PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 08 Agustus 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 19

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Hyun  Joo meneriman ciuman Ji Woo lalu bisa melihat wajah Ji Woo sama dengan pria yang sebelumnya samar-samar dilihatnya. Saat itu Jin Ho pun mengatakan “Aku mencintaimu, Min Ju.” Ia pun akhirnya bisa tahu kalau pria itu mirip dengan Ji Woo.
“Itu kamu, Pak Hwang. Suamiku, yang berusaha keras kulihat  dalam mimpiku, adalah kau. Kau juga memanggilku Min Ju di mercusuar.” Ucap Hyun Joo tak percaya
“Mungkin terdengar gila, tapi aku punya penglihatan lain. Aku tidak tahu harus mulai menjelaskan di mana.” Kata Hyun Joo bingung
“Kau tidak perlu menjelaskannya. Itu kisah kita.” Kata Ji Woo memberikan sapu tangan yang sama seperti yang dibuat Ae Jung. Ae Jung terus menatapnya. 


Keduanya akhirnya duduk bersama. Ae Jung merasa mereka  datang untuk mengingat kehidupan masa lalu melalui kecelakaan 27 tahun lalu. Ji Woo pikir itu mungkin dan Karena Ae Jung menerima perawatan dengan cepat, sebagian besar ingatanny mungkin hilang.
“Karena semua yang kuingat, aku kesulitan dan bingung. Banyak hal terjadi sebelum aku bisa menerima tiga kehidupan sebelumnya yang aku ingat.” Akui Ji Woo
“Saat kau bilang, kau ingin mempertahankanku sejak kali pertama melihatku...”kata Hyun Joo
“Aku yakin kamu kesulitan memercayai semuanya. Jangan memikirkan apa pun dan beristirahatlah. Kita bisa bicara perlahan.” Ucap Ji Woo melihat  Cuacanya bagus sekali hari ini.
“Kurasa besok juga bagus berdasarkan warna langitnya.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pun mengusulkan mereka bertemu besok juga. Ji Woo hanay menganguk. 


Dirumah, Hyun Joo melihat webtoonya yang digambar sama seperti yang ada dimimpinya. Min Jung bertanya apa yang dilakukan Hyun Joo, apakah memikirkan pacarnya. Hyun Joo hanya bisa tertawa bahagia. Min Jung mengeluh Hyun Joo hanya tertawa dan berpikir temanya bilang setuju untuk berkencan.
“Aku Masih canggung menyebut seseorang pacarku.” Kata Hyun Joo malu-malu
“Kau harus Biasakanlah. Kurasa kau dan Pak Hwang ditakdirkan bersama.” Komentar Min Jung. Hyun Joo ingin tahu alasanya.
“ Selama 34 tahun, kami tidak yakin jika jantungmu masih hidup, tapi dia membuatnya berdegup lagi. Aku akan bilang kalian berjodoh.” Kata Min Jung
“Apa Kau pikir kehidupan masa lalu itu nyata?” tanya Hyun Joo merasa tak percaya
“Tentu saja. Jika tidak, tidak ada penjelasan lain. Aku dan suamiku... Tidak, semua pasangan menikah di dunia ini. Mereka bilang musuh di kehidupan lampau menikah di masa kini.” Kata Min Jung
“Saat kau jatuh cinta, inilah cinta di milenium ini. Tapi saat menikah, kamu hanya bertengkar. Satu-satunya hal yang menjelaskannya adalah teori bahwa mereka musuh di kehidupan sebelumnya.” Ucap Min Jung
“Bagaimana jika kau bertemu suamimu di kehidupanmu selanjutnya?”ejek Hyun Joo. Min Jung berteriak marah sambil memukul temanya dengan bantal.
“Jangan pernah mengatakan kesialan seperti itu lagi! Aku tidak akan memaafkanmu meski kita teman.”teriak Min Jung. Hyun Joo pun meminta maaf.
“Jadi, Apa kau akan berkencan besok?” tanya Min Jung. Hyun Joo menganguk.
“Hyun Joo, Apa Do Gyum sudah tahu?” tanya Min Jung khawatir. Hyun Joo menjawab belum dan berpikir harus memberitahunya. 


 Ji Woo melihat kotak musik yang dibuat Jin Ho dan bertuliskan  "Kepada Min Ju, yang kucintai" Ia terdiam mengingat kenangan di kehidupan masa lalunya. Jin Ho memberitahu ingin membuat kotak musik lalu bertanya pada paman pemilik toko.
“Apa itu mungkin? Aku ingin membuatnya seperti ini.” Ucap Jin Ho memberikan gambarnya.
“Lagu apa yang kau inginkan?” tanya si pria. Jin Ho menjawab dengan yakin  judlnya "Sukacita Cinta".

Do Gyum datang menemui Hyun Joo di cafe. Keduanya hanya diam dan tak ada yang memulai bicara. Hyun Joo langsung mengeluarkan buku yang diberikan Do Gyum lalu memberitahu kalau ia dan Pak Hwang... Do Gyum langsung menyela mengaku sudah tahu.
“Aku sudah tahu.. Aku kebetulan mengetahuinya. Hyun Joo. Yang terpenting bagiku adalah kamu bahagia. Aku ingin menjadi orang yang membuatmu bahagia, tapi tidak apa-apa jika bukan aku.” Kata Do Gyum bersikap dewasa. Hyun Joo tak percaya mendengarnya.
“Aku serius. Aku masih adikmu, bukan? Tidak apa-apa jika aku menjadi adikmu, bukan?” kata Do Gyum. Hyun Joo. menganguk.
“Kalau begitu, aku tidak keberatan. Aku senang dengan posisi ini.” Kata Do Gyum
“Maafkan aku.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum mengeluh Hyun Joo yang  meminta maaf?
“Setelah aku selesai dengan serial ini, maka aku akan mulai mencari pacar. Jika kau menyesal, kau harus membantuku. Mengerti?” kata Do Gyum dengan senyuman. Hyun Joo menganguk mengerti dan berjanji. 



Do Gyum pulang ke rumah terlihat mencoba menahan rasa sedihnya dan tetap tegar didepan Hyun Joo. Ia lalu melihat buku gambar yang tertulis ucapanya “Aku akan menunggumu. Aku bisa menunggu selama itu. Selama kau menyuruhku menunggu.” Lalu Hyun Joo menjawab.
“Aku tidak mau kamu melewatkan kesempatan cinta karena aku.”  Setelah Do Gyum membawa jawaban Hyun Joo, ia langsung menelp Ji Hwan.
“Bagaimana rasanya tinggal di lingkunganmu? Aku berpikir untuk memindahkan studioku.” Ucap Do Gyum 

Nyonya Kim membaca "Catatan Medis, Pasien, Hwang Ji Woo" lalu mengingat saat Ji Woo memanggilnya “Kim Sun Hee. Bukan, Kim Su Jeong. Pimpinan.” Seo Yoon datang ke ruangan, Nyonya Kim buru-buru menyembunyikan berkasnya dan bertanya ada apa pada anaknya.
“Aku akan kembali bekerja besok. Aku harus membatalkan kelas merangkai bunga.” Ucap Seo Yoon.
“Kalau begitu, serahkan pengunduran dirimu besok.” Kata Nyonya Kim. Seo Yoon kaget karena tidak pernah bilang akan berhenti.
“Kita akan segera mengatur pertemuan antara kedua keluarga.” Kata Nyonya Kim memaksa
“Ibu. Aku tidak akan menikah... Aku tidak mau.” Kata Seo Yoon berani menolak. Nyonya Kim kaget mendengar anaknya berani melawan ucapanya.
“Aku menyukai seseorang.” Akui Seo Yoon. Nyonya Kim kaget Seo Yoon yang menyukai seseorang dan ingin tahu Sejak kapan...
“Tidak, tidak perlu memberi tahu ibu... Kau Akhiri sekarang juga.” Kata Nyonya Kim
“Ibu. Kenapa bersikap seperti ini? Kenapa Ibu sangat terobsesi dengan Pak Hwang? Aku tidak mengerti” ucap Seo Yoon heran.
“Kau tidak perlu mengerti. Lakukan saja perintah ibu. Itu yang harus kau lakukan. Serahkan pengunduran dirimu besok. Jangan membuat semuanya rumit dengan hal tidak berguna.” Kata Nyonya Kim
“Ini bukan hal yang tidak berguna. Ini sangat penting bagiku.” Ucap Seo Yoon. Nyonya Kim heran anaknya bersikap seperti ini hari ini?
“Menurut Ibu kenapa aku bersikap seperti ini? Ibu tidak terlalu peduli untuk tahu. Ini kali pertama Ibu bertanya kenapa aku seperti ini. Ibu tidak pernah memikirkan apa yang kuinginkan  atau apa yang ingin kulakukan. Ibu selalu memaksaku melakukan apa yang Ibu inginkan.” Kata Seo Yoon marah
“Apa Ibu memaksamu? Apa ada masalah dengan hidupmu?” tanya Nyonya Kim
“Mungkin tidak ada masalah, tapi aku tidak pernah bahagia. Aku akan melakukan apa yang kumau mulai sekarang.” Tegas Seo Yoon marah lalu keluar ruangan.
Nyonya Kim masuk ke kamar anaknya dan melihat sebuah gelang yang disimpan Seo Yoon. Ia lalu mengecek di komputer banyak  foto dan artikel "Seniman Park Do Gyum." Nyonya Kim kaget melihat wajah Do Gyum itu mirip dengan Jung Woo Young.




Semua berkumpul di rumah Ae Jung, Min Jung dan Young Eun saling berebut ceker ayam. Young Eun mengeluh Jika Hyun Joo di sini, mereka bisa memesan dua ayam dan masing-masing punya kaki dan mengajak bertemu selama sepekan sekarang.
“Seorang gadis yang baru mulai berkencan tidak akan mau tinggal di rumah. Menurutmu sejauh apa mereka akan pergi hari ini?” kata Jin Ah penasaran.
“Yeong Eun kesayangan kita harus jatuh cinta sebelum dia dewasa.”kata Min Jung memeluk temanya sambil mengoda.
“Lupakan saja. Khawatirkan dirimu sendiri. Kapan kamu akan pulang?” ejek Young Eun
“Aku harus segera kembali karena Su Bin, tapi aku harus mencari pekerjaan paruh waktu sebelum itu.” Ucap Min Jung
“Saat aku bertemu rekan kerjaku, aku tahu tidak mudah menjadi ibu yang bekerja. Pikirkan baik-baik.” Kata Young Eun
“Pacarku berusaha keras mencariku, jadi, aku akan pergi sekarang.” Ucap Ji Ah akan pergi.
“Siapa yang kau temui hari ini?”tanya kedunya. Ji Ah menjawab dengan santai Keduanya.



Tuan Kim berlatih tinju sendirian, Jin Hwan datang memeluk Jin An dan menyapa dengan sopan. Jin An mengeluh dengan Tuan Kim yang bersikap seperti ini. Tuan Kim perlu karena mereka a akan mengakhiri ini dan mencari tahu siapa yang akan mendampinginya.
Akhirnya Jin Hwan dan Tuan Kim saling adu tinju dalam ring. Tapi Jin Hwan kalah kekuatan dan terjatuh beberapa kali. Jin Ah kaget melihatnay. Tuan Kim akhirnya menang dan memeluk Jin Ah lalu jatuh bersamaan. 

Tuan Kim akhirnya terjatuh dan terbangun dari tidurnya, lalu mengeluh kesakitan. Jin Ah akhirnya datang mengeluh Tuan Kim yang bersikap seperti ini?
“Ya... Kita akan mengakhiri ini dan mencari tahu siapa yang akan mendampingimu.” Ucap Tuan Kim
“Astaga, aku di sini bukan untuk mengakhiri semuanya. Aku datang untuk mengatakan ini.” Ucap Ji Ah. Tuan Kim bingung.
“Ji Hwan bilang dia ingin terus menemuiku tanpa memedulikanmu. Jika kau ingin putus denganku karena hal ini, aku akan menerimanya. Aku tidak bisa melakukan apa pun.” Kata Jin Ah.
“Kita akan terlambat ke bioskop. Ayo.” Ucap Jin Hwan.Jin Ah pun setuju meminta Tuan Kim memikirkan setelah itu menghubunginya.  Tuan Kim kaget dan berteriak marah melihat Jin Ah yang memeluk lengan Jin Hwan. 



Hyun Joo bergegas berjalan menghampiri Ji Woo lalu bertanya apakah sudah lama menunggu. Ji Woo mengangguk. Hyun Joo kaget dengan Ji Woo yang menjawab dengan blak-blakan lalu mengerti kalau yang dimaksud sudah menunggu 36 tahun.
“Tepatnya 200 tahun.” Kata Ji Woo mengoda. Hyun Joo pun hanya bisa tersenyum
“Apa Kau akan menghadiri pernikahan hari ini? Kau tampak berbeda dari biasanya.” Ucap Hyun Joo melihat Ji Woo tak memakai dasi
“Apa aku terlihat aneh?” tanya Ji Woo. Hyun Joom menjawab sama sekali tidak.
“Kenapa kau ingin bertemu di sini?” tanya Hyun Joo. Ji Woo menjawab ingin menunjukkan sesuatu dan mengajak masuk.

Ji Woo mencari dari rak buku dan menemukan  buku "Daftar Murid Sekolah 1969, Tahun 1971, Buku Tahunan 1975" lalu melihat foto beberapa anak dengan baju toga dan memperlihatkan pada Hyun Joo wanita yang bernama "Song Min Ju"
“Ini sungguh aku. Lalu Bagaimana denganmu? Kamu lulus di tahun yang sama?” tanya Hyun Joo setelah melihat foto yang mirip dirinya.
“Aku tidak bisa lulus. Ada banyak situasi buruk.” Kata Ji Woo lalu memperlihatkan file "Resister Sekolah 1969"
Hyun Joo melihat "Daftar Sekolah, Kampus Hukum, Jurusan Hukum, Kang Jin Ho" dan foto yang sangat mirip dengan Ji Woo
“Hyun Joo... Maafkan aku. Seharusnya aku memberimu ini 47 tahun lalu, tapi itu terlalu lama.” Ucap Ji Woo memberikan kotak musik dan Hyun Joo melihat tulisan dibagian bawah "Kepada Min Ju, yang kucintai"


Flash Back
Disebuah bar,  penyiar memberitahu Ini lagu berikutnya dan menurutnya  Kebetulan sekali karena Dua orang meminta lagu yang sama dan berpikir kalau Mungkin ini takdir. Min Ju dan Jin Ho duduk saling bersebelahan tanpa saling menyapa.
“Lagu ini diminta oleh Kang Jin Ho dan Song Min Ju. Ini adalah "Sukacita Cinta". Kata Penyiar. Keduanya pun akhirnya saling menatap dengan senyuman.
“Apa Kau suka lagu ini? Orang-orang tidak mendengarkan lagu seperti ini zaman sekarang.” Ucap Jin Ho. Min Ju menganguk.
“Aku tidak sengaja mendengarnya saat muda dan itu tidak asing. Bagaimana denganmu, Jin Ho?” kata Min Ju
“Aku juga seperti itu. Aku merasa sudah lama mengetahui lagu ini.” Kata Jin Ho
Dan Min Ju seperti terpesona dengan Jin Ho yang menyanyikan lagu ditaman kampus dengan gitarnya. 
Hyun Joo terdiam dalam ingatanya. Ji Woo datang menyadarkan lamuna Hyun Joo sambil memberikan minum. Hyun Joo mengaku Lagu ini muncul dalam mimpinya selama beberapa hari terakhir dan merasa Kotak musik ini...
“Apa Kau pernah melihat kotak musik ini dalam mimpimu?” tanya Ji Woo. Hyun Joo mengaku Belum.
“Aku bermimpi pergi ke toko kotak musik selama terapi hipnosisku. Aku tidak tahu saat itu, tapi kurasa aku tahu alasannya sekarang.” Kata Hyun Joo
“Bagaimana dengan orang selain aku? Apa Kau pernah melihat wajah yang tidak asing lagi?” tanya Ji Woo
“Kurasa tidak. Menurutku sangat menarik bahwa kita menikah bukan satu, tapi tiga kali seumur hidup. Sulit menjelaskan ini hanya sebagai takdir, bukankah begitu?” kata Hyun Joo. Ji Woo menganguk setuju.
“Menurut temanku, musuh di kehidupan sebelumnya bertemu sebagai pasangan menikah. Kau menikah karena sangat jatuh cinta, tapi kalian saling membenci dan menyesalinya. Apa Menurutmu kita bercerai?” kata Hyun Joo seperti tak yakin
“Kita saling mencintai dan menyayangi seumur hidup kita. Kau segalanya bagiku.” Kata Ji Woo yakin
 Aku juga ingin ingatanku cepat pulih.Aku yakin ada kenangan yang hanya aku miliki.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pun mengajak Hyun Joo pergi. Hyun Joo menganguk setuju. 




Seo Yoon masuk kamarnya dan melihat baju yang digantung di kamarnya, dengan note [Ibu memilih pakaian yang akan kamu pakai saat bertemu keluarganya. Ibu akan mengurus pengunduran dirimu.]
Akhirnya Seo Yoon pun menganti pakainya tapi seperti hatinya mulai berontak mengingat ucapany ibunya “Sudah ibu bilang anak baik tidak menyembunyikan apa pun dari ibunya. Kau tidak lupa, bukan? Kau baik, atau bodoh? Serahkan pengunduran dirimu.”
“Ibu selalu memaksaku melakukan apa yang Ibu inginkan. Ibu tidak pernah memikirkan apa yang kuinginkan atau apa yang ingin kulakukan.” Teriak Seo Yoon marah
“Kau tidak perlu mengerti. Lakukan saja perintah ibu. Itu yang harus kau lakukan.”kata ibunya.
Seo Yoon mulai tak bisa bernafas dan merasa sesak, lalu menarik kalungnya sampai putus. 

Hyun Joo dan Ji Woo menonton layar besar di ruangan terbuka. Hyun Joo melihat itu film "Roman Holiday". Ji Woo pikir mereka setuju menontonnya bersama, tapi tidak bisa menepati janjinya. Hyun Joo mengaku Ini film favoritnya dan masih sampai sekarang.
“Kenapa kau duduk seperti itu? Bukankah kau tidak nyaman?” ucap Hyun Joo melihat Ji Woo yang duduk tegap.
Ji Woo pun mencoba untuk duduk dengan relax. Hyun Joo merasa gugup mengeluarkan kipasnya merasa panas, Ji Woo menatap tangan Hyun Joo seperti ingin menyentuhnya tapi tak berani. Akhirnya Ia menawarkan Hyun Joo camilan. Hyun Joo mengambil popcorn dan langsung memakanya.
“Sejujurnya, aku menonton film ini lebih dari sepuluh kali, dan aku sudah hafal semuanya.” Ungkap Hyun Joo. Ji Woo menganguk dengan wajah gugup.
“Di adegan berikutnya, pemeran utama pria dan wanita naik tangga. Audrey Hepburn hampir jatuh, dan pria itu memegang tangannya... Seperti ini.” Kata Hyun Joo menyentuh tangan Ji Woo lebih dulu. Ji Woo kaget Hyun Joo yang  berani memegang tanganya lebih dulu. 
“Kalau begitu, haruskah kita terus bergandengan?” kata Ji Woo tersenyum. Hyun Joo menganguk dan mereka menonton sambil bergandengan tangan dan Ji Woo melihat adeganya beda.
“Kurasa aku bingung.. Sudah lama aku tidak melihatnya. Kurasa mereka berpegangan tangan di adegan berikutnya.” Ucap Hyun Joo malu ingin melepaskan tanganya tapi Ji Woo tak mau melepaskanya.
Keduanya saling menatap dan akhirnya mulai mendekat untuk berciuman, tapi saat itu lampu disekeliling mereka mati. Ji Woo bingung  tiba-tiba mati lalu mencoba menyalakanya. Tiba-tiba hujan dengan deras, Hyun Joo mereka akan terkena flu.
“Apa Kau punya payung di mobil? Akan kuambilkan.” Ucap Hyun Joo berlari ke arah parkiran, tapi tiba-tiba semua lampu menyala. Hyun Joo kaget melihat taman yang sudah dihiasi dengan lampu yang sangat cantik
“Aku sungguh ingin menepati janjiku untuk menonton film bersama.” Kata Ji Woo tersenyum lalu mendekat. Hyun Joo tersenyum, dan keduanya pun berciuman seperti menuntaskan hubunga Min Ju dan Jin Ho yang  tak bisa bersatu. 


Di hotel, pegawai melihat dilayar "Kartu kredit ditangguhkan" lalu meminta maaf pada Seo Yoon kalau Tertulis kartu ini diblokir. Seo Yoon bingung karena menurutnya itu Tidak mungkin lalu mengeluarkan kartu yang lainya. Pegawai pun memberitahu kalau kartunya ditangguhkan juga. Seo Yoon bingung harus tinggal dimana. 


Ji Woo mengantar Hyun Joo pun lalu memberitahuaakan menjemputnya besok. Tapi Hyun Joo pikir mereka harus berangkat kerja secara terpisah. Ji Woo bertanya apakah Hyun Joo akan merasa tidak nyaman. Hyun Joo sudah tahu kalau tentang perumpamaan.
“Mereka bilang bahkan mesin fotokopi tahu tentang percintaan di kantor. Kurasa itu bisa berdampak pada kehidupan pekerjaanmu.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun bisa mengerti.
“Kau harus bergegas pergi. Hati-hati di jalan.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pikir akan pergi setelah Hyun Joo masuk.
“Tidak, aku akan masuk setelah melihatmu pergi.” kata Hyun Jo yang ingin melihat Ji Woo pergi lebih dulu
“Aku ingin melihatmu masuk ke rumahmu dengan selamat.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pun akhirnya masuk lebih dulu. Ji Woo masuk ke dalam mobil, tapi Hyun Joo akhirnya keluar dari persembunyian dan melambaikan tanganya. Ji Woo tersenyum melambaikan tangan dengan senyuman bahagia. 


Seo Yoon terdiam didepan "Motel" melihat uang didompetnya, dan mentaap  tulisan "Tinggal jangka pendek, 20 dolar, menginap 50 dolar." Akhirnya Ia pun masuk motel karena hanya itu yang cukup untuk uangnya sekarang. Do Gyum melihat rumah yang akan ditempatinya.
“Infrastruktur di sekitar sini bagus, dan sunyi. Itu akan sempurna untuk digunakan sebagai studio.” Ucap si pemilik
“Bisakah aku segera pindah?” tanya Do Gyum. Si pemilik menganguk. Do Gyum merasakan ponselnya bergetar dan melihat nama "Produser Han Seo Yoon" tapi tak mengangkatnya. Seo Yoon kembali menelpnya, Akhirnya Do Gyum pun mengangkatnya.
“Pak Park. Maaf, tapi bisakah kamu kemari?”ucap Seo Yoon menangis ketakutan.  Do Gyum kaget dan bingung.
“Aku di motel sekarang karena kabur dari rumah. Seseorang menggedor pintu. Tidak ada orang lain yang bisa kuhubungi.” Ucap Seo Yoon menangis ketakutan mendengar pria yang terus mengedor pintu.
“Di mana kau?” tanya Ji Woo juga merasa panik mendengar suara teriakan pria. 

Ji Woo mengemudika mobilnya, lalu mengingat saat bertanya pada Hyun Joo “ Apa Kau pernah melihat kotak musik ini dalam mimpimu?” Hyun Joo menjawab Belum dan bermimpi pergi ke toko kotak musik selama terapi hipnosisnya.
“Aku tidak tahu saat itu, tapi kurasa kini aku tahu alasannya.” Kata Hyun Joo. Akhirnya Ji Woo yang penasaran menelp Dokternya.
“Jika kamu masih di rumah sakit,  bisakah kita bertemu sebentar?” kata Ji Woo dengan wajah penasaran. 

Ji Woo melihat video saat Hyun Joo tiba-tiba terbangun saat terapi.  Dokter mengaku Sebenarnya, hendak menelepon Ji Woo dan menceritakan kalau Ini kali pertama Hyun Joo bangun saat sesi hipnoterapi dan berpikri Ji Woo harus tahu.
“Nona Seo berhasil mengingat wajahku. Dia juga menerima bahwa adegan yang dilihatnya dalam mimpinya berasal dari kehidupan sebelumnya. Suatu hari, dia akan mengingat semuanya. Sama seperti aku.”ucap Ji Woo
“Hanya karena aku membantunya melihat mimpinya dengan baik, bukan berarti kenangan yang ada akan menghilang. Perawatan hipnoterapi hanyalah metode sementara. Untuk saat ini, mari lanjutkan pengobatan dan terus amati.” Ucap Dokter. Ji Woo hanya bisa menghela nafas.
“Omong-omong, apa kotak musik sangat berarti bagi dia di kehidupan sebelumnya?”kata dokter.
“Tidak. Aku ragu dia sempat melihatnya. Aku memesan kotak musik sebagai hadiah untuknya, tapi aku tidak pernah memberikannya.” Ucap Ji Woo bingung.
Bersambung ke episode 20


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar