PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hyun Joo meneriman ciuman Ji Woo lalu bisa melihat
wajah Ji Woo sama dengan pria yang sebelumnya samar-samar dilihatnya. Saat itu
Jin Ho pun mengatakan “Aku mencintaimu, Min Ju.” Ia pun akhirnya bisa tahu
kalau pria itu mirip dengan Ji Woo.
“Itu
kamu, Pak Hwang. Suamiku, yang berusaha keras kulihat dalam mimpiku, adalah kau. Kau juga
memanggilku Min Ju di mercusuar.” Ucap Hyun Joo tak percaya
“Mungkin
terdengar gila, tapi aku punya penglihatan lain. Aku tidak tahu harus mulai
menjelaskan di mana.” Kata Hyun Joo bingung
“Kau
tidak perlu menjelaskannya. Itu kisah kita.” Kata Ji Woo memberikan sapu tangan
yang sama seperti yang dibuat Ae Jung. Ae Jung terus menatapnya.
Keduanya
akhirnya duduk bersama. Ae Jung merasa mereka
datang untuk mengingat kehidupan masa lalu melalui kecelakaan 27 tahun
lalu. Ji Woo pikir itu mungkin dan Karena Ae Jung menerima perawatan dengan
cepat, sebagian besar ingatanny mungkin hilang.
“Karena
semua yang kuingat, aku kesulitan dan bingung. Banyak hal terjadi sebelum aku bisa
menerima tiga kehidupan sebelumnya yang aku ingat.” Akui Ji Woo
“Saat kau
bilang, kau ingin mempertahankanku sejak kali pertama melihatku...”kata Hyun
Joo
“Aku
yakin kamu kesulitan memercayai semuanya. Jangan memikirkan apa pun dan
beristirahatlah. Kita bisa bicara perlahan.” Ucap Ji Woo melihat Cuacanya bagus sekali hari ini.
“Kurasa
besok juga bagus berdasarkan warna langitnya.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pun
mengusulkan mereka bertemu besok juga. Ji Woo hanay menganguk.
Dirumah, Hyun
Joo melihat webtoonya yang digambar sama seperti yang ada dimimpinya. Min Jung
bertanya apa yang dilakukan Hyun Joo, apakah memikirkan pacarnya. Hyun Joo
hanya bisa tertawa bahagia. Min Jung mengeluh Hyun Joo hanya tertawa dan
berpikir temanya bilang setuju untuk berkencan.
“Aku Masih
canggung menyebut seseorang pacarku.” Kata Hyun Joo malu-malu
“Kau
harus Biasakanlah. Kurasa kau dan Pak Hwang ditakdirkan bersama.” Komentar Min
Jung. Hyun Joo ingin tahu alasanya.
“ Selama
34 tahun, kami tidak yakin jika jantungmu masih hidup, tapi dia membuatnya
berdegup lagi. Aku akan bilang kalian berjodoh.” Kata Min Jung
“Apa Kau
pikir kehidupan masa lalu itu nyata?” tanya Hyun Joo merasa tak percaya
“Tentu
saja. Jika tidak, tidak ada penjelasan lain. Aku dan suamiku... Tidak, semua
pasangan menikah di dunia ini. Mereka bilang musuh di kehidupan lampau menikah
di masa kini.” Kata Min Jung
“Saat kau
jatuh cinta, inilah cinta di milenium ini. Tapi saat menikah, kamu hanya
bertengkar. Satu-satunya hal yang menjelaskannya adalah teori bahwa mereka
musuh di kehidupan sebelumnya.” Ucap Min Jung
“Bagaimana
jika kau bertemu suamimu di kehidupanmu selanjutnya?”ejek Hyun Joo. Min Jung
berteriak marah sambil memukul temanya dengan bantal.
“Jangan
pernah mengatakan kesialan seperti itu lagi! Aku tidak akan memaafkanmu meski
kita teman.”teriak Min Jung. Hyun Joo pun meminta maaf.
“Jadi, Apa
kau akan berkencan besok?” tanya Min Jung. Hyun Joo menganguk.
“Hyun
Joo, Apa Do Gyum sudah tahu?” tanya Min Jung khawatir. Hyun Joo menjawab belum
dan berpikir harus memberitahunya.
Ji Woo melihat kotak musik yang dibuat Jin Ho
dan bertuliskan "Kepada Min Ju,
yang kucintai" Ia terdiam mengingat kenangan di kehidupan masa lalunya.
Jin Ho memberitahu ingin membuat kotak musik lalu bertanya pada paman pemilik
toko.
“Apa itu
mungkin? Aku ingin membuatnya seperti ini.” Ucap Jin Ho memberikan gambarnya.
“Lagu apa
yang kau inginkan?” tanya si pria. Jin Ho menjawab dengan yakin judlnya "Sukacita Cinta".
Do Gyum
datang menemui Hyun Joo di cafe. Keduanya hanya diam dan tak ada yang memulai
bicara. Hyun Joo langsung mengeluarkan buku yang diberikan Do Gyum lalu
memberitahu kalau ia dan Pak Hwang... Do Gyum langsung menyela mengaku sudah
tahu.
“Aku
sudah tahu.. Aku kebetulan mengetahuinya. Hyun Joo. Yang terpenting bagiku
adalah kamu bahagia. Aku ingin menjadi orang yang membuatmu bahagia, tapi tidak
apa-apa jika bukan aku.” Kata Do Gyum bersikap dewasa. Hyun Joo tak percaya
mendengarnya.
“Aku
serius. Aku masih adikmu, bukan? Tidak apa-apa jika aku menjadi adikmu, bukan?”
kata Do Gyum. Hyun Joo. menganguk.
“Kalau
begitu, aku tidak keberatan. Aku senang dengan posisi ini.” Kata Do Gyum
“Maafkan
aku.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum mengeluh Hyun Joo yang meminta maaf?
“Setelah
aku selesai dengan serial ini, maka aku akan mulai mencari pacar. Jika kau
menyesal, kau harus membantuku. Mengerti?” kata Do Gyum dengan senyuman. Hyun
Joo menganguk mengerti dan berjanji.
Do Gyum
pulang ke rumah terlihat mencoba menahan rasa sedihnya dan tetap tegar didepan
Hyun Joo. Ia lalu melihat buku gambar yang tertulis ucapanya “Aku akan
menunggumu. Aku bisa menunggu selama itu. Selama kau menyuruhku menunggu.” Lalu
Hyun Joo menjawab.
“Aku
tidak mau kamu melewatkan kesempatan cinta karena aku.” Setelah Do Gyum membawa jawaban Hyun Joo, ia
langsung menelp Ji Hwan.
“Bagaimana
rasanya tinggal di lingkunganmu? Aku berpikir untuk memindahkan studioku.” Ucap
Do Gyum
Nyonya
Kim membaca "Catatan Medis, Pasien, Hwang Ji Woo" lalu mengingat saat
Ji Woo memanggilnya “Kim Sun Hee. Bukan, Kim Su Jeong. Pimpinan.” Seo Yoon
datang ke ruangan, Nyonya Kim buru-buru menyembunyikan berkasnya dan bertanya
ada apa pada anaknya.
“Aku akan
kembali bekerja besok. Aku harus membatalkan kelas merangkai bunga.” Ucap Seo
Yoon.
“Kalau
begitu, serahkan pengunduran dirimu besok.” Kata Nyonya Kim. Seo Yoon kaget
karena tidak pernah bilang akan berhenti.
“Kita
akan segera mengatur pertemuan antara kedua keluarga.” Kata Nyonya Kim memaksa
“Ibu. Aku
tidak akan menikah... Aku tidak mau.” Kata Seo Yoon berani menolak. Nyonya Kim
kaget mendengar anaknya berani melawan ucapanya.
“Aku
menyukai seseorang.” Akui Seo Yoon. Nyonya Kim kaget Seo Yoon yang menyukai
seseorang dan ingin tahu Sejak kapan...
“Tidak,
tidak perlu memberi tahu ibu... Kau Akhiri sekarang juga.” Kata Nyonya Kim
“Ibu.
Kenapa bersikap seperti ini? Kenapa Ibu sangat terobsesi dengan Pak Hwang? Aku
tidak mengerti” ucap Seo Yoon heran.
“Kau
tidak perlu mengerti. Lakukan saja perintah ibu. Itu yang harus kau lakukan. Serahkan
pengunduran dirimu besok. Jangan membuat semuanya rumit dengan hal tidak
berguna.” Kata Nyonya Kim
“Ini
bukan hal yang tidak berguna. Ini sangat penting bagiku.” Ucap Seo Yoon. Nyonya
Kim heran anaknya bersikap seperti ini hari ini?
“Menurut
Ibu kenapa aku bersikap seperti ini? Ibu tidak terlalu peduli untuk tahu. Ini
kali pertama Ibu bertanya kenapa aku seperti ini. Ibu tidak pernah memikirkan
apa yang kuinginkan atau apa yang ingin
kulakukan. Ibu selalu memaksaku melakukan apa yang Ibu inginkan.” Kata Seo Yoon
marah
“Apa Ibu
memaksamu? Apa ada masalah dengan hidupmu?” tanya Nyonya Kim
“Mungkin
tidak ada masalah, tapi aku tidak pernah bahagia. Aku akan melakukan apa yang
kumau mulai sekarang.” Tegas Seo Yoon marah lalu keluar ruangan.
Nyonya
Kim masuk ke kamar anaknya dan melihat sebuah gelang yang disimpan Seo Yoon. Ia
lalu mengecek di komputer banyak foto
dan artikel "Seniman Park Do Gyum." Nyonya Kim kaget melihat wajah Do
Gyum itu mirip dengan Jung Woo Young.
Semua
berkumpul di rumah Ae Jung, Min Jung dan Young Eun saling berebut ceker ayam.
Young Eun mengeluh Jika Hyun Joo di sini, mereka bisa memesan dua ayam dan
masing-masing punya kaki dan mengajak bertemu selama sepekan sekarang.
“Seorang gadis
yang baru mulai berkencan tidak akan mau tinggal di rumah. Menurutmu sejauh apa
mereka akan pergi hari ini?” kata Jin Ah penasaran.
“Yeong
Eun kesayangan kita harus jatuh cinta sebelum dia dewasa.”kata Min Jung memeluk
temanya sambil mengoda.
“Lupakan
saja. Khawatirkan dirimu sendiri. Kapan kamu akan pulang?” ejek Young Eun
“Aku harus
segera kembali karena Su Bin, tapi aku harus mencari pekerjaan paruh waktu
sebelum itu.” Ucap Min Jung
“Saat aku
bertemu rekan kerjaku, aku tahu tidak mudah menjadi ibu yang bekerja. Pikirkan
baik-baik.” Kata Young Eun
“Pacarku
berusaha keras mencariku, jadi, aku akan pergi sekarang.” Ucap Ji Ah akan pergi.
“Siapa
yang kau temui hari ini?”tanya kedunya. Ji Ah menjawab dengan santai Keduanya.
Tuan Kim
berlatih tinju sendirian, Jin Hwan datang memeluk Jin An dan menyapa dengan
sopan. Jin An mengeluh dengan Tuan Kim yang bersikap seperti ini. Tuan Kim perlu
karena mereka a akan mengakhiri ini dan mencari tahu siapa yang akan
mendampinginya.
Akhirnya
Jin Hwan dan Tuan Kim saling adu tinju dalam ring. Tapi Jin Hwan kalah kekuatan
dan terjatuh beberapa kali. Jin Ah kaget melihatnay. Tuan Kim akhirnya menang
dan memeluk Jin Ah lalu jatuh bersamaan.
Tuan Kim
akhirnya terjatuh dan terbangun dari tidurnya, lalu mengeluh kesakitan. Jin Ah
akhirnya datang mengeluh Tuan Kim yang bersikap seperti ini?
“Ya...
Kita akan mengakhiri ini dan mencari tahu siapa yang akan mendampingimu.” Ucap
Tuan Kim
“Astaga,
aku di sini bukan untuk mengakhiri semuanya. Aku datang untuk mengatakan ini.”
Ucap Ji Ah. Tuan Kim bingung.
“Ji Hwan
bilang dia ingin terus menemuiku tanpa memedulikanmu. Jika kau ingin putus
denganku karena hal ini, aku akan menerimanya. Aku tidak bisa melakukan apa
pun.” Kata Jin Ah.
“Kita
akan terlambat ke bioskop. Ayo.” Ucap Jin Hwan.Jin Ah pun setuju meminta Tuan
Kim memikirkan setelah itu menghubunginya.
Tuan Kim kaget dan berteriak marah melihat Jin Ah yang memeluk lengan
Jin Hwan.
Hyun Joo
bergegas berjalan menghampiri Ji Woo lalu bertanya apakah sudah lama menunggu.
Ji Woo mengangguk. Hyun Joo kaget dengan Ji Woo yang menjawab dengan
blak-blakan lalu mengerti kalau yang dimaksud sudah menunggu 36 tahun.
“Tepatnya
200 tahun.” Kata Ji Woo mengoda. Hyun Joo pun hanya bisa tersenyum
“Apa Kau
akan menghadiri pernikahan hari ini? Kau tampak berbeda dari biasanya.” Ucap
Hyun Joo melihat Ji Woo tak memakai dasi
“Apa aku
terlihat aneh?” tanya Ji Woo. Hyun Joom menjawab sama sekali tidak.
“Kenapa
kau ingin bertemu di sini?” tanya Hyun Joo. Ji Woo menjawab ingin menunjukkan
sesuatu dan mengajak masuk.
Ji Woo
mencari dari rak buku dan menemukan buku
"Daftar Murid Sekolah 1969, Tahun 1971, Buku Tahunan 1975" lalu
melihat foto beberapa anak dengan baju toga dan memperlihatkan pada Hyun Joo
wanita yang bernama "Song Min Ju"
“Ini
sungguh aku. Lalu Bagaimana denganmu? Kamu lulus di tahun yang sama?” tanya
Hyun Joo setelah melihat foto yang mirip dirinya.
“Aku
tidak bisa lulus. Ada banyak situasi buruk.” Kata Ji Woo lalu memperlihatkan
file "Resister Sekolah 1969"
Hyun Joo
melihat "Daftar Sekolah, Kampus Hukum, Jurusan Hukum, Kang Jin Ho"
dan foto yang sangat mirip dengan Ji Woo
“Hyun
Joo... Maafkan aku. Seharusnya aku memberimu ini 47 tahun lalu, tapi itu
terlalu lama.” Ucap Ji Woo memberikan kotak musik dan Hyun Joo melihat tulisan
dibagian bawah "Kepada Min Ju, yang kucintai"
Flash Back
Disebuah
bar, penyiar memberitahu Ini lagu
berikutnya dan menurutnya Kebetulan
sekali karena Dua orang meminta lagu yang sama dan berpikir kalau Mungkin ini
takdir. Min Ju dan Jin Ho duduk saling bersebelahan tanpa saling menyapa.
“Lagu ini
diminta oleh Kang Jin Ho dan Song Min Ju. Ini adalah "Sukacita
Cinta". Kata Penyiar. Keduanya pun akhirnya saling menatap dengan
senyuman.
“Apa Kau
suka lagu ini? Orang-orang tidak mendengarkan lagu seperti ini zaman sekarang.”
Ucap Jin Ho. Min Ju menganguk.
“Aku
tidak sengaja mendengarnya saat muda dan itu tidak asing. Bagaimana denganmu,
Jin Ho?” kata Min Ju
“Aku juga
seperti itu. Aku merasa sudah lama mengetahui lagu ini.” Kata Jin Ho
Dan Min
Ju seperti terpesona dengan Jin Ho yang menyanyikan lagu ditaman kampus dengan
gitarnya.
Hyun Joo
terdiam dalam ingatanya. Ji Woo datang menyadarkan lamuna Hyun Joo sambil
memberikan minum. Hyun Joo mengaku Lagu ini muncul dalam mimpinya selama
beberapa hari terakhir dan merasa Kotak musik ini...
“Apa Kau
pernah melihat kotak musik ini dalam mimpimu?” tanya Ji Woo. Hyun Joo mengaku Belum.
“Aku
bermimpi pergi ke toko kotak musik selama terapi hipnosisku. Aku tidak tahu
saat itu, tapi kurasa aku tahu alasannya sekarang.” Kata Hyun Joo
“Bagaimana
dengan orang selain aku? Apa Kau pernah melihat wajah yang tidak asing lagi?”
tanya Ji Woo
“Kurasa
tidak. Menurutku sangat menarik bahwa kita menikah bukan satu, tapi tiga kali
seumur hidup. Sulit menjelaskan ini hanya sebagai takdir, bukankah begitu?”
kata Hyun Joo. Ji Woo menganguk setuju.
“Menurut
temanku, musuh di kehidupan sebelumnya bertemu sebagai pasangan menikah. Kau
menikah karena sangat jatuh cinta, tapi kalian saling membenci dan
menyesalinya. Apa Menurutmu kita bercerai?” kata Hyun Joo seperti tak yakin
“Kita
saling mencintai dan menyayangi seumur hidup kita. Kau segalanya bagiku.” Kata
Ji Woo yakin
Aku juga ingin ingatanku cepat pulih.Aku yakin
ada kenangan yang hanya aku miliki.” Kata Hyun Joo. Ji Woo pun mengajak Hyun
Joo pergi. Hyun Joo menganguk setuju.
Seo Yoon
masuk kamarnya dan melihat baju yang digantung di kamarnya, dengan note [Ibu
memilih pakaian yang akan kamu pakai saat bertemu keluarganya. Ibu akan
mengurus pengunduran dirimu.]
Akhirnya
Seo Yoon pun menganti pakainya tapi seperti hatinya mulai berontak mengingat
ucapany ibunya “Sudah ibu bilang anak baik tidak menyembunyikan apa pun dari
ibunya. Kau tidak lupa, bukan? Kau baik, atau bodoh? Serahkan pengunduran
dirimu.”
“Ibu
selalu memaksaku melakukan apa yang Ibu inginkan. Ibu tidak pernah memikirkan
apa yang kuinginkan atau apa yang ingin kulakukan.” Teriak Seo Yoon marah
“Kau
tidak perlu mengerti. Lakukan saja perintah ibu. Itu yang harus kau lakukan.”kata
ibunya.
Seo Yoon
mulai tak bisa bernafas dan merasa sesak, lalu menarik kalungnya sampai putus.
Hyun Joo
dan Ji Woo menonton layar besar di ruangan terbuka. Hyun Joo melihat itu film
"Roman Holiday". Ji Woo pikir mereka setuju menontonnya bersama, tapi
tidak bisa menepati janjinya. Hyun Joo mengaku Ini film favoritnya dan masih
sampai sekarang.
“Kenapa
kau duduk seperti itu? Bukankah kau tidak nyaman?” ucap Hyun Joo melihat Ji Woo
yang duduk tegap.
Ji Woo
pun mencoba untuk duduk dengan relax. Hyun Joo merasa gugup mengeluarkan
kipasnya merasa panas, Ji Woo menatap tangan Hyun Joo seperti ingin
menyentuhnya tapi tak berani. Akhirnya Ia menawarkan Hyun Joo camilan. Hyun Joo
mengambil popcorn dan langsung memakanya.
“Sejujurnya,
aku menonton film ini lebih dari sepuluh kali, dan aku sudah hafal semuanya.”
Ungkap Hyun Joo. Ji Woo menganguk dengan wajah gugup.
“Di
adegan berikutnya, pemeran utama pria dan wanita naik tangga. Audrey Hepburn
hampir jatuh, dan pria itu memegang tangannya... Seperti ini.” Kata Hyun Joo
menyentuh tangan Ji Woo lebih dulu. Ji Woo kaget Hyun Joo yang berani memegang tanganya lebih dulu.
“Kalau
begitu, haruskah kita terus bergandengan?” kata Ji Woo tersenyum. Hyun Joo
menganguk dan mereka menonton sambil bergandengan tangan dan Ji Woo melihat
adeganya beda.
“Kurasa
aku bingung.. Sudah lama aku tidak melihatnya. Kurasa mereka berpegangan tangan
di adegan berikutnya.” Ucap Hyun Joo malu ingin melepaskan tanganya tapi Ji Woo
tak mau melepaskanya.
Keduanya
saling menatap dan akhirnya mulai mendekat untuk berciuman, tapi saat itu lampu
disekeliling mereka mati. Ji Woo bingung
tiba-tiba mati lalu mencoba menyalakanya. Tiba-tiba hujan dengan deras,
Hyun Joo mereka akan terkena flu.
“Apa Kau
punya payung di mobil? Akan kuambilkan.” Ucap Hyun Joo berlari ke arah
parkiran, tapi tiba-tiba semua lampu menyala. Hyun Joo kaget melihat taman yang
sudah dihiasi dengan lampu yang sangat cantik
“Aku
sungguh ingin menepati janjiku untuk menonton film bersama.” Kata Ji Woo
tersenyum lalu mendekat. Hyun Joo tersenyum, dan keduanya pun berciuman seperti
menuntaskan hubunga Min Ju dan Jin Ho yang
tak bisa bersatu.
Di hotel,
pegawai melihat dilayar "Kartu kredit ditangguhkan" lalu meminta maaf
pada Seo Yoon kalau Tertulis kartu ini diblokir. Seo Yoon bingung karena
menurutnya itu Tidak mungkin lalu mengeluarkan kartu yang lainya. Pegawai pun
memberitahu kalau kartunya ditangguhkan juga. Seo Yoon bingung harus tinggal
dimana.
Ji Woo
mengantar Hyun Joo pun lalu memberitahuaakan menjemputnya besok. Tapi Hyun Joo
pikir mereka harus berangkat kerja secara terpisah. Ji Woo bertanya apakah Hyun
Joo akan merasa tidak nyaman. Hyun Joo sudah tahu kalau tentang perumpamaan.
“Mereka
bilang bahkan mesin fotokopi tahu tentang percintaan di kantor. Kurasa itu bisa
berdampak pada kehidupan pekerjaanmu.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pun bisa mengerti.
“Kau
harus bergegas pergi. Hati-hati di jalan.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo pikir akan
pergi setelah Hyun Joo masuk.
“Tidak,
aku akan masuk setelah melihatmu pergi.” kata Hyun Jo yang ingin melihat Ji Woo
pergi lebih dulu
“Aku
ingin melihatmu masuk ke rumahmu dengan selamat.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pun
akhirnya masuk lebih dulu. Ji Woo masuk ke dalam mobil, tapi Hyun Joo akhirnya
keluar dari persembunyian dan melambaikan tanganya. Ji Woo tersenyum
melambaikan tangan dengan senyuman bahagia.
Seo Yoon
terdiam didepan "Motel" melihat uang didompetnya, dan mentaap tulisan "Tinggal jangka pendek, 20
dolar, menginap 50 dolar." Akhirnya Ia pun masuk motel karena hanya itu
yang cukup untuk uangnya sekarang. Do Gyum melihat rumah yang akan
ditempatinya.
“Infrastruktur
di sekitar sini bagus, dan sunyi. Itu akan sempurna untuk digunakan sebagai
studio.” Ucap si pemilik
“Bisakah
aku segera pindah?” tanya Do Gyum. Si pemilik menganguk. Do Gyum merasakan
ponselnya bergetar dan melihat nama "Produser Han Seo Yoon" tapi tak
mengangkatnya. Seo Yoon kembali menelpnya, Akhirnya Do Gyum pun mengangkatnya.
“Pak
Park. Maaf, tapi bisakah kamu kemari?”ucap Seo Yoon menangis ketakutan. Do Gyum kaget dan bingung.
“Aku di
motel sekarang karena kabur dari rumah. Seseorang menggedor pintu. Tidak ada orang
lain yang bisa kuhubungi.” Ucap Seo Yoon menangis ketakutan mendengar pria yang
terus mengedor pintu.
“Di mana
kau?” tanya Ji Woo juga merasa panik mendengar suara teriakan pria.
Ji Woo
mengemudika mobilnya, lalu mengingat saat bertanya pada Hyun Joo “ Apa Kau
pernah melihat kotak musik ini dalam mimpimu?” Hyun Joo menjawab Belum dan
bermimpi pergi ke toko kotak musik selama terapi hipnosisnya.
“Aku
tidak tahu saat itu, tapi kurasa kini aku tahu alasannya.” Kata Hyun Joo.
Akhirnya Ji Woo yang penasaran menelp Dokternya.
“Jika
kamu masih di rumah sakit, bisakah kita
bertemu sebentar?” kata Ji Woo dengan wajah penasaran.
Ji Woo
melihat video saat Hyun Joo tiba-tiba terbangun saat terapi. Dokter mengaku Sebenarnya, hendak menelepon
Ji Woo dan menceritakan kalau Ini kali pertama Hyun Joo bangun saat sesi
hipnoterapi dan berpikri Ji Woo harus tahu.
“Nona Seo
berhasil mengingat wajahku. Dia juga menerima bahwa adegan yang dilihatnya dalam
mimpinya berasal dari kehidupan sebelumnya. Suatu hari, dia akan mengingat
semuanya. Sama seperti aku.”ucap Ji Woo
“Hanya
karena aku membantunya melihat mimpinya dengan baik, bukan berarti kenangan
yang ada akan menghilang. Perawatan hipnoterapi hanyalah metode sementara. Untuk
saat ini, mari lanjutkan pengobatan dan terus amati.” Ucap Dokter. Ji Woo hanya
bisa menghela nafas.
“Omong-omong,
apa kotak musik sangat berarti bagi dia di kehidupan sebelumnya?”kata dokter.
“Tidak. Aku
ragu dia sempat melihatnya. Aku memesan kotak musik sebagai hadiah untuknya, tapi
aku tidak pernah memberikannya.” Ucap Ji Woo bingung.
Bersambung
ke episode 20
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar