiam dengan wajah tertunduk.
“Aku
pernah ditusuk, ditembak, dan suatu kali pernah terkena kapak. Namun… ada hal
yang lebih berbahaya daripada pisau, pistol, atau kapak. Kalian tahu apa itu? “
kata Tuan Koo
“Perkataan
dari mulut kalian. Terkadang perkataanmu bisa lebih tajam dari pisau, lebih berbahaya
dari pistol, dan lebih melukai dari kapak saat menyakiti orang lain. Kalian
pasti paham maksudku, 'kan?”kata Tuan Koo
Chan
Yeong dkk pun menganguk mengerti. Tuan Koo pun mempersilahkan mereka semua
untuk Makan yang banyak. Dong Chan dan Ha Nee hanya terdiam melihat Tuan Koo
yang terlihat ramah.
Tuan Koo
menyuruh keduanya mulai makan. Keduanya menganguk mengerti. Chan Yeong pun
mencoba bersikap baik pada Dong Chan mengajak untuk mulai makan. Dong Chan
menganguk.
Ha Nee
bercerita pada anjingnya kalau ini sangat mengagetkan karena Ibu Dong-chan dan
ibunya sangat mirip Seperti muka ganda. Nyonya Kang yang sedang menyiram
tanaman mendengar kata "Muka
ganda." Dan mengingat ucapan Tuan Koo “Dengan orang yang tak bisa
kulindungi. Kalian sangat mirip.”
“Pak Koo
tak bisa melindungi ibu Dong-chan, wanita yang dicintainya. Jadi, dia berjanji
melindungi putra wanita itu selamanya. Pak Koo sangat romantis, ya. Benar,
'kan?” ucap Ha Nee. Nyonya Kang mengahut membenarkan.
“Dia
lebih hebat dari kelihatannya.” Kata Nyonya Kang. Ha Nee tak mendengar bernyata
apa yang dikatakan.
“Namun,
bukannya kau juga punya? Seorang pria yang hebat. Pria itu juga hanya menyukai
satu wanita selama hidupnya. Terlebih… sepertinya dia bisa mengembalikan ibumu
ke masa mudanya, waktu dia berumur 23 tahun.” Ucap Nyonya Kang menyiram bunga
yang diberikan Tuan Koo diatas meja. Ha Nee hanya diam saja.
Di rumah
sakit, Ae Jung membereskan bajunya. Dae Oh mengeluh Ae Jung yang akan keluar lebih dahulu dan meninggalkan
aku yang masih sakit. Ae Jung pun mengeluh apa yang harus dilakukan karena Dae
Oh besok juga akan keluar rumah sakit.
“Itu
masih besok. Bagaimana bisa aku sendiri di sini selama sehari?” kelu Dae Oh
“Salah
satu dari kita harus cepat keluar dan kembali ke kantor.” Ucap Ae Jung
“Sudahlah.
Padahal aku sangat senang karena kau ada di dekatku. Sekarang semua sudah tak
seru lagi. Tak bisa begini.” Kata Dae Oh akhirnya menarik Ae Jung agar bisa
menatapnya.
“Aku tak
bisa melihat wajahmu selama 12 jam. Aku harus melihatnya sekarang. Matamu,
hidungmu, dan mulutmu.” Kata Dae Oh dan langsung menekan wajah Ae Jung sampai
terlihat tertekan.
“Hei,
lepaskan aku! Kubilang, lepaskan aku. Lepaskan! Apa Kau masih bisa bercanda saat
terluka begini?” teriak Ae Jung marah Tapi Dae Oh seperti bahagai mengerjai Ae
Jung.
Saat itu
Ha Nee datang, Ae Jung kaget melihat anaknya datang. Dae Oh pun langsung
melepaskan tanganya dengan wajah tertunduk. Ha Nee dengan wajah serius meminta
Dae Oh agar bicara dengannya sebentar. Akhirnya keduanya duduk di luar ruangan,
Dae Oh terlihat gugup.
“Ayo kita
mulai bicarakan ini dengan serius.” Ucap Ha Nee. Dae Oh pun mengerti walaupun
terlihat gugup.
“Aku
sudah siap mendengar apa pun darimu.” Ucap Dae Oh. Ha Nee pun mengerlurkan
sebuah kertas "Daftar periksa
untuk menjadi suami Noh Ae Jung." Dae Oh terlihat bingung.
“Jika kau
yakin bisa memenuhi sepuluh syarat ini, aku akan memberimu kesempatan. Kau
harus tahu bahwa aku tak butuh ayah. Ibuku menjadi ibu sekaligus ayahku saat
membesarkanku selama 14 tahun. Karena itu, aku memberimu kesempatan untuk menjadi
suaminya, bukan ayahku. Karena kau bisa membuat ibuku tertawa.” Tegas Ae Jung.
Dae Oh
melihat tulisan anaknya [APA KAU BERJANJI AKAN MENCINTAI NOH AE-JUNG SELAMANYA?]
Ae Jung
dan Ha Nee berjalan pulang bersama, Ha Nee heran ibunya yang tak bertanya apa
yang mereka bicarakan, apakah Ibunya tak penasaran. Ae Jung mengaku Tentu saja
penasaran. Ha Nee pun heran ibunya tak akan bertanya.
“Apa pun
yang kau katakan, ibu memahaminya.” Ucap Ae Jung. Ha Nee pikri Ibu bahkan belum
dengar jawabannya. Ae Jung tak mengerti maksud ucapan anaknya.
“Kini
jalanilah hidup Ibu. Aku sekarang sudah besar.Sebentar lagi berumur 15 tahun.”
Kata Ha Nee. Ae Jung tak mengerti ucapan anakanya.
“Sebenarnya,
aku sangat membenci pria itu. Waktu Ibu melahirkanku dan menjadi seorang ibu, pria
itu malah berhasil meraih mimpinya, dan hasilkan banyak uang. Namun, aku sudah
terlanjur melihat semua.” Kata Ha Nee.
Flash Back
Ha Nee
melihat ibunya yang dudu menangis didepan Dae Oh, karena perasaanya tak pernah
berubah.
“Aku
terlanjur melihat wajah Ibu yang mengkhawatirkannya, dan wajah Ibu yang
terlihat senang saat berada di sampingnya. Aku juga lihat Ibu sangat bahagia saat
berada di sampingnya.”
Ha Nee
melihat ibunya yang membiarkan tangan Dae Oh memegang wajahnya.
“Karena
itu, aku mau memberinya kesempatan. Aku tak tahu soal menjadi ayah,tapi aku mau
tahu apa dia pantas menjadi suami.” Ucap Ha Nee.
“Kau terdengar
seperti bukan murid SMP. Kenapa kau sangat dewasa? Ibu menjadi terharu.” Kata
Ae Jung memeluk anakany.
“Bagaimanapun,
Bu, nikmatilah hidupmu. Bukan hidup sebagai ibu Noh Ha-nee, tapi sebagai Ibu
sendiri.” Ucap Hae Nee.
“Kau sudah
sangat besar, Noh Ha-nee. Sejak kapan pelukanmu nyaman begini?
“Pelukanmu…jauh
lebih nyaman dari pelukan ibu.” Kata Ae Jung memeluk erat anaknya. Ha Nee pun
bisa tersenyum.
Keduanya
masuk ke rumah, Ha Nee pikir Neneknya sudah pulang. Ae Jung pikir benar lalu
memanggil ibunya lalu bingung melihat banyak buku dan koper. Yeon Woo menuruni
tangga membawa koper lainya. Ae Jung
bertanya Apa ini?
“Aku akan
pindah rumah. Jadi, aku bereskan barangku.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung kaget Yeon
Woo "Pindah rumah"
“Pak Oh,
kau akan meninggalkan rumah kami?” kata Ha Nee kaget.
Ae Jung
dan Yeon Woo duduk di teras sambil minum bersama. Ae Jung pikir Setelah
dipikirkan, belum pernah memasak apa pun untuk Yeon Woo sejak datang ke sini
lalu meminta maaf. Yeon Woo mengeluh Ae
Jung terus minta maaf sampai akhir. Ae Jung seperti tak sadar mendengarnya.
“Maaf...
Astaga.” Ucap Ae Jung merasa bersalah. Akhirnya Yeon Woo mengaku sesuatu.
“Hanya
saja… sepertinya hatimu akan lebih tenang jika aku meninggalkan rumah ini.
Jadi, jangan khawatir lagi.” Ucap Yeon Woo
“Apa kau
tahu bahwa kau sangat membantuku? Saat aku mengandung Ha-nee, aku sering takut
dan ingin menyerah.” Kata Ae Jung mengingat saat datang ke rumah sakit.
Ia tak
sengaja menjatuhkan buku agenda kehamilanya saat masa kuliah. Ia mengaku Tapi saat itu,melihat buku catatan
kelas pilihan itu.
“Bagaimana
bisa buku catatan kelas yang kita ikuti bersama ada di tas itu?” ucap Ae Jung
melihat catatan Nama Anak PEREMPUAN: HA-NEE, LAKI-LAKI: HA-NEUL
“Kau
adalah orang yang sangat berarti untukku. Bertemu lagi denganmu setelah 14
tahun merupakan keberuntungan besar bagiku.” Kata Ae Jung
“Aku juga
merasa begitu. Baik 14 tahun lalu maupun sekarang, menyukaimu adalah
kebahagiaan bagiku.” Akui Yeon Woo.
Ae Jung
melihat buku yang diberikan Yeon Woo tertulis [MEMIKIRKANMU, SEGALANYA BAGIKU]
Lalu membuka surat yang ditulisan Yeon Woo [UNTUK AE-JUNG]
[AE-JUNG
SAYANG.. Ae-jung! Aku akhirnya berumur 20 tahun. Aku senang sekali menjadi
mahasiswa. Meski universitas kita berbeda, kita bisa ikuti kelas yang sama berkat
program transfer kredit.]
Yeon Woo
yang sudah suka dengan Ae Jung bahagia bisa satu kelas dengan Ae Jung dan duduk
bersebelahan.
“Aku bisa
sering melihatmu di kelas, juga saat mengerjakan tugas bersama. Saat aku
menyerah menjadi atlet karena cedera, kau satu-satunya orang yang memarahiku
agar aku sadar, serta setia menunggu dan mendukung di sampingku.”
“Berkatmu,
aku menemukan impian baru.” Yeon Woo mengingat saat cedera melihat [BUKU PEDOMAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI] dan akhirnya mengejar menjadi guru olahraga.
“Kau
sangat berjasa bagiku hingga tak bisa kuungkapkap dalam kata-kata. Namun, aku hanya
bisa katakan satu hal.”
“Membuatku
teringat padamu.” Ungkap Yeon Woo sebelumnya. Ae Jung terharu membaca surat
yang dituliskan Yeon Woo.
“Terima kasih.
Saat aku berumur 19 tahun, juga saat baru berumur 20 tahun, aku seorang diri, tapi
kau selalu ada di sampingku. Namun… ada hal yang lebih ingin kukatakan daripada
terima kasih.”
“Aku
sangat menyukaimu. Aku butuh satu tahun untuk mengatakannya. Menyukaimu adalah
kebahagiaan bagiku. Jadi, aku akan menunggumu.”
Ae Jung
mengingat ucapan Yeon Woo “Baik 14 tahun lalu maupun sekarang, menyukaimu
adalah kebahagiaan bagiku.” Dan Ae Jung melihat tertulis diakhir surat [MUSIM
SEMI 2006, DARI OH YEON-WOO YANG MENGINJAK UMUR 20 TAHUN]
Tuan Wang
di lempar keluar dari gudang sambil mengumpat kalau seseoran penipu dan mereka
berencana mengelabuinya bahakn sudah merencanakan ini di belakangnya. Si pria
menyuruh Tuan Wang pergi jika sudah tak punya uang.
“Kalian
tak tahu itu uang apa! Sialan.” Teriak Tuan Wang. Saat itu anak buah langsung
memberikan pelajaran untuk Tuan Wang. Di dalam mobil Reporter dan Nyonya Song
melihat Tuan Wang.
“Aku
merasa familier saat bertemu dengannya. Ternyata dia Wang Seong-gyu, CEO Thumb
Film.” Ucap Reporter. Nyonya Song pun memegang kartu nama "Thumb
Film"
“Dia
berutang kepada kreditur karena berjudi hingga bangkrut. Nona Noh
menyelamatkannya.” Cerita Reporter. Nyonya Song ingin tahu kelanjutanya.
Reporter pun ingin tahu apa yang bisa dilakukan.
Tuan Wang
sudah terkapar di jalan, dengan wajah babak belur. Reporter pun menyapa Tuan
Wang dengan nada menyindir memanggil namaPak Wang Seong-gyu dari Thumb Film.
Tuan Wang hanya tergeletak di jalan. Reporter mengejek Tuan Wang yang boleh berjudi dengan uang kantor
“Sepertinya
bisa dibuat artikel menarik. CEO perusahaan ditangkap karena menggunakan uang
produksi, dan produksi film harus dihentikan. Bu Song, kita bisa tidur nyenyak
dengan ini.” Kata Reporter
“Sebentar,
mari kita bicara dahulu. Tolong aku sekali ini saja.” Kata Tuan Wang memohon
denga memegang kaki Reporter
“Teruslah
hidup menjadi sampah. Kalian sudah menghancurkan kami” kata Reporter
“Hei,
Bedebah! Ayah sesungguhnya adalah Pak Cheon. Namun, kalian menulis artikel dan
bilang bahwa ayahnya adalah Ryu Jin. Kalianlah yang menyebarkan rumor itu.”
Kata Tuan Wang marah mencengkram baju Reporter
“Apa kau
sudah gila?” kata Repoter mendorong Tuan Wang. Nyonya Song terlihat sangat
peduli bertanya apa yang dikatakan Tuan Wang.
Nyonya
Song melihat video KONSER BUKU CHEON
EOK-MAN, Ae Jung berkata “Maksudku, wanita itu yang merasa ngeri.” Ia membaca
komentar dibawahnya [DIA PASTI DICAMPAKKAN PACARNYA, MENYEDIHKAN SEKALI]
Ia pun
membaca artikel [Pak Cheon dan Nona Noh ada di lokasi kejadian gas bocor waktu
itu.” Dan ucapan Tuan Wang “Ayah sesungguhnya adalah Pak Cheon. Namun, kalian
menulis artikel dan bilang bahwa ayahnya adalah Ryu Jin”
“Ternyata
tokoh utama wanita di dalam novel adalah mantan pacarnya yang hidup sebagai ibu
tunggal selama 14 tahun?” ucap Nyonya Song seperti membuat sebuah rencana.
Ryu Jin
terdiam didalam mobil. Manager Myung mengaku sudah bekerja dengan Ryu Jin selama sepuluh tahun jadi bisa paham apa yang
dipikirkan hanya dengan melihat wajahnya saja. Ryu Jin seperti tak percaya tapi
Manager Myung yakin dengan hal itu.
Karena
itu, katakan saja kepadaku. Sebenarnya, aku sudah tahu. Wajahmu sama seperti
waktu itu. Waktu Joo A-rin lihat kau buang air… Lalu mengancammu dengan itu dan
mengambil peran utama pertamamu.” Kata Manager Myung
“Astaga.
Bukan begitu kali ini.” Ucap Ryu Jin. Manager Myung yakin Joo A-rin mengancamnya. Ryu Jin mengeluh
dengan dugaan Manager Myung ,
“Pasti
benar begitu. Walaupun seluruh Asia memanggilnya malaikat, bagi kita dia hanya
seorang wanita yang sangat kejam dan tak sopan.” Kata Manager Myung
“Dia tak
seburuk itu.” Kata Ryu Jin membela. Manager Myung tak percaya Ryu Jin
membelarnya.
Dae Oh
melihat berkas yang diberikan Ha Nee [APA KAU BERJANJI UNTUK TIDAK PERNAH MENINGGALKAN
AE-JUNG? YA ATAU TIDAK DAFTAR PERIKSA UNTUK MENJADI SUAMI NOH AE-JUNG.]
Ia pun
menganti nama judul ceritanya CINTA ITU TIDAK ADA =KENAPA DIA PERGI? KENAPA
HAE-OK MENINGGALKAN CHEON-SU? DITULIS DAN DISUTRADARAI OLEH OH DAE-OH.
Wajah Dae
Oh pun bahagia melihat naskah yang sudah selesai, A Rin datang melihat Dae Oh
yang sudah pulih. Dae Oh terlihat gugup melihat A Rin dan ingin tahu alasanya
datang. A Rin mengaku datang karena ingin melihat Dae Oh. Dae Oh kaget
mendengarnya.
“Apa Kau
ingin melihatku?” ucap Dae Oh. A Rin heran dengan sikap Dae OH seperti
ketakutan. Dae Oh mengaku Bukan begitu.
“Aku
tidak mengerti alasan kau ingin melihatku.” Ucap Dae Oh bingug
“Aku
datang untuk memastikan apakah kau masih hidup setelah kecelakaan itu. Film
kita tak bisa dibuat jika kau mati. Kau terlalu percaya diri.” Kata A Rin
“Aku baru
ingat. Aku sudah dengar dari Nona Noh bahwa kau tak jadi mundur.” Ucap Dae Oh
“Ya.
Namun, jangan salah paham. Aku tak begitu karena aku menyukaimu. Sekarang aku
sudah tak begitu menyukaimu.” Kata A Rin. Dae Oh mengerti dengan wajah gugup.
“Aku akan
pastikan tanganku cepat sembuh agar bisa merekammu dengan indah. Melalui film
kita, kau akan menjadi Malaikat Semesta. Aku akan menjadikanmu bintang
semesta.” Ucap Dae Oh
“Baiklah.
Berusahalah. Namun, jika sudah menjadi bintang semesta, aku benar-benar tak
akan menyapamu lagi.” Kata A Rin. Dae Oh terdiam mendengarnya.
Ia
mengingat terakhir kali bertemu dengan Hyo Sim
berkata “Aku tak akan menyapamu saat kita bertemu lagi.”
“Aku akan
muncul lagi di hadapanmu setelah jadi aktris yang sangat terkenal.” Ucap A Rin
“Aku akan
berubah menjadi wanita hebat dan muncul kembali di depanmu.” Kata Hyo Sim. Dae
Oh mengingat ucapanya yang sama.
“Pada
saat itu, aku tak akan bermain di filmmu walaupun kau mengajakku. Sepertinya
kau baik-baik saja. Aku pergi dahulu. Semoga kau cepat sembuh.” Ucap A Rin
bergegas keluar dari ruangan.
“Ko
Hyo-sim? Dia benar-benar Hyo-sim. Dia tumbuh dengan baik.” Ucap Dae Oh
tersenyum mengingat mantan anak muridnya.
Ae Jung
membereskan berkas “CINTA ITU TIDAK ADA” didalam tas dan melihat Dae Oh yang
mengirimkan pesan [PERIKSA PINTU DEPANMU] Ae Jung melihat sebuah tas digantung
dan note diatasnya “Ada tempat yang harus kita kunjungi besok, jadi, berdandanlah
dengan cantik.”
Ae Jung
bahagia melihat Dae Oh yang mengirimkan paket perawatan wajah dan make up. Ia pun bahagia merasa Ini hadiah kencan
pertama yang bagus lalu merasa tak nyaman berkata "Kencan"
“Yang
benar saja.. Apa Ini kencan? Aku sangat malu. Tapi Aku tak punya baju yang
pantas.” Ucap Ae Jung bingung mencoba mencari baju yang cocok dilemarinya.
Dae Oh
sudah menunggu di depan rumah, Ae Jung keluar rumah dan terlihat cantik. Dae Oh
hanya bisa melonggo melihat Ae Jung yang sangat cantik. Ae Jung heran Dae Oh
yang sampai melonggo melihatnya. Dae Oh tersadar dari lamunanya.
“Apa
Gipsnya sudah dibuka? Tanganmu sudah sembuh?” ucap Ae Jung. Dae Oh mengaku
sakit
“Ada apa
dengan bajumu?” ucap Dae Oh. Ae Jung bingung berpikir kalau Bajunya aneh?
“Ya, aneh.
Jangan berpakaian begitu. Kau tampak terlalu cantik. Siapa yang percaya kau
sudah punya anak?” ucap Dae Oh memuji. Ae Jung tersipu malu mendengarnya.
“Bagaimana
jika para mahasiswa pikir kau mahasiswi baru?” kata Dae Oh. Ae Jung binggung apa
maksudnya Mahasiswi baru.
Dae Oh
membawa Ae Jung ke kampus, Ae Jung melonggo melihatnya. Dae Oh bertanya
Bagaimana perasaan Ae Jung datang ke Universitas Hankuk lagi, Noh Ae-jung dari
Jurusan Teater dan Film angkatan 2003. Ae Jung tak percaya Dae Oh mengajaknya
ke kampus.
“Kau belum
boleh terharu sekarang.”ejek Dae Oh. Ae Jung menyangkalnya
“Ini baru
akan dimulai. Judulnya adalah "Kembali ke Tahun 2006". Aku akan
mengembalikan hari-hari keemasanmu. Apa kau siap?” ucap Dae Oh
Dae Oh
pun menyiapkan camera lalu mengambil gambar Ae Jung. Ae Jung berkomentar kalau
Dae Oh bilang harus memfoto dengan mata kirinya. Dae Oh mengingat saat pohon
sakura berkemaran, mengambil gambar dengan
Ae Jung.
“Itukah
alasannya? Ae Jung, aku sangat berdebar.” Kata Dae Oh. Ae Jung tak peduli dan mengajak
pergi.
“Hatiku
sangat berdebar! Sangat berdebar!” teriak Dae Oh. Ae Jung berjalan pergi.
Di depan
kampus ada mahasiswa yang sedang syuting. Ae Jung menatap Dae Oh seperti
melihat masa-masa saat kuliah dulu.
Ae Jung
menunggu didepan pintu gedung sambil mengambil gambar. Tiba-tiba Dae Oh datang
dengan payung besarnya sambil mengeluh kalau Ini berat dan Ae Jung pasti
mengingatnya dan seharusnya hari ini hujan. Ae Jung juga berpikir akan sempurna
jika hujan.
Tiba-tiba
terdengar teriakan dari arah jalan, keduanya pun bergegas pergi membawa payung
besar sama seperti saat kuliah dulu.
Ha Nee
memasukan ponsel dan catanya pada sebuah kotak sambil mengatkan Dengan ini,
misi pencarian ayah telah berakhir lalu mengucapkan Terima kasih pada Dong-chan.
Dong Chan bertnya Apa sekarang sutradara itu akan menjadi ayah Ha Nee.
“Entahlah.
Ternyata hasil dari pencarian ayah ini tidak sesederhana yang kita pikirkan.”
Kata Ha Nee. Dong Chan bingung.
“Berkat
kesalahpahamanmu, ada empat kandidat yang bisa menjadi ayahku. Tak mungkin
hasilnya akan sederhana. Baru beberapa hari sejak aku tahu dia ayahku.” Ucap Ha
Nee.
“Namun,
jika pria itu orangnya, aku bisa mengakuinya sebagai ayahmu.” Ucap Dong Chan.
“Kenapa
kau yang mengakuinya?” kata Ha Nee heran. Dong Chan mengaku Bukan begitu
maksudnya.
“Tidak.
Kau punya hak untuk itu. Kau agen terbaik dalam proyek kali ini. “ ucap Ha Nee.
“Sebenarnya,
aku sempat mencarinya. Ternyata sebagian besar novel pria itu ditulis dari
kisah hidupnya. Mungkin saja itu berhubungan dengan ibumu.” Kata Dong Chan. Ha
Nee tak percaya melihatnya.
Ha Nee
melihat tulisan [CHEON EOK-MAN] pada
sebuah forum dan terlihat bangga. Tapi Ia melihat ada yang sesuatu yang aneh,
Dong Chan pun ikut melihat "Aku akan mengekspos Cheon Eok-man"?
BUKUNYA, CINTA ITU TIDAK ADA, BENAR-BENAR PALSU]
Ae
Jung masuk ke sebuah bioskop di kampus
merasa tak percaya kalau mereka boleh masuk ke sini. Dae Oh memberitahu kalau
namanya Cheon Eok-man dan orang yang sangat membanggakan untuk universitas ini.
Ae Jun memastikan kalau mungkin tak apa-apa.
“Sekalipun
kau Cheon Eok-man, kau akan tetap dimarahi satpam jika masuk diam-diam begini.
Kau tak apa-apa, Oh Dae-Oh?” ucap Ae Jung menuruni tangga dan tak melihat Dae
Oh ada dibelakangnya.
Dae Oh
sudah ada di ruang kontrol atas, lalu menyuruh Ae Jung melihat ke arah layar.
Ae Jung melihat Dae Oh memutar FILM KELULUSAN 2006, SAAT JATUH CINTA, SEPERTI
MEREKA. AKTOR: RYU JIN SUTRADARA: OH DAE-OH PRODUSER: NOH AE-JUNG
“Bagian
terpenting hari ini. Film kelulusan yang diproduseri oleh Noh Ae-jung angkatan
2003. Akhirnya, kau bisa lulus.” Ucap Dae Oh
“Apa Kau
mengajakku ke sini untuk ini?” tanya Ae Jung. Dae Oh membenarkan.
“Sejak
menyukaimu lagi, aku sangat ingin melakukan ini.” Akui Dae Oh. Ae Jung pun
merasa seperti sedang bermimpi.
“Ini
bukan mimpi. Diriku yang berumur 23 tahun gagal melakukan ini. Jadi, aku yang
kini berusia 37 tahun, melakukannya. Aku ingin menemanimu sampai akhir. Aku juga
mau menjadi ayah yang baik bagi Ha-nee.” Ucap Dae Oh. Ae Jung tak bisa menahan
rasa harunya.
“Karena
kau cinta pertamaku, jadilah juga cinta terakhirku.” Ungkap Dae Oh.
Epilog
Seorang
bibi datang mengejar Ae Jung dan Dae Oh langsung memarahi karena membawa
payungnya. Dae Oh mengakuhanya meminjamnya sebentar. Si bibi mengeluh karena baru
sekali mengalami hal begini dalam 40 tahun.
“Kembalikan
ke tempatnya lagi.” Ucap si bibi melempar payung pada Dae Oh lalu beranjak
pergi.
“Dia
sangat menakutkan.” Ucap Ae Jung. Dae Oh membenarkan tapi akhirnya keduanya
tertawa bahagia bisa mengenang masa lalunya.
Bersambung
ke episode 16
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar