PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Kim menelp Hyun Joo mengaku pernah bertemu sebentar dan memberitahu kalau ia
adalah Kim Sun Hee dari Yayasan Medis Sejong lalu meminta agar bisa bertemu
untuk minum teh hari ini. Hyun Joo meminta maaf dan ingin tahu alasanya.
“Akan
kuberi tahu saat kita bertemu.” Kata Nyonya Kim. Hyun Joo pun setuju. Nyonya
Jung pun akan bertemu nanti.
Nyonya
Kim pergi ke kamar anaknya ingin tahu Bagaimana perasaannya. Seo Yoon yang
patah hati hanya bisa terdiam dan menangis setelah ditolak oleh Do Gyum. Nyonya
Kim pikir Seo Yoon tidak akan memberi
tahu meski ibunya bertanya ada apa.
Tuan Kim
berjalan di apartement berkomentar kalau Cuacanya bagus dan mungkin hal baik
akan terjadi. Ji Hwan berjalan melihat Tuan Kim dan langsung menyapanya dan
bertanya sedang apa di sini. Tuan Kim mengaku
Mantan istri dan pacarnya tinggal di sini.
“Bagaimana
denganmu?” tanya Tuan Kim. Ji Hwan mengaku Pacarnya juga tinggal di sini.
“Pantas
saja. Aku sudah mencium aroma takdir saat kali pertama bertemu...Aroma ini... Ini
koneksi.. Apa Kau ingin berteman?” ucap Tuan Kim.
“Tentu
saja, Hyungnim.” Ucap Ji Hwan. Tuan Kim memanggil Ji Hwan adik. Keduanya saling
memanggil layaknya kakak adik.
“Sedang
apa kalian di sini?” ucap Ji Ah datang melihat keduanya. Tuan Kim dan Ji Hwan
saling memanggil “Sayang” Ji Ah hanya bisa menghela nafas. Tuan Kim dan Ji Hwan
pun saling menatap kaget.
Ji Hwan
dan Tuan Kim akhirnya minum kopi di cafe dengan tatapan dingin. Ji Ah melihat
keduanya berpikir kalau tahu pada akhirnya mereka akan saling bertemu, tapi
terkejut mereka sudah saling mengenal dan menurutnya ini baru.
“Ini juga
baru bagiku. Aku tidak tahu kamu akan mengencani darah muda.” Ucap Tuan Kim
sinis.
“Aku
juga... Bagaimana kau bisa menikahi kodok gemuk ini? Kodok gemuk"? Apa dia
tahu sesuatu tentangmu?” kata Ji Hwan pada Ji Ah meminta pembelaan.
“Hei. Apa
Kau pernah melihat kodok setampan ini? Selain itu, apanya yang lemak? Ini semua
otot. Apa Kau ingin dihajar lengan berototku?”kata Tuan Kim marah
“Hentikan.
Jika kalian terus bertengkar seperti ini, aku tidak akan menemui kalian lagi.” Kata
Jin Ah.
Keduanya
mengeluh, Ji Ah memberitahu kalau harus masuk kelas dan menegaskan kalau sudah bilang
sebelumnya, tidak berniat memilih satu orang jadi akan menerima keputusan apa
pun yang mereka ambil. Ia pun meminta mereka agar diskusi setelah itu menhubunginya
lagi.
Hyun Joo
dan Nyonya Kim bertemu. Nyonya Kim
mengaku Saat mereka bertemu waktu itu, tidak bisa berhenti berpikir. Ia pikir
Mungkin seharusnya tidak bilang apa pun soal Pak Hwang Atau mungkin seharusnya
memberitahu Hyun Joo semuanya.
“Apa
maksudmu "semuanya"?” ucap Hyun Joo bingung. Nyonya Kim mengulang kalau sudah bilang Ji
Woo itu bukan orang baik.
“Apa Kau
tidak penasaran kenapa aku mengatakan itu?” tanya Nyonya Kim. Hyun Joo menjawab
tidak.
“Song Min
Ju... Apa Aku sudah dapat perhatianmu?” ucap Nyonya Kim melihat wajah Hyun Joo berubah.
Sek Nam
memberikan berkas informasi tentang Pimpinan Kim Sun Hee. Ji Woo melihat lulus SMA di Seoul, lima tahun kemudian, kuliah
kedokteran di provinsi lain jadi tidak paham kenapa tidak ada catatan waktu di
antaranya.
“Aku akan
menyelidikinya lagi.” Ucap Sek Nam. Ji Woo melihat profile "Nama, Kim Sun
Hee, Tanggal Lahir 8 Maret 1952" dengan foto Nyonya Kim saat masih muda.
“Tidak,
kurasa tidak perlu.. Mari berhenti menyelidiki Pimpinan Kim.” kata Ji Woo. Sek
Nam pun menganguk mengerti.
“Ada
sesuatu yang kutemukan saat menyelidikinya. Kurasa Pimpinan Kim menyuruh
seseorang membuntuti Nona Seo.” Kata Sek Nam.
Nyonya
Kim mengaku Saat kali pertama bertemu dengan Hyun Joo, dan meragukan
penglihatannya. Ia menceritakan kalau Hyun Joo itu sangat mirip dengan wanita yang
dikencani Pak Hwang dahulu sekali. Hyun Joo terdiam menceritakan.
“Mereka bertunangan
dan hendak menikah, tapi setelah kehilangan kekasihnya dalam kecelakaan, Pak
Hwang sangat kesulitan. Bukankah itu sebabnya dia mendekatimu? Aku yakin dia
menganggapmu sebagai salinan atau pengganti.” Kata Nyonya Kim
“Kenapa
kamu memberitahuku ini?” tanya Hyun Joo. Nyonya Kim pikir Anggap saja sebagai sesama wanita, jadi
merasa kasihan melihat Hyun Joo dimanfaatkan.
“Kau akan
segera mengetahui alasan lainnya.” Ucap Nyonya Kim. Hyun Joo mengaku tidak mau
tahu, dan juga tidak peduli.
“Tolong
jangan hubungi aku soal ini lagi.” Tegas Hyun Joo lalu melangkah pergi. Nyonya
Kim sempat terdiam.
Hyun Joo
duduk di ruangan kerjanya, melihat "Kontrak Kerja Produksi Webtoon"
lalu mengingat yang dikataka Nyonya Kim “Saat kali pertama bertemu denganmu, aku meragukan
penglihatanku. Kau sangat mirip dengan wanita yang dikencani Pak Hwang dahulu
sekali.”
Ia terdam
dan melihat pesan diponselnya “Apa Kau akan mengirimkan draf pertama kontraknya
hari ini?” Hyun Joo pun meminta agar bisa sadar dan tak perlu memikirkan yang
lainya.
Manager
Jung datang memberikan catatan perawatan psikologis Pak Hwang. Nyonya Kim pun
mengucapkan Terima kasih lalu melihat "Rekam Medis, Pasien, Hwang Ji
Woo" dan melihat catatan "Pasien ini mengingat tiga kehidupan masa
lalunya"
“Apa Dia
ingat kehidupan masa lalunya?” Bagaimana Pak Hwang mengingat ini kata Nyonya
Kim kaget membaca "Namanya Kang Jin
Ho dan lahir di keluarga biasa"
“Tidak...
Tidak mungkin.” Ucap Nyonya Kim tak percaya lalu menerima telp Hwang Ji Woo
dari Farmasi Sunwoo.
“Aku ingin
bertemu denganmu hari ini. Apa Kau punya waktu?” ucap Ji Woo dengan wajah
dingin.
Ji Woo
mengirimkan pesan ingin tahu keberadaanya. Hyun Joo menjawab akan segera
meninggalkan kantor dan akan tiba dalam 30 menit. Da Eun tiba-tiba datang
dengan wajah panik. Hyun Joo bertanya Apa terjadi sesuatu.
“Aku
mendapat telepon dari Osori, dan dia bilang kontraknya salah. Dia mendapatkan
kontrak Jo Honey.” Ucap Da Eun. Hyun Joo kaget mendengarnya dan langsung
mengeluarkan ponselnya
“Halo.. Maafkan
aku. Akan kubawakan kontraknya kepadamu.”ucap Hyun Joo pada Osori.
“Bukan
itu masalahnya. Kenapa bonusku lebih rendah dari seniman webtun Jo itu? Aku
tidak akan tanda tangan.” Kata Osori marah
“Tunggu.
Biar kujelaskan secara langsung. Apa Kau sudah pulang? Atau haruskah aku pergi
ke studiomu?” kata Hyun Joo
“Lupakan
saja. Aku di Pulau Jeju. Kita bicara nanti. Aku tidak akan menjawabnya jika
bukan kamu. Aku hanya mengangkatnya karena ingin penjelasan darimu.” Kata Osori
marah
“Aku
sungguh minta maaf. Aku akan meneleponmu. Baiklah.” Kata Hyun Joo lalu mengeluh
kalau sudah gila.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Da Eun khawatir. Hyun Joo meminta maaf dan menurutnya
ini buruk
“Aku akan
segera bertemu dengannya. Jangan khawatir dan kembalilah bekerja... Maafkan
aku.” Kata Hyun Joo. Da Eun pun keluar dari ruangan. Hyun Joo mengeluh apa yang
terjadi padanya.
Hyun Joo
melihat gampang Do Gyum dan berkomentar kalau Cerita yang sudah direvisi jauh
lebih baik meurutnya Sulit mengikuti perasaan karakter utama wanita di cerita
sebelumnya. Ia berkomentar kalau Do Gyum memiliki adegan akhir yang bagus untuk
setiap episode.
“Untuk
episode kesepuluh, aku akan mengirimkan versi revisi berdasarkan pertemuan
kita.” Ucap Hyun Joo dan melihat Do Gyum hanya diam saja.
“Kau
tidak enak badan hari ini, ya? Apa Kau sakit? Kau terkena flu?” ucap Hyun Joo
ingin memegang dahi Do Gyum tapi Do Gyum malah menghindarinya.
“Aku
tidak sakit... Apa Kau sudah memeriksa webtoon pendek yang kuberikan padamu
tempo hari?” kata Do Gyum
“Apa?..Belum...
Kau bilang aku tidak perlu terburu-buru.” Ucap Hyun Joo berbohong. Do Gyum
mengerti.
Hyun Joo
berjalan keluar dari rumah sempat melihat kebelakang. Do Gyum pun melihat dari
jendela kamarnya, lalu hanya bisa terdiam. Hyun Joo akhirnya kelua dari rumah.
Flash
Back
Do Gyum
masuk ke cafe dari kejauhan melihat Hyun Joo yang sudah membaca buku yang
diberikanya. Ia sengaja menunggu sampai Hyun Joo membaca semua ceritanya. Tapi Hyun
Joo sudah berbohong dan ini sudah kedua kalinya.
Hyun Joo
berjalan pulang dan tiba-tiba hujan turun deras. Ia pun mencari tempat
berteduh, Seorang datang dengan membawakan payung. Do Gyum memberikan payung
untuk Hyun Joo. Hyun Joo memastikan kalau baik-baik saja.
“Aku
hanya lelah.. Hati-hati di jalan.”ucap Do Gyum lalu berjalan pulang dan
langsung menangis dibawah hujan yang deras.
Di rumah
Nyonya
Jung menatap ponselnya merasa tidak tahu
bagaimana keadaan Do Gyum dan Akan menyenangkan jika dia datang untuk makan
malam. Ia pun mengeluh sendi dan Punggungnya juga sakit setelah melipat handuk.
Ia lalu melihat ke jendela berpikir karena hujan jadi punggungnya sakit.
Ia lalu
melihat kursi pijat didepanya, dan mencobanya. Tiba-tiba Tuan Seo keluar dari
kamar. Nyonya Jung langsung melompat dan pura-pura duduk menemukan sehelai
rambut dilantai.
“Kenapa
bagian ini panas sekali? Seolah-olah ada yang bangkit setelah mendudukinya.” Ucap
Tuan Seo memeriksanya.
“Apa Kau
tidak lihat aku sedang mengambil rambut? Berhentilah mencurigaiku.” Kata Nyonya
Jung
“Benar.
Jika kau punya hati, kau tidak akan berani meletakkan bokongmu di kursi pijat yang
dibelikan Do Gyum untukku. Jangan coba-coba menyentuhnya. Kau dibutakan oleh
uang, jadi, kau berpaling dari putramu yang setia.” Ucap Tuan Seo marah
“Apa kita
masih membahas itu? Menantuku, Pak Hwang... Tidak. Peluang kita menyambut Pak
Hwang atau Do Gyum sebagai menantu kita sudah lenyap!” kata Nyonya Kim marah
“Itu
tidak menghapus fakta bahwa kamu mengkhianati kami. Jika begini, kau akan
mengukirnya di batu nisanku begitu aku mati.” Kata Tuan Seo
“Kau
picik sekali dengan kursi ini. Baiklah, tidak akan kupakai. Apa Kau senang?”
ucap Nyonya Kim marah dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
“Aku akan
pergi ke sauna.” Ucap Tuan Kim berbicara pada istrinya.
“Astaga.
Aku tidak peduli dia pergi ke sauna atau Arab Saudi.” Ucap Nyonya Jung kesal
lalu mendengar Tuan Kim akan pergi ke sauna.
“Do Gyum
membelinya untuk kami. Kenapa aku tidak boleh pakai? Astaga, dia picik sekali..
Ini menyenangkan. Bagus. Itu tepat sasaran.” Kata Nyonya Jung merasa badanya
terasa enak.
“Ada apa
dengan ini? Apa ada pemadaman listrik?” ucap Nyonya Jung binggung karena
tiba-tiba berhenti
Tidak ada
pemadaman. Aku baru menarik kabelnya.” Kata Tuan Seo tiba-tiba ada dibelakang
menarik stop kontak.
“Kau
mengejutkanku. Apa yang kau lakukan?Apa Kau mau membalasku?” ucap Nyonya Jung
“Aku
tidak akan membalasmu. Keadilan sudah ditegakkan...Dan...” kata Tuan Seo
mengeluarkan sebuah dress.
“Tunggu,
itu... Menantuku... Tidak. Pak Hwang membeli gaun bermerek itu. Apa yang akan
kau lakukan dengan itu?” kata Nyonya Jung panik melihat gaunya.
“Saat
kulihat waktu itu, ini agak kebesaran padamu. Entahlah. Pak Hwang mungkin
mengirim ini untuk kupakai.” Kata Tuan Seo
“Tidak.
Jangan lakukan itu. Tidak! Astaga. Kamu melonggarkan gaunnya! Apa Kau tahu
berapa harganya?”ucap Nyonya Jung paik
“Aku akan
tahu berapa harganya setelah memakainya...Coba kulihat. Aku harus menarik napas
dalam-dalam.” Kata Tuan Seo memaksa untuk memakai gaun dan dikancing.
Nyonya
Jung berteriak marah saat kancingnya terlepas. Tuan Seo panik dan Nyonya Jung
bisa melepaskan tanganya dari kursi. Tuan Seo pikir taman riwayatnya dan
langsung bergegas pergi. Nyonya Jung langsung mengejarnya.
Nyonya
Kim masuk ruangan "Ruangan CEO" dengan wajah dingin bertanya Kenapa
ingin menemuinya hari ini. Ji Woo bertanya apakah Nyonya Kim berencana menjalankan
bisnis terkait webtoon. Nyonya Kim bingung. Ji Woo pikir Nyonya Kim tampak sangat
tertarik dengan Hyun Joo.
“Sangat sulit
bagiku untuk menemukannya. Aku butuh waktu lama untuk mempekerjakan dia.
Kuharap kau tidak mendekati orang-orangku tanpa sepengetahuanku.” Kata Ji Woo
“Jangan
khawatir. Aku tidak berencana menjalankan bisnis terkait webtoon. Selain itu,
orang yang membuatku tertarik bukan Nona Seo. Tapi kau, Pak Hwang.” Kata Nyonya
Kim mengakui
“Farmasi
Sunwoo adalah perusahaan penting bagi rumah sakit kami. Aku mendengar rumor
aneh, jadi, aku mulai tertarik.” Kata Nyonya Kim. Ji Woo ingin tahu Rumor aneh
apa?
“Rumor
bahwa kau menjalani pengobatan psikologis. Itu mungkin terdengar konyol, tapi
kudengar kau membuat pernyataan bahwa kau mahasiswa di Universitas Hanguk di
kehidupanmu sebelumnya, dan kau ditangkap dan disiksa karena menjadi bagian
dari demonstrasi siswa.”ucap Nyonya Kim
“Itu
tidak masuk akal. Satu hal yang disayangkan. Jika dahulu aku mahasiswa hukum di
Universitas Hanguk, aku tidak perlu pekerjakan pengacara untuk perusahaanku.” Kata
Ji Woo
“Aku
tidak pernah mengatakan apa pun tentang mahasiswa hukum.” Ucap Nyonya Kim
“Kau
benar.. Bagaimana aku tahu?” ucap Ji Woo sengaja menyingungnya. Nyonya Kim pun
memilih pamit pergi mengaku sudah ada janji.
“Kim Sun
Hee. Bukan, Kim Su Jeong... Pimpinan...” kata Ji Woo sebelum Nyonya Kim keluar
ruangan.
Nyonya Kim
hanya terdiam saat keluar ruangan dan akhirnya masuk ruanga melihat foto
kenanganya. Ia melihat foto yang mirip dengan Hyun Joo duduk dibangku taman.
Flash Back
Nyonya
Kim yang masih muda membawa banyak buku menuruni tangga, saat itu seseorang menabraknya
dan membuat semua bukunya jatuh. Jin Hoo daang menolong memastikan kalau Nyonya
Kim tak terluka dan baik-baik saja. Nyonya Kim menagku baik-baik saja dan
mengucapkan Terima kasih.
Nyonya
Kim duduk di halaman kampus sambil menikmati Jin Hoo yang menyanyikan lagu
sambil memainkan gitarnya. Ia seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.
Nyonya
Kim pergi ke tempat "Mendiang Kang Jin Ho" sambil mengeluh kalau Jin
Ho menolak memberinya kesempatan sampai
akhir. Ia yang menaruh kota musik untuk Jin Ho.
Nyonya
Kim yang mengingat semua kenangan buruknya akhirnya hanya bisa menangis.
Hyun Joo
kembali bertemu dengan dokter mengaku
Sejak beberapa hari lalu, terus mendengar melodi khusus dalam mimpinya
jadi merasa masih bisa mendengarnya bahkan saat bangun dan juga merasa sedikit
sedih. Dokter pikir mereka harus mencari tahu itu melodi apa hari ini.
“Kita
akan memasuki mimpimu.” Ucap Dokter. Hyun Joo pun membuat duduknya jadi lebih
relax
“Katakan apa
yang kamu lihat di depanmu.” Kata Dokter. Hyun Joo menjawab Kotak musik.
“Aku
melihat toko yang menjual kotak musik.” Ucap Hyun Joo yang melihat dirinya
keluar dari toko musik.
“Apa Kau
mendengar melodinya?” tanya Dokter. Hyun Joo mengaku tidak dan menurutnya ada
yang aneh.
“Aku
tidak mendengar apa pun. Bahkan tidak ada suara.” Ucap Hyun Joo
“Kalau
begitu, kita akan pindah ke tempat berikutnya. Fokuslah pada melodinya.” Kata Hyun
Joo berjalan meninggalkan "Toko Kotak Musik"
“Seorang
mahasiswi sedang duduk.”ucap Hyun Joo. Dokter bertanya apakah Hyun Joo lihat
wajahnya an Bisa beri tahu fitur khususnya.
“Aku
tidak bisa melihat wajahnya.” Ucap Hyun Joo melihat sosok yang bermain gitar
tapi tak terlihat wajahnya.
“Dia
memakai anting-anting. Kotak musik.” Kata Hyun Joo akhirnya melihat wanita
memakai anting dan akhirnya ia tersadar.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Dokter memberikanya minum. Hyun Joo mengaku baik-baik saja.
“Apa aku
terhipnosis dengan semestinya hari ini? Kenapa tiba-tiba aku bangun?” ucap Hyun
Joo bingung
‘Saat kau
lelah atau sensitif, kau tidak akan bisa terhipnosis. Jangan khawatir.” Kata Dokter.
Hyun Joo
keluar dari klinik kaget melihat Ji Woo dan bertanya apakah menjalani terapi
hari ini, Ji Woo megaku tidak tapi datang karena khawatir. Hyun Joo mengaku mengakhiri
sesinya dengan baik. Ji Woo pikir akan mengantar Hyun Joo pulang.
“Tidak
apa-apa. Aku akan naik taksi.” Kata Hyun Joo berjalan pergi dan karena terburu-buru
menabrak seorang wanita yang membawa jus jerk
“Maafkan
aku... Maafkan aku..” ucap Hyun Joo dan si wanita pun berjalan pergi sambil
meminta maaf juga.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Ji Woo datang langsung mengelap sandal Hyun Joo yang
terkena jus jeruk Hyun Joo merasa tak enak hati meminta agar membiarkan saja.
Hyun Joo
terdiam melihat sapu tangan yang dipakai Ji Woo lalu berkomentar Ini bunga
pohon sutra. Ji Woo membenarkan. Hyun Joo mengingat yang dikatakan Nyonya Kim.
“Mereka bertunangan
dan hendak menikah, tapi setelah kehilangan kekasihnya dalam kecelakaan, dia
sangat kesulitan. Aku yakin dia menganggapmu sebagai salinan atau pengganti.”
“Pak
Hwang...Lupakan saja. Aku akan pergi sekarang.” Ucap Hyun Joo melangkah pergi.
Hyun Joo
terus minum di rumah dengan Min Jung. Min Jung mengeluh Hyun Joo yang tidak bertanya siapa Min Ju, Ia tahu Hyun Joo
tidak bisa tidur beberapa hari ini Ini semua karena Ji Woo. Hyun Joo pun
bingung kenapa bisa seperti ini.
“Aku harus
mencari tahu, tapi di saat bersamaan, apa gunanya bertanya kepadanya? Tapi itu
membuatku kesal, dan aku tidak bisa fokus pada pekerjaanku.” Ucap Hyun Joo penasaran.
“Astaga,
aku tidak terbiasa melihatmu seperti ini. Aku tidak pernah melihatmu bersikap
seperti ini karena pria sebelumnya. Meski kita sudah berteman sejak usia lima
tahun. Kau tidak tahu apa artinya?” ucap Min Jung
Saat itu
pesan masuk ke ponsel Hyun Joo. Hyun Joo memberitahu kalau itu Pak Hwang. Dan membaca
“Kudengar makan makanan manis bisa membantu saat suasana hati buruk. Aku
meninggalkan pencuci mulut untukmu di depan pintu.”
Hyun Joo
akhirnya berlari keluar dari rumah dan melihat Ji Wo okan pergi lalu
memanggilnya. Ia pun membahas Ji Woo yang bilang ingin tahu apa yang
menyusahkannya dan mengaku kalau itu kareana Ji Woo.
“Apa aku
sungguh mirip dengannya? Seperti wanita itu, Song Min Ju?” ucap Hyun Joo berani
bertanya. Ji Woo kaget mendengarnya.
“Apa
makna di balik semua yang kau katakan kepadaku dan lakukan untukku? Kukira kau
tulus, tapi apa aku salah? Kenapa kau datang jauh-jauh kemari? Apa Kau datang
karena mencemaskanku?” kata Hyun Joo
“Aku... Seharian
aku tidak bisa tidur atau makan dengan teratur karena hal itu. Aku bahkan
membuat kesalahan di kantor. Semuanya menjadi berantakan. Jadi, jujurlah
kepadaku. Siapa orang yang benar-benar kau cintai?” kata Hyun Joo
Saat itu
Ji Woo menarik Hyun Joo dan langsung menciumnya. Hyun Joo langsung melihat
kehidupan masa lalunya Ji Woo. Saat memberikan saputangan dengan gambar bunga
sutra, lalu pergi dengan gaun merah, tapi tak pernah melihat wajahnya.
Hyun Joo
akhirnya melihat Min Ju dengan diatas mercusuar lalu mereka berciuman. Saat itu
Hyun Joo bisa melihat wajah yang sama dengan Ji Woo yang selama ini tak bisa
dilihatnya.
Bersambung
ke episode 19
Cek My Wattpad... ExGirlFriend
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar